SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH … · 2020. 1. 10. · Zakat ada dua yaitu zakat...
Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH … · 2020. 1. 10. · Zakat ada dua yaitu zakat...
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH
OLEH AMIL DI KELURAHAN BANJARSARI KECAMATAN
METRO UTARA KOTA METRO
Oleh:
VONY PUTRI WULAN
NPM. 1502040272
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/2019 M
ii
IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH
OLEH AMIL DI KELURAHAN BANJARSARI KECAMATAN
METRO UTARA KOTA METRO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
VONY PUTRI WULAN
NPM. 1502040272
Pembimbing I : Siti Zulaikha, S.Ag., MH
Pembimbing II : Elfa Murdiana, M.Hum
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
1441 H/ 2019 M
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT
FITRAH OLEH AMIL DI KELURAHAN BANJARSARI
KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO
Nama : Vony Putri Wulan
NPM : 1502040272
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah (Esy)
MENYETUJUI
Untuk dimunaqosahkan dalam sidang munaqosah Jurusan Ekonomi
Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Metro, September 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Siti Zulaikha, S.Ag., MH Elfa Murdiana, M.Hum
NIP. 19720611 199803 2 001 NIP. 19801206 200801 2 010
iv
NOTA DINAS
Nomor : -
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Pengajuan Skripsi untuk Dimunaqosyahkan
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
Di -
Tempat
Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah kami mengadakan pemeriksaan, bimbingan dan perbaikan
seperlunya , maka skripsi saudari:
Nama : Vony Putri Wulan
NPM : 1502040272
Jurusan : Ekonomi Syariah (ESy)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul : IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT
FITRAH OLEH AMIL DI KELURAHAN BANJARSARI
KECAMATAN METRO UTARA KOTA METRO
Sudah dapat kami setujui dan dapat diajukan ke Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam untuk dimunaqosyahkan.
Demikian harapan kami dan atas perhatianya, kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Metro, September 2019
Pembimbing I Pembimbing II
Siti Zulaikha, S.Ag., MH Elfa Murdiana, M.Hum
NIP. 19720611 199803 2 001 NIP. 19801206 200801 2 010
v
vi
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH OLEH AMIL DI
KELURAHAN BANJARSARI KECAMATAN METRO UTARA KOTA
METRO
Oleh
VONY PUTRI WULAN
Zakat merupakan kewajiban mutlak dari keIslaman seseorang. Zakat ada
dua yaitu zakat maal dan zakat fitrah. Pembahasan mengenai zakat fitrah yang
dilakukan oleh ulama terdahulu masih perlu dikembangkan, sesuai dengan
perkembangan zaman. Sebagian umat Islam yang hidup di zaman sekarang masih
kebingungan memahami pemberdayaan pendistribusian zakat fitrah. Upaya untuk
mengaplikasikan zakat fitrah secara optimal, maka dibutuhkan pemberdayaan
pendistribusian yang tepat. Zakat fitrah dapat diaplikasikan secara optimal jika
zakat fitrah tersebut memperoleh dukungan dari berbagai pihak yaitu pihak
Muzakki, Mustahiq, Amil Zakat dan dukungan dari pihak Pemerintah.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pendistribusian
zakat fitrah oleh amil di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara Kota
Metro. Penelitian ini menggnakan teknik pengumpulan data wawancara dan
dokumenter. Wawancara dilakukan kepada para Muzakki, Mustahiq, dan Amil
Zakat. Dokumenter dilakukan terhadap data – data yang digunakan untuk
menelusuri pendistribusian pemberdayaan zakat fitrah. Semua data – data tersebut
dianalisis secara induktif.
Berdasarkan hasil penelitian, pendistribusian pemberdayaan zakat fitrah di
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro yaitu dilaksanakan
pemberdayaan zakat fitrah secara konsumtif. Sedangkan pemberdayaan zakat
fitrah secara produktif selama ini belum dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh
pemahaman masyarakat yang masih kurang terhadap pendistribusian
pemberdayaan zakat fitrah. Sehingga mengakibatkan Amil Zakat
mendistribusikan zakat fitrahnya tidak tepat sasaran. Selain itu juga
pemberdayaan zakat fitrah belum mampu memberdayakan ekonomi masyarakat
karena manfaat zakat hanya dapat dirasakan untuk memenuhi kebutuhan yang
sifatnya jangka pendek. Sehingga dari tahun ke tahun perekonomian Mustahiq
tidak ada perubahan.
vii
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Vony Putri Wulan
NPM : 1502040272
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya,
kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Metro, September 2019
Yang Menyatakan,
VONY PUTRI WULAN
1502040272
viii
HALAMAN MOTTO
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan,
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At – Taubah : 60)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Orangtuaku Ibu Tri Suryati dan Bapak Slamet yang senantiasa
memberikan dukungan penuh baik dukungan moril berupa doa dan
motivasi maupun dukungan materil untuk terus melanjutkan pendidikan
dan menggapai impian.
2. Teman-teman jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2015 yang telah sama-
sama saling menguatkan untuk tetap berjuang menyelesaikan pendidikan
ini.
3. Masyarakat dan Amil Zakat di Kelurhan Banjarsari Kecamatan Metro
Utara Kota Metro yang telah membantu dalam penelitian ini.
4. Almamater Institut Agama Islam Negari (IAIN) Metro.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt, yang telah memberikan peneliti banyak
kenikmatan, baik nikmat Iman, Islam dan kesehatan sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan lacar tanpa hambatan yang berarti.
Sholawat beserta salam senantiasa tersanjungkan kepada baginda Nabi
Muhammad Saw, seorang Nabi yang patut di teladani baik dalam perkataan
maupun perbuatan beliau, dan mudah-mudahan kelak kita akan mendapatkan
syafa‟at beliau di yaumil akhir. Aamiin.
Penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro guna mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi (SE).
Di dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Metro
2. Ibu Dr. Widhiya Ninsiana, M. Hum Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
3. Bapah Dharma Setyawan, M.A Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
4. Ibu Siti Zulaikha, S.Ag., MH selaku pembimbing satu dan Ibu Elfa
Murdiana, M.Hum selaku pembimbing dua yang telah memberikan
bimbingan dalam mengarahkan dan memotivasi
5. Serta seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Metro
Kritik dan saran sangat peneliti harapkan sebagai upaya perbaikan dalam
melakukan penulisan karya ilmiah selanjutnya. Dan pada akhirnya peneliti
berharap hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan Ekonomi Syariah dan bagi pihak-pihak yang
terkait.
Metro, September 2019
Peneliti
Vony Putri Wulan
NPM. 1502040272
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PESETUJUAN ......................................................................... iii
NOTA DINAS ................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ............................................. vii
HALAMAN MOTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 7
D. Penelitian Relevan ............................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Zakat .................................................................................................. 11
1. Pengertian Zakat .......................................................................... 11
2. Dasar Hukum Zakat ..................................................................... 13
3. Macam – Macam Zakat ............................................................... 14
4. Tujuan Zakat ................................................................................ 16
5. Mustahiq Zakat ............................................................................ 17
6. Prinsip – Prinsip Zakat ................................................................. 22
B. Zakat Fitrah ........................................................................................ 24
1. Syarat / Ketentuan Pendistribusian Zakat Fitrah ......................... 24
2. Petugas Pendistribusian Zakat Fitrah ........................................... 26
xii
3. Implementasi Pendistribusian Zakat Fitrah ................................. 29
C. Pendistribusian ................................................................................... 30
1. Pengertian Distribusi Zakat.......................................................... 30
2. Unsur – Unsur dalam Pendistribusian Zakat ............................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................... 34
B. Sumber Data....................................................................................... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 37
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ..................................................... 38
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara
Kota Metro ......................................................................................... 41
B. Gambaran Umum Implementasi Pendistribusian Zakat Fitrah
di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro .......... 60
C. Pemahaman Masyarakat Terhadap Implementasi Pendistribusian
Zakat Fitrah di Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara
Kota Metro ......................................................................................... 62
1. Pemahaman Masyarakat Terhadap Muzakki dan Mustahik ........ 62
2. Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Muzakki dan
Mustahik ...................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 70
B. Saran .................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Alat Pengumpulan Data (APD)
2. Surat Keterangan Pembimbing Skripsi
3. Surat Izin Pra Survey
4. Surat Izin Research
5. Surat Tugas Research
6. Surat Balasan Research
7. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi
8. Kartu Tanda Mahasiswa
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan rukun Islam yang ke-5 dan zakat mengajarkan agar
manusia mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama.1 Zakat itu
ada yang produktif dan ada juga yang non produktif. Zakat produktif yaitu
zakat yang bisa diberdayakan agar bisa menghasilkan nilai tambah. Zakat non
produktif itu ada dua macam. Pertama zakat harta atau disebut juga zakat maal
dan kedua zakat diri yang dikeluarkan setiap akhir Ramadhan yang disebut
zakat fitrah.2 Dinamakan zakat fitrah karena dilaksanakan menjelang hari
Raya Idul Fitri dan merupakan zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan diri
manusia atau untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya yang suci. Zakat
fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu.
Urgensi dari zakat fitrah adalah untuk menjalankan prinsip zakat
pemerataan dan keadilan antara kaum muslim yang mampu dan kaum muslim
yang tidak mampu sehingga pada hari Raya Idul Fitri semua umat muslim bisa
merasakan kebahagiaan dengan mendapat bagian dari dana zakat fitrah
tersebut.
Adapun nash Al – Qur‟an tentang asas pelaksanaan zakat tercantum
dalam perintah Allah SWT:
1 Mahmud Abu Saud, Garis – Garis Besar Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers,
1996), h.21. 2 Amir Syarifuddin, Garis – Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.37
2
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.3
Ayat di atas menjelaskan bahwa zakat merupakan alat bantu dalam
mengurangi kemiskinan. Dengan zakat dapat menghapus atau menghilangkan
jarak antara si kaya dan si miskin. Zakat juga sebagai rukun Islam yang
merupakan kewajiban bagi kelompok masyarakat mampu memiliki implikasi
individu dan sosial. Untuk itu sudah saatnya zakat tidak semata dilihat dari
gugurnya kewajiban seorang muslim yang berkewajiban mengeluarkan zakat,
tetapi juga harus dilihat sejauh mana dampak sosial yang ditimbulkan dari
pelaksanaan kewajiban zakat tersebut bagi kemaslahatan dan kesejahteraan
umat.4
3 QS. At – Taubah (9): 60.
4 Hendra Maulana, “Analisa Distribusi Zakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Mustahiq”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3
Pendistribusian zakat kepada para mustahik dapat dalam bentuk
konsumtif atau produktif. Zakat secara konsumtif sesuai apabila sasaran
pendayagunaan adalah fakir dan miskin yang memerlukan makanan dengan
segera. Apabila fakir miskin tersebut diberikan zakat produktif maka harta
zakat itu tidak akan cepat habis. 5
Setelah kebutuhan tersebut tercukupi maka zakat dapat dipergunakan
untuk membekali mereka dengan keterampilan (skill) dan modal kerja,
sehingga dapat membuka lapangan kerja baru yang secara ekonomi
memberikan nilai tambah dan dapat menyerap mereka. Penghasilan yang
diperoleh dari kerja tersebut, dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka
dalam jangka panjang. Dengan demikian, jumlah dana yang didistribusikan
harus berbeda-beda sesuai dengan tempat, waktu, jenis usaha, dan sifat-sifat
penerima zakat.6
Selama ini pemberdayaan distribusi zakat fitrah hanya dikonsumsi
sehingga habis dalam waktu relatif singkat, dan akhirnya tidak menghasilkan
nilai tambah dan sebagai akibatnya harapan untuk meningkatkan taraf hidup
seperti yang dikehendaki tidak pernah menjadi kenyataan. Sehubungan dengan
itu, selain yang diberikan hanya sekedar untuk makan pada sehari idul fitri dan
agar tidak meminta – minta, maka zakat fitrah bisa diberdayakan dengan
dijadikan modal, karena modal tersebut tidak dikonsumsi (habis pakai) untuk
5Idah Umdah Safitritazkiya, “Problematika Zakat Fitrah”, Jurnal Keislaman,
Kemasyarakatan & Kebudayaan, vol. 19 No. 1 (Januari-Juni) 2018, h.33. 6 Ibid.
