Soal Ujian Take Home DMC
Click here to load reader
Transcript of Soal Ujian Take Home DMC
Soal Ujian Take Home :
Sebuah rumah saki t dengan 150 tempat t idur , mempunyai 4
orang apoteker , d i rektur menghendaki untuk melakukan pelayanan
farmasi klinik kepada apoteker-apoteker yang ada,demikian juga untuk
kompetensi yang dimiliki apoteker dapat terterapkan di rumah
sakit.Buatlah perencanaan penerapan seluruh kompetensi apoteker di rumah
sakit tersebut berbasiskepada drug management cycle, uraikan
manajemen pendukung dan manajemen obatnyadahulukan uraiannya
menurut tingkat prioritas yang harus tersedia terlebih dahulu.
Prinsip- prinsip drug management cycle secara komperhensif sudah dapat
memiliki kerangka berpikir merencanakan sebuah instalasi farmasi rumah
sakit yang efektif dan efisien. Perencanaanyang dibuat harus sampai
pada t ingkat pengendal iannya, sehingga secara
manajemenlengkap, dan bisa digunakan sebagai acuan untuk bekerja
Jawab :
A.Dari soal diatas diketahui bahwa :
1.Rumah sakit tersebut memiliki 150 tempat tidur
2 .4 orang apoteker
3 .Oleh d i rektur RS Mengharapkan pelayanan farmasi k l in ik
o leh ke empat apoteker tersebut.
B.Tugas yang harus dilakukan dari soal diatas adalah :
1.Buat Perencanaan penerapan seluruh kompetensi apoteker di rumah
sakit berbasis kepada Drug Management Cycle!
2. Uraikan manajemen pendukung dan manajemen obat sesuai dengan tingkat
prioritas yang harus tersedia !
3. Buat perencanaan tersebut sampai dengan t ingkat
pengendal ian ( lengkap secara manajamen dan dapat digunakan sebagai
kerangka acuan bekerja !
C . P e m b a h a s a n :
I . L a t a r B e l a k a n g
Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan
tempatmenyelenggarakan upaya kesehatan . Upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan,bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masy a r a k a t , G u n a m e l a k s a n a k a n t u g a s n y a , r u m a h
s a k i t mempunyai berbagai fungsi, yaitu menyelenggarakan
pelayanan medik; pelayanan penunjang medik dan non medik; pelayanan
danasuhan keperawatan; pelayanan rujukan; pendidikan dan
pelatihan;p e n e l i t i a n d a n p e n g e m b a n g a n ; s e r t a a d m i n i s t r a s i
u m u m d a n keuangan.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah
sakityang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
diperjelas dalamKeputusan Menteri Kesehatan Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit,
yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakitadalah bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah
sakityang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua
lapisan masyarakatT u n t u t a n p a s i e n d a n m a s y a r a k a t a k a n
m u t u p e l a y a n a n f a r m a s i , mengharuskan adanya perubahan
pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient
oriented) dengan filosofi Pharmaceutical Care (pelayanankefarmasian) .
Praktek pe layanan kefarmasian merupakan kegia tan yang
terpadudengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obatdan masalah yang berhubungan dengan
kesehatan (Anonim, 2004).Pengelolaan obat merupakan salah satu segi
manajemen rumah sakit yangsangat penting dalam penyediaan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan, karenaketidak efisienan dan
ketidaklancaran pengelolaan obat akan memberi dampak negatif terhadap
rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun secara ekonomi
(Santoso &Danu, 1999).
II. Landasan Teoritis
A.Manajemen ObatManajemen obat d i rumah saki t merupakan
sa lah sa tu unsur pent ing dalam fungsi manajerial rumah sakit secara
keseluruhan, karena ketidak efisienanakan memberikan dampak negatif
terhadap rumah sakit baik secara medis maupunsecara ekonomis. Tujuan
manajemen obat di rumah sakit adalah agar obat yangdiperlukan
tersedia setiap saat dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup, mutu
yangterjamin dan harga yang terjangkau untuk mendukung pelayanan yang
bermutu.Manajemen obat merupakan serangkaian kegiatan kompleks yang
merupakan suatusiklus yang saling terkait, pada dasarnya terdiri dari 4
fungsi dasar yaitu : Seleksi (Selection) dan Perencanaan
(Planning ) ,Pengadaan (Procurement), Distribusi(Distribution),serta
Penggunaan (Use).
