SKRIPSI OLEH USLAINI FADLI 08C10407135repository.utu.ac.id/577/1/BAB I_V.pdfJAGUNG MANIS (Zea mays...

57
PENGARUH PEMUPUKAN NPK NITROPHOSKA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L) SKRIPSI OLEH USLAINI FADLI 08C10407135 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2013

Transcript of SKRIPSI OLEH USLAINI FADLI 08C10407135repository.utu.ac.id/577/1/BAB I_V.pdfJAGUNG MANIS (Zea mays...

  • PENGARUH PEMUPUKAN NPK NITROPHOSKA DAN JARAK TANAMTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

    JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L)

    SKRIPSI

    OLEH

    USLAINI FADLI08C10407135

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    MEULABOH, ACEH BARAT2013

  • PENGARUH PEMUPUKAN NPK NITROPHOSKA DAN JARAK TANAMTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

    JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L)

    SKRIPSI

    OLEH

    USLAINI FADLI08C10407135

    Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pertanian padaFakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    MEULABOH, ACEH BARAT2013

  • LEMBARAN PENGESAHAN

    Judul : Pengaruh Pemupukan NPK Nitrophoska danJarak Tanam Terhadap Pertumbuhan danHasil Tanaman Jagung Manis (zea mayssaccharata sturt L.)

    Nama Mahasiswa : Uslaini FadliN I M : 08C10407135Program Studi : Agroteknologi

    Menyetujui :Komisi Pembimbing

    Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

    Ir. Rusdi Faizin,M.SiNIP. 196308111992031001

    Ir. Aswin NasutionNIDN. 0124086503

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Pertanian,Ketua Jurusan ProdiAgroteknologi,

    Diswandi Nurba, S.TP, M.SiNIDN. 0128048202

    Jasmi SP,.M.ScNIDN. 0127088002

    Tanggal Lulus :

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut (Zea mays saccharata

    Sturt L), adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal

    dari Amerika. Orang-orang Eropa yang datang ke Amerika membawa benih jagung

    tersebut ke negaranya. Melalui Eropa tanaman jagung terus menyebar ke Asia dan

    Afrika. Baru sekitar abad ke-16 tanaman jagung ini oleh orang Portugis dibawa ke

    Pakistan, Tiongkok dan daerah-daerah lainnya di Asia termasuk Indonesia

    (Anonymous, 2003).

    Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah,

    Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara

    Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur

    dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan

    iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung, di daerah tersebut

    khususnya Madura jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok

    (Anonymous, 2010).

    Permintaan pasar nasional dan internasional terhadap jagung manis cenderung

    meningkat, seiring dengan munculnya pemintaan jagung manis dalam jumlah besar.

    Produksi tanaman jagung manis tiap hektarnya yang masih rendah sedang permintaan

  • 2

    pasar terus meningkat, sehingga berbudidaya jagung manis merupakan hal yang tepat

    dan mempunyai peluang pasar yang sangat bagus (Yulianti, 2010).

    Jagung mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional, mengingat

    fungsinya yang multiguna. Jagung dapat dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan

    bahan baku industri. Dari seluruh kebutuhan jagung, 50% antaranya digunakan untuk

    pakan (Adisarwanto dan Yustina, 2001).

    Produksi jagung di Indonesia mulai meningkat tajam setelah tahun 2011

    dengan laju 9,14% pertahun, pada tahun 2002 produksi jagung mencapai 12,5 juta

    ton. Sebelum tahun 1990, penggunaan jagung di Indonesia lebih banyak ( 8 6%)

    untuk konsumsi langsung, hanya sekitar 6% untuk industri pakan. Penggunaan

    jagung untuk industri pangan juga masih rendah, baru sekitar 7,5%. Walaupun

    sebagian besar penggunaan jagung untuk konsumsi langsung, tetapi sudah mulai

    tampak penggunaan untuk industri pangan dan bahkan panganya sudah diatas

    penggunaan untuk industri pakan. Dalam periode 2012 - 2013 telah terjadi

    pergesaran penggunaan jagung walaupun masih didominasi untuk konsumsi

    langsung . Setelah tahun 2012, penggunaan jagung lebih banyak untuk kebutuhan

    industri pakan selain industri pangan. Selama tahun 2012 - 2013, penggunaan jagung

    untuk konsumsi menurun sekitar 2,0%/thn. Sebaliknya, penggunaan jagung untuk

    industri pakan dan industri pangan meningkat masing - masing 5,86% dan 3,01%

    /tahun (Kasryno, 2013)

  • 3

    Upaya peningkatan produksi jagung dapat dilakukan intensifikasi diantaranya

    dengan menggunakan pupuk. Pupuk majemuk NPK diharapkan dapat membantu

    para petani memenuhi kebutuhan pupuk untuk tanaman karena komposisi N, P dan K

    nya. Penggunaan pupuk majemuk yang mengandung unsur N, P dan K, diantaranya

    NPK Nitrophoska 15-15-15 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan

    efisiensi produksi jagung (Lingga. 2003).

    Pupuk NPK Nitrophoska merupakan pupuk majemuk lengkap buatan BASF

    yang diberikan ketanaman melalui akar dengan tujuan menambahkan unsur kedalam

    tanah, agar tanaman dapat tumbuh subur dan memberikan hasil maksimal. NPK

    Nitrophoska mengandung unsur hara primer N,P, dan K. Penggunaan Nitrophoska

    memberikan ketersedian unsur Nitrogen, Phospat dan Kalium yang seimbang

    terhadap tanaman, kekurangan unsur N, P dan K akan mempengaruhi secara serius

    terhadap hasil panen (Lingga, 2003).

    Selain pemberian pemupukan bagi tanaman jagung, pengaturan jarak tanam

    yang tepat juga perlu dilakukan. Pada dasarnya, penentuan jarak tanaman tergantung

    pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah, musim dan varietas yang ditanam. Benih

    yang daya tumbuhnya agak rendah perlu ditanam dengan jarak tanam yang lebih

    rapat. Pada tanah yang subur, jarak tanam yang agak renggang lebih menguntungkan.

    Jarak tanam yang lebih renggang akan menyebabkan hasil lebih baik. Pada tanah

    yang tandus atau varietas yang batangnya tidak bercabang, lebih sesuai digunakan

    dengan jarak tanam yang agak rapat. Penanaman pada musim kemarau yang

  • 4

    diperkirakan akan kekurangan air, perlu ditanam pada jarak tanam yang lebih rapat

    (Mayadewi, 2007).

    Keuntungan menggunakan jarak tanam rapat adalah sebagian benih yang

    tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati dapat terkompensasi sehingga tanaman

    tidak terlalu jarang, permukaan tanah dapat segera tertutup sehingga pertumbuhan

    gulma dapat ditekan, dan jumlah tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan

    hasil yang tinggi pula (Nursyamsi, 2000).

    Berdasarkan beberapa penjelasan diatas perlu dilakukan penelitian

    terhadap tanaman jagung dengan perlakuan pemupukan NPK Nitrophoska dan

    Jarak tanam.

    1.2. Tujuan penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan NPK

    Nitrophoska dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung serta

    interaksi antara pemupukan NPK Nitrophoska dan jarak tanam.

    1.3. Hipotesis

    1. Pemupukan NPK Nitrophoska berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

    tanaman jagung

    2. Jarak tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung

    3. Terdapat Interaksi antara pemupukan NPK Nitrophoska dan jarak tanam

    berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung

  • 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Botani Tanaman Jagung

    Menurut Rukmana (2004) sistematika (taksonomi), tanaman jagung dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut ;

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisio : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledoneae

    Ordo : Poales (graminales)

    Family : Poaceae (graminae)

    Genus : Zea

    Spesies : Zea mays L

    2.2. Morfologi Tanaman Jagung

    a. Akar

    Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type akar, yaitu

    akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar adventif disebut juga akar

    tunggang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari

  • 6

    permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih

    buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono dan Hartono, 2005).

    b. Batang

    Batang tanaman jagung bulat silindris, yang masih muda berwarna hijau dan

    rasanya manis karena banyak mengandung zat gula, beruas – ruas, dan pada bagian

    pangkal beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8 – 20 ruas. Rata – rata panjang

    tanaman jagung antara satu sampai tiga meter (Koswara, 2009).

    c. Daun

    Daun jagung memanjang dan keluar dari buku - buku batang. Jumlah daun

    tediri dari 8 – 10 helai, tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu

    kelopak daun, lidah daun dan helaian daun umumnya membungkus batang

    (Purwono dan Rudi Hartono, 2005)

    d. Bunga

    Bunga jantan tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak

    lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan

    dan betina berada pada tingkat berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang.

    Adapun bunga betina terdapat diketiak daun ke – 6 atau ke -8 dari bunga jantan.

    (Warisno, 2007).

  • 7

    e. Buah jagung

    Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung

    mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung

    pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji lurus atau berkelok–kelok

    dan berjumlah antara 200 – 400 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama

    yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004).

    f. Syarat Tumbuh

    Jenis tanah yang baik ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol dan

    Grumosol. Pada tanah bertekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil

    yang baik, tetapi perlu pengolahan secara baik serta aerasi dan drainase yang baik.

    Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara 5,6 – 7,5.

    Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5 tanaman jagung tidak bisa tumbuh

    maksimal karena keracunan ion alumunium. Pada lahan yang tidak beririgasi,

    pertumbuhan tanaman jagung memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 – 200 mm/

    bulan selama masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk

    pertumbuhan terbaiknya antara 27 – 32 ˚C. Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran

    rendah sampai dataran tinggi (ketinggian 0-1.300 m dpl). Curah hujan yang optimal

    adalah antara 85 – 100 mm/bulan dan turun merata sepanjang tahun. (Prabowo,

    2007).

    Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya

    tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Secara umum

  • 8

    Kalimantan Timur beriklim panas dengan suhu udara pada tahun 2007 berkisar dari

    21,10 ºC (Stasiun Meteorologi Nunukan=September) sampai dengan 35,80 ºC

    (Stasiun Meteorologi Tanjung Selor = Mei). Suhu udara rata-rata terendah sebesar

    21,96 ºC dan tertinggi sebesar 34,90 ºC masing-masing terjadi di Kabupaten Berau

    dan Kabupaten Bulungan. Selain itu, sebagai daerah beriklim tropis dengan habitat

    hutan yang sangat luas, Kalimantan Timur mempunyai kelembaban udara relatif

    tinggi dengan rata-rata berkisar antara 73,60 – 90,00%. Kelembaban udara paling

    rendah yang dapat dipantau melalui Stasiun Meteorologi Tarakan terjadi pada bulan

    Februari sebesar 73,60 %, sedang yang paling tinggi terdapat di Stasiun Meteorologi

    Tanjung Redeb yang terjadi pada bulan Januari, Februari dan Desember sebesar

    90,00% (Prabowo, 2007).

    2.3. Pemupukan NPK Nitrophoska Terhadap Tanaman Jagung

    Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. Pemupukan

    dilakukan sejak tanaman sudah mengeluarkan akarnya, karena sejak itu tanaman

    sudah membutuhkan asupan nutrisi walau jumlahnya sedikit. Perlakuan pemupukan

    terhadap tanaman yang sudah memiliki akar dan daun. Pupuk NPK merupakan pupuk

    majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan

    kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH4, fosfor 15 % dalam bentuk

    P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O (Raihan, 2000).

    Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang relative banyak

    dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Menurut Gumeleng, G (2003), nitrogen

  • 9

    didalam tanah merupakan unsur hara yang sangat penting karna dibutuhkan tanaman

    dalam pembentukan protein, menaikan potensi pembentukan daunan dan untuk

    berbagai persenyawaan organik lainnya.

    Mapegau. (2000) Menambahkan bahwa kekurangan nitrogen akan

    menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan memiliki sistem perakaran yang terbatas,

    daun menjadi kuning atau hijou kekuningan dan cenderung mudah rontok. Akan

    tetapi kelebihan nitrogen menyebabkan petumbuhan vegetative berjalan cepat

    sehingga pembuahan dan pembungaan berjalan lambat, tanaman menjadi tidak kokoh

    dan mudah roboh, tanaman menjadi rentan terhadap penyakit, dan akan cepat kering

    dan rontok.

    Unsur hara posfor merupakan salah satu unsur hara makro yang esensial bagi

    tanaman, yang berperan penting dalam memacu terbentuknya bunga, buah dan biji

    warna daun, memperkuat batang, sehingga tidak rebah dan memperbaiki kualitas

    buah. Posfor juga dapat digunakan untuk pembentukan karbohidrat dan untuk

    efesiensi aktifitas kloroplas serta dalam aktifitas metabolisme (Gumeleng, G. (2003,).

    Kekurangan posfor akan menampakkan gejala pertumbuhan yang terhambat

    karna terjadinya gangguan pembelahan sel, daun bewarna hijau tua yang kemudian

    menjadi ungu juga terjadi cabang dan batang tanaman muda. Gejala kekurangan

    posfor akan menunjukkan terlambatnya masa pemasakan buah dan biji. Gejala yang

    umum terhambatnya pertubuhan, tanaman kerdil serta perakarannnya sedikit dan

  • 10

    produksinya merosot. Kelebihan posfor dapat mempercepat masaknya buah dan dapat

    mengganggu pertumbuhan vagetatif tanaman (Mapegau. 2000).

    Kalium merupakan unsur hara ketiga yang relatif banyak diserap oleh

    tanaman setelah nitrogen dan posfor. Menurut Mapegau. (2000), kalium ditemui

    dalam cairan sel tanaman, kalium tidak terikat kuat dan merupakan bagian senyawa

    organik didalam tanaman . Kalium berperan didalam tanaman sebagai katalisator,

    terutama dalam pengubahan protein menjadi asam amino juga dalam penyusunan dan

    perombakan karbohidrat.

    Selanjutnya menurut Lingga (2000) unsur kalium berperan untuk memperkuat

    tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur dimana kekurangan

    kalium akan menyebabkan daun tanpak kurang hijou, batang kurang kuat sehingga

    mudah rebah dan pertumbuha tanamann terhambat.

    2.4 .Diskripsi Pupuk NPK Nitrophoska

    Pupuk NPK Nitrophoska merupakan pupuk majemuk lengkap buatan BASF

    yang diberikan ketanaman melalui akar dengan tujuan menambahkan unsur

    hara kedalam tanah (pupuk akar), agar tanaman dapat tumbuh subur dan

    memberi hasil maksimal.

    Unsur : pupuk ini mengandung tiga unsure yaitu N (Nitrogen), P (phospat), K

    (kalium).

    Ukuran : pupuk ini berukuran butiran bulat kecil dengan warna abu-abu putih.

  • 11

    Paket : dalam satu paket jumlahnya 1 kg.

    Kandungan hara : NPK Nitrophoska adalah 15%-15%-15%.

    Keuntungan2 Penggunaan Nitrophoska: Basf Horse And Lion Brand

    1. Penggunaan nitrophoska memberikan jaminan unsur Nitrogen, Phospat dan

    Kalium yang seimbang terhadap tanaman,

    2. Kekurangan salah satu unsur N, P, dan K akan mempengaruhi secara serius

    terhadap hasil dan pencapaian hasilnya dipengaruhi pada pemberian N, P, dan K

    yang paling sedikit dan masing unsur tersebut.

    2. Segera setelah diaplikasikan, Nitrophoska akan mudah diserap oleh tanaman.

    3. Dengan menggunakan pupuk lain, lebih dari 30 % Nitrogen hilang disebabkan

    penguapan dan pencucian, dengan menggunakan Nitrophoska BASF mengurangi

    hilang N.

    4. Nitrophoska menghemat waktu, cara pemupukan lebih efisien dan canggih citra

    petani moderm.

    Dengan kondisi di Indonesia untuk mendapatkan hasil yang paling tinggi

    disarankan penggunaanya untuk tanaman jagung dengan dosis 400 kg/ha NPK

    Nitrophoska.

  • 12

    2.5. Peranan Unsur Hara Bagi Pertumbuhan Tanaman

    Tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman

    (plant nutrient). Tanaman membutuhkan bahan organik untuk mendapatkan energi

    dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus

    hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan dengan oleh unsur lain dan apabila

    terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau

    berhenti ( Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

    Berdasarkan tanaman hidup terdiri atas bahan organik 27 %, air 70% dan

    mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan bahwa pada tubuh tanaman adanya

    berbagai unsur mineral dan beberapa faktor. Faktor tersebut adalah perbandingan

    akan unsur hara yang berbeda, ketersediaan dalam medium yang berbeda dan juga

    tergantung pada organ tanaman dan umur tanaman (Samekto, 2008).

    Unsur hara yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah terdiri 13 unsur

    mineral atau sering disebut dengan unsur hara esensial, setiap tanaman menunjukkan

    gejala kekurangan unsur hara yang berbeda – beda, pengamatan yang diteliti

    dilapangan serta bekal pengalaman ilmu yang mencukupi akan menghasilkan analisis

    yang lebih akurat menganalisis gejala yang ditunjukkan oleh tanaman adalah cara

    paling cepat dan efesien untuk mengetahui adanya unsur hara, unsur hara ada

    beberapa macam – macam yang terdiri dari unsur hara makro dan umsur hara mikro

    (Novizan, 2004).

    1. Unsur hara makro terdiri dari Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dan

    Magnesium (Mg).

  • 13

    a. Nitrogen (N) diserap oleh tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO-3) dan ion

    amonium (NH+4). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat

    karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada dalam larutan

    tanah dan mudah tercuci oleh akar.

    b. Fosfor (P) diserap tanaman dalam bentuk H2PO-4, HPO2-

    4 dan PO2-

    4 atau

    tergantung dari nilai pH tanah. Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan

    batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelupukan bahan organik.

    c. Kalium (K) diserap oleh tanaman dalam bentuk oleh tanaman dalam bentuk ion

    K+. Di dalam tanah ,ion tersebut bersifat sangat dinamis. Tak mengherankan

    jika mudah tercuci oleh tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah.

    2.6. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Tanaman Jagung

    Salah satu usaha dalam meningkatkan produksi jagung adalah dengan

    pengaturan jumlah tanaman per hektar atau jarak tanam yang merupakan faktor

    penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Seperti halnya pengolahan tanah, hasil

    jagung dipengaruhi pula oleh jumlah tanaman per satuan luas. Penggunaan jarak

    tanam yang tepat untuk jenis tanaman ditujukan untuk menghindari persaingan antara

    tanaman dalam penyerapan air, unsur hara, penggunaan cahaya matahari dan

    persaingan dengan tumbuhan pengganggu. Penggunaan jarak tanam yang tepat sangat

    penting dalam pemanfaatan sinar matahari secara maksimum untuk proses

    fotosintesis (Gerry Dian, 2004).

  • 14

    Pada jarak tanam antar barisan yang terlalu rapat akan terjadi persaingan

    antara tanaman dalam menggunakan air, unsur hara dan cahaya matahari, juga

    menyulitkan dalam pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Sedangkan

    pada jarak tanam antar barisan yang lebih lebar akan berpengaruh terhadap efisiensi

    peggunaan tempat dan pemberian pupuk, pada dasarnya pemakaian jarak tanam yang

    rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan faktor pembatas dapat dihindari

    sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman (Sarwanto,2000)

    Di samping itu pengaturan jarak tanam yang tepat juga dilakukan untuk

    menekan pertumbuhan gulma, sehingga persaingan tanaman dengan gulma dapat

    dihidari. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa penggunaan jarak tanam

    merupakan salah satu unsur penting untuk diperhatikan dalam bercocok tanam,

    dalam upaya mengusahakan tanaman terhindar dari persaingan baik dari segi

    keperluan cahaya maupun pengambilan unsur hara. Penggunaan jarak tanam 60 cm x

    25 cm pada jagung diperoleh hasil sebanyak 10 ton/ha tongkol, sedangkan pada

    perlakuan jarak tanam 60 cm x 20 cm diperoeleh hasil 12 ton/ha (Solihat,2005).

    Kemudian hasil percobaan Nurdin (2005) menunjukkan bahwa penggunaan

    jarak tanam 60 cm x 15 cm memberikan hasil tongkol jagung tertinggi yaitu 18

    ton/ha tongkol dan berbeda nyata dengan perlakuan jarak tanam yang lebih rapat

    maupun lebih lebar. Penggunaan jarak tanam yang berbeda-beda akan berpengaruh

    terhadap banyaknya populasi tanaman per satuan luas dan secara tidak langsung akan

    berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara.

  • 15

    III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas

    Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat mulai dari 4 April sampai dengan 11 Juni 2013.

    3.2 Bahan dan Alat

    1. Bahan

    Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Benih jagung manis varietas Bonanza F1, pupuk NPK Nitrophoska , Furadan,

    Decis, serta bahan-bahan lain yang diperlukan dalam penelitian.

    2. Alat

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Cangkul, parang, gembor, tali rafia, meteran, gunting, papan pamplet, jangka

    sorong, timbangan, kalkulator, alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan

    dalam penelitian.

    3.3 Rancangan Percobaan

    Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

    Acak Kelompok ( RAK) pola faktorial 4 x 3, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti

    meliputi pupuk NPK Nitrophoska dan jarak tanam.

  • 16

    Faktor pupuk NPK Nitrophoska terdiri 4 taraf, yaitu:

    N0 = 0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )

    N1 = 200 Kg/Ha ( 80 gr/plot )

    N2 = 400 Kg/Ha ( 160 gr/plot )

    N3 = 600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )

    Faktor Jarak tanam terdiri 3 taraf, yaitu:

    J1 = 60 cm x 25 cm

    J2 = 60 cm X 20 cm

    J3 = 60 cm X 15 cm

    Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Aantara Pupuk NPK Nitrophoska dan Jarak

    Tanam

    NOKombinasiperlakuan

    Pupuk NPK NITROPHOSKA Jarak tanam.

    1234

    N0J1N1J1N2J1N3J1

    0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )200 Kg/Ha (80 gr/plot )400 Kg/Ha ( 160 gr/lot )

    600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )

    60 cm x 25 cm60 cm x 25 cm60 cm x 25 cm60 cm x 25 cm

    5678

    N0J2N1J2N2J2N3J2

    0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )200 Kg/Ha ( 80 gr/plot )

    400 Kg/Ha ( 160 gr/plot )600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )

    60 cm x 20 cm60 cm x 20 cm60 cm x 20 cm60 cm x 20 cm

    9101112

    N0J3N1J3N2J3N3J3

    0 Kg/Ha ( 0 gr/plot )200 Kg/Ha ( 80 gr/plot )400 Kg/Ha (160 gr/plot )600 Kg/Ha ( 240 gr/plot )

    60 cm X 15 cm60 cm X 15 cm60 cm X 15 cm60 cm X 15 cm

  • 17

    Model Matematis yang akan digunakan adalah :

    Yijk = µ + βi + Nj + J K + I(NJ)jk + ∑ijk

    Keterangan:

    Yijk = Hasil pengamatan untuk faktor pupuk NPK (N) pada taraf ke – j, faktor

    jarak tanam (J) taraf ke- k dan ulangan ke- i

    µ = nilai tengah umum

    βi = Pengaruh ulangan k- i (i = 1, 2 dan 3)

    N j = pengaruh faktor pupuk NPK taraf ke-j (j= 1, 2, 3 dan 4)

    Jk = pengaruh faktor jarak tanam ke-k ( k=1, 2, dan 3)

    (NJ)jk= interaksi pupuk NPK taraf ke j dan jarak tanam pada taraf ke-k

    ∑ijk = Galat percobaan.

    Apabila hasil uji menunjukkan pengaruh yang nyata, maka akan dilanjutkan

    uji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%, dengan persamaan sebagai

    berikut:

    BNJ0,05 = q:dbg 0,05 x

    Keterangan:

    BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5%

    q;dbg0,05 = Nilai baku q pada taraf 5% (jumlah perlakuan p derajat bebas

  • 18

    galat)

    KTg = Kuadrat Tengah Galat

    r = Jumlah Ulangan

    3.3. Pelaksanaan penelitian

    A. Persiapan Lahan

    Lahan atau areal yang telah diukur dibersihkan dari gulma-gulma dan sisa-sisa

    tanaman yang ada. Pembersihan lahan dilakukan secara manual, yaitu dengan

    menggunakan alat seperti parang babat, cangkul, serta alat-alat lain yang mendukung.

    1. Pengolahan Tanah

    Pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali, pengolahan pertama dengan

    mencakul secara kasar kemudian dibiarkan selama 2-3 hari agar racun yang ada di

    dalam tanah hilang. Pengolahan kedua penghalusan tanah supaya didapat tanah yang

    gembur.

    2. Pembuatan Plot

    Pembuatan plot dikerjakan setelah pengolahan tanah selesai, yaitu dengan

    membentuk plot–plot penelitian sebanyak 36 plot berukuran 2 m x 2 m. Adapun 36

    plot ini dibagi menjadi 3 ulangan. Dalam pembuatan plot sekaligus dibuat jarak antar

    ulangan dan jarak antar plot masing-masing 50 cm dan 50 cm yang juga berfungsi

    sebagai pembuangan atau pengaliran air ketika terjadi hujan

  • 19

    3. Pengapuran

    Pengapuran untuk menetralisir keasaman tanah maka dilakukan pengapuran,

    pengapuran dilakukan dengan cara menaburkan kapur dolomite diatas bendengan

    yang sudah disiapkan dengan dosis 3 ton/ha ( 1,2 kg/plot ).

    4. penanaman benih,

    Penanaman benih dilakuakan setelah 10 hari pengapuran, Pada saat penanaman

    dilakukan secara tugalan, yaitu dengan kedalaman tugalan 3 cm, kemudian setiap

    lubang diisi dengan 2 benih jagung dan ditutup kembali dengan tanah, setelah

    tanaman tumbuh maka tanaman di potong satu. Adapun jarak tanam yang digunakan

    adalah 60 cm x 25 cm, 60 cm x 20 cm, 60 cm x 15 cm. Setelah penanaman benih

    selesai, dilakukan penyiraman pertama dengan menggunakan gembor secara merata.

    5. Aplikasi Pupuk NPK Nitrophoska

    Pemberian pupuk dilakukan pada umur 7 HST dengan dosis 1/3 bagian dan

    pada umur 15 HST dengan dosis 2/3 bagian dengan cara menaburkan pupuk lebih

    kurang 5 cm dari tanaman dan searah dengan baris tanaman.

    B. Pemeliharaan

    1. Penyiraman

    Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari selama masa pertumbuhan

    tanaman, yaitu pada pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor. Dan apabila

    terjadi hujan pada malam hari maka penyiraman pada pagi hari tidak dilakukan, jika

    hujan terjadi pada siang hari, maka penyiraman sore hari tidak dilakukan.

  • 20

    2. Penyiangan

    Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma disekitar tanaman.

    Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang

    masih muda dapat dengan tangan. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran

    tanaman, penyiangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari, dan

    penyiangan selanjutnya sekaligus dengan pembubunan tanaman.

    3 Pembumbunan

    Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan

    mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan

    penyiangan ke dua yaitu pada umur 22 HST.

