Spiro Metri

3
SPIROMETRI Spirometri merupakan suatu alat sederhana yang digunakan untuk mengukur volume udara dalam paru. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur volume statik dan volume dinamik paru. Volume statik terdiri atas volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan ekspirasi (VCE), volume residu (VR) , kapasitas vital (KV), kapasitas vital paksa (KVP), kapasitas residu fungsional (KRF) dan kapasitas paru total (KPT) . Contoh volume dinamik adalah volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP 1 ) dan maximum voluntary ventilation (MVV). Nilai normal setiap volume atau kapasitas paru dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, ras dan bentuk tubuh. Spirometri dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memonitor penyakit yang berhubungan dengan penyakit paru dan jantung sehingga pemeriksaan spirometri rutin digunakan di rumah sakit dengan pasien penyakit paru dan atau jantung. Spirometri merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis dan monitor penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma . Selain itu juga digunakan sebagai screeningawal untuk mendeteksi PPOK pada perokok. Pemeriksaan spirometri sering dianggap sebagai pemeriksaan sederhana namun sebenarnya merupakan pemeriksaan yang sangat kompleks. Variabilitas hasil pemeriksaan spirometri lebih besar daripada pemeriksaan lain karena tidak konsistennya usaha subjek. Karena itu sangat diperlukan pemahaman, koordinasi dan kerjasama yang baik antara teknisi dan subjek agar didapatkan hasil yang optimal. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan spirometri adalah peralatan yang akurat, prosedur pemeriksaan yang baik, program pengendalian mutu berkelanjutan, nilai acuan yang tepat, dan algoritma interpretasi hasil yang baik. INDIKASI SPIROMETRI Diagnostik - mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal - mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru - menyaring individu dengan risiko penyakit paru - menilai risiko prabedah - menilai prognosis - menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik berat Memantau - Menilai hasil pengobatan - Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru - Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya - Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paru Evaluasi gangguan / ketidakmampuan - Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi - Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi - Menilai individu untuk alasan legal Kesehatan masyarakat - Survey epidemiologi - Penelitian klinis. PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI Spirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak dapat digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut:

description

Spiro Metri

Transcript of Spiro Metri

Page 1: Spiro Metri

SPIROMETRISpirometri merupakan suatu alat sederhana yang digunakan untuk mengukur volume udara dalam paru. Alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur volume statik dan volume dinamik paru. Volume statik terdiri atas volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan ekspirasi (VCE), volume residu (VR), kapasitas  vital (KV), kapasitas vital paksa (KVP), kapasitas residu fungsional (KRF) dan kapasitas paru total (KPT). Contoh volume dinamik adalah volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan maximum voluntary ventilation (MVV). Nilai normal setiap volume atau kapasitas paru dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, ras dan bentuk tubuh.

Spirometri  dapat digunakan untuk mengevaluasi dan memonitor penyakit yang berhubungan dengan penyakit paru dan jantung sehingga pemeriksaan spirometri rutin digunakan di rumah sakit dengan pasien penyakit paru dan atau jantung. Spirometri merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis dan monitor penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan asma. Selain itu juga digunakan sebagai screeningawal untuk mendeteksi PPOK pada perokok.

Pemeriksaan spirometri sering dianggap sebagai pemeriksaan sederhana namun sebenarnya merupakan pemeriksaan yang sangat kompleks. Variabilitas hasil pemeriksaan spirometri lebih besar daripada pemeriksaan lain karena tidak konsistennya usaha subjek. Karena itu sangat diperlukan pemahaman, koordinasi dan kerjasama yang baik antara teknisi dan subjek agar didapatkan hasil yang optimal. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil  pemeriksaan spirometri adalah peralatan yang akurat, prosedur pemeriksaan yang baik, program pengendalian mutu berkelanjutan, nilai acuan yang tepat, dan algoritma interpretasi hasil yang baik.

