SKRIPSI OLEH USLAINI FADLI 08C10407135repository.utu.ac.id/577/1/BAB I_V.pdfJAGUNG MANIS (Zea mays...
Transcript of SKRIPSI OLEH USLAINI FADLI 08C10407135repository.utu.ac.id/577/1/BAB I_V.pdfJAGUNG MANIS (Zea mays...
-
PENGARUH PEMUPUKAN NPK NITROPHOSKA DAN JARAK TANAMTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L)
SKRIPSI
OLEH
USLAINI FADLI08C10407135
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT2013
-
PENGARUH PEMUPUKAN NPK NITROPHOSKA DAN JARAK TANAMTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L)
SKRIPSI
OLEH
USLAINI FADLI08C10407135
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pertanian padaFakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT2013
-
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Pemupukan NPK Nitrophoska danJarak Tanam Terhadap Pertumbuhan danHasil Tanaman Jagung Manis (zea mayssaccharata sturt L.)
Nama Mahasiswa : Uslaini FadliN I M : 08C10407135Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui :Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Ir. Rusdi Faizin,M.SiNIP. 196308111992031001
Ir. Aswin NasutionNIDN. 0124086503
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian,Ketua Jurusan ProdiAgroteknologi,
Diswandi Nurba, S.TP, M.SiNIDN. 0128048202
Jasmi SP,.M.ScNIDN. 0127088002
Tanggal Lulus :
-
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut (Zea mays saccharata
Sturt L), adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal
dari Amerika. Orang-orang Eropa yang datang ke Amerika membawa benih jagung
tersebut ke negaranya. Melalui Eropa tanaman jagung terus menyebar ke Asia dan
Afrika. Baru sekitar abad ke-16 tanaman jagung ini oleh orang Portugis dibawa ke
Pakistan, Tiongkok dan daerah-daerah lainnya di Asia termasuk Indonesia
(Anonymous, 2003).
Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah,
Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur
dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan
iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung, di daerah tersebut
khususnya Madura jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok
(Anonymous, 2010).
Permintaan pasar nasional dan internasional terhadap jagung manis cenderung
meningkat, seiring dengan munculnya pemintaan jagung manis dalam jumlah besar.
Produksi tanaman jagung manis tiap hektarnya yang masih rendah sedang permintaan
-
2
pasar terus meningkat, sehingga berbudidaya jagung manis merupakan hal yang tepat
dan mempunyai peluang pasar yang sangat bagus (Yulianti, 2010).
Jagung mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional, mengingat
fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan
bahan baku industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50% antaranya digunakan untuk
pakan (Adisarwanto dan Yustina, 2001).
Produksi jagung di Indonesia mulai meningkat tajam setelah tahun 2011
dengan laju 9,14% pertahun, pada tahun 2002 produksi jagung mencapai 12,5 juta
ton. Sebelum tahun 1990, penggunaan jagung di Indonesia lebih banyak ( 8 6%)
untuk konsumsi langsung, hanya sekitar 6% untuk industri pakan. Penggunaan
jagung untuk industri pangan juga masih rendah, baru sekitar 7,5%. Walaupun
sebagian besar penggunaan jagung untuk konsumsi langsung, tetapi sudah mulai
tampak penggunaan untuk industri pangan dan bahkan panganya sudah diatas
penggunaan untuk industri pakan. Dalam periode 2012 - 2013 telah terjadi
pergesaran penggunaan jagung walaupun masih didominasi untuk konsumsi
langsung . Setelah tahun 2012, penggunaan jagung lebih banyak untuk kebutuhan
industri pakan selain industri pangan. Selama tahun 2012 - 2013, penggunaan jagung
untuk konsumsi menurun sekitar 2,0%/thn. Sebaliknya, penggunaan jagung untuk
industri pakan dan industri pangan meningkat masing - masing 5,86% dan 3,01%
/tahun (Kasryno, 2013)
-
3
Upaya peningkatan produksi jagung dapat dilakukan intensifikasi diantaranya
dengan menggunakan pupuk. Pupuk majemuk NPK diharapkan dapat membantu
para petani memenuhi kebutuhan pupuk untuk tanaman karena komposisi N, P dan K
nya. Penggunaan pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P dan K, diantaranya
NPK Nitrophoska 15-15-15 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi produksi jagung (Lingga. 2003).
Pupuk NPK Nitrophoska merupakan pupuk majemuk lengkap buatan BASF
yang diberikan ketanaman melalui akar dengan tujuan menambahkan unsur kedalam
tanah, agar tanaman dapat tumbuh subur dan memberikan hasil maksimal. NPK
Nitrophoska mengandung unsur hara primer N,P, dan K. Penggunaan Nitrophoska
memberikan ketersedian unsur Nitrogen, Phospat dan Kalium yang seimbang
terhadap tanaman, kekurangan unsur N, P dan K akan mempengaruhi secara serius
terhadap hasil panen (Lingga, 2003).
Selain pemberian pemupukan bagi tanaman jagung, pengaturan jarak tanam
yang tepat juga perlu dilakukan. Pada dasarnya, penentuan jarak tanaman tergantung
pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah, musim dan varietas yang ditanam. Benih
yang daya tumbuhnya agak rendah perlu ditanam dengan jarak tanam yang lebih
rapat. Pada tanah yang subur, jarak tanam yang agak renggang lebih menguntungkan.
Jarak tanam yang lebih renggang akan menyebabkan hasil lebih baik. Pada tanah
yang tandus atau varietas yang batangnya tidak bercabang, lebih sesuai digunakan
dengan jarak tanam yang agak rapat. Penanaman pada musim kemarau yang
-
4
diperkirakan akan kekurangan air, perlu ditanam pada jarak tanam yang lebih rapat
(Mayadewi, 2007).
Keuntungan menggunakan jarak tanam rapat adalah sebagian benih yang
tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati dapat terkompensasi sehingga tanaman
tidak terlalu jarang, permukaan tanah dapat segera tertutup sehingga pertumbuhan
gulma dapat ditekan, dan jumlah tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan
hasil yang tinggi pula (Nursyamsi, 2000).
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas perlu dilakukan penelitian
terhadap tanaman jagung dengan perlakuan pemupukan NPK Nitrophoska dan
Jarak tanam.
1.2. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan NPK
Nitrophoska dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung serta
interaksi antara pemupukan NPK Nitrophoska dan jarak tanam.
1.3. Hipotesis
1. Pemupukan NPK Nitrophoska berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung
2. Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
3. Terdapat Interaksi antara pemupukan NPK Nitrophoska dan jarak tanam
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
-
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Jagung
Menurut Rukmana (2004) sistematika (taksonomi), tanaman jagung dapat
diklasifikasikan sebagai berikut ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales (graminales)
Family : Poaceae (graminae)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L
2.2. Morfologi Tanaman Jagung
a. Akar
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type akar, yaitu
akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar adventif disebut juga akar
tunggang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari
-
6
permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih
buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono dan Hartono, 2005).
b. Batang
Batang tanaman jagung bulat silindris, yang masih muda berwarna hijau dan
rasanya manis karena banyak mengandung zat gula, beruas – ruas, dan pada bagian
pangkal beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8 – 20 ruas. Rata – rata panjang
tanaman jagung antara satu sampai tiga meter (Koswara, 2009).
c. Daun
Daun jagung memanjang dan keluar dari buku - buku batang. Jumlah daun
tediri dari 8 – 10 helai, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu
kelopak daun, lidah daun dan helaian daun umumnya membungkus batang
(Purwono dan Rudi Hartono, 2005)
d. Bunga
Bunga jantan tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak
lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan
dan betina berada pada tingkat berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang.
Adapun bunga betina terdapat diketiak daun ke – 6 atau ke -8 dari bunga jantan.
(Warisno, 2007).
-
7
e. Buah jagung
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji lurus atau berkelok–kelok
dan berjumlah antara 200 – 400 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama
yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004).
f. Syarat Tumbuh
Jenis tanah yang baik ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol dan
Grumosol. Pada tanah bertekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil
yang baik, tetapi perlu pengolahan secara baik serta aerasi dan drainase yang baik.
Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara 5,6 – 7,5.
Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5 tanaman jagung tidak bisa tumbuh
maksimal karena keracunan ion alumunium. Pada lahan yang tidak beririgasi,
pertumbuhan tanaman jagung memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 – 200 mm/
bulan selama masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk
pertumbuhan terbaiknya antara 27 – 32 ˚C. Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi (ketinggian 0-1.300 m dpl). Curah hujan yang optimal
adalah antara 85 – 100 mm/bulan dan turun merata sepanjang tahun. (Prabowo,
2007).
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum
-
8
Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu udara pada tahun 2007 berkisar dari
21,10 ºC (Stasiun Meteorologi Nunukan=September) sampai dengan 35,80 ºC
(Stasiun Meteorologi Tanjung Selor = Mei). Suhu udara rata-rata terendah sebesar
21,96 ºC dan tertinggi sebesar 34,90 ºC masing-masing terjadi di Kabupaten Berau
dan Kabupaten Bulungan. Selain itu, sebagai daerah beriklim tropis dengan habitat
hutan yang sangat luas, Kalimantan Timur mempunyai kelembaban udara relatif
tinggi dengan rata-rata berkisar antara 73,60 – 90,00%. Kelembaban udara paling
rendah yang dapat dipantau melalui Stasiun Meteorologi Tarakan terjadi pada bulan
Februari sebesar 73,60 %, sedang yang paling tinggi terdapat di Stasiun Meteorologi
Tanjung Redeb yang terjadi pada bulan Januari, Februari dan Desember sebesar
90,00% (Prabowo, 2007).
2.3. Pemupukan NPK Nitrophoska Terhadap Tanaman Jagung
Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. Pemupukan
dilakukan sejak tanaman sudah mengeluarkan akarnya, karena sejak itu tanaman
sudah membutuhkan asupan nutrisi walau jumlahnya sedikit. Perlakuan pemupukan
terhadap tanaman yang sudah memiliki akar dan daun. Pupuk NPK merupakan pupuk
majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan
kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH4, fosfor 15 % dalam bentuk
P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O (Raihan, 2000).
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang relative banyak
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Menurut Gumeleng, G (2003), nitrogen
-
9
didalam tanah merupakan unsur hara yang sangat penting karna dibutuhkan tanaman
dalam pembentukan protein, menaikan potensi pembentukan daunan dan untuk
berbagai persenyawaan organik lainnya.
Mapegau. (2000) Menambahkan bahwa kekurangan nitrogen akan
menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan memiliki sistem perakaran yang terbatas,
daun menjadi kuning atau hijou kekuningan dan cenderung mudah rontok. Akan
tetapi kelebihan nitrogen menyebabkan petumbuhan vegetative berjalan cepat
sehingga pembuahan dan pembungaan berjalan lambat, tanaman menjadi tidak kokoh
dan mudah roboh, tanaman menjadi rentan terhadap penyakit, dan akan cepat kering
dan rontok.
Unsur hara posfor merupakan salah satu unsur hara makro yang esensial bagi
tanaman, yang berperan penting dalam memacu terbentuknya bunga, buah dan biji
warna daun, memperkuat batang, sehingga tidak rebah dan memperbaiki kualitas
buah. Posfor juga dapat digunakan untuk pembentukan karbohidrat dan untuk
efesiensi aktifitas kloroplas serta dalam aktifitas metabolisme (Gumeleng, G. (2003,).
Kekurangan posfor akan menampakkan gejala pertumbuhan yang terhambat
karna terjadinya gangguan pembelahan sel, daun bewarna hijau tua yang kemudian
menjadi ungu juga terjadi cabang dan batang tanaman muda. Gejala kekurangan
posfor akan menunjukkan terlambatnya masa pemasakan buah dan biji. Gejala yang
umum terhambatnya pertubuhan, tanaman kerdil serta perakarannnya sedikit dan
-
10
produksinya merosot. Kelebihan posfor dapat mempercepat masaknya buah dan dapat
mengganggu pertumbuhan vagetatif tanaman (Mapegau. 2000).
Kalium merupakan unsur hara ketiga yang relatif banyak diserap oleh
tanaman setelah nitrogen dan posfor. Menurut Mapegau. (2000), kalium ditemui
dalam cairan sel tanaman, kalium tidak terikat kuat dan merupakan bagian senyawa
organik didalam tanaman . Kalium berperan didalam tanaman sebagai katalisator,
terutama dalam pengubahan protein menjadi asam amino juga dalam penyusunan dan
perombakan karbohidrat.
Selanjutnya menurut Lingga (2000) unsur kalium berperan untuk memperkuat
tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur dimana kekurangan
kalium akan menyebabkan daun tanpak kurang hijou, batang kurang kuat sehingga
mudah rebah dan pertumbuha tanamann terhambat.
2.4 .Diskripsi Pupuk NPK Nitrophoska
Pupuk NPK Nitrophoska merupakan pupuk majemuk lengkap buatan BASF
yang diberikan ketanaman melalui akar dengan tujuan menambahkan unsur
hara kedalam tanah (pupuk akar), agar tanaman dapat tumbuh subur dan
memberi hasil maksimal.
Unsur : pupuk ini mengandung tiga unsure yaitu N (Nitrogen), P (phospat), K
(kalium).
Ukuran : pupuk ini berukuran butiran bulat kecil dengan warna abu-abu putih.
-
11
Paket : dalam satu paket jumlahnya 1 kg.
Kandungan hara : NPK Nitrophoska adalah 15%-15%-15%.
Keuntungan2 Penggunaan Nitrophoska: Basf Horse And Lion Brand
1. Penggunaan nitrophoska memberikan jaminan unsur Nitrogen, Phospat dan
Kalium yang seimbang terhadap tanaman,
2. Kekurangan salah satu unsur N, P, dan K akan mempengaruhi secara serius
terhadap hasil dan pencapaian hasilnya dipengaruhi pada pemberian N, P, dan K
yang paling sedikit dan masing unsur tersebut.
2. Segera setelah diaplikasikan, Nitrophoska akan mudah diserap oleh tanaman.
3. Dengan menggunakan pupuk lain, lebih dari 30 % Nitrogen hilang disebabkan
penguapan dan pencucian, dengan menggunakan Nitrophoska BASF mengurangi
hilang N.
4. Nitrophoska menghemat waktu, cara pemupukan lebih efisien dan canggih citra
petani moderm.
Dengan kondisi di Indonesia untuk mendapatkan hasil yang paling tinggi
disarankan penggunaanya untuk tanaman jagung dengan dosis 400 kg/ha NPK
Nitrophoska.
-
12
2.5. Peranan Unsur Hara Bagi Pertumbuhan Tanaman
Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman
(plant nutrient). Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi
dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus
hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan dengan oleh unsur lain dan apabila
terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau
berhenti ( Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Berdasarkan tanaman hidup terdiri atas bahan organik 27 %, air 70% dan
mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan bahwa pada tubuh tanaman adanya
berbagai unsur mineral dan beberapa faktor. Faktor tersebut adalah perbandingan
akan unsur hara yang berbeda, ketersediaan dalam medium yang berbeda dan juga
tergantung pada organ tanaman dan umur tanaman (Samekto, 2008).
Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri 13 unsur
mineral atau sering disebut dengan unsur hara esensial, setiap tanaman menunjukkan
gejala kekurangan unsur hara yang berbeda – beda, pengamatan yang diteliti
dilapangan serta bekal pengalaman ilmu yang mencukupi akan menghasilkan analisis
yang lebih akurat menganalisis gejala yang ditunjukkan oleh tanaman adalah cara
paling cepat dan efesien untuk mengetahui adanya unsur hara, unsur hara ada
beberapa macam – macam yang terdiri dari unsur hara makro dan umsur hara mikro
(Novizan, 2004).
1. Unsur hara makro terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dan
Magnesium (Mg).
-
13
a. Nitrogen (N) diserap oleh tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO-3) dan ion
amonium (NH+4). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat
karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada dalam larutan
tanah dan mudah tercuci oleh akar.
b. Fosfor (P) diserap tanaman dalam bentuk H2PO-4, HPO2-
4 dan PO2-
4 atau
tergantung dari nilai pH tanah. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan
batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelupukan bahan organik.
c. Kalium (K) diserap oleh tanaman dalam bentuk oleh tanaman dalam bentuk ion
K+. Di dalam tanah ,ion tersebut bersifat sangat dinamis. Tak mengherankan
jika mudah tercuci oleh tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah.
2.6. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Tanaman Jagung
Salah satu usaha dalam meningkatkan produksi jagung adalah dengan
pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam yang merupakan faktor
penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Seperti halnya pengolahan tanah, hasil
jagung dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan jarak
tanam yang tepat untuk jenis tanaman ditujukan untuk menghindari persaingan antara
tanaman dalam penyerapan air, unsur hara, penggunaan cahaya matahari dan
persaingan dengan tumbuhan pengganggu. Penggunaan jarak tanam yang tepat sangat
penting dalam pemanfaatan sinar matahari secara maksimum untuk proses
fotosintesis (Gerry Dian, 2004).
-
14
Pada jarak tanam antar barisan yang terlalu rapat akan terjadi persaingan
antara tanaman dalam menggunakan air, unsur hara dan cahaya matahari, juga
menyulitkan dalam pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Sedangkan
pada jarak tanam antar barisan yang lebih lebar akan berpengaruh terhadap efisiensi
peggunaan tempat dan pemberian pupuk, pada dasarnya pemakaian jarak tanam yang
rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan faktor pembatas dapat dihindari
sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman (Sarwanto,2000)
Di samping itu pengaturan jarak tanam yang tepat juga dilakukan untuk
menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat
dihidari. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa penggunaan jarak tanam
merupakan salah satu unsur penting untuk diperhatikan dalam bercocok tanam,
dalam upaya mengusahakan tanaman terhindar dari persaingan baik dari segi
keperluan cahaya maupun pengambilan unsur hara. Penggunaan jarak tanam 60 cm x
25 cm pada jagung diperoleh hasil sebanyak 10 ton/ha tongkol, sedangkan pada
perlakuan jarak tanam 60 cm x 20 cm diperoeleh hasil 12 ton/ha (Solihat,2005).
Kemudian hasil percobaan Nurdin (2005) menunjukkan bahwa penggunaan
jarak tanam 60 cm x 15 cm memberikan hasil tongkol jagung tertinggi yaitu 18
ton/ha tongkol dan berbeda nyata dengan perlakuan jarak tanam yang lebih rapat
maupun lebih lebar. Penggunaan jarak tanam yang berbeda-beda akan berpengaruh
terhadap banyaknya populasi tanaman per satuan luas dan secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara.
-
15
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai dari 4 April sampai dengan 11 Juni 2013.
3.2 Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Benih jagung manis varietas Bonanza F1, pupuk NPK Nitrophoska , Furadan,
Decis, serta bahan-bahan lain yang diperlukan dalam penelitian.
2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Cangkul, parang, gembor, tali rafia, meteran, gunting, papan pamplet, jangka
sorong, timbangan, kalkulator, alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan
dalam penelitian.
3.3 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok ( RAK) pola faktorial 4 x 3, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti
meliputi pupuk NPK Nitrophoska dan jarak tanam.
-
16
Faktor pupuk NPK Nitrophoska terdiri 4 taraf, yaitu:
N0 = 0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )
N1 = 200 Kg/Ha ( 80 gr/plot )
N2 = 400 Kg/Ha ( 160 gr/plot )
N3 = 600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )
Faktor Jarak tanam terdiri 3 taraf, yaitu:
J1 = 60 cm x 25 cm
J2 = 60 cm X 20 cm
J3 = 60 cm X 15 cm
Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Aantara Pupuk NPK Nitrophoska dan Jarak
Tanam
NOKombinasiperlakuan
Pupuk NPK NITROPHOSKA Jarak tanam.
1234
N0J1N1J1N2J1N3J1
0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )200 Kg/Ha (80 gr/plot )400 Kg/Ha ( 160 gr/lot )
600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )
60 cm x 25 cm60 cm x 25 cm60 cm x 25 cm60 cm x 25 cm
5678
N0J2N1J2N2J2N3J2
0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )200 Kg/Ha ( 80 gr/plot )
400 Kg/Ha ( 160 gr/plot )600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )
60 cm x 20 cm60 cm x 20 cm60 cm x 20 cm60 cm x 20 cm
9101112
N0J3N1J3N2J3N3J3
0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )200 Kg/Ha ( 80 gr/plot )400 Kg/Ha (160 gr/plot )600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )
60 cm X 15 cm60 cm X 15 cm60 cm X 15 cm60 cm X 15 cm
-
17
Model Matematis yang akan digunakan adalah :
Yijk = µ + βi + Nj + J K + I(NJ)jk + ∑ijk
Keterangan:
Yijk = Hasil pengamatan untuk faktor pupuk NPK (N) pada taraf ke – j, faktor
jarak tanam (J) taraf ke- k dan ulangan ke- i
µ = nilai tengah umum
βi = Pengaruh ulangan k- i (i = 1, 2 dan 3)
N j = pengaruh faktor pupuk NPK taraf ke-j (j= 1, 2, 3 dan 4)
Jk = pengaruh faktor jarak tanam ke-k ( k=1, 2, dan 3)
(NJ)jk= interaksi pupuk NPK taraf ke j dan jarak tanam pada taraf ke-k
∑ijk = Galat percobaan.
Apabila hasil uji menunjukkan pengaruh yang nyata, maka akan dilanjutkan
uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%, dengan persamaan sebagai
berikut:
BNJ0,05 = q:dbg 0,05 x
Keterangan:
BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5%
q;dbg0,05 = Nilai baku q pada taraf 5% (jumlah perlakuan p derajat bebas
-
18
galat)
KTg = Kuadrat Tengah Galat
r = Jumlah Ulangan
3.3. Pelaksanaan penelitian
A. Persiapan Lahan
Lahan atau areal yang telah diukur dibersihkan dari gulma-gulma dan sisa-sisa
tanaman yang ada. Pembersihan lahan dilakukan secara manual, yaitu dengan
menggunakan alat seperti parang babat, cangkul, serta alat-alat lain yang mendukung.
1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali, pengolahan pertama dengan
mencakul secara kasar kemudian dibiarkan selama 2-3 hari agar racun yang ada di
dalam tanah hilang. Pengolahan kedua penghalusan tanah supaya didapat tanah yang
gembur.
2. Pembuatan Plot
Pembuatan plot dikerjakan setelah pengolahan tanah selesai, yaitu dengan
membentuk plot–plot penelitian sebanyak 36 plot berukuran 2 m x 2 m. Adapun 36
plot ini dibagi menjadi 3 ulangan. Dalam pembuatan plot sekaligus dibuat jarak antar
ulangan dan jarak antar plot masing-masing 50 cm dan 50 cm yang juga berfungsi
sebagai pembuangan atau pengaliran air ketika terjadi hujan
-
19
3. Pengapuran
Pengapuran untuk menetralisir keasaman tanah maka dilakukan pengapuran,
pengapuran dilakukan dengan cara menaburkan kapur dolomite diatas bendengan
yang sudah disiapkan dengan dosis 3 ton/ha ( 1,2 kg/plot ).
4. penanaman benih,
Penanaman benih dilakuakan setelah 10 hari pengapuran, Pada saat penanaman
dilakukan secara tugalan, yaitu dengan kedalaman tugalan 3 cm, kemudian setiap
lubang diisi dengan 2 benih jagung dan ditutup kembali dengan tanah, setelah
tanaman tumbuh maka tanaman di potong satu. Adapun jarak tanam yang digunakan
adalah 60 cm x 25 cm, 60 cm x 20 cm, 60 cm x 15 cm. Setelah penanaman benih
selesai, dilakukan penyiraman pertama dengan menggunakan gembor secara merata.
5. Aplikasi Pupuk NPK Nitrophoska
Pemberian pupuk dilakukan pada umur 7 HST dengan dosis 1/3 bagian dan
pada umur 15 HST dengan dosis 2/3 bagian dengan cara menaburkan pupuk lebih
kurang 5 cm dari tanaman dan searah dengan baris tanaman.
B. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari selama masa pertumbuhan
tanaman, yaitu pada pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor. Dan apabila
terjadi hujan pada malam hari maka penyiraman pada pagi hari tidak dilakukan, jika
hujan terjadi pada siang hari, maka penyiraman sore hari tidak dilakukan.
-
20
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma disekitar tanaman.
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang
masih muda dapat dengan tangan. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran
tanaman, penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari, dan
penyiangan selanjutnya sekaligus dengan pembubunan tanaman.
3 Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan
mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan
penyiangan ke dua yaitu pada umur 22 HST.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Penggunaan pestisida digunakan karena terlihat adanya serangan yang dapat
membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu
pestisida Decis EC 25. Pelaksanaan penyemprotan dilakukan dengan
mempertimbangkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang
menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien. Tidak ada serangan hama pada
saat penelitian yang dilakukan dilapangan.
5. Panen
Panen jagung manis dilakukan pada umur 70-75 HST, ciri-ciri jagung yang siap
dipanenkan bijinya sudah kuning, rambutnya hitam, daun dan batang sudah
kenampakkan tua, maka jagung tersebut sudah bisa dipanen untuk jagung manis.
-
21
3.4. Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang tanaman pada
permukaan tanah yang sudah ditandai dengan menggunakan patok standart sampai
pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman umur 15, 30 dan
45 HST.
2. Jumlah Daun (helai)
Pengamatan atau penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah
membuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman umur 15, 30 dan 45
HST.
3. Luas daun (cm)
Luas daun yang dihitung secara dimetri Pd X Ld X 0.72 pengukuran luas daun
dilakukan pada umur 30 dan 60 HST. Dengan menggunakan meteran atau sejenis
nya.
5. Panjang Tongkol (cm)
Pengukuran panjang tongkol dilakukan setelah panen, yaitu setelah tongkol
dipisahkan dari kelobotnya, pengukuran dilakukan dari yang terbesar sampai ujung
tongkol dengan menggunakan meteran atau sejenisnya.
6. Jumlah Baris Per tongkol (baris)
Jumlah baris pertongkol dihitung mulai baris pertama sampai baris terakhir,
perhitungan jumlah baris dilakukan pada saat panen.
-
22
7. Diameter Tongkol (mm)
Pengukuran diameter tongkol dilakukan dengan cara mengukur dengan
menggunakan jangka sorong pada bagian buah terbesar yang dikelupas dari
kelobotnya.
8. Berat Tongkol Per batang (gr)
Penghitungan dilakukan dengan menimbang tongkol yang telah dikupas
kelobotnya dengan menggunakan alat timbangan analitik.
9. Produksi PerHektar (ton)
Produksi perhektar dihitung dengan mengkoversikan produksi perbatang
dengan hasil populasi tanaman per Ha.
-
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian.
4.1.1. Pengaruh NPK Nitrophoska.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran genap 2 sampai 28)
menunjukkan bahwa faktor NPK Nitrophoska berpengaruh sangat nyata terhadap
tinggi dan jumlah daun tanaman pada umur 15, 30 dan 45 HST, luas daun pada
umur 30 dan 60, panjang tongkol, berat tongkol, diameter tongkol dan produksi
perhektar. Berpengaruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol, namun
berpengaruh tidak nyata terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata tinggi tanaman jagung umur 15, 30,
dan 45 HST akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung Umur 15, 30 dan 45 HST padaberbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.
NPK Nitrophoska Tinggi tanaman (cm)Simbol kg/ha 15 HST 30 HST 45 HST
N0 0 17.15 a 36.45 a 86.48 aN1 200 23.78 b 68.29 b 135.41bN2 400 27.44 b 85.22 b 167.52 cN3 600 28.11 b 86.81 c 173.00 c
BNJ 0.05 6.33 17.17 29.41Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman jagung tertinggi umur 15, 30 dan
45 HST di dapati pada perlakuan N3, yang pada umur 15 HST berbeda nyata
-
24
dengan perlakuan N0, dan tidak beda dengan perlakuan lainnya, pada umur 30
HST berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan pada umur 45 HST tidak beda
dengan N2 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara tinggi tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK
Nitrophoska umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Jagung Umur 15, 30 dan 45 HST PadaBerbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.
2. Jumlah Daun (Helai)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah daun tanaman jagung umur
15, 30, dan 45 HST akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan
BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Jagung Umur 15, 30 dan 45 HST padaberbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.
NPK Nitrophoska Jumlah Daun (helai)Simbol ton/ha 15HST 30 HST 45HST
N0 0 3.11 a 3.67 a 5.89 aN1 200 3.63 a 5.59 b 6.85 aN2 400 3.78 b 6.15 b 8.07 bN3 600 3.81 c 6.41 c 8.59 c
BNJ 0,05 0.57 2.17 1.05Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
17.15 23.78 27.44 28.1136.45
68.2985.22 86.81
86.48
135.41
167.52 173.00
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
0 200 400 600
Tin
ggi t
anam
an (c
m)
Dosis NPK ( kg/ha )
15 HST
30 HST
45 HST
-
25
Tabel. 2 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman jagung terbanyak pada
umur 15, 30 dan 45 HST didapati pada perlakuan N3, yang pada umur 15 dan 30
HST berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, pada umur 45 HST tidak beda
dengan N2 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara jumlah daun tanaman jagung pada berbagai perlakuan
NPK Nitrophoska pada umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung Umur 15, 30, dan 45 HSTPada Berbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.
3. Luas daun (cm).
Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun jagung pada umur 30 dan
60 HST akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Luas DaunTanaman Jagung manis Umur 30, dan 60 HST padaBerbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.
NPK Nitrophoska Luas Daun (Cm2)Simbol Kg/ha 30 HST 60 HST
N0 0 46.11 a 114.45 aN1 200 85.12 b 227.85 bN2 400 158.80 c 304.71 bcN3 600 178.16 c 341.77 c
BNJ 0,05 26.17 83.19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
3.11 3.63 3.78 3.81
3.67 5.59 6.156.41
5.896.85
8.07 8.59
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
0 200 400 600Jum
lah
Dau
n(he
lai)
Dosis NPK (kg /ha)
15 HST
30 HST
45 HST
-
26
Tabel. 4 menunjukkan bahwa daun jagung terluas pada umur 30 dan 60
HST didapati pada perlakuan N3, yang pada umur 30 dan 60 HST tidak beda nyata
dengan perlakuan lainnya, namun berbeda nyata dengan perlakuan N0.
Hubungan luas daun tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK
Nitrophoska umur 30 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Luas Daun Tanaman Jagung Umur 30 dan 60 HST PadaBerbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.
4. Panjang tongkol (cm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata panjang tongkol tanaman jagung
akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 4. Rata-rata Panjang Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.
NPK NitrophoskaPanjang Tongkol (cm2)
Simbol kg/ha
N0 0 15.96 aN1 200 17.33 abN2 400 18.59 bcN3 600 19.74 c
BNJ 0,05 1.74
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang samatidak berbeda nyata pada taraf peluan 5%
46.11 85.12158.80 178.16114.45
227.85304.71
341.77
0.00
100.00
200.00
300.00
400.00
0 200 400 600
Lua
s D
aun
(cm
)
Dosis NPK (Kg/ha)
30 HST
60 HST
-
27
Tabel. 5 menunjukkan bahwa tongkol jagung tertinggi didapati pada
perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N1., berbeda tidak
nyata dengan N2.
Hubungan panjang tongkol tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK
Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Panjang Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.
5 . Jumlah Baris Pertongkol. (brs)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah baris pertongkol tanaman
jagung akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Baris Pertongkol Tanaman Jagung pada BerbagaiPerlakuan NPK Nitrophoska.
NPK NitrophoskaJumlah Baris Pertongkol (baris)
Simbol kg/ha
N0 0 14.56 aN1 200 15.15 abN2 400 15.93 abN3 600 16.41 b
BNJ 0,05 1.68Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
15.96 17.3318.59 19.74
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0 200 400 600
Pan
jang
Ton
gkol
(cm
)
Dosis NPK (Kg/Ha)
-
28
Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah baris pertongkol tanaman jagung
terbanyak didapati pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0,
meskipun menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan jumlah baris pertongkol tanaman jagung pada berbagai
perlakuan NPK Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Jumlah Baris Tanaman Jagung Pada Berbagai Perlakuan NPKNitrophoska.
