SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional...
Transcript of SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/31739/1/3201412120.pdf · satunya yaitu model konvensional...
i
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (NUMBERED HEADS
TOGETHER) DENGAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA KELAS VII SMP NEGERI 2 DEMAK TAHUN 2016/2017
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ian Try Antono
NIM : 3201412120
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat
kedudukannya dengan majelisku pada hari kiamat nanti adalah orang yang
paling baik akhlaknya. Sebaliknya, orang yang aku benci dan yang paling
jauh dariku adalah orang yang terlalu banyak bicara (yang tidak
bermanfaat) dan sombong ( HR at-Tirmidzi)
� Ada dua kaki yang sangat disukai Allah, yaitu kaki yang dilangkahkan
untuk menunaikan shalat fardhu dan kaki yang dilangkahkan untuk
silaturrahim. (Al-Hadist)
� Hidup ini sebuah misteri dan penuh rahasia! Manusia memiliki
keterbatasan dalam memahami makna hidup.Pada umumnya, manusia
tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka ketahui
hanyalah realitas yang nampak saja (Q.S 30:6-7)
PERSEMBAHAN :
� Bapak dan Ibuku ( Ismail, S.Pd dan Tri Astuti)
yang sudah memberiakan doa dan dukungan
selama ini.
� Gunawan Sikamto, David Al Farizi dan
keluarga besarku.
� Sahabat-sahabatku, Kost Al-Iman, Ponpes
Aswaja (2013), Ikhwah Rasul 37 (2014).
� UKM BPMG, UKM Shorinjhi Kempo Unnes.
� Teman-teman Pendidikan Geografi 2012.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNYA
sehingga skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together dengan Model Konvensional
Pada Materi Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam dalam Kehidupan Manusia
Kelas VII SMP Negeri 2 Demak Tahun 2016/2017, dapat diselesaikan dengan
baik.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Dr.Tjaturahono Budi S, M.Si., Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES, yang
telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penyusunan
skripsi.
4. Drs. Sriyono M.Si, dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini dengan tulus.
5. Sriyanto S.Pd, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini dengan tulus.
6. Drs. Heri Tjahjono, M.Si. dosen penguji yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pengerjaan skripsi ini dengan tulus.
7. Drs. Setyobudi, M.Pd, kepala sekolah di SMP Negeri 2 Demak yang telah
mendukung dan memberikan ijin dalam penelitian ini.
vii
8. Guru IPS di SMP Negeri 2 Demak, Tatiek Samsudiyati, S.Pd yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan balasan atas bantuan dan amal baiknya. Harapan
penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Januari 2017
Penulis
viii
SARI
Antono, Ian Try. 2016. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan Model Konvensional pada Materi Fungsi dan Peran SDA Dalam Kehidupan Manusia Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Demak Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan
Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs.
Sriyono, M.Si dan Sriyanto S.Pd, M.Pd 120 halaman.
Kata Kunci :Pembelajaran Kooperatif , Numbered Heads Together (NHT) , Hasil Belajar.
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu dalam
keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran geografi, model-model
pembelajaran sangat banyak ragamnya namun hanya beberapa yang digunakan
oleh guru geografi untuk menyampaikan materi pembelajaran di sekolah, salah
satunya yaitu model konvensional atau berceramah di depan kelas. Kurangnya
variasi model pembelajaran dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa.
Salah satu alternatif model yang dapat digunakan dalam pembelajaran geografi
adalah model Numbered Heads Together. Penelitian ini bertujuan untuk: 1).
Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dalam pembelajaran fungsi dan peran SDA dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP Negeri 2 Demak. 2). Mengetahui
perbandingan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dengan metode konvensional dalam pembelajaran fungsi dan peran SDA
dalam kehidupan manusia kelas VII SMP Negeri 2 Demak.
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII Smp Negeri 2 Demak.
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposif sampling, kelas
VII B sebagai kelas eksperimen dan VII C sebagai kelas kontrol. Variabel dalam
penelitian ini yaitu pelaksanaan model pembelajaran NHT ditinjau dari kinerja
guru, aktivitas belajar, respon siswa dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data
menggunakan dokumentasi, observasi, angket dan tes. Metode analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan uji t.
Hasil penelitian ini menunjukan 1). Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran NHT dapat terlaksana dengan baik. Hal ini
dibuktikan dengan kinerja guru pada kelas eksperimen dan kontrol menunjukan
kinerja yang baik dengan persentase 81 % pada kelas eksperimen dan pada kelas
kontrol 79 %. Persentase aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 77,5 %
termasuk kategori baik. Sementara itu aktivitas pada kelas kontrol sebesar 76,5 %
termasuk kategori baik.
Siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penggunaan model
Numbered Heads Together. 2) Hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan
ix
model NHT menunjukan rata-rata 76,86 lebih baik dari kelas kontrol yang
menggunakan model konvensional dengan rata-rata 72,58. Hal ini diperkuat hasil
uji t yang menunjukan 4,72) , sehingga diterima. Saran
dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan guru dapat menggunakan model
pembelajaran kooperatif NHT sebagai alternatif model pembelajaran khususnya
pada materi peran danfungsi SDA dalam kehidupan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vii
SARI ................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
1.5 Batasan Istilah ..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR .................... 9
2.1 Belajar dan Pembelajaran ................................................................. 9
2.1.1 Pengertian Belajar ............................................................................. 9
2.1.2 Proses Belajar dan Mengajar ............................................................ 9
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 10
2.1.4 Model Pembelajaran Numbered Heads Together ............................ 13
2.1.5 Pembelajaran Geografi ..................................................................... 14
2.1.6 Materi SDA ...................................................................................... 17
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relefan .............................................. 20
2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................. 22
2.4 Hipotesis ........................................................................................... 24
x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Subjeki Penelitian ................................................................................ 25
3.2 Sampel dan Teknik Sampling ............................................................. 26
3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 27
3.4 Alat dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 29
3.4.1 Sumber Data .................................................................................... 29
3.4.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 29
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 29
3.5 Validitas dan Reliabilitas alat .......................................................... 30
3.5.1 Tes Hasil Belajar Kognitif .............................................................. 31
3.5.2 Uji Validitas Butir Soal ................................................................... 31
3.5.3 Uji Reliabilitas Instrument .............................................................. 32
3.5.4 Daya Pembeda Soal ......................................................................... 33
3.5.5 Analisis Tingkat Kesukaran ............................................................ 35
3.5.6 Angket Tanggapan Siswa ................................................................. 35
3.5.7 Kinerja Guru .................................................................................... 36
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 36
3.7.1 Uji Persyaratan ................................................................................. 37
3.7.2 Uji Hipotesis ................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 42
4.1.1 Lokasi Penelitian .......................................................................... 42
4.1.2 Kondisi Sekolah ............................................................................ 42
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 44
4.2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............................. 44
4.2.1.1 Persiapan Pembelajaran ................................................................ 45
4.2.1.2 Pelaksanaan pre-test Kelas Eksperimen ........................................ 45
4.2.1.3 Proses Pembelajaran ..................................................................... 45
4.2.1.4 Pelaksanaan pos-test Kelas Eksperimen ........................................ 48
4.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................... 49
4.2.2.1 Persiapan Pembelajaran ................................................................ 49
4.2.2.2 Pelaksanaan pre-test Kelas Kontrol ............................................. 50
4.2.2.3 Proses Pembelajaran ..................................................................... 50
4.2.2.4 Pelaksanaan pos-test Kelas Kontrol ............................................. 50
4.2.3 Analisis Hasil Belajar Siswa Secara Deskriptif Hasil Belajar
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 51
4.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ......................................................................... 51
4.2.5 Ketertarikan Siswa Terhadap Model Pembelajaran
xi
Numbered Heads Together ............................................................ 52
4.2.6 Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model
Numbered Heads Together ............................................................ 54 4.2.7 Uji Normalitas Data Tes Evaluasi ................................................ 61
4.2.8 Uji Kesamaan Dua Varian ............................................................ 62
4.2.9 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Evaluasi
Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................. 62
4.2.10 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen
Dan Kontrol ................................................................................. 63
4.3 Pembahasan .................................................................................. 64
4.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Model
Numbered Heads Together ......................................................... 65
4.3.1.1 Perencenaan Pembelajaran .......................................................... 65
4.3.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 65
4.3.2 Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Antara Model
Pembelajaran Numbered Heads Together dengan
Hasil Belajar Kognitif Siswa Secara Konvensiona ..................... 67
4.3.3 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together dengan Siswa
Kelas Konvensional . ....................................................................69
4.3.4 Ketuntasan hasil belajar siswa kelas kooperatif
Numbered Heads Together .........................................................70 4.3.5 Respon siswa terhadap model pembelajaran Numbered Heads Together ..........................................................70
4.3.6 Rangkuman Hasil Penelitian .......................................................71
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................ 73
5.2 Saran ................................................................................................... 75
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif ......................................... 16
Tabel 2.2 Kajian penelitian ................................................................................. 20
Tabel 3.1 Rincian siswa kelas VII SMP N 2 Demak .......................................... 25
Tabel 3.2 Jadwal pelajaran IPS SMP N 2 Demak ............................................... 27
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Soal ................................................................ 33
Tabel 3.4 Analisis Daya Pembeda Soal ............................................................... 34
Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ........................................................ 34
Tabel 3.6 Analisis Tingkat Kesukaran Soal ........................................................ 35
Tabel 3.7 Kriteria Hasil Belajar Afektif Siswa ................................................... 40
Tabel 3.8 Kriteria Tanggapan Siswa ................................................................... 41
