Start Boiler
-
Upload
markus-widi-tryatno -
Category
Documents
-
view
347 -
download
2
Transcript of Start Boiler
----------------------- Page 1----------------------
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ 4. PENGOPERASIAN 4.1. KLASIFIKASI START DAN DIAGRAM START PLTU
4.1.1. Klasifikasi Start Pada dasarnya jenis start unit PLTU dapat dibedakan menja di 3, yaitu start dingin
(cold start), start hangat (warm start) dan start panas (hot start). Pada aaat akan mengoperasikan unit
PLTU, terlebih dahulu harus ditentukan jenis start apa yang akan dil aksanakan. Pada umumnya sebagai
pedoman untuk menentukan jenis start menggunakan parameter yang sama, yaitu temperatur metal
tingkat pertama (first stage metal temperature ) turbin. Harga batas dari parameter temperatur ini
diberikan oleh pa brik dan disarankan untuk mengikutinya karena boleh jadi ketentuan dari satu pabrik
berbeda dengan pabrik lainnya. Adapun kriteria dari masing-masing jenis start adalah sebagai berikut :
Start dingin (Cold Start). Operasi unit PLTU dikategorikan dalam start dingin ap abila temperatur first
stage metal < 120 0C. Temperatur first stage metal < 120 0C ini terc apai ketika turbin telah stop
(shutdown) lebih dari 72 jam atau 3 hari. Start dingin memerlukan total waktu start yang paling lama.
Hal ini disebabkan karena temperatur metal dari seluruh komponen masih dala m keadaan dingin
sehingga memerlukan waktu yang cukup lama guna mencapai pemerataan panas (he at soak). Faktor
lain yang juga perlu diperhatikan pada start dingin adalah kemungkinan terjadinya termal stress akibat
perbedaan temperatur. Y akinkan bahwa perbedaan temperatur dari setiap komponen tidak melebihi
batas yang diizinkan oleh pabrik. Start hangat (Warm Start). Start unit diklasifikasikan menjadi start
hangat apabil a temperatur first stage metal turbin berada diantara 120 0C s.d 350 0C. Temperatur ini
terjadi a pabila turbin telah stop selama sekitar 30 jam. ka lama Karena temperatur metal start menjadi
lebih turbin masih cukup tinggi, ma
singkat dibanding start dingin. Hal yang perlu dipert pada start hangat diantaranya adalah pengaturan
temperatur uap keluar boi ler agar pada saat start turbin, temperatur uap sesudah proses throtling pada
stop valve sesuai dengan temperatur metal. imbangkan Start panas (Hot Start). Start panas merupakan
jenis start yang membutuhkan waktu start paling cepat dibanding jenis start yang lain. Start panas
dilakuka n apabila temperatur first stage metal turbin > 350 0C. Start panas dilakukan ketika turbin ba ru
shut down sebentar, yaitu sekitar 12 jam. Hal yang perlu dipertimbangkan pada start hangat juga
berlaku untuk start panas. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 110
----------------------- Page 2----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ enambah Selain ketiga jenis start diatas, pada sebagian PLTU m satu lagi jenis start, Start sangat
panas dilakuka yaitu start sangat panas (very hot start). n apabila temperatur metal turbin masih > 450
0C. Hal ini terjadi ketika turbin trip akibat ga ngguan dari luar seperti saluran (transmisi) interkoneksi
terganggu atau rele MFT salah operasi. Masing-masing jenis start memerlukan perlakuan yang hal ini
ditampilkan pada kurva start. Kurva start dibuat oleh pabrik mesin dan harus digunakan sebagai acuan
untuk melakukan start. dan Daftar perkiraan waktu untuk tiap jenis start Jenis Start Dari penyalaan Dari
turbin start hing Totaldari penyala hingga start hingga paralel uh an hingga beban turbin penuh 1. Start
Dingin (cold start) 240 menit 220 menit it 650 menit Dari paralel ga beban pen berbeda pembuat
190
men
2. Hangat it
Start 80 menit menit 70 menit 90 men
240 (warm start)
3. Start Panas (Hot start ) 40 it 90 menit 4. Start sangat panas (very it 50 menit hot start) 4.1.2. um
menit
15 menit
35
men
10 menit
10 menit
30
men
Diagram (Prosedur)
Start
Start unit merupakan suatu hal yang cukup kompleks. Sebel melakukan start, terlebih dahulu harus
dilakukan persiapan atau pemeriksaan sebelum start (pre star t check/PSC). Mengingat komponen dan
peralatan PLTU demikian ba nyak, maka mustahil untuk mengingat seluruh item PSC yang harus
dilakukan. G una membantu kelancaran pelaksanaaan start, biasanya digunakan daftar item-item yang
harus diperiksa sebelum start berupa list (pre start check list) untuk semua komponen. Start unit dapat
dirinci menjadi start untuk tiap komponen utama yang meliputi start boiler, st art turbin, start alat bantu
dan sebagainya. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 111
----------------------- Page 3----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ BOILER TURBIN Pemeriksaan dan Persiapan Start dan Persiapan Start Operasikan Sistem Udara
kempa Operasikan S istem Pendingin Utama dan Pendingi n Bantu Pengisian air ke boiler (boiler filling ) -
Isi hotwell - Isi deaerator - Isi drum hingga level minimum Pemeriksaan
Operasikan Sistem Udara dan Gas (Draft) Operasikan Sistem Pelumas dan Turning gea r, Perapat dan
Hidrogen Purging Boiler RESET Boiler dan Light Off ( Penyalaan Pembakaran ) Pressure Up (Kenaikan
tekanan) team dan Vacuum up Kontrol kenaikan temperatur per jam Kontrol Drum level dan
Pembakaran RESET Turbin dan Rolling - Speed up Rub ch eck Heat Soak Eksitasi dan Sinkronisasi
generator Start mill pulveriser Naikkan B eban, Transfer PS dan Kontrol Pembakaran, Temperatur /bleed
steam dan Drum level Etraction Gland seal s
Gambar 1, Blok Diagram Start Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
112 ----------------------- Page 4----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Untuk keperluan praktis, urutan kegiatan start mulai dari persiapan hingga beban penuh dapat
dibuat dalam bentuk diagram blok urutan start. Sa lah satu contoh diagram blok urutan start ada pada
gambar 1. Diagram ini mengaitkan kegiatan pada oper asi boiler dan turbin. Untuk keperluan praktis,
urutan kegiatan start mulai dari persiapan hingga beban penuh dapat dibuat dalam bentuk diagram blok
urutan start. Sa lah satu contoh diagram blok
urutan start ada pada gambar 1. Diagram ini mengaitkan kegiatan pada oper asi boiler dan turbin.
Dengan diagram tersebut dapat dilihat apa saja yang dilak di boiler dan mana yang dapat dilakukan
secara bersamaan antara boiler dan turbin. Diagram ini tentunya berbeda dari satu unit pembangkit
dengan unit pembangkit yang lai n. Karena itu disarankan agar setiap unit memiliki diagram alur start
masing-masing karen a hal ini sangat membantu dalam kelancaran start unit. ukan 4.1.3. Persiapan start
Sebelum melakukan pengoperasian suatu peralatan atau sistem, maka harus dilakukan persiapan atau
pemeriksaan sebelum start (pre start che ck). Apabila kondisi unit usai pekerjaan overhaul atau
pekerjaan pemeliharaan, maka persiapan dan pemeriksaan mencakup semua bagian alat dan harus
dilakukan secara teliti dan bertahap . Tetapi apabila kondisi unit hangat atau stand by, maka persiapan
dan pemeriksaan relatif lebih sederhana dan singkat, hanya untuk memastikan (konfirmasi) posisi bagian
alat atau sistem. Persiapan ini meliputi persiapan terhadap semua peralatan a sistem yang merupakan
bagian dari ketel atau bagian dari turbin dan generator. Sesuai dengan prosedur yang berlaku pekerjaan
persiapan ataupun pengoperasian alat atau sistem ada yang dapat dilakukan secara paralel tetapi ada
pula yang harus dikerjakan secara ber urutan. tau a. Sistem air pendingin utama dan pendingin bantu Di
dalam unit pembangkit yang sistem pendinginnya terdiri dari sistem p endingin utama dan pendingin
bantu, maka sistem pendingin utama merupaka n sistem yang pertama dioperasikan sebelum alat atau
sistem yang lain berop erasi. Hal ini karena sistem pendingin utama selain untuk mengkondensasi uap di
kondens or juga berfungsi untuk mendinginkan air dalam sistem pendingin bantu (auxil iary cooling
water atau close cooling water). Jadi sekalipun kondensor belum mengkondensasi uap karen a turbin
belum beroperasi, tetapi sudah dialiri air pendingin. Tetapi apabila sistemnya dilengkapi dengan sistem
air pendingin bantu a ir laut (sea water auxiliary cooling ) yang berfungsi mendinginkan air pendingin
bantu, ma ka yang dijalankan pertama kali adalah sistem pendingin bantu air laut. Sedang sistem pend
ingin utama baru dijalankan pada saat akan dilakukan pemvakuman kondensor (vacuum up).
Sistem Pendingin Utama Persiapan sistem pendingin utama meliputi dari intake (sisi masuk) pompa
hingga outfall (sisi keluar) kondensor
pemeriksaan
mulai
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 113 ----------------------- Page
5----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Sistem air pendingin bantu Sistem ini berfungsi untuk mendinginkan alat bantu dan bersirkulasi
secara tertutup. Sekalipun siklusnya tertutup tetapi sebagian airnya terbuan g (bocor), misalnya untuk
pendingin atau perapat poros pompa dan sebagainya. Oleh karena itu persediaan air dalam tangki
(header) air pendingin ini harus cukup sebelum sistem diop erasikan. b. Sistem air pengisi Sistem ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : Sistem air pengisi tekanan rendah (air kondensat) Sistem air
pengisi tekanan tinggi Persiapan untuk pengoperasian sistem air pengisi semua komponen yang
terdapat dalam sistem mulai dari hotwell hingga drum boiler. c. Sistem bahan bakar Bahan bakar yang
digunakan di PLTU terdiri dari : Bahan bakar minyak solar (HSD) Bahan bakar minyak residu (MFO) Bahan
bakar batubara - Bahan bakar minyak solar (HSD) BBM solar digunakan sebagai penyala (igniter) dan
untuk pembakaran awal pada saat start dingin. Sistem bahan bakar solar yang dipersiapkan mulai dari
tang ki hingga penyala. - Sistem bahan bakar residu (MFO) Bahan bakar minyak residu digunakan
sebagai bahan bakar utama pada P LTUminyak. Pemeriksaan bahan bakar minyak residu meliputi
seluruh kom ponen mulai dari tangki persediaan, tangki harian hingga burner residu. - Sistem bahan
bakar batubara (pf = pulverised fuel) Sistem bahan bakar batubara merupakan sistem yang cukup
kompleks karena komponennya banyak. Persiapan sistem bahan bakar batubara mulai dari bun ker
hingga burner. Namun demikian harus selalu berkomunikasi denga
meliput
i
n
pihak yang menangani persediaan batubara untuk kelangsungan pasokannya ke bunker.