    4. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Penggunaan pestisida digunakan karena terlihat adanya serangan yang dapat

    membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu

    pestisida Decis EC 25. Pelaksanaan penyemprotan dilakukan dengan

    mempertimbangkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang

    menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien. Tidak ada serangan hama pada

    saat penelitian yang dilakukan dilapangan.

    5. Panen

    Panen jagung manis dilakukan pada umur 70-75 HST, ciri-ciri jagung yang siap

    dipanenkan bijinya sudah kuning, rambutnya hitam, daun dan batang sudah

    kenampakkan tua, maka jagung tersebut sudah bisa dipanen untuk jagung manis.

  • 21

    3.4. Pengamatan

    1. Tinggi Tanaman (cm)

    Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal batang tanaman pada

    permukaan tanah yang sudah ditandai dengan menggunakan patok standart sampai

    pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman umur 15, 30 dan

    45 HST.

    2. Jumlah Daun (helai)

    Pengamatan atau penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah

    membuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman umur 15, 30 dan 45

    HST.

    3. Luas daun (cm)

    Luas daun yang dihitung secara dimetri Pd X Ld X 0.72 pengukuran luas daun

    dilakukan pada umur 30 dan 60 HST. Dengan menggunakan meteran atau sejenis

    nya.

    5. Panjang Tongkol (cm)

    Pengukuran panjang tongkol dilakukan setelah panen, yaitu setelah tongkol

    dipisahkan dari kelobotnya, pengukuran dilakukan dari yang terbesar sampai ujung

    tongkol dengan menggunakan meteran atau sejenisnya.

    6. Jumlah Baris Per tongkol (baris)

    Jumlah baris pertongkol dihitung mulai baris pertama sampai baris terakhir,

    perhitungan jumlah baris dilakukan pada saat panen.

  • 22

    7. Diameter Tongkol (mm)

    Pengukuran diameter tongkol dilakukan dengan cara mengukur dengan

    menggunakan jangka sorong pada bagian buah terbesar yang dikelupas dari

    kelobotnya.

    8. Berat Tongkol Per batang (gr)

    Penghitungan dilakukan dengan menimbang tongkol yang telah dikupas

    kelobotnya dengan menggunakan alat timbangan analitik.

    9. Produksi PerHektar (ton)

    Produksi perhektar dihitung dengan mengkoversikan produksi perbatang

    dengan hasil populasi tanaman per Ha.

  • 23

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian.

    4.1.1. Pengaruh NPK Nitrophoska.

    Hasil uji F pada analisis sidik ragam (Lampiran genap 2 sampai 28)

    menunjukkan bahwa faktor NPK Nitrophoska berpengaruh sangat nyata terhadap

    tinggi dan jumlah daun tanaman pada umur 15, 30 dan 45 HST, luas daun pada

    umur 30 dan 60, panjang tongkol, berat tongkol, diameter tongkol dan produksi

    perhektar. Berpengaruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol, namun

    berpengaruh tidak nyata terhadap peubah lainnya.

    1. Tinggi Tanaman (cm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata tinggi tanaman jagung umur 15, 30,

    dan 45 HST akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat

    dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung Umur 15, 30 dan 45 HST padaberbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.

    NPK Nitrophoska Tinggi tanaman (cm)Simbol kg/ha 15 HST 30 HST 45 HST

    N0 0 17.15 a 36.45 a 86.48 aN1 200 23.78 b 68.29 b 135.41bN2 400 27.44 b 85.22 b 167.52 cN3 600 28.11 b 86.81 c 173.00 c

    BNJ 0.05 6.33 17.17 29.41Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman jagung tertinggi umur 15, 30 dan

    45 HST di dapati pada perlakuan N3, yang pada umur 15 HST berbeda nyata

  • 24

    dengan perlakuan N0, dan tidak beda dengan perlakuan lainnya, pada umur 30

    HST berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan pada umur 45 HST tidak beda

    dengan N2 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan antara tinggi tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK

    Nitrophoska umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Jagung Umur 15, 30 dan 45 HST PadaBerbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.

    2. Jumlah Daun (Helai)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah daun tanaman jagung umur

    15, 30, dan 45 HST akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan

    BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Jagung Umur 15, 30 dan 45 HST padaberbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.

    NPK Nitrophoska Jumlah Daun (helai)Simbol ton/ha 15HST 30 HST 45HST

    N0 0 3.11 a 3.67 a 5.89 aN1 200 3.63 a 5.59 b 6.85 aN2 400 3.78 b 6.15 b 8.07 bN3 600 3.81 c 6.41 c 8.59 c

    BNJ 0,05 0.57 2.17 1.05Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    17.15 23.78 27.44 28.1136.45

    68.2985.22 86.81

    86.48

    135.41

    167.52 173.00

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    0 200 400 600

    Tin

    ggi t

    anam

    an (c

    m)

    Dosis NPK ( kg/ha )

    15 HST

    30 HST

    45 HST

  • 25

    Tabel. 2 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman jagung terbanyak pada

    umur 15, 30 dan 45 HST didapati pada perlakuan N3, yang pada umur 15 dan 30

    HST berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, pada umur 45 HST tidak beda

    dengan N2 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan antara jumlah daun tanaman jagung pada berbagai perlakuan

    NPK Nitrophoska pada umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung Umur 15, 30, dan 45 HSTPada Berbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.

    3. Luas daun (cm).

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun jagung pada umur 30 dan

    60 HST akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat

    dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Rata-rata Luas DaunTanaman Jagung manis Umur 30, dan 60 HST padaBerbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.

    NPK Nitrophoska Luas Daun (Cm2)Simbol Kg/ha 30 HST 60 HST

    N0 0 46.11 a 114.45 aN1 200 85.12 b 227.85 bN2 400 158.80 c 304.71 bcN3 600 178.16 c 341.77 c

    BNJ 0,05 26.17 83.19Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    3.11 3.63 3.78 3.81

    3.67 5.59 6.156.41

    5.896.85

    8.07 8.59

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    0 200 400 600Jum

    lah

    Dau

    n(he

    lai)

    Dosis NPK (kg /ha)

    15 HST

    30 HST

    45 HST

  • 26

    Tabel. 4 menunjukkan bahwa daun jagung terluas pada umur 30 dan 60

    HST didapati pada perlakuan N3, yang pada umur 30 dan 60 HST tidak beda nyata

    dengan perlakuan lainnya, namun berbeda nyata dengan perlakuan N0.

    Hubungan luas daun tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK

    Nitrophoska umur 30 dan 60 HST dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Grafik Luas Daun Tanaman Jagung Umur 30 dan 60 HST PadaBerbagai Perlakuan NPK Nitrophoska.

    4. Panjang tongkol (cm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata panjang tongkol tanaman jagung

    akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada

    Tabel 5.

    Tabel 4. Rata-rata Panjang Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.

    NPK NitrophoskaPanjang Tongkol (cm2)

    Simbol kg/ha

    N0 0 15.96 aN1 200 17.33 abN2 400 18.59 bcN3 600 19.74 c

    BNJ 0,05 1.74

    Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang samatidak berbeda nyata pada taraf peluan 5%

    46.11 85.12158.80 178.16114.45

    227.85304.71

    341.77

    0.00

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    0 200 400 600

    Lua

    s D

    aun

    (cm

    )

    Dosis NPK (Kg/ha)

    30 HST

    60 HST

  • 27

    Tabel. 5 menunjukkan bahwa tongkol jagung tertinggi didapati pada

    perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N1., berbeda tidak

    nyata dengan N2.

    Hubungan panjang tongkol tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK

    Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Grafik Panjang Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.

    5 . Jumlah Baris Pertongkol. (brs)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah baris pertongkol tanaman

    jagung akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat

    dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Rata-rata Jumlah Baris Pertongkol Tanaman Jagung pada BerbagaiPerlakuan NPK Nitrophoska.

    NPK NitrophoskaJumlah Baris Pertongkol (baris)

    Simbol kg/ha

    N0 0 14.56 aN1 200 15.15 abN2 400 15.93 abN3 600 16.41 b

    BNJ 0,05 1.68Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    15.96 17.3318.59 19.74

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    25.00

    0 200 400 600

    Pan

    jang

    Ton

    gkol

    (cm

    )

    Dosis NPK (Kg/Ha)

  • 28

    Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah baris pertongkol tanaman jagung

    terbanyak didapati pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0,

    meskipun menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan jumlah baris pertongkol tanaman jagung pada berbagai

    perlakuan NPK Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 5.

    Gambar 5. Grafik Jumlah Baris Tanaman Jagung Pada Berbagai Perlakuan NPKNitrophoska.

    6 . Diameter Tongkol (mm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata diameter tongkol tanaman jagung

    akibat perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada

    Tabel 7.

    Tabel 7. Rata-rata Diameter Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.

