Step 1 6

68
SKENARIO Upaya Promosi Kesehatan Sudah lebih dari enam bulan Haniya bertugas sebagai dokter kepala puskesmas di desa Pertiwi kecamatan Cuku Balak kabupaten Tanggamus. Ia prihatin, selama bekerja di sana,tidak lebih dari sepuluh orang ibu hamil yang datang memeriksakan kandungannya untuk ante natal care, itu pun tidak rutin. Sebagai dokter yang berkompetensi budaya, dr. Haniya berfikir apakah aspek anthropologi medis berpengaruh besar pada perilaku ibu hamil di daerah ini. Untuk itu ia melakukan penelitian kecil berdasarkan konsep Precede – Procede dari Lawrence Green, untuk mengidentifikasi faktor penyebab masyarakat berperilaku demikian. Dr. Haniya menyadari, bahwa tidak mudah merubah perilaku seseorang, apalagi bila individu tersebut belum merasa membutuhkan terhadap kesehatan, seperti yang dijelaskan dalam teori fungsi menurut Katz. Belum banyak aspek budaya dan kebiasaan masyarakat setempat yang diketahui dr. Haniya, dr. Haniya merasa perlu merancang upaya promosi kesehatan untuk mengatasi masalah ini, jangan sampai metode komunikasi kesehatan yang dipilihnya tidak tepat yang berakibat pada tidak tercapainya tujuan promosi kesehatan. Selain itu, ia juga menganggap sangat penting melakukan advokasi dan kemitraan dengan pihak- 1

description

aDD

Transcript of Step 1 6

Page 1: Step 1 6

SKENARIO

Upaya Promosi Kesehatan

Sudah lebih dari enam bulan Haniya bertugas sebagai dokter kepala puskesmas di

desa Pertiwi kecamatan Cuku Balak kabupaten Tanggamus. Ia prihatin, selama

bekerja di sana,tidak lebih dari sepuluh orang ibu hamil yang datang

memeriksakan kandungannya untuk ante natal care, itu pun tidak rutin. Sebagai

dokter yang berkompetensi budaya, dr. Haniya berfikir apakah aspek anthropologi

medis berpengaruh besar pada perilaku ibu hamil di daerah ini. Untuk itu ia

melakukan penelitian kecil berdasarkan konsep Precede – Procede dari Lawrence

Green, untuk mengidentifikasi faktor penyebab masyarakat berperilaku demikian.

Dr. Haniya menyadari, bahwa tidak mudah merubah perilaku seseorang, apalagi

bila individu tersebut belum merasa membutuhkan terhadap kesehatan, seperti

yang dijelaskan dalam teori fungsi menurut Katz. Belum banyak aspek budaya

dan kebiasaan masyarakat setempat yang diketahui dr. Haniya, dr. Haniya merasa

perlu merancang upaya promosi kesehatan untuk mengatasi masalah ini, jangan

sampai metode komunikasi kesehatan yang dipilihnya tidak tepat yang berakibat

pada tidak tercapainya tujuan promosi kesehatan. Selain itu, ia juga menganggap

sangat penting melakukan advokasi dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait

agar upaya promosi kesehatan dapat berhasil.

1

Page 2: Step 1 6

STEP 1

1. Advokasi

Upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai pengaruh

terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh

karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin atau

pengambil kebijakan ( policy makers ) atau pembuat keputusan (decision

makers ) baik di institusi pemerintah maupun swasta.

2. Kemitraan

Suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau

organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.

3. Promosi kesehatan

Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan

individu untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan

mereka.

Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk

meningkatkan kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan

individu.

4. Antropologi medis

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-

aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang

cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia,

yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. (LO)

2

Page 3: Step 1 6

STEP 2

1. Upaya mengubah perilaku kesadaran kesehatan

2. Sasaran dan strategi untuk mencapai promosi kesehatan

Teori fungsi Katz

3. Metode komunikasi kesehatan

4. Konsep precede – procede

5. Sasaran dan kegiatan advokasi

6. Macam-macam perilaku kesehatan

7. Peranan anthropologi medis dalam kesehatan

3

Page 4: Step 1 6

STEP 3 dan 4

Upaya mengubah perilaku kesadaran masyarakat

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan

kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan

lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi

juga overt behaviour.

Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang

sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit

dan positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa

dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau

melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan –

peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini

menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung

lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai

contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan

membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba /

penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.

2. Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan

, cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan

masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan

kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang

berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini

akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih

langgeng.

4

Page 5: Step 1 6

3. Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian

informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif.

Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga

ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya.

Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun

pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih

mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.

Sasaran Promosi Kesehatan

Sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat yang sangat heterogen, baik dilihat

dari kelompok umur, latar belakang etnis dan sosio-budaya, latar belakang

ekonomi, latar belakang pendidikan, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan promosi

kesehatan, biasanya sasaran promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi 3,

yakni sasaran primer, sekunder dan tertier.

a. Sasaran primer

Sasaran primer adalah kelompok masyarakat yang akan diubah perilakunya.

Masyarakat umum,yang mempunyai latar belakang yang heterogen seperti

disebutkan di atas, merupakan sasaran primer dalam

pelaksanaan promosi kesehatan. Akan tetapi dalam praktik promosi

kesehatan, sasaran primer ini dikelompokkan menjadi kelompok kepala

keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita, anak sekolah, remaja,

pekerja di tempat kerja, masyarakat di tempat-tempat umum, dan sebagainya.

b. Sasaran sekunder

Tokoh masyarakat setempat (formal, maupun informal) dapat digunakan

sebagai jembatan untuk mengefektifkan pelaksanaan promosi kesehatan

5

Page 6: Step 1 6

terhadap masyarakat (sasaran primer). Tokoh masyarakat merupakan tokoh

panutan bagi masyarakatnya. Perilakunya selalu menjadi acuan bagi

masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu, tokoh masyarakat dapat dijadikan

sasaran sekunder dengan cara memberikan kemampuan untuk menyampaikan

pesan-pesan bagi masyarakat, di samping mereka sendiri dapat menjadi

contoh perilaku sehat bagi masyarakat di sekelilingnya.

c. Sasaran tertier

Seperti telah disebutkan di atas bahwa masyarakat memerlukan faktor

pemungkin (enabling) untuk berperilaku sehat, yakni sarana dan prasarana

untuk terwujudnya perilaku tersebut. Namun, untuk pengadaan sarana dan

prasarana untuk berperilaku sehat ini seringkali masyarakat sendiri tidak

mampu. Untuk itu perlu dukungan dari penentu atau pembuat keputusan di

tingkat lokal, utamanya, misalnya lurah, camat, bupati atau pejabat

pemerintah setempat. Misalnya di daerah yang sangat kekurangan air bersih,

padahal masyarakatnya tidak mampu mengadakan sarana air bersih tersebut.