INDIKASI SPIROMETRIDiagnostik  - mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal  - mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru  - menyaring individu dengan risiko penyakit paru  - menilai risiko prabedah  - menilai prognosis  - menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan aktivitas fisik beratMemantau- Menilai hasil pengobatan- Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru- Memonitor individu yang pekerjaannya terpajan zat berbahaya- Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis terhadap paruEvaluasi gangguan / ketidakmampuan- Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi- Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi- Menilai individu untuk alasan legalKesehatan masyarakat- Survey epidemiologi- Penelitian klinis.

PERSIAPAN PEMERIKSAAN SPIROMETRISpirometri merupakan pemeriksaan yang relative mudah namun sering kali hasilnya tidak dapat digunakan. Karena itu perlu beberapa persiapan sebagai berikut:1. Operator, harus memiliki pengetahuan yang memadai , tahu tujuan pemeriksaan dan mampu melakukan instruksi kepada subjek dengan manuver yang benar2. Persiapan alat, spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara minimal 1 kali seminggu3. Persiapan subjek, selama pemeriksaan subjek harus merasa nyaman. Sebelum pemeriksaan subjek sudah tahu tentang tujuan pemeriksaan dan  manuver yang akan dilakukan. Subjek bebas rokok minimal 2 jam sebelumnya, tidak makan terlalu kenyang, tidak berpakaian terlalu ketat, penggunaan obat pelega napas terakhir 8 jam sebelumnya untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.4. Kondisi lingkungan, ruang pemeriksaan harus mempunyai sistem ventilasi yang baik dan suhu udara berkisar antara 17 – 40 0C

MANUVER SPIROMETRIHasil spirometri berupa spirogram yaitu kurva volume paru terhadap waktu akibat manuver yang dilakukan subjek. Usaha subjek diobservasi di layar monitor untuk meyakinkan bahwa usaha yang dilakukan subjek benar dan maksimal.1. Manuver KV, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara dikeluarkan sebanyak mungkin tanpa manuver paksa.

Page 2: Spiro Metri

2. Manuver KVP, subjek menghirup udara sebanyak mungkin dan kemudian udara dikeluarkan dengan dihentakkan serta melanjutkannya sampai ekspirasi maksimal. Apabila subjek merasa pusing maka manuver  segera dihentikan karena dapat menyebabkan subjek pingsan. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan venous return ke rongga dada.3. Manuver VEP1 (volume ekspirasi paksa detik pertama). Nilai VEP1 adalah volume udara yang dikeluarkan selama 1 detik pertama pemeriksaan KVP. Manuver VEP1seperti manuver KVP.4. Manuver APE (arus puncak ekspirasi). APE adalah kecepatan arus ekpirasi maksimal yang dapat dicapai saat ekspirasi paksa. Tarik napas semaksimal mungkin, hembuskan dengan kekuatan maksimal segera setelah kedua bibir dirapatkan pada mouthpiece.5. Manuver MVV (maximum voluntary ventilation). MVV adalah volume udara maksimal yang dapat dihirup subjek. Subjek bernapas melalui spirometri dengan sangat cepat, kuat dan sedalam mungkin selama minimal 10-15 detik

HASIL SPIROMETRI

Minimal terdapat 3 hasil acceptable Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha maksimal dan tidak ragu-ragu Tidak batuk atau glottis menutup selama detik pertama Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau sampai 15 detik pada subjek dengan kelainan obstruksi Tidak terjadi kebocoran Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece

Hasil yang reproducible Nilai KVP dan VEP1, diambil dua nilai terbesar dengan perbedaan diantaranya kurang dari 5% atau 0,1 liter Jika tidak memenuhi kriteria ulangi pemeriksaan Jika tidak didapat setelah 8 kali pemeriksaan maka pemeriksaan dihentikan dan interpretasi hasil yang didapat dengan menggunakan 3 hasil terbaik yangacceptable

Seleksi nilai untuk interpretasi Pilih hasil yang acceptable dan reproducible Pilih nilai KVP dan VEP1 yang terbesar tanpa memperhatikan pemeriksaan yang digunakan Untuk indeks rerata kecepatan aliran menggunakan nilai pemeriksaan dengan nilai terbesar kombinasi KVP dan VEP1.

