SKRIPSI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/8698/1/A210060179.pdfseperti televisi, koran, VCD,...
Transcript of SKRIPSI - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/8698/1/A210060179.pdfseperti televisi, koran, VCD,...
PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PERGAULAN
TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA
SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
Tahun Ajaran 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh :
RESTU NOVA RIANA
A 210 060 179
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu
cepat memberikan perubahan dan kemajuan dalam berbagai kehidupan. Pada
bidang teknik ditemukannya sarana telekomunikasi dan informasi membawa
dampak yang positif sekaligus negatif pada kehidupan sosial masyarakat.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memang tidak terelakkan
lagi dan tanpa disadari menjadikan manusia mengalami pergeseran sikap,
nilai, budaya dan perilaku.
Penerimaan masyarakat terhadap teknologi komunikasi dan informasi
seperti televisi, koran, VCD, majalah, internet, dan sebagainya selain dapat
dinikmati sebagai media informasi, tetapi juga membawa masuk informasi-
informasi lain yang dapat menggoyahkan kekuatan norma yang selama ini
dipegang teguh oleh masyarakat. Di sisi lain perubahan sosial membawa
perkembangan masyarakat, dengan keterbukaan masuknya budaya barat ke
Indonesia memberikan pengaruh yang besar bagi masyarakat khususnya
remaja yang ada di perkotaan. Contohnya pergaulan bebas dan cara
berpakaian remaja sering meniru budaya barat.
Remaja yang berada masa peralihan antara masa anak-anak dan
dewasa penuh dengan berbagai gejolak. Dari dalam diri mereka timbul rasa
ingin tahu tentang hal-hal baru yang belum mereka dapat, termasuk di
dalamnya pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia
untuk mengubah kehidupannya kelak. Karena kebanyakan usia mereka masih
berstatus pelajar sekolah menengah atas atau berusia antara 16 sampai 19
tahun, maka rasa keingintahuan remaja kadang-kadang kurang disertai
berbagai pertimbangan rasional dan pengetahuan yang cukup akan berakibat
lanjut fatal dari suatu perbuatan.
Yang paling menonjol dalam pergaulan remaja saat ini, yang mereka
kebanyakan masih berstatus sebagai pelajar adalah dengan membentuk
kelompok-kelompok kecil dalam pergaulan mereka. Atau lebih sering disebut
dengan kelompok sebaya atau peer group. Dalam usia ini, remaja sedang
dalam masa transisi yang sedang dalam proses mencari jati dirinya sendiri.
Anak-anak seperti ini merasa ingin diakui atau ingin menunjukkan siapa
dirinya sendiri kepada orang lain.
Mereka ingin terlihat lebih baik dari teman-temannya, atau ingin
terlihat lebih menonjol. Kelompok-kelompok ini biasanya terbentuk karena
persamaan tujuan, dan pemikiran antara anggota-anggotanya dan sebagian
besar terbentuk di lingkungan sekolah.
Kelompok-kelompok seperti ini mempunyai pengaruh yang cukup
besar dalam perkembangan remaja/ anak tersebut, baik perkembangan fisik
maupun batin. Peer group dapat memberikan pengaruh yang baik pada para
anggotanya, seperti dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih baik,
untuk berprestasi lebih baik dan sebagainya. Kelompok juga dapat
memberikan pengaruh yang buruk terhadap anggotanya, misalnya ; karena
teman-temannya merokok dan tidak ingin dikatakan “cemen” atau sebagainya,
anak yang sebelumnya tidak merokok berubah menjadi seorang perokok.
Di sisi lain peer group mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan diri remaja yang dapat berfungsi sebagai persiapan bagi
kehidupannya di masa yang akan datang, dan dapat berpengaruh terhadap pola
perilaku dan pandangannya. Di dalam peer group remaja dituntut untuk
belajar sosial, bergaul, memberi dan menerima pergaulan dengan sesama
temannya. Syamsu Yusuf LN (2004: 60) menyebutkan bahwa :
Peranan kelompok teman sebaya bagi remaja adalah memberikan
kesempatan untuk belajar tentang : (1) Bagaimana berinteraksi dengan
orang lain. (2) Mengontrol tingkah laku sosial. (3) Mengembangkan
keterampilan dan minat yang relevan dengan usianya. (4) Saling
bertukar perasaan dan masalah.