Oleh sebab itu kegiatan promosi kesehatan dapat menjadikan para pejabat

setempat ini sebagai sasaran tertier. Caranya misalnya, bupati atau camat

dapat menganggarkan melalui APBD untuk pembangunan sarana air bersih

tersebut.

Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO

Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global ini

terdirida ri 3 hal, yaitu :

1. Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain

Tersebut membantu atau  mendukung terhadap apa yang di inginkan. Dalam

konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para

pembuatkeputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai

tingkat sehingga para pejabat tersebutmau mendukung program kesehatan

6

Page 7: Step 1 6

yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut

dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-

undang peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan

sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara

formal maupuninformal. Secara formal misalnya, penyajian atau

presentasi dan seminartentangissu atau usulan program yangingin

dimintakan dukungan dari para pejabat yangterkait. Kegiatan advokasi secara

informal misalnya sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program

yang diusulkan, untuk secara informal meminta dukungan, baik dalam bentuk

kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitaslain.

Dari uraian dapat di simpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para

pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor,

yangterkait dengan masalah kesehatan (sasarantertier).

2. Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan

sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh

masyarakat formalmaupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar

para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan

sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima program)

kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada

dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar

masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program-

program tersebut. Oleh sebab itu, strategi ini juga dapatdikatakan

sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang kondusif terhadap

kesehatan.Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan

pelatihan paratoma, seminar, lokakarya, bimbingan kepadatoma, dan

sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina

suasana adalah paratokoh masyarakat di berbagai tingkat. (sasaran sekunder)

3. PemberdayaanMasyarakat (Empowerment)

7

Page 8: Step 1 6

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada

Masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan

mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan

ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan

kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk

misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan

pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya

kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam

pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat,

terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-

kegiatan semacamini di masyrakat sering disebut gerakan masyarakat untuk

kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran

pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat.

Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada padatahun 1986

menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut

dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:

a. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Hea lt h Public Policy)

Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada para penentu

atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan

publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan

perkataanlain, agar kebijakan- kebijakan dalam bentuk peraturan,

perundangan, surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau

berorientasi kepada kesahatan publik. Misalnya, ada peraturan atau undang-

undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan

pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan kata lain, setiap

kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan

8

Page 9: Step 1 6

dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat). surat keputusan dan

sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan

publik.Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur adanya

analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah

sakit, dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan

oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan

(kesehatan masyarakat).

b. Lingkungan yang mendukung (Suppor ti ve Environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk

pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas

yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-

kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang

mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum lainnya:

tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air

besar/kecil,tersedianya air bersih,tersedianya ruangan bagi perokok dan non-

perokok, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-

tempat umum, pasar, terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall

dan sebagainya, harus menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung

perilaku sehat bagi pengunjungnya.

c. Reorientasi   Pelayanan Kesehatan (Reorient   Hea lt h Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam

pelayanan kesehatanitu ada 3 provider´ dan3 consumer´. Penyelenggara

(penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan

masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.

Pemahaman semacaminiharus diubah, harus diorientasikan lagi, bahwa

masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan

kesehatan,tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas

tertentu. Realisasida rireontitas pelayanan kesehatan ini, adalah para

penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus

melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat agar mereka juga

9

Page 10: Step 1 6

dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan,

tetapi juga sekaligus sebagaipenyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam

meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan

sangat penting.

d. Keterampilan Individu (Personnel   Skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yangterdiri dari individu,

keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan

masyarakat akan terwujud apabila kesehatan individu-individu, keluarga-

keluarga dan kelompok-kelompok tersebut terwujud. Oleh sebabitu,

strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill)

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.

Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan merekaini adalah memberikan pemahaman-

pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara

kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke

fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya.

Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individu daripada

massa.

e. Gerakan masyarakat   (Commun it y Ac ti on)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam

visi promosikesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ad

gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karena itu,

promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan

di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan

masyarakat di bidang kesehatan, niscayaterwujud perilaku yang kondusif

untuk kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta

meningkatkan kesehatan mereka.

10

Page 11: Step 1 6

Jenis Metode Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik

Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.

Berdasarkan Teknik Komunikasi

a. Metode penyuluhan langsung.

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka

dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan

diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.

b. Metode yang tidak langsung.

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka

dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara

(media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui

pertunjukan film, dsb

Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai

a. Pendekatan PERORANGAN

Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak

langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan

rumah, hubungan telepon, dan lain-lain

b. Pendekatan KELOMPOK

Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok

sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini

antara lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan

lain-lain

c. Pendekatan MASAL

Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus

kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam

11

Page 12: Step 1 6

golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran

tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll

Berdasarkan Indera Penerima

a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN.

Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, sepert :

Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding,

Pemutaran Film

b. Metode PENDENGARAN.

Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar,

umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll

c. Metode “KOMBINASI”.

Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba

dan dicoba)

Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode

Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan

masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa mereka

berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya, dsb.

Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :

- Ada maksud dan tujuan tertentu

- Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu

- Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu

- Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil

- Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-

metode lainnya tidak mungkin

Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti :

- Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian

12

Page 13: Step 1 6

- Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan

memotong pembicaraannya

- Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya

- Bicara dalam gaya yang menarik sasaran

- Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan

suasana menyenangkan

- Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan

- Jangan memperpanjang mempersilat lidah

- Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang baik

- Harus jujur dalam mengajar maupun belajar

- Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan

- Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji

- Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga

sasaran. Ini akan menjalin persahabatan

Kelebihan metode ini adalah :

- Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan

- Membina persahabatan

- Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya diterima

- Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik

- Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi

kurang

- Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya

- Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi

Keterbatasannya adalah :

- Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas

- Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh

adalah terbatas sekali

- Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan

menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya

13

Page 14: Step 1 6

Pertemuan Umum

Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran

dimana di sampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk

dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.

Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti :

- Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait

- Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara

sementara

- Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan)

- Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.

Hal-hal perlu diperhatikan :

- Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan

penerangan dan udara yang segar

- Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat

- Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan

- Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan

- Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan

kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat

- Anjuran mempergunakan alat-alat peraga

- Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan

- Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir

- Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat

- Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)

- Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang

didiskusikan

Kelebihan metode ini adalah :

- Banyak orang yang dicapai

- Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya

- Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan

- Segala macam topik/judul dapat diajukan

14

Page 15: Step 1 6

- Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya

Kekurangan / keterbatasannya :

- Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup

- Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali

- Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah

campuran

- Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat

mengurangi jumlah kehadiran

Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )

Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit

pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari

peserta yang hadir. Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi

yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat mengenai perubahan

perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung dari

petugas penyuluh untuk :

- Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta

- Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta

- Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan

pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja

- Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-

saran yang diajukan

- Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada

kesimpulan yang tepat.

Demonstrasi cara atau percontohan

Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok

bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih

menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan.

Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha

pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu

15

Page 16: Step 1 6

perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis

sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan

yang baru.

Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan,

seperti :

- Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan

bahan yang diperlukan

- Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat

melihatnya dan ikut dalam diskusi

- Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan

keinginan peserta untuk bertanya-tanya

- Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan

perilaku yang baru

- Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan

demostrasi itu

Anjuran :

- Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat

- Demonstrasi dilakukan tepat masanya

- Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak

perhatian dan peserta

- Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang

- Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut

- Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat

Kelebihan / keuntungan metode ini :

- Cara mengajar ketramilan yang efekif

- Merangsasang kegiatan

- Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri

Kekurangan / keterbatasannya :

16

Page 17: Step 1 6

- Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan

- Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk

PRECEDE/ PROCEED MODEL

Adopsi dari sebuah tindakan pencegahan baru atau penghentian dari sebuah

perilaku berbahaya memerlukan tindakan yang sengaja tenang dan berhati-hati.

Precaution Adoption Model lebih suka mempergunakan tipe ini untuk bertindak

dibandingkan perkembangan yang berangsur-angsur dari pola kebiasaan perilaku,

contohnya latihan (exercise) dan diet. Ianya juga menggunakan penjelasan

mengapa dan bagaimana seseorang membuat perubahan sengaja tenang dan

berhati-hati (deliberate) di dalam pola kebiasaan mereka.

Tujuan dari model ini adalah untuk menjelaskan bagaimana seseorang dapat

memutuskan untuk mengambil tindakan, dan bagaimana seseorang

menterjemahkan keputusan menjadi tindakan. Meskipun beberapa aspek dari teori

ini didiskusikan pada tahun 1988 (Weinstein, 1988), formulasi saat ini di

publikasikan pada tahun 1992 (Weinstein dan Sandman, 1992). Dalam model ini

dikenal ada 7 tingkatan sepanjang jalur mulai dari kekurangan kesadaran sampai

dengan tindakan. Dalam beberapa poin inisial, orang tidak sadar dengan persoalan

kesehatan (tingkatan 1). Ketika mereka pertama kali mempelajari tentang isu-isu

itu, mereka tidak menyadari secara jangka panjang, tetapi tidak terikat dengan isu-

isu tersebuts (tingkatan 2). Orang yang meraih ketegasan akan membuat tingkatan

(tingkatan 3) menjadi perjanjian melalui persoalan dan mempertimbangkan

tanggapan mereka. Ketegasan ini membuat proses dapat menghasilkan 1 dari 2

hasil. Jika suatu keputusan tidak mengakibatkan tindakan, maka adopsi tindakan

pencegahan mengakhiri proses (tingkatan 4), tingkatan selanjutnya untuk memulai

perilaku (tingkatan 6). Pada tingkatan 7, jika relevant, ini merupakan indikaasi

bahwa perilaku dapat dipelihara dalam waktu yang lebih (tingkatan 7).

17

Page 18: Step 1 6

Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh

pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau

masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan

perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan

memperkuat terbentuknya perilaku.

Teori Fungsi: Katz

Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu, stimulus atau

obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi:

1. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)

2. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan 

3. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons

terhadap gejala sosial)

4. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi (marah,

senang).

18

Page 19: Step 1 6

Advokasi

Advokasi adalah suatu kata yang telah digunakan berpuluh-puluh tahun dalam

kesehatan dan kedokteran. Manifestasi awal advokasi digambarkan sebagai

langkah yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi untuk

mewakili konsumen kesehatan dan pelayanan publik yang kurang beruntung.

Beberapa rumah sakit misalnya, mempunyai advokat bagi pasien, yang

merupakan cikal bakal pembela hak pasien pada dewasa ini. Sejak 1983, istilah

advokasi menjadi salah satu istilah dalam kesehatan masyarakat, dan merupakan

salah satu kunci dari Ottawa.

Menurut Johns Hopkins (1990) Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi

kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Istilah

advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program

kesehatan masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu

strategi global Pendidikan atau Promosi Kesehatan. WHO merumuskan bahwa

dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif  menggunakan

3 strategi pokok,yaitu :

1. Advocacy,

2. Social support,

3. Empowerment.

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program  atau kegiatan yang

dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para

pemimpin atau pengambil kebijakan( policy makers) atau pembuat

keputusan(decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.

Advokasi adalah suatu alat untuk melaksanakan suatu tindakan (aksi), merupakan

ikhtiar politis yang memerlukan perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai

tujuan yang diinginkan. Diperlukan langkah-langkah sistematis dengan

melibatkan “masyarakat” yang akan diwakili. Masyarakat di sini bisa bervariasi

19

Page 20: Step 1 6

tergantung siapa yang melakukan advokasi. Masyarakat atau suatu komunitas

tertentu suatu saat bisa berperan sebagai advokat, tetapi di lain waktu bisa juga

berperan sebagai saluran advokasi itu sendiri, dan pada saat lain bisa berperan

sebagai kelompok yang diwakili oleh seseorang dalam melakukan suatu advokasi.

