STRATEGI PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN DALAM...
-
Upload
truongkhue -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of STRATEGI PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN DALAM...
STRATEGI PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN DALAM PEMBERDAYAAN ANAK ASUH DI YAYASAN MASJID JAMI
BINTARO JAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Iin Nurhayati
NIM 106054002039
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M/1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul ” STRATEGI PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN DALAM PEMBERDAYAAN ANAK ASUH DI YAYASAN MASJID JAMI BINTARO JAYA”. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, tanggal 17 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 17 Juni 2010
Sidang munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota
Drs. Study Rizal Lk, M.Ag Wati Nilamsari, M.Si NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19710520 199963 2 002
Anggota
Penguji I Penguji II
Dr. Asep Usman Ismail, M. Ag Wati Nilamsari, M. Si NIP. 19600720 199103 1 001 NIP. 19710520 199963 2 002
Pembimbing
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd NIP. 19640212 199703 2 001
STRATEGI PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN DALAM
PEMBERDAYAAN ANAK ASUH DI YAYASAN MASJID JAMI
BINTARO JAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat
untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Iin Nurhayati
NIM. 106054002039
Di bawah bimbingan
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd
NIP. 19640212 199703 2 001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M/1431 H
i
ABSTRAK
IIN NURHAYATI Strategi Pemberdayaan Anak Asuh di Panti Asuhan “Baiturrahman” Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya Kemiskinan dan kemerosotan moral maupun spiritual merupakan indikasi keputusasaan dan tidakberdayaan anak-anak termasuk anak asuh ini harus disikapi dengan baik, sebab setiap masalah yang menyentuh kehidupan anak dalam jumlah besar akan berdampak tidak menguntungkan bagi kehidupan bangsa dan negara secara keseluruhan di masa datang. Masalah kesejahteraan anak asuh yang cenderung menunjukan perkembangan ke arah yang semakin luas dan kompleks, memerlukan berkelanjutan upaya penanganan masalah anak asuh telah banyak dilakukan, baik lembaga pemerintah dan lembaga non pemerintah. Daerah Bintaro, Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya mendirikan sebuah lembaga sosial yang khususnya menangulangi masalah anak asuh atau dhua’fa yang bernama Panti Asuhan Baiturrahman yang memberikan pelayanan sosial terhadap anak asuh. Yang meliputi pembinaan fisik, mental, kemandirian maupun pelatihan keterampilan. Strategi pemberdayaan anak asuh melalui kemandirian agar dapat merubah dan mengembangkan kemampuan dan keahlian mereka, pada pentingnya suatu karya yang berguna dan bermanfaat serta dapat membuat anak-anak asuh bisa berlatih hidup mandiri dalam berperilaku, berbahasa serta mempunyai jiwa yang kreatif.. Penelitian ini bertujuan memahami strategi pemberdayaan anak asuh disekitar Panti Asuhan Baiturrahman yang dilakukan Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya. Penelitian ini difokuskan melalui program kemandirian. Penelitian dilakukan denngan menggunakan pendekatan kualitatif (pemahaman, pandangan, dan tanggapan). Data tersebut diperoleh melalui metode wawancara dan observasi secara langsung terhadap kegiatan kemandirian anak asuh di Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya ini. Temuan di lapangan menunjukan, Strategi pemberdayaan yang digunakan oleh Panti Asuhan adalah dalam pemberdayaan anak asuh melalui pelayanan pada strategi pengembangan bidang pendidikan, bidang keagamaan, bidang fisik dan bidang bantuan sosial. Dalam pelaksanaan kemandirian anak asuh ditemukan bahwa anak dapat mengembangkan potensi dan kemampuan mereka di luar pendidikan sekolah yang bermanfaat untuk dirinya serta dapat merubah pola pikir mereka dengan manfaat sumberdaya dan pelayanan sosial di sediakan Panti Asuhan, dan mendorong anak asuh dalam meningkatkan kemandirian mereka dengan mempunyai mental, fisik, dan modal keahlian untuk melanjutkan kehidupan mereka setelah keluar dari Panti Asuhan atau di kemudian hari.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
karunia dan nikmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi
yang berjudul “Strategi Pemberdayaan Anak Asuh Di Panti Asuhan
Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya” ini dapat terselesaikan.
Dengan selesainya naskah skripsi ini ucapkan terima kasih yang tak terhingga
penulisan samapikan kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd selaku pembimbing dan Ketua Jurusan
Pengembangan masyarakat Islam yang dengan sabar memberikan
petunjuk, arahan serta bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku penasehat akademik dan Sekertaris
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang senantiasa memberikan
wejang-wejangannya kepada penulis ketika kuliah sampai selesainya
skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan
ilmunya.
5. Ayah ( Armat ) dan Ibu ( Cicih S ) yang telah memberikan do’a, cinta, dan
kasih saying, serta dorongan selama menjalankan pendidikan dasar hingga
kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga kepada kakaku Lili
Waliyudin dan adikku Intan Permatasari.
6. Kepala Panti dan pengurus Panti Asuhan serta para anak asuh, terima
kasih atas bantuan dan informasi dan data-data yang diperlukan penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
iii
7. Pimpinan dan segenap karyawan perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, dan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Untuk Susilo Isamanto yang selalu mendukung dan mensupport serta setia
meluangkan waktunya hingga selesainya skripsi ini.
9. Semua sahabat-sahabat PMI, Khususnya angkatan 2006 yang telah
bersama penulis selama emapt tahun dalam duka gembira.
10. Teman-teman kost yang telah memberikan keramiaan dikala sepi,
kegembiraan dikala sedih, dan semangat dikala putus asa (Ochi, Eni, Uun,
Lia, Rika, Listi, Maya).
11. Untuk Yanis Sarohmah yang selalu bersama dalam membuat skripsi.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah
membantu skripsi ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan tersebut di atas.
Skripsi ini tentu saja jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis dengan senang
hati menerima kritik dan saran demi perbaaikan. Akhirnya semoga skripsi ini
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya serta memiliki banyak manfaat bagi
semua. Semoga amal bapak dan ibu dan saudara-saudaraku sekalian mendapatkan
imbalan dan pahala yang berlimpah dari Allah SWT.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6
D. Metodelogi Penelitian ......................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 12
F. Sistematika Penulisan ......................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi .............................................................. 15
B. Pengertian Pemberdayaan ................................................... 24
C. Pengertian Anak Asuh ......................................................... 46
D. Pengertian Kemandirian ...................................................... 48
BAB III GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN
A. Latar Belakang Berdirinya Panti ......................................... 57
B. Visi dan Misi ........................................................................ 66
C. Tujuan ................................................................................. 67
D. Struktur Organisasi Panti ..................................................... 67
v
E. Program-program Kegiatan Panti ....................................... 68
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan ................................................................................ 74
B. Analisis ................................................................................ 86
C. Hasil Program ..................................................................... 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 97
B. Saran .................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 100 LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam memberikan tempat dan perhatian yang tinggi kepada anak-anak,
prinsipnya anak-anak di dalam Islam adalah amanah sekaligus karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang diberikan Allah kepada setiap manusia. Amanah
tersebut harus kita pelihara dengan baik, karena di dalam diri anak terdapat
harkat, martabat, dan hak untuk hidup dengan layak. Anak juga sebagai
potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, agama, dan
keluarga. Memiliki posisi yang sangat strategis dalam menjamin
kelangsungan eksistensi kehidupan manusia di masa depan. Artinya, kondisi
anak pada saat ini sangat menetukan masa depan bangsa di masa yang akan
datang, kebutuhan anak-anak baik kebutuhan fisik, sosial maupun mental
rohaniyah, harus terpenuhi agar tumbuh menjadi generasi yang berkualitas.1
Anak-anak dari kaum miskin atau dhu’afa yang ada di Indonesia
merupakan bagian dari komponen masyarakat yang mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dengan anggota masyarakat yang lain untuk
memperoleh pendidikan yang layak. Kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sejatinya dapat diberikan kepada
mereka, baik melalui pemerintah atau pun melalui kelompok masyarakat
1 Jurnal Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial (Jakarta:
Pusat Pelatihan Kesejahteraan Sosial Badan pelatihan dan Pengembangan Sosial Departement Sosial Republik Indonesia 2005) h.42
1
2
yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada kelompok sosial yang kurang
beruntung tersebut di atas.2
”Anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar serta memperoleh
perawatan, pelayanan, asuhan, dan perlindungan yang bertujuan untuk
mewujudkan kesejahteraannya. Anak juga berhak atas peluang dan dukungan
untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri dan kemampuannya.
Namun tidak semua keluarga dapat memenuhi seluruh hak dan kebutuhan
anak, disebabkan oleh krisis ekonomi, kemiskinan dan menurunnya
kegairahan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, maupun semakin
keringnya spiritualitas adalah merupakan indikasi keputusan dan
ketidakberdayaan anak-anak akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok
kehidupan anak”.3
Krisis ekonomi telah mempengaruhi kehidupan dan daya beli keluarga-
keluarga, yang akhirnya juga berdampak kepada pendidikan anak-anak.
Sebagian besar anak-anak Indonesia telah kehilangan kesempatannya sebagai
anak-anak bahkan kesulitan ekonomi keluarga dapat mengancam masa depan
mereka bila mereka tidak memperoleh pendidikan yang semestrinya, padahal
pendidikan sangatlah penting bagi mereka terutama untuk memperbaiki
kondisi perekonomian keluarga. Sekalipun pemerintah merencanagkan
2 Owin Jamasy, Keadilan Pemberdayaan dan Penanggulangi Kemiskinan, (Jakarta:
Belantika, 1998), h. 28 3 Triyanti, Maria April Anny, Pemberdayaan Anak Jalanan, DKI Jakarta (UI Indonesia
Program Studi Sosiologi, 2002) h. 3
3
program wajib belajar Sembilan tahun dan telah mengurangi beban biaya
pendidikan dan disebagian besar pemerintah daerah telah menggratiskan
uang sekolah mereka. Dalam undang-undang juga tertulis bahwa pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.4
Walaupun pemerintah dan sejumlah pemerintah daerah telah mengurangi
beban biaya pendidikan peserta didik, realitasnya tidak sedikit di antara anak-
anak dari keluarga yang kurang mamapu justru terabaikan dan belum bisa
terjamah oleh kebijakan tersebut, untuk itu kita saksikan masih banyak anak-
anak yang belum mendapatkan, mengikuti atau melanjutkan pendidikan.
Selain pendidikan secara formal, anak-anak yang berusia dibawah 16 tahun
yang semsetinya masih harus diperhatikan memperoleh asuhan dari orang
tuanya, karena berbagai alasan terjebak kedalam kondisi keterlantaran.
Banyak orang tua mengalami pemutusan hubungan kerja. Sementara
harga-harga barang pun meningkat tinggi. Agar dapat mempertahankan
kehidupan ekonomi keluarga sebagian orang tua membolehkan anak-anak
mereka masuk ke panti asuhan. Karena ketiadaan biaya.5
4 Undang-undang No 2, Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003Baba II pasal 2
5 Departemen sosial RI Derektorat Jenderal Bida Kesejahteraan Sosial dan Di derektorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia Tunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, 1999, h. 1
4
Panti Asuhan “Baiturrahman” Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya
menangkap realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat tersebut sebagai
sebuah peluang untuk membantu masyarakat dengan memberikan perhatian
yang lebih komprehensip bagi pendidikan sebagian anak yang belum
memiliki kesempatan memperoleh pendidikan sebagaimana mestinya, yaitu
membantu memberikan pembinaan dan kesempatan menempuh pendidikan
bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu atau dhu’afa. Atas dasar kondisi
dan pemikiran tersebut di atas, maka maka Yayasan Masjid Jami’ Bintaro
Jaya mendirikan lembaga sosial yang memiliki perhatian untuk menjawab
masalah tesebut di atas, yaitu dengan mendirikan Panti Asuhan yang diberi
nama Panti Asuhan “Baiturrahman” Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya
dengan berpola pendidikan yang terlah direncanakan sesuai dengan visi misi
yang telah dibuat.
Pernyataan tersebut menarik untuk dikaji dan dianalisi sekaligus yang
mendasari penulis untuk melakukan penelitian secara rasional dan objektif.
Panti Asuhan Baiturrahman ini adalah disini mereka mencoba membantu
anak anak yang kurang mampu khususnya kepada masyarakat yang ada
disekitar Panti Asuhan. Berdasarkan permasalahan sebagaimana disebutkan
diatas, untuk itu, penulis mengambil judul. “STRATEGI PANTI
ASUHAN BAITURRAHMAN DALAM PEMBERDAYAAN
5
ANAK ASUH DI YAYASAN MASJID JAMI BINTARO
JAYA”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah tersebut, agar dapat penelitian
ini terarah serta tidak melebar maka dari itu peneliti membatasi penelitian
ini pada strategi Panti Asuhan Baiturrahman pada aras mikro dan mezzo
dengan berbasis pemberdayaan anak asuh yang dilakukan oleh di Yayasan
Masjid Jami Bintaro Jaya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian ini pada:
1. Bagaimana Strategi Panti Asuhan Baiturrahman pada aras mikro,
mezzo dengan berbasis pemberdayaan anak asuh yang dilakukan di
Masjid Jami Bintaro Jaya?.
2. Bagaimana hasil yang telah dicapai Panti Asuhan Baiturrahman
dalam pemberdayaan anak asuh di Yayasan Masjid Jami Bintaro
Jaya?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui Strategi Panti Asuhan Baiturrahman
Pemberdayaan Anak Asuh di Panti Asuhan Batirrahman Masjid Jami
Bintaro Jaya.
b. Untuk mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapai Panti Asuhan
Baiturrahman dalam pemberdayaan anak asuh di Yayasan Masjid
Jami Bintaro Jaya.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka manfaat
penelitiannya adalah:
a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi
pengasuh panti asuhan cara pemberdayaan anak asuh dalam
meningkatkan kemandirian anak dan mencapai tujuan yang
maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan lembaga.
b. Dapat memberikan sumbangan dalam ilmu pendidikan khususnya
sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan.
7
c. Penelitian ini menjadi bekal bagi penulis untuk mengetahui cara-
cara meneliti nantinya.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yaitu untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian.6 Pendekatan yang digunakan karena beberapa
pertimbangan yaitu bersifat luwes atau fleksibel, tidak terlalu rinci, tidak
lazim mengidentifikasi suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi
perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar,
menarik, dan unik bermakna di lapangan.7
Pertimbangan penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena
penulis bermaksud meneliti secara mendalam, menyajikan data secara
akurat, dan menggambarkan kondisi sebenarnya secara jelas.
Selain itu, Melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat
menggambarkan dan menganalisis srtategi Panti Asuhan Baiturrahman
dalam pemberdayaan anak asuh di Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya.
6 Lexyi J. Moleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 6 7 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada),h.39
8
2. Waktu dan Tempat
Waktu Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 08 Februari 2010
sampai dengan tanggal 21 Mei 2010 di Panti Asuhan Baiturrahman.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Panti Asuhan Baiturrahman yang
terletak di Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya. Sedangkan objeknya
strategi Panti Asuhan Baiturrahman dalam pemberdayaan anak asuh di
Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya
4. Teknik Pengambilan Data
a. Wawancara
Yang dimaksud wawancara adalah metode pengumpulan data
dengan jalan Tanya jawab antara dua orang atau lebih secara
langsung. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
berdasarkan dari laporan verbal, pada wawancara ini terdapat dialog
yang dilakukan oleh penulis dengan yang diwawancara. Untuk
mendapatkan data yang objektif penulis mengadakan wawancara
kepada Ketua Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami
Bintaro Jaya yaitu bertanya gambaran umum Panti Asuhan
Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya. Dan Anak Asuh
bertanya mengenai seberapa tingkat kemandirian anak.
9
b. Observasi
Observasi yaitu untuk memperoleh dan mengumpulkan data
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan
secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang muncul dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena yang
diselidiki8. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan penelitian dalam pencatatan apa yang bisa dilihat
oleh mata, didengar oleh telinga, diraba oleh tangan dan kemudian
peneliti tuangkan dalam skripsi ini. Observasi ini dilakukan ketika
penulis berada di lokasi untuk melakukan observasi kurang lebih tiga
bulan ketika melakukan paraktikum kuliah pada bulan Oktober tahun
2009. Kemudian observasi dilanjutkan sebanyak satu kali selama
dalam penulisan skripsi, karena sebelumya penulis sering ke lokasi
bertemu dengan kepala panti dan anak-anak asuh.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data pendukung yang memperkuat data
primer yang di dapat dari sumber data yang berupa dokumentasi dan
lapangan. Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari
berbagai bentuk data tertulis yang berupa laporan pertanggung
jawaban pengurus yang ada di lapangan serta data-data lain dijadikan
8 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:
LPSP3-UI, !998). h. 62
10
bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan
untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan
majalah.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyusunan data agar bisa ditafsirkan,
dan memberikan makna pada analisis. Penafsiran hasil analisis data harus
melebihi atau mentransenden deskripsi. Model analisis yang dipakai dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa sasaran penelitian ini adalah kegiatan analisis data
meliputi kegiatan reduksi data, reduksi yaitu menganalisa sesuatu secara
keseluruhan kepada bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari
proses perkembangan sebelumnya yang lebih sederhana.9
Informasi dan keterangan yang ditemukan dalam penelitian ini
adalah menggunakan filed research (penelitian lapangan) dengan
menggunakan deskriptif (menggunakan data kualitatif).10 yaitu suatu
teknik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua
data yang diperoleh dari hasil temuan secara sistematis, lalu diklarifikasi
untuk kemudian di analisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk Bab III dan Bab IV.
9 Pius A Partanto M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994). H. 658
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineke Cipta, 1997), h. 245
11
Selanjutnya penyusunan skripsi ini dilakukan dengan mengacu pada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan
oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
6. Teknik Keabsahan Data
Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik
triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan anak asuh
yang dilakukan Panti Asuhan Baiturrahman Masjid Jami Bintaro Jaya
memalui program kemandirian.
b. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti
membandingkan jawaban yang diberikan oleh Panti Asuhan
Baiturrahman Masjid Jami Bintaro Jaya dengan jawaban yang
diberikan oleh kepala Panti Asuhan Baiturrahman yaitu bapak Jufri
Halim, M.Si.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diajukan peneliti memanfaatkan
dokumen atau data sebagai bahan perbandingan.
12
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini bermuara pada penulisan sebelumnya, yaitu
beberapa skripsi yang pembahasannya memiliki kesamaan tema dengan judul
yang penulis bahas, judul skripsi yang penulis maksudkan antara lain sebagai
berikut:
1. Judul skripsi, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kelompok
Swadaya Masyarakat (Kasus Implementasi di Lembaga Pengelola Zakat,
Infak, dan Sadakah (LP-ZIS) Ash-Shinaiyyah PT. Bukaka Teknik Utama
Tbk)”. Penulis Sunardi, Fakultas Dakwah dan Komuikasi, Jurusan
Pengembangan Masyarakat Isalam, tahun 2008. Hasil penelitian tersebut
lebih menitikberatkan pada lembaga pengelola Zakat, Infak, dan Sadakah
(LP-ZIS). Di mana pemberdayaan LPZiS adalah karyawan perusahaan
dengan mencoba mempraktekan kedermawanan mereka kepada
masyarakat yang dekat dengan perusahaan sekitar. Adapun kedekatan
penelitian tersebut dengan penulis skrpsi ini yaitu tentang Strategi
Pemberdayaan Masayarakt dan dapat mengembangkan kemampuan yang
mereka miliki bagi masyarakat sekitar.