Dalam sistem manajemen obat, masing-masing fungsi utama
terbangun berdasarkan fungsi sebelumnya dan menentukan
fungsi se lanjutnya . Se leks i s e h a r u s n y a d i d a s a r k a n p a d a
p e n g a l a m a n a k t u a l t e r h a d a p k e b u t u h a n u n t u k melakukan
pelayanan kesehatan dan obat yang digunakan, perencanaan
dan pengadaan memerlukan keputusan seleksi dan seterusnya. Siklus
manajemen obatdidukung oleh faktor-faktor pendukung manajemen
(management support) yangmeliputi organisasi, keuangan atau
finansial, sumber daya manusia (SDM), dansistem informasi manajemen
(SIM). Setiap tahap siklus manjemen obat yang baik harus didukung oleh
keempat faktor tersebut sehingga pengelolaan obat dapat ber langsung
secara efekt i f dan ef i s ien . S ik lus pengelolaan obat te rsebut
dapatdigambarkan sebagai berikut :Keterangan := - - - - - - garis koordinasi=
garis aktivitas pengelolaanSumber : Quick D. Jonathan. Managing Drug Supply
Pada dasarnya, manajemen obat di rumah sakit adalah bagaimana
caramengelola tahap-tahap dan kegiatan tersebut agar dapat berjalan
dengan baik dansaling mengisi sehingga dapat tercapai tujuan
pengelolaan obat yang efektif danefisien agar obat yang diperlukan oleh
dokter selalu tersedia setiap saat dibutuhkand a l a m j u m l a h c u k u p d a n
m u t u t e r j a m i n u n t u k m e n d u k u n g p e l a y a n a n y a n g bermutu.
Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Instalasi Farmasi
RumahSakit. Berkaitan dengan pengelolaan obat di rumah sakit,
Departemen KesehatanRI melalui SK No. 85/Menkes/Per/1989,
menetapkan bahwa untuk membantu p e n g e l o l a a n o b a t d i r u m a h
s a k i t p e r l u a d a n y a P a n i t i a F a r m a s i d a n T e r a p i , Formularium
dan Pedoman Pengobatan.Pengelolaan obat berhubungan erat dengan
anggaran dan belanja rumahsakit. Mengingat begitu pentingnya dana
dan kedudukan obat bagi rumah sakit,maka pengelolaannya harus
dilakukan secara efektif dan efisien sehingga dapatm e m b e r i k a n
m a n f a a t y a n g s e b e s a r - b e s a r n y a b a g i p a s i e n d a n r u m a h
s a k i t . Pengelolaan tersebut meliputi seleksi dan perencanaan, pengadaan,
penyimpanan,distribusi dan penggunaan.
1. Seleksi dan perencanaan (Selection and planning)
Tersedianya berbagai macam obat dipasaran, membuat para dokter
tidak mungkin up to date dan membandingkan berbagai macam obat tersebut.
Produk o b a t y a n g s a n g a t b e r v a r i a s i j u g a m e n y e b a b k a n t i d a k
k o n s i s t e n n y a p o l a peresepan dalam suatu sarana pelayanan
kesehatan. Hal ini akan menyulitkandalam proses pengadaan obat.
