SOP TB PARU mgh 1

8
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PUSKESMAS SIMAN Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471 PONOROGO STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan. Tujuan 1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB. Prosedur Uraian a. Persiapan alat - Formulir LPLPO, TB.01, kartu stok, kartu stock induk, SBBK, daftar aset. - Formulir TB.13. Formulir Aset. b. Persiapan pasien - c. Pelaksanaan

description

puskesmas

Transcript of SOP TB PARU mgh 1

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGOPUSKESMAS SIMAN Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471PONOROGOSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

PengertianSuatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.

Tujuan1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.

ProsedurUraian

a. Persiapan alat

- Formulir LPLPO, TB.01, kartu stok, kartu stock induk, SBBK, daftar aset.- Formulir TB.13. Formulir Aset.

b. Persiapan pasien

-

c. Pelaksanaan

1.Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota.3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.

Mengetahui, Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGOPUSKESMAS SIMAN Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471PONOROGOSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PROSEDUR PENGGUNAAN LOGISTIK TB

PengertianPenggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Logistik program TB digunakan di semua jenjang untuk mendukung operasional program dimulai dari Unit Pelayanan Kesehatan sampai ke Kementerian Kesehatan.

Tujuan1. Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

ProsedurUraian

a. Persiapan alat

1. Surat Perjanjian Pemakaian Barang2. Surat Penyerahan barang rusak/kadaluarsa 3. Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang

b. Persiapan pasien

-

c. Pelaksanaan

a. Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian dan sisa obat yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan OAT b. Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang dikeluarkanc. Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing masing OAT kedalam kartu stok dan kartu stok induk.

Mengetahui, Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGOPUSKESMAS SIMAN Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471PONOROGOSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PENEMUAN SUSPEK TB PARU

PengertianCara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan serangkaian kegiatan terdiri dari penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.

Tujuan1. Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga segera dapat dilakukan pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

ProsedurUraian

a. Persiapan alat

1. Ruang Pengelola.2. Pengelola P2 TB.3. Meja, kursi dan kipas angin.4. ATK dan buku register.5. Buku penderita TB.05 dan TB.066. Pot dahak

b. Persiapan pasien

1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan pasien

c. Pelaksanaan

1. Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan melibatkan semua layanan dengan maksud untuk mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan.2. Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :a. Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien dengan HIV AIDS.b. Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah kumuh, keluarga atau kontak pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA positif.c. Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan TB / pengobatan pencegahan.d. Kontak dengan pasien TB resistan obat.3. Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang memiliki gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.4. Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai Berapa lama batuk ? Berdahak/tidak ? Dahak bercampur darah/tidak ? Sesak nafas /tidak ? Nyeri dada / tidak ? Kurang nafsu makan/tidak ? Berat badan menurun / tidak ? Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan atau lebih dari 1 bulan ?5. Mengisi buku daftar suspek form. TB.066. Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk mendapatkan dahak yang kental dan purulen.7. Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan dilakukan disamping Puskesmas. 8. Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk pemeriksaan adalah berwarna kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang, pengelola harus meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi.Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harusdimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC.9. Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan dahak sesuai dengan TB.0610. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah penderita dan disuruh datang besok pagi membawa dahak paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan kedua. 11. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil pemeriksaan ke TB 06.13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai protap pengobatan TB.14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan pengobatan dengan antibiotic selama dua minggu.15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor urutpendaftaran.19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.20. Penderita masuk di ruang BP.

Mengetahui, Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan 2. Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta