STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20368888-MK-Arina...
Transcript of STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20368888-MK-Arina...
1
UNIVERSITAS INDONESIA
STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA : INDUSTRI PARIWISATA
UNTUK WISATAWAN MUSLIM DI JEPANG
MAKALAH NON-SEMINAR
ARINA PRAMUDITA
1006714720
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
PROGRAM STUDI JEPANG
DEPOK
JANUARI 2014
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
2
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
3
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
4
Strategi Pemasaran Pariwisata : Industri Pariwisata untuk Wisatawan
Muslim di Jepang
Arina Pramudita dan Didit Dwi Subagio
Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,
Indonesia
Abstrak
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi di Jepang. Berdasarkan target yang
diinginkan pemerintah untuk mendatangkan wisatawan asing 25 juta di tahun 2020, industri pariwisata Jepang
mulai memberikan perhatian terhadap wisatawan muslim. Penelitian ini membahas mengenai industri pariwisata
Jepang yang meningkatkan upaya menarik wisatawan muslim. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi
analisis dengan tinjauan pustaka sebagai sumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa industri
pariwisata Jepang mampu menyesuaikan antara penawaran dan permintaan wisatawan muslim sebagai upaya
menarik wisatawan asing ke Jepang sebagai pasar potensial. Menyesuaikan penawaran dan permintaan tersebut
dengan cara meningkatnya fasilitas dan kesadaran Jepang untuk menyesuaikan dengan peraturan Islam untuk
kenyamanan wisatawan muslim selama berada di Jepang. Dengan terpenuhinya kenyamanan untuk wisatawan
muslim, maka dapat membuka kesempatan yang lebih besar untuk mencapai target di tahun 2020.
Tourism Marketing Strategy : Tourism Industry for Muslim Tourists in Japan
Abstract
Tourism has been importance as one of sectors enhacing economic growth in Japan. According to the
government’s goal of attracting 25 million tourist by 2020, Japanese tourism industry is beginning to pay
attention to muslim tourists. This article is about Japanese tourism industry boosting efforts to attracts muslim
tourists. This article using descriptive-analytical method and literature review as a sources. The result shows
that Japanese tourism industry was able to adjusts between supply and demand from muslim tourists as an
efforts to attract muslim tourist to Japan as a big potential target. The balance between supply and demand
accompanying with increasing facility and mindful that related Islam law to make muslim tourists more
comfortable. And have a big chace to reach the target in 2020.
Keyword : facility; foreign tourists; Japanese tourism industry; marketing; muslim tourists
Pendahuluan
Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam perekonomian. Berdasarkan laporan
yang dikeluarkan oleh WTTC (World Travel and Tourism Council) terhadap 184 negara, total
kontribusi dari pariwisata terhadap PDB sebesar 9,1% di tahun 2011, kemudian meningkat di
tahun 2012 sebesar 9,3% dan diramalkan akan kembali meningkat hingga 9,4% di tahun 2013.
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
5
Hal tersebut menunjukkan kontribusi pariwisata yang diperhitungkan dalam meningkatkan
pendapatan negara.
Perekonomian Jepang merupakan salah satu perekonomian yang maju, dengan penggeraknya
di bidang perdagangan dan industri, selain dua hal tersebut, pariwisata pun berperan dalam
perekonomian Jepang. Hal tersebut sesuai dalam Travel and Tourism: Economy Impact 2013
yang dibuat oleh WTTC, pariwisata secara langsung menyumbang 2,1% (¥10,182.3m) dari
PDB (Pendapatan Domestik Bruto) di tahun 2012 dan diramalkan meningkat hingga 2,2%
(¥10,370.5m) ditahun 2013. Selain itu, proyeksi untuk tahun 2023 sebesar 2,2% (¥12,022.0m).
Oleh karena itu, untuk memenuhi target 2020, Jepang semakin meningkatkan kemampuannya
di bidang pariwisata.
Dalam masa perkembangan pariwisatanya, Jepang mengalami penurunan yang tajam. PDB
yang berasal dari pariwisata tahun 2011 adalah yang terburuk dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir, yaitu 2.1% (dibawah ¥10,000.0m). Selain itu dari jumlah wisatawan asing yang
sebelumnya menjadi wisatawan utama menjadi menurun, seperti wisatawan Cina yang
menurun 33% akhir Oktober karena permasalahan teritorial Sino-Jepang yang memanas.
Upaya yang dilakukan Jepang untuk meningkatkan kembali pariwisatanya adalah mencari
wisatawan potensial lainnya.
Salah satu pasar potensial yang belakangan ini dilirik oleh Jepang adalah wisatawan muslim.
