Sosialisasi SHK 2015 - Sulteng

35
SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL DI INDONESIA DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK KEMENTERIAN KESEHATAN RI

description

Sosialisasi SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL 2015 di sulawesi tengah

Transcript of Sosialisasi SHK 2015 - Sulteng

SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL DI INDONESIA

DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAKKEMENTERIAN KESEHATAN RI

Pokok Bahasan 1. Dasar Hukum Penyelenggaraan SHK2. Perkembangan program SHK di Indonesia3. Kebijakan dan Strategi SHK4. Pengorganisasian SHK5. Monitoring Evaluasi 6. Rencana Penguatan dan Pengembangan 7. Penutup

• Amandemen UUD 1945 pasal 28B ayat 2 : setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang…

• Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, – Pasal 8 : setiap anak berhak memperoleh pelayanan

kesehatan dan jaminan sosial…, – Pasal 44 : pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan

menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak yang meliputi upaya promotif, preventif kuratif dan rehabilitatif di fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.

1. Dasar Hukum

– pasal 46 : Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.

• Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 131 ayat 1 : Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak pasal 16 : Skrining Bayi Baru Lahir dilakukan thd setiap Bayi Baru Lahir oleh nakes

5

UUD 1945 Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.

Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan

5

Konvensi Hak-hak Anak(Ratifikasi,berlaku dgn Kepres No.36 thn 1990)

UU Kesehatan No.36 tahun 2009UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002

MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”

“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI

Permenkes No.25 Tahun 2014Upaya Kesehatan Anak

Pasal-pasal terkait Skrining Bayi Baru Lahir :Pasal 7 ayat (1) :Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilaksanakan melalui :

a. pelayanan kesehatan neonatal esensial;b. skrining bayi baru lahir; danc. pemberian komunikasi, informasi, edukasi kpd ibu dan keluarganya

Pasal 16 ayat (1) Skrining bayi baru lahir sebagaimana dimaksud dlm pasal 7 ayat (1) huruf b dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan

ayat (2) SBBL sebagaimana dimaksud pd ayat (1) paling sedikit meliputi skrining hipotiroid kongenital. dst…

Permenkes No. 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid KongenitalPasal 3 Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi :d. koordinasi dan advokasi dukungan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan Skrining Hipotiroid Kongenital skala provinsi dan lintas kabupaten/kota.

Pasal 4 Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi: f. penyediaan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan Skrining Hipotiroid Kongenital skala kabupaten/kota, dimulai dari penyediaan kertas saring.

7

SKRINING BAYI BARU LAHIR• Anak yang sehat dan cerdas modal dasar dan aset penting

pembangunan bangsa. • Tidak semua anak dapat tumbuh menjadi sehat dan cerdas

karena berbagai faktor, salah satunya karena anak lahir dengan kelainan bawaan. Kelainan bawaan ada yg bisa dikoreksi misal Hipotiroid kongenital.

TUJUAN : • Mengetahui kelainan sedini mungkin, sebelum gejala klinis

muncul • Secepatnya memberikan intervensi (obat, diit khusus, dll),

untuk mencegah kecacatan atau kematian bayi• Mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak sesuai

potensi genetiknya

HIPOTIROID KONGENITAL Kekurangan hormon tiroid (hormon kelenjar gondok)

sejak dalam kandungan Bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau

kelenjar tiroid terbentuk tidak sempurna. Pada bayi baru lahir gejala tidak jelas (95%),

terlindungi oleh hormon tiroid ibu Bila ditunggu sampai tampak gejala, hambatan

perkembangan otak sudah terjadi mental terbelakang dan gangguan pertumbuhan

Sporadis, insiden 1: 3000; di daerah endemis GAKI 1: 300-900

Anak 2 tahun perempuan

Tidak ada kelenjar tiroid, tidak di skrining

Anak 2 tahun perempuanTidak ada kelenjar tiroid,

diskrining dan di obati sebelum usia 1 bulan

Skrining Hipotiroid Kongenital• Pemeriksaan laboratorium darah bayi baru lahir. • Pengambilan spesimen darah paling ideal adalah

umur bayi 48 sampai 72 jam.

Deteksi dini Intervensi dini : pengobatan L-thyroxine anak bisa tumbuh kembang normal “golden period” idealnya < 1 bulan pertama kehidupan

9

2. Perkembangan Program SHK

SKRINING HK DI DUNIA• Amerika : 1974• Eropa : 1974• Inggris : 1982• Hong Kong : 1978• Singapura : 1981• Taiwan : 1985• Korea : 1991• Thailand : 1992• Philippina : 1996• Malaysia : 1991• Indonesia : 2000 (pilot study)

PERKEMBANGAN PROGRAM SHK• 2000-2005 uji coba SHK• Rekomendasi Health Technology Assessment (HTA), KPM, POGI,

IDAI, 27 September 2006. • Program pendahuluan di 8 provinsi (Sumbar, DKI Jakarta, Jabar,

Jateng, Jogjakarta, Jatim, Bali, Sulsel).• 2 laboratorium SHK (RSCM & RSHS)• Rekomendasi Tim Teknis Pengkajian dan Penapisan Teknologi

Kesehatan tahun 2013 SHK perlu dilakukan untuk semua bayi baru lahir, program nasional.

• Telah tersedia materi KIE, pedoman teknis, modul pelatihan

• Permenkes no 25 thn 2014 SHK pd setiap bayi baru lahir ==>> perluasan bertahap ke 34 provinsi. Diperkuat oleh Permenkes no 78 thn 2014 tentang SHK

Rekam medis klinik endokrin anak RSCM & RSHS 2012-2013 :– > 70% HK didiagnosis umur >1 tahun (terlambat) keterbelakangan

mental permanen.– 2,3% HK didiagnosis umur < 3 bulan (masih bisa catch up) minimal

keterbelakangan pertumbuhan dan perkembangan

Rasio kejadian HK, 2000–sept 2014, dari 213.669 bayi baru lahir di SHK, tes Diagnositik positif 85 bayi—> 1 : 2513 (lebih tinggi dari rasio global 1:3000)

TAIWAN: cakupan SHK 99,7% bayi baru lahir Kejadian Hipotiroid Kongenital th 2011 1 : 1027,

sumber : Annual report 2012, Taiwan Bureau of Health Promotion

PERKEMBANGAN PROGRAM SHK

17

1. ↗ akses dan kualitas pelayanan di pelayanan dasar (puskesmas

& RB) dan rujukan (RS, RSB,RSIA).

2. ↗ kualitas dan kuantitas tenaga medis.

3. Pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin dan

hampir miskin.

4. Sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat.

5. Pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini.

6. Pemerataan pelayanan.

3. KEBIJAKAN

Strategi Layanan SHK• ↗ jangkauan dan kualitas SHK melalui pelayanan yg cost

effective, laboratorium rujukan tersentral (RSCM dan RSHS)• Terintegrasi dengan layanan kesehatan yg telah ada, : paket KN2,

diharapkan masuk paket persalinan (JKN), • Meningkatkan dukungan pemerintah daerah• Meningkatkan peran layanan kesehatan swasta• Meningkatkan sosialisasi dan advokasi melalui integrasi dgn layanan

kesehatan yg telah ada (konseling pranikah, ANC, kelas ibu hamil) dan melalui media massa

• Meningkatkan kerjasama LP/LS, masyarakat & mitra• Meningkatkan jumlah tenaga terlatih• Perluasan daerah cakupan program secara bertahap, dgn

memperioritaskan daerah-daerah rawan (endemik GAKI).

