(Studi Kasus PT.Mandiri Pratama Group)
Transcript of (Studi Kasus PT.Mandiri Pratama Group)
SKRIPSI
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI
VLAN DALAM BENTUK SIMULASI
(Studi Kasus PT.Mandiri Pratama Group)
Oleh:
HAMIMAH
204091002531
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M / 1432 H
i
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI
VLAN DALAM BENTUK SIMULASI
( Studi Kasus PT.MANDIRI PRATAMA GROUP )
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Hamimah
204091002531
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
2011 M/1432 H
iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Pengembangan Sistem Jaringan LAN menjadi VLAN
dalam bentuk simulasi pada PT. Mandiri Pratama Group”. yang ditulis oleh
HAMIMAH dengan NIM 2040.9100.2531 telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam
Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal Selasa 29 Maret 2011.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, 29 Maret 2011
Penguji I Penguji II
Victor Amrizal, M.Kom Khodijah Hulliyah, M.SiNIP. 150 411 288 NIP. 19730402 2001122 001
Pembimbing I Pembimbing II
Herlino Nanang, MT Andrew Fiade, M.KomNIP.19731209 2005011 002 NIP.19820811 2009121 004
Mengetahui,Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Informatika
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Yusuf Durrachman, M.Sc
NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19710522 200604 1 002
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR –
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, APRIL 2011
HAMIMAH
204091002531
v
ABSTRAK
Hamimah, Pengembangan Sistem jaringan LAN menjadi VLAN dalam bentukSimulasi pada PT. Mandiri Pratama Group, Dibimbingan oleh Bapak HerlinoNanang dan Bapak Andrew Fiade.
PT. Mandiri Pratama Group adalah Perusahaan Outsourcing denganspesialisasi pada bidang penyediaan tenaga kerja dan kontraktor. Perusahaan inimempunyai beberapa departemen yang menghubungkan lebih dari 50 PersonalComputer (PC) dalam satu jaringan tentunya akan banyak mengalami traffic padajaringan tersebut. Untuk itulah Virtual LAN menjadi sesuatu hal yang dapatmemecahkan permasalahan tersebut. Karena dalam pembuatan Virtual LAN, jaringanlokal akan dikelompokan ke dalam jaringan – jaringan kecil, hal tersebut akanmembantu lebih mengoptimalisasikan lagi unjuk kerja jaringan. Oleh karena itupenulis tertarik mengembangkan sistem jaringan pada perusahaan ini, denganmetodologi yang digunakan yaitu Metodologi Pengembangan Sistem NDLC Networkseperti konfigurasi jaringan, volume traffic jaringan, protocol, monitoring network.Media yang digunakan adalah Switch fungsi untuk menghubungkan dua atau lebihjaringan dan bertugas sebagai perantara dalam menyampaikan data. Tanpa media ini,maka tidak dapat saling terhubung dan tidak ada aliran data. Dengan sistem yangpenulis kembangkan ini, diharapkan dapat mengatasi traffic jaringan tersebut,sehingga kinerja jaringan tersebut lebih optimal.
Kata kunci: Vlan, Jaringan,Traffic,Switch,NDLC,Monitoring Network
V Bab + xx Halaman + 143 Halaman + 23 Tabel + 52 Gambar + Daftar Pustaka :13(2003-2008)
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdulillah segala puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah - Nya, rahmat dan maghfirah -
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini, Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad
SAW. Amin.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan, saran,
kritik, serta dukungan mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak
Yusuf Durrachman, M.Sc selaku ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Herlino Nanang, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membantu dalam penyelesain skripsi ini. Bapak Andrew Fiade, M.Kom
selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu juga dalam
penyelesain skripsi ini. Seluruh Dosen dan Karyawan Non reguler Fakultas
Sains dan Teknologi , UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
3. Perusahaan PT. Mandiri Pratama Group yang telah memberikan izin kepada
peneliti untuk melakukan studi kasus.
4. Kedua Orang Tua (mama dan Alm.Bapak) dan Keluargaku (Nenekku, k’eva,
B’seri, K’firman,K’Mala, Adik Rusli) yang selalu memberikan do’a, motivasi
dan dukungan, baik material maupun spiritual. Serta sahabatku (Qiqit) yang
salalu berikan motivasi dan selalu mengingatkan. Semua teman-teman
seperjuangan angkatan 2004 TI dan SI (Nita, umi, Maksus, Dimas, Danang,
fila, Eja, Imah, Jay, Dawim, Iyas,dll) yang gak sebut namanya jangan marah
ya. Terima kasih buat andri yang telah manbantu dan mengajari selama
skripsi, serta semua pihak - pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan
skripsi ini.
Akhir kata, Semoga dengan laporan ini dapat berguna bagi pembaca,
memberikan pemikiran baru yang berguna yang dapat disumbangkan bagi
pengembangan ilmu sains dan teknologi dan memberikan manfaat bagi pihak
yang membutuhkannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Mei 2011
HAMIMAH
204091002531
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................. i
Lembar Persetujuan ........................................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian................................................................. iii
Lembar Pengesahan PT. Mandiri Pratama Group............................ iv
Abstrak............................................................................................. v
Kata pengantar ................................................................................... vi
Daftar Istilah....................................................................................... viii
Daftar Isi............................................................................................. x
Daftar Gambar ................................................................................... xiv
Daftar Tabel........................................................................................ xvi
Daftar Lampiran................................................................................ xvii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah....................................................................... 4
1.4 Tujuan Penulisan...................................................................... 5
1.5 Manfaat Penulisan.................................................................... 5
1.6 Metodologi Penilitian............................................................... 6
1.6.1 Metode Pengumpulan Data........................................... 6
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem..................................... 6
1.7 Sistematika Penulisan............................................................... 7
BAB II : LANDASAN TEORI............................................................. 9
2.1 Pengertian Jaringan................................................................... 9
2.1.1 Manfaat Jaringan.......................................................... 9
2.2 Jaringan Lan.............................................................................. 10
2.2.1 Topologi Jaringan......................................................... 11
2.2.1 Topologi Star................................................................. 11
2.2.2 Topologi Extended Star................................................. 12
xi
2.2.3 Topologi Hierarchical / Tree.......................................... 13
2.3 Simulasi……………………………………………………….. 14
2.4 Peralatan Jaringan..................................................................... 14
2.4.1 Switch............................................................................ 15
2.4.2 Router............................................................................ 16
2.4.2.1 TCP/ IP……………………………………….. 17
2.4.2.2 IPX/SPX............................................................ 18
2.4.2.3 Routing Protocol …………………………… 18
2.4.2.4 Routing Table………………………………… 19
2.4.2.5 DCE atau DTE ……………………………….. 19
2.5 IP Adderss................................................................................. 21
2.5.1 NIC................................................................................ 26
2.6 IP Private.................................................................................. 27
2.7 IP Broadcast............................................................................... 28
2.8 Subnetting.................................................................................. 28
2.9 CIDR........................................................................................... 33
2.10 Model Jaringan OSI Layer.......................................................... 37
2.9.1 Tujuan Model OSI........................................................... 38
2.9.2 Dua Group OSI................................................................ 38
2.9.3 Tujuh Layer OSI.............................................................. 39
2.11 Vlan (Virtual Local Area Network)............................................ 41
2.11.1 Pengertian Vlan............................................................... 41
2.11.2 Tipe-Tipe Vlan................................................................ 42
2.11.3 Metode Keanggotaan Vlan............................................. 42
2.11.4 Manfaat Vlan................................................................... 43
2.11.5 Struktur Vlan OSI Data Link........................................... 44
2.12 VTP ( Virtual Trunking Protokol)................................................ 44
2.12.1 Pengertian VTP............................................................... 44
2.12.2 Manfaat VTP..................................................................... 45
2.12.3 Metode VTP...................................................................... 45
2.13 Perbandingan Vlan dan Lan.......................................................... 45
xii
2.14 Pengenalan Packet Tracer 5.2...................................................... 46
2.14.1 Layar Utama Packet Tracer 5.2...................................... 47
2.15 Network Development Life Cycle................................................ 54
2.15.1 Tahapan NDLC.................................................................. 55
2.16 Kebutuhan Pengembangan Internetworking (GNDP).................... 59
2.17 Studi Literatur Sejenis.................................................................. 65
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN................................................68
3.1 Kerangka Pemikiran...................................................................... 68
3.2 Metode Pengumpulan Data........................................................... 69
3.3 Metode Pengembangan Sistem...................................................... 72
BAB IV : PEMBAHASAN DAN UJI COBA.......................................... 75
4.1 Gambaran Umum Perusahaan....................................................... 75
4.1.1 Sejarah Perusahaan............................................................ 75
4.1.2 Data Umum Perusahaan..................................................... 76
4.1.3 Pengalaman Kerja............................................................... 78
4.1.4 Struktur Oraganisasi............................................................ 79
4.2 Tahapan Perencanaan...................................................................... 80
4.2.1 Identifikasi Masalah.......................................................... 80
4.2.2 Mendefinisikan Masalah..................................................... 80
4.2.3 Menentukan Tujuan sistem Jaringan.................................. 81
4.2.4 Mengidentifikasi Kendala Sistem.................................. 81
4.3 Analisa Sistem dan Perancangan............................................... 82
4.3.1 Analisis Sistem Berjalan............................................... 82
4.3.1 Analisa Sistem yang Dikembangkan............................. 83
4.3.3 Perancangan Sistem....................................................... 85
4.4 Dasar Perintah Mengkonfigurasi Vlan....................................... 87
4.4.1 Menonaktifkan Setiap Port Pada Switch........................ 87
4.4.2 Mengkonfigurasi Vlan pada Switch............................... 90
4.4.3 Memberikan Nama Vlan................................................ 91
4.4.4 Switch Dijadikan Trunking............................................. 92
4.4.5 Konfigurasi Router Antar Vlan..................................... 93
xiii
4.5 Pembahasan VLAN Packet Tracer 5.2...................................... 95
4.5.1 Konfigurasi Vlan 10 ( Office_10).................................. 97
4.5.2 Konfigurasi Vlan 20 ( Marketing)................................. 108
4.5.3 Konfigurasi Vlan 30 ( Sample)..................................... 113
4.5.4 Konfigurasi Vlan 40 ( Exim)........................................ 118
4.5.5 Konfigurasi Vlan 50 (Office_02)................................. 123
4.5.6 Konfigurasi Vlan Central ( Native 99).......................... 128
4.5.7 Konfigurasi Router........................................................ 129
4.6 Uji Coba Jaringan...................................................................... 132
4.7 Grafik Performance Jaringan.................................................... 136
4.8 Evaluasi Jaringan Vlan.............................................................. 137
BAB V : PENUTUP.............................................................................. 139
5.1 Kesimpulan................................................................................ 139
5.2 Saran.......................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 141
Lampiran.............................................................................................. 143
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Topologi Jaringan ........................................... 13
Gambar 2.2 Cisco Switch 2950 ............................................................ 16
Gambar 2.3 Cisco Router 2600 series ..................................................... 17
Gambar 2.4 DCE atau DTE................................................................... 20
Gambar 2.5 Alamat Network…………………………………………. 22
Gambar 2.6 Penggunaan IP Address…………………………………. 22
Gambar 2.7 command Prompt......................................................... 25
Gambar 2.8 Network Interface Card………………………………… 27
Gambar 2.9 IP Broacast........................................................................ 28
Gambar 2.10 Dua Group layer OSI……………………………………. 38
Gambar 2.11 Urutan Layer OSI dari Lower layer ke Upper Layer…... 41
Gambar 2.12 Struktur Vlan OSI dari Data Link………………………. 44
Gambar 2.13 Layar utama Packet Tracer 5.2......................................... 47
Gambar 2.14 Tools dan Fitur Packet Tracer 5.2.................................... 47
Gambar 2.15 Tampilan Layar Tab Physical pada switch 2590……….. 50
Gambar 2.16 Tampilan Layar Tab Config pada switch 2590…………. 51
Gambar 2.17 Tampilan Layar Tab CLI pada switch 2590…………….. 51
Gambar 2.18 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.............................. 52
Gambar 2.19 Tampilan Layar Tab CLI pada Router............................... 53
Gambar 2.20 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.............................. 53
Gambar 2.21 Tahapan NDLC……………………………………… 55
Gambar 2.22 General Network Designn Process …………………… 60
Gambar 2.23 Model Hirarki ………………………………………….. 63
Gambar 3.1 Tahapan NDLC (Network Development Life cycle)… 73
Gambar 3.2 Metode Penelitian……………………………………… 75
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan………………………. 79
Gambar 4.2 Analisis Sistem yang berjalan........................................ 82
Gambar 4.3 Analisis yang dikembangkan......................................... 84
xv
Gambar 4.4 Topologi Diagram (Star Topologi)............................... 86
Gambar 4.5 Switch Catalyst 2950 series.......................................... 88
Gambar 4.6 Model Trunk................................................................. 92
Gambar 4.7 Topologi Jaringan......................................................... 95
Gambar 4.8 Area VLAN 10............................................................ 97
Gambar 4.9 Cara Memasukan Perangkat Jaringan.......................... 98
Gambar 4.10 Bentuk Fisik dari Switch.............................................. 98
Gambar 4.11 Pemberian Nama pada switch..................................... 99
Gambar 4.12 konfirgurasi manual................................................... 99
Gambar 4.13 Keterangan Nama pada switch.................................. 100
Gambar 4.14 Port Switch............................................................... 101
Gambar 4.15 Pemberian Nama pada PC.......................................... 106
Gambar 4.16 Bagian Desktop……………………………………… 107
Gambar 4.17 Konfigurasi IP……………………………………….. 107
Gambar 4.18 Topologi VLAN 20 (Marketing)................................... 108
Gambar 4.19 Topologi VLAN 30 (Sample)...................................... 113
Gambar 4.20 Topologi VLAN 40 (Exim)......................................... 118
Gambar 4.21 Topologi VLAN 50 (Office_02).................................. 123
Gambar 4.22 Topologi Vlan Native ................................................. 128
Gambar 4.23 Tampilan Output.......................................................... 132
Gambar 4.24 Ping VLAN 10............................................................. 134
Gambar 4.25 Ping Gagal Dilakukan.................................................. 135
Gambar 4.26 Ping Berhasil Dilakukan............................................... 136
Gambar 4.27 Grafik Performance Jaringan...................................... 137
viii
DAFTAR ISTILAH
Acknowledge Tanda dari terminal penerima bahwapengiriman pesan telah sampai tanpaada kesalahan. Acknowledge berasaldari kata Acknowledgement.
Virtual Tidak nyata. Digunakan umumnyauntuk sesuatu bayangan kejadiandunia nyata yang dibentuk melaluiteknologi. Seperti Virtual Reality,Virtual Community, dsb.
Virtual LAN Suatu device atau user yangpertukaran informasinya cukupbanyak, biasa menempatkaninformasinya pada segmen yang sama.Tujuannya adalah agar membantuoperasi switch LAN berjalan denganefisien, dengan cara memelihara isiinformasi dari suatu trafik dengan portyang spesifik. Konsep utama dariVLAN ini adalah dengan caramenempatkan data berdasarkanpenempatan port.
Router Alat penghubung antara LAN danInternet yang merutekan transmisiantara keduanya.
Routing Information Protocol (RIP) Protokol yang digunakan untukmenyebarkan informasi routing dalamjaringan lokal (terutama yangbermedia broadcast seperti Ethernet).
Data Link Metode pengiriman data dari suatutempat ke tempat lain. Bisa berupasaluran telepon, kabel koaksial,gelombang radio, gelombang mikro,bahkan sinar laser.
DCE (Data Circuit TerminatingEquipment)
Peralatan yang melakukan konversidan pengkodean sinyal danmenghubungkan DTE pada sebuahjaringan.
Dumb Terminal Komputer yang hanya dapatmenampilkan apa yang dapat diterimadan tidak dapat melakukanpemrosesan lain.
TCP/IP (Transmission ControlProtocol/Internet Protocol)
Protokol komunikasi yang mula-muladikembangkan oleh Departemen
ix
Pertahanan AS. TCP/IP menyediakanjalur transportasi data sehinggasejumlah data yang dikirim oleh suatuserver dapat diterima oleh server yanglain. TCP/IP merupakan protokol yangmemungkinkan sistem di seluruhdunia berkomunikasi pada jaringantunggal yang disebut Internet
Bridge Perangkat yang menghubungkanjaringan secara fisik dengan caramenggandeng dua buah LAN yangmenggunakan protokol sejenis. Bridgeyang mempunyai kemampuan untukmengawasi lalu lintas data sehinggadapat memberikan informasi tentangvolume lalu lintas dan kesalahanjaringan.
ProtokolSuatu kesepakatan mengenaibagaimana komunikasi akandilakukan
Network Sekelompok komputer yangterhubung yang bisa saling berbagisumber daya (seperti printer ataumodem) dan data.
Gateway Sebuah komputer yang melayanikonversi protokol antara beberapa tipeyang berbeda dari suatu network atauprogram aplikasi. Sebagai contoh,sebuah gateway dapat meng-convertsebuah paket TCP/IP menjadi paketNetWare IPX atau dari Apple Talkmenjadi DECnet, dan lain-lain.
Ping Packet Internet Groper. Suatu programtest koneksi yang mengirim suatupaket data kepada host danmenghitung lamanya waktu yangdibutuhkan untuk proses pengirimantersebut.
Command Sebutan untuk kata-kata yangmeminta komputer melaksanakansesuatu tugas.
Internet Control Message Protocol(ICMP)
Protokol yang digunakan untukmengatur perilaku IP. ICMP berperanmembantu menstabilkan kondisijaringan.
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Configuration
2. Hasil Wawancara
3. Observasi
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 IP Address.......................................................................... 22
Tabel 2.2 kelas IP Address................................................................ 23
Tabel 2.3 IP address bilangan Decimal dan Binary.......................... 24
Tabel 2.4 IP Addres jumlah network ID dan jumlah Host………… 24
Tabel 2.4 Kelompok IP Private Address…………………………… 27
Tabel 2.5 Subnet Menghitung jumlah Host......................................... 31
Tabel 2.5 Konversi Subnetting........................................................... 31
Tabel 2.6 subnet mask binary 1........................................................... 32
Tabel 2.7 subnet mask binary 1.................................................... 33
Tabel 2.8 CIDR (Classless Inter Domain Routing)…………………. 34
Tabel 2.9 Jumlah binary 1 pada Oktat 2.............................................. 35
Table 2.10 binary 0 pada oktat 2……………………………………. 36
Tabel 2.11 untuk IP Address 130.20.0.0/20....................................... 37
Tabel 4.1 VLAN................................................................................. 96
Tabel 4.2 Pengalamatan IP................................................................. 96
Tabel 4.3 Penjelasan Port..................................................................... 101
Tabel 4.4 Daftar Pengalamatan Vlan 10…………………………….. 105
Tabel 4.5 Penjelasan Port.................................................................... 108
Tabel 4.6 Daftar Pengalamatan IP Vlan 20………………………….. 112
Tabel 4.7 Penjelasan Port..................................................................... 114
Tabel 4.8 Daftar Pengalamatan IP Vlan 30......................................... 117
Tabel 4.9 Penjelasan Port.................................................................... 119
Tabel 4.10 Daftar Pengalamatan IP Vlan 40.................................... 122
Tabel 4.11 Penjelasan Port............................................................... 124
Tabel 4.12 Daftar Pengalamatan IP Vlan 50.................................... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dewasa ini pemakaian internet diseluruh dunia sudah
menunjukan suatu kebutuhan. Dengan adanya internet orang ataupun
organisasi dapat saling berkomunikasi maupun berbagi sumber daya yang
ada secara cepat atau realtime, tanpa harus melakukan atau menunggu
pengiriman data yang memakan waktu dan biaya yang disebabkan jarak
yang cukup jauh.
Perkembangan teknologi tidak lepas dari perkembangan teknologi
jaringan maupun hardwarenya Jaringan komputer tersebut dapat
dikelompokkan yang terdiri dari tiga jenis diantaranya adalah LAN
(Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network) dan WAN
(Wide Area Network). Dalam membangun suatu jaringan komputer
dibutuhkan kemampuan teknik dalam bidang jaringan, namun pada
kenyataannya tidak banyak orang yang menguasai pengetahuan tersebut
dibandingkan dengan para pengguna internet, untuk itu masih banyak
dibutuhkan orang-orang yang dapat membangun suatu jaringan sampai
dapat dimanfaatkan agar lebih baik lagi.( Yani, 2007:2)
Pada saat ini di setiap perusahaan tentunya sudah ada sistem
informasi jaringan untuk mendorong kegiatan dan kinerja perusahaannya.