Hal tersebut terlihat pada persentase wisatawan muslim yang meningkat dalam artikel “Japan
Sees Big Potensial Asian Muslim Tourist” yang ditulis oleh Mutsuko Murakami di New
Straits Times, bahwa wisawatan asal Indonesia 40% dan Malaysia 66%. Kedua negara
tersebut merupakan negara yang mayoritas beragama muslim. Berdasarkan peningkatan
jumlah wisatawan muslim tersebut, pariwisata Jepang menyadari wisatawan muslim adalah
pasar potensial yang baru. Namun, untuk mendukung wisatawan muslim untuk berkunjung
masih terkendala dengan terbatasnya fasilitas-fasilitas untuk muslim. Hal itu menjadi salah
satu rintangan dalam menjalankan sebuah pariwisata, karena seorang muslim memiliki
beberapa batasan, salah satunya batasan tentang makanan yang harus sesuai dengan syariat
(hukum) Islam.
Jepang mulai menawarkan fasilitas untuk muslim tersebut tidak terlepas untuk mendukung
kebijakan Jepang yang menargetkan jumlah wisatawan asing sejumlah 25 juta pada tahun
2020. Berdasarkan hal tersebut, apabila fasilitas untuk muslim meningkat, maka hal itu dapat
mempengaruhi jumlah kedatangan wisatawan muslim. Oleh karena itu, penelitian ini
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
6
membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan industri pariwisata Jepang dalam
‘menyambut’ wisatawan muslim.
Tinjauan Teoritis
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Pariwisata sebagai Industri
yang dikemukakan oleh S.G. Soekadijo dalam buku Anatomi Pariwisata (1996). Ia
mengungkapkan mengenai pandangan industri dalam pariwisata. Ia membuat dua peran utama
dalam industri pariwisata, yaitu :
1. Konsumen dalam industri pariwisata adalah wisatawan yang mempunyai kebutuhan
dan permintaan yang harus dipenuhi, sehingga wisatawan akan bertransaksi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Terdapat tiga permintaan wisatawan yang patut
dipenuhi, yaitu:
1.1 Motif perjalanan
Motif perjalanan menunjukkan adanya atraksi wisata yang diberikan, seperti obyek
wisata, misalnya museum, pertunjukan, taman hiburan, dan sebagainya.
1.2 Kebutuhan dan Perjalanan
Hal ini berkaitan dengan bidang jasa, yaitu kegiatan dan fasilitas untuk kebutuhan
hidup para wisatawan, seperti fasilitas hotel, restoran, tour-guide, dan sebagainya.
1.3 Angkutan
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan menyediakan sarana transportasi, baik
transportasi darat, udara, ataupun laut.
2. Produsen dalam industri pariwisata adalah gabungan dari sektor-sektor pariwisata
yang memberi kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen. Kebutuhan konsumen
yang diberikan, seperti:
2.1 Atraksi Wisata
Atraksi wisata mencakup wisata alam, budaya, dan atraksi lainnya. Atraksi tersebut
dikelola oleh produsen sebagai daya tarik untuk menarik wisatawan.
2.2 Jasa Wisata
Jasa wisata memberikan jasa dalam mendukung kebutuhan dari wisatawan, usaha di
bidang jasa mencakup penginapan, restoran, ataupun biro perjalanan.
2.3 Angkutan Wisata
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
7
Jasa transportasi yang diberika produsen untuk mecapai lokasi wisata yang dituju oleh
wisatawan. Angkutan wisata adalah salah satu kebutuhan yang utama dalam
mendukung pariwisata.
3 Pemasaran digunakan untuk mempertemukan produsen terhadap konsumen sebagai
upaya produsen menginformasikan produknya. Pertemuan antara konsumen dan
produsen tersebut telah membuat pariwisata menjadi sektor industri.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan tinjauan pustaka yang
berupa bahan tertulis. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan, dengan maksud untuk menemukan
unsur-unsurnya, kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan (Nyoman Kutha Ratna,
2004:53). Tinjauan pustaka sebagai data yang dianalisi diperoleh dari laporan-laporan situs
resmi pemerintah Jepang, organisasi pemerintahan, artikel, buku, jurnal dan website dengan
rentang waktu yang digunakan adalah tahun 2010-2013. Data-data tersebut kemudian
dianalisis dengan pendekatan kualitatif.
Wisatawan Muslim sebagai Pasar Potensial
Wisatawan merupakan aktor utama dalam industri pariwisata, mereka yang menjadi target
utama penyedia jasa untuk menawarkan produk-produk pariwisata. Berdasarkan data yang
diperoleh dari JNTO, terjadi penurunan dari wisatawan asing yang datang ke Jepang pada
tahun 2010 hingga akhir September 2013. Wisatawan asing yang datang ke Jepang pada tahun
2010 sejumlah 8,611,175, kemudian terjadi penurunan hingga menjadi 6,218,752 di tahun
2011 karena bencana, di tahun 2012 jumlah wisatawan asing kembali meningkat sebesar
8,358,105, dan tahun 2013 dengan periode Januari-September sejumlah 7,731,400 wisatawan
asing.