Disinilah letak peran seleksi dan perencanaanobat.
a. Seleksi (Selection)
Seleks i a tau pemil ihan obat yang akan digunakan di rumah
saki t .Merupakan proses kegia tan se jak dar i meninjau masalah
kesehatan yangter jadi d i rumah saki t , ident i f ikas i pemil ihan
te rapi , bentuk dan dos is ,menentukan kr i te r ia pemil ihan dengan
memprior i taskan obat esens ia l , standarisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standar obat. Penentuanseleksi obat merupakan peran
aktif apoteker dalam PFT untuk menetapkankualitas dan efektifitas, serta
jaminan purna transaksi pembelian.
b. Perencanaan (planning)
P e r e n c a n a a n m e r u p a k a n p r o s e s k e g i a t a n d a l a m
p e m i l i h a n j e n i s , jumlah, dan harga perbekalan farmasi yang sesuai
dengan kebutuhan dananggaran, untuk menghindari kekosongan obat dengan
menggunakan metodeyang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-dasar
perencanaan yang telahditentukan antara lain Konsumsi, Epidemiologi,
Kombinasi metode konsumsidan epidemiologi disesuaikan dengan anggaran
yang tersedia.Dalam pengelolaan obat yang baik perencanaan idealnya
dilakukandengan berdasarkan atas data yang diperoleh dari tahap akhir
pengelolaan,yaitu penggunaan obat periode yang lalu. Tujuan dari
perencanaan adalahuntuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang
sesuai dengan kebutuhan,menghindar i te r jadinya s tock out
(kekosongan) obat dan meningkatkan penggunaan obat secara
rasional.Perencanaan merupakan tahap yang penting dalam pengadaan
obat diI F R S , a p a b i l a l e m a h d a l a m p e r e n c a n a a n m a k a a k a n
m e n g a k i b a t k a n kekacauan dalam suatu siklus manajemen secara
keseluruhan, mulai dari pemborosan dalam penganggaran,
membengkaknya biaya pengadaan dan penyimpanan, t idak
te rsa lurkannya obat sehingga obat b isa rusak
a taukadaluarsa.Perencanaan merupakan tahap awal pada siklus pengelolaan
obat.
Ada beberapa macam metode perencanaan, yaitu:1)Metode
morbidi tas /epidemiologiYai tu berdasarkan pada penyaki t yang
ada .
Dasarnya adalah jumlah kebutuhan obat yang digunakan untuk
beban kesakitan (morbidity load),yaitu didasarkan pada penyakit yang ada di
rumah sakit atau yang palingser ing muncul d imasyarakat . Metode in i
pa l ing banyak digunakan di rumah sakit.
Tahap-tahap yang dilakukan yaitu:
a . M e n e n t u k a n b e b a n p e n y a k i t
1. Tentukan beban penyakit periode yang lalu, perkirakan
penyakityang akan dihadapi pada periode mendatang
2. L a k u k a n s t r a t i f i k a s i / p e n g e l o m p o k k a n m a s i n g - m a s i n g
j e n i s , misalnya anak atau dewasa, penyakit ringan, sedang, atau
berat,utama atau alternatif
3. Tentukan prediks i jumlah kasus t iap penyaki t dan
persentase (prevalensi) tiap penyakit.
b) Menentukan pedoman pengobatan
1. T e n t u k a n p e n g o b a t a n t i a p - t i a p p e n y a k i t , m e l i p u t i
n a m a o b a t , bentuk sediaan, dosis, frekuensi, dan durasi pengobatan.
2. Hitung jumlah kebutuhan tiap obat per episode sakit untuk
masing-masing kelompok penyakit
c)Menentukan obat dan jumlahnya
1. Hitung jumlah kebutuhan tiap obat untuk tiap penyakit
2. 2.Jumlahkan obat sejenis menurut nama obat, dosis, bentuk
sediaan,dan lain-lain.
Perencanaan dengan menggunakan metode morbiditas ini lebih
ideal,n a m u n p r a s y a r a t l e b i h s u l i t d i p e n u h i . S e m e n t a r a
k e l e m a h a n n y a y a i t u seringkali standar pengobatan belum tersedia atau
belum disepakati dan datamorbiditas tidak akurat.
2 ) M e t o d e k o n s u m s i
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat
berdasarkan pada kebutuhan r i i l obat pada per iode la lu dengan
penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun
sebelumnya. Metode ini banyak digunakan di Apotek.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
a)Pastikan beberapa kondisi berikut:
(1) Dapatkah diasumsikan pola pengobatan periode yang lalu baik atau
rasional?