Dalam contoh kasus flu burung, seorang petugas peternakan yang menyadari

penyakit akibat kerja yang dapat diperolehnya, bisa berperan sebagai advokat

dengan mewakili teman-temannya sesama pekerja di peternakan.

Di lain pihak dia juga dapat berperan sebagai kelompok yang diwakili, bila

seorang pemerhati Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)  berperan

sebagai advokat memperjuangkan nasib pekerja peternakan tersebut. Dalam

melakukan advokasi, pemerhati K3 tersebut dapat menggunakan pekerja

peternakan sebagai saluran advokasinya atau mungkin dengan menggunakan

media lain.

Perlu diingat bahwa advokasi merupakan suatu strategi, bukan merupakan tujuan.

Setiap advokasi yang dilakukan harus selalu dipertimbangkan dengan cermat

tujuannya serta kemudian dievaluasi seberapa jauh sumbangannya terhadap

masyarakat.

Setiap langkah advokasi harus direncanakan secara rinci dan cermat, sampai

akhirnya dicapai tujuan yang diinginkan. Dalam merencanakan program advokasi,

pengalaman yang telah dilakukan oleh kelompok lain dalam bidang yang sama

atau yang mirip akan sangat berharga. Penelaahan mendalam terhadap berbagai

pengalaman yang lalu merupakan keharusan dalam menyusun strategi advokasi.

Contoh tujuan kesehatan masyarakat yang dapat diatasi dengan advokasi antara

lain:

• Mengubah “political will” untuk kepentingan kesehatan masyarakat

• Mengubah “social climate” untuk mendukung kesehatan masyarakat

• Menerbitkan atau memperbaharui undang-undang atau peraturan

• Pelaksanaan undang-undang yang seolah-olah tertidur

20

Page 21: Step 1 6

• Mengubah alokasi sumberdaya serta pendanaan

• Mengubah pelaksanaan serta prioritas suatu institusi

• Meningkatkan pengawasan pelayanan bagi publik

• Mempercepat modifikasi produk.

Tujuan advokasi melalui media bisa mencakup beberapa hal antara lain:

1. Mengemas sebaik-baiknya definisi isu kesehatan yang sedang ditangani,

sebagai contoh: mempromosikan bahwa rokok merupakan suatu bahan

yang bisa menimbulkan adiksi, bukan merupakan suatu pilihan.

2. Mengemas kembali definisi lainnya tentang isu kesehatan tersebut yang

kiranya akan merupakan penghambat program kita

3. Mengenalkan dan menekankan informasi terbaru tentang isu kesehatan

tersebut

4. Mengurangi atau menekan jumlah liputan media dari oposisi kita

5. Meningkatkan kredibilitas advokat

6. Menurunkan kredibilitas oposisi kita (misalnya dengan mengingatkan

masyarakat terhadap motif komersial dibalik riset yang dibiayai oleh

industri rokok).

Metode atau cara dan teknik advokasi untuk mencapai tujuan ada bermacam-

macam, yaitu :

1. Lobi politik ( political lobying )

2. Seminar/presentasi

3. Media

4. Perkumpulan

Tujuan advokasi secara umum

1. Memberikan penyaluhan kepada masyarakat

2. Memberikan penyaluhan kepada intansi – intansi terkait

3. Memberitahukan akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar

4. Mempromosikan adanay penyakit yang berbahaya di sekitar kita

5. Menginformasikan adanya penyakit baru yang berbahya

21

Page 22: Step 1 6

6. Menginformasikan gejala – gejala di akan adanya penyakit yang

berbhaya.

7. Menginformasikan penaggulanagnnya

8. Menginformasikan suatu ilmu kesehatn  yang belum di ketahui

masyarakat.

Sasaran advokasi seperti yang kita ketahui adalah sebagian besar yaitu masyarakat

sendiri yang kurang tetntang pengetahuan kesehatannya. Selain masyarakat,

terkadang juga adalah konsumen, sebagai contoh : konsumen rokok, kita

memberikan penyaluhan tentang bahaya dan akibat merokok dan kita dapat

memberitahukan tentang zat – zat penyusun rokok sebenarnya merupakan zat

yang berbahaya dan sifatnya keras sehingga dapa menimbulkan kerusakan pada

tubuh kita sendiri. Disamping kita memberikan penyaluhan tentang akibatnya,

kiita juga dapat meluruskan pandangan mereka yang menganggap rokok itu

merupakan alat untuk mengusir masalah mereka.

Selain masyrakat secara umum, secara khusus kita dapat melakukan advokasi

terhadap intansi – intansi yang terkait, misalnya pabrik atau perusahannya

langsung yang memproduksi hal – hal yang berbahaya yang dapat menimbulkan

masalah kesehatan di mansyarakat. Selain produksinya yang berbahaya, kita juga

dapat melakukan advokasi pada perusahaan itu terkait tentang limbah industri

yang berbahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat

sekitarnya.

Kita juga dapat melakukan advokasi kepada pemerintah jika menyangkut

keberadaan undang – undang yang berhubungan dengan lingkungan.

Semua ide dapat dikomunikasikan melalui berbagai cara misalnya dengan menulis

surat, menelepon, berkunjung, buletin, demonstrasi, laporan di media baik media

cetak atau elektronik dan sebagainya.6 Badan legislatif/legislator dapat

merupakan saluran apabila tujuan akhir yang diinginkan adalah perbaikan situasi

yang memerlukan adanya pemberlakuan undang-undang. Jadi selain dapat

22

Page 23: Step 1 6

berfungsi sebagai sasaran, ia juga dapat berperan sebagai saluran advokasi.

Saluran apa yang akan dipakai tentunya bergantung pada lingkup masalah, siapa

yang melakukan advokasi, siapa yang diwakili serta siapa yang akan menjadi

sasaran advokasi tersebut. Semakin kuat posisi oposisi, tentu dibutuhkan saluran

yang bervariasi, yang tentunya membutuhkan dana yang cukup besar.

Dibandingkan dengan saluran advokasi lainnya, media merupakan saluran yang

sangat efektif dalam advokasi karena media menjangkau lebih banyak sasaran

advokasi, dan juga orang-orang atau instansi yang bisa menjadi saluran, bahkan

masyarakat yang diwakili. Ada beberapa bentuk pemanfaatan media untuk

advokasi, antara lain media advisory, press release, surat kepada editor, the op-ed,

editorial dan memberikan wawancara.