d. Sistem minyak pelumas Didalam unit pembangkit minyak pelumas selain digunakan untuk pelumas
bantalan turbin generator juga digunakan sebagai minyak hidrolik d an kontrol turbin serta untuk
perapat poros (seal) generator. Pompa pelumas terdiri leb ih dari satu, tetapi dalam kondisi normal yang
beroperasi hanya satu, sedang yang lain sebagai bac k up. Sistem minyak perapat poros hanya
digunakan dalam generator yang diding inkan dengan hidrogen. Pompa minyak terdiri dari dua, yaitu
pompa perapat untuk sisi udara dan pompa perapat untuk sisi hidrogen. Dalam kodisi normal kedua
pompa yang diger akkan dengan arus AC ini beroperasi semua. Untuk mencegah keluarnya h idrogen
pada saat aliran listrik AC hilang, maka sistem ini dilengkapi dengan pompa perapat yang digerakkan
dengan motor DC. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 114
----------------------- Page 6----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ e. Sistem udara instrumen dan udara service Sistem ini dioperasikan apabila sistem air pendingin
bantu telah be roperasi. Hal ini karena kompressor udara instrumen maupun kompresor udar a service
didinginkan dengan air pendingin bantu. Produk udara instrumen ini digunakan untuk m enggerakkan
peralatan instrumen-kontrol termasuk katup dan damper. Persiapan sebelum mengoperasikan sistem
udara instrumen dan service pada dasarnya sama. Perbedaannya adalah dalam sistem udara instrumen
te rdapat sistem pengering udara (air dryer). e. Sistem udara pembakaran dan gas buang Udara
pembakaran dipasok oleh FD fan dan gas buang dikeluarkan ke atosfi r dengan ID fan. Udara
pembakaran (udara sekunder) diambil dari atmosfi r dan jumlahnya diatur dengan vane yang dipasang
pada sisi masuk FD fan. Gas Recirculation Fan (GRF)
Pada beberapa ketel tertentu dilengkapi dengan sistem resirkulasi gas yang berfungsi untuk mengontrol
temperatur uap. Pemeriksaan dan persiapan sistem ini meliputi : 1. Dust collector dalam keadaan bersih
dan siap 2. Damper gas masuk dan keluar GR fan dalam posisi benar 3. GR fan meliputi pasok listrik,
pelumas, pendingin dalam keadaan si ap. 4. Semua manhole dalam keadaan tertutup. 4.2. Prosedur
Start 4.2.1. Start ( Pengoperasian) Ketel Sebelum menjalankan koiler, perlu dilakukan persiapan yang
uti : Periksa dan yakinkan bahwa semua "Man Hole" sudah tertutup. Periksa dan yakinkan bahwa semua
Sefety Valve tidak dalam keadaan terkunci (GAG). Periksa dan yakinkan bahwa semua instrumen
indikator (level gauge, temperatur gauge, pressure gauge dsb) sudah terpasang dan berfungsi dengan b
aik. Periksa dan yakinkan bahwa semua sistem proteksi tidak ada yang fault. Selain itu perlu diingat
bahwa ketika Boiler start, semua saluran dra in dan venting harus dalam keadaan terbuka. Tahapan start
ketel secara umum adalah sebagai berikut : a. Alur Aliran Air Pengisian Hotwell Pengisian hotwell dapat
dilakukan bila kualitas air penamb ah telah memenuhi spesifikasi air kondensat yang ditetapkan. Isilah
hotwell hingga le vel normal. Pengisian Tangki Deaerator Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan
serta nilai-nilai perusahaan 115 ----------------------- Page 7----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Setelah level hotwell cukup, kegiatan dilanjutkan dengan pengisian tangki deaerator. Tetapi
perlu diingat bahwa persyaratan air untuk deaer ator yang ditentukan oleh pabrik harus dijadikan
pedoman. Bila memenuhi syarat, air dapat diisikan ke tangki deaerator dengan pompa kondensat hingga
level normal. Perlu diingat bahwa selama mengisi tangki deaerator, secara simultan perlu dila melip
kukan
penambahan air penambah ke hotwell.
Pengisian Boiler Seperti halnya saat mengisi tangki deaerator, sebelum meng isi ketel kondisi air harus
memenuhi persyaratan air ketel yang ditetapkan oleh perusahaan. A ir diisikan ke ketel dengan pompa
air pengisi (BFP). Sebelum menjalankan pompa air pengisi, pompa harus di "Priming" terlebih dahulu
dengan cara membuka salu ran venting pada pompa sampai semua udara terbuang yang ditandai
dengan keluarnya air dari saluran venting. Sebelum mengisikan air kedalam boiler, yakinkan bahwa
venting pada boiler drum, superheater, reheater (bila tersedia) harus sudah dalam keadaan terbuka
untuk membuang udara. Isi boiler hingga level drum sedikit diba wah level normal. Bila pada pengisian
awal level drum sudah tinggi, maka ketika memuai level drum akan menjadi terlalu tinggi sehingga harus
diturunkan dengan membuang sebagian air melalui saluran "Blow Down". Hal seperti ini sedapat mungki
n harus dihindari karena akan menambah kerugian air dan panas. katup Setelah muka air drum
mencapai level yang ditetapkan, katup pengatur (CV) ditutup dan pompa air pengisi dapat dimatikan.
Pada prins ipnya penambahan air ke boiler belum lagi diperlukan sampai saat dimana uap telah mul ai
mengalir keluar dari boiler. maka b. Alur Aliran Udara dan Gas Pembilasan Ruang Bakar (Purging) Rang
bakar adalah tempat dimana bahan bakar bercampur dengan udara untuk membentuk reaksi
pembakaran. Oleh karena itu, kemungkinan terdapatnya sisa bahan bakar sangat besar. Sisa-sisa bahan
bakar ini dapat bersifat sangat ek splosif dan cukup membahayakan. Ketika ketel beroperasi selalu ada
resiko masuknya bahan bakar yang tidak terbakar kedalam ketel. Untuk mengurangi resiko le dakan
(eksplosion), maka ruang bakar senantiasa harus dibilas (purging) terleb ih dahulu sebelum boiler
dinyalakan. Tujuan dari purge ini adalah untuk membuang gas yang terbakar (combustible gas) dari
dalam ketel. Gas yang dapat terbakar yang terdapat didalam k etel berasal dari bahan bakar yang tidak
terbakar. Untuk memastikan bahwa ketel sudah bersih dari dapat
combustible gas, maka purging dilakukan selama sekitar 5 menit. Persyaratan purging Untuk dapat
melakukan purging diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan untuk
melakukan purge antara ketel yang satu dengan yang lain dapat saja berbeda, tetapi persyaratan utama
pada prinsipnya sama. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 116
----------------------- Page 8----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Persyaratan tersebut antara lain adalah : Aliran udara lebih besar dari 30 % aliran beban penuh
Katup penutup cepat (trip valve) bahan bakar penyala tertutup Tekanan ruang bakar (furnace pressure)
sudah sesuai Katup penutup cepat bahan bakar utama tertutup Semua damper/ vane udara dan gas
terbuka Level air di drum ketel diatas batas minimum. Tidak ada nyala api di ruang bakar Untuk ketel
yang pengoperasiannyamenggunakan soft pane (layar/CRT), item-item persyaratan purging dapat dilihat
dilayar monitor. Pada ketel yang dilengkapi dengan penangkap abu elektrik (Electrostatic Precipitator),
pasti kan bahwa electrostatic precipitator ini baru boleh dioperasikan setelah proses pembil asan
(purging) selesai. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terj adinya ledakan (explosion)
didalam electrostatic precipitator ketika proses pembilasan tenga h berlangsung. Untuk memperoleh
aliran udara lebih besar dari 30 %, dil akukan dengan mengatur inlet vane dari FD fan. Sementara untuk
membuat tekanan ruang bakar minus dilaku kan dengan mengatur inlet vane IDF. l Prosedur purging
Apabila persiapan dan persyaratan purging telah terpenuhi, maka purging da pat dilakukan . Prosedur
purging dilakukan dengan mengalirkan udara ke ruang bakar dan sem ua saluran gas dengan aliran > 30
% aliran beban penuh selama waktu sekitar 5 menit. Selama proses purging berlangsung kondisi ketel
dijaga s tabil seperti saat sebelum purging. Jadi semua parameter dari alat yang beroperasi di jaga untuk
tidak berubah dan tidak melakukan start atau stop suatu alat. Apabila pada sa
at proses purging sedang berlangsung salah satu parameter yang merupakan per syaratan purging
berubah harganya, maka purging batal dan alarm gangguan muncul di panel. Jika proses purging gagal,
artinya belum selesai sesuai dengan set waktu yang telah ditentukan , maka purging harus diulang dari
awal. c. Ruang Bakar Penyalaan Sebelum melakukan penyalaan awal, maka komponen berikut ini harus
disiapk an : Damper udara dalam posisi untuk penyalaan Tekanan uap atau udara untuk atomising cukup
Flame detector (sensor) dalam keadaan baik dan telah terpasang Tekanan ruang bakar normal, Tekanan
bahan bakar penyala cukup Penyalaan dapat dilakukan apabila purging telah selesai. Unt melakukan
penyalaan, maka katup trip bahan bakar penyala dibuka sehingga bahan bakar siap hingga katup isolasi
tinggal menunggu urutan start penyalaan. Begitu tombol start igniter ditekan, maka urutan
penyalaannya adalah sebag ai berikut : Igniter gun masuk keruang bakar. uk Berbagi dan menyebarkan
ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 117 ----------------------- Page 9----------------------PT. PLN
(PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Katup uap atau udara atomisasi terbuka Busi mengeluarkan bunga api (igniter on) Katup bahan
bakar penyala terbuka Jika nyala api yang ditangkap oleh flame detector memuaskan, artinya terja di
pembakaran yang baik, maka penyalaan berlangsung terus dan busi ak an mati setelah memberi
penyalaan. Tetapi jika nyala api yang ditangkap flame detect or tidak memuaskan, maka igniter trip
(katup trip bahan bakar penyala dan uap atomisa si tertutup). Pada saat pembakaran awal pastikan
bahwa pembakaran terjadi dengan baik, tidak ada b ahan bakar yang tidak terbakar masuk ke ruang
bakar. Bentuk nyala a pi harus diperhatikan melalui kaca intip, yaitu tidak terlalu panjang tetapi juga
tidak terlalu lebar sehingga menyentuh dinding ruang bakar.
Proses pemanasan pada ketel harus dilakukan bertahap dengan kenaikan tempe ratur uap yang
terkontrol. Temperatur metal ketel (superheater) harus dipantau dan d ijaga pada batas yang diijinkan.
Temperatur metal reheater juga harus diamati terus menerus karena belum ada aliran uap masuk
turbin. Buka katup resirkulasi ekonomiser agar air da pat bersirkulasi dari drum ke pipa pipa ke
ekonomiser dan kembali ke dr um. Pada saat ini belum ada penguapan dan belum terjadi sirkulasi
sehingga kenaikan temperatur harus diatur dengan hati-hati agar tidak terjadi overheating pada pipa-
pipa ketel. Atur laju kenaikan temperatur dan tekanan uap dengan mengatur banyaknya ig niter yang
beroperasi. Periksa temperatur gas keluar ruang bakar dengan menggunakan thermoprobe, jaga agar
temperatur ini tidak melebihi batas yang telah dite ntukan. Apabila telah terjadi pemanasan yang cukup
dan timbul tekanan yang cukup, pembakaran dapat ditambah dengan menambah burner HSD atau
menggunakan bahan bakar m inyak residu. Laju kenaikan temperatur tetap harus dibatasi demikian pula
temper atur pipa-pipa ketel juga harus terus dipantau. Pengaturan kenaikan temperatur dapat dila
kukan dengan menambah atau mengurangi jumlah burner HSD atau mengatur aliran bahan ba kar MFO
dan udara pembakaran bila sudah menggunakan MFO. d. rus Menaikkan Tekanan dan Temperatur
Boiler
Dalam tahap kenaikan tekanan boiler, aspek yang ha diperhatikan adalah menjaga agar perbedaan
temperatur pada komponen - komponen boiler tidak boleh melampaui batas yang ditetapkan karena
perbedaan temperatur merupakan penyebab stress thermal. Hal ini teutama pada boile r drum karena
boiler drum merupakan komponen yang paling tebal dalam boiler. Per bedaan temperatur yang perlu
diperhatikan pada boiler drum adalah perbedaan temperatur antara Top dengan Bottom terutama
sebelum terbentuknya uap (b elum terjadi penguapan). Saat belum terjadi penguapan, bagian boiler
drum yang dipanasi adalah dinding boiler drum sebelah dalam bagian bawah yang bersinggun gan
dengan air sebagai media pamanas. sedang ntuk Pada tahap ini, boiler drum bagian bawah cenderung
memuai drum bagian atas cenderung belum memuai sehingga terjadi stress. U mengurangi stress,
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
118 ----------------------- Page 10----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ maka perbedaan temperatur antara Top dengan Bott boleh melebihi batasan yang ditetapkan,
dengan cara mengatur ba han bakar (Firing Rate). Manakala penguapan sudah terjadi, maka seluruh per
mukaan bagian dalam dari boiler drum sudah dipanasi secara merata, dimana bagian ba wah dipanasi
oleh air sedang bagian atas dipanasi oleh uap. Pada tahap ini perbedaan temperatur antara Top/Bottom
mulai mengecil. Perbedaan temperatur yang lebih n yata terjadi antara bagian dalam drum dengan
bagian luar drum (inner dengan outter), ka rena bagian luar tidak dipanasi sama sekali. Gambar ...
menunjukkan contoh formula batasan perbedaan temperatur drum. om tidak Pada pipa-pipa
superheater, uap berfungsi sebagai media karena bagian luar superheater dipanasi oleh gas panas.