Salah satunya adalah PT. Mandiri Pratama Group yang merupakan
2
perusahaan yang bergerak di bidang outsourcing pencari tenaga kerja
untuk ditempatkan di perusahaan – perusahaan lain. Untuk sistem jaringan
pada PT. Mandiri Pratama Group, ada 50 PC yang terkoneksi dalam satu
jaringan LAN (Local Area Network), dan ada beberapa departemen dalam
PT. Mandiri Pratama Group yaitu bagian HRD, Personalia, Office, dan
Marketting. Adapun permasalahan yang sering terjadi dalam sistem
informasi jaringan PT. Mandiri Pratama Group, seperti kemacetan jaringan
dalam pengiriman data di lingkungan LAN, sebagai contoh dengan adanya
jumlah data yang dikirim secara bersamaan ke tujuan yang sama misalnya
PC server itu akan memungkinkan terjadinya troubleshooting, traffic
jaringan artinya bisa saja data yang di kirim ke server tidak semua
terkirim, bahkan gagal melakukan pengiriman kalaupun berhasil itu
tentunya membutuhkan waktu yang lama agar data yang dikirim tersebut
sampai ke tujuan pengiriman. Untuk itu dibutuhkan solusi pengembangan
jaringan yaitu dengan dibuatkannya VLAN topology. Dengan VLAN
dapat meningkatkan performance jaringan, VLAN mampu mengurangi
jumlah data yang dikirim ke tujuan yang tidak perlu. Sehingga lalu lintas
data yang terjadi di jaringan tersebut dengan sendirinya akan berkurang,
selain itu ada alasan lain kenapa VLAN diperlukan untuk mengembangkan
sistem jaringan pada PT. Mandiri Pratama Group yaitu sistem keamanan
yang masih kurang, misalnya VLAN bisa membatasi Pengguna yang bisa
mengakses suatu data. Sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan hak akses. Akses jaringan ke ISP juga menjadi faktor
3
yang cukup penting. Akses Internet menjadi lambat akibat di lingkungan
LAN itu sendiri sering terjadi traffic jaringan (kemacetan pada Lalu Lintas
jaringan). Atas dasar itulah PT. Mandiri Pratama Group ingin
mengembangkan sistem LAN standar menjadi konsep Virtual LAN.
Selain itu Konsep ini dimaksudkan sebagai tahapan awal persiapan
pengembangan jaringan LAN ke VLAN dan untuk menghindari
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada hardware yang tentunya mahal
harganya. Konsep yang dibuat pada aplikasi simulasi jaringan Packet
Tracer 5.2 ini memperlihatkan hasilnya yaitu virtual jaringan yang
terkoneksi dan selanjutnya dapat diimplementasikan ke pengembangan
jaringan yang sesungguhnya.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan membangun sebuah VLAN.
Untuk itulah penulis bermaksud membuat suatu ”Pengembangan Sistem
Jaringan LAN ke dalam bentuk VLAN dalam bentuk simulasi pada
PT. Mandiri Pratama Group”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang peneliti
lakukan maka peneliti merumuskan permasalahan pada sistem informasi
jaringan PT. Mandiri Pratama Group antara lain :
a) Bagaimana Performance jaringan VLAN mampu mengatasi saat
pengiriman data berlangsung, dan pada saat terjadi kemacetan pada
lalu lintas jaringan (Network traffic) dalam LAN tersebut.
b) Bagaimana sistem keamanan jaringan dalam VLAN itu sendiri dapat
membatasi pengguna yang bisa mengakses suatu data dan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya penyalahgunaan hak akses dalam
lingkungan LAN tersebut.
c) Bagaimana mengelompokan jaringan VLAN ke dalam beberapa
kelompok untuk memisahkan antara salah satu departemen dengan
departemen lainnya.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adanya pembatasan
masalah agar ruang lingkup (scope) penelitian tidak terlalu luas. Adapun
batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a) Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kinerja performance
jaringan pada VLAN, dengan pemilihan topologi jaringan yang sesuai
dengan kebutuhan, membagi beberapa jaringan Lokal ke dalam
beberapa kelompok ( VLAN )
5
b) Menjelaskan mengenai sistem keamanan jaringan itu sendiri, dengan
menentukan hak akses kelompok mana saja yang dapat berkomunikasi
maupun sebaliknya, yang akan ditentukan oleh konfigurasi pada
router.
c) Menjelaskan bagaimana cara mengelompokan beberapa PC dalam
jaringan lokal sesuai dengan departemen yang ada pada perusahaan
tersebut. Dengan dibuatkannya beberapa kelompok VLAN.
1.4 Tujuan Penulisan
a) Mengembangkan jaringan LAN menjadi Vlan untuk mengurangi
Troubleshooting.
b) Menguji tingkat efisiensi dan kestabilan sistem jaringan vlan pada
PT.Mandiri Pratama Group.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis :
a) Mengerti dan memahami konsep pengembangan Vlan
b) Mengerti dan mampu mengembangakan Vlan dengan menggunakan
packet tracer 5.2
c) Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program
Studi Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
d) Sebagai portofolio untuk penulis yang berguna untuk masa depan
e) Sebagai tolak ukur terhadap apa yang sudah didapat semasa kuliah
6
2. Bagi Perusahaan
a) Meningkatkan Performance jaringan dengan menggunakan VLAN
(Virtual Local Area Network).
b) Mempercepat unjuk kerja jaringan.
c) Keamanan terjaga dalam suatu jaringan menggunakan VLAN.
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan data
Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data ada
beberapa tahap yaitu :
a. Study Pustaka
b. Studi Lapangan
1. Observasi
2. Wawancara
c. Studi Literatur
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode yang digunakan dalam melakukan pengembangan
system ini adalah menggunakan metode NDLC (Network
Development Life Cycle), dengan menggunakan pendekatan analisis
terstruktur. Penggunaan beberapa tool dari metode NDLC yang akan
penulis gunakan, dengan tujuan agar dapat mempermudah network
administrator melihat gambaran umum proses system kinerja
7
jaringan. (Ladjmudin, 213:2005). Metode NDLC meliputi fase – fase
berikut ini :
1. Analysis
2. Design
3. Simulation Prototyping
4. Implementation
5. Monitoring
6. Management
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam membahas dan menyajikan penulisan
ilmiah ini, maka penulis memberikan gambaran sistematika penyusunan
penulisan ilmiah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi beberapa bagian yaitu umum, yang berisi
penjelasan umum, maksud dan tujuan dari penulisan ini,
metode penelitian yang digunakan dalam penulisan, batasan
masalah dan sistematika penulisan ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas Pengertian Jaringan, Topologi
Jaringan, Tipe Jaringan, peralatan jaringan, IP Address, DNS,
IP Private, IP Broadcast, Subnetting, Classless Inter Domain
Routing, Model Jaringan 7 OSI Layer, Dasar Teori Virtual
8
Local Area Network, VTP (Virtual Trunking Protokol),
pengenalan Aplikasi Packet Tracer 5.2, tampilan layar pada
peralatan yang hanya digunakan dalam pembangunan jaringan
VLAN serta Cara Instalasi Packet Tracer 5.2.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang
digunakan dari pengumpulan data sampai dengan
pengembangan sistem jaringan yang digunakan. Dalam hal ini
penulis menggembangkan sistem informasi jaringan LAN
menjadi VLAN.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas company profile perusahaan, konsep
mengenai Dasar – dasar VLAN, Konfigurasi VTP dan
konfigurasi Router menggunakan vendor cisco dengan
Aplikasi Packet Tracer 5.2.
BAB V : PENUTUP
Merupakan ringkasan dari isi penulisan ilmiah yang berisi
tentang hasil pembahasan yang telah dilakukan, dan juga saran
yang dapat diberikan terhadap masalah tersebut agar dapat
diperoleh solusi yang diinginkan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Jaringan
Seringkali mendengar kata internet, sekilas mungkin akan berpikir
bahwa yang namanya internet merupakan sebuah jaringan yang sangat
besar dan terdiri dari banyak kompuer. atau bahkan bagi orang yang awam
internet sering diartikan sebagai browsing, chatting, dan lain-lain.
Pengertian ini merupakan sebuah pandangan yang kurang benar. karena
sebenarnya internet adalah kumpulan dari jaringan-jaringan kecil dan besar
yang saling terhubung secara real-time atau terus menerus di seluruh
dunia. Dalam suatu sistem jaringan, dimana seluruh komputer saling
berbagi data dan sumber daya satu sama lain sehingga tercapai efisiensi
dalam pemanfaatan teknologi, amat dibutuhkan perangkat-perangkat
khusus dan instalasi tertentu. (Komputer, 2003:3)
2.1.1 Manfaat Jaringan Komputer
1. Sharing resources, bertujuan agar seluruh program, peralatan
atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang
yang ada pada jaringan komputer terpengaruh oleh lokasi
maupun pengaruh dari pemakai.
2. Media komunikasi, jaringan komputer memungkinkan
terjadinya komukasi antar pengguna, baik untuk teleconference
10
maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting
lainnya.
3. Intergrasi data, pembangunan komputer dapat mencegah
ketergantungan pada komputer pusat.
4. Pengembangan dan pemeliharaan,dengan adanya jaringan
komputer ini, maka pengembangan peralatan dapat dilakukan
dengan mudah dan menhemat biaya.
5. Keamanan data, sistem jaringan komputer memberikan
perlindungan terhadap data.
6. Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini, pemakai bisa
mendapatkan hasil dengan maksimal dan kualitas yang tinggi.
( Komputer,2003: 4)
2.2 Jaringan Lan
Jaringan Lan adalah jaringan yang dihubungkan untuk
mengghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam
suatu perusahaan yang menggunakan peralatan secara bersama-sama dan
saling bertukar informasi.
Pada sebuah LAN, setiap node atau komputer mempunyai daya
komputasi sendiri, berbeda dengan konsep dump terminal. Setiap
komputer juga dapat mengakses sumber daya yang ada di LAN sesuai
dengan hak akses yang telah diatur. Sumber daya tersebut dapat berupa
data atau perangkat seperti printer. Pada LAN, seorang pengguna juga
11
dapat berkomunikasi dengan pengguna yang lain dengan menggunakan
aplikasi yang sesuai. (http://id.wikipedia.org/wiki/Local_area_network
,28-02-2011,19:00)
LAN mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Mempunyai pesat data yang lebih tinggi
2. Meliputi wilayah geografi yang lebih sempit
3. Tidak membutuhkan jalur telekomunikasi yang disewa dari operator
telekomunikasi.
2.2.1 Topologi Jaringan
Tujuan dari suatu jaringan adalah menghubungkan jaringan-
jaringan yang telah ada dalam jaringan tersebut sehingga informasi
dapat ditransfer dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Karena suatu
perusahaan memuliki keinginan atau kebutuhan yang berbeda-beda
maka terdapat berbagai cara jaringan terminal-terminal dapat
dihubungkan. Struktur Geometric ini disebut dengan LAN
Topologies.(Sopandi ,2008:296)
Topologi dibagi menjadi dua jenis yaitu Physical Topology dan
Logical Topologi. Dibawah ini adalah jenis-jenis Physical Topologi.
2.2.2 Topologi Star
Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic
data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
12
2. Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel
yang langsung terhubung ke central node.
3. Keunggulannya adalah jika satu kabel node terputus yang lainnya
tidak terganggu.
4. Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya
memegang satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.
2.2.3 Topologi Extended Star
Topologi Extended Star merupakan perkembangan lanjutan
dari topologi star dimana karakteristiknya tidak jauh berbeda dengan
topologi star yaitu :
1. setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node,
sedangkan sub node berkomunikasi dengan central node. traffic
data mengalir dari node ke sub node lalu diteruskan ke central
node dan kembali lagi.
2. Digunakan pada jaringan yang besar dan membutuhkan
penghubung yang banyak atau melebihi dari kapasitas
maksimal penghubung.
3. Keunggulan : jika satu kabel sub node terputus maka sub node
yang lainnya tidak terganggu, tetapi apabila central node
terputus maka semua node disetiap sub node akan terputus
4. Tidak dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya
menghandel satu traffic node, karena untuk berkomunikasi
13
antara satu node ke node lainnya membutuhkan beberapa kali
hops.
2.2.4 Topologi Hierarchical / Tree
Topologi ini biasa disebut sebagai topologi tree. Dibangun oleh
seperti halnya topologi extended star yang dihubungkan melalui sub
node dalam satu central node. Topologi ini dapat mendukung baik
baseband maupun broadband signaling dan juga mendukung baik
contention maupun token bus access.
Gambar 2.1 Jenis-jenis topologi Jaringan (Sopandi ,2008:296)
14
2.3 Simulasi
Terdapat sejumlah pengertian mengenai kata "simulasi" dalam
sejumlah bidang keilmuan, antara lain:
1. Replika dari sistem sebenarnya,
2. Percobaan terhadap suatu perangkat lunak dengan data sembarang,
3. berpura-pura memerankan karakter lain [AudioEnglish2010].
Teknik atau metode simulasi yang dimaksud dalam Pemodelan dan
Simulasi (Modelling and Simulation) mengacu pada suatu penggunaan
model matematis untuk merepresentasikan sistem dalam berbagai keadaan,
serta mengeksekusi model tersebut dengan bantuan komputer dengan
tujuan memperoleh nilai parameter yang ingin diketahui. Menurut
[Evans200 1], simulasi adalah proses pembuatan model matematika atau
logika dart suatu sistem atau suatu permasalahan, serta melakukan
eksperimen terhadap model untuk mendapatkan pengertian akan kerja
sistem atau untuk membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/simulasi ,03-02-2011,19:00)
2.4 Peralatan Jaringan
Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam jaringan, peralatan ini
sering digunakan di dalam perkantoran dan perusahan besar. Peralatan ini
adalah :
15
2.4.1 Switch
Switch merupakan perangkat penghubung dalam LAN.switch
mengatur transfer data yang terjadi pada satu jaringan tanpa
mengubah format transmisi data.ada berbagai macam switch salah
satunya yaitu switch 2950 yang dikeluarkan oleh Cisco. Switch
juga sering digunakan pada topologi star dan extended star.dalam
membangun suatu VLAN dibutuhkan switch yang dapat
dikonfigurasi setiap portnya,salah satunya switch 2950 yang
dikeluarkan oleh Cisco. Switch merupakan perkawinan Teknologi
hub dan bridge. Namun,swicth bukan sebuah amplifier seperti hub,
tetapi switch berfungsi seakan-akan memiliki sebuah bridge kecil
didalam setiap Portnya. Sebuah switch melacak alamat-alamat
MAC yang terhubung ke setiap portnya dan melakukan route lalu
lintas network yang ditujukan ke sebuah alamat tertentu hanya
kepada port dimana alamat itu berada. Selain meningkat kinerja
secara cepat dan mudah, switch juga dapat meningkat sekuriti.(
Brenton,2005:162 )
16
Gambar 2.2 Cisco Switch 2950 ( Lammle,2005:391)
2.4.2 Router
Router merupakan peralatan jaringan yang digunakan untuk
memperluas atau memecah jaringan dengan melanjutkan paket-
paket dari satu jaringan logika ke jaringan yang lain. Router
banyak digunakan di dalam internetwork yang besar menggunakan
keluarga protocol TCP/IP dan untuk menghubungkan semua host
TCP/IP dan Local Area Network (LAN) ke internet menggunakan
dedicated leased line. Saat ini, masih banyak perusahaan
menggunakan router Cisco 2500 series untuk mengkoneksikan dua
buah LAN (WAN dengan anggota dua LAN), LAN ke ISP
(Internet Service Provider). Koneksi seperti ini menyebabkan
semua workstation dapat terkoneksi ke internet selama 24 jam.
Router berisi table-tabel informasi internal yang disebut label
17
routering yang melakukan pencatatan terhadap semua alamat
jaringan yang diketahui dan lintasan yang mungkin dilalui.
Router membuat jalur paket- paket berdasarkan lintasan yang
tersedia dan waktu tempuhnya. Karena menggunakan alamat
paket jaringan tujuan, router bekerja hanya jika protocol yang
dikonfigurasi adalah protocol yang routetable seperti TCP/IP
atau atau IPX/SPX. Ini berbeda dengan bridge yang bersifat
protocol independent. (Brenton ,2005:165)
Gambar 2.3 Cisco Router 2600 series (Brenton ,2005:166)
2.4.2.1 TCP/ IP adalah sebuah protokol tunggal tetapi satu
kesatuan protokol dan utility. Setiap protokol dalam
kesatuan ini memiliki aturan yang spesifik. Protokol ini
dikembangkan oleh ARPA ( Advanced Research
18
Projects Agency ) untuk departemen pertahanan
Amerika Serikat pada tahun 1969. ARPA menginginkan
sebuah protokol yang memiliki karakter sebagai berikut:
1. Mampu menghubungkan berbagai jenis sistem
operasi
2. Dapat diandalkan dan mampu mendukung
komunikasi kecepatan tinggi
3. Routable dan Scalable untuk memenuhi jaringan
yang kompleks dan luas.
2.4.2.2 IPX/SPX adalah protokol yang dimplementasikan
dalam jaringan Novell Netware. IPX bertanggung jawab
untuk routing dan pengiriman paket. Sementara SPX
menciptakan hubungan dan menyediakan
acknowledgement dari pengiriman paket tersebut.
2.4.2.3 Routing Protocol
Routing protokol adalah suatu protokol yang digunakan
untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan
yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi
route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain
ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
19
2.4.2.4 Routing Table
Dalam jaringan IP, kita mengenal router, sebuah
persimpangan antara network address dengan network
address yang lainnya. Makin menjauh dari pengguna
persimpangan itu sangat banyak, router-lah yang
mengatur semua traffic tersebut. Jika dianalogikan
dengan persimpangan di jalan, maka rambu penunjuk
jalan adalah routing table. Penunjuk jalan atau routing
table mengabaikan “anda datang dari mana”, cukup
dengan “anda mau ke mana” dan anda akan diarahkan
ke jalan tepat. Karena konsep inilah saat kita memasang
table routing cukup dengan dua parameter, yaitu
network address dan gateway saja.
2.4.2.5 DCE atau DTE
DTE adalah Data Terminal Equipment yang berada
pada sisi koneksi link WAN yang mengirim dan
menerima data. DTE ini berada pada sisi bangunan si
pelanggan dan sebagai titik tanda masuk antara jaringan
WAN dan LAN. DTE ini biasanya berupa Router, akan
tetapi computer dan multiplexer juga bisa bertindak
sebagai DTE. Secara luas, DTE adalah semua
20
equipment yang berada pada sisi tempat si pelanggan
yang berkomunikasi dengan DCE pada sisi yang lain.
DCE adalah peralatan data circuit terminating yang
berkomunikasi dengan DTE dan juga WAN cloud. DCE
pada umumnya berupa router disisi penyedia jasa yang
merelay data pesan antara customer dan WAN cloud.
DCE adalah piranti yang mensuplay signal clocking ke
DTE. Suatu modem atau CSU/DSU disisi pelanggan
sering diklasifikasikan sebagai DCE. DCE bisa serupa
DTE seperti router akan tetapi masing-2 mempunyai
perannya sendiri.
Gambar 2.4 DCE atau DTE
21
2.5 IP Address
IP address (Internet Protocol) adalah alamat logika yang diberikan
kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP dimana
protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan paket informasi (routing)
dalam jaringan LAN, WAN dan internet. IP address dibuat untuk
mempermudah dalam pengaturan atau pemberian alamat pada perangkat
jaringan agar perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi. Seluruh
perangkat jaringan memiliki MAC address (Media Access Control) yang
berbeda-beda terdiri dari 12 digit bilangan hexadecimal (contoh :
00:3f:1a:55:b4) yang dikeluarkan oleh masing-masing vendor. Hal ini
adalah sebagai interface atau media komunikasi antara NIC dengan PC
dalam suatu jaringan yang bekerja pada layer 2 (datalink), namun MAC
address tidak fleksibel jika digunakan sebagai alamat internet protocol, MAC
address akan selalu berubah secara otomatis mengikuti perubahan atau
pergantian NIC yang rusak, ini akan menimbulkan permasalahan dalam
alamat logic, dengan diterapkannya IP address maka hal tersebut dapat
diatasi, meskipun MAC address yang dimiliki NIC berubah dengan IP
address yang sama tetap dapat digunakan pada seluruh NIC apapun jenis dan
vendornya. Jadi penggunaan IP address memberikan kemudahan dalam
network management system. ( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)
Dalam tulisan ini IP address yang digunakan adalah IPv4 yang terdiri dari 32
bit bilangan binary, yang ditulis dalam 4 kelompok oktat dipisah dengan
tanda titik, sebagai contoh :
22
Tabel 2.1 IP Address
IP address terdiri dari dua bagian yaitu Network ID dan Host ID,
network ID menentukan alamat jaringan, dan Host ID menentukan alamat
komputer. IP address memberikan alamat lengkap suatu komputer berupa
gabungan alamat network dan alamat computer.
Gambar 2.5 Alamat Network
Gambar 2.6 Penggunaan IP Address ( http://romisatriawahono.net,9-2-
2011:22:00)
192 .168 .44 .1
( Network ID) (Host ID)
23
Contoh pada gambar 2.5 merupakan implementasi IP address dari
beberapa gabungan Network ID. Pemakaian IP address tergantung dari
kebutuhan pemakai, IP address yang banyak digunakan dalam jaringan
komputer terdiri dari 3 kelas yaitu kelas A, B, C untuk kelas D dan E jarang
digunakan.
