Status Pasien

20
STATUS PASIEN I. IDENTITAS Nama : Tn. S Umur : 48 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : Karyawan pabrik Alamat : Macasan RT/RW: 001/001 Baki, Sukoharjo Tgl pemeriksaan : 8 Juni 2013 No. CM : 01 19 98 39 II. ANAMNESIS A. Keluhan utama : Mata kanan perih B. Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 1 hari yang lalu pasien mengeluh mata kanan perih. Mata perih disertai dengan keluarnya air mata dan merah. Mata perih tersebut terjadi terus menerus semenjak mata kanan pasien tergigit serangga hingga datang ke tempat periksa. Terkadang keluar blobok, hingga pandangan kabur apabila bloboknya banyak. Pasien juga mengeluh terasa mengganjal dikedua mata. Keluhan dirasakan bertambah waktu pagi hari sebelum penderita akan

description

Mata

Transcript of Status Pasien

Page 1: Status Pasien

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. S

Umur : 48 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan pabrik

Alamat : Macasan RT/RW: 001/001 Baki, Sukoharjo

Tgl pemeriksaan : 8 Juni 2013

No. CM : 01 19 98 39

II. ANAMNESIS

A. Keluhan utama : Mata kanan perih

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 1 hari yang lalu pasien mengeluh mata kanan perih. Mata

perih disertai dengan keluarnya air mata dan merah. Mata perih tersebut

terjadi terus menerus semenjak mata kanan pasien tergigit serangga hingga

datang ke tempat periksa. Terkadang keluar blobok, hingga pandangan

kabur apabila bloboknya banyak. Pasien juga mengeluh terasa mengganjal

dikedua mata. Keluhan dirasakan bertambah waktu pagi hari sebelum

penderita akan periksa ke RS. Keluhan pasien disertai nyeri di sekitar bola

mata.

Pasien tidak merasakan mual dan muntah, serta tidak mengeluh

cekot-cekot di sekitar mata. Pasien tidak pernah mengalami benturan atau

terluka pada daerah mata. Pasien merasa penglihatan kedua matanya baik-

baik saja.

Page 2: Status Pasien

C. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Asma : disangkal

- Riwayat Keluhan serupa : disangkal

- Riwayat pakai kacamata : disangkal

- Riwayat operasi : disangkal

- Riwayat trauma : disangkal

- Riwayat alergi : disangkal

- Riwayat pemakaian obat-obatan : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat hipertensi : disangkal