Ketika belum terbentuk uap atau ketika aliran uap melintasi superheater masih sedikit, maka
temperatur gas bekas harus dibatasi untuk mencegah terjadinya overheating pad a pipa-pipa
superheater. Pembatasan ini juga dilakukan dengan mengatur aliran bah an bakar (Firing Rate). Pada
beberapa jenis ketel, tersedia fasilitas untuk men deteksi temperatur ruang bakar yang disebut
"Thermoprobe". Bila dilengkapi d engan thermoprobe, maka operasikan secara periodik untuk
memonitor temperatur ruang bakar. pendingin Bila ternyata temperatur ruang bakar melebihi batasan
yang ditetapkan, maka laju aliran bahan bakar (Firing Rate) harus dikurangi. Bila tidak tersedia
thermoprobe, maka batasan terhadap laju kenaikan temperatur yang direkomendasika n oleh pabrik
dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengatur firing rate. 2 Setelah semua udara keluar dari drum
(pada tekanan sekitar bar), venting drum dapat ditutup. Naikkan tekanan secara bertahap dengan
memperhatikan batas-batas yang ditetapkan. Gambar 3 menunjukkan contoh tipikal grafik start dingin
(cold start)
ketel dan turbin. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 119
----------------------- Page 11----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Gambar 2, Contoh batas perbedaan temperatur pad a drum 4.2.2. Start Turbin
Sebelum menjalankan turbin, perlu dilakukan persiapan. Pastikan bahwa semua indikator dan peralatan
turbovisori berfungsi dengan baik. Pastika n bahwa semua katup drain turbin (casing drain, main steam
drain, extraction line drai n) terbuka. Menjalankan Turning Gear/Baring Gear Jalankan pompa pelumas
bantu (Auxiliary Oil Pump) atau turni ng gear oil pump dan amati tekanan pelumas. Pastikan bahwa
minyak pelumas mengalir lancar kesetiap bantalan (termasuk bantalan generator) dengan cara
mengamati aliran minyak pelumas melalui kaca pengamat aliran (Sight Flow) yang terpasang. Apabila
semua normal, jalankan "Jacking oil pump" (bila dilengkapi) dan periksa tekanan jacking oil. Jalankan
pemutar poros turbin (Turning/ barring Gear), masukkan kopling sehingga poros turbin berputar pada
putaran rendah (5 ~ 30 Rpm). Pemanasan (warming) Main Steam Line Pada boiler yang dilengkapi
dengan "Boiler stop va lve", maka setelah boiler mencapai tekanan tertentu, saluran uap utama (main
Steam line) dapat di "warming" dengan membuka boiler stop valve. Prosedur pembukaan valve sebagai
berikut :
- Buka katup by pass boiler stop valve. Uap akan mengalir melintasi dan memanaskan saluran uap utama
menuju saluran drain yang posisinya sebelum turbin stop valve. - Setelah cukup hangat, tutup katup
saluran drain terseb ut untuk mengurangi perbedaan tekanan (? P) sebelum dan sesudah boiler stop
valve. - Buka boiler stop valve. - Buka kembali katup drain main steam disisi turbine stop val ve.
- Tutup katup by pass boiler stop valve. Mengoperasiakan Uap Perapat Poros (Gland Steam) Sebelum
turbin beroperasi, uap perapat umumnya dip asok dari saluran main steam. Dengan demikian, maka
tekanan dan temperatur uap perapat harus disesuaikan dengan kondisi perapat sisi tekanan tinggi dan
sisi teka nan rendah. Karena itu tekanan uap perapat harus diturunkan melalui katup pengatur. Selain
itu, uap perapat sisi tekanan rendah juga diturunkan temperaturnya dengan menggunakan air pancar
(de superheater). Pengaturan ini biasanya dilakukan secara oto matis. Uap bekas dari perapat
selanjutnya mengalir ke gland steam condensor da n didinginkan oleh air kondensat. Berbagi dan
menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 120 ----------------------- Page
12----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Membuat Vacum Condensor Untuk perangkat pembuat vacum berupa "Steam Ejector", m aka
ejector baru dapat dioperasikan setelah tekanan boiler mencapai harga tertentu (25~ 30 bar ).
Umumnya yang dijalankan pertama adalah starting/Hoging Ejector. Setelah mencapai harga vacum
tertentu baru ditukar dengan " main " Ejector. Untuk perangkat pembuat vacum kondesor yang menggu
pompa vacum (vacum pump), biasanya setiap unit dilengkapi dengan pompa v acum cepat (starting
vacum pump) dan pompa vacum normal ( normal duty vacum pump ). Sebelum menjalankan pompa,
periksa pelumas pompa dan perapa t (seal) dan tutup katup pelepas vakum (vacuum breaker). Begitu
dijalankan, pastik an bahwa katup diantara pompa vacum dengan condensor telah terbuka. Sambil
menung gu vacum condensor mencapai harga normal, atur pembakaran (Firing vate) agar laju kenaikan
temperatur pada boiler tetap berada dalam batas - batas yang diizinkan. nakan system ri Pada harga
vacum tertentu, turbine by ) dapat dioperasikan dengan membuka katup turbin by pass Main Steam
Line akan pass (by pass uap da
sehingga
mengalir ke kondensor melalui saluaran turbine by pass. Dengan beroperasinya system by pass, maka
aliran uap melintas super heater dan Main Steam Lin e akan meningkat sehingga kenaikan temperatur
uap menjadi lebih cepat. Rolling up Turbin. Setelah vacum condensor mencapai harga normal dan teka
nan serta temperatur uap telah memadai, turbin dapat segera dijalankan. Tetapi sebelum it u,
pemeriksaan akhir perlu dilakukan. Periksa apakah eksentrisitas (eccentric ity) poros telah berada
dibawah harga batas yang telah ditetapkan. Bila belum, tunda start turbin dan biarkan poros turbin
tetap diputar oleh turning gear sampai eksintrisitas poros mencapai batasan yang ditetapka n. Amati
aliran minyak pelumas pada setiap bantalan termasuk temperaturnya. Periksa posisi poros expansion)
antara rotor dengan ara upper dengan lower casing, serta perbedaan ratur exhaust dari LP turbin dan
ust LP turbin (LP exhaust hood spray an bahwa semua katup drain casing, saluran ferential amati (rotor
position) serta perbedaan pemuaian (dif casing. Amati perbedaan temperatur ant
temperatur antara flens dengan Bolt. Cek tempe yakinkan bahwa sistem pengatur temperatur exha
water) dalam keadaan normal. Yakink
uap ekstraksi terbuka.
Periksa tekanan HP oil/working oil. Reset turbin dan reaksi katup-katup governor. Segera setelah reset,
maka governor valve akan membuka penuh. Kini turbin siap diputar dengan membuka stop valve
(throttle val ve). Atur pembukaan stop valve agar diperoleh laju percepatan (acceleration) poros yang
sesua i. Besarnya laju percepatan dapat ditentukan dari grafik start turbin yang direkomendasikan
pabrik. Pada turbin yang dilengkapi sistem start otomatis (Automatic Turbine Start Up/ ATS), tersedia
selector switch untuk memilih laju akselerasi yaitu " Slow", "Normal" dan "Fast" dimana besaran
akselerasi untuk masing-masing posisi selector switch t elah ditentukan oleh pabrik. Berbagi dan
menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 121 ----------------------- Page
13----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Untuk start secara manual, gunakan grafik start turbin dengan jenis start (cold, warm, atau hot
start) yang direkomendasikan ole h pabrik. Ketika melakukan start dingin (cold start), umumnya putaran
turbin harus ditahan pada harga putaran tertentu selama periode waktu tertentu untuk tujuan pemer
ataan panas (heat soak) dalam rangka meminimumkan thermal stress dan differensial expansion. Perlu
diingat bahwa ketika uap mulai mengalir kedalam turbin, maka rotor akan memuai lebih cepat dari
casing . sesuai Hal-hal tersebut mengakibatkan timbulnya perbedaan pemu relatif (differensial
expansion) antara rotor dengan casing. Bila selisih pemua ian rotor - casing berharga positip, maka
disebut "Rotor Long" dan bila negatip disebut "Rotor short". Bila perbedaan pemuaian ini lebih besar
dari jarak bebas (clearence) antara bagian yang beregerak dengan bagian yang stasioner, maka
kemungkinan dapat terjadi pergesekan diantara keduanya. Karena itu, "differens ial expansion"
merupakan parameter operasi turbin yang vital dan perlu terus dim onitor serta diupayakan agar tidak
sampai melebihi batas yang ditetapkan. aian Disamping itu, perbedaan temperatur antara upper lower
casing dan perbedaan temperatur antara flens dengan bolt jug a harus diperhatikan. Untuk menjaga
agar semua besaran tersebut tetap berada dalam batas yang diizinkan, maka turbin harus diberi cukup
waktu untuk pemerataan panas (heat soak) sesuai grafik start up dari pabrik. Pada turbin yang
dilengkapi s istem ATS, terdapat sistem monitoring "Stress Level". Bila stress tinggi, maka prose s urutan
(Sequence) start akan tertunda secara otomatis hold sehingga turbin akan te tap berada pada putaran
tertentu dalam waktu yang cukup untuk pemerataan pana s. Setelah "Stress level" turun hingga dibawah
batas yang tentukan, maka pro ses urutan start turbin akan berlanjut lagi. dengan Buka stop valve untuk
mengalirkan uap ke turbin putaran mulai naik, yakinkan bahwa turning gear terlepas (disanggage) dan m
atikan. Pada beberapa jenis turbin, pabrik merekomendasikan untuk mentrip turbin ketika putaran
turbin belum begitu tinggi (400 ~ 600 RPM). Ini dilakukan dengan tuju an untuk pemeriksaan akhir .
Begitu
gesekan aik.
kalau-kalau ada gejala atau tanda-tanda terjadinya (Rub check) serta menyakinkan bahwa stop valve
dapat berfungsi dengan b
Bila ternyata semua normal, turbin dapat distart lagi. putaran tertentu, vibrasi menunjukkan gejala
kenaikan. Ini terjadi bila turbin ber operasi tepat pada putaran kritisnya (critical speed). Untuk
menghindari kenaikkan vibrasi, operator harus mengerti harga putaran kritis ini dan jangan biarkan
turbin beroperasi pada putaran kritisnya. Ketika putaran turbin mendekati harga putara n kritisnya, laju
kenaikan putaran (acceleration) harus ditambah sehingga turbin akan m elewati harga putaran kritisnya
dengan cepat. Tipe turbin tertentu memiliki be berapa putaran kritis selama start up. Pada erhadap
Rotor kan Lakukan pengamatan yang seksama secara periodik t seluruh parameter turbovisory (Casing
Expansion, Differensial Expansion, position, Vibration) . Ketika putaran mendekati putaran nominal (+
2850 RPM) a terjadi proses valve
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 122 ----------------------- Page
14----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ transfer. Pada putaran ini, governor valve akan bergerak dari posisi terbuka penuh ke posisi
pembukaan minimum, sementara stop valve akan membuka penuh. Pengendalian pengaturan aliran
uap kini diambil alih governor valve. Saat dimana valve transfer terjadi merupakan saat yang sangat
rentan karena berpindahnya proses throtling dari stop valve ke governor valve. Bila tekanan dan
temperatur uap tidak memadai, maka ada kemungkinan terjadi kondensasi di steam chest. Setelah itu,
naikkan putaran turbin hingga putara n nominal dengan membuka governor valve. Matikan jacking oil
pump dan Auxiliary oil pump. oleh 4.2.3. Sinkronisasi Generator dan Pembebanan n Seperti halnya pada
generator juga perlu boiler dan turbin, sebelum menjalanka
dilakukan persiapan dan pemeriksaan. Periksa dan yakinkan bahwa semua instrumen monitoring untuk
generator berada dalam kondisi normal. Cek pen unjukan temperatur kumparan (winding) generator.
Periksa sistem pendingin gene rator. dingin generator. Periksa aliran pelumas bantalan dan
temperaturnya. Amati juga vibrasi pada bantalan bantalan generator. Ingat bahwa posisi rotor generator
mungkin terpengaruh oleh pergerakan poros turbin akibat pemuaian. Pemeriksaan trafo generator
(Generator Transformer). - Cek level minyak trafo dan sistem pendingin trafo. - Yakinkan power suplly
untuk fan pendingin dan pompa minyak trafo telah "Standby". - Periksa indikator temperatur kumparan
trafo dan silica gell. - Yakinkan bahwa sistem proteksi trafo dalam kondisi normal. - Cek level minyak
pada bushing. - Persiapkan juga jalur (bay) yang dipilih untuk sinkronisa si generator ke sistem jaringan.
Setelah semua persiapan dilaksanakan, berarti generator siap dioperasi kan. Manakala putaran
turbin/generator telah mendekati putaran nominalnya , sistem eksitasi dapat diaktifkan. Putar "base
adjuster (70 E)" kearah minimum. Masukkan saklar arus penguat (Field Circuit Breaker/ 41 E). Naikkan
tegangan gener ator sampai tegangan nominalnya dengan mengatur arus penguat melalui Base Adjuster
. Aktifkan balance switch (regulator control switch). Amati penunjukan jarum balance meter (BM)".
Usahakan agar jarum pada "Balance meter" menunjuk angka 0 (nol) yang posisinya tepat ditengah-
tengah dengan mengatur "Base Adjuster (70 E)". Setelah jarum tepat berada di-tengah-tengah
(menunjuk angka nol), pindahkan posisi switch pengaturan dari "manual" ke "auto". D engan demikian
maka "Automatik Voltage Regulator (AVR)" telah berfungsi dan pengaturan dalam posisi otomatis.
Dalam kondisi ini, bila ingin merubah tegangan generator gunakan "Voltage Adjuster (90 R)". Berbagi
dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 123 ----------------------- Page
15----------------------Untuk generator berpendingin udara, periksa apakah air pen telah mengalir kedalam
pendingin udara (Air Cooler). Periksa seluruh sistem proteksi
PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ a. Sinkronisasi Tahap berikutnya adalah memparalelkan generator dengan sistem jaringan.
Paralel generator dapat dilakukan secara otomatis maupun secara manual. Bila harus dilakukan secara
manual, maka operator harus mengetahui syarat - syarat paralel generator yaitu : Tegangan generator
harus sama dengan tegangan sistem Frequensi generator harus sama dengan tegangan sistem Sudut
fasa harus sama Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam memparal generator adalah menyamakan
frequensi generator terhadap frequensi sistem dengan m engatur putaran turbin melalui pengaturan
pembukaan katup governor. B erikutnya menyamakan tegangan generator terhadap tegangan sistem.
Atur tegang an generator dengan mengatur arus penguat melalui " Voltage Adjuster (90 R)" s ehingga
sama dengan tegangan system. el Aktifkan "synchron switch" sehingga jarum "synchronoscope"
bergerak menunjuk perbedaan sudut fasa. Usahakan agar jarum synchronoscope berputar deng an
lambat searah jarum jam dengan cara mengatur pembukaan katup governor. Pada tahap ini berarti
generator siap diparalel ke sistem jaringan. Paralel generator dilakukan dengan cara memasukkan PMT
generator (gene rator circuit breaker). PMT generator dapat dimasukkan ketika jarum synchronoscope
tepat menunjuk di angka "12" ± 3 0. Setelah sinkron, naikkan beban generato r hingga beban minimum
yang direkomendasikan dengan mengatur katup governor s ecukupnya. Katup drain main steam dan
drain turbin lainnya dapat ditutup. b. Pembebanan Beban generator biasanya ditahan pada 10 % MCR
selama beberapa menit. Selanjutnya naikkan beban secara bertahap, sambil mengatur pembakaran
(firing rate ) agar tekanan dan temperatur uap naik sesuai grafik jenis start yang d ipilih. Bila diperlukan,
nyalakan burner untuk menambah jumlah burner yang beropera si. Setelah mencapai beban tertentu
(umumnya berkisar 10 % ~
MCR), lakukan pemindahan (transfer) pasokan listrik untuk alat-alat bantu dari start up transformer ke
trafo unit (unit transformer). Pada beban disekitar ini, umumnya semua katup drain (casing drain,
superheater drain dan sebagainya) boleh ditutup. Uap ektraksi (Bleed Steam) ke pemanas air pengisi
dapat dioperasikan. Aktifkan mulai dari pemanas yang paling rendah. Aktifkan pula sistem kaskade
kondensasi drain setiap pemanas awal. Normal drain dari pemanas dialirkan ke pemanas awal yang lebih
rendah (Casca de System) sedang drain alternatifnya (alternate drain) akan langsung menuju kondens or
atau flash tank (drain tank). Langkah pembebanan berikutnya tinggal mengik uti grafik pembebanan
yang direkomendasikan oleh pabrik dan sesuai permintaa n kebutuhan dari Pusat Pengatur Beban.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 124 ----------------------- Page
16----------------------Pengoperasia n PLTU
________________________________________________________________________________
______ Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 125 -----------------------
Page 17----------------------Pengoperasia n PLTU
________________________________________________________________________________
______ Gambar. 3. Contoh Grafik Start Dingin PLTU. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta
nilai-nilai perusahaan 126 ----------------------- Page 18----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
20
%
Gambar. 4. Contoh Grafik Start Panas. 4.3. Aktifitas pada Normal Operasi Setelah unit berada dalam
keadaan normal operasi. Tugas operator tidak menjadi bertambah ringan. Dalam kondisi ini berbagai
aktivitas rutin per lu selalu dilaksanakan. Adapun aktivitas dimaksud antara lain : - Mengatur output dari
unit untuk memenuhi d) perasi a kelainan/gangguan. - Mengamati dan memperhatikan "trend". -
Melaksanakan pergantian peralatan/alat bantu yang berooperasi denga n yang "stand by". -
Melaksanakan pengujian terhadap peralatan proteksi (protective device test), outomatic start dan seting
dari alarm-alarm. - Melaksanakan pergantian (change over) dari alat-alat bantu ya ng beroperasi. - Selalu
siap bereaksi dan melakukan respon yang tepat untuk men gantisipasi gangguan. 4.3.1. Pengujian
Peralatan a. Pengujian Rutin Peralatan Pengaman Turbin (Turbin Protec tive Device Test) Proses
pengujian harus dilaksanakan dengan cermat dan semua data hasil pengujian dicatat. Periode pengujian
tergantung pada rekomen dasi pabrik . Seperti diketahui bahwa peralatan pengaman turbin terpasang
pada sistem minyak pengatur (control oil). Agar turbin tidak trip pada saa t pengujian, maka hubungan
control oil dengan sistem proteksi (protective device) harus dib lokir. Untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, ikuti prosedur pengujian p eralatan pengaman turbin yang direkomendasikan oleh
pabrik. Setelah memblokir hu bungan antara control oil system terhadap peralatan pengaman turbin,
pengujia n dapat dilakukan yang meliputi : - Pengujian Tekanan Pelumas bantalan Rendah (low beari ng
oil pressure trip). Pada pengujian ini tekanan pelimas bantalan disimulasi seol ah-olah turun dengan cara
membuka katup drain. Turunkan terus tekanan pelumas secara perlahan-lahan. Pada harga tekanan
tertentu, pompa pelumas bantu ( AOP) akan start secara Menjaga kondisi operasi unit agar selalu
senantiasa bero dengan efisiensi yang optimum. - Melaksanakan pemeriksaan dan pengecekan rutin
terhadap kemungkinan adany kebutuhan (system deman
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 127 ----------------------- Page
19----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ otomatis. Catat harga tekanan pelumas tepat pada saat pom pa AOP start. Matikan AOP dan
kunci (lock) sistem otomatisnya sehingga pompa t idak akan start. Selanjutnya turunkan lagi tekanan
pelumas bentalan secara Pada harga tekanan tertentu, pompa pelumas turning gear (TOP) akan start
secara otomatis. Catat harga tekanan dimana pompa TOP start. Matikan pompa TOP dan kunci (lock)
sehingga pompa tidak akan start lagi. Setelah itu, turunkan lagi tekanan pelumas secara perlahan. Pada
tekanan tertentu, pompa pelumas darura t (EOP) start secara otomatis. Matikan pompa EOP dan kunci
(lock). perlahan. - Pengujian Thrust Bearing Oil Pressure High. Tekanan thrust bearing oil yang tinggi
menandakan bahwa poros mengalami pergeseran dalam arah aksial. Bila pergerakan aksial rotor cukup
besar, maka kemungkinan akan terjadi gesekan antara rotor dengan bagian - bagian yang stasioner. Bila
hal ini terjadi maka turbin harus trip supaya aman. Karena itu turbin dilengkapi dengan proteksi "thrust
bearing oil pressure high/thru st wear high". Pengujian proteksi ini juga dilakukan secara simulasi
dengan mem buat seolah-olah tekanan thurst bearing oil menjadi tinggi. Amati dan catat tekanan
dimana alarm muncul maupun pada saat trip. - Pengujian Low Condensor Vacuum Trip Sistem proteksi
lain yang juga diuji adalah low vacuum condensor tri p. Seperti halnya pengujian lainnya, pengujian
untuk "Low Vacum Condenso r Trip" juga dilakukan secara simulasi seolah-olah vacum condensor turun.