6 . Diameter Tongkol (mm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata diameter tongkol tanaman jagung
akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata Diameter Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.
NPK NitrophoskaDiameter Tongkol (mm)
Simbol kg/ha
N0 0 39.74 aN1 200 40.47 aN2 400 44.09 bN3 600 45.69 b
BNJ 0,05 3.11Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
14.56
15.15
15.9316.41
14.00
14.50
15.00
15.50
16.00
16.50
0 200 400 600
Jum
lah
Bar
isP
erto
ngko
l (B
rs)
Dosis NPK (Kg/Ha)
-
29
Tabel 7. menunjukkan bahwa diameter tongkol tanaman jagung yang
terbesar didapati pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan
N1, namun menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan N2.
Hubungan diameter tongkol tanaman jagung pada berbagai perlakuan
NPK Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Grafik Diameter Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.
7 . Berat Tongkol (gr)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata berat tongkol jagung akibat
perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Berat Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.
NPK NitrophoskaBerat Tongkol (gr)
Simbol Ton/ha
N0 0 129.63 aN1 200 147.80 abN2 400 182.25 bcN3 600 208.87 c
BNJ 0,05 38.02Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
39.7440.47
44.09
45.69
39.00
40.00
41.00
42.00
43.00
44.00
45.00
46.00
0 200 400 600
Dia
met
er T
ongk
ol (m
m)
Dosis NPK (Kg/Ha)
-
30
Tabel 8. menunjukkan bahwa tongkol tanaman jagung terberat didapati
pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N2, namun
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakauan N2.
Hubungan berat tongkol tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK
Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Berat Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai Perlakuan NPKNitrophoska.
8 . Produksi perhektar (ton)
Produksi perhektar tanaman jagung akibat perlakuan NPK Nitrophoska
setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rata-rata Produksi Perhektar Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.
NPK NitrophoskaProduksi Perhektar (Ton)
Simbol kg/ha
N0 0 11.21 aN1 200 12.93 aN2 400 16.05 bN3 600 18.35 b
BNJ 0,05 2.88Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
129.63 147.80182.25
208.87
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
0 200 400 600Ber
at T
ongk
ol (g
r)
Dosis NPK (Kg/Ha)
-
31
Tabel 9. menunjukkan bahwa produksi perhektar tanaman jagung
tertinggi didapati pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0
dan N1, namun menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan N2.
Hubungan produksi tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK
Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Grafik Produksi Perhektar Tanaman Jagung Pada BerbagaiPerlakuan NPK Nitrophoska.
4.1.2. Pengaruh Jarak Tanam
Hasil uji F pada analisis sidik ragam ( lampiran genap 2 sampai 28 )
menunjukkan bahwa faktor jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap luas
daun umur 30 HST dan produksi perhektar, namun berpengaruh tidak nyata
terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata tinggi tanaman jagung manis umur
15, 30, dan 45 HST akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05
dapat dilihat pada Tabel 2.
11.2112.93
16.0518.35
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
0 200 400 600
Pro
duks
i per
hekt
ar(t
on)
Dosis NPK (kg/ha)
-
32
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung pada Umur 15, 30 dan 45 HST padaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam
Jaraak tanam Tinggi tanaman (cm)Simbol cm x cm 15 HST 30 HST 45 HST
J1 60 x 25 23.50 64.50 135.64J2 60 x 20 24.36 71.55 141.08J3 60 x 15 24.50 71.53 145.08
BNJ 0,05 5.72 13.43 23.01Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman jagung tertinggi umur 15 dan 45 di
dapati pada perlakuan J3, sedangkan umur 30 HST di dapati pada perlakuan J2,
namun masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata antara
satu dengan lainnya.
Hubungan antara tinggi tanaman jagung pada berbagai perlakuan Jarak
tanam pada umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik Tinggi Tanaman Jagung pada Umur 15, 30, dan 45 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam.
2. Jumlah daun (helai)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah daun tanaman jagung pada
umur 15 ,30 dan 45 HST akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,0
dapat dilihat Tabel 2.
23.50
64.50
135.64
24.36
71.55
141.08
24.50
71.53
145.08
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
J1 60x25 J2 60x20 J3 60x15
Tin
ggi T
anam
an (c
m)
Jarak Tanam (cm)
15 HST
30 HST
45 HST
-
33
Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Jagung pada umur 15, 30, dan 45 HST padaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam.
Jarak tanam Jumlah daun (helai)Simbol Cm x cm 15 HST 30 HST 45 HST
J1 60 x 25 3.47 5.06 7.14J2 60 x 20 3.61 5.61 7.31J3 60 x 15 3.67 5.69 7.61
BNJ 0,05 - - -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah daun jagung terbanyak pada umur
15, 30 dan 45 HST didapati pada perlakuan J3. Namun masing-masing perlakuan
menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara jumlah daun tanaman jagung pada berbagai perlakuan
Jarak tanam pada umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung pada Umur 15, 30, dan 45HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam.
3. Luas daun (cm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun tanaman jagung pada
umur 30 dan 60 HST akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05
dapat dilihat pada Tabel 4.
3.47
5.06
7.14
3.61
5.61
7.31
3.67
5.69
7.61
0.001.002.003.004.005.006.007.008.00
J1 60x25 J2 60x20 J3 60x15
Jum
lah
Dau
n (h
elai
)
Jarak tanam (cm)
15 HST
30 HST
45 HST
-
34
Tabel 4. Rata-rata Luas Daun Jagung pada Umur 30, dan 60 HST pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam .
Jarak tanam luas Daun (Cm)Simbol cm x cm 30 HST 60 HST
J1 60 x 25 101.66 a 213.37 aJ2 60 x 20 117.75 ab 253.62 aJ3 60 x 15 131.74 b 274.60 a
BNJ0,05 20.47 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%
Tabel 4. menunjukkan bahwa daun jagung terlebar pada umur 30 HST
didapati pada perlakuan J3, yang pada 30 HST berbeda nyata dengan J1, dan tidak
beda dengan J2, namun pada umur 60 HST menunjukan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara luas daun tanaman jagung manis pada berbagai
perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Grafik Luas Daun Tanaman Jagung pada Umur 30, dan 60 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam.
4. Panjang Tongkol (cm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata panjang tongkol tanaman jagung
akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat Tabel 5.
101.66 117.75131.74
213.37253.62 274.60
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
300.00
J1 60x25 J2 60x20 J3 60x15
Lua
s da
un (c
m)
Jarak tanam (Cm)
30 HST
60 HST
-
35
Tabel 5. Rata-rata Panjang Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
Jarak Tanam Panjang Tongkol(cm)Simbol cm x cm
J1 60 x 25 17.72J2 60 x 20 17.89J3 60 x 15 18.11
BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 5. menunjukkan bahwa panjang tongkol tanaman jagung terpanjang
didapati pada perlakuan J3. Namun masing-masing perlakuan menunjukan
perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara panjang tongkol tanaman jagung manis pada berbagai
perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Grafik Panjang Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
5 . Jumlah Baris Per Tongkol (baris)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah baris pertongkol tanaman
jagung akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat
pada Tabel 6.
17.72
17.89
18.11
17.5017.6017.7017.8017.9018.0018.1018.20
J1 60 x 25 J2 60 X 20 J3 60 X 15
Pan
jang
Ton
gkol
(cm
)
Jarak Tanam (cm)
-
36
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Baris Pertongkol Tanaman Jagung pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam.
Jarak tanam Jumlah Baris Per Tongkol(brs)Simbol cm x cm
J1 60 x25 15.97J2 60 x 20 15.14J3 60 x 15 15.42
BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah baris pertongkol tanaman jagung
terbanyak didapati pada perlakuan J1. Namun masing-masing perlakuan
menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara jumlah baris pertongkol tanaman jagung pada berbagai
perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik Jumlah Baris Pertongkol Tanaman Jagung Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam.