(2) Apakah suplai obat periode itu cukup dan lancar?
(3) Apakah data stok, distribusi, dan penggunaan obat lengkap danakurat?
(4) A p a k a h b a n y a k t e r j a d i k e c e l a k a a n ( o b a t r u s a k ,
t u m p a h , kadaluarsa) dan kehilangan obat?
(5) Apakah jenis obat yang akan digunakan sama?
b)Lakukan es t imasi jumlah kunjungan to ta l untuk per iode yang
akandatang
(1) Hi tung kunjungan pas ien rawat inap maupun rawat ja lan
pada periode yang lalu
(2) L a k u k a n e s t i m a s i p e r i o d e y a n g a k a n
d a t a n g d e n g a n memperhatikan:
(a) Perubahan populasi daerah cakupan pelayanan,
perubahancakupan pelayanan
(b)Pola morbiditas, kecendrungan perubahan insidensi
(c) Penambahan fasilitas pelayananPerhitungan metode konsumsi
(1)Tentukan metode konsumsi
(2)Hitung pemakaian tiap jenis obat dalam periode lalu
( 3 ) K o r e k s i h a s i l p e m a k a i a n t i a p j e n i s o b a t
d a l a m p e r i o d e l a l u terhadap kecelakaan dan kehilangan obat.
(4)Koreksi langkah sebelumnya (koreksi hasil pemakaian tiap
jenisobat da lam per iode la lu te rhadap kecelakaan dan
kehi langanobat) terhadap stock out.
(5)Lakukan penyesuaian terhadap kesepakatan langkah 1 dan 2
(6)Hitung periode yang akan datang untuk tiap jenis
obatPerencanaan obat dengan metode konsumsi akan memakan waktu
lebih banyak tetapi lebih mudah dilakukan, namun aspek medik
penggunaanobat kurang dapat dipantau. Kelemahannya yaitu kebiasaan
pengobatanyang tidak rasional seolah-olah ditolerir.
3)Metode gabungan
metode ini untuk menutupi kelemahan kedua metode diatas.P e d o m a n
p e r e n c a n a a n o b a t u n t u k r u m a h s a k i t y a i t u D a f t a r
O b a t Essensial Nasional (DOEN), Formularium Rumah Sakit, Standar
TerapiRumah Sakit, ketentuan setempat yang berlaku, data catatan medik,
anggaranyang tersedia, penetapan prioritas, siklus penyakit, sisa
persediaan, data pemakaian periode yang lalu, atau dari rencana
pengembangan.
P e r e n c a n a a n y a n g t e l a h d i b u a t h a r u s d i l a k u k a n
k o r e k s i d e n g a n menggunakan metode anal i s i s n i la i ABC untuk
koreks i te rhadap aspek ekonomis, karena suatu jenis obat dapat memakan
anggaran besar disebabkan pemakaiannya banyak atau harganya mahal.
Dengan analisis nilai ABC ini,dapat diidentifikasi jenis-jenis obat
yang dimulai dari golongan obat yangmembutuhkan biaya terbanyak.Pada
dasarnya obat dibagi dalam tiga golongan yaitu golongan A jika obat
tersebut mempunyai nilai kurang lebih 80 % sedangkan jumlah obat
tidak lebih dari 20 %, golongan B jika obat tersebut mempunyai nilai sekitar 15
% dengan jumlah obat seki tar 10 % - 80 %, dan golongan C j ika
obatmempunyai nilai 5 % dengan jumlah obat sekitar 80 % - 100 %.Analisa
juga dapat dilakukan dengan metode VEN (Vital, Esensial dan N o n
E s e n s i a l ) u n t u k k o r e k s i t e r h a d a p a s p e k t e r a p i , y a i t u
d e n g a n menggolongkan obat kedalam tiga kategori. Kategori V atau vital
yaitu obatyang harus ada yang diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan,
kategori Eatau essensial yaitu obat yang terbukti efektif untuk menyembuhkan
penyakita tau mengurangi pas ienan, ka tegor i N a tau non ess ens ia l
ya i tu mel iput i berbagai macam obat yang digunakan untuk penyakit
yang dapat sembuhsendiri, obat yang diragukan manfaatnya dibanding obat
lain yang sejenis.5A n a l i s a k o m b i n a s i m e t o d e A B C d a n V E N
y a i t u d e n g a n m e l a k u k a n pendekatan mana yang paling
bermanfaat dalam efisiensi atau penyesuaiandana.