Tabel 4.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ....... 44
Tabel 4.2. Hasil Belajar Pre Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............... 45
Tabel 4.3. Nilai Pos Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................... 49
Tabel 4.4. Rincian pembelajaran kelas kontrol. .................................................... 49
Tabel 4.5 Pengamatan Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen Setiap Aspek .. 52
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Eksperimen ................... 54
Tabel 4.7 Pengamatan Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol Setiap Aspek ......... 55
Tabel 4.8 Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Kontrol ......................... 57
Tabel 4.9 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Afektif Antara Kelas
Eksperimen dan Kontrol ................................................................... 58
Tabel 4.10 Hasil angket respon siswa terhadap model
numbered heads together ................................................................... 59
Tabel 4.11 Rata-rata Hasil Pengamatan Kinerja Guru Setiap Pertemuan ............ 60
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Nilai Pos Tes .................................................... 61
Tabel 4.13 Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Pos Tes .......................................... 62
Tabel 4.14 Perhitungan uji t pihak kanan ............................................................ 63
Tabel 4.15 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen .............................. 63
Tabel 4.16 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol ..................................... 64
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Penelitian Kelas Numbered Heads Together
Dengan Kelas Konvensional .............................................................. 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 23
Gambar 2.2 Sumber Daya Alam .......................................................................... 17
Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 43
Gambar 4.2 Guru/ Peneliti Membuka Pelajaran ................................................... 46
Gambar 4.3 Proses Pemanggilan Nomor Untuk Siswa ........................................ 48
Gambar 4.4 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa
Kelas Eksperimen 1........................................................................... 52
Gambar 4.5 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa
Kelas Eksperimen 2........................................................................... 53
Gambar 4.6 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Kontrol 1 .... 55
Gambar 4.7 Grafik Pengamatan Hasil Belajar Afektif Siswa Kelas Kontrol 2 .... 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Kelas Uji Coba ................................................................. 78
Lampiran 2. Daftar Kelas Eksperimen ............................................................. 79
Lampiran 3. Daftar Kelas Kontrol .................................................................. 80
Lampiran 4. Silabus ........................................................................................ 81
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............. 82
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................... 86
Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Uji Coba ................................................. 90
Lampiran 8. Lembar Soal Evaluasi Uji Coba ................................................. 91
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Uji Coba ..................................... 95
Lampiran 10. Analisis Validitas, Reabilitas, Daya Beda dan
Tingkat Kesukaran .................................................................... 96
Lampiran 11. Perhitungan Validates Soal ....................................................... 97
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas ............................................................ 99
Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ....................................... 100
Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Soal .................................................... 102
Lampiran 15. Lembar Soal Evaluasi ............................................................... 104
Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Ujian Pre Test Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 107
Lampiran 17. Perbandingan Nilai Tes Evaluasi Kelas Eksperimen dan
Kontrol ..................................................................................... 108
Lampiran 18. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen............... 109
Lampiran 19. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kelas Kontrol ..................... 110
Lampiran 20. Analisis Data Tes Evaluasi Uji Kesamaan Dua Varian Data Tes
Evaluasi Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............................. 111
Lampiran 21. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Hasil Tes Evaluasi
Antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol .............................................. 112
Lampiran 22. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ........... 113
Lampiran 23. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol .................. 114
Lampiran 24. Kisi- Kisi Instrumen Observasi Aktifitas Siswa ....................... 115
Lampiran 25. Kriteria Pensekoran Aktifitas Siswa ......................................... 116
Lampiran 26. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ........................................... 117
Lampiran 27. Rekapitulasi Aktifitas Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................... 118
Lampiran 28. Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
Numbered Heads Together ........................................................ 122
Lampiran 29. Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Numbered Heads Together ........................................................ 124
Lampiran 30. Kriteria Pensekoran Kinerja Guru Model Numbered Heads Together ...................................................................................... 125
Lampiran 31. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Model Numbered Heads Together ...................................................................................... 127
Lampiran 32. Rekapitulasi Observasi Kinerja Guru Model Numbered Heads Together ...................................................................................... 128
Lampiran 33 T-tabel ...................................................................................... 129
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar adalah mengubah tingkah laku anak seperti anak dapat
melakukan sesuatu karena setelah belajar atau melakukan sesuatu tetapi
dengan cara yang lebih tepat guna.(pendidikan modern). Model
pembelajaran kooperatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan
model konvensional yang selama ini digunakan oleh kebanyakan tenaga
pengajar yang ada di Indonesia, dari segi hasil yang didapat oleh siswa dan
juga pengaruhnya bagi tenaga pengajar itu sendiri, dari segi tenaga yang
dikeluarkan. Sudah banyak penelitian memperlihatkan manfaat-manfaat
besar yang bisa diperoleh siswa jika mereka berinteraksi dengan orang
lain, masih sedikit yang meneliti bagaimana interaksi-interaksi yang
berbeda berpengaruh terhadap pembelajaran siswa. Webb, dkk. (1985)
bahwa siswa-siswa yang memberi bantuan atau sama lain dalam
kelompok-kelompok kooperatif tidak lantas berpengaruh signifikan
terhadap prestasi belajar mereka.
Tipe Numbered Heads Together dipilih oleh penulis dikarenakan
prosedurnya lebih mudah dipahami peneliti, media yang diperlukanpun
lebih menghemat biaya, tenaga pengajar sekaligus memudahkan dalam
tahap penelitian. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
dan yang terpenting adalah semangat saling kerjasama antar siswa.
