STRATEGI BERSAING SMA AL-HASRA DEPOKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...STRATEGI...
Transcript of STRATEGI BERSAING SMA AL-HASRA DEPOKrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...STRATEGI...
STRATEGI BERSAING SMA AL-HASRA DEPOK
(PENERAPAN STRATEGI GENERIK MICHAEL R. PORTER)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Muhamad Abi Farhan
1110018200062
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M./1436 H.
LEMBAR PENGESAHAN PtrMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul'Strrtegi Bersaing SMA Al-Hrsre llepok (Penerapen
Stretegi Generik Micheel R Porter)' disusun oleh Muhamad Abi Farhan
dengan nomor induk mahasiswa 1110018200062 Program Studi Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegunran Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta- Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakart4- 19 Desember 2014
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
44,Akbar Zainudin, MMI\[IP.
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pdl{IP. 19671020 200rp I 001
Pembimbing II
SURAT PERTIYATAAI\ KARYA ILMHII
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
: MuhamadAbiFarhan
:1110018200062
: Manajemen Pendidikan
: Jl. Berlian II No.l l RT.04/05 Kp. Curug Gunungsindur Bogor
MEI\IYATAKA}I DENGAIT SESI]NGGI]HI\TYA
Dr. Akbar Zainudb MM
Dra. Nurdelima Waruwu" M.Pd
19671020 200112 r 001
Bahwa skripsi yang berjudul Stategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan
Sfrat€gi Generik Michael R. Porter) adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen:
Nama Pembimbing I
NIP
NamaPembimbing IINIP
Demikian surat pernyataa ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakart4 19 Desember 2Ol4
Abi Farhan
1110018200062
ii
ABSTRAK
Muhamad Abi Farhan, NIM: 1110018200062, Judul Skripsi “Strategi
Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik Michael R.
Porter)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi bersaing
yang diterapkan SMA Al-Hasra Depok dengan fokus pada strategi generik yang
dikembangkan oleh Michael R. Porter. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-
Hasra Bojongsari Depok. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis
dengan melakukan studi kasus sebenarnya dari fenomena seputar strategi bersaing
yang diterapkan di SMA Al-Hasra. Teknik pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara yang difokuskan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
bidang pemasaran dan wali murid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMA Al-Hasra telah menerapkan
strategi bersaing yang unggul dalam sektor-sektor penting di dalam program
sekolah, fasilitas sekolah, sumber daya manusia, promosi sekolah dan budaya
sekolah. Namun masih terdapat beberapa kelemahan terutama dalam sektor
sumber daya manusia yang terbatas dalam promosi sekolah. Selain itu dalam
penerapan strategi generik Michael R. Porter, sekolah lebih fokus kepada strategi
diferensiasi dan kurang memaksimalkan strategi fokus dan strategi biaya
menyeluruh.
Dari kesimpulan tersebut kiranya SMA Al-Hasra perlu memaksimalkan
strategi bersaing (strategi generik Michael R. Porter) dengan menerapkan strategi
fokus dan biaya menyeluruh agar lebih efektif dalam menghadapi persaingan
Selain itu pihak sekolah pun perlu meningkatkan tenaga ahli dalam pengelolaan
promosi sekolah baik dengan penambahan jumlah staf ataupun dapat
memaksimalkan sumber daya yang telah ada.
iii
ABSTRACT
Abi Muhammad Farhan, NIM: 1110018200062, Title Thesis "Competitive
Strategy SMA Al-Hasra Depok (Application of Generic Strategies Michael R.
Porter)"
This study aims to determine the effectiveness of competing strategies
implemented SMA Al-Hasra Depok with a focus on generic strategies developed
by Michael R. Porter. This research was conducted at SMA Al-Hasra Bojongsari
Depok. The method used is descriptive analysis with actual case studies from
around the phenomenon of competitive strategy applied at SMA Al-Hasra. Data
collection techniques using interview techniques, focused on principals, vice-
principals, the field of marketing and parents.
The results showed that Al-Hasra High School has implemented a winning
competitive strategy in the key sectors in the school program, school facilities,
human resources, promotion of school and school culture. However there are still
some weaknesses, especially in the sectors of human resources are limited in
school promotion. In addition, the application of Michael R. Porter generic
strategies, schools focus more on strategy and less differentiation focus strategy
and strategies to maximize overall cost.
From these conclusions would SMA Al-Hasra need to maximize
competitive strategy (Michael R. Porter generic strategies) to implement a
comprehensive strategy to focus and be more cost effective in the face of
competition Besides the schools also need to increase expertise in the
management of the promotion of good schools with the addition of staff or can
maximize existing resources.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, yang
telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik
akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam.
Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan,
motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta (Zaenudin dan Sumiati, S.Pd), yang dengan
bersusah payah telah mengasuh dan mendidik penulis dan berjuang
sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah. Semoga Allah SWT selalu
memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan mereka terhadap penulis.
2. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. H. Salman Tumanggor, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis kuliah di Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Akbar Zainudin, MM dan Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd., Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan
nasehat yang penulis butuhkan selama membuat skripsi ini dan bantuan
yang teramat banyak diberikan selama penulis.
6. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
membimbing dan mendidik penulis.
7. Drs. Wilmar Kepala SMA Al-Hasra Depok beserta guru-guru dan staf TU,
yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian dan membantu
iv
dalam pencarian data-data dan memberikan arahan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
8. Sahabat-sahabat Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010
(khususnya Yandri, Ridwan, Rezky, Barri, Agung, Badrus, Bowo, Alwan,
Ramon, Faiz, Cipto), atas semangat dan keceriaan yang tak terlupakan dan
indahnya arti sebuah kebersamaan.
9. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan dukungannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
Semoga segala kebaikan tersebut mendapatkan balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan kepada
kita semua sepanjang kehidupan kita. Amin.
Jakarta, 19 Desember 2014
Penulis
Muhamad Abi Farhan
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................... 10
A. Kajian Teori............................................................................. 10
1. Pengertian Strategi dan Strategi Bersaing....................... 10
a. Definisi Strategi ....................................................... 10
b. Definisi Strategi Bersaing........................................ 12
2. Strategi Bersaing Michael R. Porter................................ 14
a. Porter’s Five Forces Model..................................... 15
b. Strategi Generik Michael R. Porter.......................... 20
1) Overall Cost Leadership...................................... 20
2) Differensiation..................................................... 22
3) Focus.................................................................... 27
3. Strategi Bersaing Sekolah................................................ 28
4. Mendongkrak Keunggulan Bersaing............................... 35
B. Kerangka Berpikir................................................................ 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................. 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 38
vi
B. Fokus Penelitian .................................................................. 38
C. Metode Penelitian ............................................................... 39
D. Sumber Data ........................................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 39
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 41
G. Kisi-kisi Instrumen .............................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 47
A. Gambaran Umum SMA Al-Hasra Depok ................................ 47
1. Sejarah Singkat SMA Al-Hasra Depok ................................... 47
2. Visi dan Misi SMA Al-Hasra Depok................................. 48
B. Pembahasan Hasil Penelitian...................................................... 48
1. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data............................ 48
1) Strategi Bersaing SMA Al-Hasra................................... 49
a. Program Sekolah....................................................... 49
b. Fasilitas Sekolah (Sarana Prasarana)........................ 58
d. Promosi Sekolah....................................................... 63
e. School Culture (Budaya Sekolah)............................. 66
2) Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter............. 69
2. Hasil Studi Dokumentasi................................................... 71
C. Keterbatasan Penelitian........................................................... 72
BAB V PENUTUP ............................................................................... 73
A. Kesimpulan .............................................................................. 73
B. Saran-saran ............................................................................ 74
KEPUSTAKAAN .................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 77
vii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Halaman
Tabel
Tabel 2.1 Pola Pikir Kompetisi.................................................................. 14
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi..................................................... 34
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara................................................................ 40
Tabel 3.3 Daftar Checklist Dokumen........................................................ 42
Tabel 4.1 Daftar Checklist Dokumen........................................................ 68
Gambar
Gambar 2.1 Porter’s Five Forces Model.................................................... 13
Gambar 2.2 Strategi Generik Michael R. Porter........................................ 17
Gambar 3.1 Penyajian Data........................................................................ 38
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Profil Sekolah........................................................................... 77
Lampiran II Pedoman Wawancara Kepala Sekolah................................... 81
Lampiran III Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah....................... 82
Lampiran IV Pedoman Wawancara Wali Murid........................................ 83
Lampiran V Pedoman Wawancara Siswa.................................................. 84
Lampiran VI Hasil Wawancara Kepala sekolah........................................ 85
Lampiran VII Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah........................... 88
Lampiran VIII Hasil Wawancara Wali Murid........................................... 91
Lampiran IX Hasil Wawancara Murid...................................................... 92
Lampiran X Hasil Wawancara Murid....................................................... 93
Lampiran XI Foto Dokumentasi............................................................... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama ini orang melihat, membicarakan dan mengelola dunia
pendidikan dari sudut pandang sosial. Sekolah sebagai lembaga sosial,
dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah, demi kepentingan mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang-undang
Dasar 1945.
Namun manakala keuangan pemerintah tidak mampu membiayai
pendidikan secara memadai maka akan muncul masalah. Apalagi dalam masa
globalisasi saat ini persaingan antar lembaga pendidikan, baik pemerintah
maupun swasta hingga lembaga pendidikan luar negeri, semuanya ikut
meramaikan kompetisi dalam dunia pendidikan. Semua ini menuntut agar
lembaga pendidikan dikelola secara profesional.
Berbicara pengelolaan sekolah yang profesional, manajemen
pendidikan memiliki peran penting dalam keberhasilan mencapai kesuksesan
dalam mengelola suatu instansi pendidikan. Manajemen sekolah merupakan
suatu kegiatan yang memiliki nilai filosofi tinggi. Ia harus dapat mencapai
tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Pada hakikatnya upaya tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam mencapai tujuan-tujuan
pendidikan.1
Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani
konsumen, berupa murid, siswa, wali murid dan juga masyarakat umum yang
dikenal sebagai stakeholder. Lembaga pendidikan pada hakekatnya
memberikan layanan. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari
layanan tersebut, karena mereka sudah membayar cukup mahal kepada
lembaga pendidikan.2
1 Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 31
2 Buchari Alma, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2008), h. 30
2
Layanan ini dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan
dalam bentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang
bermutu. Mereka akan memperhatikan keadaan bangunan ruang belajar,
kebersihan kelas dan WC, sarana dan prasarana sekolah yang tersedia, dan
yang lainnya. Semuanya akan diperhatikan sebagai timbal balik dari
pembiayaan yang telah dikeluarkan untuk pendidikan anaknya. Untuk itulah
strategi pemasaran perlu dilakukan pada setiap sekolah.
Setiap sekolah memiliki strategi pemasarannya masing-masing, dalam
hal ini adalah sebagai ajang persaingan dengan lembaga pendidikan lainnya
baik swasta maupun negeri yang semakin banyak dan memiliki berbagai
macam keunggulan yang ditonjolkan. Pemasaran yang variatif, berkualitas
dan mengikuti perkembangan zaman sangat dibutuhkan untuk saat ini.
Karena persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak terelakkan lagi.
Banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya karena
ketidakmampuan dalam bersaing dengan sekolah baru yang lebih unggul.
Untuk itu kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan
menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan
lembaganya.3
Dalam kaitannya dengan uraian di atas, salah satu langkah strategis
yang dapat dilakukan setiap sekolah dalam pemasaran pendidikan adalah
dengan menyusun strategi bersaing. Strategi bersaing merupakan suatu alat
yang dapat membantu sekolah atau lembaga pendidikan untuk menganalisa
secara keseluruhan, dan menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa
besar kekuatan persaingan mempengaruhi sekolah tersebut. Dengan adanya
penerapan strategi bersaing di sekolah bukan tidak mungkin sekolah berada di
urutan pertama dalam persaingan pemasaran sekolah yang saat ini sangat
ketat.
Munculnya persaingan dalam pemasaran sekolah merupakan hal yang
tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka sekolah dihadapkan
3 Yoyon Bahtiar Irianto & Eka Prihatin, Manajemen Pendidikan: Tim Dosen Administrasi
Pendidikan UPI, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 334
3
pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam sekolah yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
kelangsungan hidup sekolah itu sendiri. Untuk itu setiap sekolah dituntut
untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi dalam masyarakat atau
pasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai perubahan
yang ada di lingkungan sekitar sehingga mampu bersaing dengan sekolah
lainnya dan berupaya untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan dan
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.
Strategi bersaing dapat menonjolkan keunggulan sekolah menjadi
sebuah “senjata” dalam mengungguli setiap persaingan. Sekolah menjadi
lebih fokus dalam mengembangkan setiap produk serta layanannya. Sehingga
brand image sekolah lebih berkualitas, inovatif dan pelayanan yang ada
memang sangat disukai oleh pasar atau siswa.
Dalam strategi bersaing di lembaga pendidikan ini peneliti tertarik
untuk meneliti strategi yang digunakan SMA dalam bersaing dengan para
pesaing lainnya. Seperti yang diketahui Sekolah Menengah Atas (SMA)
banyak bermunculan saat ini. SMA menjadi salah satu pilihan masyarakat
karena output yang dihasilkan cukup menjanjikan untuk kedepannya.
Ditambah dengan banyaknya SMA yang bermunculan baik latar belakangnya
adalah sekolah negeri maupun swasta. Semuanya menjual produk kepada
para orang tua siswa dengan menawarkan mutu serta fasilitas yang
berkualitas.
Setiap SMA sekarang ini lebih sensitif terhadap kebutuhan yang
diinginkan masyarakat. Sehingga dapat kita lihat banyak SMA yang memiliki
keunggulan bersaing yang inovatif dan dari keunggulan tersebut dijadikan
sebagai keunggulan di dalam dunia persaingan dalam pemasaran jasa
pendidikan.
Mulai menjamurnya SMA yang hadir dalam persaingan dunia
pendidikan, harus direspon tanggap pihak sekolah sebagai ancang-ancang
dalam persaingan kedepannya. Sekolah SMA harus respon terhadap
kebutuhan masyarakat sekitar, harus peka melihat kebutuhan kerja yang saat
4
ini sedang dibutuhkan. Strategi bersaing harus dirancang dan disusun sebagai
masterplan menghadapi persaingan kedepannya yang semakin ketat. Karena
makin baik pelayanan dan kualitas lulusannya maka akan berdampak baik
bagi sekolah untuk kedepannya.
Selain itu SMA sendiri sekarang memiliki pesaing baru yaitu sekolah
SMK yang lebih menggiurkan dengan tawaran siap kerja bagi setiap
lulusannya. Melihat hal ini SMA perlu melakukan strategi baru yang perlu
dirancang untuk menyambut persaingan yang sudah di depan mata.
Persaingan akan membuat sekolah dapat lebih maju atau sebaliknya. Sekolah
harus bisa melihat sasaran pasar (masyarakat) dan lokasi geografis dengan
melihat keadaan ekonomi masyarakat sekitar. Bukan hanya persaingan
dengan SMK yang saat ini muncul sebagai pesaing baru. Adanya sekolah
negeri dan swasta juga harus diperhitungkan. Sekolah Negeri masih jadi
pilihan masyarakat hingga saat ini. SMAN menjadi pilihan masyarakat karena
biaya pendidikan yang lebih murah dan gratis untuk masyarakat.
Menurut website resmi Pemerintah Kota Depok, saat ini jumlah SMA
dan SMK baik negeri maupun swasta yang ada di wilayah Kota Depok
berjumlah 154 sekolah, 54 SMA (9 Negeri) dan 104 SMK (3 Negeri). Ini
membuktikan bahwa SMK saat ini lebih diunggulkan dan banyak
bermunculan ketimbang SMA. Salah satu faktor banyak bermunculan SMK
adalah kebutuhan akan masyarakat yang menginginkan anaknya dapat dengan
mudah mencari pekerjaan setelah lulus nanti.
Melihat itu, SMA Negeri ataupun Swasta harus terus berbenah agar
tidak kalah bersaing dengan SMK. Dan yang harus dilakukan sekolah
diantaranya dengan membuat solusi dan rencana strategis untuk menghadapi
persaingan. Dengan menyesuaikan biaya pendidikan dengan keadaan
ekonomi masyarakat, terus meningkatkan kualitas mutu guru dan
pembelajaran sekolah, memberikan fasilitas sarana prasarana yang memadai
dan memenuhi seluruh kebutuhan siswa, dan yang terpenting adalah memiliki
strategi bersaing yang unggul dalam pemasaran dan memiliki keunggulan
lulusan yang berkompeten.
5
Peneliti melakukan penelitian di SMA Swasta yang ada di wilayah
Depok yaitu SMA Al-Hasra. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di
sekolah ini karena beberapa hal. Pertama, sekolah ini mengalami kemajuan
yang cukup pesat 5 tahun belakangan ini. Terbukti dengan perubahan yang
cukup signifikan pada kondisi fisik sekolah yang terus mengalami pembaruan
dan penambahan sarana prasarana yang ada. Selain itu jumlah siswa tiap
tahunnya terus bertambah seiring dengan kepercayaan masyarakat serta
kegiatan promosi yang dilakukan sekolah. Kedua, peneliti tertarik dengan visi
dan misi sekolah yang ingin mewujudkan lulusan yang islami (memiliki
akidah islam, menjalankan ibadah dan berakhlak karimah) dan menciptakan
lulusan mampu bersaing di perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Jika dilihat,
visi dan misi SMA Al-Hasra memiliki keunggulan yang berbeda dari sekolah
lain dan ini tentunya dapat menjadikan sekolah memiliki strategi bersaing
yang cukup unggul untuk dapat menarik minat siswa dan menciptakan
sekolah favorit.
Saat ini SMA Al-Hasra sedang berkembang pesat dan memiliki
keunggulan-keunggulan yang ditawarkan kepada para siswanya. SMA Al-
Hasra sendiri menjadi sekolah favorit di sekitar wilayah Bojongsari Depok
karena masyakarat menilai sekolah ini memiliki keunggulan dibandingkan
sekolah lainnya. Mulai dari kurikulum pembelajarannya yang islami, kegiatan
ekstrakulikulernya yang variatif, dan fasilitas penunjang pembelajaran yaitu
sarana prasarana yang memadai dan berkualitas. Maka tidak heran jika murid
yang berminat masuk disini sangat banyak. Begitupun dengan minat orang
tua murid yang antusias memasukkan anak mereka ke sekolah ini.
Terdapat banyak keunggulan bersaing yang ada di sekolah ini, di
antaranya memiliki produk unggulan yang ditawarkan kepada siswanya yaitu
kelas Plus yang dibagi ke dalam program studi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Setiap kelas sudah dilengkapi sarana
prasarana penunjang pembelajaran yang lengkap seperti tersedianya
proyektor disetiap kelas, AC, ruang kelas yang nyaman, dilengkapi CCTV
dan lain sebagainya.
6
Keunggulan lainnya adalah SMA Al-Hasra sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai keislaman dengan mengimplementasikannya melalui pembelajaran
islami yang menitik beratkan pada aspek sikap dan mental siswa. Seperti
rutinitas sholat zuhur dan ashar berjamaah, melaksanakan sholat dhuha,
tadarus Al-Qur’an, kegiatan pengajian guru dan siswa, pelaksanaan PHBI dan
lain-lain.
Tenaga pengajar yang ada juga berkompeten dalam bidangnya
masing-masing. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara
maksimal dan dapat mencapai KKM yang sudah ditetapkan sekolah. Seragam
yang dikenakan oleh guru dan siswa sangat variatif dan setiap harinya
menggunakan seragam yang berbeda. Untuk sarana prasarana yang ada cukup
lengkap juga dapat menunjang seluruh kegiatan belajar dan ekstrakulikuler
siswanya.
Dari beberapa keunggulan yang ada di SMA Al-Hasra pastinya
terdapat pula beberapa masalah yang ada di dalamnya baik itu internal
maupun eksternal. Peneliti melihat beberapa permasalahan yang perlu
dievaluasi ke depannya. Saat ini SMA Al-Hasra sedang berkembang pesat
dan menjadi salah satu sekolah favorit pilihan masyarakat di wilayah depok.
Akan tetapi perlu adanya suatu strategi diferensiasi yang dapat membuat
brand image sekolah di hati masyarakat selalu baik dan memiliki kualitas
serta mutu pendidikan yang baik pula. Hal ini perlu dilakukan agar dapat
menyentuh hati atau menarik minat konsumen agar mereka tertarik untuk
menyekolahkan anak mereka ke sekolah ini.
Selanjutnya, adanya kelas Plus seharusnya bisa menjadi produk
unggulan yang dapat menarik calon siswa baru yang akan masuk ke SMA Al-
Hasra. Jika produk unggulan ini dipromosikan dengan maksimal, hasilnya
pun akan sangat memuaskan, siswa yang ingin masuk akan sangat terpuaskan
dengan segala fasilitas penunjang yang lengkap dan nyaman. Serta yang perlu
diperhatikan adalah tenaga pengajar harus yang berkompeten dalam
bidangnya masing-masing. Ada staf pengajar khusus yang disediakan untuk
7
kelas Plus bisa menjadi nilai tambah yang positif untuk meningkatkan strategi
bersaing sekolah.
Selanjutnya adalah masih terbatasnya tenaga ahli yang dimiliki
sekolah dalam melaksanakan promosi sekolah. Tenaga ahli diperlukan untuk
dapat memaksimalkan kegiatan promosi sekolah demi memaksimalkan daya
saing sekolah. Tenaga ahli bisa berasal dari seluruh karyawan sekolah, untuk
itu seluruh SDM yang ada di sekolah harus mampu serta terbiasa dalam
menjalankan kegiatan promosi sekolah.
Permasalahan lainnya adalah masih terdapat beberapa guru yang
belum terbiasa dengan pembelajaran multimedia. SMA Al-Hasra membuat
program pembelajaran multimedia ini agar dapat menyesuaikan kemajuan
teknologi yang ada saat ini dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Hasilnya pembelajaran akan lebih variatif dan sangat membantu guru serta
sekolah menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif dan lebih maju.
Tentunya dengan adanya program ini dapat meningkatkan daya tarik sekolah
serta menciptakan citra yang unggul bagi sekolah.
Melihat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di sekolah bersangkutan dengan judul penelitian
“Strategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik
Michael R. Porter)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang
menjadi pokok permasalahan utama dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Kurang maksimalnya sekolah dalam membuat brand image atau
pembeda dari sekolah pesaing yang lain
2. Kurang maksimalnya promosi kelas plus sebagai kelas unggulan
yang ada di SMA Al-hasra
3. Masih terbatasnya tenaga ahli dalam melaksanakan kegiatan
promosi sekolah
8
4. Masih terdapat guru yang belum terbiasa dalam menjalankan
pembelajaran multimedia
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah terdapat beberapa faktor yang
berkontibusi dalam strategi bersaing sekolah, namun mengingat
keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan akademik, waktu, biaya dan
tenaga maka penelitian ini hanya difokuskan pada perencanaan, penerapaan
dan evaluasi terhadap strategi bersaing yang dijalankan SMA Al-Hasra.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan
diatas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan yaitu: Efektifkah Strategi
Bersaing yang digunakan SMA Al-Hasra Depok dalam menghadapi
persaingan?
E. Tujuan Penulisan
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mempunyai tujuan yang
hendak dicapai yaitu untuk :
1. Mengetahui strategi bersaing yang diterapkan SMA Al-Hasra
2. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam
menghadapi persaingan
3. Mengetahui keunggulan yang membedakan SMA Al-Hasra
dengan SMA lainnya
4. Mengetahui pengaruh strategi generik (Overall Cost Leadership,
Differensiation & Focus) terhadap keunggulan bersaing SMA
Al-Hasra
5. Mengetahui cara yang diterapkan sekolah dalam memaksimalkan
keunggulan SMA Al-Hasra
F. Kegunaan Penulisan
9
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan nilai manfaat, baik
secara teoritis maupun secara praktis
1. Bagi penulis sebagai bahan untuk menambah wawasan
pengalaman mengenai kegiatan strategi bersaing yang diterapkan
di sekolah
2. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai sumbangan data ilmiah dalam
penelitian selanjutnya.
3. Bagi SMA Al-Hasra sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
sekolah sebagai strategi bersaing agar dapat terus bersaing dan
menjadi pilihan masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang
berkualitas.
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Strategi dan Strategi Bersaing
a. Definisi Strategi
Pada umumnya suatu pendidikan memiliki tujuan dan untuk
mencapainya memerlukan strategi. Menurut Buchari Alma strategi
merupakan suatu kesatuan rencana yang luas dan terintegrasi yang
menghubungkan antara kekuatan internal organisasi dengan peluang dan
ancaman lingkungan eksternalnya.1
Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono,
strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.2
Sedangkan menurut Pearce dan Robinson strategi adalah rencana
berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan
kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan atau lembaga.
Strategi merupakan rencana permainan perusahaan atau lembaga. Dan
rencana tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi
mencerminkan pengetahuan lembaga mengenai bagaimana, kapan dan
dimana lembaga akan bersaing, dengan siapa perusahaan sebaiknya
bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.3
Landasan perumusan dan penerapan strategi untuk mencapai
tujuan atau kinerja yang tinggi tidak cukup hanya bersumber dari input
lingkungan internal atau lingkungan eksternal saja. Strategi yang hanya
1 Buchari Alma, Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan , (Bandung:
Alfabeta, 2008), h. 64 2 Husein Umar, Strategic Management in Action , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008),
cetakan kelima, h. 31 3 Pearce/Robinson, Manajemen Strategic: Formulasi, Implementasi dan pengendalian, 2008, h.20
11
didasarkan pada lingkungan internal atau sumber daya internal tidak
cukup efektif untuk mencapai tujuan dan atau kinerja yang tinggi tanpa
diarahkan atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan eksternal.4
Strategi yang baik akan menghasilkan buah yang manis, yaitu
keberhasilan mencapai tujuan lembaga dalam bersaing dengan lembaga
lainnya. Dan untuk mencapai strategi yang baik dibutuhkan pengendalian
yaitu dengan manajemen strategis.
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan
lintas fungsi yang memungkinkan orgasnisasi dapat mencapai tujuannya.5
Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah untuk
mengekploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa
mendatang (perencanaan jangka panjang).
Dalam prosesnya manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu
formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Formulasi
strategi termasuk pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang
dan ancaman eksternal lembaga, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif
strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Implementasi strategi mensyaratkan lembaga untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat
dijalankan. Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen
strategis. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan
informasi. Semua strategi dapat dapat dimodifikasi di masa datang karena
faktor internal dan faktor eksternal.
4 Buchari Alma, op. cit., h. 66
5 Fred R. David. Manajemen Strategis Konsep, h. 5
12
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah sebuah program atau rencana yang memiliki jangkauan yang luas
dan skala yang besar serta diprioritaskan sebagai rencana jangka panjang
dalam menghadapi berbagai persaingan dan peluang yang ada untuk
mencapai tujuan suatu lembaga khususnya pendidikan.
Dan untuk melaksanakan strategi yang baik perlu adanya
manajemen strategi yang dalam prosesnya terdapat tiga tahapan yaitu
membuat formula strategi, implementasi strategi yang telah disusun dan
terakhir adalah evaluasi strategi.
b. Definisi Strategi Bersaing
Setiap sekolah yang terjun dalam dunia pendidikan pasti akan
merasakan kerasnya persaingan dalam bertahan hidup dan meraih
keuntungan. Ada sekolah yang baru didirikan dengan produk dan
kurikulum baru diluncurkan, namun gagal dalam bersaing atau tidak laku
dipasaran. Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebabnya, salah
satunya adalah sekolah tidak memiliki strategi bersaing yang jelas dalam
menghadapi persaingan yang ada.
Menurut Michael R Porter strategi bersaing adalah pencarian akan
posisi bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri, arena
fundamental tempat persaingan terjadi.6
Strategi bersaing merupakan cara untuk menarik perhatian
konsumen dan dalam pelaksanaannya, perusahaan (sekolah) dihadapkan
pada situasi dan lingkungan pasar spesifik yang memerlukan berbagai
variasi.7
Jadi jika ditarik kesimpulan dalam kaitannya tentang pendidikan
pengertian strategi bersaing adalah bagaimana upaya yang dilaksanakan
oleh sebuah sekolah dalam memenangkan sebuah pasar yang menjadi
6 Michael R Porter, Keunggulan Bersaing Menciptakan dan mempertahankan kinerja unggul ,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1994), h. 1 7 Bambang Hariadi, Strategi Manajemen, Strategi memenangkan perang bisnis, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2005), h. 100
13
pasar sasarannya dengan cara memberikan keunggulan-keunggulan
dalam bersaing, menganalisis pesaing serta melaksanakan strategi
bersaing yang efektif.
Dalam ajaran Islam, semua aktivitas kehidupan perlu perlu
dilaksanakan dengan perencanaan yang baik dan matang. Begitupun
dalam strategi bersaing yang memerlukan strategi yang unggul dan syarat
akan persaingan yang keras. Dalam arti yang lebih luas, strategi
menyangkut persiapan menyususn rancangan untuk setiap kegiatan.
Konsep modern tentang perencanaan, yang harus dipahami dalam arti
terbatas, diakui dalam Islam. Karena perencanaan seperti itu mencakup
pemanfaatan sumber yang disediakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
dengan sebaik-baiknya untuk kehidupan dan kesenangan manusia.8
Dalam Al-Qur’an tercantum QS Al-Jumu’ah ayat 10, Allah Swt
berfirman:
Artinya : “Apabila telah telah ditunaikan sembahyang maka
bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Q.S Al-
Jumu’ah ayat : 10
Berdasarkan ayat ini dapat dijelaskan makna dalam kata “carilah
karunia Allah” yang digunakan di dalamnya dimaksudkan untuk segala
usaha halal yang melibatkan orang untuk memenuhi kebutuhannya. Dan
janganlah persaingan antara dua pihak atau lebih dijadikan hal untuk
memperbanyak hiasan duniawi serta usaha untuk memilikinya sebanyak
mungkin tanpa menghiraukan norma dan nilai-nilai agama
8 Majalah Pengusaha Muslim. Pemasaran dalam Perspektif Islam.
http://majalah.pengusahamuslim.com/pemasaran-dalam-perspektif-islam/. Diakses pada pukul
11.45 Wib 11/01/2015
14
2. Strategi Bersaing Michael Porter (Strategi Kompetitif)
Dalam praktiknya, Porter mengingatkan bahwa persaingan terdiri
dari banyak bentuk di dalam industri. Salah satu yang ekstrem adalah
persaingan untuk menjadi yang terbaik. Sementara di sisi lain adalah
kutub yang berlawanan, yaitu persaingan untuk menjadi unik.9
Tabel 2.1
Pola Pikir yang Benar untuk Kompetisi10
MENJADI YANG TERBAIK MENJADI UNIK
Menjadi nomor 1 Memperoleh laba lebih tinggi
Berfokus pada pangsa pasar Berfokus pada keuntungan
Melayani konsumen “terbaik”
dengan produk “terbaik”
Bertemu kebutuhan konsumen
target yang berbeda
Bersaing dengan peniruan Bersaing dengan inovasi
TANPA HASIL (ZERO SUM)
perlombaan di mana tidak ada
satu pun yang dapat menang
HASIL POSITIF (POSITIVE
SUM) banyak pemenang, banyak
peristiwa
Jalan yang diambil dari masing-masing industri baik menjadi yang
terbaik ataupun menjadi unik merupakan hasil pilihan-pilihan strategis
para manager untuk bersaing. Dan pilihan yang baik akan mendorong
persaingan, inovasi, dan pertumbuhan yang sehat.
Begitupun dalam pendidikan yang saat ini menjadi sebuah bisnis,
pilihan-pilihan ini harus diambil agar dapat terus bersaing dan dapat
dijadikan strategi kompetitif sekolah. Namun, tidak berarti bahwa strategi
itu suatu pemikiran/pemahaman yang bebas aturan. Ada prinsip-prinsip
mendasar yang dapat digunakan untuk menganalisis situasi kompetitif dan
menentukan pilihan mana yang masuk akal. Dan berikut beberapa strategi
kompetitif Michael R. Porter:
9 Joan Magretta, Understanding Michael R. Porter, Panduan Paling Penting Tentang Kompetisi
dan Strategi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2012), h. 35 10
Joan Magretta, op. Cit., h. 36
15
a. Porter’s Five Forces Model
Model Porter ini sebenarnya adalah alat strategi bisnis,
yang membantu kita dalam menilai intensitas persaingan dan
dengan demikian menganalisis daya tarik sebuah struktur lembaga.
Khususnya, di dalam dunia pendidikan (sekolah). Ini memungkinkan
kita untuk menilai kekuatan posisi kompetitif sekolah sekarang, serta
kekuatan posisi sekolah yang direncanakan untuk dapat dicapai
nantinya.
Strategi kompetitif model Michael E. Porter ini dapat kita
implementasikan dalam strategi bersaing sekolah. Strategi kompetitif
merupakan suatu alat yang dapat membantu sekolah atau lembaga
pendidikan untuk menganalisa secara keseluruhan, dan
menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa besar kekuatan
persaingan mempengaruhi sekolah tersebut.
Michael E. Porter menerjemahkan analisa tersebut menjadi
strategi kompetitif berdasarkan 5 (lima) kekuatan persaingan yaitu :
1) Ancaman dari produk-produk pengganti (substitute
products)
2) Ancaman dari pendatang baru (new entrants)
3) Persaingan yang sengit di antara para pelaku bisnis yang
sudah ada (existing players)
4) Kekuatan tawar dari pemasok (bargaining power of
suppliers)
5) Kekuatan tawar dari konsumen, pelanggan, atau pembeli
(bargaining power of buyers)11
11
Satrio Arismunandar, Strategi dalam Industri (sebuah contoh penerapan model 5 competitive
forces Porter), Academia.Edu, h. 2
16
Gambar 2.1. Porter’s Five Forces Model
1) Ancaman dari pendatang baru (New Entrants)
Dari strategi kompetitif ini, sekolah harus memiliki sasaran,
peluang dan sumber daya yang dapat menunjang posisi sekolah
dalam persaingan. Sekolah harus mampu menggunakan
kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan dan
keunggulan.
Keseriusan dari ancaman pendatang baru yang potensial
tergantung dari dua faktor, rintangan untuk masuk dan reaksi dari
sekolah yang lebih dahulu kepada pendatangnya. Ada beberapa
jenis dari rintangan saat pendatang baru masuk; dari segi
ekonomi, biaya dan sumber daya, pengalaman, ketidakmampuan
pandatang baru dalam menggunakan teknologi, preferensi brand
tertentu dan kesetiaan pelanggan, besarnya modal yang
Porter’s Five Forces
Model
(Subtitute Products)
Produk Pengganti
(New Entrants)
Pendatang Baru
(Existing Players)
Pemain Lama
(Bargaining Power of Suppliers)
Tawaran dari Produsen
(Bargaining Power of Buyers)
Tawaran dari Konsumen
17
dibutuhkan, kerjasama dengan para distributor yang minim,
peraturan kebijaksanaan, dan pembatasan tarif.
2) Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of buyers)
Tekanan persaingan dari pihak pembeli kuat ketika pembeli
(masyarakat) mampu melaksanakan pembelian dan
meningkatkan kekuatan tawar menawar melebihi harga,
kualitas, service atau atribut lainnya dalam penjualan tersebut.
Para pembeli yang kuat akan memaksa agar harga turun atau
menuntut lebih banyak nilai dalam produk, sehingga mereka
dapat menangkap lebih banyak nilai bagi diri mereka sendiri.12
Di dalam prakteknya, setiap kegiatan pemasaran pendidikan atau
lebih tepatnya pada saat PSB (Penerimaan Siswa Baru)
masyarakat memiliki andil penting dalam (membeli) memasukkan
anak mereka ke sekolah yang bersangkutan. Mereka akan
memikirkan, memilih dan melihat berapa besar biaya yang harus
dikeluarkan untuk sekolah anaknya. Apakah biaya yang
dikeluarkan pantas terhadap jasa pendidikan yang akan diterima
anaknya? menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan
melihat sekolah lain yang memiliki kelebihan lain dan biaya yang
lebih murah.
3) Kekuatan tawar menawar pemasok (Sekolah/bargaining power of
suppliers)
Tekanan persaingan dari pihak penyedia kuat atau lemah
tergantung dari apakah penyedia dapat melaksanakan kekuatan
tawar menawar yang cukup mempengaruhi hubungan dan kondisi
untuk menyediakan barang yang diminati, dan dapat memperluas
kolaborasi penyedia-penjual dalam industri tersebut.
12
Joan Magretta, op. Cit., h. 46
18
Kegiatan pemasaran yang menarik dan bagus akan menarik minat
konsumen (masyarakat) tertarik menyekolahkan anak mereka.
Kekuatan tawar menawar (promosi) terletak pada strategi
kompetitif yang dirancang dengan brilian.
4) Ancaman dari produk pengganti (substitute products)
Ancaman dari barang pengganti kuat ketika barang pengganti
sudah siap tersedia dan memiliki harga yang menarik dan relatif
lebih rendah dari barang yang sudah ada dan terjangkau oleh
pelanggan, pelanggan merasa barang pengganti tersebut dapat
dibandingkan atau memiliki karakteristik yang lebih baik, dan
biaya yang dikeluarkan untuk produk pengganti tersebut murah.
Dalam persaingan sekolah, ancaman yang sering muncul adalah
sekolah lain atau pesaing terdekat yang memiliki program
unggulan yang dapat menggantikan program yang telah ada di
sekolah. Baik itu berupa program akselerasi, kelas plus (premium)
dan kelas reguler, program bahasa dan lain sebagainya.
5) Intensitas dari persaingan dalam industri (lembaga pendidikan)
/(existing players)
Dalam intensitas persaingan yang terjadi dalam lembaga
pendidikan tersebut, strategi yang terbaik dari sebuah sekolah
tergantung pada kemampuan kompetitif dan strategi yang dimiliki
oleh sekolah kompetitor. Seperti keadaan saling tergantung berati
dimanapun sebuah sekolah membuat strateginya untuk dapat
dilaksanakan, sekolah kompetitor sering membuat langkah
pembalasan dengan cara membuat benteng pertahanan ataupun
penyerangan baliknya. Intensitas persaingan antar sekolah
merupakan fungsi dari beberapa faktor, di antaranya :
a) Ada beberapa pesaing yang seimbang
b) Pertumbuhan sekolah yang lambat
19
c) Pertambahan kapasitas yang tinggi
d) Pesaing yang berbeda – beda
Kelima analisis Porter di atas merupakan alat yang akan
digunakan nantinya untuk melakukan analisa persaingan terhadap
para pesaing-pesaing yang ada baik dalam wilayah geografis sekolah
maupun di luar wilayah. Melihat seberapa besar dan kuatnya
kekuatan para pesaing dan akan dibedah menggunakan analisis
SWOT. Wawasan yang diperoleh dari jenis analisis ini harus
mengarah pada keputusan-keputusan secara langsung mengenai di
mana dan bagaimana untuk dapat bersaing.
b. Strategi Generik Michael Porter
Michael Porter telah mengemukakan tiga strategi umum yang
memberikan awal yang bagus bagi pemikiran para manajer dalam
menyusun sebuah strategi bersaing khususnya pada bidang
pendidikan, ketiga bentuk strategi bersaing tersebut di antaranya,
Kepemimpinan biaya menyeluruh (overall cost leadership), strategi
diferensiasi (differentiation), dan strategi fokus (focus).13
Menurut porter, jika perusahaan (sekolah) ingin meningkatkan
usahanya dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan
(sekolah) harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan
harga tinggi atau produk dengan biaya rendah, bukan kedua-
duanya.14 Berdasarkan prinsip ini, Porter menyatakan terdapat tiga
strategi generik yaitu Overall cost leadership, Diffrensiation, dan
Focus.
13
Farida Jasfar, Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu , h. 104. 14
Husein Umar, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008),
cetakan kelima, h. 34
20
Gambar 2.2. Strategi Generik Michael. R. Porter
1) Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership).
Ciri dari strategi ini adalah perusahaan lebih
memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan cara
memfokuskan harga jual produk yang murah, sehingga biaya
produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu produk
yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan
lain.15
Strategi ini memperhitungkan biaya yang lebih rendah
dengan memperkuat posisi suatu lembaga ataupun perusahaan di
antara para pesaing, karena pesaing yang kurang efisien akan
kalah dengan lembaga atau perusahaan dengan biaya yang lebih
murah karena dapat menahan serangan pesaing.
Untuk dapat menerapkan strategi biaya rendah, biasanya
membutuhkan biaya investasi yang besar, terutama investasi
pada barang-barang modal dan peralatan besar lainnya. Berikut
beberapa strategi biaya rendah yang dapat diterapkan:
15
Husein umar, op, cit., h. 35
Strategi Generik
Michael. R. Porter
Overall Cost Leadership
Differensiation Focus
21
a. (Seeking out low customer) mencari konsumen yang
bisa ditangani dengan biaya yang relatif murah. Contoh
: mengadakan event bazzar atau pameran.
b. (Standardizing a custom service) membuat segala
sesuatunya lebih mudah sehingga akhirnya menjadi
lebih murah. Contoh : Penjualan dan pembelian via
online.
c. (Reducing the personal element in service delivery)
mengurangi risiko dengan pengurangan peranan
personel dalam pelayanan demi meningkatkan
kenyamanan. Contoh : Penawaran ATM sebagai
pengganti fungsi teller.
Tujuan dari strategi ini adalah agar perusahaan (sekolah)
mempunyai keunggulan biaya yang terus-menerus atas pesaing
dan menggunakan keunggulan biaya rendah tersebut sebagai
dasar untuk menekan harga pesaing dan mendapatkan pangsa
pasar atas dasar biaya pesaing atau memperoleh profit marjin
yang lebih tinggi dengan harga jual yang berjalan.16
Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi biaya rendah
merupakan salah satu cara yang efektif untuk diterapkan dalam
strategi bersaing khususnya pada sekolah. Biaya yang rendah
tapi tidak mengurangi kelebihan yang ada dapat menjadi pilihan
masyarakat, dengan kata lain sekolah dapat memenangkan
persaingan yang ada. Selain itu, memudahkan segala sesuatu
menjadi lebih mudah dan murah dapat diterapkan pada sekolah
seperti penerapan sistem bayaran SPP yang tidak lagi lewat
bagian TU tapi bisa melalui ATM.
16
Bambang Hariadi, op. cit., h. 101
22
2) Strategi Diferensiasi (Differensiation)
Hal pokok yang mendasari strategi diferensiasi adalah
tersedianya pelayanan, yang menurut penilaian konsumen
bersifat unik atau berbeda dengan pelayanan-pelayanan lain
yang sejenis. Strategi diferensiasi bukan mengabaikan biaya,
tapi setiap usaha diarahkan untuk mendapatkan konsumen yang
loyal.
Beberapa cara strategi diferensisasi yang dapat dijalankan
diantaranya sebagai berikut:
a. (Making the Intangible Tangible) membuat sesuatu
yang dapat terus diingat konsumen secara nyata setelah
mengkonsumsi suatu jasa. Seperti mencantumkan nama
atau label yang jelas pada setiap produk yang
ditawarkan
b. (Customizing the Standard Product) memberikan
sesuatu yang menyentuh perasaan konsumen agar dapat
diingat walaupun tidak memerlukan biaya yang besar.
Seperti memberikan suasana yang nyaman, relax, tertib,
bersih dan menyenangkan
c. (Reducing Perceived Risk) memberikan penjelasan
serta spesifikasi pada setiap fasilitas, produk ataupun
jasa kepada konsumen dengan ramah. Konsumen akan
memberikan persepsi yang baik dan senang akan
pelayanan yang telah diberikan
d. (Giving Attention to Personal Training) memberikan
pelatihan berupa keterampilan dan keahlian kepada
para karyawan. Karyawan atau staf merupakan faktor
penting dalam hubungannya dengan para pelanggan
atau konsumen
e. (Controling Quality) pemberian kualitas pelayanan
yang konsisten dengan terus mengedepankan kualitas
23
Perusahaan (sekolah) akan menggunakan strategi
diferensiasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal
keunikan produk dan jasa yang ditawarkan. Konsumen akan
rela membayar dengan harga premium bagi produk-produk
yang dipersepsikan sebagai produk yang unik dan berbeda.
Dari keunikan dan perbedaan ini, diferensiasi dapat
dilakukan dalam banyak bentuk, seperti diferensiasi dalam :
1. Gengsi dan brand image
2. Teknologi
3. Inovasi
4. Fitur
5. Jasa pelayanan pelanggan
6. Jaringan/dealer17
Ke-enam bentuk di atas, bisa dijadikan sebagai sumber-
sumber diferensiasi yang nantinya dapat kita jadikan referensi
dari mana saja diferensiasi muncul.
1) Gengsi dan Brand Image
Brand image penting dan harus ada pada sekolah
yang ingin memiliki citra yang baik dan terkenal di
mata masyarakat. Citra dan identitas diri adalah cara
sekolah dalam mempersepsikan produknya. Dapat
berupa sekolah favorit, kurikulum internasional, kelas
akselerasi, fasilitas premium dan lain sebagainya.
Para konsumen memiliki tanggapan berbeda dalam
menilai setiap produk yang memiliki sesuatu hal yang
ekslusif dan berkualitas. Lambat laun gengsi akan
muncul sebagai pembeda dari yang lain akibat dari
brand image itu sendiri.
17
Mudrajat kuncoro, Strategi: Bagaimana meraih keunggulan kompetitif? , (Jakarta: Erlangga,
2006), h. 93
24
2) Teknologi
Penerapan teknologi pendidikan di sekolah
memiliki andil penting dalam kemajuan sekolah dalam
berbagai bidang, baik kurikulum, kegiatan
pembelajaran, administrasi sekolah, sarana prasarana
dan meningkatkan daya saing.
Sekolah yang memiliki perangkat dan tenaga ahli IT
mumpuni yang menunjang semua kegiatan KBM, akan
disukai para konsumen. Selain itu dengan kemajuan
teknologi yang kian pesat, dapat dimanfaatkan sekolah
sebagai ajang promosi dan memasarkan sekolah.
3) Inovasi
Menurut Peter Drucker berpendapat bahwa inovasi
adalah cara-cara yang digunakan pengusaha untuk
menciptakan sumber daya baru yang memproduksi
kekayaan atau mendayagunakan sumber daya yang
sudah ada dengan meningaktakan potensinya, untuk
menghasilkan kekayaan.18
Inovasi merupakan sumber kompetitif bagi lembaga
yang ingin eksis bersaing dalam persaingan antar
lembaga pendidikan. Menurut Rosabeth Moss Kanter
“menjadi pemenang dalam bisnis saat ini menuntut
inovasi. Perusahaan yang melakukan inovasi
mendapatkan imbalannya sebagai penggerak utama”19
Inovasi bukan hanya menyangkut penciptaan suatu
produk seperti komputer, pesawat, TV, radio, dan
mobil, tetapi juga meliputi banyak hal lainnya. Inovasi
bisa terjadi pada banyak aspek, yakti inovasi proses,
inovasi metode, inovasi struktur, inovasi hubungan,
18
Michael A. Hitt, Manajemen Strategis: Daya saing & Globalisasi, (Jakarta: Salemba Empat,
2002), Buku 2, h. 216 19
Michael A. Hitt, op, cit., h. 217
25
inovasi strategi, inovasi pola pikir, inovasi produk, dan
inovasi pelayanan. Semua jenis inovasi ini pada
ujungnya akan bermuara pada keunggulan organisasi di
dalam memberikan pelayanan kepada pengguna produk
dan jasa.20
Sekolah yang bisa menghadirkan inovasi yang
berkesinambungan, bisa dalam inovasi pelayanan TU
yang berkualitas, Inovasi produk dengan menghadirkan
kelas akselerasi atau kelas bahasa dan lain sebagainya.
Bukan tidak mungkin sekolah dapat memimpin dan
menjadi penggerak utama di antara para pesaing
lainnya. Sehingga sekolah dapat memenangkan
persaingan yang ada dengan sumber diferensiasi yang
beda dari yang lain.
4) Fitur
Produk yang dimiliki sekolah harus memiliki fitur
pendukung yang dapat menarik minat konsumen.
Sebagai contoh kelas unggulan yang memiliki fitur
akselerasi, kedisiplinan yang bagus, kemampuan dual
language, sarana prasarana yang nyaman, proyektor,
LCD, dll.
5) Jasa Pelayanan Pelanggang
Salah satu cara utama perusahaan jasa untuk dapat
membedakan dirinya sendiri adalah dengan secara
konsisten menyampaikan mutu pelayanan lebih tinggi
ketimbang para pesaingnya. Mutu pelayanan yang luar
biasa dapat memberikan keunggulan bersaing yang
kuat.21
20
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h.
36 21
M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), edisi ke-2, h. 83
26
Dapat dipahami jika sekolah ingin memiliki
keunggulan bersaing, pelayanan bagi pelanggan harus
diberikan dengan sebaik mungkin, dan tetap konsisten
selalu menyampaikan mutu pelayanan yang terbaik bagi
para konsumen yaitu para siswa dan orang tua agar
tingkat kepuasan yang diperoleh sangat memuaskan.
Salah satunya dengan meningkatkan pelayanan TU
(Tata usaha) dengan memberikan informasi dan layanan
sebaik mungkin.
6) Jaringan Dealer
Banyak jaringan yang dimiliki sekolah dapat
dijadikan sebagai sumber diferensiasi. Sekolah dapat
dengan mudah menyalurkan lulusannya pada tingkatan
pendidikan yang lebih tinggi atau menyalurkan
siswanya pada lapangan pekerjaan yang sudah bekerja
sama pun bisa dijadikan keunggulan daya saing
sekolah.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi diferensiasi dapat
dijadikan salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di
sekolah. Sekolah yang memiliki sesuatu yang berbeda dan
menarik dari sekolah lain akan menjadi prioritas konsumen.
Masyarakat akan menyukai sekolah yang memiliki kelebihan
yang berbeda dari sekolah lainnya. Seperti kelebihan pada
pelayanan, fasilitas, para guru dan staf, suasana sekolah yang
nyaman, kantin yang bersih, kegiatan ekstrakulikuler yang
lengkap dan unggul serta masih banyak yang lainnya yang
dapat dijadikan sesuatu pembeda dari para pesaing lainnya.
Sekolah yang memiliki strategi ini dapat dikatakan
memiliki murid yang banyak ketimbang sekolah yang tidak
27
ada sesuatu yang berbeda dari sekolah lain, atau dengan kata
lain sekolah tidak kreatif.
3) Strategi Fokus (Focus)
Strategi fokus didasarkan kepada ide untuk melayani suatu
target konsumen yang mempunyai kebutuhan yang sangat
spesifik. Strategi ini beranggapan, bahwa lembaga atau
perusahaan yang memfokuskan seluruh rancangannya untuk
kelompok konsumen tertentu akan lebih efektif dan lebih
efisien daripada lembaga atau perusahaan yang mencoba
melayani seluruh jenis konsumen. Dengan memahami secara
khusus apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, maka
perusahaan akan lebih berhasil dari perusahaan lain yang tidak
mempelajarinya secara khusus.
Strategi fokus dapat dilakukan untuk melayani pasar yang
tipis dan sangat ekslusif. Konsumen yang dilayani sangat
perduli terhadap kualitas dan gengsi, tapi jauh lebih perduli
terhadap privasi. Konsumen dari kelas ini umumnya memang
sangat cerewet. Tapi, mereka akan royal dan loyal selama
layanan yang diberikan sangat memuaskan.22
Menurut Husein Umar mencirikan strategi ini
mengkonsentrasikan pada pangsa pasar yang kecil untuk
menghindar dari pesaing dengan menggunakan strategi
kepemimpinan biaya menyeluruh dan strategi diferensiasi.23
Dapat disimpulkan bahwa Strategi fokus adalah suatu
strategi bersaing yang dibuat di sekitar konsep pelayanan bagi
target pasar tertentu yang lebih ekslusif, yang bertujuan untuk
memenuhi keinginan spesifik konsumen. Konsumen yang
22
Bambang Hariadi, op. cit., h. 115 23
Husein umar, op, cit., h. 35
28
dilayani sangat memperhatikan kualitas layanan yang
diberikan kepada mereka.
Strategi ini pun penting untuk diterapkan di sekolah sebagai
salah satu senjata dalam strategi bersaing. Banyak hal yang
harus dipersiapkan sebelumnya agar sekolah bisa dibilang siap
bersaing dan menyaring pangsa pasar ini. Sarana prasarana,
kurikulum, guru, lulusan, serta kegiatan ekstrakulikuler lainnya
harus berkualitas. Sekolah dapat menyaring para konsumen
yang mencari pelayanan yang berkualitas dan bergengsi bagi
anaknya.
3. Strategi Bersaing Sekolah
Persaingan antar lembaga pendidikan merupakan sebuah
kenyataan yang tak terbantahkan dan berlangsung semakin ketat.
Kondisi demikian semestinya disikapi lembaga pendidikan dengan
berbagai langkah antisipatif jika mereka menginginkan eksistensi dan
pengembangan secara berkelanjutan. Beberapa strategi sebenarnya dapat
dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan jika ingin memenangkan
persaingan antar lembaga.
Beberapa faktor secara dominan mempengaruhi daya saing sebuah
lembaga pendidikan antara lain:
1) Lokasi, secara umum lembaga pendidikan akan berupaya mencari
lokasi yang mudah dijangkau dan memiliki akses terhadap sektor
lainnya sehingga faktor ini merupakan salah satu keunggulan
komparatif untuk bersaing dengan lembaga pendidikan
lainnya.
2) Keunggulan nilai, misalnya kelebihan kurikulum yang diterapkan,
sumber daya manusia, sarana prasarana, hingga keunggulan
kerjasama.
3) Kebutuhan masyarakat, pada beberapa kasus umum terdapat
beragam alasan orangtua menyekolahkan anaknya ke lembaga
pendidikan tertentu, salah satu alasan yang paling mengemuka
adalah faktor kualitas menyangkut proses pembelajaran dan
hasilnya, termasuk kepastian setelah anak mereka
29
menamatkan pendidikan dari sebuah lembaga pendidikan.
Masyarakat menilai keterserapan mereka di sekolah berkualitas
pada tingkat di atasnya merupakan salah satu alasan mereka rela
menyekolahkan anaknya berbondong-bondong ke kota.24
Ketiga faktor di atas menjadi alasan utama masyarakat dalam
memilih sebuah lembaga pendidikan bagi anak mereka. Lokasi menjadi
pilihan utama karena memang pada kenyataannya saat ini lokasi yang
strategis dan dekat dengan rumah menjadi pilihan pertama dibenak para
orang tua dengan alasan keselamatan bagi anaknya. Keunggulan nilai
selaras dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Orang tua mencari
keunggulan yang ada di setiap sekolah dengan harapan anak mereka
mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, sekolah membutuhkan strategi bersaing untuk
memenangkan persaingan antar lembaga pendidikan. Persaingan antar
lembaga pendidikan yang sedemikian ketat secara nyata memunculkan
minat pemilik modal untuk berinvestasi pada sektor ini. Komersialisasi
pendidikan memang tidak tepat, namun pengelolaan secara professional
semakin mendesak untuk dilakukan, kecuali lembaga tersebut hanya ingin
bertahan hidup saja tanpa motivasi untuk berkembang, sehingga mereka
cenderung pasrah. Kondisi demikian banyak ditemui terutama di pedesaan
yang relatif jauh dari informasi dan terbatas aksesnya.
Untuk itu para penyelenggara pendidikan harus memiliki spirit
selalu berada di depan dan memiliki sikap kompetitif dalam menjalankan
tugas kelembagaannya. Sikap-sikap tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Memiliki komitmen untuk tetap melakukan yang terbaik dan tetap memperjuangkan keunggulan dan titik “kesempurnaan”
b. Berpegang teguh pada prinsip kejujuran, profesionalisme, dan keterpercayaan
c. Memiliki prinsip selalu berada di depan karena persaingan adalah adu cepat mencapai garis finis
d. Visioner dan mampu memetakan gambaran masa depan ke
meja kerja hari ini
24
Jurnal Staff.uny.ac.id, Strategi Bersaing dalam Bisnis Pendidikan, h. 3
30
e. Cermat, penuh perhitunngan, dan selalu menghindari terjadinya
kesalahan f. Berorientasi pada prinsip-prinsip kebaikan, keadilan, kejujuran,
dan kebermanfaatan
g. Peka terhadap tuntutan aspirasi dan selalu meyakini bahwa semua pihak telah terlayani dengan baik
h. Cermat, tepat, dan cepat dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam menghadapi risiko
i. Bersikap demokratis, kritis, dan terbuka serta tidak bersikap
mutlak terhadap suatu hal j. Tidak sekedar menjual jasa, barang, ilmu, dan keterampilan,
tapi selalu menjual kepercayaan dan kepuasan pada semua pihak
k. Mencintai pekerjaan, yang ditunjukkan dengan semangat
bekerja keras, ulet, dan tanpa mengenal menyerah dalam menghadapi berbagai pekerjaan
l. Mengelola diri dan mengelola waktu m. Bersikap objektif dan tidak memberikan nilai lebih terhadap
diri sendiri
n. Selalu hangat dan bersahabat dengan siapapun dan menghargai sekecil apapun prestasi dan kebaikan orang.25
Selanjutnya, strategi bersaing di dalam kompetisi pendidikan harus
dilakukan secara sistematis dan terencana. Strategi yang dapat digunakan
diantaranya sebagai berikut:
1) Lembaga pendidikan harus mengetahui pangsa pasarnya
2) Strategi diferensiasi (pembeda)
3) Diversifikasi
4) Mengelola inovasi
5) Mengelola kultur organisasi
6) Mengelola perubahan26
a. Lembaga Pendidikan harus Mengetahui Pangsa Pasar
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah menentukan
pangsa pasar. Sekolah dapat melihat kolompok masyarakat sekitar
sekolah baik yang tidak mampu, menengah dan mampu.
25
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing , (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 185 26
Jurnal Staff.uny.ac.id, op. cit., h. 4-8
31
Kelompok masyarakat tidak mampu, sangat peka terhadap biaya
pendidikan, sehingga golongan ini memilih lembaga pendidikan
berdasarkan pada kemampuan ekonomi keluarga. Mereka
cenderung berpikir rasional mendasarkan pada kemampuan ekonomi,
sehingga faktor kualitas adalah alasan berikutnya.
Kelompok masyarakat menengah, cenderung bersifat situasional
dan mereka berasumsi jika pendidikan berkualitas sangat penting,
namun mereka relative masih rasional di dalam melihat besaran biaya
pendidikan yang harus dibayar sehingga cenderung berhati-hati di
dalam memilih lembaga pendidikan yang menurut mereka cukup baik.
Kelompok terakhir adalah kelompok masyarakat mampu, mereka
cenderung menutup mata terhadap biaya pendidikan yang harus
ditanggung dengan alasan kualitas. Kelompok ini tidak peka terhadap
masalah biaya pendidikan dan cenderung memilih lembaga yang telah
teruji, terkenal, dan faktor unggul lainnya. Lembaga pendidikan perlu
melihat pagsa pasarnya sehingga mereka perlu tahu komsumsi
lembaganya termasuk sumber dana pendidikan yang diperlukan.
Lembaga yang memiliki pangsa pasar golongan tidak mampu, tentu
perlu mencari sumber dana alternatif guna mencukupi operasional
lembaganya.
Dengan melihat ketiga kelompok masyarakat di atas sekolah
dapat mengambil keputusan dan membuat rencana strategis agar dapat
menyaring dari berbagai kalangan.
b. Strategi Diferensiasi
Langkah ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan potensi
lembaga pendidikan yang ada. Strategi diferensiasi dapat dijadikan
salah satu strategi yang bagus untuk diterapkan di sekolah. Sekolah
yang memiliki sesuatu yang berbeda dan menarik dari sekolah lain
akan menjadi prioritas konsumen. Masyarakat akan menyukai sekolah
yang memiliki keunggulan yang berbeda dari sekolah lainnya.
32
Keunggulan yang dapat dimunculkan bisa dari program
pendidikan dan kurikulum, fasilitas sekolah, layanan, kemudahan
akses, guru-guru yang berkompeten dan masih banyak lainnya.
c. Diversifikasi
Strategi diversifikasi merupakan tindakan untuk mengembangkan
lembaga pendidikan dengan cara perluasan layanan dan upaya
peningkatan secara berkelanjutan. Diversifikasi yang dapat dilakukan
oleh lembaga pendidikan, meliputi:
1) Menambah jenis layanan yang diberikan kepada
masyarakat
2) Perluasan pangsa pasar, misalnya dengan membuka
lembaga pendidikan ditempat lainnya tetapi melalui upaya
peningkatan jenis layanan dan penyesuaian dengan kultur
setempat.27
Upaya diversifikasi yang paling jelas terletak pada perluasan
pangsa pasar dengan mengedepankan pada jenis layanan yang
memuaskan masyarakat dan berkesinambungan.
Sudah banyak lembaga pendidikan yang melakukan strategi ini.
Mayoritas sudah memiliki nama besar dan alumni yang berloyalitas
tinggi terhadap almamaternya.
d. Mengelola Inovasi
Agar dapat menjaga persaingan secara maksimal perlu adanya
pengelolaan inovasi. Dan agar terus berkembang harus dilakukan
secara berkesinambungan. Jika terdapat lembaga yang tidak mampu
memunculkan dan mengelola inovasi maka akan semakin tertinggal.
Masalahnya adalah tidak semua sekolah dapat membuat inovasi, itu
semua tergantung dari sumber daya manusia yang dimiliki setiap
sekolah. SDM yang berkompeten dan kreatif akan banyak
memunculkan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan
keunggulan bersaing sekolah. Dan bersaing melalui inovasi akan
27
Jurnal Staff.uny.ac.id, op. cit., h. 5
33
diterapkan oleh lembaga yang percaya pada percobaan dan
pengambilan risiko.
Untuk itu sekolah harus mampu mengelola inovasi dengan baik
agar dapat terus berkembang dan dapat terus bersaing. Inovasi-inovasi
dapat dimunculkan dari berbagai aspek, diantaranya: dari program
pendidikan yang ada, media pembelajaran, metode pembelajaran,
bahan ajar dan lainnya.
e. Mengelola Kultur Organisasi
Organisasi lembaga pendidikan sangat menentukan kemajuan
sebuah lembaga, termasuk dalam hal ini adalah lembaga
pendidikan. Organisasi lembaga pendidikan yang sehat terlihat dari
dinamis dan utuhnya sebuah lembaga sehingga mereka memiliki
kesatuan langkah untuk menuju kemajuan dan mampu bersaing
dengan kompetitor lainnya.
Organisasi yang sehat pada sebuah lembaga antara lain ditentukan
oleh kepemimpinan yang baik. Salah satu bentuk kepemimpinan yang
tepat untuk sebuah organisasi pendidikan untuk menghadapi
persaingan adalah kepemimpinan yang transformasional.
Menurut Burns (1978) mendefinisikan kepemimpinan
transformasional sebagai “a process in which leaders and followers
raise to higher levels of morality and motivation”. Gaya
kepemimpinan ini akan mampu membawa kesadaran bagi para
pengikutnya dengan memunculkan ide-ide produktif, edukasional
serta cita-cita bersama, memiliki visi ke depan, mampu
mentranformasikan setiap perubahan, dan dapat memberikan motivasi
dan inspirasi kepada para karyawan agar lebih kreatif dan inovatif.28
Tipe kepemimpinan yang transformasional akan dapat mengelola
kultur organisasi sesuai dengan arah visi serta misi sekolah. Pemimpin
menjadi contoh untuk semua karyawannya untuk dapat terus
28
Tatty Rosmiati & Achmad Kurniadi, Manajemen Pendidikan: Kepemimpinan pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 151
34
menciptakan inovasi terbaru dalam meningkatkan keunggulan
bersaing sekolah.
f. Mengelola Perubahan
Berbagai perubahan harus disikapi secara professional sehingga
sebuah lembaga dapat eksis, terlebih persaingan semakin ketat dan
membutuhkan inovasi dalam berbagai hal. Lembaga pendidikan
memiliki kekhususan dalam hal input dan prosesnya karena
produknya pun berbeda dengan produksi pabrik sehingga sangat
spesifik dan unik. Mengelola perubahan harus dimulai dari dalam
organisasi lembaga pendidikan sehingga mampu bersaing ke luar
dengan baik. Ketika di dalam organisasi tidak sehat, maka organisasi
lembaga pendidikan hampir dapat dipastikan akan semakin tertinggal
dan tidak mampu bersaing.
Kebanyakan organisasi yang berhasil adalah mereka yang
memfokus pada mengerjakan apa saja yang menerima perubahan
kondisi. Organiasi yang sukses dalam mendapatkan, menanamkan,
dan menerapkan pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk
membantu menerima perubahan dinamakan learning organizations.29
Dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi bersaing sekolah amat
penting dan wajib dimiliki sekolah yang ingin melakukan perubahan
dan pengembangan sekolah untuk dapat memenangi persaingan yang
semakin ketat. Perlu adanya satu komando yaitu pemimpin yang
strategis yang dapat mengelola dan memimpin semua sektor kearah
tujuan yang telah ditetapkan yaitu menjadi sekolah unggulan. Jika
pemimpin dapat membuat pergerakan internal lembaga yang bagus
menuju perubahan maka rencana strategi bersaing yang dibentuk
menjadi sebuah masterkey sekolah sebagai alat kemenangan menjadi
sekolah unggulan.
29
Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011) Edisi ketiga, h. 104
35
4. Mendongkrak Keunggulan Bersaing
Untuk dapat mendongkrak keunggulan bersaing sekolah, perlu
adanya SDM yang berkompeten dan konsisten dalam menjalankan
strategi bersaing yang dimiliki sekolah. Selain itu perlu juga suatu konsep
keunggulan bersaing yang bisa dijadikan acuan untuk pengembangan.
Menurut Keegan dan Green sebagaimana dikutip oleh Jajat
Kristanto mengemukakan tiga konsep dalam membangun keunggulan
bersaing yaitu (1) mengacu pada strategi generik dari Michael E. Porter
yaitu kepemimpinan dalam biaya (cost leadership), diferensiasi, dan
fokus; (2) model kapal pemimpin (flagship model) dari Rugman dan
D’Cruz; dan (3) konsep strategic intent dari hamel dan Prahalad.30
Terdapat tiga konsep dari para pakar konsep strategi bersaing yang
memiliki keunggulan masing-masing. Namun menurut penulis konsep
Generik Michael E. Porter sangat cocok untuk diterapkan pada sekolah
yang ingin meningkatkan keunggulan bersaing. Dengan strategi
kepemimpinan biaya dengan menekankan pada harga yang berkompeten
dan bersahabat dengan kebutuhan masyarakat, sangat cocok diterapkan
untuk masyarakat saat ini. Dengan alasan masyarakat kita sekarang
sedang dalam masa ekonomi berkembang dan cerdas. Masyarakat lebih
banyak memilih sekolah yang pas dengan kantong keluarganya dengan
tidak menyampingkan kualitas serta mutu yang ada di sekolah. Maka
sekolah harus bisa menyisir wilayah ini agar dapat menarik konsumen
yang banyak.
Selanjutnya adalah dengan strategi diferensiasi yang saat ini sudah
banyak sekolah-sekolah yang mengembangkannya. Karena semakin
banyak yang memunculkannya, perlu adanya pengembangan inovasi agar
faktor pembeda ini dapat terus ada dan terus dilirik oleh masyarakat yang
suka mencari faktor ini. Sekolah yang memiliki kelebihan yang berbeda
dari sekolah lainnya akan banyak masyarakat yang menyukainya.
30
Jajat Kristanto, Manajemen Pemasaran Internasional: sebuah pendekatan strategi, (Jakarta:
Erlangga, 2011), h. 133
36
Dan terakhir adalah strategi fokus. Sekolah harus bisa melirik
pangsa pasar yang ekslusif ini. Karena sebagian orang mencari sekolah
melihat dari kualitas serta mempunyai nama yang sudah besar untuk
dijadikan pilihan utama mereka. Terkadang sekolah lupa akan hal-hal
kecil yang ternyata bisa menjadi sangat penting bagi sekolah itu sendiri.
Sekolah yang fokus terhadap pangsa pasar tertentu akan dapat menyaring
siswa lebih baik dari sekolah lainnya.
B. Kerangka Berpikir
1. Persaingan antar
sekolah semakin ketat
2. Banyak bermunculan
sekolah baru dengan
berbagai penawaran
yang menarik
3. Kurang maksimalnya
strategi bersaing yang
diterapkan sekolah
4. SDM yang kurang
mendukung
STRATEGI BERSAING
SEKOLAH
Diperlukan strategi
bersaing sekolah yang
tepat untuk mengahadapi
berbagai permasalahan
yang ada Evaluasi
Mengukur strategi yang telah
diterapkan apakah dapat
berjalan efektif dan mampu
mengatasi permasalahan
ANALISIS
SWOT
HASIL
1. Apakah strategi yang diterapkan sekolah sudah efektif
2. Keunggulan bersaing sekolah sudah kuat/belum
3. Langkah-langkah rekomendasi bagi sekolah dari hasil
analisis SWOT
Perencanaan
Menyusun strategi yang
bagus untuk diterapkan dalam
bersaing
Pengimplementasian
Menerapkan strategi yang
sudah dirancang sebelumnya
Masalah Penyelesaian Masalah
37
38
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMA AL-
HASRA Bojongsari Depok yang beralamat Jl. Raya Ciputat-Parung KM.
24 Bojongsari kota Depok. Waktu Penelitian akan dilaksanakan mulai dari
bulan September sampai dengan Desember 2014 dengan rincian sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Skripsi
NO. KEGIATAN BULAN KET
9 10 11 12
1 Obervasi Pendahuluan
2 Penyerahan Izin Penelitian
3 Wawancara dengan Kepala Sekolah
4 Wawancara dengan Wakil Kepala
Sekolah bidang Kurikulum
5 Wawancara dengan Wali murid dan
siswa
6 Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
B. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada perencanaan, penerapaan dan
evaluasi terhadap strategi bersaing yang dijalankan SMA Al-Hasra. Dan
sub fokus penelitian ini adalah efektifitas strategi generik Michael R.
Porter (overall cost leadership, differensiation, focus) dalam menghasilkan
strategi bersaing yang unggul di sekolah.
39
C. Metode Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas
penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka penelitian
ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan melakukan studi kasus
sebenarnya dari fenomena seputar strategi bersaing yang diterapkan di
SMA Al-Hasra.
D. Sumber Data
Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan di pilih
orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi dan bidang / obyek
yang diteliti, sehingga mampu membukakan pintu kemana saja peneliti
akan melakukan pengumpulan data.1
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam
penelitian ini adalah :
1. Kepala Sekolah SMA Al-Hasra
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Al-Hasra
3. Staf administrasi SMA Al-Hasra
4. Orang Tua Murid/Wali Murid
5. Siswa
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendeskripsikan
keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Subjek informan dalam
penelitian ini adalah orang-orang yang mengetahui, berkaitan dan atau
1Sugiyono. Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif dan R&D, h. 293
40
menjadi pelaku dari suatu kegiatan pendidikan, mereka diharapkan dapat
memberikan informasi secara lengkap tentang strategi bersaing nantinya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.2
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari narasumber yang lebih mendalam.
Agar proses wawancara berjalan lancar, perlu adanya kesiapan
yang matang seperti membawa instrumen pedoman wawancara, alat
bantu lainnya seperti tape recorder, gambar, brosur atau material
lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
2. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi dapat berupa
tulisan, gambar atau karya-karya.
Dalam penelitian ini peneliti akan mencari dokumen pendukung
dalam hal strategi bersainglainnya yang dilakukan pihak sekolah. Baik
berupa brosur yang dibuat, spanduk, banner, iklan-iklan
dikoran/majalah, website, kalender dan lain sebagainya.
Peneliti akan melihat lebih dekat media apa saja yang digunakan
oleh sekolah dalam meningkatkan strategi bersaingnya. Karena setiap
sekolah memiliki caranya masing-masing dalam melakukan strategi
bersaing, maka akan semakin menarik untuk kita teliti lebih dekat.
2Burhanbungin, PenelitianKualitatif, (Jakarta: Predana Media Group, 2009), h. 108
41
F. Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
Dalam penelitian ini peneliti akan memilih data yang berkaitan
dengan masalah dan merangkum data penting yang ditemukan di
lapangan sesuai dengan kajian teoritik pokok untuk mempermudah
peneliti menentukan strategi yang tepat dalam pengumpulan data
selanjutnya.
2. Penyajian Data
Data yang telah direduksi dari hasil pengumpulan data melalui
wawancara dan studi dokumentasi akan dianalisis menggunakan teknik
analisis SWOT untuk membedah strategi generik Michael R. Porter
yang digunakan dalam penelitian ini. Data yang akan disajikan
nantinya sebagai berikut.
Gambar 3.1. Penyajian Data
Pengumpulan Data
(Wawancara dan
Dokumentasi)
Strategi yang
digunakan (Strategi
Generik)
Hasil Pengumpulan
Data (Rangkuman)
Analisis
SWOT
Kesimpulan
42
3. Verifikasi Data
Dari hasil penggambaran tentang teknik analisis data yang
digunakan, peneliti memaparkan proses atau alur yang nantinya akan
dilakukan dalam memproses data penelitian. Peneliti menggunakan
Strategi Generik Michael R. Porter lebih tepat digunakan dalam
strategi bersaing yang ada di sekolah.
Untuk mendapatkan hasil strategi yang baik peneliti menggunakan
analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threath) untuk
membedah Strategi Generik Michael R. Porter.Tujuannya selain
sebagai senjata dalam merumuskan strategi juga untuk membangun
keunggulan dan mengembangkan strategi sekolah yang kompetitif.
Dalam dunia bisnis analisis SWOT biasa digunakan untuk
mengevaluasi kesempatan dan tantangan di lingkungan bisnis maupun
pada lingkungan internal perusahaan. Manager tingkat atas
menggunakan SWOT untuk mendorong refleksi diri dan diskusi
kelompok tentang bagaimana mengembangkan perusahaan dan
posisinya untuk mencapai sukses.3
Analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang
klasik.Denganmenggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan
dan kesempatan ekternal danancaman, instrument ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaikuntuk melaksanakan
sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa
dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan
weaknessesserta lingkungan eksternal opportunities dan threats
yang dihadapi dunia bisnis. Analisa SWOT membandingkan faktor
3Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif? , (Jakarta: Erlangga,
2005), h. 51
43
eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan
faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).4
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1) Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,
lembaga atau konsepbisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
lembaga atau konsep bisnis itu sendiri.
2) Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
proyek ataukonsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yangterdapat dalam tubuh organisasi, proyek
atau konsep bisnis itu sendiri.
3) Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang
terjadi. Kondisiyang terjadi merupakan peluang dari luar
organisasi, proyek atau konsep bisnis itusendiri. misalnya
kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4) Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini
dapat menggangguorganisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.
Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk
membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat
strategi yang dimaksud adalah:
1) Strategi SO (Strenght-Opportunities)
2) Strategi WO (Weakness-Opportunities)
4e-book elearning Gunadarma University. Materi 4 Analisis SWOT. Hlm : 3 .
