STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM DALAM PENINGKATAN … · 2013-07-22 · perpustakaan.uns.ac.id...
Transcript of STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM DALAM PENINGKATAN … · 2013-07-22 · perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM DALAM PENINGKATAN
PENJUALAN PRODUK DI NIGHT MARKET NGARSOPURO OLEH
DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
KOTA SURAKARTA
Disusun Oleh :
PURWOKO SETYA BUDI
D 0107120
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM DALAM PENINGKATAN
PENJUALAN PRODUK DI NIGHT MARKET NGARSOPURO OLEH
DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
KOTA SURAKARTA
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Drs. Suryatmojo, M.Si
NIP. 1953081 2198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
”Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Maka nikmat Tuhan kamu
manakah yang kamu dustakan”
(Qs Ar Rahman ayat 60-61)
”Ilmu hanya akan didapat dengan belajar. Kesabaran dan kemurahan hati hanya
akan didapat dengan bersungguh-sungguh. Barang siapa yang menginginkan
kebaikan, akan diberikan kepadanya, dan barang siapa yang menjaga dirinya
dari kejelekan, ia akan dilindungi.”
( Al Hadits Shahihah Al Jami’)
“Boleh bermimpi tapi jangan tertidur kembali, gapailah mimpimu setelah kamu
bangun dari tidurmu”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh hormat skripsi ini kupersembahkan
kepada :
Bapak dan ibuku yang selalu mencurahkan kasih
sayangnya sepanjang hidupku, selalu memberikan
motivasi dan semangat dalam meraih mimpi-mimpiku,
selalu berdoa demi kesuksesanku.
Kakakku Lutfie Panji Purnama yang selalu memberi
dukungan, bimbingan, dan doa.
Keluarga besarku yang tidak bisa disebutkan satu per
satu yang selalu mendukungku.
Lusyana Yanuarti yang senantiasa menemani,
membantu, memberikan semangat dan doanya.
Teman-temanku (Gunawan, Nunu, Andri, Mastur,
Wulan, dan Titi) yang membantuku.
Almamater AN ’07 yang memberikan kenangan manis
dan pahit yang tidak pernah terlupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM DALAM
PENINGKATAN PENJUALAN PRODUK DI NIGHT MARKET
NGARSOPURO OLEH DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL
MENEGAH (UMKM) KOTA SURAKARTA. Penyusunan skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu
Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak,
maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan khusus kepada:
1. Bapak Drs. Suryatmojo, M.Si, selaku dosen pembimbing yang memberikan
arahan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Nur Haryani, SE, MM selaku Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta, Bapak Vitriaman, SE, MM selaku Kepala Bidang UMKM,
Bapak Ir. Jati Utomo selaku Kepala Bidang Permodalan, Bapak Roos
Yulianto selaku staff Bidang UMKM, Ibu Endang Sri Rejeki, SE, MM
selaku staff Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
3. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan
kesabaran yang tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan
dan doa restu yang tidak pernah putus.
4. Kepada Kakakku Lutfie Panji Purnama atas doa dan dukungannya
5. Kepada Lusyana Yanuarti yang membantu, menemani, dan memberikan
support
6. Almamater Administrasi Negara 2007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
skripsi ini
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan dalam
skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi semua pihak. Amin
Surakarta, Juli 2011
Penulis
Purwoko Setya Budi
D 0107120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………....
KATA PENGANTAR………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………....
ABSTRAK……………………………………….…………………………...
ABSTRACT…………………………………….…………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah………………….………………………..
B. Rumusan Masalah…………………………….……………………
C. Tujuan……………………………………….……………………..
D. Manfaat………………………………………….…………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi…………………………………………………….………
B. Pemberdayaan………………………………………………….…
C. Pemberdayaan UMKM…………………………………………….
D. Produk…………………………………………………….………
E. Strategi Pemberdayaan UMKM dalam Peningkatan Penjualan
Produk di Night Market Ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta………………………………………….…
F. Kerangka Pemikiran………………………………………………..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian…………………………………………………..
B. Lokasi Penelitian……………………………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
xi
xii
xiii
xiv
1
8
8
9
10
18
24
26
29
32
38
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
C. Sumber Data……………………………………………………..…
D. Teknik Pengumpulan Sampel…………………………………….
E. Teknik Pengumpulan Data……………........................……………
F. Validitas Data……………………………………………….……..
G. Tehnik Analisis Data….…………………………….………….…..
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi…………………………...………..…....………..
1. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta………..…....……
2. Susunan Organisasi dan Susunan Kepegawaian Dinas
Koperasi Dan UMKM Kota Surakarta..………………………
3. Uraian Tugas dari Masing-Masing Pegawai Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Surakarta………………….………………
4. Night Market Ngarsopuro Surakarta…………………………...
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………..…....
1. Memfasilitasi Terciptanya Wirausaha Baru Untuk Menekan
Pengangguran dan Kemiskinan………………….……………
2. Pendampingan Usaha dan Manajemen……………….………
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui
Diklat…………………………...………...…………….……
4. Peningkatan Pemasaran Melalui Pameran dan Misi Dagang di
Dalam Negeri dan Luar Negeri……...………...…………….
5. Peningkatan Kualitas Produk Kerajinan………...……………
6. Penyelenggaraan Temu Usaha Kemitraan Antara UMKM
dengan Pengusaha Besar……...………...…………….……….
C. Faktor Pendukung dan Penghambat
1. Faktor Pendukung
a. Bekerjasama dengan Instansi Lain dan Lembaga-Lembaga
Lain Seperti Bahasa Inggris..………...…………….………
b. Adanya Partisipasi Pedagang yang Setuju……….…………
2. Faktor Penghambat
a. Keterbatasan Dana..………...…………….……… .………
39
40
41
44
45
48
48
54
59
65
67
69
74
78
90
93
100
108
110
112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Penunjang yang
Persebarannya Kurang Merata dan Kurang Memadai…
c. Kurang Meratanya Pedagang yang diikutsertakan Dalam
Kegiatan Pemberdayaan UMKM………….……………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
114
115
117
119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 :
Tabel 4.1 :
Tabel 4.2 :
Tabel 4.3 :
Tabel 4.4 :
Tabel 4.5 :
Tabel 4.6 :
Tabel 4.7 :
Jumlah Pedagang Night Market Ngarsopuro Menurut Jenis Dagangan
Tahun 2009-2011………….…………….…………….…………….……
Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Berdasarkan
Sumber Daya Manusia Tahun 2011………….…………….…………….
Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Tahun 2011………….………….………….…………
Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Berdasarkan
Jenis Kelamin Tahun 2011………….………….………….………….……
Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Berdasarkan
Pangkat dan Golongan Tahun 2011………….………….………….………
Tim Koordinasi Night Market Ngarsopuro Surakarta………….………….
Pengurus Paguyuban di Night Market Ngarsopuro Surakarta Tahun 2011..
Matriks Hasil Penelitian Strategi Pemberdayaan UMKM Dalam
Meningkatan Penjualan Produk di Night Market Ngarsopuro Oleh Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta………….………….………….……
5
57
57
58
58
65
67
105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Skema Kerangka Pemikiran……….…………….……….… 33
Gambar 3.1 : Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara
Interaktif……….…………….……….………….………… 47
Gambar 4.1 : Bagan Organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta Tahun 2010……….……….………….………… 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRAK PURWOKO SETYA BUDI. D0107120. Strategi Pemberdayaan UMKM Dalam Peningkatan Penjualan Produk Di Night Market Ngarsopuro Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta. Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2011, 120 Halaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan UMKM Night Market Ngarsopuro Kota Surakarta. Secara spesifik untuk mengetahui strategi pemberdayaan UMKM dalam peningkatan penjualan produk dan faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pendorong dan penghambat pemberdayaan UMKM Night Market Ngarsopuro.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Night Market Ngarsopuro dan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta. Dengan teknik sampling bertujuan (purposive sampling), penulis mengumpulkan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam hal uji validitas data penulis menggunakan teknik trianggulasi data sehingga informasi dari nara sumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari nara sumber yang lain. Sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik analisis interaktif.
Strategi pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta terdapat enam pemberdayaan. Terdapat tiga tahapan dalam strategi pemberdayaan UMKM yaitu tahap penyadaran, pengkapasitasan dan pemberian daya. Faktor pendukung dan penghambat mempengaruhi pemberdayaan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta. Hambatan yang ditemukan dalam strategi pemberdayaan yaitu masalah sumber dana yang terbatas, terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang persebarannya kurang merata dan kurang memadai, Kurang meratanya pedagang yang diikutsertakan dalam kegiatan pemberdayaan UMKM. Sedangkan faktor pendukungnya adalah Adanya partisipasi pedagang yang setuju dan Bekerjasama dengan instansi lain dan lembaga-lembaga lain.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa strategi pemberdayaan UMKM dalam peningkatan penjualan produk di Night Market Ngarsopuro secara umum ada enam pemberdayaan tetapi hanya empat yang dinilai cukup berhasil terbukti dengan peningkatan penjualan produk mencapai Rp. 35.000.000 (Januari-Juni 2011), sedangkan dua diantaranya belum berhasil yaitu pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM dan penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara UMKM dengan pengusaha besar. Saran untuk strategi pemberdayaan yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta yaitu hendaknya dilakukan sosialisasi secara menyeluruh, kontinyu, dan bertahap serta harus ada integrasi dan koordinasi yang solid antara Satpol PP dan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta beserta Night Market Ngarsopuro untuk menciptakan suasana yang kondusif. Selain itu Seharusnya Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta berhak mengintervensi dengan masalah kemitraan yang belum terjalin sampai pada saat ini dan seharusnya melengkapi meja dan kursi untuk Diklat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRACT PURWOKO SETYA BUDI. D0107120. Strategies of UMKM Empowerment in product sales increased on Night Market Ngarsopuro by cooperation and UMKM official Surakarta city. Thesis. Public Administration. Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University. Surakarta. 2011, 120 Pages
This study aims at identifying empowerment of UMKM night market
Ngarsopuro Surakarta. In particular, to define strategies for empowering UMKM to increase sales, and factors influencing factors and prevent the empowerment of UMKM Ngarsopuro night market.
This research is a qualitative descriptive study conducted in the city of surakarta. With purposive sampling technique, the authors collected data with in-depth interviews and documentation. In terms of data validity, the authors use the triangulation technique so that information from the sources that one can be compared with the other sources. While data analysis was done by using interactive analysis.
There are three stages in the strategy of empowering UMKM awareness stage, empowerment and power delivery. The awareness stage is used to improve the quality of handicraft products; Stages empowerment used to help business and management, organizational meetings business partnerships between UMKM and large employers, and an increase in marketing through trade fairs and missions at home and abroad; Stages of Giving Power is used to facilitate the creation of new employers to reduce unemployment and poverty and improving the quality of human resources through training.Enabling and inhibiting factors contributing to the empowerment of cooperatives and small and UMKM make Surakarta. Barriers are in pembberdayaan this strategy the limited financial resources, limited capacity and infrastructure support distribution was uneven and inadequate, lower incidence of merchants who participate in empowering UMKM. Supporting factor is the participation of merchants who accept and cooperation with other agencies and other institutions.
From the research results can be seen that the strategy of empowering UMKM in increasing product sales in the Night Market in general there are six Ngarsopuro empowerment, but only four are considered to be successfully because increasing product sales from Januari-Juni 2011 to arrive Rp. 35.000.000, while two of them have not been successful in facilitating business and management to UMKM and the implementation of a business partnership meeting between UMKM and large employers. Suggestions for Cooperatives and UMKM empowerment strategies implemented Surakarta socialization which must be thorough, continuous, and gradually and there should be a solid integration and coordination between Satpol PP and the Department of Cooperatives and UMKM and their Surakarta Ngarsopuro Night Market to create a conducive atmosphere. In addition the Office of Surakarta Cooperatives and UMKM should have the right to intervene with the problem of partnership that has not existed until now and should complement the table and chairs for training.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem perekonomian kerakyatan yang diberlakukan Indonesia
ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan pendapatan antar pelaku
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, termasuk dalam pengembangan
koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Terlebih pada era
otonomi daerah sekarang ini pengembangan koperasi dan UMKM diharapkan
mampu memperluas basis ekonomi dan berkontribusi penuh dalam
meningkatkan perekonomian daerah. Maka dari itu pengembangan koperasi
dan UMKM menjadi prioritas dalam membuat kebijakan. Dalam Renstra
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta tahun 2010-2015 menyebutkan
pelaku ekonomi di Indonesia lebih dari 90 persen terdiri dari koperasi dan
UMKM .
UMKM memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja
baru, UMKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar
mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. UMKM merupakan
suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif
seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UMKM hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UMKM sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.
UMKM dapat menyerap banyak tenaga kerja yang masih mengganggur,
selain itu mereka juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang
potensial di suatu daerah yang belum diolah secara komersial.
Dengan adanya peningkatan ekonomi kerakyatan di tiap-tiap daerah
maka dapat mengembangkan potensi seseorang untuk kreatif membuat suatu
produk dari hasil kerajinan tangannya sendiri akan membudaya di setiap kota
sesuai dengan potensi dan ciri khas kota itu sendiri yang selanjutnya dapat
berubah menjadi UMKM. Seperti Kota Surakarta atau Solo mempunyai
identitas sebagai Kota Budaya yang mempunyai potensi budaya tinggi untuk
dijadikan tujuan pariwisata. Masyarakat Solo dituntut lebih bisa membaca
pasar untuk menciptakan barang dagangan yang bernilai jual, terlebih dapat
dijadikan sebagai cindera mata bagi wisatawan yang berkunjung ke Solo. Hal
tersebut tidak dilewatkan begitu saja oleh masyarakat Solo yang kreatif
menciptakan produk untuk dipasarkan, berawal dari perseorangan maupun
kelompok mampu membentuk usaha yang menyerap pengangguran,
meskipun dengan modal yang tidak besar. Usaha yang muncul tersebut
membentuk UMKM yang terus berkembang di Kota Surakarta dengan
berbagai macam produk pernak-pernik hasil kerajinan tangan.
Potensi Surakarta sebagai kota wisata dengan berbagai tawaran tempat
menarik dengan modal dasar bangunan/tempat bernilai sejarah, peninggalan
berbagai warisan pusaka (heritage) berupa tangible heritage (bendawi) dan
intangible heritage (nonbendawi), kota yang selalu mengunggulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi ciri khas kota ini yang
tidak dimiliki oleh kota lain. Pengembangan wilayah-wilayah wisata terus
dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta dengan tidak meninggalkan
budaya yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Solo sendiri. Baik
pengembangan fisik melalui pembaharuan/renovasi terhadap bangunan
bersejarah, menciptakan area baru sebagai tempat tujuan wisata maupun
pengembangan non fisik, yaitu mengembangkan dan meningkatkan Sumber
Daya Manusia (SDM) masyarakat Surakarta, terlebih kepada masyarakat
pelaku ekonomi yang berhubungan langsung terhadap usaha pariwisata.
Termasuk peningkatan SDM melalui pengembangan industri kecil. Hal
tersebut dilakukan agar terjadi keseimbangan antara mempertahankan
budaya, meningkatkan industri kecil seperti UMKM, pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan. Strategi pengelolaan kota yang terarah dan bersinambung
dimaksudkan sebagai piranti lunak untuk menjalankan fungsi pengarahan dan
fungsi kontrol bagi laju pembangunan cepat tersebut.
Pengembangan fisik berupa Kawasan Ngarsapuro di sepanjang Jalan
Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk Jalan Slamet Riyadi
dengan Kompleks Mangkunegaran diharapkan mampu menjadi salah satu
kawasan wisata, ekonomi, aktivitas sosial, seni, dan budaya bagi kota
Surakarta. Kontribusi kawasan Ngarsapuro terhadap kota Surakarta
dipengaruhi oleh tata letak kawasan yang berada dalam simpul-simpul
ekonomi dan pergerakan kota, dengan dilatarbelakangi komplek Keraton
Mangkunegaran. Potensi yang dimiliki Kawasan Ngarsopuro tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dilewatkan begitu saja oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk memberi daya
tarik tersendiri bagi kotanya yang diharapkan bisa menjadi ciri khas kota
budaya tersebut, sehingga Pemkot Surakarta memanfaatkan Kawasan
Ngarsopuro untuk membangun Night Market sebagai tempat wisata belanja di
malam hari. Pembangunan Night Market Ngarsopuro dimulai pada
pertengahan tahun 2008. Berdasarkan Keputusan Sekretaris Daerah Surakarta
Nomor 556.4.05/14/I/2010, tanggal 28 Januari 2010 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja (Pokja) Pengelolaan ruang publik Kota Surakarta
menyatakan Kawasan Ngarsopuro sebagai kawasan wisata.
Dengan adanya Pasar Malam atau Night Market di Ngarsopuro
diharapkan bisa menarik banyak pengunjung dan pembeli produk yang dijual
oleh pedagang. Pedagang yang mengisi Night Market di Ngarsopuro
kebanyakan berasal dari UMKM, karena pada dasarnya Night Market tersebut
sebagai wadah untuk mengembangkan industri kecil untuk dapat menarik
pengunjung agar membeli dagangan mereka. Night market mempunyai ciri
khas tersendiri dari cara berdagangnya buka dimalam hari pada sabtu dengan
mendirikan tenda-tenda terbuka sebagai stand tempat berjualan. Sejak
dibukanya Night Market pada tanggal 16 Februari tahun 2009 sampai tahun
2011 Bulan Juni jumlah tenda yang disediakan masih sama yaitu 57 tenda.
Jumlah pedagang di Night Market Ngarsopuro lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel 1.2 Jumlah Pedagang Night Market Ngarsopuro Menurut Jenis Dagangan
Tahun 2009-2011
Jenis Pedagang / UMKM Unit Garment / Batik 95
Handycraft 69 Makanan dalam kemasan 25
Souvenir 39Jumlah 228
(Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta)
Dengan melihat tabel tersebut UMKM di Night Market didominasi
oleh garmen dan handycraft yang merupakan industri rumahan buatan tangan
bukan mesin yang sifatnya usaha kecil dan menengah. Sebanyak 57 tenda
disediakan bagi pedagang, dan setiap satu tenda berisi 4 stand untuk
berdagang, sehingga jumlah stand keseluruhan sebanyak 228 unit.
Night Market Ngarsopuro hampir berjalan dua tahun namun dalam
pelaksanaannya masih menghadapi kendala-kendala. Seperti terdapat
sebagian dari UMKM di Night Market Ngarsopuro yang kemampuannya
kurang untuk menjual produknya. Kurangnya kreatifitas produk yang
dihasilkan dari sebagian UMKM yang berjualan di Night Market Ngarsopuro
berimbas kepada kurangnya penghasilan yang didapat. Karena kurangnya
keahlian dalam berkreatifitas, UMKM yang berjualan di Night Market
Ngarsopuro kurang bisa yakin dalam membuat dan menciptakan suatu produk
yang layak jual. Selain itu masih lemahnya SDM yang dimiliki UMKM yaitu
dalam berbahasa asing menjadi kendala tersendiri bagi mereka saat melayani
pembeli dari luar negeri. Dari jumlah 228 UMKM hanya 114 UMKM, hal
tersebut menimbulkan ketimpangan antara pedagang dalam melayani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
konsumen. Banyaknya pengunjung yang datang ke Night Market Ngarsopuro
mencapai 2000 orang (Laporan Perkembangan Night Market Ngarsopuro
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta) tetapi sedikit yang membeli
produk dari UMKM Night Market Ngarsopuro terbukti penjualan produk
UMKM Night Market Ngarsopuro pada Tahun 2010 dari keseluruhan jumlah
pedagang hanya mencapai Rp. 25.000.000 (Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta, selain itu rendahnya tingkat penjualan produk yang dijual UMKM
Night Market Ngarsopuro dikarenakan tidak bisa mengikuti pameran yang
sering diadakan di tempat lain yang kemungkinan besar akan meningkatkan
penjualan produk mereka nantinya di Night Market Ngarsopuro dan bisa lebih
dikenal lagi oleh khalayak umum. Hal tersebut tidak bisa dilaksanakan kerena
sistem perizinan absen untuk berjualan yang sedikit menjadi kendala, jika
tidak masuk untuk berdagang selama tiga kali berturut-turut maka ijin
berjualan bagi UMKM di Night Market Ngarsopuro akan ditarik.
Pemberdayaan dan pengembangan UMKM di Kota Surakarta terus
dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan menopang
perekonomian masyarakat Surakarta khususnya, namun banyaknya masalah
yang dihadapi oleh UMKM membuat kurang maksimal dalam menjual
produk dagangannya yang berimbas pada tingkat penghasilan yang rendah.
Night Market Ngarsopuro bukan saja sebagai wadah untuk berjualan para
pedagang UMKM namun diharapkan juga sebagai sarana pemberdayaan
UMKM agar dapat berkembang menjadi usaha yang makro, salah satunya
agar dapat meningkatkan penghasilan dari meningkatnya penjualan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Karena biasanya UMKM hanya menjual produknya di rumah dengan omset
yang relatif lebih rendah.
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta sebagai instansi yang
mengurusi UMKM secara global di Kota Surakarta dan sekaligus menangani
UMKM di Night Market Ngarsopuro dituntut memberikan arahan kepada
pedagang UMKM untuk membina, mengembangkan, dan memberdayakan
pedagang. Maka dari itu dibutuhkan suatu strategi untuk dapat mencapai
target-target yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep
Night Market Ngarsopuro yang hampir mirip dengan kawasan wisata belanja
Malioboro di Kota Yogyakarta yang berhasil menjadi ikon kota tersebut,
setiap masyarakat yang datang ke Yogyakarta pasti tidak akan melewatkan
untuk berkunjung kesana, suasana keseharian di Malioboro juga tampak
ramai pengunjung dan pembeli, pedagang disana juga berasal dari pedagang
kecil dan menengah. Pemasaran dan Penjualan produk disana juga dinilai
sangat berhasil, terutama produk garment dan cinderamata. Selain itu Night
Market Ngarsopuro diharapkan juga bisa dijadikan tujuan wisata belanja di
malam hari seperti konsep kawasan wisata kuliner malam hari Galabo yang
yang sudah dibangun lebih lama sejak April 2008, namun pada kenyataanya
Galabo semakin hari tampak berkurang pengunjugnya, hanya pada hari-hari
tertentu ramainnya, misalnya pada saat hari libur. Melihat fenomena yang
terjadi pada kawasan Galabo tesebut Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta dengan strateginya dituntut dapat mewujudkan strategi yang handal
guna mempertahankan dan mengembangkan eksistensi Night Market
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Ngarsopuro sebagai wadah UMKM yang menjual produknya secara
produktif. Dengan adanya strategi tersebut diharapkan UMKM dapat berjalan
sebagaimana mestinya untuk memperkenalkan produk dagangannya dan
meningkatkan penjualan kepada masyarakat luas, sehingga dapat
meningkatkan income yang melebihi hanya berjualan di rumah.