2
SMP Negeri 2 Demak telah ada dan lebih dari 50 tahun menjadi
pelayan pendidikan. Sebelum tahun 1960-an, sekolah yang menempati
gedung peninggalan Belanda ini merupakan sekolah Guru B (dikenal
dengan SGB) yang kemudian pada tanggal 31 juli 1959 diubah dan
diintegrasikan menjadi SMP Negeri 2 Demak melalui surat Keputusan
Kepala Urusan Kependidikan Guru Jawatan Pendidikan Umum No:
30/Um/PPG/1960 sesuai dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No. 187/SK/III tanggal 25 mei 1960.
SMP Negeri 2 Demak dipilih sebagai tempat penelitian karena
peneliti pernah menjadi mahasiswa PPL di SMP tersebut, sehingga muncul
keinginan untuk mengetahui lebih dalam lagi bagaimana perkembangan
pendidikan yang ada di SMP tersebut. SMP Negeri 2 Demak merupakan
SMP Negeri yang ada di Kabupaten Demak berada tidak jauh dari pusat
pemerintahan Kabupaten Demak. Proses pembelajaran yang ada sudah
lumayan maju dengan banyaknya media-media yang digunakan namun
untuk kelas VII sendiri metode pengajarannya masih menggunakan
pembelajaran konvensional mengandalkan guru, menyebabkan kurangnya
keaktifan siswa untuk belajar mandiri.
Semua sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Demak cukup
memadai untuk proses pembelajaran, hasil belajar siswa perlu ditingkatkan
lagi baik usaha dari siswa atau usaha dari guru, siswa dapat meningkatkan
hasil belajar mereka dengan belajar lebih giat lagi sedangkan seorang guru
dengan model-model pembelajaran yang lebih baik. Pembelajaran IPS
3
pada siswa SMP menurut kompetensi yang dicapai berkaitan erat dengan
ranah kognitif, dan afektif siswa, sehingga media pembelajaran yang
bersifat abstrak untuk menyampaikan materi kepada siswa perlu diarahkan
pada sumber belajar yang bersifat konkret. Anak pada usia 12-15 tahun
(anak SMP/MTS) merupakan masa remaja periode peralihan. Dalam masa
ini, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus
dilakukan (Soeparwoto, dkk,2006:62), sehingga akan mengakibatkan
siswa cepat bosan dan kelelahan dalam mengikuti pelajaran.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS di SMP 2
Demak yaitu 75. Pada kelas VII di SMP 2 Demak penggunaan model
pembelajaran kooperatif sudah berjalan dengan baik, namun pencapaian
hasil belajar siswa kelas VII belum maksimal, masih banyak kelas yang
belum mencapai KKM. Perlu adanya peningkatan hasil belajar pada siswa.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka sebagai upaya peningkatan
hasil belajar siswa dalam Mata Pelajran IPS, selanjutnya akan dilakukan
penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered HeadsTogether (NHT) dengan model konvensional pada
Materi Pembelajaran Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam dalam
Kehidupan Manusia terhadap Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Demak Tahun Ajaran 2016/2017”
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah, yaitu :
a. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dalam pembelajaran fungsi dan peran sumber
daya alam dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII
SMP Negeri 2 Demak.
b. Bagaimana perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT) dengan model konvensional dalam
pembelajaran fungsi dan peran sumber daya alam dalam kehidupan
manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP Negeri 2 Demak.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together dalam pembelajaran fungsi dan peran sumber daya alam
dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP
Negeri 2 Demak.
b. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara penggunaan model
pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dengan model
konvensional dalam pembelajaran fungsi dan peran sumber daya alam
dalam kehidupan manusia terhadap hasil belajar IPS kelas VII SMP
Negeri 2 Demak.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoretis, hasil penelitian ini memberi sumbangan bagi ilmu
pengetahuan, khususnya stategi pembelajaran.
b. Manfaat Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam menyusun kebijakan kependidikan bagi
pemerintah maupun pihak-pihak yang berkompeten.
1.5 Batasan istilah
Untuk menghindari penafsiran makna yang berbeda terhadap judul dan
memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca maka perlu
dijelaskan batasan-batasan istilah sebagai berikut :
a. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar. Sudjana (2010)
Dalam penelitian ini yang menjadi penelitian objek belajar meliputi :
1. Hasil belajar kognitif, dilakukan pengukuran menggunakan Pre-Tes dan
Pos Tes terhadap hasil pembelajaran menggunakan model Numbered
Heads Together antara kelas kontrol dan eksperimen pada materi fungsi
dan peran sumber daya alam dalam kehidupan manusia.
2. Aktifitas belajar siswa, pengukuran dilakukan menggunakan lembar
observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
6
b. Perbandingan
Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu
besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara sederhana. (wikibooks.org)
Indikasi keberhasilan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together dalam penelitian ini diberi batasan pada:
1. Kinerja guru dalam pembelajara yang baik disetiap pertemuan.
2. Hasil belajar (kognitif) siswa yang menggunakan model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) lebih baik dibanding siswa yang tanpa
menggunakan model konvensional.
