SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... ·...

124
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM MENCEGAH PENULARAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAQA SKRIPSI ZAKIYYAH HUSNA P07220213035 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN SAMARINDA 2017

Transcript of SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... ·...

Page 1: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN DAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA

DALAM MENCEGAH PENULARAN TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAQA

SKRIPSI

ZAKIYYAH HUSNA

P07220213035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN

SAMARINDA

2017

Page 2: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN DAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA

DALAM MENCEGAH PENULARAN TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAQA

SKRIPSI

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Terapan Keperawatan

Disusun dan diajukan oleh

ZAKIYYAH HUSNA

P07220213035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN

SAMARINDA

2017

Page 3: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Zakiyyah Husna

NIM : P07220213035

Program Studi : D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar

merupakan hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam

naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam

naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiat, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Samarinda,

Yang membuat pernyataan,

Zakiyyah Husna

NIM. P07220213035

Materai

6000

Page 4: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN DAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA

DALAM MENCEGAH PENULARAN TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAQA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh

ZAKIYYAH HUSNA

P07220213035

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Samarinda, 26 Juli 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Ratanto, M. Kep Arifin Hidayat, SST., M. Kes

NIDN. 4030018001 NIDN. 8808140017

Mengetahui,

Ketua Program Studi D-IV Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Andi Parellangi, S. Kep., M. Kep., M.H.

NIP. 197512152002121004

Page 5: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN DAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA

DALAM MENCEGAH PENULARAN TB PARU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAQA

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh

ZAKIYYAH HUSNA

P07220213035

Telah dipertahankan dalam sidang seminar hasil

pada tanggal 26 Juli 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Dewan Penguji

Penguji I

Joko Sapto Pramono, S. Kp., MPHM

NIDN. 4026116602

Penguji II

Ns. Ratanto, M. Kep

NIDN. 4030018001

Penguji III

Arifin Hidayat, SST., M. Kes

NIDN. 8808140017

Ketua Program Studi D-IV Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kaltim

Ns. Andi Parellangi, S.Kep., M.Kep., M.H.

NIP. 197512152002121004

Page 6: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Tugas Kesehatan Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru

di Wilayah Kerja Puskesmas Baqa”. Skripsi ini diajukan sebagai pemenuhan

syarat untuk melaksanakan penelitian Skripsi Sarjana Terapan Keperawatan di

Program Studi D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Drs. H. Lamri, M. Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kaltim.

2. Ismansyah, S. Kp., M. Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Kaltim.

3. Ns. Andi Parellangi, S. Kep., M. Kep., M.H. selaku Ketua Program Studi

D-IV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.

4. Joko Sapto Pramono, S. Kp., MPHM selaku penguji utama.

5. Ns. Ratanto, M. Kep selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan, masukan dan saran dalam pembuatan skripsi ini.

Page 7: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

6. Arifin Hidayat, SST., M. Kes selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan serta telah meluangkan waktu untuk

berdiskusi hingga usulan penelitian skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan dan

motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi dan perkuliahan ini.

8. Teman-teman seperjuangan khususnya Tingkat IV D-IV Keperawatan.

9. Kedua sahabat peneliti, Andez dan Nahari yang selalu mendukung dan

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Akhirnya kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

telah berperan serta dalam membantu penyelesaian skripsi penelitian ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dan kelemahan

dalam penulisan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaannya. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Samarinda, Juli 2017

peneliti

Page 8: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

ABSTRAK

ZAKIYYAH HUSNA. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan dan Tugas Kesehatan Keluarga dalam Mencegah Penularan Tb Paru

Di Wilayah Kerja Puskesmas Baqa (dibimbing oleh Ratanto dan Arifin Hidayat).

Pendahuluan : TB Paru masih menjadi masalah kesehatan global yang utama

sehingga menyebabkan gangguan kesehatan yang buruk. Kementerian Kesehatan

(2016) menetapkan strategi operasional pembangunan kesehatan melalui Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan

keluarga dalam mencegah penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan

pre and post test without control. Teknik pengambilan sampel adalah consecutive

sampling sebanyak 31 responden. Data dianalisa dengan menggunakan uji T-Test

berpasangan.

Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan

keluarga sebelum dilakukan intervensi didapatkan nilai mean 15.29 dan sesudah

dilakukan intervensi nilai mean 19.39. Hasil penelitian ini juga menunjukkan rata-

rata nilai tugas kesehatan keluarga sebelum dilakukan intervensi didapatkan nilai

mean 79.19 dan sesudah dilakukan intervensi nilai mean 82.13.

Kesimpulan : Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan yang bermakna terhadap

tingkat pengetahuan dengan nilai p sebesar 0.001 dan tugas kesehatan keluarga

dengan nilai p sebesar 0.001. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

tambahan informasi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan

variabel yang berbeda dan ditambah dengan kelompok kontrol.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Tingkat Pengetahuan, Tugas Kesehatan

Keluarga, TB Paru

Page 9: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

ABSTRACK

ZAKIYYAH HUSNA. The Effect Of Health Education To Level Knowledge and

Family Health Task in Preventing Pulmonary Tb in The Working Area Of Baqa

Community Health Centers (guided by Ratanto and Arifin Hidayat).

Intoduction : Pulmonary TB is still a major global health problem causing poor

health problems. Ministry of Health (2016) establishes operational strategy of

health development through Healthy Indonesia Program with Family Approach.

Purpose : This study aims to determine the effect of health education on the level

of knowledge and family health tasks in preventing transmission of pulmonary

tuberculosis in the work area of Baqa Community Health Center.

Design : This research uses Quasi Experiment design with pre and post test

without control design. The sampling technique is consecutive sampling counted

31 respondents. Data were analyzed using paired T-Test test.

Results : The results of this study indicate that the average value of family

knowledge before the intervention obtained a mean value of 15.29 and after

intervention the mean value of 19.39. The results of this study also shows the

average value of family health tasks before the intervention obtained mean value

79.19 and after intervention the mean value 82.13.

Conclusion : There is a significant effect of health education on knowledge level

with p value of 0.001 and family health task with p value of 0.001. The results of

this study can be used as additional information to develop further research with

different variables and coupled with the control group.

Keywords : Health Education, Level of Knowledge, Family Health Task,

Pulmonary TB

Page 10: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................ vi

ABSTRAK .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................. xiii

DAFTAR SKEMA ............................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan ...................................................................................... 5

1. Tujuan Umum .................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

1. Teoritis ............................................................................... 6

2. Praktik ................................................................................ 7

E. Keaslian Penelitian ................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Tuberkulosis .............................................................. 10

1. Pengertian ........................................................................... 10

2. Etiologi ............................................................................... 11

Page 11: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

3. Klasifikasi .......................................................................... 11

4. Manifestasi Klinis .............................................................. 13

5. Cara Penularan ................................................................... 14

6. Faktor-Faktor Risiko .......................................................... 15

7. Patogenesis ......................................................................... 16

8. Diagnosis ............................................................................ 17

9. Komplikasi ......................................................................... 17

10. Pengobatan ......................................................................... 18

11. Pencegahan ......................................................................... 19

B. Konsep Keluarga ...................................................................... 21

1. Definisi Keluarga ............................................................... 21

2. Bentuk Keluarga................................................................. 22

3. Peran Keluarga ................................................................... 23

C. Fungsi dan Tugas Kesehatan Keluarga .................................... 23

D. Pendidikan Kesehatan .............................................................. 25

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan ..................................... 25

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan ............................................ 26

3. Metode Pendidikan Kesehatan .......................................... 26

4. Media Pendidikan Kesehatan ............................................. 27

E. Pengetahuan ............................................................................. 29

F. Kerangka Teori......................................................................... 31

G. Kerangka Konsep ..................................................................... 32

H. Hipotesis ................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ............................................................... 34

B. Populasi dan Sampel ................................................................ 34

C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 38

D. Definisi Operasional................................................................. 38

E. Instrumen Penelitian................................................................. 41

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................... 43

Page 12: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44

H. Pengolahan data dan Analisa Data ........................................... 44

1. Pengolahan Data................................................................. 44

2. Analisa Data ....................................................................... 45

a. Analisa Univariat ......................................................... 45

b. Analisa Bivariat ............................................................ 45

I. Etika Penelitian ........................................................................ 46

J. Jalannya Penelitian ................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 49

1. Analisis Univariat............................................................... 49

2. Analisis Bivariat ................................................................. 52

a. Uji Normalitas .............................................................. 52

b. Uji Hipotesis ................................................................ 54

B. Pembahasan .............................................................................. 55

1. Karakteristik Responden .................................................... 55

2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat

Pengetahuan ....................................................................... 58

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tugas

Kesehatan Keluarga ........................................................... 60

C. Keterbatasan Peneliti ................................................................ 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 62

B. Saran ......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian............................................................. 8

Tabel 2.1 : Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Media

Penyuluhan ........................................................................ 28

Tabel 3.1 : Definisi Operasional .......................................................... 38

Tabel 3.2 : Analisis Bivariat................................................................. 46

Tabel 4.1 : Deskripsi Data Demografi Responden............................... 49

Tabel 4.2 : Distribusi Statistik Nilai Selisih Variabel Tingkat

Pengetahuan dan Tugas Kesehatan Keluarga Sebelum dan

Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan ......................... 51

Tabel 4.3 : Distribusi Hasil Normalitas Variabel Tingkat Pengetahuan

dan Tugas Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah

diberikan Pendidikan Kesehatan ....................................... 52

Tabel 4.4 : Distribusi Hasil Transformasi Data Variabel Tugas

Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan ....................................................... 53

Tabel 4.5 : Distribusi Variabel Tingkat Pengetahuan dan Tugas

Kesehatan Keluarga menggunakan Uji T-Test

Berpasangan ...................................................................... 54

Page 14: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

Skema 2.1 : Patogenesis ....................................................................... 16

Skema 2.2 : Kerangka Teori Penelitian................................................ 32

Skema 2.3 : Kerangka Konsep Penelitian ............................................ 33

Skema 3.1 : Rancangan Penelitian ....................................................... 34

Page 15: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR SINGKATAN

BCG : Bacille Calmette Guerin

BTA : Basil Tahan Asam

DOTS : Directly Observed Treatment Short-course

H : Isoniazid

HIV : Human Immunodeficiency Virus

ISTC : Internasional Standard for Tuberculosis Care

KDT : Kombinasi Dosis Tetap

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

OAT : Obat Anti Tuberkulosis

PMO : Pengawas Menelan Obat

PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

PPTI : Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia

R : Rifamfisin

TB Paru : Tuberkulosis Paru

TB MR : Tuberkulosis Mono Resistan

TB PR : Tuberkulosis Poli Resistan

TB MDR : Tuberkulosis Multi Drug Resistan

TB XDR : Tuberkulosis Extensif Drug Resistan

TB RR : Tuberkulosis Rifamfisin Resistan

WHO : World Health Organization

Page 16: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian ke Dinas Kesehatan Kota

Lampiran 3 : Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Baqa

Lampiran 4 : Lembar Informed Consent

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) TB Paru

Lampiran 7 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Tugas Kesehatan Keluarga

Lampiran 8 : Tabel Jadwal Penelitian

Lampiran 9 : Master Tabel

Lampiran 10 : Hasil SPSS

Lampiran 11 : Ethical Clearance

Page 17: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang

utama sehingga menyebabkan gangguan kesehatan yang buruk. Berbagai

upaya pengendalian yang telah dilakukan, insiden dan kematian akibat TB

paru telah menurun, namun TB paru masih menyerang jutaan orang pada

tahun 2016. Indonesia menduduki peringkat keempat dunia setelah Negara

India, China dan Rusia dengan penderita TB paru terbanyak yang

menyebabkan kematian dari penyakit menular diseluruh dunia setelah Human

Immunodeficiency Virus (HIV) (WHO, 2016)

TB paru adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan bakteri

Mycobacterium Tuberculosis, dapat menyerang berbagai organ, terutama

paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas

dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian (Kemenkes RI,

2016). Wolrd Health Organization (WHO) telah merekomendasikan strategi

Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) sebagai strategi dalam

penemuan dan pengendalian TB paru sejak tahun 1995. WHO menyatakan

strategi DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan yang secara ekonomis

sangat efektif. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan

pasien. Strategi ini merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan

penularan TB paru sehingga memutuskan rantai penularan TB paru dan

Page 18: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dengan demikian dapat menurunkan insiden TB paru di masyarakat

(Kemenkes RI, 2014).

Kementerian Kesehatan (2016) menetapkan strategi operasional

pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara dengan melaksanakan

penyuluhan kesehatan dan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di

wilayah kerjanya.

Hal ini juga sejalan dengan strategi perubahan perilaku dari WHO, dimana

perubahan perilaku melalui cara pendidikan diawali dengan memberikan

informasi atau pengetahuan tentang kesehatan, sehingga diharapkan

pengetahuan masyarakat menjadi meningkat yang akan menimbulkan

kesadaran dan pada akhirnya mereka akan berperilaku sesuai dengan

pengetahuan yang mereka miliki. Perubahan perilaku dengan cara ini,

memang membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga hasilnya kadang

tidak langsung terlihat (Notoadmodjo, 2010).

Konsistensi penderita TB Paru masih memprihatinkan. Oleh karena itu,

petugas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat masih tetap

diperlukan untuk membantu penderita TB Paru agar melakukan tindakan yang

memperbesar kemungkinan penyebaran TB Paru ke orang lain. Petugas

kesehatan dapat melakukan tindakan-tindakan pendidikan, pengawasan dan

juga pemberian motivasi (Suharyo, 2013).

Page 19: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Kemenkes RI (2016) menyatakan bahwa terdapat lima tugas kesehatan

keluarga yang terdapat di dalam fokus pendekatan pelaksanaan Program

Indonesia Sehat yaitu mengenal masalah kesehatan setiap anggota

keluarganya, mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat, memberikan

perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana

rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian

anggota keluarganya serta mempertahankan hubungan timbal balik antara

keluarga dan fasilitas kesehatan.

Data prevalensi penduduk Indonesia yang di diagnosis TB Paru oleh

tenaga kesehatan tahun 2013 adalah 0,4%, tidak berbeda dengan data pada

tahun 2007. Lima provinsi dengan TB Paru tertinggi adalah Jawa Barat

(0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten (0,4%)

dan Papua Barat (0,4%), sedangkan Kalimantan Timur adalah 0,2%.

(Kemenkes RI, 2013)

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur,

pada tahun 2014 ditemukan 1.953 penderita TB paru dan meningkat pada

tahun 2015 sebesar 2.391 penderita. Jumlah penemuan kasus TB dengan BTA

positif tertinggi di Kota Samarinda (462 kasus) dan terendah penemuan kasus

di Kabupaten Mahakam Ulu (30 kasus) (Dinas Kesehatan Provinsi

Kalimantan Timur, 2016)

Data yang diperoleh dari Puskesmas Baqa pada tahun 2015 terdapat 55

penderita yang menunjukkan BTA positif (+) dan sudah dinyatakan sembuh

sedangkan pada tahun 2016 terdapat 60 penderita yang menunjukkan BTA

Page 20: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

positif (+) dengan 15 penderita masih menjalani pengobatan (Puskesmas

Baqa, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Marwansyah tentang “Pengaruh

Pemberdayaan Keluarga Penderita TB (Tuberkulosis) Paru Terhadap

Kemampuan Melaksanakan Tugas Kesehatan Keluarga di Wilayah Puskesmas

Martapura dan Astambul Kabupaten Banjar” menyatakan bahwa keluarga

yang mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan diperoleh melalui

proses belajar dari petugas kesehatan yang memberikan informasi kesehatan

kepada keluarga, akan menimbulkan kesadaran terhadap kesehatan dan

hasilnya adalah pengetahuan kesehatan yang dapat menimbulkan kemauan

atau kehendak untuk melakukan tindakan kesehatan (Marwansyah, 2015).

