STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT MUDA...
-
Upload
nguyenthuan -
Category
Documents
-
view
231 -
download
1
Transcript of STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT MUDA...
STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT MUDA SURABAYA
DALAM MEMBENTUK PEMUDA SOCIAL ENTREPRENEUR YANG
ISLAMI BERDASARKAN TEORI SAYYID MUHAMMAD NUH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S. Sos)
Oleh:
NUR SAID RAHMATULLAH
NIM: 1111051000087
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
i
ABSTRAK
“Strategi Dakwah Komunitas Sahabat Muda Surabaya dalam Membentuk
Pemuda Social Entrepreneur yang Islami”
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Mereka menjadi salah satu faktor
dalam kemajuan suatu daerah dan negara. Sayangnya, saat ini di Indonesia banyak media
massa yang memberitakan kasus-kasus kenakalan remaja. Kekerasan, perkelahian,
pencopetan dan penjambretan, pemerkosaan, alkohol dan narkoba. Sehingga, melihat
kasusu tersebut, sudah seharusnya generasi muda mendapatkan pembinaan secara khusus
agar bisa masuk tahap dewasa dengan siap dan matang. Di Surabaya, terdapat komunitas,
yakni Sahabat Muda mewadahi bagi para pemuda menjadi social entrepreneur. Uniknya,
komunitas ini juga membina relawannya pada nilai-nilai keagamaan. Oleh sebab itu
penulis tertarik meneliti strategi apa yang dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam
membina pemuda social entrepreneur yang Islami?
Berdasarkan latar belakang, ada pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini. 1. Bagaimana strategi dakwah komunitas Sahabat Muda dalam membina
pemuda social entrepreneur yang Islami? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat yang
ada pada komunitas Sahabat Muda saat menjalankan strategi dakwahnya?
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori strategi Dakwah dan Pendidikan
Sayyid Muhammad Nuh cendekiawan muslim asal Timur Tengah. Adapun teori tersebut
seperti: memberikan prioritas dalam berdakwah, menjadikan hidup sebagai sarana
dakwah dan pendidikan Islam, menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan praktek
yang menyeluruh, sinergis dan seimbang, bersikap lemah lembut, memahami dan
menggunakan hukum sosial, tidak tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat, sabar,
teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa.
Pendekatan penelitian yang digunakan menggunakan penelitian kualitatif, dengan
paradigma konstruktivis, dan menggunakan metode penelitian field research. Adapun
teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, pengamatan yang mendalam
dan menyeluruh, serta melalui dokumentasi.
Ada 4 strategi dakwah yang dijalankan komunitas Sahabat Muda dalam
membentuk pemuda social entrepreneur yang Islami. Pertama, memperioritaskan
berdakwah kepada generasi muda. Kedua, mencetak relawan yang bekarakter Islami
melalui program keagamaan. Ketiga, memunculkan jiwa kepedulian relawan dengan
memberikan kegiatan sosial sebagai cara praktik langsung bagi generasi muda memahami
masyarakat miskin. Keempat, membina relawan menjadi pemimpin yang berkompeten
program kegiatan yang mampu menambah skill/kompentensi relawan, seperti kegiatan
kewirausahaan dan ternak. Adapun faktor pendukung ada pada relawan yang sudah
berkomitmen mengikuti program Sahabat Muda, adanya pembina yang mumpuni.
Sedangkan faktor penghambat karena relawan tidak bisa fokus pada kegiatan Sahabat
Muda dan tergoda oleh keasikan dunia modern.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa pembinaan yang
dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam membentuk generasi muda Social
Entrepreneur yang Islami dapat terwujud karena program yang sudah memenuhi kategori,
program kewirausahawan, program sosial dan program karakter (kegamaan).
Keyword: Strategi, Komunitas Sahabat Muda, Social Entrepreneur
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur yang tak hentinya penulis panjatkan kepada Allah
Swt Zat Maha Segalanya yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Maha
besar Allah Swt atas segala nikmat dan karuniaNya. Terkhusus nikmat Sehat, Islam
dan Iman. Shalawat serta salam yang semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
baginda Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan hingga terang benderang seperti sekarang ini.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, tak hentinya penulis ucapkan rasa syukur
kepada Allah Swt yang dengan campur tanganNya membantu menyelesaikan
peneletian skripsi ini yang berjudul Strategi Dakwah Komunitas Sahabat Muda
Surabaya dalam Memebentuk Pemuda Social Entrepreneur yang Islami. Tanpa
petunjuk dan pertolonganNya rasanya akan mustahil karya ini bisa terselesaikan.
Selanjutnya secara sadar, bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis
merasakan banyaknya dukungan moril yang didapat. Segala macam dukungan,
arahan, petunjuk dan doa yang telah diberikan dari semua pihak sangat memacu
penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
Maka, pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada beberapa pihak, di antaranya:
1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi; Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik; Dra. Hj. Raoudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang
iii
Administrasi dan Keuangan; Dr. Suhaemi, M.Si selaku Wakil Dekan II
Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta jajarannya.
2. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI) beserta Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Kalsum Minangsih, MA, Selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI C
2011 yang banyak membimbing saya dan rekan-rekan KPI C selama
mengikuti kegiatan akademik.
4. Rubiyanah, MA, selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran,
ketelitian memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis selama
proses menyelesaikan penulisan skripsi.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
banyak berjasa kepada penulis dalam memberikan ilmu pengetahuan
dengan kesabaran dan kesungguhan hingga menjadikan penulis manusia
yang berilmu.
6. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang sagat
membantu penulis mendapatkan berbagai referensi buku maupun skripsi
yang dibutuhkan selama pengerjaan skripsi ini.
7. Pak Deddy Wahyudi selaku Pembina dan Penasehat komunitas Sahabat
Muda, Drs. Muhammad Shufyan Bahri, MPSDM selaku direktur LAGZIS
Surabaya, Pak Bimo, Pak Panji, Pak Rino, Pak Rizki, Bu Rina, Zulfa, Nuri,
iv
Risca, Isti, Wahyu, Rizal, Harman, Ma’arif, Faisol, Sadat, Faiz, Ani,
Mareva, Fajar dan teman-teman komunitas Sahabat Muda yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti kegiatan selama
penelitian berlangsung. Semoga, apa yang sudah penulis dapatkan tidak
sekedar hanya sebagai rujukan penelitian juga, melainkan bisa penulis
aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Aamin.
8. Kepada Ayah dan Ibu Moh. Yatim dan Eva Yayah CH. Terima kasih atas
setiap doa, motivasi dan dorongan yang diberikan agar penulis tetap
semangat dan terus menyelesaikan skripsi ini. Sungguh, saya berharap,
kalian akan terus mendoakan anakmu ini agar terus mampu menyelesaikan
setiap tantangan hidup yang akan dilalui.
9. Tidak lupa kepada adik saya Ahmad Naufal atas dukungan dan doanya
yang diberikan kepada penulis, selaku kakak.
10. Rekan-rekan seperjuangan KPI angkatan 2011, khsusnya KPI C yang
selama masa kuliah saling membantu dan memberikan dukungan agar kita
semua bisa sama-sama menjadi generasi muda yang sukses. Aamin.
11. Kakak senior FLP Ciputat terima kasih atas dukungannya agar adik junior
ini bisa sama merasakan wisuda dan menjadi sarjana. Tak lupa kepada
rekan-rekan FLP Ciputan khususnya Amal mahasiswi PBSI UIN syarif
Hidayatullah selaku partner saya pada saat menikmati masa jabatan ketua
dan saya sebagai wakil FLP Ciputat, kepada Roni, Andik, Khaliq, Rizal,
Aqso. Dan kepada pengurus FLP Ciputat angkatan 2015-2017 kepada Rifqi
selaku ketua FLP Ciputat, Belda wakil ketua FLP C dan adik kelas di KPI,
v
kepada Azmi, Akma, Iffah, Reni, Puri, Firda, Qiqi, Ida, Fifi, Jamil dan
kawan-kawan FLP C lainnya yang begitu banyak sehingga tidak bisa
penulis sebutkkan satu persatu. Terima kasih atas setiap doa, motivasi dan
dukungan yang telah diberikan.
12. Kawan-kawan KKN Horizon 2014, Fatah, Darwin, Zain, Rafel, Hanif,
Niam, Yuli, Vani, Tirta, Siti dan Aan yang juga selalu memberikan
dukungan kepada saya agar selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
13. Tidak lupa kepada rekan JPU (Jurnalis Peduli Umat), wabil khusus Bu
Tinto selaku Pimred Majalah Sahabat, kepada Marini selaku redaktur
pelaksana dan kawan-kawan reporter Iim, Putri, Roni, Ka Fitri dan Akbar
yang selalu mendukung saya agar tetap semangat menyelesaikan skripsi
saya ini.
Sekali lagi, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu, mendukung dan mendoakan kepada peneliti. Semoga
Allah Swt memberikan karunianya kepada kita semua. Terima kasih atas segalanya
dan mohon maaf atas kesalahan baik sengaja maupun tidak disengaja. Semoga
skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan khususnya peneliti. Aamin ya Rabbal
alamiin.
Jakarta, 20 Maret 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................. I
KATA PENGANTAR.......................................................................................... II
DAFTAR ISI........................................................................................................VI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................5
D. Metodologi Penelitian.........................................................................6
E. Tinjauan Pustaka...............................................................................13
F. Sistematika Penulisan.......................................................................14
BAB II KAJIAN TEORI
A. Strategi Dakwah................................................................................16
1. Strategi.........................................................................................16
2. Dakwah........................................................................................26
3. Strategi Dakwah...........................................................................42
B. Teori Strategi Dakwah......................................................................43
1. Strategi Dakwah Rasulullah Saw.................................................43
2. Strategi Dakwah Sayyid Muhammad Nuh...................................46
C. Entrepreneur......................................................................................50
1. Pengertian Entrepreneur (Wirausaha)..........................................50
2. Peran Entrepreneur.......................................................................52
D. Pemuda/Remaja Berkarakter Islami.................................................53
1. Pengertian Pemuda/Remaja.........................................................53
2. Periode Perkembangan Masa remaja...........................................54
3. Membentuk Generasi Muda Islami..............................................55
BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SAHABAT MUDA
A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sahabat Muda.....................57
B. Visi dan Misi.....................................................................................59
C. Struktur Komunitas Sahabat Muda...................................................60
D. Program Kegiatan Komunitas Sahabat Muda...................................63
1. Character Building.......................................................................63
2. Program Kompetensi....................................................................64
3. Program Magang..........................................................................65
vii
BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT
MUDA BERDASARKAN TEORI SAYYID MUHAMMAD NUH
A. Memprioritaskan Dakwah pada Generasi Muda...............................67
B. Mencetak Relawan yang Berkarakter Islami....................................72
1. Program Character Building Praktek Langsung Menjadikan
Relawan Rajin Beribadah.............................................................77
2. Mengadakan Pengajian Ceramah Mingguan sebagai Siraman
Rohani Relawan...........................................................................89
3. Menjalankan Kegiatan Ruqiyyah Mandiri sebagai Pembersih Diri
dari Gangguan Jin dan Setan........................................................92
C. Memunculkan Insting Jiwa Sosial Relawan dalam Hidup
Bermasyarakat...................................................................................94
1. Program Helping People Terjun Langsung Memahami
Masyarakat Miskin.......................................................................94
D. Melatih Relawan Menjadi Pemimpin dan Entrepreneur yang
Kompeten........................................................................................103
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah Komunitas
Sahabat Muda..................................................................................112
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................116
B. Saran...............................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................119
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern, ketika percampuran budaya antar negara dan wilayah tidak
bisa dihindarkan, secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan
identitas remaja. Pada masyarakat modern, norma-norma dan nilai-nilai sosial telah
mengalami pergeseran sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan modern.1
Perkembangan dunia saat ini menjadi situasi yang mengkhawatirkan bagi
generasi muda di Indonesia lantaran tidak dibarengi dengan persiapan serta
penanganan yang matang. Seperti, pembentukan karakter, pengenalan jati diri,
pengembangan kreativitas dan sudah barang tentu pemahaman mengenai nilai-nilai
keagamaan. Sehingga ketidaksiapan ini membawa nilai negatif pada sebagian
generasi muda.
Hidup hedonisme, lunturnya nilai-nilai rasa hormat yang muda pada yang
lebih tua, premanisme, mengabaikan atuuran dan tidak taat pada ajaran agama,
menjadi contoh nilai negatif dari generasi muda. Kekerasan, pencurian,
perampokan hingga aneka pembunuhan yang dilaukan oleh anak muda marak kita
jumpai di media nasional Indonesia. Pergaulan bebas, rokok, mabok, ngelem,
hingga pada narkoba menjadi dampak negatif serius dari masalah negatif anak
muda masa kini.
1 Abdul Basit, Dakwah Remaja: Kajian Remaja dan Instansi Dakwah Remaja,
(Purwokerto: STAIN Press, 2011), h.54.
2
Dijelaskan dalam buku Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, perbuatan
tercela yang bisa dilakukan oleh anak remaja seperti, perzinahan, pencurian,
perampokan, kejahatan, kekerasan dan perbuatan durhaka terhadap orangtua,
khamer dan masalah narkotika.2
Prilaku yang buruk seperti contoh di atas jika tidak dihindari sejak dini akan
membawa pada masa depan yang tidak baik bagi kelangsungan hidup generasi
muda masa kini. Tidak terbentuknya, atau bahkan memang sama sekali tidak
memikirkan masa depan yang baik -karena buruknya salah pergaulan yang
berdampak pada buruknya gaya hidup/aktivitas generasi muda masa kini-
membawa mereka kalahnya persaingan setelah lepas dari pendidikan formal.
Bahkan, ada saja yang sudah kalah sebelum menyelesaikan pendidikan formal.
Generasi muda di Indonesia bisa menjadi remaja yang memiliki karakter
lemah, tidak memiliki wawasan dan pengalaman luas, tidak memiliki keberanian
untuk bersaing serta tidak memiliki daya kreatif inovatif, manakala remaja
Indonesia tidak dibangun jati dirinya menjadi remaja yang memiliki identitas yang
sesuasi dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada di Indonesia.3
Islam pun mengajarkan agar umatnya menjadi pribadi yang baik dan
tangguh. Baik dari segi kualitas iman, akhlak dan nilai-nilai kepedulian sosial.
Tangguh agar menjadi pribadi muslim yang mandiri. Hal ini sebagaimana yang
dijalankan Rasulullah Saw semasa hidupnya. Rasulullah Saw menjadi sosok yang
Sempurna dalam kualitas agama, baik dalam budi pekerti, tatanan nilai-nilai sosial
2 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 59-
66. 3 Abdul Basit, Dakwah Remaja: Kajian Remaja dan Instansi Dakwah Remaja, h. 55.
3
dan mampu menjadi mandiri dari menjalankan bisnis perdagangan. Ini menjadi
bukti sekaligus contoh bagi umatnya, khususnya generasi muda agar menjadi
muslim yang taat perintah agama, peduli dan mandiri.
Melihat rekam jejak Rasulullah Saw, sudah seharusnya umat Islam bisa
mengikutinya. Menjadi seorang pemuda yang pandai dalam berwirausaha, menjadi
umat muslim yang baik kualitas keimanan, dan menjadi masysarakat yang peduli
terhadap lingkungan dan sesama.
Di Indonesia, perlu adanya merubah pola pikir mengenai berwirausah,
khususnya di kalangan pemuda dan mahasiswa. Kita perlu mendorong para pelajar
dan mahasiswa untuk mulai mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha.
Pola pikir dan lingkungan yang selalu berorientasi menjadi karyawan mulai
sekarang kita putar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan
(pengusaha).4
Jika kita bandingkan, kenikmatan memiliki usaha sendiri dengan bekerja
pada suatu perusahaan sangat banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai
dibutuhkan kepandaian, seperti batas nilai ipk, mengikuti tes, pandai bergaul,
berpenampilan baik sampai memiliki koneksi atau referensi (kenalan, orang dalam)
tertentu.5
Sementara itu, syarat untuk menjadi wirausaha relatif lebih mudah. Hal
utama yang harus dimiliki adalah kemauan baru kemampuan. Paling tidak, ada
empat keuntungan yang akan diperoleh dari wirausaha, yaitu6:
4 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), h. 4-5. 5 Kasmir, Kewirausahaan, h. 7. 6 Kasmir, Kewirausahaan, h. 7-8.
4
1. Harga diri
2. Penghasilan
3. Ide dan motivasi
4. Masa depan
Melihat perbedaan di atas, jelas bahwa penting adanya untuk membentuk
mental generasi muda di Indonesia untuk bisa menjadi seorang social entrepreneur.
Menjadi generasi muda yang peduli dan pandai dalam berwirausaha namun tidak
liupa terhadap nilai-nilai agama yang ada. Sebagaimana yang ada pada diri
Rasulullah Saw.
Hal di atas, sebagaimana dilakukan oleh komunitas Sahabat Muda yang
berperan di bidang social entrepreneur. Namun, tidak melupakan pembentukan
karakter menjadi generasi muda yang Islami. Komunitas Sahabat Muda merupakan
sekumpulan anak muda berusia 16-25 tahun yang bergerak dalam menciptakan
generasi muda Islami, peduli dan mandiri. Sebuah komunitas yang mengajarkan
arti menjadi entrepreneur melalui kegiatan bisnis/wirausaha. Komunitas yang
mengajarkan nilai kepedulian melalui aksi kegiatan sosial. Menariknya dari
komunitas Sahabat Muda, ia mempunyai cara pada setiap program dalam
memberikan nilai-nilai keagamaan pada anggotanya. Sehingga, komunitas ini
mampu dan mempunyai tujuan sebagai komunitas yang membentuk generasi muda
berjiwa social entrepreneur yang Islami.
Maka, berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik mengangkat tema
pada skripsi ini dengan judul “STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT
MUDA SURABAYA DALAM MEMBENTUK PEMUDA SOCIAL
5
ENTREPRENEUR YANG ISLAMI BERDASARKAN TEORI SAYYID
MUUHAMMAD NUH”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar tidak terjadi pelebaran pembahasan, maka penulis membatasi
penelitian ini hanya pada angota komunitas Sahabat Muda. Berdasarkan
pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana strategi dakwah komunitas Sahabat Muda Surabaya dalam
membentuk generasi muda berjiwa social entrepreneur yang Islami?
2. Bagaimana strategi dakwah komunitas Sahabat Muda berdasarkan teori Sayyid
Muhammad Nuh?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah:
Tujuan dari penelitian ini penulis ingin mengetahui dan memahami
strategi dakwah komunitas Sahabat Muda berdasarkan teori Sayyid
Muhammad Nuh dalam membentuk generasi muda berjiwa social
entrepreneur yang berkarakter Islami. Membentuk generasi muda yang
kokoh keimanannya, peduli dan mandiri. Sehingga, sampailah pada tahap
hasil akhir dari keberhasilan upaya membentuk pemuda social entrepreneur
yang Islami.
6
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat akademis
Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan
informasi, dokumentasi, memperkaya khazanah pengetahuan
mengenai strategi dakwah bagi instansi akademis di jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Manfaat praktis
Sampai pada hasil akhir terselesainya penelitian ini yang
akan didapatkan sebuah penemuan terhadap atau pada hasil dari
strategi dakwah serta efektifnya program-program komunitas
Sahabat Muda berdasarkan teori Sayyid Muhammad Nuh dalam
membentuk generasi muda Islami, peduli dan mandiri. Diharapkan
pula komunitas/organisasi dan masyarakat dapat mengaplikasikan
setiap program komunitas Sahabat Muda sehingga ada upaya juga
dari masyarakat dalam menciptakan generasi muda Islami yang
berprestasi. Sehingga, baik komunitas dari mana pun dan
masyarakat dapat bekerjasama dalam upaya melahirkan generasi
muda yang membanggakan.
D. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Menurut Denzin & Lincoln (1998: 105) paradigma adalah “Basic
belief system or world view that guides the investigator, not only in choices
of methode but in ontologically and epistemologically fundamental ways”
yang artinya paradigma adalah sebuah keyakinan dasar atau cara
7
memandang dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam
pemilihan metode, tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis
dan epistemologis).7
Pada penelitian ini, penulis menggunakan paradigma konstruktivis.
Menurut Guba (1990: 25) paradigm konstruktivisme adalah But philosopher
of science now uninformly believe that facts are facts only within some
theoretical framework. Thus the basis for discovering “how thing really
are” and “really work”is lost. “Reality” exists only in the context of mental
framework (construct) for thinking about it. Para ahli filsafat ilmu
pengetahuan percaya bahwa fakta hanya berada dalam kerangka kerja teori.
Basis untuk menemukan “sesuatu benar-benar ada” dan “benar-benar
bekerja” adalah tidak ada. Realitas hanya ada dalam konteks suatu kerangka
kerja mental (konstruk) untuk berpikir tentang realitas tersebut.8 Hal ini
menunjukan realitas ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir
seseorang.
Selain itu, tambah Guba (1990: 25) menjelaskan bahwa kaum
konstruktivis setuju dengan pandangan bahwa penelitian itu tidak bebas
nilai. Jika “realitas” hanya dapat dilihat melalui jendela teori, maka itu
hanya dapat dilihat sama melalui jendela nilai. Banyak pengkonstruksian
dimungkinkan.9 Hal ini menunjukan penelitian terhadap suatu realitas tidak
bebas nilai. Realitas hanya dapat diteliti dengan pandangan
(jendela/kacamata) yang berdasarkan nilai.
2. Pendekatan Penelitian
Pada pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Menurut Flick (2002) pendekatan kualitatif adalah
“specific relevance to the study of social relations, owing to the fact of the
pluralization of life worlds” yang artinya keterkaitan spesifik pada studi
7 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 26. 8 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 48. 9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 49.
8
hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dalam
kehidupan.10
Sedangkan menurut Bogdan dan Guba, penelitian kualitatif atau
naturalistic inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.11
Pendekatan kualitatif ini biasanya digunakan untuk melihat dan
memahami subjek dan objek penelitian, yang berkenaan dengan orang,
lembaga berdasarkan fakta yang ada. Melalui pendekatan kualitatif inilah
sebuah penelitian akan dapat mengungkapkan bagaimana aktualisasi,
realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian.
Oleh karena itu, pada pendekatan kualitatif ini, penulis berusaha
memahami perilaku manusia yang akan dituangkan dalam data-data berupa
deskriptif kata-kata (kualitatif) bukan dengan menggunakan alat pengukur
(kuantitatif).
3. Metode Penelitian
Metode ialah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah sistematis.12 Pada penelitian ini, penelitian
kualitatif menggunakan metode penelitian riset lapangan (field research).
Salah satu jenis penelitian riset lapangan ini, peneliti menggunakan metode
10 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 81.
11 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2014), h. 181.
12 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 41.
9
studi kasus (case study). Penggunaan metode studi kasus ini dimaksudkan
untuk mempelajari secara intensif, tentang latar belakang masalah keadaan
dan posisi suatu peistiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi
lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adannya (given). Adapun
subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau
masyarakat.13
Pengertian studi kasus ini pun terus berkembang, hingga
memunculkan adanya perdebatan mengenai makna dari studi kasus.
Sehingga, sampai saat ini pengertian studi kasus ini pun muncul menjadi
dua kelmpok.
Kelompok pertama berpendapat bahwa penelitian studi kasus adalah
penelitian terhadap suatu objek yang disebut sebagai kasus. Kelompok ini
menekankan bahwa penelitian studi kasus merupakan penelitian yang
dilakukan terhadap objek atau sesuatu yang harus diteliti secara
menyeluruh, utuh dan mendalam. Sedangkan pada kelompok kedua
memandang bahwa penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian
yang dibutuhkan untuk meneliti atau mengungkapkan secara utuh dan
menyeluruh terhadap kasus. Meskipun hampir sama dengan kelompok yang
pertama, kelompok ini berangkat dari adanya kebutuhan metode untuk
meneliti secara khusus tentang objek atau kasus yang menarik perhatian
untuk diteliti.14
13 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 112.
14 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 114.
10
4. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah anggota komunitas
Sahabat Muda Surabaya.
b. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah upaya strategi dakwah apa saja
yang dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam membentuk
generasi muda social entrepreneur yang Islami.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian pada
komunitas Sahabat Muda di cabang Surabaya Jl. Gayungsari I No. 8.
Sedangkan untuk waktu penelitian, peneliti memulai pada tanggal 28
Agustus 2016 sampai 7 September 2016.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya
berupa informasi kategori subtantif yang sulit dinumerasikan. Secara garis
besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis: (a) Data yang diperoleh dari interview, (b) Data yang
diperoleh dari observasi, dan (c) Data yang berupa dokumen, teks, atau
karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk
narasi).15
15 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008), h. 96.
11
Adapun pengertian dari tiga jenis tahapan teknik pengumpulan data
penelitian komunikasi kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan (Observasi)
Menurut kartono (1980: 142) berpendapat bahwa observasi
ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial
dna gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.16
Jadi, teknik observasi adalah cara yang ditempuh dalam
penelitian dengan terjun langsung pada subjek yang akan diteliti
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan. Di mana pada
penelitian ini, penulis melakukan pengamatan dengan mengikuti
program komunitas Sahabat Muda: Keagamaan, helping people dan
pelatihan teknis kompetensi reseller bersama Yessa Malika.
b. Wawancara atau interview
Adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab
(wawancara) dalam penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk
mendalami suatu kejadian dan atau kegiatan subjek penelitian. Oleh
karena itu, dalam teknik pengumpulan data ini, perlu dilakukan
wawancara mendalam (in-dept interview) dengan percakapan yang
tertuju.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada:
1. Deddy Wahyudi selaku pembina komunitas Sahabat Muda. 2.
Zulfa Arifiyah sebagai Relawan Mentor (RM). 3. Sohlatul Nuriyah
16 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 143.
12
Relawan Mentor (RM). 4. Nurisca Puji Lestari Relawan Mentor
(RM). 5. Isti’ Anatus Zumaroh Relawan pendamping (RP) 6. Nur
Faizza Kumalasari Relawan Baru (RB). 7. Harman Relawan
Magang.
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2007: 82) dokumentasi adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar, atau
karya monumental dari seseorang.17
Jadi, pada tahapan ini peneliti berupaya mengumpulkan
dokumen-dokumen lama yang dapat digunakan sebagai data
penelitian. Sehingga, peneliti mendapatkan data-data lama yang
dapat dijadikan sebagai penguat penelitian berdasarkan dokumentasi
tersebut. Pada penelitian, peneliti bisa mendapatkan dokumentasi
dari majalah Sahabat serta hasil penelitian di lapangan.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur uraian data.
Mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satu uraian dasar.
Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan
di antara dimensi-dimensi uraian.18
17 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 176
18 Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993),
h. 103.
13
Dalam menganalisis data pada penelitian ini, maka dilakukan
langkah-langkah berikut:
a. Pengumpulan informasi.
b. Reduksi, yakni pengurangan atau pemotongan yang berarti pemilihan
informasi mana saja yang sesuai dan tidak sesuai dengan penelitian
ini.
c. Penyajian.
d. Tahap akhir, kesimpulan.
E. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian ini, peneliti menyiapkan tinjauan pustaka terhadap beberapa
skripsi yang memiliki kemiripan sebagai rujukan pengerjaan skripsi yang akan
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Adanya tinjauan pustaka ini
juga guna menghindari adanya bentuk kesamaan penelitian ataupun tindak plagiat.
Adapun tinjauan pustaka sebagai berikut:
1. Strategi Dakwah Pengurus Viking dalam Aktivitas Keagamaan, oleh:
Rendy Adityawarman 1110051000193 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Pada penelitian ini, menjelaskan
proses aktivitas keagamaan pada supported Viking mampu menanamkan
nilai-nilai keagamaan pada tiap-tiap pendukung. Penelitian berfokus pada
strategi yang dilajalankan dalam memasukkan kegiataan keagamaan pada
supporter Viking.
2. Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru-
Pamulang, oleh: Nur Ardiansyah 207051000553 Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Pada penelitian ini
14
menjelaskan strategi dakwah yang dilakukan pengurus masjid Ittihadul
Muhajirin. Bagaimana strategi dakwah dijalankan melalui program-
program kegiatan masjid yang bertujuan mensyiarkan ajaran Islam kepada
masyarakat Reni Jaya-Pamulang.
3. Strategi Dakwah Habib Mundzir Al Musawwa dalam Membentuk Akhlakul
Karimah Remaja di Majelis Rasulullah Saw, oleh Halomoan 108051000185
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
Pada penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi dakwah Habib Mundzir
dalam membentuk akhlak remaja Majelis Rasulullah Saw pada akhlaqul
karimah.
Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis saat ini adalah mengenai
strategi dakwah komunitas Sahabat Muda Surabaya dalam membentuk generasi
muda social entrepreneur yang Islami. Hingga menghasilkan remaja yang kokoh
keimanannya, peduli dan mandiri.
F. Sistematika Penulisan
Guna mempermudah peneliti dalam menyusun laporan skripsi ini dan
memberikan gambaran yang jelas dan terarah mengenai pokok permasalahan
dalam penelitian ini, maka penulis mengelompokkan dalam lima bab
pembahasan, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
15
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian teori yang menguraikan
strategi dakwah; pengertian strategi dan dakwah, formulasi strategi,
tahapan-tahapan strategi, unsur-unsur dakwah, bentuk-bentuk
dakwah, strategi dakwah Sayyid Muhammad Nuh, pengertian dan
fungsi entrepreneur, pemuda yang berkarakter Islami.
BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SAHABAT MUDA
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang berdirinya dan
gambaran umum komunitas Sahabat Muda.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai strategi dakwah komunitas
Sahabat Muda berdasarkan teori strategi Dakwah dan Pendidikan
Sayyid Muhammad Nuh, faktor pendukung dan penghambat apa
saja yang terjadi dalam menjalankan program komunitas Sahabat
Muda.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran sebagai
pelengkap dan ujung hasil dari penelitian.
16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi Dakwah
1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Membahas arti kata “strategi” sulit untuk dibantah bahwa
penggunaannya diawali atau bersumber dari dan populer di lingkungan militer.