4
menutupi kebutuhan sehari – hari, tetapi diberdayagunakan untuk
menghasilkan nilai tambah demi mendapatkan masa depan yang cerah.7
Pemberdayaan zakat fitrah dalam upaya memberdayakan masyarakat,
dapat dilihat dari tiga sisi yaitu (1) menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling), karena
sesungguhnya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,
pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong,
memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkannya; (2) memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki oleh masyarakat (empowering) yang memerlukan langkah-
langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana, meliputi
langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan
(input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities)
yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya; dan (3)
memberdayakan mengandung pula arti melindungi (saving), yaitu dengan
memberikan perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah, namun
melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena
melindungi adalah upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.8
Memberdayakan zakat fitrah dalam bentuk usaha produktif harus seijin
fakir miskin, karena zakat fitrah itu adalah hak mereka. Si kurang ilmu dan
7 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa – Fatwa Tarjih
Tanya Jawab Agama 4., (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011), Cetakan Keenam, h. 200 -
201. 8 Ujianto Singgih Prayitno, et all, Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Azz Grafika, 2013.
5
keterampilan sehingga kecil sekali kemungkinan untuk berhasil jika mereka
diserahi untuk memodalkan harta zakat tersebut menjadi barang yang
produktif. Oleh karena itu pengelolaannya haruslah dilakukan oleh orang –
orang yang ahli, alim dan terpercaya, dan juga dapat melibatkan para mustahiq
tersebut, sehingga dapat mengelola usaha tersebut secara efektif dan efisien.
Adapun hasil dari permodalan atau usaha tersebut adalah untuk kepentingan si
fakir miskin.9
Maksudnya adalah bahwa zakat fitrah yang sudah sampai di tangan
mustahik lalu mereka ingin menggunakan harta zakat tersebut untuk hal-hal
produktif maka diperbolehkan selama kebutuhan utamanya sudah terpenuhi.
Dalam pemberdayaannya harus diarahkan oleh orang - orang yang ahli dengan
melibatkan para mustahiq tersebut.
Berdasarkan hasil pra survey di Kelurahan Banjarsari Kecamatan
Metro Utara Kota Metro, pemberdayaan distribusi zakat fitrah diaplikasikan
secara konsumtif. Sedangkan pemberdayaan zakat fitrah secara produktif
belum diaplikasikan. Jumlah masjid dan mushola yaitu ada 6 masjid dan 20
mushola di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Ada
3.392 KK (Kepala Keluarga) yang terdiri dari 12 RW (Rukun Warga) dan 59
RT (Rukun Tetangga). Penghimpunan, pengelolaan dan pendistribusian zakat
dilakukan oleh Amil Zakat setempat.10
Pada tahun 2018 M / 1439 H, total dana zakat yang terkumpul di salah
satu mushola sebesar Rp 1.475.000,- dan sebanyak 515 Kg beras dari 263
9 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa – Fatwa Tarjih.
h. 200 - 201. 10
Arsip Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro.
6
muzakki.11
Kemudian dana zakat tersebut didistribusikan kepada 87 orang
mustahiq dengan masing – masing mustahiq mendapat bagian 4 Kg beras.12
Untuk mustahiq yang sangat membutuhkan ada 6 orang mendapatkan 4 Kg
beras ditambah dengan uang sebesar Rp 50.000,- per orang. Untuk 16 orang
amil zakat mendapat bagian sebanyak 8 Kg beras dan uang sebesar Rp
150.000,- per orang untuk 4 orang amil, dan Rp 20.000,- untuk 12 orang
pembantu amil. Untuk Imam Tarawih selama bulan Ramadhan mendapat
bagian Rp 200.000,- sehingga dana zakat yang tersisa adalah sebesar Rp
135.000,- yang disimpan sebagai kas masjid dan beras 15 Kg untuk
didistribusikan ke daerah lain.13
Berdasarkan kutipan tersebut dilihat dari keadaan masyarakat yang ada
di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro maka
pemberdayaan zakat fitrah secara konsumtif yang diaplikasikan masih perlu
dikaji kembali secara proporsional. Pemberdayaan zakat fitrah secara
konsumtif bisa saja masih diperlukan. Namun, ada sebagian zakat fitrah yang
pemberdayaannya dilakukan secara produktif. Sebab mayoritas masyarakat di
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro merupakan
masyarakat yang layak disebut sebagai Muzakki dan bukan lagi disebut
sebagai Mustahiq. Pemerataan kesejahteraan secara adil, dapat merubah
11
Wawancara dengan Giran selaku Amil Zakat di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan
Metro Utara, Kota Metro pada hari Minggu, 1 Juli 2018 12
Wawancara dengan Andi selaku Amil Zakat di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan
Metro Utara, Kota Metro pada hari Minggu, 1 Juli 2018 13
Data Pengumpulan Zakat Tahun 2018 di Mushola Al – Ikhlas, Kelurahan Banjarsari,
Kecamatan Metro Utara, Kota Metro.
7
Mustahiq menjadi Muzakki. Tujuan tersebut dapat terwujud, apabila
pemberdayaan zakat dikelola secara profesional.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendistribusian Zakat
Fitrah oleh Amil di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota
Metro”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui
bagaimana pemberdayaan distribusi zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari,
Kecamatan Metro Utara, Kota Metro?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan
distribusi zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota
Metro. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini dapat mencapai
hal – hal sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Melalui hasil penelitian, diharapkan dapat memberi sumbangan
pemikiran dalam pengembangan keilmuan dan dapat menambah wawasan
mengenai pemberdayaan distribusi zakat fitrah.
2. Secara Praktis
Melalui hasil penelitian, diharapkan masyarakat lebih memahami
mengenai pemberdayaan distribusi zakat fitrah. Sedangkan bagi Amil
8
Zakat diharapkan agar dapat mengaplikasikan pemberdayaan distribusi
zakat fitrah secara optimal.
D. Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, banyak penelitian yang telah membahas topik mengenai zakat,
antara lain yaitu sebagai berikut:
Judul skripsi “Pendayagunaan Zakat di Desa Campur Asri, Kec.
Baradatu, Kab. Way Kanan” oleh Husnul Hotimah pada tahun 2017, Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Metro.
Permasalahan di dalam skripsi tersebut yaitu bagaimana pendayagunaan zakat
di Desa Campur Asri, Kec. Baradatu, Kab. Way Kanan. Hasil penelitian
Husnul Hotimah yaitu pendayagunaan zakat di Masjid At – Taqwa Desa
Campur Asri, Kec. Baradatu, Kab. Way Kanan yaitu dilaksanakan
pendayagunaan secara konsumtif. Sedangkan pendayagunaan zakat secara
produktif selama ini belum dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh pemahaman
masyarakat mengenai pendayagunaan zakat. Sehingga mengakibatkan
sebagian masyarakat ada yang membayar zakat kepada Amil Zakat dan ada
pula yang langsung membayar zakat kepada Musathiq. Selain itu juga
pendayagunaan zakat yang diterapkan oleh Amil Zakat tidak sesuai dengan
keadaan Mustahiq. Sehingga dari tahun ke tahun perkenomian Mustahiq tidak
ada perubahan.14
14
Husnul Hotimah, Pendayagunaan Zakat di Desa Campur Asri, Kec. Baradatu, Kab.
Way Kanan, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro, 2017.
9
Judul skripsi “Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Penyaluran
Zakat Produktif” oleh Nur Addini Rahma pada tahun 2015, Program Studi
Ekonomi Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Permasalahan di dalam
skripsi tersebut yaitu bagaimana mekanisme penyaluran dana zakat produktif
BAZIS DKI Jakarta dalam upaya pembrdayaan ekonomi umat dan bagaimana
peran BAZIS DKI Jakarta dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat. Hasil
penelitian Nur Addini Rahma yaitu bahwa keberadaan Badan Amil Zakat dan
Lembaga Amil Zakat di DKI Jakarta dirasakan cukup besar manfaatnya oleh
masyarakat. Lembaga ini telah bekerjasama oleh Pemda DKI Jakarta dalam
menanggulangi masalah sosial dan kemiskinan yang semakin rumit, terutama
mereka yang berada di kelas menengah ke bawah, sehingga menumbuh
kembangkan masyarakat dengan berjiwa usaha yang gigih dan profesional.15
Judul skripsi “Analisis Pendistribusian Dana Zakat Bagi
Pemberdayaan Masyarakat” oleh Afdloluddin pada tahun 2015, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang. Permasalahan di dalam
skripsi tersebut yaitu bagaimana pendistribusian dana zakat bagi
pemberdayaan masyarakat di Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Jateng
dan apa sajakah faktor penghambat dalam pendistribusian dana zakat bagi
pemberdayaan masyarakat di Lembaga Amil Zakat Dompet Dhuafa Jateng.
Hasil penelitian Afdloluddin yaitu bahwa Pendistribusian dana zakat bagi
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Dompet
Dhuafa dilakukan dengan dua cara, yaitu konsumtif dan produktif.
15
Nur Addini Rahma, Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Penyaluran Zakat
Produktif, Program Studi Ekonomi Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
10
Pendistribusian zakat dalam bentuk konsumtif diberikan dalam wujud makanan,
pengeloalan bencana (seperti air bersih) dan bantuan kepada orang yang
kehabisan bekal dalam perjalanan. Pendistribusian konsumtif ini diberikan kepada
mustahik yang tidak mampu secara fisik untuk melakukan pekerjaan atau tidak
bisa diberi keterampilan. Pendistribusian zakat dalam bentuk produktif
diwujudkan dalam bentuk program-program pelatihan.16
Berdasarkan penelitian relevan tersebut, dapat diketahui bahwa
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti mempunyai kajian yang berbeda.
