Standar Pelayanan Kebidanan

download Standar Pelayanan Kebidanan

of 28

description

:)

Transcript of Standar Pelayanan Kebidanan

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

    Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Jl. Johar Baru V/D13, Johar Baru Jakarta Pusat Telp. 021-4247789, 4226043 Fax. 021-4244214 email : [email protected] Website : www.ibi.or.id - [email protected]

    Komisi 6 F.0

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan

    Hidayah-Nya, maka penyusunan Standar Pelayanan Kebidanan telah dapat diselesaikan.

    Standar Pelayanan Kebidanan ini merupakan acuan bagi bidan dalam melaksanakan

    praktik kebidanan. Dokumen ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

    penentuan kebijakan bagi stakeholder terkait. Diharapkan penyelenggaraan pelayanan

    kebidanan di Indonesia dapat berjalan sesuai standar sehingga pelayanan kebidanan

    yang diberikan kepada pasien secara profesional, mandiri dan berdaya saing di era

    global.

    Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan

    memfasilitasi dalam penyusunan Standar Pelayanan Kebidanan. Selain itu, kami

    sampaikan pula terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu

    persatu atas kontribusinya dalam penyusunan Standar Pelayanan Kebidanan ini.

    Jakarta, Juni 2013

    Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

    Tim POKJA Standar Pelayanan Kebidanan

    Indonesia

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran,

    kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental,

    maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

    dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan

    berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara

    berkesinambungan dapat dilihat dengan meningkatnya status kesehatan masyarakat.

    Keberhasilan tersebut tergambar dari penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307

    (SDKI 2002-2003) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007) dan Angka

    Kematian Bayi (AKB) dari 35 (SDKI 2002-2003) menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup

    (SDKI, 2007).Sedangkan, umur harapan hidup (UHH) meningkat dari 66,2 tahun (SDKI

    2002-2003) menjadi 70,5 tahun (SDKI, 2007) dan penurunan persentase balita dengan

    gizi kurang dari 25,8 % (SDKI 2002-2003) menjadi sebesar 18,4% (SDKI, 2007).

    Penurunan indikator kesehatan ini masih jauh dari target MDGs 2015yaitu AKI

    menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23 per 1000 kelahiran

    hidup.

    Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan dari

    70,62% (SDKI tahun 2002-2003) menjadi 77,21% (SDKI 2007). Cakupan pertolongan

    persalinan oleh tenaga kesehatan tersebut(70,62%), terdiri dari ditolong oleh bidan

    (53,96%), dan dokter (12,32%). Sedangkan persalinan ditolong oleh dukun (30,27%)

    (SDKI, 2007). Persentaseterbanyak persalinan ditolong oleh bidan, di perkotaan

    64,24%, di perdesaan 46,34%), peringkat kedua untuk daerah perkotaan adalah dokter

    (30,72%), sedangkan untuk daerah perdesaan adalah dukun (42,75%) sedangkan untuk

    peringkat ketiga daerah perkotaan adalah dukun (13,4%), daerah perdesaan adalah

    dokter (6,11%) (SDKI 2007).

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    4

    Berdasarkan beberapa fakta diatas, upaya pelayanan dan program kesehatan ibu bayi,

    dan balita difokuskan pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas pelayanan terkait

    dengan berbagai faktor risiko yang menjadi penyebab utama kematian ibu, bayi dan

    balita. Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan upaya mendekatkan jangkauan

    pelayanan kebidanan kepada masyarakat dengan menempatkan bidan pada

    Poskesdes/Polindes disetiap desa.

    Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan strategis memiliki peran penting dalam

    menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas dengan memberikan pelayanan yang

    berkesinambungan dan paripurna, mulai dari persiapan kehamilan, asuhan pada ibu

    hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan balita serta kesehatan reproduksi perempuan

    dan keluarga berencana. Pelayanan berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan

    kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, dengan berlandaskan kemitraan dan

    pemberdayaan perempuan, serta melakukan deteksi dini, pertolongan pertama pada

    kegawat-daruratan dan rujukan yang aman.

    Pelayanan kebidanan dalam sistem pelayanan kesehatan merupakan proses pelayanan

    profesional yang diberikan oleh tenaga bidan kepada individu, kelompok dan

    masyarakat, baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Pelayanan kebidanan

    dilaksanakan pada berbagai jenjang tatanan pelayanan sesuai dengan sistem pelayanan

    kesehatan yang ada, mulai dari tingkat primer, sekunder dan tertier pada fasilitas

    pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang berkualitas sesuai standar

    berlandaskan etika dan kode etik profesi.

    Untuk menjamin kualitas pelayanan sebagai mana dimaksud perlu disusun standar

    pelayanan kebidanan yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kebidanan.

    1.2 TUJUAN

    1.2.1 Tujuan Umum :

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    5

    Terwujudnya pelayanan kebidanan yang berkualitas dan aman untuk

    meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak dalam rangka mempersiapkan

    generasi masa depan yang berkualitas.