Spirometri dapat digunakan untuk menilai gangguan faal paru yang dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu gangguan restriksi dan gangguan

obstruksi.

Restriksi

Restriksi adalah gangguan pengembangan paru oleh sebab apapun. Paru menjadi kaku, daya tarik ke dalam lebih kuat sehingga dinding dada

mengecil, iga menyempit dan volume paru mengecil. Volume statis paru mengecil yaitu KV (kapasitas vital), KPT (kapasitas paru total), VR (volume

residu), VCE (volume cadangan ekspirasi) dan KRF (kapasitas residu fungsional).

Sebagai parameter pada spirometri diukur KV yang nilainya <80% nilai prediksi (Normal 80-120% sedangkan bila nilainya > 120% disebut

over/hiperinflasi). VEP1/KVP nilainya masih di atas 75%.

Kelainan restriksi paru dapat dijumpai pasda keadaan sebagai berikut:

1.    Kelainan parenkim paru: tumor paru, pneumonia, abses paru, edema paru, atelektasis, kelainan fibrosis (misalnya TB paru, pneumoconiosis,

penyakit kolagen dan penyakit interstisial paru)

2.    Kelainan pleura: efusi pleura, pneumotoraks, pleuritis sicca/schwarte dan tumor pleura

3.    Kelainan dinding dada: fraktur iga, obesitas, pektus ekskavatus, skoliosis, kifosis, gibus.

4.    Kelainan neuromuscular: myasthenia gravis

5.     Kelainan mediastinum: kardiomegali, tumor mediastinum, efusi pericardial

6.    Kelainan diafragma: hernia diafragma, parese diafragma, asites, kehamilan

Obstruksi

Adalah gangguan saluran napas baik stuktural (anatomis) maupun funsional yang menyebabkan perlambatan aliran udara respirasi. Kelainan ini

dapat dideteksi dengan:

Page 3: Spiro Metri

Pemeriksaan fisik: auskultasi dijumpai ekspirasi yang memanjang  Spirometri: VEP1 <75%  Pemeriksaan PFR (dengan peak flow meter) rendah Gambaran flow volume curve landai dan memanjang Volume statik paru (VR, KPT dan KRF) meningkat.

Kelainan obstruksi dapat dijumpai pada kelainan: Kelainan intra luminer (lumen bronkus normal tetapi ada massa dalam lumen tersebut misalnya tumor, benda asing, secret dll) Lumen bronki yang menebal (asma, bronchitis kronis, perokok) Emfisema. Sebenarnya tidak ada obstruksi, tetapi jaringan penyangga berkurang maka saluran napas menjadi mudah kolaps. Makin kuat menderita melakukan ekspirasi lumen akan semakin menyempit. Pada emfisema, alveolus saling bergabung sehingga terjadi obstruksi relative karena udara dalam alveoli yang menjadi besar harus keluar saluran napas yang kalibernya tetap (fenomena sedotan minum).

UJI BRONKODILATOR

Pemeriksaan spirometri sering dilakukan sebelum dan sesudah inhalasi bronkodilator untuk mengevaluasi fungsi faal paru. Bronkodilator yang

digunakan golongan beta-2 agonis (albuterol, metaproterenol, dll) dengan menggunakan MDI (metered dose inhaler) dengan spaser atau

menggunakan nebulizer. Pengobatan bronkodilator harus dihentikan sebelum pemeriksaan, misalnya inhalasi beta-2 agonis minimal 6-8 jam

sebelum pemeriksaan, teofilin short acting 12 jam sebelumnya dan teofilin long acting 24 jam sebelumnya.

Respons positif terhadap inhalasi bronkodilator adalah terdapat perubahan KVP dan/atau VEP1 minimal 12% atau 200 ml setelah inhalasi

bronkodilator. Respons positif dapat pula dinilai dengan terdapatnya penurunan volume air trapping, KRF atau VR. Cara lain untuk mengevaluasi

respons terhadap inhalasi bronkodilator adalah dengan membandingkan flow-volume curve sebelum dan sesudah inhalasi.