Penelitian lain oleh Tatik Kuarnianingsih tentang “Hubungan Peran

Keluarga dengan Tingkat Kesembuhan Pada Penderita TB Paru di Balai

Pengobatan Penyakit Paru-Paru Unit Minggiran Yogyakarta” menyatakan

bahwa terdapat hubungan peran keluarga dengan tingkat kesembuhan yang

cepat pada penderita TB paru karena penderita TB paru merasa dihargai,

dicintai, dibutuhkan dan diperhatikan oleh keluarga sehingga menjadi sumber

kekuatan dan dukungan sosial bagi penderita TB paru untuk sembuh serta

ditunjang dengan pengobatan yang baik dan teratur (Kurnianingsih, 2015).

Penelitian terdahulu lainnya yang dilakukan oleh Eka Dwi Yanti tentang

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Audiovisual

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Mengenai Upaya Pencegahan

Penyakit Menular Seksual” menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan

Page 21: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dengan menggunakan media audiovisual berpengaruh terhadap pengetahuan

dan sikap remaja mengenai upaya pencegahan penyakit menular seksual.

Kelebihan media audiovisual adalah memberikan gambaran yang lebih nyata

serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat

(Yanti, 2015).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan

dan Tugas Kesehatan Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru di

Wilayah Kerja Puskesmas Baqa”

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam mencegah

penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam mencegah penularan TB

paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa.

Page 22: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan karakteristik keluarga penderita TB paru di wilayah

kerja Puskesmas Baqa Samarinda Seberang (umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan).

b. Menganalisis tingkat pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan

intervensi pendidikan kesehatan.

c. Menganalisis tugas kesehatan keluarga sebelum dan setelah dilakukan

intervensi pendidikan kesehatan.

d. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga sebelum dan setelah

dilakukan intervensi pendidikan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Kaltim program studi D-IV

Keperawatan untuk memperkaya literatur tentang TB paru.

b. Bagi peneliti sendiri agar menambah wawasan dan dapat menemukan

serta memecahkan permasalahan terutama di bidang Penanggulangan

Program TB paru.

Page 23: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

2. Praktik

a. Bagi keluarga yang merawat anggota keluarganya yang menderita TB

paru dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan

dan upaya dalam pencegahan penularan TB paru.

b. Sebagai bahan masukan dan informasi yang penting bagi

pengembangan penanggulangan Program TB paru di Puskesmas Baqa

Samarinda Seberang.

E. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini merupakan matrik yang memuat tentang nama

peneliti beserta tahun, judul, metode, sampel dan hasil penelitian terdahulu

(Tabel 1.1).

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No

Nama

Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Sampel Hasil Penelitian

1 Lola

Illona

Elfani

Kausar

(2015)

Tugas

Kesehatan

Keluarga

pada

Anggota

Keluarga

yang

Menderita

TB Paru

Metode

deskriptif

dengan

pendekatan

cross

sectional

Teknik

sample

jenuh

sebanyak 30

orang

Hasil penelitian

adalah

pelaksanaan

tugas kesehatan

keluarga dengan

kategori baik 8

responden

(26%),

pelaksanaan

tugas kesehatan

keluarga dengan

kategori cukup

11 responden

(37%) dan

pelaksanaan

tugas kesehatan

Page 24: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

No

Nama

Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Sampel Hasil Penelitian

keluarga dengan

kategori kurang

11 responden

(37%)

2 Prealisa

Dwi

Antopo

(2015)

Analisa

Faktor

yang

Berhubu-

ngan

dengan

Perilaku

Keluarga

dalam

Mencegah

Penularan

TB Paru

Berdasar-

kan Tugas

Keluarga

di Bidang

Kesehatan

di

Puskesmas

Pegirian

Surabaya

Metode

descriptive

dengan

pendekatan

cross

sectional

Teknik

consecutive

sampling

sebanyak 45

orang

Hasil penelitian

adalah ada

hubungan antara

lima tugas

kesehatan

keluarga dengan

mencegah

penularan TB

Paru dalam

merawat

anggota

keluarga yang

menderita TB

Paru

3

Mujib

Hannan

(2012)

Peran

Keluarga

dalam

Perawatan

Penderita

TB paru

Paru di

Kecama-

tan Gapura

Kabupaten

Sumenep

Metode

descriptive

dengan

pendekatan

cross

sectional

Teknik total

sampling

sebanyak 44

Hasil penelitian

adalah peran

keluarga tentang

tindakan dalam

perawatan pada

penderita TB

paru paru

sebagian besar

responden

termasuk

kategori cukup

sebanyak (40%)

Page 25: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada

variabel dependen tentang tugas kesehatan keluarga, sedangkan perbedaannya

terletak pada metode yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode

quasi experiment design dengan rancangan pre and post test without control.

Perbedaan yang lain yaitu terletak pada variabel independen yaitu pendidikan

kesehatan dan variabel dependen yaitu tingkat pengetahuan. Menentukan

besar sampel peneliti menggunakan rumus analitik numerik berpasangan.

Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah consecutive sampling.

Page 26: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Tuberkulosis

1. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium TB paru. Mycobacterium TB paru ditularkan melalui

percikan dahak (droplet) dari penderita tuberkulosis kepada individu yang

rentan. Sebagian besar kuman Mycobacterium TB paru menyerang paru,

namun dapat juga menyerang organ lain seperti pleura, selaput otak, kulit,

kelenjar limfe, tulang, sendi, usus, sistem urogenital dan lain-lain

(Kemenkes RI, 2013). Tuberkulosis adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh TB paru bacillus Mycobacterium. Penyakit ini menyebar

di udara ketika orang-orang menderita TB paru misalnya melalui batuk

(WHO, 2015). Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru

karena infeksi kuman Mycobacterium TB paru. TB paru paru mencakup

80% dari keseluruhan kejadian penyakit TB paru, sedangkan 20%

selebihnya merupakan TB paru ekstrapulmonar (Djojodibroto, 2009).

Sesuai dengan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa TB

paru adalah penyakit yang menular lewat udara yang ditularkan melalui

percikan dahak (droplet) atau batuk seorang dengan BTA positif yang

dapat menyerang paru-paru atau bahkan menyerang organ lain, sehingga

harus mendapatkan perhatian khusus.

Page 27: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

2. Etiologi

Widoyono (2008) menyatakan bahwa penyebab TB paru adalah

kuman Mycobacteria Tuberkulosis, yang berbentuk batang berukuran

panjang 1-4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron dan mempunyai sifat khusus

yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Kuman Mycobacteria

Tuberkulosis disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB

cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup

beberapa jam di tempat gelap dan lembab, sehingga dalam jaringan tubuh

kuman ini dapat dorman (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun

(Depkes, 2002).

3. Klasifikasi

Pasien TB dapat diklasifikasikan menjadi empat (Kemenkes RI, 2014).

Klasifikasi pertama berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit yaitu TB

paru yang terjadi pada parenkim (jaringan) paru dan TB paru ekstra paru

yang terjadi pada organ selain paru, misalnya : pleura, kelenjar limfe,

abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang.

Klasifikasi kedua berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya yang

terdiri dari pasien baru adalah pasien yang belum pernah mendapatkan

pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT (Obat Anti

Tuberkulosis) namun kurang dari 1 bulan (< dari 28 dosis) dan pasien

yang pernah diobati TB adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan

OAT selama 1 bulan atau lebih (> dari 28 dosis). Pasien yang pernah

Page 28: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

diobati TB ini kembali di klasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB

terakhir yaitu pasien kambuh adalah pasien TB yang pernah dinyatakan

sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini masih di diagnosis TB

berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis, pasien yang

diobati kembali setelah gagal adalah pasien TB yang pernah diobati dan

dinyatakan gagal dalam pengobatan terakhir, pasien yang diobati kembali

setelah putus berobat (lost to follow-up) adalah pasien yang pernah diobati

dan dinyatakan lost to follow-up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal

sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat) dan untuk klasifikasi

lainnya adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir

pengobatan sebelumnya tidak diketahui.

Klasifikasi ketiga berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat

yang dikelompokkan menjadi mono resistan (TB MR) adalah resistan

terhadap salah satu jenis OAT lini pertama saja, poli resistan (TB PR)

adalah resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain

Isoniazid (H) dan Rifamfisin (R) secara bersamaan, Multi Drug Resistan

(TB MDR) adalah resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifamfisin (R)

secara bersamaan, Extensif Drug Resistan (TB XDR) adalah TB MDR

yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan

fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan

(Knamisin, Kapreomisin dan Amikasin) dan resistan rifamfisin (TB RR)

adalah resistan terhadap rifamfisin dengan atau tanpa resistensi terhadap

Page 29: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotif (tes cepat) atau

metode fenotip (konvensional).

Klasifikasi keempat berdasarkan status HIV, yaitu pasien TB Paru

dengan HIV positif adalah pasien TB paru dengan hasil tes HIV positif

sebelumnya atau hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TB paru, pasien

TB Paru dengan HIV negatif adalah pasien TB Paru dengan hasil tes HIV

negatif sebelumnya atau hasil tes HIV negatif pada saat diagnosis TB Paru

dan pasien TB Paru dengan status HIV tidak diketahui adalah pasien TB

Paru tanpa ada bukti pendukung hasil tes HIV saat diagnosis TB paru di

tetapkan.

4. Manifestasi Klinis

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 sampai

dengan 3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan

yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, rasa nyeri dada,

badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang

enak badan (malaise), berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik dan

demam meriang lebih dari satu bulan (Kemenkes RI, 2011).

Gejala respiratorik yang dirasakan penderita TB paru dapat

bermacam-macam, seperti batuk yang berlangsung 2-3 minggu atau lebih

karena adanya iritasi pada bronkus dengan sifat batuk dimulai dari batuk

kering (non produktif) kemudia setelah timbul peradangan menjadi

produktif (menghasilkan sputum). Hal ini menyebabkan adanya dahak

Page 30: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

bercampur darah bahkan sampai batuk darah (haemaptoe) karena terdapat

pembuluh darah yang pecah. Ketika batuk bercampur darah telah terjadi,

keadaan yang lebih lanjut akan terjadi sesak napas, dimana infiltrasi

kumannya sudah setengah bagian paru-paru (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi,

dkk, 2009)

Gejala sistemik akan dirasakan demam yang dipengaruhi oleh daya

tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman yang masuk, lalu

rasa kurang enak badan (malaise) yang sering ditemukan berupa anoreksia,

berat badan menurun, sakit kepala, meriang, dan berkeringat di malam hari

tanpa melakukan aktifitas (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, dkk, 2009).

5. Cara Penularan

Cara penularan TB paru bisa melalui percikan dahak yang dikeluarkan

melalui batuk atau bersin yang menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak

(Kemenkes RI, 2014). Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada

10-15 orang lainnya. Hasil studi lainnya melaporkan bahwa kontak

terdekat (misalnya keluarga serumah) akan dua kali lebih berisiko

dibandingkan kontak biasa (tidak serumah) (Widiyono, 2008).

6. Faktor-Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko yang menyebabkan penyakit TB yang pertama

adalah umur dengan diperkirakan 75% penderita TB di Indonesia adalah

kelompok usia produktif yaitu 15-60 tahun. Kedua adalah jenis kelamin,

Page 31: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dimana TB lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita karena

laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga

memudahkan terjangkitnya TB. Ketiga adalah pendidikan yang berkaitan

erat dengan pengetahuan dimana individu harus mengenal rumah yang

memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru sehingga

dengan pengetahuan yang cukup seseorang akan mencoba untuk

mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat. Keempat adalah jenis

pekerjaan menentukan faktor risiko yang dihadapi setiap individu. Bila

pekerja bekerja di lingkungan yang paparan kronis udaranya cukup tinggi,

ini mengakibatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit saluran

pernapasan atau TB. Kelima adalah kondisi rumah yang mencakup

kepadatan hunian kamar tidur, cara memperoleh pencahayaan yang baik,

menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar melalui ventilasi,

dan kelembapan udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan.

Keenam adalah status gizi, dimana ketika kekurangan gizi pada seseorang

akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon

imunologik terhadap penyakit. Ketujuh adalah keadaan sosial ekonomi

yang sangat erat berkaitan dengan faktor-faktor risiko yang lainnya

(Suryo, 2010).

Page 32: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

7. Patogenesis

Patogenesis merupakan rangkaian proses yang bekesinambungan

satu akan dikuti tahapan proses berikutnya secara berurutan dan tidak ada

tahapan proses yang terlewat sehingga merupakan suatu siklus.

Skema 2.1

Patogenesis TB (Depkes-IDAI, 2008)

Inhalasi Mycobacterium TB paru

Fagositosis oleh makrofag alveolus

paru

Kuman

mati

Kuman tetap hidup

Berkembang biak

1. Pembentukan fokus primer 2. Penyebaran limfogen 3. Penyebaran hematogen *1)

Kompleks primer ghon *2)

Terbentuk imunitas seluler spesifik

Sakit TB Infeksi

1. Komplikasi kompleks primer 2. Komplikasi penyebaran 3. Komplikasi penyebaran

limfogen

Uji

tuberkulin

(+)

Meninggal

Sembuh

Imunitas

Sakit TB *4)

Imunitas turun,

reaktivasi

TB P

rim

er *

3)

Masa inkubasi

(2-12 minggu)

Page 33: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Keterangan :

1. Penyebaran hematogen umumnya terjadi secara sporadik (occult

hematogenic spread) dapat juga secara akut dan menyeluruh. Kuman

TB kemudian membuat focus koloni di berbagai organ dengan

vaskularisasi yang baik. Focus ini berpotensi mengalami reaktivasi di

kemudian hari.

2. Kompleks primer terdiri dari focus, limfangitis, dan limfadenitis

regional.

3. TB primer adalah kompleks primer dan komplikasinya.

4. Sakit TB pada keadaan ini disebut TB pasca primer karena

mekanismenya bisa melalui proses reaktivasi focus lama. TB

(endogen) biasanya pada orang dewasa, TB dewasa juga dapat karena

infeksi baru.

8. Diagnosis

Semua suspek TB diperiksa tiga specimen dahak dalam waktu dua

hari, yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS). Diagnosis TB Paru pada orang

dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB. Pada program TB

Nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis

merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti fhoto thoraks,

biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis

sepanjang sesuai dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB

Paru hanya berdasarkan pemeriksan fhoto thoraks saja. Foto thoraks tidak

selalu memberikan gambaran yang khas pada TB Paru, sehingga sering

terjadi overdiagnosis (Kemenkes RI, 2011)

9. Komplikasi

Menurut Ardiansyah (2012), komplikasi penyakit TB terbagi dalam 2

kategori yaitu komplikasi dini yang terdiri dari pleuritis, efusi pleura,

empyema, laryngitis, serta TB usus dan komplikasi lanjut terdiri dari

Page 34: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

obstruksi jalan napas, kor pulmonal, amyloidosis, karsinoma paru, serta

sindrom gagal napas.