Melihat permasalahan tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Strategi Pemberdayaan UMKM Dalam
Peningkatkan Penjualan Produk di Night Market Ngarsopuro Oleh Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah ”Bagaimana Strategi Pemberdayaan UMKM dalam
Peningkatan Penjualan Produk di Night Market Ngarsopuro oleh Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai
peneliti, antara lain :
1. Tujuan Operasional
Secara umum untuk mengetahui Strategi Pemberdayaan UMKM
dalam Meningkatkan Penjualan Produk di Night Market Ngarsopuro Oleh
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta sebagai penyempurnaan
pemberdayaan UMKM dalam peningkatan penjualan produk di Night
Market Ngarsopuro.
3. Tujuan Individual
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian diharapkan akan menghasilkan manfaat yang
dapat dirasakan, baik oleh peneliti maupun orang lain. Adapun beberapa
manfaat dari penelitian ini, antara lain :
1. Memberikan sumbangan berupa saran-saran mengenai Strategi
Pemberdayaan UMKM dalam Peningkatan Penjualan Produk di Night
Market Ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
2. Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana pada jurusan Ilmu
Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Memberikan sumbangan pemikiran yang dapat digunakan untuk
membantu bagi penelitian sejenis yang selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi
Istilah strategy berasal dari kata Yunani strategos, atau strategus
dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jenderal tetapi dalam bahasa
Yunani Kuno sering berarti perwira Negara (state officer) dengan fungsi yang
luas. Itu artinya penggunaan definisi strategi lebih mengarah pada kalangan
militer. Hal ini sependapat dengan Mc Nicholas (1997) yang mengemukakan
bahwa:
“ strategy is the science and art of employing armed strength of a belligerent to secure the object of war. More restricted, the science and art of military command, exercised to meet the enemy under advantageous conditions”. (dalam Salusu, 1996 : 92-93) Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa strategi merupakan seni
dan tanggung jawab utama dari negara berperang untuk memenangkan atau
mengamankan peperangan. Pengertian strategi ini lebih terbatas pada suatu
ilmu atau seni memerintah dari militer,untuk mengadakan pertemuan dengan
musuh dalam kondisi yang menguntungkan.
Oxford English Dictionary mendefinisikan strategi sebagai “The art of
commander-in-chief: the art of projecting and directing the larger military
movements and operations of a campaign” (Armstrong, 2003: 37). Dari
pengertian ini dapat diketahui bahwa strategi merupakan seni dan tanggung
jawab utama yang terletak pada pucuk pimpinan organisasi.
Porter (1985) Strategi merupakan alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaing (dalam Husein Umar, 2010:16). Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menurut Hamel dan Prahald (1995) mendefinisikan secara lebih khusus
mengenai strategi, yaitu:
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.” (dalam Husein Umar, 2010:17)
Sedangkan menurut James Brian Quinn (dalam Robert M. Grant,
1999:10) mendefinisikan :
“Strategi merupakan suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh.”
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Andrews (dalam
Mudrajad Kuncoro, 2005:1) tentang strategi yaitu pola sasaran, tujuan dan
kebijakan atau rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan,
yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh
perusahaan atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.
Sedangkan Micheal Armstrong (2003 : 42) merumuskan :
”Strategi adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi) dan mengalokasikan / menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian yang efektif dan penerapan strategi tergantung pada kapabilitas strategi organisasi yang akan memasukkan kemampuan, tidak hanya untuk memformulasikan tujuan strategi tetapi juga untuk mengembangkan dan menerapkan rencana strategi melalui proses manajemen strategi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Chandler (dalam Husein Umar, 2010:16) mengemukakan bahwa
strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya
dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta priortias alokasi
sumber daya.
Sama halnya Fuchs and his colleagues (Fuchs et al, 2000)
mengemukakan bahwa: (dalam Gursoy, Guner, 2009:214)
”The key dimensions of effective strategy development and implementation as orchestrating all the elements of strategy around a powerful core theme and alignment of coherent product-market focus supported by operating capabilities and resources.” (International Journal of Bussines and Emerging Market, 2009: 214).
Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa dimensi kunci dari
pengembangan dan implementasi strategi yang efektif itu seperti mengarang
musik semua unsur disekitar inti tema yang kuat dan hubungan fokus produk
pasar yang berurutan didukung oleh kemampuan beroperasi dan sumber daya.
Menurut Faulker dan Johnson (dalam Michael Armstrong, 2003: 38)
strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan
cakupan organisasi, juga secara kritis memperhatikan dengan sungguh-
sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan
secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara
sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal
berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan maneuver teknis, tetapi dengan
menggunakan perspektif jangka panjang secara keseluruhan.
Pendapat Itami (dalam Mudrajad Kuncoro, 2005:1) tentang strategi
yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
“Penentuan kerangka kerja dari aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan.”
Sedangkan strategi menurut Mudrajad Kuncoro (2005:2) :
“Strategi berkaitan dengan keputusan “besar” yang dihadapi organisasi dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi. Penekanan pada “pola tujuan” dan “kerangka kerja” menyatakan bahwa strategi berkaitan dengan perilaku yang konsisten, maksudnya ketika suatu strategi telah ditetapkan, maka perusahaan tidak dapat menariknya kembali. Ide bahwa strategi “menetapkan perusahaan macam apa dan bagaimana seharusnya” menyatakan bahwa keputusan strategi yang dibuat perusahaan seharusnya mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan, yang nantinya akan menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam lingkungan yang kompetitif”.
Kenichi Ohmae (dalam Robert M. Grant, 1999:10) memaparkan
definisi strategi dalam hubungannya dengan bisnis yaitu mengenai
keunggulan kompetitif. Satu-satunya tujuan dari perencanaan strategis adalah
untuk memungkinkan perusahaan memperoleh seefisien mungkin keunggulan
yang dapat dipertahankan atas saingan mereka. Strategi korporasi dengan
demikian mencerminkan usaha untuk mengubah kekuatan perusahaan relatif
terhadap saingan dengan seefisien mungkin.
Menurut Coulter (dalam Mudrajad Kuncoro, 2005:12) strategi
merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai
tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan
tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Dengan demikian
beberapa ciri strategi yang utama adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1. Goal Directed Actions yaitu aktivitas yang menunjukkan “apa” yang
diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya;
2. Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan
kapabilitas), serta mempertahankan peluang dan tantangan.
Terkait dengan ciri strategi di atas, maka penelitian ini telah
memenuhi dua ciri tersebut, yaitu adanya Goal Directed Actions, yaitu
mengenai penetapan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Tujuan strategi pemberdayaan untuk UMKM yaitu agar UMKM dapat
meningkatkan penjualan produknya setelah berjualan di Night Market
Ngarsopuro. Selain itu, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta dengan
strategi pemberdayaan UMKM dalam meningkatkan penjualan produk di
Night Market Ngarsopuro mempertimbangkan semua sumberdaya yang
dimiliki meliputi seluruh staf kepegawaian (SDM), sumber dana, dan fasilitas
dan juga melibatkan keikutsertaan target group (pedagang UMKM) untuk
mencapai tujuan tersebut, serta mempertahankan segala sesuatu yang menjadi
pendukung kemudian digunakan untuk mengatasi segala hambatan yang ada.
Dari definisi mengenai strategi menurut para ahli, maka peneliti
menggunakan dan menyimpulkan pengertian strategi menurut pendapat dari
James Brian Quinn (dalam Robert M. Grant, 1999: 10), dimana pengertian
strategi tersebut dapat disimpulkan bahwa stategi merupakan suatu bentuk
atau rencana yang digunakan untuk mengintegrasikan kebijakan-kebijakan
dan rangkaian tindakan untuk menghadapi permasalahan dalam organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang dihadapi guna tercapainya tujuan suatu organisasi dengan
memperhatikan faktor pendukung dan faktor penghambatnya.
Rumusan yang komprehensif mengenai strategi oleh Hax dan Majluf
(dalam Salusu, 1996: 100-101) sebagai berikut :
1. Ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral;
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya;
3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi;
4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan
memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya;
5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.
Menurut Robert M. Grant (1999: 21-23) strategi dapat mengisi 3
tujuan manajemen yaitu :
1. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan
Strategi menentukan suatu pedoman, peraturan, dan kriteria yang dapat
digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Dengan kata lain strategi
dapat digunakan untuk membatasi alternatif keputusan yang akan diambil,
dan dapat juga digunakan sebagai petunjuk untuk mengurangi usaha
pencarian yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dari suatu
masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi
Strategi tidak hanya dapat digunakan untuk memperoleh konsistensi dalam
keputusan yang diambil dalam waktu yang berbeda tetapi untuk organisasi
yang kompleks, strategi dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
konsistensi dalam keputusan yang diambil oleh berbagai departemen dan
individu yang ada dalam organisasi.
3. Strategi sebagai target
Konsep strategi akan digabungkan dengan visi dan misi untuk menentukan
dimana perusahaan akan berada dalam masa yang akan datang. Penetapan
tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah bagi penyusunan
strategi, tetapi juga untuk membentuk aspirasi bagi perusahaan. Dengan
demikian, strategi juga dapat berperan sebagai target perusahaan.
Untuk melaksanakan atau mencapai tujuan yang ingin dicapai maka
perlu dipilih strategi yang paling tepat, yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan organisasi itu sendiri. Tipe-tipe strategi menurut Koteen
(dalam Salusu, 1996:104-105) dalam Pengambilan keputusan Strategi yaitu :
1. Corporate Strategy (Strategi Organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif strategik yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan
yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
2. Program Strategy (Strategi Program)
Strategi ini lebih memberi perhatian pada implikasi-implikasi strategi
dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan, apa dampaknya bagi
sasaran organisasi.
3. Resource Support Strategy (Strategi Pendukung Sumber Daya)
Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan
pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa
tenaga, keuangan, teknologi, dan sebagainya.
4. Institusional Strategy (Strategi Kelembagaan)
Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.
Dari beberapa tipe strategi di atas, maka tipe strategi pemberdayaan
UMKM yang diterapkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM dalam
peningkatan penjualan produk di Night Market Ngarsopuro adalah tipe
Program Strategy (Strategi Program). Lebih lanjut, karena untuk
memberdayakan UMKM dalam meningkatkan penjualan lebih memberi
perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari suatu program yang akan
dilaksanakan serta mengetahui dampak dari program tersebut apabila
dilaksanakan. Selain itu juga mengetahui dampaknya bagi sasaran organisasi
guna meningkatkan pemberdayaan UMKM Night Market Ngarsopuro.
Namun demikian, tiap-tiap strategi saling menopang sehingga merupakan
satu kesatuan kokoh yang mampu menjadikan organisasi sebagai satu
lembaga yang kokoh pula, mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang
tidak menentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
B. Pemberdayaan
Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” yang dapat
bermakna “pemberian kekuasaan” karena power bukan sekedar “daya” tapi
juga “kekuasaan”, sehingga kata “daya” tidak saja bermakna “mampu” tapi
juga “mempunyai kuasa” (Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho
Dwijowijoto, 2007:1).
Definisi Pemberdayaan menurut Randy R. Wrihatnolo dan Riant
Nugroho Dwidjowijoto (2007:2) adalah sebuah “proses menjadi”, bukanlah
sebuah “proses instan”. Pemberdayaan mempunyai tiga tahapan, secara
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Penyadaran.
Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi “pencerahan”
dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk
mempunyai “sesuatu”. Program-program yang dapat dilakukan pada tahap
ini misalnya memberikan pengetahuan yang bersifat kognisi, belief dan
healing. Prinsip dasarnya adalah membuat target mengerti bahwa mereka
perlu (membangun”demand”) diberdayakan, dan proses pemberdayaan itu
dimulai dari diri mereka sendiri.
2. Pengkapasitasan.
Disebut “capacity building” atau memampukan. Untuk diberikan daya
atau kuasa yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Misalnya,
sebelum memberikan otonomi daerah, seharusnya daerah-daerah yang
hendak otonomkan diberi program kemampuan atau capacity building
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
untuk membuat mereka cakap dalam mengelola otonomi yang diberikan.
Proses capacity building terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, organisasi,
dan sistim nilai.
3. Pemberian daya itu sendiri atau “empowerment” dalam makna sempit.
Pada tahap ini, kepada target diberikan daya, kekuasaan, otoritas, atau
peluang. Pemberian ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah
dimiliki. Pokok gagasanya adalah bahwa proses pemberian daya atau
kekuasaan diberikan sesuai dengan kecakapan penerima
Sama halnya Steven Lukes (1974) mengemukakan bahwa :
“For empowerment to have occurred an ability to influence all three ‘‘faces of power’’ identified by Lukes must be evident. A simple ability to make decisions, a role in influencing the overall regeneration agenda and an ability for community views to change the ideological assumptions of regeneration professionals would need to be evident.” (dalam Dave Adamson, 2010:118)
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa dalam pemberdayaan untuk
menjadikan kemampuan mempengaruhi ketiga “bentuk kekuasaan” yang
diidentifikasi oleh Lukes harus jelas. Sebuah kemampuan sederhana dalam
membuat keputusan, peran dalam mempengaruhi semua agenda regenerasi
dan kemampuan pandangan masyarakat untuk merubah asumsi ideologis dari
professional regenerasi harus jelas.
Duncan (dalam Ronald Nangoi, 2004:7) mengemukakan bahwa
pemberdayaan menyediakan lebih banyak sumberdaya kreatif dari suatu
organisasi. Pemberdayaan mengaktifkan dan memberi energi kepada orang-
orang untuk berusaha secara individu mengejar yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pemberdayaan adalah proses yang alamiah, dalam arti kita alami
dalam kehidupan wajar sehari-hari. Meskipun kehidupan itu adalah proses
yang alami, kehidupan pun harus perlu di manajemeni. Jadi pemberdayaan
bukanlah semata-mata konsep politik, melainkan lebih pada suatu konsep
manajemen. Sebagai konsep manajemen, pada akhirnya pemberdayaan harus
mempunyai indikator keberhasilan. Indikator tersebut adalah :
1. Akses, artinya target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai akses
akan risorsis yang diperlukan untuk mengembangkan diri.
2. Partisipasi, yang berarti target yang diberdayakan pada akhirnya dapat
berpartisipasi mendayagunakan resources yang diaksesnya.
3. Kontrol, dalam arti target yang diberdayakan pada akhirnya mempunyai
kemampuan mengontrol proses pendayagunaan resources tersebut.
4. Kesetaraan, dalam arti pada tingkat tertentu saat terjadi konflik, target
mempunyai kedudukan sama dengan yang lain dalam hal pemecahan
masalah. (Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugorho Dwijowijoto, 2007: 9-
10)
Dasar-dasar pemberdayaan menurut Dubois dan Miley (1977) adalah:
1. Pemberdayaan adalah proses kerjasama antara klien dan pelaksana kerja
secara bersama-sama yang bersifat mutual benefit.
2. Proses pemberdayaan memandang sistem klient sebagai komponen dan
kemampuan yang memberikan jalan ke sumber penghasil dan memberikan
kesempatan
3. Klien harus merasa dirinya sebagai agen bebas yang dapat mempengaruhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4. Kompetensi diperoleh atau diperbaiki melalui pengalaman hidup,
pengalaman khusus yang kuat dari pada keadaan yang menyatakan apa
yang dilakukan.
5. Pemberdayaan meliputi jalan ke sumber-sumber penghasilan dan kapasitas
untuk menggunakan sumber-sumber pendapatan tersebut dengan cara
efektif.
6. Proses pemberdayaan adalah masalah yang dinamis, sinergis, pernah
berubah, dan evolousioner yang selalu memiliki banyak solusi.
7. Pemberdayaan adalah pencapaian melalui struktur-struktur parallel dari
perseorangan dan perkembangan masyarakat. (dalam Randy R. Wrihatnolo
dan Riant Nugroho Dwijowijoto, 2007 : 116)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses
menyeluruh, suatu proses aktif antara motivator, fasilitator, dan kelompok
masyarakat yang perlu diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, pemberian berbagai kemudahan serta peluang untuk mencapai
akses sistem sumberdaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Proses pemberdayaan hendaknya meliputi :
1. enabeling (menciptakan suasana kondusif)
2. empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat)
3. protecting (perlindungan dari ketidakadilan)
4. supporting (bimbingan dan dukungan)
5. foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang) dalam
Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwijowijoto (2007 : 116-117).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Prijo (1996) menjelaskan bahwa istilah pemberdayaan sering kali
digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan keadaan ekonomi
individu, (dalam Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwijowijoto,
2007: 117). Selain itu, pemberdayaan juga merupakan konsep yang
mengandung makna perjuangan bagi mereka yang terlibat dalam perjuangan
tersebut. Dengan demikian, proses pemberdayaan merupakan tindakan usaha
perbaikan atau peningkatan ekonomi, sosial budaya, politik, dan psikologi
baik secara individual maupun kolektif yang berbeda menurut kelompok
etnik dan kelas sosial. Lebih lanjut Pranarka dan Moeljarto, menguraikan
pandangan mengenai pemberdayaan yaitu :
1. Pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan (power to nobody)
2. Pemberdayaan adalah pembagian kekuasaan kepada setiap orang (power
to everybody)
3. Pemberdayaan adalah penguatan kepada yang lemah tanpa
menghancurkan yang kuat dalam (dalam Randy R. Wrihatnolo dan Riant
Nugroho Dwijowijoto, 2007: 118)
Dari berbagai pandangan mengenai pemberdayaan di atas dapat
disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses untuk mendorong
masyarakat agar lebih mandiri agar mereka dapat menunjukkan kemampuan
mereka bahwa mereka mampu untuk berkreasi, berinovasi dan membuktikan
bahwa mereka memiliki pengaruh bagi pencapaian tujuan organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto
(2007: 119-120) terdapat tiga strategi pemberdayaan yang umum dipakai atau
dilaksanakan yaitu :
1. Pemberdayaan konformis
Pemberdayaan yang hanya berkutat di “daun” dan “ranting”. Karena
struktur sosial, ekonomi, dan politik yang ada sudah dianggap given,
pemberdayaan masyarakat hanya dilihat sebagai upaya meningkatkan daya
adaptasi terhadap struktur yang sudah ada. Bentuk aksi strategi ini adalah
mengubah sikap mental masyarakat yang tidak berdaya dan pemberian
bantuan, baik modal maupun subsidi. Program-program karitatif dan
sinterklas termasuk dalam kategori ini.
2. Pemberdayaan reformis
Pemberdayaan yang hanya berkutat di “batang”. Konsep ini tidak
mempermasalahkan tatanan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang ada.
Yang dipersoalkan adalah praktik dilapangan atau pada kebijakan
operasional. Pemberdayaan difokuskan pada upaya peningkatan kinerja
operasional dengan membenahi pola kebijakan, peningkatan kualitas
SDM, penguatan kelembagaan, dan sebagainya.
3. Pemberdayaan struktural
Pemberdayaan yang berkutat di “akar”. Strategi tersebut melihat bahwa
ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh struktur sosial, politik,
budaya, dan ekonomi yang kurang memberikan peluang bagi kaum yang
lemah. Pemberdayaan harus dilakukan melalui transformasi struktural
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
secara mendasar dengan meredesign struktur kehidupan yang ada. Karena
sifat revolusionernya, konsep terakhir ini disebut juga critical paradigm.
Dari tiga strategi pemberdayaan di atas, strategi pemberdayaan
UMKM oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta masuk ke dalam
strategi pemberdayaan reformis. Hal ini dilihat dari praktik dilapangan atau
pada kebijakan operasional. Pemberdayaan difokuskan pada upaya
peningkatan kinerja operasional dengan membenahi pola kebijakan,
peningkatan kualitas SDM, penguatan kelembagaan, dan sebagainya.
C. Pemberdayaan UMKM
UMKM adalah usaha yang dapat membangun kesejahteraan
masyarakat dan bisa menciptakan kreatifitas untuk membuat suatu barang
atau produk agar dapat juga mengurangi tingkat kemiskinan. Selain itu
UMKM juga dapat membantu pemasukan kas negara yang jumlahnya begitu
besar. UMKM merupakan Usaha Mikro Kecil Menengah yang mempunyai
modal tidak besar, seperti yang tercantum dalam kebijakan berikut ini :
1. Usaha Mikro, menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif
milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki
hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000 per tahun. Usaha Mikro
dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000
2. Usaha Kecil, sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995
pasal 3 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria
kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 tidak termasuk tanah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp1.000.000.000 per tahun serta dapat menerima kredit dari bank
maksimal di atas Rp50.000.000 sampai dengan Rp.500.000.000
3. Usaha Menengah, sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1999
adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha
bersih lebih besar dari Rp200.000.000 sampai dengan paling banyak
sebesar Rp10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
Kebijakan dari pemerintah di bidang ekonomi tersebut dikaitkan
dengan program pemberdayaan dan peningkatan peran serta kontribusi
industri UMKM dalam mendorong laju roda perekonomian.
Sedangkan menurut Ketetapan MPR Nomor XVI/MPR/1998 tentang
Pollitik Eknomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, secara kongkret
merefleksikan kesamaan persepsi dan kebulatan tekad dari segenap
komponen bangsa untuk menjadikan UMKM sebagai pilar utama
pembangunan ekonomi nasional di masa mendatang.