    1.2.2 Tujuan Khusus :

    1) Adanya panduan dalam penyelenggaraan pelayanan kebidanan pada setiap

    fasilitas pelayanan kesehatan

    2) Terlaksananya pelayanan kebidanan sesuai standar pada setiap fasilitas

    pelayanan kesehatan.

    1.3 DASAR HUKUM

    Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

    1) Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    2) Undang-undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit

    3) Undang-undang RI No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

    Kependudukan dan pembangunan keluarga

    4) Undang-undang RI nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

    5) Peraturan Pemerintah RI no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

    6) Undang-Undang RI no. 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi

    7) Peraturan Presiden RI nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi

    Nasional Indonesia

    8) Kepmenkes RI no. 369 tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan

    9) Kepmenkes RI no. 938 tahun 2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan

    10) Kepmenkes RI no. 1464/ tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan

    praktik Bidan.

    11) Kepmenkes RI no. 46/MENKES/PER/./2013 tentang Registrasi Tenaga

    Kesehatan

    1.4 MANFAAT STANDAR

    Standar Pelayanan Kebidanan ini digunakan sebagai acuan dalam:

    1) Membuat perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan tenaga serta

    pengembangan karir bidan;

    2) Melaksanakan pelayanan kebidanan;

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    6

    3) Monitoring dan evaluasi pelayanan kebidanan;

    4) Penilaian kualitas dan keberhasilan pelayanan yang diberikan bidan.

    5) Mengembangkan kurikulum pendidikan dan pelatihan bidan;

    6) Mengembangkan pola pendidikan dan pendidikan berkelanjutan bagi bidan

    1.5 SASARAN

    Sasaran dari standar pelayanan kebidanan ini adalah :

    1) Bidan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.

    2) Organisasi profesi yang terkait.

    3) Pengelola fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta.

    4) Institusi pendidikan kebidanan pemerintah maupun swasta.

    5) Kementerian Kesehatan, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten / Kota termasuk

    Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten / Kota.

    6) Kementerian/lembaga terkait lainnya.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    7

    BAB II

    TERMINOLOGI

    STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

    2.1 TERMINOLOGI

    Kebidanan adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang didasari ilmu

    biomedik, ilmu kebidanan, neonatologi, ilmu sosial, ilmu kesehatan masyarakat,

    dan etik untuk mempersiapkan dan memberikan asuhan selama kehamilan,

    persalinan, nifas, menyusui, bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan dan

    keluarga berencana dalam rangka mencapai kualitas kesehatan ibu, bayi dan

    balita yang optimal.

    Bidan adalah seorang Perempuan yang telah lulus dari pendidikan kebidanan baik

    di dalam dan di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah dan organisasi profesi,

    serta memiliki kompetensi dan kualifikasi dan telah disertifikasi, diregistrasi

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    Pelayanan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

    merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan dalam bentuk upaya

    promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,

    kolaborasi maupun rujukan dalam rangka mencapai kualitas kesehatan ibu, bayi

    dan balita yang optimal.

    Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang

    bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari etika dan

    kode etik bidan.

    Asuhan Kebidanan adalah rangkaian pelayanan kebidanan yang didasarkan pada

    ilmu dan kiat kebidanan dalam pengambilan keputusan klinis dan tindakan

    kebidanan sesuai dengan ruang lingkup praktiknya mulai dari pengkajian,

    perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi,

    evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    8

    Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,

    dan sikap bidan sesuai dengan standar profesinya.

    Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang

    dibutuhkan oleh bidan dalam memberikan pelayanan yang aman sesuai dengan

    standar kinerja di setiap fasilitas.

    Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi bidan

    yang telah lulus Uji Kompetensi untuk menjalankan Praktik Kebidanan.

    Standar kompetensi adalah kriteria capaian pembelajaran lulusan program tertentu

    pada pendidikan tinggi yang merupakan internalisasi ranah sikap, pengetahuan

    dan keterampilan.

    Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Bidan yang telah memiliki sertifikat

    kompetensi kebidanan yang telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta

    diakui secara hukum untuk menjalankan praktik Kebidanan.

    Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang

    diberikan oleh Konsil Kebidanan Indonesia kepada Bidan yang telah memiliki

    sertifikat kompetensi.

    Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIPB untuk bidan adalah bukti

    tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada bidan yang akan menjalankan

    praktik kebidanan setelah memenuhi persyaratan.

    Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan

    untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif

    dan rehabilitatif yang pelayanannya dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau

    masyarakat.