Catat harga vakum pada saat muncul alarm dan catat pula harga vacum pada saat signal alar m trip
muncul. Setelah semua program pengujian selesai, normalkan semua katu p pengujian, lakukan
pengecekan sekali lagi untuk meyakinkan bahwa katup pengujian
(untuk memeriksa signal simulasi), benar-benar telah menutup rapat. Normalkan kembali s istem
pemblokir yang pada saat pengujian dipakai untuk memblokir saluran antara "Con trol Oil" dengan
"Protective Device Block". Semua kegiatan pengujian t ersebut diatas umumnya dilakukan secara rutin
dalam periode waktu tertentu sesuai re komendasi pabrik. b. Pengujian rutin untuk katup-katup uap
turbin (valve steam freedom test). Stop Valve dan Governor Valve merupakan katup yang vital untuk
turbin. Katupkatup tersebut (terutama stop valve) harus selalu dapa t berfungsi dengan baik sehingga
dapat menutup dengan cepat pada saat dibutu hkan. Bila sampai katupkatup tersebut gagal untuk
menutup, akibatny a akan fatal. Selama turbin beroperasi, stop valve akan selalu terbuka penuh (100 %)
dan posisinya tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Dalam keadaan demikian, kemungki nan
macet selalu ada. Untuk meyakinkan bahwa katup tidak macet, maka katup harus digerakka n. Pengujian
katup ini disebut "valve steem feedom test". Test in dilakukan dengan cara menutup salah satu stop
valve sementara stop valve s isi lainnya tetap terbuka sehingga uap masih dapat mengalir. Yakinkan
bahwa katup dap at bergerak dengan i Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 128 ----------------------- Page 20----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ lancar sampai menutup penuh. Setelah menutup penuh buk kembali. Lakukan test yang sama
terhadap katup yang satunya. Test sejenis juga dilaksanakan untuk katupkatup satu arah (check
valve/non return valve) yang te rpasang disalurkan uap ekstraksi. Steem feedom test umumnya
dilaksanakan secara rutin seminggu sekali. a - Pengoperasian Soot Blower Soot Blower berfungsi untuk
dari pipa-pipa dalam menghembus jelaga dibagian luar
boiler. Jadi pada prinsipnya, soot blower hanya per dioperasikan apabila dibagian luar pipa-pipa boiler
sudah terbentuk jelag a. Bila pipa yang bersih dihembus dengan soot blower, maka akan terjadi pen
gikisan/erosi pada pipapipa. Oleh karena itu, soot blower harus dioperasikan se cara tepat sesuai
petunjuk yang ditetapkan oleh pabrik. lu 4.3.2. Penggantian Pengoperasian Alat-Alat Bantu Masing-
masing jenis alat-alat bantu PLTU umumnya terdiri dari 2 buah (dengan kapasitas masing-masing 100 % )
dan 3 buah (unt uk masing-masing 50% kapasitas). Hal ini dimaksudkan agar tersedia alat bantu yang
"sta nby" sehingga bila alat bantu yang beroperasi terganggu, maka alat ban tu yang "stanby" dapat
menggantikannya. Bila peralatan yang beroperasi tidak p ernah terganggu, berarti peralatan yang
"stanby" tidak akan pernah beroperasi. Bila hal in i terjadi, maka jam kerja antara alat-alat bantu yang
sejenis menjadi tidak ba lans. Untuk itu, meskipun alat bantu yang beroperasi tidak perna gangguan,
maka pergantian secara normal tetap dilakukan unt uk memberi kesempatan beroperasi bagi peralatan
lain. Dengan demikian, maka jam kerja diantara alat-alat bantu akan merata. Program penggantian
pengoperas ian alat-alat bantu ini umumnya dilaksanakan seminggu sekali. h mengalami Pengujian UPS
untuk Esential Bus Sistem pasok daya untuk esential bus juga harus diuji s ecara periodik. Bila sistem ini
menggunakan diesel generator set, maka diesel harus ditest untuk meyakinkan bahwa diesel dapat
beroperasi dengan baik ketika dibutuhkan. Simulasikan seolaholah tegangan esential bus hilang. Amati
apakah diesel eme rgency generator dapat start secara otomatis. Bila teernyata start, biarkan ber
operasi beberapa lama, kemudian matikan dan stanby kan. Pengujian Fire Protection System Sistem
pemadam kebakaran juga merupakan objek yang harus diuji secara periodik. Untuk sistem pemadam
hidran, umumnya tersedia 2 pomp a hidran. Satu pompa digerakkan oleh diesel dan satu lagi oleh motor
listrik. Lakukan pengujian terhadap keduanya, sesuai petunjuk yang berlaku. 4.4. GANGGUAN dan
PENANGGULANGAN
4.4.1. Identifikasi
Gangguan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 129 ----------------------- Page
21----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Peran operator sangat menentukan dalam bereaksi dan menga tindakan ketika terjadi gangguan
atau kondisi unit tidak normal. Ganguan a dalah suatu perubahan variabel yang mempengaruhi 'nilai
yang dikendalikail (dikontrol ) sehingga operasi alat atau sistem tidak normal. Apabila hal ini dibiarkan
dapat mengakibatkan kelangsungan operasi terganggu dan padah akhirnya dapat merusak ala t serta
membahayakan keselamatan manusia atau lingkugan. mbil Bila gangguan yang menyebabkan peralihan
(transient) disebabkan oleh perala tan yang dikontrol, sistem kontrol akan memberikan respon yang
cukup cepat untuk mengoreksi gangguan. Tetapi bila gangguan disebabkan olel malfunction (ga gal
berfungsinya) alat kontrolnya sendiri, maka melakukan pcngontrolan tidak memecahkan masalah.
Operator yang trampil mempunyai intuisi dan pandangan yang tepat untuk mengatasi gangguan yang
terjadi. Bila Operator memastikan bahwa gangguan karena sistem kontrol dan bukan disebabkan oleh
alat, maka la harus memindahkan siste m kontrol ke posisi manual dan memulihkan ke kondisi normal.
Penyebab gangguan secara umum terdiri dari dua hal yaitu : Gangguan dari dalam unit pembangkit
sendiri. Gangguan dari luar unit (Sistem jaringan atau alam). Gangguan bukan saja sesuatu kejadian yang
dapat menyebabkan unit trip atau transient (terjadi peralihan), tetapi kejadian yang menyebabkan
efisiensi menyimpang ( turun) juga disebut gangguan. Parameter unit yang berpengaruh terhadap
efisiensi dari saat beroperasi dap at dikontrol (controllable) antara lain adalah: Temperature uap utama.
Temperature uap reheat. Tekanan uap utama.
Temperature gas buang. Temperature air pengisi. Kelebihan udara (Excess air). Operator harus secara
terus menerus mempertahankan par ameter tersebut diatas berada. pada harga optimumnya dan
melakukan tindakan ko reksi bila parameter ini menyirnpang. Beberapa metode tcelah dikembangkan
untuk m emperingatkan operator terhadap pengoperasian yang tidak efisien, sehingga dapat sege ra
melakukan tindakan koreksinya. Tetapi vakum kondensor (back pressure) bukan merupakan parameter
yang dapat dikontrol secara otomatis. Langkah-langkah untuk mengatasi ganguan dan memulihkan ke
kondisi normal harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan keadaan yang lebi h buruk atau
menimbulkan masalah baru. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah melipu ti : Perikasa dan catat
alaram yang timbul, matikan buzzer tapi jangan direset. Indentifikasi ganguan, meliputi. Penunjukan alat
ukur. Pencatat recorder. Pencatat event recorder. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta
nilai-nilai perusahaan 130 ----------------------- Page 22----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Lakukanntindakan perbaikan yang utama dari segi operasi, bila perlu: Bila gangguan tidak dapat
dan akan menyebabkan kerusakan alat atau sistem unit harus di shut down, laporan ke atas (Enjiner
Produksi ) agar diambil tindkan lebih lanjut. Bilagangguan dapat diatasi tetapi sifatnya sementara, buat
atau laksanakan prosedur operasi sementara dari peralatan tersebut. Bila ganguan dapat diatasi,
pulihkan ke kondisi sebelum se belum ganguan dan reset alaram. 4.4.2. Jenis Gangguan dan
Penanggulangannya
Vakum Kondensor Turun. Sebagaimana diketahui, sebagian besar kerugian di dalam. siklus PLTU terjadi
pada pembuangan panas di kondensor pembuangan panas terjadi ket ika proses kondensasi
atau perubahan fasa dari uap menjadi air. Panas laten dalam uap diserap oleh air pendingin dan dibuang
ke laut atau ke atmosfir. Jumlah panas yang dibuang ke air pendingin tergantung pada besarnya aliran
(volume) uap masuk kondensor. Sedangkan besarnya aliran uap tersebut dipengaruhi oleh beban dan
vakum kondensor. di Oleh karena itu dalam kondisi mesin beroperasi vakum kondensor harus di
pertahankan agar harganya selalu sesuai dengan batas rancangan. Vakum yang terlalu r endah, selain
menambah kerugian dan menurunkan efisiensi, juga dapat men gakibatkan kerusakan pada sudu akhir
turbin, karena overheating (pemanasan berl ebih). Vakum yang terlalu tinggi melebihi batas rancangan,
juga menyebabkan kerugian bertambah dan kerusakan pada sudu akhir turbin karena kebasahan uap
meningkat. a. Faktor yang mempengaruhi Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi
kondensor, antara lain ada.lah : Aliran air pendingin tidak mencukupi (kurang). Pasok uap perapat
(gland) tidak mencukupi. Ejektor atau pompa vakum terganggu. Adanya kebocoran sehingga udara
masuk ke kondensor. Drain dibiarkan terbuka. Temperatur air pendingin naik Pipa-pipa kondensor kotor.
vakuzn
Aliran air pendingin tidak mencukupi dapat disebabkan karena beberapa ha l yaitu : Saringan air masuk
(intake) pompa air pendingin kotor sehingga mengham bat aliran air pendingin. Pengotoran pada tube
plate kondensor. Kemaznpuan pompa berkurang. Pasok uap perapat (gland) tidak mencukupi, antara
lain karena : Saluran (pipa) uap perapat tersumbat atau bocor. Tekanan uap rendah. Ejektor atau pompa
vakum terganggu, disebabkan karena (lihat gambar 1) . Nozel ejektor aus/cacat. Tekanan uap rendah.
Saluran air / uap bocor. Adanya kebocoran udara, dapat melalui sambungan atau pipa bocor. b.
Tindakan mengatasi. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 131
----------------------- Page 23----------------------PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Tindakan pertama yang harus dilakukan jika vakum kondensor turun adalah menurunkan beban
(MV). Kemudian lakukan pemeriksaan terhadap penyebabnya. Apabila penurunan vakurn cukup besar
(hingga 100 m bar), jalankan ejek tor atau pompa vakum yang stand by dan lakukan pemeriksaan terhad
ap penyebabnya dengan memeriksa penunjukan parameter yang terpasang. udara enunjuk Pada
beberapa ejektor dilengkapi dengan indikator persentase dalam gas yang terbuang ke atmosfir. Apabila
penunjukan alat tersebut m kadar udara tinggi berarti ada kebocoran udara ke dalam kondensor.
Apabila penyebabnya saringan air masuk pompa pendin lakukan pembersihan saringan tersebut.
Apabila penyebabnya ejektor atau pompa vakum tergan gu terganggu, maka jalankan yang stand by.
Setelah itu matikan ejekt or atau pompa vakum yang tergangu dan laporkan untuk perbaikannya. Tetapi
apabila vakum kondensor turun secara cepat, maka mesin harus di stop . gin - Air Kondensat Tercemar.
Di dalam siklus PLTU, air kondensat merupakan basil kondensasi uap di kondensor. Air kondensat dari
kondensor selanjutnya di pompa untuk digu nakan sebagai air pengisi ketel. Apabila air kondensat
tercemar, maka dari sistem air pengisi hi ngga ke ketel yang dialiri air ini akan terkena dampak
pencemarannya. Jenis pencemarannya dapat berupa Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta
nilai-nilai perusahaan 132 ----------------------- Page 24----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ terlarut siklus. Apabila jenis pencemarannya berupa jetus udara atau gas terlarut, akan udara
atau gas terlarut, benda padat atau garam-garam dalam air. Pengaruh pencemaran terhadap sistem
PLTU akan sangat merugikan dan rnengganggu
menyebabkan logam yang dilalui mengalami proses korosi. Tetapi apabila air kondens at tercemar oleh
garam atau zat padat terlarut akan menyebabkan kondisi air menj adi tidak netral (asam atau basa).