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
8
Gambar 1. Wisatawan Asing di Jepang 2010-2013
Sumber : JNTO (telah diolah kembali)
Dari jumlah wisatawan asing pada tahun 2011 yang sekitar 6 juta-an, terdapat tiga negara asal
wisatawan yaitu Cina, Taiwan, dan Korea yang jika dijumlah lebih dari 40% wisatawan asing
di Jepang. Kemudian disusul Eropa dan Asia Tenggara, seperti dalam gambar berikut:
Gambar 2. Wisatawan Asing Berdasarkan Asal Negara 2011
Sumber : Japan Tourist Agency
Namun, penurunan yang terjadi di tahun 2011 dikarenakan bencana gempa bumi dan tsunami
sehingga membuat industri pariwisata terancam. Penurunan wisatawan tersebut tidak
berlangsung lama, karena di tahun 2012 sudah mulai terlihat peningkatan wisatawan asing
yang berkunjung. Akan tetapi, pemberitaan di tahun 2013 dengan permasalahan pulau antara
Cina - Jepang yang kembali memanas membuat beberapa beberapa bulan di tahun 2013
mengalami penurunan salah satu wisatawan utama, yaitu wisatawan asal Cina. Pada Mei dan
Juni 2013 jumlah wisatawan Cina dilihat dari JNTO 2013, wisatawan yang datang berjumlah
81,571 (Mei) dan 98,996 (Juni), penurunan tersebut bermula pada bulan April 2013 karena
0
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
2010 2011 2012 2013*
Wisatawan Asing
*periode Januari – September 2013
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
9
kepulauan sengketa yang disebut Jepang sebagai Senkaku dan oleh Cina disebut Daiyou
mulai diberitakan.
Penurunan wisatawan yang berakibat menurunnya PDB negara Jepang membuat industri
pariwisata mulai mencari sumber wisatawan asing. Dan yang menjadi target wisatawan asing
adalah wilayah Asia Tenggara. Secara tidak langsung, di wilayah Asia yang mayoritas
menganut Islam, hal tersebut bisa dilihat jumlah muslim di wilayah asia, lihat gambar
berikut :
Gambar 3. Populasi Muslim Berdasarkan Regional 2010
Sumber : Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life
Apabila Jepang ingin menarik wisatawan asal Asia yang khususnya Malaysia dan Indonesia
yang merupakan negara dengan mayoritas muslim. Maka, kemungkinan besar menjadi
peluang industri Jepang untuk menarik wisatawan muslim dari berbagai belahan dunia, karena
jumlah muslim di dunia sekitar 23.2% penduduk dunia.
Gambar 4. Persentase Agama yang Dianut di Seluruh Dunia
Sumber : Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
10
Selain itu, target yang diinginkan pemerintah di tahun 2020 untuk mendatangkan wisatawan
adalah salah satu alasan Jepang mengapa wisatawan muslim menjadi wisatawan potensial,
karena jumlah wisatawan muslim yang berlimpah. Di tahun 2020 ada kegiatan besar, yaitu
Olympic Games. Pekan olahraga yang akan diikuti 204 komite dari berbagai ras menjadi
alasan Jepang untuk mempersiapkan fasilitas yang mendukung kenyamanan selama Olympic
Games berlangsung. Salah satunya, fasilitas yang membuat seorang muslim nyaman selama
berada di Jepang.
Wisatawan dalam Industri Pariwisata Jepang
Wisatawan merupakan pasar potensial memberikan pengaruh terhadap penyedia jasa, karena
wisatawan adalah tokoh utama dalam industri pariwisata. Wisatawan dapat pergi ke tempat
wisata manapun sesuai dengan keinginannya. Untuk mendatangkan wisatawan, penyedia jasa
perlu berinovasi agar dapat menarik wisatawan.
Wisatawan memiliki berbagai macam permintaan sesuai dengan keinginannya, seperti motif
perjalanan yang diinginkan, kebutuhan perjalanan yang sesuai, dan transportasi yang
dikehendaki oleh wisatawan. Hal tersebut terangkum dalam permintaan wisatawan sebagai
komsumen yang mempengaruhi penawaran.
Menurut McIntosh dalam buku Anatomi Pariwisata karya R.G. Soekadijo mengklasifikasikan
motif-motif perjalanan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1. Motif fisik, yaitu motif yang dihubungkan dengan kebutuhan badaniah, seperti
olahraga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya. Contohnya kegiatan mendaki di gunung
Fuji atau bermain ski di Hakuba.
2. Motif budaya, yaitu wisatawan yang mengunjungi tujuan wisata untuk mempelajari
kebudayaan bangsa lain: musik, tarian, ataupun kehidupan sehari-harinya. Setap hari,
apabila cukup lama tinggal di Jepang, maka kehidupan sehari-hari orang Jepang akan
terlihat bagaimana bersikap.
