SPLN 96_1993 Uji KWh Meter
-
Upload
ayu-puspitasari -
Category
Documents
-
view
461 -
download
117
description
Transcript of SPLN 96_1993 Uji KWh Meter
-
STAITDABPERUSAEAAN UMUM LISTN.IK NECAN.A
SPLI{ $6 e l$9;lLampiran Keputusan Direksi I'LN
Irlo. : O4O.K,/0594/DIR/1993" ta:rggal l9 April 1993
PERLENGKAPAN UJIUNTUK METER. ENERGI LISTRIK
D E P A R T E M E N P E R T A M B A N G A N D A N E N E R G I
PERUSAIIAAN UMUM LISTRIK NEGARAJALAN TRLTNOJOYO NO. 135 . KEBAYORAN BARI-T - JAKARTA L2I6O
-
SPLN 96:1993
PERLENGKAPAN UJI UNTTTKMETER ENERGI LISTRIK
Disusun oleh:l. Kelompok Pembakuan Bidang Distribusi dengan Surat
Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik NegaraNo.: 076/DIR/88, tanggal 2l September 1988;
2. Kelompok Kerya Meter Listrik surat KeputusanKepala Pusat Penyelidikan Masalah KelistnkanNo.:42.IV495/PPMIV9l, tanggal I I September 1991,
Diterbitkan oleh:DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI
PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARAJln.Trunojoyo No I3S-Kebayoran Baru
JAKARTA I2160I 993
- i -
-
SPLN 9621993
- l t -
-
SPLN 96:1993
Sussaan Anggota Kelompok Pembakuan Bidr.*ig $istribusiBerdesarhan Suret Keputusan Direksi Perusehaan [lrnum t is trik Negara
No.: 076/DIR/88 tanggal 2l Scptember 1988
l. Kepala Dinas Pembakuan, PusatPenyelidiksm Masalnh KelistrikanSebegai Anggota merangkapAnggota TetapSebagai Ketua Harian merangkapAnggota TetapSebagai Sekretaris rnerangkapAnggota TetnpSebagai Wakil Sekretaris merangkapAnggota TetapSebagai Anggota TetapSebagei Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebegei Anggotn TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota Tet.rpSebagai Anggota TetupSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota TetapSebagai Anggota Tetap
(ex-officio) (.)
(*) Masgunarto Budiman, MSc.
2. Mesgunarto Budimtn, MSc
3. Ir. Agus Djumhana
4. Ir. Bambang Irewadi
5. Ir. Hasim Soerotaroeno6. Ir. Sambodho Sumani7. Ir. Soemerto Soedirman8. Ir. Adiwardojo Warsito9. Ir. Alfisn Helmi Hasyim
10. Ir. HartoyoI l. Ir. Didik Djarwanto12. Ir. Soenyotot3. Ir. Samiudin14. Ir. J. Soekanto15. Ir. Rosid16. Ir. Soenarjo Sastrosewojo17. Ir. Hoedojo18. Ir. Soetopo Sabar19. Ir. Rahardjo20. Ir. Pieter Mabikafola
- l l l -
-
SPLN 96:1993
Susunan Anggota Kelompok Kerja Meter ListrikSurat Keputusan Kepala Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
No.: 42.I(495/PPMK/1991 tanggal l l September l99l
l . Ir. Hentiono Hendardji
2. M. Asngadi, BE
3. lr.Karijanti M.Kadri4. Drs. Yudadi Ir ianto5. Aryadi Suparman, BE6. Budiharto, BE7. Ir. Azwar Lubis8. lr. Elman BTT9. Ir. Kukuh Trihadi
10. lr. M. Arif in, BFI |. lr. Haryudanto12. lr. Zaenal Abidin
Sebagai Ketuamerangkap AnggotaSebagai Sekretarismerangkap AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai AnggotaSebagai Anggota
- i v
-
D A F T A R T S g
SP[,N 96:1993
F{iitaman
Pasal SntuU M U M
l. Ruang Lingkup I2. Tujuan I3. Satuan I
P:esal DuaDEFINiST
4. Umum I4.1 Fcrlcngkapan uji untuk Meter Enrrrgi [-,istrik. I4.2 Metoda pengukuran elaya x rvaktu (Mr:todt \il attmcte$ " . t4.3 Metoda Pernbandingan Energi l4.4 Standar Acuan 24 . 5 S t a n d a r K e r j a . . " " . . 2{.6 Standar Uji PUM 21.7 Terrninal keluaran PUM 24.8 Keluaran Maksimum PUM 2
Pasal TignPEITST'ARA'fl.AN
Kctelitian 25 . t l J m u m . . " . . . 25.2 Metodc untuk menentukan kesainhan suatu PlJl\d 25.3 Kondisi Acuan 25.4 lVledan magnetis bcrasal tlari FUM 35.5 Pcnentuan kqsalahan suatu PUM J5.6 Koreksi Kesalahan E pada PUM" 35.7 Pengulanganpengukuran , . . . . . J
Penandaan PUM "{6 .