6 . Diameter Tongkol (mm)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata diameter tongkol tanaman jagung
akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada
Tabel 7.
15.97
15.14
15.42
14.6014.8015.0015.2015.4015.6015.8016.0016.20
J1 60 X 25 J2 60 X 20 60 X 15
Jum
lah
Bar
is p
erto
ngko
l(b
rs)
Jarak Tanam (cm)
-
37
Tabel 7. Rata-rata Diameter Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
Jarak tanam Diameter Tongkol(mm)Simbol cm x cm
J1 60 x 25 41.59J2 60 x 20 43.67J3 60 x 15 42.24
BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 7. menunjukkan bahwa diameter tongkol tanaman jagung terbesar
didapati pada perlakuan J2. Namun masing-masing perlakuan menunjukan
perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya
Hubungan antara diameter tongkol tanaman jagung pada berbagai
perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Diameter Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
7. Berat tongkol perbatang (gr)
Hasil pengamatan terhadap rata – rata berat tongkol jagung akibat
perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 8.
41.59
43.67
42.24
40.5041.0041.5042.0042.5043.0043.5044.00
J1 60 x 25 J2 60 x 20 j3 60 x 15Dia
met
er T
ongk
ol (m
m)
Jarak Tanam (cm)
-
38
Tabel 8. Rata-rata Berat Tongkol Jagung pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam.
Jarak tanam Berat Tongkol Perbatang(gr)Simbol cm x cm
J1 60 x 25 156.58J2 60 x 20 174.80J3 60 x 15 170.04
BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 8. menunjukkan bahwa tongkol jagung terberat didapati pada
perlakuan J2. Namun masing-masing perlakuan menunjukan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya
Hubungan antara berat tongkol jagung pada berbagai perlakuan jarak
tanam dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Grafik Berat Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
8. Produksi perhektar (ton)
Produksi perhektar tanaman jagung akibat perlakuan jarak tanam setelah
diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 9.
156.58
174.80170.04
145.00
150.00
155.00
160.00
165.00
170.00
175.00
180.00
J1 60 X 25 J2 60 X 20 J3 60 X 15
Ber
at T
ongk
ol (g
r)
Jarak Tanam (cm)
-
39
Tabel 9. Rata-rata Produksi Perhektar Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
Jarak Tanam Produksi Perhektar(ton)Simbol cm x cm
J1 60 x 25 10.44 aJ2 60 x 20 14.57 bJ3 60 x 15 18.89 c
BNJ 0,05 2.25Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel 9. menunjukkan bahwa produksi perhektar jagung terbanyak
didapati pada perlakuan J3, yang menunjukan perbedaan nyata dengan perlakuan
lainnya.
Hubungan antara produksi perhektar tanaman jagung pada berbagai
perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Grafik Produksi Perhektar Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.
10.44
14.57
18.89
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
J1 60 X 25 J2 60 X 20 J3 60 X 15
Pro
duks
i Per
hekt
ar (
ton)
Jarak Tanam (cm)
-
40
4.1.2. Pengaruh Interaksi.
Hasil uji F pada analisis sidik ragam ( lampiran genap 2 sampai 26 )
menunjukkan bahwa interaksi antara faktor NPK Nitrophoska dan jarak
tanamberpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan luas daun
umur 30 dan 60 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap peubah lainnya.
1. Tinggi Tanaman (cm).
Hasil pengamatan terhadap rata – rata tinggi tanaman umur 30 HST
akibat perlakuan interaksi NPK Nitrophoska dan jarak tanam setelah diuji dengan
BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung pada Berbagai Interaksi NPKNitrophoska dan Jarak Tanam.
Interaksi/PerlakuanTinggi Tanaman 30 HST (cm)
J1 J2 J3N0 43,67 abc 38,89 ab 26,78 aN1 48,44 abcd 70,33 de 86,11 efghN2 84,56 efgh 73,33 de 97,78 ghN3 81,33 efgh 103,67 h 75,44 efg
BNJ 0.05 23.84Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel. 10 menunjukkan bahwa tanaman jagung tertinggi pada umur 30
HST di dapati pada kombinasi perlakuan (N3J2) yang tidak beda nyata dengan
kombinasi perlakuan N2J1, N3J1, N1J3 dan N2J3, namun berbeda nyata dengan
kombinasi perlakuan lainnya.
Hubungan antara tinggi tanaman tanaman jagung umur 30 HST pada
berbagai perlakuan kombinasi NPK Nitrophoska dan Jarak tanam dapat dilihat
pada Gambar 17.
-
41
Gambar 17. Grafik Tinggi Tanaman Jagung Umur 30 HST Pada BerbagaiKombinasi Perlakuan NPK Nitrophoska Dan Jarak Tanam.
2. Luas Daun (cm).
Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun umur 30 HST akibat
perlakuan interaksi NPK Nitrophoska dan jarak tanam setelah diuji dengan
BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Rata-rata Luas Daun Tanaman Jagung Umur 30 HST pada BerbagaiPerlakuan Interasi NPK Nitrophoska dan Jarak Tanam.
Interaksi/PerlakuanLuas Daun 30 HST (cm)
J1 J2 J3N0 31.71 a 62.80 abcd 43.82 abcN1 42.10 ab 140.80 f 72.46 bcdeN2 165.77 fg 73,33 de 224.73 jN3 167.05 fgh 85.89 de 185.95 ghi
BNJ 0.05 36.32Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
Tabel .11 menunjukkan bahwa daun jagung terluas pada umur 30 HST di
dapati pada kombinasi perlakuan N2J3 yang berbeda nyata dengan kombinasi
perlakuan lainnya.
43.67 48.44
84.56
81.33
38.89
70.3373.33
103.67
26.78
86.11 97.78
75.44
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
0 200 400 600
Tin
ggi T
anam
an (
cm
)
Dosis NPK kg/Ha
60 x 25
60 x 20
60 x 15
-
42
Hubungan antara luas daun jagung umur 30 HST pada berbagai perlakuan
kombinasi NPK Nitrophoska dan Jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Grafik Luas Daun Jagung Umur 30 HST Pada BerbagaiKombinasi Perlakuan NPK Nitrophoska Dan Jarak Tanam.
3. Luas Daun (cm).
Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun umur 30 HST akibat
perlakuan interaksi NPK Nitrophoska dan jarak tanam setelah diuji dengan
BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel .12 menunjukkan bahwa daun jagung terluas pada umur 60 HST di
dapati pada kombinasi perlakuan N3J3, yang tidak berbeda nyata dengan
kombinasi perlakuan N3J1, N2J2, N3J2 dan N2J3, namun berpengaruh nyata dengan
kombinasi perlakuan lainnya.
Tabel 12. Rata-rata Luas Daun Tanaman Jagung Umur 60 HST pada BerbagaiPerlakuan Interasi NPK Nitrophoska dan Jarak Tanam.
Interaksi/PerlakuanLuas Daun 60 HST (cm)
J1 J2 J3N0 120.66 abc 105.08 a 117.61 aN1 210.27 abcd 227.72 bcde 245.57 bcdeN2 228.39 bcdef 325.41 defgh 360.32 defghN3 294.16 defgh 356.26 gh 374.89 gh
BNJ 0.05 115.49Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.
31.71 42.10
165.77167.05
62.80
140.80
85.89
181.50
43.82
72.46
224.73 185.95
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
250.00
0 200 400 600
Lua
s D
aun
( cm
)
Dosis NPK kg/Ha
60 x 25
60 x 20
60 x 15
-
43
Hubungan antara luas daun tanaman jagung umur 60 HST pada berbagai
perlakuan kombinasi NPK Nitrophoska dan Jarak tanam dapat dilihat pada
Gambar 19.
