SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA...

113
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCE SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. Madubaru) SKRIPSI DINA FITRIANINGRUM 111212627 AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2014 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

Transcript of SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA...

Page 1: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN KONSEP BALANCE SCORECARD

(Studi Kasus Pada PT. Madubaru)

SKRIPSI

DINA FITRIANINGRUM

111212627

AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2014

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 2: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN KONSEP BALANCE SCORECARD

(Studi Kasus Pada PT. Madubaru)

SKRIPSI

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Di Program Studi Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

DINA FITRIANINGRUM

111212627

AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2014

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 3: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertandatangan dibawah ini saya Dina Fitrianingrum, menyatakan

bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan

Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus Pada PT. Madubaru)”, adalah hasil

tulisan saya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk memperoleh gelar pada

program Sarjana Ekonomi ataupun program kehlian lainnya. Karya ini adalah milik

saya, oleh karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya berada di pundak saya.

Yogyakarta, 01 April 2015

Dina Fitrianingrum

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 4: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

SERSANMAJET (SERIUS SANTAI MAJU TERUS)...

SEGALA HAL POSITIF YANG KITA LAKUKAN ADALAH IBADAH...

KEGAGALAN BISA KITA TINGGALKAN DENGAN CARA

MENGHADAPINYA...

Dengan setulus dan segenap hati kupersembahkan karya ini untuk:

Bapak, Ibu

Kekasihku

Semua keluarga besar dan sahabat-sahabat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 5: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah.

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat dan Hidayahnya serta dengan izin-Nya skripsi ini terwujud.

Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan oleh Allah SWT kapada Nabi

Muhammad SAW, Keluarga, para sahabat serta seluruh pengikut yang istiqomah

diatas jalan hidayah-Nya dan senatiasa berjuang mencari keridloan Allah SWT.

Skripsi ini disusun dengan judul “ANALISIS PENGUKURAN KINERJA

PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCE SCORECARD (Studi Kasus

PT. Madubaru)”. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

studi dan guna memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Widya Wiwaha Jurusan Akuntansi jenjang Strata 1 Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung

maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Suami (Agi Viandy Sitepu) serta Bapak dan Ibu orang tua tercinta, yang selalu

mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti.

2. Bapak Moh.Mahsun, SE, M.Si, Ak, CA, CPA selaku ketua STIE Widya Wiwaha

Yogyakarta.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 6: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

3. Ibu Dra. Sulastiningih., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Ibu

berikan selama ini.

4. Bapak Drs. Muda Setia Hamid, MM, Ak selaku penguji skripsi dan yang selalu

memberikan nasihat-nasihat dan bimbingan yang baik.

5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak Muda, Ibu Sulastiningsih dan Bapak

Zulkifli.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan STIE Widya Wiwaha

Yogyakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

7. Untuk adikku Diah Dwi Utami yang selalu memberikan semangat dan doanya.

Terima Kasih.

8. Sahabatku Ambar, Ikhe, Rai, Reni, Azizah, Umi, Nunik dan teman-teman

almamater angkatan tahun 2011 STIE Widya Wiwaha yang selalu memberikan

semangat, bantuan, dan doanya. Terimakasih kawan.

9. Karyawan PT. Madubaru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

10. Para responden yang telah membantu sehingga kuesioner penelitian ini dapat

terisi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 7: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

11. Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang secara

langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis sejak awal hingga

selesainya skripsi ini.

Kepada semuanya, penulis memanjatkan do’a kehadirat Allah SWT, semoga

jasa-jasa dan amal baik yang telah diberikan dapat diterima disisi Allah SWT dan

mendapat limpahan Rahmat dari-Nya. Jazakumullah khairan katsiron.

Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna bagi penulis

dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Yogyakarta, 01 April 2015

Penulis

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 8: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Halaman

SAMPUL .............................................................. Error! Bookmark not defined.

HALAMAN JUDUL ............................................ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN ............................. iError! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .......................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN .................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 8

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN REVIEW PENELITIAN TERDAHULU .... 10

2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10

2.1.1 Sistem Pengukuran Kinerja ............................................................. 10

2.1.2 Pendekatan Dalam Pengukuran Kinerja ......................................... 16

2.1.3 Balance Scorecard ............................ Error! Bookmark not defined.

2.2 Review Penelitan Terdahulu ................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 41

3.1 Objek Penelitian .................................................................................... 41

3.2 Definisi Operasional ............................................................................... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 45

3.4 Teknik Analisis Data .............................................................................. 46

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 9: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 51

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 51

4.1.1 Sejarah Singkat................................................................................ 51

4.1.2 Profil Perusahaan ............................................................................ 54

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 55

4.1.4 Struktur Organisasi dan Tugas Setiap Devisi.................................. 56

4.1.5 Sumber Daya Manusia .................................................................... 60

4.1.6 Proses Kegiatan.......... ....................................................................62

4.1.7 Panenanan.......................................................................................70

4.1.8 Pengukuran Kinerja Dengan Balance Scorecard............................71

4.2 Kinerja Balance Scorecard ...................... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 91

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 91

5.2 Saran ....................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 10: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

3.1 Kriteria .................................................................................................... 45

4.1 Gambaran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan .......................... 72

4.2 Karakteristik Responden Penelitian Pembelajaran dan Pertumbuhan.... 72

4.3 Gambaran Perspektif Proses Internal ..................................................... 75

4.4 Karakteristik Responden Penelitian Perspektif Poses Internal ............... 75

4.5 Gambaran Perspektif Pelanggan ............................................................ 78

4.6 Karakteristik Responden Penelitian Pelanggan ...................................... 78

4.7 Tabel Perhitungan GM ........................................................................... 82

4.8 Tabel Perhitungan NPM ......................................................................... 83

4.9 Tabel Perhitungan ROA ......................................................................... 84

4.10 Tabel Perhitungan CR ............................................................................ 86

4.11 Tabel Perhitungan TATO ....................................................................... 87

4.12 Tabel Keseluruhan Ratio ........................................................................ 88

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 11: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Ijin Penelitian PT. Madubaru

2. Struktur Organisasi PT. Madubaru

3. Laporan Keuangan PT. Madubaru

4. Kuesioner Karyawan PT. Madubaru

5. Kuesioner Pelanggan PT. Madubaru

6. Hasil Olah Data

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 12: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan

kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan bisnis yang juga

mengalami suatu perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif.

Dalam lingkungan bisnis yang dinamik maka perusahaan-perusahaan harus

lebih peduli terhadap strategi yang telah dijalankan.

Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan strategi-

strategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga

memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa

depan yang lebih baik. Pertimbangan terbaik hanya dapat dilakukan jika

manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Dengan demikian

perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat bertahan hidup dan mampu

bersaing.

Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era globalisasi

yang semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang

lebih komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan antara strategi

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 13: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

jangka panjang dan strategi jangka pendek serta melakukan perbaikan secara

terus-menerus untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing.

Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

perubahan besar yang luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran,

pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan

dengan pelanggan dan perusahaan dengan perusahaan lain. Perubahan kondisi

ekonomi dan sosial secara dinamis juga telah mengubah secara drastis perilaku

dan sikap konsumen. Dengan demikian dengan banyaknya pilihan produk dan

jasa, konsumen memiliki ekspektasi yang lebih besar dari sebelumnya. Mereka

tidak hanya mengharapkan produk dan jasa yag berkualitas tinggi, namun juga

harga atas produk dan jasa yang terjangkau.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau

tidaknya strategi yang telah digunakan perusahaan selama ini adalah dengan

cara mengukur kinerja perusahaan. Kinerja (performance) adalah gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

dalam strategic planning suatu organisasi, sedangkan pengukuran kinerja

(performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan

terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk

informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang

dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 14: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil

kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas

tindakan dalam mencapai tujuan (Mahsun, Firma, Andre, 2011:141). Penilaian

atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan,

karena selain berfungsi menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja

juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

(Srimindarti, 2004:2).

Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang

penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan

perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan

tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat

menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi

pada periode yang lalu.

Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang cara

termudah dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan tidak

memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak

diperhatikan hal-hal lain diluar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang

merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal

tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan,

Norton,1996:234).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 15: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran

keuangan tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena

beberapa alasan. Pertama, hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek

yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua,

manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk

jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan

laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi

antara manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendalian

keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data

(Anthony dan Govindarajan, 2005:171).

Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut

pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja

tidak kalah pentingnya. Seperti pengukuran kepuasan pelanggan dan proses

adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja,

diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan

pengukuran kinerja non finansial. Keseimbangan antara pengukuran kinerja

finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam

mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan (Monika, 2000:23).

Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat

menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan

mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 16: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat

terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan

jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu

metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan

mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses

bisnis internal serta proses belajar dan berkembang (Musatowifin, 2002:245).

Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek

keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balance

Scorecard. Dengan demikian metode balance scorecard para manajer

perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan

penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-

kepentingan masa yang akan datang. Serta menunjukkan bagaimana perusahaan

menyempurnakan prestasi keuangannya (Tunggal, 2002:1).

Balance Scorecad adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang

dikembangkan oleh Robert Kaplan and David Norton pada awal tahun 1990.

Balance Scorecard berasal dari dua kata yaitu balanced (berimbang) dan

scorecard (kartu skor) (Mahsun, 2006:159). Balanced (berimbang) berarti

adanya keseimbangan antara kinerja keuangan dan non-keuangan, kinerja

jangka pendek dan kinerja jangka panjang, antara kinerja yang bersifat internal

dan kinerja yang bersifat eksternal. Sedangkan scorecard (kartu skor) yaitu

kartu yang digunakan untuk mencatat skor kinerja seseorang. Kartu skor juga

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 17: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh

seseorang di masa depan.

Mula-mula balance scorecard digunakan untuk memperbaiki sistem

pengukuran kinerja eksekutif. Awal penggunaannya kinerja eksekutif diukur

hanya dari segi keuangan. Kemudian berkembang menjadi luas yaitu empat

perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja organisasi secara

utuh. Empat perspektif tersebut yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis

internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Hal lain yang terkait adalah retensi pekerja, dimana hal ini merupakan

kemampuan untuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Dimana

kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.

Jadi, keluarnya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan

merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja

diukur dengan persentase turnover di perusahaan. Perlu dicermati pula

produktivitas pekerja, ini merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari

peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan

pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan

oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan

output tersebut. Kapabilitas dari sistem informasi adalah tingkat ketersediaan

informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan (Nugroho, 2013:3).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 18: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

PT. Madubaru merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi

gula dan spritus. Banyaknya permintaan dan kebutuhan konsumen akan gula

dan spritus, maka perusahaan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan

produk yang berkualitas. Agar mampu bertahan dengan banyaknya persaingan

perusahaan memerlukan pengukuran kinerja yang terorganisir baik dari segi

finansial maupun non finansial.

Selama ini, aspek keuangan memegang peranan sangat penting dalam

mengukur kinerja perusahaan. Terfokusnya pada aspek finansial inilah yang

sering membuat perusahaan hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan

dalam jangka waktu yang pendek sehingga perusahaan kurang mampu

menuntun dan mengevaluasi perjalanan perusahan melalui lingkungan yang

kompetitif. Selain itu juga membuat perusahaan kurang mendayagunakan aset

tidak berwujud seperti sumber daya manusia, kepuasan pelanggan, kualitas

produk dan lain sebagainya. Adanya kepentingan perusahaan untuk peningkatan

performansi kerja selain aspek keuangan, mengharuskan perusahaan untuk

mengadakan sistem pengukuran kinerja yang dapat mempresentasikan seluruh

aktivitas perusahaan baik dari luar maupun dari dalam perusahaan.

Oleh karena itu untuk dapat menentukan kinerja, perusahaan dapat

menerapkan Balanced Scorecard sebagai alat ukur berbasis strategis, seperti

financial perspective, internal proses business perspective, customer

perspective, dan learning dan growth. Keunggulan penerapan Balanced

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 19: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Scorecard adalah untuk dapat memberikan ukuran yang dapat dijadikan sebagai

dasar dalam perbaikan strategis. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,

menarik untuk diteliti sejauh mana tingkat keberhasilan kinerja suatu

perusahaan dengan menggunakan konsep Balance Scorecard. Penulis merasa

tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: “Analisis Pengukuran Kinerja

Perusahaan Dengan Konsep Balance Scorecard (Studi Kasus Pada PT.

Madu Baru)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

masalahnya adalah “Pengukuran kinerja perusahaan PT. Madubaru belum

menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, perspektif proses internal bisnis, perspektif pelanggan dan

perspektif keuangan”.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka pertanyaan

penelitian adalah “Bagaimanakah kinerja perusahaan jika dilihat dari penerapan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 20: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

balance scorecard yang mencakup perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

perspektif proses internal bisnis, perspektif pelanggan dan perspektif keuangan

dalam pengukuran kinerja perusahaan?”

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja

perusahaan berdasarkan balance scorecard yang mencakup perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses internal bisnis, perspektif

pelanggan dan perspektif keuangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapka dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis. Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan

dapat memberikan gambaran umum yang lebih jelas mengenai penerapan

balance scorecard.

b. Bagi Perusahaan. Diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

memperoleh manfaat agar dapat meningkatkan kualitas manajemen yang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 21: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

ada sehingga fokus utama atas target dan tujuan perusahaan dapat

terlaksana.

c. Bagi Pihak Lain. Dijadikan bahan kepustakaan serta hasil penelitian ini

sebagai suatu informasi bagi penelitian serupa atau peneliti-peneliti lain

yang berkaitan dengan penelitian balance scorecard. Dan hasil penellitian

sebagai dasar perumusan kebijakan bagi manajemen perusahaan sebagai

landasan dalam perencanaan dan pengendalian kinerja dimasa yang akan

datang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

DAN REVIEW PENELITIAN TERDAHULU

2.1 Landasan Teori

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 22: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

2.1.1 Sistem Pengukuran Kinerja

1. Pengertian Pengukuran Kinerja

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang

dalam strategic planning suatu organisasi (Mahsun, 2006:25).

Sementara pengertian kinerja menurut Robbins dalam (Junaidi,

2002:19) adalah keadaan dimana individu atau kelompok berfungsi

penuh penampilan pelaksanaan tugas. Sedangkan menurut Robertson

(dalam Mahsun, 2006:25) pengukuran kinerja (performance

measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan

terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,

termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam

menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa

baik barang dana jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai

seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan

dengan maksud yang diinginkan; dan efektifitas tindakan dalam

mencapai tujuan.

Sistem pengukuran kinerja memiliki sasaran implementasi

strategi. Dalam menetapkan sistem pengukuran kinerja, manajemen

puncak memilih serangkaian ukuran-ukuran yang menunjukkan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 23: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

strategi perusahaan. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor

kesuksesan kritis saat ini dan masa depan. Jika faktor-faktor ini

diperbaiki, maka perusahaan telah menerapkan strateginya.

Kesuksesan suatu strategi tergantung pada strateginya itu

sendiri. Sistem pengukuran kinerja secara ringkas merupakan

mekanisme perbaikan lingkungan organisasi agar berhasil dalam

menerapkan strategi perusahaan (Halim, 2003:207). Menurut Kaplan

dan Norton (dalam Yuwono, 2002:19), sebuah strategi adalah

seperangkat hipotesis dalam model hubungan cause dan effect, yaitu

suatu hubungan yang dapat diekspresikan melalui kaitan antara

pernyataan if-then.

Ada suatu ungkapan yang menggambarkan pentingnya

pengukuran kinerja, dihubungkan dengan perbaikan mutu

manajemen, yaitu:

“Jika sesuatu tidak dapat dikuantifikasi, maka sulit diukur

Jika sesuatu tidak dapat diukur, maka tidak dapat dievaluasi

Jika sesuatu tidak dapat dievaluasi, maka tidak akan ada

kemajuan

Jika tidak ada kemajuan, maka untuk apa ada manajemen?”

Ungkapan diatas menunjukkan bahwa untuk mencapai

kemajuan organisasi perlu dilakuakan perbaikan kinerja. Untuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 24: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

memperbaiki kinerja perlu dilakukan evaluasi. Cara untuk

melakukan evaluasi adalah dengan pengukuran kinerja (Agung,

2008:17).

Jadi pengertian pengukuran kinerja dapat disimpulkan sebagai

bagian dari sistem pengendalian manajemen yang mencakup, baik

tindakan yang mengimplikasikan keputusan perencanaan maupun

penilaian kinerja pegawai serta operasinya. Dengan demikian, tolok

ukur keuangan dapat digunakan untuk menguji hasil dari

performance driver, dalam hal sejauh mana evektivitasnya dalam

memberikan hasil. Pengukuran kinerja sebagai bagian dari

pelaksanaan fungsi control diperlukan disetiap bidang/sistem dan

siklus kehidupan organisasi sehingga akan mempengaruhi

kelangsungan dan pertumbuhan organisasi tersebut.

2. Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja

Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu

strategi melalui alat ukur financial dan non financial (Mahsun,

2006:38). Tujuan dari sistem pengukuran kinerja adalah untuk

membantu dalam menetapkan strategi, dan dalam penerapan sistem

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 25: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

pengukuran kinerja terdapat empat konsep dasar (Robert & Anthony,

2001:52), yaitu:

1. Menentukan Strategi

Dalam hal ini paling penting adalah tujuan dan target organisasi

dinyatakan secara aksplisit dan jelas. Strategi harus pertama kali

untuk keseluruhan organisasi dan kemudian dikembangkan ke

level fungsional dibawahnya.

2. Menentukan Pengukuran Strategi

Pengukuran strategi diperlukan untuk mengartikulasikan strategi

keseluruh angota organisasi. Organisasi tersebut harus fokus

pada beberapa pengukuran kritikal saja. Sehingga manajemen

tidak terlalu banyak melakukan pengukuran indikator kinerja

yang tidak perlu.

3. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen

Pengukuran harus merupakan bagian organisasi baik secara

formal maupun informal, juga merupakan bagian dari budaya

perusahaan dan sumber daya manusia perusahaan.

4. Mengevaluasi Pengukuran Hasil Secara Berkesinambungan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 26: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Manajemen harus selalu mengevaluasi pengukuran kinerja

organisasi apakah masih valid untuk ditetapkan dari waktu ke

waktu.

Pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor

implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan hasil

aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Sistem pengukuran

kinerja biasanya terdiri atas metode sistematis dalam penempatan

sasaran dan tujuan serta pelaporan periodik yang

mengidentifikasikan realisasi atas pencapaian sasaran dan tujuan.

3. Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dapat dimanfaatkan sebagi proses untuk

mengidentifikasi bagian dalam organisasi yang memerlukan koreksi

atau penyesuaian rencana dan pengendalian aktivitas masa yang

akan datang.

Menurut Mulyadi (2001:416), penilaian kinerja dapat

dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

karyawan seperti: promosi, transfer dan pemberhentian.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 27: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan penembangan

karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi

program pelatihan karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mreka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

4. Kelemahan Pengukuran Kinerja

Kaplan dan Norton (dalam Yuliani 2012:12) menyatakan

bahwa kelemahan-kelemahan pengukuran kinerja yang menitik

beratkan pada kinerja keuangan yaitu:

1. Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak

(intangible assets) dan harta-harta intellectual (sumber daya

manusia) perusahaan.

2. Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa

lalu perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntut

perusahaan kearah yang lebih baik.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 28: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

2.1.2 Pendekaan dalam Pengukuran Kinerja

1. Aspek Pokok dalam Pengukuran Kinerja

Menurut Lohman (dalam Mahsun 2006:31) terdapat aspek-

aspek pokok yang harus dipertimbangkandalam pengukuran kinerja

organisasi komersial, antara lain:

1. Sumber Daya

Biaya (misalnya biaya produksi, biaya pemasaran, biaya

pelayanan, biaya yang berhubungan dengan persediaan, biaya

distribusi dan sebagainya)

Assets (biaya angkut persediaan)

2. Output

Keuangan (penjualan, keuntungan, return on investment)

Waktu (waktu respon pelanggan, ketepatan waktu

pengiriman)

Kualitas (keluhan pelanggan, kerusakan pengiriman)

3. Fleksibilitas

Fleksibilitas volume (kemampuan merespon perubahan

permintaan)

Fleksibilitas pengiriman (tingkat kecepatan atas pengiriman)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 29: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Fleksibilitas campuran (kemampuan melayani berbagai jenis

permintaan)

Produk baru yang modifikasian (kemampuan menciptakan

produk baru atau memodifikasi)

2. Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran Kinerja

Terdapat berbagai pendekatan dalam pengukuran kinerja suatu

organisasi. Salah satunya adalah pengukuran kinerja dengan

pendekatan tradisional. Menurut Tjutjuk ( dalam Yuliani 2012:14)

pendekatan tradisional yang dimaksud adalah penilaian atau

pengukuran kinerja perusahaan dengan rasio-rasio tertentu yang

tidak memasukkan faktor biaya modal (cost of equity). Pendekatan

ini mendasarkan pada angka-angka yang tertera dalam laporan

keuangan suatu perusahaan yang dipublikasikan (neraca dan laporan

laba rugi). Angka-angka tersebut kemudian dihubung-hubungkan,

baik angka-angka yang tertera dalam satu laporan keuangan (neraca

atau laporan laba rugi saja) maupun antar dua laporan keuangan

(neraca dan laporan laba rugi) sehingga membentuk rasio.

Sedangkan menurut Mahsun (2006:131) berbagai pendekatan

dalam pengukuran kinerja antara lain:

1. Analisis Anggaran

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 30: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Adalah pengukuran kinerja yang dilakukan dengan cara

membandingkan anggaran dengan relisasinya. Hasil yang

diperoleh berupa selisih lebih (favourable variance) atau selisih

kurang (unfavourable variance). Tehnik ini berfokus pada

kinerja input yang bersifat finansial. Data yang digunakan untuk

dasar analisis adalah anggaran dan laporan realisasi anggaran.

2. Analisis Rasio Laporan Keuangan

Pengukuran kinerja yang didasarkan atas perhitungan rasio-

rasio keuangan, misalnya rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio

solvabilitas dan rasio pasar. Rasio likuiditas digunakan untuk

mengukur kemampuan organisasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendek. Rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas asset tersebut.

Rasio solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan organisasi

memenuhi kewajiban nisasi (perusahaan) relatif terhadap nilai

buku organisasi (perusahaan) tersebut. Data yang digunakan

sebagai dasar untuk analisis ini adalah neraca.

3. Balanced Scorecard Method

Pengukuran kinerja dengan berbasis pada aspek finansial

dan non finansial. Dimensi pengukuran mencakup empat

perspektif yaitu perspektif inovasi pembelajaran, perspektif

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 31: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

proses bisnis internal, perspektif pelanggan dan perspektif

finansial.

4. Performance Audit (Pengukuran Value for Money)

Pengukuran dan pemerikasaan kinerja dengan berdasarkan

pada ukuran ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Ekonomi

berkaitan dengan pengukuran seberapa hemat pengeluaran yang

dilakukan. Efisiensi berhubungan dengan pengukuran seberapa

benar cara yang digunakan yaitu membandingkan input dengan

output. Efektivitas berkaitan dengan pengukuran seberapa tepat

dalam pencapaian target yaitu dengan membandingkan hasil

yang ditargetkan dengan realisasinya.

2.1.3 Balance scorecard

1. Konsep, Sejarah dan Perkembangan Balance Scorecard

Konsep Balance Scorecard berkembang sejalan dengan

perkembangan implementasi konsep tersebut. Balance Scorecard

terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang

(balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat

skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk

merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa

depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 32: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil

perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja

personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk

menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari

dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka

panjang, intern dan ekstern. Oleh karena itu, jika kartu skor personel

digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di

masa depan, personel tersebut harus memperhitungkan

keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non

keuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta

antara kinerja yang bersifat intern dan kinerja yang bersifat ekstern.

Pada awalnya, Balance Scorecard diciptakan untuk mengatasi

problem tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja eksekutif

yang berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya, Balance

Scorecard mengalami perkembangan implementasinya, tidak hanya

sebagai alat pengukuran kinerja eksekutif, namun meluas sebagai

pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. Dengan demikian

konsep dan penerapan Balance Scorecard telah mengalami

perubahan pesat sejak saat diperkenalkan pertama kali di USA.

Pada tahap awal perkembangannya, Balance Scorecard

ditujukan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 33: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Sebelum tahun 1990-an, eksekutif hanya diukur kinerja mereka dari

perspektif keuangan. Sebagai akibatnya, fokus perhatian dan usaha

eksekutif lebih dicurahkan untuk mewujudkan kinerja keuangan,

sehingga terdapat kecenderungan eksekutif untuk mengabaikan

kinerja non keuangan, seperti kepuasan customer, produktivitas dan

cost-effectiviness proses yang digunakan untuk menghasilkan produk

dan jasa, keberdayaan dan komitmen karyawan dalam menghasilkan

produk dan jasa bagi kepuasan customers. Oleh karena ukuran

kinerja keuangan mengandalkan informasi yang dihasilkan dari

sistem akuntansi yang berjangka pendek (umumnya mencakup satu

tahun), maka pengukuran kinerja yang berfokus ke keuangan

mengakibatkan eksekutif lebih memfokuskan perwujudan kinerja

jangka pendek. Di masa itu, kinerja non keuangan yang menjadi

penyebab terwujudnya kinerja keuangan tidak mendapat perhatian

dari eksekutif.

Pada tahun 1990, Nolan Norton Institu, bagian riset kantor

akuntan publik KPMG di USA yang dipimpin oleh David P. Norton,

menyeponsori studi tentang “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi

Masa Depan”, studi ini didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu

itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan

untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Balance

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 34: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian

eksekutif ke kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja

jangka pendek dan kinerja kinerja jangka panjang. Hasil studi

tersebut diterbitkan dalam sebuah artikel berjudul “Balance

Scorecard-Measures That Drive Performance” dalam Harvard

Business Review (Januari-Februari 1992). Hasil studi tersebut

menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa

depan, diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat

perspektif: pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis internal,

customer, dan keuangan. Ukuran ini disebut Balance Scorecard,

yang cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam

mewujudkan kinerja dalam keempat perspektif tersebut, agar

keberhasilan keuangan yang diwujudkan perusahaan bersifat

sustainable (Mulyadi, 2001:3).