Pemberdayaan UMKM menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun
2008 bab 1 pasal 1 dimaksudkan untuk Mewujudkan struktur perekonomian
Nasional yang seimbang, berkembang dan berkeadilan, Menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri, dan Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi
dan pengentasan kemiskinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dengan begitu dapat disimpulkan Usaha Mikro Kecil Menengah perlu
diberdayakan agar mampu Menumbuhkan dan Mengembangkan Kemampuan
UMKM Menjadi Usaha yang Tangguh dan Mandiri. Selain itu pemberdayaan
UMKM dimaksudkan untuk Meningkatan Peran UMKM Dalam
Pembangunan Daerah, Penciptaan Lapangan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi,
Pengentasan Rakyat dari Kemiskinan.
D. Produk
Menurut Kamus Akuntansi produk merupakan sesuatu yang
dipandang mampu memenuhi suatu kebutuhan. Sedangkan produk menurut
Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be
offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that
might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222) produk adalah, “A product is asset of
tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality
and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu
produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,
termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah
dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Dari pengertian produk menurut para ahli, maka dapat disimpulkan
mengenai produk yaitu segala sesuatu yang berbentuk barang atau jasa yang
dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen, dimana tiap barang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
atau jasa tersebut memiliki manfaat yang berbeda. Dapat dikatakan pelanggan
dalam membeli barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisiknya saja
tetapi lebih dari itu, pelanggan tersebut bersedia untuk membayar sesuatu
yang diharapkan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya.
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran,
diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler
(2002:451) produk dapat diklafisikan menjaid beberapa kelompok, yaitu :
1. Berdasrkan wujudnya, produk dapat diklafisikan ke dalam dua kelompok
utama, yaitu :
a. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan
perlakuan fisik lainnya
b. Jasa, merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi,
salon kecantikan, hotel dan sebagaimya. Kotler (2002:286) juga
mendefinisikan jasa sebagai berikut : “Jasa adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikairkan
dengan suatu produk fisik.
2. Berdsaarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods), barang tidak tahan lama
adalah barang terwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu
atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya
dalam kondisi pemkaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya :
sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya
b. Barang tahan lama merupakan barang terwujud yang biasanya bisa
bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk
pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es,
mesin cuci, pakaian, dan lain-lain
3. Berdasarkan tujuan koonsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya
dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu :
a. Barang konsumsi (consumer’s good), yaitu suatu produk yang
langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut
untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut
b. Barang industri (industrial’s good), yaitu suatu jenis produk yang
masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu
manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri
diperjual belikan kembali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
E. Strategi Pemberdayaan UMKM dalam Meningkatkan Penjualan Produk
di Night Market Ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta
Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007:23) Strategi
Pemberdayaan adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi yaitu untuk
keberdayaan masyarakat) dan mengalokasikan/menyesuaikan sumber daya
dengan peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat meningkatkan
keberdayaan masyarakat, dan mendorong masyarakat untuk lebih mampu
merencanakan, membangun dan memelihara hasil kegiatan secara mandiri.
Sehingga dapat disimpulkan strategi pemberdayaan merupakan segala
keputusan atau kebijakan yang dilakukan melalui berbagai tindakan untuk
menumbuhkan iklim dan pengembangan usaha agar menjadi kokoh, tangguh
dan mandiri. Strategi Pemberdayaan diterapkan ke dalam berbagai program
yang menggunakan prinsip dasar mempunyai kesempatan untuk mengambil
keputusan secara mandiri, masyarakat akan berbuat yang terbaik bagi diri
mereka, keluarga, dan lingkungan sekitarnya.
Seccara umum strategi merupakan landasan awal sebuah organisasi
dan elemen didalamnya untuk menyusun langkah-langkah dengan
mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, untuk mengetahui
faktor penghambat dan faktor pendukung tersebut diperlukan strategi
pemberdayaan. Faktor hambatan adalah semua faktor yang menghambat
proses pemberdayaan UMKM Dalam Peningkatkan Penjualan Produk di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Night Market Ngarsopuro Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
Faktor penghambat tersebut diantaranya terbatasnya sarana dan prasarana
penunjang yang persebarannya kurang merata dan kurang memadai,
keterbatasan dana dan kurang meratanya pedagang yang diikutsertakan dalam
kegiatan pemberdayaan UMKM. Faktor pendukung adalah semua faktor yang
mendukung jalannya proses pemberdayaan UMKM dalam peningkatan
penjualan produk di Night Market Ngarsopuro Oleh Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta, yaitu bekerjasama dengan instansi lain ataupun
dengan lembaga-lembaga lain seperti bahasa inggris di Kota Surakarta untuk
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada UMKM dalam meningkatkan
penjualan produk. Selain itu juga adanya partisipasi pedagang yang setuju
yang ingin mengikuti pemberdayaan.
Berdasarkan Renstra SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Tahun 2010-2015 halaman 2, kebijakan
yang dirumuskan adalah mengembangkan daya saing sektor riil, mewujudkan
pemberdayaan usaha mikro kecil menengah dan koperasi, menciptakan
wirausahawan baru, fasilitasi pembentukan koperasi, pengembangan ekonomi
kreatif serta peningkatan daya saing produk melalui pameran / promosi dan
misi dagang ke luar negeri. Dari penjelasan diatas maka tujuan akhir dari
kebijakan tersebut adalah untuk menumbuhkembangkan dan memberdayakan
perekonomian masyarakat melalui UMKM. Hal ini juga sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Prijo (1996) yang menjelaskan bahwa istilah
pemberdayaan sering kali digunakan dalam konteks kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
meningkatkan keadaan ekonomi individu (dalam Randy R. Wrihatnolo dan
Riant Nugroho Dwijowijoto, 2007 : 117).
Berdasarkan Renstra tersebut Dinas Koperasi dan UMKM bersama
Pemerintah Kota Surakarta membentuk wadah berupa Night Market
Ngarsopuro UMKM untuk menawarkan dan menjual produknya. Strategi
pemberdayaan bagi UMKM secara global dilakukan untuk menciptakan
wirausahawan baru, mengembangkan ekonomi kreatif melalui produk yang
dihasilkan UMKM. Strategi pemberdayaan yang diterapkan Dinas Koperasi
dan UMKM terutama yang ditangani oleh bidang UMKM beserta staffnya
dalam peningkatan penjualan produk UMKM di Night Market Ngarsopuro
meliputi :
1. Memfasilitasi terciptanya wirausaha baru untuk menekan pengangguran
dan kemiskinan
2. Pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM
3. Peningkatan kualitas SDM melalui Diklat
4. Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam
Negeri dan Luar Negeri
5. Penyelenggaraan Temu usaha Kemitraan antara UMKM dengan
Pengusaha Besar
6. Peningkatan kualitas produk kerajinan
Sedangkan tahapan pemberdayaan yang ada dalam peningkatan
penjualan produk UMKM di Night Market Ngarsopuro peneliti
menggunakan teori menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto, (2007:2) yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
meliputi tahap penyadaran, tahap pengkapasitasan, dan tahap
empowerment. Tahapan tersebut dapat menggambarkan seberapa jauh
tahapan yang sudah dapat dicapai dalam strategi pemberdayaan tesebut.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar suatu landasan dalam
pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian
ini, serta hubungannya dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan
sebelumnya. Tujuannya adalah untuk lebih memudahkan pembaca dan
penguji dalam memahami penelitian mengenai ”strategi pemberdayaan
UMKM dalam meningkatkan penjualan produk di Night Market Ngarsopuro
oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta”. Berdasarkan Teori yang
ada, maka kerangka dasar pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
UMKM yang tumbuh dan berkembang di Surakarta sejauh ini cukup
signifikan, namun kebanyakan dari mereka kurang mampu mengelola dan
menjual produk yang telah diciptakan. Masih banyak dari mereka yang
Masalah : 1.Adanya sebagian
UMKM yang kurang maksimal SDM-nya untuk berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan produk yang berkualitas dan layak jual
2.Kurangnya kemampuan UMKM Night Market Ngarsopuro untuk menjual produknya
3.Banyak pengunjung tetapi sedikit yang membeli produk dari UMKM Night Market Ngarsopuro.
4.Rendahnya tingkat penjualan produk yang dijual UMKM Night Market Ngarsopuro
Strategi Pemberdayaan Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta di Night Market Ngarsopuro melalui tiga tahapan pemberdayaan:
1. Penyadaran a. Peningkatan kualitas produk kerajinan salah
satunya dengan memotivasi UMKM agar bisa lebih berinovasi
2. Pengkapasitasan a. Pendampingan usaha dan manajemen bagi
UMKM yaitu Dinas Koperasi dan UMKM dengan cara memberiikan kemampuan agar berdaya untuk mengembangkan dan meningkatkan penjulan mereka melalui produk-produk yang dihasilkannya
b. Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam Negeri dan luar Negeri, dalam hal ini tahapan pengkapasitasan untuk melihat seberapa jauh peningkatan penjualan produk melalui program pameran dan misi dagang
c. Penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara UMKM dengan pengusaha besar yaitu Carrefour dan Batik Danar Hadi
3. Pemberian Daya a. Memfasilitasi terciptanya wirausaha baru untuk
menekan pengangguran dan kemiskinan. Dinas Koperasi dan UMKM memberikan fasilitas materiil dan non materiil
b. Peningkatan kualitas SDM melalui diklat dengan diberikannya pelatihan dan pendidikan bahasa inggris, internet marketing, dan kerajinan tangan
UMKM di Night Market Ngarsopuro
dapat meningkatkan
penjualan produk
Faktor pendukung dan penghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
bingung tentang bagaimana cara mereka untuk menjual hasil karyanya agar
bisa dinikmati khalayak umum, bahkan bisa menembus pasar internasional.
Kurangnya pengetahuan dari pelaku UMKM dalam menjual produk yang
sudah potensial menjadi masalah penting untuk dikaji Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta untuk memberdayakan mereka dan meningkatkan
pengetahuan pelaku UMKM. Night Market Ngarsopuro merupakan wujud
kepedulian Pemerintah Kota Surakarta untuk menampung UMKM agar bisa
menjajakan produk mereka. Tapi pada kenyataanya pedagang yang ada di
Night Market Ngarsopuro tidak semua menjajakan dagangan dari hasil
karyanya, masih ada yang berjualan dari barang dagangan orang lain yang
diambil kemudian dijual kembali. Hal tersebut mencerminkan bahwa kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk UMKM masih kurang, kreativitas untuk
menciptakan produk yang berkualitas dan layak jual masih perlu ditingkatkan
lagi. Permasalahan lain yang muncul dalam Night Market Ngarsopuro yaitu
masih banyaknya pedagang UMKM yang berjualan tidak memiliki
kemampuan untuk menawarkan produk kepada pengunjung, sehingga
penjualan produk menjadi kurang signifikan. Jika hal tersebut diteruskan
maka hasil dari produk yang dijual oleh UMKM di Night Market Ngarsopuro
sangatlah lemah.
Dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukan cara untuk
mengelola dan memberdayakan UMKM guna mencapai kualitas produk yang
bagus untuk dapat dijual. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
sebagai pembina dan pengelola sekaligus fasilitator UMKM di Night Market
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Ngarsopuro yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Surakarta harus melakukan
langkah-langkah guna mengatasi masalah tersebut yang dituangkan dalam
strategi dinas.
Adanya Night Market Ngarsopuro menjadi salah satu tempat
pariwisata sekaligus sebagai tempat perdagangan yang menarik orang untuk
berkunjung dan berbelanja disana, selain itu Night Market Ngarsopuro
menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk menjajakan produknya. Strategi
pemberdayaan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM untuk
peningkatan penjualan produk bagi UMKM Night Market Ngarsopuro
meliputi Memfasilitasi wirausaha baru untuk menekan pengangguran dan
kemiskinan; Peningkatan kualitas SDM melalui Diklat; Peningkatan
pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam Negeri dan Luar
Negeri; Pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM; Penyelenggaraan
Temu usaha Kemitraan antara UMKM dengan Pengusaha Besar; Peningkatan
kualitas produk kerajinan.
Sedangkan tahapan pemberdayaan yang digunakan oleh peneliti
meliputi tahapan penyadaran, tahapan pengkapasitasan, dan tahapan
pemberian daya. Pada tahapan penyadaran yang digunakan untuk melihat
keberhasilan strategi pemberdayaan peningkatan kualitas produk kerajinan,
sejauhmana kesadaran yang dimiliki para pelaku UMKM di Night Market
Ngarsopuro dalam menanggapi anjuran dari Dinas untuk lebih berinovasi
meningkatan kualitas produk; Tahapan pengkapasitasan menilai strategi
pemberdayaan pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pemberian kemampuan melalui pendampingan dan manajemen bagi UMKM
Ngarsopuro agar berdaya untuk mengembangkan dan meningkatkan penjulan
mereka melalui produk-produk yang dihasilkannya, tahap pengkapasitasan
untuk mengetahui strategi penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara
UMKM dengan pengusaha besar (Carrefour dan Batik Danar Hadi) apakah
sudah mencapai target yang ditentukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM atau
belum, dan peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di
dalam negeri dan luar negeri merupakan strategi yang digunakan dalam
tahapan pengkapasitasan guna melihat seberapa jauh peningkatan penjualan
produk melalui program pameran dan misi dagang; Sedangkan tahapan
pemberian daya digunakan untuk melihat keberhasilan strategi pemberdayaan
memfasilitasi wirausaha baru untuk menekan pengangguran dan kemiskinan
dengan memberikan fasilitas materiil dan non materiil sedangkan untuk
peningkatan kualitas SDM melalui Diklat UMKM diberikan pendidikan dan
pelatihan bahasa inggris, internet marketing dan kerajinan tangan. Tahapan-
tahapan tersebut berguna untuk memberikan kemampuan atau membuat
pedagang merasa mampu untuk menambah kreatifitas yang dimiliki untuk
dapat lebih berinovasi dalam berkreasi dan untuk dapat meningkatkan
penjualan produk mereka. Selain itu tahapan pemberdayaan tersebut berguna
untuk melihat keberhasilan strategi pemberdayaan yang dilakukan Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta kepada UMKM Night Market
Ngarsopuro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan UMKM dalam
peningkatan penjualan produk di Night Market Ngarsopuro terdapat faktor
penghambat dan pendukungnya. Faktor hambatan adalah semua faktor yang
menghambat proses pemberdayaan UMKM dalam peningkatan penjualan
produk. Faktor penghambat tersebut diantaranya terbatasnya sarana dan
prasarana penunjang yang persebarannya kurang merata dan kurang
memadai, keterbatasan dana dan kurang meratanya pedagang yang
diikutsertakan dalam kegiatan pemberdayaan UMKM. Faktor pendukung
adalah semua faktor yang mendukung jalannya proses pemberdayaan UMKM
Night Market Ngarsopuro dalam peningkatan penjualan produk yaitu
bekerjasama dengan instansi lain ataupun dengan lembaga-lembag yang ada
di Kota Surakarta untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
UMKM dalam meningkatkan penjualan produk. Selain itu adanya partisipasi
pedagang yang setuju untuk mengikuti pemberdayaan yang diberikan oleh
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
Strategi pemberdayaan tersebut dilakukan Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta untuk mengembangkan potensi UMKM di Night
Market Ngarsopuro untuk berinovasi menciptakan suatu produk yang dapat
dijual dari hasil mengikuti pemberdayaan yang difasilitasi oleh Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta sehingga UMKM tersebut
meningkatkan penjualan produk mereka. Dengan meningkatnya penjualan
produk mereka, UMKM tersebut dapat menambah pembiayaan pembuatan
produk mereka dan untuk menambah kebutuhan mereka sehari-harinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian yang
menekankan pada proses dan makna, maka bentuk penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang bermaksud
memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci dan mendalam
mengenai strategi pemberdayaan UMKM dalam peningkatan penjualan
produk di night market ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta. Menurut H.B Sutopo (2002: 48) penelitian kualitatif lebih
menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan
analisis kualitatifnya. Dengan kata lain penelitian kualitatif lebih
mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih
ditentukan oleh proses terjadinya dan cara memandang atau perspektifnya.
Selain itu, dalam penelitian ini juga bermaksud untuk memberikan
gambaran/mendeskripsikan strategi, sehingga jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2006:16),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya merupakan penyingkapan fakta. Variabelnya mandiri, tanpa membuat
perbandingan dan menghubungkan dengan variabel lain. Metode deskriptif
digunakan dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan,
menganalisis dan menginterpretasikan data tersebut. Metode deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dimaksudkan untuk mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan
deskripsi yang lebih berharga daripada sekedar jumlah atau frekuensi dalam
bentuk angka . Seperti yang disampaikan oleh H.B Sutopo (2002:35) yaitu
dengan penelitian deskriptif kualitatif, data yang dikumpulkan terutama
berupa kata-kata, kalimat atau gambar memiliki arti lebih dari sekedar angka-
angka atau frekuensi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi dan UMKM dengan
alamat Jl. Yosodipuro, Kota Barat, Surakarta. Pemilihan Lokasi tersebut di
dasarkan atas alasan bahwa Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
merupakan institusi yang lebih berwenang dalam pembuatan dan
pelaksanaan Strategi Pemberdayaan UMKM dalam peningkatan penjualan
produk di night market ngarsopuro. Dengan kata lain lokasi tersebut
merupakan sumber untuk memperoleh data, yang berhubungan langsung
dengan objek penelitian yang saya lakukan.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pendukung
meliputi:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan
informasi secara langsung mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti, yang merupakan sejumlah data, fakta atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
keterangan yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang
berkaitan langsung dengan masalah yang menjadi obyek. Data Primer
tersebut yang diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada :
a. Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta
b. Kepala Bidang Permodalan Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta
c. Staff Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta
d. UMKM di Night Market Ngarsopuro
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui arsip, makalah, dokumen kebijakan, dan buku-buku yang
berkaitan dengan masalah penelitian mengenai pemberdayaan UMKM
dalam peningkatan penjualan produk.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk mendapatkan data dalam penelitian, maka peneliti harus
mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam objek penelitian. Hal ini akan
sangat beresiko, terutama dalam keterbatasan waktu, dan tenaga. Oleh karena
itu diperlukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling.
Dalam Sugiyono (2008:81) menjelaskan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Lebih lanjut lagi,
Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sampel adalah sebagian individu yang
diselidiki (dalam Susanto, 2006:114).
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
maka perlu menggunakan teknik sampling. Sugiyono (2008:81) menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
bahwa teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Terkait dengan teknik pengambilan sampel tersebut, maka dalam penelitian
ini menggunakan teknik pengambilan sampel tujuan (Purposive Sampling),
yakni dalam hal ini, peneliti sengaja menentukan anggota sampelnya
berdasarkan kemampuan dan pengetahuannya tentang keadaan populasi
(Susanto, 2006:120).
Selain itu, teknik pengambilan sampel lain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Snowball Sampling. Teknik penarikan Snowball
Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar (Sugiyono, 2008:81). Teknik pengambilan sampel ini
dilakukan jika atasan merekomendasikan kepada staffnya yang dianggap
lebih mengetahui dan berwenang memberikan informasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa langkah yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data
dalam penelitian ini, antara lain :
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh
informasi melalui tanya-jawab secara langsung dengan narasumber atau
responden yang diteliti untuk melengkapi data yang dilakukan.
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung. Maksudnya ialah proses memperoleh data untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara
dengan responden (informan). Pewawancara disebut interviewer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
sedangkan orang yangg diwawancarai disebut interviewee. Pada
umumnya waancara dipandu dengan panduan atau pedoman wawancara
(Susanto, 2006: 128).
Dalam Metode Penelitian Sosial (Susanto, 2006: 130-131) disebutkan
jenis-jenis teknik wawancara ialah sebagai berikut :
a. Wawancara terpimpin (terstruktur). Tanya jawab terarah dan
terfokus untuk mengumpulkan data-data yang relefan saja. Biasanya
menggunakan pedoman wawancara yang memuat hal-hal yang akan
ditanyakan secara terperinci, sehubungan dengan pengumpulan
informasi tentang topik penelitiannya.
b. Wawancaraa tak terpimpin (tidak terstruktur). Wawancara yang tidak
terarah. Peneliti hanya menentukan topikk dan tujuan yang ingin
dicapai dari diadakannya wawancara tersebut, pertanyaan akan
berkembang dalam proses wawancara. Kelemahannya ialah tidak
efisien waktu, biaya, dan tenaga. Keuntungannya cocok untuk
penelitian pendahuluan, tidak memerlukan keterampilan bertanya
dan dapat memlihara kewajaran suasana.
2. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data dan informasi yang didasarkan pada
hasil pengamatan pada buku-buku resensi dan literatur yang sesuai
dengan isi penelitian kali ini. Buku-buku yang diperoleh oleh peneliti
berasal dari perpustakaan dan buku-buku dari literatur dari para
narasumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
3. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar
(HB. Sutopo, 2002:64). Observasi merupakan proses yang kompleks,
yang tersusun dari proses biologis dan psikologis (Susanto, 2006:126).
Oleh karena itu dalam observasi ini membutuhkan kemampuan dalam
mengamati objek penelitian.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
berperan pasif. Dalam hal ini peneliti mendatangi secara langsung Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta untuk melakukan pengamatan dan
pencatatan terhadap objek yang diteliti tetapi peneliti tidak berperan
sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif. Peneliti melakukan
pengamatan tentang proses pemberdayaan UMKM, pengamatan dan
pencatatan tentang peningkatan penjualan produk, pengamatan dan
pencatatan tentang fasilitas yang diberikan untuk UMKM.
4. Studi dokumentasi
Yaitu dilakukan dengan mencatat dan mengambil sumber-sumber
tertulis yang ada, baik berupa dokumen atau arsip. Dokumen atau arsip
merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu (H.B. Sutopo, 2002:54). Data yang diambil merupakan
dokumen atau arsip Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta yang
berhubungan dengan penelitian ini, media massa serta literatur sebagai
pelengkap informasi dalam penelitian. Dokumen-dokumen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
digunakan dapat berupa arsip-arsip, catatan pribadi, laporan
kelembagaan, referensi-referensi, atau peraturan-peraturan yang relevan
dengan fokus penelitian, seperti mengenai pemberdayaan UMKM dalam
peningkatan penjualan produk
F. Validitas Data
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (HB.