Gambar 19. Grafik Luas Daun Jagung Umur 60 HST Pada Berbagai interaksiKombinasi Perlakuan NPK Nitrophoska dan Jarak Tanam.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh NPK Nitrophoska
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa
NPK Nitrophoska berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah
daun umur 15, 30 dan 45 HST, luas daun umur 30, 60 HST, panjang tongkol,
berat tongkol, diameter tongkol dan produksi perhektar, berpengaruh nyata
terhadap jumlah baris pertongkol. Namun berpengaruh tidak nyata dengan peubah
lainnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman
jagung manis terbaik ditunjukan pada NPK Nitrophoska pada perlakuan N3 (600
kg/ha). Hal ini menunjukan bahwa pemberian NPK pada dosis ini telah dapat
meningkatkan ketersediaan hara bagi tanah sehingga mampu meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis
120.66
210.27 228.39
294.16
105.08
227.72
325.41356.26
117.61
245.57
360.32374.89
050
100150200250300350400
0 200 400 600
Lua
s D
aun
( cm
)
Dosis NPK kg/Ha
60 x 25
60 x 20
60 x 15
-
44
Keadaan ini akibat dari kandungan hara Nitrogen, posfor dan kalium pada
pupuk Nitrophoska. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004), nitrogen
merupakan unsur yang penting bagi tanaman dan dapat disediakan oleh manusia
melalui pemupukan. Nitrogen merupakan unsur yang tergolong ke dalam unsur
makro esensial bagi tanaman, selain dibutuhkan dalam jumlah yang relatif
banyak, fungsi hara nitrogen juga tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain.
Nitrogen dibutuhkan tanaman dalam fase vegetatif maupun fase generative. Hara
N, P, dan K merupakan hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung. Unsur hara makro yang essensial untuk jagung antara
lain nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), bahwa pupuk N sangat dibutuhkan
oleh tanaman jagung pada tanah dengan kadar N-total kurang dari 0,4%.
Selanjutnya menurut Nugroho et al (2003) posfor merupakan unsur yang
tergolong ke dalam unsur makro esensial bagi tanaman Unsur P berfungsi dalam
pembentukan bunga, buah dan biji, kematangan tanaman serta melawan pengaruh
nitrogen. Retensi tanah yang tinggi terhadap fosfor menyebabkan keseimbangan
dalam tanah cepat berkurang. Fosfor termasuk unsur yang mobil di dalam tanah
dan tanaman.
Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk H2PO4- dan HPO2-. Fungsi fosfor
bagi tanaman antara lain adalah sebagai komponen enzimdan protein serta fosfor
berperan dalam reaksi transfer energi. Gejala tanaman yang mengalami defisiensi
fosfor antara lain tanaman tumbuh lambat, lemah, dan kerdil, daun berwarna hijau
kotor dengan daun tua mengeluarkan pigmen ungu (antosianin) serta gejala
defisiensi dimulai pada daun tua. Sedangkan tanaman yang kelebihan fosfor akan
-
45
menampakan gejala seperti kekurangan Fe dan Zn dengan kekurangan Zn muncul
terlebih dahulu (Sutopo, 2003).
Adapun fungsi kalium bagi tanaman antara lain adalah memelihara status
air dalam tumbuhan, tekanan turgor sel dan membuka dan menutupnya stomata.
Selain itu, juga dibutuhkan untuk akumulasi dan translokasi karbohidrat yang baru
disintesis. Gejala yang ditimbulkan apabila tanaman kekurangan kalium, yaitu
tanaman mudah roboh dan sensitif terhadap serangan penyakit, daun tua tampak
seperti terbakar dimulai dari pucuk dan pinggir daun dan membentuk pola huruf
V terbalik, dan kualitas hasil menurun. (Takdir et al., 2003).
Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman.
Pemupukan dilakukan sejak tanaman sudah mengeluarkan akarnya, karena sejak
itu tanaman sudah membutuhkan asupan nutrisi walau jumlahnya
sedikit. Perlakuan pemupukan terhadap tanaman yang sudah memiliki akar dan
daun. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara
utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam
bentuk NH4, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O
(Raihan, 2000).
4.2.2. Pengaruh Jarak Tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa
Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun umur 30 HST dan
produksi perhektar dan berpengruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol,
namun berpengaruh tidak nyata dengan peubah lainnya.
-
46
Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan yang paling baik didapati
pada dosis J3 (60cm x 15cm). Hal ini menunjukan bahwa jarak tanam ini dapat
meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.
Menurut Efendi (1997), dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan
antar tanaman maupun antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur
hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam. Dengan
tingkat kerapatan yang optimum maka akan diperoleh ILD (Indek Luas Daun)
yang optimum dengan pembentukan bahan kering yang maksimum. Selanjutnya
Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma
karena tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan
sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat, disamping juga laju evaporasi
dapat ditekan (Resiworo, 1992). Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit
mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena
adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak
tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum.(Anonymous,
2006).
Menurut Waxn and Stoller (1977), pada dasarnya pemakaian jarak tanam
yang rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan faktor pembatas dapat
dihindari sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman. Disamping itu
pengaturan jarak tanam yang tepat juga untuk menekan pertumbuhan gulma,
karena pertumbuhan tajuk dapat dengan cepat menutupi permukaan tanah. Bila
jarak tanam atau jarak antar baris tanaman terlalu lebar akan memberikan
kesempatan kepada gulma untuk dapat tumbuh dengan baik.(Anonymous, 2006).
-
47
pengaturan jarak tanam merupakan suatu alternatif yang perlu
dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung manis, sehingga perlu
diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam mempengaruhi
komponen pertumbuhan, komponen hasil dan kemampuan tanaman bersaing
dengan gulma. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui jarak tanam yang
tepat, sehingga kerugian yang disebabkan oleh gulma dapat ditekan sekecil
mungkin yang pada akhirnya akan diperoleh hasil jagung manis yang lebih tinggi
Menurut Nursyamsi (2000), keuntungan menggunakan jarak tanam rapat adalah
sebagian benih yang tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati dapat
terkompensasi sehingga tanaman tidak terlalu jarang, permukaan tanah dapat
segera tertutup sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan, dan jumlah tanaman
yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula (Resiworo 1992).
Hal ini disebabkan oleh besarnya persentase cahaya yang dapat diteruskan
oleh tanaman pada jarak tanam lebar), sehingga gulma dapat memanfaatkan
cahaya tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada jarak tanam
yang tepat persentase cahaya yang dapat diteruskan oleh tanaman sangat kecil
karena pertumbuhan tajuk tanaman sudah menutupi permukaan tanah sehingga
pertumbuhan gulma terhambat yang menyebabkan rendahnya berat kering yang
dihasilkan saat ini. Meningkatnya intensitas cahaya yang diterima akan
meningkatkan pertumbuhan bagi tanaman (Resiworo 1992).
4.2.3. Interaksi NPK Nitrphoska Dan Jarak Tanam
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa
terdapat interaksi antara faktor NPK dan Jarak tanam berpengaruh sangat nyata
-
48
terhadap tinggi tanaman umur 30 HST dan Luas daun umur 30 dan 60 HST.
Naum berpengaruh tidak nyata perhadap peudah lainnya. Perlakuan N2J3 (400
kg/ha atau dengan jarak tanam 60 x 15 cm merupakan hasil interaksi terbaik dari
perlakuan penelitian.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa dosis NPK Nitrophoska 400 kg/ha yang
dikombinasikan dengan jarak tanam 60 x15 cm pada tanaman jagung manis
merupakan kombinasi yang baik. Menurut Lingga dan Marsono (2001) Pupuk
NPK merupakan pupuk dengan kandungan NPK yang di formulasikan untuk
tanaman. Pupuk ini mengandung unsur hara makro primer seperti Nitrogen (N),
Phospor (P), dan Kalium (K), yang berfungsi mempercepat pertumbuhan tanaman
dan menjadikan tanaman lebih sehat dan kuat.
Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) efisiensi pemupukan
merupakan sampai sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang
telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara yang
diperlukan atau jumlah hara yang diserap terhadap jumlah hara yang ditambahkan
kali seratus persen. Usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan pupuk yaitu : uji tanah, pengapuran, penempatan pupuk, waktu
pemupukan, penggunaan legum, penggunaan pupuk kandang, dan pengelolaan
lainnya seperti seleksi varietas, pengendalian hama, penyakit dan gulma,
penentuan dan pengaturan waktu dan pola tanam, pengaruh carry over, rotasi
tanaman, pengairan dan sebagainya.
