SKRIPSI - digilibadmin.unismuh.ac.id · VII ABSTRAK Irfan. 2018. Pelaksanaan Pembelajaran Seni...
Transcript of SKRIPSI - digilibadmin.unismuh.ac.id · VII ABSTRAK Irfan. 2018. Pelaksanaan Pembelajaran Seni...
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI KRIYA LOGAM DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMEN
DEVISION (STAD) PADA SISWA KELAS XI SMA N 1PALIBELO BIMA NUSATENGARA BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjan (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
OlehIRFAN
10541065213
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Terkadang kita ragu untuk melakukan sesuatu karena merasa
belum sisap dan waktunya belum tepat. Tampa kita sadari,
waktu terus berjalan dan kesempatan yang sempat di incar
hilang begitu saja
.
Persembahan :
Dengan segala kerendahan hati terucap syukur
Alhamdulillah untuk segala nikmat yang telah di berikan
robb sang pencipta alam semesta, sehingga dengan ridho-
nya skripsi ini bisa terselesaikan . tulisan ini ku
persembahkan kepada yang selalu kubanggakan ayahanda
dan ibundaku tercinta, dan saudara-saudaraku terima
kasih untuk segala cinta, kasih sayng dan do’anya selama
ini.
VII
ABSTRAK
Irfan. 2018. Pelaksanaan Pembelajaran Seni Kriya Logam dengan Model Kooperatif Tipe Studen Team Achivesment Devision atau (STAD) pada siswa kelas XI SMA NEGERI 1 PALIBELO BIMA NTB. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Minat belajar Siswa dengan Menerapkan Tipe Model Kooperatif student team devision pada siswa kela Xl SMA N 1 Palibelo Bima NTB dalam pembelajaran seni kriya logam ?Bagaimana nilai hasil belajar sisa dengan menerapkan model kooperatif tipe student team devision dalam pembejara karya logam pada siswa kelas XI SMAN I Palibelo?
Peneletian ini bertujuan Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Pembelajaran Siswa Kelas XI SMAN 1 Palibelo melalui model pembelajaran STAD (student team achievement devision) pada mata pelajaran seni budaya kriya logam.
Untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa dalam mata pelajaran seni budaya kriya logam, dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses mata pelajaran seni budaya kriya logam?Untuk mengetahui proses aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa dalam belajaran seni budaya kriya logam?
Peneletian ini terdiri dari 2 kali pertemuan, yaitu pertemua pertama untuk pelaksanaan pembelajaran dan pertemuan ke 2 untuk pemberian teks praktek seni kriya logam dengan model kooperatif tipe student team achievement devison atau (STAD). Subjek peneletian adalah kelas XI sebanyak 24 siswa, dan 1 guru mata pelajaran seni budaya kelas XI. Hasil akhir dari peneletian menunjukan bahwa setelah diterapkan model kooperati tipe student team achievement devision atau (STAD) pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Palibelo Bima NTB dalam pembelajaran seni kriya logam, mengalami kemajuan. Baik dari segi rata-rata skor hasil belajar siswa maupun kreativitasnya menuangkan ide dalam kriyanya yang dimana pada aspek komposisi yang ada yang berada pada kategori sangat baik yaitu 85. pada aspek proporsi yang berada pada kategori sangat baik 90. Dan pada aspek perpektifyang berada pada kategori baik 81.
Kata kunci : pelaksanaa pembelajaran seni kriya logam dengan model kooperatif tipe student team achievement devision atau (STAD)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga dengan judul skripsi “Pelaksanaan Pembelajaran Seni
Kirya Logam dengan Model Kooperatif Tipe Student team achivesmen devision
(STAD) Pada siswa kelas XI SMAN 1 palibelo Bima NTB.” dapat diselesaikan
dalam rangka memenuhi persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana (S1)
pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Tidak lupa pula penulis mengirimkan
shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Rasul yang telah
membimbing ummatnya dari jalan yang benar sehingga dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam Penulisan skripsi ini banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh
penulis, namun berkat bantuan dan dukungan dari beberapa pihak yang membantu
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar, untuk itu
penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Ph.D dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn Ketua Program Studi
Pendidikan Seni Rupa, FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kepada para dosen-dosen yang selalu membimbing dan mengarahkan
kami selama proses perkuliahan.
5. Bapak Drs. Benny Subiantoro, M.Sn Pembimbing I
6. Drs. Ali Ahmad Muhdy, S.Pd, M.Sn pembimbing II
7. Kepada Ayahanda M. Sidik dan Ibunda tercinta Mukminah yang selalu
memberikan dukungan moril serta material sehingga penulis dapat
menyusun skripsi ini dan Kepada keluarga besarku yang tidak sempat
saya sebutkan.
8. Rekan-rekan seni rupa angkatan 2013 yang selalu berkomitmen untuk
menjaga solidaritas persaudaraan.
9. Kepada seluruh Teman-teman PERMATAPABEL (Persatuan
Mahasiswa Kecamatan Palibeli) Bima-Makassar atas dukungan dan
doanya selama penulis menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmia ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sumbang saran dan kritik terhadap semua pihak
demi kesempurnaan menyusun karya ilmiah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Makassar, 2019
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul……………………………………………………… i Lembar Pengesahan……………………………………………….….. ii
Persetujuan Pembimbing…………………………………………….. iii
Surat Pernyataan……………………………………………….…….. iv
Surat Perjanjian..……………………………………………………... v
Moto Dan Persembahan……………………………………………… vi
Abstrak………………………………………………………………… vii
Kata Pengantar……………………………………………………….. viii
Daftar Isi………………………………………………………………. x
Daftar Gambar………………………………………………………... xiii
Daftar Tabel…………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………..…………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 6
C. Tujuan Peneletian………………………………………………. 7
D. Manfaat Hasil Peneletian...……………………………………... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 8
A. Tinjauan Pustaka..……………………………………………….. 8
B. Kerangka Pikir...............................……………………………… 27
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………. 29
A. Jenis Lokasi Peneletian……………………………..…...……… 29
B. Variabel Peneltian………...…………………………………….. 30
C. Devinisi Operasional Variabel....…………….…………………. 30
D. Desain Penelitian………………………..…..…………….…… 31
E. Teknik pengumpulan data 32
F. Teknik analisis data 33
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…...………….. 35
A. Hasil Peneletian……………...…………………………………… 35
B. Pembahasan Peneletian…………………………………………... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 57
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 57
B. Saran................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………… 62
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)
3. Daftar hadir Siswa dan Guru
4. Format wawancara
5. Dokumentasi Pembelajaran dan kegiatan
1
BA B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SMA adalah
pembelajaran seni budaya yang di dalamnya memuat materi seni rupa, seni
musik, seni tari dan seni drama. Mata pelajaran seni budaya dipandang
pembelajaran yang unik, karena guru yang mengajarkannya membutuhkan
keahlian khusus. Karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya di
SMA masih mengandung banyak problema yang harus terus dipecahkan oleh
para pengelola sekolah dan guru-guru seni budaya.
Seni budaya merupakan sebuah frasa kata yang tersusun dari kata seni dan
budaya. Seni berasal dari kata sani dalam bahasa sangsekerta yang berarti
pemujaan, persembahan, pelayanan. Sedangkan budaya berasal dari kata
buddhayah dari bahasa sangsekerta yang berarti akal atau budi. Dari pengertian
yang dikemukakan dalam beberapa ahli tersebut dapat ditarik kesatuan devinisi
yang lebih mudah. Seni adalah segala sesuatu yang disengaja dibuat manusia
dengan menyatukan beberapa unsur kedalam sebuah bentuk untuk menghasilkan
keindahan yang dapat dirasakan oleh orang lain.
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2010: 37). Anita Lie
(2007:29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative tidak sama
dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran
2
cooperative learning yang 10 membedakannya dengan pembagian kelompok
yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan
benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif.
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok
heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi
dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang
tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs
Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian
menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu
untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni.
Seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada
zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya
dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elit sedangkan kerajinan
didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat yang hidup
di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan
berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan
kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris
dengan pisau baik proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya.
3
Kriya bisa "meminjam" banyak pengetahuan dalam seni rupa murni seperti
cara mematung atau mengukir untuk menghasilkan produk, namun tetap dengan
tidak terlalu berkonsentrasi kepada kepuasan emosi seperti lazim terjadi
misalnya pada karya lukis dan patung. Kriya juga lebih sering mengikuti tradisi
daripada penemuan yang sering ditemukan secara individu oleh seorang perupa
Kriya bisa berbentuk karya dari tanah, batu, kain, logam ataupun kayu.
Dengan melihat uraian di atas, menunjukkan adanya pengakuan terhadap
pembelajaran yang efektif, serta usaha untuk menyusun kerja kolektif dan
mampu menjawab persoalan yang ada. Salah satu model pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kreativitas siswa sekaligus melatih siswa untuk dapat
menerima keberagaman individu adalah model pembelajaran kooperatif. Pada
model pembelajaran koperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil
beranggotakan 4-5 orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, kadang kala banyak
dipengaruhi komponen-komponen belajar-mengajar, sebagai contoh bagaimana
cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, media yang digunakan,
dan lain-lain. Tetapi di samping komponen-komponen pokok yang ada dalam
kegiatan belajar mengajar ada faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa, yaitu soal kurangnya arahan dan pendekatan guru terhadap siswa
dalam proses belajar, bagaimana baiknya bahan pelajaran yang diberikan,
bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika pendekatan
4
guru terhadap siswa dalam proses belajar sangat kurang maka dapat
menciptakan suatu hasil yang tidak optimal.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila seorang siswa misalnya tidak
berbuat sesuatu yang harusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-
sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak
senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi, dan lain-lain. Hal ini berarti
pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan seperti
ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab dan akibatnya.
kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang
seharusnya dilakukan, yakni belajar bersama.
Dalam persiapan, hal-hal yang perlu diperhatikan yakni materi
pembelajaran, penempatan siswa dalam kelompok, menentukan skor soal, kerja
kelompok dan jadwal aktivitas. Berdasarkan pengamatan selama ini dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran guru terbiasa dengan pembelajaran
konvensional, yang mana siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa cenderung pasif dan sebagai pendengar ceramah guru
tanpa diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pembelajaran
konvensional dalam belajar mengajar terkesan kaku, kurang fleksibel, kurang
demokratis dan guru cenderung menggunakan satu metode yang monoton.
Penilaian pembelajaran tipe STAD ini melihat kemampuan siswa untuk
melakukan kreativitas secara kolektif dengan menggunakan logam sesuai
dengan desain yang mudah mereka kerjakan seperti kaligrafi dan bunga. Guru
5
harus mampu sebagai pemegang kunci ide-ide kreatif dan inovasi yang
relevansi dengan hal-hal seni, agar pembelajaran tidak membosankan.
kurikulum yang baru menuntut peran aktif guru dalam mengolah pembelajaran
menjadi pembelajaran yang berkulitas dan mengembangkan ranah atau domain
pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Dalam hal ini strategi yang digunakan tidak hanya strategi secara konvensional
saja, namun strategi yang secara STAD (Student Team Achievement Devision)
mampu dikembangkan oleh siswa secara mandiri hal ini yang SMA Negeri 1
Palibelo selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam mengembangkan
pembelajaran di kelas.
Peserta didik mendapatkan banyak keuntungan dan kreatifitas dengan
metode ini, tidak banyak guru yang melakukannya.Strategi yang paling yang
sering digunakan untuk mengaktifkan peserta didik adalah melibatkan peserta
didik dalam diskusi dengan seluruh kelas.Tetapi strategi ini tidak efektif walaupun
guru sudah berusaha dan mendorong peserta didik, suasana kelas dikuasai oleh
hanya segelintir orang.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa, sehingga
peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam
interaksi ini, peserta didik akan membentuk komunitas yang memungkinkan
mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Dalam
suasana belajar yang penuh persaingan, sikap dan hubungan yang negatif akan
terbentuk dan mematikan semangat peserta didik. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu pengajar
6
perlu menciptakan suasana belajar yang sedemikian rupa, sehingga peserta didik
bekerja sama secara gotong royong.
Dalam proses pembelajaran seni budaya di sekolah, guru
seringkaliberhadapan dengan berbagai keluhan peserta didik tentang pelajaran
seni budaya yang membosankan, tidak menarik, bahkan seakan-akan hanyalah
ilmu membuang banyak uang. Banyak hal yang menjadi penyebab sebagai
keluahan dari peserta didik tersebut. Ada yang bersumber dari porsi materi
kesenian yang tidak sesuai dengan tingkat pertimbangan intelektual peserta
didik ada juga bersumber dari cara guru menyajikan materi kesenian.
Dengan dasar pemikiran di atas maka penulis terdorong mengadakan
penelitian dengan judul: “Pelaksanaan Pembelajaran Seni Kriya Logam
Dengan Model Kooperatif Tipe Student Team Achevement Devision
(STAD) Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Palibelo Bima-NTB”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
dalam penelitian ini :
1. Bagaimanakah minat belajar siswa kelas XI melalaui penerapan model
koopetatif tipe student team achevement devision SMAN 1 Palibelo
Bima NTB dalam pembelajarans seni karya logam?
2. Bagaimanakah nilai hasil belajar siswa kelas XI melalui menerapkan
model koopetatif tipe student team achevement devision dalam
pembelajaran karya logam pada siswa kelas XI SMAN 1 Palibelo?