    NPK NitrophoskaDiameter Tongkol (mm)

    Simbol kg/ha

    N0 0 39.74 aN1 200 40.47 aN2 400 44.09 bN3 600 45.69 b

    BNJ 0,05 3.11Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    14.56

    15.15

    15.9316.41

    14.00

    14.50

    15.00

    15.50

    16.00

    16.50

    0 200 400 600

    Jum

    lah

    Bar

    isP

    erto

    ngko

    l (B

    rs)

    Dosis NPK (Kg/Ha)

  • 29

    Tabel 7. menunjukkan bahwa diameter tongkol tanaman jagung yang

    terbesar didapati pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan

    N1, namun menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan N2.

    Hubungan diameter tongkol tanaman jagung pada berbagai perlakuan

    NPK Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 6.

    Gambar 6. Grafik Diameter Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.

    7 . Berat Tongkol (gr)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata berat tongkol jagung akibat

    perlakuan NPK Nitrophoska setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada

    Tabel 8.

    Tabel 8. Rata-rata Berat Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.

    NPK NitrophoskaBerat Tongkol (gr)

    Simbol Ton/ha

    N0 0 129.63 aN1 200 147.80 abN2 400 182.25 bcN3 600 208.87 c

    BNJ 0,05 38.02Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    39.7440.47

    44.09

    45.69

    39.00

    40.00

    41.00

    42.00

    43.00

    44.00

    45.00

    46.00

    0 200 400 600

    Dia

    met

    er T

    ongk

    ol (m

    m)

    Dosis NPK (Kg/Ha)

  • 30

    Tabel 8. menunjukkan bahwa tongkol tanaman jagung terberat didapati

    pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0 dan N2, namun

    menunjukkan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakauan N2.

    Hubungan berat tongkol tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK

    Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 7.

    Gambar 7. Grafik Berat Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai Perlakuan NPKNitrophoska.

    8 . Produksi perhektar (ton)

    Produksi perhektar tanaman jagung akibat perlakuan NPK Nitrophoska

    setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 9.

    Tabel 9. Rata-rata Produksi Perhektar Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanNPK Nitrophoska.

    NPK NitrophoskaProduksi Perhektar (Ton)

    Simbol kg/ha

    N0 0 11.21 aN1 200 12.93 aN2 400 16.05 bN3 600 18.35 b

    BNJ 0,05 2.88Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    129.63 147.80182.25

    208.87

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    0 200 400 600Ber

    at T

    ongk

    ol (g

    r)

    Dosis NPK (Kg/Ha)

  • 31

    Tabel 9. menunjukkan bahwa produksi perhektar tanaman jagung

    tertinggi didapati pada perlakuan N3, yang berbeda nyata dengan perlakuan N0

    dan N1, namun menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan N2.

    Hubungan produksi tanaman jagung pada berbagai perlakuan NPK

    Nitrophoska dapat dilihat pada Gambar 8.

    Gambar 8. Grafik Produksi Perhektar Tanaman Jagung Pada BerbagaiPerlakuan NPK Nitrophoska.

    4.1.2. Pengaruh Jarak Tanam

    Hasil uji F pada analisis sidik ragam ( lampiran genap 2 sampai 28 )

    menunjukkan bahwa faktor jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap luas

    daun umur 30 HST dan produksi perhektar, namun berpengaruh tidak nyata

    terhadap peubah lainnya.

    1. Tinggi Tanaman (cm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata tinggi tanaman jagung manis umur

    15, 30, dan 45 HST akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05

    dapat dilihat pada Tabel 2.

    11.2112.93

    16.0518.35

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    0 200 400 600

    Pro

    duks

    i per

    hekt

    ar(t

    on)

    Dosis NPK (kg/ha)

  • 32

    Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung pada Umur 15, 30 dan 45 HST padaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam

    Jaraak tanam Tinggi tanaman (cm)Simbol cm x cm 15 HST 30 HST 45 HST

    J1 60 x 25 23.50 64.50 135.64J2 60 x 20 24.36 71.55 141.08J3 60 x 15 24.50 71.53 145.08

    BNJ 0,05 5.72 13.43 23.01Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman jagung tertinggi umur 15 dan 45 di

    dapati pada perlakuan J3, sedangkan umur 30 HST di dapati pada perlakuan J2,

    namun masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata antara

    satu dengan lainnya.

    Hubungan antara tinggi tanaman jagung pada berbagai perlakuan Jarak

    tanam pada umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 9.

    Gambar 9. Grafik Tinggi Tanaman Jagung pada Umur 15, 30, dan 45 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam.

    2. Jumlah daun (helai)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah daun tanaman jagung pada

    umur 15 ,30 dan 45 HST akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,0

    dapat dilihat Tabel 2.

    23.50

    64.50

    135.64

    24.36

    71.55

    141.08

    24.50

    71.53

    145.08

    0.00

    20.00

    40.00

    60.00

    80.00

    100.00

    120.00

    140.00

    160.00

    J1 60x25 J2 60x20 J3 60x15

    Tin

    ggi T

    anam

    an (c

    m)

    Jarak Tanam (cm)

    15 HST

    30 HST

    45 HST

  • 33

    Tabel 3. Rata-rata Jumlah Daun Jagung pada umur 15, 30, dan 45 HST padaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam.

    Jarak tanam Jumlah daun (helai)Simbol Cm x cm 15 HST 30 HST 45 HST

    J1 60 x 25 3.47 5.06 7.14J2 60 x 20 3.61 5.61 7.31J3 60 x 15 3.67 5.69 7.61

    BNJ 0,05 - - -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    Tabel 2. menunjukkan bahwa jumlah daun jagung terbanyak pada umur

    15, 30 dan 45 HST didapati pada perlakuan J3. Namun masing-masing perlakuan

    menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan antara jumlah daun tanaman jagung pada berbagai perlakuan

    Jarak tanam pada umur 15, 30 dan 45 HST dapat dilihat pada Gambar 10.

    Gambar 10. Grafik Jumlah Daun Tanaman Jagung pada Umur 15, 30, dan 45HST Pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam.

    3. Luas daun (cm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun tanaman jagung pada

    umur 30 dan 60 HST akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05

    dapat dilihat pada Tabel 4.

    3.47

    5.06

    7.14

    3.61

    5.61

    7.31

    3.67

    5.69

    7.61

    0.001.002.003.004.005.006.007.008.00

    J1 60x25 J2 60x20 J3 60x15

    Jum

    lah

    Dau

    n (h

    elai

    )

    Jarak tanam (cm)

    15 HST

    30 HST

    45 HST

  • 34

    Tabel 4. Rata-rata Luas Daun Jagung pada Umur 30, dan 60 HST pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam .

    Jarak tanam luas Daun (Cm)Simbol cm x cm 30 HST 60 HST

    J1 60 x 25 101.66 a 213.37 aJ2 60 x 20 117.75 ab 253.62 aJ3 60 x 15 131.74 b 274.60 a

    BNJ0,05 20.47 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%

    Tabel 4. menunjukkan bahwa daun jagung terlebar pada umur 30 HST

    didapati pada perlakuan J3, yang pada 30 HST berbeda nyata dengan J1, dan tidak

    beda dengan J2, namun pada umur 60 HST menunjukan perbedaan yang tidak

    nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan antara luas daun tanaman jagung manis pada berbagai

    perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 11.

    Gambar 11. Grafik Luas Daun Tanaman Jagung pada Umur 30, dan 60 HST PadaBerbagai Perlakuan Jarak Tanam.

    4. Panjang Tongkol (cm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata panjang tongkol tanaman jagung

    akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat Tabel 5.

    101.66 117.75131.74

    213.37253.62 274.60

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    300.00

    J1 60x25 J2 60x20 J3 60x15

    Lua

    s da

    un (c

    m)

    Jarak tanam (Cm)

    30 HST

    60 HST

  • 35

    Tabel 5. Rata-rata Panjang Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    Jarak Tanam Panjang Tongkol(cm)Simbol cm x cm

    J1 60 x 25 17.72J2 60 x 20 17.89J3 60 x 15 18.11

    BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel 5. menunjukkan bahwa panjang tongkol tanaman jagung terpanjang

    didapati pada perlakuan J3. Namun masing-masing perlakuan menunjukan

    perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan antara panjang tongkol tanaman jagung manis pada berbagai

    perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 12.

    Gambar 12. Grafik Panjang Tongkol Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    5 . Jumlah Baris Per Tongkol (baris)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata jumlah baris pertongkol tanaman

    jagung akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat

    pada Tabel 6.

    17.72

    17.89

    18.11

    17.5017.6017.7017.8017.9018.0018.1018.20

    J1 60 x 25 J2 60 X 20 J3 60 X 15

    Pan

    jang

    Ton

    gkol

    (cm

    )

    Jarak Tanam (cm)

  • 36

    Tabel 6. Rata-rata Jumlah Baris Pertongkol Tanaman Jagung pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam.

    Jarak tanam Jumlah Baris Per Tongkol(brs)Simbol cm x cm

    J1 60 x25 15.97J2 60 x 20 15.14J3 60 x 15 15.42

    BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah baris pertongkol tanaman jagung

    terbanyak didapati pada perlakuan J1. Namun masing-masing perlakuan

    menunjukan perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

    Hubungan antara jumlah baris pertongkol tanaman jagung pada berbagai

    perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 13.

    Gambar 13. Grafik Jumlah Baris Pertongkol Tanaman Jagung Pada BerbagaiPerlakuan Jarak Tanam.