Meskipun mempunyai fokus kajian yang sama pada tema – tema tertentu,
namun dalam penelitian yang dikaji lebih ditekankan pada pemahaman
mengenai zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota
Metro. Hal ini menegaskan bahwa penelitian dengan judul “Implementasi
Pendistribusian Zakat Fitrah Oleh Amil di Kelurahan Banjarsari,
Kecamatan Metro Utara, Kota Metro” belum pernah diteliti sebelumnya.
16
Afdloluddin, Analisis Pendistribusian Dana Zakat Bagi Pemberdayaan Masyarakat,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarag, 2015.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Zakat
1. Pengertian Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima,17
dan zakat
mengajarkan agar manusia mempunyai kepedulian sosial yang tinggi
terhadap sesama.
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah
(ziyadah). Jika diucapkan, zaka al – zar’, artinya adalah tanaman itu
tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al – nafaqah, artinya nafkah
tumbuh dan bertambah jika diberkati.18
Adapun zakat menurut syara’ berarti hak yang wajib dikeluarkan
dari harta.19
Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan “Mengeluarkan
sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai
nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang – orang yang
berhak menerimanya (mustahiqq) – nya. Dengan catatan, kepemilikan itu
pebuh dan mencapai hawl (setahun), bukan barang tambang dan bukan
pertanian.20
17
Mahmud Abu Saud, Garis – garis Besar Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers,
1996), h.21. 18
Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT Remaja
Rosakarya, 1995), h. 82. 19
Al – ‘Inayah yang terdapat dalam Hamisy al – Fath, I, h. 481; Maraqi al – Falah, h.
121; al – Durr al – Mukhtar, II, h. 2 dan seterusnya; al – Lubab, I, h. 139; al – Syarh al – Kabir, I,
h. 430; al – Mughni, II, h. 572; Kasysyaf al – Qanna’, II, h. 191 dan seterusnya. 20
Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian., h. 83.
12
Dinamakan zakat fitrah karena merupakan penyucian jiwa yang
dibayarkan atas jiwa seseorang setelah menjalankan puasa Ramadhan
menjelang hari Raya Idul Fitri. Pengertian zakat fitrah menurut bahasa
berasal dari fi’i madhi yakni fatara yang berarti menjadikan, membuat,
mengadakan, dan bisa berarti berbuka dan makan pagi.21
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, zakat fitrah adalah zakat
yang wajib diberikan oleh tiap orang Islam setahun sekali pada hari raya
Idul Fitri yang berupa makanan pokok sehari – hari (beras, jagung, dsb).22
Menurut Drs. Muh. Atha Zhafran, zakat fitrah adalah zakat yang
dikeluarkan untuk menyucikan diri manusia atau untuk
mengembalikan manusia pada fitrahnya yang suci. Pada setiap hari
Raya Fitri wajib atas tiap – tiap orang Islam baik laki – laki
maupun perempuan, besar, kecil, merdeka ataupun hamba sahaya,
membayar zakat fitrah. Ukuran zakat fitrah yang wajib dikeluarkan
bagi tiap orang Islam ialah 1 sha‟ = 3 liter atau 2,5 kg. Zakat fitrah
yang harus dikeluarkan itu berupa beras atau makanan pokok bagi
suatu daerah tertentu.23
Zakat fitrah mempunyai fungsi antara lain fungsi ibadah, fungsi
membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang tidak
bermanfaat, dan memberikan kecukupan kepada orang – orang miskin pada
hari raya Idul Fitri.24
Beberapa definisi zakat di atas dapat ditarik benang merah bahwa
zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada orang muslim yang
mampu sebagai penyucian jiwa atas perbuatan yang tidak bermanfaat
21
A. Warson Munawwir, Kamus al – Munawwir Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), h. 1063. 22
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. 3, h. 1017. 23
Muh Atha Zhafran, Pintar Agama Islam, (Solo: CV Beringin 55), h. 151. 24
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
Cet. III, h. 78.
13
selama bulan puasa yang ditunaikan pada bulan Ramadhan hingga
menjelang shalat Idul Fitri.
2. Dasar Hukum Zakat
Pelaksanaan zakat didasarkan pada firman Allah dalam Surat At –
Taubah ayat 103 yaitu:
Artinya: ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.25
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa zakat itu membersihkan
mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda
karena zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.
Zakat fitrah disyari‟atkan pada tahun kedua Hijriyah, yaitu tahun
diwajibkannya puasa Ramadhan. Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap
orang muslim yang merdeka, yang mampu mengeluarkannya pada
waktunya26
.
Zakat fitrah adalah shodaqoh yang wajib ditunaikan oleh setiap
muslim pada hari berbuka (tidak berpuasa lagi) dari bulan Ramdhan.
25
QS. At – Taubah (9): 103. 26
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu 3, Terjemahan Abdul Hayyic al-Kattani
dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2011), Cet, I, h.347.
14
Bahkan Ishaq bin Rohuyah menyatakan bahwa wajibnya zakat fitrah seperti
ada ijma‟ (kesepakatan ulama) di dalamnya.27
Dalil dari wajibnya zakat fithri adalah hadits Ibnu Umar
radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah SAW mewajibkan zakat
fithri dengan satu sha‟ kurma atau satu sha‟ gandum bagi setiap muslim
yang merdeka maupun budak, laki – laki maupun perempuan, anak kecil
maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan untuk dikeluarkan sebelum
orang – orang keluar untuk melaksanakan shalat ied”.28
Berdasarkan dalil di atas bahwa zakat fitri wajib bagi kaum muslim
yang mampu dan waktu pelaksanaan zakat fitri tersebut adalah sebelum
orang – orang selesai melaksanakan shalat Idul Fitri.
3. Macam – Macam Zakat
Zakat secara umum terbagi menjadi dua kategori, yakni zakat nafs
(jiwa) dan zakat mal (harta), yang termasuk ke dalam zakat nafs adalah
zakat fitrah yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan, sedangkan zakat mal,
terbagi menjadi beberapa jenis zakat yang termasuk di dalamnya adalah
terdapat zakat perdagangan, dan juga berbagai macam harta umat Muslim
yang wajib dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan tertentu.
a. Zakat Fitrah adalah pengeluaran yang wajib dilakukan oleh setiap
muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar
pada malam dan hari raya Idul Fitri.29
Jadi zakat fitrah adalah zakat
27
Syarh Shahih Muslim, 7:54. 28
HR. Bukhari no. 1503 dan Muslimno. 984. 29
Maftuh, Mutiata Hadits: Shahih Bukhary, (Jakarta: CV. Bintang Pelajar, 1992), h.129.
15
yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang mampu pada bulan
Ramadhan menjelang hari raya Idul Fitri untuk menyucikan diri.
b. Zakat Mal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang yang wajib
dikeluarkan untuk golongan orang – orang tertentu setelah dimiliki
selama jangka waktu tertentu dan dalam jumlah minimal tertentu.30
Jadi
zakat mal adalah zakat harta yang dikeluarkan dari harta setiap Muslim
yang mereka miliki. Harta kekayaan yang dizakati akan semakin
berkembang berkat dikeluarkan zakatnya dan doa orang yang
menerimanya, juga membersihkan dosa dari orang yang
menunaikannya, bahkan menjadi saksi atas kesungguhan iman yang
menunaikannya.31
Dalam petunjuk pelaksanaan pegumpulan zakat oleh
Direktorat Pemberdayaan Zakat RI, harta yang dikenai zakat antara lain
emas, perak dan uang, hasil perdagangan dan perusahaan, hasil
pertanian, perkebunan dan perikanan, hasil pertambangan, hasil
peternakan, hasil pendapatan profesi dan harta rikaz.32
4. Tujuan Zakat
Ada beberapa tujuan – tujuan zakat ditinjau dari berbagai aspek
yakni:
a. Hubungan Manusia dengan Allah
30
Ridwan Mas‟ud dan Muhammad, Zakat dan Kemiskinan, (Yoryakarta: UII Press,
2005), h.34. 31
Abd. Aziz Muhammad Azzam dan Abd. Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
Tharah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji, (Jakarta: Amzah, 2009), h.343. 32
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan Zakat, (Jakarta:
Kementrian Agama RI, 2011), h. 27-46.
16
Zakat sebagai sarana beribadah kepada Allah sebagaimana
halnya sarana- sarana lain adalah fungsi mendekatkan diri kepada
Allah, makin kuat manusia menjalankan perintah dan meninggalkan
larangan Allah SWT, maka ia makin dekat dengan dirinya.33
b. Hubungan Manusia dengan Dirinya
Adakalanya manusia memandang harta benda itu sebagai alat
mencapai tujuan hidup, manusia melaksanakan tugas sehari-harinya
beribadah kepada Allah untuk mencapai kehidupan yang diridhoi, Allah
menjadi tujuan hidup. Untuk melaksanakan manusia memerlukan harta
benda, tapi sebaliknya ia menjadikannya harta benda itu sebagai alat
untuk melaksanakan tugas hidupnya. Zakat merupakan salah satu cara
memberantas pandangan hidup matrealistis, zakat mempunyai peran
menjaga manusia dari kerusakan jiwa.34
c. Hubungan Manusia dengan Masyarakat
Di dalam masyarakat selalu terdapat perbedaan tingkat
kemampuan dalam bidang ekonomi, sehingga melahirkan golongan –
golongan ekonomi lemah dan golongan ekonomi kuat. Zakat berperan
dapat mengecilkan jurang perbedaan ekonomi antara golongan ekonomi
lemah dan golongan ekonomi kuat. Zakat dapat mencegah perbuatan
hina, seperti pencurian dan menghindarkan mereka dari rasa iri, dengki
terhadap yang kaya.35
33 ZISWAF, Vol. 2,No.1,Juni 2015,h.91
34
Ibid.,
35 Ibid.,h.92
17
d. Hubungan Manusia dengan Harta Benda
Zakat apabila dilaksanakan dalam masyarakat, maka hal ini
merupakan penegasan bahwa harta kekayaan itu mempunyai fungsi
sosial. Zakat menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan
dalam distribusi harta (Equal Distribution), keseimbangan dalam
pemilikan harta (Equal Ownership), dan keseimbangan tanggung jawab
individu dalam masyarakat.
e. Zakat adalah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial
ekonomi atau pemerataan pendapatan yang merupakan perwujudan
solidaritas sosial. Zakat adalah sumber utama yang menjadi kas negara
sekaligus merupakan sendi – sendi dari kehidupan ekonomi yang
dicanangkan Al-Qur‟an. Zakat yang dikelola dengan baik akan mampu
membuka lapangan kerja dan usaha yang luas, sekaligus penguasaan
aset – aset oleh umat Islam.36
5. Mustahiq Zakat
Mazhab Syafi‟i mengatakan zakat wajib dikeluarkan kepada
delapan kelompok manusia, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal,
sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat At-
Taubah ayat 60, yaitu:
36 Ibid.,
18
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.37
Ayat tersebut menisbatkan bahwa kepemilikan semua zakat oleh
kelompok – kelompok itu dinyatakan dengan pemakaian huruf lam yang
dipakai untuk menyatakan kepemilikan, kemudian masing – masing
kelompok memiliki hak yang sama karena dihubungkan dengan huruf wawu
yang menunjukkan kesaman tindakan. Oleh karena itu, semua bentuk zakat
adalah milik semua kelompok itu dengan hak yang sama.38
Apabila yang membagikan zakat itu adalah imam, dia harus
membaginya menjadi delapan bagian. Yang pertama kali mengambil bagian
itu seharusnya adalah panitia zakat, karena dia mengambilnya sebagai ganti
atas jerih payah yang dikeluarkannya untuk memungut zakat. Adapun
kelompok – kelompok yang lain mengamil zakat atas dasar kesamaan hak di
antara mereka. Dan jika yang membagikan zakat itu adalah pemilik harta
itu sendiri atau orang yang mewakilinya, gugurlah hak panitia zakat itu,
kemudian dibagikan kepada tujuh kelompok yang tersisa jika semua
37
QS. At – Taubah (9): 60. 38 Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian., h. 278.