Tabel 2.2 kelas IP Address
Untuk membedakan kelas IP address maka dibuat beberapa ketentuan
sebagai berikut :
a. Oktat pertama pada kelas A dimulai dengan angka binary 0
b. Oktat pertama pada kelas B dimulai dengan angka binary 10
c. Oktat pertama pada kelas C dimulai dengan angka binary 110
d. Oktat pertama pada kelas D dimulai dengan angka binary 1110
e. Oktat pertama pada kelas E dimulai dengan angka binary 1111
Dan beberapa ketentuan lain :
a. angka 127 pada kelas A digunakan sebagai IP Loopback
b. Network ID tidak boleh terdiri dari angka 0 semua atau 1 semua
c. Host ID tidak boleh terdiri adri angka 0 semua atau 1 semua
Contoh IP Address Kelas A:
24
Contoh IP Address Kelas B:
Contoh IP Address Kelas C:
Berikut ini pengelompokan kelas pada IP address berdasarkan oktat pertama
bilangan desimal dan binary :
Tabel 2.3 IP address bilangan Decimal dan Binary
Sehingga dapat diketahui jumlah Network ID dan jumlah Host ID pada
masing-masing kelas IP Address:
Tabel 2.4 IP Addres jumlah network ID dan jumlah Host
Dari tabel diatas dapat dilihat IP address kelas A memiliki jumlah Network
ID yang paling sedikit dan jumlah Host ID yang paling banyak, kelas C
memiliki jumlah Network ID yang paling banyak dan jumlah Host ID yang
25
paling sedikit. IP address dalam jaringan internet digunakan untuk
memberikan alamat pada sebuah website atau situs, misal
(http://www.darmajaya.ac.id ) memiliki ip address 202.154.183.53 IP
address yang digunakan dalam jaringan internet diatur oleh sebuah badan
international yaitu Internet Assigned Number authority (IANA) atau
lembaga-lembaga yang diberikan delegasi untuk mengelola domain. Seperti
di Indonesia lembaga yang bertanggungjawab untuk pengelolaan domain
adalah (http://www.pandi.or.id.) IP PAndi Indonesia : 219.83.125.102
IANA atau PANDI hanya memberikan IP address untuk internet
(domain) saja atau Network ID saja, sementara untuk Host ID diatur dan
dikelola sepenuhnya oleh pemilik IP Address (domain) atau Network ID itu
sendiri. IP address yang digunakan dalam jaringan internet berupa angka
desimal dikonversi menjadi sebuah nama domain, nama domain atau
Domain Name Server adalah sebuah sistem yang menyimpan tentang nama
host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed
database) di dalam jaringan komputer dan internet.
Gambar 2.7 command Prompt
26
2.5.1 Network Interface Card
Network Interface Card ( NIC) merupakan
kompunen kunci pada terminal jaringan. Fungsi utamanya
adalah mengirim data ke jaringan dan menerima data yang
dikirim ke terminal kerja. Selain itu NIC juga mengontrol
data flow antara sistem komputer dengan sistem kabel yang
terpasang dan menerima data yang dikirim dari komputer
lain lewat kabel dan menerjemahkannya kedalam bit yang
dimengerti oleh komputer.( Komputer,2003:52)
Ada dua variable yang penting dalam sebuah NIC
antara lain :
1. Alamat port berfungsi untuk mengarahkan data yang
masuk dan keluar dari terminal kerja tersebut. NIC
harus dikonfigurasikan untuk mengenal apabila data
dikirim ke alamat tersebut.
2. Interrupt merupakan switch elektronik local yang
dipergunakan oleh sistem operasi untuk mengontrol
aliran data untuk sementara waktu dan
memungkinkan data lain melewati sistem
27
Gambar 2.8 Network Interface Card (Yani,2007:34)
2.6 IP Private
Disamping itu juga lembaga pengelola domain seperti IANA atau
PANDI menyediakan kelompok-kelompok IP address yang dapat dipakai
tanpa pendaftaran yang disebut IP Private Address (alamat pribadi) untuk
dikelola sendiri. Berikut ini kelompok IP Private Address :
Tabel 2.4 Kelompok IP Private Address
IP Private address ini hanya dapat digunakan untuk jaringan pribadi dan
tidak dikenal oleh internet.( Yani ,2007:23)
28
2.7 IP Broadcast
Dalam IP address dikenal sebuah istilah yaitu IP Broadcast atau IP
Address terakhir dalam suatu blok subnet. Dengan definisi sebagai berikut :
Bit-bit dari Network ID maupun Host ID tidak boleh semuanya berupa angka
binary 0 semua atau 1 semua, jika hal tersebut terjadi maka disebut flooded
broadcast sebagai contoh 255.255.255.255 Jika Host ID semuanya angka
binary 0 pada oktat terakhir ex 192.168.1.0 maka IP address ini merupakan
alamat Network ID bukan Host ID tapi disebut IP subnet.(
http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)
Gambar 2.9 IP Broadcast
2.8 Subnetting
Jika kita memiliki suatu IP address kelas B dengan Network ID
140.150.0.0 (IP Public) yang terkoneksi dengan internet dan ternyata kita
memerlukan lebih dari satu Network ID untuk koneksi, maka kita harus
melakukan pengajuan permohonan ke lembaga pengelola (IANA atau
PANDI) untuk mendapatkan tambahan suatu IP Address yang baru
sedangkan IP Public tersebut jumlahnya terbatas hal ini dikarenakan
menjamurnya situs-situs di internet untuk mengatasi ini dapat dikelola IP
Address-nya secara mandiri dengan metode subnetting dimana kegunaannya
29
untuk memperbanyak Network ID dari satu Network ID yang telah kita
miliki. ( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)
Sebagai contoh pertama :
Network ID 140.150.0.0
subnet 255.255.192.0
perhitungan subnet-nya adalah :
1. IP Address yang digunakan kelas B
2. Rumus yang digunakan 256-angka oktat ketiga pada subnet
Maka :
256-192 = 64
Di dapat hasil kelompok subnet yang dapat digunakan dalam
Network ID adalah kelipatan dari angka 64 Jadi 64, 128 Dengan demikian
subnet yang ada adalah :
140.150.64.0 dan 140.150.128.0
Sehingga kelompok IP address yang dapat digunakan adalah ;
Kelompok subnet pertama : 140.150.64.1 sampai dengan 140.150.127.254
Kelompok subnet kedua : 140.150.128.1 sampai dengan 140.150.191.254
Contoh kedua
Dengan cara yang sama
maka :
256-224 = 32
30
Jadi kelompok subnet-nya adalah kelipatan dari 32 : 32,64, 96, 128, 160, 192
Dengan demikian kelompok IP address yang dapat digunakan adalah :
sampai
sampai
sampai
sampai
sampai
sampai
Dari contoh diatas dapat pula dihitung menggunakan cara yang lain
yaitu dengan menggunakan rumus, Menghitung jumlah subnet dengan
rumus = 2n Dimana n adalah # of bit mask atau banyaknya angka binary 1
pada oktat terakhir dari subnet untuk kelas A adalah 3 oktat terakhir, untuk
kelas B adalah 2 oktat terakhir. Menghitung jumlah host per subnet dengan
rumus = 2N-2 Dimana N adalah # of bit mask atau banyaknya angka binary
0 pada oktat terakhir subnet.
Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada contoh berikut :
31
Tabel 2.5 Subnet Menghitung jumlah Host
Dari nilai diatas maka n = 3 dimana n kecil adalah banyaknya angka binary
1 pada oktat ketiga Rumus jumlah subnet (23-2)=6
N = 13
Dimana N besar adalah banyaknya angka binary 0 yang tersisa
Rumus jumlah host per subnet (213-2)=8190 host
Dalam penulisan subnet ada yang menggunakan notasi prefix
misalkan kita memiliki IP address 140.200.0.0/19, dimana angka /19 adalah
konversi dari bilangan decimal subnet menjadi bilangan binary dan
merupakan banyaknya angka binary 1 pada subnet mask, untuk lebih jelas
lihat pada table konversi berikut ini :
Jumlah seluruh angka binary 1 pada seluruh oktat sebanyak 19 digit
disingkat menjadi /19 (notasi prefix).
Tabel 2.5 Konversi Subnetting
Maka IP Address 140.200.0/19 jika ditulis lengkap adalah :
Cara berhitung dengan metode ini disebut CIDR (classless inter
domain routing) Perbedaan menghitung Subnet menggunakan Subnet
32
dengan Subnet CIDR Proses menghitung subnet terdapat sedikit perbedaan
dengan metode CIDR. Perbedaannya adalah jika menggunakan metode
CIDR hasil perhitungan akan disertakan dengan 1 subnet bit sehingga akan
di dapat 8 subnet, bisa dilihat dari contoh berikut :
misal ada sebuah IP 140.200.0.0 dengan subnet 255.255.224.0 jika
dihitung dengan, subnet maka akan ditemukan jumlah sabnet :
256-224 = 32 maka
jumlah blok subnetnya adalah 6 didapat dari 2n-2 = 6
jadi 32,64, 96, 128, 160, 192
dimana n adalah 3 (dari jumlah angka binary 1 pada oktat ketiga dari subnet
mask) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut
Tabel 2.6 subnet mask binary 1
sementara menggunakan CIDR akan didapat jumlah blok subnet :
256-224 = 32 maka Jumlah blok subnetnya adalah 8 didapat dari 2x = 23 = 8
Jadi 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224
Dimana x adalah 3 (dari jumlah angka binary 1 pada oktat ketiga dari
subnet mask) Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
33
Tabel 2.7 subnet mask binary 1
Kesimpulan perbedaannya adalah pada perhitungan menggunakan
subnet blok subnet tidak disertai dengan 1 blok subnet pertama yaitu blok 0
dan 1 blok subnet terakhir yaitu blok 224 Maka blok subnetnya hanya 32,64,
96, 128, 160, 192 Sementara CIDR blok subnetnya 0, 32,64, 96, 128, 160,
192, 224 Disini letak perbedaannya!
2.9 CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep
perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter
domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan
panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini
menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID,
metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP
Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan
metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak
berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai. Sebelum kita
melakukan perhitungan IP address menggunakan metode CIDR berikut ini
34
adalah nilai subnet yang dapat dihitung dan digunakan Sumber table
dibawah berasal dari . ( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)
Tabel 2.8 CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Catatan penting dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada
subnet mask dimana :
1. untuk IP Address kelas C yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada
oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet mask default-nya
adalah 255.255.255.0
2. untuk IP Address kelas B yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada
2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet mask default-
nya adalah 255.255.0.0
3. untuk IP Address kelas A yang dapat dilakukan CIDR-nya adalah pada
3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask default-nya
adalah 255.0.0.0
untuk lebih jelasnya dapat kita lakukan perhitungan pada contoh IP
Address berikut ini :
35
diketahui IP Address 130.20.0.0/20 yang ingin diketahui dari suatu
subnet dan IP Address adalah ;
1. Berapa jumlah subnet-nya ?
2. Berapa jumlah host per subnet ?
3. Berapa jumlah blok subnet ?
4. Alamat Broadcast ?
Untuk dapat menghitung beberpa pertanyaan diatas maka dapat
digunakan rumus
perhitungan sebagai berikut :
- Untuk menghitung jumlah subnet = (2x)
(2x) = (24) = 16 subnet
Dimana x adalah banyak angka binary 1 pada subnet mask di 2 oktat
terakhir : 130.20.0.0/20, yang kita ubah adalah /20 menjadi bilangan binary
1 sebanyak 20 digit sehingga (banyaknya angka binary 1 yang berwarna
merah) dan jumlah angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 4 digit
Tabel 2.9 jumlah binary 1 pada Oktat 2
1. Untuk menghitung jumlah host per subnet = (2y-2)
(2y-2) = (212-2) = 4094 host
Dimana y adalah banyaknya angka binary 0 pada subnet mask di 2
oktat terakhir (banyaknya angka binary 0 yang berwarna biru) dan jumlah
angka binary pada 2 oktat terakhir adalah 12 digit.
36
Table 2.10 binary 0 pada oktat 2
2. Untuk menghitung jumlah blok subnet = (256-nilai decimal 2 oktat
terakhir pada subnet) sehingga = (256-240)= 16
Hasil pengurangan tersebut kemudian menjadi nilai kelipatan
sampai nilainya sama dengan nilai pada 2 oktat terakhir di subnet
mask, yaitu : 16+16 dan seterusnya hingga 240, kelipatan 16 adalah :
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat kita simpulkan :
3. Untuk IP Address 130.20.0.0/20
Jumlah subnet-nya = 16
Jumlah host per subnetnya = 4094 host
Jumlah blok subnetnya sebanyak 16 blok yaitu
Dengan hasil akhir sebagai berikut lihat pada tabel berikut ini:
37
Tabel 2.11 untuk IP Address 130.20.0.0/20
2.10 Model OSI Layer
Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan dan
dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO)
pada tahun 1984 yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana
proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini
dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi
pada jaringan yang berbeda secara efisien. (Komputer,2003:19)
Model referensi OSI adalah suatu model konseptual yang terdiri atas
tujuh layer, masing masing layer mempunyai fungsi tertentu dan OSI
memungkinkan interkoneksi komputer berbagai kelompok.
38
2.10.1 Tujuan Model OSI
Tujuan utama penggunaan model OSI :
1. Untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap
layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.
2. Mengetahui jenis jenis protokol jaringan dan metode transmisi.
2.10.2 Dua Group Model OSI
Model OSI terdiri dari dua group yaitu:
1. Upper Layer yaitu layer yang fokus pada applikasi pengguna dan
bagaimana file direpresentasikan di komputer.
2. Lower Layer yaitu layer yang focus pada komunikasi data melalui
jaringan.
Gambar 2.10 Dua Group layer OSI (Supandi,2008:53)
39
2.10.3 Tujuh Layer OSI
Model OSI terdiri dari 7 dan setiap layer memiliki tugas dan
fungsinya masing – masing.berikut tujuh layer model OSI,yaitu :
2.10.3.1 Application Layer
Application Layer layer ini berfungsi untuk aplikasi
pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran
informasi antara program komputer, seperti program e-mail,
dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer
atau aplikasi komputer lainnya.
2.10.3.2 Presentation Layer
Presentation Layer bertanggung jawab bagaimana data
dikonversi dan diformat untuk transfer data. Contoh
konversi format text ASCII untuk dokumen, gif dan JPG
untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi,
translasi data, enkripsi dan konversi.
2.10.3.3 Session Layer
Session Layer Menentukan bagaimana dua terminal
menjaga, memelihara dan mengatur koneksi,- bagaimana
mereka saling berhubungan satu sama lain. Koneksi di layer
ini disebut “session”.
40
2.10.3.4 Transport Layer
Transport Layer bertanggung jawab membagi data menjadi
segmen, menjaga koneksi logika “end-to-end” antar
terminal, dan menyediakan penanganan error (error
handling).
2.10.3.5 Network Layer
Network Layer bertanggung jawab menentukan alamat
jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama
perjalanan, dan menjaga antrian trafik di jaringan. Data
pada layer ini berbentuk paket.
2.10.3.6 Data Link Layer
Data Link Layer menyediakan link untuk data,
memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan
“hardware” kemudian diangkut melalui media.
komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur
komunikasi layer physical antara sistem koneksi dan
penanganan error.
2.10.3.7 Physical Layer:
Physical Layer bertanggung jawab atas proses data menjadi
bit dan mentransfernya melalui media, seperti kabel, dan
menjaga koneksi fisik antar sistem.
41
Gambar 2.11 Urutan Layer OSI dari Lower layer ke Upper Layer
(Komputer,2003:21)
2.11 VLAN (Virtual Local Area Network)
2.11.1 Pengertian VLAN
VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas
pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network
dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik
peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan
menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang
bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada
lokasi workstation. (Lammle,2005:413)
VLAN merupakan suatu metode untuk menciptakan
jaringan-jaringan yang secara logika tersusun sendiri-sendiri. VLAN
sendiri berada dalam jaringan Local Area Network (LAN), sehingga
7
6
5
4
3
2
1
42
dalam jaringan (LAN) bisa terdapat satu atau lebih VLAN. Dengan
demikian disimpulkan bahwa dalam suatu jaringan, dapat membuat
lagi satu atau lebih jaringan (jaringan di dalam jaringan).Konfigurasi
VLAN itu sendiri dilakukan melalui perangkat lunak (software),
sehingga walaupun komputer tersebut berpindah tempat, tetapi ia
tetap berada pada jaringan VLAN yang sama.( Lammle,2005:413)
2.11.2 Tipe – Tipe Vlan
1. Berdasarkan Port
2. Berdasarkan Mac Address
3. Berdasarkan Tipe Protokol yang digunakan
4. Berdasarkan Alamat Subnet IP
5. Berdasarkan Aplikasi atau Kombinasi Lain
2.11.3 Metode Keanggotaan Vlan
1. Metode Static : konfigurasi secara manual port pada switch
ditandai sebagai VLAN menggunakan Aplikasi pengelola VLAN
atau langsung dikerjakan pada switch.
2. Metode Dinamic : konfigurasi tidak mempercayakan pada port
yang ditandai sebagai VLAN khusus melainkan menjadikan semua
port adalah anggota VLAN.
43
2.11.4 Manfaat VLAN
Beberapa manfaat VLAN adalah ;
1. Performance.
VLAN mampu mengurangi jumlah data yang dikirim ke tujuan
yang tidak perlu. Sehingga lalu lintas data yang terjadi di jaringan
tersebut dengan sendirinya akan berkurang.
2. Mempermudah Administrator Jaringan.
Setiap kali komputer berpindah tempat, maka komputer tersebut
harus di konfigurasi ulang agar mampu berkomunikasi dengan
jaringan dimana komputer itu berada. Hal ini membuat komputer
tersebut tidak dapat dioperasikan langsung setelah di pindahkan.
Jaringan dengan Prinsip VLAN bisa meminimalkan atau bahkan
menghapus langkah ini karena pada dasarnya ia tetap berada pada
jaringan yang sama.
3. Mengurangi biaya.
Dengan berpindahnya lokasi, maka seperti hal nya diatas, akan
menyebabkan biaya instalasi ulang. Dalam jaringan yang
menggunakan VLAN, hal ini dapat diminimallisir atau
dihapuskan.
4. Keamanan
VLAN bisa membatasi Pengguna yang bisa mengakses suatu
data., sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan hak akses.
44
2.11.5 Struktur Vlan Dari OSI Data Link
1 1 1 2 or 6 2 or 62 0-8162 4Destination
addressSource address Data chec
k
Frame Control
Start delimiter
Preamble
Gambar 2.12 Struktur Vlan OSI dari Data Link
2.12 Virtual Trunking Protokol (VTP)
2.12.1 Pengertian VTP
Virtual Trunking Protokol merupakan salah satu protokol pesan
yang dimiliki oleh Cisco yang bekerja pada layer 2. VTP menjaga
konsistensi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan. VTP
menggunakan frame Layer 2 trunk untuk mengatur penambahan,
penghapusan, dan nama dari VLANs pada jaringan dasar dari
sentralisasi beralih dalam mode VTP server. VTP bertanggung jawab
untuk proses sinkronisasi yang dilakukan VLAN untuk
menyampaikan informasi dalam VTP domain dan mengurangi
kebutuhan untuk mengkonfigurasi VLAN dalam menyampaikan
informasi yang sama pada setiap beralih.( Brenton ,2005:365)
45
2.12.2 Manfaat Virtual Trunking Protokol
VTP memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Konsistensi konfigurasi VLAN di seluruh jaringan.
2. Pemetaan skema yang memungkinkan untuk VLAN berbatang
atas campuran media.
3. Accurate pelacakan dan pemantauan VLANs
4. Pelaporan Dynamic yang ditambahkan pada VLANs pada
seluruh jaringan.
5. Plug-and-play saat menambahkan konfigurasi VLANs yang baru.
2.12.3 Metode Virtual Trunking Protokol
1. Server
2. Client
3. Transparen
2.13 Perbandingan Antara VLAN Dan LAN
Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network
dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan
model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari
workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan
yang memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu
kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap
workstation/user yang tergabung dalam satu VLAN atau bagian
46
(organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun
terpisah secara fisik.
2.14 Pengenalan Packet Tracer 5.2
Packet Tracer merupakan sebuah software yang dapat digunakan
untuk melakukan simulasi jaringan. Software ini dikembangkan oleh
sebuah perusahaan yang intens dalam masalah jaringan yaitu Cisco. Packet
Tracer sendiri memudahkan para teknisi jaringan ataupun bagi orang
awam yang akan mengembangkan internetworking dengan menggunakan
peralatan dari vendor cisco. Untuk mendapatkan software ini sangatlah
mudah, dikarenakan dapat dengan mudah dan diunduh secara gratis dari
internet. saat ini versi terakhirnya adalah packet tracer 5.2. Packet tracer
ini juga memiliki dua versi yaitu portable (tidak perlu menginstall ± 32
MB) dan versi lengkap (± 95 MB plus tutorial ). versi yang digunakan oleh
penulis saat ini yaitu packet tracer 5.2 versi lengkap plus tutorial yang
dapat dijalankan pada sistem operasi Windows XP SP2.