3. Aktifitas yang menggunakan model pembelajaran Numbered Heads
Together menunjukan kriteria baik.
4. Respon positif siswa terhadap model pembelajaran Numbered Heads
Together.
c. Tipe Numbered Heads Together
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok.
Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-
tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-berkelompok. Masing-
masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor
berapa yang akan berpresentasi selanjutnya, begitu seterusnya hingga semua
nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa
benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Menurut Slavin (1995), metode
7
yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan
akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok.
d. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok
yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada
perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar
yang di dalamnya setiap pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Roger, dkk (dalam
cooperati Learning Miftahul Huda 2011:29)
Cooperative learning usaha yang dilakukan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan yang sama dalam pembelajaran, suatu hasil akan diperoleh
dengan baik apabila dikerjakan bersama-sama.
e. Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu
sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis. (Sapriya:2008:9)
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan
dari konsep-konsep keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi, dan Ekonomi (Depdiknas, 2006)
8
f. Pembelajaran Konvesional
Pembelajaran Konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak
mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa
mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat
pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa
pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih
banyak didominasi oleh gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih
pasif sebagai penerima ilmu. Ujang Sukandi (2003)
Menurut Phiilip R Wallace, pendekatan pembelajaran yang konservatif
apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi
murid-muridnya.
2. Perhatian kepada masing-masing individu atau minat sangat kecil.
3. Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa
depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa saat ini.
4. Penekanan yang mendasar adalah pada bagian pengetahuan dapat diserap
oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolak
ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa
terabaikan.
Pendekatan konvensional dapat dimaklumi sebagai pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak
satu arah dari guruke siswa, metode pembelajaran lebih pada penguasaan konsep-
konsep bukan kompetensi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1 Belajar dan Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan
perubahan perilakunnya.
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar
atau membelajarkan peserta didik. Jadi pembelajaran merupakan upaya
menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Warsita, 2008:85),
sedangkan efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(http://kamusbahasaindonesia.org/efektif. diunduh pada 03/03/2016 pukul
10:28) berarti adanya efek (pengaruh, hasilnya, akibatnya) terhadap suatu
tindakan. Pembelajaran efektif berkaitan langsung dengan keberhasilan
pencapaian pengalaman belajar. Pembelajaran efektif merupakan perpaduan
antara seni dan ilmu tentang pengajaran (Daryanto, 2010:150).
2.1.2 Proses Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan guru dan murid yang harus
mempunyai pola tertentu, seperti dikemukakan J.J Hasibuan (1998:17)
10
Didalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang
mempunyai sifat atau ciri khusus. Seperti dikemukakan (Lukman, 2003:11),
bahwa didalam kegiatan belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang
mempunyai sifat atau ciri khusus yang memerlukan adanya konsentrasi yang
tinggi dan perhatian kita.
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) sama dengan kerja
kelompok. Tetapi walaupun cooperatif learning terjadi dalam bentuk
kelompok, tidak setiap kerja kelompok dikatakan cooperatif learning. Isroji
(2012) menyatakan dalam lima unsur yang dapat membedakan cooperatif
learning dengan kerja kelompok, yaitu :
1. Positif Interdepence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya
kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana
keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau
sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut guru perlu merancang
struktur dan tugas-tugas kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk
belajar, mengevaluasi, dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan
dan memahami bahan pelajaran.
2. Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa
tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang
ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa
yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat
positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.
11
3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota
kelompok, sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya.
4. Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja
yang efektif.
5. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam memecahkan masalah
(proses kelompok).
Tujuan utama dalam model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta
didik dapat belajar berkelompok bersama teman-temanya dengan cara saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok.
Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Slavin (Isjoni, 2009:23)
berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi,
dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.
Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidaknya tiga tujuan penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et.al dalam
isjoni (2009:39), yaitu:
12
1. Hasil Belajar Akademik
Pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya.
Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep sulit. Pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai
siswa pada hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan
dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama
menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara
luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi
peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerjasama dengan kolaborasi. Keterampilan-
keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak
muda masih kurang dalam keterampilan sosial.
13
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi
kelompok. Teknis penaksanaannya hampir sama dengan diskusi
kelompok.
1). Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa dalam
kelompok diberi nomor.
2). Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3). Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap
paling benar dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui
jawaban tersebut
4). Guru memanggil salah satu nomor .siswa dengan nomor yang
dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.
Kelebihan Model Numbered Heads Together.
1) Dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa
Kekurangan Model Numbered Heads Together.
1) Guru lebih pasif ketika proses pembelajaran berlangsung.
2) Guru tidak bisa mengawasi secara maksimal ketika pembelajaran
kelompok berlangsung.
Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank
cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok.
14
2.1.5 Pembelajaran Geografi
Pakar geografi pada seminar lokakarya di Semarang tahun 1988
merumuskan konsep geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan Permendiknas
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa geografi
merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan
mendorong peningkatan kehidupan. Bidang kajian geografi meliputi bumi,
aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial
manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat.