3. Pengadaan (Procurement) dan Penyimpanan serta pengendalian inventoria .
P e n g a d a a a n ( P r o c u r e m e n t ) Pengadaan obat merupakan kegiatan
untuk merealisasikan kebutuhan yangtelah direncanakan dan disetujui melalui :
1) Pembelian :
a) Secara tender (oleh Panitia Pembelian Barang Farmasi)
b) Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan
2) Produksi/pembuatan sediaan farmasi :
a) Produksi Steril
b) Produksi Non Steril
3)Sumbangan/droping/hibah pembelian secara tender.
Tujuan pengadaan adalah memperoleh obat yang dibutuhkan
denganh a r g a l a y a k , m u t u b a i k , p e n g i r i m a n o b a t
t e r j a m i n t e p a t w a k t u , p r o s e s berjalan lancar tidak memerlukan
waktu dan tenaga yang berlebihan.Pengadaan memegang peranan yang penting,
karena dengan pengadaanrumah sakit akan mendapatkan obat dengan
harga, mutu dan jumlah, yangsesuai dengan kebutuhan. Rumah sakit
tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien jika persediaan obat tidak ada, hal
ini dapat berakibat fatal bagi pasien dan akan mengurangi keuntungan yang
seharusnya dapat diterima rumahsakit.
Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman
PelaksanaanPengadaan Barang dan Jasa Pemerintah berlaku untuk
pengadaan obat dirumah sakit milik pemerintah, pengadaan obat ini
dibiayai oleh AnggaranPendapatan dan Belanja Nasional (APBN)
maupun Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah (APBD). Dalam
Keppres ini, pelaksanaan pengadaan barang/jasa dilakukan dengan
menggunakan:
1 . Penyedia barang/jasa, yaitu dengan menggunakan badan usaha atau
orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan barang/
layanan jasa.
2. Pengadaan barang/ jasa swakelola , ya i tu d i rencanakan,
d iker jakan, dandiawasi sendiri oleh institusi pemerintah
penanggungjawab anggaran atauinstitusi pemerintah penerima kuasa dari
penanggungjawab anggaran ataukelompok masyarakat penerima hibah.
Swakelola dapat dilaksanakan oleh p e n g g u n a
b a r a n g / j a s a , i n s t a n s i p e m e r i n t a h l a i n ,
k e l o m p o k masyarakat/lembaga swadaya masyarakat penerima
hibah.Untuk menentukan sistem pengadaan perlu
mempertimbangkan jenis,sifat, dan nilai barang/jasa yang ada.
Prinsip pengadaan barang/ jasa yaitu:
1. E f i s i e n , b e r a r t i p e n g a d a a n b a r a n g / j a s a h a r u s
d i u s a h a k a n d e n g a n menggunakan dana dan daya yang terbatas
untuk mencapai sasaran yang d i t e t a p k a n d a l a m
w a k t u s e s i n g k a t - s i n g k a t n y a d a n
d a p a t dipertanggungjawabkan.
2. Efekt i f , berar t i pengadaan barang/ jasa harus sesuai
dengan kebutuhanyang te lah d i te tapkan dan dapat
member ikan manfaat yang sebesar- besarnya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan.
3. Terbuka dan bersa ing, berar t i pengadaan barang/ jasa
harus te rbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi
persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara
penyedia barang/jasa yang setara danmemenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan
transparan.