Sutopo, 2002:267). Data yang telah dicatat dan dikumpulkan harus dijamin
kesasihan (validitasnya). Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan
informasi dari pengolahan data yang sudah diperoleh. Validitas data
merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai
hasil penelitian (H.B.Sutopo, 2002: 78). Untuk menguji kebenaran dari hasil
yang diperoleh maka dalam penelitian ini dilakukan trianggulasi data.
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar, 2008:230). Menurut
Patton teknik triangulasi dibedakan menjadi, antara lain : (dalam Sutopo,
2002:78)
1. Data trianggulation, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data
yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama.
2. Investigator trianggulation, yaitu pengumpulan data sejenis yang
dikumpulkan oleh beberapa orang peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Methodological trianggulation, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkan data
sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda.
4. Theoritical trianggulation, yaitu peneliti melakukan penelitian tentang
topik yang sama dan data yang dianalisis dengan menggunakan
perspektif.
Dari beberapa teknik triangulasi di atas, dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik trianggulasi sumber (data trianggulation). Trianggulasi
sumber atau trianggulasi data memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-
beda untuk menggali data yang sejenis. Artinya di dalam mengumpulkan data
yang sejenis, akan lebih jelas kebenarannya bila digali dari beberapa sumber
yang berbeda. Di sini tekanannya lebih pada perbedaan sumber data, bukan
pada teknik pengumpulan data. Peneliti bisa memperoleh data dari
narasumber yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara
mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan
dengan informasi dari narasumber lainnya. Dapat pula menggunakan data
yang diperoleh dari catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan
yang berkaitan dengan data yang dimaksudkan peneliti (Sutopo, 2002:79).
G. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2008:244) analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis
data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Selain itu, menurut Hamidi analisis data
penelitian kualitatif dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan
pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi,
mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi
interpretasi (dalam Susanto, 2006:142).
Sementara itu, Miles dan Huberman menyatakan bahwa terdapat tiga
komponen utama dalam proses analisis data (dalam HB. Sutopo, 2002:91-94).
Ketiga komponen tersebut saling berkaitan serta menentukan hasil akhir
analisis. Ketiga komponen tersebut yaitu:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi data dari fieldnote. Itu artinya reduksi data adalah bagian
dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedimikian
rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.
2. Data Display/Penyajian Data
Sajian data merupakan narasi kalimat, matriks, gambar/skema, jaringan
kerja kaitan kegiatan,dan juga table sebagai pendukung narasinya yang
disusun berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang
rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada.
3. Penarikan kesimpulan
Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah mulai mengerti hal-hal
yang diteliti, sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan
yang longgar tetap terbuka tetapi kesimpulan sudah disediakan mula-
mula belum jelas kemudian menguat menjadi lebih rinci dan mengakar
kuat.
Dari penjelasan diatas maka digunakan teknik pengumpulan data dan
analisis data model interaktif. Dimana dalam hal ini peneliti tetap bergerak
diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama
kegiatan pengumpulan data berlangsung (Sutopo, 2002:95). Secara sederhana
model analisis interaktif ini, dapat digambarkan melalui bagan sebagai
berikut :
Gambar 3.1. Bagan model teknik pengumpulan data dan analisis data
secara interaktif menurut Miles dan Huberman
Sumber : H. B. Sutopo, 2002:96
Reduksi Data
Penarikan kesimpulan
Penyajian Data
Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI LOKASI
1. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Dinas Koperasi dan UMKM merupakan salah satu unsur pelaksana
Pemerintah Daerah Kota Surakarta di bidang koperasi dan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 20 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan
UMKM mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
koperasi dan UMKM.
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya yaitu menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang koperasi dan UMKM, Dinas Koperasi dan
UMKM menyelenggarakan fungsi yaitu :
a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
b. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi, dan pelaporan
c. Pemberian perijinan di bidang koperasi dan UMKM
d. Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi dan UMKM
e. Penyelenggaraan sosialisasi
f. Pembinaan jabatan fungsional
Keberadaan Dinas Koperasi dan UMKM sebagai Instansi atau
Lembaga Pemerintah diharapkan mampu mengakomodir permasalahan yang
dihadapi oleh Koperasi dan UMKM yang notabene merupakan Soko Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Ekonomi atau Ekonomi yang berbasis kerakyatan dalam menuju Koperasi
dan UMKM yang mandiri dan berdaya saing tinggi untuk mendukung Kota
Solo sebagai Kota Budaya, Perdagangan dan Jasa.
Dinas Koperasi dan UMKM sebagai lembaga pemerintahan yang
menangani ekonomi kerakyatan di Surakarta sudah menjadi suatu tuntutan
untuk dapat mengembangkan dan memberdayakan usaha mikro kecil
menengah yang memihak pada pengusaha kecil. Adapun tugas dan fungsi
pelaksnaan Dinas Koperasi dan UMKM di Kota Surakarta didasarkan pada
peraturan-peraturan yang sifatnya vertikal dari pusat. Dasar Hukum dari
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta yaitu :
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi
Jawa Tengah
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Pengkoperasian
d. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4286)
f. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencenaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tanbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421)
g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang 32 Nomor Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tanbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4493)
h. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan
antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tamabahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438)
i. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548)
j. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi
k. Peraturan Pemerintah Tahun Nomor 9 Tahun 1995 tentang Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam
l. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
m. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
n. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663)
o. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembagunan Nasiomal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664)
p. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemeritnahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737)
q. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tenatang Penataan Struktur
Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan Pemerintahan Daerah
r. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembagunan Daerah
s. Inpres Nomor 10 Tahun tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
t. Inpres Nomor 6 Tahun 2009 Tahun Ekonomi Kreatif (UMKM)
u. Inpres Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembagunan Yang
Berkeadilan
v. Inpres Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Kemiskinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
w. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta
x. Pertauran Walikota No 19-M Tahun 2009 tentang Penjabaran Tugas
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Suarakarta
Selain itu sebagai pelaksana di bidang koperasi dan UMKM, Dinas
koperasi dan UMKM juga mempunyai visi dan misi yang dijabarkan dalam
tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
Visi : Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
yang sehat, tangguh, dan mandiri dalam mendukung Pengembangan Ekonomi
Kerakyatan.
Misi :
a. Meningkatkan kemampuan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) untuk mengakses sumber-sumber pembiayaan produktif
b. Meningkatkan kemampuan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) untuk mengakses dan memperluas pangsa pasar
c. Meningkatkan kemampuan Koperasi dan Usaha Kecil Mikro Menengah
(UMKM) untuk mengakses dan memanfaatkan tehnologi dan informasi
Adapun Tujuan dan Sasaran dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta, tujuannya adalah Mewujudkan kondisi yang mampu menstimulan,
mendinamisasi, dan memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya unit koperasi
yang berkualitas usahanya dan unit UMKM yang baru, Menumbuhkan iklim
usaha yang kondusif bagi pengembangan usaha Koperasi dan UMKM pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
berbagai tingkatan pemerintahan, Meningkatkan produktivitas, daya saing
dan kemandirian Koperasi dan UKM guna mendukung Kota Suarakarta
sebagai Kota Perdagangan dan jasa menuju Kota Budaya, Mengembangkan
sinergi dan peran serta masyarakat dan usaha dalam pemberdayaan Koperasi
dan UMKM, dan Memberikan pelayanan publik yang berkualitas, cepat tepat,
transparan, dan akuntabel. Sedangkan Sasarannya antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk mengakses sumber-sumber
permodalan
b. Tersalurnya modal kerja bergulir bagi koperasi dan UMKM
c. Memperluas jaringan pasar bagi produk unggulan semakin dikenal
domestik dan mancanegara
d. Memperluas lapangan pekerjaan
e. Meningkatnya produktivitas UMKM
f. Meningkatnya koperasi yang berprestasi
g. Meningkatnya jumlah koperasi yang sehat
h. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia bagi pengurus dan pengelola
koperasi
i. Meningkatnya ketrampilan yang dapat mendukung peningkatan ekonomi
bagi masyarakat
j. Meningkatnya koperasi / BUMM
Untuk mewujudkan visi, misi, serta tujuan dan sasaran tersebut, Dinas
Koperasi dan UMKM menetapkan kebijakan dan strategi diantaranya adalah:
Strategi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
a. Memfasilitasi terciptanya wirausaha baru untuk menekan pengangguran
dan kemiskinan
b. Pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM
c. Peningkatan kualitas SDM melalui diklat
d. Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam Negeri dan
Luar Negeri
e. Peningkatan Kualitas Produk Kerajinan
f. Penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara UMKM dengan pengusaha
besar
Kebijakan :
Mempercepat upaya memperkokoh struktur ekonomi yang berintikan
KUMKM sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
2. Susunan Organisasi dan Susunan Kepegawaian Dinas Koperasi Dan
UMKM Kota Surakarta.
a. Susunan Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor : 6 Tahun
2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota
Surakarta dan Peraturan Walikota Surakarta Nomor : 19-M Tahun 2009
tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Koperasi
dan UMKM. Dalam pelaksanaan tugas-tugas pembinaan Koperasi dan
UMKM, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta mengacu pada
Struktur Organisasi. Untuk struktur organisasinya akan dijelaskan
berdasarkan bagan berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAGAN ORGANISASI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO
KECIL MENENGAH (UMKM) KOTA SURAKARTA TAHUN 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Kedudukan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas, dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota Surakarta melalui Sekretaris Daerah
Kota Surakarta.
Adapun susunan organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta terdiri dari :
Kepala Dinas, membawahkan :
1. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Bidang Usaha dan Permodalan, membawahkan :
a. Seksi Usaha
b. Seksi Permodalan
3. Bidang Koperasi, membawahkan :
a. Seksi Pendaftaran dan Pengesahan Koperasi
b. Seksi Pembinaan dan Pengawasan Koperasi
4. Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), membawahkan :
a. Seksi Usaha Mikro
b. Seksi Usaha Kecil Mikro (UKM)
5. Kelompok Jabatan Fungsional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
b. Susunan Kepegawaian
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota
Surakarta mempunyai kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak
40 karyawan dengan susunan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Berdasarkan Sumber Daya Manusia Tahun 2011
No Jabatan Jumlah 1 Kepala Dinas 1 orang 2 Sekretaris 1 orang 3 Sub Bagian Perencanaan&Pelaporan 3 orang 4 Sub Bagian Keuangan 5 orang 5 Sub Bagian Umum&Kepegawaian 7 orang 6 Bidang Usaha&Permodalan 7 orang 7 Bidang Koperasi 9 orang 8 Bidang UMKM 7 orang
Jumlah 40 orang
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Dengan jumlah pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta sebanyak 40 karyawan/pegawai mereka mempunyai kekuatan
sumber daya manusia yang memiliki jenjang pendidikan mulai dari SMA
hingga Pasca Sarjana sebagai berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011
No. Tingkat Pendidikan Jumlah 1 SMA 12 orang 2 Sarjana 22 orang 3 Pasca Sarjana 6 orang
Jumlah 40 orang Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah pegawai yang
bekerja di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta berjumlah 40 orang
yang terdiri dari 12 orang dengan pendidikan SMA. Pegawai dengan
tingkat pendidikannya S1 berjumlah 22 orang. Sedangkan pegawai dengan
tingkat pendidikan S2 jumlahnya 6 orang.
Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta
Dari tabel diatas diketahui pegawai Dinas Koperasi dan UMKM
berdasarkan jenis kelaminnya, pegawai laki-laki dengan jumlah 24 orang.
Sedangkan pegawai perempuan berjumlah 16 orang. Jadi total pegawai
yang bekerja di Dinas Koperasi dan UMKM berjumlah 40 orang.
Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tahun 2011
No Pangkat dan Golongan Jumlah 1 Pembina Tk. I – IV/b 2 orang 2 Pembina – IV/a 4 orang 3 Penata Tk. I – III/d 12 orang 4 Penata – III/c 3 orang 5 Penata Muda Tk. I – III/b 11 orang 6 Penata Muda – III/a 4 orang 7 Pengatur Tk. I – II/d 2 orang 8 Pengatur – II/b 1 orang 9 Pengatur Muda 1 orang
Jumlah 40 orang Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Surakarta
No Jenis Kelamin Jumlah Pegawai 1 Laki-Laki 24 orang 2 Perempuan 16 orang
Jumlah 40 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Dari tabel diatas diketahui jumlah pegawai berdasarkan pangkat
dan golongan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Koperasi dan UMKM
yaitu 40 orang pegawai. Pegawai dengan pangkat pengatur muda
berjumlah 1 orang, golongan II/b 1 orang, golongan I-II/d berjumlah 2
orang. Untuk golongan III/a berjumlah 4 orang, golongan I-III/b 11 orang,
golongan III/c 3 orang, golongan I-III/d 12 orang. Golongan IV/a 4 orang,
golongan IV/b jumlahnya2 orang.
3. Uraian Tugas dari masing-masing Pegawai Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta
Berdasarkan Keputusan WaliKota Surakarta Nomor 20 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta uraian tugas Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota
Surakarta adalah sebagai berikut :
a. Kepala Dinas;
Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Tugas pokok yaitu:
Menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang koperasi dan usaha kecil
mikro menengah (UMKM). Dan memimpin pelaksanaan fungsi yaitu :
1. Penyelenggraan kesekertariatan Dinas
2. Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi dan pelaporan
3. Pemberian perijinan di bidang koperasi dan usaha mikro kecil
menengah (UMKM)
4. Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi dan usaha mikro kecil
menengah (UMKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
5. Penyelenggaraan sosialisasi
6. Pembinaan jabatan fungsional
b. Bagian Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian.
Untuk melaksanakan tugas tersebut sekretariat mempunyai fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan.
3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan.
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Sekretariat membawahi 3 subbagian, yaitu:
1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, meliputi : koorDinasi
perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan
sistim informasi di lingkungan Dinas.
2. Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan,
meliputi : pengelolaan keuangan, verivikasi, pembukuan dan
akuntansi di lingkungan Dinas.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoorDinasian penyelenggaraan tugas secara
terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan
kepegawaian, meliputi : pengelolaan administrasi kepegawaian,
hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah
tangga dan perlengkapan di lingkungan Dinas.
c. Bidang Usaha dan Permodalan, mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
bidang usaha dan permodalan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang
usaha dan permodalan mempunyai fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang usaha.
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang permodalan.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Bidang Usaha dan Permodalan membawahi 2 sub bagian, yaitu :
a. Seksi Usaha
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang usaha, meliputi :
pembinaan dan pengembangan usaha koperasi dan UMKM.
b. Seksi Permodalan
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang permodalan, meliputi :
pembinaan dan pengembangan permodalan.
d. Bidang Koperasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendaftaran dan
pengesahan koperasi dan pembinaan dan pengawasan koperasi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Bidang Koperasi mempunyai fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pendaftaran dan pengesahan koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pembinaan dan pengawasan koperasi.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya
Bidang Koperasi membawahi 2 sub bagian, yaitu:
a. Seksi pendaftaran dan pengesahan koperasi
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendaftaran dan
pengesahan koperasi, meliputi pelaksanaan kebijakan, pengesahan,
pembentukan, penggabungan dan peleburan serta pembubaran
koperasi.
b. Seksi pembinaan dan pengawasan koperasi
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang pembinaan dan
pengawasan koperasi, meliputi : pembinaan dan pengawasan koperasi
dan fasilitas pelaksanaan tugas dalam pengawasan koperasi.
e. Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang usaha mikro dan usaha kecil dan menengah. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
mempunyai fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang usaha mikro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang usaha kecil dan menengah.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah membawahi 2 sub bagian,
yaitu :
a. Seksi Usaha Mikro
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang usaha mikro, meliputi :
pembinaan dan pengembangan usaha mikro.
b. Seksi Usaha Kecil dan Menengah
Mempunyai tugas melakuakan penyiapan bahan perumusan kebijakan
teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang usaha kecil dan menengah,
meliputi : pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah.
f. Untuk kelompok jabatan fungsional di Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta belum ada pegawai dan tugas, pokok, dan fungsinya
(TUPOKSI). Karena belum ada jabatan fungsional yang diperlukan untuk
mendukung proses berjalannya kegiatan-kegiatan Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta. Adapun jabatan fungsional tercantum dalam
susunan organisasi pada peraturan Walikota Nomor: 19-M Tahun 2009,
tetapi pada kenyataannya jabatan tersebut masih belum terisi karena
ketentuan mengenai Jabatan Fungsional masih diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
4. Night Market Ngarsopuro Surakarta
Pembangunan Night Market Ngarsopuro, dimulai pada pertengahan
tahun 2008. Kegiatan fisik dilaksanakan oleh Dinas Tata Ruang Kota, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan melakukan pengadaan Tenda dan Kursi, serta
Dinas Koperasi dan UMKM pengadaan Meja lipat dan seragam pedagang.
Pada awal tahun 2009, pembangunan Night Market Ngarsopuro dinyatakan
selesai dan berdasarkan perintah lisan Bapak Joko Widodo selaku Walikota
Surakarta, yaitu pengelolaan Night Market Ngarsopuro dikelola dan
dikordinir oleh Dinas Koperasi dan UMKM.
Night Market Ngarsopuro diresmikan oleh Menteri Perdagangan R.I.
yaitu Mari Elka Pangestu pada tanggal 16 Februari 2009 dengan jumlah tenda
yang dipasang sebanyak 57 tenda dan tiap-tiap tenda di isi oleh 4 (empat)
pedagang, keseluruhan dari tenda tersebut berjumlah 228 pedagang. Selain itu
pedagang diberi fasilitas berupa tenda, kursi, dan meja lipat serta seragam
secara gratis.
Didirikannya Night Market Ngarsopuro tentunya memiliki suatu
tujuan dan maksud tertentu untuk dapat dicapai dalam setiap kegiatan yang
berlangsung sehari-hari. Maksud dan Tujuan Night Market Ngarsopuro yaitu :
1. Kota Surakarta tampil modern namun tetap menampilkan ciri khas
budayanya
2. Future Heritage, memelihara kontinuitas budaya yang dimiliki dengan
memperkuat pusaka budaya (heritage) yang dimiliki dan membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
bangunan baru dengan pusaka budaya yang sekarang dan untuk masa
yang akan datang
3. Membuat kawasan-kawasan yang khas dan baik dari segi fisik dengan
tampilan yang menunjukkan nilai budaya dan dari segi ekonomi serta
sosial dengan menjadi tempat untuk menampilkan kerajinan serta
kesenian yang khas dari Kota Surakarta.
Night Market Ngarsopuro dijadikan Program Walikota sebagai ikon
Kota Surakarta, berdasarkan Keputusan Sekretaris Daerah Surakarta Nomor :
556.4.05/14/I/2010 tanggal 28 Januari 2010 Tentang Pembentukan Kelompok
Kerja (Pokja) Pengelolaan ruang publik Kota Surakarta, antara lain mengenai
Pokja Kawasan Ngarsopuro. Pembentukan Pokja Night Market Ngarsopuro
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Tim Koordinasi Night Market Ngarsopuro Surakarta Kedudukan Tugas
Walikota Penanggungjawab Dinas Budaya dan Pariwisata Koordinator Dinas Koperasi dan UMKM Anggota
Dinas Pengelola Pasar Anggota Dinas Perhubungan Anggota
Satpol PP Anggota Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa Walikota mempunyai tanggung
jawab atas terlaksananya Night Market Ngarsopuro dan menunjuk Dinas
Budaya dan Pariwisata sebagai koordinator pelaksana Night Market
Ngarsopuro. Selain itu Pemerintah Kota Surakarta juga menunjuk anggota
yang terdiri dari beberapa Dinas yaitu Dinas Koperasi dan UMKM
mengurusi, mengelola, dan menangani permasalahan Night Market, Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Perhubungan yaitu bertugas untuk menutup akses jalan Diponegoro saat
Night Market Ngarsopuro berlangsung pada malam minggu (Sabtu) dan
dimulai dari pukul 17.00 - 23.00 WIB, Dinas Pengelolaan Pasar bertugas
mengurusi Pasar Triwindu dan Pasar Elektronik Ngarsopuro dan Satpol PP
bertugas menertibkan UMKM agar berjalan dengan baik untuk berjualan.
Kesemua dari anggota tersebut yaitu untuk dapat memelihara suasana yang
kondusif bagi UMKM di Night Market Ngarsopuro.
Tabel 4.6 Pengurus Paguyuban di Night Market Ngarsopuro
SurakartaTahun 2011 Nama Jabatan
M. Syafril Pasaribu Ketua Supri Wakil Ketua
Ira Sekretaris Mutia&Widodo Bendahara
Wiriawan&Budi Susilo Seksi Umum Edi Seksi Pameran Promosi
Erwan Seksi Monitoring Pedagang Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Adanya pengurus paguyuban tersebut untuk menciptakan kemandirian
dan memudahkan komunikasi dan koordinasi. Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta selaku pihak yang mengelola UMKM di Night Market
Ngarsopuro membentuk pengurus paguyuban di Night Market Ngarsopuro
dari mereka, oleh mereka dan untuk mereka.
B. Pembahasan Tentang Strategi Pemberdayaan UMKM dalam
Peningkatan Penjualan Produk di Night Market Ngarsopuro oleh Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
Pemberdayaan UMKM maksudnya Usaha Mikro Kecil Menengah
perlu diberdayakan agar mampu Menumbuhkan dan Mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kemampuan UMKM Menjadi Usaha yang Tangguh dan Mandiri. Selain itu
pemberdayaan UMKM dimaksudkan untuk Meningkatan Peran UMKM
Dalam Pembangunan Daerah, Penciptaan Lapangan Kerja, Pertumbuhan
Ekonomi, Pengentasan Rakyat dari Kemiskinan.
Pemberdayaan UMKM yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan
produk terdiri dari beberapa tahapan, yaitu meliputi penyadaran,
pengkapasitasan, dan pemberian daya. Penyadaran adalah tahap memberikan
penyadaran atau pengertian kepada pedagang bahwa mereka harus
diberdayakan. Pengkapasitasan untuk memberikan kemampuan atau membuat
pedagang merasa mampu untuk memasarkan produk melalui pameran dan
misi dagang di dalam negeri dan luar negeri. Selain itu pedagang juga harus
mampu untuk ikut serta dalam penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara
UMKM dan pengusaha besar. Sedangkan Pemberian daya maksudnya
pedagang diberikan daya, kekuasaan, atau peluang untuk ikut serta dalam
peningkatan kualitas SDM.