Dari percobaan penggunaan Balance Scorecard dalam tahun

1990-1992, perusahaan-perusahaan yang ikut serta dalam

eksperimen tersebut memperlihatkan pelipatgandaan kinerja

keuangan mereka. Keberhasilan ini didasari sebagai akibat sebagai

akibat dari penggunaan ukuran kinerja Balance Scorecard yang

komprehensif. Dengan menambahkan ukuran kinerja non keuangan,

seperti kepuasan customers, produktivitas dan cost effectiveness

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 35: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

proses bisnis/intern serta pembelajaran dan pertumbuhan, eksekutif

dipacu untuk memperlihatkan dan melaksanakan usaha-usaha yang

merupakan pemacu sesungguhnya (the real drivers) untuk

mewujudkan kinerja keuangan. Itulah sebabnya mengapa Balance

Scorecard disebut sebagai: “measures that drive performance”.

Setelah mencatat keberhasilan penerapan Balance Scorecard

sebagai peluasan kinerja eksekutif, Balance Scorecard kemudian

diterapkan ke tahap manajemen yang lebih strategik sebelum

penilaian kinerja. Dalam sistem perencanaan, pengukuran kinerja

terjadi pada tahap implementasi rencana. Personel tidak akan dapat

dimintai pertanggungjawaban atas kinerjanya jika pada tahap

perencanaan, personel tersebut tidak merencanakan kinerja yang

akan diwujudkan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,

menyusul keberhasilan penerapan Balance Scorecard di tahun 1992,

pendekatan Balance Scorecard kemudian diterapkan dalam proses

perencanaan strategik.

Mulai pertengahan tahun 1993, Renaissance Solution, Inc.

(RSI) sebuah perusahaan konsultasi yang dipimpin oleh David P.

Norton (yang semula menjadi CEO Nolan Norton Institu)

menerapkan Balance Scorecard sebagai pendekatan untuk

menerjemahkan dan megimplementasikan strategi diberbagai

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 36: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

perusahaan kliennya. Mulai saat itu, Balance Scorecard tidak lagi

hanya berfungsi sebagai alat pengukur kinerja, namun berkembang

menjadi inti sistem manajemen strategik di berbagai perusahaan

tersebut dilaporkan dalam suatu artikel di Harvard Business Review

(Januari-Februari 1996) berjudul “Using Balance Scorecard as a

Strategic Manajement System”.

Balance Scorecard telah mengalami perkembangan pesat

selama satu decade sejak saat diujicobakan pertama kali pada tahun

1990. Pada awal tahun 2000, Balance Scorecard telah menjadi inti

sistem manajemen strategik (strategic manajement system), tidak

hanya bagi eksekutif, namun bagi seluruh personel perusahaan,

terutama dalam perusahaan yang telah memanfaatkan secara intensif

teknologi informasi dalam operasi bisnisnya. Balance Scorecard

memberikan rerangka yang jelas dan masuk akal bagi seluruh

personel untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan

berbagai kinerja non keuangan.

Perumusan Strategi

Perencanaan Strategik

Penyusunan Program

Penyusunan Anggaran

Implementasi

Untuk menafsirkan dampak hasil analisis lingkungan makro dan industri dan untuk analisis SWOT

Untuk menerjemahkan strategi kedalam action plans yang komprehensif dan koheren

Kerangka balance scorecard digunakan untuk

k

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 37: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Gambar 2.1. Perkembangan Terkini Peran Balance Scorecard dalam

Setiap Tahap Sistem Manajemen Strategik (sumber: Mulyadi,

2001:16).

2. Pengertian Balance Scorecard

Balance Scorecard terdiri dari kumpulan ukuran kinerja yang

terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang

mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan

(Garrison/Noreen, 2004:423). Sedangkan dalam Mahsun (2006: 158-

159) mengungkapkan Balance Scorecard (BSC) merupakan

pendekatan baru terhadap manajemen, yang dikembangkan pada

tahun 1990-an oleh Robert Kaplan (Harvard Business School) dan

David Norton (Renaissance Solution, Inc). Pengakuan atas beberapa

kelemahan dan ketidakjelasan rasioal dari pendekatan pengukuran

kinerja keuangan sebelumnya, BSC menyajikan sebuah perspektif

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 38: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

yang jelas sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur supaya

tercapai keseimbangan perspektif keuangan.

Pendekatan Balance Scorecard dimaksudkan untuk menjawab

pertanyaan pokok (Kaplan & Norton dalam Susetyo, 2014:58) yaitu:

1) Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang

saham? (perspektif keuangan)

2) Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan?

(perspektif pelanggan)

3) Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (perspektif bisnis

internal)

4) Apa perusahaan harus terus-menerus melakukan perbaikan dan

menciptakan nilai secara berkesinambungan? (perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran)

Menurut pendekatan BSC, top management menterjemahkan

strategi mereka ke dalam ukuran kinerja yang dapat dipahami dan

dapat dilakukan oleh karyawan. BSC merupakan suatu sistem

pengukuran kinerja manajemen yang diturunkan dari visi dan

strategi serta merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu

bisnis.

Berdasarkan pengalaman dalam perusahaan yang

mengimplementasikan BSC, diketahui bahwa terjadi perbaikan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 39: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena

seluruh karyawan di dalam perusahaan mengerti secara jelas bahwa

aktivitas yang mereka lakukan berpengaruh terhadap keberhasilan

visi dan misi serta strategi perusahaan. Atau dengan kata lain bahwa

aktivitas strategi telah menjadi kegiatan seluruh karyawan dalam

perusahaan. Sehingga mereka menjadi satu kesatuan yang utuh dan

tidak dapat dipisahkan dengan suatu hubungan yang terjadi dalam

perusahaan (Yuliani, 2012:24). Garrison/Noreen (2000:433) menarik

kesimpulan sebagai berikut:

Balance Scorecard adalah pendekatan yang menjanjikan untuk

mengelola organisasi. Balance Scorecard terdiri dari sistem

ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari dan

mendukung strategi perusahaan. Perusahaan yang berbeda akan

mempunyai Balance Scorecard yang berbeda karena mereka

mempunyai strategi yang berbeda. Balance Scorecard yang

disusun dengan baik menyediakan alat untuk memberi petunjuk

kepada perusahaan dan juga menyediakan umpan balik

mengenai efektivitas strategi perusahaan.

Balance Scorecard merupakan suatu sistem manajemen (dan

bukan sekedar sistem pengukuran) yang memungkinkan perusahaan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 40: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

memperjelas strategi mereka, menterjemahkan strategi menjadi

tindakan, dan menghasilkan umpan balik yang bermanfaat. Sistem

ini menghasilkan umpan balik atas proses bisnis internal dan hasil

eksternal agar secara terus-menerus dapat menyempurnakan kinerja

dan hasil-hasil strategis. Ketika digunakan secara penuh, Balance

Scorecard ditujukan untuk mengubah rencana strategis dari tindakan

manajemen puncak yang dilakukan terpisah menjadi pusat “saraf”

dari suatu perusahaan (Pearce/Robinson, 2008:519) menjelaskan

inovasi dari Balance Scorecard sebagai berikut:

Balance Scorecard mempertahankan pengukuran secara

tradisional. Namun, pengukuran keuangan menceritakan kisah

dari peristiwa-peristiwa lalu, dimana investasi dalam

kemampuan jangka panjang dan hubungan pelanggan tidaklah

penting terhadap kesuksesan. Ukuran-ukuran keuangan ini

tidak cukup untuk mengarahkan dan mengevaluasi perjalanan

yang harus dilalui oleh perusahaan zaman informasi untuk

menciptakan nilai masa depan melalui investasi pelanggan,

pemasok, karyawan, proses, teknologi dan inovasi.

3. Proses Penyusunan Balance Scorecard

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 41: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Proses implementasi BSC (Mahsun, 2006:160) diuraikan

sebagai berikut:

1. Mendefinisikan tujuan, sasaran, strategi dan program organisasi

Kita tidak bisa menilai segala sesuatu jika mempunyai

kriteria yang jelas sebagai pedoman penilaian. Demikian juga,

jika kita hendak menilai kinerja organisasi harus mempunyai

kriteria yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian

tujuan, sasaran, startegi dan program. Dengan demikian langkah

perama pengukuran kinerja dengan BSC adalah pendefinisian

tujuan, sasaran, strategi dan program sebagai dasar menentukan

indikator pengukuran.

2. Merumuskan framework pengukuran setiap jenjang manajerial

Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara

bertingkat dengan berpedoman pada struktur organisasi yang ada

untuk diarahkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat

kedalaman yang berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan

pengukuran kinerja untuk setiap individu, tim dan kelompok

organisasi.

3. Mengintegrasikan pengukuran ke dalam sistem manajemen

Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan

merupakan subsistem manajemen organisasi. Oleh karena itu,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 42: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

sistem pengukuran kinerja harus diintegrasikan ke dalam sistem

manajemen baik formal maupun non formal organisasi. Sistem

pengukuran kinerja merupakan bagian dari perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, motivasi dan pengendalian

yang ditetapkan organisasi.

4. Monitoring sistem pengukuran kinerja

Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu

dimonitor karena oganisasi selalu menghadapi lingkungan yang

dinamis. Kondisi pada saat sistem desain sangat mungkin tidak

relevan lagi akibat perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan monitoring terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan

hasilnya secara terus-menerus secara konsisten, dan

mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem pengukuran pada

periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan ini,

organisasi kemungkinan mengubah strategi pencapaian

tujuannya. Monitoring dilakukan dengan mengidentifikasi

permasalahan berkaitan dengan (1) Bagaimana organisasi

berjalan sampai saat ini?, (2) Bagaimana efektivitas strategi

organisasi dalam pencapaian tujuan?, (3) Bagaimana strategi

berubah sejak awal hingga akhir?, (4) Bagaimana sistem

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 43: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

pengukuran bisa mencapai strategi yang berubah-ubah?, (5)

Bagaimanakah organisasi bisa memperbaiki sistem pengukuran?

4. Manfaat Balance Scorecard

Manfaat Balence Scorecard bagi perusahaan menurut Kaplan

dan Norton (dalam Yuliani, 2012:27) adalah sebagai berikut:

1. Balance Scorecard mengintegrasikan strategi dan visi

perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka

panjang.

2. Balance Scorecard memungkinkan manajer untuk melihat bisnis

dalam perspektif keuangan dan non keuangan (pelanggan, proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan).

3. Balance Scorecard memungkinkan manajer menilai apa yang

telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya

manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja perusahaan

dimasa datang.

5. Komponen-Komponen dalam Balance Scorecard

Pengukuran kinerja didasarkan atas aspek finansial dan non

finansial yang dibagi dalam empat perspektif, yaitu perspektif

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 44: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

finansial , perspektif pelanggan, perspektif proses internal serta

perspektif inovasi dan pembelajaran (Mahsun, 2006:167).

1. Perspektif Finansial

Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia

sumber daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana

rencana organisasi. Untuk mengetahui kinerja keuangan, alat

analisis rasio keuangan dapat digunakan. Teknik analisis rasio

adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari

pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan keuangan lain secara

individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Selain itu,

pengukuran kinerja atas dasar perspektif finansial ini juga bisa

menggunakan data primer berdasarkan yang dapat dikumpulkan

dengan kuisioner dengan desain menggunakan skala likert dan

analisis statistika.

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang

bagaimana pelanggan melihat organisasi dan bagaimana

organisasi memandang mereka. Indikator yang dapat digunakan

untuk menilai bagaimana pelanggan memandang organisasi

adalah tigkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui

survey pelanggan, sikap dan perilaku mereka yang dapat

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 45: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan. Teknik

pengukuran perspektif ini menggunakan data primer berdasarkan

yang dapat dikumpulkan dengan kuisioner dengan didesain

menggunakan skala likert dan analisis statistika.

3. Perspektif Proses Internal

Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kualitas,

waktu penyerahan, waktu tunggu dan sebagainya. Indikator ini

memungkinkan kita untuk menentukan apakah proses telah

mengalami peningkatan, sejajar dengan benchmark dan atau

mencapai target dan sasaran. Teknik pengukuran perspektif ini

menggunakan data primer berdasarkan kuesioner yang didesain

dengan menggunakan skala likert dan analisis statistika.

4. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran

Perspektif ini memuat indikator tentang sampai seberapa

jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini

dapat memberi kontribusi bagi keberhasilan di masa depan.

Mengukur hasil dari tindakan dan aktivitas dalam perspektif ini

mungkin tidak dapat dilakukan karena hasilnya tidak segera

dapat diketahui dan bersifat jangka panjang. Dalam banyak

kejadian, mungkin diperlukan ukuran pengganti sebagai

indikator kinerja. Teknik pengukuran perspektif ini

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 46: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

menggunakan data primer berdasarkan kuesioner yang didesain

dengan menggunakan skala likert dan analisis statistika.