- Riwayat kencing manis : disangkal

- Riwayat sakit serupa : disangkal

E. Kesimpulan Anamnesis

OD OS

Proses Infeksi -

Lokalisasi Mata kanan -

Sebab Gigitan serangga -

Komplikasi Belum ditemukan -

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Kesan umum

Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup

T = 120 mmHg N = 78 x/menit Rr = 16 x/menit S = 36,8 oC

B. Pemeriksaan subyektif OD OS

Visus sentralis jauh 6/40 6/6

Pinhole tidak dilakukan tidak dilakukan

Koreksi tidak dilakukan tidak dilakukan

Refraksi tidak dilakukan tidak dilakukan

Page 3: Status Pasien

Visus Perifer

Konfrontasi test tidak dilakukan tidak dilakukan

Proyeksi sinar tidak dilakukan tidak dilakukan

Persepsi warna tidak dilakukan tidak dilakukan

C. Pemeriksaan Obyektif

1. Sekitar mata

Tanda radang ada tidak ada

Luka tidak ada tidak ada

Parut tidak ada tidak ada

Kelainan warna ada tidak ada

Kelainan bentuk tidak ada tidak ada

2. Supercilium

Warna hitam hitam

Tumbuhnya normal normal

Kulit sawo matang sawo matang

Pasangannya dalam batas normal dalam batas normal

Geraknya dalam batas normal dalam batas normal

3. Pasangan Bola Mata dalam Orbita

Heteroforia tidak ada tidak ada

Strabismus tidak ada tidak ada

Pseudostrabismus tidak ada tidak ada

Exophthalmus tidak ada tidak ada

Enophthalmus tidak ada tidak ada

Anophthalmus tidak ada tidak ada

4. Ukuran bola mata

Mikrophthalmus tidak ada tidak ada

Makrophthalmus tidak ada tidak ada

Ptisis bulbi tidak ada tidak ada

Atrofi bulbi tidak ada tidak ada

Bufthalmus tidak ada tidak ada

Page 4: Status Pasien

Megalokornea tidak ada tidak ada

Mikrokornea tidak ada tidak ada

5. Gerakan Bola Mata

Temporal superior normal normal

Temporal inferior normal normal

Temporal normal normal

Nasal normal normal

Nasal superior normal normal

Nasal inferior normal normal

6. Kelopak Mata

Gerakannya sulit untuk terbuka dalam batas normal

Lebar rima 5 mm 10 mm

Blefarokalasis tidak ada tidak ada

Hiperemi ada tidak ada

Tepi kelopak mata

Oedem ada tidak ada

Hiperemis ada tidak ada

Entropion tidak ada tidak ada

Ekstropion tidak ada tidak ada

7. Sekitar saccus lakrimalis

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

8. Sekitar Glandula lakrimalis

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

9. Tekanan Intra Okuler

Palpasi kesan normal kesan normal

Tonometer Schiotz tidak dilakukan tidak dilakukan

10. Konjungtiva

Page 5: Status Pasien

Konjungtiva palpebra superior

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

Konjungtiva palpebra inferior

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

Konjungtiva Fornix

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

Konjungtiva Bulbi

Pterigium tidak ada tidak ada

Oedem ada tidak ada

Hiperemis injeksi konjungtiva injeksi konjungtiva

Sikatrik tidak ada tidak ada

Caruncula dan Plika Semilunaris

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

11. Sklera

Warna putih putih

Penonjolan tidak ada tidak ada

12. Kornea

Ukuran 11 mm 11 mm

Limbus jernih jernih

Permukaan licin licin

Sensibilitas normal normal

Medium jernih jernih

Belakang jernih jernih

Page 6: Status Pasien

Keratoskop (Placido) tidak dilakukan tidak dilakukan

Fluoresin Test tidak dilakukan tidak dilakukan

Arcus senilis tidak ada tidak ada

13. Kamera Okuli Anterior

Isi jernih jernih

Kedalaman kesan dalam kesan dalam

14. Iris

Warna coklat coklat

Bentuk bulat bulat

Sinekia anterior tidak ada tidak ada

15. Pupil

Ukuran 3 mm 3 mm

Bentuk bulat bulat

Tempat sentral sentral

Reflek direct (+) (+)

Reflek indirect (+) (+)

Reflek konvergensi (+) (+)

Tepi rata rata

Sinekia posterior tidak ada tidak ada

16. Lensa

Ada/tidak ada ada

Kejernihan jernih jernih

Letak sentral sentral

Shadow test tidak dilakukan tidak dilakukan

17. Corpus vitreum

Kejernihan tidak dilakukan tidak dilakukan

18. Mata bagian dalam

Fundus reflek tidak dilakukan tidak dilakukan

Skiaskopi tidak dilakukan tidak dilakukan

Page 7: Status Pasien

IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN

OD OS

Visus sentralis jauh 6 / 40 6 / 6

Pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sekitar mata Tanda radang dalam batas normal