19
kelompok itu masih ada, jika tidak ada maka zakat itu hanya dibagikan
kepada kelompok yang ada saja. Zakat itu lebih disenangi bila dibagikan
kepada semua kelompok yang disebutkan dalam firman Allah swt, dan tidak
boleh dibagikan kepada kurang dari tiga kelompok karena yang disebut
jamak itu harus sampai kepada tiga. Jika zakat itu hanya dibagikan kepada
dua kelompok, kelompok yang ketiga adalah pengurus atau panitia zakat,
dan sudah dianggap cukup apabila panitia itu hanya ada satu orang.39
a. Fakir
Yang dimaksud orang fakir adalah orang yang tidak punya
penghasilan menentu, dan kebutuhan tiap harinya jauh dari kepatuhan
(serba kekurangan).40
Orang fakir diberikan bagiannya dalam jumlah yang dapat
menutupi keperluannya masing – masing. Misalnya, orang yang jauh
dari hartanya diberikan biaya untuk sampai ketemu hartanya, yang
mempunyai piutang diberikan belanja menunggu masa pembayarannya,
yang dapat bekerja diberikan peralatan yang dapat digunakannya untuk
bekerja, dan yang pandai berdagang diberi modal yang memadai untuk
berdagang sesuai dengan keahliannya.41
b. Miskin
Miskin ialah orang yang memiliki harta atau usaha yang dapat
menghasilkan sebagian kebutuhannya tetapi tidak mencukupi.
Kebutuhan yang dimaksudkan adalah makanan, minuman, pakaian dan
39 Ibid.,h.279. 40
Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama., h. 153. 41
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1995), h. 175-176.
20
lain – lain menurut keadaan yang layak baginya. Seperti halnya orang
fakir, orang miskin pun diberi zakat dalam jumlah yang dapat memenuhi
kebutuhannya.42
c. Amil
Amil ialah orang – orang yang khusus ditugaskan oleh imam
untuk mengurusi zakat, seperti petugas yang mencatat harta yang
terkumpul, membagikan dan mengumpulkan para wajib zakat atau para
mustahiq.43
Adapun besarnya zakat zakat yang diberikan kepada pengurus
(amil) zakat, menurut kesepakatan fuqaha ialah sebesar yang diberikan
oleh imam berdasarkan pertimbangannya atas kerja yang telah
dilakukan oleh panitia zakat, atau sebesar biaya transportasi yang
diperlukan olehnya selama mengurusi zakat. Akan tetapi, mazhab
Hanafi membrikan catatan tambahan atas hal ini, bahwa pemberian
yang diberikan kepada panitia zakat hendaknya tidak melebihi setengah
dari bagia zakat yang dipungutnya.44
d. Mualaf
Mualaf merupakan orang yang baru masuk Islam dan imannya
masih lemah. Mualaf (Al – mu’allafatu qulubuhum) berarti orang yang
hatinya dijinakkan atau dibujuk.45
42
Ibid., h.176 43
Ibid., h.175 44
Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian., h. 292. 45
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, h.177
21
e. Riqab
Riqab adalah para budak yang dijanjikan akan merdeka bila
membayar sejumlah harta kepada tuannya. Budak yang telah mengikat
perjanjian secara sah dengan tuannya, tetapi tidak mampu
membayarnya, dapat diberikan bagian dari zakat untuk membantu
mereka memerdekakan dirinya.46
f. Gharim
Gharim adalah orang – orang yang berhutang. Bila hutangnya
itu tidak untuk maksiat, dan ia tidak mampu membayarnya, ia dapat
diberi bagian zakat.47
Bagian yang diberikan kepada kelompok orang yang memiliki
hutang ialah sebesar hutangnya apabila hutang itu dia pergunakan
untuk kebaikan bukan untuk hidup berlebih – lebihan, tetapi dia pakai
betul – betul untuk keperluan yang sangat penting sifatnya.48
g. Sabilillah
Sabilillah adalah para mujahid yang berperang yang tidak
mempunyai hak dalam honor sebagai tentara, karena jalan mereka
adalah mutlak berperang. Sabilillah diartikan sebagai perjalanan
spiritual atau keduniaan yang diupayakan untuk mencapai ridha Allah,
baik dalam hal aqidah maupun aplikasi mekanisme nilai Islam.49
46
Ibid., h.178 47
Ibid., h.178 48 Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian., h. 292. 49
Arief Mufraiani, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, Cet. II, 2006, h. 209
22
h. Ibnu Sabil
Ibnu Sabil adalah musafir yang mengembara dari negeri satu ke
negeri lainya tanpa memiliki apa – apa yang dapat digunakan
sebagainpenunjang perjalanannya. Maka ia diberi bagian dari zakat
yang cukup membawanya kembali ke negerinya.50
Adapun bagian yang bisa diberikan kepada kelompok orang
yang sedang dalam perjalanan ialah sebesar keperluan biaya yang bisa
dipakai untuk kembali ke kampung halamannya.51
6. Prinsip – Prinsip Zakat
Menurut M.A. Mannan dalam buku “Islamic Economics Theory and
Practice” zakat mempunyai 6 prinsip, yaitu:
a. Keyakinan Agama
Membayar zakat merupakan manifestasi keyakinan keagamaannya
untuk menyempurnakan ibadahnya.52
b. Pemerataan dan Keadilan
Pemberian harta zakat merupakan suatu cara untuk memeratakan
kekayaan dan dengan lebih adil.53
50
Abu Malik Kamal Ibn Sayyid Salim, Fikih Sunnah Wanita, Terj. Firdaus, Jakarta:
Qisthi Press, Cet.2, 2014, h.273 51 Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian., h. 292. 52
digilib.uinsby.ac.id/2410/4Bab%202.pdf, Di akses pada hari Rabu, 7 November 2018
Puku 13.00 WIB 53
Ibid.
23
c. Produktivitas dan Kematangan
Zakat wajar harus dibayar karena merupakan hasil usaha yang
produktif, setelah lewat jangka waktu tertentu yang merupakan ukuran
normal memperoleh hasil tertentu.54
d. Nalar
Ketentuan zakat merupakan cara ampuh yang dapat mengurangi
kesenjangan sosial dan mengembangkan perekonomian.55
e. Kebebasan
Pembayaran zakat dilakukan terhadap orang yang memiliki
kekayaan, sehingga tidak mempersulitkan dan hanya untuk orang yang
merdeka dan sehat jasmani dan rohani.56
f. Etika dan Kewajaran
Zakat tidak diambil secara semena – mena. Jumlah zakat yang
dibayarkan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi yang
membayarnya, tetapi memiliki manfaat yang sangat besar bagi yang
berhak menerimanya.57
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pelaksanaan zakat
sebaiknya menggunakan prinsip zakat tersebut karena pada dasarnya
dengan membayar zakat, jiwa dan kekayaan orang yang membayarnya
menjadi bersih dan bertambah serta untuk mengurangi kesenjangan
sosial bagi masyarakat yang kurang mampu.
54
Ibid. 55
Ibid. 56
Ibid. 57
Ibid.
24
B. Zakat Fitrah
1. Syarat / Ketentuan Pendistribusian Zakat Fitrah
Para fuqaha sepakat bahwa zakat wajib dikeluarkan segera setelah
terpenuhi syarat – syaratnya, baik nisab, haul, maupun yang lainnya.
Pendapat ini difatwakan oleh mazhab Hanafi. Dengan demikian, barang
siapa berkewajiban mengeluarkan zakat dan mampu mengeluarkannya, dia
tidak boleh menangguhkannya.58
Zakat fitrah dikeluarkan menjelang Idul Fitri sebab bila
dikeluarkan setelah shalat Ied, nilainya hanya sedekah biasa.59
Waktu mengeluarkan zakat fitrah ada dua macam, yaitu:
a. Waktu yang afdhal, yaitu semenjak terbit fajar di hari Raya Idul
Fitri hingga saat – saat menjelang dilaksanakannya shalat Idul Fitri.
Hal ini berdasarkan dari Hadist :
ف رض رسول الله صلى الله عليه وسلم عن ابن عباس قال زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة للمساكين
د الصلة من أداها ق بل الصلة فهي زكاة مقبولة ومن أداها ب ع فهي صدقة من الصدقات
Artinya “Dari Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah SAW mewajibkan
zakat fitrah sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari hal
yang sia – sia, omongan yang tidak perlu, dan sebagai bantuan
makanan bagi orang – orang miskin. Siapa yang meunaikannya
sebelum shala „Id, itu merupakan zakat yang diterima. Siapa yang
menunaikannya setelah shalat, itu merupakan sedekah biasa”. (HR
Abu Dawud).60
58
Wahbah Al – Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), h.119. 59
Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama., h. 152. 60
HR. Abu Dawud No. 1609.
25
b. Waktu yang diperbolehkan, yaitu satu atau dua hari sebelum hari
raya Idul Fitri. Hal ini berdasarkan hadist:
ثا أيىب ع سيد حد اد ب ثا ح حد ا ثا أبى انع حد
ا قال فزض انبي ه ع ز رضي الل ع اب افع ع
عهيه وسهى صدقة انفطز أو قال ريضا صهى الل
كز وال ز عهى انذ م ا ي هى صاع ىى وانرز وان
شعيز فعدل اناس به صف صاع ي ا ي أو صاع
ز ا يعطي انت ه ع ز رضي الل ع اب بز فكا
ا ف ز فأعطى شعيز انت دية ي فأعىس أهم ان اب كا
نيعطي كا غيز وانكبيز حتى إ انص ز يعطي ع ع
ا يعطيها ه ع ز رضي الل ع اب بي وكا ع
قبم انفطز بيىو أو يقبهىها وكاىا يعطى انذي
يىيي
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu An-Nu'man telah
menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid telah menceritakan
kepada kami Ayyub dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma
berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fithri,
atau katanya zakat Ramadhan bagi setiap laki-laki maupun
perempuan, orang merdeka maupun budak satu sha' dari kurma
atau satu sha' dari gandum". Kemudian orang-orang
menyamakannya dengan setengah sha' untuk biji gandum. Adalah
Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bila berzakat dia memberikannya
dengan kurma. Kemudian penduduk Madinah kesulitan
mendapatkan kurma akhirnya mereka mengeluarkan gandum. Ibnu
'Umar radliallahu 'anhuma memberikan zakatnya atas nama anak
kecil maupun dewasa hingga atas nama bayi sekalipun dan Ibnu
'Umar radliallahu 'anhuma memberikannya kepada orang-orang
yang berhak menerimanya dan dia mengeluarkan zakatnya itu
sehari atau dua hari sebelum hari Raya 'Iedul Fithri. (HR Al -
Bukhari).61
Ada beberapa waktu dan jenis hukum pembayaran zakat fitrah,
antara lain:
a. Waktu dibolehkan yaitu dari awal bulan Ramadhan hingga akhir
bulan Ramadhan.
61
HR. Al – Bukhari No.1415.
26
b. Waktu wajib yaitu selepas terbenamnya matahari pada hari akhir
Ramadhan hingga datangnya waktu shalat subuh pada hari raya
Idul Fitri.
c. Waktu paling utama yaitu selepas shalat subuh pada hari raya Idul
Fitri hingga khatib naik mimbar pada shalat sunah hari raya Idul
Fitri.62
d. Waktu makruh yaitu setelah shalat Idul Fitri.
e. Waktu haram yaitu waktu yang dilarang untuk menunda – nunda
pembayaran zakat fitrah, yaitu akhir hari raya Idul Fitri ketika
matahari telh terbenam. Hal tersebut diharamkan karena tujuan dari
zakat fitrah adalah untuk mencukupi kebutuhan golongan mustahiq
pada hari raya Idul Fitri, karena hari tersebut hari gembira ria.63
Berdasarkan uraian di atas, maka zakat fitrah boleh dilaksanakan
sejak awal Ramadhan hingga menjelang shalat Idul Fitri. Hal tersebut
dijadikan landasan dalam waktu pendistribusiannya pula. Karena tujuan
zakat fitrah adalah untuk mencukupi kebutuhan mustahiq agar dapat
bergembira ria pada hari raya Idul Fitri sehingga waktu pendistribusiaanya
pun tidak boleh melewati hari raya Idul Fitri.
2. Petugas Pendistribusian Zakat Fitrah
Saat ini yang menjadi trend dari Islamization Process yang
dikembangkan oleh para pemikir kontemporer ekonomi Islam adalah
mengoptimalkan sistem zakat dalam perekonomian. Untuk trend ini
sejumlah pemikiran inovatif dikembangkan oleh kesadaran bahwa
masyarakat muslim sampai saat ini masih dalam sekatan ekonomi
terbelakang.64
62
Hikmat Kurnia dan Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat, (Jakarta: Qultum Media,
2008), h.248-249. 63
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
Terj. Kamran As‟ad Irsyady, dkk, (Jakarta: PT Kalola Printing, 2015), Cet. IV, h. 395.
64
M.Arif Mufraini, Lc.,M.Si, Akuntansi dan Manajemen Zakat¸ Jakarta: Prenadamedia
Grup, 2018, h.160
27
Selama ini zakat fitrah hanya dikonsumsi sehingga habis dalam
waktu relatif singkat, dan akhirnya tidak menghasilkan nilai tambah dan
sebagai akibatnya harapan untuk meningkatkan taraf hidup seperti yang
dikehendaki tidak pernah menjadi kenyataan.65
ليه وسلم زكاة الفطر عن ابن عباس قال : ف رض رسول الله صلى الله ع ا ئم من الغووالر فث وطعمة للمسا كي . من اداها ق بل طهرة للصلاة فهى صد قة من لاة فهى زكاة مقب و لة ومن اداها ب عد ا لص الص
الصد قا ت “Dari Ibnu Abbas berkata: „Rasulullah saw telah mewajibkan zakat
fitrah untuk mensucikan diri bagi orang yang berpuasa dari perkataan sia –
sia dan busuk, serta untuk memberi makan kepada orang – orang miskin,
maka barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat („Id), itu
merupakan zakat yang diterima, sedangkan yang menunaikannya setelah
shalat („Id), itu merupakan sedekah biasa.” (HR. Abu Dawud).66
Dalam hadits Ibnu Abbas di atas yang di suruh adalah memberi
makan fakir miskin pada hari raya dan menghilangkan peminta – minta
pada hari bahagia itu. Hal ini tidak berarti bahwa masalah memberi makan
atau makanan untuk mereka hari berikutnya tidak dihiraukan, tetapi justru
untuk hari berikutnya lebih perlu lagi. Jelasnya tentang hari depan mereka
harus lebih diperhatikan di samping untuk sehari raya itu juga mereka
harus dapat makan dan memenuhi kebutuhan pokok, namun kebutuhan
hari depan termasuk prioritas. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam
Surah Al- Hasyr ayat 18:
65 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa – Fatwa
Tarjih. Tanya Jawab Agama 4 , (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011), Cetakan Keenam, h.
200
66 HR. Abu Dawud No. 1609.
28
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Hari esok/depan yang disebut dalam ayat di atas bukan hanya hari
depan akhirat, tetapi juga hari depan di dunia untuk hari depan akhirat.
Sehubungan degan itu, selain yang diberikan hanya sekedar untuk
makan pada sehari idul fitri dan tidak meminta – minta, maka zakat fitrah
bisa dijadikan modal yang lazim disebut “sebagai alat penghasil”, karena
modal tersebut tidak dikonsumsi (dipakai habis) untuk menutupi
kebutuhan sehari – hari, tetapi didayagunakan untuk menghasilkan nilai
tambah demi mendapatkan masa depan yang cerah.67
Memodalkan zakat fitrah dalam bentuk usaha produktif itu
haruslah seijin fakir miskin tersebut, karena zakat fitrah itu adalah hak
mereka. Si kurang ilmu dan keterampilan sehingga kecil sekali
kemungkinan untuk berhasil jika mereka diserahi untuk memodalkan harta
zakat tersebut menjadi barang yang produktif. Oleh karena itu
pengelolaannya haruslah dilakukan oleh orang – orang yang ahli, alim dan
terpercaya, dan juga dapat melibatkan para mustahiq tersebut, sehingga
67 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa – Fatwa
Tarjih. h.201
29
dapat mengelola usaha tersebut secara efektif dan efisien. Adapun hasil
dari permodalan atau usaha tersebut adalah untuk kepentingan si fakir
miskin.68
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa zakat fitrah boleh
dimodalkan dengan syarat:
a. Seijin fakir miskin, karena itu adalah hak mereka.
b. Kebutuhan mereka di hari raya sudah tercukupi dengan sebagian zakat
fitrah yang diberikan.
c. Yang dimodalkan adalah sisanya setelah diberikan kepada fakir
miskin. Bentuk usahanya, bisa koperasi, PT atau lainnya.
d. Hasil permodalan zakat fitrah digunakan untuk kepentingan fakir
miskin.
e. Pengelolaannya dilakukan oleh orang – orang yang terpercaya, orang
ahli yang dibentuk bersama antara mustahiq, muzakki dan ulama.69
3. Implementasi Pendistribusian Zakat Fitrah
Implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu
pelaksanaan / penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu
tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun secara cermat dan rinci
(matang).70
Menurut Hanifah Harsono dalam bukunya yang berjudul
Implementasi Kebijakan dan Politik mengemukakan pendapatnya bahwa
68 Ibid.,
69Ibid.,
70 https://alihamdan.id/implementasi/#, diakses pada hari Sabtu, tanggal 14 Juli 2018,
Pukul 5.22 WIB.
30
implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi
tindakan dari politik ke dalam administrasi, pengembangan kebijakan dalam
rangka penyempurnaan suatu program.71
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat di pahami bahwa
implementasi merupakan pelaksanaan ataupun penerapan atas suatu
kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.
Terkait dengan penelitian ini maka yang dimaksud implementasi oleh
peneliti adalah pelaksanaan terhadap pendistribusian zakat fitrah oleh Amil
di Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro Utara Kota Metro.
C. Pendistribusian
1. Pengertian Distribusi Zakat
Distribusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pembagian pengiriman barang – barang terhadap orang banyak atau ke
beberapa tempat.72
Dalam perspektif Ekonomi Islam, distribusi memiliki makna yang
luas yaitu mencakup pengaturan kepemilikan, unsur – unsur produksi dan
sumber – sumber kekayaan. Oleh karena itu, distribusi merupakan
permasalahan utama dalam Ekonomi Islam, karena distribusi memiliki
hubungan erat dengan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.73
71
Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, 2002, h. 67. 72
Deasy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Abditama, 2001), Cet. Ke-
1, h. 125. 73
Taqiyuddin an – Nabhani, Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam, Penerjemah Hafizh
Abdurrahman, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Hizbuttahrir Indonesia, 2004), Cer. Ke-4, h.16.
31
Pendistribusian zakat merupakan penyaluran atau pembagian hasil
zakat kepada mereka yang berhak. Distribusi zakat mempunyai sasaran
dan tujuan. Sasaran di sini adalah pihak – pihak yang diperbolehkan
menerima zakat, sedangkan tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam bidang perekonomian sehingga dapat memperkecil
kelompok masyarakat yang kurang mampu, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kelompok muzaki.74
Berdasarkan pemaparan di atas, distribusi adalah penyaluran
barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini, distribusi
yang dimaksud oleh peneliti yang sesuai dengan judul penelitian adalah
penyaluran, pembagian, atau pendistribusian dana zakat fitrah yang
dilakukan oleh amil zakat kepada mustahiq zakat dalam rangka
pemerataan ekonomi umat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Akan tetapi pendistribusian dana zakat fitrah tersebut belum mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena pengelolaan dan
pemberdayaan zakatnya belum optimal. Dana zakat masih disalurkan
secara konsumtif sehingga habis dalam waktu relatif singkat.
2. Unsur – Unsur dalam Pendistribusian Zakat
Unsur penting dalam kegiatan pendistribusian zakat mencakup 3 hal,
yaitu:
74
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h.
169.