3. Motif interpersonal, yaitu motif yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu
dengan keluarga, teman, berkenalan dengan orang-orang tertentu, ataupun melihat
tokoh-tokoh terkenal. Apabila diperhatikan, motif ini termasuk dalam event
attractions, yaitu hanya sesekali dan kemudian ditinggalkan. Contohnya seperti konser,
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
11
wisatawan yang tujuannya hanya untuk melihat idolanya tampil dan kemudian hari
wisatawan tersebut pulang.
4. Motif status, yaitu motif yang muncul dari individu berdasarkan prestise. Motif ini
sangat berpengaruh pada seseorang jika tinggal dilingkungan yang menjunjung status.
Wisatawan yang memiliki motif ini melakukan wisata hanya sebagai kegiatan untuk
dibanggakan.
Sesudah motif perjalanan ditentukan oleh wisatawan, maka wisatawan menentukan dimana
lokasinya dia akan tinggal. Hal itu berarti merujuk pada permintaan tempat tinggal sementara
di tempat wisata. Kebutuhan bagi wisatawan muslim selain yang utamanya untuk beristirahat
selama berwisata adalah tempat ibadah dan makan halal. Wisatawan dapat menyeleksi
penginapan yang menurutnya tidak sesuai dengan keinginannya. Contohnya wisatawan
muslim akan memilih penginapan yang sudah memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan
seorang muslim, seperti tempat ibadah, penunjuk arah sholat, dan makanan yang disajikan
dengan halal. Permintaan wisatawan muslim yang sesuai dengan hukum (syariat) islam
tersebut yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa.
Angkutan atau transportasi adalah permintaan wisatawan yang utama untuk mendukung
mobilitas wisatawan menuju lokasi yang dituju. Wisatawan akan memilih transportasi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya. Transportasi yang fungsinya sebagai perantara satu
lokasi ke lokasi lainnya dipergunakan oleh wisatawan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya,
bagi seorang muslim, penerbangan yang ingin dia tempuh adalah dari Jakarta menuju Osaka,
karena di Osaka, wisatawan muslim tidak perlu khawatir untuk mencari tempat beribadah
(sholat) karena sudah disediakan dan juga restoran bersertifikat halal sudah meningkat di
bandara tersebut, salah satunya U-Don yang berada di terminal 1 Bandara Kansai.
Gambar 5. Restoran dengan Sertifikat Halal di Bandara Kansai Sumber : kansai International Airport
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
12
Pariwisata Jepang sebagai Industri
Pariwisata sebagai sebuah industri dapat dilihat dari kegiatan perekonomian yang tercantum
pada total kontribusi. Total kontribusi dilihat pada pendapatan yang diperoleh dari tiga
kontribusi. Kontribusi pertama diperoleh dari kontribusi direct yang meliputi hotel, bandara,
agen travel, dan tempat hiburan. Kedua, indirect yang meliputi investasi, pelayanan, dan
pembelian barang. Terakhir, induced yang meliputi pekerja yang berada dalam industri
pariwisata. Oleh karena itu, perputaran uang yang berada dalam seluruh kegiatan pariwisata,
seperti hotel, pelayanan, tempat wisata, dan sebagainya adalah indikasi pariwisata sebagai
sektor industri.
Total kontribusi terhadap PDB di tahun 2012 adalah ¥31,882.6m (6,7% dari PDB) dan
diperkirakan sampai akhir 2013 terjadi peningkatan sebesar 1.5% dan meningkat hingga tahun
2023 hingga memperoleh ¥35,539.7m bisa dilihat pada gambar berikut :
Gambar 6 Total Kontribusi Pariwisata Jepang Terhadap PDB 2012
Sumber : WTTC Travel & Tourism Economic Impact 2013
Kontribusi pariwisata dalam pertumbuhan ekonomi Jepang adalah salah satu yang terbesar. Di
peringkat dunia (yang terdiri dari 184 negara), Jepang berada pada posisi 3 dengan total
kontribusinya sepanjangnya tahun 2012 adalah US$399.4m, di peringkat pertama Amerika
dengan jumlah kontribusi US$1348.0m dan disusul Cina di peringkat kedua dengan
kontribusi US$756.6m. Hal tersebut bisa dilihat dalam tabel berikut:
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
13
Tabel 1 Peringkat Negara Berdasarkan Total Kontribusi Pariwisata Terhadap PDB 2012
Sumber : WTTC Travel & Tourism Economic Impact 2013
Berdasarkan pada perolehan pendapatan dari industri pariwisata tersebut, Jepang semakin
meningkatkan kemampuannya di bidang pariwisata. Dalam menjalankan industri pariwisata,
stategi utama dalam meningkatkan pariwisata adalah harus memiliki modal kepariwisataan,
yaitu daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata. Selain itu,
penyedia pariwisata harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan, serta
memenuhi permintaan wisatawan dalam upaya meningkatkan jumlah wisatawan yang datang.