47
Gambar 2.13 Layar utama Packet Tracer 5.2
2.14.1 Penjelasan Layar Utama Packet Tracer 5.2
Packet tracer 5.2 memiliki fitur-fitur yang dibutuhkan
dalam membangun suatu jaringan secara konsep sederhana agar
memudahkan persiapan dalam membangun suatu jaringan.yang
setiap peralatannya dapat dikonfigurasi contohnya, pada router,
switch pc dan lain-lain.
Gambar 2.14 Tools dan Fitur Packet Tracer 5.2
48
1. Menubar dan toolbar,
Pada tab bagian ini Menubar : berisi File, Edit, Option, View,
Tools Extensions, Help. user dapat membuat sebuah simulasi
jaringan dan Toolbar icon yang berisi berisi File New, Save, Print,
Activity wizard, copy, paste Undo,Zoom in ,Original size zoom
out, Pallete,Device.
2. Logical
user diberi kemudahan untuk membuat layout atau bentuk dimana
setiap peripheral diletakkan dengan baik dan rapi.
3. Physical Work space
Pada tab ini dapat membuat background sebuah kota, gedung dan
ruangan.
4. New Cluster
Memudahkan user dalam mengelompokkan beberapa periferal
menjadi 1 jaringan dalam pembuatan suatu konsep suatu jaringan.
5. Move Object
untuk memindahkan periferal ke cluster yang berbeda.
6. Set Tiled Background
berfungsi untuk mengubah background pada stage sesuai keinginan
7. Viewport
untuk melihat keseluruhan jaringan yang telah dibuat.
49
8. Tools packet tracer
yang digunakan untuk mem-Blok, mengeser stage, Menyisipkan
catatan atau keterangan, menghapus periferal, zooming,untuk
mengetest jaringan.
9. Stage
untuk menaruh setiap peripheral dan berfungsi sebagai area kerja.
10. Network periferal
semua kebutuhan alat-alat jaringan terdapat pada bagian ini. Mulai
dari router, switch, hub, wireless, server, printer, PC, koneksi yang
akan dibuat, dan lain-lain.
11. Sub Network peripheral
pada bagian ini user dapat memilih peralatan sesuai yang
diinginkan.dikarenakan ada setiap peralatan memiliki beberapa tipe
yang berbeda.
12. Skenario
Skenario digunakan untuk membuat. sebuah skenario.biasanya
digunakan dibuat suatu contoh kasus oleh seorang instruktur
jaringan pada lab Cisco yang diberikan kepada para peserta yang
mengikuti aktivitas dalam lab cisco.
13. Status
Keterangan jika ingin mengtest suatu PC ke PC, apakah failed
atau succesful.
50
14. Realtime
Fungsinya dimana user dapat meng-edit, copy, paste, delete layout
jaringan.
15. Simulation
tab ini adalah proses untuk simulasi jaringan. Ketika memilih tab
ini proses simulasi akan segera dimulai.
2.14.2.1 Tampilan Layar konfigurasi Pada Switch 2590
Didalam tampilan layar switch ada tiga tab tampilan yang
setiap tab tampilannya memiliki fungsi masing masing,pada tab
Physical menunjukan bentuk asli dari sebuah switch ,selanjutnya
tab Config pada switch menampilkan informasi konfigurasi pada
switch,kemudian tab CLI digunakan untuk mengetikkan perintah
( scripe) konfigurasi pada suatu switch.
Gambar 2.15 Tampilan Layar Tab Physical pada switch 2590.
51
Gambar 2.16 Tampilan Layar Tab Config pada switch 2590.
Gambar 2.17 Tampilan Layar Tab CLI pada switch 2590
52
2.14.2.2 Tampilan Layar konfigurasi Pada Router
Didalam tampilan layar Router ada tiga tab tampilan yang
setiap tab tampilannya memiliki fungsi masing-masing. pada tab
Physical menunjukan bentuk asli dari sebuah router ,selanjutnya
tab Config pada router menampilkan informasi konfigurasi pada
router, kemudian tab CLI digunakan untuk mengetikkan perintah
( scripe) konfigurasi pada suatu router.
Gambar 2.18 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.
53
Gambar 2.19 Tampilan Layar Tab CLI pada Router
Gambar 2.20 Tampilan Layar Tab CLI pada Router.
54
2.15 Network Development Life Cycle
Saat ini dengan perkembangan perangkat IT terutama dibidang
Networking telah menjadikan kebutuhan akan infrastruktur sangat tinggi
yang membuat para vendor berlomba untuk membuat solusi terintegrasi.
Tetapi tidak semua solusi yang diberikan atau ditawarkan oleh vendor sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, karena strategi bisnis perusahaan akan
berbedabeda sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Dahulu pada saat IT
menjadi booming dan “anak emas” diperusahaan, penggunaan dana yang
unlimited sangat mudah dianggarkan, namun saat ini dengan semakin
jenuhnya akan solusi yang diberikan oleh IT ditambah dengan efek dari krisi
global, banyak perusahaan mulai “menarik ikat pinggang” untuk belanja
produk IT. Pemahanan ini sangat lumrah karena solusi IT dan dampak yang
ada sangat susah untuk dituangkan dalam bentuk angka-angka keuntungan
diatas kertas. Karena itu perlu adanya pedoman bagi para praktisi / newbie
freshgraduate/ peneliti untuk membuat pedoman dan langkah-langkah dalam
perancangan interkoneksi dan komunikasi. Namun dalam pengembangan
jaringan akan mendapatkan tantangan tersendiri, langkah pertama adalah
harus mengerti tentang internetworking requirement kita, karena unsure
reliability dan internetworking harus tercapai. Penjelasan lebih lanjut tentang
reliability dapat membaca tulisan penulis yang lain tentang “isu-isu pada
network management”.
55
2.15.1 Tahapan pada Network Development Life Cycle (NDLC)
Gambar 2.21 Tahapan NDLC
James E. Goldman, Philips T. Rawles, Third Edition, 2001, John Wiley & Sons :
470)
1) Analysis : Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan
yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi atau jaringan yang
sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini diantaranya ;
a) Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari
struktur manajemen atas sampai ke level bawah atau operator agar
mendapatkan data yang konkrit dan lengkap. pada kasus di
Computer Engineering biasanya juga melakukan brainstorming
juga dari pihak vendor untuk solusi yang ditawarkan dari vendor
tersebut karena setiap mempunyai karakteristik yang berbeda.
56
b) survey langsung kelapangan, pada tahap analisis juga biasanya
dilakukan survey langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil
sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap
design, survey biasa dilengkapi dengan alat ukur seperti GPS dan
alat lain sesuai kebutuhan untuk mengetahui detail yang
dilakukan.
c) membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analysis awal
ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual
atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat
sebelumnya. Sudah menjadi keharusan dalam setiap
pengembangan suatu sistem dokumentasi menjadi pendukung akhir
dari pengembangan tersebut, begitu juga pada project network,
dokumentasimenjadi syarat mutlak setelah sistem selesai dibangun.
d) menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya,
maka perlu dilakukan analisa data tersebut untuk masuk ke tahap
berikutnya. Adapun yang bias menjadi pedoman dalam mencari
data pada tahap analysis ini adalah ;
a. User atau people : jumlah user, kegiatan yang sering dilakukan
peta politik yang ada, level teknis user
b. Media H/W & S/W : peralatan yang ada, status jaringan,
ketersedian data yang dapat diakses dari peralatan, aplikasi
s/w yang digunakan.
57
c. Data : jumlah pelanggan, jumlah inventaris sistem, sistem
keamanan yang sudah ada dalam mengamankan data.
d. Network : konfigurasi jaringan, volume trafik jaringan,
protocol, monitoring network yang ada saat ini, harapan dan
rencana pengembangan kedepan
e. Perencanaan fisik : masalah listrik, tata letak, ruang khusus,
system keamanan yang ada, dan kemungkinan akan
pengembangan kedepan
2) Design : Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini
akan membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan
dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran
seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design bias berupa design struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan
sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang
akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa ;
a. Gambar-gambar topology (server farm, firewall, datacenter,
storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)
b. Gambar-gambar detailed estimasi kebutuhan yang ada
3) Simulation Prototype: beberapa networker’s akan membuat dalam
bentuk simulasi dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti
BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini
dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan
dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work
58
lainnya. Namun karena keterbatasan perangkat lunak simulasi ini,
banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools
VISIO untuk membangun topology yang akan di design.
4) Implementation : di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari
tahapan sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan
semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Implementasi
merupakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil atau gagalnya
project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji
dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
5) Monitoring : setelah implementasi tahapan monitoring merupakan
tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat
berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap
awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
6) Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi
perhatian khusus adalah masalah Policy, kebijakan perlu dibuat untuk
membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan
dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy
akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan
strategibisnis perusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat
mendukung atau alignment dengan strategi bisnis perusahaan.
59
2.16 Kebutuhan Pengembangan Internetworking (GNDP)
Secara umum, ada 3 elemen penting pada saat pengembangan
jaringan menurut literature white paper internetworking design guide cisco
;
1. Kebutuhan yang diinginkan (environmental given), termasuk lokasi
host, servers, terminal, dan peralatan end point lainna, yang menjadi focus
adalah biaya yang dibutuhkan untuk membawa setiap tingkatan layanan
yang diinginkan user.
2. Batasan Kinerja, performance constraints sangat focus pada masalah
reliability jaringan, traffic throughput, dan kecepatan host / client (seperti
NIC dan kecepatan akses hardisk)
3. Internetworking Variabel, termasuk network topology, kapasitas
jaringan, dan aliran paket data.
60
Gambar 2.22 General Network Designn Process (sumber Interneworking design
guide : 9)
1. Assessing User Requirements, Melakukan analisa kebutuhan user pengguna
adalah dilangkah awal ini, dimana unsur availability seperti respon time,
throughput dan reliability harus tercapai.
a) Respon time dapat diukur dengan berapa lama respon yang dibutuhkan
pada saat memberikan perintah atau menjalankan aplikasi ke sistem,
karena beberapa aplikasi kritikal membutuhkan waktu respon yang
cepat seperti online services.
b) Throughput, paket-paket yang lewat dijaringan yang padat akan sangat
sensitive dengan bandwitdh yang ada, aplikasi, file transfer, sumber
daya yang bisa diakses dan protocol yang digunakan. Volume traffic
61
Aplikasi-aplikasi kritikal akan sangat terpengaruh pada keadaan
kondisi jaringan saat itu. Throughput sangat terpengaruh dengan
bandwidth, devices yang digunakan, media transmisi yang digunakan
dan topology yang dibangun.
c) Reliability sangat sensitive dan penting, beberapa aplikasi sangat
sensitive dengan kondisi jaringan untuk koneksi yang selalu online,
apalagi saat ini era Unified Communications yang menconvergence
data, suara dan video dalam jaringan yang terpusat. Kehandalan sangat
dibutuhkan untuk menjamin layanan dapat di delivered ke user /
pelanggan.
Dilangkah awal ini untuk mendapatkan kebutuhan yang detil dapat
menggunakan beberapa pendekatan, seperti metode ;
a) Profile komunitas user secara keseluruhan, dibutuhkan untuk
menyamakan persepsi semua user yang ada tentang kebutuhan dan policy
di jaringan, seperti akses mail, group user, hak akses sumber daya printer
dan storages server.
b) Wawancara dan survey langsung kelapangan, dibutuhkan wawancara dan
survey untuk mendapatkan data sebenarnya, karena bisa saja ekspetasi
setiap user di berbeda bagian juga berbeda keinginan dan problemnya
selama ini, problem seperti akses ke aplikasi sistem informasi,
penggunaan bandwidth, dan sebagainya.
Assessing Cost, Analisa kebutuhan biaya, biaya sangat mempengaruhi
dari implementasi dan design yang akan dilakukan, jumlah yang dibutuhkan
62
sangat mempengaruhi Total Cost Ownership (TCO). Dalam pengangaran
produk sebagai solusi yang digunakan sebagai backbone, core, distribusi, dan
akses akan sangat tergantung pembiayaannya dari produk yang akan
digunakan. Setiap solusi punya karakteristik sendiri yang membedakan kelas
antar vendor tersebut.
Estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk implementasi design
network, seperti ; Kebutuhan biaya h.w dan s.w, Biaya Instalasi, Biaya
ekspansi, Biaya Support dan Biaya downtime. TCO sangat sensitive tentang
berapa lama investasi yang ada akan kembali dan berapa persen efisien dan
efektif dari implementasi yang telah dilakukan dapat dinikmati. Pembiyaan
sangat terpengaruh dari solusi teknologi yang akan digunakan, Beberapa
vendor internetworking malah memberikan solusi garansi yang lama,
pembelian barang second untuk ditukarkan dengan solusi terbaru, model
garansi penggantian alat yang rusak selama masa kontrak, jaminan
sukucadang / heldesk hotline produk dan sebagainya ini juga perlu menjadi
perhatian networker’s dalam menentukan solusi.
2. Select Topologies and Technologies to satisfy needs, pada tahap adalah
memilih topology dan teknologi yang tepat digunakan. Dalam perancangan
jaringan komputer, pemilihan topology sangat berpengaruh pada performace
network, factor yang harus diperhatikan dalam perancangan topology adalah
aplikasi yang berjalan, jumlah device endpoint yang akan dikoneksikan,
sebaran endpoint, mobilitas pengguna, dan solusi vendor yang akan
digunakan. Pemilihan teknologi perangkat core backbone, distribusi, access,
63
dan sistem keamanan akan sangat menentukan kepuasan user dari
penggunaan perangkat switch, router, dan sumber daya lain yang digunakan.
Pengaruhnya pada jaminan layanan kepada user yang akan diberikan oleh
teknologi yang tepat, jaminan layanan akan sangat erat dengan reliability atau
kehandalan network kita.
Gambar 2.23 Model Hirarki
Contoh pembagian akses secara hirarki dari cisco, membagi dalam beberapa
hirarki seperti pada gambar 3. Model tersebut menjadi 3 layer / tingkatan ;
1) Hirarki Core : pada bagian Inti terdapat interkoneksi utama atau akses
utama dari network dan yang akan mengoptimalkan transport antar sites.
Bisa berupa perangkat Switching di Layer 2 atau Layer 3 yang tugas
pokonya sebagai interkoneksi semua sumber daya. Contohnya perangakt
Switching Layer 3 yang bertugas forward dan routing semua paket masuk
dan keluar network, fungsi firewall dan sistem keamanan lainnya juga bisa
di implementasikan di Hirarki Core ini.
64
2) Hirarki Distribution : di bagian distribusi akan ditugaskan untuk
mendistribusikan semua pengaturan di hirarki Core ke Access dan yang
akan membuat kebijakan koneksi. Distribusi lebih ditekankan untuk
mempermudah pengaturan dan menyebarkan resource yang ada di network
sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Peralatan pada hirarki ini biasanya
berupa Switching di layer 2.
3) Hirarki Access : di bagian inilah semua perangkat disebarkan dan di
interkoneksikan ke semua end point sumber daya yang ada misalnya
terminal user dan sebagainya. Peralatan bisa berupa router layer 3 atau
switching layer2.
4) Model Network Workload, model beban kerja jaringan harus menjadi
perhatian pada saat mendesign topology yang akan dibuat, terutama untuk
solusi aplikasi yang kritikal, peektime traffic yang tinggi, akses ke resources
yang besar, solusi yang sering digunakan seperti loadbalanced systems baik
backbone atau akses link, sistem distribusi/tersebar, model synchronization,
database terdistribusi, dan lain-lain yang akan menjamin realibility 100%
tanpa downtime.
5) Simulate behavior under expected Load, membuat mekanisme seperti
pekerjaan yang sebenarnya, biasanya para networker’s akan
mempresentasikan design yang dibuat ke team work atau ke pelanggan,
penggunaan simulasi perangkat lunak menjadi solusinya. Dengan penggunaan
simulasi ini diharapkan dapat mengukur performa dari design network yang
dibuat.
65
6) Perform sensitive test, testing performa biasanya dilakukan pada network
dibagian tertentu untuk melihat seberapa jauh perubahan yang terjadi pada saat
implementasi nantinya.
7) Rework design as needed, lakukan design ulang jika dibutuhkan untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal, biasanya hasil didapatkan dari masukan
user, team work atau management.
2.17 Studi Literatur Sejenis
1. Judul :
Konfigurasi Virtual Local Area Network ( VLAN) pada Cisco
Switch dengaan menggunakan Program Network Visualizer 5.0
Penulis :
Hari Bugi Prama
Asal Universitas :
Universitas Sumatera Utara Medan
Latar Belakang :
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam jaringan
komputer, diperlukan pengembangan jaringan LAN dalam suatu
jaringan komputer, serta demi keamanan Informasi yang akan dikirim,
sebuah LAN tidak diizinkan untuk mendapatkan akses ke LAN
lainnya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan Switch yang
lebih banyak dan akan menambah biaya perancangan.
66
VLAN dapat menbagi sebuah LAN Menjadi beberapa broadcast
domain. Metode ini dapat menghemat biaya instalasi jaringan, karena
biasanya untuk menbagi broadcast domain, diperlukan perangkat
router. Dalam implementasinya,Vlan mempunyai keunggulan karena
tidak memerlukan perubahan fisik pada jaringan, tetapi dapat
memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi jaringan. (
Prama,2008: 2 )
2. Judul :
PERBANDINGAN IP ADDRESS V.4 dan V.6
Penulis :
Franz Pardede
Asal Universitas :
Universitas Sriwijaya
Latar Belakang :
Alasan utama untuk mulai beralih ke IPv6 adalah terbatasnya
ruang pengalamatan. Padamasa sekarang ini bukan komputer saja yang
terhubung ke internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon
seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke
internet, dapatkan anda bayangkan seberapa banyak alamat IP yang
dibutuhkan untuk menghubungkan semua itu ke internet. Diperkirakan
pada 1 sampai 7 tahun kedepan merupakan masa transisi dari IPv4 ke
IPv6. Secara eksplisit berdasarkan kesepakatan IETF memang tidak
ada tanggal pasti kapan umur IPv4 akan berakhir, namun masa transisi
dari IPv4 ke IPv6 merupakan proses yang bertahap dan selama transisi
67
harus ada jaminan bahwa proses tersebut tidak mengganggu aktifitas
internet. ( Pardede,2008: 3)
3. Judul :
ANALISIS DAN SIMULASI MODEL TRAFIK NEXT
GENERATION NETWORK
Penulis :
Vebby Aprilyan Alhadi
Asal Universitas :
Universitas Indonesia Jakarta
Latar Belakang :
Konsep NGN (Next Generation Network) merupakan anak
emas dari perkembangan teknologi telekomunikasi saat ini. Konsep ini
diharapkan mampu mengintegrasikan seluruh jaringan yang ada, entah
membuat satu jaringan baru ataupun tetap memakai banyak jaringan.
Berbagai masukan yang ada kebanyakan mengimplementasikan
menggunakan
sifat WDM (bukan lagi TDM) karena jaringan yang ada
merupakan paket-paket. Selain itu kebanyakan pakar juga
menggunakan jaringan optik sebagai dasar bagi penggunaan NGN. (
Alhadi,2006: 4)
87
4.4 Dasar-Dasar Perintah Mengkonfigurasi VLAN
Untuk mengkonfigurasi VLAN hal pertama yang dilakukan adalah
memikirkan user mana saja yang diinginkan di setiap VLAN adalah sulit
karena membutuhkan banyak waktu. Tetapi begitu memutuskan jumlah
VLAN yang akan dibuat, dan menetapkan user-user yang diinginkan pada
setiap VLAN, maka waktunya untuk membuat VLAN tersebut bekerja.
Ada beberapa tahap dalam mengkonfigurasi VLAN pada Switch Catalyst
2950. diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Nonaktifkan terlebih dahulu semua port yang ada pada switch Catalyst
2950
2) Menentukan Setiap port yang akan dijadikan VLAN, sekaligus
mengaktifkan kembali port yang dijadikan VLAN tersebut.
3) Memberi nama setiap VLAN
4) Menentukan port yang akan dijadikan sebagai trunk VLAN
5) Konfigurasi Router Untuk mengkomunikasikan Antar-VLAN
4.4.1 Cara Menonaktifkan Setiap Port Pada Switch Catalyst 2950.
Setiap switch pasti memiliki port yang bisa dihubungkan
dengan port lain, bisa dengan port fastEthernet yang ada di PC,
bisa dengan port Ethernet yang ada di Modem dan port antar
sesama switch yang lain. Setiap Switch memiliki jumlah port yang
berbeda ada yang 4 port, 8 port hingga 24 port. Untuk Switch
88
Catalyst 2950 ada 24 port yang bisa digunakan. Berikut adalah
gambar secara physical dari port pada Switch Catalyst.