Daerah GAKI Menurut Riskesdas 2007Nilai Median Ekskresi Iodium dalam Urin Anak Sekolah 6-12 Tahun (μg/L)

SHKpositif

negatif

Tes diagnostik

pelacakan negatif

positif Pengobatan

Golden Periode : Kurang dari satu bulan

BBL diambil darah di fasyankes

Lab Rujukan Lab RSU/RS Swasta/ Lab swasta setempat

Konsultasi dr. Sp.A

Dilanjutkan dr.Umum

Seumur hidup Atau

sementaraKertas saring

Skema Skrining Hipotiroid Kongenital dan Tatalaksana Hipotiroid Kongental

18

4. Pengorganisasian SHK : RS Pemerintah, Puskesmas,

1)Koord PKS dgn Lab Rujukan,2)Koord penyediaan kertas saring3)Fasilitasi pelacakan kasus positif & tindak lanjut,4)Monev SHK

RSCM & RSHS

Kordinator ambil & kirim sampel, lacak

bayi u/ test konfirmasi D/

Lab Lokal: tes konfirmasi D/

19

Regionalisasi Layanan Laboratorium Rujukan

RSCM1. DKI Jakarta

2. Jawa Timur

3. Kalimantan Selatan

4. Kalimantan Timur

5. Lampung

6. Sulawesi Tenggara

7. Kalimantan Tengah

8. Gorontalo

9. Sulawesi Tengah

10. Banten

11. Kalimantan Barat

RSHS1. Jabar

2. Yogyakarta

3. Jawa Tengah

4. Bali

5. Sulawesi Selatan

6. Sulawesi Utara

7. Sumatera Utara

8. Sumatera Barat

9. Aceh

10. Riau

Dasar Penentuan Regional: Kemudahan transportasi sampel dan umpan balik hasil; Kapasitas/daya tampung layanan laboratorium

Rencana 2015

Prosedur Pengajuan Kerjasama Dengan Laboratorium Rujukan SHK

1. Mengajukan surat permohonan Perjanjian Kerjasama (PKS) ke Direktur Utama RSCM atau RSHS, ditembuskan ke bagian Laboratoriumnya :a. Pusat Skrining Hipotiroid Kongenital Provinsi Jabar. Bagian

kedokteran Nuklir FK-Unpad RSUP Hasan Sadikin. Jl. Pasir Kaliki no.192 Bandung 40161, atau

b. Koordinator Pelaksana Pusat Skrining Hipotiroid Kongenital. Departemen Medik Patologi Klinik RSUP Nasional dr.Cipto Mangunkusumo. Gedung CMU1 lt.1 (Lab 24 jam). Jl. Diponegoro no.71 Jakarta Pusat 10430

Melampirkan company profile RS/fasyankes, SK penanggungjawab RS/fasyankes (untuk Praktek Mandiri : Surat Ijin Praktek); APBN/APBD melampirkan SK Pejabat Penguna Anggaran

Prosedur Pengajuan Kerja Sama (PKS) Dengan Laboratorium Rujukan SHK

2. Setelah disetujui oleh Lab rujukan SHK, akan dibuat perjanjian kerjasama (MoU PKS sudah ada template)

3. Selanjutnya Lab rujukan akan mengiriman kebutuhan kertas saring dan lancet untuk periode pertama

4. Pembayaran periksaan SHK dilakukan melalui transfer ke rekening Lab rujukan, sesuai dengan PKS

Harga pemeriksaan per spesimen 2014-2015, Rp. 48.500,- (plus kertas saring, lancet, dan pajak PPh pasal 23 : 2% utk punya NPWP atau 4% utk tdk punya NPWP)

22

5. Monev dan Tantangan Penyelenggaraan SHK

Sumber: Data Rutin RSCM

Umur Saat Pemeriksaan SHK

Sebagian besar pemeriksaan SHK masih terlambat

JUMLAh

waktu ideal

Tantangan

1. Cakupan sasaran bayi baru lahir yg masih rendah

2. Dukungan pendanaan yg masih terbatas

3. Sistem belum terbangun baik: koordinasi MoU antara instansi dan Lab Rujukan masih belum berjalan baik; koordinasi internal lab rujukan antara bagian hukum, keuangan dan laboratorium perlu diperkuat

4. Dinkes prov masih menganggap SHK sebagai upaya tambahan / uji coba dan tidak segera (enggan) dilaksanakan. Karena jumlah sampel yg masih sedikit shg membangun kerjasama dengan fasyankes tempat pengambilan darah tidak berkelanjutan

5. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan tentang SHK dan HK masih rendah

6. Jumlah tenaga kesehatan yang mampu melaksanakan SHK dan tatalaksana HK masih terbatas

27

6. Rencana Penguatan danPengembangan Program SHK

Rencana Perluasan Program SHK

Indikator Penguatan & Pengembangan Prg SHK

Baseline Target

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah provinsi melaksanakan program SHK 14

18 (+Kalteng, Sulteng,

Riau,Sultra) 22 26 30 34

% Kab/Kota melaksanakan program SHK di provinsi pelaksana SHK*        50%  75% 100%

% RS pemerintah melayani SHK di kab/kota pelaksana SHK**  50%  75% 100%

% Puskesmas perawatan melayani SHK di kab/kota pelaksana SHK**        50%  75% 100%

• * Indikator di level Provinsi• ** Indikator di level kab/kota(draft untuk masukan)

18

Rencana Tindak LanjutPengembangan Dan Penguatan

1. Usulan perluasan cakupan melalui jaminan kesehatan ( Kartu Indonesia Sehat, jamkesda )

2. Penambahan cakupan melalui APBN Perubahan

3. Dukungan pemanfaatan dana BOK untuk pelacakan kasus utk tes diagnostik, transport pengiriman sampel ke laboratorium rujukan

4. Sosialisasi dan advokasi SHK ( CSR dan dana lain yg tidak mengikat)

5. ↗ jumlah nakes yang mampu melakukan SHK dan tatalaksana HK

6. ↗ komitmen provinsi gunakan dana dekonsentrasi

7. Memperkuat sistem perjanjian kerjasama antara instansi dgn Lab rujukan

7. Penutup

31

Di Indonesia dari 5.000.000 bayi baru lahir, untuk setiap 1.000.000 bayi baru lahir ada

300 bayi dengan HK

Setiap tahun terdapat 1.500 bayi dengan HK

Bila ratio guru murid pada sekolah SLB 1:5 dan 1 kelas 10 orang maka berapa guru

SLB & berapa sekolah SLB yang harus disiapkan?Beban biaya yg dikeluarkan keluarga untuk memelihara dan melindungi

(ketergantungan ekonomi) anak HK seumur hidup.Beban psikologi dan sosial keluarga tidak terukur

TANPA SKRINING HK

.COST BENEFIT SHK DILAKSANAKAN Vs SHK TIDAK DILAKSANAKAN

SHK memberi manfaat sebanyak 9,38 kali

ANALISIS MANFAAT SHK

Potensi kerugian negara 3,1% total PDB ≈ Rp 309 T

Menyebarluaskan informasi tentang SHK. Mengerakan masyarakat dan keluarga dari kalangan

mampu untuk mendapatkan SHK secara mandiri. Menyelenggarakan pelayanan SHK di jajaran fasilitas

pelayanan kesehatan organisasinya. Mengobati sedini mungkin setiap kasus hipotiroid

kongenital dan memotivasi keluarga agar anak

memperoleh pengobatan berkelanjutan..

HARAPAN PADA PARA PEMANGKU KEPENTINGAN

18

Yang Harus di Perhatikan !!!

1. Validitas nomor telpon / HP / alamat

2. darah pada sampel Sedikit, dan tidak tembus sampai belakan atau darah banyak tapi tidak tembus sampai belakang kertas saring lihat metode dan tempat pengambilan darah pedoman SHK halaman 25 sd 28

3. Tanggal lahir dan tanggal periksa/pengambilan sampel di isi dua duanya

4. Hasil pemeriksaan positif akan segera dihubungi oleh lab untuk dilacak dan pemeriksaan ulangHasil pemeriksaan negatif dibuat laporannya oleh lab secara kumulatif (perbulan)

34

DIAGNOSIS DINI SANGAT PENTING

Tumbuh kembang mendekati normal

Pengobatan sebelum umur satu bulan

42

Kecerdasan Anak menjadi

Masa Depan Bangsa

TERIMA KASIH