SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN · PDF fileBerapakah daya output maksimum rangkaian di...
Transcript of SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN · PDF fileBerapakah daya output maksimum rangkaian di...
12
SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SMK : SMKN 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Teori Produktif AV Kelas/Semester : 1 AV/ I Standar Kompetensi : Perbaikan dan perawatan radio Indikator : amplifier dirawat dan diperbaiki Alokasi Waktu : ……. Jam Pelajaran ( … x pertemuan ) Tujuan Pembelajaran :
1. Sistem Audio
2. Pengatur Nada Dan Equalizer
3. Penguat Daya
4. Mikropun Dan Loudspeaker
B. Materi Pembelajaran : AMPLIFIER
1. SISTEM AUDIO
Lembar Informasi
Sistem audio adalah sistem pemprosesan bunyi secara listrik dan elektronik.
Contohnya bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi oleh mikropun diubah menjadi
getaran listrik. Getaran listrik dikuatkan oleh penguat kemudian diubah menjadi bunyi oleh
loudspeaker.
Sistem audio terdiri dari pembangkit signal audio, pempreses signal, dan pengubah
signal audio menjadi bunyi. Pembangkit signal audio antara lain mikropun yang mengubah
bunyi menjadi getaran listrik, head pada tape recorder yang mengubah medan pada pita
magnet menjadi getaran listrik, cartridge mengubah informasi bunyi dalam bentuk lekuk-
lekuk pada piringan hitam menjadi getaran listrik.
Bagian pemroses signal adalah bagian yang menguatkan signal yang dikeluarkan
oleh pembangkit signal menjadi signal yang cukup kuat untuk diubah menjadi bunyi oleh
loudspeaker. Sistem audio terdiri dari beberapa komponen yang dapat dilukiskan seperti
Gambar 1a. Sebuah sistem audio dalam bentuk lain dapat dilukiskan seperti Gambar 1b.
Pembangkit
Signal Pemroses Signal
Pengubah Signal Audio menjadi
bunyi
13
(a)
Gambar 1. Bagan Sistem Audio
Seperti nampak pada Gambar 1 di atas sistem audio dapat melakukan fungsi
menampilkan suara yang berasal dari satu atau beberapa signal input atau sumber suara
yang dapat dipilih atau dapat melakukan perekaman menggunakan media tertentu. Sistem
audio di atas dapat menerima signal input dari penerima radio, tape rekorder, dan
mikropun. Mikropun, head pada tape rekorder, antena receiver, stylus pada pick up, sinar
laser pada CD adalah transducer yang berfungsi mengubah suatu gejala non listrik menjadi
gejala listrik. Getaran listrik yang dihasilkan oleh transducer masih sangat lemah dan juga
respon frekuensinya tidak mendatar. Agar getaran listrik yang dihasilkan transducer cukup
kuat dan respon frekuensinya mendatar diperlukan penguat awal (preamplifier).
Pengoperasian sebuah sistem audio membutuhkan berbagai pengaturan untuk
menyesuaikan keadaan. Berbagai pengaturan yang diperlukan adalah pengatur nada,
pengatur keseimbangan, dan pengatur volume. Bagian terakhir adalah penguat daya yang
menghasilkan daya untuk menghidupkan loudspeaker sehingga didapatkan suara yang
intensitasnya sesuai dengan kebutuhan.
Penguat Awal (Preamplifier)
Head pada tape recorder, cartrid pada pick up, dan mikropun adalah transducer
yang bekerjanya berdasarkan prinsip elektromagnet. Getaran listrik yang dihasilkan
transducer yang bekerjanya berdasarkan prinsip elektromagnet masih sangat lemah dan
14
juga mempunyai respon frekuensi rendah pada frekuensi rendah dan tinggi pada frekuensi
semakin meningkat. Rangkaian preamplifier untuk mikropun dilukiskan seperti Gambar 2
Gambar 2. Rangkaian Preamplifier Mikrofon
Transduser yang berdasarkan prinsip elektromagnet menghasilkan signal yang
lemah pada frekuensi rendah, dan sangat menonjol pada frekuensi tinggi. Oleh karena itu
preamplifier berfungsi sebagai penguat juga sebagai ekualisasi. Hal ini sesuai dengan
rumus :
dQ e = - -------
dt
Keterangan : e = gaya gerak listrik Q = fluk magnet t = waktu
Rangkaian Pengatur
Volume bunyi yang dihasilkan loudspeaker dalam ruang dengar berbeda dari ruang
satu dengan ruang yang lain. Ruang yang lebih kecil memerlukan volume bunyi lebih
rendah daripada ruang yang lebih besar. Demikian pula jarak antara pendengar dengan
loudspeaker dengan pendengar akan menentukan besarnya volume bunyi yang dihasilkan
loudspeaker. Sebuah sistem audio dilengkapi dengan pengatur volume untuk
menyesuaikan berbagai keperluan seperti tersebut di atas. Rangkaian pengatur volume
dilukiskan seperti Gambar 3.
15
Gambar 3. Rangkaian Pengatur Volume.
Respon pendengaran yang paling peka adalah frekuensi menengah yaitu seputar 5
Khz, Kepekaan berkurang pada daerah frekuensi rendah dan atas. Untuk menyesuaikan
karakteristik pendengaran tersebut diatur dengan pengatur loudness. Bila switch s1 pada
posisi contour maka output akan lebih menonjolkan pada daerah frekuensi tinggi dan
daerah frekuensi rendah. Hal ini disebabkan karena kapasitor C2 dan C1 berfungsi untuk
menonjolkan signal frekuensi rendah dan tinggi.
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Rangkaian preamplifier play tape recorder ................... 1 buah
2. AFG .............................................................................. 1 buah
3. Osiloscope .................................................................... 1 buah
4. Kabel penghubung ........................................................ secukupnya
5. Sumber tegangan DC .................................................... 1 buah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan!
4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio!
5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
16
Langkah Kerja
1. Hubungkan rangkaian preamplifier dengan sumber tegangan DC!
2. Hubungkan osciloscope dan AFG dengan sumber daya!
3. Hidupkan AFG (output pada posisi minimum) pada frekuensi 1 KHz!
4. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier!
5. Hubungkan output preamplifier dengan probe oscilloscope, aturlah AFG sehingga
tegangan output preamplifier nampak pada layar oscilloscope hampir cacat!
6. Ukurlah tegangan input preamplifier dengan menggunakan oscilloscope!
7. Dengan tegangan input tetap ukurlah tegangan output preamplifier pada frekuensi
input dari AFG : 20 Hz., 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60 Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz.,
100 Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500 Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz.,
1KHz., 2 KHz., 3 KHz., 4 KHz., 5 KHz., 6 KHz., 7 KHz., 8 KHz., 9 KHz., 10
KHz., 20 KHz!
8. Lukiskan grafik yang menghubungkan antara frekuensi dengan penguatan!
Lembar Latihan
1. Apakah fungsi mikropun, head pada tape rekorder, cartridge pada pick up?
2. Jelaskan bagaimana grafik respon frekuensi preamplifier dari hasil praktik!
3. Apakah perbedaan bunyi yang didengar bila pengontrol loudness bekerja dan bila
pengontrol loudness sedang tidak bekerja?
4. Bagaimanakah respon frekuensi rangkaian preamplifier?
2. PENGATUR NADA DAN EQUALIZER
Lembar Informasi
Pengatur Nada
Dalam suatu tampilan audio bunyi yang dikeluarkan loudspeaker kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang diinginkan. Bunyi nada tertentu nampak menonjol, tetapi ada
beberapa nada yang tidak muncul. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh akustik
ruang atau ada selera yang lebih condong pada penonjolan bass atau treble. Untuk
mengatasi kendala tersebut dilakukan dengan menggunakan pengatur nada. Pengatur nada
yang paling sederhana adalah pengatur nada yang hanya dapat menonjolkan atau
melemahkan bunyi frekuensi rendah dan melemahkan atau menonjolkan bunyi frekuensi
tinggi. Bunyi frekuensi rendah disebut bass, dan bunyi frekuensi tinggi disebut treble.
17
Apabila pengatur bass pada posisi ditekan maka bunyi pada daerah frekuensi
rendah melemah, dan apabila pengatur bass pada posisi menonjol (boost) maka bunyi pada
frekuensi rendah lebih menonjol.
Apabila pengatur treble pada posisi ditekan (cut) maka bunyi pada daerah frekuensi
tinggi melemah, dan apabila pengatur treble pada posisi menonjol (boost) maka bunyi pada
daerah frekuensi tinggi lebih menonjol Respon frekuensi untuk masing-masing posisi.