Gambar 4.5 Switch Catalyst 2950 series
Ketika switch akan digunakan dalam aplikasi packet tracer
ini, semua port biasanya dalam keadaan aktif. Untuk itu terlebih
dahulu sesuai dengan tahapan pembuatan VLAN, setap port yang
akan dibuat VLAN harus dalam keadaan non-aktif dan port
diaktifkan kembeli setelah proses pembuatan VLAN itu berjalan.
Adapun konfigurasi untuk menonaktifkan port pada VLAN yaitu
sebagai berikut :
Keterangan konfigurasi di atas:
Untuk Switch Catalyst 2950 port 0/1 – 05 akan dinonaktifkan.
Untuk melihat hasil dari konfigurasi di atas adalah dengan
mengetikan perintah ”Show run”.
Catalyst_2950#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst_2950 (config) # interface FashEthernet 0/1 – 05
Catalyst_2950 (config-if) # shut down.
89
Catalyst_2950#show run
Building configuration...
Current configuration : 920 bytes
!
version 12.1
no service password-encryption
!
hostname Catalyst_2950
!
!
!
interface FastEthernet0/1
shutdown
!
interface FastEthernet0/2
shutdown
!
interface FastEthernet0/3
shutdown
!
interface FastEthernet0/4
shutdown
!
interface FastEthernet0/5
shutdown
!
!
90
interface FastEthernet0/24
Keterangan konfigurasi di atas:
Bisa dilihat port 1 – 5 dalam keadaan shutdown yang artinya dalam
keadaan non-aktif. Sementara port lainnya dalam keadaan up yang
artinya aktif.
4.4.2 Cara Mengkonfigurasi VLAN Pada Switch Catalyst 2950.
Setelah menonaktifkan VLAN pada port FastEthernet0/1 –
05. selanjutnya port tersebut dikonfigurasi untuk dijadiakan
VLAN. Untuk mengkonfigurasi VLAN pada switch Catalyst 2950,
gunakan perintah konfigurasi sebagai berikut :
Keterangan konfigurasi di atas:
Port FastEthernet 0/1 – 05 dijadikan sebagai port VLAN 10.
Setelah menciptakan VLAN yang diinginkan , untuk melihat hasil
dari konfigurasi VLAN menggunakan perintah show vlan, dan
akan terlihat hasilnya seperti di bawah ini :
Catalyst_2950#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst_2950 (config) # interface FashEthernet 0/1 – 05
Catalyst_2950(config-if)#switchport mode access
Catalyst_2950(config-if)#switchport access vlan 10
Catalyst_2950(config-if)# no shut down
91
Keterangan konfigurasi di atas:
Tercantum pada VLAN 10 portnya adalah Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3,
Fa0/4, Fa0/5
4.4.3 Memberi Nama VLAN 10
Untuk pemberian nama VLAN bisa dilakukan sebelum
menentukan port yang akan dijadikan VLAN ataupun setelah
menentukan port yang akan dijadikan VLAN. Dalam hal ini
VLAN 10 hanya sebagai penomoran VLAN saja dan akan diberi
nama dengan nama Departemen A. Untuk itu lakukan perintah
konfigurasi sebagai berikut :
VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9
Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13
Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17
Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21
Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1
Gig1/2
10 VLAN0010 active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active
Catalyst_2950#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst_2950(config)#vlan 10
Catalyst_2950(config-vlan)#name Departemen_A
92
Keterangan konfigurasi di atas:
Untuk VLAN 10 diberi nama Departemen A
untuk melihat hasil dari konfigurasi VLAN menggunakan perintah
show vlan, dan akan terlihat hasilnya seperti di bawah ini :
`4.4.4 Memberi Port pada Swich untuk Dijadikan Trunking
Pemberian istilah trunk untuk mengkonfigurasi antar
switch ke swich lainnya sangatlah diperlukan. Dalam satu Switch
istilah trunk tidak diperlukan untuk konfigurasi, tetapi dalam
switch yang berbeda trunking sangat berperan penting untuk dapat
menhubungkan antar-VLAN. Untuk dapat memahami trunking,
lihat gambar dibawah ini :
Trunking Trunking
Port : FastEthernet0/1 Port : FastEthernet0/1
Gambar 4.6 Model Trunk
VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9
Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13
Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17
Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21
Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1
Gig1/2
10 Departemen_A active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active
Switch A Switch B Switch C
93
Keterangan Gambar di atas :
Switch A untuk dapat berkomunikasi dengan Swich B dibutuhkan
kabel Cross-Over . port fastEthernet0/1 pada Switch A
dikonfigurasi sebagai port khusus trunking, begitupun sebaliknya
port fastethernet pada switch B dikonfigurasi sebagai port khusus
trunking.
Konfigurasi Trunking pada switch adalah sebagai berikut :
4.4.5 Konfigurasi Router Untuk Komunikasi Antar VLAN
Agar antar VLAN yang satu dengan VLAN yang lainnya
dapat berkomunikasi diperlukan sebuah router unuk
menghubungkannya. Router dijadikan sebagai pembuatan sub-
Interface pada setiap alamat Default gateway VLAN yang ada
dalam setiap swich, artinya setiap switch VLAN pasti memiliki ip
default gatewaynya. Alamat default getway tersebut dijadikan
penghubung di dalam router untuk menghubungkan VLAN.
Konfigurasinya adalah sebagai berikut :
Catalyst_2950#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Catalyst_2950(config)#Interface FastEthernet 0/1
Catalyst_2950(config-if)#switch port mode trunk
Catalyst_2950(config-if)#no Shut Down
94
Keterangan konfigurasi di atas:
Interface Port FastEthernet 0/1 pada router dijadikan sebagai sub-
interface dengan ciri konfigurasi Router(config-if)#interface
fastEthernet 0/1.10 0/1.10 artinya adalah fastethernet 0/1 yang
menjadi perwakilan kelompok VLAN 10 akan dijadikan sebagai
sub-interface, kemudian setelah itu di definisikan kembali dengan
perintah Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10 dan langkah
terakhir adalah pemberian alamat IP-Gateway VLAN 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0 akan
memasukan IP gateway pada router tersebut yang dijadikan
sebagai sub-interface tadi yang akan berkomunikasi dengan VLAN
lainnya apabila VLAN selanjutnya dikonfigurasi juga seperti
Router#conf terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.1
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 1
Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shutdown
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.10
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shutdown
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.20Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
Router(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shutdown
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.99Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 99 Native
95
VLAN sebelummnya.
4.5 Pembahasan VLAN pada Packet Tracker 5.2
Pada pembahasan ini akan membahas secara keseluruhan pembuatan
VLAN dalam bentuk jaringan yang sebenarnya yang akan
diimplementasikan dalam aplikasi Packet Tracker 5.2. Ada 6 (enam)
VLAN yang akan terkonfigurasi diantaranya adalah VLAN 10,20,30,40,50
dan 99. Kemudian satu Router yang akan menghubungkan antar vlan satu
dengan vlan lainnya. Akan ada kurang lebih 50 PC yang terkonfigurasi
pada pembentukan rancangan jaringan Vlan ini. Untuk Topologi
Jaringannya adalah sebagai berikut :
Gambar 4.7Topologi Jaringan
Router
VLAN 10
VLAN 20 VLAN 30 VLAN 40
VLAN 50
VLAN 99 Native
96
Tabel 4.1 VLAN
Tabel 4.2 Pengalamatan IP
Nama VLAN Range IP Subnet mask
Vlan 10 192.168.10.1 – 192.168.10.8 255.255.255.192
Vlan 20 192.168.20.9 – 192.168.20.15 255.255.255.192
Vlan 30 192.168.30.16 – 192.168.10.26 255.255.255.192
Vlan 40 192.168.40.27 – 192.168.40.35 255.255.255.192
Vlan 50 192.168.50.36 – 192.168.50.44 255.255.255.192
Vlan 99 Native - -
VLAN Host / PC Keterangan
VLAN 10 7 Host Office_01
VLAN 20 7 Host Marketing
VLAN 30 11 Host Sampel
VLAN 40 7 Host Exim
VLAN 50 9 Host Office_2
VLAN 99 Native - Central Switch
97
4.5.1 Konfigurasi VLAN 10 (office_01)
Untuk pembahasan pembuatan rancangan Vlan telah
dibahas pada pembahasan langkah – langkah vlan namun dalam
pambahasan ini akan dijelaskan secara rinci lagi dengan
menggunakan aplikasi packet tracker 5.2 dimulai dari konfigurasi
switch untuk pembuatan vlan sampai pemberian alamat IP address
pada setiap PC yang terhubung ke vlan tersebut. Area Vlan 10
dapat di lihat pada gambar 4.8
Gambar 4.8 Area VLAN 10
Dalam VLAN 10 ada 7 ( tujuh ) PC yang terkoneksi
diantaranya ada PC server, MD Manager, Manager Produksi, PC
Direktur, User_01 dan User_02. Pertama – tama akan membahas
cara mengkonfigurasi switch yang akan dijadikan vlan 10, caranya
yaitu dengan membuka aplikasi packet Tracker 5.2. Kemudian
masukan Switch dan 7 PC dengan memilih gambar switch dan PC
pada aplikasi Packet Tracker Tersebut.
98
Drugs Perangkat
Switch PC
Gambar 4.9 Cara Memasukan Perangkat Jaringan
Setelah memasukan beberapa perangkat yaitu switch dan
PC, yang telah dibahas pada Gambar 4.9. Kemudian setelah itu
konfigurasi switch yang akan dijadikan vlan 10, dengan mengklik
dua kali gambar switch yang akan di konfigurasi. Maka akan
masuk ke bagian seperti gambar di bawah ini :
Gambar 4.10 Bentuk Fisik dari Switch
99
Gambar 4.11 Pemberian Nama pada switch
Gambar 4.12 konfirgurasi manual
Keterangan :
1. Gambar Physical : Menggambarkan secara bentuk Fisik dari switch
yang dipakai.
2. Gambar Config : Bisa digunakan untuk pemberian nama pada switch,
menghapus konfigurasi switch dan menyimpan hasil konfigurasi
switch.
3. CLI : Berfungsi sebagai konfigurasi manual.
Setelah masuk pada konfigurasi switch, terlebih dahulu
memberi nama switch tersebut dengan nama Display name: Office
dan Hostname: Switch. Untuk display name akan terlihat namanya
100
pada bentuk secara fisik dalam aplikasi packet tracker dan untuk
hostname akan tertera pada konfigurasinya. Lihat gambar di bawah
ini :
Host Name Display Name
Gambar 4.13 Keterangan Nama pada switch
Setelah itu mulai membuat vlan pada switch office tersebut,
dengan masuk ke bagian CLI untuk dapat mengkonfigurasi secara
manual. Pertama – tama tentukan terlebih dahulu port yang akan
dijadikan vlan pada swich office tersebut. Ada 24 port yang dapat
di hubungakan namun hanya butuh beberapa port saja untuk
dijadikan port – port vlan. Port tersebut disebut port FastEthernet.
Dapat terlihat di bagian Physical Switch.
101
Gambar 4. 14 Port Switch
Pada Switch Office ini akan ada 8 Port yang akan dijadikan
Vlan 10. dari Port FastEthernet 0/1 – FastEthernet 0/8. Berikut
gambaran tabel yang menjelaskan port yang telah ditentukan.
Tabel 4.3 Penjelasan Port
Interface FastEthernet Vlan
Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99
Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/8 VLAN 10
Keterangan :
1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking, artinya trunk
adalah penghubung antara switch dengan switch lainnya pada
pembuatan vlan.
2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/8 akan dijadikan anggota Vlan
10 pada switch Office.
Setiap port yang akan dijadikan vlan seharusnya dalam
keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap
portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada
102
Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi di bawah
ini :
Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah
dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan
konfigurasi seperti di bawah ini.
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/8
Switch (config-if) # shut down.
103
Switch#show run
Building configuration...
Current configuration : 920 bytes
!
version 12.1
no service password-encryption
!
hostname Catalyst_2950
!
!
!
interface FastEthernet0/1
shutdown
!
interface FastEthernet0/2
shutdown
!
interface FastEthernet0/3
shutdown
!
interface FastEthernet0/4
shutdown
!
interface FastEthernet0/5
shutdown
!
interface FastEthernet0/6
shutdown
!
interface FastEthernet0/7
!
Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses
pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan
sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai
berikut :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1
Switch (config-if) # switchport mode trunk
Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99
Switch (config-if) # no shutdown
104
Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –
fastEthernet 0/8 dijadikan sebagai vlan 10 dengan konfigurasi
sebagai berikut :
Beri nama vlan 10 dengan nama office_01. konfigurasinya
adalah sebagai berikut :
Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/8
Switch (config-if) # switchport mode acces
Switch (config-if) # switchport acces vlan 10
Switch (config-if) # no shutdown
Switch#show vlan
VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- ----------------------------------------------------
1 default active Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
10 office_01 active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # vlan 10
Switch(config-vlan)#name office_01
105
Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai
trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat
berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai
penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99
adalah sebagai berikut:
Setelah selesai proses konfigurasi pada switch office_01
kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan
dengan 7 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 10. Daftar
tabel pengalamatan ip vlan 10 .
Tabel 4.4 Daftar Pengalamatan Vlan 10
Interface Host Name IP Address
FastEthernet 0/2 PC Komisaris 192.168.10.2 255.255.255.192
FastEthernet 0/3 MD Manager 192.168.10.3 255.255.255.192
FastEthernet 0/4 Manager Produksi 192.168.10.4 255.255.255.192
FastEthernet 0/5 Dirut 192.168.10.5 255.255.255.192
FastEthernet 0/6 User_01 192.168.10.6 255.255.255.192
FastEthernet 0/7 User_02 192.168.10.7 255.255.255.192
FastEthernet 0/8 PC Server 192.168.10.8 255.255.255.192
Interface Vlan 99 - 192.168.99.12 255.255.255.192
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) #interface vlan 99
Switch (config-if) #ip address 192.168.99.12 255.255.255.192
Switch (config-if) #no shutdown
106
Berikut adalah cara memasukan IP dan pemberian nama
setiap PC nya pada aplikasi Packet Tracker 5.1. Klik pada bagian
PC mana yang akan di beri alamat ip terlebih dahulu. Misalnya
pada PC Komisaris.
Gambar 4.15 Pemberian Nama pada PC
Masuk ke bagian config, pada Display Name beri nama PC
tersebut sebagai PC komisaris. Kemudian setelah itu masuk ke
bagian dektop. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini:
107
Gambar 4.16 Bagian Desktop
Pilih IP configuration untuk mengkonfigurasi atau memasukan
IP address pada PC tersebut.
Gambar 4.17Konfigurasi IP
Input IP address 192.168.10.2 angka 10 pada ip tersebut
menunjukan bahwa PC tersebut berada sebagai keanggotaan vlan
10. Untuk pemberian alamat IP pada PC yang lainnya dapat
dilakukan dengan cara yang sama.
108
4.5.2 Konfigurasi VLAN 20 (Marketing)
Pada konfigurasi vlan 20 marketing ini akan ada 7 PC yang
terhubung dalam kelompok vlan tersebut, diantaranya adalah PC
MD-1, PC MD-2, PC MD-3, PC MD-4, PC Follow Up 1, PC
Follow Up 2, dan yang terakhir PC Follow Up 3. Gambar 4.16
Adalah rancangan dari topologi vlan 20 (Marketing) .
Gambar 4.18 Topologi VLAN 20 (Marketing)
Pada Switch VLAN 20 (Marketing) ini akan ada 8 Port
yang akan dijadikan Vlan 20 marketing. dari Port FastEthernet 0/1
– FastEthernet 0/8. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan port
yang telah ditentukan.
Tabel 4.5 Penjelasan Port
Interface FastEthernet Vlan
Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99
Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/8 VLAN 20
109
Keterangan :
1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,
artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan switch
lainnya pada pembuatan vlan.
2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/8 akan dijadikan anggota
Vlan 20 pada switch Marketing.
Dalam tahapan Pembuatan VLAN 20 (Marketing) ini
sebenarnya sama saja dengan pembuatan vlan 10 (Office_01)
sebelumnnya. Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam
keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap
portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada
Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi di bawah
ini :
Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah
dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan
konfigurasi seperti di bawah ini :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/8
Switch (config-if) # shut down.
110
Switch#show run
Building configuration...
Current configuration : 920 bytes
!
version 12.1
no service password-encryption
!
hostname Catalyst_2950
!
!
!
interface FastEthernet0/1
shutdown
!
interface FastEthernet0/2
shutdown
!
interface FastEthernet0/3
shutdown
!
interface FastEthernet0/4
shutdown
!
Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses
pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan
sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai
berikut :
Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –
fastEthernet 0/8 dijadikan sebagai vlan 20 (Marketing) dengan
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1
Switch (config-if) # switchport mode trunk
Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99
Switch (config-if) # no shutdown
111
konfigurasi sebagai berikut :
Beri nama vlan 20 dengan nama Marketing. konfigurasinya adalah
sebagai berikut :
Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :
Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai
trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat
berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai
penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99
adalah sebagai berikut:
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/8
Switch (config-if) # switchport mode acces
Switch (config-if) # switchport acces vlan 20
Switch (config-if) # no shutdown
Switch#sh vlan
VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
Gig1/1, Gig1/2
10 office_01 active
20 marketing active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # vlan 20
Switch(config-vlan)#name Marketing
112
Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Marketing,
kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan dengan
7 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 20 (Marketing).
Daftar tabel pengalamatan ip vlan 20.
Tabel 4.6 Daftar Pengalamatan IP Vlan 20
Interface Host Name Ip Address
FastEthernet 0/2 MD-1 192.168.20.9 255.255.255.192
FastEthernet 0/3 MD-2 192.168.20.10 255.255.255.192
FastEthernet 0/4 MD-3 192.168.20.11 255.255.255.192
FastEthernet 0/5 MD-4 192.168.10.12 255.255.255.192
FastEthernet 0/6 Follow Up 1 192.168.20.13 255.255.255.192
FastEthernet 0/7 Follow Up 2 192.168.20.14 255.255.255.192
FastEthernet 0/8 Follow Up 3 192.168.20.15 255.255.255.192
Interface Vlan 99 - 192.168.99.13 255.255.255.192
Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas
pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada
switch office, caranya sama persis seperti yang dibahas dalam
pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah pengisian
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) #interface vlan 99
Switch (config-if) #ip address 192.168.99.13 255.255.255.192
Switch (config-if) #no shutdown
113
nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat pada table
diatas.
4.5.3 Konfigurasi VLAN 30 (Sample)
Pembahasan pembuatan vlan 30 ini sama saja dengan
pembahasan vlan-vlan sebelumnya, Pada konfigurasi vlan 30
sample ini akan ada 11 PC yang terhubung dalam kelompok vlan
tersebut, diantaranya adalah PC Sample 1, PC Sample 2, PC
Sample 3, Sample 4, PC Sample 5, PC Sample 6, PC Sample 7, PC
mekanik, PC Gudang 1, Gudang 2, dan yang terakhir PPC. gambar
4.? Adalah rancangan dari topologi vlan 30 (Sample)
Gambar 4.19 Topologi VLAN 30 (Sample)
Pada Switch VLAN 30 (Sample) ini akan ada 12 Port yang
akan dijadikan Vlan 30 (Sample). dari Port FastEthernet 0/1 –
FastEthernet 0/12. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan port
yang telah ditentukan.
114
Tabel 4.7 Penjelasan Port
Interface FastEthernet Vlan
Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99
Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/12 VLAN 30
Keterangan :
1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,
artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan switch
lainnya pada pembuatan vlan.
2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/8 akan dijadikan anggota
Vlan 30 pada switch Sample.
Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam
keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menenoaktifkan setiap
portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada
Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi dibawah
ini:
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/12
Switch (config-if) # shut down.
115
Switch#show run
Building configuration...
Current configuration : 920 bytes
!
version 12.1
no service password-encryption
!
hostname Switch
!
!
!
interface FastEthernet0/1
shutdown
!
interface FastEthernet0/2
shutdown
!
interface FastEthernet0/3
shutdown
!
interface FastEthernet0/4
shutdown
!
Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah
dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan
konfigurasi seperti di bawah ini :
Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses
pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan
sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai
berikut :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1
Switch (config-if) # switchport mode trunk
Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99
Switch (config-if) # no shutdown
116
Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –
fastEthernet 0/12 dijadikan sebagai vlan 30 (Sample) dengan
konfigurasi sebagai berikut :
Beri nama vlan 30 dengan nama Sample. konfigurasinya
adalah sebagai berikut :
Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :
Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai
trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat
berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai
penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/12
Switch (config-if) # switchport mode acces
Switch (config-if) # switchport acces vlan 30
Switch (config-if) # no shutdown
Switch#show vlan
VLAN Name Status Ports
---- -------------------------------- --------- -------------------------------
1 default active Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
Gig1/1, Gig1/2
10 office_01 active
20 marketing active
30 sampel&gudang active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9
Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # vlan 30
Switch(config-vlan)#name Sample
117
adalah sebagai berikut:
Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Sample,
kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan
dengan 11 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 30
(Sample). Daftar tabel pengalamatan ip vlan 30.