10. Pengobatan

Pengobatan TB paru harus selalu meliputi pengobatan tahap awal

dimana pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap

ini adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman

yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian

kecil kuman yang mungkin sudah resisten sejak sebelum pasien

mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru,

harus diberikan selama dua bulan. Ketika tahap awal selesai, masuk pada

tahap lanjutan dimana pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang

penting untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh

khususnya kuman persister sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah

terjadinya kekambuhan. Kemenkes RI (2014) telah menetapkan panduan

OAT yang digunakan di Indonesia (sesuai rekomendasi WHO dan ISTC)

yaitu :

a. Panduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia pada kategori 1 yaitu

2(HRZE)/4(HR)3, kategori 2 yaitu 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3,

disamping dua kategori ini disediakan paduan obat sisipan yaitu

(HRZE), dan kategori anak yaitu 2HRZ/4HR.

Page 35: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

b. Panduan OAT kategori 1 dan kategori 2 disediakan dalam bentuk

paket berupa obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT

KDT ini terdiri dari kombinasi dua atau empat jenis obat dalam satu

tablet. Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini

dikemas dalam satu paket untuk satu pasien

c. Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniazid,

Rifamfisin, Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk

blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk digunakan dalam

pengobatan penderita yang mengalami efek samping OAT KDT.

11. Pencegahan

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit

TB paru (Sholeh, 2012) yaitu bagi penderita, pencegahan penularan dapat

dilakukan dengan menutup mulut saat batuk dan membuang dahak tidak di

sembarangan tempat. Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat

dilakukan dengan meningkatkan ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan

memberikan vaksinasi BCG. Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat

dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB, yang

meliputi gejala, bahaya dan akibat yang ditimbulkannya terhadap

kehidupan masyarakat pada umumnya. Petugas kesehatan juga harus

segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang

yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobatan khusus kepada

penderita TB. Pengobatan dengan cara dirawat di rumah sakit hanya

Page 36: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dilakukan bagi penderita dengan kategori berat dan memerlukan

pengembangan program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki

pengobatan jalan.

Semua tempat pelayanan kesehatan perlu menerapkan upaya

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TB Paru untuk memastikan

berlangsungnya deteksi segera, tindakan pencegahan dan pengobatan

seseorang yang dicurigai atau dipastikan menderita TB Paru. Upaya

tersebut berupa pengendalian infeksi dengan empat pilar (Kemenkes RI,

2014), yang pertama adalah pengendalian manajerial yang merupakan

komitmen, kepemimpinan dan dukungan manajemen yang efektif dari

pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

dan Kabupaten atau Kota atau institusi terkait yang meliputi membuat

kebijakan, perencanaan, monitoring dan evaluasi program PPI TB paru.

Kedua, pengendalian administrative adalah upaya mencegah/mengurangi

pajanan kuman pada petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan

lingkungan yang mencakup Strategi TEMPO (temukan pasien secepatnya,

pisahkan secara aman, obati secara tepat), penyuluhan pasien mengenai

etika batuk, penyediaan tisu dan masker, tempat pembuangan tisu serta

pembuangan dahak yang benar, pemasangan poster, spanduk dan bahan

untuk KIE, serta skrining bagi petugas yang merawat pasien TB Paru.

Ketiga, pengendalian lingkungan adalah upaya peningkatan dan

pengaturan aliran udara/ventilasi. Keempat, pengendalian dengan alat

pelindung diri yang sangat penting untuk menurunkan risiko terpajan.

Page 37: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Pasien atau tersangka TB Paru tidak perlu menggunakan respirator tetapi

cukup menggunakan masker bedah untuk melindungi lingkungan

sekitarnya dari droplet.

Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI, 2010)

menjelaskan tentang pencegahan penularan penyakit TB, yaitu pada

masyarakat, makan-makanan yang berigizi seimbang sehingga daya tahan

tubuh meningkat, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, minum

alkohol dan menggunakan narkoba, lingkungan yang bersih baik tempat

tinggal dan sekitarnya, membuka jendela agar sinar matahari masuk di

semua ruangan rumah karena kuman TB akan mati bila terkena sinar

matahari, imunisasi BCG bagi balita dan menyarankan apabila ada yang

dicurigai sakit TB agar segera memeriksakan diri dan berobat sesuai aturan

sampai sembuh. Untuk penderita, tidak meludah di sembarang tempat,

menutup mulut saat batuk atau bersin, berperilaku hidup bersih dan sehat,

berobat sesuai autran sampai sembuh dan memeriksakan balita yang

tinggal serumah agar segera diberikan pengobatan pencegahan.

B. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di

Page 38: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan (Friedman, 2010).

2. Bentuk Keluarga

Pembagian tipe atau bentuk keluarga menurut Friedman (2010)

dapat di kelompokkan menjadi dua. Pertama, pengelompokkan secara

tradisional yang terdiri dari keluarga inti (ayah, ibu dan anak) dan keluarga

besar (keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah seperti kakek, nenek, paman dan bibi).

Kedua, pengelompokkan secara modern yang terdiri dari tradisional

nuclear (keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah, dimana salah satu

atau keduanya dapat bekerja di luar rumah), niddle age (suami/istri sebagai

pencari uang atau di rumah atau kedua-duanya bekerja, anak

meninggalkan rumah karena sekolah/menikah/meniti karir), dyadic

nuclear (suami dan istri sudah berumur dan tidak memiliki anak), single

parent (keluarga yang hanya memiliki satu orang tua sebagai akibat

perceraian), dual carrier (suami dan istri orang karir dan tidak memiliki

anak), three genereation (keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih

yang tinggal dalam satu rumah), cominal (dua pasangan suami istri tinggal

dalam satu rumah) serta cohibing couple (keluarga dengan perkawinan

poligami dan tinggal dalam satu rumah).

Page 39: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

3. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar

pribadi, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi

dan situasi tertentu. Peran ayah sebagai suami dari istri, ayah bagi anak-

anak, pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman, kepala

keluarga serta anggota masyarakat dari lingkungannya. Peran ibu sebagai

istri dari suami, ibu bagi anak-anak, mengurus rumah tangga, pengasuh

dan pendidik bagi anak-anaknya, pelindung serta pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya. Peran anak-anak adalah melaksanakan peranan

psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,

sosial dan spiritual (Friedman, 2010).

C. Fungsi dan Tugas Kesehatan Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk

meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan

di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya

menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga

keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya (Kemenkes

RI, 2016).

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan Program Indonesia

Sehat menurut Friedman (2010) yang dikutip oleh Kemenkes RI (2016)

terdapat lima fungsi keluarga. Pertama fungsi afektif adalah fungsi keluarga

utama yang mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

Page 40: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

keluarga berhubungan dengan orang lain. Kedua, fungsi sosialisasi adalah

fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan

sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di

luar rumah. Ketiga, fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan

generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. Keempat, fungsi ekonomi

adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi

dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga dan kelima fungsi

perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan

kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

Fungsi kelima ini dikembangkan menjadi tugas kesehatan keluarga

dibidang kesehatan yang terdiri dari tugas kesehatan keluarga yang pertama

adalah mengenal gangguan perkembangan setiap anggota keluarga. Tugas

keluarga dalam hal ini adalah mengenal penyakit TB paru ini terdiri dari

keluarga mengetahui penyebab, tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahan

penyakit TB paru.

Tugas yang kedua adalah mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan

yang tepat. Tugas keluarga dalam hal memutuskan tindakan dalam upaya

merawat penderita TB paru terdiri dari apakah keluarga menjalankan semua

saran dari petugas kesehatan, apakah keluarga menghentikan pengobatan jika

pasien membaik dan apakah keluarga merasa stress saat merawat keluarga

yang sakit.

Page 41: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Tugas yang ketiga adalah memberikan perawatan kepada anggota keluarga

yang sakit. Tugas keluarga dalam hal merawat anggota keluarga yang

menderita TB paru adalah sebagai PMO, sebagai pemenuhan kebutuhan

sehari-hari, sebagai tempat berinteraksi anggota keluarga yang sakit dan

sebagai wadah informasi tentang perawatan TB paru.

Tugas yang keempat adalah mempertahankan suasana rumah yang

menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarganya. Tugas keluarga dalam hal ini adalah mampu menyediakan dan

memodifikasi lingkungan sekitar penderita TB Paru.

Tugas kesehatan keluarga yang terakhir adalah mempertahankan hubungan

timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan. Tugas keluarga dalam hal

ini adalah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat seperti

puskesmas jika ada menemukan atau mengalami gangguan kesehatan yang

dicurigai TB Paru.

D. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya menyampaikan pesan

kesehatan kepada masyarakat, kelompok, individu agar memperoleh

pengtahuan kesehatan yang lebih baik (Hidayati, 2014). Pendidikan

kesehatan adalah kegiatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan,

menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan

Page 42: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

mengerti, tetapi mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan (Susilo, 2011).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan (Wahit, 2009) yaitu menetapkan

masalah dan kebutuhan mereka sendiri, memahami apa yang dapat mereka

lakukan terhadap masalah, serta memutuskan kegiatan yang paling tepat

guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan utama pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan

No. 23 Tahun 1992 adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik secara fisik, mental

dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial (BKKBN,

2012).

3. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2007) agar mencapai suatu hasil yang

optimal, materi serta alat bantu pendidikan harus disesuaikan dengan

sasaran. Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan

sasaran massa dan sasaran individual. Ada 2 macam metode pendidikan

kesehatan yaitu :

a. Metode Pendidikan Individual (perorangan)

Metode ini digunakan untuk membina perubahan perilaku baru

atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan

perilaku. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap

orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda

Page 43: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

sehubungan dengan perilaku tersebut. Bentuk pendekatan ini antara

lain adalah bimbingan dan penyuluhan yang dengan cara ini kontak

antara klien dan petugas jadi lebih efektif serta wawancara yang

merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara

antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima kebutuhan.

b. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari

sasaran. Ada beberapa macam metode kelompok tersebut, yaitu

kelompok besar dan kelompok kecil. Dikatakan kelompok besar

apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang, maka metode

yang digunakan antara lain adalah ceramah dan seminar. Dikatakan

kelompok kecil apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang,

maka metode yang cocok antara lain diskusi kelompok, curah

pendapat, bola salju, memainkan peran dan permainan simulasi yang

merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.

4. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu yang digunakan oleh

pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran,

semakin banyak pancaindera yang digunakan maka akan semakin banyak

dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh (Heri,

2009; Fitriani, 2011).

Page 44: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Berdasarkan fungsinya sebagai media penyalur pesan kesehatan,

berikut penjelasan kelebihan dan kekurangan dari media penyuluhan :

Tabel 2.1

Kelebihan dan Kekurangan masing-masing media penyuluhan

No Media Jenis Kelebihan Kekurangan

1 Media

Cetak

Booklet,

leafleat, flyer

(selebaran),

flip chart

(lembar

balik), rubric

atau tulisan

pada surat

kabar /

majalah,

poster, fhoto

1. Tahan lama

2. Mencakup

banyak orang

3. Biaya rendah

4. Dapat dibawa

kemana-mana

5. Tidak perlu

listrik

6. Mempermudah

pemahaman

7. Meningkatkan

gairah belajar

1. Tidak dapat

menstimulir

efek gerak

dan efek suara

2. Mudah

terlipat / rusak

2 Media

Elektro

-nik

Televisi,

radio, video,

CD, VCD,

DVD

1. Lebih mudah

dipahami

2. Lebih menarik

3. Lebih dikenal

masyarakat

4. Bertatap muka

5. Mengikut

sertakan

seluruh panca

indera

6. Penyajian dapat

dikendalikan

dan diulang-

ulang

7. Jangkauan

relatif besar

1. Biaya lebih

tinggi

2. Sedikit rumit

3. Perlu listrik

dan alat

canggih untuk

produksinya

4. Perlu pesiapan

matang

5. Peralatan

selalu

berkembang

dan berubah

6. Perlu

keterampilan

penyimpanan

dan

keterampilan

untuk

mengoperasi-

kannya

Page 45: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

No Media Jenis Kelebihan Kekurangan

3 Media

Luar

Ruang

Bisa melalui

media cetak

maupun

elektronik

misalnya

papan

reklame,

spanduk,

pameran,

banner dan

televise layar

lebar

1. Lebih mudah

dipahami

2. Lebih menarik

3. Sebagai

informasi dan

hiburan

4. Bertatap muka

5. Mengikut

sertakan

seluruh panca

indera

6. Penyajian dapat

dikendalikan

7. Jangkauan

relatif besar

1. Biaya lebih

tinggi

2. Sedikit rumit

3. Perlu alat

canggih untuk

produksinya

4. Persiapan

matang

5. Peralatan

selalu

berkembang

dan berubah

6. Memerlukan

keterampilan

penyimpanan

dan

keterampilan

untuk

mengoperasi-

kannya

E. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan suatu kejadian tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dalam subjek penelitian

(Notoatmodjo, 2012)

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya

suatu tindakan, dengan demikian terbentuknya perilaku terhadap seseorang

karena adanya pengetahuan yang ada pada dirinya terbentuknya suatu perilaku

baru, terutama yang ada pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif.

Page 46: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Dalam arti seseorang terlebih dahulu diberi stimulus yang berupa informasi

tentang upaya pencegahan penyakit sehingga menimbulkan pengetahuan yang

baru dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap pada

orang tersebut terhadap informasi upaya pencegahan penyakit yang

diketahuinya (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang tercakup dalam Taksonomi Bloom domain kognitif

yang telah di revisi Anderson dan Krathwohl (2001) mempunyai 6 tingkatan

(Taher, 2013), yaitu :

1. Mengingat (remember), yang merupakan usaha mendapatkan kembali

pengetahuan atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja

didapatkan maupun yang sudah lama di dapatkan.

2. Memahami/mengerti (understand), yang berkaitan dengan membangun

sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan

komunikasi.

3. Menerapkan (apply), yang dimanfatkan suatu prosedur untuk

melaksanakan percobaan atau penyelesaian masalah.

4. Menganalisis (analysis), yang merupakan memecahkan suatu

permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan

mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu

bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan masalah.

5. Mengevaluasi (evaluation), yang berkaitan dengan proses kognitif

memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada.

Page 47: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

6. Menciptakan (create), yang mengarahkan seseorang untuk menghasilkan

suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi

bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan

(Budiman, 2013) adalah pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Selain pendidikan, ada faktor lingkungan

yang mencakup sosial, budaya dan ekonomi seseorang. Usia dan

pengalaman pun menjadi faktor yang mempengaruhi pengetahuan karena

semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya dalam memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi pada masa lalu.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah penjelasan tentang teori yang dijadikan landasan

dalam suatu penelitian serta asumsi-asumsi teoritis yang mana dari teori

tersebut yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti

(Dharma, 2011), sehingga kerangka teori berisi seluruh teori yang dipaparkan

oleh peneliti. Berdasarkan paparan teori diatas, bahwa pencegahan TB Paru

tidak berfokus pada penderita TB Paru saja, akan tetapi keluarga sebagai fokus

intervensi memiliki lima tugas kesehatan keluarga. Secara ringkas, kerangka

teori pada penelitian ini digambarkan pada skema 2.2.