Di lingkungan tersebut penggunaanya lebih dominan dalam situasi peperangan,
sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung
jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan. Di samping
itu secara lebih bebas perkataan “strategi sebagai teknik dan taktik dapat
diartikan juga sebagai “kiat” seorang komandan untuk memenangkan
peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu menunjukan bahwa
selain strategi, ternyata terdapat unsur tujuan memenangkan perang yang sangat
penting pengaruh dan perannya dalam memilih dan mengarahkan strategi
peperangan, sehingga disebut sebagai “tujuan strategi”.1
Secara estimologis, kata “strategik” dalam manajemen sebuah
organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang
secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah
1 Hadari Nawawi, ManajemanStrategikOrganisasi Non Profit dan Bidang Pemerintahan,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press, 2003), h. 147.
17
pada tujuan strategik organisasi. Rancangan yang bersifat sistematik itu, di
lingkungan sebuah organisasi disebut “perencanaan strategik”.2
Jika kita mengacu pada pendapat Karl Von Clausewitz maupun Peter
Drucker yang dikutip oleh Wahyudi mengenai strategi dan taktik, ia
menyajikannya kembali degan tiga contoh dalam bentuk tabel untuk
membedakan arti strategi dan taktik sebagai berikut:3
Tabel 1
Perbedaan Strategi dan Taktik
Seperti yang sudah disebutkan di atas mengenai arti dari strategi yang
diyakini menjadi ilmunya para militer, hal tersebut berkembang dan diterapkan
oleh organisasi ataupun perusahaan bisnis. Kata strategy sendiri berasal dari
Yunani strategos yang berarti ‘a general set of maneuvers carried out to
overcome a enemy during combat’.4
2 Hadari Nawawi,Manajeman Strategik Organisasi Non Profit dan Bidang Pemerintahan,
h. 148.
3 Husein Umar, Straetegic Management in Action, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008, h. 18.
4 John. M Bryson, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), h. xvi.
Strategi Taktik
- Apa yang harus kita kerjakan.
- Mengerjakan sesusatu yang benar.
- Menggunakan pertempuran untuk
memenangkan perang.
- Bagaimana mengerjakannya.
- Mengerjakan sesuatu dengan
benar.
- Menggunakan tentara untuk
memenangkan pertempuran.
18
Berkembangnya perencanaan strategi dimulai dari kaum militer, bisnis
dan berkembang lagi pada pemerintahan yang akhirnya diikuti oleh organisasi
sosial dan keagamaan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga
merasa perlu untuk mengadopsi perencanaan strategis sebagai alat untuk
memenangkan peperangan untuk advokasi mempengaruhi kebijakan negara
agar memihak pada kepentingan rakyat. Hal itulah yang menjadi munculnya
gagasan perencanaan strategi untuk organisasi non profit.5
Menurut Griffin (2000) strategy is a comprehensive plan for
accomplishing an organization’s goal yang artinya strategi sebagai rencana
komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Namun pengertian strategi
tidak hanya sekadar mencapai, akan tetapi yang dimaksud adalah untuk
mempertahankan keberlangsungan organisasi di lingkungan di mana organisasi
tersebut menjalankan aktivitasnya.6
Pengertian lain mengenai strategi juga dikemukakan oleh Stephanie
K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1955), strategi didefinisikan
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7
Terakhir melihat pengertian strategi berdasarkan kajian manajemen
strategi di mana hal ini didasarkan bahwa strategi tidak terlepas dari bidang ilmu
manajemen. Manajemen strategis didefinisikan sebagai suatu rangkaian
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi
5 John. M Bryson,Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial, h. xvii.
6 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajeman, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 132.
7 Husein Umar, Strategic Management in Action, h. 31.
19
rencana untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen strategi terdiri atas
sembilan tugas penting, di antaranya:8
1) Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan umum
mengenai instensi, falsafah dan tujuan perusahaan.
2) Melakukan analisis yang mencerminkan kondisi internal dan
kemampuan perusahaan.
3) Menilai kondisi eksternal perusahaan, termasuk pesaing dan faktor-
faktor kontekstual umum.
4) Menganilisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan
menyesuaikan sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan
eksternal.
5) Mengidentifikasi pilihan yang paling diinginkan dengan
mengevaluasi setiap pilihan yang ada sesuai dengan misi
perusahaan.
6) Memilih rangkaian tujuan janga panjang dan strategi utama yang
dapat menghasilkan pilihan yang paling diinginkan.
7) Merancang tujuan-tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang
susuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah
dipilih.
8) Mengiplementasikan pilihan startegi susuai dengan anggaran
alokasi sumber daya, yakni menyesuaikan tugas-tugas yang
8 John A. Pearce dan Richard B. Robinson, Manajeman Strategi Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 3-4.
20
dilaksanakan, para pelaksana, struktur, teknologi, dan sistem
penghargaan merupakan hal yang ditekankan.
9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai bahan masukan
untuk pengambilan keputusan pada masa yang akan datang.
b. Formulasi Strategi
Ketika kita menentukan sebuah formulasi strategi, mencari aliran yang
paling berpengaruh dalam proses perumusan strartegi adalah hal utama,
khususnya yang berpedoman pada literatur manajemen. Disebutkan dalam
literatur manajemen, terdapat aliran yang paling berpengaruh bagi proses
perumusan strategi yang disebut “the design school”.
Aliran the design school mengatakan bahwa strategi organisasi pada
dasarnya adalah usaha untuk menciptakan fit atau match antara kapabilitas
internal organisasi dan peluang ekternal. Alat analisis untuk membantu
menciptakan fit and match adalah analisis SWOT (Strengths, Weakness,
Opprtunities, and Threats- Kekuatan, kelemahan, Kesempatan, dan ancaman).9
c. Tahap-Tahap Pengembangan Strategi
Pada pengembangan strategi, khususnya strategi organisasi. Terdapat
beberapa tahapan yang harus dijalankan guna mensukseskan perkembangan
pelaksanaan strategi organisasi. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai
berikut:10
9 Hendrawan Supratikno dkk, Advanced Stategic Management Back to Basic Approach,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 7.
10 Hendrawan Supratikno dkk, Advanced Stategic Management Back to Basic Approach,
h. 8.
21
1) Melakukan analisis trend (kecenderungan). Sesuatu disebut sebagai
kecenderungan apabila memiliki sifat dinamis –mengandung unsur
perubahan. Perubahan tersebut relatif permanen- tidak bersifat
sementara –dan perubahan tersebut relatif bisa diukur.
2) Melakukan analisis SWOT (atau TOWS). SW merupakan analisis
internal organisasi, sedangkan OT merupakan analisis eksternal.
Strategi yang disusun, pertama-tama, berdasarkan analisis internal
organisasi yang disebut strategi “inside-out”. Sedangkan yang
disusun pertama-tama sebagai hasil analisis eksternal disebut
“outside-in”. Strategi inside-out biasanya melihat keterbatasan
sumber daya sebagai kendala, sedangkan strategi outside-in melihat
peluang sebagai daya tarik utama. Dalam praktek sehari-hari,
keduanya digabungkan sehingga disebut analisis SWOT atau
TOWS.
3) Berdasarkan analisis SWOT, kemudian diturunkan berbagai
alternatif strategi yang bisa dipilih. Dengan menghubungkan empat
dimensi tersebut, akan diperoleh empat kuadran, yaitu: alternatif
strategi SO (Strenghts and Opportunities), alternatif strategi ST
(Strengths and Threats), alternatif strategi WO (Weaknesses and
Opportunities), dan alternatif strategi WT (Weaknesses and
Threats).
4) Memilih stategi yang dinilai paling tepat bagi organisasi. Pemilihan
strategi tentu dengan memperhitungkan misi organisasi, nilai-nilai
22
yang diyakini oleh pimpinan puncak organisasi, harapan-harapan
yang berkembang di masyarakat, dan kemungkinan berhasil-
tidaknya strategi yang dipilih tersebut dalam implementasinya.
5) Pelaksanaan strategi. Strategi yang telah dirumuskan harus
diterjemahkan ke dalam program kerja yang jelas. Salah satu yang
harus dibangun adalah arsitektur organisasi. Arsitektur organisasi
berkaitan dengan jawaban terhadap tiga hal dasar, yaitu: siapa yang
mempunyai kewenangan untuk memutuskan tentang hal apa
(distribution of authority), siapa memberi kontribusi apa dan
bagaimana mengukurnya (performance appraisal), dan siapa
memperoleh apa dan berapa banyak (reward system).
d. Perencanaan Strategi
Menurut Schermerhorn, J.R. (1996), strategi merupakan rencana aksi
yang bersifat komprehensif melalui serangkaian arahan yang bersifat kritis dan
terdapat panduan alokasi sumber daya untuk mencapai sasaran jangka panjang
organisasi. langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rencana strategi
adalah:11
1) Identifikasi misi dan sasaran organisasi.
2) Mengukur kinerja sekarang terhadap pencapaian misi dan sasaran
organisasi.
3) Membuat rencana stategi untuk mewujudkan sasaran organisasi.
11 Dian Wijayanto, Pengantar Manajeman, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
h. 105-106.
23
4) Mengimplementasikan rencana strategi.
5) Mengevaluasi hasil dan menjabarkan ulang proses perencanaan
strategi.
e. Memilih dan Menetapkan Strategi
Terdapat teknik analisis strategi yang dapat diadaptasi oleh organisasi
non-profit dalam usaha memilih dan menetapkan strateginya sebagai usaha
mewujudkan visinya. Beberapa strategi hasil analisis dengan menggunakan
teknik-teknik tersebut, yang dapat dipilih dan ditetapkan sebagai strategi
organisasi non-profit. Adapaun strategi tersebut adalah sebagai berikut:12
1) Strategi Agresif. Strategi ini dibuat dengan membuat program-
program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan mendobrak
penghalang, rintangan, atau ancaman untuk mencapai
keunggulan/prestasi yang ditargetkan.
2) Strategi Konserpatif. Strategi ini dilakukan dengan membuat
program-program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan
dengan cara yang sangat berhati-hati disesuaikan dengan kebiasaan
yang berlaku.
3) Strategi Difensif. Stratgei ini dilakukan dengan membuat program-
program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk
mempertahankan kondisi keunggulan atau prestasi yang sudah
dicapai.
12 Hadari Nawawi, Manajeman Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h.
176.
24
4) Strategi Kompetitif. Startegi ini dilakukan dengan membuat
program-program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan
untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi non-
profit lainnya yang sama posisi dan jenjang aparatur pemerintah.
5) Stratgei Inovatif. Startegi ini dilakukan dengan membuat program-
program, proyek dan mengatur langkah-langkah atau tindakan agar
organisasi non-profit selalu tampil sebagai pelopor pembaharuan
dalam bidang pemerintahan khususnya di bidang tugas pokok
masing-masing, sebagai keunggulan atau prestasi.
6) Strategi Diversifikasi. Strategi ini dilakukan dengan membuat
program-program, proyek dan mengatur langkah-langkah atau
tindakan berbeda dari strategi biasa yang dilakukan sebelumnya,
atau berbeda dari strtategi yang dipergunakan organisasi profit
lainnya di bidang pemerintahan dalam memberikan pelayanan
umum dan melaksanakan pembangunan.
7) Strategi Preventif. Strategi ini dilakukan dengan membuat
program-program, proyek dan mengatur langkah-langkah atau
tindakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kekeliruan, baik yang
dilakukan oleh organisasi sendiri maupun yang diperintahkan
organisasi atasan.
f. Manfaat Manajemen Strategi
Manajemen strategi di lingkungan organisasi non-profit terdapat
beberapa manfaatnya yang dapat memperkuat usaha untuk mewujudkan secara
25
efektif dan efisien. “Manfaat utama yang dapat dipetik dari manajemen strategi
adalah dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekkan dalam menyusun
perencanaan sebagai fungsi manajemen, dan dalam proses pelaksanaan
pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya yang secara nyata dimiliki
melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya, dan dapat
dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.”13
Adapun beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategi, yaitu:14
1) Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2) Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang
terjadi.
3) Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4) Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam
lingkungan yang semakin beresiko.
5) Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.
6) Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7) Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.
8) Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
13 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h.
183.
14 Agustinus Sri Wahyuni, SE, MBA, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir
Srtategik, (Binarupa Aksara, 1996), h. 19.
26
2. Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Menurut kamus Arab-Indonesia dakwah berasal dari kata da’aa-
yad’u-da’watan; artinya menyeru, mengajak atau memanggil. Adapun ayat-
ayat di dalam Al-Qur’an yang menunjukkan kata dakwah sebagai berikut:15
ٱدع ب ب كى بيلرى سى ةإلى نىة وىٱلكمى ةٱلىسى وعظى ٱلمى مب دله جى إنٱلتوى ن حسىىأ هى
بيله نسى عى ل بمىنضى علىم ىأ وى ه بكى ۦرى ب علىم
ىأ وى هتىدينىوىه ٥٢١ٱلم
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik,...” (QS. An-Nahl: 125).
كل ك نسى لنىامى عى ةجى م أ نكى ي ى
ى ى و مىاسك مر ه ىإكىٱدع وىٱل ب كى رى إلى
ستىقيم دىم ه ٧٦لىعىلىArtinya: ... dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-
benar berada pada jalan yang lurus. (QS. Al-Hajj: 67).
لى تيىوى نءىايى ى كى د ص وىٱلل كى لىتإلى إذأ ٱدع بىعدى ونىن تىك لى وى ب كى رى إلى
شكيىمنى ٧٦ٱلم Artinya: ... dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-
kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-
Qashash: 87).
Kata “da’wah” berasal dari bahasa Arab yang berarti: ajakan, seruan,
panggilan, undangan. Jadi, definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu
15 Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 39.
27
pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan, bagaimana menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat,
pekerjaan yang tertentu.16
Adapun definisi ilmu dakwah menurut Islam ialah mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.17
Menyoal pengertian ilmu dakwah, banyak para ahli yang mempunyai
ragam definisi seputar dakwah. Di antara para ahli tersebut adalah sebagai
berikut:18
1) Syaikh Ali Mahfuz (1952) dalam karyanya “Hidayatul Mursyidin”
menulis: Dakwah ialah menolong (memotivasi) manusia untuk
melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk dari perbuatan munkar
agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2) Prof. A. Hasyimi (1974) dakwah Islamiyah yaitu mengajak orang
untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan syariat Islamiyah
yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah
sendiri.
3) Prof. Dr. Abu Bakar Aceh (1971) dakwah ialah perintah
mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan
hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasihat yang baik.
16 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit Widjaya Jakarta, 1985), h. 1.
17 Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, h. 1.
18 Moh. Ardani, Fiqh Dakwah, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 10-11.
28
Dakwah berdasarkan kesepakatan para ulama adalah suatu kegiatan
untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktikkan ajaran Islam di
dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Abu
al-Futuh dalam kitabnya al-Madkhal ila ‘ilm ad’Da’wat, menurut beliau,
dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada seluruh
manusia dan mempraktikkannya (thatbiq) dalam realitas kehidupan.19
Berdasarkan pengertian di atas, baik melihat dakwah secara bahasa
maupun memurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang guna mengajak baik individu maupun jamaah
kepada sesuatu yang baik dan benar, lebih khusus pada ajaran Allah SWT yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits.
b. Unsur-Unsur Dakwah
Dakwah, pada prosesnya haruslah terdapat unsur-unsur yang menjadi
rukun dakwah dan harus ada dalam prosesnya. Unsur tersebut saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dakwah yang dimaksud di sini
adalah berbagai macam elemen yang mesti ada saat terjadinya proses dakwah.
Adapun elemen tersebut adalah sebagai berikut:20
19 Faizah, dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6-7.
20 Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Widya Padjadjaran, 2009), h. 73.
29
Tabel 2
Unsur-Unsur Dakwah dalam Proses Dakwah
Berdasarkan gambar di atas, yang dimaksud dengan elemen dakwah
adalah da’i, maudu, uslub, wasilah, mad’u dan tujuan dakwah. Sedangkan
untuk respon balik dan konteks dakwah merupakan situasi dan implikasi yang
seharusnya ada atau melekat saat terjadinya proses dakwah.
1) Da’i (Subjek Dakwah)
Da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-laki) yang
berarti orang yang mengajak, sedangkan jika muanas (perempuan)
disebut da’iyah). Menurut kamus besar bahasa Indonesia da’i diartikan
sebagai orang yang pekerjaannya berdakwah, pendakwah: melalui
kegiatan dakwah para da’i menyebarluaskan ajaran Islam. Dengan kata
lain, da’i adalah orang yang mengajak kepada oranglain secara langsung
atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan atau perbuatan untuk
mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebarluaskan ajaran Islam,
Tujuan Dakwah Respon balik
Mad’u Wasilah (media
dakwah)
Uslub (Metode
Dakwah)
Maudu (Materi
dakwah) Da’i
Konteks dakwah
30
melakukan upaya perubahan ke arah kondisi yang lebih baik menurut
ajaran Islam.21
Da’i atau subjek dakwah adalah pelaku dakwah. Faktor subjek
dakwah sangat menentukan akan keberhasilan suatu aktivitas dakwah.
Oleh karena itu, da’i atau lembaga dakwah haruslah mampu menjadi
penggerak dakwah bagi masyarakatnya secara profesional.
Pergerakannya bisa individual, maupun kolektif, hal yang terpenting
adalah profesionalisme, termasuk profesionalisme lembaga dakwah.
Sosok da’i yang memiliki kepribadian, wibawa, serta
profesionalisme dalam berdakwah hingga kini menjadi panutan umat
Islam adalah Rasulullah Saw. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT
yang berbunyi:22
د وللقى رىس م لىك نى كى واٱلل يىرج نى نكى نىةل مى سى سوىةحى ىأ ٱألخوىٱلل رىٱلىومى
رى ىوىذىكى ثيٱلل ٢٥اكىArtinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagi kamu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari Akhir dan dia banyak menyebut Allah. (QS.
Al-Ahzab: 21).
2) Maudu (Pesan Dakwah)
Menurut Hafi Anshari (1993) Maudu atau pesan dakwah adalah
pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh
21 Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 73-74.
22 Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, h. 89.
31
da’i (subjek dakwah) kepada mad’u (objek dakwah), yaitu keseluruhan
ajaran Islam, yang ada di dalam firman Allah Al-Qur’an atau hadits
Rasulullah Saw.23
Materi dakwah ini bisa juga disebut sebagai al-haq yang artinya
kebenaran hakiki yaitu Islam yang bersumber Al-Qur’an. Hal ini
sebagaimana dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
بٱلىق وى ب وى ه لى ى ىٱلىق أ لى رسى
ىاأ وىمى لى ى ىذيراى اوى بىش م إل ٥٠١كى
Artinya: Dan Kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya
dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan
Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita dan
pemberi peringatan. (Al-Isra 17: 105).
Muhaemin menjelaskan secara umum pokok-pokok isi Al-
Qur’an yang meliputi:24
a) Akidah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan
keyakinan, meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus
diimani atau diyakini menurut ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b) Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan
ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.
c) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai
aturan dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam
aspeknya.
23 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Widya Padjadjaran, 2009), h.
80.
24 Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 80-81.
32
d) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata
prilaku manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, dan
bagian dari alam sekitarnya.
e) Sejarah: Peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah
dialami umat manusia sebagai hamba yang diterangkan Al-
Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya.
f) Prinsip-prisnip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjuk-
petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia
untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan
perubahan-perubahannya.
g) Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun
ancaman.
3) Uslub (Metode Dakwah)
Menurut Toto Tasmara (1997) metode dakwah adalah cara-
cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang.25
Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl pun disebutkan tiga metode
dalam berdakwah. Adapaun ayat tersebut berbunyi:
ٱدع ب ب كى بيلرى سى ةإلى نىة وىٱلكمى ةٱلىسى وعظى ٱلمى مب دله جى حٱلتوىىأ هى ن سى
عىأ وى ه بكى رى بيلهإن نسى عى ل بمىنضى ۦلىم ب علىم
ىأ وى هتىدينىوىه ٥٢١ٱلم
25 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011),
h. 243.
33
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125).
Adapun yang dimaksud tiga metode dalam berdakwah tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Metode bi Al-Hikmah.
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An-Nasafi,
dikutip oleh Drs. Wahidin Saputra (2011) menjelaskan arti dakwah bi
Al-Hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar
dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan
keraguan.
Metode dakwah bi Al-Hikmah ini juga dapat diartikan sebagai
suatu cara berdakwah memperlihat kebijaksanaan, akal budi yang mulia,
kelapangan dada, hati yang bersih serta mampu menarik perhatian orang
kepada agama atau Tuhan.
Menurut M. Natsir metode bi Al-Hikmah digunakan sebagai
metode dakwah untuk semua golongan, golongan cerdik maupun awam
dan kelompok antara keduanya. Oleh karena itu, metode ini bisa berarti
hikmah dalam berbicara sesuai keadaan mad’u yang dihadapi seperti
34
dalam ceramah. Begitu pula himmah ketika dakwah dengan akhlak dan
metode memberi contoh.26
Oleh karena itu, metode ini menjadi pengingat kepada setiap
da’i agar menggunakan berbagai macam cara dalam berdakwah. Yakni,
menggunaka berbagai macam cara sesuai realitas yang ditemui pada
masyrakat sekitar. Sehingga, da’i dapat membedakan cara-cara yang
dilakukan dalam berdakwah pada setiap masyarakat yang berbeda latar
belakang.
b. Metode Al-Mau’izda Al-Hasanah
Menurut Abdul Hamid al-Bilali (1989) menjelaskan Al-
Mau’idzatul Al-Hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam
dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau
membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.
Metode Al-Mau’idza Al-Hasanah dapat disimpulkan adalah
metode dengan nasihat yang baik. Pada penerapannya, metode nasihat
ini mengandung nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam Al-Qur’an
dan hadits. Seperti, salat lima waktu, saling tolong-menolong, umat
Islam harus bersatu, anjuran berbuat baik dan masih banyak lagi.
Metode Al-Mau’idza Al-Hasanah ini dapat diklasifikasikan
dalam beberapa bentuk:
a) Nasihat atau petuah.
26 Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), h. 72.
35
b) Bimbingan, pengajaran (pendidikan).
c) Kisah-kisah.
d) Kabar gembira dan peringatan.
e) Wasiat (pesan-pesan positif).
c. Metode Al-Mujadalah
Menurut tafsir An-Nasafi yang duktip oleh Hasanuddin, S.H
menjelaskan metode Al-Mujadalah mengandung arti berbantahan
dengan baik yaitu dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam
bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lunak, lemah lembut,
tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu
(perkataan) yang bisa menyadarkan hati membangun jiwa dan
menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang
enggan melakukan perdebatan dalam agama.27
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
al-Mujadalah merupakan cara bertukar pendapat/pikiran yang dilkaukan
oleh dua belah pihak. Pada proses bertukar pendapat ini pun tidak
menimbulkan adanya permusuhan, sebagaimana tujuan dari al-
Mujadalah adalah membantah pendapat yang salah dengan bukti yang
argumen dan bukti yang kuat. Sehingga, cara ini bermaksud untuk
bertukar pikiran untuk melihat adanya kesalahpahaman dalam
mengartikan sesuatu, khususnya mengenai ajaran Islam.
27 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 255.
36
4) Wasilah al-Da’wah (Media Dakwah)
Menurut Muhammad Abdul Fatah Al-Bayanuni (2001)
menjelaskan secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa
berarti: al-wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat
menghantarkan tercapaianya kepada sesusatu yang dimaksud.28
Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpanya: televisi,
radio, video, kaset rekaman, majalah, surat kabar dan melalui berbagai
macam upaya mencari nafkah dalam berbagai sektor kehidupan.29
Hamzah Ya’qub membagi sarana dakwah: lisan, audio visual
dan akhlak; pembagian tersebut, secara umum dapat dipersempit
menjadi tiga media, yaitu:30
a) Spoken words, media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi
yang ditangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon dan
lainnya.
b) Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan
sebagainya yang dapat ditangkap dengan mata.
c) The audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar
sekaligus dapat dilihat, seperti televisi, video, film dan
sebagainya.
28 Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 93.
29 Hasanuddin, Manajeman Dakwah, h. 59.
30 Moh. Ardani, Fiqh Dakwah, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 37-38.
37
Melihat pengertian media dakwah di atas dapat disimpulkan
bahwa media merupakan alat bantu bagi seorang da’i dalam
menyampaikan materinya kepada mad’u. Oleh karena itu, sebaiknya
da’i mempersiapkan dan memilah media apa yang cocok dan efisien saat
digunakan dalam berdakwah.
5) Mad’u (Objek Dakwah)
Menurut Jamaluddin Kafie Mad’u atau sasaran (objek) dakwah
adalah seluruh manusia sebagai makluk Allah yang dibebani
menjalankan agama Islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar,
kehendak dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan
pilihannya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum,
massa, dan umat manusia seluruhnya.31
Mad’u dapat diartikan juga sebagai sasaran dakwah bagi seorang
da’i baik individu maupun masyarakat secara umum. Da’i adalah orang
memberikan ceramah, sedangkan mad’u adalah orang yang
mendengarkan da’i menyampaikan materi pidatonya.
Sehingga, bagi seorang da’i, ia harus dituntut mengetahui
terlebih dahulu klasifikasi dari mad’unya.klasifikasi sasaran dakwah
sebagai berikut:32
a) Tempat tinggal; masyarakat kota atau masyarakat desa
b) Struktur masyarakat; masyarakat industri atau masyarakat
agraris
c) Pendidikan
d) Kekuasaan: elite/pemimpin atau rakyat
31 Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 96.
32 Hasanuddin, Manajeman Dakwah, h. 58.
38
e) Agama
f) Sikap terhadap dakwah; cinta terhadap agamanya atau
simpatisan agama lain tapi bukan Islam atau bahkan kelompok
yang membenci Islam
g) Umur; anak-anak (6-13), remaja (14-18), pemuda (18-35),
orangtua (35-55), dan lanjut usia (55 ke atas)
6) Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah dalam hal ini menjadi sebuah pedoman bagi
setiap gerak langkah kegiatan dakwah. Sehingga, setiap kegiatan
dakwah yang mempunyai tujuan tidak akan berlangsung sia-sia begitu
saja lantaran memiliki tujuan yang jelas.
M. Natsir menjelaskan tujuan dakwah adalah:
a) Memanggil kita kepada syariat, untuk memecahkan persoalan
hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau perseoalan
berumah tangga, berjamaah-bermasyarakat, berbangsa-bersuku
bangsa, bernegara, berantarnegara.
b) Memanggil kita kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah di
atas dunia yang terbentang luas ini, berisikan manusia berbagai
jenis, bermacam pola pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi
sebagai syuhada ‘ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas
bagi umat manusia.
c) Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni
menyembah Allah.
39
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia, khususnya umat
Islam kepada jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah SWT, kelak
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
c. Bentuk-Bentuk Dakwah
Secara umum, dakwah Islam dapat dikategorikan ke dalam tiga
macam:
1) Dakwah bi Al-Lisan.
Dakwah bi Al-Lisan dapat diartikan sebagai penyampaian
pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunikasi
langsung antara da’i dan mad’u (objek dakwah).33
Dalam artian lain, dakwah bi Al-Lisan dapat dilakukan
antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan
lain-lain.
Dakwah menjadi proses mengkomunikasikan pesan-pesan
ilahiah kepada oranglain di mana pesan itu dapat disampaikan dan
dipahami dengan baik, maka diperlukan adanya penguasaan
terhadap teknik berkomunikasi yang efektif. Dalam sejarah besar
Islam, sosok tersebut ada pada diri Rasulullah Saw merupakan
seorang komunikator yang efektif.
33 Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 42.
40
Seorang da’i, haruslah dapat menyampaikan pesan
dakwahnya dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan
komunikatif. Al-Qur’an telah menjelaskan dalam firmannya:
ينى اٱل هى يىأ ن وايى ىءىامى واٱلل ديداٱتق ٦٠وىق ول واقىولسى
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan berkatalah dengan perkataan yag benar. (QS. Al-Ahzab
33: 70).
Menurut M. Natsir (1989), berdasarkan ayat di atas,
dijelaskan perkataan yang benar (qaulan sadidan) mempunyai arti
tepat mengenai sasaran. Al-Qasyani menafsirkan kalimat qaulan
sadidan dengan makna perkataan yang lurus (qawiman); perkataan
yang benar (haqqan), perkataan yang tepat (shawaban).34
Berdasarkan penjelasan di atas, dakwah bi Al-Lisan berarti
menyampaikan sebuah perkataan yang jujur, solutif, menyentuh
hati, santun, tidak agigatif, tidak provokatif dan mengandung fitnah.
Di mana, seorang da’i memberikan materi dakwah yang baik, benar
dan mendidik sehingga sampai pada tujuan dakwah itu sendiri.
2) Dakwah bi Al-Hal
Kata dakwah bi Al-Hal dapat diartikan mengajak/menyeru
ke jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui
perbuatan nyata sesuai dengan keadaan manusia. Oleh karena itu,
dakwah bi Al-Hal lebih mengarah pada tindakan atau aksi
34 Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43.
41
menggerakkan objek dakwah (mad’u), sehingga dakwah tersebut
lebih berorientasi pada pengembangan masyarakat.35
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
dakwah bi Al-Hal merupakan dakwah dengan perbuatan nyata
(tindakan nyata) yang meliputi keteladanan. Seperti dengan tindakan
amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat
dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah.
3) Dakwah bi Al-Qalam
Dakwah bi Al-Qalam yaitu menyampaikan pesan dakwah
melalui tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, artikel,
internet dan lain-lain. karena yang dimaksud sebagai pesan dakwah,
maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan
mengenai amal ma’ruf nahi munkar.36
Perihal dakwah bi Al-Qalam, hal ini sudah dilakukan di masa
Rasulullah Saw sejak awal kelahiran dan kebangkitan Islam melalui
pengiriman surat-surat dakwah kepada para kaisar, raja dan para
pemuka masyarakat. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya tinta
para ulama adalah lebih baik dari darahnya syuhada.”
35 Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 60
36 Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 53.
42
3. Strategi Dakwah
a. Pengertian Strategi Dakwah
Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan
yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu.37 Menurut Abu Zahrah
strategi dakwah Islam adalah perencanaan dan penyerahan kegiatan dan operasi
dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam
yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.38
Berdakwah dengan strategi dakwah, berarti dapat ditempuh beberapa
cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri
khalayak dengan mudah dan cepat.39
Al-Bayanuni (1993: 46 & 195) mendefinisikan strategi dakwah
(manahij al-da’wah) adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana
yang dirumuskan utuk kegiatan dakwah.40
Penggunaan strategi dakwah seperti apabila seorang da’i mampu
menjalankan strategi dakwah dengan hikmah, ia akan mudah mencapai
keinginannya dalam arti keberhasilan atau efektifitas dakwahnya.41
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada strategi dakwah ini yang
mana melihat atas apa yang ingin dicapai dari tujuan dakwah. Dua hal tersebut
adalah sebagai berikut:42
37 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009),h. 249.