Tabel 4.8 Daftar Pengalamatan IP Vlan 30
Interface Host Name Ip Address
FastEthernet 0/2 Sample-1 192.168.30.16 255.255.255.192
FastEthernet 0/3 Sample -2 192.168.30.17 255.255.255.192
FastEthernet 0/4 Sample -3 192.168.30.18 255.255.255.192
FastEthernet 0/5 Sample -4 192.168.30.19 255.255.255.192
FastEthernet 0/6 Sample -5 192.168.30.20 255.255.255.192
FastEthernet 0/7 Sample -6 192.168.30.21 255.255.255.192
FastEthernet 0/8 Sample -7 192.168.30.22 255.255.255.192
Interface Vlan 0/9 Mekanik 192.168.30.23 255.255.255.192
Interface Vlan 0/10 Gudang 1 192.168.30.24 255.255.255.192
Interface Vlan 0/11 Gudang 2 192.168.30.25 255.255.255.192
Interface Vlan 99 - 192.168.99.14 255.255.255.192
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) #interface vlan 99
Switch (config-if) #ip address 192.168.99.14 255.255.255.192
Switch (config-if) #no shutdown
118
Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas
pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada
switch office, caranya sama seperti yang dibahas dalam
pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah
pengisian nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat
pada table diatas.
4.5.4 Konfigurasi VLAN 40 (Exim)
Pembahasan pembuatan vlan 40 ini sama saja dengan
pembahasan vlan-vlan sebelumnya, Pada konfigurasi vlan 40
Bagian Exim ini akan ada 9 PC yang terhubung dalam kelompok
vlan tersebut, diantaranya adalah PC Exim 1, PC Exim 2, PC
Exim 3, Exim 4, PC Exim 5, PC Exim 6, PC Finishing 1, PC
Finishing 2. PC. gambar 4.15 adalah rancangan dari topologi vlan
30 (Sample) .
Gambar 4.20 Topologi VLAN 40 (Exim)
119
Pada Switch VLAN 40 (Exim) ini akan ada 10 Port yang
akan dijadikan Vlan 40 (Exim). dari Port FastEthernet 0/1 –
FastEthernet 0/10. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan port
yang telah ditentukan.
Tabel 4.9 Penjelasan Port
Interface FastEthernet Vlan
Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99
Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/10 VLAN 40
Keterangan :
1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,
artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan switch
lainnya pada pembuatan vlan.
2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/10 akan dijadikan anggota
Vlan 40 pada switch Exim.
Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam
keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap
portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada
Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi dibawah
ini:
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/10
Switch (config-if) # shut down.
120
Switch#show run
Building configuration...
Current configuration : 920 bytes
!
version 12.1
no service password-encryption
!
hostname Switch
!
!
!
interface FastEthernet0/1
shutdown
!
interface FastEthernet0/2
shutdown
!
interface FastEthernet0/3
shutdown
!
interface FastEthernet0/4
shutdown
Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah
dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan
konfigurasi seperti di bawah ini :
Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses
pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan
sebagai trunk native vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai
berikut :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1
Switch (config-if) # switchport mode trunk
Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99
Switch (config-if) # no shutdown
121
Kemudian port selanjutnya yaitu port FastEthernet 0/2 –
fastEthernet 0/10 dijadikan sebagai vlan 40 (Exim) dengan
konfigurasi sebagai berikut :
Beri nama vlan 40 dengan nama Exim. konfigurasinya adalah
sebagai berikut :
Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :
Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai
trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat
berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai
penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99
adalah sebagai berikut:
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/10
Switch (config-if) # switchport mode acces
Switch (config-if) # switchport acces vlan 40
Switch (config-if) # no shutdown
Switch#sh vlan
VLAN Name Status Ports---- -------------------------------- --------- -------------------------------1 default active Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13
Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24, Gig1/1Gig1/2
10 office_01 active20 marketing active30 sampel&gudang active40 Exim active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # vlan 40
Switch(config-vlan)#name Exim
122
Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Sample,
kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan vlan
dengan 9 PC yang akan dijadikan sebagai anggota vlan 40 (Exim).
Daftar tabel pengalamatan ip vlan 40.
Tabel 4.10 Daftar Pengalamatan IP Vlan 40
Interface Host Name Ip Address
FastEthernet 0/2 Exim- 1 192.168.40.27 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/3 Exim - 2 192.168.40.28 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/4 Exim - 3 192.168.40.29 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/5 Exim - 4 192.168.40.30 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/6 Exim - 5 192.168.40.31 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/7 Exim - 6 192.168.40.32 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/8 Exim - 7 192.168.40.33 - 255.255.255.192
Interface Vlan 0/9 Finishing 1 192.168.40.34 - 255.255.255.192
Interface Vlan 0/10 Finishing 2 192.168.40.35 - 255.255.255.192
Interface Vlan 99 - 192.168.99.15 - 255.255.255.192
Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas
pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada
switch office, caranya sama seperti yang dibahas dalam
pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) #interface vlan 99
Switch (config-if) #ip address 192.168.99.15 255.255.255.192
Switch (config-if) #no shutdown
123
pengisian nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat
pada table diatas.
4.5.5 Konfigurasi VLAN 50 (Office_02)
Pembahasan pembuatan vlan 50 ini sama saja dengan
pembahasan vlan-vlan sebelumnya, Pada konfigurasi vlan 50
Bagian Office_02 ini akan ada 9 PC yang terhubung dalam
kelompok vlan tersebut, diantaranya adalah QA/QC Manager,
HRD, Accounting, Adm_HRD, Costumer 1, Costumer 2, Barcode
1, Barcode 2
Gambar 4.21 Topologi VLAN 50 (Office_02)
Pada Switch VLAN 50 (Office_02) ini akan ada 10 Port
yang akan dijadikan Vlan 50 (Office_02). dari Port FastEthernet
0/1 – FastEthernet 0/10. Berikut gambaran tabel yang menjelaskan
port yang telah ditentukan.
124
Tabel 4.11 Penjelasan Port
Interface FastEthernet Vlan
Interface FastEthernet0/1 Trunk Native Vlan 99
Interface FastEthernet0/2 – FastEthernet0/10 VLAN 50
Keterangan :
1. FastEthernet 0/1 dijadikan sebagai port trunking native 99,
artinya trunk adalah penghubung antara switch dengan
switch lainnya pada pembuatan vlan.
2. FastEthernet 0/2 – FastEthernet 0/10 akan dijadikan
anggota Vlan 50 pada switch Exim.
Setiap port yang akan dijadikan vlan haruslah dalam
keadaan non-aktif terlebih dahulu. Untuk menonaktifkan setiap
portnya caranya adalah masuk ke bagian konfigurasi (CLI) pada
Aplikasi Packet Tracker, kemudian ketikan konfigurasi dibawah
ini:
Ketikan ”show run” untuk melihat apakah setiap port sudah
dalam keadaan non-aktif atau masih aktif. Maka akan ada tampilan
konfigurasi seperti di bawah ini :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1 – 0/10
Switch (config-if) # shut down.
125
Switch#show run
Building configuration...
Current configuration : 920 bytes
!
version 12.1
no service password-encryption
!
hostname Switch
!
!
!
interface FastEthernet0/1
shutdown
!
interface FastEthernet0/2
shutdown
!
interface FastEthernet0/3
shutdown
!
interface FastEthernet0/4
shutdown
!
Setelah semua dalam keadaan non-aktif. Barulah proses
pembuatan vlan dilakukan. Untuk port FastEthernet 0/1 jadikan
sebagai trunk native Vlan 99. Dengan mengkonfigurasi sebagai
berikut :
Kemudian port selanjutnya yaitu port fastEthernet 0/2 –
fastEthernet 0/10 dijadikan sebagai Vlan 50 (Office_02) dengan
konfigurasi sebagai berikut :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/1
Switch (config-if) # switchport mode trunk
Switch (config-if) # switchport trunk native vlan 99
Switch (config-if) # no shutdown
126
Beri nama vlan 50 dengan nama Office_02. konfigurasinya
adalah sebagai berikut :
Ketik ”Show vlan” untuk melihat hasilnya :
Untuk port FastEthernet 0/1 yang akan dijadikan sebagai
trunk native vlan 99 harus di beri alamat ip agar antar switch dapat
berkomunikasi melalui trunk tersebut dengan bantuan ip sebagai
penghubungnya. Konfigurasi pemberian ip pada trunk native 99
adalah sebagai berikut:
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # interface FashEthernet 0/2 – 0/10
Switch (config-if) # switchport mode acces
Switch (config-if) # switchport acces vlan 50
Switch (config-if) # no shutdown
Switch#sh vlan
VLAN Name Status Ports---- -------------------------------- --------- -------------------------------1 default active Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14
Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22Fa0/23, Fa0/24
10 office_01 active20 marketing active30 sampel&gudang active40 Exim active50 Office_02 active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9Fa0/10
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) # vlan 50
Switch(config-vlan)#name Office_02
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) #interface vlan 99
Switch (config-if) #ip address 192.168.99.16 255.255.255.192
Switch (config-if) #no shutdown
127
Setelah selesai proses konfigurasi pada switch Sample,
kemudian hubungkan port FastEthernet yang dijadikan Vlan
dengan 9 PC yang akan dijadikan sebagai anggota Vlan 50
(Offive_02). Daftar tabel pengalamatan ip vlan 50.
Tabel 4.12 Daftar Pengalamatan IP Vlan 50
Interface Host Name Ip Address
FastEthernet 0/2 QA/QC Manager 192.168.50.36 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/3 HRD 192.168.50.37 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/4 Accounting 192.168.50.38 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/5 Adm_Manager 192.168.50.39 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/6 Costumer 1 192.168.50.40 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/7 Costumer 2 192.168.50.41 - 255.255.255.192
FastEthernet 0/8 Barcode 1 192.168.50.42 - 255.255.255.192
Interface Vlan 0/9 Barcode 2 192.168.50.43 - 255.255.255.192
Interface Vlan 0/10 Barcode 3 192.168.50.44 - 255.255.255.192
Interface Vlan 99 - 192.168.99.16 - 255.255.255.192
Untuk pemberian alamat IP pada aplikasi ini telah dibahas
pada pembahasan sebelumnya dalam pemberian alamat ip pada
switch office, caranya sama seperti yang dibahas dalam
pembahasan tersebut hanya saja yang membedakan adalah
pengisian nama dan pengisian alamat ip addressnya dapat dilihat
pada table diatas.
128
4.5.6 Konfigurasi Vlan Central (Native 99)
Vlan native 99 merupakan central yang akan
menghubungkan antar beberapa Vlan di dalam jaringan lokal
diantaranya ada Vlan 10,20,30,40 dan 50. lima buah vlan ini akan
dihubungkan oleh vlan native 99 yang terhubung juga ke router
sebagai alat yang akan menentukan vlan mana saja yang dapat
berkomunikasi dan yang tidak dapat berkomunikasi. Berikut adalah
topologi dari vlan native tersebut :
Gambar 4.22 Topologi Vlan Native
Untuk konfigurasi vlan native hal pertama yaitu
menentukan port mana saja yang akan dijadikan sebagai port trunk
native tersebut. Ada 6 port yang dijadikan sebagai port native vlan
99 diantaranya adalah Inteface Fa0/1, Interface Fa0/2, Interface
Fa0/3, Interface Fa0/4, Interface Fa0/5, dan Interface Fa0/6.
Konfigurasinya adalah sebaga berikut :
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch (config) #interface fastEthernet 0/1 - 06
Switch (config-if) #switchport mode acces trunk
Switch (config-if) #switchport accers vlan native 99
Switch (config-if) #no shutdown
129
Ke-6 Port tersebut akan terhubung ke port trunk lainnya pada vlan
10, 20,30,40,50 dan FastEthernet 0/1 pada router.
4.5.7 Konfigurasi Router
Fungsi dari router tersebut dalam pembuatan vlan adalah
dapat mengkomunikasikan antar beberapa vlan yang berbeda,
selain itu dapat menentukan vlan mana saja yang dapat
berkomunikasi dan vlan mana saja yang tidak dapat
berkomunikasi. Istilah dalam konfigurasi router ini adalah
membuat sub-interface pada setiap ip vlan yang akan di
komunikasikan dengan mencantumkan ip-default getway setiap
Vlan yang ada dalam jaringan lokal (LAN). Konfigurasinya adalah
sebagai berikut :
130
Router#conf terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.1
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 1
Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.192
Router(config-subif)#no shutdown
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.10
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.192
Router(config-subif)#no shutdown
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.20
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
Router(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.192
Router(config-subif)#no shutdown
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.30
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 30
Router(config-subif)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.192
Router(config-subif)#no shutdown
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.40
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 40
Router(config-subif)#ip address 192.168.40.1 255.255.255.192
Router(config-subif)#no shutdown
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.50
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 50
Router(config-subif)#ip address 192.168.50.1 255.255.255.192
Router(config-subif)#no shutdown
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------
Router(config-if)#interface fastEthernet 0/1.99
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 99 Native
Router(config-subif)#ip address 192.168.99.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shutdown
131
Ketikan Perintah ”Show Run” untuk melihat apakah sudah
terkonfigurasi atau tidak.
interface FastEthernet0/0.10encapsulation dot1Q 10ip address 192.168.10.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.20encapsulation dot1Q 20ip address 192.168.20.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.30encapsulation dot1Q 30ip address 192.168.30.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.40encapsulation dot1Q 40ip address 192.168.40.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.50encapsulation dot1Q 50ip address 192.168.50.1 255.255.255.192!interface FastEthernet0/0.99encapsulation dot1Q 99 nativeip address 192.168.99.1 255.255.255.192!interface FastEthernet1/0no ip addressduplex autospeed autoshutdown!interface FastEthernet1/1no ip addressduplex autospeed autoshutdown!ip classless!!!!!line con 0line vty 0 4login!!end
132
4.6 Uji Coba Jaringan
Pada Uji Coba ini terlihat bagaimana topologi jaringan yang
digunakan, beserta kelompok vlan mana saja yang ada dan ada beberapa
PC yang terkoneksi pada VLAN 10 kurang lebih ada 7 PC yang
terkoneksi, VLAN 20 ada 7 yang terkoneksi, VLAN 30 ada 11 PC yang
terkoneksi, VLAN 40 ada 9 PC yang terkoneksi, dan VLAN 50 ada 9 PC
yang terkoneksi. Jadi total PC yang ada pada jaringan LAN tersebut ada
43 PC.
Gambar 4.23 Tampilan Output
133
Untuk dapat melihat apakah sesama PC dapat berkomunikasi atau
tidak dilakukan perintah ”ping” pada command prompt. Adapun ketentuan
untuk masuk ke command promport klik start pad windows pilih run
kemudian dalam ketik cmd. Maka akan masuk ke tampilan command
prompt. Setelah dalam command prompt gunakan perintah “ipconfig”
untuk mengetahui ip address dalam PC tersebut. Setelah itu gunakan
perintah “ping ip address (tujuan). Kalau ada balasan reply dari ip address
tujuan berarti PC tersebut sudah bisa berkomunikasi. Dan kalau ada
perintah – perintah lain selain hal tersebut berarti komunikasi gagal
dilakukan dan ada masalah.
Pada Gambar 4.24 bisa dilihat, Ping dari PC Komisaris dengan ip
address 192.168.10.2 Ke PC MD_Manager dengan ip address
192.168.10.3 dilingkungan VLAN 10 berhasil dilakukan, karena berada
dalam satu VLAN yang sama. Untuk mengetahui berhasil dilakukan ada
tulisan: Reply from 192.168.10.3 bytes=32 time=36ms TTL=128 Perintah
tersebut dilakukan Tidak hanya ke MD_Manager saja pengiriman data
juga bisa dilakukan ke bagian-bagian lainnya di lingkungan VLAN 10.
134
Gambar 4.24 Ping VLAN 10
Pada Gambar 4.25, Ping dari PC MD Manager dilingkungan
VLAN 10 dengan ip address 192.168.10.3 ke PC Sampel 1 di lingkungan
VLAN 30 dengan ip address 192.168.30.16 gagal dilakukan karena
berbeda VLAN selain itu bisa saja pada konfigurasi Router VLAN 30
tidak di ikut sertakan dalam VLAN native 99. terlihat ada keterangan
Reply from 192.168.30.10.1 : Destination host unreachable. Untuk
mengetahui pada VLAN 30 apakah benar tidak berada dalam satu VLAN
native 99, dapat dilihat pada konfigurasi Router tersebut, nanti akan
tertampil VLAN mana saja yang sudah terkoneksi dan dapat
berkomunikasi.
135
Gambar 4.25 Ping Gagal Dilakukan
Pada Gambar 4.26, komunikasi antar VLAN dari PC Manager
Produksi pada VLAN 10 dengan IP address 192.168.10.4 Ke QA/QC
Manager pada VLAN 50 dengan ip address 192.168.50.36, berhasil
dilakukan karena telah dikonfigurasi melalui router. Komunikasi berhasil
dilakukan dengan adanya tulisan pada command prompt : Reply from
192.168.50.36 bytes=32 time=330ms TTL=127.
136
Gambar 4.26 Ping Berhasil Dilakukan
4.7 Grafik Performance Jaringan
Untuk mengetahui kinerja dan performa jaringan mengalami
perubahan, dapat diujicobakan dengan melakukan konektivitas ke berbagai
PC yang ada pada jaringan tersebut termasuk konektivitas antar VLAN itu
sendiri (sebelum dijadikan VLAN dan sesudah dijadikan VLAN). Caranya
dengan melakukan ping melalui command promport ke IP Adress tertentu.
Setelah melakukan ping, misalnya dari alamat IP 192.168.10.2 –
melakukan konektivitas ke 192.168.20.2 bila berhasil akan ada jawaban
yaitu :
137
Artinya ada balasan dari alamat IP 192.168.20.2. Bytes=32 artinya ada
32 bit yang menunjukan alamat IP nya yaitu 192 . 168 . 20 . 2 Total
ada 32 Bit. 8bit 8bit 8bit 8bit
Untuk Time dalam perhitungannya ini tidak konsisten ini menunjukan
kecepatan pengiriman data. Bila dilihat secara gafik dengan contoh diatas
adalah sebagai berikut :
0 1 2 3 4 dst . . .Gambar 4.27 Grafik Performance Jaringan
4.8 Evaluasi Jaringan VLAN
Sebelum membangun dan mengkonfigurasi VLAN beserta
topologi jaringan yang digunakan permasalahan seperti trrafic atau
kemacetan pada saat pengiriman paket data sering bermasalah, belum lagi
dari sistem keamanan data yang dianggap sangat penting bagi perusahaan,
bisa saja diakses oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Lain
Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=330ms TTL=127
Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=277ms TTL=127
Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=221ms TTL=127
250
221
227
330
Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=330ms TTL=127
Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=277ms TTL=127
Reply form 192.168.20.2: Bytes=32 time=221ms TTL=127
138
halnya setelah pengembangan jaringan menggunakan konsep VLAN,
performance jaringan pada VLAN menjadi lebih optimal, sehingga akses
antara jaringan lokal menjadi lebih cepat dan dapat disesuaikan dalam
traffic yang terjadi dalam jaringan tersebut, karena adanya pengiriman
paket data secara bersamaan. Begitupun untuk sistem keamanan pada
jaringan lebih terjamin karena dalam VLAN ini dapat di atur VLAN mana
saja yang dapat dikomunikasikan dan VLAN mana saja yang tidak dapat
dikomunikasikan, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengkonfigurasi
router.
75
BAB IV
PEMBAHASAN DAN UJI COBA
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia yang sekarang ini
sedang menghadapi tugas berat, yaitu mencapai masyarakat yang adil
dan makmur melalui kegiatan pembangunan Nasional pada umumnya
dan persiapan serta pelaksanaan proyek-proyek pembangunan pada
khususnya. Diperlukan jasa dan menyalurkan tenaga kerja yang
semakin meningkat berdaya guna dan berhasil guna. Untuk mengatasi
tugas berat tersebut merupakan tantangan bagi kami tenaga ahli
Indonesia untuk aktif berperan memyambungkan tenaga dan
pemikirannya, sesuai dengan keahliannya. Atas dasar pertimbangan itu
didirikan PT. MANDIRI PRATAMA GROUP Outsourcing. Perusahaan
ini adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang Kontraktor,
pengadaan (supplier), Penyediaan tenaga kerja. Pada saat ini PT.
MANDIRI PRATAMA GROUP telah mampu menyalurkan tenaga kerja
yang memanfaat kebenarannya didunia usaha jasa Outsourcing di
Indonesia.