4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/ jasa , te rmasuk syara t teknis adminis t ras i
pengadaan, ta ta cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon
penyedia barang/jasa, sifatnya te rbuka bagi peser ta
penyedia barang/ jasa yang berminat ser ta bagi masyarakat
luas pada umumnya .
5. Adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang
sama bagisemua calon penyedia barang/jasa dan tidak
mengarah untuk memberikeuntungan kepada pihak tertentu, dengan
cara dan atau alasan apapun.
6. Akuntabel , berar t i harus mencapai sasaran ba ik f i s ik ,
keuangan maupunmanfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas
umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan
prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan
barang/jasa.Proses pengadaan obat memil ik i beberapa
proses yang baku, dan merupakan siklus yang berjalan terus
menerus sesuai dengan kegiatan rumahsaki t .
Langkah proses pengadaan dimula i dengan mereview
daf tar obat -o b a t a n y a n g d i a d a k a n , m e n e n t u k a n
j u m l a h i t e m y a n g a k a n d i b e l i , m e n y e s u a i k a n d e n g a n
s i t u a s i k e u a n g a n , m e m i l i h m e t o d e p e n g a d a a n , memil ih
rekanan, membuat syara t kont rak ker ja , memoni tor
pengi r iman barang dan memeriksa , melakukan pembayaran
ser ta menyimpan yang kemudian didistribusikan. Agar proses
pengadaan berjalan lancar dan denganmanjemen yang baik memerlukan
struktur komponen berupa personel yangterlatih dan menguasai
permasalahan pengadaan, adanya prosedur yang jelasdan terdokumentasi
didasarkan pada pedoman baku, sistem informasi yang baik, didukung
oleh dana dan fasilitas yang memadai.
Tiga elemen penting pada proses pengadaan yaitu :
1. Metode pengadaan yang dipilih, bila tidak teliti dapat
menjadikan biayatinggi.
2. Penyusunan dan persyaratan kontrak kerja, sangat penting untuk
menjagaagar pelaksanaan pengadaan terjamin mutu, waktu dan
kelancaran bagisemua pihak.
3. Order pemesanan, agar barang sesuai macam, waktu dan
tempat.S e t e l a h b a r a n g d i a d a k a n k e g i a t a n
b e r i k u t n y a a d a l a h p a d a p r o s e s penyimpanan dan
pengendalian inventori.
b. Penyimpanan dan Pengendalian InventoriMerupakan kegiatan pengaturan
perbekalan farmasi menurut persyaratanyang ditetapkan
1. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya
2. Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya
3.Mudah tidaknya meledak/terbakar 4)Tahan/tidaknya terhadap
cahayad i s e r t a i d e n g a n s i s t e m i n f o r m a s i y a n g s e l a l u
m e n j a m i n k e t e r s e d i a a n perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
T u j u a n n y a a d a l a h u n t u k m e m p e r t a h a n k a n
k u a l i t a s o b a t , mengoptimalkan manajemen persediaan,
memberikan informasi kebutuhanobat yang akan datang, melindungi
permintaan yang naik turun, melindungi pe layanan dar i pengi r iman
yang ter lambat , menambah keuntungan bi la pembelian banyak,
menghemat biaya pemesanan, dan mengurangi kerusakandan kehilangan.
Kegia tan dar i penyimpanan, penyaluran dan pemel iharaan
yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut :
1 . Menerima obat/barang dan dokumen-dokumen pendukungnya
antara lainsurat pesanan/surat kontrak, surat kiriman, faktur obat/barang.
2. Memeriksa obat /barang dengan dokumen-dokumen yang
bersangkutan baik dari segi jumlah, mutu, expire date, merk, harga, dan
spesifikasi lain bila diperlukan, pentingnya meneliti barang-barang
adalah sangat perluuntuk menjamin kebenaran dari spesifikasi
kuantitas dan kualitas barangyang diterima.