    Organisasi Profesi adalah wadah yang menghimpun Bidan secara nasional dan

    berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Kolegium Kebidanan adalah Badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi Bidan

    yang bertugas mengampu disiplin ilmu kebidanan

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    9

    2.2 Lingkup Pelayanan Kebidanan.

    Mengacu pada Stndar Profesi Bidan Kepmenkes No.369 tahun 2007 maka ruang

    lingkup pelayanan kebidanan, meliputi:

    1) Pelayanan kesehatan ibu;

    a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil

    b. Pelayanan antenatal

    c. Pelayanan persalinan

    d. Pelayanan ibu nifas

    e. Pelayanan ibu menyusui

    f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

    2) Pelayanan kesehatan anak pada :

    a. Pelayanan kesehatan bayibaru lahir,

    b. Pelayanan kesehatan bayi,

    c. Pelayanan kesehatan anak balita,

    d. Pelayanan kesehatan anak pra sekolah.

    3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

    4) Pelayanan kebidanan komunitas

    2.3 Pelaksanaan Pelayanan Kebidanan

    2.3.1 Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

    Pelayanan Kebidanan di tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

    dilaksanakan di: Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu, Polindes /

    Poskesdes, Bidan Praktik Mandiri, Klinik Bersalin / Rumah Bersalin (RB) serta

    fasilitas kesehatan lainnya baik milik pemerintah maupun swasta.

    Pelayanan yang diberikan pada fasilitas tersebut, terdiri dari:

    1) Pelayanan yang dilakukan secara mandiri, meliputi :

    a. Pelayanan kebidanan sesuai dengan ruang lingkup dan kewenangan:

    Asuhan kebidanan pada masa pra hamil, hamil, bersalin, nifas, menyusui,

    bayi baru lahir, bayi, balita dan anak pra sekolah serta pelayanan

    kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

    b. Melakukan promotif dan preventif,

    c. Melakukan deteksi dini

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    10

    d. Melakukan rujukan

    e. Pertolongan pertama pada kegawat-daruratan obstetri neonatal

    (PPGDON) untuk tindakan pra rujukan

    f. Selain melakukan tugas pokoknya, juga berupaya meningkatkan peran

    aktif masyarakat melalui penggerakan peran serta masyarakat,

    pemberdayaaan masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan dasar,

    melaksanakan kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah

    kesehatan masyarakat (survailens sederhana), kesiap-siagaan kesehatan

    dan bencana.

    g. Membina Posyandu dan menghimpun berbagai UKBM yang ada di desa.

    h. Melaksanakan pengelolaan pelayanan KIA termasuk PWS KIA di

    Puskesmas dan jaringannya.

    2) Pelayanan kebidanan kolaborasi

    Pelayanan kebidanan yang dilaksanakan berkolaborasi dengan tim kesehatan

    lain

    2.3.2 Tingkat pelayanan kesehatan sekunder

    Pelayanan Kebidanan pada fasilitas pelayanan kesehatan sekunder, dilaksanakan

    di : Rumah Sakit Umum dan RS Khusus baik milik Pemerintah maupun Swasta

    yang setara dengan RSU Kelas D, C dan B, termasuk Rumah Sakit Bersalin

    (RSB), Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA).

    Pelayanan yang diberikan pada fasilitas tersebut terdiri dari:

    1) Pelayanan yang dilakukan secara mandiri, meliputi :

    a. Pelayanan kebidanan sesuai dengan ruang lingkup dan kewenangan :

    Asuhan kebidanan pada masa pra hamil, hamil, bersalin, nifas, menyusui,

    bayi baru lahir, bayi, balita dan anak pra sekolah serta pelayanan

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    11

    kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Pada kasus

    fisiologis

    b. Melakukan promotif dan Preventif.

    c. Melakukan deteksi dini

    2) Pelayanan kebidanan kolaborasi meliputi :

    a. Melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi rujukan untuk

    mencegah terjadinya keterlambatan penanganan.

    b. Asuhan kebidanan pada Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

    Komprehensif (PONEK).

    c. Memberikan asuhan lanjut pada kasus komplikasi dengan pelimpahan

    kewenangan melalui pendelegasian maupun mandatory (pemberian

    mandat). (dimunculkan di ketentuan umum tentang pengertian

    delegasidan mandat)

    2.3.3 Tingkat Pelayanan Kesehatan Tersier

    Pelayanan Kebidanan pada fasilitas pelayanan kesehatan tersier

    dilaksanakan di : Rumah Sakit yang setara dengan Rumah Sakit Umum dan

    Rumah Sakit Khusus Kelas A, kelas B(lihat SKN dan klasifikasi RS) milik

    Pemerintah maupun swasta.