    6 . Diameter Tongkol (mm)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata diameter tongkol tanaman jagung

    akibat perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada

    Tabel 7.

    15.97

    15.14

    15.42

    14.6014.8015.0015.2015.4015.6015.8016.0016.20

    J1 60 X 25 J2 60 X 20 60 X 15

    Jum

    lah

    Bar

    is p

    erto

    ngko

    l(b

    rs)

    Jarak Tanam (cm)

  • 37

    Tabel 7. Rata-rata Diameter Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    Jarak tanam Diameter Tongkol(mm)Simbol cm x cm

    J1 60 x 25 41.59J2 60 x 20 43.67J3 60 x 15 42.24

    BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel 7. menunjukkan bahwa diameter tongkol tanaman jagung terbesar

    didapati pada perlakuan J2. Namun masing-masing perlakuan menunjukan

    perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan lainnya

    Hubungan antara diameter tongkol tanaman jagung pada berbagai

    perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 14.

    Gambar 14. Grafik Diameter Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    7. Berat tongkol perbatang (gr)

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata berat tongkol jagung akibat

    perlakuan jarak tanam setelah diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 8.

    41.59

    43.67

    42.24

    40.5041.0041.5042.0042.5043.0043.5044.00

    J1 60 x 25 J2 60 x 20 j3 60 x 15Dia

    met

    er T

    ongk

    ol (m

    m)

    Jarak Tanam (cm)

  • 38

    Tabel 8. Rata-rata Berat Tongkol Jagung pada Berbagai Perlakuan Jarak Tanam.

    Jarak tanam Berat Tongkol Perbatang(gr)Simbol cm x cm

    J1 60 x 25 156.58J2 60 x 20 174.80J3 60 x 15 170.04

    BNJ 0,05 -Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel 8. menunjukkan bahwa tongkol jagung terberat didapati pada

    perlakuan J2. Namun masing-masing perlakuan menunjukan perbedaan yang tidak

    nyata dengan perlakuan lainnya

    Hubungan antara berat tongkol jagung pada berbagai perlakuan jarak

    tanam dapat dilihat pada Gambar 15.

    Gambar 15. Grafik Berat Tongkol Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    8. Produksi perhektar (ton)

    Produksi perhektar tanaman jagung akibat perlakuan jarak tanam setelah

    diuji dengan BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 9.

    156.58

    174.80170.04

    145.00

    150.00

    155.00

    160.00

    165.00

    170.00

    175.00

    180.00

    J1 60 X 25 J2 60 X 20 J3 60 X 15

    Ber

    at T

    ongk

    ol (g

    r)

    Jarak Tanam (cm)

  • 39

    Tabel 9. Rata-rata Produksi Perhektar Tanaman Jagung pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    Jarak Tanam Produksi Perhektar(ton)Simbol cm x cm

    J1 60 x 25 10.44 aJ2 60 x 20 14.57 bJ3 60 x 15 18.89 c

    BNJ 0,05 2.25Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel 9. menunjukkan bahwa produksi perhektar jagung terbanyak

    didapati pada perlakuan J3, yang menunjukan perbedaan nyata dengan perlakuan

    lainnya.

    Hubungan antara produksi perhektar tanaman jagung pada berbagai

    perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 16.

    Gambar 16 Grafik Produksi Perhektar Tanaman Jagung Pada Berbagai PerlakuanJarak Tanam.

    10.44

    14.57

    18.89

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    J1 60 X 25 J2 60 X 20 J3 60 X 15

    Pro

    duks

    i Per

    hekt

    ar (

    ton)

    Jarak Tanam (cm)

  • 40

    4.1.2. Pengaruh Interaksi.

    Hasil uji F pada analisis sidik ragam ( lampiran genap 2 sampai 26 )

    menunjukkan bahwa interaksi antara faktor NPK Nitrophoska dan jarak

    tanamberpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan luas daun

    umur 30 dan 60 HST namun berpengaruh tidak nyata terhadap peubah lainnya.

    1. Tinggi Tanaman (cm).

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata tinggi tanaman umur 30 HST

    akibat perlakuan interaksi NPK Nitrophoska dan jarak tanam setelah diuji dengan

    BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 10.

    Tabel 10. Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung pada Berbagai Interaksi NPKNitrophoska dan Jarak Tanam.

    Interaksi/PerlakuanTinggi Tanaman 30 HST (cm)

    J1 J2 J3N0 43,67 abc 38,89 ab 26,78 aN1 48,44 abcd 70,33 de 86,11 efghN2 84,56 efgh 73,33 de 97,78 ghN3 81,33 efgh 103,67 h 75,44 efg

    BNJ 0.05 23.84Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel. 10 menunjukkan bahwa tanaman jagung tertinggi pada umur 30

    HST di dapati pada kombinasi perlakuan (N3J2) yang tidak beda nyata dengan

    kombinasi perlakuan N2J1, N3J1, N1J3 dan N2J3, namun berbeda nyata dengan

    kombinasi perlakuan lainnya.

    Hubungan antara tinggi tanaman tanaman jagung umur 30 HST pada

    berbagai perlakuan kombinasi NPK Nitrophoska dan Jarak tanam dapat dilihat

    pada Gambar 17.

  • 41

    Gambar 17. Grafik Tinggi Tanaman Jagung Umur 30 HST Pada BerbagaiKombinasi Perlakuan NPK Nitrophoska Dan Jarak Tanam.

    2. Luas Daun (cm).

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun umur 30 HST akibat

    perlakuan interaksi NPK Nitrophoska dan jarak tanam setelah diuji dengan

    BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 11.

    Tabel 11. Rata-rata Luas Daun Tanaman Jagung Umur 30 HST pada BerbagaiPerlakuan Interasi NPK Nitrophoska dan Jarak Tanam.

    Interaksi/PerlakuanLuas Daun 30 HST (cm)

    J1 J2 J3N0 31.71 a 62.80 abcd 43.82 abcN1 42.10 ab 140.80 f 72.46 bcdeN2 165.77 fg 73,33 de 224.73 jN3 167.05 fgh 85.89 de 185.95 ghi

    BNJ 0.05 36.32Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    Tabel .11 menunjukkan bahwa daun jagung terluas pada umur 30 HST di

    dapati pada kombinasi perlakuan N2J3 yang berbeda nyata dengan kombinasi

    perlakuan lainnya.

    43.67 48.44

    84.56

    81.33

    38.89

    70.3373.33

    103.67

    26.78

    86.11 97.78

    75.44

    0.00

    20.00

    40.00

    60.00

    80.00

    100.00

    120.00

    0 200 400 600

    Tin

    ggi T

    anam

    an (

    cm

    )

    Dosis NPK kg/Ha

    60 x 25

    60 x 20

    60 x 15

  • 42

    Hubungan antara luas daun jagung umur 30 HST pada berbagai perlakuan

    kombinasi NPK Nitrophoska dan Jarak tanam dapat dilihat pada Gambar 18.

    Gambar 18. Grafik Luas Daun Jagung Umur 30 HST Pada BerbagaiKombinasi Perlakuan NPK Nitrophoska Dan Jarak Tanam.

    3. Luas Daun (cm).

    Hasil pengamatan terhadap rata – rata luas daun umur 30 HST akibat

    perlakuan interaksi NPK Nitrophoska dan jarak tanam setelah diuji dengan

    BNJ0,05 dapat dilihat pada Tabel 12.

    Tabel .12 menunjukkan bahwa daun jagung terluas pada umur 60 HST di

    dapati pada kombinasi perlakuan N3J3, yang tidak berbeda nyata dengan

    kombinasi perlakuan N3J1, N2J2, N3J2 dan N2J3, namun berpengaruh nyata dengan

    kombinasi perlakuan lainnya.

    Tabel 12. Rata-rata Luas Daun Tanaman Jagung Umur 60 HST pada BerbagaiPerlakuan Interasi NPK Nitrophoska dan Jarak Tanam.

    Interaksi/PerlakuanLuas Daun 60 HST (cm)

    J1 J2 J3N0 120.66 abc 105.08 a 117.61 aN1 210.27 abcd 227.72 bcde 245.57 bcdeN2 228.39 bcdef 325.41 defgh 360.32 defghN3 294.16 defgh 356.26 gh 374.89 gh

    BNJ 0.05 115.49Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama

    tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5%.

    31.71 42.10

    165.77167.05

    62.80

    140.80

    85.89

    181.50

    43.82

    72.46

    224.73 185.95

    0.00

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    0 200 400 600

    Lua

    s D

    aun

    ( cm

    )

    Dosis NPK kg/Ha

    60 x 25

    60 x 20

    60 x 15

  • 43

    Hubungan antara luas daun tanaman jagung umur 60 HST pada berbagai

    perlakuan kombinasi NPK Nitrophoska dan Jarak tanam dapat dilihat pada

    Gambar 19.

    Gambar 19. Grafik Luas Daun Jagung Umur 60 HST Pada Berbagai interaksiKombinasi Perlakuan NPK Nitrophoska dan Jarak Tanam.