PT. MANDIRI PRATAMA GROUP adalah perusahaan
Outsourcing pada bidang pelayanan jasa kontraktor dan pengadaan
76
tenaga(supplier). PT. MANDIRI PRATAMA GROUP sejak tahun 2006
banyak melaksanakan pekerjaan jasa kontraktor dan pengadaan
(supplier). Pekerjaan-pekerjaan jasa Outsourcing ini antara lain tercakup
pada penyediaan jasa Outsourcing, pengadaan komputer 20 unit,
pembangunan perumahan, pengadaan barang Kopkar, pengadaan mesin
copy, pengadaan Waterproofing, pengadaan mesin penarik kayu. PT.
MANDIRI PRATAMA GROUP juga mampu bekerja sama dengan
perusahaan lain anggotanya antara:
1. PT. SULAWESI MANDIRI PRATAMA
2. PT.JAKARTA MANDIRI PRATAMA
3. PT. HADJI KALLA GROUP
4. CV.RIAU SULAWESI
5. KOPERASI PUTRA PRIMA
4.1.2 DATA UMUM PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : PT. Mandiri Pratama Group
2. Alamat : JL.Gadang 1 No.4 RT.004 RW.007
Kel.Sungai Bambu Kec.Tanjuk
Priok, Jakarta Utara
3. Tanggal / Tahun Pendirian : 25 Agustus 2006
77
a. Akte Pendirian
Notaris : Notaris Michiko sodikim, SH
Nomor / Tanggal : 25 / 25 Agustus 2006
4. Surat izin Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (SIPJ)
Nomor : 001782/PK/1.824.271
Berlaku dari : Selama Perusahaan Masih
Menjalankan Kegiatan usaha
5. Surat Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (SKJSTK)
Nomor : 07GW0004
Berlaku smapai Dengan : 26 Agustus 2018
6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 02.603.597.2-805.00
SPKP : PEM-318/WPJ.15/KP.0703/2010
7. Bank : Bank Mandiri
Cabang Jakarta Utara
8. Kantor Cabang : Jl.Toddopuli Raya Utara Blok L
No.8,Makassar
Tel.(0411)441687 Fax.(0411)432166
78
4.1.3 Pengalaman Kerja
PT. MANDIRI PRATAMA GROUP mempunyai pengalaman
kerja dalam kontraktor dan pengadaan, juga paling utama adalah dalam
jasa penyediaan tenaga kerja bagi perusahaaan-perusahaaan atau biasa
disebut Outsourcing. Dalam beberapa tahun ini PT. MANDIRI
PRATAMA MANDIRI telah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dan
proyek-proyek sebagai berikut:
1. Penyediaan Jasa Outsourcing ( PT.Hadji Kalla Gruop)
2. Pengadaan Barang ( Pertamina)
3. Pengadaan Barang Komputer ( Koperasi Putra Prima-Kaltim)
4. Pembangunan Perumahan Transmigrasi ( Kaltim)
5. Pengadaan Barang Kopkar ( PT.Hadji Kalla-Makassar)
6. Pengadaan Mesin Foto Copy ( Kopkar PT.Hadji Kalla)
7. Pengerjaan Waterproofing ( Mall Ratu Indah PT.Hadji Kalla)
8. Pengadaan Mesin Penarik Kayu ( Koperasi Putra Prima-Kaltim)
9. Pengadaan Alat Praktek Ipa ( Cv.Fridaus Sejahtera-Diknas-
Takalar)
10. Pengerjaan Pembangunan Ruko(Palu)
11. Pengerjaan Pengecatan Trotoar Pembatas Jalan dan Garis
Pembatas Parkir ( Mall Ratu Indah PT. Kalla Inti Karsa-Makasar)
79
4.1.4 Sruktur Organisasi
PT. Mandiri Pratama Group di pimpin oleh 1 ( satu ) Komisaris
utama, 5 ( lima) Komisasris, 1 ( satu ) Direktur Utama ,Wakil Direktur
1 ( satu ) Dierktur, 3 Manager, 2 (dua) Brand Manager dan 113
karyawan tergabung dalam satu perusahaan.
1.Komisaris Utama : Drs. H. Adnan Bintang
2.Komisaris : Drs. H. A. Syafiuddin Makka
Drs. H. Hafid Rahim
Robby Tan
A. Sulfati, SE, MM.Ak
Drs. Catur Nugroho Widhy
4. Direktur Utama : Baidillah Sahabuddin,SE,Msi
5. Wakil Direktur : Muhammad Sadli,ST
6. Direktur Operasional : A.Muh.Gunawan M,SE,MM
7. Direktur : Hamsuri Halim dan Akhmad
Santoso
8. Manager : Husairi
a. Manager Cab Sulsel :Andi Zulkaddafi dan
Suhardiyanto,ST,MM
b. Manager Cab Sulteng : Drs..Muchlis
c. Manager Cab Kaltim : Ir.Sufirman,MM
80
4.2 Tahap Perencanaan
Tahap Perencanaan sistem adalah tahap dalam mendefinisikan dan
mengindentifikasi suatu masalah, sehingga dapat menentukan tujuan dari sistem
yang akan direncanakan.
Langkah–langkah dalam Tahap Perencanaan Sistem adalah:
4.2.1 Identifikasi Masalah
Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya. Fase ini
adalah fase identifikasi tujuan, kebutuhan serta berorientasi untuk
melihat permasalahan-permasalahan yang ada. Tahap mendefinisikan
masalah adalah tahap untuk menentukan masalah apa saja yang harus
diselesaikan dengan menggunakan sistem jaringan baru yang akan
dibuat. Tujuannya bukan untuk memecahkan masalah tapi hanya
mengkatalogkan atau mengkategorisasikan. Dalam fase ini penulis
membatasi hanya dalam konteks pernyataan masalah yang ada pada
PT.Mandiri Pratama Group.
4.2.2 Mendefinisikan Masalah
Pada tahap ini mendefinisikan dan pencarian solusi untuk
masalah– masalah dan kekurangan yang terdapat pada sistem lama
atau sistem yang sedang berjalan, yaitu dengan dikembangkannya
sebuah sistem jaringan yang dapat menunjang kekurangan tersebut.
81
Adapun masalah yang dhadapi dalam sistem jaringan di PT. Mandiri
Pratama Group antara lain :
a. Kemacetan pada jaringan ( Traffic Networking),
b. Sistem Kemanan jaringan yang kurang
c. Perusahaan ingin melakukan Penglompokan LAN ke beberapa
departemen.
4.2.3 Menentukan Tujuan Sistem Jaringan
Pada tahap ini tujuan- tujuan dalam pengembangan sistem
jaringan sudah ditentukan dalam pengimplementasian.
4.2.4 Mengidentifikasi kendala-kendala sistem
Kendala-kendala yang timbul dalam pengembangan sistem
jaringan maupun saat pengimplementasian dan solusi yang dilakukan
dalam menyelesaikan kendala-kendala tersebut diidentifikasi. Ada pun
Kendala- kendala yang di hadapi dalam sistem jaringan di PT. Mandiri
Pratama Group adalah :
a. Jumlah Pengiriman data yang berlangsung secara bersamaan ke PC
server sering terjadi troubleshooting
b. Pengiriman data keserver selalu mengalami kegagalan atau tidak
terkirim
c. Pengiriman membutuhkan waktu yang lama.
82
4.3 Analisa sistem dan perancangan
4.3.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Sistem jaringan PT. Mandiri Pratama Group masih
menggunakan LAN standar dimana sistem LAN standart ini sudah
tidak efisien lagi dengan kemajuan teknologi jaringan saat ini. Dalam
melakukan komunikasi data dan akses data sering mengalami kendala
diantaranya kemacetan jaringan sehingga data tersebut lama sampai ke
tujuan dan bisa saja data tersebut gagal saat pengiriman berlangsung,
ini disebabkan karena LAN standart memungkinkan data tersebar
secara broadcast keseluruh jaringan, hal ini akan mengakibatkan
mudahnya pengguna yang tidak dikenal (unauthorized user ) untuk
dapat mengakses semua bagian dari broadcast tersebut sehingga dari
pada itu kinerja jaringan LAN itu sendiri menjadi lambat.
Gambar 4.2 Analisa sistem yang berjalan di PT.Mandiri Pratama Group
83
4.3.2 Analisis Sistem Yang Akan Dikembangkan
Untuk mengatasi kendala yang ada pada sistem kinerja
jaringan Lokal (LAN) pada PT. Mandiri Pratama Group, maka perlu
dikembangkan sebuah Sistem jaringan standar ke dalam bentuk
Virtual LAN. Dengan VLAN dapat memberikan kemudahan,
fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang dikeluarkan untuk
membangunnya. VLAN membuat jaringan yang besar lebih mudah
untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu melakukan
konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi
yang terpisah. Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan
konfigurasi secara terpusat, maka sangat menguntungkan bagi
pengembangan manajemen jaringan.
Adapun cara kerja VLAN itu sendiri yaitu VLAN
diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk
mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb.
Semua informasi yang mengandung penandaan atau pengalamatan
suatu VLAN (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika
penandaannya atau pengalamatan berdasarkan port yang digunakan
maka database harus mengindikasikan port-port yang digunakan oleh
VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch atau
bridge yang manageable atau yang bisa di atur. Switch atau bridge
inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan
84
konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch atau bridge
memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-
data akan diteruskan dan sebagainya. atau dapat pula digunakan suatu
software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat
atau menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya
untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.
Gambar 4.3 analisa yang dikembangkan pada PT.Mandiri PratamaGroup
Dengan VLAN manfaat yang dapat dirasakan diantaranya
1. Meningkatkan kinerja performa jaringan
2. Meningkatkan sistem keamanan jaringan
3. Dapat melakukan segmentasi jaringan Lokal dengan di
kelompokan kedalam beberapa jaringan kecil sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
85
4.3.3 Perancangan Sistem
Setelah tahap analisis telah selesai dilakukan, proses
selanjunya adalah perancangan. Tujuan dari perancangan sendiri yaitu
memenuhi kebutuhan pengguna, selain itu perancangan juga
memberikan gambaran yang jelas dan lengkap kepada Network
Enginer. Tahap perancangan sendiri terdiri dari perancangan topologi
yang digunakan dalam membangun jaringan VLAN. Sebelum di
implementasikan akan dirancang terlebih dahulu dengan aplikasi
simulator jaringan Packet Tracer 5.2 dari vendor Cisco.
Topologi star pada konsep perancangan VLAN digunakan
karena digunakan pada jaringan yang terdiri dari banyak PC dan
membutuhkan penghubung yang banyak dan menggunakan beberapa
switch yang berfungsi sebagai penguat dalam koneksi antar beberapa
PC yang ada dan antar departement. Dan pada topologi ini
menggunakan 1 buah router dan empat buah switch yang salah satu
diantaranya switch central yang digunakan switch native yang
menghubungkan antar switch.
86
Gambar 4.4 Topologi Diagram (Star Topologi)
68
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi
data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama
resources yang ada dalam jaringan baik sofware maupun hardware telah
mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu
sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan dan semakin
banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan suatu bentuk jaringan yang
dapat memberikan hasil maksimal baik dari segi efisiensi maupun peningkatan
keamanan jaringan itu sendiri
Berlandaskan pada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya–upaya
penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan memanfaatkan
berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan Hardware
yang lebih baik (antara lain Switch ) maka muncullah konsep Virtual Local
AreaNetwork (VLAN ) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih
baik di banding Local Area Network (LAN). VLAN merupakan suatu model
jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini
mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus
menuruti lokasi fisik peralatan.
Alasan pembuatan VLAN itu sendiri karena permasalahan–
permasalahan yang sering terjadi pada kineja jaringan LAN pada PT. Mandiri
69
Pratama Group seperti kemacetan pada jaringan (Traffic Networking), Sistem
Keamanan jaringan, dan perusahaan ingin melakukan Penglompokan LAN ke
beberpa departemen.
Melihat permasalahan dan keinginan dari perusahaan tersebut, lahirlah
ide untuk membuat suatu sistem dengan menggunakan Virtual LAN yang
memungkinkan dapat mengatasi masalah–masalah di perusahaan dan
mewujudkan keinginan perusahaan untuk mengelompokan LAN ke dalam
beberapa departemen yang telah ditentukan oleh perusahaan.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dan pencarian fakta untuk penelitian Skripsi
ini penulis menggunakan metode Fact-finding techniques atau disebut juga
teknik pengumupan data. Fact finding tehniques atau pengumpulan data yang
dilakukan untuk proses pengembangan sistem, di dalam fact finding teknik
dilakukan untuk proses pencarian penemuan fakta serta pencarian data dari
satu kasus yang akan membantu proses pengembangan sistem suatu
Organisasi (Sugiyono,1999:129) yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka ini penulis melakukan dengan cara membaca dan
mempelajari buku yang berhubungan dengan pembuatan sistem jaringan
serta buku-buku yang mendukung dengan topik yang akan dibahas dalam
penyusunan skripsi ini, untuk daftar mengenai referensi buku-buku yang
70
digunakan penulis, ada beberapa buku penulis lampirkan sebagai studi
pustaka sebagai berikut :
a. Judul : Network Security
Penulis : Chris Brenton
Penerbit : PT.Elex Media Komputindo
b. Judul : Konsep Jaringan Komputer dan
Pengembangannya
Penulis : Wahana Komputer
Penerbit : Salemba Infotek
c. Judul : Cisco Certified Network Associate
Penulis : Tood Lammle
Penerbit : PT.Elex Media Komputindo
Untuk selengkapnya penulis lampirkan dalam daftar pustaka
skripsi ini.
2. Studi Lapangan
Dalam melakukan studi lapangan akan didapatkan data yang
terdapat dalam dokumen-dokumen di PT. Mandiri Pratama Group, serta
langsung mengamati, mengevaluasi sistem komputerisasi pada PT.
Mandiri Pratama Group. Pada penelitian ini juga akan dilakukan
wawancara dengan narasumber atau pihak-pihak yang berhubungan
dengan masalah tersebut. Sedangkan teknik pengumpulan data yang akan
diterapkan, ialah:
71
a. Teknik Wawancara, yaitu penulis menanyakan langsung kepada pihak
yang berkepentingan berupa pertanyaan. Pertanyaan penulis
selengkapnya berada pada lampiran.
Wawancara dilakukan pada :
Tanggal : 28-12-2010 dan 06-04-2011
Kepada : Kepala Divisi IT
Bpk. Andi Muhammad.H
b. Teknik Observasi, yakni Dalam observasi ini penulis mengumpulkan
dan menelaah data yang diperoleh dengan cara meninjau langsung
penggunaan sistem yang dilakukan pada bulan : Agustus 2010 –
Desember 2010 dengan lokasi:
Tempat yang digunakan sebagai objek penelitian:
Nama Perusahaan : PT. Mandiri Pratama Group
Alamat : JL.Gadang 1 No.4 RT.004 RW.007
Kel.Sungai Bambu Kec.Tanjung Priok,
Jakarta Utara
3. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur ini dilakukan dengan melihat penelitian dan skripsi
yang sejenis dengan masalah sistem jaringan. Penulis melakukan
kunjungan ke perpustakaan dan mencari skripsi sejenis untuk di
kumpulkan dan dilakukan perbandingan, sehingga penulis bisa mengetahui
hal-hal apa saja yang belum dilakukan dalam penelitian sebelumnya dan
72
terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam penelitian sebelumnya. Sebagai
referensi ada pada akhir halaman bab II.
3.3 Metode Pengembangan Sistem
Telah diketahui bahwa terdapat beberapa pendekatan di dalam
pengembangan sistem jaringan, akan tetapi bagaimana cara atau metode untuk
melakukan pendekatan-pendekatan tersebut. Untuk melakukan pengembangan
sistem jaringan maka dibutuhkan suatu metodologi. Pengertian dari metode itu
sendiri adalah suatu cara atau teknik yang sistematik untuk mengerjakan
sesuatu. Dengan demikian metodologi pengembangan sistem berarti dalam
metode, prosedur, konsep pekerjaan, aturan, dan postulat yang akan digunakan
untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam melaksanakan
penelitian adalah dengan menggunakan pola pendekatan. Pendekatan Network
Development Life Cycle (NDLC) yang merupakan serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh profesional dan pemakai sistem jaringan untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem jaringan.
Tahap-tahap NDLC secara lengkap disajikan pada gambar di bawah ini.
73
Gambar 3.1 Tahapan NDLC (Network Development Life cycle)
1. Analysis : Tahap awal ini dilakukan proses perumusan permasalahan,jenis
dan tipe, penerapan, serta komponen-kompunen pendukung, sehingga
spesifikasi kebutuhan sistem dapat diperjelas dan diperinci. Dapat dilihat
pada subbab 4.2
a. Identify: Penulis mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi pada
perusahaan dan permasalahan yang penulis dapatkan diantaranya
adalah:
1. Terjadi kemacetan dalam sistem jaringan pada Lan pada saat
pengiriman data berlangsung.
2. Belum adanya suatu sistem keamanan pada jaringan yang telah
berjalan.
3. Topologi yang berjalan saat ini sulit melakukan pengiriman data
secara cepat ke perusahaan lain.
74
2. Design: Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan
membuat gambar design topology jaringan interkoneksi yang akan
dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran
seutuhnya dari kebutuhan yang ada. Design biasa berupa design struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan
sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang
akan dibangun. Topologi yang dipakai penulis adalah topologi extended
start.
3. Simulation Prototype: penulis akan membuat dalam bentuk simulasi
dengan bantuan Tools khusus di bidang network seperti PACKET
TRACERT, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network
yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi penulis. Pada tahapan
metode pengembangan sistem NDLC ini, penulis melakukan tahapan
sampai simulasi Prototype.
139
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis membuat kesimpulan atas semua yang telah dbahas
pada bab-bab sebelumnya. Pada bab ini juga, penulis akan memberikan saran
yang mungkin dapat berguna bagi pihak yang ingin mengembangkan objek
penelitian ini lebih lanjut.
5.1 Kesimpulan
Bebarapa hal yang dapat penulis simpulkan berdasarkan penelitian
yang di lakukan yaitu:
1. Performance jaringan pada VLAN menjadi lebih optimal, sehingga
akses antara jaringan lokal menjadi lebih cepat dan dapat
disesuaikan dalam traffic yang terjadi dalam jaringan tersebut,
karena adanya pengiriman paket data secara bersamaan.
2. Untuk sistem keamanan pada jaringan lebih terjamin karena dalam
VLAN ini dapat di atur VLAN mana saja yang dapat
dikomunikasikan dan VLAN mana saja yang tidak dapat
dikomunikasikan, hal tersebut dapat dilakukan dengan
mengkonfigurasi router.
3. VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang
membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam
segmen yang sama.
140
5.2 Saran
Segala sesuatu tentunya tidak ada yang sempurna begitupun
dengan penulisan ini, penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk masa
yang akan datang. Semoga pengembangan sistem jaringan ini dapat terus
dikembangkan dan diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan. Penulis
berharap nantinya simulasi jaringan ini dapat memberikan informasi yang
dapat dimanfaatkan oleh para IT networking yang nantinya dapat
diterapkan di perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja.
141
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal, Langkah Mudah Mengkonfigurasi Router Cisco,
Yogjakarta : Andi, 2003.
Brenton chris, Hunt Cameru, Network Security, Jakarta :PT.Elex
Media Komputindo, 2005.
Cheswick, William, Network Security For Dummies, USA :No Starch
Press,Inc, 2005.
Fourozan, Behrouz A, Data Communications and networking, New
york : McGraw Hill, 2001.
Hucaby, Dave, Catalyst Switch Configuration, Cisco Press
:Indianapolis, 2002.
James E, Goldman dan Rawles, Philip T. Applied Data
Communication. Fourth Edition. United State of America :
Wiley.
Kadir, Abdul ; Triwahyuni, Terra, Pengenalan Teknologi Informasi ,
Andi :Yogyakarta, 2003.
Komputer Wahana, Konsep Jaringan Komputer dan
Pengembangannya, Salemba Infotek : Jakarta, 2003
Lammle.Tood, Cisco Certified Network Associate, Jakarta : PT.Elex
Media Komputindo, 2005.
Nazir, Moh, Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.
142
Odum, Wendell, Computer Networking First-Step, Andi :Yogjakarta,
2005
Purbo W, Onno, TCP/IP. Jakarta : Elex Media Komputindo,1998.
Supandi, Dede, Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer,
Bandung : Informatika Bandung, 2008.
Wijaya, Hendra, Cisco ADSL Router, PIX Firewall, dan VPN, Jakarta :
Elex Media Komputindo, 2005.
Wijaya, Hendra, Belajar Sendiri Cisco Switch, dan VPN, Jakarta : Elex
Media Komputindo, 2005.
Winarno Sugeng, Jaringan Komputer dengan TCP/IP , Informatika :
Bandung, 2006.
Yani, Ahmad, Jaringan Komputer, Jakarta: PT.Kawan Pustaka, 2005.