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/../materi4_analisisswot.pdf Diakses pada tanggal 26
Januari 2014 pukul 17.46 Wib
44
3) Strategi ST (Strenght-Threath)
4) Strategi WT (Weakness-Threat)5
G. Kisi-kisi Instrumen
1. Pedoman Wawancara (Interview Guide)
Tabel 3.2.
Pedoman Wawancara
No Variabel (Aspek) Sub Variabel
1. Strategi Biaya
Menyeluruh(Overall cost
leadership)
- Memperhitungkan biaya yang
tepat untuk sekolah
- Membuat standar harga yang
bersaing
- Membuat pelayanan menjadi
mudah
- Mencari konsumen yang dapat
ditangani
2. Strategi Differensiasi
(Differensiation)
- Membuat sesuatu yang dapat
terus diingat konsumen
- Memberikan pelayanan yang
menyentuh bagi konsumen
- Memberikan pelayanan yang
ramah
- Sumber-sumber differensiasi :
- Gengsi dan brand image
- Teknologi
- Inovasi
- Fitur
- Jasa pelayanan pelanggan
- Jaringan/dealer
5Husein Umar, Strategic Management in Action , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 224
45
3. Strategi Fokus (Focus) - Penyediaan pelayanan
khusus/ekslusif bagi konsumen
- Rancangan pelayanan bagi
konsumen tertentu
4. Strategi bersaing sekolah - Strategi yang diterapkan sekolah
- Pengimplementasian strategi
bersaing di sekolah
- Rencana-rencana dalam strategi
bersaing
- Keunggulan yang membedakan
sekolah
- keefektifan strategi bersaing yang
diterapkan oleh sekolah
- SDM atau tenaga ahli yang
terlibat dalam promosi sekolah
- Pengaruh ketiga strategi generik
Michael R. Porter terhadap daya
saing sekolah (biaya menyeluruh,
diferensiasi dan fokus)
- Kondisi serta kekuatan sarana
dan prasarana sekolah untuk daya
saing sekolah
- Program-program unggulan
sekolah yang memiliki daya
saing
- Budaya sekolah yang memiliki
daya saing
2. Daftar cocok (checklist) dokumen
46
Tabel 3.3.
Daftar Checklist Dokumen
No. Dokumen Ada Tidak Keterangan
1. Profil Sekolah
2. Media promosi cetak:
- Banner
- Spanduk
- Pamflet
- Brosur
- Kalender
- Lainnya
3. Website
4. Foto-foto kegiatan
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Al-Hasra Depok
1. Sejarah Singkat dan profil SMA Al-Hasra Depok
SMA Al-Hasra merupakan bagian dari yayasan Al-Hasra yang
untuk pertama kali didirikan pada tanggal 11 september 1984 oleh H.
Hashuda selaku pendiri yayasan Al-Hasra yang merupakan singkatan dari
“Himpunan Amal Sosial Redha Allah”. Dan sekolah formal pertama kali
didirikan adalah SMP Al-Hasra pada tahun 1985/1986 dengan sarana fisik
yang masih sangat terbatas (1 ruang kelas dan 1 ruang kantor).
Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat, maka
pada tahun 1987 Yayasan Pendidikan Al-Hasra, membuka Sekolah
Menengah Tingkat Atas (SMA), dengan kepala sekolah Bapak Muzahar
Jalil. SMA Al-Hasra terus menerus berusaha meningkatkan kualitas
pendidikannya sehingga dari tahun ketahun terjadi peningkatan kuantitas
siswa yang masuk ke SMA Al-Hasra.
Profil SMA Al-Hasra Depok
Nama Sekolah : SMA AL-HASRA
NSS : 3020 2050 5056
NIS : 34020517036
NPSN : 20229140
SK Pendirian : No. 530/I02/KEP/E-88
Luas tanah/Bangunan : 7935 Meter2 / 5435 Meter
2
Status Sekolah : Swasta (Yayasan)
Tahun pendirian : 23-01-1988
Alamat Sekolah : Jl. Raya Ciputat-Parung KM. 24 Bojongsari
Baru Kota Depok 16516
Telepon/faximile : 021 7491141
48
Email : [email protected]
Website : www.alhasra.com
Akreditasi Sekolah : A (14 November 2013)
Kurikulum : Kurikulum KTSP
Kurikulum 2013
2. Visi dan Misi SMA Al-Hasra Depok
Visi SMA Al-Hasra
Terwujudnya lulusan yang islami dan mampu bersaing di perguruan tinggi
terbaik di Indonesia
Misi SMA Al-Hasra
1) Membentuk kader bangsa yang sehat jasmani dan rohani
2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki akidah islam, menjalankan ibadah dan berakhlak
karimah
3) Menghasilkan lulusan sesuai dengan standar input perguruan tinggi
negeri terbaik di Indonesia
4) Membangun budaya belajar yang kompetitif, untuk mencapai kualitas
terbaik
5) Menyelenggarakan pendidikan ekstrakulikuler untuk menjaring dan
mengembangkan minat, bakat serta kreasi siswa
6) Menghasilkan lulusan yang menguasai bahasa asing dan teknologi
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Analisis dan Interpretasi Data
Banyak strategi bersaing yang dapat dilakukan pihak sekolah
sebagaimana yang telah dipaparkan pada kajian teoritik. Dan salah satunya
adalah strategi generik Michael R. Porter yang bisa memberikan banyak
manfaat bagi sekolah dalam persaingan maupun promosi sekolah. Dan
nampaknya terlihat dari hasil wawancara bahwa SMA Al-Hasra telah
49
melakukan strategi bersaing yang terdapat di beberapa sektor utama yang
dimiliki sekolah, namun masih terdapat beberapa kekurangan di dalamnya.
Untuk itu sekolah memerlukan konsep strategi bersaing yang dapat
diimplementasikan dalam beberapa sektor penting sekolah agar dapat
mendongkrak keunggulan bersaing. Selain itu perlu adanya SDM yang
berkompeten dan konsisten dalam menjalankan strategi bersaing sekolah.
Berikut pemaparan strategi bersaing sekolah yang akan
dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasikan satu-persatu sebagai
berikut.
a. Strategi Bersaing SMA Al-Hasra
1) Program Sekolah
a) Mengadakan Kelas Plus (Kelas Unggulan)
SMA Al-Hasra memiliki program pendidikan dengan
mengadakan kelas unggulan atau kelas plus. Kelas plus ini
memiliki berbagai macam keunggulan serta fasilitas yang
ditawarkan kepada siswanya. Di antaranya dengan
disediakannya ruangan khusus yang ekslusif untuk 20 siswa saja
dengan dilengkapi berbagai fasilitas tambahan yang tidak ada di
ruang kelas reguler. Seperti terdapat loker siswa, kelas ber-ac,
meja belajar ekslusif, proyektor dan kelengkapan peralatan kelas
pendukung. Dan untuk masuk di kelas plus ini, siswa telah
diseleksi terlebih dahulu berdasarkan tingkat kemampuan
belajar serta prestasi belajar yang baik.
Adanya kelas unggulan ini tentunya dapat dijadikan sebagai
strategi bersaing sekolah sebagai pembeda dari sekolah lainnya.
Serta dapat memancing wali murid yang menginginkan anaknya
mendapatkan pembelajaran yang bagus dan fasilitas yang bagus
pula. Dan untuk mendapatkan itu semua sekolah harus
memaksimalkan dengan pengelolaan yang baik.
50
Pengendalian mutu perlu dilakukan agar kelas unggulan ini
dapat menjamin hasil yang memuaskan bagi para siswa dan juga
orang tua murid. Hal tersebut dapat dilakukan sekolah dengan
adanya tenaga pengajar yang bisa memaksimalkan kemampuan
siswa dan mengekplorasi bakat siswa dengan mengarahkannya
pada kegiatan eskul sekolah ataupun eskul mata pelajaran.
Dapat disimpulkan dengan adanya kelas unggulan ini dapat
memberikan nilai tambah bagi SMA Al-Hasra sebagai salah
satu strategi unggulan yang dapat dilakukan sekolah dalam
menghadapi persaingan. Namun terdapat pula kelemahan dari
program ini jika sekolah tidak bisa mengelolanya dengan baik.
Dan selebihnya akan disimpulkan dalam analisis SWOT sebagai
berikut.
Inte
rnal
Strength
(Kekuatan)
Adanya konsep kelas unggulan
menjadi kekuatan sekolah
sebagai keunggulan dan
pembeda dari sekolah lainnya.
Ditambah dengan kekuatan
finansial sekolah yang baik,
program ini dapat
dikembangkan kedepannya
Tersedianya sarana prasarana
yang memadai, adanya
kekuatan finansial sekolah,
Tenaga pengajar yang
berkompeten
Weakness
(Kelemahan)
Kesalahan atau adanya cacat
dalam konsep ataupun
pengelolaan bisa menjadi
bumerang bagi sekolah.
51
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
Kelas unggulan ini bisa
menjadi peluang bagi sekolah
jika pengelolaannya dilakukan
baik. Jika image kelas
unggulan baik di hati siswa
dan masyarakat, maka akan
semakin banyak minat orang
tua siswa untuk memasukkan
anak mereka ke kelas
unggulan ini
Mulai banyak orang tua murid
yang menginginkan sekolah
yang memiliki fasilitas
unggulan
Threats
(Ancaman)
Semakin banyaknya sekolah
yang muncul di sekitar
wilayah Bojongsari depok bisa
menjadi ancaman serius bagi
sekolah khususnya kelas
unggulan ini, jika sekolah
pesaing pun memiliki kelas
unggulan dengan berbagai
kelebihan yang ditawarkan
Adanya sekolah SMA Negeri,
Swasta, SMK dan Akper yang
memiliki lokasi yang tidak
terlalu jauh.
Keuntungan dari program kelas unggulan bagi sekolah
adalah dapat memberikan kontribusi cukup besar dalam strategi
bersaing sekolah. Apalagi jika sekolah mampu menghadirkan
52
kelas unggulan yang ekslusif serta berbeda dari sekolah pesaing
lainnya. Kelas unggulan yang dimiliki SMA Al-Hasra sudah
sangat baik dalam hal sarana prasarana serta pengelolaannya.
Namun masih kurang dalam mempromosikannya. Sehingga
terlihat masih kurang maksimal. Untuk itu kedepannya sekolah
harus lebih intens mempromosikan program unggulan ini agar
dapat menambah daya saing sekolah dan memberikan image
sekolah unggulan yang sangat penting didapatkan setiap
sekolah.
b) Pembelajaran Multimedia
Pembelajaran multimedia ini adalah program yang
dihadirkan sekolah dimana agar seluruh kegiatan belajar
mengajar dapat dilaksanakan dengan sarana multimedia
penunjang yang disediakan sekolah. Hal ini bertujuan agar
menciptakan siswa yang dapat menguasai dan terbiasa dengan
teknologi pendidikan saat ini.
Dengan pembelajaran multimedia ini siswa menjadi lebih
kreatif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran. Seperti
menampilkan presentasi hasil diskusi dengan laptop dan
proyektor, siswa dapat mengakses soal-soal latihan dan materi
ajar langsung dari web guru, dan siswa diperbolehkan membawa
laptop sebagai penunjang belajar mereka di sekolah, tentunya
disertai dengan arahan dan pengawasan dari wali kelas.
Dapat disimpulkan pembelajaran multimedia ini bisa
menjadi hal pembeda yang dimiliki sekolah dalam keunggulan
teknologi. Tersedianya sarana prasarana pendukung dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh sekolah dengan menghadirkan
pembelajaran multimedia ini. Hal ini dapat menarik minat siswa
yang ingin bersekolah di sini. Dan selebihnya akan dijelaskan
dalam analisis SWOT di bawah ini.
53
Inte
rnal
Strength
(Kekuatan)
Pembelajaran multimedia ini
dapat dijadikan strategi
bersaing sekolah yang unggul.
Sekolah dapat menjalankan
program ini dengan baik berkat
didukung sarana prasarana
yang mendukung dan memiliki
guru ahli yang aktif dan kreatif
dalam memaksimalkan
program ini
Tersedianya sarana prasarana
yang memadai, adanya
kekuatan finansial sekolah,
SDM yang berkompeten
Weakness
(Kelemahan)
Kelemahan yang nampak dari
program ini belum semua guru
dapat menjalankan
pembelajaran multimedia
dengan baik. Butuh adanya
pelatihan-pelatihan tambahan
agar semua guru ahli dalam
pembelajaran multimedia ini.
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
Terdapat beberapa peluang
yang didapatkan sekolah
dengan adanya program ini,
diantaranya:
- Dapat menarik banyak
calon siswa yang ingin
sekolah di sini
- Brand image yang baik
54
bagi sekolah dengan
keunggulan teknologi yang
dimiliki
- Dapat bekerja sama
dengan pihak ketiga dalam
mengembangkan
pembelajaran multimedia
ini. Seperti kerjasama
pengadaan internet sekolah
Threats
(Ancaman)
Ancaman internet seperti
(virus, pornografi, peretasan,
dll) perlu adanya pengendalian
dan pengawasan dari sekolah
Program ini didukung dengan adanya sumber dana serta
sarpras yang menunjang seluruh kegiatan pembelajaran
multimedia. Dan itu sudah sangat baik jika kita melihat dari
kesiapan sekolah dalam menghadirkan program ini. Yang perlu
diperbaiki dan ditingkatkan dari program ini adalah sumber daya
manusia atau guru-guru agar dapat menjalankan program ini
dengan baik dan benar.
c) Beasiswa untuk siswa berprestasi tapi kurang mampu
Program beasiswa menjadi nilai keunggulan tambahan bagi
sekolah, terlebih program ini merupakan program yang sudah
lama ada di sekolah. Program beasiswa di sekolah SMA Al-
Hasra ini bagi para siswa yang berprestasi dan lebih
dikhususkan pada siswa yang kurang mampu dan memiliki
semangat belajar yang tinggi. Beasiswa diberikan kepada 2
orang siswa per tiap kelas. Dan dari pihak yayasan pun
mengadakan beasiswa lanjutan untuk masuk ke perguruan tinggi
55
bagi siswa yang berkemauan kuat untuk melanjutkan kuliah
namun terbentur dengan masalah biaya.
Selain sebagai dedikasi sekolah demi kebutuhan
masyarakat sekitar akan pentingnya pendidikan, program ini
dapat menjadi nilai tambah bagi sekolah sehingga akan
menghasilkan brand image yang baik. Kepercayaan masyarakat
akan sekolah akan menguatkan sekolah untuk terus memajukan
sekolah ke arah yang lebih baik. Masyarakat akan puas atas
hasil output yang dihasilkan sekolah dan sekolah mendapatkan
feedback kepercayaan yang tinggi yang mengakibatkan SMA
Al-Hasra semakin dikenal dan dipercaya masyarakat. Dan
mungkin saja masyarakat akan royal kepada sepada sekolah jika
sekolah membutuhkan bantuan ataupun kerjasama ke depannya.
Inte
rnal
Strength
(Kekuatan)
Program beasiswa ini telah ada
sejak dulu dan dapat terus
berjalan hingga sekarang
karena pihak sekolah selalu
peduli untuk dapat merespon
kebutuhan masyarakat sekitar.
Anggaran beasiswa berasal
dari dana sekolah, diluar dana
BOS.
Weakness
(Kelemahan)
Belum terdapat kelemahan
yang berarti dari program ini
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
Terdapat beberapa peluang
yang didapatkan sekolah
dengan adanya program ini,
diantaranya:
- Sekolah dapat menarik
donatur tambahan dari luar
56
demi menambah kuota
ataupun anggaran dalam
pemberian beasiswa
- Kepercayaan dari
masyarakat
Threats
(Ancaman)
Selalu ada ancaman dari luar
yang sifatnya teknis dan
sekolah selalu siap untuk
menghadapi, tapi dalam
melakukan program kebaikan
seperti ini minim dari
ancaman.
Program beasiswa ini sudah sangat bagus dan memiliki
kekuatan untuk terus berkembang kedepannya. Yang perlu
dilakukan sekolah untuk kedepannya adalah agar dapat terus
menerus menjaga progam baik yang telah ada ini serta bisa
mengembangkannya lebih baik lagi. Seperti menambah jumlah
penerima beasiswa atau menambah jumlah nominal penerima
beasiswa.
d) Menciptakan lulusan yang berorientasi pada Perguruan Tinggi
Visi dan misi SMA Al-Hasra Depok adalah mewujudkan
lulusan yang mampu bersaing di perguruan tinggi di Indonesia.
Sekolah ingin menghasilkan lulusan yang sesuai dengan standar
input perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia. Maka dari itu
sekolah selalu mencari sesuatu yang terbaru di dunia pendidikan
seperti kegiatan belajar mengajar, cara mengajar, pemberian
soal-soal latihan dan penyesuaian dengan kurikulum 2013.
Semua itu dilakukan agar siswa terbiasa dan sudah memiliki
57
persiapan untuk dapat bersaing dalam seleksi masuk perguruan
tinggi negeri.
Namun sekolah masih menyadari baru sekitar 70-80%
lulusan yang diterima di perguruan tinggi, masih belum
maksimal. Untuk itu perlu adanya evaluasi dan peningkatan
yang berkelanjutan. In
tern
al
Strength
(Kekuatan)
Terdapat beberapa kekuatan
dari program ini, diantaranya:
- Adanya rancangan untuk
mewujudkan program ini
- Tenaga pengajar yang siap
memberikan pengajaran
yang berorientasi pada
perguruan tinggi
Weakness
(Kelemahan)
Kelemahannya adalah
ketercapaian lulusan yang
diterima di perguruan tinggi
negeri masih sekitar 70-80%
Program yang ada masih harus
dibenahi dan dievaluasi
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
Terdapat beberapa peluang
yang didapatkan sekolah
dengan adanya program ini,
diantaranya:
- Sekolah dapat bekerjasama
dengan universitas negeri
maupun swasta untuk bisa
menyalurkan siswanya
yang ingin melanjutkan ke
58
perguruan tinggi yang
bersangkutan
- Pengadaan jalur PMDK
Threats
(Ancaman)
Kualitas lulusan yang kurang
baik akan menjadi feedback
buruk dengan berkurangnya
kepercayaan dari Universitas
yang telah bekerjasama
dengan sekolah
Pihak sekolah sudah menyadari bahwa program ini masih
belum maksimal, perlu ditingkatkan lagi agar dapat mencapai
lulusan SMA Al-Hasra ini dapat melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi. Adanya program ini sudah sangat positif bagi
sekolah, untuk itu sekolah harus bisa memberikan kegiatan
pembelajaran yang lebih berbobot kepada siswa agar dapat
terbiasa berpikir kritis.
2) Fasilitas Sekolah (Sarana & Prasarana)
a) Ruang Kelas
Ruang kelas yang tersedia di SMA Al-Hasra dapat
menampung seluruh siswa yang ada. Dan sarana yang ada di
dalamnya sudah mendukung proses KBM dengan sangat baik.
Seperti tersedianya:
- Meja belajar dan bangku yang nyaman
- Ruangan yang nyaman dan tenang
- Tersedianya proyektor di setiap kelas
- Kelengkapan peralatan kelas (spidol, penghapus,
whiteboard, alat-alat kebersihan, tempat sampah)
- Tersedianya kipas angin (reguler) dan AC (plus)
59
Jika kita perhatikan ruang kelas yang disediakan SMA Al-
Hasra sudah sangat baik dan sangat nyaman untuk
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar. Dan ini
menjadi keunggulan dan nilai tambah bagi sekolah bahwa
sekolah ini telah menyediakan ruang kelas yang nyaman dan
terjaga dengan baik.
Kebersihan lingkungan kelas dan sekitarnya juga terjaga
dengan baik. Namun butuh adanya kesadaran bersama agar
dapat terus menjaga kebersihan lingkungan yang sudah baik ini.
b) Sarana & Prasarana Ekstrakulikuler
Terdapat banyak ekstrakulikuler yang ada di SMA Al-
Hasra ini. Seperti Futsal, sepakbola, basket,voli, musik, paduan
suara, dan masih banyak lainnya. Dan untuk menunjang itu
semua, SMA Al-Hasra telah menyediakan sarana prasarana
pendukung ekstrakulikuler tersebut, dengan menyediakannya:
- Lapangan sepakbola
- Lapangan basket
- Lapangan futsal
- Lapangan voli
- Lapangan bulu tangkis
- Ruangan band
- Ruangan kesenian
- Panggung pensi semi permanen
- Ruangan pramuka
Sarana prasarana yang disediakan sekolah cukup lengkap
dan dapat menjaring seluruh bakat para siswa dalam kegiatan
ekstrakulikuler. Salah satu keunggulan dari sekolah ini adalah
dapat menyediakan sarana prasarana penunjang banyaknya
ekstrakulikuler yang disediakan bagi siswa. Dan dari
keunggulan ini tentunya dapat dimaksimalkan dengan
60
menjadikannya sebagai salah satu strategi bersaing sekolah
yang unggul.
Namun dari segi pengelolaan masih terdapat kelemahan
yang ada salah satunya adalah pengelolaan ruang kesenian yang
sudah vakum setahun dan menyebabkan kerusakan beberapa
alat kesenian yang ada di dalamnya.
c) Sarana prasarana pendukung (laboratorium, tempat ibadah,
UKS, WC, kantin)
Untuk sarana pendukung lainnya tidak kalah lengkapnya
dengan sarana ekstrakulikuler. Sekolah telah menyediakan
laboratorium penunjang pembelajaran seperti laboratorium
komputer, sains, serta ruang perpustakaan yang sangat nyaman.
Tempat ibadah (masjid) yang disediakan pun cukup untuk
menampung semua siswa-siswi SMP, SMA, SMK dan para
guru serta staf SMA Al-Hasra. Terdapat pula ruang UKS untuk
menyediakan fasilitas kesehatan sekolah. Kantin yang
disediakan pun sangat nyaman dan terdapat di dalam lingkungan
sekolah. WC yang disediakan juga cukup baik.
Sarana prasarana pendukung ini sudah sangat baik dan
tersedia untuk seluruh kebutuhan para siswa di sekolah. Untuk
pengelolaannya pun sudah berjalan dengan baik.
Hanya terdapat sedikit masalah untuk WC siswa laki-laki
yang dicampur untuk SMP, SMA, SMK ini masih butuh
perawatan yang baik agar tercipta kenyamanan. Namun pihak
sekolah sudah menyediakan WC tambahan yang ada di Masjid
yang lebih nyaman.
d) Keamanan Sekolah
Keamanan yang diberikan sekolah sudah sangat baik
dengan menyediakan 3 penjaga sekolah yang ada di gerbang
depan. Ini memberikan keamanan di depan sekolah dalam hal
penyebrangan dan perlindungan sekolah dari ancaman luar.
61
Selain itu kedisiplinan keluar masuknya siswa dapat lebih
terkontrol dengan baik. Selain itu parkiran untuk kendaraan
siswa dan guru makin terjaga keamanannya.
Untuk di dalam lingkungan sekolah, pihak yayasan telah
menyediakan keamanan tambahan dengan memasang CCTV di
setiap sudut sekolah. Hal ini tentunya menjadi kelebihan yang
positif sekolah agar dapat memantau kegiatan para siswa di
lingkungan sekolah.
Untuk tingkat keamanan ini, SMA Al-Hasra telah memiliki
keamanan yang sangat baik dan terhindar dari adanya tawuran
antar pelajar. Selain itu tercipta pula suasana kondusif dan
kedisiplinan yang tertib. Hal ini tentunya menjadi hal pembeda
juga keunggulan lebih yang dimiliki sekolah sebagai strategi
bersaing.
Secara keseluruhan, fasilitas yang disediakan SMA Al-
Hasra sudah sangat baik. Sekolah dapat memberikan fasilitas
yang unggul dan dapat menunjang seluruh aktifitas belajar siswa
dan tentunya ini sangat setimpal dengan biaya SPP bulanan
yang dikeluarkan oleh siswa. Dengan adanya keunggulan dari
segi fasilitas ini, tentunya sekolah mendapatkan feedback yang
baik dari siswa, wali murid dan masyarakat sekitar yang
memandang sekolah ini adalah sekolah favorit. Untuk itu daya
saing yang dimiliki sekolah sangat unggul jika dijadikan sebagai
strategi bersaing sekolah. Dan selebihnya akan ditambahkan
dalam analisis SWOT berikut ini.
Inte
rnal
Strength
(Kekuatan)
Terdapat beberapa kekuatan
dari fasilitas yang disediakan
SMA Al-Hasra, diantaranya:
- Sarana prasarana sekolah
dan ekstrakulikuler
62
lengkap
- Didukung dengan
anggaran yang baik dari
sekolah
- Disediakan tenaga
pengajar dari berbagai
ekstrakulikuler yang di
sediakan
- Disediakannya keamanan
sekolah siang dan malam
Weakness
(Kelemahan)
Masih terdapat beberapa
kelemahan, sebagian berasal
dari pengelolaan yang kurang
maksimal, seperti:
- WC bagi siswa laki-laki
yang butuh perhatian
ekstra
- Kesadaran sebagian siswa
masih kurang dalam
menjaga fasilitas yang
telah disediakan
- Vakumnya pengelolaan
ruang kesenian
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
Terdapat beberapa peluang
yang didapatkan sekolah,
diantaranya:
- Sekolah dapat melakukan
kerjasama dengan pihak
terkait yang ingin
berkontribusi bagi sekolah
63
(seperti sponsor beberapa
sarana olahraga sekolah)
- Semakin banyak calon
siswa yang tertarik untuk
sekolah di sini
- Sekolah bisa mendapatkan
penghargaan ataupun
bantuan dari pemerintah
daerah atau pusat jika
dapat menjadi sekolah
model
Threats
(Ancaman)
Tawuran pelajar yang dapat
saja mengancamn dari luar
karena letak sekolah berada di
pinggir jalan
Kasus pencurian yang dapat
saja terjadi dari luar yang bisa
mengancam keamanan sekolah
Fasilitas sarana prasarana yang disediakan SMA Al-Hasra
terbilang sudah sangat baik. Sekolah sangat memperhatikan
fasilitas sekolah demi menciptakan suasana belajar yang nyaman
dan kondusif bagi seluruh siswa. Fasilitas yang bagus
memberikan kekuatan untuk daya saing sekolah. Yang perlu
diperhatikan sekarang adalah kesadaran bersama untuk terus
menjaga fasilitas serta kebersihan yang telah ada agar dapat
terus ditingkatkan dan dirawat dengan sebaik-baiknya, bukan
malah membuatnya menjadi rusak dan tidak terawat.
3) Promosi Sekolah
a) Promosi Secara Langsung (dari murid, wali murid, dsb)
64
Promosi secara langsung yang dilakukan sekolah ini adalah
dengan cara pendekatan kepada siswa dan wali murid dengan
mengadakan berbagai acara dan silaturahmi di antara keduanya.
SMA Al-Hasra selalu mengadakan rapat rutin tiap bulan dengan
mengundang wali murid untuk hadir ke sekolah pada hari-hari
tertentu. Acara ini biasa di adakan sekolah untuk melaporkan
hasil belajar anak mereka juga mendengarkan keluhan yang ada.
Selain itu sekolah dapat memaksimalkannya dengan
melakukan promosi secara langsung kepada para wali murid.
Keunggulan dari cara ini adalah sekolah dapat menyampaikan
secara langsung kelebihan yang dimiliki sekolah dengan baik
dan tepat. Promosi ini secara tidak langsung akan memerkan
pemahaman tentang kualitas sekolah dan wali murid dapat
menyampaikannya kepada keluarga, sahabat, kerabat dan
tetangga sekitar.
b) Promosi Melalui Media Cetak (brosur, pamflet, banner,
spanduk, kalender, stiker)
Promosi melalui media cetak pun gencar dilakukan SMA
Al-Hasra. Terbukti dengan dipasangnya banner, spanduk
tentang promosi sekolah seperti pelaksanaan penerimaan siswa
baru, prestasi sekolah, event sekolah, tabligh akbar, peringatan
hari-hari besar Indonesia dan Islam dsb.
Media seperti kalender dan stiker pun sering diadakan
setiap pengumuman hasil ujian dan keanaikan kelas dengan
membagikannya kepada setiap murid. Dan cara seperti ini pun
cukup efektif dalam menjaring siswa baru.
c) Promosi Melalui Media Online (Website)
Tersedianya website Al-Hasra memberikan banyak manfaat
bagi sekolah ataupun masyarakat sekitar yang ingin mengetahui
sekolah lebih dalam. Tersedianya menu-menu lengkap tentang
65
profil sekolah, guru, program sekolah, penerimaan siswa baru,
kegiatan yang rutin diadakan sekolah, dan lain-lain bisa menjadi
ajang promosi sekolah dalam memikat calon siswa baru.
SMA Al-Hasra juga memanfaatkan website ini sebagai
sarana penghubung sekolah dengan wali murid dalam melihat
agenda acara yang akan dilakukan sekolah. Selain itu juga dapat
melihat hasil kegiatan anaknya yang rutin diterbitkan di website.
Selain itu juga menjadi media penghubung bagi guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat membagikan materi
pelajaran juga soal-soal yang dapat diakses langsung oleh siswa.
Secara keseluruhan, promosi yang dilakukan sekolah
melalui ketiga cara ini sudah cukup efektif dan memberikan
dampak yang positif bagi sekolah. Promosi ini menjadi strategi
bersaing sekolah yang sangat bagus untuk menghasilkan sekolah
yang unggul dan memiliki label favorit di hati masyarakat
sekitar. Dan selebihnya akan di tambahkan dalam analisis
SWOT berikut ini.
Inte
rnal
Strength
(Kekuatan)
Sekolah memiliki 3
pendekatan promosi yang baik
Kekuatan anggaran dan
pengelolaan promosi yang baik
Memiliki tradisi yang baik
dalam melakukan promosi
Weakness
(Kelemahan)
Terkendala pada SDM atau
tenaga ahli yang terbatas
dalam melakukan promosi
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
Sekolah dapat mencoba cara
lain seperti mempromosikan
sekolah di media cetak
ataupun radio
66
Sekolah juga dapat
memanfaatkan jejaring sosial
yang sedang populer seperti
facebook dan twitter
Threats
(Ancaman)
Banyak sekolah yang
melakukan kegiatan promosi
yang serupa. Perlu adanya
inovasi-inovasi terbaru yang
dihadirkan sekolah
Promosi yang dilakukan SMA Al-Hasra sudah cukup baik
terbukti dengan memaksimalkan beberapa jalur yang ada.
Masalah yang ada adalah terbatasnya tenaga ahli dalam
melakukan kegiatan promosi sekolah. Untuk itu kedepannya
sekolah harus mampu mengedukasikan kepada seluruh SDM
yang ada di sekolah agar mampu dan terbiasa dalam melakukan
promosi ini.
4) School Culture (Budaya Sekolah)
a) Sholat berjamaah (Duha, Zuhur, Ashar)
Sekolah memiliki tradisi yang sangat baik dengan selalu
mewajibkan siswa untuk melakukan solat zuhur dan ashar
secara berjamaah. Selain itu siswa diharuskan melakukan sholat
duha pada waktu istirahat. Hal ini dilakukan sekolah sebagai
bentuk pembelajaran agama yang menjurus pada pembinaan
sikap dan mental siswa.
Dan sekolah cukup efektif dalam mempertahankan tradisi
yang ada sejak dahulu ini. Siswa menjadi terbiasa dan
menjadikannya karakter yang sadar akan kewajiban beribadah
kepada Allah Swt.
b) Wanita berkerudung
67
SMA Al-Hasra adalah sekolah swasta yang bernuansa
islami dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman di
dalamnya. Sehingga bagi siswinya diwajibkan untuk
mengenakan kerudung dan memakai seragam yang islami. Hal
ini dilakukan sebagai bentuk pendidikan karakter, sikap serta
mental siswa dalam mempertahankan nilai-nilai islam yang ada.
c) Membaca Al-Qur’an sebelum jam pelajaran dimulai
Tradisi yang sangat baik pun dilakukan sekolah dengan
membaca Al-Qur’an sebelum jam pelajaran di mulai dengan
didampingi oleh wali kelas yang ada. Tradisi ini rutin dilakukan
setiap hari selama 30 menit di kelas dan di masjid khusus hari
jum’at secara berjama’ah.
Tradisi ini dapat menjadi kurikulum tersembunyi bagi
sekolah dalam mengajarkan nilai-nilai islami bagi para
siswanya. Tradisi ini menjadikan siswa rutin membaca Al-
Qur’an yang menjadikan karakter yang cinta akan kitab suci
umat Islam ini.
d) Pelaksanaan PHBI dan Pengajian mingguan di rumah siswa dan
guru
Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Islam atau PHBI ini
sering dilakukan sekolah sebagai bentuk kesadaran akan
pentingnya memperingati hari besar Islam serta memberikan
edukasi kepada seluruh siswa. Dengan tidak lupa menhadirkan
penceramah-penceramah kondang yang dapat memberikan
pendidikan agama yang baik bagi seluruh masyarakat sekolah.
Selain itu terdapat pula tradisi pengajian mingguan yang
dilakukan oleh siswa dan wali murid di rumah siswa secara
bergantian. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pendidikan agama
dan pembiasaan kepada para siswa agar kelak mampu
memimpin pengajian agama di lingkungan masing-masing.
68
Selain itu juga sebagai ajang silaturahmi antar siswa, guru dan
orang tua murid.
Budaya sekolah perlu dipertahankan dan terus diadakan
secara rutin oleh sekolah. Tradisi sekolah ini merupakan nilai
dan norma-norma yang berlaku yang dapat diterima secara
bersama dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran. Karena
tradisi menjadikan sekolah ini tetap eksis dan sebagai bentuk
image sekolah itu sendiri. Budaya sekolah yang ada di SMA Al-
Hasra ini sangat baik untuk terus dipertahankan dan sangat
efektif sebagai pembinaan mental dan akhlak siswa.
Inte
rnal
Strength
(Kekuatan)
Tradisi yang ada di SMA Al-
Hasra telah ada sejak awal
didirikan
Kesadaran bersama di antara
guru dan siswa
Dukungan dari wali murid dan
masyarakat sekitar
Weakness
(Kelemahan)
Masih terdapat siswa yang
kurang sadar dan mengabaikan
tradisi sekolah
Ek
ster
nal
Opportunities
(Peluang)
SMA Al-Hasra dapat menjadi
panutan dan model bagi
sekolah yang lain
Mendapatkan penghargaan
atau apresiasi dari pemerintah
daerah dan masyarakat sekitar
Membuat sekolah terbuka
dengan masukan dari
masyarakat sekitar
Threats Budaya kebarat-baratan yang
69
(Ancaman) sedang merebak dapat
melunturkan tradisi keislaman
yang ada di sekolah
Budaya sekolah harus dipertahankan dan tidak boleh
dihingkan begitu saja. Budaya sekolah yang dimiliki SMA Al-
Hasra yang islami dan bagus untuk dibiasakan kepada seluruh
siswa. Budaya sekolah juga dapat memberikan image yang positif
bagi sekolah, hal ini juga menjadi pembeda yang unggul dari
sekolah lainnya. untuk itu dibutuhkan kesadaran bersama dalam
menjalankan kebiasaan ini agar dapat dijaga dengan baik
kedepannya.
b. Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter
1) Strategi Diferensiasi
Berdasarkan pemaparan strategi bersaing SMA Al-Hasra di atas,
membuktikan bahwa sekolah SMA Al-Hasra Depok telah menerapkan
strategi generik di dalam beberapa faktor-faktor utama unggulan yang
dimiliki sekolah. Sebagian besar lebih mengarah pada strategi
diferensiasi yang menjadi ciri pembeda dan keunikan yang dimiliki
sekolah seperti dalam program sekolah, budaya sekolah, sarana
prasarana sekolah hingga promosi yang dilakukan oleh sekolah. Namun
masih minim dalam penerapan strategi fokus dan juga strategi biaya
menyeluruh yang menekankan pada biaya murah.
Dalam program sekolah terdapat beberapa program yang dapat
dijadikan pembeda dari yang lain, diantaranya:
1. Pembelajaran berbasis multimedia
2. Beasiswa bagi siswa yang berprestasi
3. Menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di seluruh perguruan
tinggi
4. Kelas unggulan
70
Dalam sarana prasarana yang dimiliki SMA Al-Hasra, secara
keseluruhan memiliki nilai yang unggul, unggul dalam pelayananya,
kebersihannya, serta kelengkapannya yang dapat menunjang seluruh
aktivitas kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakulikuler. Dan
dari nilai yang unggul ini dapat dijadikan sebagai strategi diferensiasi
yang bagus untuk persaingan.
Dalam budaya sekolah, beberapa faktor dapat dijadikan unggulan
dan pembeda dari sekolah yang lain, diantaranya:
1. Kegiatan sholat zuhur, ashar berjamaah
2. Melaksanakan kegiatan sholat dhuha
3. Setiap siswi wajib berkerudung dan berpakaian muslimah
4. Membaca Al-Qur’an bersama sebelum belajar dimulai
5. Mengadakan kegiatan PHBI
6. Mengadakan kegiatan pengajian mingguan siswa
Dalam kegiatan promosi sekolah, terdapat beberapa kegiatan yang
bisa dijadikan strategi diferensiasi yang unggul, seperti:
1. Website sekolah yang aktif digunakan sebagai promosi sekolah
dan menyediakan pelayanan terbaik bagi konsumen
2. Melakukan kegiatan promosi langsung kepada wali murid
ketika mengadakan kegiatan rapat wali murid atau dalam
kesempatan acara lainnya
3. SMA Al-Hasra melakukan promosi melalui media cetak
seperti banner, kalender, stiker dll
2) Strategi Fokus
Dalam strategi fokus SMA Al-Hasra telah
mengimplementasikannya pada program sekolah yaitu pada program
kelas unggulan. Kelas unggulan ini menyasar pada kebutuhan
masyarakat yang menginginkan kelas yang lebih ekslusif dan memiliki
kelebihan yang unggul. Keunggulan yang dimiliki kelas plus ini adalah
71
terletak pada ekslusifnya jumlah siswa yang dapat masuk di kelas ini,
hanya terbatas untuk 20 siswa saja. Selain itu, para siswanya pun dapat
merasakan sarana prasarana kelas yang lengkap seperti loker siswa,
bangku meja belajar yang nyaman, proyektor, ruangan AC, dan lain-
lain.
Namun dalam implementasiannya, sekolah masih belum maksimal
menjalankan strategi ini. Seharusnya dari strategi fokus ini bukan
hanya pada fokus pada sarana prasarana yang lengkap saja, tapi sekolah
juga dapat mengembangkannya menjadi beberapa keunggulan daya
saing, seperti memperbanyak jumlah kuota kelas plus, menghadirkan
program kurikulum internasional, menghadirkan penjurusan bahasa dan
menghadirkan tenaga pengajar yang berkompeten.
3) Strategi Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership)
Dalam strategi biaya menyeluruh ini mengharuskan setiap sekolah
dapat menekan harga atau biaya pendidikan yang murah dan dapat
mengalahkan pesaing yang ada. SMA Al-Hasra tidak menerapkan
strategi biaya menyeluruh yang memfokuskan pada penekanan biaya
yang murah ini. Hal ini terlihat pada strategi sekolah yang lebih
mengutamakan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang ekslusif
dan berbeda dari pesaing yang lain, serta bukan hanya sekedar peniruan
semata. Sekolah memiliki sarana prasarana yang unggul, kegiatan
ekstrakulikuler yang lengkap, menyediakan beasiswa bagi siswa
berprestasi, tes seleksi masuk yang ketat, kedisiplinan serta keamanan
yang baik.
Sehingga SMA Al-Hasra tidak mengejar para pesaing yang ada
dengan menghadirkan biaya pendidikan yang murah dan mengikuti
keunggulan sekolah lain. Tapi sekolah menghadirkan daya saing yang
unggul dengan memberikan pelayanan terbaik yang ekslusif dan
berbeda dari sekolah lainnya.
72
2. Hasil Studi Dokumentasi
Untuk melengkapi hasil penelitian dari wawancara, peneliti
menyertakan pula hasil studi dokumentasi pendukung untuk melengkapi
kebutuhan informasi data penelitian ini.
Tabel 4.1
Daftar Checklist Dokumen
No. Dokumen Ada Tidak Keterangan
1. Profil Sekolah √ - Update tahun
2014
2. Media promosi cetak:
- Banner
- Spanduk
- Pamflet
- Brosur
- Kalender
- Lainnya
√
√
√
√
√
√
- Stiker, kaos
3. Website √
4. Foto-foto kegiatan √
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini baru sampai pada pemecahan masalah dan mencari tahu
keefektifan dalam penerapan strategi bersaing yang diterapkan sekolah dengan
menggunakan pendekatan strategi generik Michael R. Porter. Peneliti belum
mencakup pada strategi bersaing lainnya yang terdapat dalam kajian teori
ataupun mencoba untuk mengembangkan strategi bersaing lain yang banyak
dijelaskan para ahli. Dan peneliti menyadari keterbatasan kemampuan peneliti
untuk dapat mengembangkan penelitian lebih jauh.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab
IV, maka dapat dikemukakan beberapa temuan penelitian sebagai berikut:
1. SMA Al-Hasra telah menerapkan konsep-konsep strategi bersaing
Michael R.Porter dalam aspek program sekolah (berupa kelas plus dan
pembelajaran multimedia), fasilitas sekolah (sarana prasarana), sumber
daya manusia (guru dan staf), kegiatan promosi sekolah (secara
langsung, media cetak dan online) dan di dalam budaya sekolah (sholat
berjama’ah zuhur dan ashar, pelaksanaan PHBI, dan kegiatan
membaca Al-Qur’an setiap hari);
2. Dalam menghadapi persaingan, SMA Al-Hasra telah melakukan
langkah-langkah strategis, yaitu sekolah melibatkan kegiatan promosi
sekolah kepada seluruh staf sekolah, membentuk bagian promosi
sekolah, dan membuat program strategi bersaing;
3. Dalam penerapannya strategi diferensiasi lebih diutamakan SMA Al-
Hasra sebagai strategi utama dan paling banyak diterapkan pada
sektor-sektor utama yang dijadikan unggulan sekolah dalam
memenangkan persaingan;
4. Pengaruh strategi generik Michael R. Porter terhadap keunggulan
bersaing sekolah sangat terlihat pada penerapan strategi diferensiasi
dan fokus dalam program sekolah, sarana prasarana sekolah, kegiatan
promosi sekolah dan budaya yang ada di sekolah;
5. Strategi SMA Al-Hasra Depok hanya menerapkan strategi diferensiasi
dan strategi fokus sebagai faktor-faktor utama yang dijadikan
keunggulan beraing serta mengutamakan pelayanan pelanggan. SMA
Al-Hasra tidak menerapkan strategi biaya menyeluruh yang hanya
mementingkan persaingan dengan para pesaing.
74
B. Saran
Dari beberapa temuan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah
dipaparkan peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Konsep strategi bersaing Michael R. Porter yang telah diterapkan
SMA Al-Hasra harus terus ditingkatkan dan dijaga terutama dalam
peningkatan kualitas guru dan perawatan sarana dan prasarana yang
telah ada. Guru yang belum mampu melaksanakan pembelajaran
multimedia perlu diberikan banyak pelatihan agar lebih berkompeten.
Warga sekolah perlu merawat sarana prasarana yang sering digunakan
seperti WC siswa, lapangan olahraga, ruang kelas, dan ruangan
ekstrakulikuler lainnya;
2. Sebaiknya sekolah dapat merumuskan dan mengembangkan strategi
bersaing dalam biaya spp siswa, yang dititikberatkan pada penetapan
biaya yang sesuai dengan ekonomi masyarakat sekitar;
3. Sekolah perlu memaksimalkan guru-guru dan staf yang ada agar dapat
membantu kegiatan promosi sekolah dengan menjadikannya suatu
kebiasaan agar kegiatan promosi dapat berjalan maksimal;
4. Sebaiknya sekolah dapat memanfaatkan secara maksimal media
promosi online selain website yang telah digunakan lebih dulu, seperti
penggunakan facebook, twitter dan sejenisnya. Selain dapat
memasarkan sekolah lebih efektif, juga bisa dijadikan sebagai media
silaturahmi dan pemantauan seluruh kegiatan siswa.
75
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan.
Bandung : Alfabeta, 2008.
Ancok, Djamaludin. Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Predana Media Group, 2009
Fred R. David. Strategic Management, Manajemen Strategis Konsep. Jakarta :
Salemba Empat, 2006.
Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis.
Malang: Bayumedia Publishing, 2005.
Hitt, Michael A. Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi, Konsep.
Jakarta: Salemba Empat, 2002
Irianto, Yoyon Bahtiar. Prihatin, Eka. Pemasaran Pendidikan. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Tim Dosen Adminstrasi Pendidikan UPI, 2009
Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa: Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Jurnal elearning Gunadarma University. Materi 4 Analisis SWOT. .
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/../materi4_analisisswot.pdf
Jurnal Strategi Kompetitif. Library Binus University.
http://library.binus.ac.id/../bab2_06-21.pdf
Kristanto, Jajat. Manajemen Pemasaran Internasional, sebuah pendekatan
strategi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011
Kuncoro, Mudrajad. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.
Jakarta: Erlangga, 2005.
Magretta, Joan. Understanding Michael Porter, Panduan Paling Penting tentang
Kompetisi dan Strategi. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2012
76
Majalah Pengusaha Muslim. Pemasaran dalam Perspektif Islam.
http://majalah.pengusahamuslim.com/pemasaran-dalam-perspektif-islam/
Mulyasana, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Nasution, M.N. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005
Nur, Majidah. Konsep Persaingan Bisnis Berbasis Qur’ani.
http://majidahnur.blogspot.com/2011/12/konsep-persaingan-bisnis-
berbasis.html
Pearce & Robinson. Manajemen Strategis : Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat, 2008
Porter, E. Michael. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan
Kinerja Unggul. Jakarta: Binarupa Aksara, 1994.
Rohiat. Manajemen Sekolah : Teori dasar dan praktik. Bandung : Refika
Aditama, 2009
Rosmiati, Tatty. Kurniadi, Achmad. Kepemimpinan Pendidikan. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Tim Dosen Adminstrasi Pendidikan UPI, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta, 2010.
Umar, Husein. Strategic Management in Action. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2008
Wibowo. Manajemen Perubahan. Edisi ketiga. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2011
Lampiran I
1. Struktur Kepengurusan SMA Al-Hasra Depok
Struktur Organisasi SMA Al-Hasra Depok
Tahun Pelajaran 2014/2015
Lab. Komputer
Siti Rohma, S.Kom
Perpustakaan
Suhendi, SP
Lab. Seni
Herman R, S.Pd
Wakil Kepala
Sekolah
Kesiswaan
Eva Rahmi, S.Sos
Kurikulum
Antik Handayani,
Keuangan
Erni Maryani,
Humas
Dra. Helmidar
Kepala Sekolah
Drs. Wilmar
Komite Sekolah
Drs. Muhardi Khatib
TU. ADM. Umum
Sariyanah
TU. Keuangan
Alif Aryadillah
BP/BK
Yuni Fitri, S.Sos
Wali
Kelas
Tenaga
Pendidik
Kepala Labor
Izhar, S.Pd
2. Tenaga Pendidik SMA Al-Hasra Depok
Data Tenaga Pendidik dan Staf SMA Al-Hasra
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Jabatan Status
PNS
Sertifikasi
Telah Belum
1. Drs. Wilmar Kepsek Non PNS √
2. Antik Handayani, S.Pd Kurikulum Non PNS √
3. Erni Maryani, S.Pd Keuangan Non PNS √
4. Eva Rahmi, S.Sos Kesiswaan Non PNS √
5. Dra. Helmidar Humas Non PNS √
6. Dra. Lismaili Amir Guru Non PNS √
7. Drs. Muhardi Khotib Guru Non PNS √
8. M. Ikmal Januar Guru Non PNS √
9. Hanura Weldi, S. Ag Guru Non PNS √
10. Rosita Primasari Guru Non PNS √
11. Rismayanti, S.S Guru Non PNS √
12. Heny Dyah K.ST Guru Non PNS √
13. HJ. Haryati, SE Guru Non PNS √
14. Siti Rohmah, S. Kom Guru Non PNS √
15. Yanti, S.Pd Guru Non PNS √
16. Sri Mulyati, S.Pd Guru Non PNS √
17. Dra. Eti Mulyati, S.Pd Guru Non PNS √
18. Yuni Fitri Rahayu, S.Pd Guru Non PNS √
19. M. Jamarudin Guru Non PNS √
20. Juryati, S.Pd Guru Non PNS √
21. Zamzam Firdaus, S.Pdi Guru Non PNS √
22. Elis Hindayati, S.Pd Guru Non PNS √
23. Mulyadi Guru Non PNS √
24. Bambang Guru Non PNS √
25. Sri Yanti, S.Kom Staf Non PNS √
26. Fitri Handayani Azhar Staf Non PNS √
27. Iyan Pardiana Staf Non PNS √
28. Aziz Nurhasan Staf Non PNS √
29. Nensi Setiawati Staf Non PNS √
3. Peserta Didik
Jumlah Siswa SMA Al-Hasra
Tahun Pelajaran 2014/2015
Tingkatan
Pendidikan
Jenjang
Pendidikan
Jenis
Kelamin Jumlah Siswa
2014/2015 Keterangan
L P
Kelas 10 SMA 52 72 124 Siswa Aktif
Kelas 11 SMA 50 57 107 Siswa Aktif
Kelas 12 SMA 34 53 87 Siswa Aktif
Total 318 Siswa aktif
4. Sarana dan Prasarana (Fasilitas Sekolah)
No Jenis Ruangan
Jumla
h
Ruang
Keterangan
Baik/
Layak
(B/L)
Rusak
Ringan
(RR)
Rusak
Berat
(RB)
1. Ruang Kepala Sekolah 1 √
2. Ruang Wakil Kepsek 1 √
3. Ruang Guru 1 √
4. Ruang Kepala Urusan TU 1 √
5. Ruang Tata Usaha 1 √
6. Ruang Penjaga Sekolah 1 √
7. Rumah Dinas 1 √
8. Ruang Belajar/Kelas 11 √
9. Ruang Perpustakaan 1 √
10. Laboratorium Bahasa 1 √
11. Laboratorium Biologi 1 √
12. Laboratorium Fisika 1 √
13. Laboratorium Multimedia 1 √
14. Laboratorium Komputer 1 √
15. Ruang BP/BK 1 √
16. Ruang OSIS 1 √
17. Ruang PMR 1 √
18. Masjid 1 √
19. Toilet Guru 2 √
20. Toilet Siswa 6 √
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH
Nama Responden :
Jabatan :
Pertanyaan
1. Apa strategi bersaing yang diterapkan SMA Al-Hasra?
2. Apa saja keunggulan-keunggulan yang membedakan SMA Al-Hasra
dengan sekolah yang lain?
3. Apa saja citra/brand image sekolah di mata masyarakat sekitar dan sekolah
lain?
4. Inovasi apa saja yang telah dilakukan sekolah dalam program sekolah
terkait strategi bersaing?
5. Program apa saja yang sedang dilakukan sekolah terkait strategi bersaing?
6. Promosi apa saja yang dilakukan SMA Al-Hasra dalam meningkatkan
daya saing sekolah?
7. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan promosi sekolah?
8. Masalah atau kendala apa saja yang di alami kepala sekolah dalam
melaksanakan strategi bersaing sekolah?
Kepala Sekolah
Drs. Wilmar
Lampiran III
PEDOMAN WAWANCARA
WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM
Nama Responden :
Jabatan :
Pertanyaan
1. Apa saja program unggulan sekolah yang dimiliki SMA Al-Hasra?
2. Apakah sekolah ini memiliki budaya (school culture)?
3. Apa saja budaya sekolah yang ada di SMA Al-Hasra?
4. Apa saja teknologi pendidikan yang sedang diterapkan terkait strategi
bersaing yang membuat sekolah menjadi berbeda dari yang lainnya?
5. Bagaimana keadaan dan kompetensi guru di sekolah ini?
6. Terkait fokus sekolah, dari aspek apa saja sekolah memilih dan menerima
calon siswa?
7. Bagaimana keadaan sarana prasarana yang ada di SMA Al-Hasra ?
8. Pelayanan unggulan apa saja yang diberikan sekolah terhadap konsumen?
Kepala Sekolah
Antik Handayani, S.Pd
Lampiran IV
PEDOMAN WAWANCARA
WALI MURID
Nama Responden :
Jabatan :
Pertanyaan
1. Alasan Bapak/Ibu menyekolahkan anak di SMA Al-Hasra ?
2. Apa saja yang membedakan SMA Al-Hasra dengan sekolah lain?
3. Dari mana Bapak/Ibu tahu SMA Al-Hasra?
4. Apa pendapat Bapak/Ibu tentang SMA Al-Hasra?
5. Apakah pelayanan yang diberikan sekolah memuaskan?
Wali Murid
Nama Responden
Lampiran V
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA
Nama Responden :
Jabatan :
Pertanyaan
1. Alasan Anda memilih sekolah di SMA Al-Hasra?
2. Dari mana anda tahu SMA Al-Hasra?
3. Apa Pendapat anda tentang SMA Al-Hasra?
Siswa
Nama Responden
Lampiran VI
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Drs. Wilmar
Jabatan : Kepala Sekolah
1. Apa strategi bersaing yang diterapkan SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Umumnya strategi bersaing yang kami terapkan di SMA Al-Hasra, kami
masukkan ke dalam beberapa sektor penting seperti di dalam program
sekolah dengan mengadakan pembelajaran multimedia dan lain-lain,
kemudian fasilitas sekolah selalu kami tingkatkan dan perbaharui, sekolah
selalu mencari yang terbaru dalam teknologi pendidikan saat ini, lalu
dalam tradisi sekolah yang sangat kuat
2. Apa saja keunggulan-keunggulan yang membedakan SMA Al-Hasra
dengan sekolah yang lain?
Jawaban :
Keunggulan yang membedakan Sekolah ini dengan yang lain adalah
kedisiplinannya yang baik, guru-gurunya yang berkompeten, kami selalu
membina dan memberikan pembelajaran agama kepada anak-anak baik
dalam lingkungan sekolah, maupun diluar sekolah. Selanjutnya kami
memberikan peluang sebesar-besarnya kepada anak-anak dalam
mengembangkan bidang akademiknya dan menggali potensi anak yang
ada melalui eskul, Olimpiade, lifeskill dalam bidang sains yang mungkin
tidak ada di SMA yang lain. Selanjutnya adalah SMA Al-Hasra selalu
mempertahankan tradisi-tradisi : 1) perempuan memakai jilbab, 2)
pembelajaran agama lebih menjurus kepada pembinaan sikap dan mental
anak (solat dhuha, zuhur berjamaah, PHBI), 3) sekolah rutin
mendatangkan penceramah-penceramah hebat ke sekolah setiap perayaan
hari besar islam
3. Apa saja citra/brand image sekolah di mata masyarakat sekitar dan sekolah
lain?
Jawaban :
Yang selama ini kita tangkap baik dari masyarakat maupun dari wali
murid , image sekolah itu diantaranya :
1) Pertama sekolah yang memiliki agama yang kuat atau bisa di bilang
sekolah islam, walaupun umum. Sampai ada seorang murid yang
membaca alqur’an tidak bisa dan solatnya malas setelah masuk
sekolah ini malah ia yang memberitahu orang tuanya dalam hal
pelaksanaan solat
2) SMA alhasra adalah sekolah yang aman dari tawuran
3) Tata tertibnya baik. Tidak ada siswa yang berkeliaran di luar sekolah
pada saat jam istirahat
4. Program apa saja yang sedang dilakukan sekolah terkait strategi bersaing?
Jawaban :
Saat ini kami sedang mengimplementasikan pembelajaran multimedia
dimana nantinya guru dan murid dapat melakukan kegiatan pembelajaran
baik di dalam ruang maupun di luar ruangan dengan memanfaatkan
teknologi pendidikan seperti audio visual, melalui website sekolah dll.
Saat ini juga kami sedang mencoba menerapkan kurikulum 2013.
5. Promosi apa saja yang dilakukan SMA Al-Hasra dalam meningkatkan
daya saing sekolah?
Jawaban :
Untuk promosi sekolah kami telah melakukan berbagai cara diantaranya
dengan rutin mengadakan pertemuan dengan wali murid, membuat tulisan-
tulisan dalam brosur, banner atau spanduk yang dipasang di depan sekolah
dan sekitarnya. Juga melalui media online, website sekolah
6. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan promosi sekolah?
Jawaban :
Seluruh karyawan yang ada di SMA Al-Hasra. Ada beberapa yang
mengurusi kegiatan promosi tapi seluruh guru dan staf pun ikut membantu
7. Masalah atau kendala apa saja yang di alami kepala sekolah dalam
melaksanakan strategi bersaing sekolah?