Alangkah baiknya bila peer group yang ada di sekolah merupakan
kelompok yang dapat memberikan pengaruh yang positif bagi anggotanya
yaitu para siswa- siswi dari sekolah tersebut. Semua pihak termasuk orang tua
dan guru pasti berharap dengan adanya kelompok-kelompok tersebut dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, meski kelompok tersebut merupakan
kelompok yang “ilegal” atau terbentuk tidak secara resmi.
Kelompok teman sebaya atau peer group yang baik adalah dimana
anggota-anggotanya mendapatkan pengaruh yang positif dari teman-temannya
dalam kelompok tersebut. Pengaruh tersebut dapat berupa semangat yang
lebih besar dan lebih baik untuk dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Biasanya dalam kelompok seperti ini anak-anak merasa tidak canggung atau
malu untuk bertanya kepada temannya dari pada bertanya kepada guru.
Pengaruh dalam kelompok akan dapat mengetahui dan memahami pelajaran
yang diajarkan guru serta dapat memacu dan memotivasi untuk lebih baik
dalam mengejar prestasi belajarnya.
Selain dengan adanya peer gpoup tersebut, prestasi belajar yang
maksimal hanya bisa diraih dengan kedisiplinan belajar yang baik. Dengan
kedisiplinan belajar, siswa dapat mencapai prestasi seperti yang diinginkan.
Karena remaja akan mempunyai suatu perasaan taat dan patuh. Rasa disiplin
pertama kali timbul oleh karena pendidikan orang tua. Dalam proses mendidik
kedisiplinan anak, orang tua akan tidak mudah untuk menanamkan rasa
disiplin itu pada diri anak. Menanamkan disiplin pada anak harus dimulai
sejak dini, karena dengan dimulai dari kecil diharapkan anak menjadi terbiasa
dan rasa disiplin tersebut berkembang terus menerus sampai anak menjadi
dewasa.
Menurut Soegeng Prijodarminto (1992 : 23) “ Disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesenian, keteraturan, atau ketertiban”.
Nilai-nilai dalam disiplin tersebut sangat menunjang dan penting dalam
menjalani suatu kehidupan bermasyarakat yang terdiri dari berbagai kegiatan.
Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam setiap kegiatan ataupun
perilaku, maka kita akan memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan
yang kita inginkan. Tanpa adanya sikap disiplin dalam berperilaku, maka
hidup yang kita jalani akan berjalan dengan tidak teratur dan akhirnya kita
tidak akan memperoleh hasil yang kita harapkan.
Kediplinan belajar merupakan suatu tata tertib yang tercipta dan
terbentuk sebagai pola tingkah laku belajar yang diatur sedemikian rupa,
menurut ketentuan-ketentuan yang harus ditaati dan dipatuhi oleh semua
pihak. Dengan kedisiplinan dapat tercipta ketertiban dan keteraturan serta
dapat menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari
upaya-upaya yang dilakukan siswa.
Seorang siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar yang tinggi akan
mengikuti dan mentaati peraturan sekolah secara baik, dengan kesadaran diri
untuk melaksanakan peraturan tersebut, dan anak melaksanakan hukuman
apabila melakukan kesalahan. Kedisiplinan belajar tidak tumbuh dengan
sendirinya, melainkan adanya bantuan dari pendidikan, baik dari orang tua,
guru maupun masyarakat.
Orang tua sangat berperan penting dalam pembinaan kedisiplinan
belajar anak di rumah yaitu dengan memberikan teladan yang baik bagi anak
dan bertanggung jawab mencukupi kebutuhan anak. Apabila dari kecil anak
sudah diajarkan untuk berlaku disiplin dalam segala hal, semakin lama anak
akan dapat memahami dan menjiwai arti disiplin tersebut. Penanaman
kedisiplinan secara dini kepada anak adalah sangat baik, karena anak tersebut
semakin besar semakin kuat rasa kedisiplinannya, dan khususnya rasa disiplin
dalam hal belajar di sekolah maupun di rumah.
Disiplin yang dimaksud tidak hanya dalam pengertian taat dengan
waktu belajar yang sudah ditentukan, tetapi juga termasuk dengan
pemanfaatan waktu luang yang ada untuk belajar. Secara otomatis, semakin
sering anak belajar maka pelajaran yang telah diajarkan akan semakin
dimengerti oleh anak tersebut. Perilaku disiplin belajar tersebut tidak hanya
berlaku dalam lingkungan sekolah namun juga berlaku dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat.