Hal tersebut bisa dimulai dengan memenuhi dimensi pariwisata.
Dimensi Pariwisata di Jepang
Menurut Robert Christie Mill dalam buku Tourism The International Business terdapat empat
dimensi utama dalam pariwisata yang mendukung adanya industri pariwisata, seperti:
a. Atraksi
Atraksi adalah hal yang dapat menarik orang untuk datang ke sebuah tempat
tujuan wisata. Atraksi dapat digolongkan menjadi site attractions dan event attractions.
1.1 Site attractions merupakan daya tarik fisik yang permanen dengan lokasi yang
tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di daerah tujuan wisata seperti taman
bermain, kuil, dan museum. Contohnya di Tokyo terdapat Tokyo Disneyland,
Tokyo Skytree, Museum Ghibli, Kuil Sensoji, dan sebagainya.
1.2 Event attractions adalah atraksi yang berlangsung sementara dan lokasinya dapat
berubah atau berpindah dengan mudah seperti festival-festival, pameran, atau
pertunjukan-pertunjukan kesenian. Atraksi bisa berupa keindahan alam, budaya,
sejarah, dan hiburan. Di Jepang atraksi yang ada, seperti keindahan alam, jika
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
14
musim semi bunga sakura bermekaran, selain itu ada pula sejarah, mulai dari
berbentuk museum hingga bangunan aslinya. Festival budaya pun turut menjadi
atraksi yang menarik untuk dilihat, seperti matsuri, yaitu pujian dan ungkapan
terimasih kepada dewa atau disebut festival bagi Shinto, akan tetapi bagi
wisatawan asing, matsuri merupakan festival rakyat yang memiliki daya tarik.
Contoh dari event attraction adalah Sanja Matsuri, Tokyo Anime Fair, Kanda
Matsuri, Tokyo Motor Show, dan sebagainya
Selain dibagi berdasarkan lokasi, atraksi dibagi juga berdasarkan waktu, yaitu atraksi penahan
dan atraksi penangkap. Atraksi penahan adalah atraksi yang membuat wisatawan dapat
tinggal di tempat tujuan dalam waktu yang lama dan dapat dinikmati berkali-kali, contohnya
ketika berada di Tokyo, wisatawan akan memesan hotel untuk beberapa lama agar bisa
berkeliling. Sebaliknya atraksi penangkap adalah atraksi yang dapat sekali dinikmati,
kemudian ditinggalkan wisatawan. Contohnya, jika berada di Tokyo, wisatawan mengunjungi
Disneyland seharian, kemudian wisatawan akan pergi ke atraksi yang lainnya.
Jika wisatawan muslim bermaksud berwisata secara histori-religi, di Jepang lebih tepatnya di
Kobe terdapat masjid pertama yang selesai dibangun pada tahun 1935. Masjid tersebut
didirikan oleh pedagang asal turki. Masjid Kobe dapat menjadi salah satu site attraction untuk
dikunjungi. Selain itu ada pula masjid di Shibuya, Tokyo yang bernama Tokyo Camii yang
dibangun 1938, masjid ini pun dibuat oleh imigran Turki.
Gambar 7 Masjid Tertua yang Berada di Jepang
Sumber: Japan Travel Guide for Muslim Visitors
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
15
b. Fasilitas
Atraksi yang dapat membuat wisatawan datang perlu didukung dengan fasilitas untuk
melayani wisatawan selama berada disana. Perbedaan jarak dan keadaaan lingkungan dan
fasilitas itu adalah tempat menginap, restoran, pelayanan pendukung, dan infrastruktur.
Fasilitas cenderung berorientasi pada daya tarik di suatu lokasi karena fasilitas harus terletak
dekat dengan obyek utamanya. Fasilitas yang diutamakan jika wisatawan muslim berkunjung
adalah tersedianya tempat untuk beribadah. Berdasarkan artikel “Bandara Jepang Siap
Sediakan Mushola dan Makan Halal” yang ditulis oleh DDHKNews (Dompet Duafa
Hongkong News) yang meyebutkan bahwa salah satu bandara di Jepang sudah ada yang
memberikan fasilitas beribadah untuh muslim, yaitu Bandara Kansai dan kemungkinan akan
ditambah lagi di bandara-bandara lainnya.