6. Keunggulan Balance Scorecard

Keunggulan pendekatan Balance Scorecard dalam sistem

perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik

yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) komprehensif, (2)

koheren, (3) seimbang, (4) terukur (Mulyadi, 2001:18)

(1) Komprehensif

Balance Scorecard mempeluas perspektif yang dicakup

dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya

terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang

lain: customer, proses bisnis internal serta pembelajaran dan

pertumbuhan.

(2) Koheren

Balance Scorecard mewajibkan personel untuk

membangun hubungan sebab akibat (causal relationship)

diantara berbagai sasaran strategik yang ditetapkan dalam

perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal

dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 47: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

(3) Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh

sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja

keuangan berjangka panjang.

(4) Terukur

Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem

perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran

strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Balance

Scorecard mengukur sasaran-sasaran strategik yang sulit untuk

diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif customers, proses

bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan

sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan

Balance Scorecard, sasaran di ketiga perspektif non keuangan

tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga

dapat diwujudkan. Dengan demikian, keterukuran sasaran-

sasaran strategik di ketiga perspektif tersebut menjanjikan

perwujudan berbagai sasaran strategik non keuangan, sehingga

kinerja keuangan dapat berlipatganda dan berjangka panjang.

7. Kelemahan Balance Scorecard

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 48: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Terdapat masalah-masalah yang bisa mengurangi manfaat dari

Balance Scorecard (Halim, 2000:217 ). Masalah-masalah tersebut

adalah:

1. Kurangnya hubungan antara ukuran dan hasil non keuangan.

Tidak ada jaminan bahwa tingkat keuntungan masa depan akan

mengikuti pencapaian target pada setiap bidang non keuangan,

inilah masalah terbesar yang ada pada Balance Scorecard karena

adanya asumsi yang melekat bahwa tingkat keuntungan masa

depan akan berasal dari pencapaian ukuran-ukuran Balance

Scorecard. Menentukan hubungan sebab akibat dari berbagai

ukuran lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan.

2. Fixation on Financial Result. Pencapaian ukuran keuangan

seringkali tidak dikaitkan dengan program insentif sehingga

tekanan baik dari pemegang saham maupun dewan direksi

berpengaruh pada pencapaian target.

3. Tidak adanya mekanisme perbaikan. Seringkali perusahaan tidak

memiliki mekanisme perbaikan jika ukuran-ukuran hasil tidak

ada.

4. Ukuran-ukurannya tidak dipengaruhi. Banyak perusahaan tidak

memiliki mekanisme formal untuk memperbaharui ukuran-

ukuran agar segaris dengan perubahan strategi. Hasilnya adalah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 49: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

perusahaan menghasilkan ukuran yang berdasarkan strategi

sebelumnya.

5. Pengukuran terlalu berlebihan. Berapa kali ukuran kritis dapat

dilakukan pada manajer tanpa kehilangan fokus.

6. Kesulitan dalam menentukan trade-off.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah hasil-hasil penelitian terdahulu, yaitu sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Wildan (2010)

Wildan meneliti tentang analisis Balance Scorecard dalam

pengukuran kinerja perusahaan (Stusi Kasus Pada PT BA Bangunan).

Metode pengolahan data pada penelitian ini dengan menggunakan metode

deskriptif, dan analisa data yang digunakan adalah uji validitas dan uji

reabilitas, deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Pada pengujian

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 50: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

validitas model yang digunakan adalah Pearson Correlation, sedangkan uji

reabilitas pada penelitian ini menggunakan cara One Shot, yaitu digunakan

uji statistik Cronbach Alpha (α). Pada metode kuantitatif menggunakan

rasio-rasio seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio

profitabilitas dan rasio aktivitas yang digunaka untuk meneliti perspektif

keuangan. Metode kualitatif digunakan untuk pengukuran kinerja proses

bisnis internal. Hasilnya menunjukkan, pada perspektif keuangan dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan lima indikator rasio keuangan,

yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas

dan rasio aktivitas, yang menunjukkan terdapat penurunan pada masing-

masing rasio. Kinerja perspektif pelanggan diukur menggunakan indikator

kepuasan pelanggan PT. BA Bangunan bahwa secara umum sudah sesuai

dengan yang diharapkan karena jawaban atau tanggapan pelanggan

menunjukkan nilai positif dan signifikan. Kinerja pada perspektif proses

bisnis internal bisa dilihat dari proses inovasi, proses operasi dan layanan

purna jual yang telah dilakukan. Proses inovasi dengan cara mengikuti trend

barang yang sedang laku atau banyak dicari oleh pelanggan, proses operasi

dengan cara melayani keluhan para pelanggan dengan cara memberikan

konsultasi, dan proses layanan purna jual dengan memberikan pelayanan

garansi serta memberikan layanan perbaikan barang. Perspektif

Pembelajaran dan Pertumbuhan diukur dengan menggunakan indikator

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 51: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

kepuasan pelanggan PT. BA Bangunan bahwa secara umum sudah sesuai

dengan yang diharapkan.

2. Hasil Penelitian Yuliani (2012)

Yuliani meneliti tentang pengukuran kinerja berbasis Balance

Scorecard System di PT. Empat Putra Mandiri Yogyakarta. Pengumpulan

data menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner yang

didesain menggunakan skala likert dan analisis statistika. Alat pengukuran

dengan menggunakan pengujian validitas (tingkat keaslian) dan reliabilitas

(tingkat keandalan). Uji validitas pengukur menggunakan metode Pearson

Correlation, sedangkan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menghitung Cronbach’s Alpha dari masing-masin instrument. Hasil

dari tingkat kinerja yang telah di ukur dari empat perspektif Balance

Scorecard PT. Empat Putra Mandiri yaitu: pada perspektif finansial dengan

nilai 3,08333 dalam kategori kurang baik, pada perspektif pelanggan dengan

nilai 3,51818 dalam kategori baik, pada perspektif proses internal dengan

nilai 3,21875 dalam kategori kurang baik dan perspektif inovasi dan

pembelajaran dengan nilai 3,08929 dalam kategori kurang baik. Sehingga

secara keeluruhan kinerja PT. Empat Putra Mandiri adalah kurang baik.

3. Hasil Penelitian Nugroho (2013)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 52: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Nugroho meneliti tentang analisis pengukuran kinerja perusahaan

dengan konsep Balance Scorecard (studi kasus PT. Wijaya Karya). Sumber

data dalam penelitian ini menggunakan data primer (wawancara dan angket

atau kuesioner) dan sekunder (buku, jurnal, artikel, internet, literatur,

dokumen serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian).

Alat pengukuran dengan menggunakan pengujian validitas (tingkat

keaslian), uji reliabilitas (tingkat keandalan), deskriptif kuantitatif dan

deskriptif kualitatif. Hasil dari tingkat kinerja yang telah di ukur dari empat

perspektif Balance Scorecard PT. Wijaya Karya yaitu: pada perspektif

keuangan digunakan 5 rasio yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio

Profit Margin, Rasio Profitasbilitas, Rasio Aktivitas. Kelima rasio tersebut

diuji ke perusahaan PT Wijaya Karya, hasilnya adalah sebagai berikut: Hasil

uji rasio likuiditas yang dilakukan kepada PT Wijaya Karya menunjukkan

penurunan rasio dari 1,14 ke 1,10. Artinya, rasio tersebut menunjukkan

bahwa perusahaan mampu membiayai kewajibannya. Hasil uji rasio

leverage yang dilakukan kepada PT Wijaya Karya menunjukkan kenaikan

rasio dari 0,73 ke 0,74. Artinya, rasio tersebut menunjukkan perusahaan

mampu memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek. Hasil uji

rasio profit margin yang dilakukan kepada PT Wijaya Karya menunjukkan

kenaikan rasio dari 0,08 ke 0,09. Artinya, rasio tersebut menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil uji rasio

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 53: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

profitabilitas yang dilakukan kepada PT Wijaya Karya menunjukkan, rasio

laba bersih terhadap penjualan mengalami kenaikan dari 5,05% ke 5,15%.

Artinya, rasio tersebut menunjukkan perusahaan mampu mengelola biaya

operasinya dengan baik. Sedangkan untuk rasio laba bersih terhadap total

asset, rasionya mengalami penurunan. Artinya, rasio tersebut menunjukkan

perusahaan kurang efektif dalam pemakaian sumber daya totalnya. Hasil uji

rasio aktivitas yang dilakukan kepada PT Wijaya Karya menunjukkan

penurunan rasio dari 0,93 ke 0,90, hal tersebut menunjukkan bahwa aktiva

perusahaan lebih besar dibanding dengan kemampuan penjualannya. Pada

perspektif pelanggan kemampuan PT Wijaya Karya berdasarkan kinerjanya

yang tercatat pada perspektif ini dalam memberikan kepuasan bagi para

pelanggannya dapat terlihat sesuai dengan harapan. Jawaban dari pihak

pelanggan dan supplier PT Wijaya Karya tercatat memberikan nilai positif

bagi perusahaan. Pada perspektif bisnis internal meliputi proses inovasi,

proses operasi dan layanan purna jual yang memberika nilai positif juga.

Serta pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kemampuan PT

Wijaya Karya bedasarkan kinerjanya yang tercatat pada perspektif ini dalam

memberikan kepuasan bagi para karyawannya dapat terlihat sesuai dengan

harapan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 54: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 55: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Penelitian ini dilakukan pada PT. Madubaru. Penelitian difokuskan pada

sistem pengukuran kinerja balance scorecard yang diterapkan oleh perusahaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun 2011 - 2013.

3.2 Definisi Operasional

1. Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan pada

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:

Tingkat kepuasan kerja karyawan, tingkat pengembangan karir

karyawan dan pencapaian kriteria pendukung keberhasilan team diukur

menggunakan alat bantu kuesioner dengan skala likert yang terdiri dari 5

poin. Diberi nilai 1 apabila memilih Sangat Tidak Setuju (STS) sampai

dengan nilai 5 apabila memilih Sangat Setuju (SS).

2. Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan pada

perspektif proses internal:

Tingkat keberhasilan dan pengembangan organisasi diukur

menggunakan alat bantu kuesioner dengan skala likert yang terdiri dari 5

poin. Diberi nilai 1 apabila memilih Sangat Tidak Setuju (STS) sampai

dengan nilai 5 apabila memilih Sangat Setuju (SS).

3. Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan pada perspektif

pelanggan ini antara lain sebagai berikut :

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 56: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Atribut produk dan jasa, citra (image) perusahaan dan hubungan dengan

pelanggan/pembeli diukur dengan menggunakan alat bantu kuesioner dengan

skala likert yang terdiri dari 5 poin. Diberi nilai 1 apabila memilih Sangat

Tidak Setuju (STS) sampai dengan nilai 5 apabila memilih Sangat Setuju

(SS).

4. Tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan pada

perspektif finansial ini adalah sebagai berikut :

1) Gross Margin (keuntungan kotor)

Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan

harga pokok penjualan dengan tingkat penjulan, rasio ini

menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

GM =

Keuntungan Kotor

X 100%

Total Penjualan

Keuntungan kotor masuk dalam kriteria buruk apabila kurang dari

6%, masuk kriteria sedang apabila sama dengan 6% dan disimpulkan

baik

apabila lebih besar dari 6%.

2) Net Profit Margin (keuntungan bersih)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 57: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume pejualan. Rasio ini

dapat dihitung dengan rumus:

NPM =

Keuntungan Bersih

X 100%

Total Penjualan

Keuntungan bersih dianggap buruk apabila kurang dari 6%, masuk

dalam kriteria sedang apabila sama dengan 6% dan masuk dalam

kriteria baik apabila lebih dari 6%.

3) Return On Assets (ROA)

Digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam menunjukkan

kemampuan memperoleh laba (profitabilitas) kaitannya dengan

penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Rasio ini dapat dihitung

dengan rumus:

ROA =

Keuntungan Bersih

X 100%

Total Aset

Nilai ROA disimpulkan buruk apabila kurang dari 7%, masuk

kriteria sedang apabila sama dengan 7% dan masuk dalam kriteria baik

apabila lebih besar dari 7%.

4) Current Ratio

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 58: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan dapat

melunasi hutang jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung dengan

rumus:

Current Ratio =

Aktiva Lancar

X 100%

Hutang Lancar

Current ratio dianggap buruk apabila kurang dari 200%, masuk

criteria sedang apabila sama dengan 200% dan disimpulkan baik apabila

lebih dari 200%.

5) Total Asset Turnover (TATO)

Untuk mengetahui besarnya nilai penjualan dibandingkan dengan

total aktiva. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Ratio Operasi =

Penjualan

X 100%

Total Aset

TATO dinilai buruk apabila kurang dari 100%, sedang apabila sama

dengan 100% dan baik apabila lebih besar dari 100%.

Kriteria pengukuran kinerja keuangan adalah sebagai berikut, Gross

Margin (keuntungan kotor) dan Net Profit Margin (keuntungan bersih)

adalah angka kritis 6%. Kriteria ROA adalah sebesar 7%, untuk current

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 59: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

ratio adalah sebesar 200%, sedangkan untuk variabel TATO adalah

sebesar 100%. Kriteria tersebut dapat dilihat pada ringkasan tabel

kriteria sebagai berikut:

Rasio Kriteria GM < 6% 6% > 6%

Buruk Sedang Baik NPM < 6% 6% > 6%

Buruk Sedang Baik ROA < 7% 7% > 7%

Buruk Sedang Baik Curren Ratio < 200% 200% > 200%

Buruk Sedang Baik TATO < 100% 100% > 100%

Buruk Sedang Baik Tabel 3.1. Kriteria (Sumber : Widodo, 2011:70)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode survei, yaitu metode pengumpulan data primer. Metode

yang digunakan adalah kuesioner yaitu sekelompok pertanyaan yang

diformulasikan secara tertulis dengan tujuan untuk dimintakan pendapatnya

kepada responden, dan jawaban disediakan dalam bentuk alternatif yang hampir

serupa. Menyebar kuesioner masing-masing sebanyak 30 responden untuk

pelanggan dan 40 responden untuk karyawan.

Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 60: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

1. Studi Pustaka

Yaitu melakukan telaah, eksplorasi, dan mengkaji berbagai literatur

pustaka yang berupa buku-buku, artikel, jurnal, dan sumber-sumber lain

yang relevan dengan penelitian.

2. Dokumentasi

Yaitu penulis mengadakan penelitian terhadap dokumen PT.

Madubaru berupa jumlah karyawan, data yang menyangkut perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif bisnis internal, perspektif

pelanggan dan perspektif keuangan, serta profil perusahaan.

3.4 Teknik Analisis Data

Konsep Balance Scorecard yang dugunakan untuk mengukur kinerja PT.

Madu Baru melalui empat perspektif, yaitu: perspekif pembelajaran dan

pertumbuhan, perspektif proses internal, perspektif pelanggan dan perspektif

fnansial. Untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses

internal dan perspektif pelanggan menggunakan data primer berdasarkan yang

dapat dikumpulkan dengan kuesioner yang didesain menggunakan skala likert

yang dilakukan dengan mengembangkan kuesioner dalam Mahsun (2006:168)

dan analisis statistika. Jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang

diberikan merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian ini, karena data

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 61: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

dikumpulkan melalui kuesioner, sehingga keabsahan dari suatu hasil penelitian

sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel yang

diteliti. Oleh karena itu, suatu alat pengukur perlu diuji dengan pengujian

validitas (tingkat keaslian) dan reabilitas (tingkat keandalan). Sedangkan pada

perspektif finansial dengan cara menghitung rasio-rasio yang telah ditentukan.

1. Uji Validitas

Analisis data diawali dengan validitas data. Validitas adalah ketepatan

atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Uji

validitas sering digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam

kuisioner atau skala, apakah item-item pada kuisioner tersebut sudah tepat

dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas pengukur

menggunakan metode Bivariate Correlation Pearson yaitu dengan

mengkorelasikan antara skor item dengan skor total. Skor total adalah

penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi

signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu

memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen

atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor

total (dinyatakan valid).

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 62: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

b. Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen

atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap

skor total (dinyatakan tidak valid).

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah:

r =

Dimana:

r = koefisien korelasi item total (bevariate pearson)

X = skor tiap pernyataan/item

Y = skor total

N = jumlah responden

2. Uji Reliabilitas Data

Selain harus diuji validitas, suatu penelitian juga harus diuji

reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan menghitung Cronbach’s Alpha dari masing-

masing instrument.

Menurut Sekaran (2000), metode pengambilan keputusan pada uji

reliabilitas adalah:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 63: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

a. Jika reliabilitas > 0,6 maka pernyataan reliabel

b. Jika reliabilitas < 0,6 maka pernyataan tidak reliabel

Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah:

k ∑ ᵅ2 XL

α = [ 1- ]

k-1 ᵅ2 X

Dimana:

a = koefisien reliabilitas instrument (cronbach alpha)

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ ᵅ2 XL = total varian dari pecahan

ᵅ2 X = varian dari total skor

Data dari kuesioner yang bersifat kualitatif diubah menjadi data kuantitatif

dengan memberikan skor pada masing-masing pilihan jawaban dengan skala

likert seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004) dalam Yuliani

(2012:42), sebagai berikut:

1. Jika memilih Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1

2. Jika memilih Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2

3. Jika memilih Netral (N) diberi nilai 3

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 64: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

4. Jika memilih Setuju (S) diberi nilai 4

5. Jika memilih Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5

Sedangkan skala yang digunakan untuk pengolahan data adalah:

Interval = (IKmaks - IKmin) : 5

IKmaks = PP x R x EXmaks

IKmin = PP x R x EXmin

Dimana:

PP = Banyaknya item pertanyaan

R = Jumlah Responden

EXmaks = Skor maksimal yang diberikan

EXmin = Skor minimal yang diberikan

Berdasarkan interval data yang didapatkan, hasil perhitungan atas

kuesioner yang diedarkan akan diketahui berada di posisi manakah keempat

aspek pengukuran kinerja tersebut.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 65: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat

1. PG-PS Madukismo

Adalah satu satunya Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/Spiritus di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk

mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula

pasir. Sebagai Perusahaan padat karya banyak menampung tenaga

kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .

a. Dibangun : Tahun 1955

b. Atas Prakarsa : Sri Sultan Hamengku Buwono IX

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 66: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

c. Diresmikan : Tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI

Pertama Ir.Soekarno

d. Mulai Produksi : Pabrik Gula Tahun 1958 dan Pabrik Spiritus

Tahun 1959

2. Lokasi

Diatas Bangunan Pabrik Gula Padokan (satu diantara 17 Pabrik Gula

di DIY yang di bangun pada pemerintahan Belanda tetapi

bumihanguskan pada masa pemerintahan Jepang), yang terletak di

desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,

Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Kontraktor Utama

Machine Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur.

4. Status Perusahaan

Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 Juni 1955. Diberi nama

“Pabrik-Pabrik Gula Madubaru PT” (P2G. Madubaru PT) memiliki 2

Pabrik “.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 67: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

a. Pabrik Gula (PG) Madukismo

b. Pabrik Alkohol / Spiritus (PS) Madukismo

5. Pemilik Saham

Pada Awal berdiri: 75% milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX, 25%

Milik Pemerintah RI (Departemen Pertanian RI). Saat Ini telah dirubah

menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X, 35% milik

Pemerintah yang dikuasakan kepada PT. Rajawali Nusantara

Indonesia (PT.RNI).

6. Kronologi Status Perusahaan dan Perubahan Management

Tahun 1955 – 1962 : Perusahaan Swasta (PT)

Tahun 1962 – 1966 : BPU – PPN Bubar. PG – PG di

Indonesia boleh memilih tetap sebagai

Perusahaan Negara atau keluar menjadi

Perusahaan Swasta(PT).

PT.madubaru memilih untuk menjadi

Perusahaan Swasta.

Tahun 1996 : BPU-PPN bubar.

PG-PG di Indonesia boleh memilih tetap

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 68: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

sebagai Perusahaan Negara atau keluar

menjadi Perusahaan Swasta (PT). PT.

Madubaru memilih Perusahaan Swasta.

Tahun 1966 – 1984 : PT. Madubaru kembali menjadi

Perusahaan Swasta dengan Susunan

Direksi yang dipimpin oleh Hamengku

Buwono IX sebagai Presiden Direktur.

Tanggal 4 Maret 1984 – 24 Februari

2004 diadakan kontrak management

dengan PT. Rajawali Nusantara

Indonesia (PT. RNI).

4.1.2 Profil Perusahaan

PT. Madubaru yang terletak di daerah Kabupaten Bantul Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok Pabik Gula Dan

Pabrik Spiritus, yang terkenal dikalangan masyarakat luas dengan sebutan

PG/PS Madukismo dengan potensi dan peluang pengembangan usaha

yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang

menjadi suatu perusahaan Agro Industri yang berbasis tebu dan dikelola

secara profesional dan inovatif untuk menghadapi persaingan bebas di era

globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 69: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Dengan menggunakan strategi bisnis Overal Cost Leadership pada

usaha pokok dan strategi bisnis differensiasi pada diversifikasi usaha maka

PT. Madubaru siap menghadapi persaingan khususnya tahun 2009 dan

tahun-tahun mendatang.

PT. Madubaru dengan kepemilikan saham 65% Sri Sultan

Hamengku Buwono X (Kraton Ngayogjokarto Hadiningrat) dan 35 % PT.

Rajawali Nusantara Indonesia (PT.RNI), serta pelaksanaan konsep Good

Corporate Governance (GCG) secara konsisten akan menjadi daya tarik

tersendiri bagi masyarakat, petani tebu, dan juga investor yang

menanamkan modalnya. Daya tarik tersendiri bagi masyarakat, petani

tebu, dan juga investor yang menanamkan modalnya.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

PT. Madubaru menjadi perusahaan Agro Industri yang unggul di

Indonesia dengan menjadikan Petani sebagai mitra sejati.

2. Misi

a. Menghasilkan Gula dan Ethanol yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 70: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang

ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,

memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta

mengutamakan kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

d. Menempatkan karyawan dan stake hoders lainnnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan

pencapaian share holder values.

4.1.4 Struktur Organisasi dan tugas setiap devisi

1. Dewan Komisaris

a) Komisaris bertugas melakukan pangawasan terhadap kebijaksanaan

pengelolaan Perseroan yang dilakukan Direksi, serta bertanggung

jawab untuk memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain

mengenai rencana pengembangan Perseroan, pelaksanaan rencana

kerja dan anggaran Perseroan, ketentuan-ketentuan Anggaran

Dasar, Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 71: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

b) Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, Komisaris mewakili

kepentingan pemegang saham dan bertanggung jawab kepada

RUPS.

2. Penasehat

a) Dewan Penasehat adalah orang yang ditunjuk sebagai pemberi

pertimbangan dalam perjalanan organisasi berdasarkan

Musyawarah Besar.

b) Dewan Penasehat berkewajiban melaksanakan tugasnya sebagai

pemberi pertimbangan untuk kemajuan organisasi.

c) Dewan Penasehat memiliki hak dan wewenang memberikan

masukan, kritikan dan saran yang konstruktif kepada Dewan

pengurus.

3. Sek. Dekom ( Sekretaris Dewan Komisaris )

a) Membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan

berbagai pihak Stakeholder.

b) Mengupayakan kelancaran pelaksanaan agenda Direksi.

c) Mengkomunikasikan kebijakan perusahaan dan atau pemerintah kepada

pihak internal dan eksternal.

d) Melaksanakan kegiatan kesekretariatan perusahaan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 72: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

e) Melaksanakan kegiatan identifikasi risiko, pengukuran risiko dan

perumusan risk profile serta pemantauan dan pengendalian risiko.

f) Mengelola dan mengembangkan sistem informasi perusahaan.

g) Menyiapkan laporan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.

h) Mengkoordinasikan bahan-bahan laporan untuk Rapat Komisaris dan

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4. Direktur

a) Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham.

b) Mengelola perusahaan secara keseluruhan untuk melaksanakan

kebijakan yang ditetapkan rapat umum pemegang saham.

c) Merumuskan tujuan (goal) perusahaan dan menetapkan strategi untuk

mencapai tujuan perusahaan.

d) Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun dan menetapan

kebijaksanaan untuk dapat meningkatkan efisiensi kerja pada tahun yang

akan datang.

5. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan

a) Bertanggung jawab kepada direktur.

b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang akuntansi

dan keuangan perusahaan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 73: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

c) Menangani kegiatan perhitungan gaji dan upah karyawan, tunjangan dan

hak penerimaan sosial karyawan yang lain, dan menyelenggarakan

administrasi pendapatan kerja.

6. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum

a) Bertanggung jawab kepada direktur.

b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang sumber

daya manusia, tata usaha, personalia, dan semua kegiatan di bidang

pengelolaan tenaga kerja dan kesehatan karyawan.

7. Kepala Bagian TLD

a) Mengendalikan kuantitas dan kualitas produksi tebu luar daerah

termasuk rencana keperluan material produksi.

b) Melaksanakan tugas yang lain yang diberikan oleh atasan.

c) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur

Teknik.

8. Kepala Bagian Tanaman

Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang penanaman

dan pengendalian bibit tanaman tebu, penambahan areal tebu rakyat

intensifikasi.

9. Kepala Bagian Instalasi

Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang pengadaan

peralatan-peralatan pendukung proses pembuatan gula, contohnya

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 74: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

pengadaan listrik untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada pabrik,

perumahan, ruangan kantor, dan kompleks pabrik.

10. Kepala Bagian Pabrikasi

Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang pabrikasi

untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses produksi serta

untuk menjaga kualitas produksi.

11. Kepala PS dan ALK (Spiritus dan Alkohol)

Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang produksi

spiritus dan alkohol sebagai produk sampingan selain gula yang merupakan

produk utama perusahaan.

12. Kepala Bagian Pemasaran

a) Bertanggung jawab kepada direktur.

b) Mengelola dan melaksanakan kebijakan direktur dalam bidang

penjualan produk perusahaan, aktiva, dan barang bekas perusahaan.