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan minat belajaran siswa kelas XI SMA Negeri 1
Palibalo melalui model pembelajaran STAD (Student Team
Achievement Devision)pada mata pelajaran seni budaya kriya logam.
2. Untuk mendeskripsikan nilai hasil belajar siswa dengan menerapkan
model koopetatif tipe student team devision dalam pembelajaran karya
logam pada siswa kelas XI SMAN 1 Palibelo?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Sebagai wahana pembelajaran bagi penuyusun dalam menambah
wawasan berpikir, khususnya penelitian ini.
2. Untuk guru diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan
kolektivitas belajar siswa.
3. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya
meningkatkan kreativitas yang inovatif belajar secara berkelompok
sehingga tidak terjadi lagi perilaku menyimpang.
4. Sebagai bahan masukan bagi instansi (Sekolah) serta bahan
koomparatif bagi penelitian selanjutnya.
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan pada tingkat teoretis kepada guru dan siswa dalam
peningkatan kreatif dan kerja sama belajar siswa dengan model
pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision) dalam
8
proses pembelajaran seni budaya. Penelitian ini juga dapat
meningkatkan kemampuan profesionalisme guru untuk mengarahkan
dan membimbing siswa dalam belajar seni budaya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran
Student Team Achievement Devision (STAD) merupakan salah satu
model dari beberapa model metode pembelajaran kooperatif yang banyak
dipraktikkan para guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Dari langkah-langkahnya, model ini dipandang sebagai model yang paling
sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Meskipun
sederhana, model ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan model
pembelajaran secara konvensional yang memfokuskan guru sebagai pelaku
utamanya. Tinjauan dari beberapa contoh penelitian berkaitan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menambah bukti empiris akan kelebihan
dari penerapan model pembelajaran koperatif tipe STAD terhadap peningkatan
motivasi belajar, aktifitas belajar, dan prestasi belajar siswa.
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin (Ratumanan, 2002:113),
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana
sehingga tipe ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru mulai pendekatan
pembelajaran koperatif. Menurut Slavin, pada pembelajaran kooperatiff tipe
STAD siswa dapat ditempatkan dalam kelompok belajar yang beranggotakan
empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja,
jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja
dalam kelompoknya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompoknya
9
telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya kepada seluruh siswa diberikan
kesempatan untuk mengerjakan tugas / materi pelajaran tersebut.
Menurut Ratumanan (2002:13), bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh (Robert Slavin) dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, merupakan salah satu tipe pembelajaran yang paling sederhana, sehingga tipe ini dapat dimanfaatkan oleh guru-guru yang baru menggunakan pendekatan pembelajaran koperatif.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran
koperatif tipe STAD merupakan salah satu model dari beberapa model metode
pembelajaran kooperatif yang banyak dipraktikkan para guru dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dipraktikkan.
a. Persiapan
Dalam persiapan, hal-hal yang perlu diperhatikan yakni materi
pembelajaran, penempatan siswa dalam kelompok, menentukan atau melihat
referensi yang mereka inginkan yang sesuai dengan kemampuanya.
b. Langkah penyiapan materi
Presentasi kelas yang meliputi : Pendahuluan, pengembangan petunjuk
praktis, Aktivitas kelompok dan praktik.
c. Kegiatan kelompok
Tujuan anggota kelompok selama belajar kelompok adalah mempelajari
pelajaran yang telah disampaikan dan membantu anggota lain dalam menguasai
materi pelajaran. Lembar referensi yang diberikan guru untuk melatih
keterampilan yang diajarkan serta menguji kemampuan individu dalam kelompok.
Jika siswa menyelesaikan masalah.
10
d. Praktik
Waktu yang digunakan untuk pelaksanaan praktik adalah sekitar 45
menit. Dan sebaiknya waktu yang disediakan cukup untuk siswa secara kelompok
dalam menyelesaikan permasalahan.
Langkah – langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai
berikut:
a. Langkah 1: (Persiapan). Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan
pembelajaran dengan membuat RPP (Rancangan pelaksanaan
pembelajaran), LKS ( Lembar Kerja siswa). Bahan ajar tentang materi
bangun ruang sisi lengkung yang sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
b. Langkah 2: (Pelaksanaan). Guru membagikan siswa dalam kelompok kecil
yang beranggotakan 5 orang siswa, kelompok-kelompok ini terdiri dari
siswa yang berkemampuan heterogen.
c. Langkah 3: (Diskusi Kelompok). Dalam kerja kelompok guru
membagikan media pada masing-masing kelompok dan siswa dituntut
untuk bekerjasama saling membantu dan menyelesaikan persoalan yang
diberikan, guru berusaha membantu kelompok yang bermasalah.
d. Langkah 4: (Penghargaan). Guru memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok yang memperoleh nilai baik setelah mengikuti
test praktek.
Menurut Slavin (dalam Trianto, 2007:52) menyatakan pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang merupakan campuran
11
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan
kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota
tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes
tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling
membantu.
e. Belajar
Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
Bahwa belajar itu sendiri mempunyai suatu aktivitas yang muncul dari orang-
orang yang belajar agar pada dirinya terjadi perubahan-perubahan itu tidak hanya
mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga bentuk kecakapan, kebiasaan,
sikap, pengahargaan minat dan penyesuaian diri. Hal ini dengan sejalan dengan
pendapat Abdillah (2002), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melaui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memeroleh tujuan
tertentu.
Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theoritis of Learning (1975)
mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan, respon, pembawaan, kematangan, atau
keadaan sesaat oleh seseorang.
Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang
diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh berdasarkan usaha sendiri, adapun
12
orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar
belajar itu dapat berhasil dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai akibat dari
dari pengalaman dan latihan untuk menuju keperkembangan pribadi manusia.
Dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap. Perubahan itu
hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung
berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini berarti harus
menyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh
motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman atau kepekaan seseorang yang biasanya
hanya berlangsung sementara. Belajar merupakan suatu proses dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Belajar bukan merupakan tingkah laku
yang nampak tetapi proses yang terjadi secara internal dalam diri individu yang
berusaha memeroleh hubungan-hubungan baru. Hubungan-hubungan baru itu
dapat berupa perangsang atau reaksi.
Belajar menurut Good dan Brophy dalam bukunya Educational
psychology: A Realitic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata
singkat, yaitu Learning is the development of new association as a result of
experience. Beranjak dari defenisi yang dikemukakannya itu ia selanjutnya
menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata
proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi
yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku
yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di
13
dalam diri individu dalam usahanya memeroleh hubungan-hubungan baru.
Hubungan-hubungan itu dapat berupa, antara perangsang-perangsang, antara
reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.
1. Dalam buku “Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer” (Suherman,
Herman, Dkk. 2001: 9) ada beberapa proses belajar dan peran guru, bahan
belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan.
2. Menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses sosialisasi,
pembelajaran adalah rekayasa social sosio-psikologis untuk memelihara
kegiatan belajar tersebut sehingga tiap induvidu yang belajar akan belajar
secara optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai
anggota masyarakat yang baik.
3. Dalam arti sempit, proses pembelajar adalah proses pendidikan dalam
persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah proses sosialisasi
induvidu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, suber/fasilitas, dan
teman sesama siswa.
4. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi
fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka
perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang
bersangkutan.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan
adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar,
yaitu:
14
1. Belajar merupakan suatu perubahan di dalam tingkah laku, perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadia, baik fisik maupun psikis.
e. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
1. Faktor individual, yaitu faktor kematangan, pertumbuhan, kecerdasan,
intellegensi, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial, yaitu faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan
cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial (Purwanto,
1990 : 102).
Faktor yang mempengaruhi proses belajar, salah satunya adalah masukan
mentah (raw input), yakni individu atau organisme yang akan belajar, masukan
instrumen (Instrumental input), yakni masukan yang berkaitan dengan alat-alat
yang digunakan dalam proses belajar, dan masukan lingkungan (environment
input), yakni masukan dari yang belajar, dapat merupakan masukan lingkungan
fisik maupun non fisik. Semua itu berinteraksi dalam proses belajar (Walgito,
2003).
15
Faktor-faktor penting yang sangat erat hubungannya dengan proses belajar
adalah: kematangan, penyesuain diri /adaptasi, menghafal/mengingat, pengertian,
berpikir, dan latihan. Menurut Staton, (1978:29) ada enam faktor psikologsis yang
mempengaruhi proses belajar, yaitu:
1. Motivasi, yakni keinginan untuk belajar. Motivasi terjadi dari dua faktor
yaitu, pengertian yang jelas tentang apa yang akan dipelajari dan, pengertian
yang jelas tentang alasan-alasan mengapa mempelajarinya itu penting.
2. Konsentrasi, yakni pemusatan segenap perhatian pada situasi belajar tertentu.
Proses belajar bertambah cepat bila konsentrasi diperkuat.
3. Reaksi, yakni penyerahan sesuatu bantuan untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar.
4. Organisasi, yakni menempatkan bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan
yang berarti.
5. Comprehension, yakni langkah terakhir dalam proses belajar.
6. Repetisi (ulangan), yakni pengawetan terbesar dari proses belajar. Ulangan
adalah pencegah kelupaan, tetapi harus disertai pemikiran dan tujuan.
Keenam faktor psikologis tersebut akan menciptakan situasi yang memberi
harapan pencapaian skill, penciptaan sikap yang baik, dan pencapaian
pengetahuan.
f. Tujuan belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan siswa
telah melakukan perbuatan belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap baru yang diharapkan oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu deskripsi
16
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar. Tujuan belajar merupakan cara akurat untuk
menentukan hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran (Instructional goals) dan
tujuan belajar (learning objectives) berbeda, namun berhubungan erat antara satu
dengan lainnya. Menurut Hamalik (2003:73) tujuan belajar terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
1. Tingkah laku terminal, yaitu komponen tujuan belajar yang menentukan
tingkah laku siswa setelah belajar, tingkah laku tersebut bagian dari tujuan
yang menunjuk pada hasil belajar.
2. kondisi-kondisi tes, ada tiga jenis kondisi yang dapat mempengaruhi tes,
pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswa, kedua, tantangan
yang disediakan terhadap siswa dan, ketiga, cara menyajikan informasi.
https://masyarakatbelajar.wordpress.com/2009/09/07/pendekatan-sistem-
dalam-pembelajaran-2/. Di akses 04 September 2018 di makassar.
Standar (ukuran) perilaku, komponen ini merupakan suatu pernyataan
tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku
siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima
sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
Robert M. Gagne dalam Alimuddin Caco, 2011: 14 mengelompokan
kondisi-kondisi belajar (sistem lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan
belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan manusia yang merupakan hasi
belajar, sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi belajar
untuk mencapainya.
17
Adapun macam-macam kemampuan hasil belajar tersebut diantaranya:
1. keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingkungan skolastik).
2. Strategis kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir sesesorang dalam
arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta (kemampuan
ini umumnya dikenal).
4. Kemampuan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan
menulis, kemampuan menggambar, dan sebagainya.
5. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitasemosional yang
dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan
g. Seni Rupa
Seni rupa merupkan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia
dalam betuk visual dan rabaan. Seni rupa berperan dalam memenuhi tujuan-tujuan
tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan
estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau
kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan
perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan
diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengelolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tektur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.Secara kasar terjemahan seni rupa didalam
18
bahasa inggris adalah fine art. Namun seiring berkembangnya dunia Seni
Modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian Seni Rupa
Murni.
Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa
dalam berkarya seni rupa yang bersifat visual dan rabaan.Pembelajaran seni rupa
merupakan kemampuan bagi siswa untuk memahami memeroleh kepuasan dalam
menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan
orang lain.Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan
bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan
pikiran dan perasaan. Seperti menggambar contoh sederhananya, pada dasarnya ,
seni menggambar adalah keterampilan yang biasa di pelajari oleh setiap orang,
terutama bagi yang punya minat untuk belajar. Menggambar adalah sebuah proses
kreasi yang harus dilakukan secara intensif dan terus-menerus. Pada intinya,
menggambar adalah perpaduan keterampilan (skill), kepekaan rasa (teste),
kreativitas, ide, pengetahuan dan wawasan. (Very Apriyatno, 2004:1).
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresesi seni, berkarya seni, kritik
seni, dan penyajian seni:
1. Apresiasi seni rupa, berarti mengenal, memahami, dan memberika n
penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa.
Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau
makna, bentuk dan fungsi seni rupa. Apreseasi seni rupa dapat mencakup
materi luas yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.
Selain itu apresiasi juga memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa
19
dengan bentuk-bentuk seni lain, bidang-bidang studi yang lain, serta
keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
2. Berkarya seni rupa, pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan
mengelolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau
gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu
dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti mengambar, mengobservasi,
mencatat, membuat sketsa, bereksperimen, dan meyelidiki gambar-gambar
atau bentuk-bentuk lainya. Selain itu, siswa juga perlu di libatkan dalam
proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas social, tema universal,
fantasi, dan imajinasi.
3. Kritik seni, siswa di libatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya
teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses
analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interprestasi, dan penilaian. Unsur
yang di analisis adalah gaya, tehnik, tema dan komposisi karya seni rupa.
Melalui kegiatan siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.
4. Penyajian karya seni rupa, meliputi penyajian lisan di kelas dan pameran di
lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat.
h. Kriya logam
Kriya logam adalah seni kerajinan atau keterampilan untuk membuat
sesuatu menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dengan menggunakan
logam sebagai medianya. Adapun karya yang dihasilkan dapat berupa karya 2
dimensi (lukisan logam), ataupun 3 dimensi (patung logam):
20
1. Media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya kriya
logam menggunakan media almunium,kuningan, dan tembaga. Teknik yang.
2. biasa dipakai pada kriya logam yaitu dengan teknik : Ketok, las, cor, dan
patri.
3. Bahan dan alat pembuatan kriya logam. Dalam pembuatan karya seni kriya
logam diperlukan alat dan bahan sesuai dengan hasil karya yang diinginkan
yaitu karya kriya logam dua dimensi atau karya kriya logam tiga dimensi.
Berikut alat dan bahan sesuai dengan karya yang dihasilkan :
a. Dua dimensi yaitu karya seni rupa yang terbentuk unsur panjang dan lebar:
1. Lembaran bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2. Ballpoint yang sudah tidak terpakai (habis tintanya).
3. Kertas untuk menggambar sketsa kriya logam yang akan dibuat.
4. Tiga dimensi yaitu karya seni rupa yang mempunyai tiga unsur, yaitu
panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk dan
volume ( Amier, MUH. 2011:8)
b. Teknik pencetakan/pengecoran :
1. Bahan logam seperti alumunium, kuningan, tembaga, perak, dsb.
2. Catakan lelehan logam untuk membuat pola/bentuk dasar (dari bahan lilin
dan tanah liat).
3. Tungku pembakaran.
4. Alat ukir logam.
5. Alat untuk menghalus
21
c. Teknik penempaan
1. Tempa logam seperti palu.
2. Tungku pembakaran.
3. Sarung tangan.
4. Alat untuk menghaluskan logam.
i. Fungsi seni kriya logam
Adapun fungsi seni kriya logam dalam kehidupan yaitu :
1. Fungsi kerohanian (spiritual), Fungsi yang tertua dari seni bercorak
spiritual. Kelompok orang dalam masyarakat pada masa prasejarah tampak
memuja dewa roh atau sesuatu yang khusus dengan ditemukannya
peninggalan berupa artefak yang cenderung animism dan dinamisme.
2. Fungsi pendidikan yang dapat menjangkau beberapa hal seperti
keterampilan, kreatifitas, dan sensibilitas.
3. Fungsi komunikasi, Seni dapat menghubungkan budi pikiran seseorang
dengan orang lain.orang yang berusia lanjut dan berusia muda bahkan
generasi dapat bertemu melalui seni, misalnya seniman yang hidup berabad-
abad lampau dan di tempat jauh dapat berkomunikasi dengan manusia
zaman sekarang melalui karya seninya yang ditinggalkan. Konsep ini
dinyatakan dalam pandangan dunia.
j. Prosedur pembuatan kriya logam
Prosedur dalam pembuatan kriya logam diperlukan prosedur yang
berbeda antara kriya logam dua dimensi dan tiga dimensi tergantung dari
22
hasil seni kriya logam yang diinginkan. Berikut cara/prosedur pembuatan
kriya logam:
a. Dua dimensi
1. Membuat gambar desain pada kertas HVS A4.
2. Gambar desain yang telah jadi ditempel pada permukaan bahan logam yang
dipakai misalnya almunium.
3. Proses pembuatan sketsa pada media kriya logam seperti almunium
menggunakan bolpoint bekas, dengan cara menekan mengikuti garis kontur
pada desain gambar yang dibuat.
4. Setelah gambar tersebut terbentuk pada permukaan almunium, kertas
dicabut, kemudian pada permukaan almunium bag bawah dialasi dengan
anduk kecil / busa, bag atas ditekan-tekan sehinga objek gambar terbentuk
menonjol keluar seperti relief.
b. Tiga dimensi
Teknik pencetakan/pengecoran :
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dibutuhkan untuk teknik
pencetakan/pengecoran.
2. Lalu membuat cetakan dasar dari bahan yang tidak mingikat logam sperti
lilin yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk yang akan dibuat lalu cetakan
lilin dibungkus/dilumuri tanah liat agar cairan logam tidak keluar dari
cetakan lilin.
3. Membakar bahan logam (almunium,kuningan, dan tembaga) di dalam
tungku pembakaran hingga bahan logam tersebut meleleh.
23
4. Setelah bahan logam telah menjadi cair, lalu cairan logam tersebut di
tuangkan dalam cetakan dasar yang telah dibuat sebelumnya.
5. Setelah cairan dalam cetakan telah mengeras/padat maka bahan logam
tersebut dapat dikeluarkan dari cetakan untuk dikeringkan.
6. Setelah bahan logam tersebut telah berbentuk seperti bentuk yang
diinginkan maka bahan logam tersebut dihaluskan agar bentuk dan
permukaanya tampak halus.
k. Teknik penempaan
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dibutuhkan untuk teknik
penempaan.
2. kemudian tentukan bentuk karya yang akan dibuat.
3. Lalu gunakan bahan logam yang sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
4. Setelah itu masukan bahan logam kedalam tungku pembakaran kemudian
lakukan teknik penempaan yaitu dengan memukul bahan logam yang panas
akibat dibakar dalam tungku pembakaran dengan palu sesuai dengan bentuk
yang diinginkan.
5. Tahap akhir, jika telah selesai lakukan penghalusan pada pada permukaan
hasil kriya logam tersebut.
l. Jenis – jenis seni kriya
a. Seni kriya logam
Kriya logam adalah jenis kerajinan yang terbuat dari bahan-bahan
sejenis logam. Jenis logam ini seperti besi, perunggu, alumunium, perak, dan
emas. Proses pembuatan karya seni kriya logam dapat dikerjakan dengan
24
berbagai teknik seperti teknik tempa, teknik pahat, teknik cor, dll. Hasil
kerajinan ini antara lain sabit, pisau, hiasan dinding, cincin, anting, dll.
b. Seni Kriya Kayu
Kriya kayu adalah jenis kerajinan yang terbuat dari bahan dasar kayu.
Jenis kayu yang sering digunakan untuk kerajinan adalah kayu yang bersifat
keras dan tahan lama. Teknik pembuatan kriya kayu dapat dikerjakan dengan
teknik pahat atau ukir, teknik cukil, dll. Hasil kriya/ kerajinan kayu antara lain
seperti meja dan kursi, almari, dll.
c. Seni Kriya Batu
Kriya batu adalah jenis kerajinan yang menggunakan bahan utama batu
alam. Jenis batu yang dapat digunakan seperti batu marmer, batu hijau, batu
putih, batu hitam. Teknik pembuatan kriya/ kerajinan batu ini biasanya
menggunakan teknik pahat, teknik gerinda dan potong (menggunakan bantuan
mesin). Hasil kriya/ kerajinan batu ini seperti lantai marmer, cobek batu, ulek
batu, pot bunga, asbak batu, dll.
d. Seni Kriya Tanah Liat
Kriya tanah liat adalah jenis kerajinan yang menggunakan bahan dasar
berupa tanah liat. Hasil kriya tanah liat ini biasanya dalam bentuk gerabah.
Teknik pembuatan kriya/ kerajinan tanah liat sering dikerjakan dengan teknik
cetak, teknik pilin, teknik butsir, dll. Hasil karya tanah liat agar hasilnya lebih
bagus sering dipadukan dengan memberikan tambahan lapisan keramik/ kaolin.
Hasil kriya/ kerajinan tanah liat ini seperti piring dan mangkuk, kendi, gelas
dan porong, vas bunga, asbak.
25
e. Seni Kriya Tekstil
Kriya tekstil adalah jenis kerajinan yang menggunakan bahan dasar
benang atau kain. Dalam pembuatan kriya tekstil ini dikerjakan sesuai dengan
jenis benda yang akan dibuat. Ada berbagai jenis kriya tekstil seperti hasil
tenun manual(dikerjakan dengan tangan), kain songket, dan juga batik. Dari
berbagai macam jenis kriya/ kerajinan tekstil tersebut memiliki teknik
pembuatan yang berbeda-beda, seperti pembuatan batik dapat dikerjakan
dengan teknik batik tulis, teknik jumputan, teknik cap, dll. Hasil kriya/
kerajinan tekstil ini antara lain pakaian, tas, topi, dll.
f. Seni Kriya Kulit
Kriya kulit adalah jenis kerajinan yang menggunakan bahan dasar kulit.
Jenis kulit yang biasa digunakan untuk membuat kerajinan adalah kulit
kambing, sapi, kerbau, baik dalam bentuk kulit mentah atau kulit samak/ sudah
diolah. Teknik pembuatan kriya/ kerajinan kulit dapat dikerjakan dengan teknik
pahat, teknik jahit, dll. Hasil kriya/ kerajinan kulit antara lain seperti Jaket
kulit, tas kulit, sepatu kulit.
g. Seni Kriya Tanduk
Kriya tanduk adalah jenis kerajinan yang menggunakan bahan utama
tanduk binatang. Tanduk yang sering dipakai untuk bahan seni kriya adalah
tanduk kerbau dan tanduk sapi. Teknik pembuatan kriya tanduk dikerjakan
dengan proses yang panjang, dimulai dari pemanasan(dibakar), pengepresan,
kemudian baru dibentuk sesuai tujuan yang diinginkan. Hasil kriya tanduk
antara lain seperti sisir, gelang, frame kacamata, penggaruk.
26
h. Seni Kriya Kaca
Kriya kaca adalah jenis kerajinan yang menggunakan bahan utama
kaca. Kaca yang dapat digunakan untuk membuat seni kriya dapat berupa serat
kaca ataupun limbah kaca. Teknik pembuatan kriya kaca dapat dilakukan
dengan pembakaran untuk serat kaca dan limbah kaca dapat di jadikan
berbagai macam seni kriya dengan menyusun dan mengelem pecahan kaca
membentuk barang yang diinginkan. Hasil kriya kaca antara lain seperti asbak
kaca, guci kaca, vas bunga kaca, dll.
i. Seni Kriya Anyaman
Kriya anyaman adalah jenis kerajinan yang dikerjakan dengan teknik
anyam. Jenis bahan atau media yang dapat dianyam diantaranya adalah bambu,
rotan, plastik, kertas, karet, kulit. Kerajinan anyaman ini dikerjakan oleh
pengrajin yang sudah terampil dalam menganyam. Hasil kriya/ kerajinan
anyaman banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti tampah,
nampan, cething/ tempat nasi, tempat buah, vas bunga.
27
B. Kerangka Pikir
Dengan melihat konsep atau teori yang telah disebutkan di atas,
maka dapatlah dibuatkan bentuk skema dari kerangka berpikir sebagai
berikut :
Gambar 1. Skema kerangka pikir.
Siswa SMA Palibelo
Model STAD
Hasil
Analisis DataMinat Belajar Siswa
Hasil Belajar Siswa
Pembelajaran senikriya logam
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yakni berusaha
memberikan gambaran objektif sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri I Palibelo Bima-NTB,
yaitu terletak dijalan Palibelo No. 211, tepatnya di Desa Ragi
kecamatan Palibelo Bima NTB.
Gambar 3.1: Peta Lokasi(Sumber: Sma 1 palibelo teke, palibelo, bima, nusa tenggara bar.84173
https://mapps.app.goo.gl/xozKX9oMaoe1clp98)
30
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Student Team
Achievimen Devition (STAD) .Sedangkan variabel terikat yaitu minat belajar
siswa. dan hasil belajar siswa dalam membuat kriya logam.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Minat belajar siswa merupakan suatu keadaan di mana siswa mempunyai
perhatian terhadap sesuatu dan disertai keiinginan untuk mengetahui dan
mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut. Minat timbul karena
adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu obyek, di mana perhatian
tersebut menimbulkan keinginan untuk mengetahui, mempelajari, serta
membuktikan lebih lanjut. Hal itu menunjukkan, bahwa dalam minat, di
samping perhatian juga terkandung suatu usaha untuk mendapatkan sesuatu
dari obyek minat tersebut.
2. Hasil belajar siswa adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar
manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap
dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil
nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan
rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
31
3. Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian pada dasarnya merupakan strategi untuk mengatur acuan
dalam penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif yakni berusaha mengungkapkan
atau menggambarkan apa adanya tentang tingkat kemampuan siswa kelas XI
SMA Negeri I Palibelo Bima-NTB dalam berkarya kriya logam. Berdasarkan
variable di atas maka desain penelitian dapat dijelaskan dalam bentuk skema
sebagai berikut
Gambar 2. Skema desain penelitian
Pengumpulan Data
Hasil belajar siswaMinat belajar siswa
Pengolahan dan analisis data
Deskripsi data
Kesimpulan
Penyajian data
32
b. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah siswa kls XI IPA 2 yang berjumlah 20 orang
yang di bagi menjadi 5 kelompok dan masing- masing kelompok akan
menghasilkan satu karya.
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian pustaka
Penelitian pustaka dilakukan untuk memperoleh data skunder berupa
asumsi dan teori yang berhubungan erat dengan seni budaya kriya logam,
sehingga hasil penelitian lapangan dapat akurat dengan adanya penelitian pustaka.
Hal ini sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk landasan teori yang
digunakan dalam penelitian selanjutnya.
b. Penelitian lapangan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data primer tentang hasil
belajar siswa dalam kriya logam. Untuk memperoleh data tersebut peneliti
menggunakan instrument sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan langsung ke tempat berkarya seni kerajinan kriya
logam pada kelas yang di ajarkan. Di samping itu, observasi dilakukan juga
pada karya-karya siswa yang telah dipamerkan atau karya yang telah dinilai
oleh pendidik.
33
2. Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang responden penilaian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yakni teknik yang dilakukan dengan cara pengambilan
data dari dokumen yang ada serta pengambilan gambar melalui kamera atau
foto pada karya sebagai salah satu objek penelitian.
4. Teknik Praktik
Teknik praktik di lakukan denga cara memberikan siswa contah gambar
yang akan di gambar di atas loagam, kemudian melakukukan finising akhir
dengan melakukukan titik-titik kecil di logam dendan menggunakan pulpen
sehingga gambar membentuk gambar yang di buat atau di gambar.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh yaitu data kualitatif dan data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Untuk data kuantitatif
dikategorisasikan sesuai dengan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional (Mahfuzh, 2010: 39), sebagai berikut.
34
a. Instrumen Penilaian
No. Indikator Kemampuan
Hasil PenilaianSangat Baik
Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
1. Bentuk desain
2. Kerapian
3. Komposisi
Hasil Penilaian
b. kriteria PenilaianInterval nilai Kategori kriterria
90-100 Sangat baik
75-89 Baik
60-74 Cukup baik
45-59 Kurang baik
<45 Tidak baik
Sumber: purwanto
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Bab ini membahas hasil penelitian tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Seni kriya logam dengan model Kooperatif Tipe Student Team Achivemen
Devision (STAD) pada siswa kelas XI SMA Negeri I Palibelo Bima NTB. Pada
bab ini disajikan secara rinci pembahasan dan hasil analisis data yang mencakup
motivasi belajar dan nilai hasil belajar siswa :
1. Hasil Wawancara Motivasi Belajar Siswa kelas XI SMAN 1 PalibeloKabupaten Bima pada Pembelajaran Seni Kriya Logam dengan menerapkan Model Kooperatif Tipe Student Team Achivemen Devision(Stad)
Hasil wawancara dengan Pak Adhar S.Pd selaku Guru bidang Studi Seni
Budaya.
“pembelajaran seni kriya logam dengan model kooperatif sangat baguskarena hanya mengarsir dengan tekhnik menumbuk. Selain dari pada itu model pembelajaran STAD sangat memudahkan siswa dalam menyelesaikan karyanya sebab siswa bekerja sama dalam team jadi bisa membantu satu samalain dalam proses pembuatan kriya kaligrafi dengan menggunakan media logam melalui model pembelajaran STAD.
Hasil wawancara dengan Ibu Fitri S. Pd. selaku Guru bidang Studi Seni
Budaya.
“pembelajaran dengan menggunkan model pembelajaran STAD pada pembelajaran seni kaligrafi kriya logam sangat menarik, efektif dan evisien karena siswa akan lebih mudah dan cepat bekerja jika dilakukan secara bersama sama atau kelompok, sebab model ini adalah tipe pembelajaran kelompok dengan berjumlahkan 6 anggota kelompok, jika dibandingkan dengan model ceramah atau konvensional yang kerja individual maka sudah jelas model ini lebih bagus dan lebih disukai siswa karena meringankan beban siswa yang seharusnya dikerjakan sendiri tapi dengan penerapan model ini jadinya dikerjakan secara kelompok,
36
selain itu siswapun lebih merasa senag karena mereka bisa bekerja sambil bermain ”.
Hasil wawancara dengan Lisnatul (Siswa kelas XI)
“ Dengan menggunkan model pembelajaran STAD kami merasa senang karena kami merasa mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru kami untuk membuat kaligrafi kriya logam sebab kami bisa mengerjakan secara bersama sama dengan teman- teman sekelompok kami. Selain daripada itu kami merasa mudah dalam membuat karya karena mendapatkan arahan yang baik dan mudah dipahami oleh kami dari guru sebagaimana dengan langkah langkah dalam model pembelajaran ini yaitu mulai pembuatan tema penyediaan alat dan bahan kami sampai pada proses pengerjaan kami diarahkan dan dibantu oleh guru guru kami sehingga kamipun termotivasi untuk mengerjakan tugas tugas kami”
Hasil wawancara dengan Ilham Halabi (Siswa kelas XI)
Pada pembelajaran membuat karya seni kaligrafi kriya logam ini kami sangat menyukainya karena melakukan itu secara kelompok dengan teman-teman kami sehingga semua terasa mudah, selain daripada itu di akhir pembelajaran juga guru memberikan penghargaan terhadap karya-karya terbaik sehingga kamipun termotivasi untuk mengerjakan tugas kami dengan sungguh sungguh supaya bisamencapai hasil yang maksimal atau bagus sehingga bisa mendapatkan apresiasi atau penghargaan dari guru.
Hasil wawancara dengan fitri Ilfiani (Siswa kelas XI)
“pembelajaran seni kriya logam dengan model kooperatif bagus karena pembelajaran seni kriya logam dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif memberikan pengalaman belajar secara kolektif. kami dilatih untuk belajar bersosialisasi dengan teman teman kami, belajar untuk kerja sama dan kompak dalam tim, jika ingin menang. Model ini juga memberi kesan unik karena baru pertama kali diterapkan di sekolah sehingga kami merasa senang dalam belajar. bermanfaat juga bagi kami karena membantu kami dalam menghasilkankriya logam yang indah.”
2. Keadaan Sarana dan Prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran Seni kriya logam Dengan kooperatif tipe student team achivemen devision(STAD) pada siswa kelas XI SMA Negeri I palibelo Bima NTB.
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, salah satu faktor yang
paling menentukan adalah keadaan sarana dan prasarana yang menjadi penunjang
dalam kegiatan pembelajaran seni kriya logam. Sudah diketahui bersama bahwa
37
seni budaya, terlebih khusus seni kriya logam tidak hanya terfokus pada suatu
ruang keadaan yang disebut teori tetapi seni kriya logam secara esensial adalah
kemampuan secara teknis. Untuk mengukur suatu keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran seni kriya logam yaitu dengan mengacu kepada suatu indikator bagi
kemampuan siswa yang belajar dari tidak tahu menjadi tahu, sangat menentukan
dalam proses pembelajaran, sarana dalam hal ini adalah alat penunjang atau
pendukung proses belajar mengajar adalah alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat seni kriya logam yang harus siswa ketahui dan pahami baik secara
teorites maupun praktis. Alat dan bahan itulah yang harus diketahui oleh siswa
secara keseluruhan mulai dari nama bahan, jenis bahan dan fungsi bahan serta
penggunaannya, dengan demikian akan lebih mudah untuk dipahami oleh siswa
dan menekuninya secara totalitas.
Adanya sarana pembelajaran mempunyai arti yang penting bagi Guru,
karena dalam kegiatan proses belajar mengajar, ketidak jelasan materi pengajaran
yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan sarana sebagai perantara.
Kerumitan bahan ajar yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan
dengan bantuan sarana sehingga kemungkinan siswa akan jauh lebih mengerti.
Sarana dapat mewakili hal yang kurang mampu Guru utarakan melalui penjelasan
secara teorites, bahkan keabstrakan bahan dapat dikongkritkan dengan
menghadirkan sarana yang dimaksud, dengan demikian siswa dapat dengan
mudah mencerna materi pengajaran dengan baik. Adapun sarana dan prasarana
dalam pembelajaran membuat kriya seni logam yaitu meliputi alat dan bahan
38
diantaranya; logam seukuran dengan kertas A3, lem foks balpoint, pisau, atau
alat pemotong, tripleks dan buku gambar, LCD atau proyektor, papan tulis, spidol,
Gambar 4.1.Menyiapkan Alat dan BahanDokumentasi (irfan 2018)
Logam Balpoin
Lem fox Pisau kater
Buku gambar A3 Tripleks
39
G. Pelaksanaan pembelajaran Seni kriya logam Dengan kooperatif tipe student team achivemen devision (STAD) pada siswa kelas XI SMA Negeri I palibelo Bima NTB
Pelaksanaan pembelajaran seni kriya logam dengan model kooperatif tipe
student team achevemen devision (STAD) merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh para siswa di Kelas XI SMA Negeri I Palibelo Bima dalam mewujudkan ide
atau gagasan melalui bahan yang telah disediakan sehingga menghasilkan suatu
kriya logam yang indah.
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan guru dalam penerapan
model pembelajaran seni kriya logam dengan model kooperatif tipe student team
achevemen devision (STAD) adalah sebagai berikut :
Langkah 1 :(Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa).
Dalam tahap ini pertama tama guru membagi siswa terdiri dari
beberapa kelompok kemudian guru menjelaskan tujuan
pembelajaran khusus, memberi informasi tentang latar belakang
pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu
penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental
untuk mulai pembelajarannya. Menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran seni Kriya logam
dengan model kooperatif seperti : kertas gambar A3, polpen, triplek,
lem foxs dan Logam
Langkah 2 : (mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan).
Guru berperan sebagai model dengan mendemostrasikan
pengetahuan atau keterampilan secara benar, ia harus menyajikan
40
informasi secara bertahap selangkah demi selangkah sesuai struktur
dan urutan yang benar. Dalam hal ini guru menunjukan contoh kriya
seni logam yang dibuat dan menyimulasikan cara pembuatanya
kepada siswa.
Langkah 3 : (Membimbing pelatihan).
Guru memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang
diajarkan.dalam hal ini guru berperan sebagai vasilitator sekaligus
membimbing dan mengarahkan siswa dalam membuat sketsa
gambar.
Langkah 4: (Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik).
Guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas
dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau
keterampilan, dan selanjutnya memberikan umpan balik yang tepat.
Langkah 5: (Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan)
Guru kemudian menyiapkan kesempatan kepada semua siswa untuk
melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada
penerapan kepada situasi yang lebih komplek atau penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
41
Tabel.4.1 Daftar Nama Pembagian Kelompok.
NO NAMA SISWAAnggota
Kelompok1 Lisnatul
Kelompok Satu
2 Leni Puspitasari3 Putri Anamalinda4 Misnah5 Nur Hikmah6 Awaludin Syahputra7 Dian Purwati C.w
Kelompok Dua
8 Kortun Nada Rahmania9 Anggi Rahmawati
10 Sri Wulandari11 Eka Apriyani12 Ilham Halabi13 Sofa Sofiyanti
Kelompok Tiga
14 Nur Amelia A.F15 Fitri Ilfiani16 Arika Putri17 Salahudin18 Anis Nur Khatimah19 Muh. Fikhi Fikriansyah Darmawan
Kelompok Empat
20 Masna21 Yunita22 M. Isnaini23 M. Haryadin24 Abrianti
Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran
seni kriya logam dengan menerapkan model kooperatif tipe student team
achievimen devision atau STAD sebagai berikut :
a. Menentukan tema
Tema merupakan salah satu gagasan pokok atau ide pemikiran tentang
suatu hal yang akan dibuat. Dengan memiliki gagasan, peserta didik dapat
menyebutkan apa yang akan digambar, ditentukan dan media apa yang akan
42
dilakukan untuk membuat kriya logam. Jadi, adapun tema karya yang akan dibuat
oleh kelas XI SMAN 1 Palibelo adalah kriya logam berjenis kaligrafi.
Gambar: 4.2. Pemberian arahan tema yang akan dibuat.Dokumentasi irfan 2018
b. Ciri-ciri pelajaran menggunakan STAD1. Siswa dalam kelompok diharuskan bekerja sama untuk menyelesaikan
materi yang diberikan oleh guru untuk di cari pemecahannya.2. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen, terutama dalam
hal akademik, dimana terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang, dan kemampuan yang rendah.
3. Kriteria kelompok heterogen tersebut dapat ditambahkan dengan perbedaan dalam jenis kelami, suku, maupun ras.
Gambar. 4.3. Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan STAD
c. Menyiapkan alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu buku gambar A3, polpen,
tripleks, dan logam. Lem foks, kater, gunting Maka dari itu alat dan bahan sangat
43
berpengaruh terhadap membuat sebuah karya, alat dan bahan yang digunakan juga
akan memberikan hasil yang maksimal.
Gambar 4.4.Menyiapkan Alat dan BahanDokumentasi (irfan 2018)
d. Membuat sketsa atau sket
Proses membuat seni kriya logam yang paling pertama adalah sketsa atau
desain. Seni kriya logam secara tepat dan spontan dengan menggunakan logam
Logam Balpoin
Lem fox Pisau kater
Buku gambar A3 Tripleks
44
dan menggambar skets adalah salah satu proses dalam melukis dengan
menggunakan media logam, pensil, polpen dan dll.dan tema yang sudah
disiapkan. Supaya siswa mudah untuk membuat kriya logam.
Gambar 4.5. Kegiatan Pembelajaran Membuat sketsa atau desain
45
Dokumentasi (irfan 2018)
a) Memindahkan gambar sketsa kelogam
Pada tahap kedua ini merupakan proses membentuk logam atau proses
penyalinan gambar yang telah diketsa kedalam logam degan menggunakan
balpoin.
Gambar 4.6. Kegiatan Pembelajaran peindahan gambar sketsa ke logam
Dokumentasi (irfan 2018)
H. Hasil akhir dari pelaksanaan pembelajaran Seni karya logam dengan model kooperatif tipe student team achivemen devision (stad) pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 palibelo bima NTB.
Hasil akhir dari pelaksanaan pembelajaran seni kriya logam dengan
model kooperatif tipe student team achivemen devision (stad) pada siswa kelas
XI SMA Negeri 1 palibelo bima NTB kelompok satu yakni :
(a) (b) Gambar 4.7. Hasil kariya logam kelompok I
Dokumentasi (irfan 2018)
46
Tabel 4.2:Nilai Hasil Belajar Siswa Kelompok 1 Kelas Xi Ips 2 Sman 1 Palibelo
No Nama Siswa Aspek yang di nilai Jumlah nilai
Nilai rata-rata
Komposisi proporsi Kreativitas
1 Lisnatul 85 90 81 254 84.72 Leni Puspitasari 85 90 81 256 85.33 Putri Anamalinda 85 90 81 256 85.34 Nur Hikmah 85 90 81 256 85.35 Musnah 85 90 81 250 836 Awaludin Syahputra 85 90 81 258 86
Berdasakan table 1.4 diatas dapat dideskripsikan bahwa nialai yang
diperoleh kelompok 1 atas nama Lisnatul , Leni Puspitasari, Putri Anamalinda ,
Nur Hikmah, Musnah, Awaludin Syahput dalam membuat kriya seni logam pada
aspek Komposisi menunjukan nilai pada kategori baik (85), jika diperhatikan dari
komposisinya sudah mencapai kriteria penilaian . Aspek Proporsi dengan nilai 90
yaitu berada pada kategori sangat baik. jika diperhatikan dari proporsinya sudah
bagus dan ideal penempatannya objek yang buatnya. Selanjutnya penilaian pada
aspek perspektif baik (79), dilihat dari jarak yang jauh dan dekat sudah hampir
bagus, sementara dari segi kekompakan siswa sehhigga memiliki nilai rata rata
yang tetap yaitu (81).
(a) (b)Gambar 4.8. Hasil kariya logam kelompok II
Dokumentasi (irfan 2018)
47
Tabel 4.3: Data hasil belajar siswa kelompok 1I kelas XI IPS 2 SMAN 1 Palibelo
No Nama Siswa Aspek yang di nilai Jumlah nilai
Nilai rata-rata
Komposisi Proporsi Kreativitas
1 Dian Purwati 79 87 82 246 822 Kortun Nada. R 79 87 82 248 82.73 Anggi Rahmawati 79 87 82 248 82.74 Sri Wulandari 79 87 82 248 82.75 Eka Apriyani 79 87 82 246 826 Ilham Halabi 79 87 82 248 82.7
Berdasakan table 1.4 diatas dapat dideskripsikan bahwa nialai yang
diperoleh kelompok 2 atas nama Dian Purwati , Kartun Nada Rahmania, Anggi
Rahmawati , Sri Wulandari, Eka Apriya, Ilham Halabi dalam membuat kriya seni
logam pada aspek Komposisi menunjukan nilai pada kategori baik (79), jika
diperhatikan dari komposisinya sudah mencapai kriteria penilaian . Aspek
Proporsi dengan nilai 87 yaitu berada pada kategori baik . jika diperhatikan dari
proporsinya sudah bagus dan ideal penempatan objek yang buatnya. Selanjutnya
penilaian pada aspek perspektif baik (82), dilihat dari jarak yang jauh dan dekat
sudah hampir bagus, sementara dari segi kekompakan siswa sehigga memiliki
nilai rata rata yang tetap yaitu (82).
(a) (b)Gambar 4. 9. Hasil kariya logam kelompok III
Dokumentasi (irfan 2018)
48
Tabel 4.4: Data hasil belajar siswa kelompok 1I kelas XI IPS 2 SMAN 1 Palibelo
No Nama Siswa Aspek yang di nilai Jumlah nilai
Nilai rata-rata
Komposisi Proporsi Kreativitas
1 Sofa Sofiyanti 81 89 79 249 832 Nur Amelia A.F 81 89 81 251 85.73 Fitri Ilfiani 81 89 81 251 85.74 Afika Putri 81 89 81 251 85.75 Salahudin 81 89 79 249 836 Anis Nur Khatimah 81 89 81 251 85.7
Berdasakan table 1.4 diatas dapat dideskripsikan bahwa nialai yang
diperoleh kelompok 3 atas nama Sofa Sofiyanti ,Nur Amelia A.F, Fitri
Ilfiani,Alfika Putri, Salahudin, Anis Nur Khatimah dalam membuat kriya seni
logam pada aspek Komposisi menunjukan nilai pada kategori baik (81), jika
diperhatikan dari komposisinya sudah mencapai kriteria penilaian . Aspek
Proporsi dengan nilai 89 yaitu berada pada kategori baik. jika diperhatikan dari
proporsinya sudah bagus dan ideal penempatannya objek yang buatnya.
Selanjutnya penilaian pada aspek perspektif baik (), dilihat dari jarak yang jauh
dan dekat sudah hampir bagus, sementara dari segi kekompakan siswa masih ada
yang belum kompak dalam mengerjakan sehinngga mendapat nilai rata-rata (80).
(a) (b) Gambar 4.10. Hasil kariya logam kelompok IV
Dokumentasi (irfan 2018)
49
Tabel 4.5: Data hasil belajar siswa kelompok 1I kelas XI IPS 2 SMAN 1 Palibelo
No Nama Siswa Aspek yang di nilai Jumlah nilai
Nilai rata-rata
Komposisi Proporsi Kreativitas
1 Murni 92 94 92 278 932 Yunita 92 94 91 277 923 Masna 92 94 92 278 934 M. Hariyadin 92 94 91 277 925 M. Isnaini 92 94 90 276 926 Arbiantisa 92 94 90 276 92
Berdasakan table 4.4 diatas dapat dideskripsikan bahwa nialai yang
diperoleh kelompok 4 atas nama Murni , Yunita, Masna ,M. Hariyadin, M.
Isnaini,
Arbiantisa dalam membuat kriya seni logam pada aspek Komposisi menunjukan
nilai pada kategori sangat baik (92), jika diperhatikan dari komposisinya sudah
mencapai kriteria penilaian . Aspek Proporsi dengan nilai 94 yaitu berada pada
kategori sangat baik. jika diperhatikan dari proporsinya sudah bagus dan ideal
penempatannya objek yang buatnya. Selanjutnya penilaian pada aspek perspektif
dilihat dari jarak yang jauh dan dekat sudah hampir bagus, tap dari kekompakan
siswa berbedaa beda yaaitu 2 orang yang mendapat nilai 92 dua orang yang
mendapat nilai 91 dan dua orang yang mendapat nilai 90 sehinngga mendapat
nilai rata-rata 91.
50
Tabel 4.7 : Kategori nilai, frekuensi dan persentase hasil nilai seni logam siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Palibelo Bima NTB.
Skor Frekuensi Persen Kategori
30-49 0 0% Tidak baik
50-69 0 0% Kurang baik
70-79 0 0% Cukup baik
80-89 18 75% Baik
90-100 6 25% Sangat Baik
Jumlah 24 Orang 100%
Berdasarkan klasifikasi nilai diatas maka dapat dideskripsikan bahwa pada
tabel 4.7. tidak terdapat siswa yang mendapat nilai pada kategori tidak baik atau
pada rentang nilai 30 – 49 begitupun pada kategorikan kurang baik atau nilai 50 –
69 dan dikategorikan kurang, nilai 70 – 79 dikategorikan cukup. Sementara
terdapat 18 orang siswa atau 75% siwa yang berada pada rentanng nilai nilai 80 –
89 dikategorikan , dan terdapat 6 orang siswa yang mendaptkan nilai 90 – 100
dikategorikan sangat baik.
Dalam pembelajaran seni kriya logam tentu saja mempersiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam membuat sebuah karya baik itu dalam merancang
tema, membuat sketsa atau desain menjadi sebuah karya yang bernilai estetis,
keberhasilan di dalan membuat sebuah karya harus ada kerja sama Guru dan
siswa. Keberhasilan suatu pembelajaran pendididkan seni lukis pada suatu
Sekolah tidak akan diketahui tanpa adanya suatu sistem penilaian dalam proses
belajar mengajar. Adapun hasil penilaian hasil belajar pendidikan seni kriya
logam di Kelas XI SMA Negeri 1 Palibelo Bima NTB yaitu : Tes Praktik dan
51
penugasan. Bahkan yang perlu dilihat dan dinilai siswa dalam pembelajaran seni
kriya logam sebagai berikut :
1. Aspek kognitif ( kemampuan menganalisa )
2. Aspek afektif ( kemampuan mengapresiasi )
3. Aspek psikomotorik ( kemampuan daya cipta )
Jika dirata-ratakan nilai hasil belajar siswa kelas XI ips 2 SMAN 1 Palibelo maka
dari 24 siswa dengan jumlah nilai 2067 maka memeroleh nilai rata rata sebesar
sebesa 86 yaitu pada kategori baik pada rentang nilai 75-89.
B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Data Pembelajaran Seni Kriya Logam dengan Model Kooperatif Tipe Student Team Achevemen Devision (STAD) pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Palibelo Bima NTB.
Dari data hasil penelitian yang diperoleh peneliti tentang pelaksanaan
pembelajaran seni kriya logam yang meliputi minat dan hasil akhir dari
pelaksanaan pembelajaran seni kiya logam maka peneliti menemukan beberapa
fakta diantaranya yaitu, pelaksanaan pembelajaran seni kriya logam dengan model
kooperatif melalui model pembelajaran langsung (STAD) ternyata mampu
mengubah sikap belajar siswa, dapat meningkatkan kreativitas siswa dan aktifitas
belajar siswa serta menumbuhkan rasa saling kerja sama antar siswa. Terlihat
pada pelaksanaan kegiatan praktik logam dalam pembelajaran seni lukis, siswa
sudah mulai antusias dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
melukis dan berusaha menemukan sesuatu yang baru. Maka dapat disimpulkan
Mean = 2067 24= 86
52
bahwa kemampuan siswa kelas XI IPS SMA N 1 Palibelo bima nusa tengara barat
dalam seni kriya logam mata pembelajaran seni budayass secara keseluruhan di
kategorikan baik dalam mempelajari seni kriya logam menggunakan model
kooperatif dengan mudah, tercermin pada perolehan nilai/skor yang dicapai.
Namun masih ada dari sebagian siswa yang masih kurang paham mengenai
proses melukis menggunakan model kooperatif.
Dari hasil tes tersebut pula dapat ditemukan beberapa kesulitan siswa
dalam membuat kaligrafi. Proses penyelesain dalam memberikan pola tumbu,
siswa sudah cukup bagus dan mereka tidak hanya terpaku pada objek tertentu
saja dan mereka cukup kreatif dalam membuat kriya logam ini di sebabkan
karena adanya rasa ingin tahu sehingga mereka mampu mengeluarkan ide-ide
kreatifnya. Dan juga disebabkan karena pengetahuan siswa tentang fasilitas
seperti interrnet dan buku-buku cara berkriya logam untuk dijadikan sebagai
acuan dalam mempelajari tentang pelajaran seni budaya (seni kriya logam dengan
model kooperatif). Berikut adalah data siswa yang tuntas atau tidak.
Tabel 4.7 : Kategori nilai, tuntas dan tidak tuntas nilai hasil belajar seni logam siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri Palibelo Bima NTB.
Skor Frekuensi Persen Kategori
<79 0 00% Cukup baik
80-100 24 100% Baik- sangat baik
Jumlah 24 Orang 100%1.
Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa
tidak terdapat siswa yang mendapat nilai pada kategori kurang dari 79 % atau
53
pada rentang nilai < 79 dan terdapat 24 orang siswa atau 100% yang mendaptkan
nilai pada kategori lebih dari baik atau lebih dari 80.
Berdasarkan hasil olah data nilai siswa kelas XI IPS 2 dalam membuat
kriya logam memeroeh jumlah nilai sebesar 2076 dari 24 siswa sehingga
memeroleh nilai rata-rata 86. Data ini menunjukaan bahwa siswa bisa membuat
seni kriya logam dengan mmenggunakan modol kooperatif tipe student team
achivemen devision (STAD) dengan mendapat predikat “baik” atau masuk dalam
kriteria kategori baik karena berada pada rentang nilai 75-89. Maka dari itu dapat
ditarik sebuah kesimpulah bahwa penerapan model kooperatif tipe student team
achivemen devision (STAD) dalam pembelajara membuat kriya logam sangat
bagus untuk diterapkan karena semua siswa tuntas dalam pembelajaranya dengan
predikan nilai baik dan sangat baik.
2. Minat Belajar Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Seni Kriya Logam dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivemen Devision (STAD)
Berdasarkan data penelitian yang terkumpul maka dapat pula peneliti
nyatakan bahwa minat belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran seni kriya
logam dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achivemen Devision (STAD) sangat tinggi. Di lihat dari akumulasi nilai
komposisi, proporsi dan perspektif dapat disimpulkan bahwa siswa sangat
antusias dalam mengerjakan tugas tugasnya, itu terlihat dari semangat mereka
dalam menyelesaika tugasnya dan terukur dari ketepatan waktu yang mereka
guakan dalam menyelesaikan tugasnya. Hal ini merupakan sebuah indikator yang
menunjukan bahwa minat mereka ada bahkan tinggi. mereka sungguh sungguh
54
dalam menyelesaikan tugasnya hingga tidak tersisahkan waktu kosong yang
mereka lalaikan atau buang saat diberikan tugas membuat kriya logam.
Di sisi lain siswa sangat bersemangat mengerjakan tugasnya karena
mereka bisa belajar berkumpul bersama dengan teman-teman mereka sehingga
kesan yang diciptakan dalam pembelajaran hanyalah bermain dengan krya logam
hingga dampaknya bagi psikolagis siswa siswa tidak merasa memiliki beban
karena dikerjaka secara besama sama dengan teman sekelompoknya.
Hasil kajian dari data wawancara menunjukan, adanya peningkatan atau
perubahan sikap siswa yang awalnya kurang aktif setelah penerapan model
STAD (Student Team Achivemen devision) menjadi lebih aktif, siswa lebih
termotivasi dengan model pembelajaran yang memiliki desain pembelajaran
berkelompok karna didalam kelompok siswa bisa bertikarpikiran dalam
menyelesaikan tugasnya. Membuat karya logam adalah tudas yang sangat susah
baik berbeda denganmelukis atau menggambar karena dibutuhkan ketelitian tinggi
sebab tidak bisa diperbaiki atau dihapus kembali jika sudah salah seperti melukis
atau menggambar. dengan adanya kerja kelompok yang berbentuk STAD siswa
merasa mudah mengerjakan itu karena dikerjakan secara bersama sama sehingga
bebanya terbagi bagi dan merasa ringan untuk mengerjakanya. Hal inilah yang
membuat siswa termotivasi dan memiliki minat yang baik dalam membuat kriya
logam.
Berdasarkan data hasih wawancara siswa beberapa siswa membuat atau
menyatakan perasaan senang mereka saat pembelajaran membuat kriya logam
dengan model pembelajaran STAD. Maka dariitu dapat disimpulka penerapan
55
model pembelajaran Tipe STAD dapat mengembangkan minat belajar siswa atau
dapat menumbuhka minat belajar siswa. Hal ini terintegrasi dan selaras dengan
nilai hasil belajar sebagai bukti bahwa penerapan model STAD meningkatkan
minat belajar siswa
Siswapun termotivasi dengan model pembelajaran yang seperti ini, STAD
karena siswa merasa berlomba dengan kelompok lain dalam menyelesaikan
tugasnya berlomba cepat, lomba kreatif dan lomba membuat karya yangmemiliki
nilai seni tinggi. Hal- hal seperti inilah yang tercipta dalam kelas sehingga
meghadirkan minat belajar yang tinggi pada diri siswa dengan menerapka model
pembelajaran peta konsep.
Hasil wawancara langsung dengan Pak Adhar S.Pd selaku Guru bidang
Studi Seni Budaya. pembelajaran seni kriya logam dengan model kooperatif
sangat bagus karena hanya dengan mengarsir dengan tekhnik titik-titik atau
kooperatif dan juga Penggunaan model pembelajaran STAD sangat membantu
siswa dalam melukis karena bisa berinteraksi langsung dan model pembelajaran
langsung (STAD) tepat untuk pembelajaran Seni kriya logam.
Menurut siswa yang bernama Lisnatul “pembelajaran seni kriya logam
dengan model kooperatif bagus karena seni kriya logam model kooperatif baru
pertama kali diterapkan disekolah dan bermanfaat juga bagi kami karena
menghasilkan kriya logam yang indah.
Menurut Ilham Halabi “seni kriya logam dengan model kooperatif adalah
sesuatu yang unik, karena mengarsir dengan titik-titik jadi saya senang.
56
Tabel 4.6 : Data akumulasi nilai hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 yang di nilai oleh Guru Mata Pelajaran Seni Budaya bpk Adhar S.Pd
No Nama Nili
1 Lisnatul 84.7
2 Leni Puspitasari 85.3
3 Putri Anamalinda 85.3
4 Nur Hikmah 85.3
5 Musnah 83
6 Awaludin Syahputra 86
7 Dian Purwati 82
8 Kortun NadaRahmania
82.7
9 Anggi Rahmawati 82.7
10 Sri Wulandari 82.7
11 Eka Apriyani 82
12 Ilham Halabi 82.7
13 Sofa Sofiyanti 83
14 Nur Amelia A.F 85.7
15 Fitri Ilfiani 85.7
16 Afika Putri 85.7
17 Salahudin 83
18 Anis Nur Khatimah 85.7
19 Murni 9320 Yunita 9221 Masna 9322 M. Hariyadin 9223 M. Isnaini 9224 Arbiantisa 92
57
Berdasarkan tabel frekuensi dan persentase hasil belajar siswa kelas XI
IPS 2 SMA Negeri Palibelo Bima NTB di atas diperoleh dari 24 siswa memiliki
fekuensi nilai yang berbeda 18 siswa berada pada kategori baik karena berada
pada rentang nilai 75-89 dan terdapat 6 orang siswa yang berada pada kategori
sangat baik karena berada bada pada katagori 90-100.
57
BAB V
KESIMPULAN DANSARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Model kooperatif tipe student team achivemen devision (STAD) dapat
meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar seni kriya logam pada siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Palibelo Bima diamati dari kerja kolektif dan nilai
rata-rata siswa.
2. Model kooperatif tipe student team achivemen devision (STAD) dapat
meningkatkan nilai hasil belajar siswa yaitu dengan jumlan perolehan nilai
rata-rata dalam kelas sebesar 86 yaitu mendapat nilai pada kategori baik
(pada rentang nilai 80-89) oleh karena itu dapat disimpulakan penerapan
model pembelajaran STAD baik diterapkan dalam pembelajaran membuat
kriya logam.
B. Saran
Model kooperatif tipe student team acthivemen devision (Stad)
meningkatkan hasil belajar seni budaya pada siswa Kelas XI SMA Negeri
palibelo Bima, maka disarankan:
1. Untuk Peneliti: diharapkan hasil penelitian ini dikaji lebih lanjut dan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang relefan.
58
2. Untuk Guru: diharapkan guru menjadikan model kooperatif tipe student team
achivemen devision (Stad) sebagai suatu alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Untuk Sekolah: agar tercipta proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien diharapkan sekolah menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai.
59
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, Very. 2004 “ Cara Mudah Menggambar Pakai Pensil”.Jakarta: Kawan
Pustaka.
Abdillah, (2002), “Buku Psikologi Pendidikan”.
Caco, Alimuddin .2011”Buku Ajar Mata Kuliah Strategi Pembelajaran”.
Makassar.
Daryanto, 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif. Jakarta: AV
Publisher. Good dan Brophy.2008“Educational psychology: A Realitic
Approach”.Bandung.
Hamalik, (2003:73 ),” komponen belajar”. Jakarta: PT Kawan Pustaka
Hermawansyah, Dedi.2013 “Pembelajaran Seni Kriya Logam Dengan Teknik
Ketok Timbul Pada Siswa SMK Negeri Kota BIMA-NTB”.UNM Makassar.
Kallo, Nurdin. 1991. “Desain Dasar” .Badan penerbit IKIP, Ujung Pandang.
Nawawi, Handari.1993.”Metode Penelitian Bidang Sosial”. Yogyakarta: UGM.
Nusantara. 2007 “ Pengertian Menggambar ” http//.go spot. Com.id,24/01/2014.
Purmiasa, (2002:109), “Buku Pembelajaran Kooperatif”. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Purwanrto.(1990),“Belajar Berhubungan Dengan Perubahan Tingkah Laku”.Jaka
rta: PT. Rinika Cipta.
Ratumanan.(2002:13). “Buku Pembelajaran Kooperatif”. Surabaya: PPS Universi
tas Surabaya.
60
Sachari,Agus. 2007.”Seni Rupa Desain Untuk SMA Negeri kelas XI”, Jakarta:
Erlangga.
Sulmadi. 2013“Kemampuan Berkarya Seni Kriya Logam Kelas XII IA Negeri I
Mare Kabupaten”. BONE” UNM Makassar.
Sobandi B, 2008. “Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa”. Cetakan pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Suhernawan, Rachmat. Rizal Ardhya Nugraha.2010 Seni Rupa untuk SMP/MTsKelas VII,VII, dan IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian PendidikanNasional.
Suherman, Herman, Dkk. 2001 “Strategi Pembelajaran Matematika Kontempore”. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Salam,. Sofyan. Dkk 1992, “ Bidang-Bidang Ilustrasi “Makassar UNM.
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (cet.IX; Jakarta: 4/, 2PT. Rineka Cipta.
Staton, (1978:29.) “Buku Psikologis”. Tokyo : McGraw-Hill
Syukur Hak H M. Amier, MUH. (2011). “Bahan Ajar Profesi Kependidikan”. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadyah Makassar.
Walgito, (2003). “Spikologi Sosial”. Yogjakarta: Andi Yogjakarta
berkaryakriyalogam.blogspot.com.http://rhusen-berkaryakriyalogam.blogspot.com. Diakses tanggal 20 juli 2013.
Ahmad-ashari.blogspot.com/2011/03http://blog-post.html. Diakses 15 Desember 2013.
njalwayshappy.blogspot.com/2012/05http://njalwayshappy.blogspot.com/2012/05/seni-kriya-logam.html. Diakses 31 Desember 2013
kerajinantembaga.com.http://www.kerajinantembaga.com/awal-mula-kerajinan-logam-tembaga-dan-kuningan/. Diakses 12 Oktober 2013
61
kerajinan-logam-antik-pengembangan.http://arifh.blogdetik.com/kerajinan-logam-antik-pengembangan-ud-ganesya-i/17.27Icuk Sugiarto. diakses 23 Desember 2013.
https://www.senibudayaku.com/2017/01/macam-macam-seni-kriya-atau-jenis-kerajinan.html. Diakses di .makassar (04 September 2018).
seni-kriya.http://juuniichijuugatsu.blogspot.com/2011/08/seni-kriya.html
62
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Palibelo Bima-NTB
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas/semester : XI
Standar Kompetensi : Mengapresiasi seni kriya logam
Kompetesi Dasar Tujuan pembelajaran Materi
pokok
Metode pembelajara
n
Indicator pencapaian kompetensi
Penilaian Alokasi
waktu
Sember belajar/baha
n/alatteknik Bentuk
instrumen
Contoh instrumen
11.1 mengidentifikasikan kemampuan seni kriya logam
-mengetahui bagaimana pengertian seni kriya logam.-menyebutkan jenis-jenis tata cara menggambar desain kriya logam-menggambar kriya logam
-seni kriya lgam
Pendekatan student team achevenebt devisin (STAD)
Mengidentifikasi jenis seni kriya logam.Mendeskripsikan seni kriya logam
Penugasa indivudu/kelompok
Tugas rumah
Membuat sketsa gambarberupa tema
4x40 menit
-buku seni budaya-internet
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata PelajaranSMA N 1 PALBELO
A.Azis, S.Pd Adhar, S.PdNIP. 196512311989031218
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Palibelo Bima-NTB
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas/semester : XI
Standar Kompetensi : Mengapresiasi seni kriya logam
Kompetesi Dasar
Tujuan pembelajaran
Materi pokok
Metode pembelaj
aran
Indicator pencapaian kompetensi
Penilaian Alokasi waktu
Sember belajar/bah
an/alatteknik Bentuk
instrumen
Contoh instrumen
11.2 mengapresiasi seni kriya logam
-teknik menggambar desain kriya logam-proses menggambar seni kriya logam
-menampilkan sikap menggambar seni kriya logam
Pendekatan student team achevenebt devisin (STAD)
-kemampuan menggambar seni kriya logam dan bagaimana prosesnya
Penugasa indivudu/kelompok
Tugas rumah
-menampilkan kriya siswa setelah melakukan proses menggambar desain kriya logam
4x40 menit
-buku seni budaya-internet
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata PelajaranSMA N 1 PALBELO
A.Azis, S.Pd Adhar, S.PdNIP. 196512311989031218
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA NEGERI I PALIBELO
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)
Kompetensi Keahlian : Seluruh JurusanKelas/Semester : XI /1
Tahun Pelajaran : 2019Alokasi Waktu : 8 X 45 menit (4 Kali Pertemuan)
A. Kompetensi Inti KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa keingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
KD pada KI PengetahuanKD. 3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupaKD. 3.2. Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
KD pada KI KeterampilanKD. 4.1. Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan melihat model
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator KD pada KI pengetahuan1. Menjelaskan macam karya seni rupa dua dimensi.2. Menjelaskan proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi.3. Menjelaskan konsep seni rupa dua dimensi yang sedang berkembang4. Menjelaskan langkah-langkah membuat karya seni rupa dua dimensi.5. Menjelaskan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa.6. Membandingkan karya sendiri dengan karya orang lain , mengenai : bahan, media,
jenis, simbol, teknik dan estetika7. Menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh8. Mempertanggung jawabkan secara lisan atau tulisan mengenai karya seni rupa dua
dimensi Indikator KD pada KI keterampilan
1. Bereksperimen dengan beragam media dan teknik dalam membuat karya seni rupa dua dimensi.
2. Membuat karya seni rupa dua dimensi.D. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan:
66
Melalui proses mengumpulkan informasi, bereksperimen, membandingkan karya dan menghubungkan data siswa dapat:1. Menjelaskan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa.2. Membandingkan karya sendiri dengan karya orang lain , mengenai : bahan, media,
jenis, simbol, teknik dan estetika3. Menyampaikan hasil pengumpulan dan simpulan informasi yang diperoleh4. Menunjukkan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan
pembuatnya
Keterampilan:Melalui proses pembuatan karya seni rupa dan laporan pertanggungjawaban karya siswa dapat:1. Mempertanggung jawabkan secara lisan atau tulisan mengenai karya seni rupa dua
dimensi2. Bereksperimen dengan beragam media dan teknik dalam membuat karya seni rupa
dua dimensi.3. Membuat karya seni rupa dua dimensi.4. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan
sesama,menghargai karya seni dan pembuatnyaE. Materi Pembelajaran
Fakta1. Karya lukisan2. Karya reklame3. Karya Ilustrasi4. Karya grafis5. Karya batik6. dll.