Adanya garam mengakibatkan air menjadi asam sehingga me nyebabakan korosi, sedang zat padat
terlarut akan menimbulkan deposit pada saluran yang dilewati air kondensat ini, lihat gambar
Sebagaimana diketahui mesin PLTU merupakan alat pemindah panas (heat exchanger), sehingga adanya
d eposit akan menyebabkan perpindahan panas terhambat dan efisiensi turun. Kandungan air laut yang
paling berbahaya adalah MgCL2. 2. MgCI + H O ? HCL + Mg (OH) pH turun 2 2 Mg bersifat deposit 2HCL +
F --> FeCL + H e 2 F CL + H 0 --) F (OH) + HCL e 2 2 e a. terjadinya pencemaran adalah adanya kebocoran
pada peral pemipaan yang kondisinya vakum. Kebocoran ini dapat menyebabkan udara/g as atau air
pendingin masuk ke air kondensat. Kemungkinan lain adalah air penambah (make up) kualitasnya
kurang memenuhi syarat. atan dan b. indakan an Tindakan Mengatasinya. ringan, dan maka t bah Faktor
Penyebab. Mengingat kondisi kondensat yang vakum, maka kemungkinan penyebab --HCL bersifat asam
,
2
Apabila pencemaran tersebut masih yang harus segera dilakukan adalah melakukan blow down kimia
NH atau N 0H 3 8
injeksi
sesuai petunjuk ahli kimia PLTU. Apabila pencemaran cenderung naik, lakukan penuruna beban dengan
tetap melakukan injeksi bahan kimia dan blow down. Tetapi jika pencemaran terjadi secara mendadak
tinggi dan tidak ad a kecenderungan untuk turun, maka unit harus segera di stop. Berbagi dan
menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 133
----------------------- Page 25----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Gambar 2. Sistem Air Pengisi. - Tekanan Ruang Bakar. Tekanan dan beban. pembakaran ruang
bakar menciptakan bakar ruang Udara bakar dipengaruhi oleh kondisi pembakaran dipasok ke
bersama dengan bahan bakar untuk pembakaran sesuai dengan pembakaran.
Untuk ketel yang menggunakan sistem balanced draft, ruang dioperasikan pada tekanan sedikit
diibawah atmosfir. Tetapi tekanan yan g terlalu negatif tidak dikehendaki, karena akan meningkatkan
kebocoran (penyusupan) udara ke dalam ruang bakar sehingga meningkatkan kerugian. Tekanan ruang
bakar kurang lebih minus 10 mm H2O haru selalu dipertahankan elama pembakaran berlangsung.
Tekanan ruang bakar ti dak boleh dioperasikan terlalu positif atau terlalu negatif untuk menjamin bahwa
tekanan rancan gan casing ruang bakar tidak dilewati. s a. ke segala arah dan dapat melampaui batas
rancangan kemampuan ketel dalam menerima tekanan. Bagian pertama yang paling menderita adalah
sambungansambungan (expantion joint). Oleh karena itu ketel tidak boleh beroperasi dengan tekanan
ruang bakar melebihi batas yang telah ditentukan. casing Faktor Penyebab. Beberapa faktor yang dapat
menimbulkan terjadinya tekanan ruang bak ar tinggi Setting kontroler tidak tepat atau sistem kontrol
gagal berfungsi. Kontrol pembakaran memberi respon terbalik. Damper sisi gas buang tidak berfungsi.
Satu ID fan gagal beroperasi atau trip. Pemanas udara tersumbat (kotor). Tindakan mengatasi Berbagi
dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Tekanan Ruang Bakar Tinggi. Tekanan
ruang bakar yang terlalu tinggi akan menyebabkan nyala api
134 ----------------------- Page 26----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Periksa setting kontroler dan instrumen yang berhubungan. Pindahkan kontrol pembakaran
(udara dan bahan bakar) manual dan atur ratio bahan bakar-udara. Atur kontrol tekanan ruang kakar.
Periksa kerja damper gas buang khususnya vane inlet ID fan. Atur output FD fan agar tekanan ruang
bakar normal. Bersihkan pemanas udara dengan soot blower. Bila tekan ruang bakar berfluktuasi dan
timbul alasan tekan ruang b akar tinggi, mbalikan ai yang ditentukan. Ketel akan trip bila dalam waktu
beberapa detik tek anan ruang bakar sekitar + 117 mmH2O atau ketel dsn FD fan Trip bila tekana ruangn
bakar lebih dari 254 mmH O ketel dan FD fan trip bila tekanan ruang bakar lebih dari 254 mmH O. 2 2 -
Tekanan Ruang Bakar Tidak Stabil. Pembakaran harus di jaga selalu stabil dengan selalu menjaga per
bandingan pembakaran karan mbakaran tidak sempurna menyebabkan tekanan ruang bakar menjadi
tidak sta bil. Beberapa faktor yang menyebabkan tekanan ruang bakar tidak stabi l adalah: Pipa ketel
Bocor. Kadar air dalam bahan bakar tinggi. Pipa superheater bocor. Damper gas buang gagal berfungsi.
Tip burner cacat. Nilai kalor bahan bakar berubah. Ukuran partikel bahan bakar terlalu besar, terjadi
pembakaran k edua. dan bahan bakar yang tepat untuk menghasilkan yang sempurna. Tetapi banyaknya
variabel yang mempengaruhi pemba menyebabkan kemungkinan terjadinya pembakaran tidak
sernpurna selalu ada. Pe udara kurangi output FD fan (pasok udara sekunder)dan ke kembalikan tekanan
minus ruang bakar serta kandungan oksigen di gas buang sesu
ke
posisi
manual
Tindakan Mengatasinya: Shut down unit perbaiki pipa yang bocor. Nyalakan ignitor untuk stabilitas
pembakaran. Ganti burner yang pembakarannya buruk. Pindahkan pengendali pembakaran dan atur
pembakaran.
ke
posisi
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 135 ----------------------- Page
27----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Gambar 3. Siklus Udara dan Gas. - Temperatur Uap. Yang dimaksud dengan temperatur uap
adalah temperat ur uap utama ke luar superheater. Temperatur ini harus dipertahankan dalam batas
aman dengan cara mengontrol apabila terjadi penyimpangan. Pengontrolan dapat dilakukan dengan
beberapa cara sesuai peralatan yang tersedia. Perubahan temperatur selain menyebabkan kerugian
material ( penurunan umur pipa ) jika temperaturnya naik juga menurunkan efisiensi thermal jika
temperaturnya turun walaupun sedikit. a. Temperatur uap tinggi Bila temperatur naik lebih tinggi dari
pada batas set point, maka laj u creep pada metal pipa superheater akan meningkat demikian pula pada
pipa uap utama dan bagian bagian bertekanan pada turbin. Hal ini sangat berpengar uh terutama pada
sisi turbin tekanan tinggi. Lama dan tingginya temperatur berlebihan yang diderita turbin sangat
dibatasi. Jika temperatur pipa superheater ( temperatur pipa sebanding dengan temperatur uap ) naik
hingga lebih dari temperatur meta l rancangan, akan terjadi kerusakan Faktor penyebab Temperatur uap
tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain : Kelebihan udara terlalu tinggi Temperatur air
pengisi terlalu rendah Pengotoran ( slage ) pada ruang bakar Terjadinya pembakaran kedua Sudut
burner ( tilting ) mengarah keatas. Tindakan mengatasinya
Kurangi jumlah kelebihan udara Periksa temperatur pada sisi keluar deaerator dan sisi keluar ekonom i
kembalikan ke temperatur normalnya Soot blower ekonomiser Atur perbandingan bahan bakar mpurna
Nyalakan ignitor untuk stabilisasi pembakaran. Kurangi laju pembakaran ( firing rate ) perlahan la han
sehingga tidak menggangu kestabilan pembakaran. Atur kontrol attemparator spray secara manual
sehingga dicapai temperatur yang diinginkan. Kembalikan ke posisi auto bila su dah normal. Ketel akan
trip bila temperatur uap utama naik melebihi batas set point. - Level Drum Berbagi dan menyebarkan
ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 136 ----------------------- Page 28----------------------PT. PLN
(PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Parameter utama untuk mengontrol jumlah air dalam ketel adalah level dr um. Level drum harus
diusahakan konstant pada normal water level. Menjadi tugas operat or untuk selalu memantau dan
mengatur level drum agar berada dalam bata s kerjanya selama dalam kondisi operasi. Sekalipun sistem
kendali ( kontrol ) l evel drum dalam posisi otomatis, kemungkinan terjadinya penyimpangan selalu ada.
Indikator level drum harus lebih dari dua dan semuanya bekerja dengan benar. Bila indikator level drum
hanya satu yang bekerja, ketel tidak boleh diopera sikan. Level drum rendah, Ketel yang level drumnya
rendah harus segera di tr ip, kaena dapat menimbulkan kerusakan yang serius bila berlangsung
beberapa lama. Rentang kerja level drum relatif sempit sehingga terlambat dalam mengatasinya, berarti
keru sakan. Faktor penyebab Level drum rendah dapat terjadi karena beberapa sebab, antara lain
adalah : Kerja pompa air pengisi tergangu Pasok air pengisi gagal Beban berubah sangat cepat Pipa ketel
bocor ( pecah ) Indikator dan kontrol level drum tidak berfungsi dengan benar a. udara agar tercapai
pembakaran yang se
tup
Tindakan mengatasinya Periksa kondisi kerja pompa air pengisi Periksa tekanan keluarnya Pindahkan ke
pompa yang stand by, bila perlu Periksa sistem air pengisi antara deaerator dan drum, termasuk ka
katup dan katup kontrol Hindari perubahan beban yang mendadak Matikan ketel dan ganti pipa ketel
yang bocor Periksa kontroller dan instrumennya
Bila air masih terlihat didalam gelas duga drum dan level masih terlihat dalam indikator dan recorder,
operasi unit dapat dilanjutkan, tetapi har us segera melakukan tindakan untuk memulihkan level ke
posisi normal. Level air dapat dinaikan ke normal waktu level den gan mengatur kontrol valve air pengisi
kecepatan pompa dan dengan selalu memperhatikan perbedaan temperatur antara dasar ( bottom )
drum dan air pengisi masuk drum, tidak mel ebihi batas yang telah ditentukan. Harus diingat bahwa
mengisi air ke ketel yang panas dengan level y ang rendah dapat menimbulkan perbedaan temperatur
yang besar a ntara di bagian dasar dan temperatur air pengisi masuk. Bila mengalami kesulitan untuk
mempertahankan level drum ke posisi yang ditentukan secara otomatis, kurangi laju pembakaran. B ila
level drum rendah tidak telihat pada gelas duga, trip kan segera ketel dan isi air pengisi ke ketel dengan
perlahan lahan sampai level normal dengan memantau perbedaan tempe ratur. Bila level drum turun
hingga sekitar 220 mm dibawah normal akan trip. - Vibrasi bantalan Turbin Berbagi dan menyebarkan
ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 137 ----------------------- Page 29----------------------PT. PLN
(PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Vibrasi pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada sudu sudu, perapat gland dan batalan.
Oleh karena itu vibrasi harus dipantau dan dibat asi besarnya, dan apabila melebihi batas yang
ditentukan harus segera dilakukan penyetopan unit.