Pengatur Nada Ganda (Equalizer)
Dalam tampilan sistem audio yang lengkap seluruh komponen nada dari berbagai
sumber bunyi dituntut dapat muncul secara proporsional. Pada kenyataannya hal ini sulit
dicapai karena adanya pengaruh sifat akustik berbagai peralatan, perabot yang ada dalam
ruang audio. Kendala tersebut kemudian diatasi dengan menggunakan equalizer sebagai
pengatur pelemahan atau penonjolan bunyi pada frekuensi tertentu sesuai dengan yang
dikehendaki.
Equalizer terdiri dari filter-filter yang dapat diatur untuk menonjolkan atau
meredam signal pada daerah frekuensi tertentu. Frekuensi audio dibagi menjadi beberapa
daerah frekuensi. Kebanyakan seluruh daerah frekuensi audio dibagi menjadi 10 daerah
frekuensi. Kesepuluh daerah frekuensi tersebut difasilitasi dengan filter-filter sebagai
berikut:
1. Lowpass filter dengan frekuensi cutoff : 44.8 Hz
2. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 60 Hz
3. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 125 Hz
4. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 250 Hz
5. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 500 Hz
6. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 1000 Hz
7. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 2000 Hz
8. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 4000 Hz
9. Bandpass filter dengan frekuensi resonansi : 8000 Hz
10. Highpass filter dengan frekuensi cutoff : 11,3 KHz.
18
44,6Hz
63 125 250 500 1k 2k 4k 8k
11,3KH
z f01 f02 f03 f04 f05 f06 f07 f08 log f
Gambar 4. Pembagian Daerah frekuensi Audio pada Equalizer
Salah satu bentuk rangkaian low pass filter adalah seperti Gambar 5.a dan high pass
filter Gambar 5.b.
(a) Low Pass Filter (b) High Pass Filter
Gambar 5. Rangkaian Low Pass Filter dan High Pass Filter
Dari Gambar 5.a didapat persamaan :
R3 fL = 2R3R4(C3 + C4)
Uo Ui
0
19
Dari Gambar 5.b didapat persamaan:
1 fh = 2R3(C3 + C4)
Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Rangkaian penguat daya ............................................... 1 buah
2. Preamplifier .................................................................. 1 buah
3. Pengatur nada ............................................................... 1 buah
4. AFG .............................................................................. 1 buah
5. Oscilloscope ................................................................. 1 buah
6. Kabel penghubung ........................................................ secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan!
4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio!
5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
Langkah kerja:
1. Buatlah rangkaian preamplifier, pengatur nada, penguat daya, dan beban resistan
pengganti loudspeaker, volume pada posisi minimum, pengatur nada pada posisi
tengah!
2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC!
3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya!
4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum dengan
frekuensi 1 KHz!
5. Hubungkan output AFG dengan input preamplifier!
6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya!
7. Aturlah volume pada preamplifier pada posisi tengah!
8. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat!
9. Cacatlah besarnya tegangan peak-peak output pada layar oscilloscope tersebut!
20
10. Ukur tegangan output penguat daya dengan menggunakan oscilloscope untuk
frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz., 40 Hz., 50 Hz., 60 Hz., 70 Hz., 80 Hz., 90 Hz., 100
Hz., 200 Hz., 300 Hz., 400 Hz., 500 Hz., 600 Hz., 700 Hz., 800 Hz., 900 Hz., 1000
Hz., 2000 Hz., 3000 Hz., 4000 Hz., 5000 Hz., 6000 Hz., 7000 Hz., 8000 Hz., 9000
Hz., 10 000 Hz., 20 000 Hz!
11. Dengan pengatur nada pada posisi : pengatur bass cut, treble cut lakukan
pengukuran seperti langkah 10!
12. Dengan pengatur nada pada posisi pengatur bass boos, treble boss lakukan
pengukuran seperti langkah 10!
13. Buatlah grafik yang hubungan antara frekuensi dengan output dari penguatan
langkah 10, 11, dan 12!
14. Matikan AFG, oscilloscope, dan rangkaian lainnya!
Lembar Latihan
1. Apakah pengatur nada pada praktik di atas dapat bekerja seperti semestinya?
2. Berapakah daya output maksimum rangkaian di atas?
3. PENGUAT DAYA
Lembar Informasi
Penguat daya adalah bagian penguat yang menguatkan signal yang dikeluarkan
oleh penguat sebelumnya untuk mendapatkan daya yang dapat menghidupkan loudspeaker.
Agar didapatkan daya yang optimal maka impedansi output penguat daya seharusnya sama
dengan impedansi loudspeaker. Pada bagian ini harus menghasilkan daya yang mampu
menggerakan/menghidupkaqn loudspeaker. Ada beberapa rangkaian penguat daya yaitu
penguat daya push-pull, dan penguat daya complementary simetris.
Penguat Daya Push Pull
Penguat daya push-pull menggunakan transformator center tap input dan transformator output.
Apabila ada signal input, transformator center tap input memberikan arus base
kepada kedua transistor yang sama besarnya dan berbeda phase 1800. Pada setengah
periode pertama iB1 = 0, dan transistor dibias dalam keadaan mati, iC1 = 0. Pada waktu yang
bersamaan, transistor T2 hidup , pada base mengalir iB2 dan pada collector mengalir arus
iC2, arus mengalir pada lilitan primer transformator output. Adanya arus pada lilitan primer
21
menyebabkan timbulnya perubahan medan magnet pada inti transformator, sehingga
terjadi induksi tegangan pada lilitan sekunder. Pada setengah periode kemudian T1 hidup,
arus iC1 menginduksi medan magnet pada inti transformator output yang berlawanan phase
dengan medan magnet yang timbul pada saat transistor T2 hidup. Adanya induksi medan
magnet pada inti transformator output menimbulkan tegangan pada lilitan sekunder
transformator output yang berlawanan phase dengan tegangan yang ditimbulkan pada
waktu T2 hidup.
Persamaan garis beban DC : VCE = VCC
Persamaan garis beban AC : vce = -ic RL’
RL ‘ = N2RL dan N = perbandingan transformasi.
Harga arus iC1 dan iC2 maksimum sama yaitu ICm
VCC Harga ICm =
RL’
Apabila arus input iin = Iinmsint maka daya dari sumber daya
2 PCC = VCC ICm
Besarnya daya dari sumber daya maksimum adalah
2 VCC PCcmax = VCC RL’
Daya pada beban adalah
ILm2RL ICm
2 RL’ PL = =
2 2 Daya pada beban maksimum adalah VCC 2
PLmax = 2RL’
22
Daya yang diserap oleh collector transistor T1 dan T2 adalah
2PC = PCC – PL
2 ICm2 RL’
= VCC ICm - 2
Daya maksimum yang diserap oleh collector transistor T1 dan T2 adalah
2 VCC 2PC =
RL’
Daya maksimum yang diserap oleh tiap transistor adalah
1 VCC PC =
RL’
Efesiensi( )
PL ICm = = - 78.5 % PC 4 VCC/RL’
Penguat Daya Complementary Simetri
Penguat daya complementary simetri menggunakan dua transistor yang berbeda
tipenya yaitu tipe PNP dan NPN namun mempunyai parameter yang sama.
Jika signal input positip transistor T1 (NPN) hidup, sedangkan transistor T2 (PNP)
mati. Jika input negatif transistor T1 mati, sedangkan transistor T2 hidup. Arus beban iL =
iC1 – iC2. Kedua transistor bekerja saling bergantian dan mempunyai parameter yang sama
sehingga untuk analisis diwakili sati transistor saja. Dari gambar 3 didapat persamaan :
Persamaan garis beban DC : VCC = VCE + iC RL
Persamaan garis beban AC : vce = -ic RL
VCC Arus beban maksimum ILm = RL
VCC2
Daya beban maksimum PL = 2 RL
23
Daya maksumum yang diserap transistor T1 dan T2 adalah
2 VCC 2PC = RL Daya maksimum tiap transistor
1 VCC 2PC = RL Daya yang dikeluarkan sumber daya
2 PCC = VCC ICm Daya maksimum yang dikeluarkan sumber daya 2 VCC PCC mak = VCC - RL
Lembar Kerja
Alat dan Bahan:
1. Rangkaian penguat daya ............................................... 1 buah
2. AFG .............................................................................. 1 buah
3. Osciloscope ................................................................... 1 buah
4. Kabel penghubung ........................................................ secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Matikan sumber listrik ketika mengubah hubungan peralatan!
4. Output AFG jangan melebihi input maksimal perangkat audio!
5. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
Langkah Kerja
1. Hubungkan penguat daya dengan beban resistan pengganti loudspeaker!
2. Hubungkan rangkaian tersebut dengan sumber tegangan DC!
24
3. Hubungkan AFG dan oscilloscope dengan sumber daya!
4. Hidupkan AFG dan oscilloscope, output AFG pada posisi minimum dengan
frekuensi 1 KHz!