KonsepDefinisi karya seni rupa dua dimensi, adalah karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar, tidak memiliki volume dan ruang. Contoh : seni lukis, seni reklame, seni grafis, batik, tenun dan lain-lain.Prinsip Jenis dan simbol karya seni rupa dua dimensi.
Jenis karya seni rupa dua dimensi:Karya seni rupa murni dua dimensi adalah karya seni rupa dua dimensi yang dibuat untuk kepentingan ekspresi (ungkapan batin) seniman tanpa memiliki nilai kegunaan.Karya seni rupa terapan dua dimensi adalah karya seni rupa dua dimensi yang bertitik tolak dari unsur-unsur objektif. Simbol karya seni rupa dua dimensi:Merupakan perlambang/makna dari bentuk/corak karya seni rupa dua dimensi
No. Jenis Karya (nama) Bentuk/Corak Hiasan Makna/Simbul
1. lukisan Abstrak (nonfiguratif) Kedamaian
2. Ilustrasi Visual realistis, sesuai dengan kenyataan di alam nyata (figuratif)
Menjelaskan sebuah deskripsi tulisan
3. Kerajinan logam Geometris (non figuratif) Melambangkan
67
keteraturan hidup
Nilai estetika pada karya seni rupa dua dimensiKemampuan dalam mempersepsi, memahami, menanggapi, merefleksi, menganalisis, dan mengevaluasi karya seni rupa dua dimensi
Media dan teknik karya seni rupa dua dimensiAlat dan media memiliki banyak variasi dan macamnya. Alat dan media dapat berupa pensil dengan bahan grafit, pensil warna, bolpoin, krayon, dan lain-lain. Setiap alat dan media tersebut memiliki karakter yang berbeda
Teknik dalam karya seni rupa dapat dimulai dengan cara yang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Buatlah sketsa terlebih dahulu agar karya seni rupa memiliki komposisi, proporsi, dan keseimbangan yang baik.
Prosedur: Langkah-langkah membuat karya seni rupa dua dimensi. Contoh: lukisan cat minyak
diatas kanvas (lukisan yang menggunakan media cat yang berupa tepung atau pasta yang dilarutkan/dicampur dengan minyak (lijn oil)). Prosedur penggunaan media yang untuk melukis (kanvas, triplek, kertas dan sebagainya). Prosedur penggunaan alat yang digunakan (kuas atau pisau palet).
F. Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal Merefleksi pengalaman siswa tentang karya-karya seni rupa yang
pernah mereka lihat. Menjelaskan kaitannya dengan pengalaman mereka terhadap
kompetensi dasar yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Bertanya secara lesan tentang macam-macam karya seni rupa yang
pernah mereka lihat. Siswa mencari tahu dan saling menanyakan �tentang karya seni rupa.
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati Siswa memperhatikan presentasi guru tentang definisi, konsep dan
macam-macam karya seni rupa dua dimensi. Siswa mencari karya seni rupa dua dimensi melalui media cetak
(buku, majalah, brosur, dsb.), dan internet.
105 menit
68
Rincian Kegiatan Waktu
Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa.Menanyakan Siwa saling bertanya tentang hasil pengamatan karya seni rupa dua
dimensi Siswa saling bertanya tentang konsep seni rupa dua dimensi yang ada
dan berkembang.Mengeksplorasi Siswa dibagi dalam 4 (empat) kelompok. Siswa dalam kelompok diminta untuk mengumpulkan informasi
tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika dalam konsep seni rupa.
Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian.
Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan presentasi serta membimbing diskusi mereka.
Mengasosiasi Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis,
simbol, teknik dan estetika karya seni rupa dua dimensi. Guru membimbing dan menilai aktifitas siswa dalam berdiskusi.
Mengomunikasikan Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil pengumpulan dan
simpulan informasi yang diperoleh Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
secara bergantian Guru mengamati, menilai serta membimbing aktivitas siswa dalam
berdiskusi.
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan karakteristik karya seni rupa dua dimensi
Guru bersama siswa menyimpulkan konsep seni rupa dua dimensi yang ada dan berkembang
Guru bersama siswa menyimpulkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari proses pembuatan karya seni rupa serta mengidentifikasi bahan dan alat yang dibutuhkan
Guru menugaskan kepada siswa untuk membawa buku gambar A3, pencil, penghapus, dan penggaris untuk pertemuan berikutnya.
15 menit
69
Pertemuan Kedua:
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Merefleksi pengalaman siswa tentang proses pembuatan karya seni rupa yang pernah mereka buat atau lihat.
Menjelaskan kaitannya dengan pengalaman mereka terhadap kompetensi dasar yang akan dipelajari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran. Bertanya secara lesan tentang bahan dan alat dalam membuat karya
seni rupa. Bertanya secara lesan tentang media dan teknik dalam membuat karya
seni rupa. Siswa mencari tahu dan saling menanyakan �tentang proses
pembuatan karya seni rupa dua dimensi.
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati Siswa mengamati proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi
melalui media audio visual Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa.
Menanyakan Siwa saling bertanya tentang langkah-langkah membuat karya seni
rupa dua dimensi Guru mengamati, membimbing dan menilai aktifitas siswa.
Mengeksplorasi Siswa secara individu diminta untuk bereksperimen dengan beragam
media dan teknik dalam membuat karya seni rupa dua dimensi. Masing-masing siswa diminta untuk membuat sketsa dan rancangan
karya seni rupa dua dimensi pada kertas gambar A3. Guru menilai proses dan sikap siswa dalam berkarya seni rupa serta
memberikan bimbingan.Mengasosiasi Siswa membandingkan karya sendiri dengan data-data yang
diperoleh dengan kegiatan berkarya, mengenai: bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika yang terkandung di dalamnya
Pada kelompoknya masing-masing, siswa saling berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika karya seni rupa dua dimensi yang sudah mereka buat.
Guru membimbing dan menilai aktifitas siswa dalam berdiskusi.Mengomunikasikan Masing-masing siswa dalam kelompoknya menyampaikan hasil sketsa
dan rancangan karya seni rupa dua dimensi dan data-data informasi yang diperoleh
Guru mengamati, menilai serta membimbing aktifitas siswa dalam berdiskusi.
105 menit
70
Rincian Kegiatan Waktu
Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi
Guru bersama siswa menyimpulkan langkah-langkah membuat karya seni rupa dua dimensi
Guru bersama siswa menyimpulkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam pembuatan karya seni rupa dua dimensi
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari berbagai macam karya seni rupa dua dimensi serta mengidentifikasi bahan dan alat yang dibutuhkan
Guru menugaskan kepada siswa untuk menentukan salah satu karyaseni rupa dua dimensi yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya
Guru menugaskan kepada siswa membawa bahan dan alat dalam pembuatan karya seni rupa dua dimensi yang mereka pilih untuk pertemuan berikutnya.
15 menit
Pertemuan Ketiga:
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Merefleksi hasil pembelajaran pada pertemuan sebelumnya tentang proses dan langkah-langkah pembuatan karya seni rupa dua dimensi
Menagih bahan dan alat yang diperlukan dalam berkarya seni rupa dua dimensi sesuai pilihannya
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menanyakan tentang macam-macam karya seni rupa dua dimensi serta bahan dan alat yang dibutuhkan.
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati Siswa saling mengamati tentang kesesuaian bahan dan alat yang
telah mereka bawa dengan hasil sketsa dan rancangan yang telah mereka buat.
Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa.Menanya
Siswa saling menanya tentang kesesuaian bahan dan alat yang telah mereka bawa dengan hasil sketsa dan rancangan yang telah mereka buat.
Siswa saling menanya tentang ide/gagasan dan konsep yang akan mereka buat.
Guru mengamati, membimbing dan menilai aktifitas siswa.
110 menit
71
Rincian Kegiatan Waktu
Mengkomunikasikan Masing-masing siswa menuangkan hasil karya sketsa dan
rancangan yang telah mereka buat pada bahan karya seni rupa yang telah mereka bawa.
Masing-masing siswa menggunakan alat sesuai prosedur yang benar.
Guru menilai keterampilan menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur yang benar
Guru menilai ide/gagasan dalam berkarya serta memberi bimbingan.
Penutup
Bersama siswa menyimpulkan media dan teknik serta ide/gagasan dalam berkarya seni rupa.
Memberikan tugas untuk membuat tulisan/laporan mengenahi karya seni rupa dua dimensi yang telah mereka buat.
10 menit
Pertemuan Keempat:
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
Merefleksi hasil pembelajaran pada pertemuan sebelumnya tentang pembuatan karya seni rupa dua dimensi sesuai dengan pilihannya
Menagih tulisan/laporan tentang karya seni rupa dua dimensi yang telah mereka buat
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menanyakan tentang ide/gagasan dalam berkarya seni rupa dua dimensi serta nilai estetikanya.
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati Siswa saling mengamati kesesuaian antara isi tulisan/ laporan
dengan hasil karya seni rupa yang telah mereka buat. Guru mengamati dan menilai aktifitas siswa.
Menanya Siswa saling menanya tentang kesesuaian antara isi tulisan/ laporan
dengan hasil karya seni rupa yang telah mereka buat. Guru mengamati, membimbing dan menilai aktifitas siswa.
Mengkomunikasikan
110 menit
72
Rincian Kegiatan Waktu
Siswa di bagi dalam kelompok sesuai dengan jenis karya seni rupa yang telah mereka buat
Masing-masing siswa dalam kelompoknya mempresentasikan tulisan/laporan karya seni rupa yang telah mereka buat.
Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian.
Guru menilai pengetahuan dan sikap siswa dalam kerja kelompok dan presentasi serta membimbing diskusi mereka.
Penutup
Bersama siswa menyimpulkan tentang tulisan/laporan dalam berkarya seni rupa.
Memberikan tugas untuk mempelajari karya seni rupa tiga dimensi untuk pertemuan berikutnya.
10 menit
H. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran1. Media
LCD projector, Video karya seni rupagambar karya seni rupa dua dimensi melalui media cetak dan internet, Buku gambar A3, pencil, penghapus, Pewarna,bahan untuk pembuatan karya seni rupa dua dimensi.
2. Alat/BahanAlat dan bahan untuk pembuatan karya seni rupa dua dimensi sesuai dengan pilihan siswa
3. Sumber BelajarBuku Paket Seni Budaya Kelas X, Buku-buku lain yang relevan, Informasi melalui media cetak dan internet, Hasil karya seni rupa, serta sumber lain yang relevan.Buku Teks Pelajaran Seni Budaya Kelas X SMAInformasi melalui internetInformasi melalui media cetakWebsite : www.psb-psma.org
I. Penilaian1. Jenis/teknis penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan melalui observasi kerja kelompok dan kerja individu, presentasi, dan laporan tertulis. Sedangkan penilaian hasil dilakukan melalui sketsa/ rancangan karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa dua dimensi (sesuai pilihannya).
1. Penilaian Pengetahuan
73
Kisi-Kisi, Soal, Pengetahuan, Dan Cara Pengolahan Nilai
Kompetensi Dasar
Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal
3.1. Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa3.2. Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
3.1.1 Menjelaskan pengertian seni rupa dua dimensi
3.1.2 Menerapkan jenis, simbol dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
Peserta didik dapat Menjelaskan pengertian karya seni rupa dua dimensi serta macam-macam karya seni rupa dua dimensi
Tes Tulis 1. Jelaskan pengertian
karya seni rupa dua
dimensi?
2. Sebutkan 5 contoh
karya seni rupa dua
dimensi yang anda
ketahui?
3. Sebutkan media, alat dan bahan dalam menggambar bentuk (model) dua dimensi?
Contoh Pengolahan Nilai:
IPK No.Soal Skor Penilaian 1 Nilai
1 1 30 Nilai perolehan KD : rerata dari nilai IPK Pengetahuan
100maxskor
didikpesertadiperoleh yangSkor didik pesertaNilai 2 2 30
3 3 40
Jumlah 100
74
2. Penilaian Keterampilan
Kompetensi Dasar
Indikator Indikator Soal Jenis Soal LEMBAR KERJA
4.1. Membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan melihat model
4.1.1Menjelaskan proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi.4.1.2 Praktekpembuatan karya seni rupa dua dimensi.
1. Peserta didik dapat menjelaskan proses pembuatan karya seni rupa dua dimensi.
Tes tertulisdan proyek
1. Jelaskan proses
pembuatan karya
seni rupa dua
dimensi, dalam hal
menggambar
bentuk?
2. Jelaskan langkah-
langkah dalam
pembuatan karya
seni batik?
3. Sebutkan dan
jelaskan prinsip-
prinsip dalam
membuat karya seni
rupa dua dimensi
2. Bentuk Instrumen dan InstrumenInstrumen kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan kinerja presentasi dengan fokus penilaian pada: komunikasi, sistematikan penyajian, wawasan, keberanian, antusias dan penampilan.Instrumen penilaian praktek dengan menggunakan rubrik penilaian praktek dengan fokus utama pada kesesuaian bentuk, penggunaan teknik sesuai prosedur, kecermatan dan ketepatan, penggunaan peralatan, komposisi dan nilai estetika.