13. Kepala SPI (Satuan Pengawas Intern)

a) Bertanggung jawab kepada direktur.

b) Melaksanakan kebijakan dalam bidang pengawasan terhadap

pengendalian internal perusahaan.

c) Melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap semua kegiatan

perusahaan untuk menentukan efisiensi dan efektifitasnya dalam

mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 75: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Struktur Organisasi

Struktur organisasi fungsional PT. Madubaru dapat dilihat pada lampiran

2.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

1. Pengelolaan karyawan berdasarkan sistem pengupahannya

a. Karyawan Tetap

- Karyawan Pimpinan

- Karyawan Pelaksana

Sistem pengupahan diatur tersendiri dalam PKB antara Serikat

Pekerja dengan Direksi.

b. Karyawan Tidak Tetap

- Karyawan Kerja Waktu Tertentu/KKWT (hanya bekerja pada

masa produksi)

- Karyawan Borong (hanya bekerja bila ada pekerjaan borong)

Sistem pengupahan mengacu pada upah minimum Propinsi yang

berlaku.

Jumlah Karyawan PT. Madubaru:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 76: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Karyawan Pimpinan 60 orang

Karyawan Pelaksana 387 orang

KKWT 939 orang

Jumlah 1.386 orang

Borongan tebangan dan Garap kebun ± 3.000 orang

2. Organisasi Karyawan Tetap

Organisasi karyawan PT. Madubaru, mulai tahun 2000 telah

membentuk Serikat Pekerja PT. Madubaru/SPPT Madubaru, dan

mulai tahun 2001 telah disahkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB),

yang mengatur tentang hak dan kewajiban Karyawan dan Perusahaan.

3. Jaminan Sosial

a. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk

semua karyawan

b. Hak Pensiun untuk Karyawan Tetap (Pimpinan dan Pelaksana)

c. Program Taskat (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua)

untuk Karyawan Kampanye

d. Koperasi Karyawan dan Pensiun PT. Madubaru

e. Perumahan Dinas untuk Karyawan Tetap

f. Poliklinik dan Klinik KB Perusahaan untuk semua Karyawan dan

Keluarga

g. Taman Kanak-kanak Perusahaan untuk Karyawan dan Umum

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 77: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

h. Sarana Olah Raga dan Kesenian untuk Karyawan dan Umum

i. Pakaian Dinas untuk Karyawan Tetap, Kampanye dan Musuman

j. Biaya Pengobatan

k. Rekreasi Karyawan dan Keluarga

4.1.6 Proses Kegiatan

A. Proses kegiatan.

Perusahaan ini melakukan berbagai kegiatan meliputi:

1. Produksi

a. Produksi Utama (dari PG. Madukismo)

Gula Pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau

GKP (gula kristal putih). Mutu produksi dipantau oleh P3GI

pasuruan (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia).

b. Produksi Sampingan (dari PS. Madukismo)

- Alkohol Murni (kadar Minimal 95%)

- Spritus Bakar (kadar 94%)

Mutu dipantau oleh oleh Balai Penelitian kimia Departemen

perindustrian dan PT. Sucoffindo Indonesia.

c. Hasil Produksi rata-rata pertahun

1. Pabrik gula:

a) Bahan baku tebu : 400.000 – 500.000 ton pertahun

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 78: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

b) Hasil gula SHS : 35.000 ton pertahun

c) Rendemen antara 7,0% - 8,5%

d) Bahan pembantu : Batu Gamping dan Belerang

2. Pabrik spritus:

a) Bahan baku : tetes dari PG. Madukismo 30.000 ribu ton

pertahun.

b) Hasil Alkohol : 8 juta liter pertahun

c) Dipasarkan sebagai alkohol murni dan Spritus bakar

d) Bahan pembantu : pupuk Urea, NPK, Asam sulfat

d. Masa produksi

a) Pabrik Gula

Sekitar 5 sampai 6 bulan per tahun (24 jam/hari). Terus

menerus, antara bulan Mei s/d Oktober. Selain bulan tersebut

digunakan untuk memelihara mesin pabrik (servis, revisi,

perbaikan, pergantian dll).

b) Pabrik Spritus

Sekitar 9 sampai 11 bulan pertahun (24 jam/hari).

2. Permodalan

Selain modal sendiri juga mendapatkan kredit dari bank pemerintah

untuk operasional dan investasi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 79: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Kapasitas :

1) PG. Madukismo :

a) Desain awal 1.500 ton tebu perhari (tth)

b) Tahun 1976 ditingkatkan lagi menjadi : 2.500 tth

c) Tahun 1992 ditingkatka lagi menjadi : 3000 tth

d) Tahun 2006 sampai sekarang : 3.500 tth

2) PS. Madukismo :

a) Tahun 1976 awal 15.000 liter Alkohol per hari.

b) Tahun 2002 ditingkatkan menjadi 25.000 liter Alkohol

perhari.

3. Proses Pengolahan di PG. Madukismo

Proses pengolahan tebu menjadi gula pasir melalui beberapa tahapan sebagai

berikut:

a. Pemerahan Nira (Extraction)

Tebu setelah ditebang, dikirim ke Stasiun Gilingan (ekstraksi)

untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya

yang mengandung gula (Nira mentah) melaui alat-alat berupa

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 80: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Unigrator Mark IV digabung dengan 5 gilingan, masing-masing

terdiri atas 3 rol dengan ukuran 36”x64”.

Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar di

Stasiun Ketel (pusat tenaga), sedangkan Nira mentah akan

dikirim ke stasiun Pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk

mencegah kehilangan gula karena bekteri sanitasi di Stasiun

Gilingan.

b. Pemurnian Nira

PG. Madukismo menggunakan sistem Sulfitasi. Nira mentah

ditimbang, dipanaskan 70° -75°C, direkaksikan dengan susu

kapur dalam Defekator, dan diberi gas SO2 dalam peti Sulfitasi

sampai pH 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100° -

105°C. kotoran yang dihasilkan diendapkan dalam peti

pengendap (Dorr Clarifier) dan disaring menggunakan Rotary

Vacum Filter (alat penapis hampa). Endapan padatnya (blotong)

digunakan sebagai pupuk organik. Kadar gula dalam blotong ini

dibawah 2,00%. Nira jernihnya dikirim ke Stasiun Penguapan.

c. Penguapan Nira

Nira jernih dipekatkan didalam pesawat penguapan dengan

sistem Quadruple effect, yang disusun secara interchangeable

agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 81: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

padatan terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut

nira kental, yang siap dikristalkan di Stasiun Kristalisasi/ Stasiun

Masakan.

Total luas bidang pemanas 5.990 m VO. Nira kental yang

berwarna gelap ini diberi gas SO2 sebagai bleaching/ pemucatan,

dan siap untuk dikristalkan.

d. Kristalisasi

Nira kental dari Stasiun Penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan

Kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul Kristal gula.

Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula

produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian

lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap

dengan tekanan vakum sebesar 65 CmHg, sehingga suhu

didihnya hanya 65°C, jadi sakarosa tidak rusak akibat kena panas

tinggi. Hasil masakan merupakan campuran Kristal gula dan

larutan (stroop). Sebelum dipisahkan di Stasiun Puteran, gula

lebih dahulu didinginkan di dalam palung pendinginan (kultrog).

e. Puteran Gula (Centrifuge)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 82: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Alat ini bertugas memisahkan gula dengan larutannya (stroop)

dengan gaya centrifugal. Puteran gula yang tersedia:

- 3 buah Broadbent untuk gula A

- 6 buah Batch Sangerhausen untuk gula A

- 2 buah Broadent untuk gula SHS

- 3 buah Batch Sangerhausen induk gula SHS

- 1 buah BMA K 1100 untuk gula C

- 2 buah FC 1000 untuk gula C

- 2 buah WS CC5 untuk gula D1

- 1 buah WS CC6 untuk gula D1

- 1 buah BMA K 850 untuk gula D1

- 1 buah BMA K 2300 untuk gula D1

- 3 buah BMA K 850 untuk gula D2

f. Penyelesaian dan Gudang Gula

Dengan alat penyaring gula, Gula SHS dari puteran SHS

dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal dikirim

ke Gudang gula dan dikemas dalam karung plastik

(polipropoline), kapasitas 50kg netto. Produksi gula perhari

tergantung dari rendemen gulanya, kalau rendeman 8% maka

pada kapasitas 3.000 tth diperoleh gula 2.400 ku atau 4.800 sak.

g. Pembangkit Tenaga Uap/Tenaga Listrik

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 83: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Sebagai penghasil tenaga uap digunakan 5 buah pipa air New

Mark @6 ton/jam masing-masing 440 m2 VO dengan tekanan

kerja 15kg/cm dan satu buah ketel Cheng-Chen kapasitas 40

ton/jam. Uap yang dihasilkan dipakai untuk meggerakkan alat-

alat berat, memanaskan dan menguapkan nira dalam pan

penguapan, serta untuk pembangkit tenaga listrik.

Sebagai bahan bakar dipakai ampas tebu yang mengandung

kalori sekitar 1.800 kkal/kg dan kekurangannya ditambah dengan

BBM (FO).

h. Kualitas Produk Gula

Kualitas Gula Produksi PG. Madukismo masuk klasifikasi SHS

IA, dengan nilai remisi direduksi diatas 70. Gula PG.

Madukismo semuanya dibeli Bulog sebelum dipasarkan bebas

termasuk bagian gula petani.

4. Proses Pengolahan di Pabrik Alkohol/Spritus Madukismo terdiri

dari 3 tahap:

a. Masakan:

Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah

nutrisi untuk pertumbuhan ragi. Sebagai sumber Nitrogen

dipakai pupuk Urea dan sebagai sumber Phospor dipakai pupuk

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 84: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

NPK, pH diatur sekitar 4,8 dengan H2SO4 agar tidak terjadi

kontaminasi dari bakteri lain.

b. Peragian:

Dilaksanakan bertahap mulai volume 3.010, 18.000 liter dan

75.000 liter, waktu peragian utama berkisar 50-60 jam dan kadar

alkohol yang dicapai antara 9-10%.

c. Penyulingan:

Adonan yang telah selesai diragikan, dipisahkan alkoholnya

(disuling) didalam pesawat penyulingan yang terdiri dari 4

kolom:

- Kolom Maische - Kolom Voorloop

- Kolom Rectifiser - Kolom Nachloop

Penyulingan menggunakan tenaga uap dengan tekanan 0,5

kg/cm2 suhu 1200C.

1. Kolom Maische

Alkohol kasar kadar ± 45% masuk ke kolom

Voorloop

Hasil bawah : Vinase dibuang

2. Kolom Voorloop

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 85: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Hasil atas : Alkohol Teknis kadar 95% masih

mengandung aldehide, ditampung sebagai hasil

Hasil bawah : Alkohol muda kadar ± 25%

masuk ke kolom rektifiser

3. Kolom Rektifiser

Hasil atas : Alkohol Murni (Prima I) kadar

minimal 95% ditampung sebagai hasil

Hasil tengah : Alkohol Muda yang mengandung

minyak Fusel, masuk kolom Nachloop

Hasil bawah : Lutter waser, air yang bebas alkohol,

kadang-kadang bila perlu sebagian digunakan untuk

menambah kolom Voorloop sebagai bahan penyrap alcohol

dan sebagian dibuang

4. Kolom Nachloop

Hasil atas : Alkohol teknis kadar 94% ditampung

sebagai hasil

Hasil bawah : Air yang bebas alkkohol, dibuang

Minyak Fusel (amyl alcohol) merupakan hasil samping Pabrik

Spritus, ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan

essence (amylacetat)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 86: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

4.1.7 Panenan

Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa)

maksimal, dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu

dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan,

koefisiensi daya tahan dan lain-lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan

sebelum giling dimulai. Tebu diangkut dari kebun dengan truk atau lori

tebu. Pelaksanaan tebang bisa dilakukan petani sendiri atau diserahkan

pabrik dengan biaya petani sesuai kesepakatan dalam FMPG (Forum

Musyawarah Produksi Gula). Beberapa KUD yang mandiri telah dapat

melaksanakan tebang angkut sendiri. Kapasitas tebang harus sama dengan

kapasitas giling agar tidak terjadi stagnasi di emplasement yang akan

menurunkan rencemen dan sebaliknya kekurangan tebu akan

menyebabkan berhenti giling, produksi ampas berkurang, sehingga perlu

suplesi BBM untuk bahan bakar stasiun Boiler, jumlah tebu ditebang per

hari sekitar 3.000 ton, alat trasnportasinya : 80% menggunakan truk

sisanya : 20% dengan lori.

4.1.8 Pengukuran Kinerja Dengan Balance Scorecard

Konsep Balance Scorecard membagi pengukuran kinerja dalam

perspektif non keuangan dan perspektif keuangan. Balance Scorecard

terdiri dari empat perspektif yaitu meliputi:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 87: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif yang memuat indikator tentang tingkat kepuasan kerja

karyawan, tingkat pengembangan karir karyawan, pencapaian kriteria

pendukung keberhasilan team dan sampai seberapa jauh manfaat dari

pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat memberikan

kontribusi bagi keberhasilan dimasa depan. Data yang diperoleh dari

kuesioner yang dibagikan kepada 40 karyawan dengan jumlah

pernyataan 13 poin. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan

proses penyebaran dan penerimaan kuisioner pembelajaran dan

pertumbuhan:

Tabel 4.1

Gambaran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang dikirim: 40 eksemplar 40 100 %

Kuesioner yang tidak kembali: 3 eksemplar 3 7,5 %

Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0

Kuesioner yang dapat diolah 37 92,5 %

Sumber: data diolah

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa total 40 kuisioner yang

dibagikan ke pihak karyawan, hanya 3 kuisioner yang tidak kembali

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 88: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

dikarenakan keterbatasan waktu dan adanya kuisioner yang hilang atau

tidak kembali.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Penelitian Perspektif Pembelajaran dan

Pertumbuhan

Unsur Demografi Demografi Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Pria

Wanita

21

16

56,76 %

43,24 %

Total 37 100 %

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.2, jika dilihat dari jenis kelamin,

responden dari penelitian ini terdiri dari 21 responden atau 56,76%

berjenis kelamin pria dan 16 responden atau 43,24 % berjenis kelamin

wanita dari jumlah keseluruhan responden.