    Pelayanan yang diberikan pada fasilitas tersebut terdiri dari:

    1) Pelayanan yang diberikan secara mandiri meliputi :

    a. Pelayanan kebidanan sesuai dengan ruang lingkup dan

    kewenangannya : Asuhan kebidanan pada masa pra hamil, hamil,

    bersalin, nifas, menyusui, bayi baru lahir, bayi, balita dan anak pra

    sekolah serta pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

    berencana pada kasus fisiologis.

    b. Melakukan upaya promotif dan preventif

    c. Melakukan deteksi dini

    2) Pelayanan kebidanan kolaborasi meliputi:

    a. Melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi/rujukan yang

    kompleks untuk mencegah terjadinya keterlambatan penanganan.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    12

    b. Asuhan kebidanan pada Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi

    Komprehensif (PONEK) pada kasus-kasus rujukan.

    c. Memberikan asuhan lanjut pada kasus komplikasi dengan pelimpahan

    kewenangan melalui pendelegasian maupun mandatory (pemberian

    mandat)

    2.4 Pelaksana Pelayanan Kebidanan

    Pelaksana pelayanan kebidanan dibutuhkan tenaga yang kompeten dan memiliki

    kualifikasi sesuai kebutuhan fasilitas pelayanan

    BAB III

    STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

    Standar pelayanan kebidanan merupakan acuan baku dan bentuk pertanggung-jawaban

    profesi dan menjadi legal aspek bagi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    13

    secara berkesinambungan. Standar pelayanan pada buku ini terdiri dari standar

    pengelolaanpelayanan kebidanan,standar asuhan kebidanan, dan standar kinerja.

    3.1 Standar Pengelolaan Pelayanan Kebidanan.

    Standar pengelolaan pelayanan kebidanan, diuraikan sebagai berikut :

    1) Standar I : Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan

    Pengelolaan pelayanan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan filosofi bidan

    untuk menghasilkan pelayanan yang profesional, cepat, tepat, aman, nyaman dan

    memenuhi kebutuhan klien dan/atau pasien.

    Kriteria :

    a. Bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan

    asuhan.

    b. Menyusun visi, misi, dan tujuan pelayanan kebidanan.

    c. Pelayanan kebidanan berfokus pada promosi persalinan normal, pencegahan

    penyakit, pencegahan cacat pada ibu dan bayi, promosi kesehatan yang

    bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif, fleksibel, suportif,

    peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan.

    Asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan klien dan tidak otoriter serta

    menghormati pilihan perempuan.

    d. Menerapkan budaya kerja yang mengacu kepada falsafah, visi, misi dan

    tujuan dalam memberikan pelayanan kebidanan.

    e. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan falsafah, visi, misi dan tujuan

    dalam memberikan pelayanan kebidanan secara teratur dan berkala.

    f. Tersedianya dokumen penerapan falsafah, visi, misi dan tujuan dalam

    memberikan pelayanan kebidanan secara teratur dan berkala.

    2) Standar II : Administrasi dan Pengelolaan

    Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan, standar

    pelayanan, standar asuhan kebidanan dan standar prosedur operasional.

    Pengelolaan pelayanan yang kondusif, menjamin praktik pelayanan kebidanan

    yang bermutu.

    Kriteria :

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    14

    a. Menyusun pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme

    kerja di unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh pimpinan.

    b. Memanfaatkan sumber daya, data dan informasi dalam menyusun

    perencanaan dan pengelolaan pelayanan kebidanan.

    c. Membuat perencanaan keuangan dan alokasi sumber daya lain sesuai

    kebutuhan pelayanan kebidanan

    d. Melaksanakan perencanaan dan pengelolaan peralatan kebidanan.

    e. Menentukan strategi pelayanan kebidanan dengan melibatkan semua

    pengelola dan staf sesuai tingkat manajerial.

    f. Menyusun kualifikasi pimpinan dan kualifikasi SDM pelayanan kebidanan.

    g. Menyusun dan menetapkan struktur organisasi pelayanan kebidanan yang

    menggambarkan tata hubungan kerja struktural dan fungsional serta rentang

    kendali di fasilitas pelayanan kesehatan.

    h. Menyusun uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan

    tertulis bagi setiap tenaga dalam pelayanan kebidanan.

    i. Melaksanakan tugas sesuai dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung

    jawab.

    j. Melakukan koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

    k. Menyediakan sistem informasi pelayanan kebidanan.

    l. Menyediakan format pendokumentasian pelayanan kebidanan.

    m. Tersedianya dokumen pengorganisasian pelayanan kebidanan meliputi

    dokumen hasil pelayanan dan dokumen asuhan kebidanan.

    3) StandarIII : Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Staf dan Pimpinan)

    Berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan SDM, kualifikasi tenaga bidan sesuai

    dengan peran dan fungsinya di setiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan

    adalah sebagai berikut :

    Kualifikasi bidan pada fasilitas pelayanan kesehatan primer adalah :

    a. Bidan profesi

    b. Bidan Vokasi + sertifikasi PONED untuk bidan di puskesmas.

    c. Bidan Vokasi + sertifikasi PPGDON untuk bidan desa dan bidan praktik

    mandiri

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    15

    d. Bidan Vokasi

    Kualifikasi bidan pada fasilitas pelayanan kesehatan sekunder adalah :

    a. Bidan profesi+ Sertifikasi PONEK

    b. Bidan profesi

    c. Bidan Vokasi + Sertifikasi PONEK

    d. Bidan Vokasi

    Kualifikasi bidan pada fasilitas pelayanan kesehatan tersier adalah :

    a. Bidan profesi+ Sertifikasi Lanjut

    b. Bidan profesi+ Sertifikasi PONEK

    c. Bidan profesi

    d. Bidan Vokasi + Sertifikasi PONEK

    Jumlah dan kualifikasi tenaga bidan di setiap tingkat pelayanan disesuaikan

    dengan kebutuhan institusi, mengacu pada standar ketenagaan.