    4.2. Pembahasan

    4.2.1. Pengaruh NPK Nitrophoska

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa

    NPK Nitrophoska berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah

    daun umur 15, 30 dan 45 HST, luas daun umur 30, 60 HST, panjang tongkol,

    berat tongkol, diameter tongkol dan produksi perhektar, berpengaruh nyata

    terhadap jumlah baris pertongkol. Namun berpengaruh tidak nyata dengan peubah

    lainnya.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan dan hasil tanaman

    jagung manis terbaik ditunjukan pada NPK Nitrophoska pada perlakuan N3 (600

    kg/ha). Hal ini menunjukan bahwa pemberian NPK pada dosis ini telah dapat

    meningkatkan ketersediaan hara bagi tanah sehingga mampu meningkatkan

    pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis

    120.66

    210.27 228.39

    294.16

    105.08

    227.72

    325.41356.26

    117.61

    245.57

    360.32374.89

    050

    100150200250300350400

    0 200 400 600

    Lua

    s D

    aun

    ( cm

    )

    Dosis NPK kg/Ha

    60 x 25

    60 x 20

    60 x 15

  • 44

    Keadaan ini akibat dari kandungan hara Nitrogen, posfor dan kalium pada

    pupuk Nitrophoska. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004), nitrogen

    merupakan unsur yang penting bagi tanaman dan dapat disediakan oleh manusia

    melalui pemupukan. Nitrogen merupakan unsur yang tergolong ke dalam unsur

    makro esensial bagi tanaman, selain dibutuhkan dalam jumlah yang relatif

    banyak, fungsi hara nitrogen juga tidak dapat digantikan oleh unsur yang lain.

    Nitrogen dibutuhkan tanaman dalam fase vegetatif maupun fase generative. Hara

    N, P, dan K merupakan hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

    produksi tanaman jagung. Unsur hara makro yang essensial untuk jagung antara

    lain nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), bahwa pupuk N sangat dibutuhkan

    oleh tanaman jagung pada tanah dengan kadar N-total kurang dari 0,4%.

    Selanjutnya menurut Nugroho et al (2003) posfor merupakan unsur yang

    tergolong ke dalam unsur makro esensial bagi tanaman Unsur P berfungsi dalam

    pembentukan bunga, buah dan biji, kematangan tanaman serta melawan pengaruh

    nitrogen. Retensi tanah yang tinggi terhadap fosfor menyebabkan keseimbangan

    dalam tanah cepat berkurang. Fosfor termasuk unsur yang mobil di dalam tanah

    dan tanaman.

    Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk H2PO4- dan HPO2-. Fungsi fosfor

    bagi tanaman antara lain adalah sebagai komponen enzimdan protein serta fosfor

    berperan dalam reaksi transfer energi. Gejala tanaman yang mengalami defisiensi

    fosfor antara lain tanaman tumbuh lambat, lemah, dan kerdil, daun berwarna hijau

    kotor dengan daun tua mengeluarkan pigmen ungu (antosianin) serta gejala

    defisiensi dimulai pada daun tua. Sedangkan tanaman yang kelebihan fosfor akan

  • 45

    menampakan gejala seperti kekurangan Fe dan Zn dengan kekurangan Zn muncul

    terlebih dahulu (Sutopo, 2003).

    Adapun fungsi kalium bagi tanaman antara lain adalah memelihara status

    air dalam tumbuhan, tekanan turgor sel dan membuka dan menutupnya stomata.

    Selain itu, juga dibutuhkan untuk akumulasi dan translokasi karbohidrat yang baru

    disintesis. Gejala yang ditimbulkan apabila tanaman kekurangan kalium, yaitu

    tanaman mudah roboh dan sensitif terhadap serangan penyakit, daun tua tampak

    seperti terbakar dimulai dari pucuk dan pinggir daun dan membentuk pola huruf

    V terbalik, dan kualitas hasil menurun. (Takdir et al., 2003).

    Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman.

    Pemupukan dilakukan sejak tanaman sudah mengeluarkan akarnya, karena sejak

    itu tanaman sudah membutuhkan asupan nutrisi walau jumlahnya

    sedikit. Perlakuan pemupukan terhadap tanaman yang sudah memiliki akar dan

    daun. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara

    utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam

    bentuk NH4, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O

    (Raihan, 2000).

    4.2.2. Pengaruh Jarak Tanam

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa

    Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun umur 30 HST dan

    produksi perhektar dan berpengruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol,

    namun berpengaruh tidak nyata dengan peubah lainnya.

  • 46

    Hasil penelitian menunjukan pertumbuhan yang paling baik didapati

    pada dosis J3 (60cm x 15cm). Hal ini menunjukan bahwa jarak tanam ini dapat

    meningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

    Menurut Efendi (1997), dalam suatu pertanaman sering terjadi persaingan

    antar tanaman maupun antara tanaman dengan gulma untuk mendapatkan unsur

    hara, air, cahaya matahari maupun ruang tumbuh. Salah satu upaya yang dapat

    dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan pengaturan jarak tanam. Dengan

    tingkat kerapatan yang optimum maka akan diperoleh ILD (Indek Luas Daun)

    yang optimum dengan pembentukan bahan kering yang maksimum. Selanjutnya

    Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma

    karena tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan

    sehingga pertumbuhan gulma menjadi terhambat, disamping juga laju evaporasi

    dapat ditekan (Resiworo, 1992). Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit

    mungkin tanaman budidaya akan memberikan hasil yang relatif kurang karena

    adanya kompetisi antar tanaman itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak

    tanam yang optimum untuk memperoleh hasil yang maksimum.(Anonymous,

    2006).

    Menurut Waxn and Stoller (1977), pada dasarnya pemakaian jarak tanam

    yang rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan faktor pembatas dapat

    dihindari sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman. Disamping itu

    pengaturan jarak tanam yang tepat juga untuk menekan pertumbuhan gulma,

    karena pertumbuhan tajuk dapat dengan cepat menutupi permukaan tanah. Bila

    jarak tanam atau jarak antar baris tanaman terlalu lebar akan memberikan

    kesempatan kepada gulma untuk dapat tumbuh dengan baik.(Anonymous, 2006).

  • 47

    pengaturan jarak tanam merupakan suatu alternatif yang perlu

    dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung manis, sehingga perlu

    diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam mempengaruhi

    komponen pertumbuhan, komponen hasil dan kemampuan tanaman bersaing

    dengan gulma. Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui jarak tanam yang

    tepat, sehingga kerugian yang disebabkan oleh gulma dapat ditekan sekecil

    mungkin yang pada akhirnya akan diperoleh hasil jagung manis yang lebih tinggi

    Menurut Nursyamsi (2000), keuntungan menggunakan jarak tanam rapat adalah

    sebagian benih yang tidak tumbuh atau tanaman muda yang mati dapat

    terkompensasi sehingga tanaman tidak terlalu jarang, permukaan tanah dapat

    segera tertutup sehingga pertumbuhan gulma dapat ditekan, dan jumlah tanaman

    yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula (Resiworo 1992).

    Hal ini disebabkan oleh besarnya persentase cahaya yang dapat diteruskan

    oleh tanaman pada jarak tanam lebar), sehingga gulma dapat memanfaatkan

    cahaya tersebut untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada jarak tanam

    yang tepat persentase cahaya yang dapat diteruskan oleh tanaman sangat kecil

    karena pertumbuhan tajuk tanaman sudah menutupi permukaan tanah sehingga

    pertumbuhan gulma terhambat yang menyebabkan rendahnya berat kering yang

    dihasilkan saat ini. Meningkatnya intensitas cahaya yang diterima akan

    meningkatkan pertumbuhan bagi tanaman (Resiworo 1992).

    4.2.3. Interaksi NPK Nitrphoska Dan Jarak Tanam

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa

    terdapat interaksi antara faktor NPK dan Jarak tanam berpengaruh sangat nyata

  • 48

    terhadap tinggi tanaman umur 30 HST dan Luas daun umur 30 dan 60 HST.

    Naum berpengaruh tidak nyata perhadap peudah lainnya. Perlakuan N2J3 (400

    kg/ha atau dengan jarak tanam 60 x 15 cm merupakan hasil interaksi terbaik dari

    perlakuan penelitian.

    Hal ini dapat dijelaskan bahwa dosis NPK Nitrophoska 400 kg/ha yang

    dikombinasikan dengan jarak tanam 60 x15 cm pada tanaman jagung manis

    merupakan kombinasi yang baik. Menurut Lingga dan Marsono (2001) Pupuk

    NPK merupakan pupuk dengan kandungan NPK yang di formulasikan untuk

    tanaman. Pupuk ini mengandung unsur hara makro primer seperti Nitrogen (N),

    Phospor (P), dan Kalium (K), yang berfungsi mempercepat pertumbuhan tanaman

    dan menjadikan tanaman lebih sehat dan kuat.

    Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004) efisiensi pemupukan

    merupakan sampai sejauh mana tanaman dapat memanfaatkan unsur hara yang

    telah diserap untuk berproduksi lebih tinggi tanpa menambah hara yang

    diperlukan atau jumlah hara yang diserap terhadap jumlah hara yang ditambahkan

    kali seratus persen. Usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi

    penggunaan pupuk yaitu : uji tanah, pengapuran, penempatan pupuk, waktu

    pemupukan, penggunaan legum, penggunaan pupuk kandang, dan pengelolaan

    lainnya seperti seleksi varietas, pengendalian hama, penyakit dan gulma,

    penentuan dan pengaturan waktu dan pola tanam, pengaruh carry over, rotasi

    tanaman, pengairan dan sebagainya.