38 Acep Aripudin dan Syukriadi Sambas, Dakwah Damai Pengantar Dakwah
Antarbudaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 138.
39 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 227-228.
40 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 351.
41 Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang: UMM Press, 2010), h. 127.
42 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 350-351.
43
1) Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses
penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.
2) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan
tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya (Wina
Sanjaya, 2007: 124).
B. Teori Strategi Dakwah
1. Strategi Dakwah Rasulullah Saw
Rasulullah Saw sebagai imam umat muslim dan menjadi imam bagi para
da’i telah menerapkan strategi dakwah secara bijak. Sehingga, melalui beliau,
Allah SWT memberikan manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan
mereka dari syirik menuju tauhid.
Strategi atau siasat dakwah Rasulullah Saw sangat bermanfaat besar
dalam menyukseskan dakwahnya, membangun negaranya, menguatkan
kekuasannya, dan meninggikan kedudukannya. Adapun cara atau startegi
dakwah Rasulullah Saw tersebut antara lain sebagai berikut:43
1) Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan audiens.
Artinya, Seorang da’i harus mengusahakan audiens agar tidak
jenuh dan waktu mereka banyak terisi dengan petunjuk, pengajaran
43 Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, h. 128-134.
44
yang bermanfaat dna nasihat yang baik. Abdullah bin Mas’ud
pernah berkata: “Nabi Muhammad Saw jarang memberikan nasihat
kepada kami (dengan maksud) agar kami tidak bosan.” (HR.
Bukhari).
2) Jangan memerintah sesuatu yang jika tidak diakukan, menimbulkan
fitah. Maksudnya jika seorang da’i menjumpai suatu kaum yang
sudah mempunyai tradisi mapan. Tradisi tersebut tidak
bertentangan dengan syariat, tetapi jika dilakukan perombakan
akan mendatangkan kebaikan. Namun, jika seorang da’i sadar
bahwa apabila dilakukan perombakan akan terjadi fitnah, maka hal
itu tidak perlu dilakukan. Seperti, Rasulullah Saw tidak
membiarkan ka’bah direnovasi dari fondasi buatan Nabi Ibrahim
karena menghindari fitnah kaum yang baru mentas dari kehidupan
jahiliyah.
3) Menjinakkan hati dengan harta dan kedudukan. Seorang da’i ibarat
dokter yang memeriksa penyakit. Ia mendiagnosis dan
mengobatinya sesuai dengan jenis penyakitnya. Jika seorang da’i
sadar bahwa iman seseorang (audiens) masih lemah, ia dapat
memberinya harta semampunya agar ia tetap berada dalam hidayah
Islam. Rasulullah Saw bersabda: “Saling berbagi hadiahlah kalian
agar kalian saling mencinta.” (HR. Baihaqi dan Bukhari).
Menjinakkan hati dengan kedudukan pun merupakan bagian dari
strategi yang bijak. Karena itu, Rasulullah Saw pernah bersabda
45
kepada kaum Anshar ketika beliau lebih mementingkan pemberian
kepada orang-orang yang bukan Anshar.
“Apabila kalian tidak senang melihat manusia pulang membawa
harta dan kalian pulang bersama Rasulullah? Demi Allah, apa yang
kalian bawa pulang lebih baik dari pada yang mereka bawa pulang.
Lalu mereka berkata, Ya Rasulullah, kami rela.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
4) Menjinakkan hati dengan memberi maaf ketika dihina, berbuat baik
ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari, dan bersabar ketika
dizhalimi. Cemooh dibalas dengan kesabaran, ketergesa-gesaan
dibalas dengan kehati-hatian.
5) Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada
orangnya tetapi berbicara dengan sasaran umum seperti yang sering
dilakukan Rasulullah Saw. hal ini berarti bersikap lembut dalam
memberikan nasihat merupakan hikmah. Di mana nasihat
sebaiknya tidak disampaikan dengan bahasa yang langsung, tapi
melalui bahasa kiasan.
6) Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seseorang pada
tujuannya.
7) Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan. Hal ini
berarti seorang da’i sebaiknya memiliki ilmu yang matang guna
menjawab setiap pertanyaan yang datang secara rinci dan jelas,
sehingga orang yang bertanya merasa puas.
46
8) Memberikan perumpamaan-perumpamaan sering dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Seperti membuat perumpamaan orang-orang
beriman seperti sebuah bangunan. Perumpamaan orang-orang
beriman dalam hal membagi cinta dan kasih sayang seperti satu
tubuh yang anggota-anggotanya saling menyatu, dan banyak lagi.
2. Strategi Dakwah Sayyid Muhammad Nuh
Menurut Sayyid Muhammad Nuh, cendekiawan muslim asal Timur
Tengah menuliskan dalam bukunya “Strategi Dakwah dan Pendidikan” ada dua
belas strategi dalam meningkatkan dakwah. Keduabelas strategi tersebut
dikualifikasikan menjadi dua bentuk, strategi internal dan strategi eksternal.44
1) Strategi Internal, strategi mengarah pada diri sendiri.
a) Menjadikan hidup sebagai sarana dakwah dan pendidikan Islam.
Setiap muslim dengan beragam profesi bisa menjadi seorang
yang baik. berbagai aktivitas dapat mendekatkan diri kepada
Allah SWT dan juga dapat bermanfaat bagi oranglain. Oleh
karena itu, bagi setiap muslim hendaknya menjadikan seluruh
hidupnya sebagai sarana berdakwah dan mengajak oranglain ke
jalan yang baik.
b) Bersikap lemah lembut. Bersikap lemah lembut dalam
berdakwah dan mendidik merupakan kunci untuk menarik
44 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, (Jakarta: STID Mohammad Natsir Press, 2007), h. 162-172.
47
simpati hati dan pemikiran manusia karena pada umumnya
manusia tidak menyukai kekerasan dan kekasaran.
c) Tidak tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Seorang
da’i harus memusatkan perhatian kepada sesuatu yang
bermanfaat dan bisa menjadi landasan amal, bukan pada hal-hal
yang dipandang tidak baik oleh agama.
d) Menjadikan ridha Allah SWT sebagai tujuan. Tujuan akhir
dakwah dan pendidikan adalah untuk memperoleh ridha Allah
SWT dengan berharap kebahagiaan di dunia dan keselamatan di
akhirat.
e) Sabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa. Dalam berdakwah,
membutuhkan waktu yang panjang dengan berbagai macam
kendala dan rintangan. Oleh karena itu, seorang da’i harus
memiliki sikap sabar, teguh pendiriannya, tenang dan tidak
tergesa-gesa dalam berpikir dan mengambil tindakan.
2) Strategi eksternal, yaitu strategi yang lebih mengarah pada objek
dakwah.
a) Memperhatikan prioritas. Dalam berdakwah, seorang muslim
harus memperhatikan hal-hal yang lebih utama dan penting serta
memprioritaskan dakwah di suatu wilayah atas wilayah lainnya.
Seperti dakwah kepada generasi muda didahulukan atas dakwah
generasi tua.
48
b) Mengikut tahapan-tahapan dakwah. Seperti yang disebutkan di
atas, jalan dakwah tidaklah singkat. Oleh sebab itu, seorang da’i
harus dapat membai langkah-langkah dakwahnya, dimulai dari
yang mudah sampai yang sulit. Seperti tahapan pemilihan dan
pembangunan landasan dakwah, pembukaan lahan, tahapan
berhadapan dengan objek dakwah, dan tahapan penguatan atau
basis dakwah, pemeliharaan dan seterusnya.
c) Memulai dakwah dengan meluruskan pemahaman dan
memperdalam kesadaran ummat terhadap realitas. Umat muslim
harus menyadari hakikat dan realitas hidupnya serta
hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan alam semesta.
d) Menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan praktik yang
menyeluruh, sinergis dan seimbang (ada ketauladanan). Islam
harus dipandang menyeluruh sebagai akidah dan akhlak, ibadah
dan aturan hidup serta agama yang bersifat universal.
e) Memadukan orisinilitas dan kekinian. Menyampaikan dakwah
dan pelaksanaan pendidikan harus berpangkal pada nilai-nilai
dasar Islam di samping juga pada nilai kekinian, yaitu menyerap
hasil-hasil teknologi peradaban modern dalam setiap aspek
kehidupan asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar
Islam.
49
f) Memahami dan menggunakan hukum sosial. Beberapa hukum
sosial yang berlaku di masyarakat serta harus dipahami dalam
menyampaikan dakwah dan melaksanakan pendidikan:
Fitrah manusia sebagai makhluk sosial
Heterogenitas pemikiran dan pendapat
Etika dalam berdialog dan berdiskusi
Wujud dari ujian dan cobaan, berupa pergulatan yang
haq dan bathil
Rencana jahat yang akan menimpa orang yang
merencanakannya sendiri
Kemenangan yang akan diperoleh oleh yang paling kuat,
dan paling bertakwa.
Sebagai makhluk sosial, manusia diharuskan melakukan dakwah
dan pendidikan secara bersamaan agar mencapai keberhasilan
yang tekandung dalam surat Al-Maidah: 2, ali-Imran: 103, At-
Taubah: 36. Sedangkan dalam menyikapi perbedaan pendapat
antarmanusia, umat Islam diharapkan mencari titik temu dengan
bersiksap toleran pada perbedaan yang ada di luar kesepakatan
tersebut.
g) Menyeimbangkan dakwah dan pendidikan. Dakwah dan
pendidikan harus dilaksanakan secara seimbang karena dakwah
berguna untuk memberikan petunjuk kepada generasi umat yang
tersesat agar menjadi orang yang menjalankan ajaran Islam
50
secara kaffah. Sedangkan pendidikan berguna untuk membekali
pada da’i dengan ilmu agar bisa mengajarkan, mengajak, dan
menuntun umat dalam memperkuat agama Islam.
C. Entrepreneur
1. Pengertian Entrepreneur (Wirausahawan)
Kata entrepreneurship sering diterjemahkan dengan kewirausahaan.
Perkataan kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis, yakni entreprendre yang
berarti melakukan (to under take) dalam artian bahwa wirausahawan adalah
seorang yang melakukan kegiatan mengorganisir dan mengatur.45
Istilah entrepreneur berasal dari perkataan bahasa Perancis dan secara
harfiah berarti perantara (bahasa Inggris: Between-taker atau go-Between).46
Entrepreneur berarti orang yang memulai (the originator) sesuatu usaha bisnis
baru. Atau seorang manajer (digarisbawahi: kami), yang berupaya memperbaiki
sebuah unit keorganisasian melalui serangkaian perubahan-perubahan
produktif.47
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dilihat bahwa seorang manajer pun
dapat dikatakan sebagai entrepreneur. Hal ini sebagaimana rumusan yang
dikemukakan oleh Stoner dan Edwar Freeman yang menjelaskan dalam
bukunya “Management” bahwa seorang manajer dapat juga dinamakan sebagai
45 Antoni,“Muslim Entrepreneurship: Membangun Muslim Peneurs Characteristics
dengan Pendekatan Knowladge Based Economy”, Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol.
VII, No. 2 (Juli-Desember 2014): h. 322.
46 J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 2.
47 J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, h. 71.
51
seorang entrepreneur apabila sanggup membuat perubahan yang bersifat
inovatif dalam proses produksi yang dikelolanya.
Para pakar ekonomi mempunyai definisi masing-masing tentang
entrepreneur. Menurut Encyclopedia of America (1984), entrepreneur adalah
pengusaha yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko dengan
menciptakan produksi, termasuk modal, tenaga kerja dan bahan, dan dari usaha
bisnis mendapat profit/laba.48
Lloyd E. Shefsky, dalam bukunya yang berjudul “Entrepreneur are
Made Not Born”, mendefinisikan bahwa entrepreneur terdiri dari tiga suku kata,
yaitu: entre, pre dan neur. Menurut akar bahasa Latinnya, entre berarti masuk,
pre berarti sebelum, dan neur berarti pusat syaraf. Jadi, entrepreneur
didefinisikan sebagai seseorang yang memasuki dunia bisnis—bisnis apa saja—
tepat pada waktunya untuk membentuk atau mengubah pusat syaraf (nerve
center) bisnis tersebut secara substansial.49
Schumpeter (1934) menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang
yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru. Entrepreneur adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis,
memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keunggulan
darinya dan berinisiatif mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin
sukses.50
Zimmerer dan Scarborough (2005) menggambarkan entrepreneur
sebagai seseorang yang menciptakan usaha baru dengan menghadapi
ketidakpastian dan resiko dengan maksud untuk mencapai keuntungan dan
pertumbuhan usaha melalui pengidentifikasian peluang yang signifikan dan
penggunaan sumber daya yang diperlukan.51
48 Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia,
(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 51.
49 Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, h.
51.
50 Dyan Vidyatmoko dan A. Husni Yasin Rosadi, “Faktor Utama Kesuksesan Wirausaha
di Industri Pangan”, Junal Manajeman Teknologi, Vol. 14, No. 1 (Mei 2015): h. 49.
51 Dyan Vidyatmoko dan A. Husni Yasin Rosadi, h. 49.
52
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa entrepreneur
adalah seseorang yang menjalani usaha baru, dengan mempunyai kemampuan
melihat adanya peluang mencari dana dan sumber dana lainnya yang
diperlukan. Seorang entrepreneur akan menghadapi resiko di mana ia harus
berani mengambilnya guna mencapai tujuan yang dikehendaki, baik
tercapainya kesejahteraan individu maupun bagi masyarakat sekitar.
2. Peran Entrepreneur
Bertanya mengenai apa peran dari seorang entrepreneur, maka agen
perubah adalah jawaban yang tepat untuk mejawab hal tersebut. Drucker, 1986:
27) menjelaskan konsep entrepreneur sebagai seorang yang senantiasa mencari
perubahan dan kemudian ia bereaksi terhadapnya, dan memanfaatkannya
sebagai sebuah peluang.52
Lebih spesifik apa sesungguhnya peran entrepreneur dalam suatu negara
adalah sebagai sberikut:53
1) Pemutar gerak roda ekonomi.
2) Pembuka atau penyedia lapangan kerja.
3) Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD.
4) Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat
cadangan devisa negara.
52 J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, h. 74.
53 Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia,
(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 8-9.
53
5) Pelaku fungsi sosial dalam memajukan bangsa melalui sumbangan-
sumbangannya di berbagai bidang, seperti pendidikan, budaya,
kesehatan, agama, kemanusiaan, dan sebagainya.
6) Pendorong tumbuhnya entrepreneur-entrepreneur baru.
D. Pemuda/Remaja Berkarakter Islami
1. Pengertian Pemuda/Remaja
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolscence, berasal dari
bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik (Hurlock, 1991).
Pandangan di atas didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang
mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu
menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak
merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan
merasa sama, atau paling tidak sejajar.54
Definisi mengenai remaja tidak hanya melibatkan pertimbangan
mengenai usia namun juga pengaruh sosio-historis. Dengan
mempertimbangkan konteks sosio historis, dapat didefinisikan masa remaja
sebagai periode transisi perkembangan masa kanak-kanak dengan masa dewasa,
54 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi RemajaPerkembangan Peserta
Didik,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 9.
54
yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional.
Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.55
Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja
seringkali dikenali dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”.
Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal
fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk., 1989).56
Pada fase remaja ini, ada hal yang perlu diingat dan ditekankan bahwa
pada fase ini, merupakan masa perkembangan yang berada pada masa amat
potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Sehingga, pada
fase remaja ini sangat baik jika dilakakukan pemberian pembentukan karakter
guna mematangkan dan membentuk jati diri.
2. Periode Perkembangan Masa Remaja
Masa remaja, menurut Mappiare (1982) berlangsung antara umur 12
tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13
tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usias 17/18 tahun
sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.57
Masa remaja awal (early adolescence) kurang lebih berlangsung di masa
sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan
55 John W. Santrock, Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h. 20.
56 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikolgi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, h. 9.
57 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, h. 9.
55
pubertal terbesar terjadi di masa ini. Masa remaja akhir (late adolescence)
kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.58
3. Membentuk Generasi Muda Islami
Isu-isu agama merupakan hal penting bagi remaja (Benson, 2004;
Dowling dkk., 2004; Forrow, King, & White, 2004; King & Boyatzis, 2004;
Oser, Scarlett, & Bucher, 2006). Hampir setengah di antara anak-anak muda itu
menyatakan bahwa mempelajari iman religius merupakan hal yang sangat
penting.59
Banyak sudah menurut para peneliti yang menyebutkan bahwa agama
memiliki sejumlah manfaat yang baik bagi perkembangan remaja. Remaja yang
aktif mengunjungi tempat ibadah dinilai lebih mempunyai prestasi dan sikap-
sikap positif yang baik dibanding yang tidak.
Di sisi lain, remaja religius juga mampu menginternalisasikan dakwah
(menyampaikan pesan-pesan keagamaannya) mengenai pengasuhan dan
kepedulian terhadap oranglain. Sebagai contoh bahwa anak remaja yang
memiliki nilai religius (keagamaan lebih dalam) cenderung aktif mengikuti
layanan komunitas bersifat sosial. Oleh karena itu, agama sering kali menjadi
modal bagi komunitas remaja.
Nilai keagamaan, khususnya bagi umat muslim di Indonesia, melihat
nilai keIslaman adalah sesuatu yang mendorong, menggerakkan, dan
mengandung manfaat yang luar biasa bagi seseorang dan kelompok dalam
58 John W. Santrock,Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011),h. 21.
59 John W. Santrock, Remaja, h. 327-328.
56
setiap perbuatan dan ucapan berdasarkan ajaran Islam. Secara operasional, nilai
keIslaman dapat digali dari pribadi Nabi Muhammad Saw karena kehidupan
beliau erat hubungannya dengan kaidah Islamiyah.60
Nilai-nilai yang kuat, kokoh dan tidak punah dimakan zaman adalah
nilai-nilai keIslaman itu sendiri, khususnya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits. Oleh karena itu penting bagi seorang remaja untuk tidak anti terhadap
ajaran agama, khsususnya remaja muslim harus terus menggali dan
mempelajari nilai-nilai keIslaman.
60 Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose
Media Jakarta, 2011), h. 79.
57
BAB III
Gambaran Umum Komunitas Sahabat Muda
A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sahabat Muda
Komunitas Sahabat Muda menjadi komunitas yang pertama kali terbentuk
pada tahun 2013. Komunitas Sahabat Muda berdiri di bawah naungan LAGZIS
(Lembaga Amal Zakat Infaq Sahdaqah) yang berpusat di Malang dan bermula
berdirinya pada tahun 1999.1
Pada tahun 1999 LAGZIS lebih dikenal sebagai aktivitas mahasiswa di
Universitas Brawijaya yang meyalurkan aksi kepedulian mahasiswa terhadap
masyarakat miskin di sekitar kampus. Dikarenakan semakin banyakya donatur yang
mempercayakan amanahnya kepada LAGZIS, maka aktivitas mahasiswa ini pun
berubah menjadi badan pengelolaan zakat dan infak yang melepas diri dari lingkup
kampus. Menjadi dan terus berkembang hingga berada di beberapa kota besar di
Indonesia: Malang, Surabaya, Jakarta, Makassar, Blitar, Pekanbaru dan Denpasar.2
Awal mula LAGZIS belum membentuk komunitas, melainkan relawan
lemabaga amal zakat sebagaimana lembaga zakat lainnya, relawan ini bergerak
dalam mengatasi kemiskinan. Seperti, para relawan yang menangani anak jalanan,
panti asuhan, pemukiman kumuh, bencana alam serta hal-hal yang bersentuhan
langsung kepada para dhuafa.3
1 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi Pembina dan Penasehat komunitas Sahabat
Muda. Jakarta, 7 Februari 2017. 2 Majalah Sahabat edisi 01 Januari 2015, Surabaya: PT Media Muzakki Mandiri, h. 2. 3 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
58
Kemudian LAGZIS mempunyai perubahan konsep pada sistem relawan.
Ada sebuah asumsi yang berubah. Berasumsikan bahwa generasi muda adalah
calon kemiskinan yang akan datang, maka asumsi inilah yang akhirnya menjadikan
LAGZIS membentuk komunitas Sahabat Muda. Menjadi komunitas yang akan
membina potensi anak muda.4
Sehingga, pada tahun 2013 dibentuklah sebuah komunitas Sahabat Muda.
Di komunitas Sahabat Muda inilah setiap anggota yang targetnya adalah anak muda
usia 16-25 tahun akan dibina dan dibentuk karakter, kepedulian dan kemandirian
menjadi seorang pemimpin melalui kompetensi di bidangnya masing-masing.5
Komunitas Sahabat Muda adalah komunitas yang ingin menjadikan anak
muda mandiri dan peduli, karena itu program yang mendasar sebelum mereka
mandiri dan peduli adalah dengan penanaman program karakter. Anak muda akan
dibiasakan melatih karakter mereka menjadi lebih baik terlebih dahulu. Di
komunitas ini, generasi muda akan dibiasakan 8 karakter utama, yaitu sholat wajib,
sholat rawatib, sholat dhuha, sholat tahajud, baca Al-Qur’an dan terjemah,
bersedekah, menabung haji dan olahraga. Saat ini komunitas Sahabat Muda sudah
tersebar di berbagai kota di antaranya: Surabaya sebagai pusat rumah relawan,
Malang, Makassar, Blitar, Pekanbaru, Denpasar dan Jakarta.6
Pembinaan komunitas Sahabat Muda terbagi menjadi tiga. Pertama
pembinaan karakter yang mana setiap anggota akan dibentuk karakternya menjadi
pemuda yang mencerminkan akhlak seorang muslim taat. Kedua pembinaan
4 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 5 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 6 Majalah Sahabat edisi 02 Februari 2015, Surabaya: PT Media Muzakki Mandiri, h. 59.
59
kepedulian. Pada pembinaan ini anggota Sahabat Muda secara langsung akan
ditugaskan untuk menjalankan program-program yang sifatnya membantu
lingkungan masyarakat sekitar, sehingga setiap anggota mempunyai
kepekaan/insting jiwa kepedulian soisal yang tinggi. Dan ketiga adalah mandiri
melalui program-program kompetensi. Pada pembinaan ini setiap anggota akan
diasah pengalaman, pengetahuan serta terjun langsung menjadi seorang pemimpin
yang mempunyai keterampilan kompetensi yang akan digeluti sesuai minatnya
masing-masing.7
Sehingga, komunitas Sahabat Muda ini akan menjadi komunitas yang
mencetak generasi muda social entrepreneur yang berkarakter Islami.
B. Visi dan Misi
Setiap perkumpulan yang sudah dibentuk baik menjadi
organisasi/komunitas sudah barang tentu mempunyai pencapaian. Pencapaian
tersebut dibuat dan didasari oleh sebuah visi misi yang menjadi acuan berkembang
dan majunya komunitas tersebut.
Hal ini sebagaiana dengan Komunitas Sahabat Muda mempunyai visi dan
misi sebagai berikut:8
Visi: Mencetak generasi muda yang Peduli dan Mandiri
Misi:
1. Membangun karakter
2. Melatih kompetensi
3. Mencetak pemimpin
7 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 8 Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah Relawan Mentor komunitas Sahabat Muda
Surabaya. Surabaya, 31 Agustus 2016.
60
Melihat dari Visi dan Misi yang ada bisa dilihat bahwa komunitas Sahabat
Muda mempunyai tujuan mencetak generasi muda yang mempunyai nilai
kepedulian simpati, empati dan kemandirian yang tinggi dengan memperhatikan
karekter, kompetensi dan nilai kepemimpinan.
C. Struktur Komunitas Sahabat Muda
Struktur organisasi adalah susunan serta hubungan dari setiap bagian posisi
di dalam organisasi. Tujuan adanya struktur organisasi itu sendiri sebagai pemisah
dan pembagi jobdesk yang dikerjakan dari setiap anggota. Sehingga, setiap anggota
sudah mendapatkan tugasnya masing-masing dari apa yang bisa dikerjakan.
Komunitas Sahabat Muda mempunyai struktural komunitas yang cukup
berbeda dari komunitas/organisasi lainnya. Kalau biasanya pada sebuah komunitas
struktur yang ada adalah ketua, wakil, sekretaris dan lainnya. Maka, komunitas
Sahabat Muda tidak menerapkan itu. Melainkan RB, RP, RT, RK dan RM.9
1. RB (Relawan Baru)
RB atau yang disebut Relawan Baru adalah relawan yang masuk
menjadi anggota setelah mengikuti kegiatan workshop bulanan social
entrepreneur. Mereka masih bebas bisa kapan dateng ke komunitas Sahabat
Muda. Namun jika ingin naik tingkat ke RP 1, wajib hadir 6x dalam satu bulan.
Tugas RB di sini adalah hadir serta mengikuti kegiatan 6x perbulan jika ingin
naik tingkat, dan mematangkan program character building serta melaporkan
laporannya ke relawan pendamping.
9 Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah.
61
2. RP (Relawan Pendamping)
Pada Relawan Pendamping atau RP ini terbagi menjadi 3, RP 1, RP 2
dan RP 3. RP 1 (Relawan Pendamping) adalah relawan yang sudah aktif di
Sahabat Muda dengan minimal kehadiran 3 kali dalam seminggu, ia sudah
dapat memegang/mendapingi RB untuk laporan karakter.
RP 2 adalah anggota Sahabat Muda yang sudah harus mempunyai
kehadiran minimal 3 kali seminggu. Pada posisi ini relawan sudah menguasai
teknis kegiatan. Menjalani program karakter sudah tidak bolong-bolong lagi.
Tugas RP 2 ini mendampingi RP1 atau bisa juga membantu RB tugas aksi
kegiatan di lapangan. Target RP 2 yakni berhasil memastikan RP 1 atau RB
menyelesaikan target mereka.
RP 3 adalah anggota yang sudah bisa memipin tim dan membimbing
program karakter. Ia juga bertugas memegang RP 2 seperti RP 2 dan RP 1. RP
3 mempunyai target, berhasil menjalankan sebuah acara, seperti workshop,
program bisnis atau pemberdayaan.
3. RT (Relawan Target)
Relawan Target adalah anggota yang sudah konsisten hadir dalam
kegiatan Sahabat Muda 3x dalam seminggu. Mereka yang naik ke jenjang RT
ini dipastikan tidak lagi lobang pada pelaksanaan program character building,
dan mereka pun sudah bisa mengusai SoP yang ada. Mereka yang sudah sampai
pada tahap ini sudah harus mempunyai target di setiap aksi dan kegiatan yang
dijalankan/amanahkan kepadanya.
62
4. RK (Relawan Koordinator)
Relawan Koordinator adalah adalah mereka yang sudah melewati tahap
RT dan kebawahnya. Relawan Koordinator ini mempunyai tugas memimpin
unit atau bidang yang ada di komunitas Sahabat Muda. Seperti mempimpin
bidang bisnis/kegiatan Fundraising dan lain-lain. Sebagai pemimpin bidang
kegiatan, mereka yang akan menentukan target dari setiap peningkatan hasil
yang diinginkan serta menjadwalkan kegiatan relawan yang mau belajar pada
bidang tertentu.
5. RM (Relawan Mentor)
Struktur paling tinggi pada posisi relawan komunitas Sahabat Muda
adalah RM atau relawan mentor. RM ini pun terbagi menjadi menjadi 3, RM
Bidang, RM Kota dan RM Nusantara.
RM Bidang: relawan yang sudah melewati dan menguasai semua
karakter, kegiatan dan bidang yang dipilih. Seperti, program magang, setiap
relawan yang ingin mengikuti program magang, akan diserahkan/didampingi
kepada RM bidang. RM bidang adalah mereka yang sudah mampu menguasai
SOP kegiatan. RM bidang ini lingkup pengawasannya hanya daerah.
RM Kota: Relawan yang sudah pasti melewati semua karakter,
kegiatan, SOP dan menguasai 3 bidang serta mempunyai target kota. Misalnya
membuka komunitas Sahabat Muda di kota baru atau mengaktifkan kembali
relawan cabang di kota yang sudah ada. Bertugas untuk bertanggung jawab atas
kota yang dibina. Seperti, mengaktifkan relawan/merekrut anggota baru di kota
tersebut. RM kota ini bertanggung jawab juga atas program yang sudah
63
ditentukan di sana. Seperti kegiatan fundraising, kunjungan ke kampung
kumuh, mendampingi relawan baru dan mencetak pemimpin bartu di kota
tersebut.
RM Nusantara: Relawan yang sudah berhasil melewati semua tahapan
kerelawanan di Sahabat Muda, mulai dari RB sampai RM kota. RM Nusantara
ini sifatnya masih baru. Jadi, masih dalam masa proses pembelajaran dari RM
kota. Tugas RM Nusantara bertanggung jawab atas semua kota relawan
Sahabat Muda. Melaporkan perkembangan relawan di setiap kota kepada
pembina. Membuat agenda kota, berdiskusi dengan pembina langsung.
D. Program Kegiatan Komunitas Sahabat Muda
Dibentuknya komunitas Sahabat Muda sudah barang tentu mempunyai
tujuan. Tujuan komunitas Sahabat Muda pun telah dibentuk dengan dibuatnya visi
dan misi yang akan mempermudah komunitas tersebut melihat program apa saja
yang cocok untuk diterapkan.
Sebagaimana misi yang sudah dibuat oleh komunitas Sahabat Muda, maka
bisa dilihat program dalam menunjang misi tersebut berdasarkan 3 program;
Program Character Building, Pelayanan Dhuafa dan Pemberdayaan Umat,
Program Kompetensi dan Program Magang.10
1. Character Building
Character Building adalah program dasar dan wajib dijalani setiap
anggota yang bertujuan pembentukan karakter dengan menanamkan nilai-nilai
10 Majalah Sahabat edisi Januari 2017.
64
keagamaan (kesadaran dalam beribadah). Pada program ini, ada 8 program
wajib yang harus dijalankan setiap anggota.11
a. Solat wajib
b. Solat rawatib mu’akad
c. Solat dhuha
d. Solat tahajud
e. Baca Al-Qur’an dan terjemah
f. Shodaqah
g. Menabung haji
h. Olahraga
Selain program tersebut, ada beberapa kegiatan sehari-hari yang
berlangsung di rumah relawan menunjang kebutuhan rohani anggota
komunitas Sahabat Muda. Seperti membaca al-matsurot setiap subuh dan
magrib bersama, pengajian ceramah setiap hari rabu dan kegiatan tersebut
memanggil ustad dari luar, program ruqiyah, serta baca Al-Qur’an bersama,
dhuha dan tahajud bersama.