Instrumen observasi penilaian sikap kerja kelompok menggunakan lembar pengamatan dalam hal sikap kerjasama, bertanggung jawab, toleran, dan disiplin. Instrumen observasi penilaian sikap kerja individu menggunakan lembar pengamatan sikap santun, jujur, cinta damai dalam mengapresiai seni dan pembuatnya. Instrumen observasi penilaian sikap kinerja presentasi menggunakan lembar pengamatan sikap responsif dan pro-aktif, peduli terhadap lingkungan dan sesama,menghargai karya seni dan pembuatnya.Contoh instrument terlampir.
3. Pembelajaran Remedial Remedial diberikan kepada peserta didik yang dianggap tidak mencapai KKM dengan
cara membimbing pemahaman peserta didik dengan memberi lebih banyak contoh dari yang paling sederhana sampai yang agak sulit serta memberikan perhatian kepada
75
peserta didikyang menyenangkan atau non formal guna agar peserta didik termotivasi dalam pembelajaran.
Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang dianggap memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi dengan cara : memberikan stimulasi dengan berbagai contoh karya seni rupa dua dimensi melalui media cetak maupun elektronik dan penugasan yang dapat dikerjakan secara individu atau kelompok serta memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berkarya di luar jam pelajaran sekolah dengan memanfaatkan potensi material berkarya seni rupa di lingkungan tempat tinggal peserta didikkarena waktu yang tersedia di sekolah untuk kegiatan berkarya sangat terbatas.
Makassar, 14 Mei 2019
Mengetahui Kepala Sekolah Guru Seni Budaya
A.AZIS, S.Pd ADHAR, S.PdNIP.196512311989031218 NIP.
76
LAMPIRAN1. Pertemuan Pertama
a. Lembar Kinerja PresentasiPENILAIAN KINERJA PRESENTASI
Matapelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)Materi : Bahan, media, jenis, simbol, nilai estetika dan teknik dalam
proses berkarya seni rupa dua dimensi.Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Nama :NIS :Kelas :
No Aspek yang dinilai Penilaian1 2 3
1 Komunikasi2 Sistematika penyampaian3 Wawasan4 Keberanian5 Antusias6 Penampilan
Rubrik:Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3Komunikasi Tidak ada
komunikasiKomunikasi sedang Komunikasi Lancar
dan baikSistematika penyampaian
Penyampain tidak sistematis
Sistematika penyampaian sedang
Sistematika penyampaian baik
Wawasan Wawasan kurang Wawasan sedang Wawasan luasKeberanian Tidak ada keberanian Keberanian sedang Keberanian baikAntusias Tidak antusias Antusias sedang Antusias dalam
kegiatanPenampilan Penampilan kurang Penampilan sedang Penampilan baik
77
2. Pertemuan kedua
a. Lembar Penilaian Proyek
INSTRUMEN PENILAIAN PROYEK
Matapelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)Nama Proyek : Laporan Berkarya Seni Rupa Dua DimensiAlokasi Waktu : 2 x 45 menitGuru Pembimbing:
Nama :NIS :Kelas :
No ASPEK SKOR (1-5)1 2 3 4 5
1 PERENCANAAN:a. Latar belakangb. Rumusan masalahc. Tujuan penulisan
2 PELAKSANAANa. Ketepatan pemilihan gambar b. Orisinalitas laporanc. Mendeskripsikan jenis, simbol dan nilai estetis dalam
konsep seni rupa dua dimensid. Mendeskripsikan tentang bahan dan alat, serta media
dan teknik dalam membuat karya seni rupa dua dimensi
e. Struktur/logika penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai
f. Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatifg. Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan
(Ilmiah)3 LAPORAN PROYEK:
a. Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalahb. Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk
peningkatan kecintaan terhadap hasil karya seni rupa Indonesia
78
3. Pertemuan ketigaa. Lembar Penilaian Produk
FORMAT PENILAIAN PRODUK
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)Nama Produk : Karya seni rupa dua dimensiAlokasi Waktu : 90 menitNama Peserta didik : Kelas/Semester : X/1
No Aspek Penilaian Skor ( 1 – 5 )*1 Kesesuaian bentuk
2 Penggunaan teknik sesuai prosedur
3 Kecermatan dan ketepatan
4 Penggunaan peralatan dengan baik dan benar
5 Komposisi
6 Nilai estetis
TOTAL SKOR
b. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kerja Kelompok
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAPKERJA KELOMPOK
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)Kelas/Peminatan : X/ MIPA, IPS, Bahasa Materi Pokok : Bahan, media, jenis, simbol, nilai estetika dan teknik dalam
proses berkarya seni rupa dua dimensi.
No
Nama SiswaObservasi
JmlSkor
NilaIkerjasama tanggungjawab toleran disiplin
(1) (2) (3) (4)1. ………..2.3.4.5.
79
6. Dst.
Keterangan pengisian skor:4. Sangat baik3. Baik2. Cukup1. Kurang.
c. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kinerja Presentasi
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAPKINERJA PRESENTASI
Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)Kelas/Peminatan : X/ SMK (seluruh kejuruan)Materi Pokok : Bahan, media, jenis, simbol, nilai estetika dan teknik dalam
proses berkarya seni rupa dua dimensi.
No
Nama Siswa
Observasi
JmlSkor
NilaIresponsif Proaktif
Peduli lingkunga
n
Peduli sesama
Menghargai karya seni
(1) (2) (3) (4) (5)7. ………..8.9.10.11.12. Dst.
Keterangan pengisian skor:4. Sangat baik3. Baik2. Cukup1. Kurang.
80
4. Pertemuan Keempat
a. Lembar Penilaian Portofolio
FORMAT PENILAIAN PORTOFOLIO
Sekolah :Matapelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa)Durasi Waktu : Nama Peserta didik : Kelas/Semester :
No KI/KD/PI Waktu Kriteria Ket.1 Persiapan
2 Perencanaan/ Sketsa
3 Pembuatan Karya
PI = Pencapaian Indikator
ANALISIS PERENCANAAN PENILAIANNo KD/Materi Nama
SiswaTes (Pengetahuan)
Unjuk Kerja (Keterampilan)
Proyek Produk Portofolio
Tulis Lisan
81
Lampiran 1. Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati
lingkungan sekolah dan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran di SMAN 1 PALIBELO meliputi:
A. Tujuan :
Untuk memperoleh data dan informasi baik mengenai kondisi fisik
maupun non fisik penunjang pelaksanaan pembelajaan seni kariya logam dengan
model kooperatif tipe student team achivemen devision (STAD) pada siswa kelas
XI SMA N 1 PALIBELO NTB.
B. Aspek yang diamati :
1. Minat dan antusias belajar siswa
NOKomponen Aspek yang diamati Hasil
pengamatan Ketss
ya tidak
Minat dan
antusias
belajar siswa
Menyampaikan salam dan berdoa
sebelum belajaran dimulai
Mengamati keaktifan dan
keseriusan siswa saat belajar
Mengamati respon siswa saat
penyampaian tujuan pembelajaran
tentang seni kriya logam
Kelengkapan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk membuat
kriya seni logam.
Hasil belajar
siswa
Melakukan pengamatan terhadap
kegiatan proses evaluasi atau
penilaian karya peserta didik
Melakukan pengamatan terhadap
82
cara Guru memberi apresiasi pada
hasil karya peserta didik
Melakukan penilain dan atau
refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
Memberikan umpan balik tehadap
program dan hasil pembelajaran
83
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana minat dan pengetahuan siswa terhadap
pembelajaran seni kriya logam di SMAN 1 PALIBELO
A. Identitas Diri
Nama : Pak Adhar S.Pd
Jabatan : Guru Seni Budaya
1. Bagaimana minat dan antusias peserta didik tentang pembelajaran seni
budaya dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada
pembelajaran seni kaligrafi?
Jawab : minat dan atusias perserta didik dapat dilihat dari hasil tugas yang
mereka kumpulkan dan sikap dalam mengerjakan tugas yang di
berikan sama guru.
2. Bagaimanakah langkah-langkah bapak dalam mengevaluasi dan menilai
karya peserta didik dalam membuat karya logam?
Jawab :
Memberikan materi, menyuruh mencarikan referensi sesua materi
tentang kaligrafi, memperkenalkan media logam sebagai bahan
dasarnya, membagi kelompok.
mengevaluasi dengan melihat kelompok yang mana yang belum
memiliki kelengkapan bahan
Menilai denga melihat prespektik dan komposisi dalam membuat
sebuah karya logam, dan kekompakan kelompoknya.
B. Identitas Diri
Nama : Ibu Fitri S.Pd
Jabatan : Guru Seni Budaya
84
1. Bagaimana minat dan antusias peserta didik tentang pembelajaran seni
budaya dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada
pembelajaran seni kaligrafi?
Jawab : menurut saya sebagai guru bidang studi seni budaya, saya melihat
minat dan antusias siswa dalam pembelajaran seni karya logam
sangat besar minatnya, karena perserta didik sangan senang
dengan kegiatan praktek apalagi kegiatan berkelompok, dan juga
antusias peserta didik sangan menghayati apa yang di jelaskan
oleh guru, melalui sikapnya.
2. Bagaimanakah langkah-langkah Ibu dalam mengevaluasi dan menilai
karya peserta didik dalam mesmbuat karya logam?
Jawaban :
Langkah-langkah dalam pembelajaran seni karya logam,
menjelaskan maksud dan tujuan dari seni karya seni logam, sperti
meberikan materinya.
Mengevaluasi kariya perserta didik yang blum siap dalam
melakukan praktek pembuatan seni kriya logam. Atau kelengkapan
bahan yang di gunakan.
Nilai adalah hasil akhir dari sebuah kariya persetak didik yang di
lihat dari presperktif dan komposisi dalam mebuat sebuah kariya
logam.
85
Lampiran 2. Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA
Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana minat dan pengetahuan siswa terhadap
pembelajaran seni kriya logam di SMAN 1 PALIBELO
C. Identitas Diri
Nama : Lisnatul
Jabatan : Pelajar
1. Bagaimana menurut anda mengenai proses pembelajaran kriya logam dengan
menggunakan model pembelajaran STAD?
Jawab : menurut saya proses belajar kriya logam sanga menarik, karena
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD,
yang di mana pembelajaran ini kerkenaan langsung dengan praktek,
dan membutukah kerja kelompokm dalam menyelesaikan karya
logam.
Nama : Ilham Halabi
Jabatan : Pelajar
1. Bagaimana meneurut anda mengenai cara mengevaluasi dan menilai kriya
peserta didik ?
Jawaban : hal yang perlu di evaluasi oleh kami sebagai peserta didik adalah
kurang memahami tehknik dalam pembauatan kariya logam. Dan
kurannya media yang kami bawa.
Nama : Fitri Alfiani
Jabatan : Pelajar
1. Bagaiman minat dan antusias anda dalam pembelajaran seni kriya logam?
Jawab : minat belajar kami sebagai peserta didik selama mengikuti pelajaran
seni karya logam cukup besar, dan terbukti dengan tugas atau hasil
yang dikumpulkan.
86
2. Bagaimana meneurut anda mengenai cara mengevaluasi dan menilai kriya
peserta didik ?
Jawab : cara mengevaluasi sebuag karya di lihat dari hasil atau proses dalam
pembuatan kariya logam.
87
DOKUMENTASI
1. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
(a) (b)
Gambar (a) dan (b). Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar(Dokumentas Foto : Irfan, September 2018)
(c) (d)
Gambar (c) dan (d). Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar(Dokumentas Foto : Irfan, September 2018)
88
2. pelaksanaan kriya Logam
(E) (F)
Gambar (E) dan (f). Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar(Dokumentasi Foto : Irfan, September 2018)
3. Hasil Kariya Siswa
(g) (h)
Gambar (g) dan (h). Hasil Kariya Siswa Kelompok I(Dokumentasi Foto : Irfan, September 2018)
89
(i) (j)
Gambar (i) dan (j). Hasil Kariya Siswa Kelompok II(Dokumentasi Foto : Irfan, September 2018)
(k) (l)
Gambar (k) dan (l). Hasil Kariya Siswa Kelompok III(Dokumentasi Foto : Irfan, September 2018)
90
(m) (n)
Gambar (m) dan (n). Hasil Kariya Siswa Kelompok IV(Dokumentasi Foto : Irfan, September 2018)
92
RIWAYAT HIDUP
Irfan, lahir di desa Bre Belo Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima Propinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 16 Juli 1990s, putra keempat dari
6 bersaudara dari pasangan M. Sidik dan Mukminah. Penulis menghabiskan
masa kecil di kampung halaman sendiri dan pertama kali mengikuti
pendidikan formal pada tahun 1999 di Sekolah Dasar Madrasah Iptidaiyah palibelo (SDN)
palibelo tamat pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP PGRI dantamat
tahun 2008 dan tamat pada tahun 2010. Dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkanpendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Palibelo dan tamat pada
tahun 2011. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Muhammadiyah
Makassar (UMM) dan diterima di Program Studi Pendidkan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP). Selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar,
penulis aktif dalam berbagai organisasi ekstra kampus seperti PERMATAPABEL (Persatuan
mahasiswa kecamatan palibelo) dan. Berkat lindungan allah SWT, dan iringan doa kedua orang
tua serta saudaraku, juga berkat bimbingan para dosen dan support dari teman-teman
seperjuangan, sehingga dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi berhasil menyusun
skripsi yang berjudul “Pelaksanaan pembelajaran seni karya logam dengan model kooperatif tipe
student team achivemen devision (stad) pada siswa kelas XI SMAN 1 palibelo bima NTB.