Untuk pengujian validitas dengan metode Bivariate

Correlation Pearson dilakukan dengan SPSS 17 for windows. Setelah

dilakukan uji validitas dari 13 pernyataan yang dinyatakan valid

adalah 12 pernyataan.

Hasil uji reliabilitas 12 pernyataan dalam kuesioner

menghasilkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,870. Menunjukkan

bahwa kuesioner realible (baik) dan apabila kuesioner digunakan

untuk mengukur kembali objek yang sama, maka hasil yang

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 89: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

ditunjukkan relatif tidak berbeda. Dari 37 kuesioner yang terdiri dari

12 pernyataan yang dianggap valid dapat ditentukan inteval untuk

mengetahui kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran. Skala

minimal yang digunakan adalah didasarkan pada skala yang digunakan

untuk mengolah data:

Interval = (IKmaks - IKmin) : 5

IKmaks = PP x R x EXmaks

= 12 x 37 x 5

= 2.220

IKmin = PP x R x EXmin

= 12 x 37 x 1

= 444

Interval = (2.220 - 444) : 5

= 355,2

Sehingga:

444 - 799,2 dikategorikan sangat

tidak setuju

800,2 - 1.155,4 dikategorikan tidak setuju

1.156,4 - 1.510,6 dikategorikan netral

1.511,6 - 1.865,8 dikategorikan setuju

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 90: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

1.866,8 - 2.221 dikategorikan sangat

setuju

Indeks yang diperoleh dari total nilai kuesioner di atas adalah

1.647 maka total indeks kinerja pertumbuhan dan pembelajaran

dikategorikan setuju karena berada pada interval 1.511,6 – 1.865,8.

Hal ini berarti kinerja pertumbuhan dan pembelajaran dalam

perusahaan baik.

2. Perspektif Proses Internal

Perspektif ini mencakup indikator produktifitas, kualitas,

pelayanan, dan sebagainya. Data yang diperoleh dari kuesioner yang

dibagikan kepada 40 kayawan dengan jumlah pernyataan 10 poin.

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan

penerimaan kuisioner proses internal:

Tabel 4.3

Gambaran Perspektif Proses Internal

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang dikirim: 40 eksemplar 40 100 %

Kuesioner yang tidak kembali: 3 eksemplar 3 7,5 %

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 91: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0

Kuesioner yang dapat diolah 37 92,5 %

Sumber: data diolah

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa total 40 kuisioner yang

dibagikan ke pihak karyawan, hanya 3 kuisioner yang tidak kembali

dikarenakan keterbatasan waktu dan adanya kuisioner yang hilang atau

tidak kembali.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Penelitian Perspektif Proses Internal

Unsur Demografi Demografi Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Pria

Wanita

21

16

56,76 %

43,24 %

Total 37 100 %

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, jika dilihat dari jenis kelamin,

responden dari penelitian ini terdiri dari 21 responden atau 56,76%

berjenis kelamin pria dan 16 responden atau 43,24 % berjenis kelamin

wanita dari jumlah keseluruhan responden.

Untuk pengujian validitas dengan metode Bivariete

Correlation Pearson dilakukan dengan SPSS 17 for windows. Setelah

dilakukan uji validitas dari 10 pernyataan yang dinyatakan valid

adalah 10 pernyataan juga.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 92: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Hasil uji reliabilitas 10 pernyataan dalam kuesioner

menghasilkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,924. Menunjukkan

bahwa kuesioner realible (baik) dan apabila kuesioner digunakan

untuk mengukur kembali objek yang sama, maka hasil yang

ditunjukkan relatif tidak berbeda. Dari 37 kuesioner yang terdiri dari

10 pernyataan yang dianggap valid dapat ditentukan inteval untuk

mengetahui kinerja Perspektif Proses Internal. Skala minimal yang

digunakan adalah didasarkan pada skala yang digunakan untuk

mengolah data:

Interval = (IKmaks - IKmin) : 5

IKmaks = PP x R x EXmaks

= 10 x 37 x 5

= 1.850

IKmin = PP x R x EXmin

= 10 x 37 x 1

= 370

Interval = (1.850 - 370) : 5

= 296

Sehingga:

370 - 666 dikategorikan sangat tidak setuju

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 93: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

667 - 963 dikategorikan tidak setuju

964 - 1.260 dikategorikan netral

1.261 - 1.557 dikategorikan setuju

1.558 - 1.854 dikategorikan sangat setuju

Indeks yang diperoleh dari total nilai kuesioner di atas adalah

1.778 maka total indeks kinerja proses internal adalah 1.778 yang

dikategorikan sangat setuju karena berada pada interval 1.558 – 1.854.

hal ini berarti kinerja internal perusahaan sudah optimal/sangat baik.

3. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana

pelanggan melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang

pelanggan. Data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada

30 pelanggan dengan jumlah pernyataan 11 poin. Berikut ini adalah

tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan penerimaan

kuisioner proses internal:

Tabel 4.5

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 94: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Gambaran Perspektif Pelanggan

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang dikirim: 30 eksemplar 30 100 %

Kuesioner yang tidak kembali: 0 0 0 %

Kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0 %

Kuesioner yang dapat diolah 30 100 %

Sumber: data diolah

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa total 30 kuisioner yang

dibagikan ke pihak pelanggan tidak ada kuesioner yang tidak kembali.

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Penelitian Perspektif Pelanggan

Unsur Demografi Demografi Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin Pria

Wanita

9

21

30 %

70 %

Total 30 100 %

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, jika dilihat dari jenis kelamin,

responden dari penelitian ini terdiri dari 9 responden atau 30 %

berjenis kelamin pria dan 21 responden atau 70 % berjenis kelamin

wanita dari jumlah keseluruhan responden.

Untuk pengujian validitas dengan metode Bivariate

Correlation Pearson dilakukan dengan SPSS 17 for windows. Setelah

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 95: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

dilakukan uji validitas dari 11 pernyataan yang dinyatakan valid

adalah 10 pernyataan.

Hasil uji reliabilitas 10 pernyataan dalam kuesioner

menghasilkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,869. Menunjukkan

bahwa kuesioner realible (baik) dan apabila kuesioner digunakan

untuk mengukur kembali objek yang sama, maka hasil yang

ditunjukkan relatif tidak berbeda. Dari 30 kuesioner yang terdiri dari

10 pernyataan yang dianggap valid dapat ditentukan inteval untuk

mengetahui kinerja Perspektif Proses Internal. Skala minimal yang

digunakan adalah didasarkan pada skala yang digunakan untuk

mengolah data:

Interval = (IKmaks - IKmin) : 5

IKmaks = PP x R x EXmaks

= 11 x 37 x 5

= 2.035

IKmin = PP x R x EXmin

= 10 x 37 x 1

= 370

Interval = (2.035 - 370) : 5

= 333

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 96: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Sehingga:

370 - 703 dikategorikan sangat tidak setuju

704 - 1.037 dikategorikan tidak setuju

1.038 - 1.371 dikategorikan netral

1.372 - 1.705 dikategorikan setuju

1.706 - 1.854 dikategorikan sangat setuju

Indeks yang diperoleh dari total nilai kuesioner di atas adalah

1.261 maka total indeks kepuasan pelanggan adalah 1.261 yang

dikategorikan netral karena berada pada interval 1.038 – 1.371. Hal ini

berarti perusahaan sudah mampu mencapai indeks kepuasan

pelanggan, tetapi perusahaan harus terus meningkatkan pelayanan

yang memuaskan terhadap pelanggan.

4. Perspektif Finansial (Financial Perspective)

Balance Scorecard memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba

bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam

perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat

menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang

diciptakan perusahaan atau organisasi.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 97: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Suatu pengukuran kinerja didalamnya harus memiliki keseimbangan

antara keuangan dan non-keuangan untuk mengarahkan kinerja perusahaan

terhadap keberhasilan. Balance Scorecard dapat menjelaskan lebih lanjut tentang

pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan

tersebut (Nugroho, 2013:81).

1) Gross Margin (Keuntungan Kotor)

a. Pengertian

Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi

dengan harga pokok penjualan dengan tingkat penjulan, rasio ini

menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

b. Perhitungan dengan Gross Margin (Keuntungan Kotor)

GM =

Laba Kotor

X 100%

Penjualan Bersih

(2012) GM =

=

43.363.335.402

X 100%

180.965.471.965

23,96 %

(2013) GM =

=

65.665.894.241

X 100%

423.367.296.250

15,51%

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 98: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

c. Kesimpulan

Tabel 4.7

Tabel Perhitungan GM

Tahun Laba Kotor Penjualan Bersih GM

2012 43.363.335.402 180.965.471.965 23,96 %

2013 65.665.894.241 423.367.296.250 15,51 %

Sumber: Laporan Keuangan PT. Madubaru, data diolah.

Dilihat dari tabel 4.7 diketahui laba kotor dan penjualan bersih dari

tahun 2012-2013 mengalami kenaikan, tetapi dihitung berdasarkan Gross

Margin mengalami penurunan sebesar 8,45% (23,96% menjadi 15,51%).

Dilihat dari hasil perhitungan GM yang menunjukkan GM > 6% (Widodo,

2011:70), hal ini berarti PT. Madubaru dinilai baik karena mencerminkan

kemampuan manajemen yang baik dalam menghasilkan laba.

2) Net Profit Margin (Keuntungan Bersih)

a. Pengertian

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

b. Perhitungan dengan Net Profit Margin (Keuntungan Bersih)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 99: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

NPM =

Keuntungan Bersih

X 100%

Total Penjualan

(2012) NPM =

=

29.061.888.455

X 100%

180.965.471.965

16,06 %

(2013) NPM =

=

42.933.678.104

X 100%

423.367.296.250

10,14 %

c. Kesimpulan

Table 4.8

Tabel Perhitungan NPM

Tahun Keuntungan Bersih Total Penjualan NPM

2012 29.061.888.455 180.965.471.965 16,06 %

2013 42.933.678.104 423.367.296.250 10,14 %

Sumber: Laporan Keuangan PT. Madubaru, data diolah.

Dilihat dari tabel 4.8 diketahui laba bersih dan total penjualan

dari tahun 2012-2013 mengalami kenaikan, tetapi dihitung

berdasarkan NPM mengalami penurunan sebesar 5,92% (16,06%

menjadi 10,14%). Dilihat dari hasil perhitungan NPM > 6% (Widodo,

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 100: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

2011:70), hal ini berarti PT. Madubaru dinilai baik karena

mencerminkan kemampuan manajemen yang baik dalam

menghasilkan laba.

3) Return On Assets (ROA)

a) Pengertian

Digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam

menunjukkan kemampuan memperoleh laba (profitabilitas) kaitannya

dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.

b) Perhitungan dengan Return On Assets (ROA)

ROA =

Keuntungan Bersih

X 100%

Total Aset

(2012) ROA =

=

29.061.888.455

X 100%

304.248.280.373

9,55 %

(2013) ROA =

=

42.933.678.104

X 100%

315.807.285.295

13,59 %

c) Kesimpulan

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 101: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Tabel 4.9

Tabel Perhitungan ROA

Tahun Keuntungan Bersih Total Aset ROA

2012 29.061.888.455 304.248.280.373 9,55 %

2013 42.933.678.104 315.807.285.295 13,59 %

Sumber: Laporan Keuangan PT. Madubaru, data diolah.

Dilihat dari tabel 4.9 diketahui laba bersih dan total aset dari

tahun 2012-2013 mengalami kenaikan, dan perhitungan berdasarkan

ROA mengalami peningkatan sebesar 4,04% (9,55% menjadi

13,59%). Dilihat dari hasil perhitungan ROA > 7% (Widodo,

2011:70), hal ini berarti PT. Madubaru dinilai baik karena mampu

memperoleh laba (profitabilitas) yang baik kaitannya dengan

penjualan dan total aktiva.

4) Current Ratio (CR)

a. Pengertian

Bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh perusahaan

dapat melunasi hutang jangka pendeknya.

b. Perhitungan dengan Current Ratio (CR)

Current Ratio =

Aktiva Lancar

X 100%

Hutang Lancar

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 102: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

(2012) CR =

=

231.982.587.655

X 100%

304.248.280.373

76,25 %

(2013) CR =

=

231.726.268.235

X 100%

189.683.587.616

122,16 %

c. Kesimpulan

Tabel 4.10

Tabel Perhitungan CR

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar CR

2012 231.982.587.655 304.248.280.373 76,25 %

2013 231.726.268.235 189.683.587.616 122,16 %

Sumber: Laporan Keuangan PT. Madubaru, data diolah.

Dilihat dari tabel 4.10 diketahui bahwa untuk tahun 2012

perhitungan CR sebesar 76,25%, dari hasil ini disimpulkan bahwa

perusahaan PT. Madubaru tidak mampu memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Tahun 2013 mengalami peningkatan dalam perhitungan

CR sebesar 45,91% (76,25% menjadi 122,16%). Hal ini menunjukkan

bahwa untuk tahun 2013 PT. Madubaru mampu memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Apabila CR < 200% (Widodo, 2011:70), maka PT.

Madubaru masih tergolong dalam kedaan buruk.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 103: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

5) Total Asset Turnover (TATO)

a. Pengertian

Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan

dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada

suatu periode atau kemampuan modal yang diinvesasikan untuk

menghasilkan “revenue” atau untuk mengetahui besarnya nilai

penjualan dibandingkan dengan total aktiva.

b. Perhitungan dengan Total Asset Turnover (TATO)

TATO =

Penjualan

X 100%

Total Aset

(2012) TATO =

=

180.965.471.965

X 100%

304.248.280.373 59,48 %

(2013) TATO =

=

423.367.296.250

X 100%

315.807.285.295

134,06 %

c. Kesimpulan

Tabel 4.11

Tabel Perhitungan Total Asset Turnover (TATO)

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 104: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Tahun Penjualan Total Aset TATO

2012 180.965.471.965 304.248.280.373 59,48 %

2013 423.367.296.250 315.807.285.295 134,06 %

Sumber: Laporan Keuangan PT. Madubaru, data diolah.

Dilihat dari tabel 4.11 bahwa tahun 2012 perhitungan TATO

sebesar 59,48%, hal ini menunjukkan bahwa PT. Madubaru tidak bisa

menghasilkan penjualan yang baik atau tinggi terhadap keseluruhan

perputaran aktiva selama satu periode. Pada tahun 2013 hasil

perhitungan TATO mengalami kenaikan sebesar 74,58% (59,48%

menjadi 134,06%). Hal ini menunjukkan bahwa PT. Madubaru

mengalami peningkatan dalam menghasilkan penjualan terhadap

keseluruhan perputaran aktiva selama satu periode. Pada tahun 2012

perhitungan TATO PT. Madubaru < 100% (Widodo, 2011:70) maka

persahaan dikatakan masih buruk, tapi pada tahun 2013 perhitungan

TATO PT. Madubaru > 100% (Widodo, 2011:70) maka perusahaan

dikatakan baik.

Tabel 4.12

Keseluruhan Ratio

Tahun GM NPM ROA CR TATO

2012 23,96 % 16,06 % 9,55 % 76,25 % 59,48 %

2013 15,51 % 10,14 % 13,59 % 122,16 % 134,06 %

Sumber: Laporan Keuangan PT. Madubaru, data diolah.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 105: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Dari tabel 4.12 dapat dilihat perbandingan rasio-rasio yang ada

dari tahun 2012-2013. Dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa untuk

perhitungan menggunakan rasio GM, NPM, ROA dan TATO dapat

dinilai baik, namun untuk rasio CR masih dinilai kurang baik/buruk

karena CR < 200% (Widodo, 2011:70), jadi perusahaan masih harus

meningkatkan kemampuannya dalam melunasi hutang jangka

pendeknya.

4.3 Kinerja Balance Scorecard

Adapun gambaran dari tingkat kinerja yang telah diukur dari empat perspektif

Balance Scorecard PT. Madubaru adalah sebagai berikut:

1) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dengan nilai 3,69647 dalam

kategori baik.

2) Perspektif Proses Internal dengan nilai 3,80796 dalam kategori sudah

optimal/sangat baik.

3) Perspektif Pelanggan dengan nilai 3,64527 dalam kategori netral atau cukup

baik.

4) Perspektif Finansial digunakan 5 rasio yaitu Gross Margin (Keuntungan

Kotor), Net Profit Margin (Keuntungan Bersih), Return On Assets (ROA), Current

Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO). Kelima rasio tersebut di uji pada

perusahaan PT. Madubaru, hasilnya adalah sebagai berikut:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 106: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

a. Gross Margin (Keuntungan Kotor)

Berdasarkan perhitungan Gross Margin mengalami penurunan sebesar

8,45% (23,96% menjadi 15,51%), hal ini berarti PT. Madubaru dinilai

baik karena mencerminkan kemampuan manajemen yang baik dalam

menghasilkan laba.

b. Net Profit Margin (Keuntungan Bersih)

Berdasarkan perhitungan NPM mengalami penurunan sebesar 5,92%

(16,06% menjadi 10,14%), hal ini berarti PT. Madubaru dinilai baik

karena mencerminkan kemampuan manajemen yang baik dalam

menghasilkan laba.

c. Return On Assets (ROA)

Berdasarkan perhitungan ROA mengalami peningkatan sebesar 4,04%

(9,55% menjadi 13,59%), hal ini berarti PT. Madubaru dinilai baik

karena mampu memperoleh laba (profitabilitas) yang baik kaitannya

dengan penjualan dan total aktiva.

d. Current Ratio (CR)

Berdasarkan perhitungan CR dari tahun 2012-2013 mengalami kenaikan

tetapi masih < 200% (Widodo, 2011:70), hal ini berarti PT. Madubaru

masih tergolong dalam keadaan buruk, jadi perusahaan masih harus

meningkatkan kemampuannya dalam melunasi hutang jangka

pendeknya.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 107: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

e. Total Assets Turn Over (TATO)

Berdasarkan perhitungan TATO dari tahun 2012-2013 mengalami

kenaikan sebesar 74,58% (59,48% menjadi 134,06%), hal ini

menunjukkan bahwa PT. Madubaru mengalami peningkatan dalam

menghasilkan penjualan terhadap keseluruhan perputaran aktiva selama

satu periode.

Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Madubaru

apabila dinilai dengan Balance Scorecard adalah baik.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

penulis pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengukuran kinerja dengan

konsep Balance Scorecard pada PT. Madubaru, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 108: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

1. PT. Madubaru belum menggunakan Balance Scorecard sebagai metode

pengukuran kinerja perusahaan. PT. Madubaru masih menggunakan

pengukuran parsial sebagai metode pengukuran kinerja perusahaan.

2. Pengukuran kinerja dengan metode Balance Scorecard dinilai dari empat

perspektif, yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif

proses internal bisnis, perspektif pelanggan dan perspektif keuangan.

Balance Scorecard memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki

sistem strategi manajemen tradisional. Strategi manajemen tradisional

hanya mengukur kinerja organisasi dari sisi keuangan saja dan lebih

menitik beratkan pengukuran pada hal-hal yang bersifat tangible, namun

perkembangan bisnis menuntut untuk mengubah pandangan bahwa hal-hal

intangible juga berperan dalam kemajuan organisasi. Balance Scorecard

menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi

kontemporer, yang terdiri dari empat perspektif, yaitu: yaitu perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses internal bisnis,

perspektif pelanggan dan perspektif keuangan.

3. Pengukuran kinerja Balance Scorecard pada PT. Madubaru adalah:

a) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran dengan nilai 3,69647 dalam

kategori baik.

b) Perspektif Proses Internal dengan nilai 3,80796 dalam kategori sudah

optimal/sangat baik.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 109: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

c) Perspektif Pelanggan dengan nilai 3,64527 dalam kategori netral atau

cukup baik.

d) Perspektif Finansial digunakan 5 rasio yaitu Gross Margin (Keuntungan

Kotor), Net Profit Margin (Keuntungan Bersih), Return On Assets (ROA),

Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO). Kelima rasio

tersebut di uji pada perusahaan PT. Madubaru, hasilnya adalah sebagai

berikut:

1. Gross Margin (Keuntungan Kotor)

Berdasarkan perhitungan Gross Margin mengalami penurunan

sebesar 8,45% (23,96% menjadi 15,51%), hal ini berarti PT.

Madubaru dinilai baik karena mencerminkan kemampuan

manajemen yang baik dalam menghasilkan laba.

2. Net Profit Margin (Keuntungan Bersih)

Berdasarkan perhitungan NPM mengalami penurunan sebesar

5,92% (16,06% menjadi 10,14%), hal ini berarti PT. Madubaru

dinilai baik karena mencerminkan kemampuan manajemen yang

baik dalam menghasilkan laba.

3. Return On Assets (ROA)

Berdasarkan perhitungan ROA mengalami peningkatan sebesar

4,04% (9,55% menjadi 13,59%), hal ini berarti PT. Madubaru

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 110: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

dinilai baik karena mampu memperoleh laba (profitabilitas) yang

baik kaitannya dengan penjualan dan total aktiva.

4. Current Ratio (CR)

Berdasarkan perhitungan CR dari tahun 2012-2013 mengalami

kenaikan tetapi masih < 200% (Widodo, 2011:70), hal ini berarti

PT. Madubaru masih tergolong dalam kedaan buruk, jadi

perusahaan masih harus meningkatkan kemampuannya dalam

melunasi hutang jangka pendeknya.

5. Total Assets Turn Over (TATO)

Berdasarkan perhitungan TATO dari tahun 2012-2013 mengalami

kenaikan sebesar 74,58% (59,48% menjadi 134,06%), hal ini

menunjukkan bahwa PT. Madubaru mengalami peningkatan dalam

menghasilkan penjualan terhadap keseluruhan perputaran aktiva selama

satu periode.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Madubaru apabila

dinilai dengan Balance Scorecard adalah baik.

5.2 Saran

Kepada PT. Madubaru disarankan menggunakan Balance Scorecard

dalam pengukuran kinerja bisnisnya. Sedangkan fokus perbaikan dan

peningkatan kinerja masing-masing perspektif adalah sebagai berikut:

1. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dinilai baik, tetapi perlu

ditingkatkan lagi. Hal yang perlu diperhatikan adalah sarana dan prasarana

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 111: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

penunjang kegiatan para karyawan, dan lebih baik lagi jika diadakan

pelatihan untuk peningkatan kompetensi para karyawan serta memotivasi

para karyawan untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dengan dukungan

perangkat teknologi yang memadai.

2. Pada Perspektif proses internal sudah dinilai sangat baik, sehingga perlu

dipertahankan agar kualitas produk selalu baik, produktivitas meningkat

serta pelayanannya semakin baik.

3. Pada Perspektif pelanggan dinilai cukup baik tetapi belum maksimal,

sehingga perusahaan harus terus meningkatkan pelayanan yang memuaskan

terhadap pelanggan agar loyalitas pelanggan bertahan.

4. Pada perspektif finansial dinilai baik, sehingga perlu dipertahankan. Hal

yang perlu diperhatikan adalah penggunaan dana operasional yang harus

dikelola dengan baik agar selalu efektif dan efisien.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 112: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

DAFTAR PUSTAKA

Agun Rai, I Gusti. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik-Konsep, Praktik, dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian

Manajemen”. Buku I Edisi Kesebelas, Salemba Empat, Jakarata, 2005.

Halim, Abdul. Tjahjono, Achmad. Fakhri Husein, Muh. 2000. Sistem

Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Kaplan, Robrt S. dan David P. Norton. “Balanced Scorecard: Transalting

Strategi Info Action Bostom”. Harvard Bussines School, 1996. Mahsun, Moh. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Monika, Kussetyani Ciptani, “Balance Scorecard Sebagai Pengukuran

Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan”. Volume 2, 1 Mei 2000: 21-35.

Mulyadi. 2001. Balance Scorecard: Alat Manajemen Konpemporer Untuk

Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Musatowifin, Ali. “Penerapan Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur

Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”, Jurnal Universitas Paramadina Volume 3, Hal 245-264, 2002.

Nugroho, Wayan Adhitya. 2013. “Analisis Pengkuran Kinerja Perusahaan

Dengan Konsep Balance Scorecard”. Skripsi. Jakarta: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Srimindarti, Ceacilia. “Balance Scorecard Sebagai Alternatif Untuk

Mengukur Kinerja”. Fokus Ekonomi April, 2004. Susetyo, Joko. 2014. Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Balance

Scorecard Dan Integrated Performance Measurement System (IPMS). Jurnal Teknologi Volume.7, No.1, Juni 2014: 58-60.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at

Page 113: SKRIPSI Jangan Widya STIE - Welcome to STIE Widya Wiwaha …eprint.stieww.ac.id/203/1/111212627 DINA FITRIANINGRUM... · 2018. 4. 16. · 5. Tim Penguji Ujian Komprehensif, Bapak

Widodo, Iman. 2011. “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan

Pendekatan Balance Scorecard”. Skripsi. Semarang: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Wijaya, Tunggal Amin. “Memahami Konsep Balance Scorecard ”. cetakan ke

2, Harvindo, 2002. Wildan, Mohamad. 2010. “Analisis Balance Scorecard Dalam Pengukuran

Kinerja Perusahaan”. Skripsi. Jakarta: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Wiyono, Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis Dengan ALAT SPSS

17.0 Dn Smart PLS 2.0. Yogyakarta: STIM YKPN. Yuliani, Titin. 2012. “Pengukuran Kinerja Berbasis Balance Scorecard

System”. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonoi Widya Wiwaha.

STIE W

idya

Wiw

aha

Jang

an P

lagi

at