32
a. Muzzaki
Adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas
kepemilikan harta yang telah mencapai nisab dan haul.75
Seseorang
terkena kewajiban membayar zakat jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1) Beragama Islam
Kewajiban zakat hanya diwajibkan kepada orang Islam. Hadits
Rasulullah SAW menyatakan, “Abu Bakar Shidiq berkata, „inilah
sedekah (zakat) yang diwajibkan oleh Rasulullah kepada kaum
Muslim.” (HR. Bukhari). 76
2) Merdeka
Kewajiban membayar zakat hanya diwajibkan kepada orang –
orang yang merdeka. Hamba sahaya tidak dikenai kewajiban
berzakat. 77
3) Dimiliki Secara Sempurna
Harta benda yang wajib dibayarkan zakatnya adalah harta benda
yang dimiliki secara sempurna oleh seseorang Muslim.78
4) Mencapai Nishab
Seorang Muslim wajib membayar zkat jika harta yang dimilikinya
telah mencapai nishab. Nishab zakat harta berbeda – beda,
tergantung jenis harta bendanya.79
75https://lazgis.com/ini-pengertian-muzakki-dan-mustahik-kriteria-dan-macam-
macamnya/, di akses hari Jum‟at 25 Oktober 2019 Pukul 21.09 WIB 76
Ibid . 77
Ibid. 78 Ibid.
33
5) Telah Haul
Harta benda wajib dikeluarkan zakatnya jika telah dimiliki selama
satu tahun penuh. Hadits Rasulullah SAW menyatakan,
“Abdullah Ibnu Umar berkata, „Rasulullah SAW bersabda „Tidak
ada zakat pada harta seseorang yang belum sampai satu tahun
dimilikinya.” (HR Daruquthni).80
b. Mustahik
Adalah orang – orang yang berhak menerima zakat. Ketentuan
tentang siapa saja yang berhak menerima zakat telah diatur dengan
jelas dalam QS . At-Taubah ayat 60.81
c. Amil
Adalah orang yang bekerja mengumpulkan zakat dan
menyampaikannya kepada yang berhak menerimanya.82
79
Ibid. 80 Ibid. 81
Ibid. 82 Muh Atha Zhafran, Pintar Agama Islam, (Solo: CV Beringin 55), h. 153.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).
Penelitian lapangan (field research) pada hakikatnya merupakan metode
untuk menemukan secara khusus dan realitas apa yang telah dilakukan
secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu
dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.83
Field research yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara
langsung di Keluarahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
sebagai lokasi penelitian yang telah penulis pilih untuk mengetahui
pemberdayaan distribusi zakat fitrah.
2. Sifat Penelitian
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis
dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku dan
untuk mendapatkan sebuah hasil penelitian yang baik.84
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu pola pikir yang berusaha
memahami suatu fenomena atau kejadian dengan jalan menjelaskan
keadaan fenomena atau kejadian itu seperti apa adanya atau menjelaskan
83 Kartini Kartono, Pengantar Metode Riset Sosial, (Bandung: CV Mandar Maju,
1996), h.32.
84
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Galian Indonesia, 2003), h. 84.
35
tangkapan peneliti tentang fenomena atau kejadian itu.85
Deskriptif yang
dimaksud adalah memberikan gambaran dan keterangan tentang
pemberdayaan distribusi zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari Kecamatan
Metro Utara Kota Metro.
Sementara itu teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis kualitatif. Kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada
kondisi objek yang dialami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan
bersifat deskriptif dengan metode berfikir secara induktif, penelitian ini
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.86
B. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
“Sumber data primer adalah sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan.”87
Berdasarkan teori tersebut, yang dimaksud dengan sumber
data primer adalah sumber data yang langsung diperoleh dari sumber
utamanya (sumber aslinya). Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu
subyek penelitian (Informan) yang berhubungan dengan pemberdayaan
distribusi zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara
Kota Metro.
85 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN –
Maliki Press, 2008), h.100.
86
Sedarmayanti, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2002), h. 31. 87
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), Edisi Pertama, Cet. 1., h. 129.
36
Berdasarkan hal tersebut sumber data primer pada penelitian ini
ditujukan kepada Lurah yaitu bapak Tugiman, Amil Zakat di Kelurahan
Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro kepada Bapak Giran,
Bapak Andi, dan Bapak Hendra, serta kepada 6 Muzakki (Rovi, Reza,
Fitri, Sucipto, Nyoto, dan Wito) dan kepada 6 Mustahiq (Nyono, Agus,
Marlina, Jainal, Sutilah, dan Seto).
Sumber data primer dipilih berdasarkan teknik area sampling,
yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas. 88
Sesuai dengan area sampling
dalam penelitian ini, sampel yang peneliti gunakan berdasarkan
pertimbangan mushola yang berusia tertua, sedang dan termuda yaitu
Mushola Baiturohman, Mushola Al – Ikhlas dan Mushola At – Taqwa
kemudian peneliti memilih amil zakat, mustahik dan muzaki dari masing –
masing mushola tersebut.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah bahan – bahan atau data yang menjadi
pelengkap atau penunjang dari sumber data primer.89
Sumber data
sekunder merupakan data kedua yaitu data yang diambil dari buku-buku,
88
Sugiyoo, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung: CV Alfabeta, 2017), h. 124
89
Cik Hasan Bisri, Penuntun Rencana Penelitian dan Pelaksanaan Skripsi Bidang
Ilmu Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.32.
37
dokumen-dokumen resmi, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan
dan sebagainya.90
Adapun sumber data sekunder yang digunakan sebagai literatur
dalam penelitian ini merupakan buku-buku mengenai zakat, seperti buku
karangan Mursyidi yang berjudul Akuntansi Zakat Kontemporer, buku
karangan M. Arif Mufraini yang berjudul Akuntansi dan Manajemen
Zakat, dan buku-buku lainnya yang berhubungan dengan zakat.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk
memperoleh data yang valid. Menurut Soerjono Soekanto, dalam penelitian
lazimnya dikenal tiga jenis alat penelitian data, yaitu pengamatan atau
observasi, studi dokumen (bahan pustaka), dan wawancara (interview).91
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti
meliputi:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari
pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang
diwawancarai.92
90 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian hukum, (Universitas Indonesia Pers,
Jakarta, Cet 3, 1986), h. 12.
91
Ibid., h. 66 dan 201.
92
Abdurahmat Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.105.
38
Berdasarkan hal tersebut peneliti melakukan wawancara dengan
jenis wawancara terarah. “Wawancara terarah adalah wawancara yang
dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari
pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah
dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara.”93
Wawancara yang
dilakukan yaitu wawancara kepada 6 Muzakki (Rovi, Reza, Fitri, Sucipto,
Nyoto, dan Wito) dan kepada 6 Mustahiq (Nyono, Agus, Marlina, Jainal,
Sutilah, dan Seto), dan kepada Bapak Giran, Bapak Andi dan Bapak selaku
Pengurus Badan Amil Zakat, serta kepada Bapak Tugiman selaku Lurah
di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen
rapat, agenda, dan sebagainya.94
Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data-data yang ada di Kelurahan Banjarsari, Keacmatan Metro
Utara, Kota Metro baik itu berupa sejarah, , jumlah muzakki, jumlah
mustahiq, jumlah masjid dan mushola dan lain sebagainya.
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Teknik penjamin keabsahan data merupakan data-data yang dilakukan
peneliti untuk mengukur derajat kepercayaan (Credibility) dalam proses
93
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian, h. 129.
94
Ibid., h.274.
39
pengumpulan data penelitian.95
Penelitian ini, peneliti membandingkan data
dari metode yang sama dengan sumber yang berbeda dengan memanfaatkan
teori lain untuk memeriksa data dengan tujuan penjelasan banding.96
Triangulasi merupakan suatu cara mendapatkan data yang benar-benar absah
dengan menggunakan pendekatan metode ganda. Triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data atau sebagai
pembanding data itu.97
Berdasarkan hal tersebut teknik penjamin keabsahan data merupakan
cara yang digunakan dalam menjamin bahwa penelitian ini diperoleh secara
benar dan keabsahan dari data-data yang telah diperoleh peneliti untuk
mengukur kepercayaan orang terhadap pengumpulan data penelitian ini.
Triangulasi data dalam penelitian ini yang digunakan oleh peneliti merupakan
triangulasi sumber. Adapun yang dimaksud dengan triangulasi sumber
merupakan triangulasi yang membandingkan informasi yang telah diperoleh
melalui sumber-sumber yang berbeda, baik hasil melalui wawancara maupun
melalui dokumen-dokumen.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, dan memilah – milahnya menjadi
95
Zuhairi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),
Edisi Revisi, Cet. 1, h. 40. 96
Ibid., h,41 97
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), h. 219.
40
satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.98
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa
kualitatif karena data yang diperoleh berupa keterangan – keterangan. Metode
ini bertujuan untuk menjabarkan keterangan dengan mengacu pada berbagai
teori dengan pokok permasalahan dari penelitian yang dilakukan.
Cara berfikir yang digunakan adalah berfikir induktif yaitu cara
berfikir yang berangkat dari fakta atau peristiwa yang khusus ditarik
generalisasi yang mempunyai sifat umum.99
Cara berfikir ini digunakan untuk
mengetahui implementasi pendistribusian zakat fitrah oleh amil dan
pemberdayaan zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara
Kota Metro. Dengan demikian, bahwa teknik yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah teknik kualitatif induktif.
98 Lexi J. Moeong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h.248.
99
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penarbitan Psikologi
UGM, 1985), h.42 .