2. Judul skripsi, “Pelaksanaan Program Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Keterampilan di Panti Sosial Asuhan Anak Putera Utama V
Duren Sawit Jakarta Timur”, Penulis Roudhotunnajah, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, tahun 2008.
13
Yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
penelitian tersebut adalah objek dan subjek penelitiannya.
3. Judul skripsi, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Dakwah KH.
Zaiduddin Amir di Baduy Luar Kecamatan Leuwidamar Lebak Bnaten”.
Penulis Cucun Sumiati, fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan
Pengembangan Masyarakat Isalam, tahun 2007. Hasil penelitian Cucun
Sumiati adalah pada perubahan masyarakat Baduy luar, di mana
masyarakat Baduy dengan diberi pengarahan melalui dawkah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah analisis
materi dalam penulisan skripsi, maka penulis menjelaskan dalam sistematika
penulisan. Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, setiap bab
dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, yang meliputi Pengertian Strategi, dimensi
strategi, faktor-faktor yang mempengaruhi startegi, Tahapan
Staregi, pengertian pemberdayaan, program dan proses
pemberdayaan, tahapan-tahapan pemberdayaan, pengertian anak
14
asuh, batasan anak asuh, pengertian kemandirian, ciri-ciri
kemandirian, faktok-faktor yang mempengaruhi kemandirian.
BAB III Gambaran Umum tentang Panti Asuhan Baiturrahman yang
meliputi; sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,
sarana dan prasarana.
BAB IV Temuan dan Analisis meliputi pelaksanaan strategi pemberdayaan
anak asuh pada aras mikro dan aras mezzo dengan berbasis bidang
pendidikan, bidang kerohanian, bidang fisik, dan bidang sosial.
Pada bab ini juga dijabarkan mengenai pelaksanaan anak asuh
dalam meningkatkan kemandirian, yakni meliputi tahapan
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelestarian program.
BAB V Penutup, meliputi kesimpulan atau dari pemikiran yang telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya serta saran penulis yang
tentunya didasarkan kepada hasil temuan dan analisis lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi
Menurut Sondang Siagian, Strategi adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan
perubahan lingkungan.1 Menurut Chandler, strategi adalah penuntun dasar
goals jangka panjang.2 Kemudian menurut Onong Uchjana, strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan.3
Sedangkan strategi menurut Steinner dan Minner adalah penempatan misi,
penetapan sasaran organisasi, dengan meningat kekuatan eksternal dan
internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk mencapai sasaran dan
memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama
organisasi akan tercapai.4
Sementara Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck menyatakan bahwa
strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan strategiperusahaan dengan tantangan lingkungan dan
1 Sondang Siagian, Analisys serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,
(Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), h. 17 2 Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFC,
1985), h. 9 3 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teory dan Praktek, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya. 1999), h. 32 4 George Steinner dan John Minner, Manajemen Startejik, (Jakarta: Erlangga, 2002),
h. 20
15
16
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.5
Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, strategi adalah keseluruhan
langkah (kebijaksanaan-kebijaksanaan) dengan perhitungan yang pasti guna
mencapai suatu tujuan atau untuk mengatasi suatu persoalan.6 Kemudian
menurut Ali Murtopo, strategi pada hakikatnya menjadi hal-hal yang
berkenaan dengan cara dan usaha masyarakat atau suatu bangsa untuk
mencapai tujuannya.7
Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk
menentukan mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari Kriteria yang
digunakan.
Tujuan pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai
dalam jangka panjang: seperti bertahan hidup, keamanan dan memaksimalkan
profit. Sasaran lebih nyata yaitu pencapaian hal-hal yang penting untuk
mencapai tujuan. Mencapai sasaran akan lebih mendekatkan pada tujuan.
Sasaran pada umumnya lebih spesifik dan harus dapat diukur dan biasanya
mencakup kerangka target dan waktu.
Strategi menyebutkan satu persatu hubungan penyebab dan hasil antara
apa yang dilakukan pelaku dan bagaimana dunia luar menanggapinya.
5 Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi ke -3 (Jakarta: erlangga, 1988), h. 12 6 Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, Teori dan Strategi Pembangunan
Nasional, (Jakarta: Haji MasAgung, cet. Ke -6, 1988), h. 13 7 Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta; CSIS, 1978), h.8
17
Strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang diinginkan.
Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisis stratejik dan statis
melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan
hasilnya tidak tepat atau pasti.
1. Dimensi Strategi
Berdasarkan pengertiannya diatas dapat dijelaskan bahwa strategi
memiliki beberapa dimensi yang perlu diperhitungkan dan diketahui untuk
mengurangi dampak elemen ketidakpastian dalam merumuskan dan
mengimplementasikan staregi tersebut antara lain :
a. Dimensi Keterlibatan Manajemen Puncak
Keterlibatan manajemen puncak merupakan keharusan, karena
hanya pada tingkat manajemen puncak akan tampak segala bentuk
implikasi berbagai tantangan dan tuntutan lingkungan internal dan
eksternal, pada tingkat manajemen puncaklah terdapat cara pandang
yang holistik dan menyeluruh.8 Selain itu hanya manajemen puncaklah
yang memiliki wewenang untuk mengalokasikan dana, prasarana, dan
sumber lainnya dalam mengimplementasikan kebijakan yang telah
diputuskan. Dimensi Waktu dan Organisasi Masa Depan
b. Dimensi Lingkungan Internal dan Eksternal
8 Sondang P. Siagian, Manajemen Startejik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 18
18
Dimensi lingkungan internal dan eksternal adalah suatu kondisi
yang sedang dihadapi yang berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan
rencana strategi yang berjangka panjang.9 Dalam kondisi tersebut,
manajemen puncak perlu melakukan analisis yang objektif agar dapat
menentukan kemampuan organisasi berdasarkan berbagai sumber
yang dimiliki.
Dengan demikian, manajemen puncak memahami terhadap
kondisi lingkungan internal dan eksternal bagi organisasi dan mampu
melakukan berbagai pendekatan juga teknik untuk merumuskan
strategi organisasi yang dipimpinnya.
c. Dimensi Konsekuensi Isu Strategi
Dalam mengimplementasikan strategi harus didasarkan pada
penempatan organisasi sebagai suatu sistem. Setiap keputusan startegi
yang dilakukan harus dapat menjangkau semua komponen atau unsur
organisasi, baik arti sumber daya maupun arti satuan-satuan kerja
tersebut dikenal, seperti departeman, divisi, biro, seksi, dan
sebagainya.10
9 Ibid, h. 157
10 Sondang P. Siagian, Manajemen Startejik, h. 23
19
2. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Strategi
Adapun beberapa faktor yang menjadi pendukung dalam
merumuskan strategi, agar suatu organisasi tetap eksis, tangguh
menghadapi perubahan, dan mampu meningkatkan efektivitas dan
produktifitas. Faktor-faktor tersebut antara lain : tipe dan struktur
organisasi, gaya manajerial, kompleksitas lingkungan eksternal,
kompleksitas proses produksi, dan hakikat berbgai masalah yang dihadapi.
a. Tipe dan Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai “lukisan interaksi,
aktivitas-aktivitas peranan, hubungan-hubunngan, dan hirarki tujuan
suatu organisasi”.11
Tipe dan struktur organisasi yang dipilih untuk digunakan harus
berhubungan dengan kepribadian organisasi tersebut, sebab setiap
organisasi pasti memiliki kepribadian yang khas. Dengan demikian,
dalam struktur organisasi harus terdapat beberapa unsur, antara lain
spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau
desentralisasi dalam pengambilan keputusan kerja dan ukuran kerja.12
b. Gaya Manajerial (kepemimpinan)
11 Abdul Syani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 133
12 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar manajemen Syariat, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2002), h. 131
20
Dalam teori kepemimpinan dikenal berbagai teologi
kepemimpinan, antara lain dalah tipe otokratik, paternalistik, laisez
faire, demokratik, dan kharismatik.13 Namun demikian, tidak ada satu
tipe yang sesuai dan dapat digunakan secara konsisten pada semua jenis
dan kondisi organisasi.
c. Kompleksitas Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak dinamis.
Gerakan dinamis tersebut berpengaruh pada cara mengelola organisasi
dan termasuk dalam merumuskan dan menetapkan strategi.14 Karena
tidak ada organisasi yang dapat membebaskan diri dari dampak
lingkungan eksternal, maka dinamika tersebut harus dikenali,
dianalisis, diperhitungkan demi mencapai tujuan dan sasaran
organisasi.
d. Hakekat masalaah yang dihadapi
Strategi merupakan keputusan dasar yang diambil oleh
manajemen puncak melalui berbagai analisis dan perhitungan terhadap
lingkungan internal dan eksternal organisasi. Karena itu, keputusan
13 Sondang P. Siagian, Manajemen Startejik, h. 32 14 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar manajemen
Syariat, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2002), h. 35
21
yang dambil oleh manajemen puncak akan menetukan kesinambungan
organisasi saat sekarang dan masa depan.15
3. Tahapan Strategi
Penerapan strategi suatu organisasi merupakan suatu proses yang
dinamis, agar terjadinya keberlangsungan dalam organisasi. Tahapan
tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan merupakan proses awal menetapkan
strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai yang
mempengaruhi kinerja lingkungan dan organisasi.
Secara garis besar analisis suatu organisasi mencakup dua
komponen pokok yaitu analisis lingkungan internal dan analisis
lingkungan eksternal. Adapun proses ini dikenal dengan analisis
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Theats).
Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan eksternal
suaatu organisasi adalah untuk mengidentifikasi peluang (opportunity) yang
harus segera mendapatkan perhatian serius dan pada saat yang sama
organisasi menentukan beberapa kendala ancaman (threats) yang perlu
diantisipasi.16 Hasil analisis SWOT akan menggambarkan kualitas dan
15 Amrullah dan Sri Budi Cantika, manajemen Startejik, (Yogyakarta: Graha Mada,
2002), h. 127 16 Ibid, h. 127
22
kuantifikasi posisi organisasi yang kemudian memberikan rekomendasi
berupa pilihan strategi generic serta kebutuhan atau modifikasi sumber daya
organisasi.17
a) Penetapan Misi dan Tujuan
Setiap organisasi macamnya pasti memiliki misi dan tujuan dari
organisasi itu. Misi dan tujuan ini menetukan arah mana yang akan dituju
oleh organisasi. Misi menurut pengertiannya, adalah suatu maksud dan
kegiatan utama yang membuat organisasi memiliki jati diri yang khas dan
sekaligus membedakannya dari organisasi lain yang bergerak dalam
bidang usaha yang sejenis.18 Tujuan adalah landasan utama untuk
menggariskan kebijakan yang ditempuh dan arah tindakan untuk mencapai
tujuan perusahaan.19
b) Perumusan Strategi
Perumusan strategi dalam hal ini adalah proses merancang dan
menyeleksi berbagai strategi yang pada hakikatnya menuntun pada
pencapaian misi dan tujuan organisasi. Strategi yang ditetapkan tidak
dapat lahir begitu saja. Diperlukan suatu proses dalam memilih berbgai
strategi yang ada.
17 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar manajemen
Syariat, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2002), h. 83 18 Sondang P. Siagian, Manajemen Startejik, h. 42 19 Amrullah dan Sri Budi Cantika, manajemen Startejik, h. 11
23
Menurut David Aeker, sebagaimana dikutif oleh Kusnadi terdapat
beberapa criteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau
memilih suatu strategi, yaitu:
1. Strategi harus tanggap lingkungan ekstenal.
2. Strategi melibatkan keunggulan kompetitif.
3. Strategi harus sejalan dengan strategi lainnya yang terdapat di dsalam
organisasi.
4. Strategi menyediakan keluwesan yang tepat terhadap bisnis dan
organisasi.
5. Strategi secara organisasional dipandang layak ( wajar ).20
Setelah memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah berikutnya
adalah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dalam tahap
pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan
kerja sama dari seluruh unit, tingkat, dan anggota organisasi.
Ada beberapa yang penting dalam mengimplementasikan strategi dalam
suatu organisasi, adalah sebagai berikut :
1. Sajikan citra yang baru.
2. Kurangi konflik dan tangani secara terbuka.
20 Kusnadi, Pengantar manajemen Strategi, (Malang: Universitas Brawijaya, 2001),
h. 215
24
3. Bentuk persekutuan dengan berbagai pihak.
4. Mulai “secara kecil-kecilan”.21
B. Pengertian Pemberdayaan
Menurut Person, pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang
menjadi cukup kuat berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, atas dan
memepngaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang
mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup lain yang
menjadi perhatiannya.22
Menurut Kartasasmita dikutip oleh Setiawan mendefinisikan bahwa
pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia
atau masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.23
Menurut Edi Soeharto mendefinisikan pemberdayaan adalah sebagai
tindakan sosial dimana penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri
dalam membuat perencanaan dan tindakan kolektif untuk memecahkan
21 Sondang P. Siagian, Teory Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi Alsara,2002),
h. 92-93 22 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003), h. 56 23 Setiawan, hari hariyanto, “Pengembangan Program Anak Jalanan melalui
Pendekatan Communty”, 2001. h. 67
25
masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan
dan sumberdaya yang dimiliki.24
Pemberdayaan berarti desentralisasi kekuasaan sehingga governance
yang sebenarnya dimiliki oleh setiap warga dalam kadar yang sama. Dapat
pula diartikan bahwa semua anggota masyarakat, ikut serta secara penuh
dalam membuat dan melaksanakan putusan-putusan yang diambil.25
Pemberdayaan masyarakat (Community development) adalah suatu
proses yang merupakan usaha masyarakat sendiri yang diintegrasikan dengan
otoritas pemerintah guna memperbaiki kondisi sosial ekonomi dan kultur
komunikasi, mengintegrasikan komunitas ke dalam kehidupan nasional dan
mendorong kontribusi komunitas yang lebih optimal bagi kemajuan
nasional.26
Pemberdayaan bisa diartikan juga sebagai perubahan kepada arah yang
lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan
upaya meningkatkan taraf kehidupan ke tingkat yang lebih baik.
Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang dmiliki. Tentunya dalam menentukan kea rah yang
24 Edi Soeharto, Pendampingan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin:
Konsep dan Strategi, dalam makalahnya yang disiapkan dan bacaan pelatih dalam meningkatkan kemampuan capacity building para pendamping sosial keluarga miskin pada proyek uji coba model pemandu di Lampung, jateng, dan NTB
25 Carunia Mulya Firdausy ed, Dimensi Manusia dalam Pembangunan Berkelanjutan, (Jakarta; LIPI, 1998), h. 12
26 Soetomo, Strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h. 79
26
lebih baik lagi.27 Menurut T. Handoko, pemberdayaan adalah suatu usaha
jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan
melakukan pembaharuan.28
Sekilas jika definisi tersebut diperhatikan memang terdapat perbedaan,
tetapi mengandung arti yang sama, oleh karena itu penulis mencoba
menyimpulkan mengenai batasan definisi pemberdayaan berdasarkan
informasi di atas sebagai berikut:
a. Pemberdayaan adalah mengembangkan dari keadaan tidak berdaya
menjadi berdaya.
b. Pemberdayaan dilakukan memlalaui proses yang cukup panjang dan
dilakukan secara kontinyu untuk menuju kea rah yang lebih baik.
c. Pemberdayaan bisa diartikan sebagaiperubahan yang lebih meningkat.
d. Pemberdayaan bisa diartikan sebagai pembangunan.
Jadi pemberdayaan adalah upaya mendorong (encourage), memberikan
motivasi dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
1. Pemberdayaan Anak
Pemberdayaan anak adalah upaya untuk mengembangkan diri dari
keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai
27 Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 19991). h, 15 28 T. Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE), h. 337
27
kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan terkait dengan upaya
meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik. Jadi pemberdayaan anak
adalah berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri
anak asuh untuk menggunakan daya yang dimilikinya agar mendapat
kehidupan yang lebih baik.
Pemberdayaan anak asuh adalah kegiatan dalam bentuk sosial,
budaya, ekonomi, politik, dan kemapanan masyarakat untuk meningkatkan
kekuatan, peranan dan keswadayaan masyarakat miskin dalam suatu
kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanannya.29
Pemberdayaan anak asuh merupakan langkah yang sangat penting
bagi upaya pengurangan penduduk miskin, upaya pemberdayaan anak
asuh merupakan kepedulian dalam kemitraan dan kesetaraan dari pihak
yang sudah maju kepada pihak yang belum berkembang. Dalam
pengertian itu pemberdayaan ini merupakan suatu proses ketergantungan
menuju kemandirian.
Pemberdayaan anak asuh sendiri merupakan upaya untuk
memandirikan anak asuh lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki. Konsep pemberdayaan ini sebagai suatu pemikiran, tidak
dapat terlepas dari paradigm pembangunan yang berpusat pada rakyat.
Paradigm pembangunan yang demikian memberikan kedaulatan kepada
29 Jules Siboro, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat melalui Program IDT dan Pengaruhnya
terhadap Ketahanan Nasional, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1998) h. 225
28
rakyat untuk menentukan pilihan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan
mereka masing-masing.
2. Ruang Lingkup Pemberdayaan Anak
a. Kognitif
Para ahli psikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber
kekuatan yang luar biasa dan dahsyat, yang tidak dimiliki oleh makhluk
lainnya. Mereka mengklasifikasi otak menjadi dua klasifikasi, yaitu otak
kiri dan otak kanan. Otak kiri berfungsi untuk menghafal dan mengingat,
logika atau berhitung, menganalisis, memutuskan dan bahasa. Sedangkan
otak kanan berfungsi untuk melakukan aktivitas imajinasi atau intuisi,
kreasi atau aktifitas, inovasi, dan seni. Secara umum, manusia yang
dilahirkan normal di dunia initelah diberikan Allah kemampuan-
kemampuan dasar tersebut. Tugas otak tersebut akhirnya adalah
melakukan kegiatan berfikir, yaitu berfikir untuk menghasilkan karya
nyata melalui bahasa, logika, intuisi, kreatifitasnya. Jadi, otak manusia
adalah sumber kekuatan manusia untuk menghasilkan karya melalui
proses berfikir, bahkan menurut David J Schwartz, berfikir positif dapat
mendatangkan mukjizat.
Menurut Agus Sujanto berfikir adalah gejala-gejala jiwa yang dapat
menetapkan hubunngan-hubungan antara ketahuan-ketahuan kita.30
30 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.56
29
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Kognitif adalah
kegiatan memperoleh ilmu pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu
melalui pengalaman sendiri.31
Dalam berfikir, kita menggunakan alat, alat itu adalah akal. Berfikir
adalah suatu proses diakletis. Artinya, selama kita berfikir, pikiran kita
mengadakan Tanya jawab dengan pikiran kita, untuk dapat meletakkan
hubungan-hubungan antara ketahuan kita itu dengan tepat. Pertanyaan
itulah yang member arah pikiran kita.
Proses-proses yang dilalui dalam berfikir adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan pengertian, artinya dari suatu masalah, pikiran kita
membuang ciri-ciri tambahan, sehingga tinggal ciri-ciri yang tipis
(yang tidak boleh tidak ada) pada masalah itu.
2) Pembentukan pendapat, artinya pikiran kita menggabungkan atau
menceraikan beberapa pengertian yang menjadi tanda khas dari
masalah itu.
3) Pembentukan keputusan, artinya pikiran kita menggabungkan
pendapat tersebut.
4) Pembentukan kesimpulan, artinya pikiran kita menarik keputusan dari
keputusan-keputusan yang lain.32
31 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Moderen English Press, 1991), h. 752
30
Proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan
dan pola berfikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh
pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati
dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatu beberapa kata menjadi satu
kalimat, menghafal sajak atau doa, memecahkan soal-soal matematika
pengalaman, merefleksikan peran merupakan proses kognitif dalam
perkembangan anak.
Perkembangan kognitif perlu dibedakan dengan perubahan dalam
arti belajar. Perekmbangan kognitif mengacu kepada perubahan-perubahan
penting dalam pola kemampuan berfikir serta kemahiran berbahasa, seperti
belajar cenderung lebih terbatas pada perubahan-perubahan sebagai hasil
darinpengalaman atau peristiwa yang relatif spesifik. Selain itu,
perubahan-perubahan yang dipelajari seringkali dipelajari dalam waktu
yang singkat, tetapi perkembanngan kognitif terjadi dalam kurun waktu
yang relatif lama. Perkembanngan kognitif anak dan pengalaman belajar
ini sangat erat kaitannya dan saling berpengaruh satu sama lain.
perkembangan kognitif anak akan menfasilitasi atau membatasi
kemampuan belajar anak, sebaiknya pengalaman belajar anak akan sangat
menfasilitasi perkembangan kognitifnya.
Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak terdiri dari atas
empat tahap yaitu:
32 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.57
31
a) Tahap Sensori-Motorik (0-2 tahun). Yang berperan adalah skema
motorik. Jadi anak harus berbuat atau melakukan sesuatu dahulu untuk
mengetahui sesuatu. Kalau kepalanya sudah terbentur dinding barulah
ia tahu bahwa dinding itu keras.
b) Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun). Anak sudah mengembangkan
skema simbolik (lisan dan kemudian tulisan). Anak cukup diberi tahu
secara lisan bahwa dinding itu keras, dengan sendirinya dia tidak akan
membenturkan kepalanya ke dinding.
c) Tahap Operasinal Kongkrit (7-11 tahun). Dalam usia sekolah dasar ini
anak sudah mampu memecahkan masalah-masalah yang kongkrit (dua
jeruk ditambah tiga jeruk menjadi lima jeruk). Selanjutnya, dia mampu
berprilaku di dalam kognisinya (menghitung, menambah, membagi,
mengalikan, mengenal nama-nama kota di peta buta dan sebagainya)
sehingga dia tidak perlu sungguh-sungguh berbuat sesuatu untuk
memecahkan suatu masalah. Misalnya, untuk menemukan kantor
kepala desa, dia tidak usah berjalan menyelusuri seluruh desa, tetapi
cukup membaca peta dan mengikuti peta tersebut samapi ke kantor
kepala desa.
d) Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas). Pada tahap ini orang
sudah mampu memecahkan masalah-masalah hipotesis dan dapat
berfikir deduktif (menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak atau
belum terjadi dalam kenyataan). Misalnya, “jika reactor nuklir bocor
32
apakah yang harus dilakukan pemerintah?” atau “jika seorang anak
tiga kali tidak naik kelas apakah yang harus dilakukan orang tuanya?”
Menurut Piaget, tahapan perkembangan kognitif itu adalah invariant
yaitu seragam atau sama saja bagi setiap orang dan tidak ada tahapan yang
dapat diloncati sebelum masuk ke tahap yang berikutnya, karena setiap
tahap adalah persiapan bagi tahap berikutnya.33
b. Emosi
Kata “emosi” berasal dari bahasa latin “emovere” yang artinya
“bergerak keluar”. Maksud emosi adalah untuk menggerakan individu
untuk menuju rasa aman dan pemenuhan kebutuhannya serta menghindari
sesuatu yang merugikan dan menghambat pemenuhan kebutuhan.34
Menurut buku karangan Netty Hartati dkk, emosi dapat didefinisikan
sebagai stirred up or aroused state of the human organization (emosi
merupakan suatu keadaan yang bergejolak dalam diri manusia).35
Emosi merupakan luapan perusahaan yang berkembang dan surut
dalam waktu yang cepat.36
33 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 78-79
34 Mohamad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h. 82 35 Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 89 36 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Moderen English Press, 1991), h. 393
33
Menurut Arnold, emosi adalah rasa dan atau perasaan yang membuat
kecendrungan yang mengarah terhadap sesuatu yang secara intuitif dinilai
sebagai hal yang baik atau bermanfaat atau menjauhi dari sesuatu yang
secara intuitif dinilai buruk atau berbahaya. Tindakan itu diikuti oleh pola-
pola perubahan fisiologis sejalan dengan mendekati atau menghindari
objek.37
Menurut Ary Ginanjar, kecerdasan emosi adalah kemampuan
merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya kepekaan
emosi secara sumber energy, informasi, koneksi dan pengaruh manusia.
“Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan oleh apa pun bagi otak
agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut
kreatifitas, kolaborasi, inisiatif dan transformasi, sedangkan penalaran
logis berfungsi mengatasi dorongan-doronngan yang keliru dan
menyelaraskannya dengan proses dan teknologi dengan sentuhan
manusiawi. Emosi juga salah satu kekuatan penggerak. Bukti-bukti
menunjukan bahwa nilai-nilai dan watak dasar seseorang dalam hidup
initidak berakal pada IQ, tetapi pada kemampuan emosional,” Integritas,
komitmen, konsistensi, ketulusan dan totalitas itulah yang dijadikan tolak
ukur kecerdasan emosi (EQ). kecerdasan emosi sebenarnya akhlak di
dalam Islam yang pernah diajarkan Rasullah 1.400 tahun lalu, jauh
sebelum konsep EQ diperkenalkan saat ini sebagai sesuatu yang dinamika
ESQ (Kecerdasan Emosi dan Spiritual).
37 Mohamad Surya, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h. 83
34
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak rencana
seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-
angsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu ke waktu.
Dapat dirangkum bahwa kecerdasanemosi dapat diartikan
kemampuan untuk mengenal, mengelola, dan mengekspresikan dengan
tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
serta membina hubungan dengan orang lain. Jelas bila seorang individu
mempunyai kecerdasan emosi tinggi, dapat hidup lebih bahagia daan
sukses karena percaya diri serta mampu menguasai emosi atau mempunyai
kesehatan mental yang baik.
Apabila emosi kuat, seringkat terjadi juga perubahan-perubahan pada
tubuh kita, antara lain:
a. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona.
b. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
c. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
d. Pernafasan : bernafas panjang bila kencang.
e. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
f. Liur : mongering bila takut dan tegang.
g. Bulu roma : berdiri bila takut.
h. Pencernaan : mencret-mencret.
35
i. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan
bergetar.
j. Komposisi darah : komposisi darah akan picut berubah dalam
keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.38
c. Spiritual
Spiritual adalah spirit atau murni.39 Penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa didasari pemahaman dan keyakinan bahwa sumber
IPTEK adalah dari Allah SWT, justru akan membuat manusia lebih
banyak melakukan ‘trial and error’. Pengembangan segi-segi kehidupan
sebagai rahasia untuk meraih sukses manusia, perlu disempurnakan oleh
faktor SQ (Spiritual Quotient), demi untuk kematangan kerohaniaan.
Kunci dan kamus dari konsep ESQ menurut Ary Ginanjar adalah
Asmaul Husna atau 99 nama dan sifat Allah SWT. “Maanusia diberi
wewenang untuk menggunakan haknya dari Allah SWT untuk mengurangi
keluasan samudera hakikat dari ilmunnya. Maka dengan meresapi ke-99
asma Allah tersebut, seorang manusia akan mampu menguatkan dirinya
kembali (reinforcement) sebagai titik tolak pembangunan dan pengesahan
kecerdasan emosinya. Denngan Asmaul Husna manusia berikhtiar untuk
38 Abdul Rahman Shaleh, Mubib abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 171 39 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power, (Jakarta:
Arga,2003), h. 51
36
menunjukan kebaikan dari kebenaran, kebenaran dari kebenaran dan
keindahan dari kebenaran milik-Nya.”
Di dalam islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi
dan spiritual seperti konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (tawadhu),
berusaha dan berbersih diri (tawakkull tawakal), totalitas (kaffah),
keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ikhsan) dan
ketulusan (sinceret), semua itu dinamakan Akhlakul Karimah.
Kecerdasan spiritual bersumber dari suara-suara hati, sedangkan
suara-suara hati ternyata sama persis dengan nama dan sifat-sifat Ilahiyah
yang telah terekam di dalam jiwa setiap manusia, seperti dorongan ingin
muji, dorongan ingin belajar, dorongan inngin bijaksana dan dorongan
lainnya.
Untuk meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) dapat ditempuh
dengan jalan menghayati serta mengamalkan agama, yaitu Rukun Iman
(Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada
Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Hari Kiamat
dan Iman kepada Qada dan Qadar) dan Rukun Islam (Membaca Dua
Kalimat Syahadat, Sholat Lima Waktu, Puasa di Bulan Ramadhan,
Membayar Zakat, Pergi Haji jika mampu).40
d. Keterampilan
40 Dadang Hawari, Al-Qur’an. Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), h. 232
37
Keterampilan atau life skills adalah berbagai keterampilan atau
kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berprilaku positif yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan
tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.41
Keterampilan atau life skills dapat dikelompokan dalam empat jenis
yaitu:
1) Keterampilan personal (personal skills) yang mencakup keterampilan
mengenal diri sendri, keterampilan berfikir rasional dan percaya diri.
2) Keterampilan sosial (social skills) seperti keterampilan melakukan
kerjasama, bertenggang rasa dan tanggung jawab sosial.
3) Keterampilan akademik (academic skills) seperti keterampilan dalam
melakukan penelitian, percobaan-percobaan denngan pendekatan
ilmiah.
4) Keteramilan vokasional (vocational skills) adalah keterampilan yang
berkaitan denngan suatu bidang kejuruan atau keterampilan tertentu
seperti di bidang pembengkelan, jahit-menjahit, peternakan, pertanian,
produksi barang tertentu.42
41 Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan hidup (Life Skills) Pendidikan Luar
Sekolah, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Nasional, 2003, h. 5
42 Pedoman Penyelenggaraan Program kecakapan Hidup (life skills) pendidikan Luar Sekolah, h. 7
38
Keempat kecakapan tersebut dilandasi oleh kecakapan spiritual
yakni keimanan, ketaqwaan, moral, etika dan budi pekerti yang baik
sebagai salah satu pengalamandari sila pertama pancasila. Denngan
demikian, pendidikan keterampilan atau life skills diarahkan pada
pembentukan manusia yng berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat dan
mandiri.
3. Progaram dan Proses pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai suatu program, dimana pemebrdayaan dilihat
dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang
biasanya sudah ditentukan jangka waktunya. Bila program selesai maka
danggap pemberdayaan sudah selesai dilakukan. Hal ini banyak terjadi
pada pembangunan berdasarkan proyek yang banyak dikembangkan oleh
lembaga-lembaga pemerintah, dmana proyek yang satu dengan yang
lainnya kadangkala tidak berhubungan, bahkan tidak saling mengetahui
apa yang sedang dikerjakan oleh bagian yang lain meskipun itu dalam
satu lembaga yang sama. Sedangkan pada beberapa organisasi non
pemerintrah kegiatannya tidak jarang juga terputus karena telah
berakhirnya dukungan dana dari pihak donor.
Proses pemberdayaan yang dikemukakan oleh Prijono, dan dkutip
oleh Rajuminropa, mengandung dua kecenderungan yaitu :
a. Kecenderungan primer, proses pemberdayaan yang menekankan
kepada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
39
kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih
berdaya. Proses ini dilengkapi denngan upaya membangun assaet
material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui
organisasi.
b. Kecenderungan sekunder, proses pemberdayaan yang menekankan
kepada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu
agar mempunyai kemampuan atau berdaya untuk menentukan pilihan
hidupnya melalui proses dialog.
Selanjutnya menurut Rubin (1992) “central to empowerment is
illingnessto challenge formal authority and to ascape dependency on
those in power”. Yang dikutip oleh Rajuminropa bahwa pendapat Rubin
diartikan bahwa pemberdayaan sebagai proses ataupun sebagai tujuan
pada dasarnya akan memunculkan keberanian pada individu atau
kelompok. Kondisi semula yang cenderung hanya menerima keadaan,
selanjutnya akan lebih berani bertindak untuk merubah keadaan. Bentuk
keberanian itu juga dapat merupakan kekuatan formal guna menghapus
ketergantunannya.43
Hogon seperti dikutip oleh Adi menggambarkan proses
pemberdayaan yang kesinambungan sebagai suatu siklus yang terdiri dari
lima tahap utama yaitu:
43 Rajuminropa, pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin, (Universitas Indonesia
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 2003), h. 43
40
1. Menghadirkan kembali pengalaman yang memberdayakan dan tidak
memberdayakan (recall dopowering/empowering experience).
2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan
pentidakberdayaan (discuss reasons for depowerment/empowerment)
3. Mengidentifikasi suatu masalah ataupun proyek (identify one
problem or project)
4. Mengidentifikasikan basis daya yang bermakna (identify usefull
power bases) dan
5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan
(develop and implement action plans).
Dari pernyataan di atas tergambar mengapa Hogan menyakini bahwa
proses pemberdayaan yang terjadi pada tingkat individu tidak, berhenti
pada suatu titik tertentu. Tetapi lebih merupakan sebagai upaya
berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang ada. Meskipun Hogon
memfokuskan tulisannya pada pemberdayaan individu, tetapi model
pemberdayaan yang bersifat on-going process tersebut bukan berarti
tidak dapat diterapkan pada level komunikasi.44
Proses pemberdayaan yang merupakan on-going process bukan
berarti meniadakan masalah, akan tetapi pemberdayaan tersebut
mempersiapkan struktur dan system dalam komunitas agar dapat
44 Adi Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 172
41
bersikap proaktif dan responsive terhadap kebutuhan komunitas dan
permasalahan yang ada dan dapat muncul dalam kumunitas tersebut.
4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan (empowerment) pada hakikatnya merupakan sebuah
konsep yang fokusnya adalah kekuasaan pemberdayaan secra subtansial
menurut Bagong Suyanto, merupakan proses memutus (break down) dari
hubungan antara subjek dan objek. Proses ini mementingkan pengakuan
subjek akan kemampuan akan daya yang dimiliki objek. Secara garis
besar, proses ini melihat pentingnya mengalirkan daya dari subjek ke
objek.45 Hasil akhir dari pemberdayaan adalah beralihnya fungsi individu
yang semula objek menjadi subjek baru, sehingga lahir relasi sosial yang
ada nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi antara subjek dengan
subjek yang lain.
Menurut Edi Suharto menyatakan bahwa dalam pemberdayaan
memiliki tiga aras pemberdayaan, yaitu aras Mikro, Mezzo dan Makro.46
a) Pemberdayaan Aras Mikro
Pemberdayaan sistem ini disebut juga sebagai strategi system
kecil yang memiliki cakupan keluarga dengan titik tekannya
45 Editor, Moh. Ali Aziz dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 169 46 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: Rcfika Aditama, 2005), h. 66
42
individu, salah satunya melalui bimbingan, konseling, manajemen
stress dan intervensi krisis.
Strategi mikro ini dilakukan sebagai kekecewaan tak kunjung
berfungsinya institusi publik di Negeri ini dalam memperjuangkan
aspirasi masyarakat. Itulah sebabnya, masyarakat lebih sering
bergerak sendiri-sendiri, atau jika harus bersama-sama.
b) Pemberdayaan Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensinya. Pendidikan dan pelatihan, dinamika
kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam
meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, dan sikap
agar masyarakat memiliki kemampuan memecahkan permasalahan
yang dihadapinya.
c) Pemberdayaan Aras Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar
dengan intervensi perumusan kebijakan, perencanaan sosial,
kampanye, Aksi sosial, lobby, pengorganisasian masyarakat.
Dari ketiga strategi di atas jika dilihat secara seksama sagmen
pemberdayaan itu terletak pada mezzo dan makro walau tidak
menutup kemungkinan merambah pada ranah mikro. Oleh
karenanya, penggunaan strategi pemberdayaan dalam program
43
pembangunan sosial mempunyai implikasi agar setiap kegiatan
yang diciptakan bermutu pada proses yang sifatnya partisifatif.
5. Tahapan- tahapan Pemberdayaan
Adapun upaya untuk pemberdayaan terdiri dari tiga tahapan yaitu:
a. Menciptakan suasana iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat itu berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya)
yang dapat dikembangkan.
b. Memperkuat potensi atau daya yang memiliki oleh masyarakat,
dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan
nyata, serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan
membuat masyarakat menjadi semakin berdayandalam
memanfaatkan peluang.
c. Memberdayakan juga mengandung arti menaggulanggi.47
Untuk lebih memperjelas rincian dari masing-masing tahap tersebut
akan diuraikan secara singkat tahap-tahap pemberdayaan yang
dimaksud yaitu:
1) Tahap Persiapan
47 Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,
(Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara), h. 165
44
Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya
ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu (a) penyiapan
petugas; dan (b) penyiapan lapangan; penyiapan petugas,
dalaam hal ini tenaga pemberdaya masyarakat yang biasa juga
dilakukan oleh community worker, dan penyiapan lapangan
merupakan persyratan suksesnya suatu program pemberdayaan
masyarakat yang pada dasranya diusahakan dilakukan secara
non-direktif.
2) Tahap Pengkajian
Proses pengkajian yang dilakukan disini dapat dilakukan
secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi dapat
juga melalui kelompok-kelompok masyarakat. Pada tahapan
ini petugas sebagai agen berusaha mengidentifikasikan
masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya
yang dimilki klien.
3) Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan
Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah secara
partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang
masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara
mengatasinya. Permasalahan yang ada masyarakaat diharpkan
dapat memikirkan beberapa alternative program dan kegiataan
yang dapat mereka lakukan.
45
4) Tahap Performulasian Rencana Aksi
Pada performulasian rencana aksi ini, diharapkan petugas
dan masyarakat dapat membayangkan dan menuliskan tujuan
jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut.