    Sistem pengembangan karir bidan yang bekerja di institusi pemerintahan

    mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 1

    tahun 2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya dan

    sesuai dengan kondisi saat ini, adalah :

    1) Bidan Terampil

    Bidan terampil meliputi lulusan Sekolah Bidan dan Diploma III kebidanan,

    merupakan bidan pelaksana yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan

    dan mengelola pelayanan kebidanan pada kasus fisiologis dan

    kegawatdaruratan, baik di institusi maupun praktik perorangan,

    berlandaskan etika, kode etik, dan peraturan yang berlaku

    Penjenjangan bidan terampil, terdiri dari :

    a. Bidan Pelaksana Pemula (II/a)

    b. Bidan Pelaksana (II/b, II/c, II/d)

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    16

    c. Bidan Pelaksana Lanjutan (III/a dan III/b)

    d. Bidan Penyelia (III/c dan III/d)

    2) Bidan Ahli

    Bidan Ahli meliputi lulusan Sarjana (S1) atau Diploma IV Kebidanan yang

    memiliki kompetensi untuk mengelola dan melaksanakan pelayanan

    kebidanan pada kasus fisiologis, asuhan pada kasus patologis kebidanan,

    asuhan pada kasus patologis dengan penyakit penyerta dan

    kegawatdaruratan, baik di institusi maupun praktik perorangan,

    berlandaskan etika, kode etik, dan peraturan yang berlaku.

    Penjenjangan bidan ahli, terdiri dari :

    a. Bidan Pertama (III/a dan III/b)

    b. Bidan Muda (III/c dan III/d)

    c. Bidan Madya (IV/a, IV/b dan IV/c)

    Bidan yang bekerja di institusi non pemerintah pengembangan karirnya

    disesuaikan dengan sistem yang berlaku di institusi masing-masing

    Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan SDM

    kebidanan sesuai kompetensi dan potensi pengembangan, agar pelayanan

    kebidanan terlaksana secara efektif dan efisien.

    Kriteria :

    a. Menyusun dan menetapkan kebijakan tentang pendayagunaan tenaga dalam

    pelayanan kebidanan

    b. Menyusun dan menetapkan kebijakan pola ketenagaan pelayanan kebidanan

    c. Menetapkan mekanisme rekruitmen dan seleksi tenaga

    d. Menyusun dan menetapkan sistem pembinaan SDM dan program

    pengembangan staf

    e. Mengidentifikasi jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga bidan sesuai dengan

    kebutuhan pelayanan kebidanan.

    f. Menetapkan jumlah dan jenis tenaga bidan untuk memenuhi kebutuhan sesuai

    dengan standar pelayanan kebidanan dan pola tenaga kebidanan.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    17

    g. Melaksanakan rekruitmen dan seleksi tenaga bidan

    h. Melaksanakan program orientasi bagi tenaga baru

    i. Melaksanakan penempatan dan penugasan.

    j. Melaksanakan program mutasi, mobilisasi dan retention tenaga kebidanan

    k. Melaksanakan penilaian kinerja

    l. Tersedianya dokumen pengelolaan ketenagaan pelayanan kebidanan

    4) Standar IV : Fasilitas dan Peralatan

    Pengelola pelayanan kebidanan menyediakan fasilitas dan peralatan, baik dari

    segi jumlah, jenis dan spesifikasi yang menjamin tersedianya fasilitas dan

    peralatan yang memadai untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang

    efektif, efisien, aman dan bermutu.

    Kriteria :

    a. Mengidentifikasi kebutuhan fasilitas dan peralatan pelayanan kebidanan

    sesuai dengan desain, jumlah, jenis, spesifikasi dan kualitasnya.

    b. Menyusun rencana pemenuhan kebutuhan fasilitas dan peralatan sesuai

    dengan desain, jumlah, jenis, spesifikasi dan kualitasnya.

    c. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang sesuai dalam jumlah dan kualitas.

    d. Melaksanakan pemeliharaan dan penyimpanan peralatan pelayanan

    kebidanan sesuai standar prosedur operasional.

    e. Mengoptimalkan fasilitas dan peralatan menurut fungsi dan masa pakai sesuai

    standar prosedur operasional.

    f. Melaksanakan koordinasi antara unit pelayanan kebidanan dengan unit kerja

    terkait dalam perencanaan, pengadaan, pengelolaan serta penghapusan

    fasilitas dan peralatan.

    g. Tersedianya pencatatan dan pelaporan penggunaan fasilitas dan peralatan

    secara teratur dan berkala.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    18

    5) Standar V : Kebijakan dan Prosedur

    Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dan prosedur

    penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personil menuju pelayanan yang

    berkualitas.

    Kriteria :

    a. Menyusun kebijakan dan prosedur tentang pelayanan kebidanan, pengelolaan

    lingkungan pelayanan kebidanan, hubungan antara unit pelayanan kebidanan

    dengan unit terkait sesuai standar yang disahkan oleh pimpinan.

    b. Menyusun regulasi internal sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk

    mengatur hak dan kewajiban personil.

    c. Melakukan sosialisasi kebijakan dan prosedur yang telah disusun.

    d. Menerapkan kebijakan dan prosedur yang telah disusun.

    e. Monitoring dan evaluasi kebijakan dan prosedur yang telah disusun.

    f. Tersedianya dokumen kebijakan dan prosedur :

    (1) Falsafah, visi, misi dan tujuan pelayanan kebidanan

    (2) Struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan fungsional

    pelayanan kebidanan

    (3) Uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tenaga pelayanan

    kebidanan

    (4) Pola ketenagaan, pendayagunaan, jenjang karir, dan pembinaan personal

    dalam pelayanan kebidanan.

    (5) Sistem pengembangan staf tenaga pelayanan kebidanan.

    (6) Mekanisme perencanaan, pengadaan, pengelolaan, pemeliharaan dan

    penghapusan fasilitas dan peralatan pelayanan kebidanan

    (7) Program evaluasi dan pengendalian mutu

    6) Standar VI : Pengarahan dan Pengembangan Staf

    Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengarahan, pengembangan

    staf dan perencanaan pendidikan berkelanjutan yang terstruktur untuk mencapai

    pelayanan kebidanan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

    Kriteria :

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    19

    a. Memotivasi dan membimbing staf agar tercipta iklim kerja yang kondusif

    b. Melaksanakan program orientasi dan pelatihan bagi tenaga bidan/personil

    baru dan lama agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan.

    c. Menilai kinerja dan menganalisis hasil penilaian kinerja tenaga pelayanan

    kebidanan sebagai bahan penentuan pengembangan staf.

    d. Menetapkan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis kinerja tenaga

    pelayanan kebidanan

    e. Memberi kesempatan kepada semua tenaga pelayanan kebidanan untuk

    mengikuti program pendidikan berkelanjutan sesuai dengan kriteria yang

    ditentukan.

    f. Melaksanakan program pembinaan tenaga pelayanan kebidanan berdasarkan

    hasil evaluasi kinerja.

    g. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut hasil program pembinaan.

    h. Tersedianya dokumen pengarahan dan pengembangan staf

    7) Standar VII: Evaluasi dan Pengendalian Mutu

    Pengelola pelayanan kebidanan melaksanakan evaluasi secara obyektif dan

    pengendalian mutu secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pelayanan

    kebidanan yang berkualitas.

    Kriteria :

    a. Membentuk tim evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan

    b. Menyusun program evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan

    c. Menyusun instrumen evaluasi dan pengendalian mutu sesuai dengan

    pedoman

    d. Melaksanakan evaluasi dan upaya pengendalian mutu pelayanan kebidanan

    melalui audit pelayanan kebidanan, evaluasi penerapan asuhan kebidanan

    sesuai standar, evaluai prosedur pelayanan kebidanan, Gugus Kendali Mutu

    (GKM), survey kepuasan pasien/keluarga dan petugas, serta Diskusi Refleksi

    Kasus (DRK).

    e. Menganalisa dan menginterpretasikan data hasil evaluasi pengendalian mutu

    f. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut hasil evaluasi pencapaian tujuan

    pelayanan kebidanan

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    20

    g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil evaluasi dan pengendalian

    mutu secara teratur dan berkala

    h. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam

    evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan

    i. Tersedia dokumen hasil evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan

    kebidanan.

    3.2 Standar Asuhan Kebidanan

    Mengacu pada Keputusan Menteri kesehatan No. 938/Menkes/SK/VIII/2007 tentang

    Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan

    tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup

    praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, mulai dari pengkajian, perumusan

    diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan

    pencatatan asuhan kebidanan. Sehubungan dengan standar asuhan kebidanan sudah

    diterbitkan pengesahannya, maka standar ini tidak di bahas pada buku ini.

    3.3 Standar Kinerja Bidan

    Standar kinerja bidan merupakan suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk

    mengukur kinerja bidan yang berkaitan dengan pelayanan dan asuhan kebidanan

    kepada klien dan atau pasien. Standar kinerja ini menguraikan tingkat kemampuan

    perilaku bidan dalam peran profesionalnya mencakup aktifitas yang berhubungan

    dengan mutu pelayanan, asuhan, pendidikan, etik, kolaborasi, penggunaan sumber

    daya, dan kepemimpinan.

    Dalam melaksanakan praktik kebidanan di dalam tatanan pelayanan kesehatan,

    bidan diharuskan memperlihatkan kinerja professional sesuai dengan yang

    dipersyaratkan dalam standar pelayanan kebidanan, maka standar kinerja bidan

    meliputi :

    1) Standar 1 : Mutu Pelayanan Kebidanan

    Bidan secara sistematis meningkatkan mutu dan efektifitas praktik kebidanan di

    fasilitas pelayanan kesehatanmelalui penerapan standar, pemantauan,

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    21

    pengendalian dan peningkatan mutu secara teratur, berkala dan

    berkesinambungan.

    Kriteria :

    a. Melaksanakan pelayanan dan asuhan kebidanan sesuai standar.

    b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku.

    c. Melaksanakan peningkatan dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan

    d. Menunjukkan kualitas pelayanan dan asuhan terlihat dari dokumentasi

    pelayanan dan asuhan kebidanan sebagai tanggung jawab profesi.

    e. Menerapkan pengetahuan baru, peningkatan mutu, kreativitas dan inovasi

    untuk meingkatkan mutu pelayanan kebidanan.

    f. Mengembangkan indikator mutu untuk memonitor kualitas dan efektifitas

    pelayanan kebidanan.

    g. Tersedianya dokumen mutu pelayanan kebidanan

    2) Standar II : Pendidikan dan Pelatihan

    Bidan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan

    pelayanan kebidanan yang mencerminkan praktik kebidanan mutakhir.

    Kriteria :

    a. Lulus dari jenjang pendidikan tinggi kebidanan dan memiliki kompetensi

    profesi Bidan, sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

    b. Mempertahankan kompetensi yang dimiliki secara terus menerus untuk

    meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan

    c. Meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan berkelanjutan.

    d. Mempunyai bukti pengembangan professional diri

    e. Tersedianya dokumen pendidikan dan pelatihan

    3) Standar III : Penilaian Kinerja Praktik Kebidanan.

    Bidan mengevaluasi praktik kebidanannya terkait dengan standar pelayanan dan

    asuhan kebidanan, pedoman praktik, peraturan perundang-undangan dan

    kebijakan yang berlaku.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    22

    Kriteria :

    a. Melaksanakan evaluasi diri secara rutin dan berkala serta meminta umpan

    balik yang konstruktif terhadap penerapan standar dan pedoman asuhan

    kebidanan yang dilakukannya.

    b. Mempergunakan umpan balik yang konstruktif untuk peningkatan

    kompetensi praktiknya.

    c. Mempergunakan hasil tindak lanjut penilaian kinerja sebagai masukan untuk

    komponen remunerasi, pendidikan dan pelatihan serta pengembangan

    profesi.

    d. Tersedianya dokumen penilaian kinerja praktik kebidanan

    4) Standar IV : Kesejawatan

    Bidan membangun kerjasama yang kondusif dalam pelayanan kebidanan di

    setiap fasilitas pelayanan kesehatan.

    Kriteria :

    a. Menjalin hubungan yang harmonis dengan teman sejawatnya.

    b. Membangun dan mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif, suportif dan

    sehat.

    c. Melaksanakan tugas, peran dan fungsinya dengan saling menghormati baik

    terhadap sejawat bidan maupun tenaga kesehatan lainnya.

    d. Membangun interaksi komunikasi dan memberi umpan balik positif

    e. Saling berbagi pengetahuan dan keterampilan

    f. Mempertahankan hubungan baik dalam bentuk empati, simpati dan

    perhatian

    g. Bersedia menerima kritik dan saran

    h. Saling mendukung dan menguatkan

    i. Tersedianya dokumen pelayanan terkait kesejawatan.

    5. Standar V : Etik

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    23

    Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan selalu berpegang teguh pada

    etika dan kode etik profesi

    Kriteria :

    a. Berpegang teguh pada filosofi, etika, kode etik profesi, dan aspek legal.

    b. Memberikan asuhan berdasarkan moral dan etik yang memperhatikan

    otonomi, martabat dan hak klien.

    c. Bertanggung jawab atas keputusan klinis yang dibuatnya.

    d. Melakukan pelayanan atau tindakan kebidanan sesuai standar

    e. Mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan.

    f. Mengidentifikasi masalah etik yang terjadi dilingkungan praktik dan

    mencari sumber-sumber yang dapat membantu penyelesaian masalah etik

    g. Menghargai budaya setempat yang berhubungan dengan praktik kebidanan.

    h. Tersedianya dokumen pelayanan terkait penerapan etika dan kode etik

    profesi

    6. Standar VI : Kolaborasi

    Bidan dalam memberikan pelayanan bermitra dengan profesi lain.

    Kriteria :

    a. Melakukan rujukan secara cepat dan tepat

    b. Membangun jejaring kemitraan dengan profesi lain atau bidan lain

    c. Tersedianya dokumen kolaborasi dan rujukan

    7.Standar VII : Riset

    Bidan melakukan dan mengintegrasikan hasil riset yang berkaitan dengan

    pelayanan kebidanan secara mandiri dan atau berkelompok, serta memanfaatkan

    hasil penelitian secara tepat.