-
SPLN 96:1993
DAFTAR ISI (Lanjutan)Halaman
Pasal EmpatPENGUJIAN
7. Ketelitian 57.1 Pemilihan julat tegangan dan arus 57.2 Pengukuran dasar. 67.3 Pengukuran kontrcl dan Frelimensi Intervalnya. 6
8. Sifat Dielektrik. . . 7
Pasal LimaSPESIFIKASI PUM
9. Spesifikasi PUM untuk Kamar Tcra 8
Pasal EnamPEDOMAN PEMERIKSAAN
l0 Pedoman untuk pemeriksaan awal suatu PtlM baru . . . . . I
LAMPIRAN A : CATATAN TAMBAHAN DAN PETUNJTJK TETANG PERALATANUJIMETERENERGIL ISTRIK .O" ' " " . . 11
LAMPIRAN B: CATATAN MENGENAI DEFINISI KESALAHAN, BESARAN DASAR'KETELITIAN DAN PENENTUAN KESALAHAN 15
- v t -
-
SPLN 96:1993
PERLENGKAPAN UJI UNTUK METER TiNERGI LISTI{,IK
Pasal satuUMUM
l . Ruang Lingkup
Standar ini berlaku untuk perlengkapan uji meter energt liE;trik fase tiga ct;ufatau fise tunggal yangdigunakan untuk uji jenis dan inspeksi penerimaan meter energi listrik Kelas 0 5. I dan 2, sefia uji ulang.Catatan : - Semua instrumen yang digunakan pada perlengkag'xrn uji ini, hanrr suds.h lulus uji jt n:s dcrigan mengacri kepada
standar yang bersosuaian sebagaimana tcrcantum pada Ay'at l0
2. TujuanStandar ini dimalsud sebagai pedoman unftrk menentukan spesrfikasi teknrs dm mclnksaluikan inspeksipenerimaan dan uji ulang perlengkapan uji meter energi listdk di lirrgkung:m lri,iri.
3. Satuan
Satuan yang digunakan dalam standar ini mengikuti Sistem Safuan Internasiorul (SI {Jnilsl.
Pasal duaDEFINISI
4. Umum
Semua istilah yang digunakan dalam standar iru. berlaku pengertian sebagainuura didefinisikan di dalamPasal dua ini.
1.1 Perlengkopan Uji untuk MAer Energi ListrikRakitan peralatan untuk menyuplai encrgi kc mcter cnergi -iang diuji dan nrcngukur eu,. rgin.y,;r.Calatan. - (Intuk sclanjutnvu pcrlengkapun u.ji untuk nrctcrcnergilistrik akan disebut lrerlengkLrgxrn Uji
Meter yang disingkat PtIM.4.2 Maode pengukuran doyn x waldu ( Maode Wafrme{er )
Suanr mctode untuk merwuplai sejumlah cneryi ke meter yang di{i, ditentukan olch h-.asil pcrkatian antaradua besaran yang diketahui, yakru da.ya konstan dur inten'al rvaktu.
1.3 Maode Pmtbandingan Energi
Suatrr metode untuk nrerwuplai encrgi vang diketahui ke metcr yang diuji.
- t -
-
SPLN 96:1993
4.4 Standar Acuan
Standar yiutg digunakan untuk rncmbandingkm standar larn -vang ketelitiannva lebih rendah.
1.5 Standar KerjaStandar yang dikalibrasi oleh standar acuan, digunakan untuk melaksanakan venfikasi instrumen ukur ke{ayang ketelitiarurva lebih rendah.
J.6 Standur Uji PUMSuatu alat ukur yang digunakan untuk menentukan ketelitian suatu PUM.
Catatan : L Dida.lam standar uji PUM selalu terdapat standar acuan.2'
,HilH'l:# j:;i:lm,t;,,,1il,l elemen-clemen lain umpamanva transt.rmator instmmen presisi, senerator
1.7 Terminal Keluoran PUM
Terminal-terminal yang terdiri dari terminal tegangan dan terminal arus untuk menyuplai daya ke blokterminal meter yang diuji.
4.8 Kelaoran Maksbnum PUM
Keluaran (dalam volt amper) yang sesuai dengan pembebanan tertinggi pada terminal keluaran PUM, dalarnbatas kesalahan yang diizinkan (Tabel I) pada kondisi acuan (Ayat 1) yang tidak dilampaui.Kelu"aran harus ditentukan secara terpisah untuk sirkit arus dan tcgangan.