5. Hubungkan output AFG dengan input penguat daya!
6. Hubungkan oscilloscope dengan output penguat daya!
7. Aturlah output AFG sehingga gelombang pada layar hampir cacat!
8. Catatlah besarnya tegangan peak-peak output pada layar oscilloscope tersebut!
9. Ukurlah tegangan output penguat daya dengan menggunakan oscilloscope untuk
frekuensi AFG 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz, 60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100
Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz, 700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000
Hz, 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000 Hz, 7000 Hz, 8000 Hz, 9000 Hz,
10000 Hz, 20000 Hz!
10. Hitung besarnya daya output penguat daya pada frekuensi 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50
Hz, 60 Hz, 70 Hz, 80 Hz, 90 Hz, 100 Hz, 200 Hz, 300 Hz, 400 Hz, 500 Hz, 600 Hz,
700 Hz, 800 Hz, 900 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 3000 Hz, 4000 Hz, 5000 Hz, 6000
Hz, 7000 Hz, 8000 Hz, 9000 Hz, 10000 Hz, 20000 Hz!
11. Buatlah grafik hubungan antara frekuensi dengan daya output!
Lembar Latihan
1. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan daya output pada langkah 11 di atas!
4. MIKROPUN DAN LOUDSPEAKER
Lembar Informasi
Mikropun
Mikropun adalah suatu piranti yang berfungsi untuk mengubah getaran suara
menjadi getaran listrik. Ada beberapa jenis mikropun yang biasa digunakan yaitu mikropun
piezielektrik, mikropun moving coil, mikropun ribbon, dan mikropun kondensor.
Mikropun Piezo-elektrik
Susunan mikropun piezo-elektrik terdiri dari kristal piezo-elektrik yang diletakkan
diantara dua elektrode yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan diafragma. Bila ada
getaran suara dipermukaan diafragma maka bahan piezielektrik mendapat tekanan
25
sehingga pada ujung-ujungnya timbul gaya gerak listrik (ggl). Besarnya ggl tergantung
pada kuatnya suara di depan diafragma, seperti Gambar 6.
Gambar 6. Mikropun Piezo-elektrik
Mikropun Moving Coil
Susunan mikropun moving coil terdiri dari magnet tetap, coil yang dihubungkan
dengan diafragma. Apabila ada suara di depan diafragma maka diafragma bergetar yang
juga menggetarkan moving coil. Oleh karena coil bergetar di dalam medan magnet maka
pada ujung-ujung coil tombul gaya gerak listrik (ggl), seperti dalam Gambar 7.
Gambar 7. Mikropun Moving Coil
Mikropun Ribbon
Susunan mikropun ribbon terdiri dari magnet tetap yang di tengah-tengahnya ada pita logam yang dihubungkan dengan diafragma. Bila ada suara di sekitar diafragma maka diafragma akan bergetar yang selanjutnya menggetarkan pita logam. Oleh karena pita logam bergetar dalam medan magnet maka pada ujung-ujung pita timbul gaya gerak listrik yang besarnya sesuai dengan kuatnya suara yang ada di sekitar diafragma.
26
Oleh karena impedansi outputnya rendah dan juga outputnya rendah maka untuk
menyesuaikan dengan penguat berikutnya dihubungkan dengan transformator.
Mikropun Kapsitor
Susunan mikropun kapasitor terdiri dari dua plat yang satu tetap dan yang satunya
lentur dihubungkan dengan diafragma. Suara yang ada di depan diafragma membuat
diafragma dan plat lentur bergetar sehingga kapasitansi antara dua plat tersebut bervariasi
sesuai dengan suara yang ada di depan diafragma.
Mikropun kapasitor menggunakan sumber DC yang mengubah kapasitansi kedua
plat tersebut menjadi perubahan tegangan. Mikropun kapasitor mempunyai impedansi
tinggi serta respon frekuensi yang lebar.
Salah satu karakteristik mikropun adalah sensitivitas yang dilukiskan dalam satuan
dB/volt, dengan patokan 1 b = 1 dyne/cm2 . Bila mikropun mempunyai sensitivitas –
80dB/volt artinya mikropun tersebut mengeluarkan signal 80 dB di bawah 1 volt (0,01
mV) bila mendapat tekanan suara 11 b.
Mikropun mampu menangkap suara hanya pada daerah tertentu. Dengan kata lain
mikropun mempunyai polar respon tertentu.
Loudaspeaker
Loudspeaker adalah suatu piranti pengubah informasi listrik menjadi suara. Ada beberapa prinsip kerja loudspeaker, diantaranya prinsip elektrostatis, elektromagnet, plasma, dan spotlight. Loudspeaker elektromagnet yang paling banyak dipakai.
Susunan loudspeaker elektromagnet terdiri dari coil, magnet tetap, conus, dan
suspensi conus. Conus berbentuk lingkaran agar radiasi dapat merata. Diameter conus
berkisar antara 1 sampai 15 inci. Moving coil yang besar mampu menerima daya yang
besar namun efisiensinya rendah untuk menerima signal frekuensi tinggi.
Moving coil yang kecil hanya mampu menerima daya rendah namun mempunyai
efesiensi yang tinggi untuk merespon signal frekuensi tinggi. Moving coil juga disebut
speech coil berdiamer 0,5 inchi sampai 3 inchi. Untuk mereproduksi signal frekuensi
rendah menggunakan voice coil berdiameter besar, dan juga conus yang lebar, sedangkan
untuk mereproduksi signal frekuensi tinggi menggunakan voice coil berdiameter sempit,
cone yang kecil. Loudspeaker untuk mereproduksi signal frekuensi tinggi disebut tweeter,
27
untuk mereproduksi signal frekuensi menengah disebut squawker, sedangkan untuk
mereproduksi signal frekuensi rendah disebut woofer.
Secara listrik loudspeaker elektromagnet dapat diekuivalenkan paralel sebuah
kapasitor dengan induktor yang seri dengan resistor. Impedansi loudspeaker secara umum
adalah 4, 8, 16, 32. Adapun besarnya daya juga berbeda-beda. Loudspeaker yang
dijual di pasaran sudah menunjukkan karakteristiknya.
Susunan loudspeaker elektrostatis terdiri dari plat diam yang berluang, plat yang fleksibel
dapat bergerak. Bila signal diberikan pada input maka diantara kedua plat tersebut timbul
medan elektrostatis yang menggetarkan plat yang flksibel/lentur.
Loudspeaker mempunyai spesifikasi antara lain:
1. Linieritas yaitu keselarasan antara input terhadap output.
2. Respon frekuensi yaitu tanggapan loudspeaker untuk reproduksi suara (rendah,
menengah, dan tinggi).
3. Bidang dinamika yaitu kemampuan kemampuan mereproduksi suara dari yang paling
lemah sampai yang paling kuat.
4. Efesiensi yaitu perbandingan daya output akustik dengan daya input listrik.
5. Transient yaitu kemampuan untuk mereproduksi suara yang berubah sangat cepat.
6. Daerah penyebaran suara.
Crossover
Loudspeaker mempunyai keterbatasan dalam mengubah getaran listrik menjadi
bunyi. Loudspeaker hanya dapat mereproduksi bunyi pada daerah frekuensi tertentu. Oleh
karena itu signal yang dihasilkan oleh penguat perlu dipilahkan agar setiap loudspeaker
mendapat signal yang sesuai dengan daerah frekuensinya. Crossover adalah suatu
rangkaian yang berfungsi untuk memilahkan signal audio menjadi signal frekuensi rendah,
menengah, dan frekuensi tinggi. Daerah frekuensi rendah disebut bass yaitu antara
frekuensi 20 Hz sampai 750 Hz, daerah frekuensi menengah 750 Hz sampai 5 KHz, dan
daerah frekuensi tinggi disebut tweeter yaitu antara 5 KHz sampai 20 KHz.
Kualitas crossover ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk memilahkan
secara tajam untuk masing-masing daerah frekuensinya. Crossover yang paling sederhana
disebut quoter section, respon frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya
mempunyai kemiringan 6 dB/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua
kali maka outputnya akan naik atau turun 6 dB. Crossover yang lebih baik kualitasnya
28
disebut half section respon frekuensinya pada daerah batas frekuensi kerjanya mempunyai
kemiringan 12 dB/octave. Artinya pada kenaikan atau penurunan frekuensi dua kali maka
outputnya akan naik atau turun 12 dB.
Parameter crossover tipe quoter section
RL RL 1 1 L1 = ; L2 = ; C1 = ; C2 = 2 fC1 2 fC2 fC1 RL fC2 RL
Crossover half section mempunyai parameter sebagai berikut
RL2 RL2 L1 = L2 = ; L3 = L4 = 2 fC1 2 fC2
1 1 C1 = C2 = ; C3 = C4 = fC1 RL 2 fC2 RL 2
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Loudspeaker dengan berbagai ukuran dan kekuatan
2. Mikropun dengan berbagai jenis dan impedansi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Berdoalah sebelum melakukan langkah kerja!
2. Pergunakan alat ukur dengan cara yang benar!
3. Lakukan langkah kerja secara urut sesuai yang ada!
Langkah Kerja
1. Lakukan pengamatan terhadap loudspeaker yang ada dari aspek jenis, penggunaan,
ukuran fisik, impedansinya!
2. Lakukan pengamatan terhadap mikropun yang ada dari aspek jenis, impedansi
input, polar respon, dan modelnya bila ada yang berbeda!
Lembar Latihan
1. Berikan penilaian tentang kualitas dari loudspeaker yang diamati!
2. Berikan penilaian tentang kualitas dari masing-masing mikropun yang diamati!
29
LEMBAR EVALUASI
Pertanyaan
1. Karakteristik preamplifier juga sebagai rangkaian ekualisasi. Lukiskan respon
frekuensi untuk preamplifier head tape recorder playback!
2. Power amplifier ada beberapa model yaitu push pull, dan complementary simetry.
Adakah perbedaannya dari model tersebut?
3. Sebutkan penggunaan yang tepat mikropun polar respon figure of eight!
4. Sebuah penguat daya push-pull menggunakan dengan beban 4 , VCC = 12 volt,
dan daya output 12,5 watt. Tentukan besarnya perbandingan transformasi (N)
transformator yang digunakan!
5. Crossover tipe quoter section terdiri dari 3 jalur yaitu untuk woofer, tweeter, dan
squawker digunakan untuk beban loudspeaker 8 . Batas frekuensi kerja untuk
woofer, squawker, dan tweeter adalah 700 Hz dan 5 KHz. Tentukan besarnya
komponen crossover tersebut!
6. Sebuah equalizer mempunyai 10 saluran. Sebutkan frekuensi cut off untuk lowpass
dan highpass; sebutkan frekuensi resonansi untuk bandpass filternya!
7. Apakah saja yang merupakan pembangkit signal pada sistem audio?
8. Sebutkan apa saja yang merupakan pemroses signal pada sistem audio!
9. Bandpass filter menggunakan simulasi induktor untuk equalizer mempunyai fo =
200 Hz. Tentukan besarnya harga komponen yang digunakan!
30
Kriteria Kelulusan
Kriteria Skor
(1-10) Bobot Nilai Keterangan
Soal no 1 1
Syarat lulus nilai minimal 70
Soal no 2 1
Soal no 3 0,5
Soal no 4 2
Soal no 5 1,5
Soal no 6 1,5
Soal no 7 0,5
Soal no 8 0,5
Soal no 9 1,5
Nilai Akhir
LEMBAR JAWABAN LATIHAN
Kegiatan Belajar 1
1. Fungsi mikropun, head play back dan cartridge adalah mengubah gejala non listrik
menjadi gejala listrik.
2. –
3. Bila pengontrol loudness bekerja maka bunyi akan menonjol pada frekuensi tinggi
dan rendah.
4. (Gambar 5.)
Kegiatan Belajar 2
1. –
2. –
Kegiatan Belajar 3
1. -
Kegiatan Belajar 4
1. –
2. –
31
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi
1. Karakteristik preamplifier head play pada tape recorder pada prinsipnya setangkup
atau berkebalikan dengan karakteristik respon frekuensi head play (kebalikan dari
Gambar 5).
2. a. Power amplifier push pull menggunakan transformator input dan output,
sedangkan compelentay simetri tidak menggunakan transformator.
b. Power amplifier push pull menggunakan transistor yang tipenya sama (NPN
atau PNP saja), sedangkan complementary simetri menggunakan transistor
yang tipenya berbeda namun parameternya sama
c. Power amplifier push pull menggunakan satu sumber daya, complementary
simetri menggunakan dua sumber daya.
3. Mikropun model figure of eight digunakan untuk pembicara yang dekat berhadap-
hadapan.
4. Icm
2 RL’ VCC2 122
PL = ; PLmax = = = 12,5 2 2 RL’ 2 RL’ 144 RL’ = = 5.76 = N2 RL 25 N2 = 1,44 N = 1,2
5. RL 8 L1 = = = 1,8mH 2 fC1 2 .700 RL 8 L2 = = 0,2546 mH 2 fC2 2 . 5000 1 1 C1 = = = 26,420 F 2 fC1 RL 2 .700. 8
32
1 1 C2 = = = 4 F 2 fC2 RL 2 . 5000. 8
6. Low pass fh = 44,6 Hz.
Band pass 1 fo = 60 Hz.
Band pass 2 fo = 125 Hz.
Band pass 3 fo = 250 Hz
Band pass 4 fo = 500 Hz
Band pass 5 fo = 1000 Hz
Band pass 6 fo = 200 Hz
Band pass 7 fo = 4000 Hz
Band pass 8 fo = 8000 Hz
High pass flL = 11,3 KHz.
7. Pembangkit signal pada sistem audio antara lain head play pada tape recorder yang
mengubah medan magnet pada pita menjadi getaran listrik, mikropun yang
mengubah bunyi menjadi getaran listrik, sinar laser mengubah data pada CD
menjadi getaran listrik.
8. Pemroses signal pada sistem audio preamplifier, penguat daya, pengatur nada, dan
equalizer.
9. 1 fo = 2 LC
L = 100.0000 x 1000 x 26,7 x 109
= 2,67 H
33
PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA
Nama Siswa : …………………………………….
Nomor Induk : …………………………………….
Program Keahlian : Teknik Audio-Video
Nama Jenis Pekerjaan : Mengamati Gejala Kerusakan Dan
Melaksakan Perbaikan.
No Aspek Pekerjaan Skor Maks Skor Perolehan Keterangan
1 2 3 4 5
1 Persiapan :
Menyiapkan Alat-bahan 10 ................. .................
Penyiapan tempat 10 ................. .................
2 Pelaksanaan Pekerjaan :
Mengamati gejala kerusakan
dan melaksakan perbaikan.
20 ................. .................
Pengoperasian alat ukur 15 ................. .................
Pengisian tabel 15 ................. .................
3 Pelaporan : ................. .................
Sistimatika penulisan 10 ................. .................
Validitas data 20 ................. .................
Total Skor 100 ................. .................
Yudisium
34
KRITERIA PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA
No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor
1 Persiapan:
Alat-bahan disiapkan sesuai 10
Alat-bahan disiapkan tidak sesuai 1
Tempat disiapkan sesuai Tata Laksana
Bengkel
10
Tempat disiapkan tidak sesuai Tata
Laksana Bengkel
1
2 Pelaksanaan Pekerjaan Mengamati Gejala Kerusakan Dan
Melaksakan Perbaikan.
20
Mengamati Gejala Kerusakan Dan
Melaksakan Perbaikan.
1
Penggunaan alat ukur sesuai 15
Penggunaan alat ukur tidak sesuai 1
Pengisian tabel sesuai 15
Pengisian tabel tidak sesuai 1
3 Pelaporan: Sistimatika laporan sesuai 10
Sistimatika laporan tidak sesuai 1
Validitas data sesuai 20
Validitas data tidak sesuai 1
Arti tingkat penguasaan Kompetensi yang anda peroleh adalah :
1. Baik sekali, dapat melanjutkan materi berikutnya = 90% - 100%; (A)
2. Baik dapat melanjutkan materi berikutnya = 80% - 89%; (B)
3. Cukup, dapat melanjutkan materi berikutnya = 70% - 79%; (C)
4. Kurang, tidak dapat melanjutkan materi berikutnya <= 69%; (D)
1
C. Metode Pembelajaran : 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan 1 : Membaca dan mengidentifikasi komponen resistor a. Kegiatan Pendahuluan
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran hari ini, yaitu: menjelaskan amplifier
Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh kegunaan amplifier dalam kegiatan sehari hari
Guru menjelaskan pengertian amplifier
b. Kegiatan Inti
Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan Guru menjelaskan langkah langkah
menggunakan alat ukur
Fase 3 : Membimbing pelatihan Guru membimbing siswa menentukan
gejala kerusakan dan perbaikan.
Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Guru memeriksa pemahaman siswa terhadap radio dan rangkaian amplifier
Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang diberikan
c. Kegiatan Penutup
Fase 5 : Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru bersama siswa menyimpulkan materi
Guru memberikan materi lanjutan berupa evaluasi untuk dikerjakan dirumah
2
E. Sumber Belajar : 1. Malvino, Hanafi Gunawan, 1999.Elektronika I, UGM Press.
F. Penilaian : 1. Teknik : Kuis, Ulangan harian, Pemberian tugas
2. Bentuk : Uraian Objektif Amuntai , ………….. 2010 Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
H. Marjuki, S.Pd.MM Edi Laksono, S.Pd