Strategi pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta pada UMKM Night Market Ngarsopuro secara umum
diterapkan juga kepada UMKM se-Surakarta, namun bedanya adalah UMKM
Ngarsopuro lebih diprioritaskan karena Night Market Ngarsopuro sudah
menjadi bagian yang sudah terorganisir untuk dijadikan ikon Kota Surakarta.
Pada dasarnya Night Market Ngarsopuro merupakan sebagai wadah atau
tempat pemberdayaan untuk UMKM meningkatkan penjualan produknya
dibandingkan dengan berjualan dirumah-rumah, karena Ngarsopuro adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ikon Kota Surakarta yang terbaru menggantikan wisata kuliner Galabo yang
makin hari makin lama pengunjungnya berkurang.
Strategi pemberdayaan UMKM yang dilaksanakan di Night Market
Ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta diantaranya
Memfasilitasi terciptanya wirausaha baru untuk menekan pengangguran dan
kemiskinan, Pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM, Peningkatan
kualitas SDM melalui diklat, Peningkatan pemasaran melalui pameran dan
misi dagang di dalam Negeri dan Luar Negeri, Penyelenggaraan Temu usaha
Kemitraan antara UMKM dengan Pengusaha Besar, dan Peningkatan kualitas
produk kerajinan. Dengan strategi pemberdayaan tersebut diharapkan
penjualan produk dari UMKM dapat meningkat. Adapun pembahasan dari
hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Memfasilitasi terciptanya wirausaha baru untuk menekan pengangguran
dan kemiskinan
Memfasilitasi terciptanya wiarusaha baru untuk menekan
pengangguran dan kemiskinan adalah strategi pemberdayaan yang dilakukan
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta. Langkah tersebut merupakan
langkah awal yang dijalankan oleh pihak Dinas untuk wirausaha baru Kota
Surakarta, karena dengan fasilitas yang diberikan kepada wirausaha baru
yang dapat menekan pengangguran dan kemiskinan di Surakarta. Pihak Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta memberikan fasilitas kepada UMKM
dengan menunjuk atau mengambil dari setiap Kelurahan yang ada di
Surakarta yang berpotensial memiliki masyarakat yang pengangguran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
kurang mampu namun bisa kreatif untuk menciptakan produk yang layak
jual. Night Market Ngarsopuro merupakan salah satu fasilitasi yang diberikan
pihak Dinas Koperasi UMKM dan Pemkot Surakarta untuk pelaku ekonomi
UMKM. Selanjutnya melalui wadah Night Market Dinas Koperasi UMKM
yang bertugas sebagai pendamping juga memberi beberpa fasilitas pendukung
untuk mewujudkan wirausaha baru. Fasilitas yang diberikan untuk UMKM
berwujud materiil maupun non materiil. Secara materiil Dinas Koperasi
UMKM memberikan fasilitas peralatan dan perlengkapan untuk menjajakan
barang dagangan, sedangkan fasilitas non materiil dengan memberikan
informasi menganai pameran dan Diklat. Wirausaha baru yang dimaksud
adalah UMKM yang bergerak dalam bidang usaha kecil dan menengah
namun bisa muncul sebagai penyedia lapangan pekerjaaan, sehingga besar
kemungkinan UMKM adalah sebagai lahan penyerap tenaga kerja. Pemberian
Diklat (Pendidikan dan Latihan), dimana wirausaha baru tersebut diajarkan
untuk bisa membuat produk yang dapat dijual untuk kehidupan sehari-hari.
Selain itu juga dapat membuat UMKM agar dapat mandiri dan tidak
bergantung dengan orang lain. Terciptanya UMKM dapat menekan
kemiskinan dan pengangguran karena seyogyanya dapat membantu
masyarakat untuk berwirausaha dalam mengembangkan kreatifitas yang
dimiliki. Seperti pernyataan Bapak Vitriaman, selaku Kepala Bidang UMKM
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta:
“UMKM adalah wirausaha baru, di Kota Surakarta kita telah membantu UMKM untuk dpaat meningkatkan keratifitasnya untuk dapat membuat produk yang dapat dijual. Dengan adanya UMKM terebut dapat menekan kemsikinan dan pengangguran di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Fasilitas yang kita berikan adalah berupa Diklat, ini dapat membuat UMKM agar dapat berkembang dalam membuat suatu produk”. (Wawancara, 11 Mei 2011) Selain fasilitas yang diberikan berupa pendidikan dan pelatihan bagi
UMKM pihak Dinas juga memberikan fasilitas berupa wadah atau tempat
untuk UMKM berjualan, wadah tersebut terletak di sepanjang Jl. Diponegoro
yaitu bernama Night Market Ngarsopuro yang berupa kawasan strategis untuk
UMKM dalam menjual produk dagangannya. Melalui surat tugas yang
diberikan Walikota Surakarta Nomor: 090/2154/XII/2009 kepada Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surkarta menugaskan untuk memfasilitasi dan
menetapkan regulasi bagi pedagng untuk mandiri, sehingga eksistensi
kegiatan pedagang Night Market Ngarsopuro dapat terjaga. Diharapkan
tempat tersebut bisa digunakan untuk UMKM dalam berjualan produknya
dengan tujuan dapat meningkatkan penjualan produk mereka, karena biasanya
UMKM hanya berjualan dirumah-rumah saja dengan penjualan produk yang
minim. Selain itu juga Night Market Ngarsopuro agar bisa menjadi ikon Kota
Surakarta karena adanya UMKM yang berjualan macam-macam produk khas
Surakarta. Seperti penuturan Bapak Roos Yulianto, selaku Staff Bidang
UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta:
“Ngarsopuro tadinya itu adalah public space mas, tapi dalam rangka pemberdayaan UMKM yaitu berbasis produk unggulan daerah menjadi tempat berjualan. Selain itu Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta menjadikan Ngarsopuro sebagai ikon Kota Surakarta dimana tempat untuk meningkatkan penjualan produk UMKM Kota Surakarta”. (Wawancara, 11 Mei 2011) Dalam pernyataan tersebut pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
pembardayaan bagi UMKM agar produk-produk mereka dapat menjadi
keunggulan bagi Kota Surakarta dan tentunya untuk meningkatkan penjualan
produk mereka. Selain itu Night Market Ngarsopuro diharapkan dapat
menarik pengunjung karena Night Market Ngarsopuro sebagai ikon Kota
Surakarta.
Kegiatan-kegiatan memfasilitasi terciptanya wiarusaha baru untuk
menekan pengangguran dan kemiskinan melalui diklat dan memberikan
wadah yang telah disebutkan di atas merupakan pemberdayaan yang
dilakukan oleh seluruh pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarata
melalui tahapan pemberian daya, karena dengan pemberian kedua fasilitas
tersebut dapat meningkatkan pembangunan ekonomi, menekan kemiskinan
dan pengangguran yang ada di Kota Surakarta yaitu revitalisasi pembangunan
pertanian dan perdesaan, serta program penanggulangan kemiskinan yang
terintegrasi dan sinergis. Selain itu dapat menggerakkan sektor riil dan
melakukan pembangunan infrastruktur. Diberikannya tempat untuk UMKM
dalam berjualan dapat meningkatkan penjualan produk mereka karena Night
Market Ngarsopuro adalah tempat ikonnya Kota surakarta, karena tempat
tersebut terdapat 228 UMKM yang berjualan produk-produk khas Kota
Surakarta.
Adanya pemberian wadah dan Diklat ternyata masih terdapat
fasilitas yang belum diberikan untuk wirausaha baru yaitu UMKM Night
Market Ngarsopuro yaitu belum dibebaskan kembali biaya untuk pengadaan
bongkar pasang tenda. Pada awal Night Market Ngarsopuro dibuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
penyewaan tenda digratiskan selama satu tahun, tapi untuk tahun berikutnya
sampai sekarang penyewaan tenda tidak digratiskan karena Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Surakarta menganggap para pelaku UMKM sudah berdaya
untuk mampu membayar iuran tenda. Selain itu pihak Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta juga ingin membantu masyarakat sekitar dengan
memberikan peralatan tenda kepada Karang Taruna Bonti untuk dijadikan
sumber keuangan bagi mereka dengan menyewakannya kepada pelaku
UMKM Night Market Ngarsopuro. Seperti pernyataan Bapak Vitriaman
selaku Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta:
“tenda yang ada di Night Market Ngarsopuro kita berikan untuk dikelola oleh Karang Taruna Bonti agar bisa menjadi sumber keuangan bagi mereka karena pihak kita menganggap UMKM di Night Market Ngarsopuro tersebut sudah mampu untuk membayar iuran tenda setiap mereka beroperasi, jadi kita tidak hanya membentu UMKM tetapi juga membantu masyarakat sekitar tersebut yaitu Karang Taruna Bonti”. (Wawancara, 18 Mei 2011) Pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta membantu
lingkungan masyarkat sekitar dengan memberikan tenda yang dapat dikelola
untuk disewakan kepada UMKM untuk berjualan dengan maksud
mendapatkan pundi-pundi rupiah dari beroperasinya Night Market
Ngarsopuro. Belum adanya gratis seperti pada Tahun 2008 untuk pembiayaan
tenda bagi UMKM Night Market Ngarsopuro membuat penghasilan dari hasil
penjualan produk yang meningkat menjadi berkurang karena harus membayar
bongkar pasang tenda tersebut untuk Karang Taruna Bonti sebesar Rp. 6250
tiap kali membuka stand. Jika saja tenda tersebut diberikan secara gratis
kembali oleh Pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta maka mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
tidak memerlukan biaya yang mengurangi pendapatan dari hasil penjualan
produknya. Seperti penuturan Bapak Yasin, salah satu UMKM di Night
Market Ngarsopuro:
“penyewaan tenda untuk kita berjualan seharusnya gratis seperti tahun 2008 tidak seperti sekarang harus membayar persewaaan tenda. Kan kalau bisa gratis mas, tidak mengurangi penghasilan dari penjualn produk, karena jika tidak gratis akan mengurangi uang kita dari hasil penjualan produk, meskipun Rp 6250 per malam kan lumayan kalau dikali empat, bisa hemat biaya gitu”. (Wawancara, 21 Mei 2011) Dari pernyataan tersebut bahwa pengadaan tenda belum diberikan
secara gratis mengingat di Ngarsopuro terdapat organisasi kecil yang
membantu kelancaran UMKM untuk menyewakan dan mebongkar pasang
tenda yaitu Karang Taruna Keprabon dan Timuran (Bonti). Adanya hal
tersebut pihak Dinas Koperasi dan UMKM belum berani mengambil tindakan
untuk pengadaan tenda secara free yang menyebabkan mengurangi
pendapatan dari hasil penjualan produk, karena disamping masalah dana
ditakutkan organisasi tersebut kurang bisa mendukung keberadaan Night
Market Ngarsopuro tidak dapat mendapatkan keuntungan dengan
terselenggaranya Night Market Ngarsopuro.
2. Pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM
Strategi pemberdayaan yang kedua ini adalah strategi yang
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta dengan tahapan
pengkapasitasan, dimana pihak Dinas mendampingi usaha bagi UMKM
dalam berjualan produknya. Sesuai dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh
Pemkot Surakarta Nomor: 090/2154/XII/2009 bahwa Dinas Koperasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
UMKM Kota Surakarta memonitor dan mengevaluasi, pengawasan, dan
pendampingan pedagang Nigh Market Ngarsopuro tidak semata-mata tugas
Bidang UMKM, tetapi tugas seluruh Bidang yang ada di lingkungan Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta. Selain itu juga Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta berkoordinasi dengan SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah) lainnya seperti Satpol PP, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Linmas
setempat menyangkut kemanan, ketertiban dan parkir. Adanya pendampingan
usaha dan manajemen bagi UMKM adalah untuk menciptakan rasa aman dan
nyaman bagi UMKM ataupun pengunjung yang datang ke Night Market
Ngarsopuro. Dalam pendampingan untuk UMKM di Night Market
Ngarsopuro, Dinas Koperasi dan UMKM hanya melakukan absensi setiap
malam minggunya dan menilai keaktifsan para pedagang. Hal ini juga sesuai
dengan pernyataan Bapak Vitriaman, selaku Kepala Bidang UMKM Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta:
“melalui surat tugas yang diberikan Pemkot Surakarta bahwa pihak kami disarankan mendampingi UMKM Night Market Ngarsopuro dalam berjualan. Pihak kami bekerja sama dengan SKPD lainnya yaitu Dishub, Satpol PP, dan Linmas setempat untuk masalah kemanan, tetapi untuk koordinasi kepada Satpol PP jarang kita lakukan karena perlu menambah biaya untuk melakukan koordinasi oleh Satpol PP. Pendampingan kita hanya melakukan absensi dan keaktifan mereka dalam berjualan, karena jika mereka tidak aktif selama tiga kali dalam berjualan kita langsung menggantinya dengan UMKM yang baru”. (Wawancara, 11 Mei 2011) Adanya pernyataan tersebut bahwa dalam mendampingi UMKM
Night Market Ngarsopuro pihak Dinas Koperasi dan UMKM bekerja sama
dengan SKPD lainnya untuk kemanan dan kenyamanan. Untuk Satpol PP
sendiri pihak Dinas jarang melakukan kerjasama karena harus memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
biaya. Selain itu dalam pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM,
pihak Dinas belum melakukan secara khusus, hanya saja melakukan absensi
dan menilai keaktifan UMKM dalam berjualan, karena dalam tiga kali tidak
berjualan secara terus-menerus maka pihak Dinas mengambil cara tegas
dengan mengganti UMKM baru yang ingin berjualan di Night Market
Ngarsopuro.
Adanya kerja sama dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta dengan SKPD lainnya dalam melakukan pendampingan usaha dan
manajemen bagi UMKM di Night Market Ngarsopuro dengan menyangkut
kemanan, ketertiban dan parkir dirasakan senang oleh UMKM sendiri. Jika
pihak Dinas jarang melakukan kerja sama dengan Satpol PP, hal tersebut
sangat disayangkan oleh UMKM karena peran dari Satpol PP sangat
diperlukan mengingat banyaknya pengunjung yang datang ke Night Market
Ngarsopuro yang tentunya meningkatkan penjualan produk bagi UMKM.
Jika pihak Dinas Koperasi dan UMKM kota Surakarta jarang bekerja sama
dengan Satpol PP dikhawatirkan akan terjadi tindakan negatif yang terjadi di
tempat tersebut. Seperti pernyataan Ary, salah satu UMKM di Night Market
Ngarsopuro:
“Dalam menciptakan rasa aman dan nyaman untuk UMKM Night Market Ngarsopuro, pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta berkoordinasi dengan SKPD lainnya menyangkut masalah kemanan, ketertiban dan parkir. Hal tersebut kita acungi jempol mas karena mengingat banyaknya pengunjung yang datang. Namun untuk masalah pendampingan usaha dan manajemen kita belum pernah didampingi hanya saja pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta melakukan absensi dan menilai keaktifan kita dalam berjualan sedangkan pihak SKPD lainnya hanya melakukan pendampingan untuk masalah keamanan dan kenyamanan. Selain itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
sangat disayangkan Satpol PP jarang di ajak untuk melakukan pendampingan bersama SKPD lainnya, karena Satpol PP lah yang sangat diharapkan bagi UMKM melihat pengunjung yang begitu banyak datang ke Night Market Ngarsopuro”. (Wawancara, 14 Mei 2011) Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Linda, salah satu UMKM di
Night Market Ngarsopuro:
“jika Satpol PP jarang dilakukan untuk mendampingi UMKM di Night Market Ngarsopuro dikhawatirkan terjadi tindakan yang negatif mengingat banyaknya pengunjung yang datang untuk melihat dan membeli produk dari kami yang tentunya akan meningkatkan penjualan produk kita”. (Wawancara, 21 Mei 2011) Jika banyaknya pengunjung yang datang dan meningkatnya
penjualan produk UMKM di Night Market Ngarsopuro jarang dibarengi
pendampingan dari Satpol PP, UMKM merasa takut dengan kemanan dan
kenyamanan yang ada di Night Market Ngarsopuro. Jika saja Satpol PP juga
diikutsertakan dalam pendampingan menyangkut masalah keamanan,
ketertiban dan parkir bagi UMKM, tentunya akan merasa lebih senang dan
pastinya akan merasa lebih merasa aman dan nyaman dalam berjualan. Selain
itu pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta pendampingan hanya
melakukan absensi dan keaktifan pedagang dalam berjualan sedangkan SKPD
lainnya hanya mendampingi hanya menjaga kemanan, ketertiban dan parkir.
Belum adanya pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM yaitu
membantu cara menawarkan kepada pengunjung produk yang dijual dari
Dinas Koperasi dan UMKM yang dapat menurunkan penjualan produk
mereka. Seperti pernyataan Bapak Vitriaman selaku Kepala Bidang UMKM
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
“kita mendampingi UMKM untuk usaha dan manajemen hanya melakukan absensi saja dan bekerjasama dengan SKPD lainnya seperti Dishub, Satpol PP dan Linmas setempat untuk keamanan dan kenyamanandi Night Market Ngarsopuro. Pihak kami belum membantu menawarkan produk untuk UMKM toh juga apa kalo kita mengajarkan menawarkan produk kepada konsumen apa langsung laku. Kan untuk masalah tersebut tergantung konsumennya ingin membeli atau tidak”. (Wawancara, 11 Mei 2011) Dengan pernyataan tersebut bahwa pihak Dinas Koperasi hanya
melakukan absensi saja dan bekerjasama dengan Dishub, Satpol PP dan
Linmas setempat untuk keamanan dan kenyamanan. Pihak Dinas Koperasi
dan UMKM belum mau menwarkan produk bagi konsumen maka dari itu
penjualan produk UMKM menjadi menurun.
3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui diklat
Peningkatan kualitas SDM melalui diklat merupakan strategi
pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta yang bekerjasama dengan tingkat propinsi. Diklat yang dilakukan
oleh Dinas koperasi kepada UMKM khususnya bagi UMKM Night Market
Ngarsopuro yaitu dengan memberikan Diklat yang sifatnya non teknis
meliputi pelatihan bahasa inggris dan internet marketing maupun teknis
meliputi kerajinan tangan. Pelatihan kursus bahasa inggris, pelatihan internet
marketing, dan pelatihan kerajinan tangan secara gratis. Kursus pelatihan
internet marketing dan bahasa inggris bertujuan untuk dapat meningkatkan
kemampuan keahlian mereka dalam menggunakan teknologi informasi
berupa internet dan UMKM dapat berkomunikasi dengan wisatawan asing
dalam berjualan di Night Market Ngarsopuro yang pada akhirnya dapat
meningkatkan penjualan produk, karena seyogyanya tempat tersebut menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
ikon terbaru Kota Surakarta untuk memperkenalkan dan menjual hasil dari
kreatifitas UMKM. Night Market Ngarsopuro mulai beroperasi setiap malam
minggu biasanya banyak wisatawan baik lokal dari daerah Solo, sekitarnya
maupun luar kota, bahkan wisatawan asing berkunjung untuk melihat-lihat
dan membeli produk dari kerajinan tangan khas Kota Surakarta. Dalam
mensukseskan program Night Market Ngarsopuro sebagai ikon Kota Solo
tidak hanya pihak Dinas Koperasi dan UMKM saja yang berusaha untuk
meningkatkan pengunjung dan peningkatan penjualan produk UMKM,
bahkan Walikota Surakarta Bapak Joko Widodo turut terjun langsung dalam
usaha peningkatan tersebut dengan rutin membawa tamu-tamu dari manca
negara untuk berkunjung dan membeli produk di Night Market Ngarsopuro.