Studi geografi meliputi gejala alam (fisis) atau insani (social). Oleh
karena itu, secara garis besar geografi dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu geografi fisis (physical geography) dan geografi manusia (human
geography). Geografi fisis mempelajari aspek-aspek fisik, misalnya
batuan, mineral, relief muka bumi, cuaca dan iklim, air, tumbuhan serta
hewan. Geografi manusia mempelajari aspek-aspek sosial, politik,
ekonomi, dan budaya (Sutrijat, 1999).
Ruang lingkup mata pelajaran geografi berdasarkan Permendiknas
no. 22/ 2006 tentang standar isi meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1)
konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar geografi, 2) konsep dan
karakteristik dasar serta dinamika unsur-unsur geosfer mencakup litosfer,
15
pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer dan antroposfer serta pola persebaran
spasialnya, 3) jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial Sumber Daya
Alam (SDA) dan pemanfaatannya, 4) karakteristik, unsur-unsur, kondisi
(kualitas) dan variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan
pelestariannya, 5) kajian wilayah negara-negara maju dan sedang
berkembang, 6) konsep wilayah dan pewilayahan, kriteria dan pemetaannya
serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi; dan 7) pengetahuan dan
keterampilan dasar tentang seluk beluk dan pemanfaatan peta, Sistem
Informasi Geografis (SIG) dan citra penginderaan jauh. La Iru dan La Ode
(2012) mengemukakan langkah-langkah penerapan model pembelajaran
kooperatif pada proses pembelajaran.
16
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan
memotifasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Fase 2 :
Menyajikan Informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok-
kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase 4 :
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka
Fase 5 :
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari dan masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 :
Memberikan Penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil bekerja individu dan
kelompok.
Sumber: Iru, 2012:58
17
2.1.6 Materi SDA
1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun
benda hidup yang berapa di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia.
Gambar 2.1 Sumber Daya Alam
2. Penggolongan Sumber Daya Alam
Ada beberapa macam sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
dengan berbagai cara. SDA dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal.
berdasarkan bentuk yang dimanfaatkan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. SDA Materi, yaitu bila yang dimanfaatkan adalah materi sumber daya alam
tersebut. contoh : siderit, limonit dapat dilebur jadi besi/ baja
18
b. SDA Hayati, ialah SDA yang berbentuk makhluk hidup, yaitu hewan dan
tumbuhan. SDA tumbuhan disebut SDA Nabati dan hewan disebut SDA
Hewani.
c. SDA Energi, yaitu bila barang yang dimanfaatkan manusia adalah energi
yang terkandung dalam SDA tersebut.
d. SDA Ruang, adalah ruang atau tempat yang diperlukan manusia dalam
hidupnya.
e. SDA Waktu, sebagai sumber daya alam, waktu tidak berdiri sendiri
melainkan terikat dengan pemanfaatan sumber daya alam lainnya.
Berdasarkan Pembentukan
a. Sumber Daya Aalam Yang Dapat Diperbaharui
Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru
dalam waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus.
1). Perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam
Hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga
jumlahnya selalu bertambah.
2). Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara
terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.
b. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui
SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan
atau waktu pembentukan yang lama.Contoh : bahan mineral, batu bara dll.
berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini dibagi 2, yaitu:
1) SDA yang Tidak Cepat Habis. Karena nilai konsumtifnya kecil.
19
2) SDA yang cepat habis. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif
tinggi.
Menurut Cara Terbentuknya Bahan Galian Dibagi Menadi
1. Bahan galian magmatik
2. Bahan galian pegmatit
3. Bahan galian hasil pengendapan
4. Bahan galian hasil pengayaan sekunder
5. Bahan galian hasil metamorfosis kontak
6. Bahan galian termal
Bahan Galian Menurut Kepentingan Bagi Negara
1. GOLONGAN A, golongan bahan galian strategis
2. GOLONGAN B, golongan bahan galian vital
3. GOLONGAN C, bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan
A/B
20
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian penelitian digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau
kesamaan penelitian yang sebelumnya dilihat dari metode yang digunakan oleh
peneliti, tempat penelitian serta analisis data yang digunakan.
Berikut tabel kajian hasil penelitian yang relevan
Tabel 2.2 Kajian Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Wahono 2013 Efektivitas Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil
Belajar Kompetensi
Dasar Atmosfer dan
Hidrosfer Kelas VII
SMP 9 Semarang
Tahun Ajaran
2012/2013
Hasil penelitian menunjukan
penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe
RTE dilaksanakan dalam dua
kali pertemuan. Langkah-
langkah pembelajaran telah
dilaksanakan dengan baik pada
pertemuan I maupun II. Namun
demikian ketuntasan belajar
yang dicapai secara klasikal
pada pertemuan I masih kurang
dari 75% siswa, sedangkan
pada pertemua II ketuntasan
secara klasikal sudah mencapai
83,21% siswa.