5) Tahap Pelaksanaan Program atau Kegiatan
Tahapan pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang
paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat,
karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan
dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada
kerjasama antara petugas dan warga masyarakat, maupun
kerjasama antar warga.pertenatngan antara kelompok warga
juga dapat menghambat pelaksanaan suatu program ataupun
kegiatan.
6) Tahap Evaluasi
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang
sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan
warga. Dengan keterlibatan warga pada tahapan ini diharapkan
akan terbentuk suatu system dalam komunitas untuk
melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam
46
jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk system
dalam masyarakat yang mandiri dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada.
7) Tahap Teminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara
formal dengan komunitas sasaran.48
C. Pengertian Anak Asuh
Anak asuh adalah anak yang diberi biaya pendidikan (oleh seseorang),
tetapi tetap tinggal pada oarng tuanya.49
Menurut Ardianus Khatib yang dikutif oleh Chuzaimah T. Yanggo dan
Hafiz Ansharya berpendapat bahwa anak asuh adalah anak yang digolongkan
dari keluarga yang tidak mampu, antara lain sebagai berikut:
a. Anak yatim atau piatu atau anak yatim piatu yang tidak memiliki
kemampuan ekonomi untuk bekal sekolah dan belajar.
b. Anak dari keluarga fakir miskin
c. Anak dari keluarga yang tidak memiliki tempat tinggal tertentu (tuna
wisma).
48 Adi Isbandi Rukminto, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002), h. 182-195 49Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, h. 41
47
d. Anak dari keluarga yang tidak memiliki ayah dan ibu dan keluarga dan
belum ada orang lain yang membantu biaya untuk bersekolah atau
belajar.50
Orang tua asuh tidak saja mengusahakan anak asuh untuk dapat
menyelesaikan pendidikan dasarnya saja, tetapi juga sebagai wujud gotong
royong menurut asas kekeluargaan dalam tatanan kehidupan berpancasila
secara konkrit juga ikut menyukseskan program wajib belajar sebagai upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa yang didasari oleh jiwa kemanusiaan yang
tinggi, rasa keikhlasan serta rasa kasih sayang.
Batasan Anak Asuh
Batasan usia dalam pelaksanan penelitian ini adalah 13-17 tahun, karena
pada usia ini anak belum mencapai taraf kematangan yang matang, maka ia
masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang sesuai dengan taraf
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat hidu bahagia didunia dan
akhirat.
Pada akhir kanak-kanak ini ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi sosial anak. Pada tahun terakhirnya dari masa kanak-kanak
terjadi perubahan fisik yang menonjol hal ini dapat mengakibatkan perubahan
dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini
akan anak-anak mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis untuk
50 Ehuzaimah T. Yanggo dan Hafiz Ashari, Problemati ke hokum Islam Kotemporer
pertama, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), h. 161
48
n-teman
sebayanya.
akan merasa rendah diri hal
D. Pengertian Kemandirian
cil ia sudah biasa, sehingga bebas dari ketergantungan pada
orang lain.52
memasauki masa remaja.51 Pada masa ini peranan orang tua sangat
dbutuhkan untuk mendampingi anak-anaknya, karena pada masa ini adalah
masa peralihan dari akhir masa kanak-kanak memasuki masa usia remaja,
dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah orang tua atau lingkungan
terdekatnya, akan tetapia lebih banyak dipengaruhi oleh tema
Para psikologi memberikan sebutan batasan usia ini adalah “usia
berkelompok” pada usia ini karena perhatian utama tiap anak pada masa ini
tertuju kepada keinginan diterima oleh teman-teman sebayanya dan sebagai
anggota kelompok anak-anak yang tidak dapat tempat atau tidak dapat
diterima oleh kelompoknya maka akan tersisih, ia
ini dapat mempengaruhi prestasinya di sekolah.
Kemandirian dalam kamus bahasa Indonesia berasal dari kata mandiri.
Mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada orang
lain, sejak ke
Mandiri adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sikap seseorang,
yang lahir dari dalam hati untuk belajar mental diri sendiri. Tumbuh berarti
bertambah, dalam hal ini bertambah matang dalam segala hal, dapat dilihat
51 Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jkarta: PT. Aksara Pratama, 1980). H. 146
52 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 874
49
plin, mempunyai tekad untuk maju, dengan
keadaan dapat berdiri sendiri.53
ain, hal ini
dipengaruhi oleh sikap serta kepribadian seseorang yang disiplin.
1. Ciri-c
ip oleh Tien
ha untuk mengejar prestasi.
d. 54
nah
mengelompokkan cirri-ciri kemandirian kedalam tiga kelompok yaitu:
bahwa kemandirian adalah suatu proses pendewasaan diri seorang anak, dan
proses pembelajaran diri, yaitu berpegang pada prinsip sendiri serta tidak
bergantung pada orang lain. kemandirian seseorang dipengaruhi oleh sikap,
cara dan kepribadian yang disi
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian
adalah proses pendewasaan, dan pembelajaran seseorang yang mempunyai
tekad untuk lebih maju dan tidak bergantung kepada orang l
iri Kemandirian
Menurut Lindzay dan Aronson, seperti yang dikut
Supartinah orang yang mandiri menunjukan cirri-ciri yaitu:
a. Secara relatif jarang mencari perlindungan kepada orang lain.
b. Menunjukan inisiatif dan berusa
c. Memiliki rasa percaya diri.
Memiliki keinginan untuk menonjol.
Menurut Thulus Hidayat, seperti yang dikutip oleh Tien Suparti
53 Sri Harini, Aba Fidaus Al- Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini, (Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2003), h. 34 54 Tien Supartinah dan Sugiyanto, Laporan Penelitian Mengenai Kontribusi Harga
Diri, Kemandirian, dan Motif Berprestasi Akademik Mahasiswa FKIP UNS Surakarta, Dirjen Pembinaan Penelitian dan PPM Direktorat Pendidikan Tinggi, (Depdikbud, 1992), h. 20
50
a. Ciri yang menekankan pada adanya rasa tanggung jawab yang besar
terhadap perilakunya, baik tanggung jawab terhadap orang tua lain
maupun tanggung jawab diri sendiri.
b. Adanya rasa percaya diri, sehingga ia merasa aman menhhadapi
lingkungan, merasa aman berada dengan orang lain, dan tidak
tergantung kepada orang lain.
c. Adanya kreatifitas, sehingga dia mampu menhasilkan inisiatif ide-ide
dalam mencapai prestasi.55
Berdasarkan ciri-ciri di atas dapat penulis simpulkan bahwa
kemandirian memiliki cirri-ciri pokok yaitu:
a. Aktifitas sendiri yakni adanya tindakan yang dilakukan sendiri tanpa
bantuan oranng lain, mampu mengendalikan tindakannya dan
memecahkan masalah yang dihadapinya sendiri.
b. Percaya diri yakni adanya kepercayaan pada kemampuan yang
dimilikinya, penerimaan terhadap dirinya sendiri dan memperoleh
kepuasan dari usaha yang telah dilakukannya sendiri.
c. Bertanggung jawab yakni adanya keinginan untuk maju, usaha untuk
mengejar prestasi, dan tujuan secara sungguh-sungguh, ulet, tekun,
serta berani mengambil resiko, berani tanggung jawab terhadap diri
sendiri maupun orang lain.
55 Ibid, h. 20
51
d. Kreatif yakni kemampuan untuk bertindak orsinil, penuh gagasan dan
mampu mengembangkan sikap kritis.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian
Kemandirian tidak terjadi begitu saja, karena dalam membentuk
perilaku mandiri harus memperhatikan beberapa faktor penting yang
mempengaruhi kemandirian. Secara garis besar terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kemandirian, yaitu faktor internal (mencakup faktor
perkembangan dan kematangan anak: serta faktor jenis kelamin) dan
faktor eksternal (mencakup faktor social dan budaya, faktor pola asuh).
a. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang
mencakup antara lain:
1) Faktor Perkembangan dan Kematangan Anak
Semakin seseorang berkembang menuju kearah kedewasaan,
maka sifat menggantungkan diri semakin berkurang dan seseorang
mempunyai sifat tergantung menunjukan pribadi yang tidak
matang.
Keadaan mandiri dapat tercapai jika seseorang berhasil
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam upaya
perkembangan dirinya, mencapai kebebasan dan mampu
melakukan banyak hal sendiri. Sedangkan seseorang gagal
52
mengatasi tekanan-tekanan dan masalah yang dihadapi dalam
upaya yang memperoleh kekbebasan dan mandiri maka dia akan
merasa malu dan ragu akan kemampuannya sendiri.
Maccoby dalam Monks menjelaskan bahwa sebelum anak
berusia kurang lebih 8-12 tahun, orang tua lebih mendoninasi.
Selanjutnya terjadi koregulasi (penentuan bersama). Pada tahap ini
orang tua semakin memberikan kebebasan menentukan sendiri
pada anak dalam situasi self regulation.56
Dengan demikian kemandirian anak sangat perlu dirangsang
pada saat anak berada pada tahap muscular-anal, dimana anak
mulai memiliki rasa ingin bebas walaupun belum dapat mandiri
secara sempurna. Pada usia inilah langkah yang tepat bagi orang
tua untuk memulai pemberian latihan kemandirian pada anak,
sambil tetap menyesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
kematangan anak.
2) Faktor Jenis Kelamin
Pemberian perlakuan dan sikap yang berbeda terhadap anak
laki-laki dan anak perempuan disebabkan oleh garapan bahwa
mereka mempunyai peranan yang berbeda di masyarakat. Pada
laki-laki lebih diberi peran di area publik yaitu di luar rumah,
56 F. J. Monks, et. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001), h. 278
53
sedangkan perempuan mendapatkan peran lebih pada wilayah
intern atau domestik yaitu dalam rumah. Akibatnya laki-laki
diharapkan lebih kuat, mandiri, agresif, dan mampu memanipulasi
lingkungannya, berprestasi serta membuat keputusan. Sedangkan
perempuan diharapkan lebih tergantung, sensitif dan keibuan.
b. Faktor Eksternal
Adapun faktor-faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal
dari luar yang mempengaruhi kemandirian seseorang meliputi antara
lain:
1. Faktor Sosial dan Budaya
Manusia adalah makhluk social yang hidupnya tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan orang lain. lingkungan yang ada di
sekitar manusia itu merupakan bagian penting yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadiannya.
Lingkungan seseorang, seperti lingkungan keluarga, masyarakt,
sekolah ataupun tempat individu tersebut tinggal akan dapat
membentuk pola perilaku dan kebiasaan-kebiasaan seseorang
termasuk kemandiriannya.
Dalam upaya pembentukan kemndirian ini perlu melihat
konteks lingkungan sosial dan nilai-nilai budaya yang dianut oleh
masyarakt sekitarnya. Hal ini karena konteks lingkungan sosial dan
54
nilai-nilai budaya masyarakat, sangat mempengaruhi penerimaan
masyarakat akan arti pentingnya kemandirian, yang juga sangat
berpengaruh pada cepat dan lambatnya pencapian kemandirian
seseorang.
2. Faktor Pola Asuh
Faktor lain yang juga berpengaruh besar terhadap proses
pembentukan kemandirian ini adalah faktor pola asuh orang tua
bahkan mungkin faktor inilah yang paling besar pengaruhnya
terhadap perkembangan kemandirian seseorang.
Ada tiga teknik pengasuhan yang biasanya diterapkan orang
tua asuh pada anaknya, yaitu pola asuh authoritarian (otoriter),
pola asuh permisif (membolehkan), dan pola asuh autoritatif
(demokratis).
Pola asuh authoritarian, orang tua cenderung mendidik dan
menahan perolehan kebebasan anak, yang akibatnya dapat
membuat anak cenderung menjadi tergantung, kurang percaya diri
dan pasif.
Sementara itu pola asuh permisif, tidak menghasilkan anak-
anak yang sering mengalami kesulitan mengatasi tuntunan untuk
mandiri dan percaya diri menjelang usia remaja, dan mungkin akan
55
mengalami frustasi bila terjadi kegagalan dalam menghadapi
lingkungan yang tidak mau menurut apa yang diinginkannya.
Sedangkan pola asuh autoritatif, secara tidak langsung orang
tua mendorong kemandirian dan tingkah laku disiplin pada anak.
Hal ini karena orang tua yang menerapkan pengasuhan demokratis,
tidak melakukan dominasi terhadap anak dalam membuat
keputusan, dan dalam membuat peraturan pun mereka akan
senantiasa memberikan penjelasan-penjelasan.
Anak yang diasuh dengan pola autoritatif (demokratis), akan
menjadi anak yang kompeten secara sosial. Artinya anak akan
mandiri, dewasa, mempunyai control diri yang kuat, percaya diri,
bersemangat atau aktif, eksploratif, ramah, semangat dengan
teman-temannya, dan mampu mengatasi stress.
Dalam hal ini pola asuh autoritatif (demokratis) lebih efektif
dibandingkan dengan otoriter dan permisif karena memberikan
standar yang jelas dan kontrol yang bijaksana terhadap anak-anak,
sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang matang.
BAB III
GAMBARAN UMUM PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN
A. Latar Belakang Berdirinya Panti
Pendirian Panti Asuhan Baiturrahman berawal dari ide yang digulirkan
Drs. H. M Suhaemi Syarif, ketua Masjid Jami Bintaro pada waktu itu yang
memiliki keinginan untuk mendirikan pesantren Dhuafa dan Yatim.
Keinginannya tersebut ia diskuksikan kepada jajaran pengurus Masjid Jami
Bintaro Jaya. Di antara jajaran pengurus yang diajak diskusi pada waktu itu
antara lain adalah Dr. Ir. H Rochiyat Deni Dj., M.Eng, Ir. Bambang Bahagio,
Drs. H Supriadi, Ir. H Budi Karya Sumadi, Ir. H Nazarudin. Selanjutnya
diskusi-diskusi yang dilakukan para jajaran pengurus Masjid tentang ide
Bapak Suhaemi yang bercita-cita ingin mendirikan pesantren Dhuafa dan
Yatim tersebut semakin berkembang dan menjadi sebuah diskusi panjang.
Sampai pada akhirnya Masjid Jami Bintaro Jaya disahkan menjadi Yayasan
Masjid Jami’ Bintaro Jaya dan terbentuklah pengurus baru, yaitu:1
Ketua Umum : Dr. Ir. H Rochiyat Deni Dj, M.Eng
Wakil ketuanya : Ir. H Nazarudin
Sekertaris umum : Ir. Bambang Bahagio
1 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 20 Januari 2010 saat penulis melakukan praktikum kuliah
57
58
Wakil sekertaris : Drs. H Supriadi
Bendahara Umum : H. Saeful Fiqri, SE
Wakil Bendahara : Hj. Liana Tumbunan
Setelah Masjid Jami Bintaro disahkan menjadi Yayasan, rencana
mendirikan Pesantren Dhuafa dan Yatim ini dilanjutkan. Rapat pertamanya
diadakan untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Dalam rapat tersebut
diputuskan untuk mendirikan lembaga Panti asuhan sebagai embrio bagi
rencana pendirian pesantren di masa mendatang. Adapun panti asuhan yang
diputuskan dalam rapat tersebut adalah:2
Nama Panti Asuhan : Baiturrahman
Kordinator : Drs. H Supriadi
KA Panti Panti Asuhan : M Jufri Halim
Pembantu Rumah Tangga : Sri Atiqah
Status Tempat : Mengontrak sebuah rumah di Jalan Kebon
Kopi Gang Benda No 70 RT 02/O4,
Pondok Betung, Pondok Aren
Selanjutnya kegiatan rekrutmen dimulai sejak Mei 2008. Mula-mula
menerima anak asuh pada bulan juni 2008. Untuk tahap pertama anak asuh
yang diterima sebanyak lima orang, dengan kepastian peserta asuh berada di
2 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 20 Januari 2010 saat penulis melakukan praktikum kuliah
59
Panti Asuhan “Baiturrahman” dimulai pada bulan Juli, maka sejak Juli 2008
aktifitas atau kegiatan panti asuhan mulai dilangsungkan.3
Kegiatan panti pada awalnya dilakukan dan dimulai dari hal-hal yang
paling sederhan, yaitu dimulai dengan menghidupkan ibadah yaumiyah secara
bersama-sama, sperti kegiatan shalat berjemaah dengan cara bergiliran
menjadi imam, muadzin, dan yang iqamah. Bertanggung jawab pada
keperluan masing-masing, sepeti mereka mencuci pakaian, mencuci piring
makan, menyetrika pakaian masing-masing. Bahkan lebih jauh dalam aktifitas
sehari-hari seluruh komunikasi antar peserta asuh didasarkan pada prinsip-
prinsip kemandirian, kebersamaan, cinta kasih dan tolong menolong.
1. Strategi Rekrutmen Peserta Didik
a. Diperlukan ketegasan tentang kualifikasi peserta didik. Baik berkaitan dg
usia (SD 10 thn sampai SMP 14 thn), jumlah 12 anak, tingkat kepribadian
(tidak cacat mental, berpenyakit seperti kleptomania dll akan berdampak
pada yang lainnya) dan kometmen keluarga (hal ini penting sebab
pengalaman banyak ditunggangi oleh LSM yang sebenarnya mengganggu
program pengembangan anak kurang mampu) terhadap program
dimaksud. Harus diikat dalam sebuah kontrak atau perjanjian antara
Yayasan dan keluarga.
b. Melalui rekomendasi orang-orang yang dipercaya
3 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 20 Januari 2010 saat penulis melakukan praktikum kuliah
60
c. Melalui tahapan yang dibuat dalam bentuk SOP
2. Prinsip-prinsip Pengelola
a. Pengelola harus tinggal bersama di panti asuhan dimaksud, kecuali juru
masak.
b. Meyakini bahwa melayani (mengelola, membimbing dan mendidik) anak
yatim dan dhuafa’ adalah ibadah kepada Allah SWT.
c. Maka Pengelola melayani seperti melayani diri sendiri
d. Ia memahami bahwa anak sebagai manusia yang unik (maka anak harus
dipahami sesuai dengan kondisi dan pertumbuhan kepribadiannya)
e. Ia harus tanggung jawab, idealisme, kometmen, dedikasi, prospektif dan
inovatif terhadap pengembangan, dalam rangka membangun kepribadian
anak yang mandiri, jujur, terbuka, inovatif, bertanggung jawab, penuh
kasih sayang, dan kerja sama.
f. Mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga dalam rumah pendidikan
yatim piatu.
g. Menyadari bahwa seluruh yang diucapkan, dilakukan dan sikap sebgai
contoh untuk diinvestasikan pada pengembangan kepribadian anak.