3. Menyimpan obat/barang sesuai ketentuan:
a . Per lu d iperhat ikan lokas i dar i tempat penyimpanan
digudang danm e n j a m i n b a h w a o b a t y a n g
d i s i m p a n m u d a h d i p e r o l e h d a n mengaturnya sesuai
penggolongan barang, kelas terapi obat/khasiatobat dan sesuai
abjad.
b. P e r l u d i p e r h a t i k a n u n t u k o b a t - o b a t a n d e n g a n s y a r a t
p e n y i m p a n a n khusus, obat-obat thermolabiel, dan expiration date
obat.
c. Memeriksa secara berkala dan menjaga obat dari
kerusakan/hilangyang merupakan fungsi dari pemeliharaan dan
pengendalian (control link).
d. Memilih dan melakukan pengepakan untuk persiapan pengiriman
obatdan menyiapkan dokumen-dokumennya.
e. M e n g i r i m o b a t d e n g a n d o k u m e n - d o k u m e n
p e n d u k u n g n y a d a n mengarsipkannya.
f. Mengadministrasikan keluar masuknya obat dengan tertib.
g. M e n j a g a k e b e r s i h a n d a n k e r a p i a n r u a n g k e r j a
d a n t e m p a t penyimpanan/gudang.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam fungsi penyimpanan adalah:
1. Masalah keamanan dan bahaya kebakaran merupakan resiko
terbesar dari penyimpanan, apalagi barang-barang farmasi
sebagian adalah mudah terbakar.
2. Pergunakan tenaga manusia seefekt i f mungkin , jangan
ber lebih jumlahkaryawannya sehingga banyak waktu menganggur
yang merupakan biaya,demikian juga sebaliknya, kekurangan tenaga
akan menimbulkan antriandi pusat pelayanan yang akan merugikan kedua
belah pihak.
3. P e r g u n a k a n r u a n g a n y a n g t e r s e d i a s e e f i s i e n m u n g k i n ,
b a i k d a r i s e g i besarnya ruangan dan pembagian ruangan.
4. Memelihara gudang dan peralatannya sebaik mungkin.
5. M e n c i p t a k a n s u a t u s i s t e m p e n a t a a n y a n g l e b i h
e f e k t i f u n t u k l e b i h memperlancar arus barang.
A d a b e b e r a p a m a c a m s i s t e m p e n a t a a n o b a t , a n t a r a
l a i n y a n g pertama sistem First In First Out (FIFO) yaitu obat yang
datang kemudiandi le takkan dibe lakang obat yang terdahulu ,
yang kedua Las t in Fi rs t Out(LIFO) ya i tu obat yang datang
kemudian d i le takkan didepan obat yang datang dahulu, yang
ketiga First Expired First Out (FEFO) yaitu obat yangmempunyai
tanggal kadaluarsa lebih dahulu diletakkan didepan obat
yangmempunyai tanggal kadaluarsa kemudian. Ada beberapa cara
penempatanobat yang dapat dilakukan yaitu menurut jenisnya,
menurut abjad, menurut pabrik yang memproduksi dan menurut khasiat
farmakoterapinya.
4. distribution
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah
sakituntuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan
rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang
atasdasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan :
a.Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
b.Metode sentralisasi atau desentralisasi
c.Sistem floor stock, resep individu, dispensing dosis unit atau kombinasi.
Sistem distribusi obat di rumah sakit terbagi menjadi pendistribusian obat
untuk pasien rawat inap, rawat jalan, dan distribusi obat di luar jam kerja.
a. Pendistribusian obat untuk pasien rawat inap
Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhikebutuhan pasien rawat inap di rumah sakit, yang
diselenggarakan secaras e n t r a l i s a s i d a n a t a u d e s e n t r a l i s a s i
d e n g a n s i s t e m p e r s e d i a a n l e n g k a p d i ruangan, sistem resep
perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh Satelit
Farmasi.
b.Pendistribusian obat untuk pasien rawat jalan Merupakan kegiatan
pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan pasienrawat jalan di rumah
sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi dan ataudesentralisasi dengan
sistem resep perorangan oleh Apotik Rumah Sakit.
c.Pendistribusian obat di luar jam kerjaMerupakan kegiatan
pendistribusian obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar
jam kerja yang diselenggarakan oleh:
a.Apotek rumah sakit/satelit farmasi yang dibuka 24 jam
b.R u a n g r a w a t y a n g m e n y e d i a k a n o b a t - o b a t e m e r g e n s i .