2. M.
Muzamzam
Diar Achda
2013
Efektifitas
Penggunaan Metode
Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) Berbasis
Handout Pada
Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan
Permasalahan
Lingkungan
Hidup dan Upaya
Penanggunalangannya
Dalam Pembangunan
Berkelanjutan
Terhadap Hasil
Belajar IPS Siswa
Kelas VIII SMP N 1
Ungaran
Pelaksanaan metode
pembelajaran Students Centered Learning (SCL)
berbasis handout pada
Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan Permasalahan
Lingkungan Hidup dan Upaya
Penanggulangannya dalam
Pembangunan Berkelanjutan
pada kelas VIII C berlangsung
dengan baik, karena hasil dari
lembar pengamatan kinerja
guru dari dua observer
menunjukkan rata-rata 78
% yang masuk dalam kriteria
baik.
21
3. Bagus
Harjanto
Gunadi
Putro
2013
Efektifitas Siswa Dalam
Metode
Pembelajaran Inquiry
Terhadap Hasil Belajar
IPS Kelas VII dan VIII di
SMP Negeri 7 Salatiga
Efektivitas siswa dalam
pembelajaran metode inquiry
diperoleh hasil bahwa
sebanyak 32 responden atau
sama dengan 80,00%,
efektivitas siswa dalam
pembelajaran inquiry termasuk
dalam kategori tinggi dan
sebagian siswa sebanyak 8
responden atau sama dengan
20% dengan tingkat efektivitas
belajar dalam pembelajaran
metode inquiry termasuk
dalam kategori sedang.
4. IAN TRY
ANTONO
2016
Perbandingan Model
Pembelajara Kooperatif
Tipe Numbered Heads
Together (NHT) Pada
Materi Pembelajaran
Fungsi dan Peran Sumber
Daya Alam Dalam
Kehidupan Manusia
Terhadap Tingkat Hasil
Belajar Siswa Kelas VII
SMP Negeri 2 Demak
Tahun Ajaran 2016/2017
Hasil yang diperoleh siswa
kelas eksperimen yang
menggunakan model numbered heads together lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan
model konvensional, dengan
nilai rata-rata kelas 80,20
sedangkan kelas kontrol 72,58.
Hasil belajar afektif siswa
antara kedua kelas menunjukan
perbedaan satu sama lain.
Kelas eksperimen menunjukan
sikap yang lebih baik
dibandingkan dengan kelas
kontrol.
22
2.3 Kerangka Berfikir
Penggunaan metode ceramah yang dirasa membosankan membuat
siswa merasa jenuh akan kegiatan belajar. Akibatnya banyak yang tidak
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan berakibat pada
rendahnya hasil belajar siswa. Berawal dari pembelajaran konvensional yang
membosankan dan membuat siswa jenuh, maka perlu adanya suatu variasi
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi, salah
satunya menggunakan model pembelajaran yang dipandang sebagai kegiatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran.
Untuk mengetahui kaitan antar variabel, dilakukan penelitian
eksperimen dalam penelitian ini. Terdapat dua kelas, yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen untuk mengetahui hasil dari penelitian. Hasil dari penelitian
ini adalah efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together yang nantinya dapat direkomendasikan atau disarankan untuk
mengganti pembelajaran konvensional yang membosankan dan meningkatkan
minat serta hasil belajar siswa.
Meningkatkan model pembelajaran yang lebih efektif dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Heads Together.
dengan tahapan mempersiapkan pembelajaran berupa RPP, Silabus, dan
Media. Melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran
model Numbered Heads Together. Mengevaluasi hasil akhir dengan tes. Serta
untuk mengetahui hasil akhir dari model pembelajaran tersebut dengan
melihat hasil belajar kognitifnya.
23
Gambar. 2.2 Kerangka Berfikir
KELAS EKSPERIMEN
HASIL BELAJAR
EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
DALAM PEMBELAJARAN
Proses Belajar Mengajar Materi Peran dan Fungsi SDA Dalam Kehidupan Manusia
PROSES PEMBELAJARAN KINERJA GURU
DAN AKTIFITAS BELAJAR SISWA
KELAS KONTROL
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
PROSES PEMBELAJARAN
HASIL BELAJAR PERBANDINGAN
24
2.4 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto, 2002:62). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori yang telah disajikan adalah :
Hi : Model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together
dalam pembelajaran IPS lebih baik dibandingkan dengan model
konvensional.
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Perbandingan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan model
Konvensional yang diujikan di Smp N 2 Demak kelas VII materi Peran dan
Fungsi Sumber Daya Alam Dalam Kehidupan Manusia.
1. Pelaksanaan model pembelajaran Numbered Heads Together pada kelas VII
B berlangsung dengan baik, hasil dari lembar pengamatan kinerja guru dari
satu observer menunjukkan rata-rata 79 % yang masuk dalam kriteria baik.
Pertemuan pertama kinerja guru berada pada angka 67% naik menjadi 79 %
di pertemuan kedua dan naik lagi secara signifikan dipertemuan ketiga
menjadi 92 %. Pada kelas yang aktif metode ini dapat menyalurkan keaktifan
siswa dengan baik yang dilihat dari hasil belajarnya.