3. Strategi Pelayanan Taman Pendidikan Baiturrahman
a. Sosialisasi program di antara sesama petugas
61
b. Menciptakan suasana kasih sayang dan kerja sama di antara anggota
rumah tangga (Ka. Rumah Tangga, Waka Rumah tangga, anak-anak dan
petugas lain)
c. Aturan rumah tangga berbasis pembinaan dan pendidikan (terhindar dari
tekanan dan penindasan)
d. Program dibuat secara bertahap, realistis, dapat diimplementasikan dan
dilakukan secara konsisten.
e. Setiap pembuatan program melibatkan anak asuh, agar merasa memiliki
aturan yang dibuat.
f. Semua pihak berorientasi pada tujuan ideal.
g. Evaluasi harian, mingguan, bulanan, persemester dan tahunan program-
program yang telah berjalan.
4. Prosedur Rekrutmen Peserta Didik4
a) Peserta berusia 10 sampai 14 tahun.
b) Peserta adalah anak anak dari kalangan keluarga du’afaa’;
Yatim Piatu/Piatu saja
Fakir, Miskin, terlantar (bukan anak jalanan)
Bukan anak yang memiliki masalah kepribadian (mental)
Bebas Narkoba
c) Disepakati oleh orang tua atau wali
4 Lihat Data Panti Asuhan Baiturrahman pada tanggal 21 Januari 2010 saat melakukan
praktikum kuliah
62
d) Direkomendasikan oleh orang perorang, atau instansi, dan lain sebagainya.
e) Mengisi formulir pendaftaran.
f) Mengisi kontrak kerja sama dengan panti
g) Anak yang bersangkutan memiliki minat
h) Siap diasramakan
i) Siap mengikuti kegiatan dan aturan yang berlaku
j) Melalui sebuah test atau wawancara seleksi, tujuan test atau wawancara
adalah:
Menghindari anak-anak yang mengalami masalah kepribadian
Untuk mengetahui gambaran umum kepribadian anak
Mengetahui latar belakng kehidupan anak
Mengetahui potensi dan keahlian anak
Bahan atau bekal pembinaan dalam panti
5. Posedur Administrasi Kesekretariatan
1. Surat masuk diarsip sesuai dengan ketentuan filing system yang berlaku
dan memberikan tanggapan atas surat tersebut sesuai dengan kapasitas
kesekretariatan dan memberikan tembusan pada Koordinator dan Wakil
Koordinator, serta Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya.
2. Segala bentuk pengajuan dan laporan disampaikann oleh Ka. Atau Waka.
Rumah Tangga yang diketahui oleh Koordinator dan Wakil Koordinator
Panti dalam bentuk Surat atau dokumen lainnya.
3. Berbagai kegiatan yang dilakukan panti yang berhubungan dengan pihak
luar, diketahui dan harus memperoleh persetujuan dari Koordinator atau
63
Wakil Koordinator, dan dilakukan tembusan kepada Yayasan Masjid
Jami Bintari Jaya.
4. Segala bentuk sumbangan yang disampaikan langsung oleh masyarakat ke
panti, baik berupa barang atau makanan dilaporkan pada Koordinator dan
Wakil Koordinator, serta Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya. Kecuali
sumbangan berupa uang atau cek diserahkan secepatnya kepada Yayasan
dan dilaporkan pada Koordinator dan Wakil Koordinator., agar segera
diberikan surat ucapan terimakasih oleh Yayasan Masjid Jami Bintaro
Jaya.
5. Mengeluarkan surat rekomendasi pada anak yang membutuhkan
berhubungan dengan kegiatan disekolah atau tempat lain yang
memerlukannya.
6. Prosedur Pembagian Kerja
1. Koordinator bertanggung jawab pada
2. Wakil Koordinator bertanggung jawab pada
3. Ka. Rumah Tangga
a) Bertanggung jawab thd seluruh aktifitas panti kepada Yayasan Masjid
Jami’ Bintaro Jaya, melalui Koord dan Wakil Koord.
b) Bertanggung jawab dan mengambil keputusan terhadap permasalahan
yang terjadi secara mendadak, setelah koordinasi dengan Koordinator
dan Wakil Koordinator.
64
c) Memimpin rapat dan berwenang menetukan kebijakan baru dalam
panti dengan memperoleh persetujuan dari koordinator dan wakil
koordinator.
d) Memimpin evaluasi program dan mengembangkan program baru yang
dianggap strategis
e) Membuat laporan anggaran secara tertulis pada Yayasan perbulan
dan laporan kegiatan perenam bulan dan pertahun, diketahui
Koordinator dan Wakil Koordinator.
f) Beranggung jawab pada pengelolaan dan penggunaan keuangaan panti.
g) Melaksanakan komunikasi dengan guru kelas di sekolah peserta didik,
untuk memperoleh dan mengetahui perekembangan mutakhir peserta
didik di sekolah
h) Memberikan keputusan tentang jenis makanan yang akan dimasak
dan diolah pada setiap harinya.
2) Waka Rumah Tangga
a) Membantu tugas-tugas dan tanggung jawab Ka. Rmh Tangga dlm
pelaksanaan program.
b) Mengambil alih tanggung jawab Ka Rmh Tangga pada saat-saat yang
dipandang mendesak (Ka. Rumah Tangga berhalangan)
c) Memimpin aktivitas ritual keagamaan bersama ketua.
d) Menyusun jadwal kegiatan bersama Ka. Rumah Tangga.
e) Membimbing peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan
rumah
65
f) Menertibkan administrasi di sekretariat
g) Menyusun pembagian tugas kebersihan anak-anak di panti
h) Mengatur sistem belanja kebutuhan konsumsi lauk pauk sehari-hari.
i) Mengusulkan jenis masakan setiap harinya.
3) Tukang Masak
a) Memasak makanan sesuai dengan menu yang telah ditetapkan untuk
sarapan pagi, makan siang dan makan malam.
b) Membersihkan alat-alat dapur (kompor, panci, wajan, dan lain-lain)
serta membersihkan seluruh tempat di area dapur).
c) Membersihkan halaman depan dan lantai dipingiran panti.
d) Mencuci suprei Ka. Panti dan anak-anak (tidak tetap)
7. Beberapa masalah anak dhu’afa dan yatim5
a) Terdapat opini dalam masyarakat bahwa anak dhu’afa atau yatim sebagai
anak nakal
b) Atau bahkan diidentikan sebagai anak yang lemah dan tidak berdaya
c) Sikap belas kasihan yang berlebihan dan tidak memiliki pijakan yang
benar justru membuat mereka bergantung dan cenderung memiliki sikap
yang rapuh dan tidak mandiri
d) Bencana utama adalah ketika tempat bersandar mereka tidak lagi menjadi
sandaran dalam hidupnya.
5 Lihat Data Powerpoint di Panti Asuhan Baiturrahman pada tanggal 21 Januri 2010 saat
melakukan praktikum kuliah
66
e) Ungkapan-ungkapan belaskasian yang selalu mereka dengan ikut
menyumbangkan terbentuknya cara berfikir dan identifikasi diri mereka
pada posisi identitas negatif yang diberikan masyarakat.
B. Visi dan Misi6
1. Visi Panti Asuhan Baiturrahman :
“Membentuk Anak berkepribadian Mandiri, Jujur, Inovatif, Pengabdi
dan Amanah”
2. Misi Panti Asuhan Baiturrahman :
a. Menyelamatkan pendidikan anak-anak dari keluarga dhu’afa
b. Memberikan ruang yang kondusif bagi perkembangan kepribadian
anak dalam kehidupannya sehari-hari
c. Mengembangkan potensi dasar peserta didik sesuai dengan kompetensi
masing-masing
d. Mendorong peserta didik untuk melatih diri secara mandiri agar dapat
mengurus dan mengatur diri secara optimal
e. Mendorong peserta didik untuk terbiasa jujur
f. Memberikan ruang yang memadai pada peserta didik untuk selalu
berkreasi dan bersikap inovatif
6 Lihat Data Powerpoint di Panti Asuhan Baiturrahman pada tanggal 21 Januari 2010
saat melakukan praktikum kuliah
67
g. Mengembangkan tradisi hidup bagi peserta didik untuk selalu
bertanggung jawab, pengabdi dan amanah dalam berkata, bersikap,
bertindak dan bekerja.
C. Tujuan
Sebagaimana cita-cita yang ingin diperjuangkan sejak awal terbentuknya
Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya yakni
terciptanya peningkatan taraf hidup, kesejahteraan umat, serta meningkatkan
pengalaman nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari di sekitar
masyarakat umum pada umumnya.
D. Susunan Organisasi Panti Asuhan “Baiturrahman”
Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya
Koordinator
Drs. H. Supriyadi
Ketua Panti
M. Jufri Halim M.si
Asisten
Helen Isa Alfiani
Tukang Masak
Sri Atiqah
Anak Asuh 12 Orang
68
E. Program-program Kegiatan Panti
A. Prosedur Kegiatan
1. Prinsip Pelaksanaan Program Kegiatan Panti
a. Bersandar pada visi dan misi
b. Seluruh aktifitas dalam panti diorientasikan pada pendidikan
c. Menghidupkan peran dan fungsi keluarga
d. Memahmi bahwa anak adalah mahluk yang unik
e. Implementasi program dirancang secara bertahap
f. Program dirancang secara realistis
g. Program diimplementasikan dengan pendekatan yang amat
menyenangkan, bukan tekanan dan paksaan
h. Program dirancang untuk membangun kerja sama, kejujuran,
kemandirian, inovatif, dan amanah.
i. Sebelum program diimplementasikan dilakukan sosialisasi dan
penjelasan pada peserta didik.
j. Melibatkan anak dalam mengimplementasikan tahapan program.
2. Pelaksanaan Program Kegiatan Panti
a. Program Harian
Tabel 1 JADWAL KEGIATAN HARIAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN BAITURRAHMAN
No Waktu Kegiatan
04.00-05.15 05.15-05.25
Persiapan Shalat Subuh dan shalat tahajud (dikondisikan terlebih dahulu)
Shalat Subuh dan dzikir (dikondisikan
69
05.25-06.00 06.00-13.00 13.00-14.20 14.20-16.00 16.00-16.30 16.30-17.30 17.30-18.30 18.30-19.30 19.30-20.30 20.30-21.00 21.00-21.30 21.30-04.00
terlebih dahulu)
Mengaji al-Quran pada Pembimbing atau belajar, Sarapan Pagi (mencuci piring masing-masing) dan mandi bergantian persiapan ke sekolah
Sekolah
Shalat dhuhur dan Makan Siang (mencuci piring masing-masing)
Istirahat dan santai (bisa diisi bercerita, sosialisasi, nonton dll)
Shalat Ashar
Santai, belajar, mandi, siap-siap shalat magrib (ada makanan kecil)
Shalat magrib dan mengaji al-Quran atau pelajaran sekolah
Shalat Isya’
Jam Belajar (dibimbing oleh kepala panti)
Makan Malam (sesudah makan mencuci piring masing-masing)
Mempersiapkan keperluan sekolah masing-masing (untuk sekolah besok)
Istirahat atau tidur malam
(ada program puasa Senin-Kamis, shalat Tahajjud, tradisi membaca, tradisi diskusi, tradisi menghargai perbedaan dan menghargai orang lain akan dilakukan secara bertahap).
70
b. Program Mingguan
a) Ahad bersih (semua pihak terlibat termasuk Kamar dan Waka
Rumah Tangga Panti)
b) Jadual piket kebersihan
c) Mencuci pakaian masing-masing
d) Jadwal mencuci dan membersihkan kamar mandi
e) Diskusi rutin mingguan tentang aktifitas panti
f) Nyetor hafalan surat-surat pendek pada kepala panti
g) Ngaji yasin bersama dan tahlil pada malam jumat
h) Hafalan surat-surat pendek pada selasa malam.
i) Pengajian kitab kuning pada setiap sore.
j) Latihan pidato, baca puisi, MC dan lain-lain pd malam minggu
k) Kunjungan keluarga ke panti atau ke keluarga
l) Mading kreatifitas anak panti
c. Program Bulanan
1. Pengajian bulanan
2. Evaluasi diri (konseling kelompok) membahas masalah-
masalah yang dihadapi, prosepek hidup, motivasi dll.
3. Kunjungan ke rmh orang-orang sukses
4. Nonton film bersama (di rumah pendidikan)
5. Studi komparatif ke lembaga-lembaga tertentu
6. Penobatan peserta didik terbaik di setiap bulan.
71
d. Program Tahunan
1. Rekreasi
2. Outbound
3. Kegiatan ibadah di bulan romadhan dan kegiatan hari besar
agama
F. Profil Anak Asuh di Panti Asuhan Baiturrahman
Table 2 Profil Anak Asuh
NAMA DAN PROFESI N
O NAMA TGL
MASUK & LAHIR
ALAMAT
AYAH IBU
1 M. NUR ALFIAN
Juni 2008
Jakarta,
13-2-1993
JL. Perdagangan RT 007/05 N.10 Rempua Ciputat Timur Tangerang Selatan
ABA ABU BAKAR
AL-FLORESI
BURUH
TRI ASTUTI
IRT
2 AHMAD MUKMIN
Juni 2008
Jakarta,
16-2-1996
JL. Kebon Kopi RT 09/04 Pondok Betung Pondok Aren Tangerang Selatan
CIPTO
BURUH BANGUNA
N
SATUNI
PRT
3 YUDHA TRISWANDY
Juli 2008
Jakarta,
2-10-1994
JL. Gelagah RT 004/03 NO 14 Pisangan Ciputat Timur Tangerang Selatan.
ALI ANDRIAN
ALMARHUM
ENTIN RUSTINI
GURU PRIVAT
72
4 M. Khadavi
Oktober 08
Bogor,
15-12-96
JL.Surya Kencana Kemuning III
Pamulang Barat Tangerang Selatan
NUR HEDI
ALMARHUM
RUKIAH
GURU
5 JULKIFLI
Juli 08
Jakarta,
5-12-95
JL. Tirta Jaya IV Cimanggis Depok JAWA BARAT
HUSNI
SATPAM
FATMAWATI
IRT
6 M. SAMTIDAR
Juli 2008
Cerebon,
11-8-94
JL Beruang II RT 01/02 Pondok Ranji Ciputat Timur Tangerang Selatan.
ABDUL CARLAH
TKG LAS KELILING
JUJU JUHAIRIA
H
IRT
7 CECEP MUL.
Oktober 08
Ciamis,
1-3- 1994
JL. Mekarwangi RT 11/03 NO 18 Kamp. Rinduwangi Desa Mekarwangi Kec. Sukamantri CIAMIS
SUMPENA P
TANI
AMAH
IRT
8 FAZRIN Y
Desemb. 08
Tangerang,
16-12-96
JL H. Isa RT 05/011 NO 16A Rengas Ciputat Timur Tangerang Selatan
YUSUF T
BURUH
NURSIUTA
IRT
9 ABDUL AZIS BA’MAR
Juli 2009
Sukabumi,
4-7-1995
JL. Wijayakusuma II NO 75 MABAD Q-Wal Rempua Ciputat
S. IBRAHIM BA’MAR
TIDAK TETAP
SYARIFAH
IRT
73
10 WAHYU EKA PERMANA
Juli 2009
Wonosobo, 19-5-1995
GG. H. Echoh RT 1/9 Cempaka Putih Cpt Timur Tangerang Selatan
PERMANA
BURUH
SUMIRAH
IRT
11 DIDI Juli 2009
Tangerang, 11-04-94
GG Bacang NO 64 RT 01/09 Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang
SAMAN
OJEK
NANIH
IRT
12 CITRA SAPUTRA
Juli 2009
Jakarta,
23-11-94
Jl. Nusa Jaya Rt. 04/02 Pondok Ranji
NUDIN
BURUH
SITI HRLINA
IRT
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Temuan
lembaga Panti Asuhan Baiturrahman ini, kita berupaya menjadi pengganti
orang tua untuk membina anak-anak asuh, anak akan memperoleh pendidikan
formal dan pendidikan non formal, mendapatkan bimbingan keagamaan,
mendapatkan sopan santun, mendapatkan bimbinbgan prilaku dan etika,
mempunyai keterampilan menjadikan anak yang mandiri, tentunya anak asuh
punya harkat martabat serta harga diri sperti anak lainnya, juga dia
mempunnyai masa depan yang lebih baik.1
Program pemberdayaan melalui kemandirian anak asuh di Panti Asuhan
Baiturrahman Yayasan Masjid Bintaro Jaya yang membuat anak-anak asuh
dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, bakat dan
minatmereka dapat tersalurkan serta dapat menciptakan jiwa dan kreatif dan
mandiri untuk anak asuh. Karena kemandirian merupakan hasil dari proses
dari perilaku yang kita jalani dari waktu kewaktu hingga menjadi kebiasaan,
hanya manusia yang menghargai kemampuan dirinya yang akan mandiri.
Dari sini dapat kita lihat, adanya manfaat yang secara tidak langsung
diperoleh oleh Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya
1 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 12 Mei 2010
74
75
dengan terlaksananya program tersebut, walaupun hal itu tidak dapat dijadikan
dasar motivasi awal terlaksannya program pemberdayaan anak asuh tersebut,
karena ini mungkin dapat dikatakan sebagai sebab akibat dari pelaksanaan
program tersebut.
Oleh karena itu, upaya pemberdayaan tersebut diperlukan adanya sebauah
langkah atau strategi untuk mencapainya. Strategi itu sendiri menurut Bintoro
Tjokroamidjojo dan mustapadidjaja dalam bukunya “Teori dan Strategi
Pembangunan Nasional” memjelaskan definisi bahwa strategi adalah
keseluruhan langkah dengan perhitungan yang pasti guna mencapai suatu
tujuan atau untuk mengatasi suatu persoalan.2 Hal ini yang menjadi dasar dari
strategi pemberdayaan anak asuh yang dilakukan Panti Asuhan Baiturrahman
Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya secara garis besar mempunyai tujuan untuk
mengembangkan anak asuh.
1. Startegi Aras Mikro
Menurut penulis, pada prakteknya strategi yang dijalankan oleh Panti
Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro jaya sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Edi Soeharto, yang menyatakan bahwa
strategi pemberdayaan itu dapat didekati melalui aras mikro, aras mezzo
dan aras makro.3 Dalam hal ini penulis melihat Panti Asuhan
Baiturrahman dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat baru
2 Bintoro Tjokroamidjojo dan Mustapadidjaja, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional, (Jakarta: Haji MasAgung, cet. Ke -6, 1988), h. 13
3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyar, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 66
76
mencapai aras mikro dan aras mezzo. Sedangkan untuk aras makro belum
kelihatan.
Secara sederhana, strategi aras mikro memiliki titik tekannya pada
individu dan keluarga, salah satunya melalui bimbingan. Strategi
pemberdayaan anak asuh sebagaimana yang dipahami oleh pengurus Panti
Asuhan Baiturrahman adalah program yang dijalankan dengan maksud
dan tujuan akhir untuk membantu anak asuh keluar dari kemiskinan,
kebodohan dan masalah-masalah sosial yang lain. dengan harapan, melalui
program yang dijalankan anak asuh agar bisa membantu kedua orang
tuanya.
Yang dilakukan Panti Asuhan Baiturrahman dalam pemberdayaan
adalah ingin meningkatkan kemandirian dan kemampuan anak asuh
disekitar ini, sehingga mereka tidak lagi terjepit dalam kesusahan dan
kelak, mereka diharapkan mampu mandiri dan dapat membantu yang lain.
untuk itu cara yang kita tempuh dalam rangka melaksanakan semua itu
adalah melalui pembinaan, pembinaan yang dimaksud adalah melalui
kemandirian dan pemahaman kembali tentang agama Islam.
Dari keterangan diatas, program-program pemberdayaan anak asuh
yang dijalankan oleh Panti Asuhan Baiturrahman yang termasuk kedalam
strategi aras mikro meliputi:
77
a. Pengembangan Bidang Pendidikan
Pengembangan bidang pendidikan Panti Asuhan Baiturrahman
menyelenggarkan pendidikan formal dan non formal terhadap anak
asuhnya. Tetapi mereka menyekolahkan anak asuhnya dimana saja
yang sesuai dengan jenjang pendidikan anak asuh tersebut. Alasan:
Panti Asuhan Baiturrahman menyekolahkan anak asuhnya di luar Panti
Asuhan Baiturrahman karena belum tersedianya fasilitas lembaga
pendidikan didalam Panti Asuhan Baiturrahman semua biaya serta
keperluan sekolah lainnya ditanggung oleh Panti Asuhan
Baiturrahman.4
Adapun tingkat pendidikan anak asuhnya di mulai dari SMP, MTS,
samapai SLTA. Panti Asuhan Baiturrahman tidak mewajibkan atau
mengkhususkan anak asuhnya agar memilih sekolah baik sekolah
umum maupun sekolah agama. Pihak Panti Asuhan Baiturrahman
memberikan kebebasan terhadap anak asuhnya untuk memilih sekolah
mana saja sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
Walaupun Panti Asuahn Baiturrahman menyelenggarakan
pendidikan formal, ada pula pendidikan non formal, pihak panti
mengadakan bimbingan pembelajaran setiap seminggu dua kali yang
diwajibkan pada seluruh anak asuh dengan dibawah bimbingan
4 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 13 Mei 2010
78
pengurus atau pembina Panti Asuhan. Setelah adanya bimbingan
pembelajaran, terus adanya belajar pribadi, yaitu mengulang atau
mempelajari pelajaran yang telah mereka dapatkan di sekolahnya.
Apabila mereka mendapat kesulitan dalam pelajaran mereka dapat
menyanyakannya lanngsung pada para pembina.
Bagi anak yang telah menyelesaikan sekolahnya sampai tingkat
SLTA (sederajat), pihak panti tidak lepas tangan begitu saja melainkan
mereka diberikan kesempatan untuk kuliah, mereka dibebaskan
memilih tempat kuliah sesuai dengan kemampuan dan keinginan
mereka. Setelah menyelesaikan semuanya dari pihak Panti Asuhan
memberikan kebebasan kepada mereka untuk bertanggung jawab
terhadap semua kebutuhan denngan cara bekerja sesuai dengan
keterampilan dan kemampuan yang mereka miliki.
Table 1
Data Pendidikan Anak Asuh
No Tingkat Kelas Umur Jumlah
1. SMP VII 13 1 orang
2. SMP VIII 14 1 orang
3. MTS VII 13 1 orang
4. MTS VIII 15 1 orang
5. MTS IX 15 6 orang
6. SMK X 15 2 orang
79
Data pendidikan anak asuh, masing-masing anak memilki
tingkatan pendidikan yaitu ada yang SMP, MTS dan SMK. Mereka
berbeda tempat sekolahnya, yang menetukan sekolah adalah anak asuh
sendiri, bukan kemauan Panti Asuhan.
Pengembangan masyarakat pada hakekatnya mempunyai
kemampuan dan pengetahuan yang luas dengan berbagai dimensi yang
berkiatan erat dengan yang lainnya dalam satu susunan yang
terintegrasi. Oleh karena itu perlu upaya untuk pengembangan
masyarakat tersebut. Dalam kondisi negara yang kurang pasti ini salah
satu upaya untuk meningkatkan manusia yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia adalah meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.
b. Pengembangan Bidang Kerohanian
Selain diberikan pengembangan bidang pendidikan, pihak Panti
Asuhan Baiturrahman juga memberikan pengembangan bidang
kerohanian pada anak asuhnya, pengembangan bidang kerohanian
yang telah berjalan samapi saat ini adalah:
a) Shalat tahajud dan shalat subuh berjamaah yang dilakukan tiap
malam.
b) Shalat berjamaah khususnya untuk shalat magrib, isya dan subuh.
c) Yasinan setiap malam jumat, selain malam jumat mengaji sesuai
dengan jud mereka ngaji.
80
d) Diberikan Tausiah
e) Program penghafalan surat-surat pendek, ayat-ayat yang telah
ditentukan dari bacaan-bacaan shalat. Mereka ditargetkan untuk
menghafal tersebut sesuai dengan target yang telah di tentukan.5
Melalui pengembangan bidang kerohanian yang diberikan Panti
Asuhan Baiturrahman kepada anak asuhnya diharapkan mereka
memiliki kemampuan keagamaan yang lebih mantap lagi sehingga
setelah mereka keluar dari Panti Aduhan ini mereka mampu
membentengi diri mereka dengan landasan iman yang sangat kuat.
Dengan, pengembangan masyarakat yang kompeten yang
berkualitas adalah sosok individu yang di samping memiliki kualifikasi
IPTEK dan IMTAQ juga memiliki nilai sosial yang tinggi,
keterampilan yang fungsional serta mampu berkiprah dalam kontek
dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan secara luas serta
mampu mandiri.
c. Pengembangan Bidang Fisik
Melihat begitu pentingnya kesehatan fisik bagi anak-anak asuh
sehubungan dengan semboyan men sano in corpora yang artinya
5 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 13 Mei 2010
81
didalam jiwa yang kuat terdapat akal yang sehat, tentunya perlu
diadakan kegiatan pembinaan fisik.
Pembinaan fisik yang telah diadakan oleh Panti Asuhan sampai
saat ini yaitu kegiatan olahraga berupa renang. Setiap hari minggu
anak asuh diwajibkan lari pagi, sedangkan sore hari mereka boleh
melakukan kegiatan olahraga sepak bola atau olahraga yang lainnya.
Pada bidang olahraga akan lebih baik apabila pihak Panti Asuhan
melengkapi sarana olahraga yang dimiliki seperti olahraga yang
bersifat umum, bulu tangkis, bola voly, basket dan lain-lain. bahkan
apabila pihak Panti Asuhan mampu menyediakan lapangan olahraga
yang sesuai dengan alat yang telah disebutkan tadi, maka hal itu akan
lebih bermanfaat lagi bagi anak asuh, karena dengan demikian anak
asuh dapat mencukupi kebutuhan kesehatan mereka secara maksimal
melalui olahraga.6
Dengan demikian masalah pengembangan masyarakat tidak hanya
melalui pendidikan sebagai lembaga sekolah tetapi meliputi aspek-
aspek fisik, intelektual dan moral. Jadi, bukan hanya satu aspek saja
dalam proses pengembangan manusia tersebut tetapi harus seimbang
dan berkembang dengan baik berupa pengetahuan atau keahlian
individu tersebut.
6 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 12 Mei 2010
82
d. Pengenbangan Bidang Bantuan Sosial
Kiris yang menerpa Indonesia pada pertengahan tahun 2007 dan
kenaikan harga bahan bakar minyak yang berulang kali memberikan
sumbangan yang cukup besar dalam meningkatkan angkat penduduk
miskin. Dengan sendirinya keluarga anak asuh yang menderita juga
maningkat. Melihat kondisi tersebut Panti Asuhan Baiturrahman
memberikan bantuan kepada anak-anak yang kurang mampu.
Di dalam system keuangan, proses pengelolaannnya dilakukan
dengan prinsip-prinsip akuntabilitas yang disesuaikan dengan sistema
keuangan modern, salah satu proses yang ditetapkan antara lain adalah
Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya menetapkan mekanisme antara lain:
1. Seluruh pengurus yang mengkomunikasikan keberadaan Panti
Asuhan Baiturrahman kepada para jemaah dan Islam, dan mereka
bersedia menjadi donatur, maka bantuan para donatur yang berupa
uang langsung dimasukan ke dalam Rekening Yayasan Masjid
Jami’ Bintaro Jaya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh uang yang
diterima Yayasan dapat diaudit secara transparan.
2. Setiap bantuan yang masuk ditanggapi Yayasan Masjid Jami’
Bintaro Jaya dengan surat ucapan terima kasih, serta disebutkan
jumlah bantuan yang diberikan pada Panti Asuhan “Baiturrahman”.
83
3. Untuk laporan bulanan Panti Asuhan “Baiturrahman” dilakukan
dengan secara teratur sesuai dengan poin-poin yang telah
ditetapkan di dalam rencana anggaran, dan seluruh pencatatan pada
setiap poin pengeluaran harus dilampirkan kwitansi atau dokumen
pengganti kwitansi.
4. Setiap pencairan bulanan dikeluarkan Yayasan Masjid Jami’
Bintaro Jaya dengan sebuah cek.
5. Setiap pengajuan aggaran di setiap bulan didasarkan pada rencana
anggaran yang telah ditetapkan.
6. Menggunakan surat khusus, jika ada tambahan biaya yang
diperlukan di luar ketentuan yang ditetapkan pada rencana
anggaran bulanan.
7. Setiap kebutuhan peserta asuh akan dipenuhi oleh Yayasan Masjid
Jami’ Bintaro Jaya, mulai dari kebutuhan pendidikan (SPP, studi
toor, praktikum, tugas sekolah, oleh raga, transportasi, uang saku
dan lain sebagainya), biaya makan, rekreasi dan lain sebagainya.
8. Jika dana lebih, beberapa pun jumlahnya, maka dana itu harus
dikembalikan secara cash, dan jika deficit, maka ditambahkan pada
pencairan di bulan berikutnya.7
7 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 13 Mei 2010
84
2. Srategi Aras Mezzo
Sasaran strategi ini adalah peroranngan yang ada disekitar Binaro
Jaya, yang terdiri dari 12 orang anak asuh yang berada di Panti Asuhan
Baiturrahman. walaaupun pemberian bantuan secara individu namun, anak
asuh yang ingin mendapat bantuan bagi anak-anak yang tidak bisa
melanjukan sekolahnya terlebih dahulu di haruskan bergabung dengan
Panti Asuhan ini.
Program kemandirian merupakan upaya anak asuh terbiasa hidup
yang mandiri jauh dari orang tua mereka, kalau mereka bersama kedua
orang tuanya, mereka tidak bisa hidup yang namanya mandiri, seperti cuci
baju, cuci piring, bersih-bersih, mempin doa, shalat berjamaah, belajar dan
lain-lain.dari situlah mereka dapat merasakan gimana hidup yang mandiri
jauh dari orang tua. Secara tidak langsung juga sebagai langkah dan
melatih kedepan anak asuh agar terbiasa dengan kemandiriannya.
Tujuan program ini merupakan rangsangan untuk mengembangkan
anak asuh agar mandiri melalui mereka tinggal di Panti Asuhan ini.
Membentuk suatu kegiatan yang dilakukan oleh kepala Panti Asuhan
Baiturrahman.
85
Table 2
Jadwal Tugas Harian
No Nama Tugas
1 M. Nur Al- Floresi Membersihkan halaman depan dan nyiapin
sejadah buat shalat berjamaah
2 Citra Saputra Membersihkan kamar mandi timur dan
membersihkan kulkas
3 Yudha Triswandy Membersihkan kamar mandi barat dan
membersihkan kulkas
4 Shamtidar Membersihkan lantai, komputer, dan tv
5 Ahmad Mukmin Nyuci piring
6 Didi Membersihkan kaca jendela
7 Abdul Aziz Buang sampah dan masak air
8 Wahyu Eka Merapihkan dan membersihkan kamar luar
9 Cecep Mulyana D Membersihkan kipas angin dan halaman
samping
10 Fazrin Yusuf T Buang sampah dan nyiram bunga
11 Zulkifli Merapihkan dan membersihkan kamar dalam
86
12 M. Khadavi Ngisi air dan buang sampah
Menurut penulis dengan adanya jadwal kegiatan ini anak asuh
supaya lebih produktif dalam menjalankan tugasnya, bukan tujuan utama
program kemandirian. Kemandirian hanya sekedar agar anak asuh terbiasa
mandiri tanpa tergantung ma orang lain serta membangkitkan kesadaran
anak asuh sasaran akan pentingnya membangun kemandirian. Apalagi
mereka semua laki-laki semua, wajar agar terlatih buat masa depannya.
Hasil yang dicapai dari strategi ini adalah lahirnya anak-anak asuh
yang kurang mampu, mereka dalam kelangsungan kehidupan dan
kebutuhan sehari-hari telah dijamin oleh Panti Asuahn agar terhindar dari
kemiskinan dan anak-anak yang telantar dan putus sekolah karena krisis
ekonomi. Sementara hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi
pengembangan kemandirian adalah belum meratanya pemahaman
pembagian tugasnya yang berada disekitar Panti Asuhan ini. Namanya
anak-anak sulit untuk diatur dan dibimbing,mereka masih ada yang
bermales-malesan.
B. Analisis
1. Tahap Perencanaan
Pada awal pembentukan Rumah Pendidikan Baiturrahman adalah
sebuah program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan dengan
87
metode pemberian pendidikan dan pendampingan bagi anak-anak kurang
mampu di kawasan Bintaro dan sekitarnnya.
kemudian dalam upaya mengembangkan masyarakat, Rumah
Pendidikan Baiturrahman berupaya untuk menegmbangkan dari aspek
spiritual dan kemandirian anak. Dimana di dalam rumah pendidikan ini
mereka selalu diperkaya dengan kemampuan-kemampuan spiritual, seperti
kemampuan memimpin doa, memimpin shalat berjamaah, dan menghapal
surat-surat pendek, serta kemampuan untuk aktif di masyarakat.
Metode yang digunakan oleh Rumah Pendidikan Baiturrahman
adalah metode Top Down. Yaitu metode yang dalam pelaksanaannya dari
atas ke bawah.
Karena Rumah Pendidikan ini melihat permasalahan yang ada di
masyarakat, seperti kondisi kemiskinan masyarakat yang tidak jarang pada
akhirnya mengakibatkan terjadinya putus sekolah pada anak-anak usia
pendidikan. Belum lagi adanya konflik-konflik keluarga yang
mengakibatkan keterlantaran anak. Maka disusunlah sebuah program oleh
para pengurus yayasan Mesjid Jami Bintaro Jaya yang bertujuan untuk
menyelamatkan kasus-kasus yang menimpa anak-anak usia pendidikan,
agar mereka mampu meneruskan pendidikan dan mendapatkan bimbingan
dan dampingan sebagaimana mestinya.
Pendirian Panti Asuhan ini diinfokan atau disosialisasikan kepada
banyak pihak, agar menjadi mitra lokal yang bisa sama-sama membantu
88
dan mengontrol agar tujuan mulia didirikannya panti asuhan ini bisa
terwujud.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Para pengurus Masjid Jami Bintaro Jaya mengadakan rapat untuk
merealisasikan keinginan membangun pesantren Dhuafa dan yatim.
Sampai akhirnya diputuskan untuk didirikanlah Panti Asuhan
Baiturrahman ini dengan Kordinator Bapak Supriadi dan KA Pantinya
Bapak Jufri.
Untuk mensosialisasikan program ini Bapak M Jufri Halim
mempresentasikan visi misi dan strategi pengelolaan Panti Asuhan
Baiturrahman ini dihadapan pengurus-pengurus dan banyak pihak lainnya.
Selanjutnya diinfokan pada para pengurus yang lain dan
masyarakat, sampai masing-masing merekomendasikan anak-anak yang
akan direkrut menjadi anak asuh, tentunya harus memenuhi berbagai
persyaratan yang telah disepakati. Mulai menerima anak asuh pada bulan
Juni 2008, pertama 6 orang, lalu aktivitas kegiatan di Panti Asuhan ini
dimulai sejak Juli 2008.8
Permasalahan yang terjadi dalam pengkajian kebutuhan adalah:
8 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 12 Mei 2010
89
a) Sekolah
Pemilihan lokasi sekolah menjadi suatu permasalahan karena
pelaksana harus menyesuaikan waktu sekolah anak dengan kegiatan
pendidikan di dalam Rumah Pendidikan Baiturrahman. Pelaksana tidak
menginginkan sianak bersekolah di sekolah yang waktu sekolahnya siang
semntara anak-anak yang lain pagi. Karena pada sore hari banyak kegiatan
pendidikan di Rumah Pendidikan Baiturrahman, dan jangan sampai
kegiatan itu tidak diikuti oleh anak-anak asuh.
b) Nama Lembaga
Sebenarnya nama lembaga ini adalah Panti Asuhan Baiturrahman,
namun Panti Asuhan sering dilabelkan oleh masyarakat sebagai lembaga
peminta bantuan. Oleh karena itu agar tidak terjadi pelabelan negatif di
masyarakat, maka nama Panti Asuhan Baiturrahman ini lebih sering
disebut sebagai Rumah Pendidikan Baiturrahman.
Dalam menetukan lokasi dilakukan oleh para pengurus serta
tergantung kepada siapa yang merekomendasikan. Rumah Pendidikan
Baiturrahman ini menentukan lokasi atau wilayah asal anak-anak yang
boleh dihimpun dalam Rumah Pendidikan ini berasal dari daerah Bintaro.
Adapula anak-anak yang berasal dari luar daerah, namun itu juga hasil dari
rekomendasi yang dipercaya. Sementara mengenai lokasi Asrama yang
akan ditempati anak asuh, dalam hasil rapat lokasinya ditetapkan untuk
90
mengontrak sebuah rumah di Jalan Kebon Kopi Gang Benda No 70 RT
02/O4, Pondok Betung, Pondok Aren.9
2. Tahap Pelaksanaan
Untuk tahap awal yaitu dengan mempresentasikan visi misi dan
strategi pengelolaan panti asuhan ini kepada banyak pihak. Persentasi ini
dilakukan oleh Bapak M Jufri Salim selaku Ketua Panti Asuhan
Baiturrahman.
Secara teknis pelaksanaan yang dilakukan oleh para pengurus Panti
Asuhan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Rekruitmen
Sosialisasi dilakukan kepada masyarakat luas agar proses
rekruitmen bisa dilakukan dengan mudah, disamping itu pengurus lain
juga merekomendasikan anak-anak yang bisa direkrut menjadi anak
asuh di Panti Asuhan Baiturrahman ini. Oleh karena itu diperlukan
ketegasan tentang kualifikasi peserta didik. Baik berkaitan dengan usia
(SD 10 thn sampai SMP 14 thn), jumlah 12 anak, tingkat kepribadian
(tidak cacat mental, berpenyakit seperti kleptomania dll, yang akan
berdampak pada yang lainnya) dan kometmen keluarga (hal ini penting
sebab pengalaman banyak ditunggangi oleh LSM yang sebenarnya
9 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada tanggl 14 Mei 2010
91
mengganggu program pengembangan anak kurang mampu) terhadap
program dimaksud. Haus diikat dalam sebuah kontrak atau perjanjian
antara Yayasan dan keluarga.