“…Kami berencana untuk menjadikan bandara pertama di Jepang yang ramah
kepada Muslim,” ungkap Akihisa Tabe, pemimpin umum dari departemen
pemasaran komersial dan manajemen retail di New Kansai International
Airport Co. Bandara ini berencana untuk membuka dua mushola lagi, yang
akan siap untuk digunakan pada Maret 2014 mendatang…“
(http://www.ddhongkong.org/bandara-jepang-siap-sediakan-mushola-dan-makanan-halal/)
Selama tinggal di tempat tujuan wisata, wisatawan memerlukan tidur, makan dan minum oleh
karena itu sangat dibutuhkan fasilitas penginapan. Dan kenyamanan bagi wisatawan muslim
adalah tersedianya restoran yang halal dan tempat yang nyaman untuk beribadah. Fasilitas
yang nyaman bagi wisatawan muslim semakin banyak, beberapa diantaranya dapat dilihat di
tabel berikut :
Tabel 2 Penginapan yang Memiliki Fasilitas bagi Muslim di Hakuba
Sumber : Muslim Friendly Project
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
16
Selain fasilitas penginapan, fasilitas penting selanjutnya adalah tersedianya makanan halal.
Fasilitas yang ditawarkan oleh penyedia pariwisata adalah restoran yang halal. Dalam artikel
“Kansai Airport to Increase Muslim-Friendy Service” yang ditulis oleh Kazuki Kimura bahwa
di bandara Kansai sudah memiliki restoran bersertifikat halal, salah satunya adalah Sanuki
yang sudah mendapat sertifikat halal.
“..Kesadaran akan seorang muslim memiliki aturan dalam kebutuhan
pangan, bandara merencanakan untuk meningkatkan makanan halal, kata
operator bandara. Makanan halal akan disediakan di ruang tunggu pada
bulan September, sementara itu restoran di bandara akan meningkatkan
penyajian makanan sesuai dengan hukum Islam. Restoran Sanuki Udon
sudah mendapat sertifikat halal pada bulan Juli. Pada bulan November, 16
restoran memiliki menu yang tidak menggunakan unsure babi dan
alcohol…” (http://ajw.asahi.com/article/economy/business/AJ201308250032)
c. Transportasi
Dasar dari pariwisata adalah keinginan untuk melakukan perjalanan ke tempat berbeda, iklim
yang berbeda, dan pemandangan yang berbeda. Karena ada kebutuhan tersebut, penting
adanya transportasi untuk sampai ke sana dengan kenyamanan pula.
Oleh karena itu, kemajuan dunia transportasi sangat dibutuhkan karena sangat menentukan
jarak dan waktu dalam suatu perjalanan pariwisata. Transportasi baik transportasi darat, udara,
maupun laut merupakan suatu unsur utama. Transportasi darat yang terkenal ada shinkansen.
Transportasi udara yang diberikan untuk wisatawan juga sangat baik. Informasi dalam
transportasi seperti ketepatan jadwal juga menjadi pendukung untuk wisatawan merasa
nyaman yang sedang berkunjung.
Beberapa agen perjalanan merujuk bandara Kansai sebagai salah satu bandara utama bagi
calon wisatawanya. Sehingga, penerbangan ditujukan untuk mendarat di Kansai yang sudah
memiliki fasilitas yang nyaman untuk muslim.
Transportasi sebagai kebutuhan pariwisata dapat menunjang lokasi atraksi yang lain, salah
satunya di Prefektur Yamanshi yang disebutkan dalam artikel “ Prefektur Yamanshi, Tempat
Wisata Khusus Muslim di Jepang” dalam Asatunews sebagai tempat yang nyaman untuk
muslim, namun untuk menuju kesana tidak bisa langsung, akan tetapi perlu menggunakan
transportasi lain, seperti mobil atau kereta.
“…Yoshinori menambahkan, meskipun belum ada penerbangan langsung dari
Jakarta menuju Yamanshi, namun, daerah yang khas dengan Gunung Fuji
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
17
tersebut dapat dicapai dengan kereta selama satu setengah jam dari Tokyo atau
dua jam dengan mobil…”
(http://www.asatunews.com/berita-9869-perfektur-yamanshi-tempat-wisata-khusus-muslim-di-jepang.html)
d. Keramahtamahan
Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal memerlukan kepastian
jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan asing yang memerlukan gambaran tentang
tempat tujuan wisata yang akan mereka datangi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan
perlindungan harus disediakan dan juga keramahtamahan tenaga kerja wisata perlu
dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman selama perjalanan wisata.
Bagi wisatawan muslim yang menggunakan jasa agen perjalanan, mereka sudah memiliki
pemandu wisata yang tentunya mengetahui lokasi-lokasi wisata, serta dapat membantu
wisatawan muslim untuk memenuhi permintaannya, seperti memberi informasi dimana
tempat beribadah dan makanan halal di sekitar daerah wisata.
Namun, bagi wisatawan muslim yang berwisata tanpa bantuan pemandu wisata akan menjadi
terhambat, oleh karena itu dibutuhkan keramahtamahan dari para pekerja yang berada di
dalam industri pariwisata untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan
muslim.