Hal tersebut membawa akibat secara tidak langsung bagi pedagang harus bisa
melayani dan berkomunikasi dengan warga asing. Maka dari itu pelatihan
bahasa inggris bagi pedagang sangatlah dibutuhkan sebagai antisipasi
banyaknya pengunjung asing yang menjumpai mereka. Jika interaksi dan
komunikasi antar pedagang dan pembeli terjalin dengan baik maka tidak
dipungkiri akan banyak pembeli yang menghampiri untuk membeli produk
mereka. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Roos Yulianto sebagai
berikut:
“ jika cuaca cerah tiap malam minggu atau beroperasinya Night Market Bapak Joko Widodo terjun langsung memantau atau memonitoring UMKM. Selain itu Bapak Walikota sering membawa wisatawan asing untuk memperkenalkan produk yang di jual oleh UMKM, maka dari itu pelatihan bahasa inggris penting bagi UMKM Night Market Ngarsopuro agar UMKM bisa berkomunikasi dengan tamu manca negara tersebut dalam proses jual beli”. (Wawancara, 21 Februari 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Diklat untuk bahasa inggris dan internet marketing membantu
mereka untuk dapat berkomunikasi dengan wisatawan asing dan dapat
meningkatkan penjualan produk mereka melalui internet. Diklat ini
bekerjasama dengan lembaga pendidikan ketrampilan bahasa inggris one
student yang berada di daerah laweyan dan STMIK Sinar Nusantara untuk
pelatihan internet marketing. Bapak Roos Yulianto selaku Staff Bidang
UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta mengatakan :
“Peningkatan kualitas SDM melalui diklat yaitu untuk memberdayakan UMKM di Night Market Ngarsopuro, yaitu dengan memberikan kursus bahasa inggris dan pelatihan internet marketing yang dilakukan pada bulan November dan Desember 2010, pelatihan tersebut diadakan seminggu dua kali setiap jenisnya. Pelatihan-pelatihan tersebut secara gratis yang bekerja sama dengan one student untuk UMKM Night Market Ngarsopuro yang masih lemah dalam berkomunikasi bahasa inggris untuk dapat menjual produknya kepada wisatawan asing yang dapat meningkatkan penjualan produknya, lain dari itu internet marketing kita mengajarkannya di STMIK Sinar Nusantara yang bertujuan untuk membuat UMKM Night Market Ngarsopuro bisa berkembang dalam mengembangkan penjualan produk mereka yang akhirnya produk mereka dapat terjual secara meningkat, selain itu dari Dinas dalam peningkatan kualitas SDM melalui diklat kita meningkatkan kreatifitas dari pelaku UMKM untuk menambah kreatifitas yang ada hingga untuk UMKM dapat meningkatakan penciptaan produk yaitu dengan memberikan pelatihan kerajinan tangan”. (Wawancara, 21 Februari 2011) Sedangkan untuk pelatihan teknis meliputi kerajinan tangan
dimaksudkan untuk membuat UMKM di Kota Surakarta khususnya di
Ngarsopuro dapat menambah ilmu mereka dalam membuat produk. Selain
itu dapat membantu UMKM meningkatkan kemampuannya dalam
berkreatifitas, berinovasi dengan mengikuti diklat, UMKM dapat menambah
menciptakan hasil-hasil produk yang bernilai tinggi untuk di jual kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pembeli yang pada akhirnya berimbas kepada peningkatan penjualan produk
mereka dari hasil karyanya sendiri. Diklat Kerajinan tangan tersebut, antara
lain:
a. Diklat kerajinan kertas koran tingkat dasar
Diklat kerajinan kertas koran adalah kerajinan yang masih tergolong baru,
sehingga diklat ini dibagi menjadi dua tingkatan yang dilakukan secara
bertahap. Tahap pertama merupakan Diklat Kerajinan Kertas Koran
(handycraft) Tingkat dasar dan tahap kedua adalah Diklat Kerajinan
Kertas Koran (handycraft) Tingkat Trampil. Dikarenakan kerajinan
koran ini merupakan kerajinan yang masih baru, sehingga dalam
pelaksanaannya hanya sebagian orang yang bisa untuk menjadi
narasumber. Diklat ini dilaksanakan di Gedung KOWAPI Kota Surakarta
yang merupakan tempat pelaksanaan pelatihan diklat kerajinan kertas
koran tingkat dasar. Untuk narasumbernya pihak Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta mendatangkan dari Kertas Limbah Koran. Kertas
Limbah Koran merupakan salah satu narasumber yang ternama di
Surakarta, berbagai macam pengolahan koran dapat dijadikan produk
yang berupa barang yaitu garment, souvenir dan handycraft. Kesemuanya
tersebut tentunya dapat menjadikan produk yang bernilai jual, mulai dari
koran bekas atau yang tidak terpakai sampai yang masih baru sekalipun
terdapat disana. Jika peserta di latih oleh narasumber yang berkompeten
seperti Kertas Limbah Koran dalam bidangnya maka peserta akan lebih
mudah memahaminya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
b. Diklat kerajinan kertas koran tingkat terampil
Diklat Kerajinan Kertas Koran (handycraft) Tingkat Trampil ini
merupakan tahap kedua dari diklat kerajinan kertas koran, karena diklat
ini diperuntukkan bagi mereka yang telah mengikuti Diklat Kerajinan
Kertas Koran (handycraft) Tingkat dasar. Sebab, jika peserta tidak
mengikuti diklat sebelumnya maka UMKM akan mengalami kesusahan.
Narasumber dalam diklat ini juga masih sama seperti diklat kerajinan
kertas koran tingkat dasar yaitu Kertas Limbah Koran. Setelah
pelaksanaan diklat kedua ini dilaksanakan diharapkan mereka dapat lebih
terampil dan ulet dalam mengelola kertas Koran yang biasanya hanya
menjadi limbah dan sampah, karena sekarang dapat menjadi barang yang
dapat dijual dengan harga yang mahal. Dalam diklat ini kertas Koran
dapat diolah menjadi berbagai macam handycraft, mulai dari tempat
pinsil, hingga diolah sebagai tas-tas cantik yang bernilai jual.
c. Diklat kerajinan anyaman
Diklat Kerajinan Anyaman ini pelaksanaannya bertempat di Aula Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta dengan narasumber dari LPK
ISMIA yang mengajarkan UMKM untuk lebih mengenalkan dan
mengajarkan anyaman adalah sebagai salah satu kerajinan yang dapat di
kembangkan sebagai usaha maupun sebagai pengembangan diri. LPK
ISMIA adalah lembaga pendidikan ketrampilan yang mengajarkan
kerajinan tangan. Kerajinan anyaman ini memiliki nilai jual yang cukup
tinggi, berbagai macam produk yang dapat di hasilkan melalui kerajinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
anyaman, mulai dari tas, tikar, sampai pada peralatan dapur. Dengan
belajar teknik menganyam UMKM dapat mengembangkan kreatifitasnya
menjadi lebih maju.
d. Diklat kerajinan bunga kering
Diklat Kerajinan Bunga Kering ini dilaksanakan lebih lama dari diklat-
diklat lainnya karena sampai satu bulan lamanya, sebab untuk diklat ini
tingkat kesulitannya lebih besar. Diklat ini bertempat di Gedung
KOWAPI Kota Surakarta. Dengan banyaknya peserta yang mengikuti
diklat ini, diharapkan kerajinan bunga kering dapat di kenal dan di
ajarkan oleh peserta. Dengan narasumber yang berkompeten di
bidangnya yaitu Lembaga Pendidikan Ketrampilan ISMIA (LPK ISMIA)
yang banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada para peserta
sampai mereka dapat mengerti. Dengan diklat ini diharapkan para peserta
diklat dapat menembah ketrampilan yang mereka miliki sebagai bekal
jika ingin berwirausaha di bidang handycraft. Dinas Koperasi sebagai
fasilitator yamg mengundang LPK ISMIA selalu mempertimbangkan
kerajinan apa saja yang akan dikembangkan kepada masyarakat
khususnya UMKM, terutama kerajinan yang unik, banyak peminatnya,
dan tentunya dapat diproduksi dengan harga yang terjangkau.
e. Diklat kerajinan accessoris
Pendidikan dan pelatihan kerajinan accessoris ini bertempat di Aula
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta, diklat ini dilaksanakan
dengan narasumbernya adalah dari Queen Accessoris. Narasumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
tersebut merupakan salah satu pusat accessories yang terkenal di
Surakarta. Berbagai macam accessories terdapat disana, mulai dari bahan
baku samapai yang sudah jadi terdapat disana. Dengan narasumber dari
Queen Accessoris peserta diharapkan dapat belajar pembuatan berbagai
macam accessoris dari narasumber yang kompeten tersebut. Kerajinan
accessoris yang diajarkan kepada pelaku UMKM bermacam-macam
jenisnya, salah satunya dari accessoris gelang yang dapat diukir tulisan
maupun gambar dan tentunya dikreasikan dengan buatan tangan bukan
dengan mesin.
f. Diklat kerajinan sulam
Diklat kerajinan sulam ini juga sama seperti diklat bunga kering dan
accesories yaitu dilaksanakannya bertempat di aula Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta. Sebagai narasumber Diklat kerajinan sulam
adalah LPK ISMIA sama seperti Diklat kerajinan bunga kering yang
merupakan lembaga pendidikan ketrampilan di Surakarta bergerak di
bidang kerajinan tangan. Dengan narasumber yang berkompeten, diklat
ini diharapkan dapat menambah keterampilan para peserta diklat
sehingga memiliki kreatifitas dan pengetahuan dalam kerajinan sulam,
peserta UMKM yang didominasi oleh ibu rumah tangga yang nantinya
akan mampu membuka peluang usaha baru dengan berwirausaha
membuat kerajinan sulam. Peserta juga ada yang dari perseorangan
bukan pelaku UMKM, yang penting disini peserta berdomisili di
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
g. Diklat kerajinan rajut
Diklat Kerajinan Rajut ini juga di laksanakan bertempat di Gedung PKK
Kota Surakarta dengan narasumber dari Solo Sekar Asri, diharapkan para
peserta dapat belajar kerajinan rajut dengan lebih baik karena di bimbing
oleh praktisi di bidangnya. Karena Sekar Asri merupakan narasumber
yang bergerak di bidang kerajinan tangan untuk mengajarkan UMKM
untuk dapat mempelajari kerajinan rajut dan payet. Dengan adanya diklat
ini di harapkan dapat menambah ketrampilan dan bermanfaat bagi
UMKM.
h. Diklat kerajinan payet
Untuk diklat ini dilaksanakan dengan harapan menambah ketrampilan
para peserta, karena dengan belajar kerajinan payet dari pengajar yang
professional seperti Sekar Asri, mereka akan mendapatkan ketrampilan
yang baik untuk dapat menjadi bekal berwirausaha.
Diklat-diklat yang dilaksanakan diatas dilaksanakan dua bulan
lamanya yaitu bulan November-Desember 2010 yang diperuntukkan untuk
semua kelompok dan UMKM. Diklat untuk UMKM di latih oleh sebagian
lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang kerajinan tangan yang
bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta. Seperti
penuturan Bapak Vitriaman selaku Ketua Bidang UMKM Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Surakarta, wawancara tanggal 21 Februari 2011 :
“Night Market Ngarsopuro ini adalah wadah atau tempat yang dimaksudkan untuk menciptakan wirausaha baru. UMKM adalah salah satu contohnya, yang kita berdayakan dengan berbagai macam diklat salah satunya diklat kerajinan bunga kering. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
narasumbernya kita bekerja sama kepada LPK ISMIA, Queen Accesories, Sekar Asri, dan Kertas Limbah Koran. Jika ikut rutin diklat maka dapat disediakan pameran lokal dan nasional. Dan Ngarsopuro ini adalah salah satu tempat menjual produk hasil karya mereka setelah mereka di bina” Jika para peserta diklat tersebut berminat berwirausaha dan
mengembangkan kreatifitasnya maka mereka dapat membuka usaha sendiri,
dan jika mereka mengalami kesulitan untuk menjualnya narasumbernya
mau membelinya. Peserta dalam diklat ini dimotivasi untuk dapat
mempraktekannya apa yang telah diperoleh dalam diklat tersebut. Selain
untuk mengasah dan menambah ketrampilan, mereka juga dapat
memperoleh tambahan peningkatan penjualan produk yang dijual jika hasil
kerajinan mereka diminati konsumen. Night market Ngarsopuro adalah
salah satu tempat menjual produk hasil karya mereka setelah di bina oleh
Dinas Koperasi dan UMKM, tetapi untuk dapat berjualan di Ngarsopuro
sebelumnya mereka harus mengajukan proposal terlebih dahulu ke Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
Peningkatan kualitas SDM melalui diklat dilakukan oleh seluruh
pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta yaitu dengan
memberikan pelatihan bahasa inggris, pelatihan internet marketing, dan
pelatihan kerajinan tangan secara gratis. Adanya peningkatan kualitas SDM
melalui diklat tersebut adalah program dari Walikota Surakarta kemudian
dilimpahkan ke Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta untuk dapat
melakukan pemberdayaaan UMKM dengan peningkatan kualitas SDM
melalui diklat yang bertujuan agar dapat lebih maju dalam berkreatifitas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
dapat mempunyai kemampuan bahasa asing seperti bahasa inggris serta
dapat menggunakan tekonologi untuk menjual produk mereka melalui dunia
maya. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Ketua Paguyuban UMKM di
Night Market Ngarsopuro, Bapak Syafril Pasaribu :
“Memang benar ada peningkatan kualitas SDM melalui diklat yaitu pernah diadakannya latihan bahasa inggris, pelatihan internet marketing dan pelatihan kerajinan tangan karena banyak sekali dari UMKM Night Market Ngarsopuro kurang bahkan belum bisa bahasa inggris dan masih kurang kreatif sehingga menyebabkan susah untuk berinovasi. Adanya hal tersebut berguna juga bagi kita mas karena setiap malam minggu jika cuaca cerah pak Jokowi datang mengajak bule-bule untuk memperkenalkan dan membeli kerajinan tangan dari kami di Night Market Ngarsopuro. Maka dari itu kita beruntung ada peningkatan kualitas SDM melalui diklat yaitu pembelajaran bahasa inggris, pelatihan internet marketing dan pelatihan kerajinan tangan secara free lagi agar dari kita semua dapat berkomunikasi dengan bule-bule tersebut dan dapat melakukan inovasi-inovasi untuk berkreatifitas serta kita dapat menjual produk lewat dunia maya yang membuat penjualan produk kita menjadi meningkat”. (Wawancara, 21 Maret 2011) Selain itu, Nety salah satu pedagang di Night Market Ngarsopuro
juga memberikan pernyataan tentang peningkatan kualitas SDM melalui
diklat yaitu dengan pemberian kursus bahasa inggris dan pelatihan kerajinan
tangan secara gratis :
“waktu itu pernah mas ada peningkatan kualitas SDM melalui diklat dengan pemberian les bahasa inggris, pelatihan internet marketing dan pelatihan kerajinan tangan secara gratis. Gunanya itu untuk meningkatkan produk yang dijual oleh pedagang di Night Market Ngarsopuro yang akhirnya menambah penghasilan dari penjualan prooduk”. (Wawancara, 21 Februari 2011) Kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas SDM melalui diklat yang
telah disebutkan di atas merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh
seluruh pegawai Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarata melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
tahapan pemberian daya, yaitu untuk meningkatkan kreatifitas UMKM dan
melancarkan kegiatan jual beli di Night Market Ngarsopuro. Dengan
kegiatan tersebut maka sebagian UMKM yang kurang maksimal SDM-nya
dapat menambah kemampuan mereka untuk berkreatifitas dan berinovasi
untuk mengasah dan melatih mereka agar mampu mandiri dengan menjual
produk yang diciptakan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan
produk mereka. Sedangkan untuk kursus bahasa inggris dan internet
marketing dapat meningkatkan kemampuan keahlian mereka dalam
berbahasa ataupun berkomunikasi dengan wisatawan asing yang tertarik
untuk membeli barang yang dijual khas dari pengrajin Kota Surakarta
sehingga kegiatan jual beli yang terjadi akan semakin menambah penjualan
produk mereka dan meningkatkan perekonomian pedagang Night Market
Ngarsopuro. Untuk internet marketing dimaksudkan agar UMKM tidak
hanya menjual di Night Market Ngarsopuro saja melainkan mereka dapat
berjualan di dunia maya yaitu internet, dimana pedagang hanya memasang
gambar dan mencantumkan nomor handphone (HP) kemudian pedagang
bisa bernegosiasi untuk proses jual beli produk antara produsen dan
konsumen. Seperti penuturan Bapak Andy, salah satu pedagang di Night
Market Ngarsopuro, berikut pernyatannya:
“menjual produk melalui internet ada enaknya ada tidaknya mas, enaknya kita hanya memasang gambar dan mencantumkan nomor HP untuk proses jual beli produk berbeda jika di Ngarsopuro kita harus bengak-bengok, tapi tidak enaknya kita harus menyempatkan banyak waktu dan menambah biaya untuk ke warnet (warung internet) ataupun membeli pulsa modem untuk melihat dan memantau terus apakah ada yang mau membeli atau tidak”. (Wawancara. 2 April 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Adanya internet marketing dapat menambah penjualan produk
mereka menjadi meningkat. Tetapi dengan mereka menjual produk melalui
internet mengurangi keuangan mereka untuk melihat dan memantau
pembeli yang memesan karena UMKM harus pergi ke warnet atau membeli
pulsa untuk modem.
Dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta tidak secara
rutin melakukan ketiga kegiatan tersebut melainkan kegiatan peningkatan
kualitas SDM melalui diklat seperti pelatihan kerajinan tangan, pelatihan
internet marketing dan pelatihan bahasa inggris dilakukan secara isidental
karena dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
membutuhkan biaya untuk melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut
diungkapkan oleh Bapak Vitriaman selaku Kepala Bidang UMKM Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta:
“ketiga kegiatan tersebut kita lakukan secara isidental mengingat banyaknya pedagang yang antusias mengikutinya yang akhirnya memerlukan banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. dari 228 UMKM hanya 114 UMKM yang baru kita berdayakan. yang jelas ada dana kita langsung bergerak menyelenggarakan pelatihan-pelatihan tersebut mas”. (Wawancara, 1 April 2011) Dana memang sangat penting bagi pihak Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta dalam melaksanakan dan melakukan pemberdayaan
untuk UMKM di Night Market Ngarsopuro. Karena hal tersebut menjadi
faktor penghambat bagi Dinas Koperasi dan UMKM terbukti dari 228
UMKM yang ada di Night Market Ngarsopuro hanya setengahnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
baru diikutsertakan dalam pemberdayaan itu dikarenakan minimnya biaya
sehingga belum semua UMKM di Night Market Ngarsopuro diberdayakan.
4. Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam
Negeri dan Luar Negeri
Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam
Negeri dan Luar Negeri dilaksanakan agar produk UMKM Night market
Ngarsopuro lebih dapat di kenal hingga ke mancanegara sehingga akan
meningkatkan penjualan produk bagi mereka. Dalam hal ini siapapun boleh
mengikutinya tetapi dengan seizin dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta., Pameran dagang di dalam dan luar negeri biasanya
diadakan setiap tahunnya yang tentunya sudah ada waktu dan tanggalnya
masing-masing. Seperti yang terlaksana pada tahun 2009 dan 2010 adalah :
Pada tahun 2009 Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta,
mengirim UMKM pilihan pada beberapa pameran nasional dan
internasional antara lain adalah:
a. Inacraft, SmesCo, Gelar Batik Nusantara (Jakarta), pada tanggal 20-24
April
b. Jateng Expo (Semarang), pada bulan Juli
c. Pameran dagang dan Pariwisata (Kamboja), pada bulan Juli
d. Festival Topeng di Andong (Korea) dan Pameran UMKM (Dubai)
diadakannya sama seperti pameran dagang dan pariwisata (Kamboja)
Sedangkan pada tahun 2010 Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta juga mengirim UMKM ke beberapa pameran dagang, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
a. INACRAFT di JCC (Jakarta), pada tanggal 20-24 April
b. APEKSI di Surakarta, pada tanggal 28 Mei- 1 Juni
c. Jateng Expo (Semarang), pada bulan Juli
d. SMESCO di JCC (Jakarta), pelaksanaannya sama seperti Jateng Expo
e. PPE di JCC (Jakarta), pada bulan Oktober
f. Pameran UMKM (Dubai), pada bulan Juli
Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam
negeri dan luar negeri diatas diperuntukkan untuk semua UMKM yang ada
di Kota Surakarta, sedangkan untuk UMKM Night Market Ngarsopuro
biasanya mengikuti pameran seperti Jateng Expo, INACRAFT, dan Festival
Topeng. Kesemuanya merupakan bentuk pemberdayaan yang dilakukan
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta untuk bisa menambah
memperkenalkan produk yang di hasilkan oleh UMKM Night Market
Ngarsopuro dari kreatifitasnya melalui penjualan produknya. Seperti
penuturan Bapak Jati, selaku Kepala Bidang Permodalan Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Surakarta :
“UMKM di Surakarta banyak mengikuti pameran-pameran di dalam dan luar negeri, tetapi untuk UMKM Night Market Ngarsopuro biasanya mengikuti INACRAFT, Festival Topeng, dan Jateng Expo. Dalam mengikuti hal tersebut UMKM Night Market Ngarsopuro dan UMKM se-Surakarta dapat menambah peningkatan penjualan produk mereka”. (Wawancara, 09 Mei 2011) Dengan mengikuti pameran tersebut pedagang dapat memasarkan
mengikuti pameran di dalam maupun luar negeri yang akhirnya membantu
UMKM Night Market Ngarsopuro untuk memperkenalkan produk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
dagangannya melalui pameran-pameran yang ada di dalam maupun luar
negeri. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Roos Yulianto selaku Staff
Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta :
“kita membantu UMKM yang ada di Night Market Ngarsopuro untuk meningkatkan cara memasarkan produk ke tiap-tiap daerah atau dalam negeri dan ke luar negeri, kita melakukannya bisa rutin bisa juga secara isidental mas karena kita juga menunggu kabar dari tingkat provinsi yang bertujuan untuk pedagang tersebut dapat lebih maju untuk menjual produk yang dihasilkan”. (Wawancara, 20 Februari 2011) Dalam wawancara tersebut pihak dari Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta bertanggung jawab untuk membantu pedagang mengikuti
pameran dalam menjual produk yang dijual di dalam negeri bahkan sampai
ke luar negeri melalui pemasaran tersebut. Pernyataan dari Bapak Roos
Yulianto juga didukung oleh pendapat Sony penjual garmen di Night
Market Ngarsopuro, berikut pernyataannya:
“meningkatan penjualan produk melalui pameran dan misi dagang di dalam Negeri dan Luar Negeri melalui beberapaa pameran kui emang apik banget mas karena ngewangi kita para pedagang ben iso tambah maju dan berkembang karo ningkatke penjualan soko produk kita sing di dol mergone kita melu pameran. Koyo aku yo tau mas melu pameran neng jakarta kui jenenge INACRAFT di JCC, tapi biasane enek barang mas nganti neng luar negeri. Liane kui kita diewangi dalam menjual produk dodolan kita melalui beberapa pameran yang ada di dalam atau luar negeri dadi kita ora dodolan neng Night Market tok melainkan iso melalui pameran sing akhirre penjualan produk kita dapat meningkat”. (Wawancara, 23 Februari 2011) Selain itu Bapak Narimo penjual aneka topeng di Night Market
Ngarsopuro juga mendukung pendapat dari Bapak Roos, berikut
pernyataannya :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
“adanya bantuan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta dalam meningkatkan memasarkan melalui pameran dan misi dagang di dalam negeri dan luar negeri dapat membantu UMKM di Night Market Ngarsopuro untuk dapat berkembang lebih maju, terbukti karena adanya hal tersebut saya bisa mengikuti pameran di luar negeri yaitu Korea, disana saya memasarkan produk dari Indonesia yang tentunya khas dari Kota Surakarta. Adanya hal tersebut dapat menambah penjualan produk saya dan mendapatkan pengalaman dari pameran yang saya ikuti di Korea”. (Wawancara, 21 Maret 2011)
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas menunjukkan bahwa
dalam rangka meningkatkan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di
dalam negeri dan luar negeri maka perlu adanya pengkapasitasan pedagang
dalam menjual produk yang dihasilkan dengan kreatifitas dari para
pedagang melalui pameran dan misi dagang di dalam maupun luar negeri
yang membuat mereka mengerti tentang bagaimana cara menjual produk
mereka lebih jauh meningkat untuk digunakan dalam berjualan
dagangannya dengan harapan kapasitas terjaga dan tetap ada. Selain itu
dengan meningkatkan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di
dalam negeri maupun luar negeri adalah pemberdayaan yang membuat
UMKM Night Market Ngarsopuro dapat berkembang maju dalam dunia
perekonomian.
5. Peningkatan kualitas produk kerajinan
Peningkatan kualitas produk kerajinan merupakan strategi
pemberdayaan yang dilakukan pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta, karena dimaksudkan menyadarkan para UMKM di Night Market
Ngarsopuro agar bisa berinovasi dalam berkreasi untuk membuat produk
lain dari yang lain. Walaupun dilaksanakannya secara isidental tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
peningkatan kualitas produk kerajinan dapat menambah ketrampilan untuk
membuat suatu produk yang berupa barang agar dapat lebih menarik di jual
kepada masyarakat luas. Peningkatan kualitas produk kerajinan tersebut
melalui :
a. Peningkatan kreatifitas
Dalam hal ini UMKM Night Market Ngarsopuro harus peka dan
dapat melihat kondisi yang sedang di minati konsumen saat ini. Seperti,
pengembangan desain tas yang menggunakan kain sofa beludru,
bagaimana mengembangkan tas bermotif abstrak, pita dan bunga yang
menarik, dan tidak terkesan kuno atau ketinggalan zaman. Biasanya anak
muda lebih suka memakai tas yang terbuat dair bahan-bahan tersebut yang
alus dan di anggap modis sehingga bagaimana cara mengembangkan tas
bermotif bunga, pita, dan abstrak yang sesuai tren saat ini, agar produk kita
dapat diterima dengan konsumen. Salah satu caranya adalah pengusaha tas
kain sofa beludru tersebut dapat melihat berbagai macam acara Fashion
show, di situ akan dapat menemui berbagai macam tas yang sedang
terkenal, atau dengan melihat majalah remaja, atau menonton televisi
karena pada seyogyanya remaja lebih cenderung menyukai apa pun yang
di pakai tokoh idolanya. Selain itu salah satu peningkatan kreatifitas di
Ngarsopuro juga dijual ukir-ukiran untuk accesories , accesories yang
biasanya hanya bermotifkan polos, di Night Market Ngarsopuro di jual
dengan beraneka warna dan ukiran yang dapat memakai nama sendiri dari
konsumennya tersebut, sehingga pengunjung dapat mengkreasikan sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
ukiran dan warna apa untuk menghiasi accesoriesnya. Selain itu pihak
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta mengadakan seminar atau
workshop tentang produk saat ini. Kegiatan tersebut tidak rutin dilakukan
dan diadakannya di Balai Kota Surakarta. Di dalam kegiatan tersebut
menjelaskan tentang produk-produk yang sedang uptodate yang bernilai
jual dengan pemanfaatan bahan-bahan dasar yang terjangkau harganya.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sony salah satu pedagang di Night
Market Ngarsopuro:
“penigkatan kreatifitas untuk UMKM Night Market Ngarsopuro selain diberikan arahan untuk melihat acara fashion show, majalah dan menonton televisi pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta juga mengadakan seminar atau workshop yang dilakukan di Balai Kota Surakarta. Kegiatan tersebut berisikan tentang produ-produk yang lagi booming di pasaran”. (Wawancara, 07 Mei 2011)
b. Memotivasi UMKM agar mencoba inovasi baru
Dari hal tersebut pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
menganjurkan UMKM Night Market Ngaropuro untuk tidak terpaku pada
produk yang sudah ada. Seperti pernyataan Bapak Vitriaman selaku
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta :
“UMKM Night Market Ngarsopuro harus selalu diberikan motivasi agar bisa mencoba berinovasi untuk tidak terpaku dengan produk yang sebelumnya dijual. Karena kreatifitas yang dimiliki UMKM masih monoton saja, kami dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surkarta membantu mereka untuk mencoba inovasi baru dalam membuat produk baru yang akhirnya tidak menutup kemungkinan dapat meningkatkan penjualan produk mereka karena dapat menimbulkan daya tarik tersendiri dan rasa penasaran bagi konsumen atau pembeli”. (Wawancara, 09 Mei 2011) Produk inovasi baru biasanya akan menimbulkan daya tarik sendiri
oleh konsumen, karena belum pernah ada atau unik sehingga sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
menimbulkan penasaran bagi konsumen. Banyaknya produk-produk
inovasi baru yang di jual UMKM Night Market Ngarsopuro, salah satunya
adalah lukisan kaca, karena selama ini pembuatan lukisan hanya
berdasarkan dari kanvas saja. Namun di Night Market Ngarsopuro ada
yang menjual lukisan yang terbuat dari pecahan-pecahan kaca, sehingga
pembuatan lukisan kaca cenderung masih langka, oleh karena itu
pengembangan produk ini dapat dioptimalkan untuk menarik minat
pengunjung, awalnya pengunjung tertarik dengan namanya, setelah itu
mereka akan mulai melihat produknya dengan tampilannya, ketika mereka
tertarik dengan produk yang ditawarkan, mereka tidak akan segan-segan
untuk langsung membelinya dan memesan untuk masalah gambar yang
ingin ditampilkan pada lukisan kaca terebut.
c. Menganjurkan atau mendorong UMKM untuk membuat souvenir-souvenir
berukuran kecil yang berciri khas budaya Solo
Dengan jumlah pengunjung yang begitu banyak di Night Market
Ngarsopuro, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta mendorong
UMKM Night Market Ngarsopuro untuk dapat membuat souvenir, karena
souvenir merupakan salah satu komuditas dagang yang paling di cari
pengunjung luar daerah maupun luar negeri. Souvenir juga dapat menjadi
ajang promosi daerah. UMKM di Night Market Ngarsopuro sendiri
menjual souvenir dalam bentuk gantungan kunci, baju bercirikan Solo,
accesoris, pajangan yang berciri khas Solo seperti miniatur angkringan
yang menggambarkan penjual makanan yang sederhana dan berkumpulnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
masyarakat Solo dan masih banyak lagi bentuk souvenir yang ditawarkan
di Ngarsopuro. Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Susanto, salah satu
pedagang di Night Market Ngasopuro :
“tiap Night Market Ngarsopuro beroperasi banyak sekali pengunjung yang datang, entah itu dari luar daerah, luar negeri ataupun masyarakat Solo. Untuk dapat menarik wisatawan saya membuat souvenir-souvenir khas dari Kota Solo berupa gantungan kunci untuk dapat dijadikan buah tangan dari pengunjung”. (Wawancara, 02 April 2011) Dari semua peningkatan kualitas produk yang sudah dijelaskan
bahwa dengan adanya pemberdayaan tersebut UMKM Night Market
Ngarsopuro dapat menyadari UMKM dengan meningkatkan kualitas
produk kerajinan mereka dapat meningkatkan penjualan produk yang
ditawarkan kepada pengunjung.
d. Menganjurkan UMKM untuk mendapatkan HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual)
Kemajuan tingkat kreatifitas dari UMKM Night Market
Ngarsopuro dalam menjual produknya membuat sebagian dari UMKM
cemas karena takut akan produk mereka dapat dicontoh oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta membantu mereka dengan memberikan HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelektual) agar produk dari UMKM Night Market Ngarsopuro
tidak dapat ditiru oleh orang lain. Namun hal tersebut belum terlaksana
sedemikian rupa karena banyak UMKM Night Market Ngarsopuro yang
belum mengerti tentang HAKI. Seperti pernyataan dari Bapak Vitriaman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
selaku Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta :
“pedagang memang belum banyak yang mengerti mas tentang HAKI karena kita belum pernah melakukan sosialisasi untuk hal tersebut, tetapi pada tahun 2010 kita mengirim tiga UMKM Night Market Ngarsopuro untuk ikut sosialisasi di tingkat provinsi yaitu di Semarang”. (Wawancara, 04 Mei 2011) Dengan pernyataan tersebut pihak Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta belum pernah melakukan sosialisasi kepada pedagang
tetapi hanya menyarankan melalui lisan kepada ketua paguyubannya yang
kemudian diberitahukan kepada pedagang-pedagang lainnya. Namun 228
pedagang yang ada di Ngarsopuro hanya tiga orang yang dikirim ke
Semarang untuk mengikuti sosialisasi HAKI. Dalam mengirim pedagang
ke Semarang pihak Dinas Koperasi dan UMKM memilih pedagang yang
lebih cenderung bernilai jual tinggi untuk produknya. Hal tersebut
dimaksudkan agar mereka dapat mengerti bagaimana cara melindungi
produk mereka agar tidak ditiru oleh orang lain. Seperti Sony salah satu
pedagang yang membenarkan pernyataan tersebut :
“memang benar saya mengikuti sosialisasi di Semarang itu karena saya dipilih untuk mewakili teman-teman untuk mengetahui tentang HAKI agar produk saya dapat dilindungi oleh pemerintah. Namun dengan saya mengikutinya tidak lantas saya ingin mengikuti HAKI karena saya hanya UMKM bukan pengusaha besar seperti batik Danar Hadi yang mempunyai daya saing jual beli yang besar dan untuk mengurusi HAKI saja sangat berbelit-belit bagi saya, jadi saya kurang berminat untuk mendapatkan HAKI”. (Wawancara, 07 Mei 2011) Hal ini juga didukung oleh Bapak Narimo yang saya wawancarai
07 Mei 2011:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
“memang dengan adanya HAKI produk saya dapat dilindungi oleh pemerintah. Namun saya tidak ingin mengikuti HAKI karena mengurusi HAKI sangat berbelit mulai dari biaya yang cukup mahal dan pengurusannya saja sampai 2 tahun lamanya. Itulah yang menyebabkan saya tidak ingin mengikuti HAKI”. Kedua pernyataan tersebut membuat UMKM Night Market
Ngarsopuro dapat mengurangi tingkat kemauan UMKM untuk
mendapatkan HAKI karena mengurusinya yang dirasa oleh UMKM sangat
berbelit-belit dan mengocek biaya yang tidak sedikit. Lain dari pada itu
jika UMKM lebih sadar akan tingkat keamanan yang diberikan oleh
pemerintah yaitu dengan mendapatkan HAKI, pasti mereka juga akan
mendapatkan royalti dari produknya yang nantinya ditiru oleh orang lain.
Seperti penuturan Linda salah satu pedagang yang mempunyai HAKI,
berikut pernyataannya:
“saya dikirm oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta untuk mengikuti sosialisasi HAKI ke Semarang. Setelah saya mendapatkan pelajaran tentang HAKI, saya langsung tertarik untuk mendaftarnya agar produk saya dapat dilindungi oleh pemerintah dan sewaktu-seawktu jika ada yang mencontoh saya bisa mendapatkan royalti bahkan saya bisa menuntut orang yang telah mencontoh produk dagangan saya”. (Wawancara, 07 Mei 2011) Menurut pernyataan diatas bahwa dengan mendapatkan HAKI
pedagang tidak merasa takut akan bahaya jika ditiru oleh orang lain karena
sudah dilindungi oleh pemerintah. Disamping itu jika mendapatkan HAKI
UMKM Night Market Ngarsopuro akan mendapatkan royalti dari produk
yang sudah ditiru oleh orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
6. Penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara UMKM dengan
pengusaha besar
Pada tahapan pengkapasitasan pemberdayaan UMKM di Night
Market Ngarsopuro penting untuk menjalin kemitraan berusaha yaitu
sebagai salah satu cara memperluas jaringan usaha dan sebagai mitra dalam
berusaha. Dalam PP Nomor 44 Tahun 1997 menyebutkan Kemitraan adalah
kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau
dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha
Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling
memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan
diatur dalam undang-undang karena dalam menjalin hubungan kemitraan
akan sulit jika hanya didasarkan rasa saling percaya, dalam kemitraan ini
meliputi hubungan kerjasama antara perorangan dan permodalan.
Hubungan usaha kemitraan antara UMKM Ngarsopuro dengan
pengusaha besar telah terjalin pada tahun 2010 atas bantuan Dinas Koperasi
dan UMKM. Pihak Dinas telah berupaya menjalin kemitraaan antara
UMKM Night Market dengan pengusaha besar, tetapi belum ada tanggapan
dari pengusaha besar, hal tersebut menjadi penghambat dalam
mengimplementasikannya. Beberapa UMKM di Night Market Ngarsopuro
telah dipertemukan dengan pengusaha besar seperti Carrefour dan Batik
Danar Hadi untuk menjalin usaha yang dapat membantu UMKM Night
Market Ngarsopuro dalam meningkatkan penjualan produk mereka. Setelah
tawaran tersebut telah di sampaikan kepada mereka, UMKM di minta untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
bernegosiasi sendiri kepada penggusaha besar. Namun, pada kenyataannya
pengusaha besar belum menanggapi untuk menjalin kemitraan kepada
UMKM Night Market Ngarsopuro. Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta telah berusaha untuk menjalin kemitraan yang diinginkan, tetapi
keputusan tetap ada pada UMKM Night Market Ngarsopuro dan Pengusaha
besar tersebut. Sesuai pernyataan Kepala Bagian Bidang UMKM Bapak
Vitriaman :
“saya sudah mempertemukan UMKM Night Market Ngarsopuro dengan carefour dan batik Danar Hadi untuk membuat jaringan kemitraan, artinya mereka saya minta menawarkan kerjasama, terus pesertanya itu dari UMKM Ngarsopuro, setelah tawaran saya sampaikan mereka buat rapat tersendiri. Dari rapat itulah apakah terjadi kemitraan atau tidak, karena sampai saat ini belum ada laporan ke saya atau pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Bagian Bidang UMKM. Saya juga menyesalkan mas tentang tidak ada kelanjutannya untuk kemitraan, padahal dengan adanya hal tersebut dapat membuat penjualan produk UMKM Night Market Ngarsopuro dapat meningkat“. (Waawancara, 27 Maret 2011). Bapak Syafril Pasaribu salah satu Ketua Paguyuban sekaligus
pedagang di Night Market Ngarsopuro juga mengatakan :
“sebenarnya adanya jalinan kemitraan ini sangat bagus jika ada tanggapan dari pengusaha besar karena akan dapat membantu saya dan pedagang lainnya dalam menjual produk. Disamping itu dapat saling menguntungkan satu sama lain antara pihak kami dan pengusaha besar. Dengan adanya jalinan kerjasama tersebut pedagang di Night Market dapat dengan mudah memperkenalkan produknya kepada konsumen dan tentunya juga dapat menambah peningkatan penjualan produk kita”. (Wawancara, 2 April 2011) Dalam pernyataan tersebut, dalam menjalin kemitraan belum ada
respon dari pengusha besar karena usaha kemitraan ini dapat terjalin jika
ada kecocokan antara UMKM Night Market Ngarsopuro dan Pengusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
besar tersebut. Disamping itu, tidak ada unsur pemaksaan dalam
menjalankan usaha kemitraan tersebut, karena semuanya diserahkan
kembali kepada UMKM dan pengusaha besar. Padahal jika strategi ini
berjalan dengan baik dapat membantu UMKM Night Market Ngarsopuro
untuk penjualan produknya karena dengan adanya kerjasama antara UMKM
Night Market Ngarsopuro dengan pengusaha besar, dapat memperkenalkan
produknya kepada masyarakat luas melalui kerjasama tersebut. Selain itu
adanya kemitraan dapat saling menguntungkan antara Night Market
Ngarsopuro dengan pengusaha besar, karena UMKM tersebut dapat lebih
mudah memperkenalkan dan menjual kepada masyarakat luas dengan
menitipkan produk mereka kepada pengusaha besar sedangkan keuntungan
yang diperoleh untuk pengusaha besar, mereka dapat mendapatkan royalti
dari hasil penjualan produk UMKM Night Market Ngarsopuro.
Dari enam strategi dan tiga tahapan pemberdayaan dalam peningkatan
penjualan produk yang diberikan kepada UMKM Night Market Ngarsopuro,
bahwa penjualan produk untuk UMKM keseluruhan meningkat mencapai Rp.
35.000.000 (Januari-Juni 2011) dibanding tahun sebelumnya tahun 2010 dengan
penjualan produk sebesar 25.000.000. Selain itu penjualan produk yang laris
terjual adalah jenis garment (terutama produk dengan pola batik), padahal pihak
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta lebih menonjolkan atau menekankan
handycraft harus laku keras di pasaran karena dapat membuktikan kepada
konsumen yang berasal dari luar kota Solo untuk dapat dijadikan kenangan atau
cindera mata dari Kota Budaya (Solo). Hal tersebut karena kurangnya apresiasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
dari masyarakat Solo untuk membuat produk yang bercirikan dan berasal dari
Kota Solo. Seperti penuturan Bapak Vitriaman selaku Kepala Bidang UMKM
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta :
“peningkatan penjualan produk bagi UMKM Night Market Ngarsopuro dari tahun ke tahun semakin meningkat mas, terbukti dengan penjualan produk mencapai Rp. 35.000.000 untuk tahun ini (Januari-Juni). Produk dari garment lebih payu mas dari pada yang lainnya, padahal kita lebih menonjolkan handycraft tapi ya memang dasarnya pelaku UMKM kui kurang mengapresiasikan produk khas dari Kota Surakarta, selain itu pihak konsumen juga kan kebanyakan dari luar kota maupun turis mancanegara, jadi ya dengan penjual handycraft yang minim pengunjung tersebut tidak tau tentang produk khas Kota Surakarta”. (Wawancara, 16 Juni 2011). Adanya peningkatan penjualan produk di Ngarsopuro juga didukung oleh
pernyataan para pelaku UMKM yang berjualan di Night Market Ngarsopuro dari
berbagai jenis dagangannya. Seperti pernyataan Titik Farida selaku pedagang
penjual garment tas batik di Night Market Ngarsopuro :
“penjualan produkku meningkat mas untuk Bulan Januari-Juni, karena saya sudah mengikuti strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak Dinas Koperasi dan UMKM Solo. Penjualan produk saya bisa mendapatkan penjualan bersih mencapai kurang lebih Rp. 300.000 dengan lima belas produk yang telah terjual”. (Wawancara, 18 Juni 2011) Hal tersebut juga didukung oleh Budi Prasetyo selaku penjual Aksesoris di
Night Market Ngarsopuro:
“jualan di Ngarsopuro untung saya lebih menguntungkan dari pada berjualan dirumah, karena setelah saya berjualan di Ngarsopuro dan mendapatkan Diklat penjualan produk saya meningkat mencapai Rp. 200.000 dengan 100 produk yang terjual semalam”. (Wawancara, 18 Juni 2011) Selain itu pedagang penjualan makanan Bapak Lamio juga membenarkan
hal tersebut (Wawancara, 18 Juni 2011) :
“saya pernah ikut pelatihan dan pendidikan yang diberikan Dinas Koperasi dan UMKM Solo, dengan adanya diklat itu membuat saya menjadi lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
pintar dalam membuat dan memasarkan produk kepada konsumen agar bisa terjual. Biasanya sih mas saya mendapatkan keuntungan Rp. 200.000 dalam sekali berjualan”. Dengan pernyataan-pernyataan tersebut bahwa adanya strategi
pemberdayaan dan wadah untuk berjualan yang diberikan oleh pihak Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta membuat pelaku UMKM yang berada di
Kota Surakarta penjualan produknya menjadi meningkat. Dengan adanya wadah
atau tempat untuk berjualan yaitu Night Market Ngarsopuro dapat
menguntungkan karena lebih banyak pengunjung yang datang dan produk
dagangan mereka lebih dikenal orang. Selain itu adanya Diklat yang diberikan
membuat UMKM di Night Market Ngarsopuro lebih paham untuk memasarkan
produk kepada kosumen.
Berdasarkan penelitian melalui wawancara kepada UMKM Night Market
Ngarsopuro terbukti peningkatan penjualan produk UMKM rata-rata sekali dalam
berjualan meningkat mencapai Rp. 200.000 – Rp. 300.000, berbeda dengan
sebelum diadakannya strategi pemberdayaan oleh Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta rata-rata penjualan produk UMKM Night Market Ngarsopuro
hanya mencapai Rp. 100.000. Jika menurut jenisnya rata-rata penjualan produk
semuanya meningkat, antara lain jenis Garment yang awalnya Rp. 100.000
meningkat menjadi Rp. 300.000, jenis Souvenir mulanya hanya Rp. 100.000
sekarang mencapai Rp. 200.000, jenis Makanan sebelumnya hanya Rp. 50.000
menjadi Rp. 200.000 dan jenis Handycraft sama saja penjualan produknya dari
Tahun 2010 sampai Bulan Januari - Juni 2011 hanya mencapai Rp. 200.000.
adanya peningkatan penjualan produk selain disebabkan faktor strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
pemberdayaan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta penjualan produk
UMKM dipengaruhi oleh banyaknya acara atau event-event yang berlangsung di
sepanjang Jl. Dipenogoro atau di Pura Mangkunegaran. Dengan adanya hal
tersebut bahwa UMKM Night Market Ngarsopuro lebih mengharapkan jika ada
event diadakan di Ngarsopuro dan tiap malam minggu tentunya agar penjualan
produk lebih meningkat pesat dari pada tidak ada event-event.