S i s t e m p e l a y a n a n distribusi terdiri dari:
1. Sistem persediaan lengkap di ruangan
a) Pendistribusian perbekalan farmasi untuk persediaan di
ruang rawatmerupakan tanggung jawab perawat ruangan.
b)Setiap ruang rawat harus mempunyai penanggung jawab
obat.
c ) P e r b e k a l a n y a n g d i s i m p a n t i d a k d a l a m
j u m l a h b e s a r d a n d a p a t dikontrol secara berkala oleh
petugas farmasi.
2. Sistem resep perorangan. Pendistribusian perbekalan farmasi
resep perorangan/pasien rawat jalandan rawat inap melalui Instalasi
Farmasi.
3. Sistem unit dosis. Pendistribusian obat-obatan melalui resep
perorangan yang disiapkan,diberikan/digunakan dan dibayar dalam
unit dosis tunggal atau ganda,yang berisi obat dalam jumlah yang
telah ditetapkan atau jumlah yang cukup untuk penggunaan satu kali dosis
biasa.
4. Penggunaan (Use)
Penggunaan obat adalah proses yang meliputi peresepan oleh
dokter, pelayanan obat oleh farmasi serta penggunaan obat oleh pasien.
Seorang dokter diharapkan membuat peresepan yang rasional, dengan indikasi
yang tepat, dosisy a n g t e p a t , m e m p e r h a t i k a n e f e k s a m p i n g d a n
k o n t r a i n d i k a s i n y a s e r t a mempertimbangkan harga dan
kewajarannya. Obat yang ditulis dokter pada resep selanjutnya menjadi
tugas farmasi untuk menyiapkan dan menyerahkankepada pasien.
Penggunaan obat dikatakan rasional apabila memenuhi kriteria
obatyang benar, indikasi yang tepat, obat yang manjur, aman, cocok
untuk pasien dan biaya terjangkau, ketepatan dosis, cara pemakaian
dan lama yang sesuai ,sesuai dengan kondisi pasien, tepat pelayanan, serta
ditaati oleh pasien. Manfaat p e n g g u n a a n o b a t y a n g r a s i o n a l
a d a l a h m e n i n g k a t k a n m u t u p e l a y a n a n , mencegah pemborosan
sumber dana, dan meningkatkan akses terhadap obatesensial.
Sebaliknya penggunaan obat dikatakan tidak rasional yaitu jika :
a. Pemakaian obat d imana sebenarnya indikas i pemakaiannya
secara medik tidak ada atau samar-samar.
b. Pemilihan obat yang keliru untuk indikasi penyakit tertentu.
c. Cara pemakaian obat, dosis, frekuensi dan lama pemberian tidak
sesuai.
d. Pemakaian obat dengan potens i toks is i tas a tau efek
samping lebih besar padahal obat la in yang sama
kemanfaatan (efficacy) dengan potensi efek samping lebih kecil juga
ada.
e. P e m a k a i a n o b a t - o b a t m a h a l p a d a h a l a l t e r n a t i f y a n g
l e b i h m u r a h d e n g a n kemanfaatan dan keamanan yang sama
tersedia
f. T i d a k m e m b e r i k a n p e n g o b a t a n y a n g s u d a h
d i k e t a h u i d a n d i t e r i m a kemanfaatan dan keamanannya
(established efficacy and safety)
g. M e m b e r i k a n p e n g o b a t a n d e n g a n o b a t - o b a t y a n g
k e m a n f a a t a n n y a d a n keamanannya masih diragukan.
h. Pemakaian obat yang semata-mata didasarkan pada pengalaman
individualtanpa mengacu pada sumber informasi ilmiah yang layak,
atau hanya didasari pada sumber informasi yang diragukan
kebenarannya.