Upaya yang dilakukan untuk menyiasati wisatawan muslim yang melakukan perjalanan tanpa
pemandu adalah dengan memperkenalkan hal-hal yang umum menyangkut pribadi seorang
muslim, seperti tempat beribadah (sholat) dan makan halal (tanpa mengandung babi dan
alkohol). Hal tersebut diperkenalkan oleh pihak AJC (Asean-Japanese Center) kepada pekerja
di industri pariwisata, seperti dalam kutipan artikel “Japan Eyes Muslim Tourist Market”
berikut :
“…AJC sudah memberikan seminar bahwa tidak sulit untuk menjamu
seorang turis muslim di Jepang, katanya. Contohnya, jika operator tur
tidak menyediakan makanan halal untuk turis, yang umumnya tidak
tersebar luas di Jepang, mereka menyarankan untuk menyediakan
restoran halal, seperti restoran yang tidak menggunakan bahan dari babi,
ujarnya. AJC pun merencanakan untuk memperkenalkan produk halal
kepada pengusaha Jepang. Operator hotel sudah diberitahukan untuk
menyediakan tempat ibadah untuk muslim dan diberitahukan arah
untuk beribadah (kiblat)..
(http://globalnation.inquirer.net/87313/japan-eyes-muslim-tourist-market)
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
18
Strategi Pemasaran Terhadap Wisatawan Muslim
Dalam ilmu ekonomi, manusia yang melakukan perjalanan menggunakan konsep homo
economicus, yaitu makhluk yang perilakunya bersifat ekonomik, maka pariwisata dapat
dijadikan ‘barang’ yang dijual. Tempat obyek wisata sebenarnya juga tempat kegiatan
pemasaran pariwisata Pembangunan obyek wisata yang sesuai dengan motif wisatawan
berarti penawaran (supply) yang tepat dengan permintaan (demand) wisatawan sebagai
konsumen. Stategi pemasaran yang digunakan adalah dengan mempromosikannya dan
mempubikasikannya.
Promosi merupakan salah satu komponen bauran pemasaran. William J. Staton memberikan
definisi, “Promotion is an exercise in information, persuasion, and communication” (Buchari
Alma, 2002:135). Jadi, kegiatan promosi yang diadakan adalah usaha untuk memperbesar
daya tarik produk terhadap konsumen, akan tetapi produknya tersebut lebih disesuaikan
dengan permintaan konsumen. Contohnya, jika wisatawan ingin pergi ke Disneyland maka,
wisatawan tersebut akan mencari informasi yang berhubungan dengan Disneyland, baik itu
mendapatkan brosur.
Promosi dibedakan menjadi promosi langsung dan tidak langsung. Promosi langsung
dilakukan oleh lembaga yang bersangkutan dengan pemasaran, contohnya pada website
tokyodisneyresport.jp yang memberikan peta yang dapat diunduh seperti Tokyo Disneyland.
Sedangkan promosi tidak langsung melalui agen-agen perjalanan ataupun orang-orang yang
berpengaruh, apabila melalui agen perjalanan, pada umumnya sudah dipaketkan segala
kegiatannya.
Selain itu, promosi dari orang yang sudah pernah ke tempat tersebut akan lebih dipercaya,
karena wisatawan yang sudah pernah pergi ke tempat itu sudah mengalaminya sendiri,
dibandingkan promosi yang hanya diketahui sepihak oleh penawar produknya. Berikut
gambar promosi tidak langsung, di dalamnya berisi kan lokasi wisata yang menarik dan
restoran-restoran yang halal.
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
19
Gambar 8. Japan Travel Guide for Muslim Visitor
Sumber : JNTO
Selain promosi, publikasi merusaha menciptakan permintaan dengan cara menonjolkan
kesesuaian produk wisata dengan permintaan. Tujuan pokok dari publikasi adalah memancing
reaksi pasar, menggerakan calon konsumen agar mencari produk yang ditawarkan. Publikasi
dibagi menjadi 3 cara, yaitu :
1. Publikasi langsung, yaitu publikasi yang menggunakan leafet dan brosur perjalanan
yang memberikan rincian perjalanan wisata yang ditawarkan, lengkap dengan rute,
atraksi, hotel, dan harganya.
Gambar 9. Jadwal Tur Makanan oleh Muslim Friendly Tour
Sumber : Muslim Friendy Tour
2. Publikasi dalam media massa, yaitu dengan memanfaatkan media massa, baik
di koran maupun televisi. Baik agen perjalanan maupun penyedia produknya
langsung dapat memanfaatkan media massa untuk melancarkan bisnisnya.
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
20
3. Publikasi intern, yaitu publikasi yang didasarkan pada pengalaman wisatawan
yang sudah berkunjung, kemudian menceritakannya, sehingga secara tidak
langsung menjadi kegiatan publikasi. Publikasi intern pun berkolaborasi
dengan publikasi media massa. Beberapa koran di Indonesia menyediakan
kolom bagi wisatawan yang ini membagi pengalamannya di tempat wisata.
Promosi maupun publikasi keduanya adalah cara mendistribusikan produk pariwisata ke pasar
terutama dengan bentuk pariwisata. Pemasaran adalah tempat dimana penawaran (supply)
bertemu dengan permintaan (demand), yaitu penyedia jasa yang menawarkan produknya
sesuai dengan tren yang ada di masyarakat dan wisatawan yang akan mencari informasi
tentang tujuan wisatanya akan bertemu dengan penyedia jasa melalui promosi dan publikasi
yang ada.
Penutup
Ditahun 2013 ini, Jepang mulai menargetkan wisatawan muslim menjadi salah satu
wisatawan potensional. Hal itu dikarenakan untuk meningkatkan wisatawan asing, yang di
tahun sebelumnya terfokus pada Amerika Serikat, Eropa dan Asia Timur. Dengan
ditargetkannya wisatawan muslim tersebut, Jepang mulai menyadari fasilitas-fasilitas yang
dapat memberikan kenyamanan untuk wisatawan muslim. Kemudian, di tahun 2013 mulailah
industri pariwisata Jepang bergerak untuk menyambut wisatawan muslim. Peningkatannya
berupa fasilitas umum, seperti mushola sudah dibangun di bandara Kansai, selain itu,
restoran-restoran bersertifikat halal semakin meningkat. Hal tersebut diwujudkan untuk
memenuhi permintaan pasar wisatawan muslim yang sekita 10% dari total wisatawan asing
yang berkunjung ke Jepang.
Penyedia jasa pariwisata didukung oleh pemerintah dan mulai bekerjasama dengan agen-agen
perjalanan di beberapa negara. Promosi yang dilakukan oleh salah satu asosiasi dengan
pemerintah adalah menerbitkan travel-guide khusus muslim, agen perjalanan pun mulai
banyak menawarkan rencana halal tour –sebutan untuk tur bagi wisatawan muslim-, dan
artikel-artikel yang membantu kegiatan pemasaran pariwisata muslim pun sudah banyak yang
menulisnya.
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
21
Strategi pariwisata yang dilakukan industri pariwisata Jepang sudah baik dengan melihat
segmentasi yaitu pengelompokkan yang berdasarkan motif dan lokasi asal wisatawan. Setelah
segmentasi sudah diperoleh maka target pasar mulai dibidik, seperti wisatawan muslim yang
menjadi pasar potensial, sehingga industri pariwisata mempersiapkan fasilitas yang ramah
terhadap muslim. Setelah itu melakukan pemasaran, baik melalui promosi agen travel
ataupun publikasi, hal tersebut menjadi salah satu strategi untuk menawarkan pariwisata
terhadap konsumennya. Namun, untuk meningkatkan industri pariwisata itu sendiri
dibutuhkan kemampuan dari industri penyedia produk pariwisata untuk selalu berkembang
agar bisa mengikuti selera pasar hingga target yang diharapkan dapat terwujud, yaitu target 25
juta wisatawan asing di tahun 2020.
Daftar Pustaka
Buku:
Buchari, Alma. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Herbert, Jean. (2011). Shinto at the Fountain-Head. New York: Routledge
Ratna, Nyoman Kutha. (2004). Teori, Metode, dan teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Soekadijo, R.G. (1996). Anatomi Praiwisata: Memahami Pariwisata sebagai “Systemic
Linkage”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Dokumen Online:
Japan National Tourism Organization. (2010). Foreign Visitor and Japanese Departures.
Tokyo : JNTO
.(2011). Foreign Visitor and Japanese Departures. Tokyo : JNTO
.(2012). Foreign Visitor and Japanese Departures. Tokyo : JNTO
.(2013). Foreign Visitor and Japanese Departures. Tokyo : JNTO
Japan Travel Agency.(2013). General Information of Tourism Statistics in Japan. 8 Januari
2014
https://www.mlit.go.jp/common/000991725.pdf
Murakami, Mutsuko. Japan Sees Big Potensial in Asian Muslim Tourist. 23 November 2013
http://www.nst.com.my/opinion/columnist/japan-sees-big-potential-in-asian-muslim-
tourists-1.228222
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014
22
New Kansai International Irport Company, Ltd. Aiming to be the first Muslim-friendly airport
in Japan. 2 Desember 2013.
http://www.kansai-airport.or.jp/en/pdf/muslim.pdf
World Travel & Tourism Council. (2013). The Economic Impact of Travel & Tourism 2013.
London: World Travel & Tourism Council
Artikel Jurnal:
Fanggidae, Apriana H.J. (2006). Strategi Pemasaran Pariwisata : Segmentation, Target Market,
Positioning dan Marketing Mix. Usahawan,01,44-52.
Media Cetak:
Nisa, Nova Auliatun. (Mei 2013). Inovasi Terkini di Industri Perjalanan : Tamasya Halal.
Halo Jepang! Publikasi dalam Kelompok The Daily Jakarta Shinbun.
Strategi pemasaran ..., Arina Pramudita, FIB UI, 2014