Masalah yang dihadapi saat merekrut anak asuh, adalah sebagai
berikut:
• Kepercayaan masyarakat terhadap kelembagaan panti cenderung
berkurang, sebab maraknya fenomena kepemimpinan pengelola
panti sebelumnya yg tidak dapat dipertanggungjawabkan atau
cenderung menjadi komuditas.
• Pemilihan lokasi sekolah menjadi suatu permasalahan karena
pelaksana harus menyesuaikan waktu sekolah anak dengan
kegiatan pendidikan di dalam Rumah Pendidikan Baiturrahman.
Pelaksana tidak menginginkan sianak bersekolah di sekolah yang
waktu sekolahnya siang semntara anak-anak yang lain pagi. Karena
pada sore hari banyak kegiatan pendidikan di Rumah Pendidikan
Baiturrahman, dan jangan sampai kegiatan itu tidak diikuti oleh
anak-anak asuh.
b. Tahap pengelolaan dan pendampingan anak
Pengelola harus tinggal bersama di panti asuhan dimaksud, kecuali
juru masak. Dalam tahap pengelolaan ini para pengurus harus
meyakini bahwa melayani (mengelola, membimbing dan mendidik)
anak yatim dan dhuafa’ adalah ibadah kepada Allah SWT. Hal yang
92
harus dipahami bahwa anak adalah manusia yg unik (maka anak harus
dipahami sesuai dengan kondisi dan pertumbuhan kepribadiannya).
Pengurus harus tanggung jawab, idealisme, kometmen, dedikasi,
prospektif dan inovatif terhadap pengembangan, dalam rangka
membangun kepribadian anak yang mandiri, jujur, terbuka, inovatif,
bertanggung jawab, penuh kasih sayang, dan kerja sama.
Mengoptimalkan peran dan fungsi keluarga dalam rumah pendidikan
yatim piatu. Segala bentuk aturan yang dibuat harus berbasis
pembinaan dan pendidikan (terhindar dari tekanan dan penindasan)
semua ini di buat untuk mewujudkan kemandirian dan pengembangan
anak.
Didalam rumah panti asuhan ini anak asuh dididik dari berbagai
aspek yang meliputi mental, spiritual, dan kemandirian mereka. Anak-
anak dilatih mandiri dan bertanggungjawab akan diri mereka dan
lingkungan mereka. Mereka dibiasakan mencuci dan menstrika baju
sendiri, bekerjasama membersihan rumah, mereka juga memiliki
aktivitas rutin seperti shlat berjamaah, ngaji, menyetor hapalan surat
pendek, dan dilatih untuk bisa memimpin doa dan menjadi Imam
shalat.10
10 Wawancara pribadi dengan kepala panti M. Jufri Halim di kantor Panti Asuhan pada
tanggl 14 Mei 2010
93
3. Tahap Pelestarian Program
Pada tataran proses pelestarian program, sosialisai Panti Asuhan
Baiturrahman kepada anak asuh tentang apa, mengapa, siapa, dan lain-
lainnya relatif kurang, sedangkan Panti Asuhan Baiturrahman dikelola
berdasrkan manajemen kebutuhan. Dampak dari itu adalah kurang
optimalnya ketentuan yang seharusnya dipenuhi dalam pemberdayaan
anak asuh disekitar Bintaro Jaya.
Pelestarian program dalam Panti Asuhan Baiturrahman ini adalah
pengurus, donator, dan anak asuh. Untuk donator, pada awalnya Panti
Asuhan Baiturrahman ini memberikan proposal kepada para donator.
Sedangkan para pengurus adalah orang-orang yang memiliki sosial tinggi
dan memiliki kemampuan untuk mengelola dan mendiik anak-anak asuh
yang ada didalamnya. Dan pelestarian program lainnya adalah anak asuh,
maka disini Panti Asuhan Baiturrahman berusa mengasuh, mendidik, dan
membimbing mereka agar berkembang dan mandiri. Supaya bisa
menjalani kehidupan dengan baik.
Dengan kata lain, Panti Asuhan Baiturrahman berjalan seadanya
karena tidak ada target khusus yang hendak dicapai, mencoba terus
melakukan pelestarian program melalui diskusi bersama anak-anak asuh
dengan diselangi menjelaskan hidup yang mandiri.
94
C. Hasil Program
Pada bagian ini dilakukan analisis, berdasrkan tujuan program, kerangka
piker, dan hasil yang dicapai:
a) Tujuan Program
Upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh Yayasan Masjid Jami
Bintaro Jaya melalui Panti Asuhan Baitirrahman terhadap anak-anak asuh
melalui kemandirian supaya anak tersebut bisa hidup yang tidak
menganandalkan orang lain.
b) Kerangka pikir
1) Bahwa sasaran pemberdayaan adalah individu dan masyarakat yang
mengalami disfungsi sosial (khususnya masyarakat yang kurang
mampu/dhua’fa.
2) Sesungguhnya anak-anak asuh disana membutuhkan tempat yang
memadai sebagi sarana penunjang proses belajar dan pemandirian
mereka.
3) Ditingkatkan lagi kinerjanya. Karena memang yang mereka tangani
adalah anak-anak yang benar-benar membutuhkan bimbingan jadi
dibutuhkan totalitas untuk membimbing mereka.
95
4) Adanya proses belajar menuju penyadaraan tentang permasalahan
yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, serta timbulnya
semangat untuk memecahkan masalah tersebut
c) Hasil yang dicapai
Hasil dari program Yayasan Mesjid Jami Bintaro Jaya khususnya
Panti Asuhan Baiturrahman ini dalam upayanya untuk menyelamatkan
pendidikan anak-anak dhuafa kini telah ada 12 orang anak yang
diselamatkan pendidikannya dan diberdayakan kemandiriannya. Masing-
masing dari mereka antara lain: 2 orang siswa kelas X SMK, 6 orang
siswa kelas IX MTs/SLTP, 2 orang kelas VIII MTs, 2 orang kelas VII
MTs/SLTPN.
Kedua aras startegi tersebut merupakan cara-cara yang bagus dalam
upaya pemberdayaan anak asuh di sekitar Panti Asuhan Baiturrahman.
namun demikian, dalam proses pelaksanaan program kemandirian anak
asuh, masih belum ditemukan belum maksimal pelaksanaan program, hal
ini terlihat dari kurang efektifnya program yang djalankan.
Dari hasil penelitian ini ditemukan tidak terjadi, kurang terlihat
adanya proses pemberdayaan dalam meningkatkan kemandirian program
Panti Asuhan Baiturrahman. hal tersebut terlihat dari masih lemahnya
sosialisasi program yang dilakukan pelaksana program, dan program
bukan sebagai proses penyadaran masyarakat terhadap visi dan misi
96
proram Panti Asuhan Biaturrahman dalam meningkatkan kemandirian
anak asuh.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi kepada
Panti Asuhan Baiturrahman mengenai strategi pemberdayaan anak asuh
berbasis kemandirian dapat penulis simpulkan, bahwa dalam proses
pemberdayaan anak asuh disekitar Panti Asuhan Baiturrahman menggunakan
dua srtategi. Strategi tersebut yaitu:
1. Strategi aras mikro, meliputi pertama, pengembangan bidang pendidikan
yang mulai dari sekolah menengah pertama hingga sekolah lanjut atas.
Kedua pembinaan bidang kerohanian anak-anak asuh senantiasa
memantau dan berusaha meningkatkan wawasan keislaman mereka dan
kualitas dalam ibadah anak asuh. Ketiga pembinaan bidang fisik,
meningkatan ketahanan kesehatan fisik bagi anak asuh. Dan yang keempat
pengembangan bantuan sosial, kelompok sasarannya yaitu anak asuh yang
tidak mampu. bantuan pada anak asuh sendiri, mereka dididik, diasuh, dan
terus dibiayai pendidikannya disekolah, serta suasana kehidupan didalam
panti dibuat sebagaimana mereka berada dalam keluarga yang harmonis.
Untuk itu Panti Asuhan berusaha membantu dan memberikan modal dan
bekal untuk anak asuh agar bisa melanjutkan pendidikan dan memenuhi
97
98
kebutuhan sehari-hari di Panti Asuhan. selepasnya dari Panti Asuhan
mereka dapat hidup lebih mandiri.
2. Strategi aras mezzo, sasran strategi ini adalah perorangan yamng ada
disekitar Panti Asuhan Baiturrahman, tujuan dibentuknya program ini
yaitu proses pelaksanaan kemandirian yang produktif yang diharuskan
kepada anak-anak asuh memalui pemantauan dan bimbingan para
pengurus Panti Asuhan. Kemandirian dalam sehari-hari sering dan
bermanfaat bagi mereka, manfatnya mereka supaya terbiasa dengan
kemandirian mereka bisa lebih mandiri tidak tergantung pada orang tua
dan orang lain. pengembangan dengan cara kemandirian yang diterapkan
bentuk rangsanngan untuk mengembangkan hidup mandiri dikalangan
masyarakat, agar mandiri dan memiliki daya memenuhi kehidupan sehari-
hari. Dan mereka bisa membantu orang tua dan masyarakat lebih berguna
bagi semuanya.
B. Saran
Sebagai solusi dari keadaan yang ada di Panti Asuhan Baiturrahman
Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya, penulis dengan tanpa rasa hormat kepada
ketua Panti Asuhan dan segenap pengurus Panti Asuhan Baiturrahman peneliti
mencoba memberikan saran kepada pihak Panti Asuhan Baiturrahman yang
sekiranya akan berguna saran yang peneliti maksud adalah:
99
1. Hendaknya pihak Panti Asuhan Baiturrahman lebih mengoptimalkan
dalam bidang yang lebih utama seperti pendidikan, pelatihan bagi anak
asuh.
2. Anak asuh hendaknya meningkatkan kualitas akademik pendidikannya
balas jasanya kepada pihak Panti Asuhan yang telah membantu dengan
segala fasilitas yang ada.
3. Pemberdayaan yang dilakukan Panti Asuhan khususnya dalam bidang
sosial kemandirian belum sepenuhnya mengenai sasaran.
4. Dalam proses pelaksanaan strategi diatas menurut penulis diperlukan
adanya pendampingan secara kontinyu serta terstruktur dengan baik.
5. Menciptakan suasana yang nyaman dan pelayanan yang baik lebih
ditingkatkan lagi agar program pemberdayaan Panti Asuahan untuk anak
asuh dapat tercapai.
6. Saran yang cukup lengkap yang dimiliki Panti Asuhan semoga dapat
dipertahankan potensinya, karena itu merupakan asset berharga bagi
pengembangan masyarakat Panti Asuhan dalam memberdayakan anak
asuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineke Cipta, 199
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada) Carunia Mulya Firdausy ed, Dimensi Manusia dalam Pembangunan
Berkelanjutan, (Jakarta; LIPI, 1998), h. 12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 874 Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 19991). h, 15 Editor, Moh. Ali Aziz dkk, Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigma Aksi
Metodologi (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 169 F. J. Monks, et. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001), h. 278 George, Steinner dan John, Minner, Manajemen Startejik, (Jakarta: Erlangga,
2002) Hajar, Ibnu, Penelitian Kwantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada) Harini, Sri, Aba Fidaus Al- Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini, (Yogyakarta:
Kreasi Wacana, 2003) Hurlock, Elizabeth, Perkembangan Anak, (Jakarta: Penerbit Erlangga,1993) Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003), h. 54
Jauch, Lawrence R, dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan, Edisi ke -3 (Jakarta: erlangga, 1988), h. 12 Moleong, J. Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007)
100
101
Murtopo, Ali, Strategi Kebudayaan, (Jakarta; CSIS, 1978), h.8 Nasution, Mulia, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Djambatan, 1996) Nawawi, Hadari, Manajemen Startejik Organisasi non Profil Bidang
pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), h. 153
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teory dan Praktek, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya. 1999) Pius A Partanto M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994). h. 658 Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi,
(Jakarta: LPSP3-UI, !998). h. 62 Purwono, Setiawan Hari dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah
Konsep Pengantar, ( Jakarta: LPFE UI, 1999), h. 21 Rajuminropa, pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin, (Universitas Indonesia
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 2003) Rasito,Hermawan , Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta; Gramedia Pustaka
Utama, 1997) Siagian, Sondang, Analisys serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986) Soetomo, Strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 79 Setiawan, Hari Hariyanto, “Pengembangan Program Anak Jalanan melalui
Pendekatan Communty”, 2001. h. 67 Suhato, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung:
Reflika Aditama,2005) Sumodiningrat, Gunawan, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan
Masyarakat, (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara) Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFC,
1985) Syani, Abdul , Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 133
HASIL WAWANCARA
Nama : M Jufri Halim
Jabatan : Ketua Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 11 Mei 2010 Pertanyaan-pertanyaan
1. Sebelum masuk pada pertanyaan-pertanyaan khusus, saya akan memulai dari pertanyaan yang berkaitan dengan profil Bapak, dapatkah Bapak jelaskan profil Bapak?
Jawab: Baik, saya adalah anak kampong, tepatnya dari sebuah kota kecil di Jawab Timur, yaitu dari Kabupaten Bondowoso. Saya pernah menuntut ilmu selama 10 tahun di sebuah pesantren di Madura yaitu Pondok Pesantren an-Nuqayah di Desa Guluk-guluk Sumenep Madura. Di sana saya masuk sekolah mulai dari kelas 3 MI (Madrasah Ibtidaiyah)/Sekolah Dasar, mulai tahun 1983 hingga 1993. Lulus dari pesantren tersebut saya melanjutkan strudi S1 ke IAIN syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN) pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 1999, dan melanjutkan studi S2 MIA (Magister Ilmu Administrasi) di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dan sekarang Alhamdulillah sedang melanjutkan studi S3 di sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya mengabdi di almamater saya (di Fakultas Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) sejak tahun awal 2006, dan saya juga mengajar di Universitas al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, serta di ISMMED sampai sekarang.
Saya menikah pada saat saya masih semester 8 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sekarang saya telah dikaruniai 3 orang anak.
Saya dipercaya untuk mengelola Panti Asuhan ini disebabkan saya dikenal dekat dengan orang-orang Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya, sebab sebelumnya saya pernah menjadi Wakil Sekretaris di Masjid Jami’ Bintaro Jaya. Tetapi lebih dari itu, karena saya memiliki pengalaman menjadi konsultan dan pengalaman mengasuh Panti Asuhan miliki Pemprov DKI Jakarta, yaitu PSAA khusus anak Jalanan di Jakarta Utara. Pengalaman tersebut banyak memberikan bekal pada saya di dalam proses membangung system di Panti Asuhan “Baiturrahman” ini.
Jadi saya bersama keluarga merasa di dalam menghadapi anak asuh diposisikan seperti menghadapi anak sendiri, karena itu walau keluarga dan anak-anak saya berkumpul dengan anak asuh, saya tidak membedakan keberadaan mereka dengan anak-anak saya. Tentu perkara ini bukanlah perkara yang mudah, tapi Alhamdulillah dapat saya lalui dengan sebuah proses yang terus diperbaiki.
2. Apa Visi dari Panti Asuhan “Baiturrahman” ini pak?
Jawab: Visi dari Panti Asuhan “Baiturrahman” ini adalah “Membentuk Anak berkepribadian Mandiri, Jujur, Inovatif, Pengabdi dan Amanah”.
3. Visi yang ditawarkan ini sesungguhnya terlihat sebagai pola pemberdayaan atas anak asuh yang dibimbing, dapatkah Bapak menjelaskan arah pemberdayaan yang diimplementasikan di dalam kegiatan dan program-program panti?
Jawab: Semua kegiatan dan program yang dilaksanakan di panti ini disandarkan pada visi panti asuhan di atas. Karena itu, visi tersebut menjadi ruh dan muara semua kegiatan, dari catatan visi tersebut di atas sesungguhnya nampak jelas bahwa pemberdayaan yang diinginkan adalah membangun kepribadian peserta asuh agar mereka mandiri, jujur, inovatif, pengabdi dan amanah terhadap semua hal yang mereka hadapi. Kemandirian yang dimaksudkan adalah kemandirian dalam hal mengurus dan mempersiapkan keperluan dirinya sendiri, sehingga mereka tidak memiliki sikap bergantung pada orang lain. Contoh adalah mereka bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan masing-masing (kamar tidur, kamr mandi, pakaian, dan bekas makan masing-masing). Sedangkan jujur adalah prinsip yang diharapkan dapat dilaksanakan peserta asuh dalam aktifitas sehari-harinya. Inovatif adalah ruang kreatif yang diberikan pada peserta asuh, agar mereka menemukan temuan-temuannya di masa mendatang. Sedangkan pengabdi adalah prinsip bagi peserta asuh agar mereka selalu menginvestasikan semua yang dipelajari untuk kepentingan pengabdian dalam kehidupan ini. Dan amanah adalah prinsip kepercayaan yang dibangun peserta asuh tanpa harus melihat siapa yang sedang menyaksikan tugas yang mereka kerjakan.
Dengan demikian prinsip-prinsip dalam visi tersebut dapat membrikan landasan dan bangunan baru bagi peserta asuh untuk menempa diri masing-masing untuk memperoleh kemandirian, dankemandirian yang terbagun pada diri mereka adalah proses pemberdayaan bagi mereka.
4. Dapatkah Bapak menjelaskan program-program yang dilaksanakan di panti ini?
Jawab: Program-program yang telah dilakukan sampai saat sekarang ini ada yang bersifat individual, terjaduwal, baik bersifat harian, mingguan, bulanan dan atau tahunan. Kegiatan-kegiatan terserbut antra lain adalah: yang bersifat individual yaitu mencuci pakaian dan bekas makan masing-masing, menyetrika pakaian sendiri. Kegiatan harian antara lain adalah
membereskan tempat tidur, membersihkan kamar tidur, kamar mandi, halaman, ruang tamu dan lain-lain secara bergantian, pengajian kita safinah, kitab irsyadul ibad, kursus bahasa inggris, mengaji al-Quran, shalat berjemaah, jam belajar dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan yang bersifat minaaguan adalah hafalan surat-surat pendek setaip Selasa malam Rabu, Yasin dan Tahlil setiap Kamis malam Jumat, dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan bulanan antara lain adalah nonton film-film menarik yang bersifat mutivasi, berkunjung dan berdiskusi dengan orang-orang sukses, Futsal, Renang, dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan tahunan antara lain adalah kegiatan rekreasi, out bound, dan lain sebagainya.
5. Bisakah Bapak menceritakan dari mana saja anak asuh berasal?
Jawab: Anak asuh kami berasal dari sekitar Bintaro dan sekitarnya, seperti Cirendeu, Sarua Ciputat, Ciputat Timur, Pesanggerahan, Pondok Ranji, Renga di sekitar Kabupaten Tangerang Selatan, sekalipun ada juga yang jauh yaitu dari Ciamis.