Faktor yang menyebabkan vibrasi turbin antra lain adalah : Perubahan temperatur uap utama atau uap
reheat menimbulkan distorsi thermal Temperatur uap gland terlalu tinggi atau terlalu rendah Perbedaan
ekspansi ( pemuaian ) berlebihan Pemuaian terhambat Temperatur minyak pelumas tinggi atau rendah
Pembukaan katup governor tidak seimbang Vakum terlalu rendah Alignment berubah Poros bengkok
Kejadian
sehingga
Penyebab tersebut di atas kemungkinan saling berhubungan. tersebut harus dicatat, apakah pada saat
kenaikkan beban, pada saat beban berubah atau pada kondisi steady state. Laju vibrasi juga merupakan
data yang dapat menganalisa vibrasi. Adakah vibrasi tersebut kenaikannya bertahap ( gradual ), atau k
enaikanya mendadak. Bila kenaikkan vibrasi secara bertahap penyebabnya mungkin seperti tersebut
diatas. Tetapi bila kenaikan vibrasi terjadi secara mendadak penyebabnya kemungkinan k arena priming
ketel. penyebab Periksa apakah terjadi penurunan temperatur superheater ya tajam dan level air di
drum tinggi. Dapat pula hal ini terjadi karena bantalan aksial turbi n tidak berfungsi atau bantalan rusak
atau karena gangguan alternator. Tergantung pada tingkat vibrasinya bila masih memungkinkan
turunkan beban dan shut down unit, tetapi bila vibrasinya membahayakan dan diperkirakan dapat
merusak maka unit harus ditrip. ng - Temperatur bantalan turbin tinggi Bila temperatur semua bantalan
turbin tinggi kemungkinan disebabkan oleh sistem minyak pelumas. Bila harga satu atau dua bantalan
yang temperaturnya tinggi, maka kemungkinan karena gangguan bantalan. Bila temperatur bantalan
dibiarka n naik hingga di atas temperatur alarmnya, ada resiko terjadinya kerusakan metal puti h
bantalan ( white metal bearing ). Bila temperatur semua bantalan meningkat periksa berikut ini :
Tekanan minyak bantalan Tekanan keluar pendingin minyak Kerja pompa pelumasan bantu ( auxiliary oil
pump ), bila pompa ini kerj a, periksa : o Temperatur keluar pendingin pelumas o Level minyak ditangki o
Perbedaan tekanan melintas filter pendingin pelumas ( bila ada ) Juga dapat disebabkan oleh pompa
pelumas utama yang mengirimkan minyakn
ya tidak tepat. Pendingin pelumas kotor, terhambatnya aliran air ke pendingin mi nyak. Bila temperatur
tiap bantalan naik hal ini mungkin karena gangguan indi kator temperatur. Bantalan longgar atau
berkurang clearancenya. Adanya kotoran di dalam bantalan, gangguan white metal bearing atau pas ok
uap gland berlebihan hingga ke bantalan. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 138 ----------------------- Page 30----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Periksa aliran minyak ke bantalan, pasok uap gland dan temperaturnya. B ila temperatur
bantalan tidak dapat turun dibawah batas alarm, turbin arus di shut dow n. 4.5. Penurunan beban dan
Stop Unit Seperti halnya pada saat start, untuk mematikan unit juga dikenal 2 macam metode stop yaitu
normal stop (Cold Shut Down) dan emergency stop (Hot Shutdown/Hot Ba nking Stop). Jenis stop unit
yang akan ditetapkan tergantung pada kebutuha n. Bila unit akan di stop dan diprogram untuk tidak
beroperasi dalam waktu yang cukup lama (misalnya untuk keperluan overhoul), maka dapat dipilih jenis
normal shut down. Tetapi bila unit harus di stop dan direncanakan untuk secepatnya dapat beroperasi
kembali (misalnya ada kerusakan yang perbaikannya tidak memerlukan waktu lama tapi unit harus
shutdown), maka boiler harus dijaga agar tetap panas (hot bonking). Untuk k ondisi ini, maka hot shut
down dapat dilaksanakan. Normal Shut Down Pada normal shut down, tersedia waktu yang cukup
sehingga sambil menurunkan beban, berbagai test untuk sistem proteksi dapat dilaksan akan untuk
membuktikan bahwa sistem proteksi berfungsi secara baik. Soot Blower dapa t dioperasikan sebelum
boiler dimatikan. Mula-mula, turunkan beban secara bertah ap dengan menggunakan governor valve.
Amati semua peralatan supervisori. Untuk Matikan mill (Pulverizer) mematikan mill sesuai dengan
kebutuhan beban.
biasanya tersedia urutan (sequence) stop yang bekerja secara otomatis. Namun secara prinsip perlu juga
diketahui, bahwa sebelum dimatikan, mill harus dikosongkan terlebih dahulu. Mula-mula turunkan laju
aliran batu ba ra melalui coal feeder. Atur komposisi udara primer (primary air) yang panas dengan
tempering air yang dingin sehingga temperatur mill berangsur turun. Matikan coa l feeder. Atur damper
pengatur tempering air (lihat gambar 5). Sehingga temperatu r outlet mill mencapai + 50 0C. Setelah
pembilasan selesai, mill boleh distop. Tutup semua d amper antara mill dengan ruang bakar. Turunkan
beban dengan governor valve. Amati temperatur u bekas (LP Exhaust hood). Selain itu juga jangan
sampai terjadi rotor short. Pada beban sekitar 20%, lakukan pemindahan pasokan listrik untuk alat-alat
ban tu dari trafo unit (unit transformer) ke trafo start (start up transformer). Matikan pasok an uap
ekstraksi untuk pemanas awal air pengisi, paling tinggi (top heater). Nyalakan burner minyak ataupun
ignitor sekedar untuk mempertahankan nyala api, di bo iler. Matikan alat-alat bantu yang sudah tidak
diperlukan misalnya 1 BFP (untuk BFP deng an 50% capacity). ap Pada beban mendekati 0 MW, lepas
PMT generator. Trip kan turbin d engan menekan tombol emergency trip. Tombol ini digunakan untuk m
ematikan turbin sambil menguji apakah emergency trip dapat berfungsi dengan ba ik. Pastikan bahwa
Field Breaker akan trip dan stop valve serta governor valve menutup. Buka semua saluran drain (casing
drain, extraction line drain dan main s team line drain). Pada harga putaran tertentu, pompa pelumas
bantu (AOP) akan start secara otomatis. Bila Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-
nilai perusahaan 139 ----------------------- Page 31----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ TOP dan dikehendaki , automatic start pompa-pompa EOP juga dapat dilaksanakan. Sama halnya
dengan turbin, yang boiler lain ( juga
dapat y
dimatikan melalui tombol emergency trip dapat berfungsi dengan baik. Setelah
trip. Sambil
menguji
apakah
emergenc
itu purging ruang bakar (ketel). Gambar. 5. Sistem Pembakaran Batu Bara
. Non . Langkah berikutnya tergantung pada metode pendingi (cooling) boiler yang dikehendaki. Bila
dikehendaki pendinginan alam (Normal Cooling) maka F.D. FAN dan ID.FAN dapat dimatikan sementara
damper-dampernya saja yang dibiarkan tetap terbuka sehingga tercipta aliran udara untuk pendinginan
nor mal. Tetapi bila dikehendaki pendinginan paksa (Force Co oling), maka ID.Fan dan F.D. Fan tetap
jalan dan aliran udara diatur untuk memperoleh pendinginan paksa (Force Cooling). Bila tekanan drum
sudah cukup rendah, buka semua vent dan drain. n in C). tup atau baru Bila boiler akan dikosongkan,
maka boiler mottom dapat dibuka bila temperatur boiler sudah cukup rendah (umumnya < Sementara
itu, putaran pelepas dra 90 0 aktifkan sistem bahan bakar, baik batu bara maupun minyak
turbin terus turun. Pada putaran sekitar 500 Rpm ka vakum (Vacuum Breaker) terbuka. Sebelumnya,
matikan dulu ejector vacum pump. Laju penurunan putaran akan semakin cepat. start secara otomatis.
Setelah roto gear (enggage) dan jalankan turnin rotor sekarang diputar ole
Pastikan bahwa jacking oil pump r turbin berhenti, hubungkan kopling turning g gear. Bila sistem ini
otomatis, pastikan bahwa h turning gear. Matikan semua alat-alat bantu yang pi pengatur temperatur
exhaust turbin (LP exhaust hood tetap diperlukan untuk menjaga agar temperatur exhaust
sudah tidak diperlukan lagi. Teta spray water) mungkin masih turbin tetap rendah.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 140 ----------------------- Page
32----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______
4.6.
KONDISI OPERASI DARURAT.
Dalam pengoperasian PLTU, cukup banyak aspek operasi yang dapat dikategori kan dalam kondisi
operasi darurat. Sebagai contoh misalnya pada saat terjadi kerusak an pada salah satu komponen turbin
dimana untuk memperbaikinya turbin harus dimatikan. D alam hal ini masalah ada di turbin sedang pada
ketel tidak ada masalah apapun. Contoh lain misalnya terjadi kebocoran pada pipa ketel dim untuk
memperbaikinya dibutuhkan untuk mematikan ketel. Untuk ini, masalah ada diketel sementara pada
turbin tidak ada masalah apapun. Pada kedua contoh diatas, pekerj aan perbaikan yang perlu dilakukan
hanya membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama tetapi mengharus kan unit di stop. Setelah
pekerjaan selesai, unit harus segera distart lagi secepatnya . ana 4.6.1. Stop Unit Untuk Perbaikan
Turbin. Dalam kondisi ini berarti ketel tidak bermasalah sehingga stop unit, ketel dapat dijaga agar tetap
hangat (hot banking). Sementara turbin harus diusahaka n cepat dingin agar pekerjaan perbaikan segera
dapat dimulai. Ketel diusa hakan untuk tetap hangat dengan maksud untuk meminimumkan waktu dan
biaya start manakala unit har us distart kembali ketika pekerjaan sudah selesai. Cara yang dapat
dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dengan membiarkan ketel berada pada tekanan dan
temperatur kerjanya. Turunkan beban unit melalui katup governor sehingga terjadi proses throtling.
Akibat throtling ini, temperatur turbin akan turun. Setelah unit dimatikan, lakukan pengisolasian terhad
ap ketel dengan menutup semua damper laluan udara dan gas, serta tutup semua k atup saluran uap
dan drain untuk menjaga agar boiler tetap panas. Selanjutnya, bila memunngki nkan, lakukan forced
cooling pada turbin. Forced cooling ini dapat dilakukan dengan menghembu skan udara ke turbin.
Melalui forced cooling, penurunan temperatur turbin akan berlang sung lebih cepat sehingga dapat
mempercepat waktu pekerjaan perbaikan turbin. dalam Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan
serta nilai-nilai perusahaan 141 ----------------------- Page 33----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Gambar 6. Forced Cooling Turbin. 4.6.2. Stop Darurat Untuk Perbaikan Ketel.
Pada kasus tertentu, unit harus distop karena ada masalah pada ketel se dangkan turbin dalam kondisi
baik. Untuk kasus ini, berarti ketel haru s diusahakan agar cepat dingin sementara turbin sedapat
mungkin dijaga tetap panas. Mematikan unit dengan cara ini pada prinsipnya adalah mengusahakan
agar temperatur uap tetap tinggi pada saat penurunan beban sehingga turbin tidak mengalami
pendingin. Karena itu penurunan beban dilakukan dengan cara menurunkan tekanan boiler dan tidak
menggunakan governor valve. Ini dimaksudkan untuk menghindari terjadin ya throtling bila beban
diturunkan dengan governor valve. Manakala penurunan tekanan boiler sudah tidak lagi diturunkan
tanpa mempengaruhi temperatur uap, maka penurunan tekanan boiler tidak perlu diteruskan. Mulai
saat ini, penurunan beban baru dilakukan dengan menggunakan governor valve. Karena umumnya
beban sudah rendah, maka penurunan beb an lebih lanjut dengan menggunakan governor valve tidak
terlalu banyak menur unkan temperatur turbin. Prosedur yang lainnya sama dengan prosedur untuk
normal shut down. Selanjutnya dapat dilakukan forced cooling pada ketel den gan cara mengalirkan
udara kedalam ketel sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik. dapat 4.7. PENCATATAN
DATA DAN LAPORAN KERUSAKAN. Data mengenai kondisi operasi unit merupakan unsur yang sangat
penting ti dak hanya bagi kepentingan operasi tetapi juga untuk kepentingan pemeliha raan unit. Dalam
bidang operasi, kadangkala kita mengalami gangguan yang cukup sulit ditentukan penyebabnya
sehingga tidak jarang harus dilakukan analisis yang seksama. Dalam hal ini , data mengenai kondisi
operasi unit menjadi unsur yang sangat esensial. Untuk bidang pemeliharaan, kadangkala juga dituntut
untuk melakukan analisis yang cermat guna menentukan penyebab kerusakan. Dalam konteks ini , juga
diperlukan data yang representif. Terlebih lagi bagi unit-unit pembangkit ya ng telah menerapkan
program pemeliharaan model Condition Monitoring ataupun Predictive Maintenance . Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data tentang kondisi operasi unit merupak an unsur yang
esensial dalam 4.7.1.
unit pembangkit.
Pencatatan Rutin.