Pasal tigaPERSYARATAN
5. Ketel i t ian
5.1 Umum
PUM lums memungkinkan pemakiu untuk dapat mengatur dan mengukur besaran-besaran )'ang diperlukan,yakni tegangar\ arus. faktor-daya. waktu. daya dan energi di dalam toleransi yang diizinkan untuk kelasmeter yang relevan yang diuji oleh PUM ini.Kesalahan E suatu PUM adalah kesalahan keseluruhan komponen-komponennya dalam kordisi pelayanannormal.
5.2 Metode untuk menentukan kesoluhan kqeluruhon suotu PUM
Kesalatnn keseluruhan suatu PUM ditentukan dengan metode berikut .- pembandingan antara cnergi tersalur pada terminal keluaran PUM yang ditunjukkan oleh standar uji
PUM dengan energi yang ditunjukkan oleh standar kerja PUM:- pembandingan antara dava pada terminal keluaran PUM yang ditunjukkan oleh standar rdi PUM.
dengan dava vang drtunjukkan olch standar kerja PUM. Pengaruh ketelitian pengukuran rvaktu padakesalalun energi harus ditentukrn
ti Kondisi Acuon
Kondisi acuan pada masukan PUM lurrus ditentukan oleh pabrikan sedemikian rupa selungga padakcluarannva" kondrsi acuan metcr vang diuji dapat dipcnuhi.Sub-avat -5.4 ntcnrbcrikan persyaratan k-husus untuk medan nugnetis yang dilusilkan olch PUM.
-2 -
-
SPLN 96:1993
5.4 Medan magndis berosal dori PUM
Kerapatan fluks magnetis yang ditimbulkan oleh PUM pada posisi meter yang druji, diszu'arlk.art tid.tkrnelebihi nilai - nilai sebagai berikut :untuk l < l0Auntuk I :200 A
B < 0,0025 mTB < 0,05 mT
Nilai batas kerapatan fluks magnetis untuk I antara l0 A dan 200 A . lurus dihitung sccaril interpolasi.I = arus keluaran PUM.B = kerapatan fluks magrrctis di udara akibat medan magrretis.Catatan: B : uo H (H dalam arnper per meter).
uo : 4i[ro' FVm (henrvpermeter).Penentuan kesalahan sudu PUM
Kesalahan suatu PUM baru pada titik uji tertentu. harus lebih rerdah dari pada kesalahan E*** dalanr TabclI (tihat Ayat Bl pada Lampiran B mengenai definisi kesalahan).Bila hasil pengukuran tunggal melebihi batas{atas yang diperbolehkan. nraka dua p-:ngukuran tantbaharrpada titik uji tersebut tranrs dilakukan lagi. Hasil kedua pengukuran tambahan iru lums bemda dalambatas-batas E-'* yang diizinkan.Suatu PUM sedikitnya harus mampu digunakan untuk meter-meter dengan kela,i yang relevan menurutTabel I (uji jenis atau uji penerimaan), bila tusil uji semua titik uji (Tabel tll) h;::rda dalarn Lratas$;rtaskesalalun yang diizinkan .Bila hasil uji dari beberapa titik uli berada diluar batas-batas yang diizinkan, pcrlg,lir.tnaan PUM bolehdibatasi sampai julat tertentu bagi meter-meter dengan kelas terlentu.Pembatasan tersebut hanrs ditunjukkan denganjelas di tempat
.y-ang mudah terlilmi pnda PUM.Koreksi lcesalahan E pada PUM
Bila kesalahan E suatu PLJM keluar dari batas menurut Tabel I tetapi masih terletak d"iantara dria kalinilai-nilai yang sesuai menurut Tabel I. maka pada waktu digunakan untuk menguji meter, kesalatan PUMharus diperhitungkan terhadap hasil uji meter tersebut. Dalam hal ini. disarankan agar dilakrrkan usahauntuk mengurangi kesalahan PUM sampai batas{atas yang diizinkan
Tabel IBATAS-BATAS KESALATIAN PERSENTASE YANG DIIZII\{KA|'{
Kelus mctcr
Faktor - dava
5.5
5.6
0,5
0,5tertinggal
0 .5terdahulu
. 0 .5i terdahului - - - *I
. i 0 , 6 0r 0 , 1 0 1 0 , 1 5
Pengulangan pengukuran (hhd Ayat BS Lumpiran B)Disarankan agar melaksanakan serangkaian pengukuran ulang yang benrrutan untu$;. "{rtiic, kontrol" Uc. ic.pada faktor- daya I (acuan No.l Tabel ttl). Unhrk setiap fase, tidak kurang dari linu lt-lf i pcnprkuran harusdilakukzur.Diantam dua pcngulnrran ],ang berunrtan sakelar kontrol dan alat-alat kontrol harus drjalankan
s.7
- 3
-
SPLN 96:1993
6.
