Slide Semprop 2
-
Upload
rizma-alfiani -
Category
Documents
-
view
225 -
download
1
description
Transcript of Slide Semprop 2
Hubungan Antara Nilai Hematokrit dan Jumlah Trombosit Dengan Kejadian Syok
Pada Demam Berdarah Dengue di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda
BAB IPendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
Sejak tahun 1968-2009 WHO mencatat Negara Indonesia sebagai
negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Dalam 5 tahun terakhir (2005-2009) Provinsi Kalimantan Timur
selalu berada dalam 5 provinsi dengan Angka Insidensi paling tinggi
setiap tahunnya.
Penderita terbanyak DBD di Indonesia adalah anak-anak yang berusia
dibawah 15 tahun.
B.Rumusan Masalah
• Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan sebuah pertanyaan penelitian yaitu “Apakah terdapat hubungan antara nilai hematokrit dan jumlah trombosit dengan kejadian syok pada penderita DBD di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda?”
C.Tujuan Penelitian
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nilai hematokrit dan jumlah trombosit sebagai faktor risiko terjadinya syok pada penderita DBD di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda.
D.Manfaat Penelitian
1.Bagi Ilmu Pengetahuan
2.Bagi Pelayan Kesehatan
3.Bagi Peneliti
4.Bagi Penelitian Selanjutnya
BAB IITinjauan Pustaka
A.Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditandai dengan empat manifestasi klinis utama yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik, sering dengan hepatomegali pada kasus berat dan dapat disertai tanda-tanda kegagalan sirkulasi.
Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah demam berdarah dengue ditambah dengan tanda dari kegagalan sirkulasi. Di manifestasikan dengan nadi yang cepat dan lemah,tekanan darah yang turun (≤20 mmHg) atau hipotensi sesuai dengan usianya, pengisian kapiler yang berlangsung lama, kulit yang lembap dan dingin serta timbulnya kegelisahan
Di sebabkan oleh virus Dengue dari kelompok Arbovirus B
Mempunyai 4 jenis serotipe den-1,den-2,den3 dan den-4
Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus
B.Etiologi
Penyakit DBD pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1953.
Di Indonesia sendiri DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada
tahun 1968. Kemudian pada tahun 1993 penyakit DBD telah
menyebar diseluruh provinsi Indonesia. Berdasarkan jumlah kasus
DBD yang terjadi, Indonesia menempati urutan ke-2 setelah
Thailand (Soedarmo et al.,2012)
C.Epidemiologi
D.Patogenesis dan Patofisiologi
Patogenesis
Nyamuk menggigit manusia yang mengalami siklus viremia Nyamuk Infektif Extrinsic Incubation
Period
Menggigit Manusia Intrinsic Incubation Period Demam dengue
Infeksi oleh tipe virus dengue yang berbeda Demam berdarah dengue
Patofisiologi
E.Manifestasi Klinis
Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari
Manifestasi perdarahan
Hepatomegali
Renjatan, nadi cepat dan lemah
F.DiagnosisBerdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini terpenuhi:
1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.2. Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut: uji bendung positif : petekie,
ekimosis, atau purpura. Adanya perdarahan mukosa,hematemesis dan melena.3. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ ml).4. Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb:
• Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin.
• Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
• Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia,hiponatremia. (Chen Ket al.,2009)
G.Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Hematologi
Jumlah trombosit,Hematokrit,leukosit
2.Isolasi Virus
3.Uji Serologi HI
4.Deteksi Antigen (Teknik Elisa)
5.Pemeriksaan Radiologi
H.Penatalaksanaan
Pada dasarnya terapi DBD bersifat suportif dan simptomatis. Penatalaksanaan
ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan yang diakibatkan kebocoran
plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bila diperlukan.
Terapi non farmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada pasien
dengan trombositopenia berat) dan pemberian makanan dengan kandungan
gizi yang cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang dapat
mengiritasi saluran cerna.
Sebagai terapi simptomatis dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol,
serta obat simptomatis untuk mengatasi dispepsia.
I.Komplikasi
Menurut WHO (2009) komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi dengue antara lain :
Hyperglycaemia dan hypoglycaemia Ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa Ko-infeksi dan infeksi nosocomial
J.Trombosit
• Merupakan sel darah yang berperan dalam sistem hemostasis.Melekat pada lapisan endotel pembuluh darah yang robek dengan membentuk “plug trombosit”
• Jumlah trombosit normal sekitar 150.000-350.000 ml/darah
K.Hematokrit
• Hematokrit adalah persentase volume darah total yang mengandung
eritrosit.Pemeriksaan hematokrit bertujuan untuk mengetahui
adanya hemokonsentrasi pada penderita DBD.
• Peningkatan nilai hematokrit terjadi sebagai akibat kebocoran
plasma yang dapat mengakibatkan syok hipovolemik.
• Pada kasus-kasus berat yang telah disertai perdarahan, umumnya
nilai hematokit tidak meningkat atau bahkan mengalami penurunan.
Kerangka Teori
Demam Berdarah Dengue
Peningkatan Permeabilitas Vaskular Trombositopenia
Koagulasi Intravaskular Disseminata
Koagulopati
Hypovolemia
Kebocoran Plasma
SyokPerdarahan Berat
Kematian
Alur PenelitianPasien anak didiagnosis DBD di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda
Data diambil dari rekam medis
Kriteria Inklusi :
-Anak berusia 1 tahun - 15 tahun
-Pasien DBD di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda
Kriteria Eksklusi :
- Pasien DBD dan SSD dengan penyakit infeksi berat ( DIC, Sepsis, Hemofilia)
-RM tidak lengkap
Pengambilan sampel
Variabel Bebas Variabel Terikat
Kejadian Sindrom syok Dengue
Angka trombosit dan nilai
hematokrit
Analisis data
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara nilai hematokrit dan jumlah trombosit dengan kejadian syok pada demam berdarah dengue di RSUD Wahab Sjahranie Samarinda.
BAB IIIMetode Penelitian
A.Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancang bangun cross sectional.
B.Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : RSUD Wahab Sjahranie Samarinda.
Waktu Penelitian : November 2014-Desember 2014
C.Populasi Penelitian
a.Populasi Target : Pasien anak dengan usia 1-15 tahun yang terdiagnosis DBD dan SSD
b.Populasi Aktual : Pasien anak dengan usia 1-15 tahun yang terdiagnosis DBD dan SSD di instalasi rawat inap RSUD Wahab Sjahranie Samarinda.
D.Sampel dan Teknik Sampling
1.SampelSampel pada penelitian ini adalah semua pasien anak dengan usia 1-15 tahun yang terdiagnosis DBD dan SSD di instalasi rawat inap RSUD Wahab Sjahranie Samarinda periode tahun 2012-2013.
2.Teknik SamplingTeknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling.
E.Estimasi Besar Sampel
Perkiraan besar sampel untuk uji hipotesis terhadap dua proporsi independen menggunakan rumus sebagai berikut : n1 = n2 =
N = 34,24 ( dibulatkan menjadi 34)
Akan didapatkan jumlah 34 sampel yang diteliti untuk masing-masing kelompok DBD dan SSD.
F.Kriteria Restriksi
1.Kriteria inklusi
a. Semua pasien anak yang didiagnosis DBD dan SSD yang dirawat di
instalasi rawat inap RSUD Wahab Sjahranie Samarindadengan rentang
usia 1 tahun-15 tahun.
b. Data rekam medis lengkap.
2.Kriteria Eksklusi
a. Pasien DBD dan SSD dengan penyakit berat (sepsis, DIC, hemofili)
b. Data rekam medis tidak lengkap.
G.Definisi Operasional