Menurut Santi et al. (2007) Usaha efisiensi pemupukan dapat ditempuh
melalui dua pendekatan, yaitu: (1) peningkatan kesuburan tanah dan (2)
-
49
modifikasi produk pupuk yang lebih efisien. Pendekatan pertama ditempuh
melalui usaha peningkatan daya dukung tanah dengan input hayati, baik berupa
bahan organik maupun anorganik. Dengan meningkatnya kesuburan tanah,
perbaikan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman dapat diperoleh. Pendekatan
kedua lebih menekankan kepada perakitan produk baru yang lebih efisien dalam
pengertian dosis aplikasi dapat dikurangi karena efektivitas produk pupuknya
ditingkatkan dan biaya produksinya dapat dikurangi.
Pupuk sebagai salah satu penyedia unsur hara bagi tanaman yang
menjamin keberhasilan aktifitas pertanian. Pemupukan bertujuan untuk
mendorong pertumbuhan, meningkatkan produksi, dan memperbaiki kualitas
tanaman. Pemupukan akan sangat besar peranannya terhadap hasil panen bila
dilaksanakan dengan tepat cara, tepat dosis, tepat waktu dan tepat harga sehingga
dengan adanya kenaikan harga pupuk seperti sekarang, maka tingkat efisiensi
pemupukan harus tinggi serta rasionalisasi pemupukan harus dilaksanakan dengan
memperhatikan hasil analisis tanah dan pertumbuhan tanaman (Sasmita et al.,
2007).
Sementara itu pengaturan jarak tanam merupakan suatu alternatif yang
perlu dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung manis, sehingga
perlu diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam mempengaruhi
komponen pertumbuhan, komponen hasil dan kemampuan tanaman bersaing
dengan gulma. Pengaturan jarak tanam yang tepat dapat menekan kerugian yang
disebabkan oleh gulma, yang pada akhirnya akan diperoleh hasil jagung manis
yang lebih tinggi (Mayadewi, 2000).
-
50
Pada jarak tanam antar barisan yang terlalu rapat akan terjadi persaingan
antara tanaman dalam menggunakan air, unsur hara dan cahaya matahari, juga
menyulitkan dalam pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan tanaman.
Sedangkan pada jarak tanam antar barisan yang lebih lebar akan berpengaruh
terhadap efisiensi peggunaan tempat dan pemberian pupuk, pada dasarnya
pemakaian jarak tanam yang rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan
faktor pembatas dapat dihindari sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman
(Sarwanto,2000)
-
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. NPK Nitrophoska berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi dan jumlah daun
tanaman umur 15, 30, dan 45 HST dan luas daun umur 30 dan 60 HST,
panjang tongkol, berat tongkol,diameter tongkol dan produksi perhektar,
berpengaruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol. Perlakuan terbaik
didapati pada N3 (600 kg/ha).
2. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun umur 30 HST dan
produksi perhektar, berpengaruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol.
Perlakuan terbaik didapati pada J3 (60 x 15 cm)
3. Terdapat interaksi antara faktor NPK Nitrophoska dan jarak tanam yang
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan luas daun
umur 30 dan 60 HST. Interaksi terbaik didapati pada kombinasi N2J3 (400
kg/ha dan 60 x 15 cm).
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan NPK
Nitrophosk dan jarak tanam terhadap tanaman jagung manis dan tanaman
holtikultura lainnya.
-
52
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2003. Jadilah Dokter bagi Tanaman Jagungmu. Alih bahasa: Ismunadjihttp://www.ppifar. org/ppiweb/seasia. Risf. Diakses 14 Maret 2012.
………….., 2006. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. http://www.ipteknet.com.php?q=v&tahun=x&edisi=9&id=24. Diakses 26 desember 2012.
…………., 2010. Bertanam Jagung Unggul. Agro Media. Jakarta.
Adisarwanto, T. Yustina, E.W. 2001. Meningkatkan Produksi Jagung di LahanKering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.
Effendi, S. 1997. Bercocok Tanam Jagung. CV.Yasaguna, Jakarta.
Gumeleng, G. 2003. Minus one test pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan danproduksi jagung di moyag modayag Kabupaten Bolaang Mongondow. Skripsi(tidak dipublikasikan) Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas SamRatulangi, Manado.
Gerry Dian, S, 2004, Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan PupukKandangSapi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis padaJarak Tanam yangBerbeda, Universitas Brawijaya, Malang.
Kasryno, F. 2013. perkembangan poduksi dan konsumsi jagung dunia selama empatdekade yang lalu dan implikasinya bagi Indonesia.Makalah disampaikan pada
Koswara . 2009.Teknik budidaya jagung. Penerbit Sinar Baru, Bandung.
Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan Pemupukan.Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lingga dan marsono,2001, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.
Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Lingga dan Marsono. 2008. Petujuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.
Lingga dan marsono,2008, Pengaruh penggunaan dosis pupuk majemuk NPKPhonska terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea maysSaccharata slurt). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Icshan, Gorontalo.
-
53
Mapegau. 2000. Pengaruh pemupukan N dan P terhadap hasil jagung Kultivar Arjunapada Ultisol Batanghari Jambi. J. Agronomi. 4 (1): 17-18.
Mayadewi, 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadappertumbuhan gulma . Kanisus Yogyakarta
Novizan, 2004. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Nurdin. 2005. Pertumbuhan dan produksi jagung (Zeamays L.) Varitas Lamuru yangdipupuk Phonska dosisberbeda di Moodu Kecamatan Kota Timur KotaGorontalo. J. Eugenia 11: 396-00.
Nursyamsi, D. B. Budianto, dan L. Anggria. 2002. Pengelolaan kahat hara padaInceptisol untuk meningkatkan Per-tumbuhan tanaman jagung. Jurnal Tanahdan Iklim20:56 -68.
Nugroho et al. 2005. Penuntun Praktikum Pupuk dan Pemupukan. Departemen danSumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Prabowo, A. Y., 2007. Teknis Budidaya : Budidaya Jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html/07/04/2011
Purwono, M.S, Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.Bogor.
Parnata, Ayub.S. (2004). Pupuk Organik Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.
Raihan, H. S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi lahan pasang surut sulfat masamberdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman jagung. J. Ilmu Pertanian 9 (1): 20-28.
Resiworo J.S. 1992. Pengendalian gulma dengan pengaturan jarak tanam dancara penyiangan pada pertanaman kedelai. Prosiding Konferensi HimpunanIlmu Gulma Indonesia. Ujung Pandang.
Rosmarkam, A. N. W. Yuwono. 2002.Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Rukmana, R., 2004. Botani Jagung dalam Artikel 05/04/2011.2007, Usaha TaniJagung. Kanisius. Yogyakarta.
Santi LP, Soemaryono, dan Goenadi DH. 2007. Evaluasi Aplikasi BiofertilizerEMAS pada Tanaman Jagung, Kalimantan Selatan. Bulletin AgronomicVol xxxv no 1. P: 22-27.
-
54
Sasmita KD, Bannati OA, EW W, Maas A, Purwanto B, dan Nuryani S. 2007.Peningkatan Efisiensi Pemupukan pada Tanaman Tebu Melalui RekayasaSamekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. PenerbitKanisius. Yogyakarta.
Sarwanto, A, 2000, Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Tanaman, Kanisius,Yogyakarta.
Solihat, I. 2005. Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dan Jarak Tanamterhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut PertanianBogor. Bogor.
Sutopo. 2003. Kajian Penggunaan Bahan Organik berbagai Bentuk Sekam Padi danDosis Pupuk Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). J.SainsTanah 3 (1): 42-48.
Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.
Sarwanto, A, 2000, Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Tanaman, Kanisius,Yogyakarta.
Takdir., et al. 2003. Penampilan jagung hibrida umur dalam tamnet. RisalahPenelitian Tana-man Serealia, Vol. 8 : 27-34.
Waxn and Stoller. 1977. Aspects of weed crops interference related to weed controlpractice.World Soybean Research Conference.
Warisno, 2007. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Yulianti, D., 2010. Pengaruh Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair (POC)Super green Terhadap Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharataSturt).
Proposal PenelitianBAB IBAB IIBAB IIIBAB IVBAB V KESIMPULAN DAN SARANDAFTAR PUSTAKA(1)