Media advisory digunakan untuk mengingatkan atau memberikan informasi

kepada media tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kita. Media advisory

harus ringkas, sederhana, mencakup beberapa hal antara lain: Apa, siapa, kapan,

di mana, dan sponsor bila ada. Selain itu yang paling penting harus berisi

informasi mengapa kegiatan tersebut sangat penting dan perlu diliput oleh media.

Press release berguna untuk menjelaskan suatu kegiatan/isu secara detail.

The op-ed merupakan tulisan tentang isu tersebut yang dibuat oleh seseorang,

siapa pun, tentunya yang mempunyai kompetensi untuk menulis isu tersebut. Di

media nasional biasanya ditulis oleh seseorang yang cukup terkenal di bidang

tersebut.

Dalam advokasi peran komunikasi sangat penting,sehingga komunikasi dalam

rangka advokasi kesehatan memerlukan kiat khusus  agar komunikasi efektif.Kiat-

kiatnya antara lain sebagai berikut :

1.    Jelas ( clear )

2.    Benar ( correct )

3.    Konkret ( concrete )

23

Page 24: Step 1 6

4.    Lengkap ( complete )

5.    Ringkas ( concise )

6.    Meyakinkan ( Convince )

7.    Konstekstual ( contexual )

8.    Berani ( courage )

9.    Hati –hati ( coutious )

10.    Sopan ( courteous )

Prinsip dasar Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi

mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai

memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi.

Konsep Perilaku

Sebelum kita membicarakan tentang perilaku kesehatan, terlebih dahulu akan

dibuat batasan tentang perilaku itu sendiri. Perilaku dari pandangan biologis

adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.

Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri.

Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas,

mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan

kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga

merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat

dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,

baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut

dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum

dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari

perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.

24

Page 25: Step 1 6

Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah konsepsi dasar atau modal untuk

perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan

lingkungan adalah suatu kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan

perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor tersebut dalam

rangka terbentuknya perilaku disebut proses belajar (learning process).

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku merupakan

hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon) dan respons.

Ia membedakan adanya 2 respons, yakni :

a. Respondent Respons atau Reflexive Respons

Adalah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.

Perangsangan-perangsangan semacam ini disebut eliciting stimuli karena

menimbulkan respons-respons yang relatif tetap, misalnya makanan lezat

menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata

tertutup, dan sebagainya. Pada umumnya perangsangan-perangsangan yang

demikian itu mendahului respons yang ditimbulkan.

Respondent respons (respondent behaviour) ini mencakup juga emosi

respons atau emotional behaviour. Emotional respons ini timbul karena hal

yang kurang mengenakkan organisme yang bersangkutan, misalnya

menangis karena sedih atau sakit, muka merah (tekanan darah meningkat

karena marah). Sebaliknya hal-hal yang mengenakkan pun dapat

menimbulkan perilaku emosional misalnya tertawa, berjingkat-jingkat

karena senang dan sebagainya.

b. Operant Respons atau Instrumental Respons

Adalah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang

tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer

25

Page 26: Step 1 6

karena perangsangan-perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah

dilakukan oleh organisme.

Oleh sebab itu, perangsang yang demikian itu mengikuti atau memperkuat

suatu perilaku yang telah dilakukan. Apabila seorang anak belajar atau telah

melakukan suatu perbuatan kemudian memperoleh hadiah maka ia akan

menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan

tersebut. Dengan kata lain responnya akan lebih intensif atau lebih kuat lagi.

Didalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama (responden respons

atau respondent behaviour) sangat terbatas keberadaannya pada manusia.

Hal ini disebabkan karena hubungan yang pasti antara stimulus dan respons,

kemungkinan untuk memodifikasinya adalah sangat kecil.

Sebaliknya operant respons atau instrumental behaviour merupakan bagian

terbesar dari perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasi sangat

besar bahkan dapat dikatakan tidak terbatas. Fokus teori Skinner ini adalah

pada respons atau jenis perilaku yang kedua ini.

Prosedur Pembentukan Perilaku

Seperti telah disebutkan diatas, sebagian besar perilaku manusia adalah operant

respons. Untuk itu untuk membentuk jenis respons atau perilaku ini perlu

diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant conditioning.

Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skinner

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer

berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen

tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya

perilaku yang dimaksud.

26

Page 27: Step 1 6

c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan

sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang

telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya

diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan)

tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk

kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, diberi hadiah (komponen

pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang sampai

komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga,

keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.

Sebagai ilustrasi, misalnya dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan

menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak tersebut

harus :

a. Pergi ke kamar mandi sebelum tidur.

b. Mengambil sikat dan odol.

c. Mengambil air dan berkumur.

d. Melaksanakan gosok gigi.

e. Menyimpan sikat gigi dan odol.

f. Pergi ke kamar tidur.

Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah (tidak berupa uang) bagi masing-masing

komponen perilaku tersebut (komponen a-e) maka akan dapat dilakukan

pembentukan kebiasaan tersebut. Contoh tersebut di atas adalah suatu

penyederhanaan prosedur pembentukan perilaku melalui operant conditioning.

Didalam kenyataannya prosedur ini banyak dan bervariasi sekali dan lebih

kompleks dari contoh tersebut diatas. Teori Skinner ini sangat besar pengaruhnya

terutama di Amerika Serikat. Konsep-konsep behaviour control, behaviour

theraphy dan behaviour modification yang dewasa ini berkembang adalah

bersumber pada teori ini.

Bentuk Perilaku

27

Page 28: Step 1 6

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau

seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons ini

berbentuk 2 macam, yakni :

a. Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan

tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan

atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu

dapat mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak membawa

anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Contoh lain seorang yang

menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana meskipun ia

sendiri tidak ikut keluarga berencana.

Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu telah tahu gunanya

imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah mempunyai sikap yang

positif untuk mendukung keluarga berencana meskipun mereka sendiri

belum melakukan secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab

itu perilaku mereka ini masih terselubung (covert behaviour).

b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke

puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi dan orang pada kasus

kedua sudah ikut keluarga berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB.

Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata

maka disebut overt behaviour.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah

merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang

masih bersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan

tindakan nyata seseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus

(practice) adalah merupakan overt behaviour.

Perilaku Kesehatan

28

Page 29: Step 1 6

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan serta lingkungan.

Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respons dan stimulus atau

perangsangan.

Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan

sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan

stimulus atau rangsangan disini terdiri 4 unsur pokok, yakni sakit & penyakit,

sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.

Dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia

berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit

atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif (tindakan)

yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit tersebut.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan

tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :

- Perilaku sehubungan dengan peningkatan ddan pemeliharaan kesehatan

(health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi,

olah raga, dan sebagainya.

- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah

respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai

kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dan

sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada

orang lain.

- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seeking

behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,

misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari

pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri,

29

Page 30: Step 1 6

dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan

tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).

- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health rehabilitation

behaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha

pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya

melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka

pemulihan kesehatannya).

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang terhadap

sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun

tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara

pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam

pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.

c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour) yakni respons seseorang

terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi

pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-

unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan

sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behaviour) adalah

respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.

Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.

Perilaku ini antara lain mencakup :

- Perilaku sehubungan dengan air bersih, ttermasuk didalamnya

komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan

kesehatan.

- Perilaku sehubungan dengan pembuangan aiir kotor, yang menyangkut

segi-segi higiene, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.

- Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah

cair. Termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah

yang sehat serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.

30

Page 31: Step 1 6

- Perilaku sehubungan dengan rumah yang seehat, yang meliputi ventilasi,

pencahayaan, lantai, dan sebagainya.

- Perilaku sehubungan dengan pembersihan ssarang-sarang nyamuk

(vektor) dan sebagainya.

Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi

organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi

apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang

disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan akan menghasilkan

reaksi atau perilaku tertentu.

Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan

suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak

sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan

tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-

tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah

sebagian dari perilaku manusia.

Didalam suatu pembentukan dan atau perubahan, perilaku dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-

faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses

belajar, lingkungan, dan sebagainya.

Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia karena

merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsangan yang masuk menjadi

perbuatan atau tindakan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan saraf pusat

dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron.

Neuron memindahkan energi-energi didalam impuls-impuls saraf. Impuls-impuls

saraf indera pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan dan perabaan

disalurkan dari tempat terjadinya rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke

susunan saraf pusat.

31

Page 32: Step 1 6

Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui

persepsi. Persepsi sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera.

Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun mengamati objek yang

sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak dalam

rangka mencapai suatu tujuan, juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.

Perilaku juga dapat timbul karena emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi

emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, yang pada hakekatnya

merupakan faktor keturunan (bawaan). Manusia dalam mencapai kedewasaan

semua aspek tersebut diatas akan berkembang sesuai dengan hukum

perkembangan.

Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari

praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Belajar adalah suatu perubahan

perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu (sebelumnya). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan

berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2, yakni faktor intern

dan ekstern.

Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan

sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan

faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti

iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya.

Dari uraian di atas tampak jelas bahwa perilaku merupakan konsepsi yang tidak

sederhana, sesuatu yang kompleks, yakni suatu pengorganisasian proses-proses

psikologis oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk melakukan

responsi menurut cara tertentu terhadap suatu objek.

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behavior) sebagai berikut :

32

Page 33: Step 1 6

a. Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit,

kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.

b. Perilaku sakit (illness behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan yang

dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal

keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini kemampuan atau

pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta

usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.

c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan.

Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan / kesakitannya sendiri,

juga berpengaruh terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum

mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.

Saparinah Sadli (1982) menggambarkan individu dengan lingkungan sosial yang

saling mempengaruhi didalam suatu diagram.

Keterangan :

a. Perilaku kesehatan individu; sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya

dengan lingkungan.

b. Lingkungan keluarga; kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai

kesehatan.

c. Lingkungan terbatas; tradisi, adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat

sehubungan dengan kesehatan.

d. Lingkungan umum; kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang kesehatan, undang-

undang kesehatan, program-program kesehatan, dan sebagainya.

Setiap individu sejak lahir terkait didalam suatu kelompok, terutama kelompok

keluarga. Dalam keterkaitannya dengan kelompok ini membuka kemungkinan

untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh

33

Page 34: Step 1 6

karena pada setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan atau norma-norma

sosial tertentu maka perilaku tiap individu anggota kelompok berlangsung

didalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut

terhadap masalah-masalah kesehatan.

Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan individu cenderung

dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi

kesehatan yang diinginkan dan kurang berdasarkan pada pengetahuan biologi.

Memang kenyataannya demikian, tiap individu mempunyai cara yang berbeda

dalam mengambil tindakan penyembuhan atau pencegahan yang berbeda

meskipun gangguan kesehatannya sama.

Pada umumnya tindakan yang diambil berdasarkan penilaian individu atau

mungkin dibantu oleh orang lain terhadap gangguan tersebut. Penilaian semacam

ini menunjukkan bahwa gangguan yang dirasakan individu menstimulasikan

dimulainya suatu proses sosial psikologis. Proses semacam ini menggambarkan

berbagai tindakan yang dilakukan si penderita mengenai gangguan yang dialami

dan merupakan bagian integral interaksi sosial pada umumnya.

Proses ini mengikuti suatu keteraturan tertentu yang dapat diklasifikasikan dalam

4 bagian, yakni :

a. Adanya suatu penilaian dari orang yang bersangkutan terhadap suatu gangguan

atau ancaman kesehatan. Dalam hal ini persepsi individu yang bersangkutan atau

orang lain (anggota keluarga) terhadap gangguan tersebut akan berperan.

Selanjutnya gangguan dikomunikasikan kepada orang lain (anggota keluarga)

dan mereka yang diberi informasi tersebut menilai dengan kriteria subjektif.

b. Timbulnya kecemasan karena adanya persepsi terhadap gangguan tersebut.

Disadari bahwa setiap gangguan kesehatan akan menimbulkan kecemasan baik

bagi yang bersangkutan maupun bagi anggota keluarga lainnya. Bahkan

gangguan tersebut dikaitkan dengan ancaman adanya kematian. Dari ancaman-

ancaman ini akan menimbulkan bermacam-macam bentuk perilaku.