Page 48: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Skema 2.2

Kerangka Teori Penelitian

Friedman (1998), Suryo (2010), Susilo (2011) dan Kemenkes RI (2016)

G. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah struktur yang digunakan dalam menggambarkan

hubungan antar konsep yang ada dalam suatu teori dan mengabstraksikan

unsur yang ada dalam fenomena yang diangkat. Kerangka konsep

menggambarkan variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian (Dharma,

2011). Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen

adalah pendidikan kesehatan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga. Variabel perancu dalam

penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan

Tugas Kesehatan

Keluarga

Pendidikan

Kesehatan

Tuberkulosis

Keluarga

Faktor-Faktor Risiko Penyakit

TB Paru

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Pendidikan / Pengetahuan

4. Pekerjaan

5. Kondisi rumah

6. Status gizi

7. Sosial ekonomi

Tugas Kesehatan Keluarga

Terhadap Penularan TB Paru

Penatalaksanaan TB Paru

Pengobatan TB 6

bulan

Program Indonesia

Sehat 2016

PMO

Page 49: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dan penghasilan. Secara ringkas, kerangka konsep pada penelitian ini

digambarkan pada skema 2.3.

Skema 2.3

Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

H. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar

variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil

penelitian (Dharma, 2011). Pada penelitian ini, peneliti merumuskan hipotesis

ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan tugas

kesehatan keluarga dalam mencegah penularan TB paru di wilayah kerja

Puskesmas Baqa”.

Variabel Independen

Pendidikan Kesehatan

Variabel Perancu

Umur, Jenis kelamin, Suku,

Tingkat pendidikan, Pekerjaan,

Penghasilan

Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan dan

Tugas Kesehatan Keluarga

Page 50: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti

untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya

penelitian. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment design

dengan rancangan pre and post test without control, dimana peneliti hanya

melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding. Efektifitas

perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai post test dengan pre test.

(Dharma, 2011).

Skema 3.1

Rancangan Penelitian

R O1 X1 O2

Keterangan :

R : Responden penelitian

O1 : Pre test pada responden sebelum perlakuan

O2 : Post test pada responden setelah perlakuan

X1 : Intervensi Pendidikan Kesehatan menggunakan media lembar balik

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi target adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan di

terapkan. Idealnya penelitian dilakukan pada populasi, karena dapat

melihat gambaran seluruh populasi sebagai unit dimana hasil penelitian

Page 51: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

diterapkan, namun peneliti dibatasi oleh karakteristik demografi, waktu

untuk menjangkau seluruh anggota populasi serta ketersediaan sumber

daya manusia sebagai pelaksanaan penelitian. Akibat beberapa

keterbatasan ini, maka digunakan populasi terjangkau yang merupakan

bagian dari populasi target, dimana peneliti mampu menjangkaunya

(Dharma, 2011). Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah keluarga

yang memiliki anggota keluarga penderita TB Paru di wilayah kerja

Puskesmas Baqa Samarinda Seberang.

2. Sampel

Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari

populasi terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau

melakukan pengamatan/pengukuran pada unit ini. Pada dasarnya

penelitian dilakukan pada sampel yang terpilih dari populasi terjangkau

(Dharma, 2011). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

keluarga penderita TB paru.

a. Kriteria Inklusi

1) Memiliki anggota keluarga yang terdaftar dan berada di wilayah

kerja Puskesmas Baqa

2) Bersedia mengikuti penelitian hingga selesai

3) Kooperatif

4) Usia 15-60 tahun

b. Kriteria Eksklusi

1) Responden sakit pada saat penelitian (bedrest)

Page 52: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

3. Besar Sampel

Besar sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analitik numerik berpasangan karena skala data variabel pada penelitian

adalah numerik antara dua kelompok berpasangan. Dikatakan berpasangan

karena data diukur dua kali pada individu yang sama (Dahlan, 2011).

Ditentukan berdasarkan rumus berikut :

(Zα + Zβ) SD 2

n1 =

X1 – X2

Keterangan :

N1 = Besar sampel kelompok intervensi

Zα = Kesalahan tipe I

Zβ = Kesalahan tipe II

SD = Standar deviasi / simpangan baku

X1 – X2 = Perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna

Perhitungan :

Peneliti menetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% (Zα = 1.960) dan

kesalahan tipe II sebesar 15% (Zβ = 1.036) dengan hipotesis positif dua

arah. Peneliti mengambil kepustakaan penulis Febriana 2012 untuk

perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna adalah X1 – X2= 1.2,

sedangkan simpangan baku SD = 2.1, sehingga dapat dilakukan

perhitungan sebagai berikut :

(Zα + Zβ) SD 2

n1 =

X1 – X2

Page 53: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

(1.960 + 1.036) SD 2

n1 =

X1 – X2

(2.996) 2.1 2

n1 =

1.2

8.98 x 4.41

n1 =

1.44

n1 = 27.5

Apabila dibulatkan ke atas, maka besar sampel minimal yang

dibutuhkan adalah 28 responden. Penambahan sampel sebesar 10% dari

jumlah sampel diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan responden

drop out, sehingga jumlah sampel sebesar 31 responden.

4. Teknik Sampel

Teknik sampel adalah suatu cara yang ditetapkan peneliti untuk

menentukan atau memilih sejumlah sampel dari populasinya. Subyek

penelitian dipilih dengan cara consecutive sampling. Consecutive sampling

adalah suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih

semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan sampai

jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi. Metode ini sering digunakan

untuk penelitian eksperimen yang menguji cobakan suatu intervensi. Pada

umumnya, peneliti juga belum memiliki daftar anggota populasi saat

penelitian dimulai, sehingga sulit membuat sampel frame sebagai dasar

melakukan probability sampling. Pada kondisi seperti ini metode sampling

yang tepat digunakan adalah consecutive sampling (Dharma, 2011).

Page 54: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni

2017. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Baqa Samarinda

Seberang.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan tentang hal-hal apa saja yang

dijadikan indikator untuk mengukur variabel, bagaimana mengukurnya, alat

ukur yang digunakan, skala pengukuran dan data hasil pengukuran (Dharma,

2011).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur dan

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

Variabel Independen

Pendidikan

Kesehatan

Pemberian

informasi

tentang TB

Paru dan

Tugas

Kesehatan

Keluarga

dengan

menggunakan

lembar balik

Pendidikan

kesehatan

mengguna-kan

lembar balik yang

diberikan 1 x

selama 20 menit

1. Sebelum

diberikan

pendidikan

kesehatan

2. Sesudah

diberikan

pendidikan

kesehatan

Nominal

Variabel Dependen

Tingkat

Pengetahuan

Tingkat

pengetahuan

yang dimaksud

Cara ukur :

Menjawab 20

pertanyaan

Nilai tertinggi

adalah 20 dan

nilai terendah

Numerik

Page 55: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur dan

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

pada penelitian

ini adalah

segala sesuatu

yang diketahui

responden

tentang

penyakit TB

paru meliputi

pengertian,

penyebab,

tanda dan

gejala, cara

penularan dan

sebagainya.

tentang TB paru

Alat ukur :

Kuisoner

Penilaian

dilakukan dengan

cara mengguna-

kan skala guttman

Untuk pertanyaan

positif

B : 1

S : 0

Untuk pertanyaan

negatif

B : 0

S : 1

adalah 0

Nilai tersebut

dikonversikan

dalam rentang

0-100 dengan

rumus :

B

X 100

A

B : Jumlah

jawaban yang

benar

A : Jumlah soal

Tugas

Kesehatan

Keluarga

Tugas

kesehatan

keluarga yang

dimaksud pada

penelitian ini

adalah lima

tugas

kesehatan

keluarga

sejauh mana

keluarga

mengenal

masalah

kesehatan,

membuat

keputusan

tindakan

kesehatan yang

tepat, merawat

anggota

keluarga yang

sakit,

memodifikasi

lingkungan

Cara ukur :

Menjawab 24

pernyataan

tentang lima tugas

kesehatan

keluarga

Alat ukur :

kuesioner

Untuk pertanyaan

positif

STS :1

TS : 2

S : 3

SS : 4

Untuk pertanyaan

negatif

SS :1

S : 2

Nilai tertinggi

adalah 96 dan

nilai terendah

adalah 24

Nilai ini

dikonversikan

dalam rentang

0-100 dengan

rumus :

B

X 100

96

B : Jumlah

jawaban yang

benar

Numerik

Page 56: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur dan

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

yang

menunjang

kesehatan dan

memanfaatkan

lingkungan

yang

menunjang

kesehatan.

TS : 3

STS : 4

Variabel Perancu

Usia Jumlah tahun

sejak lahir

sampai ulang

tahun terakhir

Cara ukur :

Wawancara

Alat ukur :

Kuisoner

1. Remaja awal

(12-16

tahun)

2. Remaja

akhir

(17-25

tahun)

3. Dewasa

awal (26-35

tahun)

4. Dewasa

akhir (36-45

tahun)

5. Lansia awal

(46-55

tahun)

6. Lansia akhir

(56-65

tahun)

Ordinal

Jenis

Kelamin

Jenis sex /

gender

responden

Cara ukur :

Obeservasi

Alat ukur :

Kuisoner

1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

Pendidikan Pendidikan

formal yang

ditamatkan

oleh responden

Cara ukur :

Wawancara

Alat ukur :

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. PT

Ordinal

Page 57: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur dan

Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

Kuisoner

Pekerjaan Jenis pekerjaan

yang dilakukan

responden

sehari-hari

untuk

mendapatkan

uang (mata

pencaharian)

Cara ukur :

Wawancara

Alat ukur :

Kuisoner

1. Tidak

bekerja

2. PNS

3. Swasta

Ordinal

Penghasilan Pendapatan

total atau rata-

rata uang

responden

dalam satu

bulan yang

diperoleh dari

hasil

pekerjaannya

atau dari

sumber lain

Cara ukur :

Wawancara

Alat ukur :

Kuisoner

1. Kurang dari

UMR (<2,2

juta/bulan)

2. Lebih dari

UMR (>2,2

juta/bulan)

Ordinal

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau

menilai variabel pada sampel penelitian (Dharma, 2011). Jenis intrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuisoner yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian dan mengacu kepada konsep dan teori yang telah dibuat. Pertanyaan

terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Bagian A berisi tentang karakteristik responden yang meliputi nama,

tanggal lahir, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

2. Bagian B berkaitan dengan tingkat pengetahuan dalam bentuk pernyataan

tertutup tentang penyakit TB Paru sebanyak 20 soal. Pernyataan positif

Page 58: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

berjumlah 14 point yang terdiri dari point B2, B4, B6, B7, B8, B9, B11,

B12, B13, B15, B16, B18, B19 dan B20, sedangkan pernyataan negatif

berjumlah 6 point yang terdiri dari point B1, B3, B5, B10, B14 dan B17.

3. Bagian C berkaitan dengan tugas kesehatan keluarga dalam bentuk

pernyataan tertutup sebanyak 24 soal. Mengenal masalah kesehatan

termasuk dalam point C1, C2, C4, C5, C11, C14 dan C23. Membuat

keputusan tindakan kesehatan yang tepat termasuk dalam point C3, C6,

C7 dan C8. Merawat anggota keluarga yang sakit termasuk dalam point

C12, C17, C21 dan C22. Memodifikasi lingkungan yang menunjang

kesehatan termasuk dalam point C9, C10, C13 dan C16. Memanfaatkan

pelayanan kesehatan termasuk dalam point C15, C18, C19, C20 dan C24.

Pernyataan positif berjumlah 13 point yang terdiri dari point C2, C4, C7,

C8, C9, C11, C12, C13, C14, C15, C21, C23 dan C24, sedangkan

pernyataan negatif berjumlah 11 soal yang terdiri dari point C1, C3, C5,

C6, C10, dan C16, C17, C18, C19, C20 dan C22.

Instrumen penelitian lainnya adalah lembar balik A3 yang disesuaikan

dengan tujuan penelitian dan juga mengacu kepada konsep dan teori yang

telah dibuat. Lembar balik terdiri dari 8 halaman yaitu :

1. Halaman pertama berisi judul pendidikan kesehatan, yaitu “TB Paru

dan Tugas Kesehatan Keluarga”.

2. Halaman kedua berisi tentang pengertian tentang TB Paru.

3. Halaman ketiga berisi tentang etiologi tentang TB Paru

Page 59: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

4. Halaman keempat berisi tentang tanda dan gejala tentang TB Paru

5. Halaman kelima berisi tentang pengobatan TB Paru

6. Halaman keenam berisi tentang pencegahan TB Paru

7. Halaman ketujuh berisi tentang lima tugas kesehatan keluarga

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah syarat mutlak bagi suatu alat ukur agar dapat digunakan

dalam suatu pengukuran, sedangkan reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari

suatu pengukuran yang menunjukkan apakah pengukuran mengasilkan data

yang konsisten jika instrumen digunakan kembali secara berulang (Dharma,

2011). Peneliti tidak menggunakan uji validitas dan reliabilitas karena peneliti

menggunakan kuisoner yang sudah baku diadopsi dari peneliti Sumiyati Astuti

dengan judul skripsi “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan

Lagoa Jakarta Utara Tahun 2013” Program studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Peneliti Sumiyati Astuti melakukan uji validitas dan reliabilitas dan

ditemukan beberapa pertanyaan yang belum memiliki validi dan reliabel,

sehingga dilakukan uji validitas konten. Validitas konten adalah

instrument/kuesioner yang diperiksa oleh pakar untuk melihat apakah isinya

mencakup pengertian konseptual tertentu yang hendak diukur.

Page 60: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berhubungan dengan tujuan penelitian, variabel

yang akan diukur dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif terdiri dari metode

kuisoner, metode observasi dan metode wawancara. Metode kuisoner

digunakan untuk menilai pendapat, persepsi atau sikap responden tentang

suatu variabel. Metode observasi digunakan untuk menilai perilaku responden

atau mengukur suatu parameter fisiologis dari responden. Metode wawancara

digunakan untuk mendapatkan data secara mendalam dari responden

(Dharma, 2011).

Peneliti menggunakan metode kuesioner pada penelitian ini untuk menilai

tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam upaya pencegahan

penularan TB paru pada penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa

Samarinda Seberang.

H. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah pertama melakukan

pengecekan data (editing), yaitu dengan melakukan pengecekan terhadap

kelengkapan isi kuisoner, kesesuaian jawaban dengan pertanyaan, dan

kejelasan tulisan. Langkah kedua yaitu melakukan pengkodean (coding),

dengan memberikan kode terhadap pilihan jawaban. Langkah ketiga

adalah memasukkan data (entry data), menggunakan system SPSS 18.0.0

Page 61: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

untuk data demografi atau karakteristik responden dan memasukan data

menggunakan system excel untuk data tingkat pengetahuan dan tugas

perawatan kesehatan keluarga. Langkah terakhir yaitu pembersihan data

(cleaning) dengan mengecek kembali data yang sudah di entry. Tujuan

pengecekan adalah meneliti apakah ada data yang hilang (missing); apakah

data yang dimasukkan sudah benar atau salah dengan melihat variasi data

atau kode yang digunakan.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik variabel yang diteliti tentang frekuensi

dan proporsi. Bentuk analisis univariat berbeda tergantung jenis

datanya. Analisis univariat hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Sumantri, 2011).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada variabel tingkat pengetahuan dan

tugas kesehatan keluarga. Analisis bivariat dalam penelitian ini

digunakan untuk menguji hipotesis apakah sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang TB Paru terdapat perbedaan

nilai pre dan post test.