2. Program Kompetensi
Program kompetensi adalah pelatihan bagi anggota guna menambah
pengalaman, pengetahuan serta mengasah kemampuan pada bidang yang
digeluti. Pada program ini di dalamnya sudah termasuk program sosial. Pada
program ini terdapat 2 kompetensi program yang sifatnya pun berbeda.
11 Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah.
65
Pada program wajib menjadi program yang sifatnya sosial seperti
helping people dan pelatihan kompetensi. Pada program kompetensi pilihan
anggota diarahkan kepada bidang entrepreneur. Pada program inilah anggota
bisa memulai belajar bisnis serta langsung memulai prakteknya.12
Tabel 3
Program Kompetensi
Kompetensi Wajib Kompetensi Pilihan
Fundraising Reseller
PD (Pelayanan Donatur) Kanvasing
ADM (administrasi) Journalist
HP (Helping People) LWS (Leraning Without School)
Keuangan Ternak
Program helping people yang menjadi program sosial pelayanan
dhuafa dan pemberdayaan umat terbagi menjadi menjadi 4. 1. Perawatan dan
pelayanan jompo. 2. Pelayanan membersihkan tempat ibadah masjid/mushola.
3. Pelayanan membuka taman baca dan berkreasi bagi anak-anak. 4. Pelayanan
merapikan, membersihkan dan melayani panti asuhann/disabilitas.13
3. Program Magang
Program magang di sini anggota diberikan kesempatan mengunjungi
kota lain untuk belajar mengenai program yang hanya ada di kota tersebut.
Biasanya, pada program ini adalah perekrutan untuk mahasiswa yang sudah
12 Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah. 13 Majalah Sahabat edisi 23 November 2016.
66
lulus. Mereka yang mengikuti program magang akan memilih kota yang dituju
mengingat setiap kota mempunyai program yang berbeda, khususnya pada
program kompetensi. Adapun program magang dibagi menjadi 2:14
a. Magang liburan jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan
b. Magang intensif jangka waktu 3-6 bulan
Adapun program magang sebagai berikut:15
a. PSM Surabaya. Di Surabaya, program magang yang bisa geluti nanti
adalah bisnis perdagangan, reseller, kanvasing, merchandise,
toko/outlet/counter/CFD dan lainnya.
b. PSM Malang. Program magang di kota Malang berfokus pada
pemberdayaan sosial masyarakat seperti LWS, mengajar atau guru TPQ
dan TK, penyuluhan lingkungan, sanitasi, bencana alam dan lainnya.
Tidak ketinggalan, khusus di kota Malang terdapat program tahfiz minimal
1 juz selama liburan kuliah serta mendalami teknik ruqyah.
c. PSM Jombang dan Kasembon. Di Jombang dan Kasembon ini memiliki
program magang di bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Seperti,
ternak kambing, lele, bebek, holtikultura dan lainnya.
14 Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah. 15 Majalah Sahabat edisi 25 Januari 2017.
67
BAB IV
ANALISIS STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT MUDA
BERDASARKAN TEORI SAYYID MUHAMMAD NUH
A. Memprioritaskan Dakwah Pada Generasi Muda
Salah satu faktor keberhasilan dalam berdakwah adalah
memprioritaskan target dakwah. Dengan memberikan prioritas, dakwah akan
menjadi lebih mudah karena seorang dai sudah bisa menentukan apa yang
harus dilakukan, bagaimana ia harus bersikap, materi apa yang harus
disampaikan serta dapat melihat dengan jelas cara berpikir seperti apa yang
akan ditemuinya.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Strategi Dakwah Sayyid
Muhammad Nuh yang menjelaskan pentingnya prioritas dalam berdakwah,
seperti mendahulukan dakwah terhadap generasi muda daripada generasi tua.
Hal ini disebabkan generasi muda masih akan lebih mudah diarahkan.1 Lebih
jauh lagi dijelaskan, dakwah kepada generasi muda mudah diarahkan pada
pemikiran atau perilaku tertentu dan berinteraksi dengan mereka lebih
gampang daripada dengan orangtua yang telah mempunyai jalan sendiri,
ikatan, tanggung jawab, dan fungsi sosial atau usaha duniawi yang berat
ditinggalkan.2
1 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan Problematika,
(Jakarta: STID Mohammad Natsir Press, 2007), h. 168. 2 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, (Yogyakarta: Himam-Prisma
Media, 2004), h. 97.
68
Dakwah kepada generasi muda sekaligus memberi warna dan
membentuk kepribadian mereka. Di samping itu, sang dai juga tidak
memerlukan waktu lama untuk membersihkan generasi muda dari kerancuan
dan tradisi jahiliyah, ia hanya harus menghiasi dan mengisi mereka dengan
keutamaan-keutamaan dan tradisi Islam. Generasi muda hari ini adalah
orangtua di hari esok, dan pemuda merupakan masa depan umat.3
Memilih memberikan prioritas utama dalam berdakwah seperti yang
dilakukan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, pada
masa awal perjuangannya dalam berdakwah, Rasulullah Saw memulai
berdakwah pada kerabat dekat, sanak saudara. Sebagaimana diterangkan dalam
firman Allah Swt:4
٤١٢وأنذر عشيرتك ٱلقربين
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad)
yang terdekat.” (QS. Asy-Syuara’: 214).
Strategi dakwah ini telah diterapkan juga oleh komunitas Sahabat Muda
dalam menjaring relawan yang akan diterimanya. Sebagaimana yang sudah
dijelaskan pada latar belakang berdirinya komunitas Sahabat Muda, bahwa
mereka menerima relawan khusus anak muda usia 16 sampai 25 tahun.
Upaya memberikan prioritas terhadap anak muda ini pun sudah
dipikirkan oleh Deddy Wahyudi selaku pembina dan penasehat komunitas
Sahabat Muda yang menjelaskan bahwa anak muda adalah masalah yang akan
3 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 97 4 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan Problematika,
h. 168.
69
datang. Sehingga, mereka harus dibina dengan benar agar menjadi generasi
muda yang bermanfaat.
“Karena anak muda adalah problema yang akan datang jika tidak
dibina dengan serius. 10 tahun lagi anak-anak muda ini adalah orang-
orang yang akan menjadi orang dewasa, orang yang memiliki
kemampuan untuk mengelola usaha, jabatan, politik, kepemimpinan.
Sangat disayangkan jika tidak dibekali dengan bagus. Atau karena tidak
dibekali dengan benar, mereka yang akan menjadi masalah yang akan
datang.”5
Terdapat suatu indikasi, jika generasi muda telah mampu memahami
ajaran Islam dengan baik dan telah menjadikan keimanan (keyakinan
beragama) sebagai bagian integral dari kepribadiannya, maka keimanan itulah
yang akan mengawasi segala tindakan, perkataan dan kondisi emosional.6
Mendahulukan berdakwah kepada generasi muda memang karena
merekalah yang lebih besar mempunyai peranan dalam pembangunan suatu
daerah, bahkan negara. Hal ini pun terkhusus kepada generasi muda Islam di
mana kita tinggal di Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak
di dunia.
Partisipasi generasi muda Islam dalam pembangunan cukup besar
makna dan andilnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya
organisasi/komunitas kepemudaan yang bernafaskan Islami.
Organisasi/komunitas ini berusaha mendinamisir untuk aktif berbuat,
berkreatifitas ke arah yang lebih maju sehingga para generasi muda mampu
5 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi pembina dan penasihat komunitas sahabat
Muda. Jakarta, 7 Februari 2017. 6 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 93
70
menopang pembangunan suatu daerah. Sehingga, hal ini mampu menghambat
terjadinya kenakalan remaja dan pengangguran.7
Jika suatu daerah di mana generasi mudanya telah sukses dalam segi
pembangunan, maka akan timbul lebih besar gairah untuk beribadah. Selain
itu, keberhasilan suatu daerah tersebut, mampu menolak timbulnya kembali
komunisme dan ideologi yang dapat merusak agama.8
Berdakwah kepada generasi muda adalah cara efektif dalam mencapai
sasaran pembangunan. Jelas, besar partisipasi generasi muda yang Islami akan
sangat efektif dan berpengaruh peranannya pada pembangunan suatu daerah.
Nilai keefektifan dan besar pengaruhnya peranan generasi muda pada
pembangunan suatu daerah didasari karena hal yang paling penting dalam
pembangunan itu sendiri adalah membangun mental spiritual. Jika mental
bangsa, masyarakat apalagi generasi muda telah rusak, maka pembangunan
yang dilaksanakan sekarang akan menjadi sia-sia.9
Maka, mendahulukan dakwah kepada generasi muda menjadi hal yang
penting. Mengingat, pastisipasi generasi muda sangat besar artinya bagi
pembangunan, khususnya membangun mental. Merekalah yang akan
menentukan dalam tercapainya suatu kemajuan/kemakmuran bagi suatu
bangsa.10
7 Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1985), h. 32. 8 Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, h. 31. 9 Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, h. 31 10 Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, h. 31.
71
Di sisi lain, mendahulukan dakwah kepada generasi muda agar mereka
dapat membentuk dirinya menjadi pribadi yang matang jiwa sosial
sebagaimana visi misi komunitas Sahabat Muda dan matang jiwanya. Dengan
falsafah hidup yang jelas inilah, ia akan menyediakan ukuran yang
sesungguhnya bagi kedewasaan sosial dan kejiwaan. Maka, orang yang telah
dewasa dari segi sosial, adalah yang mengetahui bahwa kebahagiaannya
berhubungan erat dengan kebahagiaan oranglain. Dan juga orang yang matang
dari segi kejiwaan adalah orang yang perhatiannya tidak berkisar pada dirinya
dan pemenuhannya saja. Akan tetapi, ia menjaga agar dalam setiap
perbuatannya ada kepentingan kelompoknya, dan hubunganya dengan anggota
lawan jenis tidak tercemar atau dikuatirkan. Di samping masalah seks tidak
banyak menggangu pikirannya. Ia selalu berusaha untuk mandiri dalam
menyelesaikan persoalannya, dan ia tidak lari menghadapi persoalan, tanpa
usaha memecahkannya, di samping itu ia tidak hidup selalu dalam khayal dan
angan-angan.11
Oleh sebab itu, melihat generasi muda adalah estafet perjuangan dan
penerus bangsa, langkah komunitas Sahabat Muda dalam memberikan prioritas
atau mengkhususkan relawan dari usia 16 sampai 25 tahun adalah hal yang
tepat dalam strategi dakwahnya.
11 Zakiah Darajat, Penyesuaian Diri: Lapangan Implementasi dari Penyesuaian Diri,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1983), h. 98-99.
72
B. Mencetak Relawan yang Berkarakter Islami
Membentuk karakter yang Islami terhadap relawan menjadi strategi
selanjutnya yang dilakukan komunitas Sahabat Muda kepada para anggotanya.
Pembentukan karakter terhadap relawan dengan muatan nilai-nilai Islami ini
untuk membentuk pondasi anak muda yang kokoh. Menjadi seorang muslim
yang taat dan bisa menjadi cerminan umat muslim lainnya.
“Pada dasarnya, pondasi sebagaimana manusia yang utuh no 1 itu
adalah karakter. Bangunan apa pun jika diletakkan di atas pondasi
tersebut tidak akan masalah kalau karakter sudah terbentuk. Mau jadi
pedagang, guru, bahkan menjadi seorang pejabat, presiden sekalipun
kalau pondasinya sudah benar sebagaimana cerminan akhlak seorang
muslim, insya Allah tidak akan bermasalah.”12
Strategi yang dilakukan Sahabat Muda ini terhadap anggotanya menjadi
langkah yang tepat. Hal ini didukung oleh Strategi Dakwah dan Pendidikan
Sayyid Muhammad Nuh yang mengatakan bahwa, “Setiap muslim dengan
beragam profesi bisa menjadi seorang yang baik. Berbagai aktivitas dapat
mendekatkan diri kepada Allah Swt dan juga dapat bermanfaat bagi oranglain.
Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya menjadikan seluruh hidupnya
sebagai sarana berdakwah dan mengajak oranglain ke jalan yang baik. Jika
dakwah dilakukan dengan sungguh-sungguh, insya Allah, akan mampu
mempengaruhi dan mengajak orang-orang ke arah yang benar. Apalagi, saat
ini manusia hidup dalam suasana jahilliyah modern yang mudah tertipu daya
oleh simbol hidup modern.”13
12 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 13 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 162.
73
Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah Swt.14
ر وقال ٱلذين ٱستضعفوا للذين ٱستكبروا بل مكر ٱليل وٱلنهار إذ تأمروننا أن نكف
ل في أ ا رأوا ٱلعذاب وجعلنا ٱلغل وا ٱلندامة لم ونجعل لهۥ أندادا وأسر اق ن ع بٱلل
هل يجزون إل ما كانوا يعملون ٣٣ٱلذين كفروا
Artinya: “Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-
orang yang menyombongkan diri: “(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu
malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru Kami supaya
Kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua
belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami
pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas
melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Saba’: 33).
Setiap muslim dengan kemampuan masing-masing bisa menjadikan
setiap aktivitas yang digelutinya sebagai jalan untuk menunjukkan oranglain
menuju jalan yang lurus. Seorang dokter, insinyur, astronom, ahli geografi,
sejarahwan, apoteker, petani, pedagang, teknokrat, dan lain sebagainya, dengan
profesinya masing-masing bisa menjadi seorang dai (penyeru dan pengajak) ke
jalan Allah dengan beberapa syarat. Pertama, ia menjalankan profesinya
sebagai aktifitas untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kedua, menjadikan
profesinya sebagai sarana yang bisa bermanfaat bagi umat dan dirinya,
sekaligus sebagai pelayanan terbaik kepada oranglain.15
Sebagaimana yang dijelaskan Sayyid Muhammad Nuh, seorang muslim
hendaknya mau menjadikan hidupnya sebagai sarana dakwah dan mau
mengajak oranglain ke jalan yang lebih baik. Nah sebelum melakukan dakwah
bil hal inilah, hal terbaik yang harus dilakukan kepada oranglain adalah
14 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 162. 15 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 91-92.
74
relawan memperbaiki diri untuk bisa menjadi contoh dahulu. Sehingga,
dilatihlah setiap anggota Sahabat Muda untuk memperbaiki diri menjadi
pribadi yang lebih baik agar bisa menjadikan hidupnya sebagai sarana dakwah.
“Di Sahabat Muda kita menerapkan dakwah bil hal. Tetapi, sebelum
melakukan dakwah bil hal, yang terbaik adalah menjadi contoh. Untuk
melangkah dakwah bil hal, harus siap menjadi contoh dahulu. Oleh
karena itu, karakter-karakter Sahabat Muda ini bisa menjadi contoh.
Jadi, kita bentuk karakter-karakter relawan sesuai dengan integritas
Islam, menjadi seorang muslim.”16
Membentuk relawan agar memiliki karakter Islami dipandang sebagai
cara yang dapat menanggulangi kenakalan remaja. Dalam hal ini, ada beberapa
ulama yang telah aktif membahas kenakalan remaja. Menurut sebagian ulama,
kenakalan remaja dapat disoroti secara Islami: terkhusus dari segi tuntunan
akhlaqul karimah (etika Islam). Nilai-nilai akhlaqul karimah adalah suatu
standar nilai untuk mengukur adanya pelanggaran etis atau bahkan tidak
adanya. Dari sudut pandang lain internalisasi nilai-nilai akhlaqul karimah
dimaksudkan untuk membina kembali anak-anak delinkwen (kenakalan
remaja), sebagai upaya untuk menanggulanginya.17
Ibnu Maskawaih memberi isyarat adanya proses belajar mengajar
antara pendidik dan anak didik: sistem pendidikan formal akan banyak
menunjang proses internalisasi nilai-nilai akhlaq. Bukan hanya proses belajar
mengajar yang dapat digunakan untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut,
akan tetapi peranan kedua orangtua di rumah tidak kalah pentingnya. Orangtua
dapat memberi contoh langsung kepada anak-anak dalam ruang lingkup
16 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 17 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 3
75
terdekat: keteladanan yang diberikan menyangkut nilai-nilai luhur akhlaqul
karimah yang tercakup di dalam nilai-nilai keutamaan: termasuk menanamkan
nilai-nilai akhlaqul karimah terhadap anak dapat dilakukan di luar rumah, akan
tetapi tidak melalui proses belajar mengajar. Langkah tersebut dapat dilakukan
dengan cara mencarikan atau memilihkan teman-teman bermain yang baik.
Orangtua dengan cara mencarikan atau memilihkan teman dengan siapa dan di
kelompok mana anak-anak dapat bermain dengan leluasa untuk
mengembangkan aktifitas dan kreatifitasnya secara Islami.18
Dalam mencetak generasi muda yang berkarakter Islami, jika kita lihat
dari fungsi pendidikan karakter berbasis agama, memiliki fungsi yang baik
untuk relawan komunitas Sahabat Muda. Adapun di antaranya sebagai
berikut:19
a) Menanamkan nilai-nilai ajaran agama sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.
b) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berkarakter (akhlak mulia) terhadap relawan seoptimal
mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan
keluarga.
c) Penyesuaian mental relawan terhadap lingkungan fisik dan sosial
melalui pendidikan agama.
d) Perbaikan kesalahan, kelemahan relawan dalam kehidupan sehari-hari.
18 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, h. 3-4. 19 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienchiechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 194-195.
76
e) Pencegahan relawan dari hal-hal negatif dari budaya luar yang
ditemuinya.
f) Pengajaran ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan
tidak nyata), sistem dan fungsionalnya.
g) Penyaluran relawan untuk mendalami pendidikan agama.
Dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk
mengoptimalkan potensi manusia yang diberikan Allah Swt. Fungsi dari
pendidikan karakter itu sendiri untuk menyelaraskan fungsi akal, emosi (rasa),
dan nurani. Sehingga, hasil pendidikan bervisi Islam menurut Tubagus Maan
Suherman adalah sebagai berikut:20
1) Generasi yang berkarakter soleh.
2) Generasi thayyibah. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah surat
Ali Imran ayat 110.
ة أخرجت للناس تأمرون بٱلمعروف وتنهون عن ٱلمنكر كنتم خير أم
نهم ٱلمؤمنون ب لكان خيرا لهم م ولو ءامن أهل ٱلكت وتؤمنون بٱلل
سقون ١١١وأكثرهم ٱلفArtinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-
orang fasik.” (QS. Ali Imran: 110).
3) Generasi yang ibadurrahman seperti yang dijelaskan dalam surat Al-
Asr ayat 3.
بر وتواصوا بٱلص ت وتواصوا بٱلحق لح ٣إل ٱلذين ءامنوا وعملوا ٱلص
20 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienchiechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 202.
77
Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling
menasehati untuk kesabaran.” (QS. Al-Asr: 3).
4) Generasi yang sosialistik yang dijelaskan dalam surat Al-Balad ayat 18.
ب ٱلميمنة ئك أصح ١١أول
Artinya: “Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu)
adalah golongan kanan.” (QS. Al-Balad: 18).
Oleh sebab itu, semoga komunitas Sahabat Muda mampu mencetak
relawan yang kokoh karakter Islamnya, baik akhlaknya dan menjadi
sebagaimana dari hasil pendidikan karakter bervisi Islam.
1. Program Character Building Praktek Langsung Menjadikan Relawan
Rajin Beribadah
Program character building menjadi program praktek langsung
relawan Sahabat Muda mengaplikasikan pemahaman beribadah dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, relawan tidak hanya dibekali oleh
pemahaman mengenai beribadah saja, melainkan memulainya langsung
secara praktek.
“Sebetulnya pendekatan karakter saat ini hanya sekedar wawasan. Nah,
di Sahabat Muda ini kita berpikir bagaimana caranya pendekatan
karakter menjadi sebuah aktivitas. Kami mencoba memformat di
Sahabat Muda ini menjadi sebuah aktivitas tindakan yang dibangun
sebuah komitmen. Misalnya, bisa bangun solat tahajud, menabung haji.
hal ini yang sebetulnya sudah diajarkan orangtua kita sejak kecil,
namum kita belum melaksanakannya karena belum sadar. Dan baru
sadar saat beranjak dewasa.”21
21 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
78
Menjalankan program character building secara praktek menjadi salah
satu metode dalam pendidikan karakter. Jadi, dilihat dari segi medianya,
metode pendidikan karakter dapat dibagi menjadi 3 kawasan besar:22
1) Dengar (telling), yaitu menyangkut pemberia informasi tentang pikiran-
pikiran, konsep-konsep, teori-teori, ajaran dan sebagainya. Hal ini bisa
dimaksudkan seperti kegiatan pengajian cerama mingguan komunitas
Ssahabat Muda.
2) Lihat (showing), yaitu selain secara lisan, juga dipertunjukan.
3) Tindakan (doing), yaitu relawan diberi kesempatan mencoba
melakukan sesuatu. Hal ini sebagaimana program character building
maupun program praktek langsung lainnya di komunitas Sahabat
Muda.
Program character building didukung oleh teori Sayyid Muhammad
Nuh yang menjelaskan bahwa menyampaikan dakwah haruslah melalui
pemahaman dan praktek yang menyeluruh, sinergis dan seimbang (ada
ketauladan). Dalam menjalankan strategi dakwah, Islam harus dipandang
menyeluruh. Jadi, harus ada akidah dan akhlak, ibadah dan aturan hidup
serta agama yang bersifat universal. Manusia harus dipandang menyeluruh
sebagai akal, fisik dan hati.23
Metode Rasulullah Saw dalam menyampaikan dakwah dan pendidikan
berlandaskan pada pemahaman dan praktik yang menyeluruh, sinergis dan
22 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 229. 23 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 170.
79
seimbang. Beliau sama-sama mementingkan akal, hati dan badan agar
jangan sampai satu aspek mengalahkan aspek lain atau yang satu lebih
menonjol daripada lainnya.24
Menjalankan program character building menjadi hal yang tidak
mudah pula. Bagi yang tidak terbiasa, tentu membutuhkan pembiasaan diri
terlebih dahulu. Seperti melakukan solat tahajud. Kalau tidak terbiasa, akan
sulit untuk bangun malam sehingga menjadi laporan tidak mengerjakan
salah satu program character building tersebut.
Menariknya, praktek menjalankan program ini tidak dengan
memaksakan relawan, melainkan dengan komitmen diri sendiri dan saling
menasehati.
“Sadar…. Dakwahnya simpel, Seperti character building. Tahajud
yang jarang, di sini belajar konsisten untuk beribadah. Hal-hal kecil
lainnya, kalo makan harus duduk, pakai tangan kanan, di sini sudah
saling menegur.”25
Budaya saling tegur-menegur, nasehat-menasehati inilah menjadi nilai
dakwah yang baik. Sehingga menciptakan atsmosfer di dalam komunitas
Sahabat Muda rasa nyaman yang membuat dakwah itu diterima oleh sesama
anggota.
“Peranan dakwah yang dilakukan terhadap anggota bisa saya rasakan.
Seperti yang saya jalankan saat ini, di mana saya mengajarkan kepada
sesama relawan pelatihan karakter. Saya ajak juga baca al-matsurot.
Saling mengingatkan saja kepada sesama relawan. Misal ada relawan
perempuan yang tidak pakai kerudung, kita tegur. Tidak solat kita tegur.
Tidak tahajud kita ingatkan juga tahajudnya”26
24 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 122. 25 Wawancara pribadi dengan Zulfa relawan mentor di Komunitas Sahabat Muda.
Surabaya, 31 Agustus 2016. 26 Wawancara pribadi dengan Isti relawan pendamping di Komunitas Sahabat Muda.
Surabaya, 3 September 2016.
80
Hal ini jelas menjadi strategi yang baik bagi lingkup komunitas Sahabat
Muda. Dakwah yang dilakukan tidak dengan memaksa, melainkan saling
menasehati ini sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh firman Allah Swt.27
دلهم بٱلتي هي أحسن إن وجٱدع إلى سبيل رب ك بٱلحكمة وٱلموعظة ٱلحسنة
١٤١ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيلهۦ وهو أعلم بٱلمهتدين
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).
Dan sebagaimana yang dijelaskan dalam strategi dakwah Sayyid
Muhammad Nuh, bersikap lemah lembut dalam berdakwah dan mendidik
merupakan kunci utama menarik simpati hati dan pemikiran manusia karena
pada umumnya mansuia tidak menyukai kekerasan dan kekasaran.28
Berdakwah dengan lemah lembut yang menjadi tuntunan Islam sudah
dijelaskan dalam firman Allah Swt surat Ali Imran ayat 159.29
لنت لهم ولو كنت فظا غليظ ٱلقلب لنفضوا من حولك ن ٱلل فبما رحمة م
فٱعف ع نهم وٱستغفر لهم وشاورهم في ٱلمر فإذا عزمت فتوكل على ٱلل
لين يحب ٱلمتوك ١١١إن ٱلل
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
27 Hasanuddin, Manajeman Dakwah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 39. 28 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 164. 29 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 164.
81
bermusyawaralhlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah memnyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.” (QS. Ali Imran: 159).
Dilaksanakannya program character building, bertujuan agar setiap
relawan mempunyai jiwa dan karakter pribadi yang lebih baik untuk diri
mereka sendiri. Sehingga segala aktivitas ibadah yang sudah dilakukan
dilandaskan untuk mendapatkan ridha Allah Swt, agar mereka semua bisa
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Umumnya mencapai mandiri itu bisa dengan segala cara. Tetapi, tidak
akan mungkin menjadi sebuah yang sempurna kalau karakter setiap
anggota tidak menjadi/tidak mengalami sebuah perbaikan. Pasti ada
ketimpangan secara jiwa. Mandiri dalam arti secara financial, pekerjaan
dan sebagainya. Kalau mandiri berkarakter pasti akan lebih menjadi
pribadi yang lebih baik.”30
Hal ini sebagaimana yang dirasakan oleh relawan mentor Nuri pada
program character building. Di mana ia sangat yakin bahwa hal utama yang
perlu dilakukan oleh manusia untuk mencapai sesuatu adalah dengan
memperbaiki diri, dan memperkuat ibadah. Insya Allah segalanya akan
dipermudah.
“99% saya yakin untuk bisa berhasil menjadi seorang social
entrepreneur dengan fokus pada diri sendiri untuk memperkuat ibadah.
Yang menentukan keberhasilan itu Yang Maha Kuasa. Jadi, wajib
sekali untuk kita memperbaiki diri setiap hari. Khususnya solat tahajut.
Kalau tahajutnya sudah rajin setiap hari, maka Insya Allah yang lain
akan dipermudah.”31
Sahabat Muda, dalam hal ini berupaya bagaimana membentuk
kesadaran beribadah anak muda saat ini agar tidak lagi bermalas-malasan
30 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 31 Wawancara pribadi dengan Sohlatul Nuriyah Relawan Mentor komunitas Sahabat
Muda. Surabaya, 1 September 2016.
82
apalagi sampai tidak dikerjakan. Melalui program character building atau
yang sering disebut sebagai program 8 karakter ini, menjadi strategi
komunitas Sahabat Muda melatih anak muda agar melaksanakan ibadah
tidak berat hati, bahkan menjadi sebuah kebiasan sehari-hari.
“Di Sahabat Muda ini juga menanamkan 8 karakter. Apa sih karakter
itu? Karakter adalah sesuatu yang baik yang diyakini dan selalu
dilakukan terus menerus. 8 karakter ini di sini lebih condong kepada
ibadah (wajib dan sunnah). Di sini kita dilatih mengontrol karakter kita
dengan menggunakan lembaran latihan karakter bersama. tidak hanya
dikontrol, tapi ada kakak-kakak yang selalu siap mengontrol karakter
para relawan dengan cara menyetor apa saja yang tidak mereka
kerjakan dalam setiap harinya. Awalnya memang sulit untuk bisa full
melaksanakan 8 karakter tersebut. Tapi setelah beberapa bulan berjalan,
semuanya akan bisa menjadi terbiasa dengan sendirinya.”32
Adapun program tersebut di antaranya:
a. Solat Wajib
Melaksanakan solat wajib memang sudah seharusnya dilaksanakan
bagi seorang muslim yang sudah baligh. Oleh sebab itu, mendidik
relawan agar rajin dalam beribadah, teratur dalam mengerjakan solat
adalah hal yang sangat baik mengingat solat adalah ibadah wajib.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra meriwayatkan
pada suatu hari Rasulullah Saw tengah duduk bersama para sahabatnya
ketika tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya, “Apakah Islam?”
Nabi Saw menjawab, “Islam adalah semata-mata beribadah kepada Allah
dan tidak mempersekutukannya: mengerjakan salat secara teratur,
32 Wawancara pribadi dengan Faiz Relawan Baru Sahabat Muda Surabaya. Surabaya, 6
September 2016.
83
membayar zakat dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan
Muslim).33
b. Solat Rawatib Mu’akad
Kegiatan salat rawatib pun demikian sama dilaksanakan
sebagaimana menjalankan ibadah solat. Namun, relawan hanya
diwajibkan menjalani solat rawatib yang muakad saja. Seperti 2 rakaat
sebelum subuh, 2 rakaat sebelum dan sesudah zuhur, 2 rakaat setelah
magrib, dan 2 rakaat setelah isya.
Seorang muslim yang memperbanyak solatnya, termasuk dengan
solat rawatib, maka ia akan diangkat derajatnya dan menjadi teman
Rasulullah Saw di surga. Diriwayatkan dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami
ra menyebutkan, “Aku pernah menginap di rumah Rasulullah Saw. Aku
membawakan air wudhu dan keperluan beliau. Beliau berkata, ‘Mintalah
sesuatu.’ Aku menjawab, ‘Aku ingin menjadi orang yang menemanimu
di surga.’ ‘Ada permintaan lain?’ tanya beliau. ‘Itu saja.’ Jawabku.