Hasil pengukuran ulang ini digrrnakan untuk menghitung nilai s, yang discbut sebagai simpangan standar,yakni :
3 = +
dimana :Ei = kesalahan PUM yang ditentukan oleh satu pengukuran tunggal dari serangkaian pengukuran ulang
pada sebuah titik uji tertentu .E = nilai rata-rata dari kesalahan Ein = jumlah pengukuran tunggalUnruk suatu PUM baru. nilai s pada pada titik kontrol Uc,lc dan faltor-daya I hanrs terletak dalambatas-batas Smax ffirurut Tabel II .
* Tabel IIBATAS.BATAS NITAI S YANG DIIZINKAN DALAM PERSEN
Disarankan untuk menggurukan nilai Sm"x yilnB sesuai menurut Tabel II aprbila pengukuran tambahandilakukan pada faktor- daya 0,5 tertinggal .Dalam penggunaannya, nilai simpangan standar suatu PUM diizinkan sebcsar dua kali nilai pada Tabel II.
Penandaan PUM
Setiap PUM lurus diberi penandaan yang berisikan informasi berikut ini :a) narna pabrik atau merck deur tempat kedudukan pabrik;b) nama tipe:c) nomor seri.d) nilai tegangan nursukan pcngenal dan jumlah fasc:c) frekuensi acuan;l) julat tegangan kelu.lran d.rn kaprsitas:g) julat arus keluaran dan kapasitas:h) julat pcrgeseran sudut f:xc antara arus dan tcgangan:i) ketelitianmcnyeluruh.lnfonnasi tersebut lunrs drtuliskan pada suatu pelat vang dilekatkan di bagiirn luar PUM. Penandaan lurusjclas. tidak nrudah terlurpus, d:rpat dibcdirkan dan mudah dibaca.
Faktor-daya 0,5 turgga l I I i 0 ,5 t ingga l
0 , 0 2 l o , o 2 I ( ) , ( ) 30,5 tinggal
- 4 -
-
SPLN 96:1993
7.
7.1
Pasal EmpatPENGUJIAN
Ketelitian
Pemilihon julnt tqongan dan arusUntuk maksud pengujian, maka dan seluruh kemungkinan kombinasi tegangan dannilai-nilai khusus, yakni nilai-nilai yang acapkali digunakan atau nilzu-nilai yangtertentu yang sangat berpengaruh.
arus, hanya dipilihrnemiliki kesalahan
Iri n
0r in UrarNilai U-ux'. nrin', I.*'. Imin',
"
dan Ic bcrhubtrngan dengan nilal pengenal julat yang relevan.| 2 3 4 5 adalahjumlah titik uji acuan dalam Tabel IIL
GAII,{BAR I "
- 5
-
SPLN 96:1993
Gambar I memperlihatkm secara grafis, bagarmana menulih titik ukur menurut Tabel IILUntuk serangkaian pengukuran ulang (Ayat I I ) nilai untuk titrk kontrol Uc dan Ic dapat ditentukanberdasarkan kcsepakatan, misatnya . menurut tegangan pengenal dan arus dasar dari meter yang biasa diujioleh PUM.Titik-titik uji tambahan atau pengurangan jumlah titik uji dapat ditenn*an berdasarkan kesepakatan.Pada waktu menentukan kesalahan suatu PUM disarankan untuk memasukkan semua julat tegangan danarus termasuk Umax, Umin, I-"* dan lmin PUM tersebut.Kombrnasi kesalahan ams dan faktor-daya yang belurn diukur tetapi dapat dihitung dan diturunkan darikesalahan terukur lainnya , tidak boleh digunakan sebagar dasar kesalahan PUM. Apabila kombinasitenebut cukup bemilai, ntaka kesalahan itu lurus diukur.catatan- 3ffi:ilfll,:illl,ffiii-f:fft ff1?:::,T,aTl,"*,]h,ti;l"1l;-*,*[1:af,i."".fii3,i"Jlfr:
7.2 Pengukuran dasar
Sebelum suatu PUM banr digunakan, pengukuran dasar menurut Tabel III merupakan pengukuran yangpaling penting yang lunrs dilaksanakan terhadap PUM tersebut.Pengukuran dasar ini hams dilaksanakan juga apabila :- Pengguruum umum PUM berubah misalnya titik kontrol Uc dan Ic berubah"- Apabila ada perbaikan dar/atau penggantian komponen PUM yang sangat berpenganrh terhadap
ketelitian PUM tersebut.- Apabila te{adi keraguan pada penggunaan PUM untuk kelas meter tertenru.- Apabila hasil pengukuan kontrol menurut Sub-avat 7.3 meragukan.