( http://romisatriawahono.net,9-2-2011:22:00)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Local_area_network ,28-02-2011,19:00)
(http://id.wikipedia.org/wiki/simulasi ,03-02-2011,19:00)
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI VLAN
DALAM BENTUK SIMULASI PADA PT. Mandiri Pratama Group
Hamimah
204091002531
Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
e-mail : [email protected]
ABSTRACT
Hamimah, Development of LAN networks into VLANs in the form of Simulation at thePT. Mandiri Pratama Group, in guided by Mr. Herlino Nanang and Mr. Andrew Fiade.
PT. Mandiri Pratama Group is an independent outsourcing company specializingin the supply of labor and contractors. The company has several departments thatconnects more than 50 Personal Computer (PC) in one network will certainly have a lotof traffic on the network. For that Virtual LANs into something that can solve theseproblems. Because in the manufacture of Virtual LAN, local network will be grouped intoa network - a small network, it will help further optimize network performance again.Therefore, the authors are interested in developing a network system in this company,with the methodology used is NDLC Network Systems Development Methodology asnetwork configuration, volume of network traffic, protocols, monitoring network. Themedium used is the Switch function to connect two or more networks and served as anintermediary in relaying data. Without this medium, it can not be connected to each otherand there is no flow of data. With which the author developed this system, expected toovercome network traffic, so network performance is optimized.
Keywords: VLAN, Network, Traffic, Switch, NDLC, Monitoring Network
Hamimah, Pengembangan Sistem jaringan LAN menjadi VLAN dalam bentuk Simulasi
pada PT. Mandiri Pratama Group, Dibimbingan oleh Bapak Herlino Nanang dan Bapak
Andrew Fiade.
PT. Mandiri Pratama Group adalah Perusahaan Outsourcing dengan spesialisasi
pada bidang penyediaan tenaga kerja dan kontraktor. Perusahaan ini mempunyai beberapa
departemen yang menghubungkan lebih dari 50 Personal Computer (PC) dalam satu
jaringan tentunya akan banyak mengalami traffic pada jaringan tersebut. Untuk itulah
Virtual LAN menjadi sesuatu hal yang dapat memecahkan permasalahan tersebut. Karena
dalam pembuatan Virtual LAN, jaringan lokal akan dikelompokan ke dalam jaringan –
jaringan kecil, hal tersebut akan membantu lebih mengoptimalisasikan lagi unjuk kerja
jaringan. Oleh karena itu penulis tertarik mengembangkan sistem jaringan pada
perusahaan ini, dengan metodologi yang digunakan yaitu Metodologi Pengembangan
Sistem NDLC Network seperti konfigurasi jaringan, volume traffic jaringan, protocol,
monitoring network. Media yang digunakan adalah Switch fungsi untuk menghubungkan
dua atau lebih jaringan dan bertugas sebagai perantara dalam menyampaikan data. Tanpa
media ini, maka tidak dapat saling terhubung dan tidak ada aliran data. Dengan sistem
yang penulis kembangkan ini, diharapkan dapat mengatasi traffic jaringan tersebut,
sehingga kinerja jaringan tersebut lebih optimal.
Kata kunci: Vlan, Jaringan,Traffic,Switch,NDLC,Monitoring Network
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi tidak
lepas dari perkembangan teknologi
jaringan maupun hardwarenya
Jaringan komputer tersebut dapat
dikelompokkan yang terdiri dari tiga
jenis diantaranya adalah LAN (Local
Area Network), MAN (Metropolitan
Area Network) dan WAN (Wide Area
Network). Dalam membangun suatu
jaringan komputer dibutuhkan
kemampuan teknik dalam bidang
jaringan, namun pada kenyataannya
tidak banyak orang yang menguasai
pengetahuan tersebut dibandingkan
dengan para pengguna internet, untuk
itu masih banyak dibutuhkan orang-
orang yang dapat membangun suatu
jaringan sampai dapat dimanfaatkan
agar lebih baik lagi.( Yani, 2007:2)
Pada saat ini di setiap
perusahaan tentunya sudah ada sistem
informasi jaringan untuk mendorong
kegiatan dan kinerja perusahaannya.
Salah satunya adalah PT. Mandiri
Pratama Group yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang
outsourcing pencari tenaga kerja untuk
ditempatkan di perusahaan –
perusahaan lain. Untuk sistem jaringan
pada PT. Mandiri Pratama Group, ada
50 PC yang terkoneksi dalam satu
jaringan LAN (Local Area Network),
dan ada beberapa departemen dalam
PT. Mandiri Pratama Group yaitu
bagian HRD, Personalia, Office, dan
Marketting. Adapun permasalahan
yang sering terjadi dalam sistem
informasi jaringan PT. Mandiri
Pratama Group, seperti kemacetan
jaringan dalam pengiriman data di
lingkungan LAN, sebagai contoh
dengan adanya jumlah data yang
dikirim secara bersamaan ke tujuan
yang sama misalnya PC server itu akan
memungkinkan terjadinya
troubleshooting, traffic jaringan
artinya bisa saja data yang di kirim ke
server tidak semua terkirim, bahkan
gagal melakukan pengiriman kalaupun
berhasil itu tentunya membutuhkan
waktu yang lama agar data yang
dikirim tersebut sampai ke tujuan
pengiriman. Untuk itu dibutuhkan
solusi pengembangan jaringan yaitu
dengan dibuatkannya VLAN topology.
Dengan VLAN dapat meningkatkan
performance jaringan, VLAN mampu
mengurangi jumlah data yang dikirim
ke tujuan yang tidak perlu. Sehingga
lalu lintas data yang terjadi di jaringan
tersebut dengan sendirinya akan
berkurang, selain itu ada alasan lain
kenapa VLAN diperlukan untuk
mengembangkan sistem jaringan pada
PT. Mandiri Pratama Group yaitu
sistem keamanan yang masih kurang,
misalnya VLAN bisa membatasi
Pengguna yang bisa mengakses suatu
data. Sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan hak akses. Akses
jaringan ke ISP juga menjadi faktor
yang cukup penting. Akses Internet
menjadi lambat akibat di lingkungan
LAN itu sendiri sering terjadi traffic
jaringan (kemacetan pada Lalu Lintas
jaringan). Atas dasar itulah PT.
Mandiri Pratama Group ingin
mengembangkan sistem LAN standar
menjadi konsep Virtual LAN.
Selain itu Konsep ini
dimaksudkan sebagai tahapan awal
persiapan pengembangan jaringan
LAN ke VLAN dan untuk
menghindari kerusakan-kerusakan
yang terjadi pada hardware yang
tentunya mahal harganya. Konsep
yang dibuat pada aplikasi simulasi
jaringan Packet Tracer 5.2 ini
memperlihatkan hasilnya yaitu virtual
jaringan yang terkoneksi dan
selanjutnya dapat diimplementasikan
ke pengembangan jaringan yang
sesungguhnya.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang serta
identifikasi masalah yang peneliti
lakukan maka peneliti merumuskan
permasalahan pada sistem informasi
jaringan PT. Mandiri Pratama Group
antara lain :
a) Bagaimana Performance
jaringan VLAN mampu
mengatasi saat pengiriman data
berlangsung, dan pada saat
terjadi kemacetan pada lalu
lintas jaringan (Network traffic)
dalam LAN tersebut.
b) Bagaimana sistem keamanan
jaringan dalam VLAN itu
sendiri dapat membatasi
pengguna yang bisa mengakses
suatu data dan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan hak akses
dalam lingkungan LAN tersebut.
c) Bagaimana mengelompokan
jaringan VLAN ke dalam
beberapa kelompok untuk
memisahkan antara salah satu
departemen dengan
departemen lainnya.
3. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka adanya pembatasan
masalah agar ruang lingkup (scope)
penelitian tidak terlalu luas. Adapun
batasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Menjelaskan bagaimana cara
meningkatkan kinerja
performance jaringan pada
VLAN, dengan pemilihan
topologi jaringan yang sesuai
dengan kebutuhan, membagi
beberapa jaringan Lokal ke
dalam beberapa kelompok (
VLAN )
b) Menjelaskan mengenai sistem
keamanan jaringan itu sendiri,
dengan menentukan hak akses
kelompok mana saja yang dapat
berkomunikasi maupun
sebaliknya, yang akan
ditentukan oleh konfigurasi pada
router.
c) Menjelaskan bagaimana cara
mengelompokan beberapa PC
dalam jaringan lokal sesuai
dengan departemen yang ada
pada perusahaan tersebut.
Dengan dibuatkannya beberapa
kelompok VLAN.
4. Tujuan Penulisan
a) Mengembangkan jaringan
LAN menjadi Vlan untuk
mengurangi
Troubleshooting.
b) Menguji tingkat efisiensi
dan kestabilan sistem
jaringan vlan pada
PT.Mandiri Pratama Group.
5. MANFAAT
Agar pembaca mendapatkan
informasi terkait dengan Virtual
Local Area Network (VLAN) sesuai
dengan pembahasan yang ada pada
artikel ini.
6. METODE PENGUMPULAN
DATA
Dalam mengumpulkan data untuk
pengembangan sistem ini dilakukan
dengan cara:
1. Studi Pustaka, berhubungan
dengan pembuatan sistem jaringan
serta buku-buku yang mendukung
dengan topik yang akan dibahas
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Studi Lapangan, Studi
lapangan akan didapatkan data
yang terdapat dalam dokumen-
dokumen di PT. Mandiri Pratama
Group, serta langsung mengamati,
mengevaluasi sistem komputerisasi
pada PT. Mandiri Pratama Group.
a. Teknik Wawancara : Penulis
menanyakan langsung kepada
pihak yang berkepentingan yaitu
kepala divisi IT.
b. Teknik Observasi : Dalam
observasi ini penulis
mengumpulkan dan menelaah
data yang diperoleh dengan cara
meninjau langsung penggunaan
sistem jaringan yang dipakai.
Alamat : JL.Gadang 1 No.4
RT.004 RW.007 Kel.Sungai
Bambu Kec.Tanjung Priok,
Jakarta Utara
3. Studi Literatur Sejenis
Studi literatur ini
dilakukan dengan melihat
penelitian dan skripsi
yang sejenis dengan
masalah sistem jaringan.
7. METODE PENGEMBANGAN
SISTEM
Metode pengembangan sistem yang
digunakan dalam melaksanakan
penelitian adalah dengan
menggunakan pola pendekatan.
Pendekatan Network Development
Life Cycle (NDLC) yang
merupakan serangkaian aktivitas
yang dilaksanakan oleh profesional
dan pemakai sistem jaringan untuk
mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem
jaringan.
Tahap-tahap NDLC secara lengkap
disajikan pada gambar di bawah ini.
8. GAMBAR DAN TABEL
Topologi Extend Start
TOPOLOGI JARINGAN LAN
Gambar 4.2 Analisa sistem yang berjalan di PT.Mandiri Pratama Group
TOPOLOGI JARINGAN VLAN
Gambar 4.3 analisa yang dikembangkan pada PT.Mandiri PratamaGroup
Tabel 4.1 VLAN
VLAN Host / PC Keterangan
VLAN 10 7 Host Office_01
VLAN 20 7 Host Marketing
VLAN 30 11 Host Sampel
VLAN 40 7 Host Exim
VLAN 50 9 Host Office_2
VLAN 99 Native - Central Switch
Tabel 4.2 Pengalamatan IP
Nama VLAN Range IP Subnet mask
Vlan 10 192.168.10.1 – 192.168.10.8 255.255.255.192
Vlan 20 192.168.20.9 – 192.168.20.15 255.255.255.192
Vlan 30 192.168.30.16 – 192.168.10.26 255.255.255.192
Vlan 40 192.168.40.27 – 192.168.40.35 255.255.255.192
Vlan 50 192.168.50.36 – 192.168.50.44 255.255.255.192
Vlan 99 Native - -
9. Keunggulan VLAN
1. Mengurangi brodcast domain
sehingga performa jaringan lebih
cepat dalam pengaksesan data
2. Dapat meng segmentasikan
jaringan Lokal ke dalam beberapa
kelompok kecil yang dapat
disesuaikan dengan setiap
departemen yang ada pada
perusahaan
3. dapat membatasi hak akses (
meningkatkan keamanan ) untuk
siapa atau departemen apa yang
dapat di akses ataupun tidak dapat
diakses.
10. CONCLUSION
Kesimpulan dari penelitian
tentang pengembangan jaringan
LAN kedalam bentuk VLAN
diantaranya :
1. Performance jaringan pada
VLAN menjadi lebih
optimal, sehingga akses
antara jaringan lokal menjadi
lebih cepat dan dapat
disesuaikan dalam traffic
yang terjadi dalam jaringan
tersebut, karena adanya
pengiriman paket data secara
bersamaan.(bab 4 hasil
kuisioner)
2. Untuk sistem keamanan pada
jaringan lebih terjamin
karena dalam VLAN ini
dapat di atur VLAN mana
saja yang dapat
dikomunikasikan dan VLAN
mana saja yang tidak dapat
dikomunikasikan, hal
tersebut dapat dilakukan
dengan mengkonfigurasi
router. (bab 4 dalam evaluasi
jaringan vlan)
3. VLAN memudahkan
manajemen jaringan karena
pengguna yang
membutuhkan sumber daya
yang dibutuhkan berbagi
dalam segmen yang sama.
11. REFERENSI
[1] Arifin, Zaenal, Langkah Mudah
Mengkonfigurasi Router Cisco,
Yogjakarta : Andi, 2003.
[2] Brenton chris, Hunt Cameru,
Network Security, Jakarta
:PT.Elex Media Komputindo,
2005.
[3] Cheswick, William, Network
Security For Dummies, USA :No
Starch Press,Inc, 2005.
[4] Fourozan, Behrouz A, Data
Communications and
networking, New york : McGraw
Hill, 2001
[5] Hucaby, Dave, Catalyst Switch
Configuration, Cisco Press
:Indianapolis, 2002.
[6] James E, Goldman dan Rawles,
Philip T. Applied Data
Communication. Fourth Edition.
United State of America : Wiley.
[7] Kadir, Abdul ; Triwahyuni,
Terra, Pengenalan Teknologi
Informasi , Andi :Yogyakarta,
2003.
[8] Komputer Wahana, Konsep
Jaringan Komputer dan
Pengembangannya, Salemba
Infotek : Jakarta, 2003
[9] Lammle.Tood, Cisco Certified
Network Associate, Jakarta :
PT.Elex Media Komputindo,
2005.
[10] Nazir, Moh, Metode Penelitian.
Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.
[11] Odum, Wendell, Computer
Networking First-Step, Andi
:Yogjakarta, 2005
[12] Purbo W, Onno, TCP/IP. Jakarta
: Elex Media Komputindo,1998.
[13] Supandi, Dede, Instalasi Dan
Konfigurasi Jaringan Komputer,
Bandung : Informatika Bandung,
2008.
[14] Wijaya, Hendra, Cisco ADSL
Router, PIX Firewall, dan VPN,
Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2005.
[15] Wijaya, Hendra, Belajar Sendiri
Cisco Switch, dan VPN, Jakarta :
Elex Media Komputindo, 2005.
[16] Winarno Sugeng, Jaringan
Komputer dengan TCP/IP ,
Informatika : Bandung,
2006.
[17] Yani, Ahmad, Jaringan
Komputer, Jakarta: PT.Kawan
Pustaka, 2005.
[18] ( http://romisatriawahono.net,9-
2-2011:22:00)
[19] (http://id.wikipedia.org/wiki/Lo
cal_area_network ,28-02-
2011,19:00)
[20] (http://id.wikipedia.org/wiki/sim
ulasi ,03-02-2011,19:00)
::KERANGKA PEMIKIRAN::
Gambar 3.2 Metode penelitian
Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Metode PengembangnanSistem (NDLC)
Study Kepustakaan
Study Lapangan
Study Literatur
Wawancara
Observasi
Analysis
Analisis Kebutuhan
Analisis Permasalahan
Analisis Pengguna
Analisis Topologi
Design
Design Struktur Topologi
Design User Data
Layout Pengkabelan
Simulation Prototype
Monitoring
Management
Packet Tracker 5.2
Lampiran I
Lampiran II
Hasil wawancaraYang dilakukan pada :
Tanggal : 28-12-2010 dan 06-04-2011
Kepada : Kepala Divisi IT
Bpk. Andi Muhammad.H
Berikut hasil wawancara yang dilakukan pada
PT.Mandiri Pratama Group
Sebelum vlan
1. Bagaimana Bentuk Struktir Organisasi pada perusahaan ini ?
Struktur organisansi tidak terlalu kompleks dan hanya terdiri dari
beberapa devisi saja yaitu devisi financial, marketing dan HRD.
2. Dalam penerapannya perusahaan ini menggunakan topologi apa untuk
jaringan komputer nya ?
Jaringan komputer yang dipakai pada perusahaan ini menggunakan
topologi start.
3. Bagaimana tentang penerapan sistem keamanan pada jaringan perusahaan
ini ?
Keamanan jaringan pada perusahaan ini memang belum ada karena
perusahaan ini belum lama berdiri, tetapi memang sepertinya keamanan
pada jaringan sangant dibutuhkan.
4. menurut bapak, bagaimana jika diterapkan sistem keamanan pada jaringan
LAN itu sendiri ?
saya sangat mendukung sekali, memang perusahaan mempunyai rencana
untuk mengsegmentasi atau mengelompokkan beberapa jaringan ke dalam
beberapa devisi yang sesuai dengan struktur organisasi perusashaan
diantaranya ada HRD, financial dan marketing dan faktor keamanan
memang sangat diperlukan dalam hal menjaga keamanan data
perusahaan setiap devisi nya.
5. Siapakan yang akan menjadi Opertator jaringan Admin yang akan
mengelola kinerja jaringan pada perusahaan ini ??
Tentu saja bagian IT jaringan perusahaan, tetapi sebelumnya menurut
saya harus melakukan training dulu kepada admin perusahaan oleh anda
agar bisa melakukan tugasnya dengan baik dan benar.
6. Apa hasil yang bapak harapkan dalam pembuatan VLAN di Perusahaan ini
?
Tentunya pertama perusahaan ingin mengelompokan jaringan nya ke
dalam beberapa kelompok atau devisi perusahaan. Dan yang ke dua
sebagai sistem keamanan yang dapat membatasi hak akses antar devisi.
Kepala Div IT
Andi Muhammad H
SETELAH VLAN
1. Bagaimana Kinerja jaringan setelah memakai VLAN ?
Performa akses jaringan menjedi lebih cepat, dan jarang sekali terjadi
traffic pada saat pengiriman data.
2. Bagaimana dengan keamanan penentuan hak akses itu sendiri dengan
penggunaan VLAN ini ?
Penentuan hak akses sangat membantu sekali dalam hal keamanan
jaringan, karena ada bebrapa departemen yang tidak boleh diakses oleh
departemen lainnya.
3. Apakah peran VTP, VLAN sangat membantu buat sistem jaringan
perusahaan Anda saat ini ?
Tentunya sangat membantu sekali, jadi apabila ada penambahan
departemen pada LAN perusahaan ini tidak harus konfigurasi ulang lagi,
hanya tinggal men-Setup pada Vlan Server yang akan me-menejemen
kenggotaan VLAN.
Kepala Div IT
Andi Muhammad H
OBSERVASI
Nama Perusahaan : PT. Mandiri Pratama Group
Alamat : JL.Gadang 1 No.4 RT.004 RW.007 Kel.Sungai Bambu
Kec.Tanjung Priok, Jakarta Utara
Observasi : Desember 2010 dan April 2011
Pada PT. Mandiri Pratama Group, ada 50 PC yang terkoneksi dalam satu
jaringan LAN (Local Area Network), dan ada beberapa departemen dalam PT.
Mandiri Pratama Group yaitu bagian HRD, Personalia, Office, dan Marketting.
Adapun permasalahan yang sering terjadi dalam sistem informasi jaringan PT.
Mandiri Pratama Group, seperti kemacetan jaringan dalam pengiriman data di
lingkungan LAN, sebagai contoh dengan adanya jumlah data yang dikirim secara
bersamaan ke tujuan yang sama misalnya PC server itu akan memungkinkan
terjadinya troubleshooting, traffic jaringan artinya bisa saja data yang di kirim ke
server tidak semua terkirim, bahkan gagal melakukan pengiriman kalaupun
berhasil itu tentunya membutuhkan waktu yang lama agar data yang dikirim
tersebut sampai ke tujuan pengiriman. Untuk itu dibutuhkan solusi pengembangan
jaringan yaitu dengan dibuatkannya VLAN topology
ii
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN LAN MENJADI VLAN
DALAM BENTUK SIMULASI
PADA PT.MANDIRI PRATAMA GROUP
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Hamimah
204091002531
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Herlino Nanang, MT Andrew Fiade,M.Kom
NIP.19831209 200501 1 002 NIP.19820811 200912 1 004
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, MIT, M.Sc
NIP. 19710522 200604 1 002