6. Bagaimana program dan strategi pemberdayaan untuk anak asuh?
Jawab: Program dan strategi pemberdayaan yang dilakukan di Panti Asuhan “Baiturrahman” Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya ini betumpu pada pembiasaan. konsistensi, pemantauan dan pengendalian, dan serta memasukkan prinsip kerja sama, kekeluargaan, saling menghargai, releks, dan dilakukan dengan nyaman. Tentu saja program-program yang dilakukan bermuara pada visi yang telah dijelaskan di atas.
7. Bagaimana strategi pemberdayaan yang dilakukan Panti Asuhan dalam membina
kemandirian?
Jawab: Sebelum program diberikan dan dibuat, kegiatan tersebut biasanya dibicarakan bersama dengan mereka, kami sampaikan makna dan pentingnya proram tersebut bagi mereka masing-maisng, termasuk pentingnya kegiatan tersebut magi masa depan mereka. Dengan cara mengetahui makna kegiatan tersebut bagi kehidupan mereka masing-masing di masa mendatang, maka peserta asuh biasanya termutivasi untuk melakukan kegiatn atau program yang telah disampaikan.
8. Apa tujuan Panti Asuhan ini?
Jawab: tujuan panti antara lain adalah Sebagaimana cita-cita yang ingin diperjuangkan sejak
awal terbentuknya Panti Asuhan Baiturrahman Yayasan Masjid Jami Bintaro Jaya yakni
terciptanya peningkatan taraf hidup, kesejahteraan umat, serta meningkatkan pengalaman
nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari di sekitar masyarakat umum pada umumnya.
9. Bagaimana Bapak memantau kegiatan atau pekerjaan anak-anak setiap hari?
Jawab: Hal yang penting dilakukan dalam hal proses memantau kegiatan mereka adalah bergaul dan berinteraksi dengan mereka secara longgar tanpa harus dibatasi oleh hal-hal yang kaku, pada saat yang bersamaan kami selalu bertanya setiap kali mereka pulang dari sekolah, setiap jam shalat, bertanya tugas atau PR, bertanya pakaian agar dicuci dan disetrikan dan lain sebagainya. Dengan cara berinteraksi secara terbuka dan selalu bertanya maka pemantauan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
10. Dari mana biaya oprasional kebutuhan anak dan Panti Asuhan ini?
Jawab: Biaya oprasional anak asuh dan panti asuhan ini dibiayai oleh Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya, tentang dari mana mereka menghimpun dana, jelasnya dari masyarakat dan para donatur. Kami selalu memberikan laporan kepada para donatur tentang berbagai kegiatan yang dilakukan oleh panti asuhan ini, sehingga diharapkan para donatur dapat mengetahui berbagai kegiatan yang telah dilakukan. Bahkan untuk meyakinkan mereka kami selalu memberikan penjelasan dan laporan penggunaan biaya sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan. Adapun kegiatan yang dibiayai oleh Yayasan Masjid Jami’ Bintaro Jaya adalah seluruh kegiatan dan kebutuhan pendidikan, permakanan, dan lain sebagainya.
11. Strategi pendidikan yang seperti apa Bapak ajarkan kepada anak asuh?
Jawab: Strategi pendidikan yang ditanamkan pada mereka adalah memastikan pentingnya pendidikan bagi mereka, bukan sebagai pemaksaan, tetapi kami selalu mengedepankan pentingnya menyakinkan aspek kesadaran akan pentingnya bagi mereka. Karena dengan cara demikian anak dapat menentukan kemana ia harus melangkah, tentu kami lakukan konseling kelompok setiap saat dan saling bercerita tentang tantangan di masa yang akan datang.
12. Bagaimana pendekatan Bapak kepada anak asuh?
Jawab: Kami perlakukan mereka sebagai mana anak-anak kami sendiri, mereka kami perhatikan sebagaimana halnya anak kami sendiri.
13. Apa harapan Bapak dalam perkembangan anak asuh ini?
Jawab: Saya berharap mereka tumbuh dan berkembang secara wajar, dan dapat menemukan jati dirinya, sehingga mereka dapat menjadi anak-anak yang berguna di masa mendatang, yaitu mereka menjadi anak yang memiliki dedikasi dan integritas yang tinggi terhadap kemaslahatan umat.
14. Demikian pak, dan terima kasih
Jawab:Sama-sama, semoga sukses. Amin
Bintaro, 21 Mei 2010 Kepala Panti Asuhan
M. Jufri Halim, M.Si
HASIL WAWANCARA
Nama : Akhlakkul Kharimah
Jabatan : guru private bahasa inggris Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Sejak kapan ibu bekerja di Panti Asuhan ini?
Jawab: saya baru juga bekerja di Panti ini kira-kira dari tahun 2009
2. Metode apa yang bapak atau ibu gunakan dalam mendidik anak-anak asuh?
Jawab: masih menggunakan metode yang lama seperti metode ceramah, ditanya ulang dan
ditanya satu persatu.
3. Kapan saja program bimbingan belajar dilaksanakan?
Jawab: kalo bahasa ingris setiap hari rabu dan hari jumat habis magrib,kenapa abis magris
sedangkan kalo pagi dan siang anak asuhnya masih pada sekolah.
4. Bagaimana cara anak asuh agar mudah mengerti dalam les bahasa inggris ini?
Jawab: pertama dijelasin terlebih dahulu kemudian masuk kecontoh soal terus di tes dengan
latihan soal.
5. Setiap belajar berapa persen anak-anak yang mengerti apa yang anda ajarkan?
Jawab: anak yang mengerti sekitar 5o%, ga semua anak yang mengerti.dan ada pula sebagian
anak disekolahnya sudah mengerti.
6. Bagaimana cara ibu pendekatan kepada anak-anak?
Jawab: dengan cara sering, diskusi. Ada pula dari sekolah ada Pr mungkin saya bisa
menbantu.
7. Apakah ibu merasa terbebani dalam mengajari anak-anak asuh?
Jawab: ga tuh, kadang sedang belajar anak-anak biasa ada yang bilang laper lah.
8. Bagaimana proses pemberdayaan untuk anak asuh?
Jawab:kalo proses pemberdayaannya,itu kita panggilkan mereka dulu, nungguin mereka
samapi bener-bener siap untuk belajar, baru lah belajar di mulai.di lihat dari perkembangan
sebelum belajar di mulai pelajaran yang sebelunya ditanya kembali.
9. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam daya tanggkap
belajar anak asuh?
Jawab: kalo faktor pendukungnya fasilitas ya, disinikan tempar dan ruanganya selalu sempit
jadi anak-anak belajarnya kurang kondusif, kemudian kalo mereka nggak bisa bisa Tanya-
tanya ke pengajar atau temmanya yang udah mengerti. Kalo faktor penghambatnya yaitu
kesadaran anak yang belum ada, kadang anak banyak becanda dan males ketika sedang
belajar. Susah kalo udah males, kalo yang rajin ya rajin banget. Saya sampe seneng banget
kalo yang raji banget tapi ya terus kita dukung dan motivasi ya namanya juga anak-anak
kan..
Akhlakkul Kharimah Iin Nurhayati
Guru Private Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Fazrin Yusup T
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: adanya kiris ekonomi keluarga dan melatih untuk mandiri
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: baca puisi dan membaca al quran
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: banyak sih perasaan sedih, kesel dan senang dll.
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: - kekurangannya yaitu jadwal tugas harian tidak berjalan.terus anak tidak mematuhi
peraturan apa yang sudah diatur didalam panti ini.
-kelebihannya yaitu adanya pelajaran tambahan atau les, terus selalu adil dalam
pembagian suatu pekerjaan atau makanan.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: adanya pelajran tambahan atau les, terus ada juga pelajaran bahasa arab mempelajari
kitab, dan membaca yasin setiap malam jumat.
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ada, manfaatnya yaitu saya dapat mengembangkan apa ilmu yang saya dapatkan dari
Panti kepada masyarakat.
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: pandangan dari teman saya, mereka merasa ingin masuk kepanti asuhan dan mereka
memandanng saya selalu baik ko…
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: ya tau
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: tidak karena kedua orang tua saya tidak mampu membiayai saya sekolah. Saya lebih
ingin hidup mandiri dan tidak ingin hidup bergantung kepada orang tua.
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: ingin jadi orang yang berilmu dan sukses dimasa depan.
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: agar panti ini tetap berjaln terua dan ingin mengamalkan ilmu saya, yang saya sudah
dapatkan di panti ini dan ingin menjadi contoh dikeluarga maupun masyarakat.
Fazrin Yusup T Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Ahmad Mukmin
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: dulu pertama mau masuk kesini, dari sodara. Kebetulan sodaranya cewe terus karena
cewe jadi ga bisa masuk ke panti ini, panti ini memerlukan cowo terus langsung dikasih ke
saya.
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: jadi MC di Masjid Jami Bintaro Jaya
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng dah, bisa ada yang bantu, bahagia, rasa kangen sama mamah ada sih…
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya yaitu keberihan disekitar panti sedanngkan kelebihannya yaitu enak
disini terus belajarnya juga enak dan makan selalu diatur
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, les shalat berjamaah dan mempelajari ilmu-ilmu agama
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: dapet banyak, dari tadinya ga tau menjadi tau dan tadinya ga bisa jadi bisa.
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: pandangan dari temen di luar panti ya ga gimana-gimana biasa aja
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: ya, kedua orang tua saya masih ada ka..
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: ga, kalau keluar dari sini saya ga bisa sekolah lagi
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: jadi orang sukses dan membagagiakan kedua orang tua saya
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: semoga panti asuhan ini terus menerus berjalan dan lebih maju dan membantu orang-
orang yang tidak mampu.
Ahmad Mukmin Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Zulkifli
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: karena kemauan sendiri, agar bisa hidup lebih mandiri
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: ga ada ka
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng. Nyaman, dan enak
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya tempatnya sempit terus bangunanya sempit. Sedangkan kelebihannya
teman-temannya baik-baik, terus asyik-asyik dan gurunya baik
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, belajar kitab, shalat berjamaah
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ada, manfaatnya lebih tau tentang ilmu agama
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: ada yang dicuekin dan ada pula yang baik
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: ada, masih lengkap ko ibu dan bapak
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: tidak, karena ingin menjadi orang yang sukses
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: masih binggung, kalau bisa pengen jadi guru.
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: harapan saya semoga bisa diperbanyak lagi anak-anak asuhnya
Zulkifli Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Didi
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: diajakin temen,terus ingin merasain hidup jauh dari orang tua agar bisa maandiri
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: belajar labih semangat
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng, bisa bersama dengan teman-teman
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya fasilitas ruangannya kurang maksimal. Sedangkan kelebihannyabisa
belajar bersama
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, belajar les, mempelajari ilmu kitab, kerja bakti dan olahraga
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ada, manfaatnya saya lebih tau tentang pengetahuan agama
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa saja, malah temen saya yang diluar panti pada pengen masuk ke panti ini.
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: taulah
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: kaga, banyak temen bisa sambil belajar klu dirumah pasti maen terus.
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: ingin menjadi pemain sepak bola dan guru olahraga
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: menjadi orang sukses dan bisa membantu orang-orang susah atau tidak mampu.
Didi Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Wahyu Eka
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: diajakin temen, supaya meringankan beban biaya kedua orang tua saya
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: ga da
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng, banyak temen dan bisa belajar tiap malam
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangnnya lebih dijaga lagi kebersihannya. Sedangkan kelebihannya menambah
wawasan pengetahuan tentang agama
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, les, dan olahraga
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ada, untuk bekal di masa depan
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: baik semua
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: ya tau
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: ga, klu keluar kasihan orang tua saya, ga bisa membiayai sekolah yang lebih tinggi
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: jadi orang sukses
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: lebih dtambah lagi ank asuhnya klu bisa asrama cewenya, buat saya terbaik buat
keluarga saya dan masyarakat.
Wahyu Eka Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Shamtidar
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: sebenernya pengen podok pesantren, tapi kedua orang tua tidak bisa membiayai, terus
ada yang ngajkin masuk ke panti asuhan ini.
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: niali belajarnnya tambah bagus
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: senang dan banyak temen
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya tempatnya kurang luas dan harus dijaga kebersihannya. Sedangkan
kelebihannya bisa jadi mandiri, shalatnya terjaga tepat lima waktu dan ada belajar tambahan.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: les, ngaji, olahraga dan kerja bakti
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: dapet, tambah baik
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa-biasa saja
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: ya tau
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: tidak, saya betah tinggal disini, ada yang membantu dan meringankan bebasn orang
tua
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: jadi guru dan selalu menghargai orang lain
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: tambah baikjadi orang sukses bisa membantu orang tua
Shamtidar Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : M Khadavi
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: karena diajakin temen, agar mandiri
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: lom ada.
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: enak banyak temennya, supaya lebih mandiri
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya yaitu tepatnya kurang luas, fasilitas kurang memadai. Sedangkan
kelebihanya saya lebih tau ilmu-ilmu agama.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: les, ngaji, olahraga dan kerja bakti
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ya, supaya pintar dan mendapat ilmu yang banyak.
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa-biasa saja ka..
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: ya saya tau lah
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: ga, sebab enak banyak temennya klu deket dari orang tua ntar ga bisa mandiri.
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: pemain sepak bola dan jadi dosen
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: semoga panti ini lebih bagus dan lebih rapin dan orang-orangnya tolong ditambahin.
M. Khadavi Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Citra Saputra
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: karena orang tua tidak mampu, jadi saya masuk ke Panti Asuhan agar tidak merepoti
orang tua.
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: kaga tau ka
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng, banyak temen dan lain-lain deh ka
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya mohon fasilitas yang ada tolong ditambahin, sedangkan kelebihannya
bisa mandiri terus ada pelajaran tambahan.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: cuci baju sendiri, ngaji, les, kerjabakti setiap hari minggu
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
jawab: dapet, agar saya bisa mengamalkan ilmu yang saya dapet di Panti Asuhan ini.
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa saja tuh
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: tau lah
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: ga, karena klu plng ngrepotin orang tua lagi
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: jadi guru matematika
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: lebih bagus lagi Panti Asuhannya
Citra Saputra Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : M Nur Al- Floresi
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: tidak membebani orang tua, biar buar masa depannya lebih cerah, klu di rumah orang
tua tidak mampu lagi membiayai sekaloah
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: mengalami perubahan dari yang dulu sekarang labih taat menjalani agama dari
sebelumnya.
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng gembira dan banyak temen
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangnnya sempit dan fasilitasnya kurang lengkap. Sedangkan kelebihannya saya
disana diajarkan giaman cara yang mandiri, seperti cuci baju sendiri dll.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: sekolah, belajar kitab, ngaji dan les
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ya, buat diri fiyan
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa aja, karena saya tinggal di Panti Asuhan bisa dibimbing lebih baik
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: tau banget
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: ga aaah, klu keluar dari sini ngrepotin orang tua, di tambah ade yang berada di rumah
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: menjadi orang sukses dan membanggakan kedua orang tua
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: mudah-mudahan panti ini terus berjalan anak-anaknya ditambah banyak dan bila
perlu Pantinya lebih gede
M. Nur Al-Floresi Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Yudha Triswandy
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: buat meringankan beban orang tua, biar belajar mandiri dan pengen jauh dari orang
tua biar lebih dewasa.
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: pernah juara hafalan judama
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: pertama ga enak, udah jauh dari rang tua lama kelamaan malah seneng.
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangnanya enak sih disini, tapi wilayahnya ga mendukung, sedangkan
kelebihnya tambah ngerti tentang hidup yang mandiri, dan diajarin agama.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, les, olahraga dan kerja bakti pokoknya banyah daaah
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ya iya lah pasti, cumin bahasa arab yang tidak mengerti
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: tidak menduklung, tapi ada ja yang biasa saja
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab:.tau lah, orang sering pulang ko
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: kalau pengen sih ada, cumin kalau deket sama orang tua ngeberatin biayanya, klu di
rumah berantem mulu ma sodara, jadi enak disini lah
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: pemain basket di LA Lakers
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: jangan terlalu ketat dan fasilitas tambahin harus ada perhatian dari kepala Yayasan
Yudha Triswandy Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Cecep Mulyana D
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: diajak sama kakak, supaya bisa belajar lebih giat, kalau disini bisa konsen dari pada
di rumah
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: paling juara kelas di sekolah
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: ya seneng bisa banyak temen, bisa melatih diri sosialisasi dengan orang lain
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: kekurangannya anak-anak yang kurang memanfaatin fasilitas yang ada dan kurang
belajarnya masih banyak yang maen-maen. Sedangkan kelebiahannya belajar lebih giat
sehingga saya mendapatkan juara kelas disekolah.
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, les bahasa inggris dan mempelajari ilmu kitab
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: bisa, manfaatnya banyak banget, bisa menunjang kehidupan buat masa depan
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa saja sih, sama kaya temen-teman yang lain.
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: iya lah pasti, masa ga tau
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: Ga,soalnya disini bisa belajar dengan baik, manfaati waktu sebaik-baiknya
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: ingin jadi orang sukses dan bisa membahagiakan orang tua
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: mudah-mudahan Panti ini terus berjalan banyak anak-anak yang putus sekolah karena
ekonomi yang tidak mencukupi dan sangat membutuhkan sekolah
Cecep Mulyana D Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara
HASIL WAWANCARA
Nama : Abdul Azis
Jabatan : Anak Asuh Panti Asuhan “Baiturrahman”
Tempat : Di ruang tamu Panti Asuhan “Baiturrahman”
Hari / tanggal : Rabu, 12 Mei 2010
Pertanyaan-pertanyaan
1. Apa sebab dan dorongan yang melatarbelakangi ka mu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: kondisi ekonomi, pengen mencoba belajar mandiri
2. Prestasi apa yang sudah anda peroleh disini?
Jawab: belajar tambah baik dan peringkat di sekolah
3. Bagaimana perasaan kamu tinggal di Panti Asuhan ini?
Jawab: seneng, karena bisa belajar mandiri dan bisa mengatur waktu
4. Apa kekurangan dan kelebihan Panti Asuhan ini?
Jawab: tempatnya kurang memadai, sedangkan kelebihannya bisa belajat teratur, shlat tepat
waktunya
5. Kegiatan apa saja yang diberikan oleh panti Asuhan ini?
Jawab: ngaji, belajar kitab, les bahasa inggris dan olahraga
6. Apakah kamu dapat manfaat dari kegiatan program yang ada di Panti Asuhan?
Jawab: ada, untuk mempersiapkan mental dan fisik
7. Bagaimana pandangan teman-teman kamu yang di luar Panti Asuhan terrhadap kamu yang
tinggal di Panti Asuhan?
Jawab: biasa saja
8. Apakah kamu mengetahui keluarga kandung mu?
Jawab: Tau lah
9. Apakah kamu ingin keluar dari Panti Asuhan ini?
Jawab: ga, karena bisa mengatur waktu kalau di rumah maen mulu
10. Apa cita-cita kamu?
Jawab: jadi ahli teknologi pesawat terbang
11. Apa harapan kedepan kamu?
Jawab: bisa berkembang dan menampung anak-anak yang putus sekolah karena ekonomi.
Abdul Azis Iin Nurhayati
Anak Asuh Pewawancara