Beliau bersabda, ‘Bantulah aku untuk memenuhi keinginanmu itu
dengan memperbanyak sujud.” (HR. Muslim).34
c. Solat Dhuha
Melaksanakan solat dhuha biasanya dilaksanakan di rumah
relawan pada pukul 7.30 sampai pukul 9.00 dilaksanakan sebelum
kegiatan briefing pagi relawan. Tujuan melaksanakan solat dhuha adalah
33 Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup Sehari-hari,
(Bandung: Marja, 2004), h. 14 34 Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 96
84
agar manusia mendapatkan hidup setenang dan seindah mungkin.
Ketenangan hidup inilah yang dicari dari mereka-mereka yang ingin
sukses dunia dan akhirat. Dengan melaksanakan solat dhuha, berarti
seorang hamba tengah mengakbarkan Tuhan. Sehingga, akan muncul
rasa kebergantungan kepada Tuhan; ketika masalah menggucang hati dan
jiwa, hanya Tuhanlah tempat bergantung.35
كثيرا لعلكم تفلحون أيها ٱلذين ءامنوا إذا لقيتم فئة فٱثبتوا وٱذكروا ٱلل ي
٢١
Artinya: ... Maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-
banyaknya (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung. (QS. Al-Anfal 8:
45).
Maka, solat dhuha menjadi pengukuh dan media bagi seorang
hamba untuk mengingat Allah Swt. Sehingga, jika kita ingin
mendapatkan ketengan hidup, pintu rezeki dibuka, kerjakanlah solat
dhuha secara teratur.
d. Solat Tahajud
Kegiatan solat tahajud jika di rumah relawan dilaksanakan pukul
3.30. Biasanya relawan yang sudah bangun akan membangunkan
relawan lainnya untuk melaksanakan solat tahajud. Kegiatan ini
dilakukan sampai azan subuh dan dilanjutkan membaca al-matsurat
bersama.
35 Sabiel El-Ma’rufie, Shalat dhuha, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013), h. 37.
85
Hikmah dari menjalankan solat tahajud ini adalah mendapatkan
kebaikan dunia dan akhirat dengan menyelesaikan terlebih dahulu segala
urusan kepada Allah Swt Sang Pencipta.36
Jabir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh,
pada waktu malam, ada satu saat yang jika seorang muslim memohon
kebaikan kepada Allah ta’la, baik berkaitan dengan urusan dunia maupun
urusan akhirat, niscaya Allah mengabulkannya. Adapun satu saat itu, ada
pada setiap malam.” (HR. Muslim).37
e. Baca Al-Qur’an dan Terjemah
Membaca Al-Qur’an dan terjemah dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh relawan dan staff pegawai Lembaga Amal Zakat Shadaqah
(LAGZIS) Suarabaya pada pukul 7.30 sampai pukul 8.00. Setiap orang
akan membaca satu halaman ayat suci Al-Qur’an dan dibaca dengan
keras. Hal ini agar jika ada yang salah bisa dikoreksi bersama-sama. Dan
pembacaan terjemahan dibaca oleh satu orang saja.
AL-Qur’an adalah petunjuk bagi umat muslim. Semakin sering kita
membaca membaca Al-Qur’an, maka semakin dekat kita menjemput
petunjuk kehidupan tersebut. Maka, seorang muslim yang sering
membaca Al-qur’an, insya Allah semakin dekat dan lekat hatinya
terhadap nilai-nilai keIslaman.38
36 Zaini Ali Akbar, Tobat, Tasbih, Tahajud, (Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2009), h.
276. 37 Zaini Ali Akbar, Tobat, Tasbih, Tahajud, h. 276-277. 38 Hana Hanifah, Kenal, Dekat, Akhirnya Jatuh Cinta pada Al-Qur’an, (Jakarta: PT
Elexmedia Komputindo, 2016), h. 5-7.
86
ن ٱلهدى شهر رمضان ٱلذي أنزل فيه ٱلقرءان ه ت م دى ل لناس وبي ن
وٱلفرقان فمن شهد منكم ٱلشهر فليصمه ومن كان مريضا أو على سفر
بكم ٱليسر ول يريد بكم ٱلعسر ولتكملوا ن أيام أخر يريد ٱلل لعدة ٱ فعدة م
كم ولعلكم تشكرون على ما هدى ١١١ولتكب روا ٱلل
Artinya: Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang
batil).... (QS. Al-Baqarah: 185).
f. Shodaqah
Shodaqah salah satu program dari character building ini pastinya
bertujuan menjadikan relawan generasi muda yang gemar memberi.
Loyal terhadap sesama. Dan tidak melupakan ada orang-orang yang
membutuhkan dari sebagian harta kita. Setiap hari relawan diwajibkan
memberikan shodaqah berpapun jumlahnya, yang penting setiap hari
shodaqah.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang menjelaskan
shodaqah yang paling utama dilakukan saat sedang lapang dan sedang
sangat mencintai harta kita.39
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa ia berkata, “Seseorang
bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apakah
yang paling afdhal?’Beliau menjawab, ‘Engkau bersedekah ketika masih
dalam keadaan sehat lagi loba, sangat ingin menjadi kaya dan khawatir
miskin. Jangan kau tunda hingga roh sudah sampai di kerongkongan,
39 Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 154.
87
baru berpesan untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian. Padahal
harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR. Bukhari).40
g. Menabung Haji
Kegiatan menabung haji menjadi bentuk kesungguhan relawan
yang ingin berhaji. Maka, relawan Sahabat Muda diajarkan menabung
haji sejak muda.
Bagi relawan yang sudah berkomitmen, relawan akan rajin mengisi
celengan yang sudah dibuat khusus dan diniatkan untuk berhaji. Banyak
dari relawan yang sudah langsung membuka buku rekening tabungan
haji. Jadi, uang yang sudah disetorkan tidak bisa dipakai lagi. Khusus
untuk ibadah haji. Perintah melaksanakan ibadah haji sebagaimana
dalam firman Allah Swt yang berbunyi:41
يأتوك رجال وعلى كل ضامر يأتين من كل فج ن في ٱلناس بٱلحج وأذ
ت على ما ٤٢عميق علوم في أيام م فع لهم ويذكروا ٱسم ٱلل ل يشهدوا من
م فكلوا منها وأطعموا ٱلبائس ٱلفقير رزقهم ن بهيمة ٱلنع ٤١م
Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji.
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang
jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak. Maka makanlah sebagian dan (sebagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (QS. Al-Hajj 22: 27-28).
Tentunya, tujuan dari setiap muslim melaksanakan pergi haji agar
ia bisa mendapatkan haji yang mabrur. Di mana hajinya bisa membawa
40 Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 154. 41 Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 169-170.
88
dampak positif bagi perilaku seorang muslim setelah menunaikan ibadah
haji (baik habluminallah maupun habluminannas).42
h. Olahraga
Kegiatan ini bertujuan agar relawan tetap dalam keadaan prima.
Karena sebagai relawan Sahabat Muda, sebagai orang yang berdakwah
menjadi agen perubahan, mereka dituntut untuk menjaga dan memiliki
kondisi badan yang sehat. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap pagi
setelah solat subuh, membaca al-matsurot dan kegiatan bersih-bersih.
Menjaga kesehatan adalah anjuran Rasulullah Saw agar umatnya
kuat secara fisik dan kuat imannya juga. Dari Rifa’ah bin Rafi’ berkata,
“Abu Bakar Ash-Shiddiq berdiri di atas mimbar lalu menangis.
Kemudian ia berkata: ‘Rasulullah Saw pada tahun pertama hijrah berdiri
di atas mimbar, lalu menangis, dan bersabda: “Hendaklah kalian
memohon kepada Allah ampunan dan keselamatan/kesehatan. Setelah
dikaruniai keyakinan (iman), sesungguhnya seorang hamba tidak diberi
karunia yang lebih baik daripada keselamatan/kesehatan.”43
Dijelaskan, dimaksud dengan keselamatan adalah keselamatan
dunia akhirat. Keselamatan dunia yakni berupa selamat dari penyakit
yang berarti adalah kesehatan. Sehingga, menjaga kesehatan dengan
berolahraga adalah anjuran dari Rasululah Saw, karena beliau juga
42 Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 170 43 Majalah Sahabat rubrik Info Sehat edisi 05 Mei 2015, h. 44.
89
manusia yang gemar berolahraga. Baik memanah, berkuda, gulat
maupun berlari.44
2. Mengadakan Pengajian Ceramah Mingguan sebagai Siraman Rohani
Relawan
Pembentukan relawan dalam berkarakter Islami ini tidak hanya sekedar
dilaksanakan dengan praktek ibadah saja. Melainkan ada pengajian ceramah
mingguan yang biasanya dilakukan pada hari Rabu pagi pukul 08.00 sampai
pukul 09.00.
Kegiatan cermah ini dimaksud agar relawan bisa terus menambah ilmu
pengetahuannya tentang keagamaanya dan belajar langsung dari ahlinya
seperti para ustad yang didatangkan. Mengingat ajaran Islam masih sangatlah
luas, tidak sebatas ibadah wajib dan sunnah saja, sehingga kegiatan pengajian
mingguan ini baik untuk menambah wawasan keagmaan relawan.
“Materi yang disampaikan macem-macem, seperti tentang tauhid, fiqih,
tasawuf. Setiap ustad punya ciri khas materinya sendiri-sendiri yang
disampaikan. Misal ada ustad yang pernah ngisi materi mengenai
Rezeki. Beliau menyampaikan rezeki itu ada 4. 1. Yang sudah
ditanggung Alllah. 2. Rezeki manusia di dunia. 3. Rezeki yang
dijanjikan Allah. 4. Rezeki yang asli dan yang diniati. Materi yang
masih berkaitan juga seperti nikmatnya orang kaya dan nikmatnya
menjadi orang miskin.”45
Dakwah Islam adalah dakwah yang benar-benar harus memperhatikan
asasnya karena ia sebagai seruan hamba kepada Allah Swt. Jalan menuju
44 Majalah Sahabat rubrik Liputan Utama Sahabat edisi 05 Mei 2015, h. 12-13. 45 Wawancara pribadi dengan Zulfa.
90
Allah membutuhkan orang yang menjalaninya dan menunjukkan berdasarkan
petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.46
Dakwah, yakni menyampaikan ajaran Allah Swt yang bertujuan untuk
mengajak dan menyeru kepada jalan yang baik, jalan menuju surga-Nya ini
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt.47
شركة ولو أعجبتكم ن م ؤمنة خير م ولمة مت حتى يؤمن
ول تنكحوا ٱلمشرك
شر ن م ؤمن خير م ولعبد مم ك ولو أعجبك ول تنكحوا ٱلمشركين حتى يؤمنوا
ت يدعوا إلى ٱلجنة وٱلمغفرة بإذنهۦ ويبي ن ءاي ئك يدعون إلى ٱلنار وٱلل هۦ للناس أول
٤٤١لعلهم يتذكرون
Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. Al-Baqarah: 221).
Dakwah Islam sebagai sebuah petunjuk mutlak dilakukan agar Islam
menjadi rahmat penyejuk bagi kehidupan manusia, para relawan komunitas
Sahabat Muda. bila kehidupan manusia menjadi baik, maka seluruh
kehidupan alam lainnya menjadi baik pula.48
Sehingga, memberikan cermah keagamaan kepada generasi muda bisa
menjadi upaya penanggulangan mencegah kenakalan remaja. Karena agama
merupakan dasar utama dalam kehidupan manusia yang menjadi kebutuhan
46 Dedi Junaedi, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode Etik Berdakwah Menurut Al-Qur’an dan
As-Sunnah, (Jakarta: Akdemika Pressindo, 2010), h. 143-144. 47 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 6-7. 48 Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 113.
91
universal. Kaidah-kaidah yang terkandung di dalamnya mengandung nilai
yang sangat tinggi dalam hidup manusia, kaidah-kaidah agama merupakan
norma-norma keutuhan yang sampai kepada manusia melalui wakyu ilahiyah
kepada nabi-nabi dan rasulnya. Pada hakikatnya, segala yang telah digariskan
oleh agama, terutama agama Islam selalu baik dengan tujuan tunggal yakni:
membimbing umat manusia menentukan jalan yang baik dan benar.49
Adapun materi kegiatan ceramah keagamaan biasannya menunjukkan
pada aktivitas rohani dan jasmani dalam wujud perintah (amr), larangan
(nahi) dan kebolehan (munkar), juga dengan kualitas nilai baik dan buruk.
Hal ini mengandung arti jika relawan komunitas Sahabat Muda memahami
dengan baik kemudian beramal sejauh isi ajaran Islam, maka pastilah para
relawan bisa menjadi umat yang baik, berdasarkan firman Allah Swt,50
عليكم إذ كنتم وٱعتصموا وٱذكروا نعمت ٱللقوا جميعا ول تفر بحبل ٱلل
ن نا وكنتم على شفا حفرة م أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمتهۦ إخو
نها كذ تهۦ لعلكم تهتدون ٱلنار فأنقذكم م لكم ءاي ١١٣لك يبي ن ٱلل
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyerukan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 103).
Berdasarkan apa yang sudah penulis lihat dan ikuti kegiatan pengajian
ini. Hal ini menjadi pengajian rutin yang bermanfaat bagi relawan. Adanya
pengajian rutin setiap rabu ini akan menambah wawasan kegamaan, menjadi
49 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 91-
92. 50 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, h. 92.
92
siraman rohani, dan menjadikan relawan ini tidak antipati terhadap pengajian
ceramah.
3. Menjalankan Kegiatan Ruqiyah Mandiri sebagai Pembersih Diri dari
Gangguan Jin dan Setan
Program penunjang dalam membentuk generasi muda yang yang
berkarakter Islami dalam komunitas Sahabat Muda melalui program ruqiyah.
Program ruqiyah ini menjadi kegiatan yang baik menambah pengetahuan
mengenai setan dan jin. Dijelaskan dalam firman Allah Swt,51
ن نار ارج م ١١وخلق ٱلجان من م
Artinya: Dan Dia menciptakan jin dari nyala Api. (QS. Ar-Rahman: 15).
Ibnu Abbas berkata, yakni dari ujung gejolak api, sedangkan ujung
gejolak api ialah udara panas yang keluar dari api. Dari penjelasan di atas,
dijelaskan bahwa jin berwujud udara akan masuk ke dalam pori-pori manusia.
Ketika jin sudah masuk ke dalam jasad manusia, dia langsung menuju otak
dan melalui otak dia bisa mempengaruhi bagian mana saja di antar anggota
tubuh manusia dari sentralnya di otak. Kajian-kajian kedokteran telah
membuktikan bahwa para penderita kesurupan memiliki gelombang yang
sangat halus dan aneh yang bersemayam di otak. Banyak jin yang
memberitahukan kepada Syaikh Wahid Abdus Salam Bali bahwa mereka
menetap di otak.52
51 Teddy Surya Gunawan dan Mira Kartiwi, Risalah Ringkas Ruqiyah Syari’iyyah: Terapi
Gangguan Jin, (2005), h. 3. 52 Teddy Surya Gunawan dan Mira Kartiwi, Risalah Ringkas Ruqiyah Syari’iyyah: Terapi
Gangguan Jin, h. 3.
93
Kegiatan ruqiyah ini peserta akan diberikan informasi seputar setan dan
jin, bagaimana mereka bisa masuk ke dalam tubuh kita, apa pengaruhnya jika
tubuh kita terdapat jin, bagaimana mencegah jin masuk ke dalam tubuh kita,
informasi kesehatan bahwa gangguan jin mampu mempengaruhi terhadap
kesehatan kita dan banyak lagi. Segala macam ilmu pengetahuan inilah yang
akan memperkuat iman relawan Sahabat Muda dalam membentengi diri.
“Sahabat Muda juga mengadakan kegiatan ruqiyah. Ketika saya
mengikuti kegiatan tersebut, saya jadi banyak tahu bahwa terkadang
apa yang kita amalkan melalui doa-doa malah mampu mengundang jin
masuk ke tubuh kita. Kegiatan ruqiyah memberikan bukti nyata bagi
saya bahwa jin ternyata makan dan minum menggunakan tangan kiri,
sehingga mereka bisa masuk ke tubuh manusia saat kita makan dan
minum dengan tangan kiri apalagi sambil berdiri. Dari kegiatan
ruqiyah, saya jadi bisa melalukan ruqiyah mandiri. Dari pelatihan inilah
kita akan diajarkan bagaimana melakukan ruqiyah mandiri untuk
membentengi diri dari setan dan jin.”53
Berdasarkan apa yang sudah penulis temui di komunitas Sahabat Muda,
kegiatan ruqiyah mandiri dapat memberikan ilmu pengetahuan seputar
keagamaan mengenai mewasapadai diri dari gangguan setan dan jin. Seperti
tidak makan menggunakan tangan kiri dan sambil berdiri, berdoa saat hendak
makan, tidak marah-marah, tidak boleh bermalas-malasan, tidak boleh terlalu
aktif bermain hp dan menjaga nafsu syahwat54.
Relawan pun akan diajarkan bagaimana cara melakukan ruqiyah
mandiri seperti dengan melakukan pembacaan al-matsurot setiap subuh dan
magrib, serta pembacaan ayat-ayat al-qur’an seperti alfatihah, ayat kursi, al-
53 Wawancara probadi dengan Faiz. 54 Teddy Surya Gunawan dan Mira Kartiwi, Risalah Ringkas Ruqiyah Syari’iyyah: Terapi
Gangguan Jin, h. 3.
94
khlas, al-falaq dan an-nnas55 dibaca masing-masing sebanyak 3x dan sambil
diodakan kepada air putih untuk diminum dan serta lepas membaca satu surat
ditiupkan ke tangan hingga selesai dibasuh tangan kita ke seluruh tubuh. Serta
diajarkan mengusir jin dari rumah dengan membacakan surat Al-Baqarah56
yang sudah dibacakan kepada air dan disemprotkan ke tembok-tembok
rumah.
Sehingga, selepas program ruqiyah, relawan insya Allah akan bersih
hati dan pikiran dari sifat-sifat setan dan jin. Namun, tidak menutup
kemungkinan jin akan datang lagi jika relawan tidak membentengi diri
dengan melakukan ruqiyah mandiri.
C. Memunculkan Insting Jiwa Sosial Relawan dalam Hidup Bermasyarakat
1. Program Helping People Terjun Langsung Memahami Masyarakat
Miskin
Mengasah kepekaan simpati dan empati menjadi generasi muda yang
peduli dalam kehidupan sosial adalah tujuan utama komunitas Sahabat Muda
terhadap relawannya. Hal ini sebagaimana latar belakang dari komunitas
Sahabat Muda itu sendiri, yakni social entrepreneur. Sehingga, komunitas ini
menjadi wadah bagi generasi muda untuk menjadi seorang social
entrepreneur.
“Pencapaian dari setiap relawan di komunitas Sahabat Muda adalah
agar mereka memiliki mental dan karakter sekaligus keterampilan,
kepemimpinan untuk menjadi seorang social entrepreneur. Social
entrepreneur adalah kewirausahaan sosial bagaimana melakukan
upaya-upaya usaha dengan bersamaan melakukan kepedulian kepada
55 Suhendi Abiraja, Setan Skak Mat! Strategi Menghadapi Setan, (Bandung: Mizania,
2008), h. 281-283. 56 Zaini Ali Akbar, Tobat, Tasbih, Tahajut, (Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2009), h. 63.
95
masyarakat, tidak semata bisnis oriented saja, tetapi dalam berbisnis
mengedepankan kepedulian.”57
Pembangunan manusia mandiri yang berjiwa sosial ini diterapkan
karena melihat generasi muda masa kini yang masih ada atau mungkin
banyak mengabaikan lingkungan sekitar. Hidup hanya untuk mementingkan
diri sendiri, dan kesusksesan pribadi semata. Oleh karena itu, hadirlah
komunitas Sahabat Muda menjadi wadah bagi anak-anak muda dalam
mengasah kepeduliaan dengan memunculkan insting kepedulian, rasa simpati
dan berempati dalam bermasyarakat.
“Sebenarnya, pertanyaan paling urgen ada pada tingkat kepedulian
anak muda saat ini. Karena pada umumnya, pembangunan manusia
mandiri mengabaikan kepedulian. Di sini kita mencoba membangun
kepedulian. Oleh karena itu disebut social entrepreneur.”58
Menjadikan generasi muda agar memiliki rasa peduli yang tinggi di
dalam bermasyarakat sebagaimana yang sudah diajarkan oleh Rasulullah Saw
melalui sabdanya. Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Nabi Saw
bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak
menzalimi ataupun membiarkannya ketika ia butuh pertolongan. Barangsiapa
mencukupi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya.
Siapa saja yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi dosa-
dosanya di hari pengadilan.” (HR. Bukhari dan Muslim).59
Program kepeduliaan yang merupakan program praktek terjun langsung
dalam bersosialisasi terhadap masyarakat ini menjadi pendukung
57 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 58 Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi. 59 Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup Sehari-hari,
h. 16.
96
keberhasilan dakwah menurut teori Sayyid Muhammad Nuh. Dijelaskan
bahwa untuk menentukan keberhasilan dalam berdakwah, seorang dai harus
memahami dan menggunakan hukum sosial. Hukum sosial yang berlaku di
masyarakat dan harus dipahami dalam menyampaikan dakwah dan
pendidikan di antaranya sebagai berikut: 1. Fitrah manusia sebagai makhluk
sosial. 2. Heterogenitas pemikiran dan pendapat. 3. Etika dalam berdialog dan
berdiskusi. 4. Wujud dari ujian dan percobaan, berupa pergulatan yang haq
dan bathil.60
Sebagai makhluk sosial, manusia diharuskan melakukan dakwah dan
pendidikan secara bersamaan agar mencapai keberhasilan yang terkandung
dalam firman Allah Swt surat Al-Maidah: 2, Ali Imran: 103, dan At-Taubah:
36. Sedangkan dalam menyikapi perbedaan pendapat antarmanusia, umat
Islam diharapkan mencari titik temu dengan bersikap toleran pada
perbedaan.61
Sebelum penulis menjelaskan kaitan program Helping People dengan
teori Sayyid Muhammad Nuh, penulis akan menyebutkan kegiatan apa saja
yang dijalankan pada program HP berdasarkan wawancara dengan Zulfa.
“Program sosial pelayanan masyarakat saat ini dibagi menjadi 4: 1.
Sahabat Masjid. 2. Sahabat Panti 3. Sahabat Jompo 4. Sahabat Taman
Baca.”62
60 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 171. 61 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 171. 62 Wawancara langsung dengan Nurisca.
97
a. Sahabat Masjid
Program Sahabat Masjid merupakan kegiatan bersih-
bersih yang mengutamakan mushola tidak dalam kondisi
terawat. Tapi, tetap masjid dibersihkan pada program ini.
Biasanya, target masjid dilakukan saat solat jumat. Membantu
marbot mempersiapkan masjid untuk solat jumat.
Pada program ini, tim yang terbentuk 1 tim sekitar 2-3
orang ini bertugas sesuai target harian minimal 3 masjid untuk
langsung mencari target sasaran muhsola yang bisa
dibersihakan.
“Sahabat Masjid kita bersih-bersih masjid dan mushola
pinggiran. Di sana kita juga silatuhami dengan pengurus
masjid.”63
Kegiatan bersih-bersih ini mencakup, menyapu dan
ngepel masjid, membersihkan tempat wudhu dan kamar mandi,
dan merapikan rak Al-Qur’an/rak mukena. Relawan dari rumah
relawan sudah membawa alat bersih-bersih sendiri, tidak
menggunakan fasilitas mushola.
b. Sahabat Panti dan Disabilitas
Kegiatan ini adalah kunjungan ke panti asuhan atau
yasyasan disabilitas dengan tujuan bersilaturahmi membantu
apa yang bisa dibantu di sana. Seperti membersihkan panti
asuhan. Membantu memasak pengurus panti.
63 Wawancara pribadi dengan Nurisca.
98
“Di Sahabat panti, konteksnya kita mengurus anak panti. Di
sana kita bantu membersihkan panti, bantu ibu pengurus
masak-memasak. Di sana kita dilatih membantu
keuletan.”64
c. Taman Baca
Kegiatan taman baca merupakan program keliling kampung
untuk mengajak anak-anak gemar membaca. Relawan yang
terdiri dari 2 orang dalam 1 tim ini akan mencari tempat anak-
anak kecil berkumpul. Tidak jarang, peminatnya sampai anak-
anak SMP.
“Di sini kita membudayakan adik-adik di kampung untuk
suka membaca. Pada kegiatan ini kita mengajak adik-adik
untuk mebiasakan budaya membaca. Menurut saya, adik-
adik di pinggiran Surabaya sini senang sekali saat kita buka
taman baca.”65
d. Sahabat Jompo
Program Sahabat Jompo kegiatan mencari jompo
kakek/nenek tanpa keluarga untuk bersilaturahmi. Kegiatan
yang dijalankan 1 tim 2 orang berupa mendengarkan cerita-
cerita yang disampaikan, membersihkan rumah jompo,
memandikan jompo, memotong kuku, atau memberikan makan
jompo.
“Sahabat Jompo ini bagian mengurus nenek/kakek lanjut
usia. Kita silaturahmi satu persatu yang sudah lanjut usia
tanpa keluarga, kondisinya tidak terurus. Kita di sana
silaturahmi, mendengarkan cerita. Di sana kita juga
memotong kuku, mandikan, bersihkan rumah, cuci bajunya,
64 Wawancara pribadi dengan Nurisca. 65 Wawancara pribadi dengan Nurisca.
99
kita beri makan. Jadi, di sini kita diajarkan merasakan
merawat nenek jompo. Dan ini dakwah luar biasa.”66
Kembali pada teori Sayyid Muhammad Nuh. Sebagaimana di atas
sudah dijelaskan dalam strategi dakwah ada yang namanya hukum sosial. Di
mana setiap umat Islam yang ingin berdakwah harus memahami dan
menggunakan hukum sosial tersebut.
Dijelaskan fitrah manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia tidak
mungkin bisa hidup secara sempurna kecuali hidup bersama masyarakat yang
akan membantunya dalam memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan
statusnya sebagai manusia.67 Manusia harus memiliki jiwa kesosialan dalam
arti mempunyai sifat yang suka memperhatikan ataupun suka menolong
oranglain.68
Selanjutnya dijelaskan dalam hukum sosial bahwa adanya
Heterogenitass pemikiran dan pendapat berarti manusia secara keseluruhan
tidak memiliki pemikiran dan pendapat yang sama. Dan etika dalam berdialog
dan berdiskusi akan menciptakan kesatuan pandangan atau minimal
mendekatkan.69
Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Sayyid Muhammad Nuh
terhadap hukum sosial ini sebagaimana yang ditemukan langsung oleh
relawan Sahabat Muda.
66 Wawancara pribadi dengan Nurisca. 67 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 145. 68 KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia melalui aplikasi android diluncurkan oleh Yufid
Inc, 28 September 2016. 69 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 145.
100
Program sosial yang dijalankan relawan komunitas Sahabat Muda
secara langsung akan dihadapkan pada hukum sosial ini. Di mana mereka
akan belajar untuk merasa bahwa dirinya sepenuhnya adalah makhluk sosial.
Mereka belajar untuk bisa menerima pendapat dari masyarakat atas program-
program yang mereka coba jelaskan, dan terakhir secara jelas setiap relawan
akan belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
latar belakangnya. Seperti bagaimana berbicara dengan ketua yayasan,
berbicara dengan masyarakat umum dari kelas ke bawah, berbicara dengan
marbot masjid ataupun pengurus masjid, berbicara dengan jompo dan
berbicara dengan anak-anak.
Sehingga, dari setiap proses yang dijalankan tersebut mereka bisa
melakukan dakwah untuk mencapai keberhasilan sebagaimana dalam surat
al-maidah: 2 untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan
takwa, dalam surat Ali Imran: 103 untuk terus saling bersatu karena kita
semua bersaudara.70
عليكم إذ كنتم أعداء وٱذكروا نعمت ٱللقوا جميعا ول تفر وٱعتصموا بحبل ٱلل
ن ٱلنار فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمت نا وكنتم على شفا حفرة م فأنقذكم هۦ إخو
تهۦ لعلكم تهتدون لكم ءاي لك يبي ن ٱللنها كذ ١١٣م
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran:
103).
70 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 171.
101
Hasil dari program sosial yang sudah dijalankan relawan komunitas
Sahabat Muda bisa dirasakan secara langsung sebagaimana yang didapat oleh
Wahyu.
“Mengikuti kegiatan sosial di Sahabat Muda menjadikan saya lebih
peka melihat kehidupan yang sebenarnya (bukan tentang kita saja
melainkan oranglain juga) tentang carut marut bangsa ini. Dengan
mengikuti kegiatan sosial, saya bisa menjadi manusia yang bermanfaat
untuk orang banyak.”71
Dampak positif dari tujuan Sahabat Muda ini juga dirasakan oleh Nuri
selaku Relawan Mentor Surabaya.
“Saya tertarik masuk komunitas Sahabat Muda karena pertama
memiliki jiwa sosial. Dan kedua ingin menjadi sosok social
entrepreneur. Sosok yang memberdayakan kaum miskin, bukan
dikasihani. Karena, menjadi social entrepreneur memiliki banyak
manfaat untuk saya dan generasi muda lainnya. Seperti, kita bisa
membangun ekonomi kreatif pada lingkungan pemulung. Sehingga,
kita bisa mengangkat ekonomi masyarakat miskin di sana. Masuk di
komunitas Sahabat Muda menjadi saya seorang pemuda yang selalu
ingat untuk tidak hidup hedonisme. Apalagi saya sebagai seorang
aktivis. Dengan menjadi seorang social entrepreneur, saya tidak hanya
sekedar berdemo saja, melainkan menjadi orang yang bermanfaat
sehingga menjadi agent of change.”72
Kembali kepada strategi dakwah Sayyid Muhammad Nuh mengenai
hukum sosial bahwa hukum ini digunakan agar proses dakwah yang
dilakukan bisa berhasil. Sebagaimana yang dilakukan para relawan, bahwa
kegiatan helping people tidak sekedar memunculkan nilai kepeduliaan serta
insting sosial dalam bersimpati dan berempati. Melainkan ada nilai dakwah
yang terkandung di dalamnya. Sehingga apa yang mereka lakukan menjadi
praktek langsung terhadap teori Sayyid Muhammad Nuh.