    Menurut Santi et al. (2007) Usaha efisiensi pemupukan dapat ditempuh

    melalui dua pendekatan, yaitu: (1) peningkatan kesuburan tanah dan (2)

  • 49

    modifikasi produk pupuk yang lebih efisien. Pendekatan pertama ditempuh

    melalui usaha peningkatan daya dukung tanah dengan input hayati, baik berupa

    bahan organik maupun anorganik. Dengan meningkatnya kesuburan tanah,

    perbaikan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman dapat diperoleh. Pendekatan

    kedua lebih menekankan kepada perakitan produk baru yang lebih efisien dalam

    pengertian dosis aplikasi dapat dikurangi karena efektivitas produk pupuknya

    ditingkatkan dan biaya produksinya dapat dikurangi.

    Pupuk sebagai salah satu penyedia unsur hara bagi tanaman yang

    menjamin keberhasilan aktifitas pertanian. Pemupukan bertujuan untuk

    mendorong pertumbuhan, meningkatkan produksi, dan memperbaiki kualitas

    tanaman. Pemupukan akan sangat besar peranannya terhadap hasil panen bila

    dilaksanakan dengan tepat cara, tepat dosis, tepat waktu dan tepat harga sehingga

    dengan adanya kenaikan harga pupuk seperti sekarang, maka tingkat efisiensi

    pemupukan harus tinggi serta rasionalisasi pemupukan harus dilaksanakan dengan

    memperhatikan hasil analisis tanah dan pertumbuhan tanaman (Sasmita et al.,

    2007).

    Sementara itu pengaturan jarak tanam merupakan suatu alternatif yang

    perlu dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung manis, sehingga

    perlu diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam mempengaruhi

    komponen pertumbuhan, komponen hasil dan kemampuan tanaman bersaing

    dengan gulma. Pengaturan jarak tanam yang tepat dapat menekan kerugian yang

    disebabkan oleh gulma, yang pada akhirnya akan diperoleh hasil jagung manis

    yang lebih tinggi (Mayadewi, 2000).

  • 50

    Pada jarak tanam antar barisan yang terlalu rapat akan terjadi persaingan

    antara tanaman dalam menggunakan air, unsur hara dan cahaya matahari, juga

    menyulitkan dalam pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan tanaman.

    Sedangkan pada jarak tanam antar barisan yang lebih lebar akan berpengaruh

    terhadap efisiensi peggunaan tempat dan pemberian pupuk, pada dasarnya

    pemakaian jarak tanam yang rapat bertujuan untuk meningkatkan hasil, asalkan

    faktor pembatas dapat dihindari sehingga tidak terjadi persaingan antar tanaman

    (Sarwanto,2000)

  • 51

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    1. NPK Nitrophoska berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi dan jumlah daun

    tanaman umur 15, 30, dan 45 HST dan luas daun umur 30 dan 60 HST,

    panjang tongkol, berat tongkol,diameter tongkol dan produksi perhektar,

    berpengaruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol. Perlakuan terbaik

    didapati pada N3 (600 kg/ha).

    2. Jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap luas daun umur 30 HST dan

    produksi perhektar, berpengaruh nyata terhadap jumlah baris pertongkol.

    Perlakuan terbaik didapati pada J3 (60 x 15 cm)

    3. Terdapat interaksi antara faktor NPK Nitrophoska dan jarak tanam yang

    berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman umur 30 dan luas daun

    umur 30 dan 60 HST. Interaksi terbaik didapati pada kombinasi N2J3 (400

    kg/ha dan 60 x 15 cm).

    5.2 Saran

    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan NPK

    Nitrophosk dan jarak tanam terhadap tanaman jagung manis dan tanaman

    holtikultura lainnya.

  • 52

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous, 2003. Jadilah Dokter bagi Tanaman Jagungmu. Alih bahasa: Ismunadjihttp://www.ppifar. org/ppiweb/seasia. Risf. Diakses 14 Maret 2012.

    ………….., 2006. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan. http://www.ipteknet.com.php?q=v&tahun=x&edisi=9&id=24. Diakses 26 desember 2012.

    …………., 2010. Bertanam Jagung Unggul. Agro Media. Jakarta.

    Adisarwanto, T. Yustina, E.W. 2001. Meningkatkan Produksi Jagung di LahanKering, Sawah dan Pasang Surut. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Effendi, S. 1997. Bercocok Tanam Jagung. CV.Yasaguna, Jakarta.

    Gumeleng, G. 2003. Minus one test pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan danproduksi jagung di moyag modayag Kabupaten Bolaang Mongondow. Skripsi(tidak dipublikasikan) Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas SamRatulangi, Manado.

    Gerry Dian, S, 2004, Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan PupukKandangSapi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis padaJarak Tanam yangBerbeda, Universitas Brawijaya, Malang.

    Kasryno, F. 2013. perkembangan poduksi dan konsumsi jagung dunia selama empatdekade yang lalu dan implikasinya bagi Indonesia.Makalah disampaikan pada

    Koswara . 2009.Teknik budidaya jagung. Penerbit Sinar Baru, Bandung.

    Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004. Diktat Kuliah Pupuk dan Pemupukan.Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Lingga dan marsono,2001, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.

    Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

    Lingga dan Marsono. 2008. Petujuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.Jakarta.

    Lingga dan marsono,2008, Pengaruh penggunaan dosis pupuk majemuk NPKPhonska terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea maysSaccharata slurt). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Icshan, Gorontalo.

  • 53

    Mapegau. 2000. Pengaruh pemupukan N dan P terhadap hasil jagung Kultivar Arjunapada Ultisol Batanghari Jambi. J. Agronomi. 4 (1): 17-18.

    Mayadewi, 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadappertumbuhan gulma . Kanisus Yogyakarta

    Novizan, 2004. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

    Nurdin. 2005. Pertumbuhan dan produksi jagung (Zeamays L.) Varitas Lamuru yangdipupuk Phonska dosisberbeda di Moodu Kecamatan Kota Timur KotaGorontalo. J. Eugenia 11: 396-00.

    Nursyamsi, D. B. Budianto, dan L. Anggria. 2002. Pengelolaan kahat hara padaInceptisol untuk meningkatkan Per-tumbuhan tanaman jagung. Jurnal Tanahdan Iklim20:56 -68.

    Nugroho et al. 2005. Penuntun Praktikum Pupuk dan Pemupukan. Departemen danSumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Prabowo, A. Y., 2007. Teknis Budidaya : Budidaya Jagung. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html/07/04/2011

    Purwono, M.S, Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.Bogor.

    Parnata, Ayub.S. (2004). Pupuk Organik Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

    Raihan, H. S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi lahan pasang surut sulfat masamberdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman jagung. J. Ilmu Pertanian 9 (1): 20-28.

    Resiworo J.S. 1992. Pengendalian gulma dengan pengaturan jarak tanam dancara penyiangan pada pertanaman kedelai. Prosiding Konferensi HimpunanIlmu Gulma Indonesia. Ujung Pandang.

    Rosmarkam, A. N. W. Yuwono. 2002.Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

    Rukmana, R., 2004. Botani Jagung dalam Artikel 05/04/2011.2007, Usaha TaniJagung. Kanisius. Yogyakarta.

    Santi LP, Soemaryono, dan Goenadi DH. 2007. Evaluasi Aplikasi BiofertilizerEMAS pada Tanaman Jagung, Kalimantan Selatan. Bulletin AgronomicVol xxxv no 1. P: 22-27.

  • 54

    Sasmita KD, Bannati OA, EW W, Maas A, Purwanto B, dan Nuryani S. 2007.Peningkatan Efisiensi Pemupukan pada Tanaman Tebu Melalui RekayasaSamekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. PenerbitKanisius. Yogyakarta.

    Sarwanto, A, 2000, Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Tanaman, Kanisius,Yogyakarta.

    Solihat, I. 2005. Pengaruh Dosis Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dan Jarak Tanamterhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)Skripsi. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut PertanianBogor. Bogor.

    Sutopo. 2003. Kajian Penggunaan Bahan Organik berbagai Bentuk Sekam Padi danDosis Pupuk Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). J.SainsTanah 3 (1): 42-48.

    Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama Yogyakarta. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

    Sarwanto, A, 2000, Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Tanaman, Kanisius,Yogyakarta.

    Takdir., et al. 2003. Penampilan jagung hibrida umur dalam tamnet. RisalahPenelitian Tana-man Serealia, Vol. 8 : 27-34.

    Waxn and Stoller. 1977. Aspects of weed crops interference related to weed controlpractice.World Soybean Research Conference.

    Warisno, 2007. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

    Yulianti, D., 2010. Pengaruh Hormon Organik dan Pupuk Organik Cair (POC)Super green Terhadap Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharataSturt).

    Proposal PenelitianBAB IBAB IIBAB IIIBAB IVBAB V KESIMPULAN DAN SARANDAFTAR PUSTAKA(1)