Supercilium dalam batas normal dalam batas normal

Pasangan bola mata dalam batas normal dalam batas normal

dalam orbita

Ukuran bola mata dalam batas normal dalam batas normal

Gerakan bola mata dalam batas normal dalam batas normal

Kelopak mata Hiperemis, oedema dalam batas normal

Sekitar saccus lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal

Sekitar glandula lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal

Tekanan intraokuler dalam batas normal dalam batas normal

Konjungtiva bulbi injeksi konjungtiva injeksi konjungtiva

Konjungtiva palpebra hiperemis hiperemis

Konjungtiva forniks hiperemis hiperemis

Sklera kecoklatan kecoklatan

Kornea dalam batas normal dalam batas normal

Camera oculi anterior dalam dalam

Iris dalam batas normal dalam batas normal

Pupil 3 mm, reguler, 3 mm, reguler

sentral sentral

Lensa jernih jernih

Corpus vitreum tidak dilakukan tidak dilakukan

Page 8: Status Pasien

V. GAMBARAN KLINIS

VI. DIAGNOSIS BANDING

- OD Konjungtivitis bakterial

- OD Konjungtivitis viral

- OD Glaukoma

Page 9: Status Pasien

VII. DIAGNOSIS

- OD Selulitis Periorbitalis ec insect bite

VIII. TERAPI

Medikamentosa

- Xytrol ED 4 x1 tetes OD

- Prednisolon 3 x1 tablet

- Loratadine 1x1 tablet malam

Non Medika mentosa

- Menghindari tindakan mengggosok-gosok mata dengan tangan atau jari

tangan.

- Menghindari kontak dengan serangga.

IX. PROGNOSIS OD OS

Ad vitam baik baik

Ad fungsionam baik baik

Ad sanam baik baik

Ad kosmetikum baik baik

TINJAUAN PUSTAKA

Page 10: Status Pasien

I. Definisi

Selulitis Periorbitalis merupakan suatu infeksi akut pada jaringan di

sekeliling mata. Selulitis Orbitalis adalah suatu infeksi akut di dalam kantung

mata.

Selulitis periorbitalis tidak menyebabkan proptosis (penonjolan bola

mata) dan tidak menyebabkan gangguan pergerakan bola mata, tetapi jika

tidak diobati bisa berkembang menjadi selulitis orbitalis.

II. Etiologi

Pada anak-anak, selulitis orbitalis biasanya berasal dari infeksi sinus dan

disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenzae. Organisme lainnya

adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae dan Beta hemolytic

streptococci. Bayi dan anak-anak yang berumur dibawah 6-7 tahun

tampaknya sangat rentan terhadap infeksi oleh Hemophilus influenzae.

Faktor resiko lain terjadinya infeksi oleh H. influenzae adalah infeksi

sinus. Kejadian yang sering ditemukan pada orang dewasa dikarenakan oleh

cedera pada kelopak mata (karena gigitan serangga maupun benda asing).

III. Gejala

Page 11: Status Pasien

Demam, biasanya sampai 38,9 derajat Celsius atau lebih.

Kelopak mata atas dan bawah membengkak dan nyeri.

Kelopak mata tampak mengkilat dan berwarna merah atau ungu.

Bayi atau anak tampak sakit.

Jika mata digerakkan, akan timbul nyeri.

Penglihatan menurun (karena kelopak mata membengkak menutupi mata).

Mata menonjol.

Merasa tidak enak badan.

Gerakan mata menjadi terbatas.

IV. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:

Pemeriksaan darah lengkap

Pembiakan dan tes sensitivitias darah

Pungsi lumbal (pada kasus yang sangat berat)

Rontgen sinus dan orbita

CT scan atau MRI sinus dan orbita

Pembiakan kotoran mata

Pembiakan lendir hidung

Pembiakan lendir tenggorokan.

V. Terapi

Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit.

Diberikan cairan melalui infus dan antibiotik.

Jika terbentuk abses (penimbunan nanah), dilakukan pembedahan untuk

membuang nanahnya.

Infeksi ini perkembangannya sangat cepat karena itu harus dipantau secara

ketat.

Jika segera diobati, akan terjadi pemulihan sempurna, apabila

pengobatan dilakukan terlambat akan terjadi komplikasinya berupa:

Page 12: Status Pasien

Trombosis sinus kavernosus

Gangguan pendengaran

Septikemia (infeksi darah)

Meningitis (peradangan selaput otak)

Kerusakan saraf optik dan gangguan penglihatan.

VI. Pencegahan

Pemakaian pelindung mata bias digunakan untuk meminimalkan kejadian

insect bite.

Evaluasi yang tepat dan pengobatan dini pada infeksi sinus maupun gigi

bisa mencegah penyebaran infeksi ke mata.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Status Pasien

Vaughan, Daniel G.dkk.2000 Oftalmologi Umum. Widia Medika. Jakarta

Ilyas, Sidarta. 2009 Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta.

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk

Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Ed.2. Sagung Setio: Jakarta