7.3 Pengukuran kontrol dan Frekuensi Intemalnyo
Frekucnsi interval pengukuran kontrol suatu PUM harus disesuarkan dengan penggunaannva. Jadi nrakinsenng perlengkapan tensebut digrrnakan dan dipakai untuk menguji meter dalam jumlah yang sangat besar.maka interval antara dua pengrrkuan kontrol harus dipeningkat.Sebaliknya sebuah PUM yang jarang digunakan (misalnya diutarnakan unuk maksud pengujian jenis) dapatdikontrol pada interval yang sama sebagainrana pengujian-pengujian tersebut.Pada umumnya pengukuran interval keseluruhan antara dua pengukuran kontrol tidak boleh melampaui :- dua tahun untuk PUM bagi meter kelas 2;- satu tahun untuk PUM bagi meter kelas 0,5
- 6 -
-
SPLN 96:1993
Tabel tIIJUI,,AT YANG DIKONTROL
No.Acuan
Tegangan Arus I Beban dari
Faktor- daya
i Fase-tunggalr Fase-tigai
l u" I " Il i Fa^sc-tunggal0,5 tinggal i Fass-tunggal0,5 depan I l:ase-tunggai
2 Urnin 5 tJi
-
SPLN 96 :1993
Pasal LimaSPESTFIKASI PUM
9. Spesifikasi PUM untuk Kamar Tera :- Kamar Tera PLN DistribusiAVilayah
Meja uji fase tigaKclzrs ketelitian '.ll,lolt
Tegangan keluaran .0 - 240 Y + 20"1,
Arus keluaran : 0 - mar 50 A
Pengatur sudut fase : 0 - 360 o
Kapasitas l0 buah kwlt meter
Photo scaruler I buah (untuk Indikator kesalahan)- Kamar Tera PLN Cabang
Meja uji Fase tiga Fase tunggalKelas ketelitian :0.2o/o 0,204
Tegangan keluaran '. (l - 240 Y + 20"1, 0 - 21(l V!}(J%Aruske luaran : O-mar l00Albuah
:0- max 50 A 0-max 50 A la innYa
Kapasitas : l0 buah 20 buah
Photoscanner : lbuah
Pengatur sudut fasc : 0 - 3600 I dan 0,5 tertinggal
Catatan : llila data kesalahan setiap meter tidak diperlukan, maks untuk setiap kamar tcra cabang, meja tcnr l'asc tunggalvang diperlukan adalah dari jenis vang paling sederhana yurg cukup dilengkapi dcngan instrumen ukur yangbcrlirngii scbagai indikator, karcna cara pengujiannva cukup menggunakan mctodo mster induk. Mctsr indukkWh meter l'ase tunggal daprat dikalibrasi dengan menggururkan meja tera l'asc tiga.
Pasal EnamPEDOMAN PEMERIKSAAN
10. Pedoman untuk pemeriksaan awal suatu PUM baru
I ) Konstruksi mekanis2) Pengawatan dan penyambungan khususnya pada bagian$agian vang dapat digerakkan (mis. . alat
pcmindah fasc)3) Ketelitian yang ditentukan instnrmcn pengukur1) Sifirt-sitat Dielektrik5) Urutiur Fasc
- 8 -
-
SPLN 96:1993
6) Sirkit Tegangan - Kontrol Komponen-komponen- Sakelarjulat ukur- Alat pengatur tegangan. Kapasitas pengaturan pada berbagai beban.- Alat pengatur keseimbangan tegangan dan penunjuk keseimbangan.
7) Siftit Ams - Kontrol komporrcn-komponen- Sakelarjulat ukur- peralatan pengatur arus. Kapasitas pengaturan pada berbagai beban.- peralatan pengatur keseimbangan arus
8) Stukit Ukur- Wattmeter dan meter-meter yang dipakai sebagai standar ke{a:.julat-ukur, metode ukur.
Pemeriksaan pergesenm fase (tertinggal-merdahului).- Pengubah polaritas wattmeter- Pengukuran ketelitian (lihat Pasal 2 & 3)
9) Kontrol faktor distorsi- Terminal masukan PUM- Terminal keluar PUM :
Sirkit Arus (faktor dava = 1,0 dan 0.-5 pada beban maksimum/minimum). Sirkit Tegangan (faktordaya = 1,0 dan 0,5 pada beban maksimum/minimum)
- 9 -
-
SPLN 96:1993
- l o -
-
A r .
A.2.
A3.
L A M P I R A N ACATATAN TAMBAHAN DAN PETUNJUK TENTANG PERALATAN
UJI METER ENERGI LISTRIK
Laboratorium
Semua laboratoriunt uii meter energi listrik harus rnemrliki samrul untuk ntelaksanakal pcngujian yangdiperlukan sesuai dengan standar SPLN 60-1.Ruangan Laboratorium harus :- cukup besar;- bersih;- kering;- bebas debu;- bebas dari getaran;- berpenerangan cukup;- terlindung dan radiasi matahan.
Suplai ke PUMSuplai ke PUM lums scdcmikian rupa sehingga nilai-nilai vang rcl*,an pada tcrniml keluaral PUM(tcgangan, arus, frckucnsi, bentuk gclombang, urutan fasc. kcscinrbmg;ur tcgangan dan 1rus) sesuai dcngarrstandar yang relevan dengan meter yang diujiTegangan suplai hams konstan, agar ketelitian alat ukur I'ang digunakan dan )'ang diperlukm untukmengukur meter dengan kelas tertentu . dapat dipenuhi. Apabila PUM tersambung ke laringan utam4tcgangannva bolch jadi tidak cukup stlbii untuk penggunaan metode wattmcter. Akan tetapi bila netodeu'attmeter tetap digunakan, beberapa usaha harus dilaksanakiur agar persyaratan ),ang berlaku dapatd ipenu hi (mr sal nv a menggu nakan stab i I isato r tegangan).Untuk menghindari perbedaan rugi tegangan pada saat teryadr perubahan kcluaran PUM. penampang karvat(kabel) yang masuk ke PUM hams cukup besar.
Meja uji meterMeja uji meter adalah meja vzurg mcmcnuhi persyaratan-pers!'aratan konstruksi dan rzurcangzur, sehinggantcmungkinkan pcngujian meter dapat dilaksarurkan pad.r kondisi acuan yang d.itentukap d.rlam p.rw,oifin]'ang relevan- Pengarvatan hants scdcnrikian rupa schingga nlampu mcnrpcrkecil pcngiruh-pengaruh induksinmgnctis. interfercnsi kapasitif d:rn nrgi tcgangan.
Terminal Keluaran
Mclalui kcscp:rkatan . lcrltrinal padr ntcla u1i nlctcr &rpat di tctapkan scbagai rcmrirurl kclulrran pUM .
t l
44.
-
A5. Medan Magnetis
Pada pengujian di laboratoriunr" meter dan PUM dapat terpenganrh oleh medan magnetis dari beftagaisumber:- medan magnetis generator atau pengatur tegangan utama;- medan magnetis pengawatan sumber tegangan ke PUM;- medan magnetis pengawatan atau komponen PUM;- medan magnetis grengawatan atau sirkit pengukur suatu alat diluar PUM, khususnya pada sirkit dari
PUM ke meter yang sedang diuji atau antara meter-meter yang sedang di{i:- medan magnetis meja uji (penerangan,sirkit tambahan);- medan magnetis luar latnnya di dalam labonatorium.
,{6. Pengujian Meter Tanpa BebanSfukit anrs lrarus dapat diputus, guna mercegah mengalirnva arus pada sirkit ini yang dihasilkan olehinduksi sirkit tegangan.
A7. Alat Pengatur *
A7.1 Alat Pengatur Tegangan
Alat pengatur tegangan hans dapat diatur pada tegangan pengenal dalam batas tolerarsi kondisi acuanuntuk kelas meter yang relevan
A7.2 Alat pengatur arus
Alat pengatur anrs yang disediakan oleh PUM hrnrs memungkinkan pengaturan ans uji yang diperlukan, didalam batas semua julat beban dan dalam batas toleransi yar,g ditentukan oleh kordisi acuan untuk kelasmeter yang relevan
A7.3 Alat penggeser fase
Alat penggeser fase yang tenedia pada PUM harus memungkinkan pengatuan sudut fase dankeseimbangan tegangan dan arus di dalam batas julat beban keseluruhan dan dalam batas toleransi yangditentukan pada kordisi acuan untuk kelas meter yang relwan.
A8. Transformator Tegangan *
Traruformator tegangan tranrs memenuhi batas$atas kesalahan yang diizinkan sesuai Tabel t danbatas-batas nilai simpangan standar sesuai Tabel IL
A9. Transformator Arus *
Traruformator ams hams memenuhi batas-batas kesalahan yang diizinkan sesuai Tabel I dan batas{atasnilai simpangan standar sesuai Tabel IL
Al0. Instrumen Pengukur *
Al0.l Voltmeter
Voltmeter harus memungkinkan pengaturan tegangan pengenal dalam toleransi yang ditentukan padakondisi acuan untuk kelas meter yang relevan .Toleralui mengacu pada penu4iukan voltmeter, termasuk kesalahan resistans seri dadatau trarsformatortegangan.
I Melalui kcsepaliatan pihak-pihak vang berkcpcntingan, pcruyaratan khusus hrlch dibcrikan sohubungan dcngnn julutpengantran. ketelitian dan sebagainva.
t 2 -
-
SPLN 96:1993
AlO.2 Ampermeter
Ampermeter harus nrenrungkinkan pengaturan arus pengenal dalam toi;rarsi yang ditentukan pada kondisiacuan unfuk meter dengan kelas yang relevan.Toleransi mengacu pada penunjukan ampermeter, termasuk kesalahan resistans paralel atau trarnfornratorarus.
A10.3 Wattmeter
Wattrneter harus memungkinkan pengaturan daya diantara batas-batas yang diizinkan untuk meter dengankelas tertentu, yang tergantung juga pada nilai faktor daya yang diperlukan dan memiliki ketelitian yangsesuai dengan batas-batas yang diizinkan pada Tabel I dan Tabel II untuk nilai-nilai simpangan standar.
A10.4 Keseimbangan Tegangan
Dalam usaha mencapai keseimbangan tegangan sesuai dengan kondisi acuan untuk kelas meter yangrelevaq alat pengatur keseimbangan tegangan dan penunjuk keseirnbangan tegangan dapat digunakan.Voltmeteryang dipakai harus memiliki ketelitian yang cukup.
A10.5 KeseimbanganArus
Sebagai tambahan alat pemindah fase, alat keseimbangan anrs boleh digunakan.A10.6 Frekwensi Meter
Frekuensi meter harus digunakan jika frekuensi suplar janngan tidak cukup stabil atau jika frekuensikeluaran PUM tidak sesuai dengan frekuensijaringan
- 13 -
-
SPLN 96:1993
- t 4 -
-
SPLN 96:1993
B. l
L A M P I R A N B
CATATAN MENGENAI DEFINISI KESALAHAN, BESARAN NASAR,KETELITIAN DAN PENANTUAN KESALAT{A]q.
Definisi Kesalahan
Kesalahan absolut PUM adalah "nilai terftrduk dikurangi nilai benar". Istilah "nilai berar" seringkalidigunakan apabila diartikan sebagai "Nilai benar konvensional". Olctr karena nilai Lcnar tidak dapatditentukan oleh pengukuran (karena memerlukan proses pengukuran tanpa kesalah,an), nraka nilai tersebutdapat didekati oleh nilai benar konvensional yakni nilai yang di"koreksi oleh kesalaFnn sistimatik danketidakpastian yang ditetapkarL l'ang dapat ditelusur ke standar nasional efan ke standar yang telahdisepakati bersama antara fabnkan dan pemakai.
Kesalahan relatif adalah kesalahan absolut dibagi rulai benar.Kesalahan relatrf suatu PUM dieambarkan sebagai benkut :
[esai ahan
E m = E t * E ' m = E . + E * E ' mdimana :Eu : Kcsalahan benar teoritis dari standar uji PUM setelah dikoreksi dengan koreksl j'an;l diketahui.Et = Kesalahan benar teoritis dari PUM.
E : Kcsalalurn PUM.
Ei : Kesalahan PUM ditenrukan olch sekali pengukuran pada satu titk u";r tcrtcntu.
E'n1= Kcsalahan meter yang diukur olch PUM.
Enr : Kesalahan benar teontis dari meter yang diuji.Catatan. Kcsulnlran E suatu ['tJM mcnvsbabkan kesalahan meter yang diuji sama dcngan Ir ttrpi dcngan t anda bcrlawanan
E ( E l )
- l-5
J
-
SPLN 96:1993
nilai terunjuk - nilai benarEto/a= 100
nilai benar
nilai terrunjuk - nilai benarkonvensiorul& o/r=
nilai benar konvensional
W i - W oho/o =
Wo
dinuna :Wi = Nilai errcrgi yang dituqiul*an oleh PUM.
Wo = Nilai benar konvensional dari energi (nilai tertu4iuk terkoreksi dari standar uji PUM).Catstan: Disam$ng energi W daya dapat juga digunakan untuk pengukuran ini, dcngan mcmperhinrngkan pangaruh
ketelitian pengukuran waktu.
Nilai benar konvensionell lhl tertunJul
Besaran Dasar
Pengukuran errergi ditunurkan dari sel standar, resistor standar (daya) dan pengukuran waktu yangmenggunakan oscillator kwana (energr). Ketidakpastian dari standar nas-ional untuk sgl stardar dan resistorstanOar diberikan oleh laboratorium stadar nasionral dengan iulat 10.-5 sampai 10'6. Potensiometer anrssearah hanrs mampu mengutur tegangan DC dengian ketidakpasban l0-'.Ketelitianpengukuranwalcu anlara 2 sampai 3.10-ll urfruk lonceng atonl 5.10-e untuk lonceng halts padasebagian stanOar nasional. Gerrcrator kwarts portabel dengan ketidak pastian antara L l0-4 dan S. tO-5.Stadar pengalih hams digunakan urtuk menghubungkan besaran-besaran anrs bolak-balik kepadabesaran-besaran anrs searah.Stardar-pengalih yang digunakan oleh laboratorium standar nasional dan yang memungkinkan tercapainyaketelitian tertinggi, tranrs mampu menguku energi arus bolak batik dengan ketidakpastian 2.10-'(faktordaya= 1.0 ).Beberapa contoh dari stadar-pengalih tersebut adalah :- pembanding elektro dinamik- pembanding termo listrik- Sirkit pengali statik
100
t00
PU[
8.2
1 6 -
-
SPLN 9621993
83.