    Kriteria :

    a. Memanfaatkan hasil riset (evidence based) secara tepat sebagai bahan acuan

    pengambilan keputusan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    24

    b. Melakukan dan atau berpartisipasi dalam kegiatan penelitian/riset di bidang

    kesehatan/ kebidanan baik secara mandiri maupun secara kelompok.

    c. Melakukan observasi empirik (observasi terhadap kenyataan dan tidak

    spekulatif) pada kasus-kasus spesifik.

    d. Menggunakan hasil-hasil riset sebagai bahan dalam pengembangan kebijakan

    pelayanan, penyusunan rencana asuhan kebidanan, prosedur operasional dan

    pedoman asuhan kebidanan serta dalam pembelajaran.

    e. Mencatat dan memelihara data asuhan secara akurat untuk kepentingan

    penelitian

    f. Tersedianya dokumen terkait penelitian/riset

    8. Standar VIII : Pemanfaatan Sumber Daya

    Bidan dapat menetapkan kebutuhan sumber daya dalam pelayanan kebidanan

    dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

    keselamatan secara efektif dan efisien untuk menjamin terselenggaranya

    pelayanan kebidanan yang berkualitas.

    Kriteria:

    a. Memberdayakan pasien, keluarga, masyarakat, dan lingkungan dalam

    pemenuhan kebutuhan dan kemandirian pasien.

    b. Memanfaatkan sumber daya dalam perencanaan pelayanan kebidanan

    agarefektif dan efisien.

    c. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penggunaan sumber

    daya

    d. Tersedianya dokumen terkait pemanfaatan sumber daya

    9. Standar IX : Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan

    Bidan sebagai pengelola pelayanan memiliki kemampuan manajerial dan

    kepemimpinan (leadership) agar dapat memberikan pengarahan dalam

    meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan.

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    25

    Kriteria :

    a. Merencanakan dan melaksanakan program pelayanan kebidanan

    b. Menggerakkan tim kerja, mengelola sumber daya dan menciptakan budaya

    kerja.

    c. Memotivasi, membimbing,dan memberdayakan staf untuk meningkatkan

    kinerja.

    d. Melakukan advokasi untuk mewujudkan pelayanan kebidanan yang

    berkualitas.

    e. Melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor.

    f. Melakukan pengambilan keputusan yang tepat khususnya pada situasi kritis.

    g. Melakukan penilaian/evaluasi, dan perbaikan terhadap kinerja pelayanan

    kebidanan.

    h. Tersedia dokumen terkait kepemimpinan.

    BAB IV

    EVALUASI DAN PELAPORAN

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    26

    Evaluasi penerapan standar pelayanan kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan

    dilakukan secara berkala dan hasilnya digunakan sebagai bahan masukan dalam

    penyusunan kebijakan, program dan perbaikan kegiatan. Institusi pelayanan kesehatan

    menyampaikan laporan penerapan standar pelayanan kebidanan di wilayah kerjanya

    sesuai ketentuan yang berlaku

    BAB V

    PENUTUP

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    27

    Dalam mewujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas, Standar Pelayanan

    Kebidanan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan landasan untuk melaksanakan

    kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan

    yang terstandar di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Selain hal tersebut diatas,

    standar ini dapat digunakan sebagai parameter dalam melakukan penilaian kualitas dan

    keberhasilan pelayanan kebidanan.

    Agar penyelenggaraan pelayanan kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai

    dengan standar, maka perlu adanya persamaaan persepsi dan pemahaman secara benar.

    Untuk keberhasilan penerapan Stndar Pelayanan Kebidanan diperlukan dukungan

    kebijakan dari berbagai pihak dalam sosialisasi,implementasi, monitoring dan evaluasi

    pada setiap fasilitas pelayanan kesehatan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI

    Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063);

  • Materi Sidang Komisi - Kongres XV IBI

    28

    2. Undang Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

    3. Undang-undang RI nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

    4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim

    Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :

    230/Menkes/SK/2010 Tanggal 03 Februari 2010 tentang Kurikulum

    5. Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

    Keputusan

    6. Peraturan Pemerintah RI No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

    7. Menteri kesehatan Nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga

    kesehatan

    8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1464/Menkes/per/X/2010 Izin dan

    penyelenggaraan praktik bidan

    9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 1 tahun 2008

    tentang Jabatan fungsional bidan

    10. Keputusan menteri kesehatan Nomor 938 tahun 2007 tentang Standar

    Asuhan Kebidanan

    11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang

    Standar Profesi Bidan;

    12. Kepmendiknas RI No 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi

    13. Kepmendiknas RI No 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum

    pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa

    14. Kebijakan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

    Nasional tentang Higher Education Long Terms Strategy (HELTS) tahun

    2003-2010

    15. International Confederation of Midwives, Essential Competencies for Basic

    Midwifery Practice, 2010