Page 62: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Sebelum dilakukan analisis bivariat, variabel tingkat pengetahuan

dan tugas kesehatan keluarga dilakukan uji normalitas karena termasuk

data numerik. Uji normalitas yang digunakan adalah Saphiro-Wilk

karena penelitian mempunyai jumlah sampel yang kecil yaitu <50

responden. Jika data berdistribusi normal, maka pengujian

menggunakan pendekatan uji statistik parametrik yaitu uji T

berpasangan. Jika data tidak berdistribusi normal, akan dilakukan

transformasi data, jika masih tidak berdistribusi normal, maka

pengujian menggunakan uji statistik non parametrik yaitu Wilcoxon

(Dahlan, 2009).

Tabel 3.2

Analisis Bivariat

Variabel Variabel Uji Bivariat

Tingkat pengetahuan

sebelum dilakukan

intervensi pada

responden

Tingkat pengetahuan

setelah dilakukan

intervensi pada

responden

Uji T

Berpasangan

Lima tugas kesehatan

keluarga sebelum

dilakukan intervensi pada

responden

Lima tugas kesehatan

keluarga setelah

dilakukan intervensi pada

responden

Uji T

Berpasangan

I. Etika Penelitian

Hal-hal etik yang menjadi perhatian dan harus dipegang teguh (Milton,

1999; Loiselle, Profetto-McGgrath, Polit & Beck, 2004) dalam Dharma (2011)

meliputi yang pertama, menghormati harkat dan martabat manusia, dimana

peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut.

Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan martabat subjek

Page 63: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

penelitian, peneliti harus mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform

consent). Kedua, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian,

dimana setiap orang mempunyak hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu,

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai

pengganti identitas responden. Ketiga, mempertimbangkan manfaat dan

kerugian yang ditimbulkan, dimana peneliti hendaknya berusaha

meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek.

J. Jalannya Penelitian

Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan data responden,

setelah mendapatkan data responden, peneliti mulai menyusun proposal dan

mempersiapkan proposal untuk di seminarkan di hadapan tiga penguji.

Metode pendidikan kesehatan yang akan dilakukan saat penelitian adalah

peneliti membuat kesepakatan waktu kepada pihak Puskesmas Baqa untuk

melaksanakan intervensi pendidikan kesehatan door to door. Penelitian

dimulai pada tanggal 21 Juni 2017 dengan kunjungan rumah sebanyak dua

rumah dengan rata-rata 4-6 responden tiap rumah. Penelitian hari kedua pada

tanggal 22 Juni 2017 dengan kunjungan rumah sebanyak tiga rumah dengan

rata-rata 3-4 responden. Penelitian hari ketiga pada tanggal 05 Juli 2017

dengan tiga kunjungan rumah sebanyak 3-4 responden. Penelitian ini berjalan

selama dua hari berturut-turut dengan waktu yang berbeda-beda. Tetapi, lebih

Page 64: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

banyak waktu sore dan malam untuk melakukan penelitian ini. Penelitian

selanjutnya dilakukan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.

Alat dan bahan yang diperlukan peneliti adalah informed consent,

kuesioner, pulpen, lembar balik A3 dan masker untuk penderita TB Paru.

Total waktu yang akan dilakukan peneliti adalah kurang lebih 40 menit yang

terbagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama selama 10 menit dilakukan pre test.

Sesi kedua selama 20 menit yaitu pelaksanaan pendidikan kesehatan TB Paru

10 menit dan pendidikan kesehatan tugas kesehatan keluarga 10 menit. Sesi

ketiga selama 10 menit dilakukan post test. Hasil data kuesioner yang telah

terkumpul kemudian di analisis.

Page 65: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analis Univariat

a. Karakteristik Responen berdasarkan Data Demografi

Karakteristik responden yaitu keluarga yang memiliki pasien TB

Paru yang diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan dan penghasilan. Karakteristik usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan merupakan data kategorik dan

setelah di analisis didapatkan jumlah dan presentase variabel yang

disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Deskripsi Data Demografi Responden

Variabel Total (n=31)

f %

Usia

Remaja awal (12-16)

Remaja akhir (17-25)

Dewasa awal (26-35)

Dewasa akhir (36-45)

Lansia awal (46-55)

Lansia akhir (56-65)

0

13

5

5

6

2

0

41.9

16.12

16.12

19.36

6.5

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

15

16

48.4

51.6

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

1

2

17

11

3.22

6.5

54.8

35.48

Page 66: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Variabel Total (n=31)

f %

Pekerjaan

Tidak bekerja

PNS

Swasta

19

5

7

61.3

16.12

22.58

Penghasilan

Kurang dari UMR (<2,2 Jt/bln)

Lebih dari UMR (>2,2 Jt/bln)

25

6

80.64

19.36

Tabel 4.1 menunjukkan data deskriptif karakteristik responden

yang mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik

responden berdasarkan usia diperoleh hampir sebagian remaja akhir

(17-25 tahun) yaitu sebanyak 41.9% dari 13 responden. Karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin diperoleh sebagian besar

perempuan yaitu sebanyak 51.6% dari 16 responden. Karakteristik

responden berdasarkan pendidikan diperoleh sebagian besar SMA

yaitu sebanyak 54.8% dari 17 responden dan sebagian kecil SD yaitu

sebanyak 6.5% dari 2 responden. Karakteristik pekerjaan diperoleh

sebagian besar adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 61.3% dari 19

responden dan sebagian kecil PNS sebanyak 16.12% dari 5 responden.

Karakteristik penghasilan diperoleh hampir seluruhnya kurang dari

UMR (<2,2 Jt/bln) yaitu sebanyak 80.64% dari 25 responden.

b. Deskripsi Nilai Variabel Tingkat Pengetahuan dan Tugas

Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan

Kesehatan tentang Mencegah Penularan TB Paru

Page 67: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Variabel tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga

merupakan data numerik dan setelah di analisa, didapatkan distribusi

statistik yang disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Statistik Nilai Selisih Variabel Tingkat Pengetahuan dan

Tugas Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan

Variabel N Mean SD Minimal-

Maximal

95% CI

Pengetahuan 31 4.10 2.5 0-12 3.18-5.02

Tugas Kesehatan

Keluarga

31 5.87 4.16 2-20 4.34-7.40

Tabel 4.2. didapatkan hasil rata-rata nilai selisih pengetahuan

keluarga tentang mencegah penularan TB Paru sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan adalah 4.10, nilai selisih terendah 0

dan nilai selisih tertinggi 12. Standar deviasi 2.5 yang

menggambarkan sebaran nilai-nilai sampel, semakin kecil nilai

standar deviasi maka semakin mendekati nilai rata-ratanya yang

berarti data tersebut semakin bagus dari sebelumnya. Hasil 95%

Confidence Interval (CI) dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini

pengetahuan keluarga tentang mencegah penularan TB Paru antara

3.18 sampai 5.02. Data tersebut menggambarkan bahwa terjadi

peningkatan rata-rata pengetahuan keluarga setelah diberikan

pendidikan kesehatan tentang mencegah penularan TB Paru.

Page 68: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Tabel 4.2. juga didapatkan hasil rata-rata nilai selisih tugas

kesehatan keluarga keluarga tentang mencegah penularan TB Paru

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 5.87,

nilai selisih terendah 2 dan nilai selisih tertinggi 20. Hasil 95%

Confidence Interval (CI) dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini tugas

kesehatan keluarga dalam mencegah penularan TB Paru antara 4.34

sampai 7.40.

2. Analisis Bivariat

a. Uji Normalitas

Normalitas variabel tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan

keluarga tentang mencegah penularan TB Paru sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang mencegah penularan TB Paru

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Normalitas Variabel Tingkat Pengetahuan dan

Tugas Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan

Variabel Df p

Tingkat Pengetahuan 31 .066

Tugas Kesehatan Keluarga 31 .000

Uji normalitas ini menggunakan uji Shapiro-Wilk karena uji ini

lebih tepat jika digunakan untuk menguji normalitas pada sampel yang

kurang dari 50 (Sopiyudin, 2011). Berdasarkan hasil uji normalitas

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data selisih variabel tingkat

pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi adalah

Page 69: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

berdistribusi normal dengan nilai Sig. 0.06 > p 0.05. Jadi, untuk

variabel tingkat pengetahuan dapat menggunakan uji analis T-Test

berpasangan.

Pada tabel 4.3 diatas, dapat juga disimpulkan bahwa data selisih

variabel tugas kesehatan keluarga sebelum dan sesudah diberikan

intervensi adalah tidak berdistribusi normal dengan nilai Sig. 0.00 < p

0.05. Maka, peneliti melakukan transformasi data yang hasilnya

terdapat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4

Distribusi Hasil Transformasi Data Variabel Tugas Kesehatan

Keluarga Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan

Kesehatan

Variabel Df p

Tugas Kesehatan Keluarga 31 .053

Tabel 4.4 diatas didapatkan hasil transformasi data selisih variabel

tugas kesehatan keluarga adalah berdistribusi normal dengan nilai Sig.

0.053 > p 0.05. Sehingga disimpulkan untuk variabel tugas kesehatan

keluarga dapat menggunakan uji analis T-Test berpasangan..

b. Uji Hipotesis

Data yang berdistribusi normal, maka pengujian hipotesisnya

menggunakan pendekatan uji statistik parametrik yaitu uji T-Test

berpasangan (Sopiyudin, 2011). Variabel tingkat pengetahuan dan

tugas kesehatan keluarga telah berdistribusi normal dan di uji hipotesis

Page 70: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

menggunakan T-Test berpasangan. Hasil uji hipotesis dapat dilihat

pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Variabel Tingkat Pengetahuan dan Tugas Kesehatan

Keluarga menggunakan uji T-Test Berpasangan

Variabel n Rerata ± s.d. p

Tingkat Pengetahuan

Sebelum Intervensi

Sesudah Intervensi

31

15.29 ± 2.6

19.39 ± 1.0

.0001

Tugas Kesehatan Keluarga

Sebelum Intervensi

Sesudah Intervensi

31

76.19 ± 4.6

82.13 ± 3.8

.0001

Nilai α pada variabel ini adalah 0.05 dari data pada tabel diatas

menunjukkan variabel tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan

keluarga memiliki nilai Sig. yang sama yaitu Sig 0.001 < α 0.05 maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam

mencegah penularan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa.

B. Pembahasan

Pembahasan adalah kesenjangan yang muncul setelah peneliti melakukan

penelitian, kemudian membandingkan antara teori dengan hasil penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam mencegah

penularan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa.

Page 71: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Pada penelitian ini jumlah responden yaitu sebanyak 31 responden

yang berada di wilayah kerja Puskesmas Baqa didapatkan usia

responden terbanyak yaitu rentang usia 17-25 tahun sebanyak 13

orang. Usia tersebut merupakan kategori usia remaja akhir. Hasil

penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Syarif (2015) yang

menyatakan bahwa mayoritas usia responden berada pada dewasa

menengah yaitu 30-45 tahun. Usia dan pengalaman menjadi faktor

yang mempengaruhi pengetahuan karena semakin bertambahnya usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi pada masa lalu (Budiman, 2013).

Peneliti berasumsi bahwa rentang usia 17-25 tahun menjadi

mayoritas responden karena pada saat kunjungan rumah, saat itu juga

bersamaan dengan waktu libur Hari Raya Idul Fitri bagi sekolah dan

beberapa universitas di Samarinda.

b. Jenis Kelamin

Pada penelitian ini juga ditemukan sebagian besar jenis kelamin

perempuan sebanyak 51.6% dari 16 responden. Total pasien TB Paru

pada 8 keluarga / 8 rumah adalah 6 laki-laki dan 2 perempuan. Pada

saat penyuluhan, yang hadir hanya 2 laki-laki dan 2 perempuan. Hasil

Page 72: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Syarif (2015) yang

menyatakan bahwa rata-rata keluarga yang mengantar pasien untuk

berobat adalah perempuan (istri/anak).

Peneliti berasumsi bahwa perempuan dipandang sebagai pengurus

rumah tangga dan cenderung lebih peduli terhadap perubahan status

kesehatan dan mencari pengobatan serta berperan sebagai pemimpin

kesehatan keluarga yang sejalan dengan teori Friedman, Bowden &

Jones (2010).

c. Pekerjaan dan Penghasilan

Apabila dilihat dari segi pekerjaan dan penghasilan, responden

sebagian besar tidak bekerja sebanyak 19 responden yang disertai

dengan penghasilan yang diperoleh hampir seluruhnya kurang dari

UMR (<2,2 Jt/bln) yaitu sebanyak 25 responden. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Muaz (2014) yang menyatakan bahwa

penghasilan rendah akan berpeluang terhadap peningkatan kejadian

penyakit TB Paru sebesar 6,5 kali dibanding dengan yang

berpenghasilan tinggi. Ini juga sejalan dengan penelitian Rosmaniar

yang juga membuktikan terdapat hubungan erat antara penghasilan

keluarga dengan kejadian TB Paru. Masyarakat yang berpenghasilan

rendah lebih berisiko terhadap peningkatan kejadian TB Paru

dibanding yang berpenghasilan tinggi.

Peneliti berasumsi bahwa responden yang tidak bekerja memiliki

nilai kuesioner yang lebih rendah daripada responden yang bekerja

Page 73: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

sebagai PNS, sehingga sosial ekonomi sangat berpengaruh.

Pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan

memenuhi syarat-syarat kesehatan. Kebanyakan anggota keluarga

penderita TB Paru tidak bekerja. Pendapatan akan banyak berpengaruh

terhadap perilaku keluarga dalam menjaga kesehatan individu dan

keluarga karena pendapatan mempengaruhi pendidikan dan

pengetahuan seseorang dalam mencari asupan makanan, pengobatan

dan mempengaruhi tempat tinggal keluarga.

d. Pendidikan

Pada penelitian ini juga responden dengan pendidikan SMA

diperoleh sebagian besar 17 responden. Hal ini bertentangan dengan

hasil penelitian Syahrizal (2010) yang menyatakan bahwa pendidikan

dan pengetahuan memiliki hubungan yang tidak signifikan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan adalah

pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang

dimiliki (Budiman, 2013).

Peneliti mengasumsikan bahwa pendidikan merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya TB Paru yang sejalan dengan teori Suryo

(2010) dimana pendidikan berkaitan erat dengan pengetahuan dimana

individu harus mengenal rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan

pengetahuan penyakit TB paru sehingga dengan pengetahuan yang

cukup seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup

Page 74: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

bersih dan sehat. Peneliti perlu tekankan kembali bahwa seseorang

yang berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula.

Ini dilihat dari hasil nilai kuesioner responden dengan berpendidikan

SD dan SMP bahwa mereka memiliki nilai pengetahuan meningkat

setelah diberikan pendidikan kesehatan.

2. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan jumlah responden

sebanyak 31 responden diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo

(2015) bahwa terdapat perbedaan yang bermakna atau signifikan sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit TB Paru.

Hasil penelitian Zahara (2015) juga mendukung metode peneliti yang

menggunakan lembar balik yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan

lembar balik, pengetahuan keluarga mengalami peningkatan (Zahara.

2015).

Peneliti berasumsi bahwa ini terjadi karena perlakuan yang

diberikan baik berupa penyuluhan atau diskusi yang menggunakan lembar

balik A3 yang di dalamnya hanya terdapat gambar-gambar terkait

penjelasan dapat meningkatkan daya ingat dari responden mengenai materi

yang telah diberikan. Hal ini sejalan dengan teori Notoadmodjo (2007)

Page 75: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

yaitu penyuluhan dengan media lembar balik merupakan salah satu metode

untuk meningkatkan pengetahuan dengan melalui tulisan dan gambar-

gambar mengenai suatu materi, sehingga dapat disimpulkan seseorang

yang terpapar suatu materi akan mengalami peningkatan pengetahuan

yang lebih besar daripada seseorang yang tidak terpapar informasi.

Hal ini juga bisa dikarenakan responden sudah memiliki

pengetahuan tentang TB Paru pada saat berobat ke Poli TB Paru maupun

dari lingkungan sekitar dan peneliti melakukan intervensi dengan media

visual yang tentunya menarik perhatian responden, maka terbentuklah

perilaku seseorang untuk mencegah penularan penyakit TB Paru karena

adanya pengetahuan yang ada pada dirinya.

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tugas Kesehatan

Keluarga

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan jumlah responden

sebanyak 31 responden diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tugas kesehatan keluarga.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trirahayu,

Dwidiyanti, Muin (2016) bahwa paket pendidikan manajemen diri TB

Paru berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan tugas kesehatan

keluarga dalam perawatan TB Paru di Puskesmas Kembaran II Kabupaten

Banyumas. Ini juga sejalan dengan penelitian Marwansyah (2015) yang

menyimpulkan bahwa pemberdayaan keluarga penderita TB Paru

Page 76: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

berpengaruh terhadap kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga

dalam pencegahan, perawatan dan pengobatan TB Paru.

Peneliti berasumsi bahwa keluarga sadar mengenai tugas kesehatan

keluarga. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, keluarga mampu

memutuskan cara perawatan yang tepat, mampu memberikan perawatan

anggota keluarga pada pasien TB Paru, sadar akan membuat lingkungan

menjadi sehat dan memotivasi antar keluarga untuk memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang tersedia. Ini dibuktikan dengan nilai kuesioner

semua responden yang meningkat. Penyampaian pendidikan kesehatan

pada penelitian ini menggunakan media visual yaitu lembar balik A3 yang

tujuannya menimbulkan minat, mendorong keinginan orang untuk

mengetahui dan lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan

informasi. Pada saat penyuluhan terdapat hal-hal yang dipresentasikan

yang sama persis dengan pertanyaan yang terdapat di kuesioner sehingga

responden dapat langsung mengerti dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

post test dengan benar.

Pengaruh pendidikan kesehatan terjadi juga bisa dikarenakan faktor

usia, jenis kelamin dan pendidikan responden. Namun, hasil penelitian ini

lebih mengarah pada jenis kelamin, dimana perempuan menjadi mayoritas

anggota keluarga yang bisa memimpin tugas kesehatan keluarganya.

Page 77: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

C. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan peneliti ketika melaksanakan penelitian adalah waktu yang

bersamaan dengan tugas praktik di RS dan memasuki Bulan Ramadhan,

dimana tidak semua anggota keluarga terkumpul lengkap pada saat peneliti

melakukan kunjungan rumah.

Page 78: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan tugas

kesehatan keluarga dalam mencegah penularan TB Paru di wilayah kerja

Puskesmas Baqa, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran karakteristik keluarga penderita TB paru di wilayah kerja

Puskesmas Baqa diantaranya umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan

dan penghasilan. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa hampir sebagian

berusia 17-25 tahun sebanyak 13 responden, sebagian besar berjenis

kelamin perempuan sebanyak 16 responden, sebagian besar

berpendidikan SMA sebanyak 17 responden, sebagian besar responden

tidak bekerja sebanyak 19 responden dan hampir seluruhnya responden

berpenghasilan kuran dari UMR (<2,2 Jt/bln) sebanyak 25 responden.

2. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan yang bermakna terhadap tingkat

pengetahuan dengan nilai p sebesar 0.001 dan tugas kesehatan keluarga

dengan nilai p sebesar 0.001 sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Page 79: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan untuk memakai hasil penelitian ini sebagai salah satu

sumber informasi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam mencegah

penularan TB Paru serta memiliki lembar balik cetak TB Paru yang dapat

digunakan sebagai bahan praktik mahasiswa

2. Bagi Responden

Hasil penelitian ini agar dapat diaplikasikan oleh responden dalam

membantu meningkatkan pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga

tentang upaya mencegah penularan TB Paru

3. Bagi Puskesmas

Pihak puskesmas diharapkan tetap meningkatkan dan

mempertahankan upaya promotif dan preventif dalam meningkatkan

pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam upaya mencegah

penularan TB Paru.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi

untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang

berbeda dan ditambah dengan kelompok kontrol.

Page 80: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Ardiansyah, 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : DIVA Press

BKKBN, 2012. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementerian

Kesehatan

Budiman, 2013. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Salemba Medika

Dahlan, M, Sopiyudin, 2011. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian. Jakarta : Salemba Medika

Dedy, Syahrizal. (2010). Pengaruh Dukungan Keluarga, Pengetahuan dan

Pendidikan Penderita TB Paru Terhadap Kepatuhan Minum Obat. Aceh :

Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 10 Nomor 3 Desember 2010

Depkes, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke 8.

Jakarta : Depkes RI

Depkes-IDAI, 2008. Diagnosis & Tatalaksana Tuberkulosis Anak.. Jakarta :

Depkes RI

Dharma, Kelana K, 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakara : CV.

Trans Info Media

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2016. Profil Kesehatan Tahun

2015. Samarinda : Dinas Kesehatan Provinsi

Djojodibroto, 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC

Fitriani, 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Friedman, M.M., 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan

Praktik, Edisi 3. (Alih bahasa : Ina Debora & Yaakim Asya). Jakarta :

EGC

Friedman, M.M., Bowden, V.R., Jones, E.G., 2010. Buku Ajar Keperawatan

Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid

dkk; Edisi 5. Jakarta : EGC

Friedman, M.M., Bowden, V.R., Jones, E.G., 2010. Buku Ajar Keperawatan

Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik. Jakarta : EGC

Page 81: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Hanson, S.M.H., Gedaly-Duff, V., Kaakinen, J.R., 2005. Family Healt Care

Nursing : Theory, Practice, and Research. Philadelphia : Davis Company

Hidayat, A.A.A., 2003. Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika

Hidayati, Eni, 2014. Pengaruh Pendidiakn Kesehatan Tentang Pencegahan

Penularan TBC Terhadap Stigma Masyarakat Pada Klien TBC di Wilayah

Kota Semarang. Semarang : Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa

Tengah 2014

Kemenkes RI, 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :

Kementerian Kesehatan

Kemenkes RI. 2013. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak. Jakarta : Kementerian

Kesehatan

Kemenkes RI, 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta :

Kementerian Kesehatan

Kemenkes RI, 2016. Infodatin Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh.

Jakarta : Kementerian Kesehatan

Kemenkes RI, 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Khoiron, Nur, 2014. Efektivitas Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan

Media Leaflet dan Media Slide Power Point Terhadap Perubahan

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Ibu-

Ibu PKK di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura Sukoharjo. Surakarta :

Belum Terpublikasi

Kurnianingsih, Tatik, 2015. Hubungan Peran Keluarga dengan Tingkat

Kesembuhan Pada Penderita TB Paru di Balai Pengobatan Penyakit

Paru-Paru Unit Minggiran Yogyakarta.

Marwansyah, 2015. Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Penderita TB Paru

Terhadap Kemampuan Melaksanakan Tugas Kesehatan Keluarga di

Wilayah Puskesmas Martapura dan Astambul Kabupaten Banjar.

Kalimantan Selatan : Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat, Badan Litbang Kesehatan, Jl. Indrapura 17

Surabaya. Terbit 5 Oktober 2015

Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Muaz, Faris, 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis

Paru Basil Tahan Asam Positif di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang

Kota Serang Tahun 2014. Jakarta : Belum Terpublikasi

Page 82: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta

Potter , P.A., & Perry, A.G., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :

Konsep Proses, dan Praktik Edisi 4 (Komalasari, R, et al. Penerjemah).

Jakarta : EGC

PPTI, 2010. Buku Saku PPTI. Jakarta : PPTI

Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan.

Sholeh, Naga S., 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta

: DIVA Press

Sudiharto, 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan

Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC

Sudoyo, W, Aru; Setiyohadi, Bambang; Alwi, Idrus dkk,2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing

Suharyo. 2013. Determinasi Penyakit Tuberkulosis di Daerah Pedesaan.

Semarang : Jurnal Kesehatan Masyarakat 9 (1) 85-91

Sulistyo. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet Efektif

dalam Peningkatan Pengetahuan Perilaku Pencegahan Tuberkulosis Paru

di Kabupaten Ponorogo. Ponorogo : Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan 07 November 2015

Suprayitno, 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik.

Jakarta : EGC

Suryo, 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta :

B First

Susilo, 2011. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Swanson, J.M., & Nies, M.A., 1995. Community Health Nursing : Promoting the

Health of Aggregates. Philadelphia : W.B. Sunder Company

Syarif, M., 2015. Efektifitas Pendidikan Kesehatan dengan Audio Visual

Terhadap Pengetahuan dan Perilaku Hidup Sehat Keluarga Tentang

Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru. Riau : JOM Vol. 2 No. 2,

Oktober 2015

Page 83: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Taher, M., 2013. Urgensi Taksonomi Bloom Domain kognitif Versi Baru dalm

Kurikulum 2013. Medan : Belum Terpublikasi

Trirahayu, Kastuti E, Dwidiyanti, Meidiana, Muin,. M, 2016. Peningkatan

Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga dalam Perawatan TB Paru

Melalui Paket Pendidikan Manajemen Diri. Banyumas : Journal of

Nursing and Health (JNH). Edisi 2 No 1 Agustus 2016

Wahit, Mubarak, dkk. 2009. Promosi Kesehatan : Sebuah Pengantar Proses

Belajar mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu

WHO, 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta : Kementerian Kesehatan

WHO, 2016. Global Tuberculosis Report 2016.

Widiyono, 2008. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga

Yanti, Eka Dwi., 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan

Audiovisual Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja mengenai Upaya

Pencegahan Penyakit Menular Seksual. Riau : JOM Vol. 2 No. 2, Oktober

2015

Zahara, Rita, 2015. Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan

Keluarga Penderita Skizofrenia dengan Perilaku Kekerasan. Aceh : Jurnal

Ilmu Keperawatan ISSN : 2338-6371

Page 84: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga
Page 85: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga
Page 86: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga
Page 87: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Lembar Informasi dan Kesediaan

(Information and Consent Form)

Saya, Zakiyyah Husna dari Poltekkes Kemenkes Kaltim. Saya ingin mengajak

Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian kami yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Tugas Kesehatan

Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas

Baqa”.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan dan tugas kesehatan keluarga dalam mencegah

penularan TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Baqa.

Partisipasi Anda dalam penelitian ini adalah sukarela tanpa paksaan. Anda

berhak untuk menolak keikutsertaan dan berhak pula untuk mengundurkan diri

dari penelitian ini, meskipun Anda sudah menyatakan kesediaan untuk

berpartisipasi. Tidak akan ada kerugian atau sanksi apa pun (termasuk kehilangan

perawatan kesehatan maupun terapi yang seharusnya Anda terima) yang akan

Anda alami akibat penolakan atau pengunduran diri Anda. Jika Anda memutuskan

untuk tidak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari penelitian ini, Anda dapat

melakukannya kapan pun.

Prosedur yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah/meliputi

penyuluhan kesehatan tentang TB Paru dan Tugas Kesehatan Keluarga dimana

sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan akan dilakukan pre test dan post test.

Anda harus mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit.

Partisipasi Anda dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk

Anda/orang lain berupa peningkatan pengetahuan dan upaya dalam mencegah

penularan TB Paru.

Adapun ketidaknyamanan yang akan terjadi adalah mencari waktu yang tepat

agar dapat terlaksananya penyuluhan kesehatan ini.

Kami menjamin kerahasiaan seluruh data dan tidak akan mengeluarkan atau

mempublikasikan informasi tentang data diri Anda tanpa ijin langsung dari Anda

sebagai partisipan.

Page 88: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Jika Anda memiliki pertanyaan apapun terkait prosedur penelitian, atau

membutuhkan klarifikasi serta tambahan informasi tentang penelitian ini, Anda

dapat menghubungi : Zakiyyah Husna, No. HP : 085347516228

Jika Anda bersedia untuk berpartisipasi maka Anda akan mendapatkan satu

salinan dari lembar informasi dan kesediaan ini. Tandatangan Anda pada lembar

ini menunjukkan kesediaan Anda untuk menjadi partisipan dalam penelitian.

Samarinda, Juni 2017

Tandatangan Partisipan, Yang menyampaikan informasi :

………………………………… .…………………………………

(Nama lengkap dengan huruf balok) (Nama lengkap dengan huruf balok)

Page 89: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

KUESIONER PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Tanggal lahir :

3. Jenis kelamin : Laki-laki

Perempuan

4. Suku bangsa : Jawa

Banjar

Bugis

Lainnya. Sebutkan…………

5. Pendidikan : SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

6. Pekerjaan : Tidak bekerja

PNS

Swasta

7. Penghasilan : Kurang dari UMR (<2,2

Jt/bln) Lebih dari UMR (>2,2 Jt/bln)

Page 90: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

B. Pengetahuan

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda ceklist (v) pada kolom Benar apabila menurut anda pernyataan

itu benar dan pada kolom Salah apabila menurut anda pernyataan itu salah.

No Pernyataan Benar Salah

1 TB Paru merupakan penyakit keturunan dari orang

tua

2 Penyakit TB Paru disebabkan oleh bakteri TB Paru

3 Penyebaran penyakit TB Paru dapat melalui

pemakaian sabun yang digunakan bersama-sama

penderita penyakit TB Paru

4 Batuk, nyeri dada dan demam merupakan tanda dan

gejala dari penyakit TB Paru

5 Anggota keluarga yang tidak tinggal serumah

dengan penderita TB Paru memiliki risiko yang

besar terserang atau tertular penyakit TB Paru

6 Sering begadang dan kurang istirahat merupakan

salah satu faktor penyebab terjangkit TB Paru

7 Pencegahan penularan TB Paru dengan menutup

mulut saat bersin dan batuk

8 TB Paru bila tidak ditangani dengan baik akan

menyebabkan komplikasi pada berbagai organ

tubuh seperti otak, jantung dan ginjal

9 Cahaya yang terang dan sinar matahari yang dapat

masuk ke rumah dapat membunuh kuman TB Paru

10 TB Paru dapat disebut juga dengan paru-paru basah

11 Penderita TB Paru dapat mengalami kematian

akibat kuman TB Paru yang ada di dalam tubuhnya

12 Supaya tidak tertular penyakit TB Paru. Maka

sebaiknya anak balita diberikan imunisasi BCG

13 Membersihkan lingkungan rumah setiap hari

merupakan tindakan efektif dalam pencegahan TB

Paru

14 Perumahan yang terlalu padat dan kumuh

merupakan kondisi yang tidak dapat menyebabkan

TB Paru

15 Lingkungan yang lembab merupakan kondisi yang

dapat menyebabkan TB Paru

Page 91: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

No Pernyataan Benar Salah

16 Membuka jendela pada siang hari merupakan salah

satu tindakan pencegahan TB Paru

17 Upaya pencegahan yang lain yaitu dengan

membuang dahak/ludah di sembarangan tempat

18 Meminum obat secara tekun dan teratur bagi

penderita TB Paru merupakan tindakan yang efektif

untuk mencegah penularan penyakit

19 Tidur dan istirahat yang cukup dapat mencegah

tertularnya TB Paru

20 Pencegahan TB Paru dapat dilakukan dengan

menyediakan makanan dengan gizi seimbang

seperti nasi, lauk, sayur dan buah

C. Tugas Kesehatan Keluarga

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda ceklist (v) pada satu jawaban yang tersedia. Keterangan

singkatan pada jawaban yang akan Anda pilih :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan SS S TS STS

1 Untuk mencegah terserang penyakit TB Paru

perlu pemahaman yang baik tentang

penyebaran penyakit TB Paru

2 Menurut saya penyakit TB Paru dapat sembuh

sendiri

3 Pemeriksaan kesehatan secara berkala harus

dilaksanakan sebagai langkah pencegahan

4 Menurut saya tidak perlu tahu masalah

penyakit TB Paru

5 Saya menyadari bahwa lingkungan tempat

tinggal dapat mempengaruhi penyebaran TB

Paru

6 Saya melakukan pemeriksaan ke puskesmas

apabila merasakan demam dan batuk lebih dari

2 minggu

Page 92: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

No Pernyataan SS S TS STS

7 Menurut saya pencegahan TB Paru dapat

dilakukan dengan mengonsumsi jamu

8 Jika saya mengalami batuk-batuk, saya lebih

memilih membeli obat di warung daripada ke

puskesmas

9 Saya menganggap bahwa penyakit TB Paru

merupakan penyakit yang memalukan

10 Keluarga harus memberikan perlakuan berbeda

apabila ada salah satu keluarganya terjangkit

TB Paru, guna mencegah tersebarnya penyakit

TB Paru

11 Untuk membunuh kuman penyebab TB Paru

diperlukan pengobatan jangka pendek

12 Saat batuk dan bersin sebaiknya tidak menutup

mulut

13 Saat tidak perlu memperhatikan kebersihan

lingkungan tempat tinggal

14 Membuang dahak di sembarangan tempat

adalah hal yang wajar bagi saya

15 Penyuluhan TB Paru tidak perlu dilaksanakan

16 Luas kamar yang sangat kecil dan sempit akan

menyebabkan penyakit TB Paru

17 Cahaya yang terang dan sinar matahari yang

dapat masuk ke rumah merupakan hal yang

sangat penting

18 Jika ada di lingkungan masyarakat kita ada

yang terdiagnosa TB Paru kita anjurkan untuk

pengobatan

19 Untuk mencegah penyakit TB Paru, saudara

menganjurkan keluarga untuk memeriksakan

kesehatan ke puskesmas

20 Pemberian Obat Anti Tuberkulosis secara

cuma-cuma merupakan upaya penanggulangan

TB Paru yang tepat

21 Penderita TB Paru sebaiknya dikucilkan dari

keluarga, masyarakat dan pekerjaannya

22 Meminum Obat Anti Tuberkulosis selama 6-

12 bulan secara tekun dan teratur merupakan

tindakan yang paling efektif

23 Saya memakai barang-barang yang sama

dengan penderita TB Paru seperti piring, gelas

dan pakaian

24 Pemeriksaan kesehatan tidak penting bagi saya

Page 93: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)

Disusun oleh

ZAKIYYAH HUSNA

P07220213035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN

SAMARINDA

2017

Page 94: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

SATUAN ACARA PENYULAHAN (SAP)

TUBERKULOSIS PARU (TB PARU)

Topik : TB Paru

Hari / Tanggal :

Waktu / Jam :

Tempat : Rumah Responden

Peserta : Keluarga yang memiliki penderita TB Paru

Penyuluh : Zakiyyah Husna

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga yang memiliki

penderita TB Paru mampu mengetahui cara-cara pencegahan dan penanganan TB

Paru dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit keluarga mampu :

a. Menjelaskan pengertian TB Paru

b. Menjelaskan tentang etiologi TB Paru

c. Menjelaskan tentang manifestasi TB Paru

Page 95: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

d. Menjelaskan cara penularan TB Paru

e. Menjelaskan faktor-faktor risiko TB Paru

f. Menjelaskan komplikasi TB Paru

g. Menjelaskan pengobatan TB Paru

h. Menjelaskan cara pencegahan TB Paru

B. Materi

1. Pengertian TB Paru

2. Etiologi TB Paru

3. Manifestasi Klinis TB Paru

4. Cara Penularan TB Paru

5. Faktor-Faktor Risiko TB Paru

6. Komplikasi TB Paru

7. Pengobatan TB Paru

8. Pencegahan TB Paru

C. Media

1. Lembar balik

D. Metode

Ceramah dan tanya jawab

E. Setting Tempat

Peneliti berdiri di depan atau berjalan mengelilingi responden untuk melakukan

penyuluhan

Page 96: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

F. Pengorganisasian

1. Penyuluh : Zakiyyah Husna

2. Peserta : Keluarga yang memiliki penderita TB Paru

G. Kegitan Peyuluhan

No Tahapan

waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

1 Pembukaan

(5 menit)

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Kontrak waktu 20 menit

4. Menjelaskan

tujuan pembelajaran

1. Menjawab

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Menyetujui

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

2 Kegiatan Inti

(10 menit)

1. Menjelaskan tentang

pengertian TB Paru

2. Menjelaskan tentang

etiologi TB Paru

3. Menjelaskan tentang

manifestasi TB Paru

4. Menjelaskan tentang cara

penularan TB Paru

5. Menjelaskan tentang

faktor-faktor risiko TB

Paru

6. Menjelaskan tentang

komplikasi TB Paru

7. Menjelaskan tentang

pengobatan TB Paru

8. Menjelaskan tentang

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Mendengarkan dan

memperhatikan

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

6. Mendengarkan dan

memperhatikan

7. Mendengarkan dan

memperhatikan

Page 97: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

No Tahapan

waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

pencegahan TB Paru

9. Memberikan kesempatan

peserta didik untuk

bertanya

8. Mendengarkan dan

memperhatikan

9. Peserta didik

bertanya

3 Penutup

(5 menit)

1. Mengajukan 3 pertanyaan

tentang materi

pembelajaran.

2. Kesimpulan dari

pembelajaran

3. Salam penutup

1. Menjawab

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Mendengarkan

F. Evaluasi

Pertanyaan Secara Lisan

1. Apa pengertian TB Paru ?

2. Apa etiologi TB Paru ?

3. Apa manifestasi TB Paru ?

4. Bagaimana cara penularan TB Paru ?

5. Apa saja faktor risiko TB Paru ?

6. Apa saja komplikasi TB Paru ?

7. Bagaimana pengobatan TB Paru ?

8. Bagaimana pencegahan TB Paru ?

G. Evaluasi Observer

1. Evaluasi Struktur

a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan keluarga.

Page 98: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya.

c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media

penyuluhan sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Evaluasi Proses

a. Peneliti mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Keluarga bisa mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir

kegiatan.

3. Evaluasi hasil

a. Keluarga menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang TB Paru

dengan benar.

Page 99: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

MATERI TB PARU

12. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium TB

paru. Mycobacterium TB paru ditularkan melalui percikan dahak (droplet) dari

penderita tuberkulosis kepada individu yang rentan. Sebagian besar kuman

Mycobacterium TB paru menyerang paru, namun dapat juga menyerang organ lain

seperti pleura, selaput otak, kulit, kelenjar limfe, tulang, sendi, usus, sistem urogenital

dan lain-lain (Kemenkes RI, 2013). Tuberkulosis adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh TB paru bacillus Mycobacterium. Penyakit ini menyebar di udara

ketika orang-orang menderita TB paru misalnya melalui batuk (WHO, 2015).

Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman

Mycobacterium TB paru. TB paru paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian

penyakit TB paru, sedangkan 20% selebihnya merupakan TB paru ekstrapulmonar

(Djojodibroto, 2009).

Sesuai dengan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa TB paru

adalah penyakit yang menular lewat udara yang ditularkan melalui percikan dahak

(droplet) atau batuk seorang dengan BTA positif yang dapat menyerang paru-paru

atau bahkan menyerang organ lain, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.

13. Etiologi

Widoyono (2008) menyatakan bahwa penyebab TB paru adalah kuman

Mycobacteria Tuberkulosis, yang berbentuk batang berukuran panjang 1-4

mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan

Page 100: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

terhadap asam pada pewarnaan. Kuman Mycobacteria Tuberkulosis disebut pula

sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari

langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab,

sehingga dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman (tidur), tertidur lama

selama beberapa tahun (Depkes, 2002).

14. Manifestasi Klinis

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 sampai dengan 3

minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak

bercampur darah, batuk darah, sesak napas, rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu

makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat

malam hari tanpa kegiatan fisik dan demam meriang lebih dari satu bulan (Kemenkes

RI, 2011).

Gejala respiratorik yang dirasakan penderita TB paru dapat bermacam-macam,

seperti batuk yang berlangsung 2-3 minggu atau lebih karena adanya iritasi pada

bronkus dengan sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudia setelah

timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Hal ini menyebabkan

adanya dahak bercampur darah bahkan sampai batuk darah (haemaptoe) karena

terdapat pembuluh darah yang pecah. Ketika batuk bercampur darah telah terjadi,

keadaan yang lebih lanjut akan terjadi sesak napas, dimana infiltrasi kumannya sudah

setengah bagian paru-paru (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, dkk, 2009)

Gejala sistemik akan dirasakan demam yang dipengaruhi oleh daya tahan tubuh

penderita dan berat ringannya infeksi kuman yang masuk, lalu rasa kurang enak

badan (malaise) yang sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit

Page 101: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

kepala, meriang, dan berkeringat di malam hari tanpa melakukan aktifitas (Sudoyo,

Setiyohadi, Alwi, dkk, 2009).

15. Cara Penularan

Cara penularan TB paru bisa melalui percikan dahak yang dikeluarkan melalui

batuk atau bersin yang menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak (Kemenkes RI,

2014). Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang lainnya. Hasil

studi lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat (misalnya keluarga serumah) akan

dua kali lebih berisiko dibandingkan kontak biasa (tidak serumah) (Widiyono, 2008).

16. Faktor-Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko yang menyebabkan penyakit TB yang pertama adalah umur

dengan diperkirakan 75% penderita TB di Indonesia adalah kelompok usia produktif

yaitu 15-50 tahun. Kedua adalah jenis kelamin, dimana TB lebih banyak terjadi pada

laki-laki dibandingkan wanita karena laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan

merokok sehingga memudahkan terjangkitnya TB. Ketiga adalah pendidikan yang

berkaitan erat dengan pengetahuan dimana individu harus mengenal rumah yang

memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru sehingga dengan

pengetahuan yang cukup seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup

bersih dan sehat. Keempat adalah jenis pekerjaan menentukan faktor risiko yang

dihadapi setiap individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang paparan kronis

udaranya cukup tinggi, ini mengakibatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala

penyakit saluran pernapasan atau TB. Kelima adalah kondisi rumah yang mencakup

kepadatan hunian kamar tidur, cara memperoleh pencahayaan yang baik, menjaga

Page 102: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

agar aliran udara di dalam rumah tetap segar melalui ventilasi, dan kelembapan udara

dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan. Keenam adalah status gizi, dimana

ketika kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya

tahan tubuh dan respon imunologik terhadap penyakit. Ketujuh adalah keadaan sosial

ekonomi yang sangat erat berkaitan dengan faktor-faktor risiko yang lainnya (Suryo,

2010).

17. Komplikasi

Menurut Ardiansyah (2012), komplikasi penyakit TB terbagi dalam 2 kategori

yaitu komplikasi dini yang terdiri dari pleuritis, efusi pleura, empyema, laryngitis,

serta TB usus dan komplikasi lanjut terdiri dari obstruksi jalan napas, kor pulmonal,

amyloidosis, karsinoma paru, serta sindrom gagal napas.

18. Pengobatan

Pengobatan TB paru harus selalu meliputi pengobatan tahap awal dimana

pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap ini adalah

dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh

pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah

resisten sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada

semua pasien baru, harus diberikan selama dua bulan. Ketika tahap awal selesai,

masuk pada tahap lanjutan dimana pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang

penting untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya

kuman persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya

kekambuhan. Kemenkes RI (2014) telah menetapkan panduan OAT yang digunakan

di Indonesia (sesuai rekomendasi WHO dan ISTC) yaitu :

Page 103: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

d. Panduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis di Indonesia pada kategori 1 yaitu 2(HRZE)/4(HR)3, kategori 2

yaitu 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3, disamping dua kategori ini disediakan

paduan obat sisipan yaitu (HRZE), dan kategori anak yaitu 2HRZ/4HR.

e. Panduan OAT kategori 1 dan kategori 2 disediakan dalam bentuk paket berupa

obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Tablet OAT KDT ini terdiri dari

kombinasi dua atau empat jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan

dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu paket untuk satu

pasien

f. Paket Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniazid, Rifamfisin,

Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk blister. Paduan OAT ini

disediakan program untuk digunakan dalam pengobatan penderita yang

mengalami efek samping OAT KDT.

19. Pencegahan

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit TB paru

(Naga, 2012) yaitu bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan

menutup mulut saat batuk dan membuang dahak tidak di sembarangan tempat. Bagi

masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan ketahanan

terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG. Bagi petugas kesehatan,

pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB,

yang meliputi gejala, bahaya dan akibat yang ditimbulkannya terhadap kehidupan

masyarakat pada umumnya. Petugas kesehatan juga harus segera melakukan

pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi, atau dengan

memberikan pengobatan khusus kepada penderita TB. Pengobatan dengan cara

Page 104: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

dirawat di rumah sakit hanya dilakukan bagi penderita dengan kategori berat dan

memerlukan pengembangan program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki

pengobatan jalan.

Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI, 2010) menjelaskan

tentang pencegahan penularan penyakit TB, yaitu pada masyarakat, makan-makanan

yang berigizi seimbang sehingga daya tahan tubuh meningkat, tidur dan istirahat yang

cukup, tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkoba, lingkungan yang

bersih baik tempat tinggal dan sekitarnya, membuka jendela agar sinar matahari

masuk di semua ruangan rumah karena kuman TB akan mati bila terkena sinar

matahari, imunisasi BCG bagi balita dan menyarankan apabila ada yang dicurigai

sakit TB agar segera memeriksakan diri dan berobat sesuai aturan sampai sembuh.