Guru berperan dalam menanamkan kedisiplinan belajar di sekolah
yaitu dengan menerapkan berbagai peraturan dalam hal belajar di sekolah
seperti masuk sekolah sebelum bel berbunyi, mendengarkan materi pelajaran
yang disampaikan guru dengan baik, mengerjakan tugas tepat waktu, dan
mengerjakan pekerjaan rumah. Kedisiplinan belajar dapat tumbuh juga
dengan bantuan masyarakat, apabila kondisi masyarakat sekitar mempunyai
tingkat kedisiplinan belajar yang tinggi, maka dengan sendirinya akan
berpengaruh pada anak tersebut, demikian pula sebaliknya.
Dengan disiplin belajar yang tinggi, diharapkan meningkatkan prestasi
belajar siswa. Prestasi belajar yang baik dan maksimal tidak dapat diperoleh
dengan cara yang instan, tetapi harus dengan usaha yang keras dan tidak kenal
lelah. Dengan prestasi yang tinggi, maka dia akan dipandang lebih tinggi
daripada siswa yang lainnya. Dengan prestasi yang tinggi pula, siswa dapat
memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk dapat mencapai keinginannya
dan masa depan yang lebih cerah.
Seperti halnya mendapat kesempatan yang lebih besar untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi dan lebih baik kualitasnya.
Karena dalam masa-masa sekarang, prestasi belajar dan tingkat sekolah yang
lebih baik dapat menunjang masa depan yang lebih baik.
Selain itu, dalam masyarakat kita saat ini prestasi masih dipandang
sebagai hal atau tujuan yang dapat mengangkat citra seseorang menjadi lebih
baik, serta dapat mengangkat derajat dan martabat seseorang dalam
masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Zainal Arifin (1990: 3) bahwa :
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam
sejarah umat manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia
selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-
masing, perenial mempunyai arti dapat hidup beberapa tahun terus
menerus.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar merupakan masalah yang sudah ada sejak dahulu dan merupakan hal
yang wajar untuk dikejar dan ingin dicapai oleh setiap orang terutama bagi
mereka yang masih duduk di bangku sekolah.
Berdasarkan beberapa pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui dan meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara kedisiplinan
belajar, dan pergaulan teman sebaya siswa terhadap prestasi belajar ekonomi
dan dengan judul “PENGARUH ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR
DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang
muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Keberhasilan pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan
anak.
2. Faktor penentu keberhasilan pendidikan adalah faktor intern dan faktor
ekstern.
3. Lingkungan pergaulan tidak selalu positif, maka anak perlu diberikan
pendidikan untuk bergaul agar anak bermental spiritual untuk
mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk.
4. Guru sebagai salah satu unsur pendidikan tidak selalu ditentukan oleh
kualitas intelektualnya, tetapi juga ditentukan cara guru menumbuhkan
kedisiplinan pada anak.
5. Sikap dan perilaku siswa sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan,
yaitu sikap positif berdisiplin dalam menghadapi proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini berjalan terarah dan mencapai sasaran yang
diinginkan, maka masalah dibatasi pada :
1. Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalah kedisiplinan siswa dalam
menggunakan waktu belajar sehari-hari untuk mencapai prestasi yang
diinginkan.
2. Pergaulan teman sebaya yang dimaksud adalah pergaulan antara siswa
dengan siswa yang meliputi suasana keakraban, saling pengertian, saling
menghargai dan menghormati, dan rasa toleransi dan solidaritas.
3. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar mata pelajaran
ekonomi yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam nilai raport.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dibuat perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar
ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta ?
2. Adakah pengaruh antara pergaulan teman sebaya terhadap prestasi
belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta ?
3. Adakah pengaruh secara bersama-sama antara kedisiplinan belajar dan
pergaulan teman sebaya terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui pengaruh antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi
belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara pergaulan teman sebaya terhadap
prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara kedisiplinan belajar dan pergaulan
teman sebaya terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 2 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
positif bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses
belajar khususnya bidang ilmu ekonomi.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi
pendidik untuk memberikan pengertian tentang pentingnya
kedisiplinan belajar dan pergaulan teman sebaya.
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada siswa akan
pentingnya kedisiplinan belajar untuk meningkatkan prestasi
belajarnya.
G. Sistematika Laporan
Secara garis besar penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab,
yaitu :
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah,
perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika laporan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tinjauan tentang prstasi belajar, tinjauan tentang
kedisiplinan belajar, tinjauan tentang pergaulan teman sebaya,
kerangka pemikiran dan hipotesis.
Bab III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, uji instrumen, teknik analisis data.
Bab IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, penyajian data,
analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil
penelitian.
Bab V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN