SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ASAM p-METOKSI SINAMAT...
Transcript of SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ASAM p-METOKSI SINAMAT...
SKRIPSI
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS
ASAM p-METOKSI SINAMAT
SEBAGAI TABIR SURYA DALAM SISTEM
SOLID LIPID NANOPARTICLE DAN
SIMPLE CREAM
(Basis Lipid Sistem Biner : Beeswax-Gliseril Monostrearat 50:50 )
SAGITHA DEVINA WIJAYA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN FARMASETIKA
SURABAYA
2014
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
SKRIPSI
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS
ASAM p-METOKSI SINAMAT
SEBAGAI TABIR SURYA DALAM SISTEM
SOLID LIPID NANOPARTICLE DAN
SIMPLE CREAM
(Basis Lipid Sistem Biner : Beeswax-Gliseril Monostrearat 50:50 )
SAGITHA DEVINA WIJAYA
NIM: 051011241
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN FARMASETIKA
SURABAYA
2014
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui
skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul PERBANDINGAN
EFEKTIVITAS ASAM p-METOKSI SINAMAT SEBAGAI
TABIR SURYA DALAM SISTEM SOLID NANOPARTICLE
DAN SIMPLE CREAM (Basis Lipid Sistem Biner : Beeswax-
Gliseril Monostrearat 50:50 ) untuk dipublikasi atau ditampilkan di
internet, digital library Perpustakaan Universitas Airlangga atau
media lain untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan
Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi/karya
ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 20 September 2014
Sagitha Devina Wijaya
NIM. 051011241
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa sesungguhnya hasil
skripsi/karya ilmiah ini adalah benar merupakan hasil karya saya
sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini
menggunakan data fiktif atau hasil dari plagiarisme, maka saya
bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau
pencabutan gelar yang saya peroleh.
Surabaya, 20 September 2014
Sagitha Devina Wijaya
NIM. 051011241
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
iv
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ASAM p-METOKSI
SINAMAT SEBAGAI TABIR SURYA DALAM
SISTEM SOLID LIPID NANOPARTICLE DAN
SIMPLE CREAM
(Basis Lipid Sistem Biner : Beeswax-Gliseril Monostrearat 50:50 )
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi
Pada
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
2014
Oleh :
SAGITHA DEVINA WIJAYA
NIM 051011241
Skripsi ini telah disetujui
Tanggal 20 September oleh :
Pembimbing Utama, Pembimbing Serta,
Dra. Noorma Rosita, Apt., M.Si Dra. Tristiana Erawati M,Apt.,M.Si.
NIP. 196512251991022001 NIP. 195805181987012001
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PERBANDINGAN
EFEKTIVITAS ASAM p-METOKSI SINAMAT SEBAGAI
TABIR SURYA DALAM SISTEM SOLID LIPID
NANOPARTICLE DAN SIMPLE CREAM (SISTEM BINER
BEESWAX : GLISERIL MONOSTEARAT 50:50)” untuk
memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana Farmasi di Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tentulah
tidak mudah serta banyak hambatan. Namun, berkat dukungan secara
moral maupun material dari berbagai pihak yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung maka skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dra. Noorma Rosita, Apt., M.Si. selaku dosen pembimbing
utama dan Dra. Tristiana Erawati, Apt., M.Si., selaku
pembimbing serta atas segala bimbingan, perhatian, dan
masukan selama menyelesaikan penelitian ini.
2. Dra. Hj. Esti Hendradi, Apt., M.Si., Ph.D selaku Ketua
Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga yang telah mengijinkan dan memberikan fasilitas
selama penyelesaian penelitian ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
vi
3. Rr. Retno Widyawati, S.Si, M.Pharm.Sc. & Prof. Dr.
Sukardiman, MS. Selaku Dosen Wali, terima kasih atas
nasehat, semangat dan motivasi yang telah diberikan.
4. Dra. Hj. Esti Hendradi, Apt.,M.Si.,Ph.D dan Dr. Dwi
Setyawan, Apt. M.Si. selaku dosen penguji atas segala
kritikan, masukan dan saran yang bermanfaat untuk
penelitian ini.
5. Para dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmu
dan para laboran yang telah membantu sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Papa dan Almh. Mama yang selalu menjadi motivasi, terima
kasih juga atas dukungan dan doa yang selalu diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
7. Keluarga Besar yang penulis sayangi, terima kasih atas
perhatian, bantuan, dukungan dan doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini
8. Kelompok SLN (Sebilah Sabil, Anggie Widi, Titis
Wahyuning), terima kasih atas dukungan, semangat,
kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam
mengerjakan penelitian ini.
9. Kelompok Mikroemulsi, Nanoemulsi, Probiotik, dan
Ovalbumin yang selalu meramaikan laboratorium dan
menemani, terima kasih atas semangat dan bantuannya.
10. Taufan, Bucha, Dicky, terima kasih atas bantuan ilmu yang
dibagikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
vii
11. Tim Skripsi Farmasetika, terima kasih atas dukungan dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
12. Sonya Maydilla, terima kasih atas dukungan dan semangat
yang diberikan kepada penulis dalam menjalani suka duka
penelitian ini.
13. Teman-teman Wardoyo, terima kasih atas semangat,
motivasi dan dukungan yang selalu diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
14. Teman-teman Kelas A 2010 yang selalu menyemangati,
mendoakan, mendukung penulis selama menyelesaikan
penelitian ini.
15. Galuh Asfandi, Hatfina Insani, Fitria Afriani Rizki, Wilona
Kaulika, Hikmah Prasasti dan Veny Firdauzi, terima kasih
atas motivasi dan semangat yang diberikan.
16. Jessica Hoorina, S.E., Shinta Haryanto, S.E., Amelia
Wulandari, S.E., dan Agnes Kho yang selalu menyemangati,
mendukung, menghibur dan mendoakan penulis agar cepat
selesai dalam mengerjakan penelitian ini.
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
terima kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan
kepada penulis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis mohon maaf atas segala bentuk
kesalahan dan penulis menerima segala kritikan dan saran yang
membangun. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
kebaikan pihak-pihak yang terlibat dan semoga skripsi ini
bermanfaat khususnya dalam bidang kefarmasian.
Surabaya, 20 September 2014
Penyusun
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
ix
RINGKASAN
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ASAM p-METOKSI SINAMAT (APMS) SEBAGAI TABIR SURYA DALAM
SISTEM SOLID LIPID NANOPARTICLE DAN SIMPLE CREAM
(Basis Lipid Sistem Biner : Beeswax – Gliseril Monostearate 50:50)
Sagitha Devina Wijaya
Sinar matahari merupakan sumber energi terbesar yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ada 2 efek yang dimiliki oleh penyinaran sinar matahari yaitu efek menguntungkan dan efek merugikan. Efek merugikan ini disebabkan adanya radiasi oleh sinar ultraviolet. Untuk menghindari efek merugikan ini, manusia membutuhkan tabir surya. Secara kimia, tabir surya dapat mengabsorbsi sinar UV. Salah satu contoh golongan senyawa yang dapat mengabsorbsi UV adalah golongan sinamat seperti Asam para-Metoksi Sinamat.
Solid Lipid Nanoparticle merupakan sistem penghantaran obat dan kosmetik. SLN memiliki beberapa kelebihan seperti efek emolien, memiliki oklusifitas yang tinggi, memiliki daya penjebakan bahan aktif dan juga dapat menurunkan toksisitas. Salah satu metode yang dapat digunakan pada pembuatan SLN adalah High Shear Homogenization yang dilakukan dengan kecepatan tinggi yaitu 24.000 rpm, dengan komponen lipid Beeswax-GMS 50:50.
Pada penelitian ini ingin diketahui bagaimana efektivitas tabir surya dalam sistem SLN bila dibandingkan dengan sistem simple cream dengan menggunakan modifikasi rumus Petro yang dilakukan dengan alat spektrofotometer. Dari karakterisasi yang dilakukan, SLN memiliki ukuran yang lebih kecil dan daya penjebakan yang tinggi sebesar 84,10%. Dari uji Sun Protection Factor (SPF) yang dilakukan secara in vitro, diketahui bahwa
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
x komponen penyusun dapat mengabsorpsi sinar UV. Selain itu, SLN-APMS juga memiliki harga SPF yang lebih tinggi dibandingkan sediaan krim APMS. Dari harga SPF tersebut maka dapat disimpulkan SLN meningkatkan efektivitas tabir surya karena ukuran partikelnya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xi
ABSTRACT
Effectivity Comparison of p-Methoxy Cinnamate Acid (PMCA) as sunscreen agent
in Solid Lipid Nanoparticle and Simple Cream ( Lipid Base : Beeswax-Glyceryl Monostearate 50:50)
Sagitha Devina Wijaya
Sunlights have some advantages and disadvantages. The disadvantages are caused by ultraviolet. To avoid the harmful effects, human needs to use sunscreen. One of the sunscreen mechanism is absorbing UV light. Cinnamate is one of groups which can absorb UV, for example p-Methoxy Cinnamate Acid (PMCA).
Solid Lipid Nanoparticle (SLN) is a one of drug and cosmetic delivery-system. Solid Lipid Nanoparticle represents drug-entrapment capability, emmolient and decreasing toxicity. In addition, SLN could form film formation which increases occlusivity. SLN could be made by High Shear Homogenization method with Beeswax-Glyceryl Monostearate (50:50) as lipid base.
In this study, it was investigated how was the effectivity of PMCA as sunscreen agent in SLN system, compared with simple cream system. The result was the effectivity of PMCA sunscreen product in SLN increased, compared with simple cream PMCA, due to its nano-size.
Keyword(s) : Solid Lipid Nanoparticle, beeswax, glyceryl Monostearate, p-Methoxy Cinnamate Acid, Sunscreen, Sun Protection Factor .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ii
LEMBAR PERNYATAAN iii
LEMBAR PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
RINGKASAN ix
ABSTRACT xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xix
DAFTAR LAMPIRAN xxi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................4
1.4 Hipotesis .......................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Sinar Matahari ...............................................................6
2.1.1. Pengaruh Sinar Matahari .....................................6
2.1.1.1. Efek Mengungkan ..............................6
2.1.1.2. Efek Merugikan .................................7
2.1.2. Jenis Sinar Ultraviolet (UV) ...............................7
2.2 Kulit ..............................................................................8
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xiii
2.2.1. Struktur Kulit ......................................................8
2.2.2. Fungsi Kulit ........................................................9
2.2.3. Klasifikasi Kulit Manusia ...................................10
2.3 Solid Lipid Nanopartikel (SLN) ...................................11
2.3.1. Definisi Solid Lipid Nanopartikel ......................11
2.3.2. Metode Pembuatan .............................................12
2.3.3. Kelebihan dan Kekurangan SLN .......................15
2.3.3.1. Kelebihan ..........................................15
2.3.3.2. Kekurangan .......................................15
2.3.4. Karakteristik Solid Lipid Nanopartikel ..............16
2.4 Tinjauan tentang Sediaan Tabir Surya (Sunscreen) ....17
2.4.1. Syarat Sediaan Tabir Surya (Sunscreen) ............17
2.4.2. Klasifikasi Tabir Surya ......................................18
2.5 Sun Protection Factor (SPF) .......................................19
2.5.1. Perhitungan Nilai SPF .......................................19
2.5.2. Kategori SPF .....................................................20
2.6 Asam p-Metoksi Sinamat ............................................21
2.6.1. Sifat Fisiko Kimia .............................................21
2.6.2. Khasiat ..............................................................22
2.7 Bahan-bahan Penyusun ..............................................23
2.7.1. Lipid ..................................................................23
2.7.1.1. Beeswax ...........................................23
2.7.1.2. Gliseril Monostearat (GMS) ..........24
2.7.2. Bahan Tambahan .............................................25
2.7.2.1. Propilenglikol .................................25
2.7.2.2. Tween 80 ........................................26
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 28
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xiv BAB IV METODE PENELITIAN 31
4. 1 . Bahan Penelitian .........................................................31
4. 2 . Alat Penelitian ............................................................31
4. 3 . Prosedur Kerja ............................................................31
4.3.1. Analisa Kualitatif Bahan Penelitian ...................34
4.3.1.1. Asam p-Metoksi Sinamat .................34
4.3.1.2. Komponen Lipid ..............................35
4.3.2. Pembuatan Larutan Dapar Asetat
pH 4,2 ± 0,2........................................................36
4.3.3. Pembuatan Sediaan Uji .....................................36
4.3.3.1. Komposisi SLN ...............................36
4.3.3.2. Formula I .........................................37
4.3.3.3. Formula II .......................................37
4.3.3.4. Formula III .....................................37
4.3.3.5. Formula IV .....................................38
4.3.4. Karakteristik Sediaan ......................................38
4.3.4.1. Penentuan pH .................................38
4.3.4.2. Ukuran Partikel ..............................38
4.3.4.3. Morfologi Partikel ..........................39
4.3.4.4. Uji Efisiensi Penjebakan ................39
4.3.4.4.1. Pembuatan Larutan Baku
Induk APMS ...........................39
4.3.4.4.2. Pembuatan Larutan Baku
Kerja APMS ...........................39
4.3.4.4.3. Uji homogenitas dan
Recovery APMS dalam
SLN..........................................40
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xv
4.3.4.4.4. Penentuan Efisiensi
Penjebakan ..............................41
4.3.5. Penentuan Nilai Sun Protection Factor...........41
4.3.6. Analisa Data ....................................................42
4.3.6.1. Perhitungan Nilai SPF ...................42
4.3.6.2. Independent-Samples T Test .........43
4.3.6.3. Anova one way ..............................44
BAB V HASIL PENELITIAN 45
5. 1 Hasil Identifikasi Kualitatif Bahan Penelitian .........45
5.1.1. Asam p-Metoksi Sinamat ...............................45
5.1.2. Komponen Lipid ............................................49
5.1.2.1. Beeswax ........................................49
5.1.2.2. Gliseril Monostearat .....................52
5. 2 Karakteristik Sediaan ..............................................55
5.2.1. Penentuan pH .................................................55
5.2.2. Ukuran Partikel ..............................................56
5.2.3. Morfologi Partikel ..........................................58
5.2.4. Uji Efisiensi Penjebakan ................................59
5.2.4.1. Pembuatan Kurva Baku APMS ...59
5.2.4.2. Penentuan Panjang Gelombang
Maksimum ...................................59
5.2.4.3. Hasil Penentuan Kurva
Baku APMS ..................................60
5.2.4.4. Uji Homogenitas & Penentuan
Persen Recovery APMS
dalam SLN ...................................62
5.2.4.5. Hasil Efisiensi Penjebakan ...........62
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xvi
5. 3 Penentuan Nilai SPF .................................................63
BAB VI PEMBAHASAN 65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 70
DAFTAR PUSTAKA 71
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Komposisi penyusun SLN
(Solid Lipid Nanoparticle) 36
Tabel 4.2. Pengenceran untuk Pembuatan
Larutan Baku Kerja APMS 40
Tabel 5.1. Hasil pengamatan organoleptis APMS 46
Tabel 5.2. Hasil serapan spektra inframerah APMS 46
Tabel 5.3. Hasil pemeriksaan suhu lebur APMS 48
Tabel 5.4. Hasil pengamatan organoleptis Beeswax 49
Tabel 5.5. Hasil serapan spektra inframerah
Beeswax 50
Tabel 5.6. Hasil pemeriksaan suhu lebur Beeswax 51
Tabel 5.7. Hasil pengamatan organoleptis GMS 52
Tabel 5.8. Hasil serapan spektra inframerah GMS 53
Tabel 5.9. Hasil pemeriksaan suhu lebur GMS 54
Tabel 5.10. Hasil pemeriksaan pH masing-masing
sediaan 56
Tabel 5.11. Hasil pengukuran ukuran partikel
masing-masing sediaan 57
Tabel 5.12. Hasil serapan (absorbansi) pada
larutan APMS berbagai kadar 61
Tabel 5.13. Hasil Penentuan perolehan
kembali APMS dalam SLN 62
Tabel 5.14. Hasil Efisiensi Penjebakan 63
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xviii Tabel 5.15. Nilai SPF masing-masing
Sediaan 63
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Beberapa Efek Sinar Matahari 6
Gambar 2.2. Anatomi Kulit 9
Gambar 2.3. Struktur Bangun APMS 21
Gambar 2.4. Struktur Bangun GMS 24
Gambar 3.1. Alur Kerangka Konseptual 30
Gambar 4.1. Skema Kerja 33
Gambar 5.1. Spektra Inframerah APMS
Hasil Pemeriksaan 47
Gambar 5.2. Spektra Inframerah APMS Pustaka 47
Gambar 5.3. Profil Suhu Lebur APMS (DTA) 48
Gambar 5.4. Spektra Inframerah Beeswax
Hasil Pemeriksaan 50
Gambar 5.5. Spektra Inframerah Beeswax Pustaka 51
Gambar 5.6. Profil Suhu Lebur Beeswax (DTA) 52
Gambar 5.7. Spektra Inframerah GMS
Hasil Pemeriksaan 53
Gambar 5.8. Spektra Inframerah GMS Pustaka 54
Gambar 5.9. Profil Suhu Lebur GMS (DTA) 55
Gambar 5.10. Diagram ukuran partikel
masing-masing sediaan 57
Gambar 5.11. Morfologi Partikel SLN base 58
Gambar 5.12. Morfologi Partikel SLN APMS 59
Gambar 5.13. Profil Larutan APMS dalam dapar
asetat pH 4,2 ± 0,2 pada kadar
2 ppm dan 12 ppm 60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xx
Gambar 5.14. Grafik kurva baku APMS dalam
dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 pada
panjang gelombang maksimum 61
Gambar 5.15. Contoh Profil Absorbansi
masing-masing sediaan 64
Gambar 5.16. Diagram nilai SPF masing-masing
sediaan 64
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Sertifikat Analisis
Asam p-Metoksi Sinamat 74
Lampiran 2 Sertifikat Analisis Beeswax 75
Lampiran 3 Sertifikat Analisis Tween 80 76
Lampiran 4 Sertifikat Analisis Propilenglikol 77
Lampiran 5 Summary Hasil Pemeriksaan
Ukuran Partikel SLN APMS 79
Lampiran 6 Summary Hasil Pemeriksaan
Ukuran Partikel SLN base 82
Lampiran 7 Summary Hasil Pemeriksaan
Ukuran Partikel Krim APMS 85
Lampiran 8 Summary Hasil Pemeriksaan
Ukuran Partikel Krim base 88
Lampiran 9 Perhitungan Uji Homogenitas dan
Persen Recovery APMS dalam SLN 91
Lampiran 10 Uji Efisiensi Penjebakan 93
Lampiran 11 Perhitungan nilai SPF SLN APMS
(Replikasi 1) dengan metode Petro 94
Lampiran 12 Perhitungan nilai SPF SLN APMS
(Replikasi 2) dengan metode Petro 96
Lampiran 13 Perhitungan nilai SPF SLN APMS
(Replikasi 3) dengan metode Petro 98
Lampiran 14 Perhitungan nilai SPF SLN base
(Replikasi 1) dengan metode Petro 100
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
xxii Lampiran 15 Perhitungan nilai SPF SLN base
(Replikasi 2) dengan metode Petro 102
Lampiran 16 Perhitungan nilai SPF SLN base
(Replikasi 3) dengan metode Petro 104
Lampiran 17 Perhitungan nilai SPF Krim APMS
(Replikasi 1) dengan metode Petro 106
Lampiran 18 Perhitungan nilai SPF Krim APMS
(Replikasi 2) dengan metode Petro 108
Lampiran 19 Perhitungan nilai SPF Krim APMS
(Replikasi 3) dengan metode Petro 110
Lampiran 20 Perhitungan nilai SPF Krim base
(Replikasi 1) dengan metode Petro 112
Lampiran 21 Perhitungan nilai SPF Krim base
(Replikasi 2) dengan metode Petro 114
Lampiran 22 Perhitungan nilai SPF Krim base
(Replikasi 3) dengan metode Petro 116
Lampiran 23 Hasil Uji Statistik Ukuran Partikel
(SLN APMS – Krim APMS) 118
Lampiran 24 Hasil Uji Statistik Ukuran Partikel
(SLN base – Krim base) 119
Lampiran 25 Hasil Uji Statistik Anova Nilai SPF 120
Lampiran 26 Spektra Absorbansi OMS 121
Lampiran 27 Spektra Absorbansi APMS 122
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sinar matahari merupakan sumber energi terbesar yang
penting bagi kelangsungan hidup manusia. Ada 2 efek yang
dimiliki oleh penyinaran sinar matahari yaitu efek
menguntungkan dan efek merugikan, tergantung pada lama
penyinaran, frekuensi, dan intensitas sinar matahari serta
sensitifitas seseorang (Gonzalez, 2006; Ditjen POM, 1985).
Efek merugikan ini disebabkan adanya radiasi oleh sinar
ultraviolet. Adanya penipisan lapisan ozon sebanyak 3% per
dekade menyebabkan kerusakan pada kulit manusia yang
disebabkan oleh paparan sinar UV (Wissing & Muller, 2001).
Beberapa bahaya paparan sinar UV dapat menyebabkan
erythema, produksi dari mediator inflamasi, perubahan respon
vaskular dan imunosupresi (Balakhrisnan, 2011).
Lebih dari 1 juta orang didiagnosa terkena kanker kulit
setiap tahunnya. Tabir surya merupakan salah satu faktor
penting untuk perlindungan kulit dengan cara melawan radiasi
UV (Morabito et al , Sudhahar and Balasubramanian, 2013).
Untuk itu sediaan tabir surya sangat penting digunakan sehari-
hari. Secara kimia, tabir surya dapat mengabsorbsi sinar UV
(Gonzalez, 2006). Mekanisme lain tabir surya adalah secara
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
2
fisik dapat menghamburkan atau merefleksikan sinar UV,
biasanya disebut sebagai physical blockers (Hanrahan, 2012).
Beberapa golongan senyawa yang memiliki aktivitas
sebagai UV-blockers adalah asam ferulik, flavonoid dan
polifenol dengan masa molekul yang besar (Balakhrisnan,
2001). Derivat golongan sinamat juga memiliki aktivitas sebagai
sunscreen agent (Sharma, 2011). Kaemferia Galanga
merupakan produk alam yang memiliki kandungan minyak yang
didominasi oleh senyawa Etil p-Metoksi Sinamat yang
menunjukkan aktivitas perlindungan terhadap sinar matahari
(Athikomkulchai et al, 2007). Sebagai sunscreen agent,
golongan sinamat memiliki mekanisme menyerap sinar UV
(chemical absorber) (Lautensclagher et al, 2007).
Sudah 20 tahun nanopartikel berbasis lemak padat diteliti
sebagai sistem pembawa kosmetik (Bunjes, 2011). Sistem ini
disebut Solid Lipid Nanoparticle (SLN) yang merupakan
pembawa sistem penghantaran obat (2 fase) dengan ukuran
nanopartikel yang dibentuk dengan lipid yang terkristalisasi
sehingga berbentuk padat pada temperatur kamar, yang
didispersikan ke dalam air dengan tingkat pengadukan yang
tinggi. SLN juga merupakan sistem pembawa koloid yang baik
untuk penghantaran obat pada aplikasi topikal (Rawia, 2013).
Sistem SLN berkembang di bidang kosmetik karena diketahui
memiliki banyak kelebihan (Menhert and Mader, 2001 ; Muller
et al.,2000). SLN dapat dibuat dari trigliserida dengan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
3
kemurnian yang tinggi atau campuran trigliserida ataupun wax
(Wissing , 2003).
Pada bidang kosmetik, SLN telah digunakan sebagai sistem
penghantaran vitamin A, vitamin E, dan glukokortikoid
(Benson, 2005) . SLN memiliki karakteristik fisik sebagai UV-
blockers, selain itu juga memiliki kemungkinan pengembangan
pada sistem pembawa sediaan tabir surya yang lebih efektif
dengan efek samping yang lebih kecil (Wissing, 2000). Adanya
kombinasi dari physical blocker dan chemical absorber pada
formulasi sediaan tabir surya memiliki efek sinergis dimana
dapat meningkatkan efektivitasnya (Goymann et al, 2006 ;
Prud’homme 2012). Selain itu, dengan adanya SLN dapat
melindungi bahan aktif tabir surya dengan cara menjebak bahan
aktif tersebut agar tidak terjadi degradasi (Prud’homme et al,
2012). Kelebihan lain yang didapatkan adalah dengan adanya
ukuran nanopartikel maka akan terbentuk film pada permukaan
kulit sehingga perlindungan terhadap sinar UV akan meningkat
dan juga mengurangi iritasi pada kulit (Dubey et al, 2012,
Wissing & Muller, 2001).
Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas Asam p-
Metoksi Sinamat, yang merupakan salah satu senyawa
golongan sinamat sebagai bahan aktif tabir surya dengan SLN
sebagai sistem pembawa. Komposisi SLN yang digunakan
adalah Beeswax-Gliseril Monostearat (50:50). Komposisi
tersebut telah dibuktikan pada penelitian sebelumnya (Rahayu,
2013) memiliki daya Drug Entrapment yang besar yaitu
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
4
88,02% dan stabilitas fisik yang tinggi. Efektivitas APMS
dalam SLN sebagai tabir surya dibuktikan dengan cara
membandingkan dengan APMS yang didispersikan dalam
simple cream. Digunakan kadar APMS 1,67% , dimana kadar
ini diketahui sebagai antiinflamasi. Selanjutnya diuji secara in
vitro menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Dari spektra
yang didapat maka dapat diketahui aktivitas sunscreen dan
pengaruh dari sistem SLN melalui % Transmitan atau
absorbansinya dan kemudian dapat diketahui nilai Sun
Protection Factor untuk mengetahui seberapa besar sediaan
tabir surya dapat melindungi dari bahaya sinar UV dengan
menggunakan program analisis statistik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Apakah sistem SLN dengan komposisi Beeswax dan
Gliseril Monostearat (50:50) dapat meningkatkan efektivitas
APMS sebagai tabir surya bila dibandingkan dengan APMS
dalam simple cream ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas tabir
surya ( UV-blocking) APMS dalam sistem Solid Lipid
Nanopartikel dengan basis Beeswax dan Gliseril Monostearat
(50:50).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
5
1.4 HIPOTESIS
Penggunaan SLN dengan komposisi Beeswax-Gliseril
Monostearat (50:50) sebagai sistem pembawa APMS dapat
meningkatkan efektivitas sediaan tabir surya .
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan
ilmiah pengembangan APMS dalam sistem SLN untuk
penggunaan sebagai tabir surya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinar Matahari (Ultraviolet)
Matahari merupakan sumber sinar ultraviolet terbesar yang
kemudian sinar tersebut difilter oleh lapisan ozon pada permukaan
bumi. Sinar ultraviolet yang sampai pada permukaan bumi adalah
UVA dan UVB. Seperti yang kita ketahui, lapisan ozon mulai
mengalami penipisan yang disebabkan oleh global warming
sehingga dampak buruk sinar UV terhadap kulit juga semakin besar
(Balakrishnan & Narayanaswamy, 2011 ; Wissing & Muller, 2001).
2.1.1. Pengaruh Sinar Matahari
Gambar 2.1. Beberapa Efek Sinar UV
2.1.1.1. Efek Menguntungkan
Sinar matahari juga memiliki beberapa manfaat baik bagi
kehidupan manusia seperti stimulasi sirkulasi tekanan darah, untuk
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
7
upaya pengobatan Psoriasis, menginduksi sintesis vitamin D, serta
membunuh patogen yang ada pada kulit manusia melalui radiasi
(Balakrishnan & Narayanaswamy, 2011).
2.1.1.2. Efek Merugikan
Selain efek yang menguntungkan, sinar matahari juga
memiliki efek yang merugikan bagi manusia. The World Health
Organization (WHO) menyebutkan beberapa penyakit yang
disebabkan oleh paparan sinar matahari seperti kanker kulit,
kerusakan DNA, sunburn, penyakit defisiensi vitamin K, penuaan
dini dan lain-lain (Gonzalez, 2006).
2.1.2. Jenis Sinar Ultraviolet (UV)
Berdasarkan panjang gelombangnya, sinar ultraviolet (UV)
dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Ultraviolet A (UVA)
Sinar ini pada rentang panjang gelombang 320-400
nm. Umumnya, sinar UV yang sampai pada permukaan
bumi adalah UVA. UVA dapat berpenetrasi ke dalam
lapisan kulit bagian epidermis dan dermis. Jika kulit dengan
pemaparan sinar UVA ini bergabung dengan pemaparan
sinar UVB maka akan terjadi tanning pada kulit sehingga
kulit akan berwarna kecoklatan (Balakrishnan &
Narayanaswamy, 2011). Selain itu UVA dapat
menyebabkan berkurangnya kandungan kolagen, dan
sensitivitas kulit (Malak et al, 2010).
b) Ultraviolet B (UVB)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
8
Sinar ini pada rentang panjang gelombang 290-320
nm. UVB ini lebih berpotensi menyebabkan sunburn
(erythema) dibandingkan dengan UVA. UVB kebanyakan
mempengaruhi membran basal epidermis kulit. Sinar UV
ini juga dapat menginduksi adversed biological effect
secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa induksi
yang dihasilkan berupa photoaging, stimulasi sintesis DNA,
photocarcinogenesis, produksi radikal bebas pada kulit, dan
lain-lain. Secara keseluruhan, UVB menurunkan
antioksidan yang dimana berfungsi melawan radikal bebas
yang dihasilkan dan juga menurunkan sistem imun pada
kulit (Balakrishnan & Narayanaswamy, 2011; Serpone et al,
2007).
c) Ultraviolet C (UVC)
Sinar ini pada rentang panjang gelombang 200-
280 nm, tetapi sinar ini tidak mencapai permukaan bumi
karena diserap oleh lapisan ozon di atmosfer secara
keseluruhan. Sinar UV ini yang paling berbahaya, karena
kulit yang terpapar sinar UV ini meskipun singkat dapat
mengakibatkan kerusakan kulit (Khan, 2012).
2.2. Kulit
2.2.1. Struktur Kulit
Kulit manusia terdiri dari 2 lapisan utama. Bagian terluar
adalah epidermis dimana memiliki ketebalan antara 75-150 µm.
Lapisan ini didominasi oleh keratinosit, melanosit, Langerhans cell
(bagian dari sistem imun) dan Merkel cell (bagian dari sistem
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
9
sensorik). Melanosit ini merupakan pigmen yang mempengaruhi
warna kulit. Kemudian selanjutnya adalah bagian dermis dimana
terdapat banyak kolagen, elastin, retikulin dan ground substance.
Pada bagian dermis ini juga terdapat fibroblast dan jaringan sistem
saraf (Lu & Flynn, 2009).
Berikut ini merupakan gambar lapisan-lapisan kulit.
Ilustrasi dibuat dari kulit bagian terluar ke bagian terdalam.
Gambar 2.2. Anatomi Kulit
2.2.2. Fungsi Kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai agen
pertahanan,
dimana memiliki peran penting yaitu menjadi pertahanan utama jika
terjadi perlukaan atau goresan; stratum corneum melindungi kontak
langsung kulit dengan bahan kimia; pengatur suhu. Sebagai
perlindungan dari radiasi, secara alami, kulit memiliki mekanisme
untuk mencegah atau meminimalkan induksi perubahan kulit yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
10
disebabkan oleh sinar UV melalui proses pigmentasi. Pada proses
pigmentasi, melanin dapat menyerap dan mendifraksi sinar UV yang
berbahaya ( Lu & Flynn, 2009).
2.2.3. Klasifikasi Kulit Manusia
Menurut Fitzpatrick (1975) kulit manusia, berdasarkan
sensitivitas terhadap matahari, diklasifikasikan menjadi beberapa
golongan yaitu sebagai berikut : (Sachdeva, 2009).
a. Tipe I
Kulit yang mudah terbakar oleh sinar matahari dan tidak
menimbulkan tanning. Kulit ini umumnya berwarna cerah.
b. Tipe II
Kulit yang mudah terbakar oleh sinar matahari dan
mengalami tanning dengan proses yang perlahan. Kulit ini
umumnya berwarna cerah.
c. Tipe III
Kulit yang jarang mengalami sunburn dan relatif mudah
mengalami tanning. Kulit ini umumnya berwarna coklat
muda/lebih muda warnanya dari tipe I dan II.
d. Tipe IV
Kulit ini umumnya berwarna coklat. Kulit ini sulit terbakar
oleh matahari dan mudah mengalami tanning.
e. Tipe V
Kulit ini umumnya berwarna coklat tua. Tidak mudah
terbakar oleh sinar matahari dan mudah mengalami tanning.
f. Tipe VI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
11
Kulit berwarna gelap/hitam dan tidak terbakar oleh sinar
matahari.
2.3. Solid Lipid Nanoparticle (SLN)
2.3.1. Definisi Solid Lipid Nanoparticle
SLN merupakan pembawa pada sistem penghantaran obat
dan kosmetik. SLN merupakan generasi baru dari emulsi lemak
dengan ukuran submikron dimana lemak cair atau minyak digantikan
dengan lemak padat. SLN juga merupakan sistem pembawa koloid
yang dibentuk dari lemak yang didispersikan ke dalam air atau
larutan surfaktan yang larut air. Pada formulasi, sistem SLN dibuat
dari lemak seperti trigliserida dan hard fat waxes. Penggunaan
sistem SLN pada formulasi tabir surya digunakan untuk membuat
sediaan tabir surya yang lebih aman dan lebih efisien. Selain itu juga
ditujukan untuk mengkapsulasi bahan aktif agar tidak mengalami
degradasi kimia (Wissing & Muller, 2001). Sistem SLN pada
formulasi sediaan tabir surya digunakan karena memiliki beberapa
keuntungan, dimana yang paling utama adalah SLN memiliki
kemampuan sebagai UV-blocking dengan mekanisme
menghamburkan atau merefleksikan sinar ultraviolet sehingga bila
dikombinasikan dengan bahan aktif yang digunakan sebagai tabir
surya akan dihasilkan sediaan yang memiliki perlindungan lebih baik
(Wissing & Muller, 2001; Goymann, 2006).
2.3.2. Metode Pembuatan
Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam
pembuatan SLN :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
12
1. High Shear Homogenization
Pembuatan pada metode ini adalah dengan
pendispersian kemudian diaduk dengan kecepatan yang
tinggi kemudian didinginkan. Pembuatan sistem SLN
menggunakan metode High Shear Homogenization yang
selanjutnya dibagi menjadi 2, yaitu Hot Homogenization
dan Cold Homogenization
a. Hot Homogenization
Teknik ini dilakukan di atas titik lebur lemak. Pada
teknik hot homogenization dapat digunakan homogenizer
dengan tekanan yang tinggi dengan intensitas tinggi.
Biasanya komposisi lemak sekitar 5-10%. Kelemahan
metode ini adalah karena dilakukan pada suhu yang tinggi,
maka kondisi ini akan memicu degradasi dari bahan aktif
dan adanya kontaminasi logam dengan adanya intensitas
ultrasonik yang tinggi (Mukherjee et al, 2009 ; Wissing &
Muller, 2001).
b. Cold Homogenization
Teknik ini dikembangkan untuk mengatasi masalah
yang ada pada metode Hot Homogenization seperti
temperatur yang tinggi menyebabkan bahan aktif lebih
cepat terdegradasi. Langkah pada teknik ini sama dengan
hot homogenization hanya saja pada lemak yang sudah
meleleh proses pendinginan dibuat cepat menggunakan es
atau nitrogen cair untuk mendistribusikan bahan aktif ke
dalam matriks lemak. Ukuran partikel yang dihasilkan
dengan menggunakan Cold Homogenization lebih besar
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
13
dibandingkan dengan Hot Homogenization (Mukherjee et
al, 2009 ; Wissing & Muller, 2001).
2. Microemulsion
Cara pembuatan yaitu dengan lemak dilelehkan di
atas titik leburnya, kemudian ditambahkan campuran air-
surfaktan-kosurfaktan yang sudah dipanaskan pada suhu
yang sama dengan fase lemak, diaduk sedang. Selanjutnya
mikroemulsi ini didispersikan dalam medium air dingin (2-
3°C) dengan pengadukan sedang (Kamble et al, 2010 ;
Florence, 2009).
3. Supercritical fluid
Metode ini didapatkan dengan cara memberikan
larutan tekanan dan tekanan ini melebihi titik kritiknya
sehingga dengan demikian kemampuan larutan untuk
melarutkan bahan akan meningkat. Teknik ini memiliki
kelebihan yaitu mengurangi pemakaian solven pada
prosesnya. (Florence, 2009 ; Kamble et al, 2010).
4. Solvent emulsification/ evaporation
Teknik ini digunakan untuk pendispersiaan
nanopartikel secara presipitasi pada emulsi minyak dalam
air. Bahan lipofil dilarutkan ke dalam pelarut organik
(sikloheksana) dan kemudian diemulsikan pada fase air.
Penguapan pelarut dispersi nanopartikel dilakukan dengan
presipitasi lipid dalam media air (Kamble et al, 2010).
5. Double emulsion method
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
14
Bahan aktif dienkapsulasi dengan stabilizer untuk
mencegah partisi fase air yang ada di luar selama evaporasi
pelarut dalam emulsi w/o/w (Kamble et al, 2010).
6. Spray drying method
Metode ini merupakan metode alternatif pada
liofilisasi untuk membentuk dispersi aquueous SLN
menjadi produk obat. Pada metode ini terjadi agregasi
partikel karena adanya peningkatan suhu, pengadukan yang
cepat dan melelehnya beberapa bagian dari partikel.
Keuntungan metode ini adalah harganya lebih murah dari
lyphilization (Kamble et al, 2010 ; Mukherjee et al, 2009;
Rahmawati, 2013).
Pada umumnya metode High Shear Homogenization
banyak digunakan pada pembuatan SLN sebagai sistem pembawa
karena biaya murah, mudah dilakukan, dan cepat. Teknik High Shear
Homogenization dibuat untuk menghasilkan nanodispersi lemak
padat. Hot Homogenization juga lebih dipilih dibandingkan dengan
Cold Homogenization karena menghasilkan ukuran yang lebih kecil
(Mukherjee, 2009). Beberapa parameter yang telah ditelusuri oleh
(Olbrich et al) adalah waktu pembentukan emulsi, kecepatan
pengadukan, ukuran partikel pada kondisi dingin dan zeta potensial
(Mukherjee et al, 2009).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
15
2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan SLN
2.3.3.1 Kelebihan
Selain memiliki mekanisme sebagai reflektor, penggunaan
SLN sebagai sistem pembawa bahan obat untuk sediaan tabir surya
memiliki beberapa kelebihan antara lain pada penggunaan bersama
dengan chemical uv blockers dapat mengurangi toksisitasnya,
meningkatkan efek perlindungan terhadap radiasi sinar UV,
mengenkapsulasi bahan aktif sehingga dapat mencegah kerusakan
bahan aktif serta mengurangi iritasi kulit terhadap bahan aktif/obat
yang digunakan. Berdasarkan ukuran nanopartikelnya juga SLN
dapat membentuk film formation pada permukaan kulit. Hal ini
disebabkan karena rapatnya ukuran partikel. Pembentukan formasi
film ini kemudian akan membuat adanya peningkatan hidrasi
sehingga oklusifitasnya juga meningkat. Karena SLN memiliki
ukuran nanopartikel dan komposisi yang terdiri dari lemak padat,
maka dapat meningkatkan oklusifitas sehingga akan melekat lebih
lama pada kulit (Wissing & Muller, 2001 ; Goymann & Hernandez,
2006).
2.3.3.2. Kekurangan SLN
Beberapa kekurangan yang dimiliki SLN antara lain
kemampuan loading drug rendah, terjadi transisi polimerik selama
penyimpanan sehingga dapat mengakibatkan keluarnya obat/bahan
aktif dari sistem SLN dan adanya kandungan air yang tinggi saat
pendispersian (Kamble et al, 2010).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
16
2.3.4. Karakteristik Solid Lipid Nanopartikel
a. Ukuran Partikel
Ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang
penting dalam pembuatan sistem SLN. Hal ini dikarenakan
dengan adanya ukuran nanopartikel, maka jarak antar
partikel akan menjadi rapat sehingga akan membentuk film
pada permukaan kulit. Dengan adanya pembentukan film,
maka hidrasi kulit dan oklusifitas akan meningkat ( Wissing
& Muller, 2001).
Beberapa teknik yang digunakan dalam
menentukan ukuran partikel dan zeta potensial adalah
dengan Photon Correlation Spectroscopy (PCS),
Transmition Electron Microscopy (TEM), Scanning
Electron Microscopy (SEM), dll. Untuk menentukan ukuran
partikel ini juga dibutuhkan metode pendukung seperti light
microscopy dimana dapat mengindikasi adanya partikel dan
juga karakter dari partikel tersebut. (Kamble et al, 2010;
Dubey 2012).
b. Morfologi Partikel
Pemeriksaan morfologi partikel ditujukan untuk
mengetahui distribusi dan bentuk atau karakter partikel.
Bentuk partikel ini mempengaruhi film yang terbentuk.
Partikel speris akan menghasilkan pembentukan film yang
baik karena jarak yang dihasilkan antar partikel lebih kecil
dan rapat (Wissing & Muller, 2001). Dalam penentuan ini
dapat digunakan dengan SEM dan TEM, dengan demikian
maka akan diketahui karakteristik dari partikel sampai pada
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
17
bentuk partikel tersebut. Hal yang membedakan yaitu yang
ditangkap TEM adalah intensitas dari elektron yang
melewati sampel sedangkan pada SEM yang ditangkap
layar adalah pantulan elektron yang memantul dari sampel
(Kamble et al, 2010 ; Aulton, 1988).
c. Efisiensi Penjebakan
Sebagai sistem pembawa bahan aktif tabir surya,
sistem SLN melindungi bahan aktif dari degradasi.
Kemudian juga dimaksudkan agar sistem SLN bekerja
bersama bahan aktif untuk mengeblok sinar UV di
permukaan kulit (Wissing & Muller, 2001; Wissing &
Muller, 2002; Malak et al, 2010).
2.4. Tinjauan tentang Sediaan Tabir Surya (Sunscreen)
Perlindungan dari sinar ultraviolet (matahari) sangatlah
penting untuk kehidupan sehari-hari. Sediaan tabir surya diformulasi
untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari secara langsung,
karena dengan pemaparan sinar matahari yang lama menimbulkan
beberapa efek buruk pada kulit. Sediaan tabir surya bisa terdiri dari
bahan kimia organik maupun anorganik. Efektivitas sediaan tabir
surya dapat dikembangkan jika diformulasi dalam bentuk
nanopartikel (Hanrahan, 2012).
2.4.1. Syarat Sediaan Tabir Surya (Sunscreen)
Adapun bahan-bahan kimia untuk sediaan kosmetika tabir
surya yang disebutkan oleh Food and Drug Administration adalah
sebagai berikut :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
18
1. Efektif menyerap radiasi UV-B tanpa perubahan kimiawi
sehingga tidak menimbulkan iritasi dan toksik.
2. Meneruskan UV-A untuk mendapatkan tanning terutama
bagi kulit Caucasian/Eropa.
3. Stabil, memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai dan
tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat, dan
lain sebagainya.
4. Mempunyai daya larut untuk mempermudah formulasi
5. Tidak toksik, tidak mengiritasi, dan tidak menyebabkan
sensitifitas.
Selain itu menurut (Mitsui, 1997), persyaratan yang harus
dipenuhi untuk bahan penyerap UV pada kosmetika adalah :
1. Non toksik, dengan keamanan yang tinggi dan tidak
menyebabkan kerusakan pada kulit
2. Absorbansi UV yang tinggi pada rentang panjang
gelombang yang lebar.
3. Tidak ada kerusakan yang disebabkan oleh UV dan panas.
4. Kompatibilitas baik dengan material sediaan kosmetik.
2.4.2. Klasifikasi Tabir Surya
Berdasarkan mekanisme kerjanya, tabir surya dapat
dibedakan menjadi 2 , yaitu :
a. Tabir Surya Fisik (Anorganik)
Tabir surya fisik atau dapat juga disebut physical
blockers ini merupakan tabir surya yang diformulasi dari
bahan kimia yang memiliki mekanisme UV-blocking
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
19
dengan cara memantulkan (reflector) atau menghamburkan
(scatter) sinar ultraviolet (Wissing & Muller, 2000).
Kemampuannya berdasarkan ukuran partikel dan ketebalan
lapisan. Beberapa contoh bahan aktif yang memiliki
mekanisme ini yang biasanya digunakan dalam sediaan
tabir surya adalah zinc oxide (ZnO) dan Titanium Dioksida
(TiO2) ( Hanrahan, 2012; Lautensclagher et al 2007).
b. Tabir Surya Kimiawi (Organik)
Tabir surya ini biasanya juga disebut chemical
absorber. Sediaan tabir surya ini bekerja dengan cara
menyerap sinar UV yang terpapar kulit. Kerugian yang
dilaporkan beberapa konsumen tabir surya jenis ini adalah
adanya rasa gatal dan iritasi kulit. Beberapa senyawa yang
memiliki mekanisme ini seperti Octyl MethoxyCinnamate
(OMC), Benzophenones, Paraminobenzoic Acid (PABA),
Camphor (Hanrahan, 2012 ; Giokas et al, 2007).
2.5. Sun Protection Factor (SPF)
Sun Protection Factor merupakan nilai yang digunakan
untuk mengetahui seberapa jauh sunscreen dapat memberikan
perlindungan terhadap kulit dan mencegah sunburn (Karim, 2012).
Nilai SPF tersebut dapat dihitung dari data pengujian yang telah
dilakukan ( Hanrahan, 2012).
2.5.1. Perhitungan Nilai SPF
Perhitungan nilai luas area bawah kurva (AUC) dilakukan
dengan modifikasi rumus Petro, yaitu :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
20
[AUC] = �������
� ( ƛp – ƛp-a )
Keterangan :
AUC = luas daerah bawah kurva
Ap = serapan panjang gelombang p
Ap-a = serapan pada panjang gelombang p-a
AUC keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlah tiap
AUC antara 2 panjang gelombang yang berurutan dari panjang
gelombang 290 nm hingga panjang gelombang di atas 290 nm yang
mempunyai nilai serapan 0,05.
Selanjutnya dihitung nilai SPF dengan rumus :
Log SPF = ���
ƛ��ƛ��2
Keterangan :
ƛn = panjang gelombang terbesar di atas 290 nm dengan
nilai serapan 0,05
ƛ1= panjang gelombang terkecil (290 nm).
2.5.2. Kategori SPF
Hubungan antara efektivitas dan nilai SPF menurut Food
and Drug Administration (FDA) dibagi menjadi :
1. Minimal Sun Protection Product
Nilai SPF 2-4, memberikan perlindungan sedang dari
sunburn, dapat menyebabkan tanning.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
21
2. Moderate Sun Protection Product
Nilai SPF 4-6, memberikan perlindungan sedang dari
sunburn, dapat menyebabkan beberapa tanning.
3. Extra Sun Protection Product
Nilai SPF 6-8, memberikan perlindungan ekstra dari
sunburn, dapat memberikan tanning yang terbatas.
4. Maximal Sun Protection Product
Nilai SPF 8-15, memberikan perlindungan maksimal dari
sunburn, sedikit atau tidak menyebabkan tanning.
5. Ultra Sun Protection Product
Nilai SPF 15 atau lebih, memberikan perlindungan yang
paling tinggi dan tidak menyebabkan tanning.
2.6. Asam para-Metoksi Sinamat
Asam para-Metoksi Sinamat dapat diperoleh dari tanaman
Kaempferia galanga atau yang dikenal sebagai kencur. Asam para-
Metoksi Sinamat ini merupakan senyawa yang dihasilkan dari
hidrolisis dari Etil para-Metoksi Sinamat.
2.6.1. Sifat Fisiko Kimia
(Sigma Aldrich, chemdictionary.org, ChemDraw)
Struktur APMS
Gambar 2.3. Struktur Bangun APMS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
22
Nama Lazim : 4-methoxycinnamic acid, p-
methoxycinnamic acid asam p-
metoksisinamat, trans-4-p-
methoxycinnamic acid
Rumus Molekul : C10H10O3
Berat Molekul : 176,21
Pemerian : Kristal jarum, warna putih.
Titik lebur : 173-175°C
pKa : 4,04
MR : 50,1 cm3/mol
Log P : 2,68
Kelarutan : 0,712 mg/mL dalam air suhu
25°C, larut dalam etanol.
Stabilitas : Stabil pada suhu ruang dan
tekanan normal.
2.6.2. Khasiat
APMS diketahui memiliki aktivitas sebagai analgesik dan
antiinflamasi. Selain itu derivat golongan sinamat juga memiliki
aktivitas sebagai sunscreen agent.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
23
2.7. Bahan-bahan Penyusun
2.7.1. Lipid
2.7.1.1. Beeswax
(Rowe, 2009)
Sinonim : Bleached Wax, cera alba.
Pemerian : Tidak memiliki rasa, berwarna
putih agak kekuningan sheet
atau fine granules yang tembus
cahaya. Baunya seperti yellow
wax tetapi lebih lemah.
Densitas : 0,95-0,96 g/cm3
Titik Lebur : 61-65°C
Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter,
fixed oil, minyak yang mudah
menguap, warm carbon
disulfide; larut sebagian dalam
ethanol (95%); praktis tidak
larut dalam air.
Fungsi : controlled-release agent,
stiffening agent, stabilizing
agent
Stabilitas : Ketika dipanaskan di atas suhu
150°C, maka akan terjadi
esterifikasi yang dapat
mengakibatkan rendahnya
tingkat keasaman dan
peningkatan titik lebur. Stabil
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
24
dengan penyimpanan yang
tertutup dan terhindar dari
cahaya.
Inkompatibilitas : dengan bahan-bahan
pengoksidasi.
2.7.1.2. Gliseril Monostearat (GMS)
(Rowe, 2009)
Gambar 2.4. Struktur Bangun GMS
Nama lain : asam oktadekanoid, monoester
with 1,2,3- propanetriol
Pemerian : berwarna putih, wax padat yang
berbentuk serpihan atau serbuk.
Titik Lebur : 55-60°C
Kelarutan : Larut dalam etanol panas, eter,
kloroform, aseton panas,
minyak mineral, dan fixed oils.
Praktis tidak larut dalam air.
Fungsi : emolien, emulsifying agent,
solubilizing agent.
Stabilitas : Jika disimpan pada tempat yang
hangat akan terjadi peningkatan
tingkat keasaman.
Penyimpanan seharusnya
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
25
dilakukan di wadah yang
tertutup pada tempat yang
sejuk, kering dan terhindar dari
cahaya.
Inkompatibilitas : dengan bahan yang bersifat
asam.
2.7.2. Bahan Tambahan
2.7.2.1. Propilenglikol
(Rowe, 2009)
Nama lain : 1,2-dihidroxypropane; E1520;
2-hydroypropanol; methyl
ethylene-glycol; methyl glycol,
propane-1,2-diol;
propylenglicolum.
Pemerian : Cairan tidak berbau, berwarna,
jernih, viskus dengan rasa yang
agak manis.
Titik Lebur : -59°C
Titik didih : 188°C
Kelarutan : Campur dengan aseton,
kloroform, etanol (95%),
gliserin,dan air. Larut dalam
eter (1:6), tidak campur dengan
light mineral oils or fixed oil.
Fungsi : Pengawet, Humektan, Solvent,
Stabilizing agent, Kosolven
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
26
Stabilitas : Stabil pada penyimpanan wadah
tertutup pada temperatur sejuk.
Pada temperatur panas akan
mengalami oksidasi.
Inkompatibilitas : dengan reagen oksidator seperti
Pottasium permanganat
Penggunaan propilenglikol digunakan sebagai ko-surfaktan
yaitu membantu fungsi dari surfaktan untuk menurunkan
tegangan antaramuka antara fase air dan fase minyak
(Wilhelmina, 2011). Adanya penambahan surfaktan akan
mengakibatkan adanya peningkatan solubilisasi gugus nonpolar
dan meningkatkan mobilitas ekor hidrokarbon sehingga penetrasi
minyak pada ekor menjadi lebih besar ( Swarbirck, 2007).
2.7.2.2. Tween 80
(Rowe, 2009)
Nama lain : Polysorbate 80
Pemerian : memiliki bau yang khas dan
rasanya pahit (cairan
berminyak berwarna kuning)
Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak
larut dalam minyak mineral
dan minyak nabati.
Fungsi : dispersing agent, emulsifying
agent, nonionic surfactant,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
27
solubilizing agent, suspending
agent, wetting agent.
Stabilitas : stabil terhadap elektrolit, basa
dan asam lemah.
Disimpan dalam wadah
tertutup pada tempat yang
kering, sejuk dan
terhindar dari cahaya
Inkompatibilitas : Hilangnya warna atau
presipitasi terjadi terhadap
senyawa seperti fenol, tanin dan tar.
Pada formulasi, Tween 80 ini digunakan sebagai
surfaktan. Surfaktan terdiri atas gugus non polar dan polar
sehingga apabila surfaktan ditambahkan pada sistem yang
terdiri dari air dan minyak maka gugus polar akan mengarah
ke fase air sedangkan gugus non polar akan mengarah ke fase
minyak. Gugus polar lebih kuat pada surfaktan sehingga
cenderung akan membentuk tipe minyak dalam air (w/a).
Mekanisme kerja surfaktan adalah adsorpsi molekul surfaktan
di permukaan cairan akan menurunkan tegangan permukaan
dan apabila adsorpsi terjadi di antara cairan maka akan
menurunkan tegangan antarmuka (Wilhemina, 2011).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
28
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Sinar matahari merupakan sumber energi terbesar bagi
kelangsungan hidup manusia di bumi. Sinar matahari memancarkan
3 gelombang sinar ultraviolet (UV) yaitu UVA, UVB, dan UVC.
Umumnya, yang sampai pada permukaan bumi adalah UVA dan
UVB, karena UVC telah difiltrasi oleh lapisan ozon (Malak et al,
2010).
Sinar matahari selain memiliki efek yang menguntungkan
bagi manusia juga memiliki efek merugikan. Efek menguntungkan
antara lain untuk pengobatan Psoriasis, menginduksi sintesis vitamin
D, membunuh patogen pada permukaan kulit. Efek merugikan sinar
matahari seperti menyebabkan sunburn pada kulit manusia, skin
aging yang kemudian dapat berkembang mengarah ke kanker kulit
(Gonzalez, 2006). Untuk menghindari efek yang merugikan tersebut
maka sebaiknya manusia menggunakan tabir surya (sunscreen)
sebagai perlindungan (Sudhahar and Balasubramanian, 2013).
Tabir surya merupakan sediaan kosmetik yang ditujukan
untuk memberikan perlindungan terhadap dampak buruk sinar
matahari. Salah satu mekanisme tabir surya adalah menyerap sinar
UV (chemical absorber) (Prud’homme, 2012). Penggunaan SLN
juga memiliki beberapa kelebihan seperti sifat oklusifitas yang tinggi
sehingga diharapkan kerja obat akan lebih lama dari sediaan tabir
surya (Wissing S. A. & Muller R. H., 2001; Hernandez & Goyman,
2006). Golongan yang memiliki mekanisme tabir surya secara kimia
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
29
adalah golongan sinamat. Etil p-Metoksi Sinamat (EPMS),
komponen utama rimpang kencur (Kaemferia galanga), merupakan
salah satu golongan sinamat yang telah diuji sebagai tabir surya
(Athikomkulchai, 2007). Asam p-Metoksi Sinamat (APMS)
merupakan senyawa hasil hidrolisis dari EPMS. Penggunaan APMS
sebagai tabir surya ditunjukkan dengan adanya profil spektra yang
sama dengan Oktil Metoksi Sinamat yang dihasilkan oleh serapan
pada rentang panjang gelombang sinar UV.
Menurut penelitian, SLN dengan basis Beeswax-Gliseril
Monostearat (50:50) memiliki karakteristik ukuran partikel yang
kecil, stabil secara fisik, dan memiliki daya Drug Entrapment yang
besar (Rosita, 2011).
Pada penelitian ini, untuk meningkatkan efektivitas tabir
surya APMS, dilakukan pembuatan APMS dalam sistem SLN
dengan basis Beeswax-Gliseril Monostearat 50:50). Efektivitas tabir
surya ditentukan berdasarkan nilai Sun Protection Factor (SPF).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
30
Gambar 3.1. Alur Kerangka Konseptual
Sinar Matahari ( Ultraviolet )
Efek Menguntungkan , antara lain : Menginduksi Sintesis Vitamin D Membunuh patogen di kulit Upaya pengobatan Psoriasis , dll.
Efek Merugikan , antara lain : Sunburn Skin Aging Kanker kulit Kerusakan DNA, dll.
Perlindungan berupa tabir surya
Memerlukan Sistem Penghantaran
Tabir Surya Kimiawi ( Chemical Absorber )
Mekanisme: Mengabsorpsi Sinar
UV Solid Lipid Nanopartikel (SLN)
Beeswax : Gliseril Monostearat (50:50) Kelebihan : Pembentukan film formation Oklusifitas tinggi Efek emolien Melindungi bahan kimia dari degradasi
Asam para-Metoksi Sinamat (APMS)
Pembuatan APMS dalam Sistem SLN
Peningkatan Efektivitas Tabir Surya
Bekerja secara sinergis
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain
Asam para-Metoksi Sinamat (APMS) sebagai bahan aktif,
Propilenglikol, Tween 80, Beeswax, Gliseril Monostearat
(GMS), dan dapar asetat. Semua bahan dalam penelitian ini
memiliki kemurnian pharmaceutical grade.
4.2 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
Double Beam Spectrophotometer Shimadzu UV-1800, Alat Uji
Suhu Lebur Differential Thermal Analysis (DTA), IR Jasco
FT/IR-5300, Ultra Turax IKA T-25, Particle Analyzer Delsa™
Nano Submicron Particle Size, Transmission Electrone
Microscope (TEM) JEOL, Neraca Analitik, Magnetic Stirrer,
Transpore™ Tape , Hot Plate, dan alat-alat gelas, membran filter
selulosa, pH meter, alat sentrifugasi, kuvet.
4.3 Prosedur Kerja
Tahap pertama pada penelitian ini adalah identifikasi
bahan penelitian yaitu APMS sebagai bahan aktif, SLN sebagai
bahan pembawa, dan bahan penyusun lainnya. Selanjutnya
dilakukan pembuatan sistem SLN dengan komposisi
beeswax:gliseril monostearat (50:50) dengan metode High Shear
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
32
Hot Homogenization dan sediaan uji yang kemudian dilakukan
uji karakteristik. Penggunaan perbandingan komposisi di atas
diketahui memiliki DE yang besar yaitu 88,20%. Kadar APMS
yang diuji dalam penelitian ini adalah 1,67% dimana kadar ini
diketahui sebagai kadar antiinflamasi pada penelitian (Rahayu,
2013) sebelumnya.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
33
Gambar 4.1. Skema Kerja
Identifikasi kualitatif bahan penelitian
Pembuatan Sediaan Uji
II SLN base
I APMS dalam Sistem SLN
(SLN APMS)
Analisa Data
III APMS dalam simple cream
Karakteristik Sediaan : pH Ukuran Partikel Morfologi Partikel (dilakukan pada SLN APMS) Drug Entrapment ( dilakukan pada SLN APMS)
Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF) dengan rumus Petro (Spektrofotometer)
IV Simple Cream base
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
34
4.3.1. Identifikasi Kualitatif Bahan Penelitian
4.3.1.1. Asam ParaMetoksi Sinamat
1. Identifikasi Organoleptis
Identifikasi organoleptis dilakukan dengan cara
mengamati tekstur dan warna secara visual dan kemudian
dibandinglan dengan literatur.
2. Spektra Serapan Inframerah
Scanning secara FT/IR ini dilakukan pada bilangan
gelombang 400-4000 cm-1 dan dibuat menggunakan pellet
KBr. Caranya 1 mg APMS ditambahkan dengan 100 mg
serbuk KBr. Kemudian campuran tersebut dikompresi
menggunakan alat tekanan hidrolik dan diperoleh lempeng
bulat yang tipis yang tembus cahaya. Setelah itu lempeng
tipis dimasukkan ke dalam alat dan discanning pada
bilangan gelombang yang telah ditentukan, maka akan
didapatkan profil spektra. Profil spektra kemudian
dibandingkan dengan yang ada di literatur (Departemen
Kesehatan RI, 1995).
3. Pemeriksaan Suhu Lebur
Sebanyak 3-5 mg APMS dimasukkan ke dalam
sample pan, kemudian tutup. Sample pan dimasukkan
dalam sample holder dan dibandingkan dengan pembanding
AL2O3. Dipanaskan dengan laju pemanasan 5°C/menit,
dengan range DTA kurang dari 20 mL/detik, dan dialiri gas
N2 dengan kecepatan konstan. Hasil dibandingkan dengan
pustaka (Departemen Kesehatan RI, 1995).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
35
4.3.1.2. Komponen Lipid (Beeswax & Gliseril Monostearat)
1. Organoleptis
Identifikasi organoleptis dilakukan dengan cara
mengamati tekstur dan warna secara visual dan kemudian
dibandingkan dengan literature.
2. Spektra Serapan Inframerah
Scanning secara FT/IR ini dilakukan pada bilangan
gelombang 400-4000 cm-1 dan dibuat dengan menggunakan
pellet KBr. Caranya i mg bahan-bahan tambahan
ditambahkan dengan 100 mg serbuk Kbr. Kemudian
campuran tersebut dikompresi menggunakan alat tekanan
hidrolik dan diperoleh lempeng tipis yang tembus cahaya.
Setelah itu lempeng tipis dimasukkan ke dalam alat dan
discanning pada bilangan gelombang yang telah ditentukan,
maka akan didapatkan profil spektra. Profil spektra
kemudian dibandingkan dengan yang ada di literature (
Departemen Kesehatan RI, 1995).
3. Pemeriksaan Suhu Lebur
Masukkan 3-5 mg bahan-bahan tambahan ke
dalam sample pan, kemudian tutup. Sample pan
dimasukkan dalam sample holder yaitu aluminium ( suhu
<1500°C). Pemanasan dilakukan dengan laju 10°C/menit,
dengan range DTA kurang dari 20 mJ/detik. Pemeriksaan
suhu lebur dilakukan pada rentang 50-200°C. Hasil yang
didapat dibandingkan dengan pustaka (Departemen
Kesehatan RI, 1995).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
36
4.3.2. Pembuatan Larutan Dapar Asetat pH 4,2 ± 0,2
Dilarutkan 11,5 ml asam asetat glasial dalam aquades
bebas CO2. Masukkan dalam labu ukur 1000,0 ml, lalu
ditambahkan aquades bebas CO2 sampai tepat tanda. Dari
pembuatan di atas maka akan didapatkan asam asetat 0,2 M.
Ditimbang sebanyak 16,41 g Natrium asetat dan dilarutkan dalam
aquades bebas CO2. Masukkan dalam labu ukur 1000,0 ml,
selanjutnya ditambahkan aquades bebas CO2 sampai tepat tanda.
Dari pembuatan ini maka akan didapatkan larutan Natrium Asetat
0,2 M. Pembuatan larutan dapar asetat dilakukan dengan cara
388,09 ml larutan asam asetat 0,2 M dimasukkan dalam labu
ukur 500,0 ml kemudian ditambahkan 107,96 ml Natrium asetat
0,2 ml ke dalam labu ukur 500,0 ml dan 8,775 gram NaCl,
tambahkan aquadest bebas CO2 ad tepat tanda, kocok homogen.
4.3.3. Pembuatan Sediaan Uji
4.3.3.1. Komposisi SLN
Tabel 4.1. Komposisi penyusun SLN (Solid Lipid Nanoparticle) Bahan Fungsi Konsentrasi
yang digunakan APMS Bahan aktif 1,67 % Tween 80 Surfaktan 10 % Beeswax Lipid 5 % GMS Lipid 5 % Propilenglikol Ko-surfaktan 20 % Dapar Asetat pH 4,2 ± 0,2
Fase air Ad 100%
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
37
4.3.3.2. Formula I (APMS dalam sistem SLN)
Lipid dilelehkan di atas hot plate pada suhu 70° dalam
gelas beaker, kemudian dimasukkan APMS sebagai bahan
aktifnya, aduk perlahan. Selanjutnya ditambahkan tween 80 yang
telah dipanaskan dan diaduk dengan kecepatan 200 rpm selama 5
menit di atas hot plate stirrer. Kemudian ditambahkan
propilengliko dan dapar asetat 4,2±0,2 , diaduk dengan Ultra
Turax IKA T-25 dengan kecepatan 24.000 rpm selama 8 menit
yang dibagi menjadi 4 cycles. Selanjutnya dilakukan tahap
pendinginan dengan cara diaduk menggunakan magnetic stirrer
sampai mencapai suhu kamar. Timbang bobot akhir sediaan.
4.3.3.3. Formula II ( SLN base )
Pembuatan sediaan uji ini dilakukan sesuai prosedur di
atas tetapi dibuat tanpa bahan aktif.
4.3.3.4. Formula III (APMS dalam basis Simple Cream )
Lipid dilelehkan di atas hot plate pada suhu 70° dalam
gelas beaker, kemudian dimasukkan APMS sebagai bahan
aktifnya, aduk perlahan. Selanjutnya ditambahkan tween 80 yang
telah dipanaskan dan diaduk dengan kecepatan 200 rpm selama 5
menit di atas hot plate stirrer. Kemudian ditambahkan campuran
dapar asetat 4,2±0,2 dan propilenglikol, diaduk menggunakan
magnetic stirrer dengan kecepatan 200 rpm selama 8 menit dan
dilanjutkan sampai mencapai suhu kamar. Timbang bobot akhir
sediaan.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
38
4.3.3.5. Formula IV (Krim base)
Pembuatan sediaan uji ini dilakukan sesuai prosedur di
atas tetapi dibuat tanpa bahan aktif.
4.3.4. Karakteristik Sediaan
4.3.4.1. Penentuan pH
Dilakukan dengan alat pHmeter. Sebelumnya pHmeter
dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan dapar standar pH 4,0
lalu elektroda dibersihkan dan dikeringkan. Ditimbang 1 gram
sediaan uji kemudian ditambahkan 9 mL aquadest bebas CO2,
diaduk menggunakan stirrer sampai homogen dalam beaker
glass. Selanjutnya, elektroda dimasukkan ke dalam beaker glass
dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh pHmeter.
Penentuan pH ini dilakukan pada masing-masing sediaan uji (I-
IV)
4.3.4.2. Ukuran Partikel
Dilakukan dengan Delsa™ Nano Submicron Particle
Size. Sediaan uji diencerkan dengan aquadest bebas CO2
kemudian dimasukkan dalam kuvet dan diperiksa dari sudut 165°
pada suhu 25°C. Data yang didapat merupakan ukuran partikel
yang dihitung dari fluktuasi rata-rata intensitas hamburan cahaya.
(Rahayu, 2013)
Pemeriksaan ukuran partikel ini dilakukan pada
masing-masing sediaan uji (I-IV).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
39
4.3.4.3. Morfologi Partikel
Dilakukan dengan Transmission Electron Microscopy
untuk mengetahui bentuk partikel yang terbentuk pada sistem
SLN ini, yaitu dengan cara menambahkan PTA (Phototungstic
Acid) pada dispersi sediaan uji (3:1) kemudian diletakkan dalam
specimen holder yang merupakan lempeng tembaga (Cu).
Lempeng tersebut dikeringkan selama 10-15 menit pada suhu
kamar kemudian diamati dengan Transmission Electron
Microscopy.
Pemeriksaan ukuran partikel ini dilakukan pada
masing-masing sediaan uji I (Rahayu, 2013; Kamble et al, 2010).
4.3.4.4. Uji Efisiensi Penjebakan
4.3.4.4.1. Pembuatan Larutan Baku Induk APMS
Ditimbang 10,0 mg APMS kemudian dilarutkan ke
dalam 6,0 ml etanol, masukkan dalam labu ukur 100,0 ml dan
ditambahkan dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 sampai tepat tanda, kocok
homogen.
4.3.4.4.2. Pembuatan Larutan Baku Kerja APMS
Dibuat larutan baku kerja dengan melakukan
pengenceran larutan baku induk APMS yang sudah dibuat
dengan larutan dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 sehingga didapatkan
konsentrasi sebagai berikut :
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
40
Tabel 4.2. Pengenceran untuk membuat Larutan Baku Kerja APMS
No. Konsentrasi
Larutan (µg/ml)
Volume larutan
baku induk APMS
(100 µg/ml) yang
dipipet
Volume akhir
pengenceran
(ml)
1. 1,0 0,5 50,0
2. 2,0 0,5 25,0
3. 4,0 1,0 25,0
4. 5,0 0,5 10,0
5. 8,0 2,0 25,0
6. 12,0 3,0 25,0
7. 20,0 2,0 10,0
4.3.4.4.3. Uji Homogenitas dan Recovery APMS dalam SLN
Ditimbang 50,0 mg sediaan SLN-APMS kemudian
diekstrasi dengan cara ditambahkan 1 ml etanol 96% + 5 ml
dapar asetat pH 4,0 ± 0,2. Selanjutnya disonikasi dengan
frekuensi 35000 Hz selama 30 menit dalam beaker glass.
Kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 25,0 ml dan
ditambahkan dapar asetat pH 4,0 ± 0,2 ad tanda. Larutan disaring
menggunakan kertas saring dan diambil 5,0 ml dengan pipet
olume dan dipindahkan ke dalam labu ukur 25,0 ml kemudian
ditambahkan dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 ad tanda. Setelah itu
larutan disaring menggunakan membran filter millipore 0,45 µl
dan diamati menggunakan spektrofotometer. Perhitungan
perolehan kembali APMS dihitung dengan cara kadar yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
41
terukur dibagi dengan kadar APMS yang sebenarnya kemudian
dikali 100%. Dari % recovery yang didapat, maka akan diketahui
homogenitas sediaan dengan cara melihat nilai KV < 6%.
4.3.4.4.4. Penentuan Persen Efisiensi Penjebakan
Sebanyak 100 mg SLN ditambahkan dengan larutan
dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 dan ditempatkan pada tabung reaksi,
disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 45 menit.
Setelah itu disaring dengan kertas saring dan diambil 1,0 mL lalu
ditambahkan dapar asetat ad 10,0 mL dan disaring dengan filter
holder 0,2 µm. APMS yang tidak terjebak dianalisis
menggunakan spektrofotometer. Untuk APMS yang tidak
terjebak dihitung dengan persamaan kurva baku. Berikut
merupakan rumus umlah bahan aktif yang terjebak (Drug
Entrapment) dalam sistem SLN :
DE (100%) = [ (Ct-Cf)/Ct] x 100%
Ct adalah konsentrasi awal APMS yang ditambahkan
dengan dapar asetat pada langkah pertama preparasi sampel
pengujian. Cf adalah konsentrasi APMS yang bebas/tidak
terjebak. Selanjutnya dihitung rata-ratanya dan harga SD efisiensi
penjebakan APMS dalam sistem (Rahayu, 2013).
4.3.5. Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF)
Transpore™ tape dilekatkan pada kuvet. Sebanyak 20
mg sampel dioleskan pada 4,5 cm2 Transpore™ tape. Kemudian
dilakukan scanning pada panjang gelombang 290 sampai dengan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
42
panjang gelombang di atas 290 yang mempunyai nilai serapan
0,05 dengan double beam spektrofotometer (Wissing & Muller,
2002).
4.3.6. Analisa Data
4.3.6.1. Perhitungan Nilai SPF
Perhitungan nilai luas area bawah kurva (AUC)
dilakukan dengan modifikasi rumus Petro, yaitu :
[AUC] = �������
� ( ƛp – ƛp-a )
Keterangan :
AUC = luas daerah bawah kurva
Ap = serapan panjang gelombang p
Ap-a = serapan pada panjang gelombang p-a
AUC keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlah
tiap AUC antara 2 panjang gelombang yang berurutan dari
panang gelombang 290 nm hingga panjang gelombang di atas
290 nm yang mempunyai nilai serapan 0,05. Selanjutnya dihitung
nilai SPF dengan rumus :
Log SPF = ���
ƛ��ƛ��2
Keterangan :
ƛn = panjang gelombang terbesar di atas 290 nm dengan
nilai serapan 0,05
ƛ1= panjang gelombang terkecil (290 nm).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
43
Setelah diketahui nilai SPF, maka selanjutnya
dikategorikan berdasarkan ketentuan dari Food and Drug
Administration, sebagai berikut:
1. Minimal Sun Protection Product
Nilai SPF 2-4, memberikan perlindungan sedang dari sunburn,
dapat menyebabkan tanning.
2. Moderate Sun Protection Product
Nilai SPF 4-6, memberikan perlindungan sedang dari sunburn,
dapat menyebabkan beberapa tanning.
3. Extra Sun Protection Product
Nilai SPF 6-8, memberikan perlindungan ekstra dari sunburn,
dapat memberikan tanning yang terbatas.
4. Maximal Sun Protection Product
Nilai SPF 8-15, memberikan perlindungan maksimal dari
sunburn, sedikit atau tidak menyebabkan tanning.
5. Ultra Sun Protection Product
Nilai SPF 15 atau lebih, memberikan perlindungan yang paling
tinggi dan tidak menyebabkan tanning.
4.3.6.2. Independent-Samples T Test
Data yang didapatkan dari ukuran partikel dilakukan
analisis Independent-Samples T Test dengan t tabel pada α = 0,05
menggunakan program statistik komputer yaitu SPSS for
Windows.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
44
Dari data hasil pengolahan analisis akan didapatkan
harga sig. (2-tailed). Bila didapatkan nilai sig. (2-tailed) lebih
kecil dari 0,05 , maka disimpulkan ada perbedaan yang bermakna
antar sediaan uji.
4.3.6.3. Anova one way
Data yang didapatkan dari nilai SPF dilakukan
analisis anova satu arah (one way annova) dengan t tabel pada α
= 0,05 menggunakan program statistik komputer yaitu SPSS for
Windows.
Dari data hasil pengolahan analisis akan
didapatkan harga Fhitung yang kemudian akan dibandingkan
dengan Ftabel. Bila didapatkan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel ,
maka disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antar sediaan
uji namun jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka disimpulkan tidak
ada perbedaan yang bermakna. Apabila ada perbedaan yang
bermakna, maka analisis dapat dilanjutkan dengan post hoc test,
misalnya uji HSD (Honestly Significant Different) untuk
mengetahui formula mana saja yang menunjukkan perbedaan
bermakna tersebut.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
45
BAB V
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menurut
metode yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka
didapatkan hasil sebagai berikut :
5.1. Hasil Identifikasi Kualitatif Bahan Penelitian
Identifikasi Kualitatif Bahan Penelitian ini ditujukan untuk
menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan ini sudah sesuai
spesifikasi yang ditetapkan pustaka. Adapun bahan-bahan yang
diidentifikasi adalah Asam Para-Metoksi Sinamat, Beeswax dan
Gliseril Monostearat.
5.1.1. Asam para-Metoksi Sinamat
Hasil identifikasi bahan aktif yaitu APMS dapat dilihat pada
tabel 5.1, 5.2 dan 5.3
1. Identifikasi Organoleptis
Pengamatan yang dilakukan pada identifikasi
organoleptis ini meliputi warna, bentuk dan bau. Dari data yang
didapat kemudian dibandingkan dengan data yang mengacu pada
pustaka.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
46
Tabel 5.1. Hasil pengamatan organoleptis APMS
Kriteria Organoleptis
Hasil Pengamatan
Data Pustaka (Chemical Book)
Warna Putih Putih Bentuk Serbuk Serbuk Bau Tidak
Berbau Tidak Berbau
2. Spektra Serapan Inframerah
Pemeriksaan spektrum serapan inframerah ini
dilakukan dengan menggunakan alat IR Jasco FT/IR-5300. Dari data
yang didapat kemudian dibandingkan dengan data yang mengacu
pada pustaka.
Tabel 5.2. Hasil pemeriksaan spektra serapan inframerah APMS
Gugus fungsi Hasil Pengamatan Data Pustaka (Fessenden and Fessenden,
1999) C=O 1687,19 1640-1820 C-O 1254,22 1110-1300 C=C alkena 1623,23 1600-1650 C=C aromatik 1512,24 1475-1600 O-H karboksilat 2917,17 2400-3400
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
47
Gambar 5.1. Spektra Inframerah APMS Hasil Pemeriksaan
Gambar 5.2. Spektra Inframerah APMS Pustaka
(www.sigmaaldrich.com)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
48
3. Pemeriksaan Suhu Lebur
Pemeriksaan suhu lebur ini dilakukan dengan alat
Uji Suhu Lebur Differential Thermal Analysis (DTA). Data yang
didapatkan kemudian dibandingkan dengan data yang mengacu pada
pustaka.
Tabel 5.3. Hasil pemeriksaan suhu lebur APMS
Hasil Pengamatan Data Pustaka (Chemical Book)
177,5 °C 173°C - 175°C
Gambar 5.3. Profil Suhu Lebur APMS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
49
5.1.2. Komponen Lipid
Hasil identifikasi komponen lipid, meliputi Beeswax dan
Gliseril Monostearat dapat dilihat pada tabel 5.4, 5.5, 5.6, 5.7, 5.8,
dan 5.9.
5.1.2.1. Beeswax
1. Identifikasi Organoleptis
Pengamatan yang dilakukan pada identifikasi
organoleptis ini meliputi warna, bentuk dan bau. Dari data
yang didapat kemudian dibandingkan dengan data yang
mengacu pada pustaka.
Tabel 5.4. Hasil pengamatan organoleptis Beeswax
Kriteria organoleptis
Hasil Pengamatan Data Pustaka (Rowe et al, 2009)
Warna Granul Granul, transparan Bentuk Putih Kekuningan Putih/Putih
kekuningan Bau Seperti lilin Seperti lilin
2. Spektra Serapan Inframerah
Pemeriksaan spektrum serapan inframerah ini
dilakukan dengan menggunakan alat IR Jasco FT/IR-5300.
Dari data yang didapat kemudian dibandingkan dengan
data yang mengacu pada pustaka.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
50
Tabel 5.5. Hasil pemeriksaan spektra serapan infamerah Beeswax
Gugus fungsi Hasil Pengamatan Data Pustaka (Fessenden and Fessenden, 1999)
C=O 1737,18 1640-1820 C-O 1174,32 1000-1300 C=C aromatik 1463,17 1475-1600 O-H karboksilat 2917,70 2400-3400
Gambar 5.4. Spektrum Inframerah Hasil Pemeriksaan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
51
Gambar 5.5. Spektrum Inframerah Beeswax menurut pustaka
(www.banklipid.jp)
3. Pemeriksaan Suhu Lebur
Pemeriksaan suhu lebur ini dilakukan dengan alat
Uji Suhu Lebur Differential Thermal Analysis (DTA). Data
yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan data yang
mengacu pada pustaka.
Tabel 5.6. Hasil pemeriksaan suhu lebur Beeswax
Hasil Pengamatan Data Pustaka ( Japanese Pharmacopheia )
68,0 °C 60°C - 67°C
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
52
Gambar 5.6. Profil Suhu Lebur Beeswax
5.1.2.2. Gliseril Monostearat
1. Identifikasi Organoleptis
Pengamatan yang dilakukan pada identifikasi
organoleptis ini meliputi warna, bentuk dan bau. Dari data
yang didapat kemudian dibandingkan dengan data yang
mengacu pada pustaka.
Tabel 5.7. Hasil pengamatan organoleptis Gliseril Monostearat Kriteria Organoleptis
Hasil Pengamatan Data Pustaka (Rowe et al, 2009)
Warna Putih Putih sampai krem
Bentuk Butiran kecil hampir seperti serbuk
Beads (butiran)
Bau Tidak Berbau Tidak berbau
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
53
2. Spektra Serapan Inframerah
Pemeriksaan spektrum serapan inframerah ini dilakukan
dengan menggunakan alat IR Jasco FT/IR-5300. Dari data yang
didapat kemudian dibandingkan dengan data yang mengacu pada
pustaka.
Tabel 5.8. Hasil pemeriksaan spektra serapan inframerah Gliseril Monostearate
Gugus Fungsi Hasil Pengamatan Data Pustaka (Fessenden and Fessenden, 1999)
C=O 1731,1 1640-1820 C-O 1046,6 1000-1300 O-H karboksilat 3306,2 2400-3400
Gambar 5.7. Spektrum Inframerah Hasil Pemeriksaan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
54
Gambar 5.8. Spektrum Inframerah Gliseril Monostearat menurut Pustaka
(Yapar and Inal, 2012).
3. Pemeriksaan Suhu Lebur
Pemeriksaan suhu lebur ini dilakukan dengan alat
Uji Suhu Lebur Differential Thermal Analysis (DTA). Data
yang didapatkan kemudian dibandingkan dengan data yang
mengacu pada pustaka.
Tabel 5.9. Hasil pemeriksaan suhu lebur Gliseril Monostearat
Hasil Pengamatan Data Pustaka (WHO Pharmacopheia)
67,7 °C tidak kurang dari 55°C
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
55
Gambar 5.9. Profil Suhu Lebur Gliseril Monostearat
5.2. Karakteristik Sediaan
Uji karakteristik sediaan ini meliputi penentuan pH,
pemeriksaan ukuran partikel, morfologi partikel dan uji efisiensi
penjebakan.
5.2.1. Penentuan pH
Pemeriksaan pH masing-masing sediaan dilakukan dengan
menggunakan alat Eutech pH 700. Pengukuran pH ini dilakukan
untuk melihat apakah sediaan yang dibuat memenuhi spesifikasi
yang ditentukan. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.10.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
56
Tabel 5.10. Hasil pemeriksaan pH masing-masing sediaan
Sediaan pH sediaan Rerata pH sediaan &
KV Replikasi I Replikasi II Replikasi
III SLN base 4,21 4,22 4,20 4,21 ± 0,01
KV = 0,24 %
SLN APMS
4,11 4,12 4,17 4,13± 0,03 KV = 0,78 %
Krim base 4,22 4,22 4,24 4,23 ± 0,01 KV = 0,27 %
Krim APMS
4,18 4,11 4,12 4,14 ± 0,04 KV = 0,91 %
5.2.2. Ukuran Partikel
Pemeriksaan ukuran partikel ini dilakukan dengan alat
Particle Analyzer Delsa™ Nano Submicron Particle Size. Hasil
pengukuran ukuran partikel masing-masing sediaan dapat dilihat
pada tabel 5.11.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
57
Tabel 5.11. Hasil pengukuran partikel masing-masing sediaan
Gambar 5.10. Diagram ukuran partikel masing-masing sediaan
Sediaan Replikasi PI Rentang diameter
(nm)
d rata-rata
replikasi (nm)
d rata-rata
sampel (nm)
SLN APMS
1 0,429 303,2 – 1396,3 1056,6 955,93 ± 203,70 2 0,436 334,5 – 12657,6 1089,7
3 0,300 420,6 – 1329,5 721,5 SLN base
1 0,249 149,1 – 233,7 164,8 146,53 ± 36,15 2 0,227 86,5 – 632,4 104,9
3 0,226 134,2 – 962,8 169,9 Krim APMS
1 0,531 1065,7 – 7088,7 1606,5 1612,53 ± 173,43 2 0,502 813,3- 4698,6 1442,2
3 0,624 970,8-3072,3 1788,9 Krim base
1 0,285 185,8 – 1237,3 651,3 492,27 ± 138,25 2 0,181 125,8 – 1005,6 400,7
3 0,190 214,3 – 1455,8 424,8
SLN APMS
SLN BASE
KRIM APMS
KRIM BASE
0
500
1000
1500
2000
DIA
MET
ER R
ATA
RA
TA (
nm
)
Sediaan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
58
Dari data ukuran partikel masing-masing sampel kemudian
dilakukan uji statistik. Berdasarkan uji Independent-Samples T Test
dengan derajat kepercayaan 95% didapatkan hasil perbandingan
ukuran partikel antara SLN base- Krim base dan SLN APMS – Krim
APMS memiliki nilai Sig. (2-tailed) berturut-turut 0,014 ; 0,013.
Dari nilai sig. (2 tailed) yang didapatkan menunjukkan adanya
perbedaan bermakna kareena harga sig. (2-tailed) < 0,05.
5.2.3. Morfologi Partikel
Pemeriksaan morfologi ini dilakukan dengan Transmission
Electrone Microscope JEOL TEM-1400. Gambaran morfologi dapat
dilihat pada gambar 5.11 dan 5.12. SLN APMS memiliki ukuran
yang lebih besar bila dibandingkan dengan SLN base.
Gambar 5.11 Morfologi partikel SLN base ( Beeswax-GMS 50:50)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
59
Gambar 5.12 Morfologi partikel SLN APMS (Beeswax-
GMS 50:50)
5.2.4. Uji Efisiensi Penjebakan
5.2.4.1. Pembuatan Kurva Baku APMS
Pembuatan kurva baku APMS ini ditujukan untuk
mengetahui kadar APMS dalam uji homogenitas yang kemudian
dilihat dari persen recovery dan kadar APMS yang tidak terjebak
pada uji Efisiensi Penjebakan (Drug Entrapment).
5.2.4.2. Penentuan panjang Gelombang Maksimum
Penentuan ini dilakukan dengan cara scanning dan overlay
larutan kerja APMS dalam dapar asetat dengan kadar 2 ppm dan 12
ppm yang kemudian diamati pada panjang gelombang 200-400 nm.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
60
Berdasarkan hasil scanning maka didapatkan panjang gelombang
maksimum untuk APMS adalah 307 nm.
Gambar 5.12. Profil Larutan APMS dalam dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 pada kadar 2 ppm dan 12 ppm 5.2.4.3 Hasil Penentuan Kurva baku APMS
Dari larutan baku kerja APMS dalam dapar asetat pH 4,2 ±
0,5 ini dilakukan pengukuran serapan atau absorbansi. Pengukuran
absorbansi dilakukan dari berbagai kadar yang diamati pada panjang
gelombang maksimum yaitu 307 nm. Hasil yang diperoleh dapat
dilihat pada tabel 5.12
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
61
Tabel 5.12. Hasil serapan (absorbansi) pada berbagai kadar larutan baku kerja APMS
Kadar (ppm)
(X) Absorbansi
(Y) 1,0 0,330 2,0 0,431 4,0 0,658 5,0 0,755 8,0 1,098 12,0 1,745
Gambar 5.14. Grafik kurva baku APMS dalam dapar asetat pH 4,2 ± 0,2 pada panjang gelombang maksimum 307.
Persamaan regresi yang diperoleh dari kurva baku kerja
APMS adalah y = 0,1268x + 0,1600 (r= 0,9950)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0 5 10 15
A
B
S
O
R
B
A
N
S
I
Kadar (ppm)
y = 0,1268x+ 0,1600(r = 0,9950)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
62
5.2.4.4. Uji Homogenitas dan Penentuan Persen Recovery APMS
dalam SLN
Hasil dari uji homogenitas dan penentuan Persen Recovery
APMS dalam SLN dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.13. Hasil Penentuan Perolehan Kembali APMS dalam SLN
Sediaan SLN APMS Persen Perolehan Kembali (Recovery)
(%)
Rerata & KV (%) Replikasi
1 84,68 85,81 ± 1,23 KV 1,43 % 2 87,12
3 85,62
Hasil penentuan perolehan kembali APMS dalam SLN
dalam formulasi yang sama dengan 3 kali replikasi adalah 85,81 ±
1,23 % dengan harga KV 1,43 %.
5.2.4.5. Hasil Efisiensi Penjebakan
Penentuan Efisiensi Penjebakan ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa banyak bahan aktif (APMS) yang terjebak
dalam sistem SLN. Dari data yang diolah didapatkan % efisiensi
penjebakan dapat dilihat pada tabel 5.14.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
63
Tabel 5.14. Hasil Efisiensi Penjebakan
Sediaan SLN APMS
Efisiensi Penjebakan (%)
Rata-rata Efisiensi Penjebakan (%)
Replikasi
1 81,57 84,10 ± 2,98 KV 3,54 % 2 87,38
3 83,34
5.3. Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF)
Penentuan Nilai SPF ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh sediaan dapat memberikan perlindungan
terhadap sinar ultraviolet. Metode yang digunakan pada uji adalah
Petro dengan alat Double Beam Spectrophotometer Shimadzu UV-
1800.
Tabel 5.15 Nilai SPF Masing-masing Sediaan
Sediaan Replikasi Nilai SPF
Rata-rata Nilai SPF
SLN APMS 1 24,41 23,74 ± 1,37 2 22,16
3 24,64 SLN base 1 10,92 10,87 ± 0,16
2 11,00 3 10,7 Krim APMS 1 11,01 12,09 ± 2,26
2 14,7 3 10,57 Krim base 1 1,59 1,62 ± 0,02
2 1,64 3 1,62
Dari pengolahan data yang dilakukan selanjutnya diuji
statistik yaitu Anova one way, didapatkan harga Sig. 0,000. Adapun
dihasilkan perbedaan bermakna antara SLN APMS – SLN base, SLN
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
64
APMS – Krim APMS, SLN APMS – Krim base, SLN base – Krim
base, dan Krim APMS – Krim base. Sedangkan antara SLN base –
Krim APMS tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna.
Gambar 5.15. Contoh Profil Absorbansi masing-masing sediaan
Gambar 5.16. Diagram nilai SPF masing-masing sediaan
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
290 310 330 350 370 390
AB
SOR
BA
NSI
Panjang Gelombang (nm)
SLN APMS
SLN BASE
Krim APMS
Krim Base
0
5
10
15
20
25
30
SLN APMS SLN BASE KRIM APMS KRIM BASE
N
I
L
A
I
S
P
F
Sediaan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
70
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan diperoleh hasil
bahwa :
1. SLN memiliki ukuran partikel yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan krim. Data yang diperoleh dari
pengukuran SLN base, SLN-APMS, Krim base, Krim-
APMS, berturut-turut memiliki ukuran partikel 955,93;
146,53; 1612,53; dan 492,27
2. SLN memiliki daya penjebakan yang tinggi bila
dibandingkan dengan simple cream.
3. SLN meningkatkan efektivitas tabir surya. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai
SPF SLN APMS lebih besar dibandingkan dengan krim
APMS.
7.2. Saran
Berdasarkan penelitian dapat disarankan agar dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang :
1. Uji efektifitas sediaan tabir surya dengan bahan aktif APMS
secara in-vivo.
2. Optimasi dosis perlindungan APMS terhadap sinar UV
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
71
DAFTAR PUSTAKA
Athikomkulchai, Sirivan., Vayumhasuwan, Panida., Tunvichien, Sujimon. 2007. The Development of Sunscreen Products From Kaempferia galanga. Journals Health Res Volume 21, page 253-256.
Hanrahan, R. Jane. 2012. Sunscreens. Australian Prescriber Volume
35, No.5, page 148-151. Mukherjee, S., Ray, S., Thakur, R. S., Solid Lipid Nanoparticle: A
Modern Formulation Approach in Drug Delivery System. Kamble A. Vishvajit, Jagdale M. Deepali & Kadam J. Vilasrao.
Solid Lipid Nanoparticles as Drug Carrier System. International Journal of Pharma and Bio Sciences Volume 1, Issue 3, page 1-9.
Khalil, M. Rawia. 2013. Solid Lipid Nanoparticles For Topical
Delivery of Meloxicam: Development and In Vitro Characterization. 1st Annual International Interdisciplinary Conference, AIIC 2013, 24-26 April, page 779-798. Portugal.
H. K. Ramteke, A. S. Joshi, N. S. Dhole. 2012. Solid Lipid
Nanoparticle: A Review. IOSR Journal of Pharmacy Volume 2, Issue 6, page 34-44.
Gonzalez, Helena. 2006. Studies of Sunscreens : Percutaneous
Absorption of Benzophenone-3 and Photostability. Thesis. Department Dermatology and Veneorology, Institute of Clinical Sciences, The Sahlgrenska at Gӧteborg University. Sweden.
Sanad A. Rania., Malak, Nevine S. Abdel. 2010. Preparation and
Characterization of Oxybenzone-loaded Solid Lipid Nanoparticles (SLNs) with Enhanced Safety and Sunscreening Efficacy: SPF and UVA-PF. Drug Discoveries and Therapeutics Volume 4, Issue 6, page 472-483.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
72
Sachdeva, Silonie. 2009. Fitzpatrick skin typing: Applications in Dermatology. Indian J Dermatol Venereol Leprol Volume 75, Issue 1, page 93-96.
Dubey A., Prabhu P., & Kamath J. V., 2012. Nano Structured Lipid
Carriers : A Novel Tropical Drug Delivery System. International Journal of PharmTech Research Volume 4, No.2, page 705-714.
Wissing S. A., Muller R. H., 2002. Solid lipid nanoparticles as
carrier for sunscreens : in vitro release and in vivo skin penetration. Journal of Controlled Release Volume 81, page 225-233.
Wissing S. A., Muller R. H., 2001. A novel sunscreen system based
on tocopherol acetate incorporated into solid lipid nanoparticles. International Journal of Cosmetic Science Volume 23, page 233-243.
Shi, Lei., Shan, Jingning., Ju, Yiguang., Aikens, Patricia.,
Prud’homme R. K., 2012. Nanoparticles as delivery vehicles for sunscreen agents. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects Volume 396, page 122-129.
Serpone, Nick., Dondi Daniele., Albini Angelo., 2007. Inorganic and
organic UV filters: Their role and efficacy in sunscreens and suncare products. Inorganica Chimica Acta Volume 360, page 794-802.
Lautenschlager, Stephan., Wulf C. Hans, Pittelkow R. Mark, 2007.
Photoprotection. Lancet 370, page 528-537. Balakrishnan K. P., Narayanaswamy, Nithya. 2011. Botanicals as
sunscreens: The role in the prevention of photoaging and skin cancer. International Journal of Research in Cosmetic Science Volume 1, Issue 1, page 1-12.
Rahayu, Safrin. 2013. Uji Penetrasi Asam p-Metoksi Sinamat Sistem
Solid Lipid Nanopartikel Dengan Kombinasi Lipid Melalui Membran Kulit Tikus (Sistem SLN APMS-Beeswax-Gliseril
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
73
Monostearat-Tween). Skripsi. Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga. Surabaya.
Bunjes, Heike. 2011. Structural properties of solid lipid based
colloidal drug delivery system. Current Opinions in Colloids & Interface Science, Volume 16, page 405-411.
Lu, Guang Wei., Flynn, Gordon L., 2009. Cutaneous and
Transdermal Delivery- Processes and Systems of Delivery. Modern Pharmaceutics 5th Edition, Volume 2. New York.
Yapar, E. Algin, Inal O. 2012. Nanomaterials and Cosmetics. Journal Faculty Pharmacy Istanbul Ed. 42.
Lin Cheng-Chin, Lin We-Jen. 2011. Sun Protection Analysis of
Sunscreens Containing Titanium Dioxide Nanoparticles. Journal Food and Drugs Analysis Vol. 19 No.1 , page 1-18.
Lason, Elwira. Ogonowski, Jan. 2011. Solid Lipid Nanoparticles: characteristic, aplication and obtaining. CHEMIK page 960-967.
Popa, Alina., Niculae, Gabriela., Meghea, Aurelia. 2014. Co-encapslation of Mixture of Antioxidant and Sunscreen Agents into Solid Lipid Nanoparticles. U.P.B. Sci. Bull. Series B, Vol.76
Rowe Raymond C., Sheskey Paul J., Quinn Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceuticals Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press :
London- Chicago.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
74
LAMPIRAN 1
Sertifikat Analisis Asam p-Metoksi Sinamat
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
75
LAMPIRAN 2
Sertifikat Analisis Beeswax
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
76
LAMPIRAN 3
Sertifikat Analisis Tween 80
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
77
LAMPIRAN 4
Sertifikat Analisis Propilenglikol
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
78
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
79
LAMPIRAN 5
Summary Hasil Pemeriksaan Ukuran Partikel SLN APMS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
80
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
81
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
82
LAMPIRAN 6
Summary Hasil Pemeriksaan Ukuran Partikel SLN base
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
83
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
84
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
85
LAMPIRAN 7
Summary Hasil Pemeriksaan Ukuran Partikel Krim APMS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
86
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
87
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
88
LAMPIRAN 8
Summary Hasil Pemeriksaan Ukuran Partikel Krim base
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
89
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
90
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
91
LAMPIRAN 9
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS dan %RECOVERY APMS
DALAM SLN
1. Perhitungan untuk tiap replikasi
Penimbangan sampel = 0,0569 gram
Absorbansi hasil pengukuran = 0,973
Kadar APMS yang didapat :
Y = bx + a 0,976 = 0,1268 x + 0,1600
X = 6,4353 ( µg/ml )
APMS dalam labu ukur (2)
25/100 x 0,6435 = 0,1609 mg
APMS dalam labu ukur (1)
5 x 0,1609 = 0,8045 mg
APMS dalam sampel yang ditimbang
1,67 % x 1000x 0,0569 = 0,9503 mg
% Recovery = �,����
�,�����100 = 84,68 %
2. Perhitungan tiga kali replikasi
Rerata % Recovery = ��,�����,�����,��
�= 85,81 ± 1,23.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
92
Sediaan Replikasi Berat sampel
(g)
Absorbansi Kadar (ppm)
APMS dalam labu
ukur ke 2
(mg)
APMS dalam labu
ukur pertama
(mg)
Persen Recovery
(%)
SLN APMS
1 0,0569 0,976 6,4353 0,1609 0,8045 84,68
2 0,0578 1,013 6,7271 0,1682 0,8410 87,12 3 0,0577 0,997 6,6009 0,1650 0,8250 85,62
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
93
LAMPIRAN 10
Uji Efisiensi Penjebakan
Sediaan Replikasi Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi APMS sebenarnya
EP (%)
SLN APMS
1 0,604 3,5016 171,68 81,57
2 0,469 2,4369 193,06 87,38 3 0,567 3,2098 192,72 83,34
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
94
LAMPIRAN 11
Perhitungan nilai SPF SLN APMS (replikasi 1) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 1,325 2,649 76,538 1,3916 24,64
292 1,324 2,68
294 1,356 2,716
296 1,36 2,723
298 1,363 2,722
300 1,359 2,693
302 1,334 2,653
304 1,319 2,628
306 1,309 2,602
308 1,293 2,583
310 1,29 2,574
312 1,284 2,49
314 1,206 2,396
316 1,19 2,377
318 1,187 2,36
320 1,173 2,325
322 1,152 2,25
324 1,098 2,059
326 0,961 1,834
328 0,873 1,753
330 0,88 1,653
332 0,773 1,514
334 0,741 1,408
336 0,667 1,328
338 0,661 1,303
340 0,642 1,273
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
95
342 0,631 1,19
344 0,559 1,061
346 0,502 1
348 0,498 0,951
350 0,453 0,884
352 0,431 0,833
354 0,402 0,794
356 0,392 0,782
358 0,39 0,777
360 0,387 0,761
362 0,374 0,706
364 0,332 0,643
366 0,311 0,618
368 0,307 0,603
370 0,296 0,567
372 0,271 0,539
374 0,268 0,536
376 0,268 0,533
378 0,265 0,519
380 0,254 0,509
382 0,255 0,508
384 0,253 0,5
386 0,247 0,491
388 0,244 0,484
390 0,24 0,477
392 0,237 0,461
394 0,224 0,437
396 0,213 0,42
398 0,207 0,408
400 0,201
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
96
LAMPIRAN 12
Perhitungan nilai SPF SLN APMS (replikasi 2) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 1,244 2,497 74,01 1,3456 22,16
292 1,253 2,509
294 1,256 2,515
296 1,259 2,527
298 1,268 2,534
300 1,266 2,526
302 1,26 2,527
304 1,267 2,531
306 1,264 2,531
308 1,267 2,523
310 1,256 2,505
312 1,249 2,467
314 1,218 2,408
316 1,19 2,334
318 1,144 2,238
320 1,094 2,123
322 1,029 1,99
324 0,961 1,855
326 0,894 1,72
328 0,826 1,586
330 0,76 1,457
332 0,697 1,336
334 0,639 1,226
336 0,587 1,129
338 0,542 1,04
340 0,498 0,961
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
97
342 0,463 0,899
344 0,436 0,852
346 0,416 0,816
348 0,4 0,787
350 0,387 0,764
352 0,377 0,747
354 0,37 0,735
356 0,365 0,725
358 0,36 0,716
360 0,356 0,709
362 0,353 0,703
364 0,35 0,698
366 0,348 0,694
368 0,346 0,689
370 0,343 0,684
372 0,341 0,68
374 0,339 0,676
376 0,337 0,672
378 0,335 0,668
380 0,333 0,664
382 0,331 0,66
384 0,329 0,657
386 0,328 0,654
388 0,326 0,651
390 0,325 0,648
392 0,323 0,645
394 0,322 0,643
396 0,321 0,641
398 0,32 0,638
400 0,318
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
98
LAMPIRAN 13
Perhitungan nilai SPF SLN APMS (replikasi 3) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 1,202 2,414 76,313 1,3875 24,41
292 1,212 2,429
294 1,217 2,44
296 1,223 2,452
298 1,229 2,45
300 1,221 2,44
302 1,219 2,438
304 1,219 2,434
306 1,215 2,43
308 1,215 2,431
310 1,216 2,422
312 1,206 2,391
314 1,185 2,334
316 1,149 2,266
318 1,117 2,189
320 1,072 2,095
322 1,023 1,997
324 0,974 1,888
326 0,914 1,773
328 0,859 1,657
330 0,798 1,54
332 0,742 1,428
334 0,686 1,321
336 0,635 1,227
338 0,592 1,14
340 0,548 1,061
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
99
342 0,513 0,999
344 0,486 0,952
346 0,466 0,917
348 0,451 0,89
350 0,439 0,868
352 0,429 0,85
354 0,421 0,837
356 0,416 0,828
358 0,412 0,819
360 0,407 0,81
362 0,403 0,804
364 0,401 0,798
366 0,397 0,791
368 0,394 0,786
370 0,392 0,782
372 0,39 0,777
374 0,387 0,772
376 0,385 0,768
378 0,383 0,763
380 0,38 0,758
382 0,378 0,754
384 0,376 0,75
386 0,374 0,746
388 0,372 0,742
390 0,37 0,739
392 0,369 0,736
394 0,367 0,733
396 0,366 0,73
398 0,364 0,727
400 0,363
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
100
LAMPIRAN 14
Perhitungan nilai SPF SLN base (replikasi 1) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 0,718 0,916 57,11 1,0384 10,92
292 0,708 0,908
294 0,699 0,897
296 0,69 0,885
298 0,682 0,875
300 0,673 0,865
302 0,665 0,854
304 0,655 0,843
306 0,633 0,833
308 0,626 0,824
310 0,621 0,814
312 0,616 0,803
314 0,608 0,793
316 0,603 0,783
318 0,593 0,773
320 0,585 0,763
322 0,578 0,753
324 0,576 0,742
326 0,572 0,732
328 0,565
330 0,561
332 0,554
334 0,548
336 0,54
338 0,532
340 0,525
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
101
342 0,521 1,035
344 0,514 1,021
346 0,507 1,009
348 0,502 0,997
350 0,495 0,985
352 0,49 0,974
354 0,484 0,962
356 0,478 0,95
358 0,472 0,939
360 0,467 0,927
362 0,46 0,916
364 0,456 0,908
366 0,452 0,897
368 0,445 0,885
370 0,44 0,875
372 0,435 0,865
374 0,43 0,854
376 0,424 0,843
378 0,419 0,833
380 0,414 0,824
382 0,41 0,814
384 0,404 0,803
386 0,399 0,793
388 0,394 0,783
390 0,389 0,773
392 0,384 0,763
394 0,379 0,753
396 0,374 0,742
398 0,368 0,732
400 0,364
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
102
LAMPIRAN 15
Perhitungan nilai SPF SLN base (replikasi 2) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 0,734 1,464 57,285 1,0415 11,00
292 0,73 1,458
294 0,728 1,426
296 0,698 1,39
298 0,692 1,379
300 0,687 1,376
302 0,689 1,362
304 0,673 1,334
306 0,661 1,31
308 0,649 1,286
310 0,637 1,258
312 0,621 1,236
314 0,615 1,222
316 0,607 1,198
318 0,591 1,174
320 0,583 1,163
322 0,58 1,156
324 0,576 1,147
326 0,571 1,138
328 0,567 1,131
330 0,564 1,117
332 0,553 1,097
334 0,544 1,084
336 0,54 1,073
338 0,533 1,061
340 0,528 1,056
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
103
342 0,528 1,047
344 0,519 1,029
346 0,51 1,016
348 0,506 1,005
350 0,499 0,991
352 0,492 0,98
354 0,488 0,974
356 0,486 0,962
358 0,476 0,947
360 0,471 0,933
362 0,462 0,921
364 0,459 0,9
366 0,441 0,879
368 0,438 0,87
370 0,432 0,858
372 0,426 0,843
374 0,417 0,832
376 0,415 0,828
378 0,413 0,812
380 0,399 0,797
382 0,398 0,789
384 0,391 0,776
386 0,385 0,767
388 0,382 0,762
390 0,38 0,753
392 0,373 0,743
394 0,37 0,733
396 0,363 0,724
398 0,361 0,718
400 0,357
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
104
LAMPIRAN 16
Perhitungan nilai SPF SLN base (replikasi 3) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 0,699 1,398 56,617 1,03 10,7
292 0,699 1,397
294 0,698 1,39
296 0,692 1,381
298 0,689 1,37
300 0,681 1,355
302 0,674 1,345
304 0,671 1,334
306 0,663 1,314
308 0,651 1,29
310 0,639 1,267
312 0,628 1,244
314 0,616 1,218
316 0,602 1,204
318 0,602 1,193
320 0,591 1,172
322 0,581 1,159
324 0,578 1,151
326 0,573 1,141
328 0,568 1,135
330 0,567 1,126
332 0,559 1,109
334 0,55 1,099
336 0,549 1,082
338 0,533 1,063
340 0,53 1,055
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
105
342 0,525 1,049
344 0,524 1,043
346 0,519 1,028
348 0,509 1,01
350 0,501 0,994
352 0,493 0,983
354 0,49 0,976
356 0,486 0,964
358 0,478 0,951
360 0,473 0,934
362 0,461 0,921
364 0,46 0,914
366 0,454 0,902
368 0,448 0,888
370 0,44 0,872
372 0,432 0,862
374 0,43 0,853
376 0,423 0,84
378 0,417 0,827
380 0,41 0,815
382 0,405 0,801
384 0,396 0,78
386 0,384 0,764
388 0,38 0,751
390 0,371 0,739
392 0,368 0,729
394 0,361 0,719
396 0,358 0,716
398 0,358 0,716
400 0,358
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
106
LAMPIRAN 17
Perhitungan nilai SPF Krim APMS (replikasi 1) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF mn5
290 0,732 1,472 31,256 1,0419 11,01
292 0,74 1,485
294 0,745 1,495
296 0,75 1,501
298 0,751 1,506
300 0,755 1,507
302 0,752 1,502
304 0,75 1,575
306 0,825 1,664
308 0,839 1,669
310 0,83 1,644
312 0,814 1,604
314 0,79 1,543
316 0,753 1,458
318 0,705 1,358
320 0,653 1,247
322 0,594 1,131
324 0,537 1,013
326 0,476 0,892
328 0,416 0,773
330 0,357 0,659
332 0,302 0,554
334 0,252 0,459
336 0,207 0,377
338 0,17 0,308
340 0,138 0,25
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
107
342 0,112 0,202
344 0,09 0,163
346 0,073 0,134
348 0,061 0,111
350 0,05
352
354
356
358
360
362
364
366
368
370
372
374
376
378
380
382
384
386
388
390
392
394
396
398
400
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
108
LAMPIRAN 18
Perhitungan nilai SPF Krim APMS (replikasi 2) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 1,238 2,481 64,209 1,1674 14,7
292 1,243 2,491
294 1,248 2,501
296 1,253 2,519
298 1,266 2,527
300 1,261 2,517
302 1,256 2,513
304 1,257 2,553
306 1,296 2,593
308 1,297 2,591
310 1,294 2,562
312 1,268 2,507
314 1,239 2,436
316 1,197 2,336
318 1,139 2,21
320 1,071 2,073
322 1,002 1,926
324 0,924 1,767
326 0,843 1,607
328 0,764 1,447
330 0,683 1,29
332 0,607 1,146
334 0,539 1,015
336 0,476 0,9
338 0,424 0,805
340 0,381 0,723
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
109
342 0,342 0,653
344 0,311 0,598
346 0,287 0,555
348 0,268 0,521
350 0,253 0,495
352 0,242 0,476
354 0,234 0,461
356 0,227 0,449
358 0,222 0,439
360 0,217 0,431
362 0,214 0,425
364 0,211 0,414
366 0,203 0,403
368 0,2 0,398
370 0,198 0,393
372 0,195 0,387
374 0,192 0,382
376 0,19 0,377
378 0,187 0,373
380 0,186 0,37
382 0,184 0,366
384 0,182 0,362
386 0,18 0,359
388 0,179 0,356
390 0,177 0,352
392 0,175 0,349
394 0,174 0,346
396 0,172 0,343
398 0,171 0,34
400 0,169
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
110
LAMPIRAN 19
Perhitungan nilai SPF Krim APMS (replikasi 3) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 1,249 2,508 56,312 1,0239 10,57
292 1,259 2,521
294 1,262 2,529
296 1,267 2,539
298 1,272 2,545
300 1,273 2,541
302 1,268 2,542
304 1,274 2,545
306 1,271 2,541
308 1,27 2,536
310 1,266 2,517
312 1,251 2,468
314 1,217 2,396
316 1,179 2,302
318 1,123 2,181
320 1,058 2,037
322 0,979 1,876
324 0,897 1,71
326 0,813 1,535
328 0,722 1,358
330 0,636 1,19
332 0,554 1,028
334 0,474 0,877
336 0,403 0,746
338 0,343 0,631
340 0,288 0,529
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
111
342 0,241 0,447
344 0,206 0,384
346 0,178 0,334
348 0,156 0,297
350 0,141 0,269
352 0,128 0,246
354 0,118 0,228
356 0,11 0,214
358 0,104 0,204
360 0,1 0,196
362 0,096 0,188
364 0,092 0,181
366 0,089 0,174
368 0,085 0,168
370 0,083 0,164
372 0,081 0,16
374 0,079 0,155
376 0,076 0,15
378 0,074 0,146
380 0,072 0,143
382 0,071 0,139
384 0,068 0,135
386 0,067 0,132
388 0,065 0,129
390 0,064 0,126
392 0,062 0,123
394 0,061 0,12
396 0,059 0,117
398 0,058 0,115
400 0,057
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
112
LAMPIRAN 20
Perhitungan nilai SPF Krim base (replikasi 1) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 0,168 0,33 11,117 0,2021 1,59
292 0,162 0,321
294 0,159 0,314
296 0,155 0,306
298 0,151 0,298
300 0,147 0,292
302 0,145 0,287
304 0,142 0,286
306 0,144 0,285
308 0,141 0,278
310 0,137 0,273
312 0,136 0,268
314 0,132 0,261
316 0,129 0,256
318 0,127 0,251
320 0,124 0,244
322 0,12 0,238
324 0,118 0,233
326 0,115 0,228
328 0,113 0,225
330 0,112 0,221
332 0,109 0,216
334 0,107 0,212
336 0,105 0,208
338 0,103 0,204
340 0,101 0,199
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
113
342 0,098 0,194
344 0,096 0,19
346 0,094 0,187
348 0,093 0,184
350 0,091 0,18
352 0,089 0,177
354 0,088 0,175
356 0,087 0,171
358 0,084 0,167
360 0,083 0,165
362 0,082 0,163
364 0,081 0,159
366 0,078 0,154
368 0,076 0,151
370 0,075 0,148
372 0,073 0,145
374 0,072 0,143
376 0,071 0,141
378 0,07 0,138
380 0,068 0,135
382 0,067 0,133
384 0,066 0,131
386 0,065 0,129
388 0,064 0,127
390 0,063 0,124
392 0,061 0,121
394 0,06 0,119
396 0,059 0,117
398 0,058 0,115
400 0,057
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
114
LAMPIRAN 21
Perhitungan nilai SPF Krim base (replikasi 2) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 0,191 0,378 16,195 0,2945 1,96
292 0,187 0,371
294 0,184 0,366
296 0,182 0,359
298 0,177 0,351
300 0,174 0,345
302 0,171 0,338
304 0,167 0,346
306 0,179 0,36
308 0,181 0,359
310 0,178 0,354
312 0,176 0,35
314 0,174 0,345
316 0,171 0,34
318 0,169 0,336
320 0,167 0,332
322 0,165 0,331
324 0,166 0,331
326 0,165 0,329
328 0,164 0,325
330 0,161 0,32
332 0,159 0,316
334 0,157 0,312
336 0,155 0,308
338 0,153 0,305
340 0,152 0,304
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
115
342 0,152 0,302
344 0,15 0,298
346 0,148 0,295
348 0,147 0,292
350 0,145 0,288
352 0,143 0,283
354 0,14 0,28
356 0,14 0,278
358 0,138 0,274
360 0,136 0,27
362 0,134 0,267
364 0,133 0,263
366 0,13 0,258
368 0,128 0,255
370 0,127 0,252
372 0,125 0,249
374 0,124 0,246
376 0,122 0,243
378 0,121 0,24
380 0,119 0,237
382 0,118 0,234
384 0,116 0,231
386 0,115 0,229
388 0,114 0,226
390 0,112 0,223
392 0,111 0,221
394 0,11 0,219
396 0,109 0,217
398 0,108 0,214
400 0,106
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
116
LAMPIRAN 22
Perhitungan nilai SPF Krim base (replikasi 3) dengan metode Petro
ƛ (nm)
Absorbansi AUC Total AUC
Log SPF
SPF
290 0,185 0,365 11,484 0,2088 1,62
292 0,18 0,355
294 0,175 0,345
296 0,17 0,337
298 0,167 0,33
300 0,163 0,322
302 0,159 0,315
304 0,156 0,31
306 0,154 0,305
308 0,151 0,299
310 0,148 0,292
312 0,144 0,285
314 0,141 0,278
316 0,137 0,273
318 0,136 0,268
320 0,132 0,261
322 0,129 0,253
324 0,124 0,245
326 0,121 0,24
328 0,119 0,235
330 0,116 0,23
332 0,114 0,225
334 0,111 0,219
336 0,108 0,214
338 0,106 0,211
340 0,105 0,208
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
117
342 0,103 0,203
344 0,1 0,198
346 0,098 0,194
348 0,096 0,19
350 0,094 0,186
352 0,092 0,181
354 0,089 0,176
356 0,087 0,172
358 0,085 0,167
360 0,082 0,164
362 0,082 0,161
364 0,079 0,156
366 0,077 0,152
368 0,075 0,148
370 0,073 0,144
372 0,071 0,14
374 0,069 0,137
376 0,068 0,134
378 0,066 0,13
380 0,064 0,127
382 0,063 0,124
384 0,061 0,121
386 0,06 0,118
388 0,058 0,114
390 0,056 0,111
392 0,055 0,108
394 0,053 0,105
396 0,052 0,103
398 0,051 0,1
400 0,049
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
118
LAMPIRAN 23
Hasil Uji Statistik Ukuran Partikel SLN Base – Krim Base
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
119
LAMPIRAN 24
Hasil Uji Statistik Ukuran Partikel SLN APMS – Krim APMS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
120
LAMPIRAN 25
Hasil Uji Statistik Nilai SPF
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
121
LAMPIRAN 26
Spektra Absorbansi Oktil Metoksi Sinamat
( Agustina, 2006)
10 ppm
5 ppm
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA
122
LAMPIRAN 27
Spektra Absorbansi APMS
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
250 300 350 400
A
B
S
O
R
B
A
N
S
I
Panjang gelombang (nm)
10 ppm
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ...SAGITA DEVINA WIJAYA