Mengingat bahwa personel yang lebih banyak berhubungan dengan unit seca ra langsung adalah
operator, maka operator merupakan sumber utama pen yedia data. Karena itu, para operator
ditugaskan untuk melakukan pengamatan secara seksama terhadap parameter-parameter operasi unit
untuk kemudian secara ruti n dan kontinyu mencatat semua parameter tersebut kedalam formulir
catatan rutin (Record Sheat/L og Sheet). Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
perusahaan 142 ----------------------- Page 34----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Biasanya formulir-formuliir tersebut sudah dibakukan dan te dalam jumlah cukup. Dalam
formulir tetera besaran apa saja yang harus dicatat oleh setiap o perator, dimana log sheet untuk
operator lantai bawah berbeda dengan lo g sheet untuk operator turbin maupun operator control room.
Operator melakukan pencatatan seakurat mu ngkin sesuai dengan kondisi saat pencatatan dilaksanakan.
Hindari cara pengisian dat a tanpa melihat kondisi aktual dari parameter yang akan dicatat karena hal ini
dapat me ngakibatkan bias sehingga validitas data berkurang. rsedia Hal yang perlu digaris bawahi
bahwa melalui pencatatan rutin ini, opera tor sekaligus jugga melaksanakan pengecekan secara rutin
terhadap perala tan yang menjadi tanggung jawabnya. Bila hal ini dilakukan dengan penih kesadaran,
maka manakala terjadi kelainan - kelainan pada operasi peralatan yang menjadi tanggung jawabnya,
operator yang bersangkutan dapat mengetahui secara dini. Log sheet yang baik bahkan mencantumkan
harga-harga limit dari masing-masing besaranya yang dicatat. Jadi manakala suatu ketika operat or
menemukan salah satu besaran yang dicatat bertendensi naik dan telah mendekati limit yang di
tetapkan, dapat melaporkan kondisi tersebut untuk segera dapat dilakukan tindakan antis ipasi
seperlunya. Semua log sheet ditanda tangani dan juga oleh penanggung jawab regu/shi ft.
Selain log sheet, setiap bidang tugas operator biasanya juga disediakan buku catatan (log book) untuk
mencatat semua aktivitas penting yang dilakuk an pada saat menjalankan tugas. Log book juga dapat
dipakai untuk menuliskan pes an - pesan ataupun catatan penting misalnya tentang tendensi adanya
kelainan pada peralatan yang beroperasi sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar.
Setelah diisi, log book ini sebaiknya juga ditanda tangani. Pada saat pergantian shift, setiap operator
yang baru elaksanakan tugas diwajibkan untuk membaca log book ini sehingga yang bersangkutan
engetahui kondisi operasi peralatan yang menjadi tanggung jawabnya. 4.7.2. Laporan Kerusakan. Bila
selama berdinas menemukan adanya kelainan atau kerusakan pada pera latan yang menjadi tanggung
jawabnya, maka operator yang bersan gkutan melaporkan kepada penanggung jawab regu/shift.
Seandainya setelah dianalisis ternyata pemulihan kondisi peralatan tersebut membutuhkan bantuan
personal pemeliharaan, maka operator harus membuat laporan kerusakan. Laporan kerusakan harus
diisi secara rinci d an jelas karena laporan kerusakan ini akan digunakan sebagai acuan guna menyusun
rencan a kerja oleh personel pemeliharaan dimana dalam rencana tersebut antara lain tercakup spare
part, tool dan tenaga kerja yang diperlukan untuk memperbaiki kerusak tersebu t. Pada unit-unit yang
masih menerapkan sistem lama, biasanya formulir bak u untuk laporan kerusakan telah tersedia.
Operator tinggal mengisi formu lir tersebut untuk kemudian ditanda tangani oleh penanggung jawab
shift untuk diteruskan kepada yang berkepentingan. Pada unit-unit yang telah menerapkan sistem
managemen p emeliharaan, laporan kerusakan mungkin dapat langsung dientrikan kedalam komputer
me lalui fasilitas Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 143
----------------------- Page 35----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ m m
yang sudah disediakan. Laporan ini selanjutnya dapat sampai kepada bagian pemeliharaan melalui
jaringan komputer (net work) yang sudah teinterkoneksi dan berhubungan dengan seluruh unsur bidang
tugas dalam organisasi pembangk it. 4.8. MODE KENDALI OPERASI. Mode kendali pengoperasian unit
PLTU umumnya disesu dengan karakteristik maupun kondisi unit yang bersangkutan. Dalam keadaan
inte rkoneksi dengan sistem jaringan, beban pada jaringan merupakan demand sedang unit - unit
pembangkit berfungsi sebagai suply. Untuk mencapai kondisi stabil, maka harus senantiasa ada
keseimbangan antara suply dengan demand. Besaran yang dip akai untuk menyatakan kesimbangan ini
adalah frekuensi. Sistem dengan harga sama normalnya ad alah 50 Hz. Bila frekuensi sistem turun hingga
rendah dari 50 Hz, berarti demand lebih besar dari suply. Sebaliknya bila frekuensi sistem lebih tinggi
dari 50 Hz, berart i demand lebih kecil dari suply. aikan Dalam suatu sistem jaringan listrik, demand
senantiasa be dari waktu ke waktu. Dalam rangka untuk senantiasa mencapai keseimbangan, maka unit-
unit pembangkit harus selalu siap mengikuti perubahan tersebut setaip saat. Disinilah l etaknya peran
dari sistem kendali operasi pada unit pembakit. rubah Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan
serta nilai-nilai perusahaan 144 ----------------------- Page 36----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ Gambar. 4.1. Contoh Grafik Beban Harian. Dari contoh pada gambar diatas terlihat bahwa luas
daerah dibawah kurva dibagi menjadi beberapa segmen antara lain segmen beban dasar (base load) dan
segmen beban puncak (pick load). Segmen beban dasar boleh dikata hampir tidak mengal ami
perubahan sepanjang periode. Sedangkan segmen bahan puncak dari waktu kewaktu mengalami
perubahan yang cukup.
4.8.1.
Operasi Beban Dasar.
Sesuai dengan pola keutuhan sisi demand, ada unit-unit pembangkit terte ntu yang diberi tugas memikul
beban dasar. Berdasarkan pertimbangan ekonomis, maka unit pembangkit yang dipilih untuk tugas ini
umumnya unit pembangkit yan g biaya produksinya rendah. Selain itu, sensitivitas unit terhadapa
perubahan frekuensi juga rendah . Dengan kata lain, unit ini hampir tidak terpengaruh oleh perubahan
frekuensi sistem sehin gga boleh dikata unit ini tetap beroperasi pada beban yang konstan meskipun
frekuensi si stem berubahubah. 4.8.2. Operasi Beban Puncak.
Pada segmen beban puncak, suply harus senantiasa mengikuti perubahan de mand setiap saat. Karena
itu, unit yang difokuskan untuk melayani seg men beban puncak agak berbeda dengan unit yang
difokuskan untuk beroperasi guna memenuhi beban dasar. Manakala demand berubah, maka sesuai
terjadi ketidak seimbangan antara suply dengan demand yang mengakibatkan perubahan frekuensi
sistem. Untuk mencapai keseimbangan kembali. Suply harus segera berubah dan menyesuaikan denga n
kondisi demand yang baru. Tugas penyesuaian ini dilaksanakan oleh unit yang difokusk untuk melayani
segmen beban puncak. Dengan demikian maka unit yang difokuska n untuk melayani beban puncak
harus memiliki sensitivitas yang cukup perubahan frekuensi siste m sebatas harga tertentu, maka unit ini
mulai bereaksi untuk mengembalikan frekuensi sis tem ke kondisi normal. Karena itu, beban unit yang
beroperasi untuk melayani beban pun cak senantiasa bervariasi dalam skala terbatas dari waktu
kewaktu. an 4.8.3. emikian Operasi Pengendali Frekuensi.
Dewasa ini, tuntutan akan mutu listrik dari sisi demand d tinggi. Salah satu parameter yang dipakai
sebagai acuan untuk menentukan mutu listrik adal ah frekuensi. Seuai dengan kompleksitas kebutuhan
listrik, sisi demand menghendaki agar frekuensi tetap konstan (flat) setiap saat tanpa ada perubahan.
Tuntutan yang demikian menyebabkan sisi suply harus menyed unit pembangkit khusus untuk
mengendalikan frekuensi agar tetap konstan setiap saat. Un it pembangkit yang difokuskan untuk ini
disebut Unit Pengendali Frekuensi. Unit penge dali frekuensi iakan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 145 ----------------------- Page
37----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pengoperasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ memiliki sensitivitas sangat tinggi sehingga akan segera bereaksi manak ala ada tendensi
perubahan frekuensi sistem sekecil apapun juga. Jadi beba n unit pengendali frekuensi senantiasa
bervariasi bahkan mungkin dari detik ke detik. 4.8.4. Operasi Dengan Governor Free.
Prinsip dari mode operasi free governor adalah dengan membiarkan kendal i pembebanan unit
sepenuhnya kepada sistem governor guna mengikuti per ubahan frekeunsi sistem. Dalam kondisi ini, bila
frekuensi sistem naik, maka governor akan menur unkan beban unit dan sebaliknya manakala frekuensi
sistem turun, maka governor akan mena ikkan beban unit. Presentase kenaikkan atau penurunan beban
dala m mengantisipasi perubahan frekuensi tergantung pada karakteristik governor atau yang lebih
populer dengan istilah droop dari unit yang bersangkutan. Untuk dapat beroperasi dalam mode free
governor, maka tekanan minyak pembatas beban/load limit , harus dibuat maksimum. 4.8.5. n Operasi
dengan Load Limit.
Mode operasi load lomit prinsipnya adalah tidak membiarka kendali pembebanan unit sepenuhnya
kepada sistem governor. Dengan kata lain, gove rnor akan melaksanakan sebagian tugas kendali
pembebanan sementara sebagian lagi dilaksanakan oleh load limit. Mode operasi ini umumnya hanya
diterapkan pada unit pembangkit y ang mengalami derated. Dalam mode load limit, beban maksimum
unit dibatasi ole h tekanan minyak load limit. Selama masih berada dibawah limit ini, kendali
pembebanan uniti sepenuh nya dilakukan oleh governor dalam arti beban unit dapat naik atau t urun
mengikuti kondisi frekuensi sistem. Lewat dari limit, governor tidak lagi dapat mena ikkan beban unit
meskipun frekuensi sistem masih rendah. Hal ini disebabkan karena lewat dari limit, maka signal dari
governor akan diblokir dan diambil alih oleh signal load limit.
4.8.6. liran
Operasi dengan Sliding Pressure.
Umumnya, variasi beban unit diperoleh melalui perubahan a uap (steam flow) ke Turbin yang diatur
oleh katup governor, ini berarti bahwa perbedaan ant ara kondisi beban rendah dan beban tinggi hanya
terletak pada aliran uap sementara tekanan dan temperatur ketel ketika beroperasi pada beban tinggi
sama dengan ketika beroperasi pada beban rendah. Cara ini ternyata mengandung banyak kerugian
terutama ketika beroperasi pada beban parsial dimana antara lain terjadi kerugian throt ling. Untuk
mengurangi kerugian, ada cara lain yang dapat dil yaitu dengan metode sliding pressure. Dalam cara ini,
variasi pembebanan dila kukan melalui variasi tekanan ketel. Jadi manakala kebutuhan beban sisi
demand rendah, maka beban uni t diturunkan dengan cara menurunkan tekanan uap dalam boiler.
Ketika kebutuhan baban meningkat, beban unit dinaikkan dengan menaikkan ketel, Dengan demikian,
ketika be roperasi pada beban rendah, karena tekanan ketel yang diturunkan, maka kerugian throt ling
juga akan berkurang. Selain itu, karena ketika beroperasi pada beba n rendah, tekanan ketel juga
rendah, berarti stress pada ketel juga berkurang. Kerja dari pompa air pengisi ketel juga akukan Berbagi
dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 146 ----------------------- Page
38----------------------PT. PLN (PERSERO) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peng operasian PLTU
________________________________________________________________________________
______ menjadi lebih ringan. Karena itu, metode operasi sliding pressu re menjanjikan lebih banyak
keuntungan. Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 147