Tabel 4.6 MATRIK HASIL PENELITIAN STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM
DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN PRODUK DI NIGHT MARKET NGARSOPURO OLEH DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA
SURAKARTA
No
Indikator Penilaian
Pernyataan
Kegiatan yang sudah dilakukan Kegiatan yang belum dilakukan
1 Memfasilitasi Terciptanya Wirausaha Baru Untuk Menekan Pengangguran dan Kemiskinan
Pemberian diklat secara gratis untuk masyarakat Surkarta yang berwirausaha seperti UMKM dan pemberian wadah yaitu Night Market Ngarsopuro untuk berjualan agar lebih dapat meningkatkan penjualan produk mereka dari pada berjualan dirumah-rumah
Pemberian bongkar pasang untuk tenda UMKM Night Market Ngasropuro dalam berjualan masih dikenakan biaya
2 Pendampingan Usaha dan Manajemen bagi UMKM
Memonitoring dan mendampingi UMKM Night Market Ngarsopuro yang bekerjasama dengan SKPD lainnya dalam berjualan
Belum adanya pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM secara khusus karena pihak Dinas Koperasi hanya mendampingi untuk memonitoring dan melakukan absensi saja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
3 Peningkatan Kualitas SDM melalui Diklat
Pemberian latihan bahasa inggris, internet marketing dan kerajinan tangan secara gratis untuk dapat membuat UMKM Night Market Ngarsopuro agar bisa berkembang dalam meningkatkan penjualan produk
pelatihan mengenai peningkatan SDM belum dilakukan kepada semua pedagang, baru diikuti 114 pedagang UMKM Night Market Ngarsopuro, padahal jumlah keseluruhan pedagang 228 orang, namun pelatihan tersebut masih terus dilaksanakan sampai seluruh pedagang mendapatkan pelatihan
4 Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam negeri dan luar negeri
UMKM di Night Market Ngarsopuro diberikan informasi-informasi mengenai adanya sebuah pameran di dalam maupun luar negeri melalui pemberitahuan secara langsung oleh pegawai Dinas Koperasi dan UMKM maupun melalui website Dinas Koperasi dan UMKM, selain itu UMKM dihimbau untuk menjual produknya melalui teknologi informasi
Dinas Koperasi dan UMKM belum pernah mengadakan pameran secara khusus bagi pedagang UMKM Night Market Ngarsopuro
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
5 Peningkatan kualitas produk kerajinan
a. Peningkatan kreatifitas, yaitu UMKM di Night Market Ngarsopuro Pengembangan desain produk sesuai keinginan pasar. UMKM sudah peka dan dapat melihat kondisi yang sedang di minati pasar saat ini.
b.Mencoba inovasi baru, UMKM di Night Market Ngarsopuro sudah dapat membuat kreasi yang baru serta unik untuk produk yang dijual agar menimbulkan penasaran bagi konsumen. Seperti pemanfaatan bahan daur ulang sebagai produk unik yang bernilai jual.
c. Membuat souvenir-souvenir berukuran kecil yang berciri khas budaya Solo, Biasanya pengunjung tersebut ada yang dari luar daerah bahkan sampai dari luar negeri. Maka dari itu UMKM bisa membuat souvenir-souvenir berukuran kecil yang bercirikan khas budaya Solo untuk dijadikan buah tangan oleh pengunjung
belum ada sosialisasi dari Dinas Koperasi dan UMKM mengenai HAKI untuk memberikan perlindungan produk dari pedagang. Selain itu pihak Dinas juga belum memberikan standarisasi tentang kualitas produk yang layak jual
6 Penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara kemitraan dengan pengusaha besar
UMKM di Night Market Ngarsopuro sedang diusahakan untuk dipertemukan dengan pengusaha besar seperti Carrefour dan Batik Danar Hadi untuk menjalin usaha kemitraan
Belum pernah berjalan dalam kegiatan yang sudah dilakukan karena belum ada respon atau tanggapan dari pengusaha besar tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Dalam pelaksanaan strategi pemberdayaan dalam peningkatan
penjualan produk terdapat faktor penghambat dan pendukungnya. Faktor
hambatan adalah semua faktor yang menghambat proses pemberdayaan
UMKM. Faktor penghambat tersebut diantaranya Keterbatasan dana, Sarana
dan prasarana yang kurang merata dan kurang memadai, Kurang meratanya
pedagang yang diikutsertakan dalam kegiatan pemberdayaan UMKM. Faktor
pendukung adalah semua faktor yang bisa mendukung jalannya proses
pemberdayaan dalam peningkatan penjualan produk yaitu kerjasama yang
terjalin dengan pihak lain untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing
dan untuk meningkatkan penjualan produk mereka. Selain itu juga dari faktor
pendukung adanya partisipasi dari pedagang untuk ikut serta dalam kegiatan
pemberdayaan tersebut.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung yang muncul di dalam proses pemberdayaan
untuk melakukan peningkatan penjualan produk meliputi :
a. Bekerjasama dengan instansi lain dan lembaga-lembaga lain
seperti bahasa inggris student one
Pelaksanaan proses pemberdayaan dalam peningkatan penjualan
produk di Night Market Ngarsopuro, Kepala Bidang UMKM Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta beserta staffnya melakukan
kerjasama dengan Dinas Budaya dan Pariwisata untuk menjadikan
Ngarsopuro menjadi tempat pariwisata untuk dapat menarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
pengunjung lebih banyak lagi, sedangkan Dinas Pengelola Pasar
membantu UMKM untuk mengurusi pasar windujenar agar tidak
beroperasi pada malam minggu. Untuk Dinas Perhubungan bertugas
menutup jalan di sepanjang Ngarsopuro dari pukul 17.00 sampai 23.00
WIB. Selain itu Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta untuk
menertibkan pedagang dengan tujuan agar pedagang dapat berjualan
dengan baik dan meminimalisir tindak kejahatan yang ada di Night
Market Ngarsopuro. Bapak Vitriaman selaku Kepala Bidang UMKM
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta mengatakan :
“kerjasama yang kita lakukan untuk membuat UMKM sadar dari pemberdayaan yang kita berikan kepada mereka, yaitu semua dari strategi kita berikan untuk meningkatkan penjualan produk mereka. Tetapi untuk satpol PP kita jarang melakukan kerjasama karena kita harus membutuhkan biaya untuk uang keamanan”. (Wawancara, 1 April 2011)
Selain itu pihak Dinas Koperasi dan UMKM juga bekerja sama
dengan lembaga-lembaga yang ada di Surakarta salah satunya adalah
lembaga bahasa inggris student one, yaitu untuk meningkatkan UMKM
dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Seperti penuturan
Bapak Roos Yulianto selaku Staff Bidang UMKM Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta :
“untuk mengembangkan UMKM Night Market Ngarsopuro kita bekerja sama dengan lembaga bahasa inggris yaitu student one, gunanya untuk UMKM yang kurang bahkan belum bisa dalam berbahasa inggris. Dengan adanya kerjasama ini dapat membantu UMKM untuk menjual produknya kepada wisatawan asing yang berimbas kepada peningkatan penjualan produk mereka.” (Wawancara, 1 April 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Semua kerjasama ini dilakukan untuk menambah meningkatkan
penjualan produk dari UMKM agar dapat berkembang lebih maju dan
tentunya yang tidak berdaya menjadi berdaya. Selain itu mencegah
adanya hal-hal yang tidak diinginkan dan berjaga-jaga apabila terdapat
tindak kejahatan di Night Market Ngarsopuro. Sehingga dengan adanya
kerjasama dengan Satuan Polisi Pamong Praja UMKM merasa tenang
dalam berjualan. Mbak Linda salah satu pedagang Night Market
Ngarsopuro menuturkan :
“adanya kerjasama dari berbagai Dinas membantu kita mas dalam meningkatkan penjualan produk karena produk kita meningkat pesat dan membuat kita menjadi berdaya dalam meningkatkan income kita”. (Wawancara, 2 April 2011) Hal tersebut ditambahkan dengan penuturan Bapak Ari salah satu
pedagang di Night Market Ngarsopuro :
“adanya kerjasama dengan satpol PP saya mengancungi jempol mas karena dari mulai segi parkir sampai tingkat keamanan transaksi jual beli sangat bagus”.(Wawancara, 2 April 2011)
b. Adanya partisipasi pedagang yang setuju
Pelaksanaan proses pemberdayaan untuk peningkatan penjualan
produk, partisipasi pedagang sangat dibutuhkan untuk menunjang
kelancaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut. Dengan
semakin tingginya partisipasi yang ditunjukkan pedagang maka dapat
memberikan beberapa pengaruh seperti meningkatkan kualitas SDM
pedagang, meningkatkan kualitas produk kerajinan pedagang di Night
Market Ngarsopuro, dan meningkatkan kesadaran dalam peningkatan
penjualan produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Dengan adanya partisipasi pedagang, kesadaran para pedagang di
Night Market Ngarsopuro dapat dituangkan dalam bentuk peningkatan
penghasilan atau pendapatan dari penjualan produk. Pentingnya akan
peningkatan penjualan produk para pedagang dalam hal berjualan akan
berguna bagi kemajuan dari penghasilan pedagang di Night Market
Ngarsopuro. Dengan adanya peningkatan kualitas produk di dalam
menjual dagangannya yang selalu diperhatikan sebagai wujud dari
peningkatan penjualan produk maka kondisi dari pedagang di Night
Market Ngarsopuro akan menjadi lebih baik dan pembeli akan merasa
senang dengan produk yang dibeli dalam berbelanja di Night Market
Ngarsopuro.
Hal tersebut dipertegas dengan penuturan Bapak Vitriaman
selaku Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta :
”Partisipasi pedagang sangat dibutuhkan mas apalagi untuk menunjang pelaksanaan peningkatan penjualan produk, di Night Market Ngarsopuro sendiri partisipasi yang ditunjukkan oleh pedagang juga besar. Sehingga banyak pedagang yang mau menuruti perintah saya dan melaksanakan peraturan yang ada mas.” (Wawancara, 1 April 2011) Sama halnya yang diungkapkan oleh Bapak Roos selaku Staff
Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta :
”Kalau peraturan yang sudah kita buat dan tetapkan tidak diikuti perilaku dari pedagang yang mendukung dan tidak adanya kesadaran untuk melakukannya, kan percuma mas nggak ada gunanya dan sia-sia, jadi harus ada partisipasi yang ditunjukkan pedagang agar proses pemberdayaan untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
peningkatan penjualan produk bisa terlaksana sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.” (Wawancara, 1 April 2011)
Bapak Paldi pedagang di Night Market Ngarsopuro juga
mengatakan :
”Kami senang mas bila dapat ikut berpartisipasi dan membantu di dalam pemberdayaan UMKM. Kalau saya dan pedagang lainnya dapat meningkatkan kualitas produk kan nanti pembeli senang dan banyak yang berbelanja disini. Selain itu dapat membuat pemasukan semakin meningkat” (Wawancara, 2 April 2011) Dari pernyataan diatas UMKM antusias dalam mengikuti
pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UMKM
karena mereka ingin bisa berkembbang lebih maju dalam menambah
kreatifitas mereka dan meningkatkan penjualan produk mereka
terlebih untuk membuat pembeli senang dengan membeli produk dari
hasil kreatifitasUMKM.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat yang muncul di dalam proses pemberdayaan
untuk melakukan peningkatan penjualan produk, diantaranya :
a. Keterbatasan dana
Pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Surakarta untuk meningkatkan penjualan produk
sangatlah penting karena dengan adanya pemberdayaan tersebut dapat
meningkatkan kreatifitas yang sudah dimiliki oleh pedagang. Tetapi
dalam menjalankan pemberdayaan UMKM tersebut pastilah
memerlukan dana agar dapat berjalan baik dan dapat direalisasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
dengan baik. Namun dalam menjalankan pemberdayaan UMKM
tersebut Dinas Koperasi dan UMKM terhambat karena terbatasnya
dana. Seperti penuturan Bapak Vitriaman selaku Kepala Bidang
UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta :
“pemberdayaan untuk UMKM kita terus lakukan mas untuk meningkatkan kualitas produk mereka, namun kita terhambat dengan dana yang ada yang menyebabkan pemberdayaan tersebut diberhentikan untuk sementara”. (Wawancara, 1 April 2011) Berkaitan dengan keterbatasan dana untuk pemberdayaan UMKM
di Night Market dalam peningkatan penjualan produk dapat mengurangi
intensitas dari pedagang dalam menjual produknya. Hal tersebut
disampaikan oleh Bapak Yasin salah satu pedagang di Night Market
Ngarsopuro :
“penanganan pemberdayaan UMKM menjadi tanggung jawab dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta, kalau pemberdayaan UMKM diberhentikan untuk sementara dapat mengurangi penjualan produk saya”. (Wawancara, 2 April 2011) Terbatasnya dana menjadi faktor utama dalam melaksanakan atau
melakukan pemberdayaan UMKM. Hal tersebutlah yang disayangkan
oleh pedagang, karena dengan adanya pemberdayaan tersebut pedagang
merasa senang, agar mereka dapat meningkatkan kreatifitas untuk dapat
melakukan inovasi yang berujung untuk menimbulkan peningkatan
kualitas produknya dan berimbas kepada peningkatan penjualan produk
yang di dapat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
b. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang yang persebarannya
kurang merata dan kurang memadai
Dalam melakukan pemberdayaan UMKM diperlukan adanya
sarana dan prasarana yang merata dan memadai juga diperlukan untuk
menunjang keberhasilan dari pemberdayaan UMKM itu sendiri. Namun
berbeda dengan pemberdayaan UMKM yang dilakukan Diinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta karena sarana dan prasarana
kurang memadai dan merata yang menyebabkan pemberdayaan UMKM
tersebut dilakukan dengan sarana dan prasarana yang seadanya, yaitu
meja dan kursi serta bahan dasar seperti bambu untuk mencoba
membuat hasil kerajinan tangan. Hal tersebut membuat dari para
UMKM bermalas-malasan dengan mengikuti pemberdayaan yang
dilakukan dari pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
Seperti penuturan Bapak Sapto salah satu pedagang di Night Market
Ngarsopuro :
“pemberdayaan dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk saya, namun selama pemberdayaan tersebut masih kurangnya sarana dan prasarana yang kurang memadai dan merata yang menyebabkan saya beserta teman-teman jadi malas untuk mengikutinya kembali. Seharusnya pihak dari Dinas memikirkan hal tersebut agar kita mau mengikutinya kembali dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pemberdayaan tersebut”. (Wawancara, 2 April 2011) Muhammad Yasin salah satu pedagang di Night Market
Ngarsopuro juga mengatakan :
“kurangnya sarana dan prasarana dalam mengikuti pemberdayaan membuat saya tidak bergairah dalam mengikuti pemberdayaan tersebut. seharusnya pihak Dinas Koperasi dan UMKM Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Surakarta meningkatkan sarana dan prasarana agar dapat menunjang kegiatan pemberdayaan UMKM tersebut, agar saya juga bisa menambah kreatifitas untuk meningkatkan kualitas produk”. (Wawancara, 2 April 2011) Dari kedua wawancara tersebut pedagang menyarankan Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta untuk dapat menunjang program
pemberdayaan untuk UMKM Night Market Ngarsopuro. Pihak dari
Dinas mendengar dari keluhan mereka tetapi apa daya dari pihak Dinas
belum dapat menambah dan meningkatkan sarana dan prasarana karena
Dinas Koperasi dan UMKM juga tidak memiliki dana yang cukup besar
untuk menambah sarana dan prasarana. Hal tersbut disampaikan oleh
Bapak Vitriaman selaku Kepala Bidang UMKM Kota Surakarta :
“memang banyak yang mengeluh dari kurangnya sarana dan prasarana dalam kita melakukan pemberdayaan untuk mereka, tapi mau bagaimana lagi mas memang kita benar-benar menunggu dana untuk menambah sarana dan prasarana agar pedagang dapat mengikuti pemberdayaan tersebut”. (Wawancara, 1 April 2011)
c. Kurang meratanya pedagang yang diikutsertakan dalam kegiatan
pemberdayaan UMKM
Adanya sebagian pedagang yang mengeluhkan hal ini, karena jika
hanya setengah-setengah melakukan pemberdayaan untuk UMKM di
Night Market Ngarsopuro, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta
akan menimbulkan kecemburuan sosial antara pedagang yang sudah
mengikuti pemberdayaan dengan yang belum mengikuti. Seperti
penuturan Bapak Ari salah satu pedagang di Night Market Ngarsopuro
yang belum mengikuti pemberdayaan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
“saya pernah mendengar tentang adanya pemberdayaan UMKM tersebut tapi tidak semua diberdayakan. Salah satunyaa saya, itu kan membuat para pedagang berebutan untuk dapat mengikuti pemberdayaan tersebut. Seharusnya pihak Dinas memberikan langkah yang tepat untuk semua pedagang diikutsertakan dalam kegiatan pemberdayaan tersebut agar tidak terjadi kecemburuan sosial lagi. Lha wong semua yo pengen ikut untuk peningkatan kualitas produk agar bisa lebih laku untuk dijual tapi kok hanya sebagian yang diikutsertakan”. (Wawancara, 2 April 2011)
Bapak Paldi salah satu pedagang di Night Market Ngarsopuro
yang sudah mengikuti pemberdayaan juga mengatakan :
“pihak Dinas seharusnya mengikutsertakan semua pedagang karena mereka semua ingin mengikuti kegiatan pemberdayaan. Lha kita disini sama-sama ingin meningkatkan ilmu dan mencoba melakuan inovasi baru untuk produk kami yang nantinya berimbas kepada peningkatan penjualan produk kita mas”. (Waawancara, 1 April 2011) Kurang meratanya pedagang yang diikutsertakan untuk kegiatan
pemberdayaan UMKM memang faktor penghambat yang sering terjadi
karena setiap melakukan pemberdayaan pasti ada sebagian pedagang
yang tidak diikutsertakan. Dari faktor penghambat tersebut kembali lagi
kepada masalah dana yang kurang. Hal ini disampaikan oleh Bapak
Vitriaman selaku Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta :
“dana memang sangat penting mas karena untuk mengatasi faktor-faktor penghambat yang lainnya contohnya seperti kurang meratanya pedagang dalam keikutsertaan dalam kegiatan pemberdayaan. Kita dari pihak Dinas pasti melakukan pemberdayaan jika ada dana. Pada intinya ada dana kita bergerak untuk melakukan keseluruhan pemberdayaan UMKM”. (Wawancara, 1 April 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Strategi Pemberdayaan
UMKM oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta dalam Peningkatan
penjualan produk, dapat ditarik kesimpulan yaitu:
1. Strategi pemberdayaan UMKM oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Surakarta dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk terdiri dari tiga
tahapan, meliputi penyadaran, pengkapasitasan, dan pemberian daya.
Tahapan pemberdayaan tersebut dilaksanakan dengan strategi dari dinas
yang sudah ditentukan guna meningkatkan penjualan produk di Night
Market Ngarsopuro yaitu meliputi Memfasilitasi terciptanya wirausaha
baru untuk menekan pengangguran dan kemiskinan, Pendampingan usaha
dan manajemen bagi UMKM, Peningkatan kualitas SDM melalui diklat,
Peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam Negeri
dan Luar Negeri, Penyelenggaraan Temu usaha Kemitraan antara UMKM
dengan Pengusaha Besar, dan Peningkatan kualitas produk kerajinan.
2. Dari hasil penelitian enam strategi yang sudah dilaksanakan oleh Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta untuk meningkatkan penjualan
produk UMKM di Night Market Ngarsopuro secara umum dapat
disimpulkan bahwa terdapat empat strategi yang sudah cukup berhasil
dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM yaitu strategi memfasilitasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
terciptanya wirausaha baru untuk menekan pengangguran dan kemiskinan,
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui diklat,
peningkatan pemasaran melalui pameran dan misi dagang di dalam Negeri
dan Luar Negeri, peningkatan kualitas produk kerajinan. Strategi tersebut
dinilai cukup berhasil karena hampir keseluruhan kegiatan sudah
dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM kepada para pedagang di
Night Market Ngarsopuro. Selain itu juga terbukti dengan penjualan
produk dari UMKM Night Market Ngarsopuro mencapai Rp. 35.000.000
(Januari-Juni 2011) dari empat strategi tersebut dan tiga tahapan
pemberdayaan dalam peningkatan penjualan produk dibanding tahun
sebelumnya tahun 2010 dengan penjualan produk sebesar Rp. 25.000.000.
Tahapan penyadaran, pengkapasitasan, dan pemberian daya masing-
masing ditujukan kepada para pedagang melalui strategi Dinas Koperasi
dan UMKM. Sedangkan strategi yang dinilai belum berhasil dilaksanakan
oleh Dinas Koperasi dan UMKM adalah strategi Pendampingan Usaha dan
Manajemen bagi UMKM dan Penyelenggaraan temu usaha kemitraan
antara UMKM dengan pengusaha besar. Pada strategi Pendampingan
Usaha dan Manajemen bagi UMKM dikarenakan belum adanya
pendampingan usaha dan manajemen bagi UMKM secara khusus karena
pihak Dinas Koperasi hanya mendampingi untuk memonitoring dan
melakukan absensi saja, dan monitoring tersebut dilakukan Dinas
Koperasi dan UMKM yang bekerjasama dengan SKPD lainnya dalam
berjualan, pada strategi penyelenggaraan temu usaha kemitraan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
UMKM dengan pengusaha besar dikarenakan Belum pernah berjalan
dalam kegiatan yang sudah dilakukan sejak tahun 2010 sampai sekarang
belum ada respon atau tanggapan dari pengusaha besar yang dituju seperti
Carrefour dan Batik Danar Hadi.
3. Dalam strategi pemberdayaan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Surakarta terdapat faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor
penghambat diantaranya Keterbatasan dana, Terbatasnya sarana dan
prasarana penunjang yang persebarannya kurang merata dan kurang
memadai, dan Kurang meratanya pedagang yang diikutsertakan dalam
kegiatan pemberdayaan UMKM. Sedangkan faktor pendukung
diantaranya Adanya partisipasi pedagang yang setuju dan Bekerjasama
dengan instansi lain dan lembaga-lembaga lain seperti bahasa inggris
student one.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka ada beberapa saran
dalam pemberdayaan UMKM Night Market Ngarsopuro dalam meningkatkan
penjualan produk, antara lain:
1. Hendaknya dilakukan sosialisasi secara menyeluruh, kontinyu, dan
bertahap untuk mengikuti semua program yang dilaksanakn oleh Dinas
Koperasi dan UMKM Kota Surakarta kepada seluruh pedagang Night
Market Ngarsopuro, dengan begitu semua pedagang mampu menguasai
informasi dan meningkatkan ketrampilam mereka program pemberdayaan
yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
2. Dibutuhkannya integrasi dan koordinasi yang solid antara Satpol PP dan
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta beserta Night Market
Ngarsopuro untuk menciptakan suasana yang kondusif.
3. Seharusnya Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta berhak
mengintervensi dengan masalah kemitraan yang belum terjalin sampai pada
saat ini antara UMKM Night Market Ngarsopuro dengan pengusah besar,
karena peran dari Dinas selalu dibutuhkan sampai dengan tujuan yang telah
ditentukan
4. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta seharusnya melengkapi meja
dan kursi karena banyak perlengkapan tersebut dibawa oleh pedagang yang
sudah keluar, serta untuk masalah pembiayaan bongkar pasang tenda
seharusnya di gratiskan karena untuk memperkecil pengeluaran pedagang
UMKM di Night Market Ngarsopuro.