34

Page 35: Step 1 6

c. Penerapan pengatahuan orang yang bersangkutan mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan masalah kesehatan, khususnya mengenai gangguan yang

dialaminya. Oleh karena gangguan kesehatan terjadi secara teratur didalam suatu

kelompok tertentu maka setiap orang didalam kelompok tersebut dapat

menghimpun pengetahuan tentang berbagai macam gangguan kesehatan yang

mungkin terjadi.

Dari sini sekaligus orang menghimpun berbagai cara mengatasi gangguan

kesehatan itu, baik secara tradisional maupun modern. Berbagai cara

penerapan pengetahuan baik dalam menghimpun berbagai macam

gangguan maupun cara-cara mengatasinya tersebut merupakan

pencerminan dari berbagai bentuk perilaku.

d. Dilakukannya tindakan manipulatif untuk meniadakan atau menghilangkan

kecemasan atau gangguan tersebut. Didalam hal ini baik orang awam maupun

tenaga kesehatan melakukan manipulasi tertentu dalam arti melakukan sesuatu

untuk mengaatasi gangguan kesehatan. Dari sini lahirlah pranata-pranata

kesehatan baik tradisional maupun modern.

Antropologi kesehatan

Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang

berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek

yang  menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah: 1) penyakit yang berhubungan

dengan kepercayaan (misfortunes), 2) dibeberapa masyarakat misfortunes

disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir, 2)

kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok

masyarakat, 3) healers mempunyai peranan sebagai penyembuh, dan 4) adapun

perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,

terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

35

Page 36: Step 1 6

Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20,

pada tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan

medis dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi

sosial yang lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan

membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia

juga menyatakan keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan

naturalistik) dan menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap

pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.

Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya

diungkapkan dalam bentuk lima generalisasi yaitu 1) studi signifikan dalam

antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan konfigurasi budaya secara

keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola medis berada dalam totalitas

tersebut, 2) ada begitu banyak pengobatan primitif, 3) bagian dari pola medis,

seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara fungsional saling berkaitan, 4)

pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi

budaya, dan 5) manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya

merupakan pengobatan gaib.

Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog—

perilaku sehat (health behavior ), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan

antara illness dan disease, model penjelasan penyakit explanatory model ),

peran dan karir seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-

pasien, perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para

dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap

kebenaran absolut dalam proses penyembuhan.

Antropologi Kesehatan menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi

berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara

tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan

penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari

pengetahuan tersebut. Partisipasi profesional antropolog dalam program-program

36

Page 37: Step 1 6

yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih

besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta

melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan

kesehatan yang lebih baik.

Tugas utama ahli dari Antropologi Kesehatan adalah bagaimana individu di

masyarakat mempunyai persepsi dan beraksi terhadap ill dan bagaimana tipe

pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan

keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal. Antropologi Kesehatan dianggap

sebagai ‘antropologi dari obat” (segi teori) dan ‘Antropologi dalam pengobatan’

(segi praktis atau terapan).

Definisi Antropologi Kesehatan Menurut Ahli

Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang Antropologi Kesehatan. Di

bawah ini dijelaskan dari masing-masing definisi Antropologi Kesehatan tersebut.

Pemaparannya diurutkan menurut tahun definisi tersebut dikeluarkan.

Hasan dan Prasad (1959)

Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang

mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya)

dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah

kedokteran medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial

kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia.

Weaver, (1968)

Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang

menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.

Hochstrasser dan Tapp (1970)

Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-

karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.

37

Page 38: Step 1 6

Fabrga (1972)

Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu

mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi

cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau

berespons terhadap sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah

sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkahlaku.

Lieban (1977)

Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang

dipengaruhi oleh sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi

oleh aspek-aspek medis.

Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit

dan penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi

manusia dan lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan

populasi.

Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran

efektivitas dengan dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya

kultural dan biologikal, menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Lieban

menyebutkan bahwa pada hakekatnya ada empat macam area utama dalam

atropologi kesehatan yaitu ekologi dan epidemi, ethnomedicine, aspek medis dari

sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.

Landy (1977)

Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan

penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis

dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan

bahaya penyakit pada manusia sekarang ini.

Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada

umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu: 1) penyakit dalam beberapa

bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan menusia. Ini terjadi dalam

keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat, 2) kelompok manusia

38

Page 39: Step 1 6

mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi, sama dengan sumber

daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau merespon penyakit, 3)

kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan

persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau

menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya

yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan

penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.

Foster dan Anderson (1978)

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-

aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-

cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang

mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

Dalam definisi yang dibuat Foster/Anderson dengan tegas disebutkan bahwa

antropologi kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit

pada manusia.

Menurut Foster/Anderson, Antropologi kesehatan mengkaji masalah-

masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi

dan kutub sosial budaya. Pokok-pokok perhatian kutup biologi yang dimaksud

Foster/Anderson adalah 1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia, 2) Peranan

penyakit dalam evolusi manusia, dan 3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-

penyakit purba). Sedangkan pokok perhatian pada kutup sosial-budaya meliputi 1)

Sistem medis tradisional (etnomedisin), 2) Masalah petugas-petugas kesehatan

dan persiapan profesional mereka, 3) Tingkah laku sakit, 4) Hubungan antara

dokter pasien, dan 5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan

barat kepada masyarakat tradisional.

Foster dan Anderson (1978), menyatakan bahwa antropologi kesehatan

kontemporer dapat ditemukan pada empat sumber daya yang berbeda yaitu

Antropologi Fisik, Ethnomedicine, Studi Personalitas dan Kultural, dan Kesehatan

Publik Internasional.

Foster dan Anderson (1987), mengatakan bahwa lingkungan bio-cultural

yang paling baik dipelajari adalah dari sudut pandang ekologi. Sejak Perang

39

Page 40: Step 1 6

Dunia II, ahli antropologi banyak yang berpindah ke studi lintas budaya sistim

medis, bioekologi dan faktor-faktor sosio-budaya yang mempengaruhi timbulnya

kesehatan dan penyakit.

Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah

epidemiologi, dimana tingkahlaku  individu dan kelompok menentukan derajat

kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang

berbeda-beda.  Misalnya pada masyarakat yang tinggal di daerah beriklim tropis,

penyakit malaria  bisa berkembang dan menyerang mereka sedangkan pada

daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, atau di daerah di atas 1700

meter permukaan laut penyakit malaria tidak ditemukan.

Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda

dengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria,

demam berdarah, TBC, dll. pada umumnya terdapat pada negara-negara

berkembang,

Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus

belajar mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi

kebutuhannya. Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang sering

memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit adalah bagian dari

lingkungan hidup manusia contohnya adalah penyakit Kuru (lihat

Foster/Anderson, hal 27-29).

McElroy dan Townsend (1985)

Antropologi Kesehatan adalah sebuah studi tentang bagaimana faktor-faktor

sosial dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan kesadaran cara-cara alternatif

tentang pemahaman dan merawat penyakit.

McElroy dan Townsend yang mengambil pandangan sejarah juga

menekankan pentingnya adaptasi dan perubahan sosial dengan menyatakan bahwa

sejumlah besar ahli antropologi kesehatan kini berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit yang berkaitan dengan adaptasi kelompok manusia sepanjang jarak

geografis dan jangka waktu luas dari masa prasejarah ke masa depan.

Kedua ahli ini menyepakati setidaknya enam sub-disiplin antropologis yang

relevan dengan Antropologi Kesehatan yaitu Antropologi Fisik, Arkeologi Pra-

40

Page 41: Step 1 6

Historis, Antropologi Kultural, Antropologi Ekologikal, Teori Evolusioner, dan

Linguistik Antropologi.

PERANAN ANTROPOLOGI KESEHATAN DALAM PEMBANGUNAN

MASYARAKAT

Dalam bagian ini saya akan menguraikan peranan Antropologi Kesehatan dalam

menjalankan program-program pembangunan yang direncanakan untuk

memberikan perawatan kesehatan yang lebih baik pada masyarakat. Ini berarti

merupakan penerapan masalah pengetahuan Antropologi Kesehatan dan

konsekuensinya. Fokus yang dibicarakan dalam bagian ini adalah mengenai

antropologi tentang kesehatan atau antropologi dalam kesehatan. Ini berarti

membahas kesehatan dari perspektif antropologi “sebagai ahli antropologi” dan

membahas ahli antropologi sebagai pekerja kesehatan. Untuk menjadi seorang

ahli antropologi kesehatan, seseorang memerlukan dasar latihan antropologi yang

baik, pengalaman penelitian, naluri terhadap masalah, simpati terhadap orang lain

dan tentu saja dapat memasuki dunia kesehatan dan masyarakat kesehatan yang

bersedia menerima kehadiran para ahli antropologi itu.

Ahli antropologi mempunyai banyak ladang di dalam lembaga kesehatan atau

“masyarakat kesehatan” sebagai tempat kajiannya seperti rumah sakitjiwa,

rumahsakit umum, dokter praktek, para pasien, sekolah-sekolahkedokteran,

klinik-klinik, puskesmas dan “masyarakat kesehatan” lainnya.

Metode-metode penelitian yang sama seperti yang dipergunakan ahli antropologi

pada umumnya dalam penelitian tradisional dapat diterapkan kepada lingkungan-

lingkungan itu (“masyarakat kesehatan”). Pranatapranata kesehatan dalam arti

yang luas adalah sejumlah lapangan penelitian yang sangat produktif bagi para

ahli antropologi. Namun tidaklah cukup jika hanya pranata kesehatan saja yang

41

Page 42: Step 1 6

dipelajari. Para ahli antropologi harus dapat memasuki pranata itu. Meneliti

pranata kesehatan dalam masyarakat tradisional tidak memerlukan para tenaga

kesehatan, tetapi meneliti “masyarakat kesehatan” tidak cukup seorang ahli

antropologi, tetapi ia harus diterima dalam pranata masyarkat kesehatan dan

membutuhkan bantuan tenaga profesional kesehatan yang lain.

Kegunaan Antropologi Kesehatan

Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.

Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan

bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya,

dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan

serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke

generasi selanjutnya dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual

yang dilakukan dalam perwujudn kehidupan sehari-hari. 

Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam

berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi,

bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap sakit, dll).

Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan

masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang asa di masyarakat tersebut.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada

ilmu kesehatan lain sebagai berikut:

(1) Memberikan suatu cara untuk memandang masysrakat secara keseluruhan

termasuk individunya.

(2) Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk

menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.

(3) Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam

merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan

iterpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

42

Page 43: Step 1 6

Dalam sosiologi kesehatan dikenal beberapa istilah yang menunjukkan

sumbangan atau peran sosiologi pada bidang kesehatan, yaitu:

(1) Sociology in Medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara langsung

dengan dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor

sosial yang relevan dengan terjadinya gangguan kesehatan ataupun

sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan perawatan pasien atau

untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat. 

Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu

atau mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau

mempengaruhi kesehatan mereka ataupun tingkahlaku lain setelah sakit

dan penyakit terjadi;

(2) Sociology of Medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan

terhadap praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang

berada dalam lingkup pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan

kesehatan, sumberdaya manusia untuk membangun kesehatan, pelatihan

petugas kesehatan;

(3) Sociology for medicine berhubungan dengan srategi metodoli yang

dikembangkan sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan.

Misalnya teknik skala pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang

membantu mengenali atau mengukur skla sikap.

(4) Sociology from medicine menganalisa lingkungan kedokteran dari

perspektif sosial. Misalnya bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya

hidup para dokter, atau ‘sosialisasi’mahasiswa kedokteran selama

mengikuti pendidikan kedokteran.

(5) Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati

orientasi politik dan ideology yang berhubungan dengan kesehatan.

Misalnya, bagaimana suatu struktur pengobatan ‘Western’ akan

mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus merubah pola

interaksi masyarakat;

43

Page 44: Step 1 6

(6) Sociology around medicine menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi

bagian atau berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi,

etnologi, etik, filosofi, hukum mapun bahasa.

STEP 5

1. Antropologi medis

2. Perubahan perilaku

3. Teori perilaku

STEP 6

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

44