Jawaban :
Sebenarnya setiap hidup ini jika tidak memiliki kendali itu ga akan maju
hidup ini, saya sendiri menyadari masih belum tercapai maksimalnya
harapan sma terhadap lulusan yang diterima di perguruan tinggi, hanya
baru mencapai 70-80% . selain itu juga dalam mengurusi anak dengan
berbagai karakter dan sifat tentu membutuhkan perhatian dan pengawasan
ekstra tapi itu tidak menjadi kendala yang begitu berarti
Kepala Sekolah
Drs. Wilmar
Lampiran VII
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Antik Handayani, S.Pd
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum
Pertanyaan
1. Apa saja program unggulan sekolah yang dimiliki SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Terdapat kelas unggulan di sini yang memiliki fasilitas belajar yang
lengkap dan nyaman. Sekolah juga sedang menerapkan pembelajaran
multimedia yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dan
dapat mencapai misi sekolah yang berorientasi pada perguruan tinggi.
2. Apakah sekolah ini memiliki budaya (school culture)?
Jawaban :
Ya, sekolah ini memiliki budaya yang sangat kuat dan islami. Kami selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dengan mengajarkannya kepada
seluruh siswa dengan menitikberatkan pada sikap dan mental siswa.
Seperti sholat berjamaah pada waktu zuhur dan ashar serta pada kegiatan
sholat jum’at. Perempuannya diwajibkan berkerudung, membaca Al-
qur’an sebelum jam pelajaran dimulai dan juga sellau melaksanakan
pengajian rutin antar guru dan siswa
3. Apa saja teknologi pendidikan yang sedang diterapkan terkait strategi
bersaing yang membuat sekolah menjadi berbeda dari yang lainnya?
Jawaban :
Kami selalu memperbaharui teknologi pendidikan saat ini, seperti
memasang di setiap kelas proyektor demi menunjang KBM,
memaksimalkan webiste sebagai sarana promosi dan belajar bagi siswa,
terdapat sms center sebagai tempat pengaduan, saran dan kritik,
memperbanyak perangkat media, memasang CCTV di setiap sudut
sekolah.
4. Bagaimana keadaan dan kompetensi guru di sekolah ini?
Jawaban :
Keadaan guru kami sangat baik, dan semuanya memiliki keunggulan
kompetensi masing-masing. Setiap guru selalu diberikan pelatihan dengan
melibatkannya ke berbagai pelatihan yang diadakan dinas maupun
pelatihan lainnya. Dan guru-guru juga mayoritas sudah sertifikasi.
5. Terkait fokus sekolah, dari aspek apa saja sekolah memilih dan menerima
calon siswa?
Jawaban :
Sekolah tidak melihat dari kemampuan finasial calon siswa (mampu/tidak
mampu), sekolah menenkan pada siswa yang dipilih adalah anak yang
memiliki kemampuan serta tingkat IQ yang lebih baik karna berorientasi
pada perguruan tinggi (fokus pada kemampuan yang dimiliki siswa).
Sekolah juga memberikan beasiswa di luar dana BOS kepada masing2
kelas 2 orang yang berprestasi (free bebas biaya hingga lulus) dengan
kriteria bagi yang kurang mampu dan memiliki keinginan belajar yang
tinggi, jauh sebelum ada dana bos sekolah sudah melakukan program ini
6. Bagaimana keadaan sarana prasarana yang ada di SMA Al-Hasra ?
Jawaban :
SMA Al-Hasra memiliki sarana prasarana yang lengkap baik dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar dan juga dalam kegiatan
ekstrakulikuler, dan keadaannya sangat baik terawat dengan baik. Untuk
keadaan dan kelengkapan sarpras yang ada bisa dilihat pada profil sekolah
atau bisa dilihat sendiri
7. Apakah strategi bersaing yang diterapkan sekolah sudah cukup efektif?
Jawaban :
Menurut kami straegi yang telah kami terapkan sudah efektif melihat dari
respon masyarakat yang sangat positif tentang sekolah. Selain itu minat
calon siswa yang ingin masuk di SMA Al-Hasra semakin meningkat. Dan
cara yang kami jalankan dapat membuat sekolah bersaing dengan sekolah
lainnya yang ada di sekitar wilayah depok
Kepala Sekolah
Antik Handayani, S.Pd
Lampiran VIII
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Denny Surpriadi
Jabatan : Wali murid Zola Golfani
Pertanyaan
1. Alasan Bapak/Ibu menyekolahkan anak di SMA Al-Hasra ?
Jawaban :
saya mengikuti kemauan anak saya sekolah di sini, dan saat saya lihat
sekolah ini fasilitasnya sangat bagus dan keamanannya sangat baik.
2. Apa saja yang membedakan SMA Al-Hasra dengan sekolah lain?
Jawaban :
Islami, sangat menjaga kesopanan dan fasilitasnya yang bagus
3. Dari mana Bapak/Ibu tahu SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Kebetulan saya tahu dari anak saya sendiri
4. Apa pendapat Bapak/Ibu tentang SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Kalau saya lihat sekolah ini sangat islami dan itu sangat bagus
5. Apakah pelayanan yang diberikan sekolah memuaskan?
Jawaban :
Memuaskan
Wali Murid
Denny Surpriadi
Lampiran IX
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Mia Aprilita Hendriana
Jabatan : Siswa SMA Al-Hasra Kelas XII-IPA
Pertanyaan
1. Alasan Anda memilih sekolah di SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Alasan saya sekolah di sini karena dekat dengan rumah. Lalu sekolah ini
islami dan pembelajaran agamanya bagus. Karena saya sangat
membutuhkan pelajaran agama yang lebih jadi saya pilih sekolah ini.
2. Dari mana anda tahu SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Kebetulan SMA Al-Hasra tidak terlalu jauh dari rumah saya
3. Apa Pendapat anda tentang SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Sekolah favorit, sangat islami, dan peraturan tata tertib saat ini tegas dan
sangat disiplin
Siswa
Mia Aprlita Hendriana
Lampiran X
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Zola Golfani
Jabatan : Siswa SMA Al-Hasra Kelas XI IPS
Pertanyaan
1. Alasan Anda memilih sekolah di SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Alasan saya sekolah di sini karena sekolahnya bagus, fasilitasnya juga
bagus, dan ingin memperdalam ilmu agama
2. Dari mana anda tahu SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Saya tahu SMA Al-Hasra ini dari kaka sepupu saya
Kebetulan SMA Al-Hasra tidak terlalu jauh dari rumah saya
3. Apa Pendapat anda tentang SMA Al-Hasra?
Jawaban :
Sekolah ini termasuk sekolah yang bagus dan favorit, apalagi kalau
masalah agama, di Al-Hasra dijunjung tinggi tentang agama
Siswa
Zola Golfani
Lampiran XI
PEDOMAN WAWANCARA
BAGIAN PROMOSI SEKOLAH
Nama Responden :
Jabatan :
Pertanyaan
1. Cara apa saja yang telah dilakukan SMA Al-Hasra dalam mempromosikan
Sekolah?
2. Media yang digunakan untuk mempromosikan sekolah?
3. Siapa saja yang terlibat dalam promosi sekolah?
4. Adakah program yang telah dirancang dalam melakukan promosi sekolah?
5. Kendala apa saja yang selama ini di alami?
6. Apakah promosi yang telah sekolah lakukan efektif?
Bid. Promosi Sekolah
Responden
Lampiran XII
HASIL WAWANCARA
BAGIAN PROMOSI SEKOLAH
Nama Responden : Mulyadi
Pertanyaan
1. Cara apa saja yang telah dilakukan SMA Al-Hasra dalam mempromosikan
Sekolah?
Jawaban :
Secara umum yang telah kami lakukan dalam promosi melalui 3 cara,
diantaranya:
1) Melalui media cetak
2) Melalui siswa/walimurid/guru
3) Melalui website
2. Media yang digunakan untuk mempromosikan sekolah?
Jawaban :
Paling banyak yaitu melalui media cetak, seperti banner, spandu, brosur,
pamflet, kalender, stiker dan lain sebagainya, selebihnya saudara bisa lihat
bukti atau media apa saja yang telah kami gunakan di sekolah dalam
melakukan promosi. Tak lupa juga melalui media online dengan
menggunakan website yang cukup membantu dalam melakukan promosi.
3. Siapa saja yang terlibat dalam promosi sekolah?
Jawaban:
Seluruh staf jajaran yang ada baik di SMA Al-Hasra maupun yang ada di
yayasan Al-Hasra terlibat langsung dalam melakukan promosi dengan
berbagai macam cara yang bisa dilakukan, jika itu berguna dan bermanfaat
maka kami akan semaksimal mungkin melaksanakannya. Dan bagian yang
lebih dikhususkan yaitu dibentuknya bagian promosi sekolah/pemasaran
yang lebih bertanggung jawab dan bekerja sama dengan bagian pemasaran
yang ada di yayasan Al-Hasra.
4. Adakah program yang telah dirancang dalam melakukan promosi sekolah?
Jawaban :
Untuk program kami telah merancangnya setiap tahun untuk
melaksanakan berbagai kegiatan promosi, seperti pembentukan panitia
penerimaan siswa baru, kegiatan pemasaran sekolah melalui media cetak,
atau bekerjasama dengan staf yayasan yang mengelola website sekolah.
5. Kendala apa saja yang selama ini di alami?
Jawaban :
Untuk kendala, belum ada kendala yang kami rasa berat selama ini
walaupun kenyataannya untuk bagian khusus promosi sekolah bisa
dikatakan masih minim. Namun kami dapat mengkordinasikannya kepada
seluruh guru dan staf melalui perintah kepala sekolah agar dapat
bekerjasama dalam melakukan kegitan promosi sekolah.
6. Apakah promosi yang telah sekolah lakukan efektif?
Jawaban :
Untuk sekarang ini kegiatan promosi yang telah kami lakukan sangat
efektif dan berjalan dengan baik. Setiap tahun minat calon siswa baik yang
berada di lingkungan sekitar sekolah maupun yang jauh sudah sangat
bagus juga mereka melihat dan menilai SMA Al-Hasra merupakan sekolah
favorit yang ada di wilayah Depok khususnya.
Bid. Promosi Sekolah
Mulyadi
Lampiran XIII
DOKUMENTASI
Halaman depan SMA Al-Hasra
Sarana Ekstrakulikuler SMA Al-Hasra
Brosur SMA Al-Hasra
Keterangan : Brosur ini digunakan sekolah sebagai sarana promosi dalam strategi
bersaing sekolah, lengkap dengan langkah-langkah alur pendaftaran calon peserta
Website yang digunakan untuk Promosi Sekolah
Keterangan : Website Al-Hasra yang selalu aktif dalam menerbitkan info-info terbaru
tentang kegiatan sekolah, materi pelajaran, galeri kegiatan, profil sekolah dll.
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan slaipsi yang berjudul Strategi
Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter)
yang disusun oleh Muhamad Abi Farhan, NIM: 1110018200A62, Program Studi
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegunran UIN Syarif
Hidayatullah Jakart4 telah diujikan kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi
pada tanggal 20 Desembet 2014.
Jakart4 20 Desember 2A14
Pembimbing II
Akbar Zainudin, MM
NIP.
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
NIP. 19671020 200112 1 001
Nama
NIM
JurusanlProdi
Judul SkripsiSfiategi Generik Michael R. Porter)
Dosen Pembimbing : 1. Akbar Zainudin, MM
UJI REF'ERENSI
MuhamadAbi Farhan
I I 10018200062
Manajemen Pendidikan
Stategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan
z.Dra. Nrndelima Waruwu" M.Pd
No
ReferensiIlalemanSkripsi
HahmenReferensi
ParafI)osen
Pembimbins
BAB I Pendahuluen
I
Rohiat Manajemen Sekalah: Teori Dasardan PraHik, @andung: Refika Aditama"200e)
t 3l
)Buchari Almq Manajemen Corporate &Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan,
@andung: Alfab€ta" 2008)I 30
J
Yoyon Bahtiar Irianto & Eka Prihatin,Manajemen Pendidikan: Tim DosenAdminismsi Pendidikan UPI, @andung:Alfabet4 2009)
2 334 IFNo
ReferensiHalamlnSlriFi
HrhnanRcfercnsi
ParsfDosen
Pembimbine
BAB II Kajian Teori
IBuchari Alma, Manajemen Corporate &Strategt Pemasaran Jasa Pendidikan,(Bandung: Alfabeta 2008)
9 & M2
Husein Umar, Strategic Management inAetion, (Jakarta: Gramedia Fustaka Utamq2008), cetakan kelima
9 3l tu-t
PearcelRobinsoq Manajemen S*otegic:Formulasi, hrtplementasi. danpengendalian,200S
9 2A ps
4
Buchari Alma, Manajemen Corporate &Strategi Pemasaran iasa Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2008)
11 66 tu5
Fred R. David, Manalemen StrategisKonsep. 11 5
6
Michael R Porter, Keunggulan BersaingMenciptakan dan memPertahankan
kinerja unggul, (Jakarta: Binarupa Aksara,
1994)
t2 I
7
Bambang Hariadi, Strategi Manaiemen,
Strategi memenangknn perang bisnis,(Malang: Bayumedia Publishing, 2005)
t2 100 EMajalah Pengusaha Muslim. Pemasaran
dalam Perspektif Islam.
http : / / maialah. pengusahamuslim' com/pem
asaran-dal am-perspektif-i sl ami
13 I
Joan Magretla, llnderstanding Michael R.
Porter, Panduan Paling Penting Tentang
Kompetisi dan Strategi., (Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2012)
t4 35
Joan Magretla, (JnderstanJing Michael R.
Porter, Panduan Paling Penting Tentang
Kompetisi dan Strategi, (Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2012)
14 35
8
Satrio Arismunaudar, Strategi dalam
Industri (sebuah contoh penerapan model
-5 competitive .forces Porter),
Academia.Edu
l5 2
Joan Magretta, (Jnderstanding Michael R'
Porter, Panduan Paling Penting Tentang
Kompefisi dan Strategi, (Yogyakarta:
Penerbit ANDI, 2012)
T7 46
9Farida Jasfar, Manaiemen Jasa
Pendekatan Terpadu t9 104 Ml0
Husein lJmar, Sn'ategic llanagement inAction, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), cetakan kelima19 34 +
1l
Husein umar, Strategic Management in
Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), cetakan kelima20 35
t2
Bambang Hariadi, Strategi Manaiemen,Strategi memenangkan perang bi,snis,
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005)21 101 ,M
l3
Mudrajat kuncoro, Stretegi: Bagaimana
meraih keunggulan kompetiti/?, (Jakarta:
Erlangga,2006)23 93 tu
14
Michael A. Hitt, Manajemen Strategis.Daya saing & Globalisasl, (Jakarta
Salemba Empat, 2002), Buku 2?4 2t6 &
l5
Michael A. Hitt, Manaiemen Strategis:
Daya saing & Globalisasi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2002), Buku 224 2t7 h
Djamaludin Ancok, Psikologi
Kepemimpinan dan Inovasi, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2012)25 36
16
lvl.N Ntiution, Manaiemen MutuTerpadu (fotat Quality Mnagement),(Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), edisi ke-
2
25 83
T7
Barnbang Hariadi, Strategi Manaiemen,
Strategi memenangkan perang bisnis,
(Malang: Bayumedia Publishing, 2005)27, 115 +
l8
Husein umar, Strategic Management m
Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2008), cetakan kelima27 35 +
T9
Jurnal Staff.uny.ac.id, Strategi Bersaing
dalam B isnis P endidikan 29 3
20
Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu
dan Berdaya Saing, (tsandung: Remaja
Rosdakarya,2}ll) '
30 18s
21Jurnal Staff.uny.ac.id, Strategi Bersaing
dalam Bisnis P endidil"an 30 4-8 ha22
Jurnal Staff.uny.ac.id, Strategi Bersaing
dalam Bisnis P endidikan 32 5 pft
23
T"tty Rosmiati &' Achmad Kurniadi,
Manajemen Pendidikan: Kepemimpinan
p e ndi di kan (Bandung : Alfabeta, 2009)33 151 4v
24
Wibowo, Manajemen Perubahan,(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011)Edisi ketiga
34 104 E25
Jajat Kristanto, Manajemen PemasaranInternasional: sebuah pendekatanstrategi, (Jakarta: Erlangga, 201 l )
35 133 bNo
Referensi
BAB III Metodelogi PenelitianHalamanSkripsi
HalamanReferensi
ParafDosen
Pembimbine
Sugiyono. Metode Penelitian KuntitatifKualitatif dan R&D 38 293
2
Burhan bungin, Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Predana Media Group, 2009) 39 108 6
JBurhan bungin, Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Predana Media Group, 2009) 40 t22
4
Mudrajad Kuncoro, Strategi: Bagaimana
Mer aih Keunggul an Komp et iti/?, (J aka*a:
Erlanssa,2005)
4l 51
5
e-book elearning Gunadarma University.
Materi 4 Analisis SWOT. Hlm : 3
b1"tU//-etearnjng,eum@ Diakses Padatansgal 26 Januari 2014 pukui 17.46 Wib
42 220
6
Husein Umar, Strategic Management in
Action, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2008)43 224
Pembimbing I
*Orrfu,r*,NIP.
Jakart4 20 Desemb er 2014
Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd
r{IP. 19671020 200112 1 001
Pembimbing II
YAYASANAL-HASRA
SMAAL-HASRATerwajudnya luluan yang Islami dan manpu bnaing dt Pergw nnggi teftnik ili Indonesia NPSN : 20229140
NomorLamp.Hal
Kepada
SURAT PENBRIMAAN IZIN PBNBLITIAN
: 052/SMA-ALHSR/XV20 I 4
: Penerimaan Permohonan Izin Penelitian
Yth : Bapak/lbu Dekan FITKUIN Jakarta
Di
Tempat
Menildak lanjuti Surat dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Permohonan Izin
mengadakan penelitian guna menyusun Skripsi dan mengadakan penelitian, dengan judul
Strategi Bersaing SMA Al-Hasra Depok (Penerapan Strategi Generik Michael R. Porter).
Atas nama :
Terakreditasi ABAN-SA,IJAWABARATNO. 02.00/3BAAP-Slvl/)(V2013Tanggat 14 November 2013
NSS :302020505056
Nama
NIM
.Iurusan
Semester
: Ivluhamad Abi Farhan
: I I 10018200062
: Manajemen Pendidikan
: IX (Sembilan)
Kami memberikan izin kepada mahasiswa terserbut di atas. Semoga hasil penelitiannya
menjadikan sekolah kami lebih maju lagi'
Demikian surat penerimaan dan ntemberikan izin kami buat semoga bisa melaksanakannya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
Tembusan
l. Direktur Sekolah
2. Arsip Sekolah
Depok, l8 November 2014
Sekolah SMA Al-Hasra
Jl. Royo t - Porung KM. 24, Kel. Boru. Kec. Bojongsori - Koto Depok 16516
Telp. (o21) 7491141,(025D 8602178, website: wwwolhosro.com, e-moil: [email protected], [email protected]