2. Perbandingan model pembelajaran Numbered Heads Together dengan model
Konvensional dalam materi Peran dan Fungsi Sumber Daya Alam Dalam
Kehiduapan Manusia terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VII SMP Negeri
2 Demak dapat diketahui melalui empat indikasi, yaitu:
a. Pelaksanaan model pembelajaran ini berlangsung dengan baik, karena
hasil dari lembar pengamatan kinerja guru menunjukan kriteria yang baik,
dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir.
b. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together lebih baik dibandingkan siswa tanpa menggunakan model
75
persentase yang menghasilkan rata-rata klasikal kelas eksperimen sebesar
75 % berkategori baik sedangkan rata-rata klasikal kelas kontrol hanya 75
% berkategori cukup baik.tersebut, ini dilihat dari hasil belajar afektif dari
analisis deskriptif.
c. Hasil belajar siswa yang menggunakan model Numbered Heads Together
lebih baik dibanding siswa tanpa menggunakan model tersebut.
Ketuntasan hasil belajar individu maupun klasikal yang diketahui melalui
uji t telah mampu mencapai ketuntasan belajar individu. Sedangkan
ketuntasan belajar klasikal, kelas eksperimen mencapai ketuntasan, dimana
80,29 % siswa nilainya ≥ 75.
d. Respon positif siswa dapat dilihat dari hasil dari persentase rata-rata Rata-
rata klasikalnya diketahui dari analisis deskriptif persentase yang
menghasilkan persentase sebesar 93%, yang mana nilai tersebut
dikategorikan sangat tertarik.
76
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada guru mata pelajaran IPS kelas VII Smp N 2 Demak untuk dapat
menggunakan model Numbered Heads Together pada pembelajaran IPS
khususnya materi Peran dan Fungsi Sumber Daya Alam Dalam Kehidupan
Manusia. Agar siswa aktif mengembangkan kemampuannya dalam proses
pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada pihak sekolah agar dapat memberikan pengarahan kepada guru mata
pelajaran geografi agar memperbaiki model pembelajaran yang dapat
diterapkan pada mata pelajaran geografi khususnya materi Peran dan Fungsi
Sumber Daya Alam Dalam Kehidupan Manusia.
3. Untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan model pembelajaran agar
dapat menambahkan media pembelajaran untuk melengkapi model
pembelajaran yang akan diterapkan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Anni,C.T, dan Rifa’i, Achmad. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT
UNNES PRESS.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi).
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. (Cetakan ketigabelas). Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Bagus Harjanto Gunadi Putro. 2013. Efektifitas Siswa Dalam Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas VII dan VIII di SMP Negeri 7 Salatiga. Semarang: Unnes
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur
Balitbang Depdiknas.
Diar Achda, M Muzamzam. 2013. Efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran Students Centered Learning (SCL) Berbasis Hanout pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangannya Dalam Pembangunan Berkelanjutan Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ungaran.
Semarang : Unnes
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. (Edisi Ketiga).
Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. 2000. Statistika Jilid 2. Yogyakarta: Percetakan Adi
Hamzah, Uno. 2007. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efisien. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasibuan, J.J. dan Mudjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualititatif dan Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Isjoni,2012.Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Isjoni, 2012. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Berkelompok.
Bandung : Alfabeta
Jennah, R.2009. Media Pembelajaran, Banjarmasin : Antasari Press
78
La Iru dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Lukman, S. 2003. Manajemen Kualitas Pelayanan. Penerbit STIA LAN Press,
Jakarta
Nugroho, Jawadi Hadi. 2005. Strategi Pembelajaran Geografi. Yogjakarta:
Ombak
Prabowo, Ardhi. 2009. Pengukuran tingkat kesukaran soal Uraian.
Sapriya. 2008. Pendidikan IPS. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research and Practice Massachusett, USA: Allymand & Bacon.
Soeparwoto, dkk. 2006. Psikologi Perkembangan.Semarang: UNNES Press
Sudjana. 2005. Metode stratistika.Bandung: Penerbit “Tarsito”
Sudjana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Sukandi, Ujang. 2003. Pembelajaran Konvensional. Muhammad
kholik.wordpress.com. Diakses Jumat, 03 Maret 2017
Sutrijat, Sumadi 1999. Geografi 1. Jakarta: Wihani Grafindo
Tarmizi Ramadhan. (2008). Pembelajaran “make a match” (online)
Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan & Aplikasinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Wahono. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio
Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Atmosfer
dan Hidrosfer Kelas VII SMP 9 Semarang Tahun Ajaran 2012/2013.
Semarang: Unnes
Yusuf Affandi, Janti, 2016. Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Berbantuan Media Specimen Batuan Terhadap Hasil Belajar Geografi Materi Litosfer Kelas X di SMA Negeri 1 Limbangan Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2015/2016. Semarang: Unnes
http://pembelajarankooperatif make a match (diakses11januari2016)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com