71 Wawancara pribadi dengan Wahyu Sajiwo relawan Magang (Malang). Surabaya, 5
September 2016. 72 Wawancara pribadi dengan Sohlatul Nuriyah.
102
“Ya, program sosial yang ada di Sahabat Muda menurut saya juga
memiliki nilai dakwah. Seperti program yang sekarang ini dibagi
menjadi 4. Tim Samas, Panti, Taman baca dan Jompo. Semua itu
merupakan dakwah menurut saya. Sahabat Masjid, bersih-bersih masjid
dan mushola pinggiran kita bantu bersihkan itu merupakan dakwah.
Kita silaturahmi ke pengurus. Membersihkan mushola kan merupakan
nilai ibadah juga. Jadi, menurut saya itu dakwah juga karena di Sahabat
Muda menggerakkan anggotanya berbuat baik.”73
Sehingga, jelas tujuannya dari menjalankan program sosial relawan
akan menjadi seorang muslim yang utuh. Yakni, seorang muslim yang tidak
saling menyakiti sesama muslim, yang menolong orang yang membutuhkan
dengan materi maupun kebaikan (sebagaimana program helping people
komunitas Sahabat Muda), dengan niat karena Allah; orang yang memberi
makan orang lapar dan menyayangi dirinya sendiri.74
Melalui program sosial ini, relawan akan mendapat nilai lebih seperti
melakukan aksi dakwah secara langsung. Mereka pun dapat mempraktekkan
dan menemukan melalui aksi kegiatan sosial terhadap hukum sosial, di mana
mereka akan menemukan bahwa diri mereka sejatinya adalah makhluk sosial
dalam melaksanakan dakwah/mengajak suatu kelompok, mereka akan
bertemu dengan heterogenitas pemikiran dan pendapat serta belajar
bagaimana beretika dalam melakukan dialog dan berdiskusi dengan oranglain
yang berbeda dengan relawan komunitas Sahabat Muda.
73 Wawancara pribadi dengan Nurisca Puji Lestari Relawan Mentor Sahabat Muda
Suarabaya. Surabaya, 2 September 2016. 74 Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup Sehari-hari,
h. 13.
103
D. Melatih Relawan Menjadi Pemimpin dan Entrepreneur yang Kompeten
Membentuk karakter bagi generasi muda agar memiliki jiwa pemimpin
dan entrepreneur yang berkompeten memang harus dilakukan sejak dini. Hal
ini dikarenakan urusan ummat bersama ada di tangan generasi muda. Sehingga,
generasi muda semua adalah calon pemimpin bagi setiap ummat.
يا ا يها الشباب ان في ايد يكم امرالمة
“Hai para pemuda terletak di tanganmu (di pundakmulah) urusan ummat.”75
“Di sini, kita dicetak sebagai pemimpin. Di mana kita akan menjadi
seorang yang pandai dalam berentrepreneur namun jiwa sosialnya lebih
dominan, tidak murni hanya sekedar berhubungan dengan usaha saja.
Melainkan menumbuhkan jiwa sosial juga. Di mana kita bermanfaat juga
buat masyarakat sekitar dan bisa menikmati usaha kita.”76
Perlu diketahui bahwa pengangguran dapat terjadi karena lapangan kerja
yang tersedia memerlukan pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh
pencari kerja.77 Komunitas Sahabat Muda, dalam hal ini berusaha
meningkatkan kualitas SDM generasi muda. karena, jika kualitas SDM sudah
meningkat, otomatis akan meningkatkan produktivitas secara nasional.78
Upaya membentuk generasi muda menjadi seorang pemimpin dan
entrepreneur yang berkompeten, komunitas Sahabat Muda mengajak para
relawannya banyak belajar. Belajar hal yang bisa mengembangkan skill
relawan pada sisi entrepreneur. Dengan banyak belajarlah, relawan akan
75 Syekh Musthafa al-Khalayani, Izlatuun Nasyi-ina, Al-Maktabah, jilid. 6, 1949, h. 7.
Dikutip oleh Suraiya, Perananan generasi muda islam dalam era pembangunan, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1985), h. 31. 76 Wawancara pribadi dengan Nurisca Puji Lestari. 77 Sudradjad, Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2000), h. 7. 78 Sudradjad, Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha, h. 9.
104
mampu menjadi generasi muda yang kreatif. Seperti meningkatkan skill
melalui program entrepreneur yang ada di Sahabat Muda.
“Program entrepreneur yang ada di Sahabat Muda seperti: ternak
kambing, belajar mengelola TK Mandiri, belajar fashion muslimah
(toko berada di Royal Plaza), sebelumnya di PGS. Ada lagi program
marchendais serta ada program menjadi EO.”79
Membangun sikap mental wirausaha salah satunya adalah meningkatkan
keterampilan. Rajin dan tekun melakukan latihan mengerjakan sesusatu yang
ingin diterampilkan. Melakukan latihan dengan teratur, tertib dan bergairah,
dan rajin mengikuti berbagai pelatiihan keterampilan.80
Acuan bagi terciptanya kreativitas adalah budaya belajar yang tinggi. Hal
tersebut telah dimotivasi oleh Allah Swt dalam firmannya surat Al-Mujadillah
58: 11).81
لكم وإ لس فٱفسحوا يفسح ٱلل أيها ٱلذين ءامنوا إذا قيل لكم تفسحوا في ٱلمج ذا ي
ت وٱلل ٱلذين ءامنوا منكم وٱلذين أوتوا ٱلعلم درج قيل ٱنشزوا فٱنشزوا يرفع ٱلل
١١بما تعملون خبير
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah 58:
11).
Dijelaskan, bahwa sebagai generasi muda, sebagai calon pemimpin di
masa mendatang, iklim budaya kerja harus dimotivasi. Hal ini dikarenakan
79 Wawancara pribadi dengan Zulfa. 80 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 40. 81 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 296.
105
bekerja bukanlah sekedar pemenuhan kebutuhan hidup saja, melainkan
perintah Allah yang bernilai ibadah.82
عملكم و لم ٱلغيب وقل ٱعملوا فسيرى ٱلل رسولهۥ وٱلمؤمنون وستردون إلى ع
دة فينب ئكم بما كنتم تعملون ١١١وٱلشه
Artinya: Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat
pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah
9: 105).
Ayat di atas secara kontekstual adalah motivasi untuk menjadikan
manusia yang percaya diri dan selalu berprestasi dalam apa pun profesi yang
dijalani, baik sebagai pegawai pemerintah, swasta, perusahaan, politisi, ulama,
praktisi, buruh, penulis, wirausahawan dan segala bentuk profesi lainnya.83
Komunitas Sahabat Muda, dalam membentuk relawannya agar bisa
menjadi pemimpin sekaligus entrepreneur melalui tahapan naik level pada
jenis-jenis relawan. Pada program kompetensi dan terakhir program magang.
Pada tahapan pertama yakni tahapan naik level relawan. Sebagaimana
yang sudah penulis jelaskan pada bab III bahwa dalam struktur keanggotaan
relawan harus melalui tahapan-tahapan yang menjadi proses relawan naik
jenjang. Hal ini berguna agar relawan terbiasa menjalani aktivitas dengan target
serta pengembangannya.
82 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 296. 83 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 296.
106
“Di Sahabat Muda kita dilatih untuk menjadi pemimpin, di sini kalo
kita tidak punya rencana dan agenda akan dianggap gagal menjadi
pemimpin. Sehingga, di Sahabat Muda ini kita harus punya target di
setiap kegiatan yang kita kerjakan. Bagaimana menggunakan
managemant resolt. Pelayanan, kita gak sekedar melayani saja, harus
ada target hari ini harus berapa jompo dan berapa yang dilayani, target
tercapai atau tidak.”84
Pada proses kenaikan level inilah relawan secara langsung dibentuk agar
menjadi seorang pemimpin yang mampu mencapai target dan hasil yang
memuaskan. Hal ini sebagaimana yang dirasakan oleh Harman relawan
magang yang melintas dari Makassar ke Surabaya yang telah mendapatkan
ilmu tentang leadership.
“Di antara semua program yang ada, saya paling suka dengan program
leadership. Pada program ini saya diajarkan bagaimana cara memimpin
sebuah tim. Dimulai dari membuat rencana, strategi apa yang dijalankan,
sehingga program berjalan sesuai target.”85
Pada program jenjang level relawan ini misalnya sebagaimana tugas dari
Relawan Pendamping yang ditugaskan untuk mendampingi relawan Baru. Di
mana RP akan membantu RB menjalankan program karakter, serta
mengajarkan relawan baru untuk mencapai target.
“Sebagai relawan pendamping. Saya ditugaskan mendampingi anggota-
anggota baru (RB) untuk bisa belajar juga di Sahabat Muda dari awal.
Seperti program karakter, saya terus mengingatkan anak-anak.
Menjalankan kegiatan SM, saya selalu tekankan untuk punya target
berapa dan hasilnya apa. Sehingga mereka tidak sia-sia menjalankan
aktivitas di Sahabat Muda.”86
Selanjutnya ada program kompetensi dan Magang. Program ini juga
sebagai cara komunitas Sahabat Muda dalam meningkatkan kualitas SDM
84 Wawancara pribadi dengan Zulfa. 85 Wawancara pribadi dengan Harman relawan magang komunitas Sahabat Muda
Surabaya. Surabaya, 4 September 2016. 86 Wawancara pribadi dengan Isti’ Anatuz Zumaroh.
107
relawannya agar bisa menjadi pemimpin dan entrpreneur. Menjadi seorang
entrepreneur, ada prinsip-prinsip bisnis Rasulullah Saw yang perlu diketahui
yakni; Shiddiq, amanah dan fathonah.87
Shiddiq adalah suatu sikap yang jujur, selalu baik dan menghindari
perbuatan tidak menepati janji yang belum atau telah disepakati, menutupi
cacat atau aib barang yang dijual dan membeli barang dari orang awam
sebelum masuk pasar. Amanah berarti tidak melakukan penipuan, memakan
riba, tidak melakukan suap, tidak memberikan hadiah dan komisi yang haram.
Sedangkan fathanah cerdas melakukan strategi pemasaran. Bagaimana
membangun citra dari uswah Rasulullah Saw meliputi: penampilan, pelayanan,
persuasi dan pemuasan.88
Adapun kegiatannya seperti fundraising, di mana relawan akan dilatih
bagaimana berkomunikasi untuk mencari donatur baru dari berbagai kelas
ekonomi. Sebagaimana yang dirasakan manfaatnya oleh Risca Relawan
Mentor Sahabat Muda Surabaya.
“Semua program yang ada di Sahabat Muda pastinya membawa
manfaat kepada saya. Seperti kegiatan fundraising. Dari kegiatan itu
saya mendapatkan manfaat melatih komunikasi. Di sini kita bukan
sekedar berkomunikasi modal cerewet. Tapi melatih bagaimana
berkomunikasi dengan orang yang jauh di atas kita. Bagaimana
berbicara dengan direktur, atau atasan-atasan. Dilatih bagaimana
berbicara di depan orang. Bagaimana menjadi MC saat workshop. Dan
bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang yang di bawah kita,
seperti adik kelas. Belajar berkomunikasi bagaimana mengajak mereka
untuk mau mengikuti program 8 karakter.”89
87 Adhitiya Ginanjar, Kewirausahaan Syariah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h. 31. 88 Adhitiya Ginanjar, Kewirausahaan Syariah, h. 32. 89 Wawancara pribadi dengan Nurisca Puji Lestari.
108
Ada kegiatan administrasi dan keungan menjadi kegiatan yang ada di
Surabaya. Relawan berkesempatan belajar bagaimana menjadi seorang
administrasi dan bagaimana mengatur keuangan sebuah lembaga zakat.
Lainnya Ada reseller, kanvasing dan ternak. Pada kegiatan reseller ini,
relawan akan berkesempatan belajar menjadi seorang reseller dengan produk
baju muslimah. Relawan akan diberikan ilmu pengetahuan seputar berbisnis
baju muslimah melalui workshop yang sudah bekerjasama dengan salah satu
produk baju muslimah di Surabaya.
“Saya pernah ikut kegiatan kewirausahaan baju muslimah vamosh di
PGS (sebelum Yessa Malika), fokus target meningkatkan omset. Saya
juga ikut ternak kambing di Jombang. Di sana saya diajarkan target
fokus pada kambing yang sakit. kalo kambing sehat daya jualnya tinggi.
Dari kompetensi ini pastinya menambah pengalaman saya. Di sini saya
juga belajar disiapkan menjadi manajer. Kalau mau jadi manajer, saya
harus bisa banyak skill.”90
Selain itu, Relawan juga akan diajarkan mengenali jenis bahan pada
produk yang akan dijual, diajarkan bagaimana menarik daya jual baik offline
maupun online serta berkesempatan langsung magang di toko produk yang
dijualkan.
Tahapan selanjutnya adalah melalui proses program magang. Kegiatan
yang ada pada program magang adalah bagian dari program kompetensi. Pada
program ini relawan bisa memanfaatkan waktu kosong dengan mengisi
kegiatan positif untuk belajar berbagai hal menjadi seorang entrepreneur.
“Salah satu kegiatan entrepreneur di Sahabat Muda seperti program
magang. Misal kunjungan ke tempat mitra. Ternak kambing di jombang,
busana muslimah di Royal Plaza.”91
90 Wawancara pribadi denagn Isti’ Anatuz Zumaroh. 91 Wawancara pribadi Sohlatul Nuriyah.
109
Program ini masih ada banyak lagi kegiatannya mengingat waktu
program magang adalah 2 bulan, yakni pada saat liburan kuliah. Program
lainnya yang bisa dijadikan aktivitas positif bagi relawan adalah kegiatan
pertanian, peternakan dan perikanan yang ada di Jombang dan Kasembon.
Seperti mengelola ternak kambing, lele, bebek dan holtikultura.92
Pada program peternakan sebagaimana yang diikuti oleh Harman
relawan magang dari komunitas Sahabat Muda Makassar yang mengikuti
kegiatan ternak kambing, jurnalistik dan pelatihan leadership.
“Pada program magang ini, saya mengikuti kegiatan ternak kambing,
jurnalistik dan pelatihan leadership. Dari pelatihan ini, menambah
wawasan saya khususnya terhadap pengelolaan kambing. Saya bisa
tahu mengenai jenis-jenis kambing, apa saja makanan dari kambing,
tahapan pemberian makanan kambing, sampai mengobati kambing.
Kemaren saya mengikuti kegiatan fokus pelatihan penggembukan
kambing, jadi saya dapet pelajaran itu. Bisa melihat harga kambing bisa
lebih murah di sana, free biaya antar dan saya juga belajar menguliti
kambing.”93
Jadi, upaya menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas
kompetensi SDM dalam penelitian ini adalah relawan Sahabat Muda, langkah
yang tepat untuk menjadikan relawan seorang pemimpin dan entrepreneur.
Berdasarkan apa yang sudah penulis lihat, keberhasilan dakwah yang
dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam membentuk pemuda social
entrepreneur yang Islami karena 2 hal.
Pertama karena setiap kegiatan di komunitas Sahabat Muda adalah hal
yang bermanfaat untuk relawan. Mengutip dari teori Sayyid Muhammad yang
92 Majalah Sahabat edisi 25 Januari 2017. 93 Wawancara pribadi Harman relawan magang komunitas Sahabat Muda Surabaya.
Surabaya, 4 September 2016.
110
menyebutkan salah satu strategi dakwahnya dijelaskan, tidak tenggelan dalam
hal-hal yang tidak bermanfaat. Seorang dai harus memusatkan perhatian
kepada sesuatu yang bermanfaat dan bisa menjadi landasan amal, bukan pada
hal-hal yang dipandang tidak baik oleh agama.94
Imam Al-Syathibi berkata, “Menenggelamkan diri dalam sesuatu yang
tidak menjadi landasan amal sama dengan menenggelamkan diri dalam sesuatu
yang tidak dipandang baik oleh syara.”95
Hal ini sebagaimana yang sudah penulis jelaskan di atas. Bahwa relawan
yang dibina oleh komunitas Sahabat Muda diberikan berbagai macam kegiatan
positif yang akan mengarahkan mereka menjadi seorang social entrepreneur
yang Islami. Seperti program dasar character building yang membentuk
relawannya rajin dalam beribadah. Program sosial yang akan melatih relawan
memunculkan sekaligus menyadari arti dari menjadi seorang yang peduli
terhadap lingkungan sekitar bahkan masyarakat luas. Program kompetensi,
menjadi porgram yang akan menambah, serta mengasah kemampuan relawan
dalam segala bidang. Serta program kompetensi di bidang wirausaha akan
menambah pengetahuan dan pengalaman relawan dalam dunia bisnis.
Sehingga, relawan akan menjadi pemuda social entrepreneur yang Islami.
Kedua adanya sikap sabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa dari
komunitas Sahabat Muda yang dengan sabar membina para relawan. Hal ini
ditujukan juga pada para relawan yang dengan sabar mengikuti setiap program
94 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 164-165. 95 Lihat Al-Muwafaqat, I/46 dikutip oleh Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah &
Pendidikan Umat, h. 129.
111
dalam melaksanakannya. Dijelaskan oleh Sayyid Muhammad Nuh dalam
teorinya bahwa dalam berdakwah dibutuhkan waktu yang panjang dengan
dihadapkan pada rintangan yang ada. Segala macam rintangan dapat diatasi
jika dihadapinya dengan sabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa bekerja
sama.96
Sikap sabar dalam berdakwah ini sebagaimana yang disebutkan dalam
firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 120:97
قوا ل إن تمسسكم حسنة تسؤهم وإن تصبكم سي ئة يفرحوا بها وإن تصبروا وتت
كم كيدهم شي بما يعملون محيط ا يضر ١٤١إن ٱلل
Artinya: Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati,
tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu
sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.
(QS. Ali Imran: 120).
Dan dalam surat Rumm ayat 60 dijelaskan:98
ول يستخفنك ٱلذين ل يوقنون حق ٠١فٱصبر إن وعد ٱلل
Artinya: Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu
benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini
(kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.” (QS. Rumm: 60).
96 Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 167. 97 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 150. 98 Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 150.
112
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah Komunitas
Sahabat Muda
Komunitas, organisasi ataupun instansi besar maupun kecil pastilah
mempunyai faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan program
mereka. Hal ini sebagaiana yang penulis lihat dari komunitas Sahabat Muda
adanya 2 faktor tersebut. Faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun
faktor pendukung sebagai berikut:
1. Faktor Internal:
a. SDM yang sedikit tapi berkomitmen
Sahabat Muda memiliki relawan yang ikut bergabung memang
sedikit. Setelah proses workshop, mendapatkan pengetahuan dan
testimoni dari anggota Sahabat Muda, terjaringlah kurang dari setengah
relawan dari peserta workshop. Namun, dari sedikit inilah, mereka
adalah relawan yang punya komitmen dan mau menjadi pribadi yang
lebih baik sehingga proses dakwah dan pembinaan di dalam Sahabat
Muda menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan proses dakwah
yang memudahkan proses pembinaan tersebut.
b. Program social entrepreneur menjadi daya tarik anak muda
Menawarkan program social entrepreneur memang menjadi daya
tarik tersendiri bagi remaja saat ini. Khususnya dalam bidang
entreprenenur, anak muda semangat menggali ilmu serta praktek
mengenai kewirausahaan. Sehingga, banyak dari relawan yang awalnya
memang tertarik pada program social entrepreneur yang ada di Sahabat
113
Muda. Hal ini menjadi faktor pendukung bagi Sahabat Muda dalam
membina relawan, mengingat relawan merasa mempunyai 1 visi misi
selama belajar di Sahabat Muda.
c. Program praktek lapangan lebih menjanjikan hasil
Salah satu yang menjadi faktor pendukung dari keberhasilan
dakwah komunitas Sahabat Muda dalam membina relawannya adalah
praktek langsung. Mulai dari praktek ibadah dalam kehidupan sehari-
hari, praktek terjun langsung di masyarakat, sampai praktek langsung
berwirausaha. Adanya praktek langsung ini menjadikan relawan
mendapatkan hasil secara langsung.
2. Faktor eksternal
a. Didukung oleh pembina berpengalaman
Faktor pendukung dari keberhasilan strategi dakwah komunitas
Sahabat Muda adalah adanya pembimbing yang berpengalaman dalam
membina relawan. Dalam hal ini, Deddy Wahyudi selaku pembina
dibantu juga oleh Ir. Bimo Prasetyo selaku pembina Entreprenenur Skill
dari Nurul Islam Grup di Batam dan Juperta Panji Utama salah satu
tokoh penyair Indonesia yang pernah menjadi anggota Komite
Penelitian dan Pengembangan Dewan Kesenian Lampung (Litbang
DKL) pada tahun 1993-1996.
b. Pemasukan langsung anggaran dana dari LAGZIS
Adanya anggaran dana dalam sebuah komunitas sedikit
banyaknya membantu dalam setiap kegiatan dan program di dalam
114
komunitas tersebut. Hal ini sebagaimana komunitas Sahabat Muda,
yang memang menjadi komunitas di bawah naungan Lembaga Amal
Zakat Infak dan Shodaqah (LAGZIS) Surabaya mendapatkan langsung
dana yang dibutuhkan. Dan anggaran ini memang sudah diketahui oleh
para donatur penggunaanya dan dilaporkan kegiatannya melalui
majalah Sahabat setiap bulannya.
Adapun Faktor Penghambat Komunitas Sahabat Muda sebagai berikut:
a. Faktor Internal
a. Anggota relawan yang tidak bisa fokus pada kegiatan Sahabat Muda
Relawan Sahabat Muda yang terbilang dari kalangan anak muda
ini tidak bisa dipungkiri ada saja yang memiliki lebih dari 1 kesibukan.
Hal ini yang menjadi faktor penghambat bagi komunitas dan relawan
itu sendiri karena tidak bisa berfokus pada program di dalamnya.
Sehingga, tidak bisa dengan cepat mengikuti perkembangan kenaikan
level atau bahkan mengikuti kegiatan yang ada, dan menjadikan
komunitas Sahabat Muda kegiatan pilihan ke dua.
b. Faktor Eksternal
a. Pengaruh negatif dunia luar komunitas Sahabat Muda
Tidak bisa dipungkiri bahwa kegidupan modern menampilkan
banyak hal-hal menarik dan mengasyikkan namun tidak membawa
manfaat. Hal inilah yang bisa menjadi penghambat bagi dakwahnya
komunitas Sahabat Muda. Terkadang ada saja relawan yang memiliki
kehidupan berbeda. Dalam arti jika di komunitas Sahabat Muda dia
115
memakai kerudung, di luar komunitas Sahabat Muda tidak memakai
kerudung. Dan pengaruh negatif lainnya yang bisa membawa dampak
buruk bagi kualitas hidup relawan yang sudah dibentuk sedemikian
rupa.
b. Kurangnya sosialisasi social media mengenai kegiatan Sahabat Muda
Salah satu dalam meningkatkan citra komunitas Sahabat Muda
adalah melalui sosialisasi. Sosialisasi yang masih kurang dilakukan
komunitas Sahabat Muda adalah melalui social media. Baik fb,
instagram, twitter dan website di mana penulis masih merasa sepi
penggunaan social media. Padahal penggunaan social media bisa
menjadi sarana dakwah juga komunitas Sahabat Muda. Seperti
menyampaikan kegiatan sosial mereka, kegiatan pentingnya program 8
karakter, kegiatan sosial, kegiatan kewirausahaan yang bisa menarik
hati simpati masyarakat khususnya anak muda yang sangat dekat
dengan social media.
116
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penemuan dan analisis data yang penulis peroleh maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Komunitas Sahabat Muda dalam membentuk generasi muda social
entrepreneur yang Islami memiliki 4 tahap strategi dakwah. Tahap pertama
dengan memberikan prioritas dalam berdakwah kepada generasi muda.
Tahap kedua menjadikan relawan generasi muda yang rajin beribadah; 1)
Program character building 2) Pengajian ceramah mingguan 3) Program
Ruqiyyah Syair’iyyah. Tahap ketiga mencetak generasi muda yang peduli
dengan program helping people. Tahap keempat, membentuk relawan agar
memiliki jiwa pemimpin yang mandiri dan berkompeten.
Strategi yang dijalankan komunitas Sahabat Muda didukung oleh teori
Strategi Dakwah dan Pendidikan oleh Sayyid Muhammad Nuh yang
didasarkan pada teori sebagai berikut. Pertama, memberikan prioritas dalam
berdakwah. Kedua, menjadikan hidup sebagai sarana dakwah dan
pendidikan Islam. Ketiga, menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan
praktek yang menyeluruh, sinergis dan seimbang. Keempat, bersikap lemah
lembut. Kelima, memahami dan menggunakan hukum sosial. Keenam, tidak
tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Ketujuh, sabar, teguh,
tenang dan tidak tergesa-gesa.
117
2. Faktor pendukung dan penghambat
Adapun faktor pendukung dalam komunitas Sahabat Muda terbagi
menjadi dua, yakni a) faktor internal yakni pada SDM yang sedikit tapi
memiliki kualitas dan komitmen diri dalam mengikuti kegiatan Sahabat
Muda, serta didukung oleh program social entrepreneur dan praktik
langsung yang menjadi daya tarik generasi muda. b) faktor eksternal, di
dalamnya terdapat beberapa pembimbing yang kompeten dan mumpuni
serta adanya anggaran masuk dari LAGZIS sebagai penunjang dalam
menjalankan setiap program.
Sedangkan faktor penghambatnya, yakni: a) faktor internal di mana
relawan tidak bisa fokus pada program kegiatan komunitas Sahabat Muda,
di mana relawan mempunyai kegiatan lain dan menjadikan komunitas
Sahabat Muda sebagai kegiatan sampingan. b) faktor eksternal adalah
adanya gangguan dunia dari luar komunitas Sahabat Muda yang mampu
menghambat aktivitas dakwah komunitas Sahabat Muda. Serta kurang
gencarnya sosialisasi komunitas Sahabat Muda melalui social media agar
mendapat perhatian lebih dari generasi muda yang aktif di social media agar
menjadi tertarik terhadap dakwahnya komunitas Sahabat Muda.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, peneliti mempunyai beberapa saran yang
semoga bisa bermafaat bagi keberlangsungan dan berkembangnya dakwah
komunitas Sahabat Muda. Adapun saran tersebut sebagai berikut:
118
1. Pengembangan program kompetensi dalam bidang kewirausahan.
Seperti kegiatan ternak. Komunitas Sahabat Muda harus memberikan
target kepada relawan yang mengikuti, berupa hasil jangka panjang
yang mempunyai nilai laporan hasil akhir. Sehingga, para relawan tidak
sekedar mengikuti kegiatan ternak sekali dua kali saja. Melainkan ada
target akhir yang dicapai.
2. Saran untuk relawan agar terus semangat dan bersabar dalam menerima
dakwah komunitas Sahabat Muda. Baik dalam mengikuti dan menjalani
setiap program yang ada. Karena program yang ada di komunitas
Sahabat Muda merupakan program jangka panjang, jadi hasilnya bisa
dirasakan sedikit demi sedikit berproses berjalannya waktu dan
banyaknya ilmu yang relawan serap.
3. Para relawan juga diharapkan untuk tidak tergoda oleh kegiatan luar
dalam artian kegiatan yang sifatnya tidak membawa manfaat padahal
kegiatan di komunitas Sahabat Muda lebih bermanfaat. Khususnya,
jangan sampai keimanan relawan kendur setelah berada di luar
komunitas Sahabat Muda.
4. Komunitas Sahabat Muda harus lebih mengoptimalkan sosialisasi
kegiatan melalui media social. Seperti penggunaan facebook dan
instagram yang bisa dilakukan mengisi konten kegiatan komunitas
Sahabat Muda setiap harinya.
119
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Utama
A. Buku
Aziz, Moh Ali, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana.
Darajat, Zakiah, 1983, Penyesuaian Diri: Lapangan Implementasi dari
Penyesuaian Diri, Jakarta: Bulan Bintang.
Ginanjar, Adhitiya, 2016, Kewirausahaan Syariah, Ciputat: UIN Jakarta Press.
Gunawan, Teddy Surya dan Mira Kartiwi, 2005, Risalah Ringkas Ruqyah
Syar’iyyah: Terapi Gangguan Jin.
Junaedi, Dedi, 2010, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode Etik Berdakwah Menurut Al-
Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta: Akademika Pressindo.
Muzammil, Ahmad, 2004, Strategi Dakwah &Pendidikan, Yogyakarta: Himam-
Prisma Media
Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciechie, 2013, Pendidikan Karakter:
Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, Bandug: CV Pustaka
Setia.
Suraiya, 1985, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, Jakarta:
Departemen Agama RI.
Sudarsono, 1989, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, PT Asdi Mahastya.
Sudradjad, 2000, Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Syafri, Ulil Amri, Nu’im Hidayat, dkk, 2007, Dakwah mencermati Peluang dan
Problematika, Jakarta: STID Mohammad Natsir Press.
Yusanto, Muhammad ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2002,
Menggagass Bisnis Islam, Jakarta: Gema Insani Press.
Referensi Pendukung
A. Buku
Abiraja, Suhendi, 2008, Setan, Skak Mat!, Bandung: Mizania.
Akbar, Zaini Ali, 2009, Tobat, Tasbih, Tahajud, Jakarta: PT Pena Pundi Aksara.
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, 2011, Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Amin, Maswardi Muhammad, 2011, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, , Jakarta:
Baduose Media Jakarta.
120
Ardani, Mohammad, 2006, Fiqh Dakwah, PT. Mitra Cahaya Utama.
Aripudin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Aripudin, Acep dan Syukriadi Sambas, 2007, Dakwah Damai Pengantar Dakwah
Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Anwar, 2011, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi dan Komunikasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Astomoen, Moko P, 2005, Entrepreneurship dalam Perspektif Konidisi Bangsa
Indonesia, Bandung: Alfabeta.
Basit, Abdul, 2011, Dakwah Remaja: Kajian Remaja dan Instansi Dakwah Remaja,
Purwokerto: STAIN Press.
Bryson, John. M, 2008, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
El-Ma’Rufie, Sabil, 2013, Shalat Dhuha, Bandung: PT Mizan Pustaka.
Enjang dan Aliyudin, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Widya Padjadjaran.
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, 2012, Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Hanifah, Hana, 2016, Kenal, Dekat, Akhirnya Jatuh Cinta pada Al-Qur’an, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Hamidi, 2010, Teori Komunikasi dan Stategi Dakwah, Malang: UMM Press.
Hasan, Abdillah F, 2013, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Hasanuddin, 2005, Manajeman Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Haq, Anwarul, 2004, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup
Sehari-hari, Bandung: Marja.
Nawawi, hadari, 2003, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit dan Bidang
Pemerintahan, Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press.
O’Hair, Dan, Gustav W. Friedrich dan Lynda Dee Dixon. 2009. Strategic
Communication in Business and the Professions Edisi Keenam. Jakarta:
Prenada Media Group.
Omar, Toha Yahya, 1985, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penerbit Widjaya jakarta.
121
Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kuaitatif. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi
Aksara.
Pearce, John A. dan Richard B. Robinson, 2012, Manajemen Strategi Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Empat.
Rubiyanah dan Ade Masturi, 2010, Pengantar Ilmu Dakwah, Ciputat: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Santrock, John W, 2007, Remaja, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Saputra, Wahidin, 2011, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. RajaGranfindo
Persada.
Severin, Werner J dan James W. Tankard, Jr. 2011. Teori Komunikasi Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media
Group.
Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2012, Pengantar Manajemen,
Jakarta: Kencana.
Supratikno, Hendrawan dkk, 2003, Advanced Stategic Management Back to Basic
Approach, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suraiya, 1985, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, Jakarta:
Departemen Agama RI.
Umar, Husein, 2008, Straetegic Management in Action, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahyuni, Agustinus Sri, SE, MBA, 1996, Manajemen Strategik Pengantar Proses
Berpikir Srtategik, Binarupa Aksara.
Wijayanto, Dian, 2012, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Winardi. J, 2004, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana.
B. Referenasi Majalah Sahabat
Majalah Sahabat edisi 01 Januari 2015.
Majalah Sahabat edisi 02 Februari 2015.
122
Majalah Sahabat edisi 05 Mei 2015.
Majalah Sahabat edisi 23 November 2016.
Majalah Sahabat edisi 25 Januari 2017.
HASIL WAWANCARA
Narasumber: Deddy Wahyudi (08561052500)
Jabatan: Pembina dan Penasehat Komunitas Sahabat Muda
Tanggal: 7 Februari 2017
Pertanyaan?
1. Kapan pertama kali komunitas Sahabat Muda dibentuk? dan apa yang
melatarbelankangi dibentuknya?
Jawab: Awal mula Sahabat Muda terbentuk pada tahun 2013. Awalnya punya
relawan banyak. Tetapi relawan Lagzis (Lembaga Amal Zakat Infaq dan
Shadaqah) untuk mengatasi kemiskinan. Contoh relawan menangani anak
jalanan, bencana alam hal-hal yang sebetulnya langsung kepada para dhuafa.
Kemudian kita berpikir kok kita membina dhuafa yang merupakan orang-orang
miskin menjadi permasalahan, tetapi kita tidak membina calon-calon
kemiskinan akan datang, yang notabenenya anak muda saat ini. Asumsinya
dulu kita membutuhkan relawan membantu dhuafa. Kalo berikutnya kita ingin
membina relawan. Kita berpikir, kalo kemungkinan relawan ini tidak di bina,
mereka adalah calon kemiskinan akan datang juga. Terutama ketidakmampuan
mereka memuncuslkan mengelola potensi mereka. Oleh karena itu, kita
sekarang berfokus pada anak-anak muda, khususnya anggota komunitas
Sahabat Muda.
2. Kenapa memprioritaskan anak muda?
Jawab: Karena anak muda adalah problema yang akan datang jika tidak dibina
dengan serius. 10 tahun lagi anak2 muda ini adalah orang-orang yang akan
menjadi orang dewasa, orang yang meiliki kemampuan untuk mengenlola
usaha, jabatan, politik, kepemimpinan. Sangat disanyangkan jika tidak dibekali
dengan bagus. Atau karena tidak dibekali dengan benar, mereka yang akan
menjadi masalah yang akan datang.
3. Pencapaian apa yang diinginkan dari setiap anggota Sahabat Muda yang telah
bergabung?
Jawab: Pencapaian diharapkan mereka memiliki mental dan karakter
sekaligus keterampilan, kepemimpinan untuk menjadi seorang social
entrepreneur. SC adalah kewirausahaan sosial bagaimana melalukan upaya-
upaya usaha dengan bersamaan melakukan kepedulian kepada masyarakat
tidak semata bisnis oriented saja, tetapi dalam berbisnis mengedapankan
kepedulian.
4. Apakah benar komunitas Sahabat Muda menyebarkan nilai-nilai dakwahnya
untuk membentuk generasi muda yang Islami? Dakwah seperti apa yang
dilakukan komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Dakwah itu bermacam-macam. Pada dasarnya, dakwah kita tidak
berorientasi dakwah bil lisan. Dakwah yang menggunaka tutur kata. Tetapi
pada dakwah bil hal. Tetapi sebelum melakukan dakwah bil hal, yang terbaik
adalah menjadi contoh. Untuk melangkah dakwah bil hal, harus siap menjadi
contoh dahulu. Oleh karena itu, karakter-karakter Sahabat Muda ini bisa
menjadi contoh. Jadi, kita bentuk karakter-karakter sesuai dengan integritas
islam, seorang muslim.
5. Ada filosofi/makna apa dari kata Mandiri, Peduli dan bekarakter (Islami)?
Jawab: Umumnya mencapai mandiri itu bisa dengan segala cara. Tetapi, tidak
akan mungkin menjadi sebuah yang sempurna kalo karakter setiap anggota
tidak menjadi/tidak mengalami sebuah perbaikan. Pasti ada ketimpangan
secara jiwa. Madiri dalam arti secara financial, pekerjaaa dan sebaginya. Kalo
mandiri berkarakter pasti akan lebih baik.
6. Apa tujuan dijalankan dari setiap program unggulan?
Jawab: Pada dasarnya program dibagi 3; pembinaan karakter, membangun
kepedulian dan membangun keterampilan dan mandiri. Masing-masing upaya
terintergrasi dalam menjadi sebuah pribadi yang berkarakter. Sebenarnya
pertanyaan paling urgen adalah pedulinya, karena pada umumnya
pembangunan manusia mandiri mengabaikan kepedulian. Di sini kita mencoba
membangun kepedulian. Oleh karena itu disebut social entrepreneur.
7. Ada makna apa program pembentukan karakter bagi anggota? Kenapa Sahabat
Muda ingin sekali anggotanya menjalankan program caracter building?
Jawab: Sebetulnya pendekatan karakter saat ini hanya sekedar wawasan.
Gimana caranya pendekatan karakter ini menjadi sebuah aktivitas. Kami
mencoba memformat di Sahabat Muda ini menjadi sebuah aktifitas tindakan
yang dibangun sebuah komitmen. Misalnya, bisa bangun solat tahajut,
menabung haji. Hal ini yang sebetulnya sudah diajarkan orangtua kita sejak
kecil, namun kita belum sadar. Dan baru sadar saat beranjak dewasa.
8. Apakah ada keterkaitan antara satu program dengan program lainnya?
Jawab: Pasti. Karena metode pendekatannya didahulukan karakter. Pada
dasarnya pondasi sebagaimana manusia yang utuh no 1 itu adalah karakter.
Bangunan apa pun jika diletakkan di atas pondasi tersebut tidak akan masalah
kalau karakter sudah terbentuk. Mau jadi pedagang, guru, bahkan menjadi
seorang pejabat, presiden sekalipun kalo pondasinya sudah benar sebagaimana
cerminan akhlak seorang muslim insya Allah tidak akan bermasalah. Berbeda
jika sebaliknya, akan menjadi masalah nantinya.
9. Bagaimana hasilnya setelah anggota menjalankan kegiatan tersebut? Ada
perubahan apa yang bisa dilihat dari masing-masing individu?
Jawab: Bisa dilihat dengan cara diperbandingkan antar mahasiswa yang belum
mengikuti Sahabat Muda. No 1 adalah kebiasaan karakter yang dibangun insya
Allah jauh lebih bagus. Seperti solat wajib, tahajut, sunna, dhuha sudah tertata
rapi di sahabat muda.
No 2 sejak awal setiap hari ada kegiatann kepedulian, tentu akan lebih
mengalami sebuah sikap social lebih jauh. Terbiasa mnegurus jompo, anak
jalanan, itu menjadi insting. Sehingga akan otomatis melakukan untuk
membantu masyarakat menjadi hal yang sangat mudah sekali.
No3 kegiatan keterampilan kita mengarahkan kekompetensian yang khusus
pada bidangnya masing-masing. Insya Allah kami yakin sahabat muda menjadi
lebih bagus.
10. Bagaimana komunitas SM melakukan perekrutan anggota?
Perekrutan terbagi menjadi 3:
Jawab:
1. Lewat workshop membangun kompetensi sejak dini 1 bulan sekali.
2. Langsung melibatkan kepada teknis lewat acara pelatihan teknis.
3. Mengajak bagi mahasiswa sudah lulus langsung magang.
Akan berbeda tergantung usia. Jika usia masih muda, akan difokuskan pada
pembangunan karakter. Jika sudah meranjak dewasa sudah lulus kuliah, akan
dibarengkan pelatihan karakter dan pelatihan kemandirian. Berharap ketika
mereka sudah lulus, sudah siap terjun di masyarakat.
11. Apakah workshop bersifat berkelanjutan?
Jawab: Materi berkelanjutan dalam arti ketika membangun karakter sejak dini
akan sangat disayangkan tidak dilakukan sebuah tindakannya. Maka akan ada
follow up lebih lanjut. Karena di workshop biasanya hanya menampilkan
contohnya, testimoni.
12. Tujuan dari workshop ini apa selain untuk perekrutan anggota saja?
Jawab: Memang. Workhsop ini fokusnya 50% wawasan dan 50% teknis.
Otomatis kita mencoba membuka pikiran mahasiswa dengan materi mengenal
jati diri, kompetensi diri serta tujuan hidup. Maka mereka dibutuhkan
pembukaan pikiran dahulu yang sifatnya rasional/empirik baru dilankukan
praktek secara teknis.
13. Definisi dan kategori apa dari setiap anggota SM yang telah berhasil menjalani
setiap program itu?
Jawab: Kita engga bisa mendefinisikan dia berhasil atau tidak. Yang tahu
mereka sendiri. Tapi indikatornya kita bangun. Mungkin selama ini kita tidak
bisa tampak, karena ini program jangka panjang. Sebagaimana ketika kecil
diajarkan bapak ibu seolah-olah pemaksaan. Tapi akan tau manfaatnya setelah
dewasa. Nah begitu sekarang, misal anggota sahabat muda ada yang merasa
tidak nyaman dipaksa menabung haji. Tapi mereka akan terasa setelah bisa
pergi haji. Mereka akan berpikir, “Iya yah kenapa gak saya mulai dari dahulu.”
Jadi indikator kesuksesan adalah mereka sendiri yang tahu. Kita hanya
membantu membangunkan jalurnya saja. Apabila setelah pasca lulus sudah
dididik Sahabat Muda mereka akan bisa melihat jalurnya sendiri tidak jalur
yang kami paksakan. Itu polanya. Yang penting mereka tahu apa yang menjadi
landasan untuk mereka berpikir masa depan, bertindak masa depan apa saja.
Untuk menjadi apa dan sebagainya dikembalikan kepada mereka sesuai bidang
keinginannya masing-masing.
14. Ada faktor penghambat dan pendukung apa saja pada setiap program SM?
Jawab: Kita kadang-kadang kalo melihat sebuah kegiatan, sebuah program
kadang-kadang kita membutuhkan sebuah fasilitas, apalagi kalo bisa
mebutuhkan sebuah regulasi, itu sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan
sebetulnya. Tetapi Pada dasarnya kita menyadarkan anak-anak muda tanpa
fasilitas, regulasi yamg saat ini belum, melainkan mengedapankan karakter,
kemandiriad dan sebagainya. Kita enggak perlu merasa hal itu sebagai
hambatan. Karena semua itu tergantung kepada pribadi masing-masing. kita
berusaha menyadarkan untuk berusaha lebih maju. Pada dasarnya rasa
tanggung jawab pada diri, jika dibangun apalagi dengan rasa tanggung jawab
kepada masyarakat akan menjadi seorang pemimpin.
Mengetahui,
Deddy Wahyudi
HASIL WAWANCARA
Nama : Zulfa Arifiyah (085607763212)
Jabatan : Relawan Mentor Sahabat Muda
Tanggal` : 31 Agustus 2016.
1. Apa sih komunitas Sahabat Muda itu?
Jawab: Sahabat Muda adalah kumpulan anak-anak muda dari usia 18-25
belajar peduli dan Madiri. Peduli pelayanan masyarakat, Mandiri seperti
kegiatan entrepreneur.
2. Kapan mulai bergabung dengan komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Tanggal 13 Mei 2015.
3. Kenapa/Apa yang bikin tertarik dari komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Awal karena ikut workshop Social Entrepreneur, ke wirausahaan. Dari
anak kos pengen ngadain usaha apa. Pas nemu workshop ini merasa cocok.
4. Apa bedanya komunitas Sahabat Muda dengan komunitas serupa lainnya?
Jawab: Kalo serupa kayaknya belum ada. Komunitas lainnya fokus pada
relawannya. Sasaran sebagai media saja. Menurut saya bagus ini. Belum
menemukan, mendidik anak-anak berani bermimpi. Mengajak anak-anak
mulai menciptakan planing-planingnya.
5. Ada program apa saja di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Program Sosial pelayanan masyarakat. Saat ini dibagi 4: 1. Sahabat
Taman Baca, 2. Sahabat Jompo 3. Sahabat Masjid 4. Sapa Disa.
Program entrepreneur: ternak kambing, belajar mengelola TK Mandiri, belajar
fashion muslimah ( toko berada di Royal Plaza), sebelumnya Pusat Grosir
Surabaya. Ada lain lagi program marchendais, tapi gak ada yang milih. Ada
kegiatan menjadi EO.
Pembentukan karakter. Setiap relawan yang masuk komunitas sahabat muda,
wajib laporan 8 karakter.
6. Ada program unggulan apa saja di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Workshop, karena di kegiatan tersebut terbuka untuk umum. Di
workshop tersebut banyak yang termotivasi dari materi yang disampaikan.
Merubah mindset anak muda untuk berani melangkah.
Kalo sekarang workshopnya lagi rame inovator social. Mereka merealisasikan
sebuah komunitas kecil baru yang dapat mengembangkan bakat mereka. Kami
ingin merubah dunia, sama-sama berubah, serta mengajak kebaikan pada orang
banyak. Membuat perubahan untuk orang banyak.
7. Apakah Anda merasa komunitas Sahabat Muda menyebarkan dakwahnya
untuk membentuk generasi muda yang Islami? Dakwah seperti apa yang
dilakukan komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Sadar…. Dakwahnya simpel, Seperti character building. Tahajud yang
jarang, di sini belajar konsisten untuk beribadah. Hal-hal kecil lainnya, kalo
makan harus duduk, pakai tangan kanan, di sini sudah saling menegur.
8. Program apa saja di Sahabat Muda yang berkaitan dengan kegiatan dakwah
yang sudah dijalankan?
Jawab: Character building, membaca al-masurot pagi dan petang. Kunjungan
pada jompo sebenarnya juga kegiatan dakwah, di sini SM mencoba
membimbing para jompo untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Program
lainnya seperti bersih-bersih masjid. Taman baca kita bisa mendongeng
mengajak adik-adik mau mebaca dan memberikan kisah-kisah inspiratif.
Sebenarnya semua programnya bernilai dakwah.
9. Salah satu program Sahabat Muda ada yang namanya character building.
Bagaimana pendapat Anda mengenai program ini?
Jawab: Menurut saya bagus banget. Memang terlihat ada hasilnya. Dilakukan
dan niat dengan laporan ini membuahkan hasil. Jadi terlihat ada perubahan. Hal
kecil seperti shodaqah sekarang jadi ringan. Paling disukai dari character
building di menabung haji.
Di sini saya dirubah mindset untuk diajarkan menabung haji walau perhari Rp
500. Setidaknya ini usaha nyata saya dari sejak muda. Pastinya level ditambah.
Dan sekarang sudah punya tabungan khusus untuk menabung haji.
10. Kegiatan apa saja yang dilakukan dari program character building?
Jawab: Solat wajib, rawatib, dhuha, tahajut, shodaqah, menabung haji, tadarus
dan terjemahan dan olahraga.
11. Apa yang bisa Anda dapatkan dari mengikuti program ini?
Jawab: Sekarang sudah lebih konsisten dalam beribadah. Apalagi sekrang
sudah naik level tingkat relawannya. Ibadahnya juga harus naik level, misal
dhuha dari 2 rakaat jadi 4. Tahajud tadi 5 jadi 11.
Program ini juga terkadang ada kontranya. Ada yang merasa ibadah urusan ini
bersifat pribadi jadi gak mesti laporan ke sesama. Tapi kita selalu bilang, di
sini kita sama-sama belajr. Untuk mendapatkan hasil itu terkadang butuh
dipaksa. Nah di sini kan kita niatkan sama-sama belajar. Jadi urusan diterima
tidak amalnya serahkan saja pada Allah. Bukan kita yang menbak-nebak.
Kalau menjalankan sesuai prosedur, insya Allah ada perubahan. Karena dari
setiap laporan kita berusaha kasih solusi gimana caranaya buat ibadahnya
bagus.
12. Apakah program ini sangat bermanfaat buat Anda dan anggota lainnya?
Kenapa?
Jawab: Bermanfaat banget. Saya sudah merasakan manfaatnya. Seperti
shodaqah jalan, sekarang saya selalu merasa kaya saja. Beli ini kok bisa, gak
perlu mikir merasa kekurangan atau tidaknya walau saya tetap bershodqah.
Manfaat lainnya juga saling mengajak melalui laporan ini. Walau terlihat
sepele nyatanya banyak yang tidak mengerjakannya.
13. Apakah Anda menyukai setiap kegiatan dakwah yang ada di komunitas
Sahabat Muda?
Jawab: Saya menyukai. Karena kembali fokus kegiatan sahabat muda untuk
relawannya. Apa yang dilakukan kegiatan Sahbat Muda kembali untuk kita
juga.
14. Materi apa saja yang pernah anda dapat dari mengikuti kegiatan ceramah
mingguan?
Jawab: Banyak, kadang tentang tauhid, fiqh, tasawuf, setiap ustad ada
spesialnya. Seperti materi tentang rezeki. Dijelaskan rezeki ada 4: 1. Yang
sudah ditanggung Allah, 2. Rezeki manusia di dunia, 3. Rezeki yang dijanjikan
Allah, 4. Rezeki yang asli dan yang diniati. Dijelaskan juga seperti nikmat
orang kaya ketika bertemu dengan orang miskin, hal ini karena ada yang
diminta pertolongan. Dan materi tentang orang paling miskin adalah orang
yang pelit, karena tidak menikmati rezekinya sendiri.
15. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda
rasakan?
Jawab: Banyak perubahan yang saya rasakan. Dari setiap program mandiri,
social sampai pembentukan karakter. Social menjadikan kita lebih peduli.
Mandiri bikin saya jadi gak wanita manja. Saya ke luar kota sendiri, ngurus
kampung orang sendirian, sampai menghadapi anak-anak model preman
sendirian.
16. Meurut Anda, ada kekurangan/kendala apa saja saat menjalankan program
Sahabat Muda?
Jawab: Kendala, misal tidak membuat rencana atau agenda kegiatan akan
kesusahan diskusi dengan pembina. Karena sahabat muda dilatih untuk
menjadi pemimpin, di sini kalo kita tidak punya rencana dan agenda akan
dianggap gagal menjadi pemimpin.
17. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda dalam
menjalankan program-programnya dibandingkan komunitas lainnya?
Jawab: Kelebihannya setiap kegiatan yang kita lakukan harus punya target.
Menggunakan management resolt. Pelayanan, kita gak sekedar melayani saja,
harus ada target hari ini harus berapa jompo berapa yang dilayani, target
tercapai atau tidak.
Dengan adanya management resolt ini, kita sebagai agen perubahan akan lebih
banyak membantu dan gak sembarang melaksanakan kegiatan saja.
18. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam
hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Sahabat Muda sebagai sekolah bagi saya, gak Cuma teori tapi praktek
nyata. Mungkin lebih bagus daripada kuliah-kuliah.
Suka banget dengan program pembentukan karakter pemimpinnya.
Dulu ngebayang dunia ini mendung, karena gak punya cita-cita. Sekarang jadi
punya dan lebih percaya diri dan berani.
19. Apakah Sahabat Muda mengajarkan agar setiap anggotanya juuga berperan
dalam kegiatan dakwah?
Jawab: Menurut aku sebenarnya lebih ke pelatihan pemimpim. Lambat laun,
lama-lama terlihat kalo ini juga dakwah, Cuma pengemasannya tidak terlihat
terlalu dakwah. Secara tidak sadar sudah melakukan kebaikan.
20. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?
Jawab: Persiapan saat ini pasti menunjukan perubahan positif. Oh ini loh saya
ada perubahan di Sahabat Muda. Ibadah lebih rajin, lebih bersosialisasi ke
masyarakat.Sekarang sudah mulai belajar bersosialisasi untuk menerapkan apa
yang sudah diajarkan di sahabat muda.
21. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki
karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Kalau merasa tidaknya masih terus harus belajar. Tapi yang rasakan
pastinya banyak perubahan, seperti karakter, sikap, lebih berani berpositif.
22. Apa Visi dan Misi komunitas Sahabat Muda?
Jawab:
-Visi :
Mencetak Generasi Muda yang Peduli dan Mandiri
-Misi:
1. Membangun Karakter
2. Melatih Kompetensi
3. Mencetak Pemimpin
23. Bagaimana struktur keanggotaan di komunitas Sahabat Muda seperti apa?
Jawab:
- RB : Relawan Baru
- RP : Relawan Pendamping
- RT : Relawan Target
- RK : Relawan Koordinator
- RM : Relawan Mentor
24. Program kegiatan di Sahabat Muda ada apa saja?
Jawab: Program karakter, Sosial dan Kemandiriannya (kepemimpinan).
-Karakter : 8 Karakter
- Program: Kompetensi Sahabat Muda dibagi menjadi 2:
1. Kompetensi Wajib :
a. FDR ( Fundrising)
b. PD ( Pelayanan Donatur)
c. ADM (Administrasi
d. Keu (Keuangan)
e. HP ( Helping People)
2. Kompetensi Pilihan :
a. Reseller
b. Kanvasing
c. journalist
d. LWS ( Learning Without School)
e. Ternak
-Program Magang :
1. Magang liburan semester : 2 minggu – 1 bulan
2. Magang Intensif : akselerasi 3-6 bulan
Fasilitas MG (Magang)
1. Makan & Tidur ditanggung SM
2. Transport Tugas
3. Insentif Profit program Bisnis
Mengetahui,
Zulfa Arifiyah
HASIL WAWANCARA
Nama : Sohlatul Nuriyah (085649047726)
Jabatan : Relawan Mentor Komunitas Sahabat Muda
Tanggal : 1 September 2016
1. Sudah berapa lama masuk komunitas Sahabat Muda?
Jawab: April tahun 2015.
2. Apa itu social entrepreneur di Sahabat Muda?
Jawab: Pemberdayaan ekonomi untuk kaum miskin.
3. Kenapa tertarik masuk Sahabat Muda?
Jawab: Pertama, saya punya jiwa social. Kedua inghin menjadi sosok social
entrepreneur. Sosok yang memberdayakan kaum miskin, bermanfaat bagi
orang lain.
4. Apa yang Anda harapkan dari Sahabat Muda?
Jawab: Ingin anak-anak muda tidak hanya berkehidupan hedonisme, mengerti
bahwa disekelilingnya masih banyak kaum yang diberdayakan, bukan
dikasihani.
5. Apa yang bisa Anda lakukan setelah menjadi social entrpreneur?
Jawab: Mulai dari lingkungan pribadi, lingkungan terdekat. Karena di sahbat
muda fokus ke anak-anak muda, jika sudah jadi sosok social entyrepreneur,
saya ingin anak muda lainnya sepoerti.
6. Manfaat apa saja yang bisa dihasilkan dari menjadi social entrepreneur?
Jawab: Contoh misal kita ketemu kampung kumuh. Kalo tiap hari hanya
mulung. Nah, misal ada sosok social entrepreneur masuk, kampung kumuh bisa
lebih berkreasi, bisa dari barang-barang yang dipungut menjadi kreatifitas yang
bernilai. Sehingga social entrepreneur mengangkat ekonomi suatu kehidupan
masyarakat miskin di sana.
7. Kenapa generasi muda saat ini perlu menjadi social entrpreneur?
Jawab: Ya biar tidak jadi hedonisme. Jadi, biasanya mahasiswa yang awam,
cenderung hedonisme. Bagaimana dnegan aktivis. Menurut saya, mahasiswa
aktivis perlu kjadi sosok SE. Kegiatannya tidak hanya demo-demo saja. Jadi
mereka punya manfaat untuk orang-orang, yang katanya m,ahasiswa itu agen
of change.
8. Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan dari Sahabat Muda?
Jawab: Pertama. Karakter. Untuk menjadi lebih baik. Sesuatu hal yang baik,
didasari dari iman, menjadi karakter. Seperti solat tepat waktu dan yang keren
tahajut jadi hobi. Yang dulu susah, sekarang jadi hobi.
Kedua yaitu socialnya. Kaya kita langsung turun ke masyarakat, seperti bersih-
bnersih masjid, kunjungan jo9mpo, mengajarkan membaca untuk anak-anak
miskin atau anak jalanan.
Ketiga. Entrepreneur. Seperti kita dapet program magang, ke tempat mitra.
Kambing di Jombang, busana muslimah dio Royal Plaza.
9. Perbedaan Sahabat Muda daripada komunitas lainnya apa?
Jawab: Di sini fokusnya ke relawannya. Bukan ke sasaran. Jadi, fokus yang
didik atau dibina ya relawannya.
10. Seberapa pentingnya social entrepreneur dengan pembentukan karakter yang
penuh dengan nilai-nilai Islami?
Jawab: 99 persen. Yang menentukan keberhasilan itu Yang Maha Kuasa. Jadi,
wajib sekali untuk karakter di perbaiki setiap hari. Utama tahajut. Kalau
tahajutnya sudah rajin setiap hari, maka insya Allah yang lain akan
dipermudah.
11. Peran besar SE yang berkarakter Islami bagi bangsa Indonesia khususnya
untuk anak muda?
Jawab: Jadi, anak muda ini sudah generasi yang baru. Harusnya anmak muda
faham kalau perannya sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia sendiri. Jadi
sosok SE itu penting sekali. Karena belum banyak SE apalagi yang berkarakter
Islami. Sehingga, keduanya tidak bisa dipisahkan.
Mengetahui,
Sohlatul Nuriyah
HASIL WAWANCARA
Wawancara : Nurisca Puji Lestari (083856038563)
Jabatan : Relawan mentor SahabatMuda
Tanggal : 2 September 2016
1. Apa yang Anda pahami tentang Komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Menurut saya sahabat muda merupakan komunitas dari anak muda,
terutama mahasiswa usia 18 sampai 25 yang mempunyai tujuan menjadi social
entrpreneur.
2. Apa itu social entrepreneur yang dimaksud oleh Sahabat Muda?
Jawab: Di sini kita dicetak sebagai pemimpin. Di mana kita akan menjadi
seorang yang pandai dalam berentrpreneur namun jiwa sosialnya lebih
dominan, tidak murni hanya sekedar berhubungan dengam usaha saja.
Melainkan menumbuhkan jiwa sosial juga. Di mana kita bermanfaat juga buat
masyarakat sekitar dan bisa menikmati usaha kita.
3. Target sepertiapa yang diinginkan Komunitas Sahabat Muda terhadap
anggotanya?
Jawab: Mencetak sebanyak-banyaknya relawan yang merupakan generasi
penerus kita. Di sini kita gak hanya menjadi saya saja, tapi saya harus bisa
mencetak juga penerus saya. Jadi setiap relawan diharuskan bisa mencetak
generasinya. Seperti multi level pahala, setelah saya berhasil, saya mencari
penerus saya yang bisa melanjutkan pekerjaan saya juga.
4. Apakah Anda merasa komunitas Sahabat Muda penuh dengan nilai-nilai
dakwah? Seperti apa?
Jawab: Ya, seperti program sekarang dibagi 4, tim SAMAS, PANTI, TAMAN
BACA, dan JOMPO. Semua itu merupakan dakwah menurut saya. Sahabat
Masjid, bersih-bersih masjid dan mushola pinggiran kita bantu bersihkan itu
merupakan dakwah. Kita silaturahmi ke pengurus. Membersihkan mushola kan
merupakan nilai ibadah juga, jadi menurut saya itu dakwah juga karena di
Sahabat Muda menggerakkkan anggotannya berbuat baik.
Ada sahabat panti, di sini konteksnya mengurus anak panti. Di sana kita bantu
membersihkan panti, bantu ibu pengurus masak-memasak. Di sana kita dilatih
membantu keuletan.
Ada juga taman baca. Kita membudayakan adik-adik di kampung untuk suka
membaca. Di kegiatan ini kita mengajak adik-adik untuk membiasakan budaya
membaca. Menurut saya, adik-adik di pinggiran surabaya sini senang sekali
saat kita buka taman baca.
Selanjutnya ada sahabat jompo ini bagian mengurus nenek/kakek sudah lanjut
usia. Kita silaturahmi satu persatu yang sudah lanjut usia tanpa keluarga,
kondisinya tidak tersurus. Kita di sana silaturahmi, mendengarkan cerita.
Mereka ternyata kesepian, saat kita ke sana, banyak sekali nenek/kakek yang
curhat, seperti curhat yang ditahan. Di sana kita juga memotong kuku, kita
mandikan, bersihkan rumah, cuci bajunya, kita suapin makan. Jadi relawan di
sini diajarkan anggota merasakan merawat nenek jompo. Jadi, menurut saya
ini dakwah luar biasa.
5. Apakah di Sahabat Muda dijelaskan terlebih dahulu mengenai maksud dan
tujuan dakwah dari komunitas tersebut? Dan ada persamaan persepsi apa saja
yang disampaikan oleh Sahabat Muda?
Jawab: Kalo pengalaman saya sendiri, pertama kali ikut workshop, niat
pertama lihat pengumuman workshop social entrepreneur. Jadi fokus ke
entrepreneur saja. Akhirnya saya ikut daftar workshopnya. Pas ikut
workshopnya, saya kaget. Kok ada 8 karakter, terus materi mengenai usia,
bagaimana menjalnai hidup yang benar melihat dari usia.
Waktu baru-baru saya awalnya bener-bener belum sadar, kalo saya dicetak
berdakwah. Tapi, pas saya dikirim ke makasssar, kunjungan ke kampung-
kampung kumuh di sana, fundraising, mengadakan bukber, dll. Akhirnya saya
sdadar, di sini saya ternyata menjadi agen dakwah yang membantu masyarakat
miskin. Jadi di sini kita dilatih untuk ayo bergerak. Lakukan apa yang kita bisa
lakukan untuk ummat. Dari cari donatur, bagaimana menyalurkan dana ke
ummat dan mencari sasaran.
6. Setelah masuk komunitas Sahabat Muda, apa yang Anda dapatkan?
Jawab: Campur-campur. Terutama saya seneng dan merasa beruntung masuk
kominutas ini. Saya merasa impian saya tercapai. Saya waktu masih mahasiswa
baru punya banyak impian. Saya tempel di dinding kamar. Seperti saya ingin
solat dhuha dalam minggu ini, ngaji dalam minggu ini, sampai tahajut. Pas di
workshop itu, saya merasa loh ini impian saya. Bahkan, yang belum jadi
impian saya. Seperti menabung haji, sedekah.
Sekarang, alhamdulillah, dari tahajut, sodakoh, sampai menabung haji. Dari
Sahabat Muda saya diajarkan menabung haji. Dari 1000 sampai sudah punya
rekening. Sampai saya ajak orangtua juga. Akhirnya saya motivasi orangtua,
saya buatkan rekening biar langsung nabung. Akhirnya sekarang ibu juga
bangga.
Masalah kewilayahan. Semenjak saya gabung di SM. Saya bisa ke luar pulau.
Pertama, Makassar. Itu hal pertama saya naik pesawat. Seneng, saya dilatih
mandiri, berangkat ke pulau orang tanpa kenal keluarga di sana, dan saya
wanita. Saya berani karena komunitas SM. Insya Allah energi kita didorong
utnuk tidak malas. Kita sama-sama belajar di sini. Karena kita saling mengajak
di sini.
7. Pengaruh besar apa yang komunitas Sahabat Muda berikan padaAnda?
Jawab: Pengaruh paling besar motivasi diri dan perubahan diri. Dari awal
malas tahajut, malas sodakoh, sekarang jadi rajin. Pokoknya setelah saya
masuk SM, saya banyak bisa motivasi keluarga untuk berubah seperti apa yang
saya jalankan dan dididik di Sahabat Muda.
Keluarga saya masih banyak yang muda, saya terus ngasih semangat kalo bisa
jangan pernah berhenti bermimpi. Saya ingin orang-orang di sekitar saya tidak
menganggur. Saya akan membuat orang-orang rumah merasakan manfaat hasil
didikan saya di rumah.
8. Bagaimana kegiatan sehari-hari Anda di komunitas Sahabat Muda? Ada
kegiatan rutin apa saja?
Jawab: Dimulai dari jam setengah 4, sudah bangun. Sudah ada jadwal siapa
yang bangunin tahajut. Sudah ada jadwal imam subuh. Setelahnya baca al-
ma’tsurot, dibaca bareng-bareng.
Setelah itu bersih-bersih rumah relawan. Dan itu udah dijadwal juga siapa yang
bersih-bersih bagian ini dan itu. Setelah itu kita olahraga, tergantung PJ
olahraganya, mau senam apa naik sepeda, atau jalan sehat.
Setelah olahraga aktivitas pribadi, mandi, santai sampai pukul 07.30. Pukul
07.30 kita penghuni rumah relawan ngaji tadarus, kumpul di mushola rumah
relawan. Pukul 08.00 kumpul di ruang brifing + dapur. Di ruang ini kumpul
sekalian bisa makan. Bebas ambil di kulkas. Pokonya yang ada di kulkas milik
bersama. PJ brifing sudah ada jadwal juga siapa pemimpinnya. Bahas di mana
aksinya, target berapa, timnya siapa saja, setelahnya kumpul pertim untuk
persiapan lebih rinci tentang teknis apa yang dikerjakan oleh tim itu.
Jam 09.00 mulai aksi. Keluar kantor semua. Kembali pukul 16.00. lanjut
brifing sore, evaluasi. Kumpul apa saja yang sudah dikerjakan, ada kendala
apa, target sudah tercapai belum, ada cerita apa.
Setelah brifing pembagian insentif. Dan aktivitas pribadi sampai solat magrib.
Yang pulang bisa pulang, yang tinggal di rumah relawan bisa stay dan bebas
ngapain.
Lanjut solat magrib dan sudah ada siapa imamnya yang cowo. Setelah solat
jamaah kita baca al-ma’tsurot. Setelah al-ma’tsurot, kita ruqiah mandiri.
Sambil nunggu isya, biasanya kita nelpon pembina kita, apa rencana
kedepannya, kendala apa yang kita hadapi. Kita ceritakan semua kegiatan dan
kendala, sera minta solusi.
Setelah solat isya jamaah. Kita aktivitas pribadi. Mau makan, mau bikin
laporan, atau mengerjakan tugas. Atau terkadang setelah isya kita masih lanjut
diskusi dengan pembina kita. Sampai besok pukul 03.00 untuk solat tahajut.
9. Apakah Anda sudah merasa sudah mendapatkan manfaat dari apa yang sudah
diajarkan oleh Sahabat Muda?
Jawab: Pasti. Jadi manfaatnya itu seperti yang saya katakan di atas. Dari setiap
program yang saya ajarkan. Contoh lain fundraising, itu kita mendapatkan
manfaat melatih komunikasi. Di sini kita bukan sekedar berkomunikasi modal
cerewet. Tapi melatih bagaimana berkomunikasi dengan orang yang jauh di
atas kita. Bagaiamna berbicara dengan direktur, atau atasan-atasan. Atau dilatih
bagaimana berbicara di depan orang. Bagaimana menjadi MC saat acara
workshop. Dan bagaimana berkomuikasi dengan orang-orang yang di bawah
kita, seperti adik kelas. Bagaimana mengajak mereka mau gabung di sahabat
muda, dan bagaimana mengajak mereka untuk mau mengikuti program 8
karakter.
Selain itu dari penampilan. Tadinya tidak tertata rapih. Sekarang saya berusaha
memperbaiki penampilan karena ikut fundraising yang notabene masuk kantor-
kantor. Saya mencoba menghargai diri sendiri dengan penampilan.
10. Jika di komunitas Sahabat Muda mengajarkan nilai-nilai dakwah, apakah Anda
siap menjadikan hidup sebagai sarana dakwah?
Jawab: Sangat siap saya menjadikan hidup sebagai sarana dakwah. Bahkan
mimpi saya, ingin menjadi agen dakwah. Dimulai bagaimana saya merubah
lingkungan kecil (komunitas Sahabat Muda), meluas ke surabaya, sampai
seIndonesia. Merubah anak muda untuk tidak pasif, diam bertindak aksi. Anak
muda gak boleh lagi banyak bermain. Jangan lagi jadi sebagai anak muda
bermental pekerja. Jadilah agen perubahan, keliling masyarakat, cari tahu
masalah disetiap masyarakat apa, dan cari solusinya.
Banyak sebenarnya yang sudah melakukan, tapi kalo bisa menjadi agen
perubahan kepada maysakarat yang lebih banyak, bermanfaat untuk orang
yang lebih banyak. Merubah kemiskinan, merubah mental pekerja, menjadi
anak muda Indonesia yang berjiwa social entrepreneur. Dan pastinya, tidak
lupa menjadi anak muda yang mempunyai karakter diri keIslaman.
Mengetahui,
Nurisca Puji Lestari
HASIL WAWANCARA
Nama : Isti’ Anatuz Zumaroh (0857 2612 6882)
Jabatan : Relawan Pendaping (RP) Tahap 2 Sahabat Muda
Tanggal : 3 September 2016
1. Apa makna social entrpreneur bagi Anda?
Jawab: Kita berwirausaha tapi kita berbagi dengan dhuafa, anak yatim, fakir
miskin. Seperti: Kita (Sahabat Muda) punya Yesa Malika hasilnya untuk
dhuafa.
2. Kegaiatan apa saja yang dilakukan dari program entrepreneur?
Jawab: Seminarnya saya sudah mulai aktif. Terus saya juga pernah ikut
berwirasuaha baju muslimah vamosh di PGS (sebelum Yesa Malika), fokus
target meningkatkan omset. pernah juga ternak kambing di Jombang. Di sana
saya diajarkan punya target fokus pada kambing yang sakit. Kalo kambing
sehat daya jual juga tinggi.
3. Seberapa penting program ini bagi Anda? Kenapa?
Jawab: Penting banget. Karena tujuan di sini kan belajar, jadi saya ingin
mempelajari apa yang sudah difasilitasi di sini. Seperti jualan, jaga toko, ternak
kambing. Kebetulan di rumah daerahnnya cocok untuk ternak kambing. Jadi
cocok buat saya buka usaha kambing. Jadi saya pengen juga buka lowongan
kerja pada masyarakat di rumah.
4. Ada motivasi apa bagi Anda sebagai seorang muslim mengikuti kegiatan
entrepreneur?
Jawab: Ingin bermanfaat untuk orang lain. Kalo kita punya usaha, kita bisa
menyediakan lapangan kerja, banyak membantu. Pengen punya usaha bisa bagi
hasil sama anak yatim.
5. Ada pengalaman apa saja saat mengikuti program ini?
Jawab: Saat pertama kali jualan, saya kan gak pernah jualan toko baju. Apa
lagi barang brended. Saya jadi belajar promosi dan mental. Awal-awal agak
malu karena lokasinya di pasar, dan ramai. Dapet ilmu baru tentang ternak
kambing, suntik kambing, ngobatin kambing.
6. Apa yang Anda harapkan dari program ini?
Jawab: Bisa belajar lebih banyak lagi. Gak Cuma ternak kambing dan jualan.
Karena saat ini masih mencari kompetensi, jadi sekarang pengen cari minat
saya yang sebenranya.
7. Manfaat apa yang bisa didapat dari mengikuti program ini bagi Anda dan anak
muda lainnya?
Jawab: Pasti menambah pengalaman. Di sini saya juga belajar disiapkan
menjadi manajer. Kalau mau jadi manager, saya harus bisa banyak skill.
8. Apakah Anda sudah punya pandangan kedepan mengenai menjalankan bisnis
nanti setelah mengikuti kegiatan entrepreneur ini?
Jawab: Pandangan ke depan saat ini igin ternak kambing. Karena informasi
yang saya dapat, prospek kambing lebih bagus dari usaha lele yang awalnya
saya minati.
9. Menurut Anda, kenapa seorang entrepreneur harus memiliki nilai-nilai
keIslaman pada diri (sikap, moral, cara berpikir)nya?
Jawab: Karena, kunci dari pada masalah itu solat dan sabar. Jadi, saat
menghadapi hidup untuk menjadi seorang entrepreneur, pendidikan karakter
itu yang bisa membantu menghadapi masalah. Seperti solat tahajut gak perlu
nunggu masalah.
10. Jadi, menurut Anda, ada pandangan apa mengenai komunitas Sahabat Muda
yang mempunyai kedua program tersebut?
Jawab: Sesukses apapun usaha kita, tanpa karakter keislaman apa jadinya?
Kita gak akan jadi social entrepreneur. Tujuan kita pasti hanya uang tanpa
peduli dengan orang lain. Di sini kan kita diajarkan menghasilkan uang dan
membantu orang lain juga.
11. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda
rasakan?
Jawab: Banyak pastinya. Secara internal, di sini saya merasa lebih terarah pada
kemampuan saya dan apa yang saya cari. Sebelum masuk Sahabat Muda kan
saya mengalir saja menjalani hidup. Setelah di Sahabat Muda, saya jadi lebih
percaya diri, membuka komunikasi dengan orang.
12. Meurut Anda, ada kekurang/kendala apa saja saat menjalankan program
Sahabat Muda?
Jawab: Kendala pertama kali saat ikut program fundraising, mungkin masih
menguasai ilmu fundraising yang minim, bagaimana beribicara dengan orang
yang punya jabatan atau orang yang akan saya temui. Setelah ikut kegiatan
fundraising, jadi sedikit lebih lancar menjalankan program Sahabat Panti dan
Disabilitas (SAPADISA). Kendala di Sahabat Panti mungkin kepercayaan
panti yang masih kurang dan komunitas Sahabat Muda.
13. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda
dibandingkan komunitas lainnya?
Jawab: Kalo sahabat muda langsung praktek, tidak hanya berdiskusi teori.
Kalo di sini, saya belajar banyak, bulan ini fundraising, bulan depan sahabat
panti dan disabilitas. Dan sekarang saya keliling kampung buka taman baca.
14. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam
hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Paling berpengaruh pastinya fundraising. Dulu diajarkan berpakaian
rapih, berkomunikasi yang baik saat berhadapan dengan bos-bos atau mereka
yang punya jabatan, dan di fundraising juga meningkatkan keberanian diri.
15. Apakah Sahabat Muda mengajarkan agar setiap anggotanya juga berperan
dalam kegiatan dakwah?
Jawab: Merasa. Seperti dalam kehidupan saya mengajarkan orang-orang
sekitar pelatihan karakter juga. Saya ajak juga baca al-matsurot. Kalau di dalam
komunitas Sahabat Muda, sesama anggota kita saling mengingatkan. Seperti
ada yang tidak pakai kerudung, kita tegur. Tidak solat kita tegur. Tidak tahajut
kita tegur solat tahajut.
16. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?
Jawab: Ya setuju, saat ini lebih membenahi diri sendiri. Tapi gak juga
menunggu diri sendiri lebih baik, bisa sama-sama sambil belajar. Tapi
usahakan saya sendiri udah mengamalkan apa yang kita kerjakan.
17. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki
karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Secara sikap mungkin sudah, karena insya Allah dengan program
karakter itu . tapi kalo nyata pada entrepreneurnya merasa belum. Saat ini
masih merasa belajar saja. Tapi kalau berbicara social entrepreneur sebagai
agen perubahan, insya Allah saya bisa. Karena sebagai relawan pendamping,
saya ditugaskan mendampingi anggota-anggota baru untuk bisa belajar juga di
Sahabat Muda dari awal. Seperti program karakter, saya terus mengingatkan
anak-anak. Menjalankan kegiatan di SM, saya selalu tekankan untuk punya
target berapa dan hasilnmya apa. Sehingga mereka tidak sia-sia menjalankan
aktivitas di Sahabat Muda.
Mengetahui,
Isti’ Anatuz Zumaroh
HASIL WAWANCARA
Nama : Wahyu Sajiwo (081330499005)
Jabatan : Relawan Magang (Malang) Sahabat Muda
Tanggal : 5 September 2016.
1. Sahabat Muda itu Apa?
Jawab: Suatu komunitas berkumpulnya para mahasiswa yang bertujuan
bersama (konkritnya social entrepreneur).
2. Kegiatan apa saja yang dilakukan dari program sosial ini?
Jawab: Peduli dengan anak jalanan, kita punya binaan anak-anak pemulung
sampah. Kita ngajari ibu-ibu tukang sampahnya di sanggar handmade dan
mengenal baca tulis.
3. Menurut Anda, apakah program social masih termasuk dalam kategori
berdakwah? Kenapa?
Jawab: Iya, karena dengan memberdayakan masyarakat, mereka mendapatkan
penghasilan. Orang identik ketika tidak punya uang, tingkat keimanannya akan
menurun bahkan bisa mudah keluar Islam, dengan adanya pembinaan kita bisa
mengimbangi keagamaan mereka. Di sana juga ada pengajian yang kita
ajarkan.
4. Apakah Anda menyukai kegiatan ini?
Jawab: Sangat menyukai, saya merasa sosial adalah pasion saya. Salah
satunya bermanfaat orang banyak. Dan saya flashback pada hidup saya. Bahwa
saya dari kecil banyak dibantu orang dan dari sana mencintai social.
5. Mengapa kegiatan ini bisa menjadi menarik bagi Anda? Atau kenapa kegiatan
ini harus ada dan harus dipertahankan?
Jawab: Kalo bukan kita, para Sahabat Muda, siapa lagi yang peduli pada adik-
adik penerus kita.
6. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan dua program lainnya (character
building dan entrepreneur) di Sahabat Muda?
Jawab: Ya, dari kegiatan social di sana ada pemberdayaan. Pemberdayaan ini
bertujuan untuk mengangkat kehidupan ataupun menambahkan penghasilan
bagi masyrakat yang diberdayaklan. Di sanalah terjadi jiwa entrepreneur
dikembangkan. Otomatis juga ada kaitannya. Karena untuk menjadi seorang
socail entrepreneur yg kuat, dibutuhkan karakter keIslaman yang kuat juga.
7. Apa yang bisa didapatkan dari mengikuti kegiatan social?
Lebih peka melihat kehidupan yang sebenarnya (bukan tentang kita saja
melainkan orang lain juga) tentang carut marut bangsa ini.
8. Ada pengalaman apa selama mengikuti kegiatan social?
Jawab: Paling berkesan di YKAKI (yayasan Kanker), membuka mata saya
untuk memanfaat sisa hidup dengan sebaik-baiknya. Di sisi lain, bersyukur
ketika melihat mereka sudah ditentukan kapan meninggalnya.
9. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda
rasakan?
Jawab: Character building menguatkan dan meningkatkan spiritual
keagamaan saya. Kemudian, lebih tanggap/peka melihat keadaan sekitar
bahwasannya semua bisa menghasilkan uang. Asal kita mau berpikir, berusaha
dan aksi/bergerak secara nyata.
10. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda dalam
menjalankan program-programnya dibandingkan komunitas lainnya?
Jawab: Semuanya anak muda, dan di sini semuanya adalah orang-orang yang
mau belajar. Dan dibimbing dengan segala macam tahapan yang ada secara
rinci dan matang.
11. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam
hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Saya suka kegiatan jompo. Banyak belajar untuk mengenban diri,
bagaimana merawat orangtua.
12. Apakah Sahabat Muda mengajarkan agar setiap anggotanya juuga berperan
dalam kegiatan dakwah?
Jawab: Iya.
13. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?
Jawab: Pada diri sendiri saya menguatkan ilmu (agama, maupun ilmu lainnya
khususnya di sisi entrepreneur), perbanyak membaca, ketika sudah
mendapatkan ilmunya, kita harus menerapkan dan berbagi.
14. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki
karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Belum total... Masih pengen sesuatu yang lebih lagi dari diri saya
mengenai nilai-nilai keagamaan. Saya ingin terus belajar, dan memperdalam
ilmu agama. Saya ingin menjadi gelas kosong yang terus diisi.
Mengetahui,
Wahyu Sajiwo
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Harman (085796292648)
Jabatan : Relawan Magang (Makassar) Sahabat Muda
Tanggal : 4 September 2016
1. Apa yang Anda pahami tentang social entrepreneur?
Jawab: Pengusaha yang tidak hanya menghasilkan profit. Tetapi juga pada
pemberdayaan, di mana usahanya bermanfaat untuk orang banyak.
2. Kegaiatan apa saja yang dilakukan dari program entrepreneur?
Jawab: Untuk pelatihan kompetensi, EO, pelatihan ternak: ternak kambing dan
lele, pemberdayaan (pengelolaan TK dan ponpes),
3. Seberapa penting program ini bagi Anda? Kenapa?
Jawab: Sangat penting, apalagi saya senang dengan entrepreneur. Kegiatan ini
juga bersifat social, sehingga saya rasa program ini bermanfaat untuk
membantu masyarakat.
4. Ada motivasi apa bagi Anda sebagai seorang muslim mengikuti kegiatan
entrepreneur?
Jawab: Saya melihat, kegiatan ini kan social juga, sebagai seorang relawan
kita memberikan manfaat kepada masyarakat. Dengan program kegiatan ini
membantu masyarakat dan saya bisa menjadi seorang muslim yang
bermanfaat dengan jiwa social entrepreneur.
5. Kegiatan apa yang Anda ikuti dari program entrepreneur?
Jawab: Ternak kambing, jurnalistik dan pelatihan leadership. Pelatihan ini
sangat luar biasa bagi saya. Bisa belajar banyak pengetahuan. Apalagi saat
pelatihan kambing, menambah wawasan terhadap mengelola kambing.
6. Ada pengalaman apa saja saat mengikuti program ini?
Jawab: Pertama, saya bisa tahu mengenai jenis-jenis kambing, apa saja
makanan dari kambing, tahapan-tahapan pemberian makanan kambing,
sampai mengobati kambing. Kemaren itu kan fokus pelatihannya
penggemukan kambing, jadi saya dapet pelajaran itu.
Terus saya lihat di sana kambing itu lebih murah, free biaya antar dan saya juga
belajar menguliti kambing.
7. Apa yang Anda harapkan dari program ini?
Jawab: Harapan saya bukan hanya dilanksanakan saat ini, tapi saat setelahnya
saya juga bias mengaplikasikannya. Sehingga saya bisa menjadi orang
bermanfaat untuk masyarakat di rumah saya. Sebagaimana yang diinginkan
Sahabat Muda. Menjadi agen perubahan sebagai seorang muslim.
8. Manfaat apa yang bisa didapat dari mengikuti program ini bagi Anda dan anak
muda lainnya?
Jawab: Manfaat ini menambah pengalaman, wawasan, relasi. Kita bisa
memberikan kepada masyarakat, pengelamanan mengenai kompetensi yang
dipelajari di Sahabat Muda.
9. Apakah Anda sudah punya pandangan kedepan mengenai menjalankan bisnis
nanti setelah mengikuti kegiatan entrepreneur ini?
Jawab: Sudah ada, pertama karena saya masuk tim sapadisa, saya pengen
punya panti dan mengadakan kegiatan-kegiatan sejenis yang sudah saya
pelajari dan saya juga mau belajar usaha kambing.
10. Menurut Anda, kenapa seorang entrepreneur harus memiliki nilai-nilai
keIslaman pada diri (sikap, moral, cara berpikir)nya?
Jawab: Karena menurut saya, entrepreneur yang berhubungan dengan bisnis
tidak semena-mena. Apa yang dihasilkan kedepannya tidak merugikan orang
lain, saat sudah mulai berbisnis dia tahu aturan agama dan kuat imannya
terhadap godaan harta duniawi.
11. Jadi, menurut Anda, ada pandangan apa mengenai komunitas Sahabat Muda
yang mempunyai kedua program tersebut?
Jawab: Sangat bagus, karena komunitasnya di sini kan anak muda. Melihat
kondisi bangsa ini, anak-anak mudanya lebih mengenal dirinya pada hal-hal
yang positif. Sebenarnya tujuan dari Social Entrepreneur kegiatan-kegiatan
bisa diduplikasi masyarakat dan rutinitas kegiatan yang dilakukan terus-
menerus. Sehingga, apa yang diajarkan Sahabat Muda kepada anggotanya bisa
tersalurkan manfaatnya pada masyarakat.
12. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda
rasakan?
Jawab: Karakter, artinya lebih mengerahakan disiplin, pemanfaatan waktu
apalagi ibadah saya. Tahajut jadi full terus, kebiasaan bangun pagi. Dari segi
komunikasi juga saya jadi lancar dan jadi berani berkomunikasi dengan orang
baru apalagi yang sudah punya jabatan.
13. Meurut Anda, ada kekurang/kendala apa saja saat menjalankan program
Sahabat Muda?
Jawab: Kendala mungkin transportasi. Aksi ke panti asuhan masih banyak
panti yang kurang percaya secara spontan.
14. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda dalam
menjalankan program-programnya dibandingkan komunitas lainnya?
Jawab: SM punya didikan karakter, disiplin, sabar dan nilai lebih nilai ibadah
termasuk melayani masyarakat. Karena perkumpulannya anak muda, ini bagus
untuk pengenalan jati diri membangun planning masa depan, dan membantu
anak muda lebih peka terhadap kepekaan bermasyarakat. Selanjutnya kita lebih
dituntut langsung aksi, tidak banyak berteori.
15. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam
hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Program leadership, karena saya diajarkan bagiamana cara saya
mempimpin sebuah tim. Dari membuat rencana, strategi apa yang dijalankan,
sehingga program berjalan dan sesuai target.
16. Apakah Anda merasa bahwa Sahabat Muda mengajarkan agar setiap
anggotanya juga berperan dalam kegiatan dakwah?
Jawab: Merasa, karena yang diarahkan pertama kali kan karakter di mana kita
diperhatikan solat wajib, tahajut, sunnah, menabung haji, membaca al-quur’an.
Di sana diajak kita semua pada jalan kebaikan. Setelah itu dakwah langsung
diterapkan baik pada diri sendiri maupun masyarakat melalui program.
17. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?
Jawab: Setuju. Saya lebih ke mental. Kita kan berhubungan dengan social,
saya mempersiapkan mental sebelum mengajak kebaikan. Mengumpulkan rasa
percaya diri melalui pribadi diri.
18. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki
karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Belum, karena perubahannya di sini masih bertahap, dan saya merasa
belum. Iya, dari awal saya dibina dan dituntut nilai-nilai Islami.
Mengetahui,
Harman
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Nur Faizza Kumalasari (082134363800)
Jabatan : Relawan Baru komunitas Sahabat Muda Surabaya
Tanggal : 6 September 2016
1. Kapan pertama kali gabung di komunitas Sahabat Muda?
Jawab: Pertama kali gabung di Sahabat Muda Agustus 2016.
2. Apa sih yang kamu tahu tentang Sahabat Muda?
Jawab: Sahabat Muda sebuah komunitas bagi anak muda yang menanamkan
jiwa kepeduliaan dan kemandirian yang disertai dengan karakter. Tidak hanya
itu, Sahabat Muda juga melatih dan membina kita untuk memunculkan
kompetensi sejak dini.
3. Kamu ngerasa gak sih kalau komunitas Sahabat Muda menyebarkan nilai-nilai
dakwah kepada relawannya?
Jawab: Di dalam Sahabat Muda, kita dilatih untuk lebihi peduli. Misalnya
dalam aksi Sahabat Anak dan Sahabat Jompo atau aksi lainnya kita banyak
menemukan pelajaran yang tidak selalu kita dapatkan dalam kegiatan lain. Di
sini juga kita banyak belajar dari orang-orang di bawah kita agar kita tidak
menjadi orang yang sombong. Dari situ juga tanpa disadari jiwa kita akan
tergerak untuk lebih peduli lagi jika kita sudah tidak berada dalam lingkungan
Sahabat Muda. di SM juga tidak hanya mengajarkan kepedulian terhadap
relawan saja, tetapi kepada teman-teman relawan lainnya. Dari sebuah
kepedulian kita bisa berdakwah dengan semua hikmah dan pelajaran yang telah
kita dapat ketika melakukan berbagai aksi di SM.
4. Apa pendapat Faiz tentang program 8 karakter?
Jawab: Di SM menanamkan nilai-nilai 8 karakter. Apa sih karakter itu?
Karakter adalah sesuatu yang baik yang diyakini dan selalu dilakukan terus
menerus. 8 karakter di sini lebih condong kepada ibadah (ibadah wajib dan
sunnah). Di sini kita dilatih untuk mengontrol karakter kita dengan
menggunakan lembaran latihan karakter bersama. Tidak hanya dikontrol
dengan lembaran saja, tapi ada kakak-kakak yang selalu siap mengontrol
karakter para relawan dengan cara menyetor apa saja yang tidak mereka
kerjakan dalam setiap harinya. Awalnya memang sulit untuk bisa penuh 8
karakter. Tapi setelah beberapa bulan berjalan, semua akan bisa menjadi
terbiasa dengan sendirinya.
5. Pernah ikut kegiatan ruqiyah? Menurut kamu kegiatan tersebut bagaimana?
Jawab: Sahabat Muda juga mengadakan pelatihan ruqyah. Ketika saya
mengikuti pelatihan ruqyah sekaligus pelaksanaanyya. Ternyata banyak doa-
doa atau zikir-zikir yang malah membuat datangnya para jin. Atau ketika kita
makan minum sambil berdiri dan menggunakan tangan kiri, itu juga bisa
mengundang jin masuk dalam tubuh kita. Ternyata ruqyah juga bisa dilakukan
secara perorangan. Tidak harus dengan orang khusus yang melakukan ruqyah
mandiri. Dalam pelatihan ini kita juga diajari bagaimana melakukan ruqyah
mandiri.
6. Manfaat apa yang bisa diambil dari kegiatan ruqiyah tersebut?
Jawab: Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari pelatihan ruqyah ini. Salah
satunya agar kita lebih bisa hati-hati dengan segala gerak gerik kita sekaligus
dengan zikir yang tidak terdapat dalam hadits shohih. Dengan kita mengetahui
hal tersebut dan mempraktekkannya, secara tidak langsung kita telah menjaga
diri kita dari masuknya jin-jin yang menggoda kita.
Mengetahui,
Nur Faizza Kumalasari
Bagan 1: Kegiatan Sahabat Jompo Bagan 2: Kegiatan Sahabat Jompo
Bagan 4: Kegiatan Sahabat Panti Bagan 3: Kegiatan Sahabat Masjid
Bagan 6: Kegiatan Taman Baca Keliling Bagan 5: Kegiatan Taman Baca Keliling
Dokumentasi Foto
1. Foto Kegiatan komunitas Sahabat Muda
Bagan 8: Pembacaan Al-Matsurot Ba'da Magrib Bagan 7: Pengajian Ceramah Mingguan
Bagan 10: Kegiatan Ruqiyyah Syar'iyyah Bagan 9: Kegiatan Ruqiyyah Syar'iyyah
Bagan 11: Wawancara Bersama Deddy Wahyudi Bagan 12: Wawancara Bersama Deddy Wahyudi
2. Foto Kegiatan Keagmaan Komunitas Sahabat Muda
3. Foto Wawancara Bersama Relawan dan Pak Deddy Wahyudi
Bagan 13: Wawancara Bersama Deddy Wahyudi Bagan 14: Wawancara Bersama Wahyu
Bagan 16: Wawancara Bersama Harman Bagan 15: Wawancara Bersama Risca
Bagan 18: Wawancara Bersama Isti Bagan 17: Bersama Relawan Sahabat Muda