Untuk penderita, tidak meludah di sembarang tempat, menutup mulut saat batuk atau

bersin, berperilaku hidup bersih dan sehat, berobat sesuai autran sampai sembuh dan

memeriksakan balita yang tinggal serumah agar segera diberikan pengobatan

pencegahan.

Page 105: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : DIVA Press Depkes,

2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke 8. Jakarta :

Depkes RI

Djojodibroto, 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC

Kemenkes RI, 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta :

Kementerian Kesehatan

Kemenkes RI. 2013. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak. Jakarta : Kementerian

Kesehatan

Kemenkes RI, 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta :

Kementerian Kesehatan

PPTI, 2010. Buku Saku PPTI. Jakarta : PPTI

Sholeh, Naga S., 2012. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta :

DIVA Press

Sudoyo, W, Aru; Setiyohadi, Bambang; Alwi, Idrus dkk,2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta : Interna Publishing

Suryo, 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta :

B First

WHO, 2015. Global Tuberculosis Report 2015.

Widiyono, 2008. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan

Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga

Page 106: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TUGAS KESEHATAN KELUARGA

Disusun oleh

ZAKIYYAH HUSNA

P07220213035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN

SAMARINDA

2017

Page 107: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

SATUAN ACARA PENYULAHAN (SAP)

TUGAS KESEHATAN KELUARGA

Topik : Tugas Kesehatan Keluarga

Hari / Tanggal :

Waktu / Jam :

Tempat : Rumah responden

Peserta : Keluarga yang memiliki penderita TB Paru

Penyuluh : Zakiyyah Husna

H. Tujuan

3. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga yang memiliki

penderita TB Paru mampu mengetahui tugas-tugas kesehatan keluarga dalam

upaya pencegahan TB Paru dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit keluarga mampu :

i. Menjelaskan tugas kesehatan keluarga : mengenal masalah kesehatan

keluarga

j. Menjelaskan tugas kesehatan keluarga : memutuskan tindakan kesehatan

Page 108: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

yang tepat bagi keluarga

k. Menjelaskan tugas kesehatan keluarga : merawat anggota keluarga yang

mengalami gangguan kesehatan

l. Menjelaskan tugas kesehatan keluarga : memodifikasi lingkungan keluarga

m. Menjelaskan tugas kesehatan keluarga : memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan disekitarnya

I. Materi

9. Tugas kesehatan keluarga : mengenal masalah kesehatan keluarga

10. Tugas kesehatan keluarga : memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi

keluarga

11. Tugas kesehatan keluarga : merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan

12. Tugas kesehatan keluarga : memodifikasi lingkungan keluarga

13. Tugas kesehatan keluarga : memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

disekitarnya

J. Media

2. Lembar balik

K. Metode

Ceramah dan tanya jawab

Page 109: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

L. Setting Tempat

Peneliti berdiri di depan atau berjalan mengelilingi responden untuk melakukan

penyuluhan.

M. Pengorganisasian

3. Penyuluh : Zakiyyah Husna

4. Peserta : Keluarga yang memiliki penderita TB Paru

N. Kegitan Peyuluhan

No Tahapan

waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

1 Pembukaan

(5 menit)

5. Mengucapkan salam

6. Memperkenalkan diri

7. Kontrak waktu 20 menit

8. Menjelaskan

tujuan pembelajaran

1. Menjawab

2. Mendengarkan dan

memperhatikan

3. Menyetujui

4. Mendengarkan dan

memperhatikan

2 Kegiatan Inti

(10 menit)

10. Menjelaskan tentang

tugas kesehatan keluarga :

mengenal masalah

kesehatan keluarga

11. Menjelaskan tentang tugas

kesehatan keluarga :

memutuskan tindakan

10. Mendengarkan

dan memperhatikan

Page 110: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

kesehatan yang tepat bagi

keluarga

12. Menjelaskan tentang tugas

kesehatan keluarga :

merawat anggota keluarga

yang mengalami gangguan

kesehatan

13. Menjelaskan tentang tugas

kesehatan keluarga :

memodifikasi lingkungan

keluarga

14. Menjelaskan tentang tugas

kesehatan keluarga :

memanfaatkan fasilitas

kesehatan disekitarnya

15. Memberikan kesempatan

peserta didik untuk

bertanya

11. Mendengarkan

dan memperhatikan

12. Mendengarkan

dan memperhatikan

13. Mendengarkan

dan memperhatikan

14. Mendengarkan

dan memperhtikan

15. Peserta didik

bertanya

3 Penutup

(5 menit)

4. Mengajukan 5 pertanyaan

tentang materi

pembelajaran.

5. Kesimpulan dari

pembelajaran

6. Salam penutup

4. Menjawab

5. Mendengarkan dan

memperhatikan

6. Mendengarkan

Page 111: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

H. Evaluasi

Pertanyaan Secara Lisan

1. Bagaimana keluarga mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada keluarganya

?

2. Bagaimana keluarga memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

yang sakit ?

3. Bagaimana keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan

kesehatan ?

4. Bagaimana keluarga memodifikasi lingkungan keluarga ?

5. Bagaimana keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya ?

I. Evaluasi Observer

4. Evaluasi Struktur

a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan keluarga.

b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya.

c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media

penyuluhan sesuai dengan yang dibutuhkan.

5. Evaluasi Proses

a. Peneliti mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Keluarga bisa mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir

kegiatan.

6. Evaluasi hasil

Page 112: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

b. Keluarga menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang tugas

kesehatan keluarga dengan benar.

MATERI TUGAS KESEHATAN KELUARGA

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam

satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).

B. Fungsi dan Tugas Kesehatan Keluarga

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan

jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya

dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan

kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi

keluarga di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2016).

Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan Program Indonesia Sehat

menurut Friedman (2010) yang dikutip oleh Kemenkes RI (2016) terdapat lima

fungsi keluarga. Pertama fungsi afektif adalah fungsi keluarga utama yang

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain. Kedua, fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan

sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Ketiga, fungsi reproduksi adalah

fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

Page 113: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Keempat, fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga dan

kelima fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk

mempertahankan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang

tinggi.

Fungsi kelima ini dikembangkan menjadi tugas kesehatan keluarga dibidang

kesehatan yang terdiri dari tugas kesehatan keluarga yang pertama adalah mengenal

gangguan perkembangan setiap anggota keluarga. Tugas keluarga dalam hal ini

adalah mengenal penyakit TB paru ini terdiri dari keluarga mengetahui penyebab,

tanda dan gejala, pengobatan dan pencegahan penyakit TB paru.

Tugas yang kedua adalah mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang

tepat. Tugas keluarga dalam hal memutuskan tindakan dalam upaya merawat

penderita TB paru terdiri dari apakah keluarga menjalankan semua saran dari petugas

kesehatan, apakah keluarga menghentikan pengobatan jika pasien membaikdan

apakah keluarga merasa stress saat merawat keluarga yang sakit.

Tugas yang ketiga adalah memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang

sakit. Tugas keluarga dalam hal merawat anggota keluarga yang menderita TB paru

adalah sebagai PMO, sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sebagai tempat

berinteraksi anggota keluarga yang sakit dan sebagai wadah informasi tentang

perawatan TB paru.

Tugas yang keempat adalah mempertahankan suasana rumah yang

menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarganya. Tugas keluarga dalam hal ini adalah mampu menyediakan dan

memodifikasi lingkungan sekitar penderita TB Paru.

Page 114: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Tugas kesehatan keluarga yang terakhir adalah mempertahankan hubungan

timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan. Tugas keluarga dalam hal ini

adalah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas jika ada

menemukan atau mengalami gangguan kesehatan yang dicurigai TB Paru.

Page 115: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M.M., Bowden, V.R., Jones, E.G., 2010. Buku Ajar Keperawatan

Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik, alih bahasa, Akhir Yani S. Hamid

dkk; Edisi 5. Jakarta : EGC

Kemenkes RI, 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga. Jakarta : Kementerian Kesehatan

Page 116: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

TABEL JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 Studi

Pendahuluan

2 Pengajuan

Judul

3 Penyusunan

Proposal

4 Sidang

Proposal

5 Revisi

Proposal

6 Ijin

Penelitian

7 Pelaksanaan

Penelitian

8 Pengolahan

Data

9 Sidang Hasil

Page 117: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Lampiran 9

N

o Inisial TTL JK

Pendidika

n Pekerjaan

Penghasila

n

PNG TKK Nilai

Selisih

Pre Post Pr

e

Pos

t

PN

G

TK

K

1 Tn. US 18..04..1959 (58) L PT PNS > 2,2 Jt/bln 16 20 77 80 4 3

2 Tn. UD 05..01.1975 (42) L SMA Swasta < 2,2 Jt/bln 8 20 76 78 12 2

3 Ny. SR 07..07..1976 (41) P SMP Swasta > 2,2 Jt/bln 15 20 75 78 5 3

4 Tn. SU 02..09..1975 (42) L PT PNS > 2,2 Jt/bln 13 20 72 92 7 20

5 Tn. RA 28..06..1972 (45) L SMA Swasta < 2,2 Jt/bln 16 20 77 82 4 5

6 Ny. RO 18..08..1971 (46) P SMP

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 14 15 80 85 1 5

7 Ny. AD 02..08..1982 (35) P PT

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 16 20 75 79 4 4

8 Ny. SH 10..10..1996 (21) P SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 18 20 85 88 2 3

9 Tn. F 21..12..1998 (19) L SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 15 18 75 79 3 2

10 Tn. RI 20..06..2000 (17) L SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 14 20 67 77 6 10

11 Tn. SH 21..03..1960 (57) L PT PNS > 2,2 Jt/bln 16 20 77 80 4 3

12 Ny. SF 08..04..1968 (49) P SMA Swasta < 2,2 Jt/bln 17 20 79 81 3 2

13 Ny. RD 27..03..1995 (22) P SMA Tidak < 2,2 Jt/bln 16 20 73 79 4 6

Page 118: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Bekerja

14 Ny. FR 09..01..2000 (17) P SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 18 20 73 86 2 13

15 Tn. AW 04..02..1968 (49) L PT Swasta > 2,2 Jt/bln 11 19 71 79 8 8

16 Ny. SN 29..11..1971 (46) P PT

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 13 19 72 81 6 9

17 Tn. WA 16..10..1996 (21) L PT

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 13 19 81 83 6 2

18 Tn. KU 14..04..2000 (17)

L SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 19 20 72 84 1 12

19 Ny. NW 11..12..1970 (47) P SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 20 20 72 76 0 4

20 Tn. ZM 25..08..1996 (21) L SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 14 20 71 78 6 7

21 Ny. M 07..02..1997 (20) P SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 16 19 72 83 3 11

22 Ny. ST 24..07..1974 (43) P SD

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 14 19 77 85 5 8

23 Ny. ER 24..04..1993 (24) P SMA Swasta < 2,2 Jt/bln 12 18 79 85 6 6

24 Ny. AST 15..02..1988 (29) P PT PNS > 2,2 Jt/bln 18 20 81 83 2 2

Page 119: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Lampiran 9

N

o Inisial TTL JK

Pendidika

n Pekerjaan

Penghasila

n

PNG TKK Nilai

Selisih

Pre Post Pr

e

Pos

t

PN

G

TK

K

25 Tn. AG 16..08..1990 (27) L SMA Swasta < 2,2 Jt/bln 17 19 81 83 2 2

26 Tn. OG 08..10..1998 (19) L SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 20 20 84 88 0 4

27 Ny. AO 31..08..2000 (17) P SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 13 19 86 89 6 3

28 Tn. AW 17..08..1970 (47) L PT PNS < 2,2 Jt/bln 16 20 76 81 4 5

29 Ny. NAN 27..11..1989 (28) P PT

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 14 19 79 81 5 2

30 Ny. WA 02..06..1985 (32) P PT

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 15 19 70 78 4 8

31 Tn. SUG 22..02..1992 (25) L SMA

Tidak

Bekerja < 2,2 Jt/bln 17 19 77 85 2 8

Page 120: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

HASIL SPSS

Distribusi Statistik Nilai Selisih Variabel Tingkat Pengetahuan dan Tugas

Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan

Descriptives

Statistic Std. Error

Selisih.pengetahuan Mean 4.10 .450

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 3.18

Upper Bound 5.02

5% Trimmed Mean 3.96

Median 4.00

Variance 6.290

Std. Deviation 2.508

Minimum 0

Maximum 12

Range 12

Interquartile Range 4

Skewness .845 .421

Kurtosis 1.958 .821

Selisih.TKK Mean 5.87 .747

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 4.34

Upper Bound 7.40

5% Trimmed Mean 5.44

Median 5.00

Variance 17.316

Std. Deviation 4.161

Minimum 2

Maximum 20

Range 18

Interquartile Range 5

Skewness 1.554 .421

Kurtosis 3.052 .821

Page 121: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Uji Normalitas Variabel Tingkat Pengetahuan dan Tugas Kesehatan Keluarga

Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih.pengetahuan .128 31 .200* .937 31 .066

Selisih.TKK .176 31 .015 .842 31 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Transformasi Data Variabel Tugas Kesehatan Keluarga Sebelum dan Sesudah

diberikan Pendidikan Kesehatan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Selisih.TKK.Transform .139 31 .133 .933 31 .053

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Hipotesis Variabel Tingkat Pengetahuan Menggunakan Uji T-Test

Berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre.Pengetahuan 15.29 31 2.610 .469

Post.Pengetahuan 19.39 31 1.022 .184

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre.Pengetahuan -

Post.Pengetahuan

-4.097 2.508 .450 -5.017 -3.177 -9.095 30 .000

Page 122: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

Uji Hipotesis Variabel Tugas Kesehatan Keluarga Menggunakan Uji T-Test

Berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre.TKK 76.19 31 4.600 .826

Post.TKK 82.13 31 3.888 .698

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre.TKK -

Post.TKK

-5.935 4.114 .739 -7.445 -4.426 -8.032 30 .000

Page 123: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga
Page 124: SKRIPSI - Poltekkes Kaltimrepository.poltekkes-kaltim.ac.id/761/2/SKRIPSI ZAKIYYAH... · 2020-04-09 · Tuberkulosis paru (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang utama sehingga

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Zakiyyah Husna lahir di Kota Samarinda tanggal 17

April 1995. Merupakan putri pertama dari pasangan

suami istri, Mursid dan Anita Hasanah. Mempunyai

saudara kandung bernama M. Nur Yasiin. Pendidikan

yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu Sekolah Dasar

Negeri 001 Samarinda, lulus pada tahun 2007. Dilanjutkan dengan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Samarinda, lulus pada tahun2010.

Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4

Samarinda, lulus pada tahun 2013. Setelah itu dilanjutkan kembali peneliti

menempuh pendidikan Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan di Poltekkes

Kemenkes Kaltim.

Sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Terapan Keperawatan

(S.Tr. Kep) pada bulan Juli 2017, peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Tugas

Kesehatan Keluarga dalam Mencegah Penularan TB Paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Baqa”.