84.
a) Wattmeter statrkb) Meter statrk standar
Ketidak pastian terendah elemen-elemen suatu siiriie$:r, uji PUM yang masih memung-kinkanKetidakpastian keseluruhan dan sebuah standar uji PUM tergantring deui ketidakpastian setiap elemen yangdigunakanKetidakpastian Yang berbeda ini berhubungan langsung dengan k:r;riitas dan elemen yang dipergunakan dankemungkinan-kemunglanan kalibrasi
,vang ditawarkan oleh lab*ratorium standar nasional tingkat tertinggi(lihat ayat82)Ketidakpastian keseluruhan suatu standar uji PUM sebaiknva d,rpcrkrrakan dengan mempergunzrkan nilairms dari ketidak pastian setiap elemen vang dipakai.Pada saat ini nilai khas ketrdakpastian paling kccil 1'ang dap;u. dioer,-'ic.h dan elemen-elemen adalah sebagarberikut :
2. l0-* (faktor dava : l.())4 l0-4 (faktor daya : 0,5)
c) Wattmeter benkala dobeldantripel 5 l0-1 (faktordaya : 1,0)
d) Wattmeter skala tunggalKelas 0,1 l0 l0-1 ( fakor dar a = 0. ,5)
e) Transformator teganganatau arus I . I0-4 d.'rn 0.2 mcrut
Dengan rnemperhitungkan kcnyataan bahwa pcrbedaan f rsc sebesar I nrenit membenkan kesalahantambahan untuk setrap transformator rnstruntcn kurang lc rl i i l .{ i- i '1,i, pada faktor kcrya 0.-5, resultanketidakpastian adalah :
L I ()-4 (fakror dava : l.o)1,5. l0-4 ( faktor daya = () .5)
Bila menggunakan transfc:mator arus dan transfonnator tegangan. malca rular vang paling berpeluang bagiketidak pastian dihitung nlcnum penjumlahan rms tsb. diatas :
I .5. l0-4 (faktor dava = I .())2.10-4 (faktor dava = 0.-5)
Frekuensi Interval untuk pengukuran kontrol ketel i t ian suatu PUfut
Frckucnsi Intcnal untuk kontrol ketclitian suatu PUM tcrgantung pada :- tipc Peralatan- scjarah PUM- jurnlah metcr yang diuji oleh PUM dalam I pcnode- pemeliharaan PUM- kelas ketelitian meter )'ang diuji oleh PUM- kualitas komponen PUM- kenrungkinan fluktuasi kcsalahan yang dirryatakan olch pUM
- t 7 -
-
SPLN 96:1993
85. Nilai rata-rata dan pengulangan pengukuran (Penjelasan Ayat 1l)
- Suatu pUM dengan nilai rata-rata kesalahan E = O. tapi dcngan nilai perkiraan simpangan s yang tinggi,tidak mevakinkan keterulangan pengukuran.
- Suatu pUM dengan nilai rata-rata kesalahan E vang tinggi. tapi dengan nilai s yang rendab bolehdigunakan untuk pengukuran berketelitian tinggi, asalkan dikoreksi atau nilai rata-rata E dikoreksi olehtransfornrator ko reksi.
Dan pandangzur statistik, jumlah pengukuran yang harus dilaksarurkan pada setiap titik {i tergantung darihasil metrologik yang dibutuhkan. Meskipun demikiarr. agar diperlutungkzur juga kenyataan bahwapengukuran dilakukan untuk :- julat arus yang berbeda:- julat tegangan yang befteda;- faktordaya yang be6eda;- bcbzut maksimum:- beban minimum.
dan untuk :- nteter fase tunggal:- meter fase tiga;- nrctode pengukuran yang berbeda (sistem fase-tiga, tiga dan crtrpal kan at)Nvatalah bahwa metoda untuk menennrkan kesalahan E sebuah PUM tidak sala dipertimbangkan secaramctrologis tapi juga kenyataan ekonomisnya.Olch karena jumlah pengulangan pengukuran yang sedikrt biasanva belum nlembenkan dasar statistih makapenenruan kesalahan PUM berdasarkan statistik yang benar tidak ntungkin
Karena itu Tabel II rnemberikan batas-batas yang diizjnkan untuk perkiraan simpangan stantard s.pengulangan pengukuran sebanyak lima kali sesuai Ayat I I dapat merupakan kesepakatan yang baik.
- ltt -