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota
Metro
Kelurahan Banjarsari dibentuk pada tahun 2000 berdasarkan Perda
Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000, terbagi menjadi 12 Rukun Warga (RW)
dan 57 Ruku Tetangga (RT). Luas wilayah mencapai 575 Ha. Berdasarkan
data kependudukan, jumlah penduduk di Kelurahan Banjarsari Kecamatan
Metro Utara Kota Metro pada tahun 2018 adalah 11.461 jiwa, yang terdiri dari
penduduk laki – laki berjumlah 5.819 jiwa dan penduduk perempuan
berjumlah 5.642 jiwa. Sumber utama sebagian besar penduduk Kelurahan
Banjarsari bekerja sebagai wiraswasta / pedagang.100
Kebudayaan masyarakat di Kelurahan Banjarsari didominasi suku
Jawa. Mayoritas penduduk Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara
Kota Metro memeluk agama Islam. Letak wilayahnya sebelah Selatan
berbatasan dengan Purwodadi, sebelah Utara berbatasan dengan Nunggalrejo,
sebelah Barat berbatasan dengan Pujodadi, dan sebelah Timur berbatasan
dengan Hadimulyo Timur. Jarak dari provinsi yaitu 55 km, dan jarak dari
kabupaten yaitu 3 km, serta jarak dari kecamatan yaitu 0,3 km. Tingkat
pendidikan penduduk sebagian besar yaitu Sekolah Dasar (SD). 101
100
Data Monografi Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro Tahun
2018 101
Data Monografi Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro Tahun
2018
42
Tabel
Data Penduduk Berdasarkan Agama
Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No. Agama Jumlah Orang
1
Islam 10.548
2 Kristen 408
3 Katholik 394
4 Hindu 67
5 Budha 44
6 Kong Hu Cu -
JUMLAH 11.455
Sumber: Laporan Kependudukan Kelurahan Banjarsari Kec. Metro
Utara102
Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Giran, Andi dan Hendra
selaku amil zakat di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
bahwa keadaan masjid dan musholla di Kelurahan Banjarsari Kecamatan
Metro Utara Kota Metro cukup layak sebagai sarana beribadah. Terdapat 6
masjid dan 20 mushola di Kelurahan Banjarsari. 103
Tabel
Data Mushalla
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No Nama Mushalla Alamat Nama
Pengurus
Tahun Diri
1 Al - Qomar RW. 01 A. Suparman 2001
2 Al - Jama'ah RW. 01 Drs. Gustam 1989
3 Attaubah RW.02 Banu 1999
4 Al – Mukmin RW. 02 Suhadi 1990
102 Data Monografi Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro Tahun
2018 103
Wawancara Kepada Bapak Giran, Andi dan Hendra selaku amil zakat di Kelurahan
Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
43
5 Mutaqin RW.03 Dra. Rosita 2003
6 Al - Hidayah RW. 03 Imam Sopingi 1998
7 Al - Taqwa RW. 04 Giran 2008
8 Nurul Hidayah RW. 04 Kateni 1996
9 Al - Jaiz RW. 05 Drs. Hasyim 1996
10 Al - Jamik RW. 05 Wahid 1998
11 Istiqomah RW. 06 Karno 2008
12 Nurul Ulum RW. 06 Yatimin 2003
13 Al - Ishlah RW. 05 Blk 2001
14 Al - Ikhlas RW. 07 Hendra 1998
15 Nurul Iman RW. 08 Katino 1996
16 Nurul Barokah RW.09 Imam Ghozali 1999
17 Baiturohman RW. 10 Andi 1979
Sumber: Data Mushalla di Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara104
Terkait penelitian yang peneliti lakukan, peneliti mengambil 3
mushola untuk diteliti berdasarkan keadaan mushola tertua, sedang dan
termuda. Mushola tertua yaitu Mushola Baiturohman berdiri pada tahun
1979 yang terletak di RW 10. Mushola berusia sedang yaitu Mushola Al –
Ikhlas berdiri pada tahun 1998 yang terletak RW 07 dan mushola termuda
yaitu Mushola At – Taqwa berdiri pada tahun 2008 yang terletak di RW 04.
Tabel
Data Muzakki Tahun 2017
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No Nama Jumlah
Orang
Jumlah
Beras (kg)
Jumlah
Uang (Rp)
1 Budi
Fitri
Amel
Arpel
4 10 -
104 Data Kelurahan Banjarsari Kecamatan. Metro Utara
44
2 Cipto
Daniar
Naisila
3 - 60.000,-
3 Bonasir
Painah
Purwadi
3 7,5 -
4 Sutiman
Karmini
Ifan Septian
3 7,5 -
5 Mbah Jumirah
Bu Mursiti
2 5 -
6 Mbah Ngat
Mbah Ponisah
2 5 -
7 Muhni
Paidi
Juminem
Zafira
Endang
5 12,5 -
8 Solikin
Murwati
Bayu
Panji
4 10 -
9 Sucipto
Susiati
Rama Febrian
Rafa Ramadan
Rais Yuanudin
5 - 100.000,-
10 Mbah Giran
Mbah Simpen
Mbak Iin
Ganan
Riski
5 12,5 -
11 Sawito
Aini
Farid
3 7,5 -
45
12 Beran
Heti
Nanang
Siti
Iis
5 12,5 -
13 Pak Zaenal
Ibu Sumartini
2 - 40.000,-
14 Mbah Ponidi
Mbah Ponijah
Amelia
Satria
4 10 -
15 Munir
Eli
Rere
Keisa
4 10 -
16 Hartono
Sri Hastuti
Ade
Dewi
Rangga
5 12,5 -
17 Nopita
Marsa
Mbah Tukinah
3 7,5 -
18 Usman Effendi
Tugiatun
Eka Fitria Ningsih
Rudi Isnawan
4 10 -
19 Jojo Wikarja
Mursidah
Bagas Sudrajat
Zhufira
4 10 -
20 Mukhlis
Sulasmi
Yungle
Lukman Affandi
4 - 80.000,-
21 Katimah
Dian
2 - 40.000,-
46
22 Nyoto
1 - 20.000,-
23 Agus
Sifarianti
Tiara
Sainem
4 10 -
24 Nurhadi
Rantinita
Ganita
3 7,5 100.000,-
25 Imam
Rohati
Ilham
Imam Maskur
4 10 -
26 Doni
Iin
Nadia
2 - 50.000,-
27 Sapardi
Sugiyanti
Ayu
Hani
3 7,5 -
28 Paido
Riwuh
Nur
Riani
Rido
5 - 100.000,-
29 Edi
Sudiyanti
Rihadatul
3 7,5 -
30 Herman
Nilam
Rafa
3 7,5 -
31 Kokom
Tresno
2 5 -
32 Wito
Aisah
Aan
3 7,5 -
47
33 Krisna
1 - 20.000,-
34 Darsono
Muslimah
Yesi
Lia
Hendri
Rifat
6 - 120.000,-
35 Sanimin
Tarmuji
Jarni
Eka
4 10 -
36 Mukiyat
Sunar
2 5 -
37 Mardiono
Juariyah
Riano
Pandi
Nailul
Risa
Naisa
Defran
8 20 -
38 Safa
1 2,5 -
39 Ujang
Reza
2 5 -
40 Warino
Neneng
Rido
Aska
4 - 80.000,-
41 Giyono
Marwiyah
Wahyu
3 7,5 -
42 Heri
Sri
Risa
Rania
4 - 80.000,-
48
43 Ana
Ipin
Alif
3 - 60.000,-
44 Afrizal
Elis
2 5 -
45 Gatot
Paina
Pino
3
-
60.000,-
46 Suprapto
Sutampi
David
Damar
Maqis
5 12,5 -
47 Agustus iin
Ajeng
Maylan
Putri
5 12,5 -
48 Saekan
Nyamini
Wiyoo
Mei
4 10 -
49 Subandi
Umi
2 5 -
50 Ngadirin
Zainal
Riza
Zuanita
Desy
5 12,5 -
51 Maryana
Abadi
Lia
Devi
Azwar
5 12,5 -
52 Mito
Rusmini
Iwit
3 7,5 -
49
53 Kas
Lis
Aji
3 7,5 -
54 Tukimin
Sumiati
Heni
Juned
4 10 -
55 Rusdi
Kurnia
2 5 -
56 Tukijo
Sitrim
Tri
3 7,5 -
57 Sugeng
Sisil
2 - 40.000,-
58 Gito
Ratna
Suwarni
3 - 60.000,-
59 Suyit
Kusmiyati
Erna
Nando
4 10 -
60 Eko
Novi
Revan
3 7,5 -
61 Ican sekeluarga
- - 50.000,-
Jumlah 207 365 1.450.000,-
50
Tabel
Data Muzakki Tahun 2018
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No Nama Jumlah
Orang
Jumlah
Beras (kg)
Jumlah
Uang (Rp)
1 Nadia Chaniago
Rafli Chaniago
Alya Putri C
3 7,5 -
2 Nyoto
Sugeng
Sisil
3 7,5 -
3 Wito
Aini
Farid
3 7,5 -
4 Beran
Etik
Siti
Iis
4 10 -
5 Sucipto
Susiati
Rama Febrian
Rara Ramadhan
Raiz Ikhwanudin
5 - 125.000,-
6 Bonasir
Pak Pur
2 - 50.000,-
7 Heri Wibowo
Sri Salasatin
Risa Rahmawati
Rania Aulia Sari
4 - 100.000,-
8 Sanimin
Tarmuji
Jarni
Soleh Sofyan
Eka Aprianti
Melisa Eka Alfiani
6 15 -
9 Budi
Fitri
4 10 -
51
Amel
Arpel
10 Reza
Sunarles
2 5 -
11 Sutiman
Karmini
Ivan septian
3 7,5 -
12 Rois Pramudia Mukti
Sari Oktaviani
2 - 50.000,-
13 Suprapto
Sutampi
Depit
Damar
Magis
5 12,5 -
14 Gagi
Simpen
2 5 -
15 Nurhadi
Ranti
Kalisa
3 7,5 -
16 Abadi
Lia Anggraini
Devi
Azwa
4 10 -
17 Novita
Tukinah
2 5 -
18 Wito
Aisyah
Aan Enhana
3 7,5 -
19 Suwarni
Sugito
Ratna
3 7,5 -
20 Juminem
Paidi
Endang
Mutini
Zahra
5 12,5 -
52
21 Saekan
Wiyono
Nyamini
Meiroyani
Abijar Arwan
5 12,5 -
22 Mariyanto
Katini
Andi
Riski
Dika
5 12,5 -
23 Tohiri
Sri Wahyuni
Muhammad Yusuf
Afri Elda
4 - 100.000,-
24 Supardi
Ganti
Ayu
Hari
4 - 100.000,-
25 Yana
Aripin
Alip
3 7,5 -
26 Katimah
Aditama
2 - 50.000,-
27 Nur
Adit
Riani
Paido
Riwuh
5 - 125.000,-
28 Pak Tin
Buk Tin
Tina
Albi
4 10 -
29 Dasemin
Misinem
Rendi
3 7,5 -
30 Hadi
Kartika Sari
6 15 -
53
Gibran
Sebastian
Bramantia
Sulastri
31 Ngadirin
Zainab Arisandy
Zuanita Maharani
Prima Riza
Oca
Muhammad Al – Fatif
Aisyah
Riza Ardian
8 20 -
32 Boiran
Sukati
Andri
3 7,5 -
33 Katilah
Supri
Tri
Amel
4 10 -
34 Agus Suharyono
Indrawati
Ajeng
Meilan Dwi Nafira
4 10 -
35 Dwi
Febri
2 5 -
36 Sanean
Ponijem
Supiyanto
Afrizal Hermawan
4 10 -
37 Jojo Wikarja
Mursida
Bagas Wijaya
Zahra Sukma
4 10 -
38 Sugiyanto
Suriyani
Novita Sari
Dwi Doso Bekti
4 10 -
54
39 Aditianto
Via Retnowati
M. Al – Fatih
3 - 75.000,-
40 Suwanto
Windi Fitria Zahrani
Puji
Indra Rahmawati
4 - 100.000,-
41 Edi
Eka
Amel
Ponijan
Ponidi
5 12,5 -
42 Usman
Tugiatur
Rudi Isnawan
3 7,5 -
43 Mbah Jum
Mbah
2 5 -
44 Darsono
Muslimah
Yesi Ambar Wati
Freddy Hadi Wibowo
April Liani
Hendri Hermawan
Rifad Semi Baswara
7 17,5 -
45 Engko Aeng
Bek Ni
Ican
Nana
Wily
4
1
10
-
-
25.000,-
46 Kasiono
Lis
Bayu Aji
3 7,5 -
47 Muklis
Sulasmi
M. Yungle
Lukman Afandi
4 10 -
55
48 Herman
Nilam
2 5 -
49 Mito
Rusmini
Iwit
M. Gatot Saputra
Pina
Pino
6 15 -
50 Cindi Permata Sari
Riza Ardian
1 2,5 -
51 Mastur
Emawati
Abel Ramadani
3 7,5 -
52 Paryoko
Linda
Sintia
3 - 75.000,-
53 Rusdi Sukamto
Betty Risma Dewi
Resti Kurnia
3 7,5 -
54 Sainem
Yuli
Sipar
Tiara
4 10 -
55 Wagiyono
Marwiyah
Wahyu
3 7,5 -
56 Warsono
Olla
2 - 50.000,-
57 Warino
Neneng
Ridho
Azka
4 - 100.000,-
58 Suyitno
Kusmiyati
Erna
Ari
4 10 -
56
59 Edi
Daryanti
Rihadatul
3 - 75.000,-
60 Tukimin
Sum
Juanidi
Heni
4 10 -
61 Paino
Sukiyem
2 - 50.000,-
62 Dessi
Krisna
Xsan Saputra
Rehan
4 - 90.000,-
63 Suhut
Kamen
Ade
Tiyo
4 10 -
64 Sumardiyono
Juariyah
Riano
Rispandi
4 10 -
65 Munir
Eli
Rere
Kesya
4 10 -
66 Paino
Sukiyem
Doni
Indarwati
4 10 -
67 Suwandi
Safitri
Selin
Feby
Ridho
5 12,5 -
68 Sawito
Aini
Farid
3 7,5 -
57
69 Bonasir
Poniah
Purwadi
3 - 75.000,-
70 Kasyono
Lis
Maryanto
3 7,5 -
71 Wagiyono
Marwiyah
Kevin
3 7,5 -
72 Paido
Riwoh
2 - 60.000,-
73 Nanang
Siti Sundari
2 5 -
Jumlah 263 515 1.475.000,-
Sumber: Data Muzaki di Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara105
Berdasarkan kedua tabel muzakki di atas, dapat di tarik benang
merah bahwa jumlah muzakki dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami
peningkatan yaitu yang awalnya berjumlah 207 orang pada tahun 2017
meningkat menjadi 263 orang pada tahun 2018. Jumlah zakat yang
terkumpul pun mengalami peningkatan yaitu sebanyak 365 kg beras dan
uang sebesar Rp 1.450.000,- pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 515 kg beras dan uang sebesar Rp
1.475.000,-
105 Ibid.,
58
Tabel
Data Mustahiq Tahun 2017
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No Nama No Nama No Nama No Nama
1 Suhut 39 Sutilah 77 Abadi 115 Edi
2 Sumardiyono 40 Mukiyat 78 Eko 116 Tugiatur
3 Rispandi 41 Siwuh 79 Suyit 117 Amel
4 Kamen 42 Marlina 80 Sadam 118 Ponijan
5 Riano 43 Sukijah 81 Jarno 119 Rudi Isnawan
6 Gaplo 44 Mah 82 Jainal 120 Rusdi
7 Tukimin 45 Yanto 83 Juarni 121 Tukijo
8 Muklis 46 Yuli 84 Paino 122 Suwito
9 Yanto Febri 47 Budi 85 Sukiyem 123 Beran
10 Bero 48 Seto 86 Paidi 124 Sisu
11 Dasemin 49 Hanik 87 Ketro 125 Paiman
12 Bonasir 50 Lis 88 Yuli 126 Rudi
13 Purwadi 51 Nur 89 Sainem 127 Belakang rudi
14 Poniah 52 Ipin 90 Edi 128 Darsono
15 Sumidi 53 Khoiri 91 M. Gatot 129 Mito
16 Misrun 54 Agus 92 Lukman 130 Gito
17 Siwoh 55 Marlina 93 Suyit 131 Gintoyo
18 Trisno 56 Cip 94 Erna 132 Wito
19 Herman 57 Paido 95 Iwit 133 Muklis
20 Ponijan 58 Gatot 96 Eko 134 Herman
21 Yus 59 Yoko 97 Tri 135 Mito
22 Tur 60 Hartini 98 Slamet 136 Sulasmi
23 Supri 61 Muklis 99 Rustam 137 Sanean
24 Katilah 62 Centit 100 Ani 138 Afrizal
25 Budi 63 Ade 101 Paido 139 Supiyanto
26 Pupah 64 Herman 102 Juariyah 140 Ponijem
27 Boiran 65 Sukirah 103 Nanang 141 Sumiati
28 Nanda 66 Marwiyah 104 Siti 142 Rusmini
29 Keling 67 Wahyu 105 Ponidi 143 Sugeng
30 Eli 68 Munir 106 Sis 144 Nilam
31 Saekan 69 Eli 107 Wing 145 Sri
32 Edi Yanti 70 Rere 108 Mukiyat 146 Ana
33 Sanimin 71 Kesya 109 Tiyok 147 Siti
34 Jarni 72 Yuli 110 Eka 148 Nyoto
35 Wanto 73 Anggun 111 Usman 149 Mudi
36 Cipto 74 Bude SD 112 Ponidi 150 Wanto
37 Nursiah 75 Giani 113 Tin
38 Nur 76 War 114 Kasiono
Sumber: Data Mustahiq di Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara106
106 Ibid.,
59
Tabel
Data Mustahiq Tahun 2018
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
No Nama No Nama No Nama No Nama
1 Jainal 25 Paiman 49 Nanda 73 Cipto
2 Juarni 26 Rudi 50 Keling 74 Nursiah
3 Nur 27 Rudo 51 Eli 75 Tin
4 Sutilah 28 Nyoto 52 Herman 76 Kasiono
5 Paidi 29 Nyono 53 Sukirah 77 Cip
6 Ketro 30 Lis 54 Jainal Anggun 78 Paido
7 Yuli 31 Munir 55 Bude SD 79 Gatot
8 Sainem 32 Nur 56 Giani 80 Yoko
9 Edi 33 Ipin 57 War Trimo 81 Hartini
10 Ponidi 34 Khoiri 58 Abadi 82 Muklis
11 Sis 35 Agus 59 Eko 83 Centit
12 Wing 36 Marlina 60 Suyit 84 Yuli
13 Mukiyat 37 Gaplo 61 Sadam 85 Mukiyat
14 Tiyok 38 Tukimin 62 Jarno 86 Siwuh
15 Sumidi 39 Muklis 63 Darsono 87 Marlina
16 Misrun 40 Yanto Febri 64 Mito 88 Sukijah
17 Siwoh 41 Bero 65 Gito 89 Mah
18 Trisno 42 Dasemin 66 Gintoyo 90 Yanto
19 Herman 43 Tur 67 Wito 91 Yuli
20 Ponijan 44 Supri 68 Saekan 92 Budi
21 Yus 45 Katilah 69 Edi Yanti 93 Seto
22 Suwito 46 Budi 70 Sanimin
23 Beran 47 Pupah 71 Jarni
24 Sisu 48 Boiran 72 Wanto
Sumber: Data Mustahiq di Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara107
Berdasarkan kedua tabel mustahiq di atas, dapat di tarik benang
merah bahwa jumlah mustahiq dari tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami
penurunan yaitu yang awalnya berjumlah 150 orang pada tahun 2017
menurun menjadi 93 orang pada tahun 2018. Hal ini disebabkan karena
peningkatan jumlah masyarakat yang menjadi muzakki pada tahun 2018.
Artinya bahwa implementasi pemberdayaan zakat fitrah di Kelurahan
107 Ibid.,
60
Banjarsari sudah dilaksanakan secara tepat karena tujuan untuk merubah
mustahik menjadi muzakki sudah tercapai.
B. Gambaran Umum Implementasi Pendistribusian Zakat Fitrah di
Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro
Berdasarkan data monografi Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro
Utara Kota Metro tahun 2018, jumlah Penduduk di Banjarsari yaitu 11.461
orang dengan jumlah Kepala Keluarga 3.392. Berdasarkan hasil wawancara
pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 kepada Giran, Andi dan Hendra selaku Amil
Zakat di Mushola At – Taqwa, Mushola Baiturohman dan Mushola Al –
Ikhlas, Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro bahwa
jumlah Mustahiq 93 orang dan Muzakki ada 263 orang di Mushola Al - Ikhlas.
Sedangkan di Mushola Baiturohman yaitu ada 56 orang Mustahiq dan 72
orang Muzaki dan di Mushola At – Taqwa yaitu ada 47 orang Mustahiq dan
83 orang Muzaki.108
Pada tahun 2018 M / 1439 H, total dana zakat yang terkumpul sebesar
Rp 1.475.000,- dan sebanyak 515 Kg beras dari 263 muzakki di Mushola Al -
Ikhlas. Kemudian dana zakat tersebut didistribusikan kepada 87 orang
mustahiq dengan masing – masing mustahiq mendapat bagian 4 Kg beras.
Untuk mustahiq yang sangat membutuhkan ada 6 orang mendapatkan 4 Kg
beras ditambah dengan uang sebesar Rp 50.000,- per orang. Untuk 16 orang
amil zakat mendapat bagian sebanyak 8 Kg beras dan uang sebesar Rp
108
Wawancara dengan para Mustahik di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara,
Kota Metro pada hari Minggu, 30 Juni 2019
61
150.000,- per orang untuk 4 orang amil, dan Rp 20.000,- untuk 12 orang
pembantu amil. Untuk Imam Tarawih selama bulan Ramadhan mendapat
bagian Rp 200.000,- sehingga dana zakat yang tersisa adalah sebesar Rp
135.000,- yang disimpan sebagai kas masjid dan beras 15 Kg untuk
didistribusikan ke daerah lain yaitu Desa Purwoasri dan Desa Karang Rejo.109
Berdasarkan hasil wawancara dengan Andi selaku Amil Zakat di
Mushola Baiturohman Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota
Metro, pada tahun 2018 M / 1439 dana zakat yang terkumpul sebesar Rp
1.255.000,- dan sebanyak 435 Kg beras dari 72 orang muzakki dan
didistribusikan kepada 56 orang mustahiq.110
Berdasarkan hasil wawancara dengan Hendra selaku Amil Zakat di di
Mushola At - Taqwa Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota
Metro, pada tahun 2018 M / 1439 dana zakat yang terkumpul sebesar Rp
1.110.000,- dan sebanyak 345 Kg beras dari 83 orang muzakki dan
didistribusikan kepada 47 orang mustahiq.111
Penghimpunan Zakat Fitrah dilakukan pada tanggal 1-15 Ramadhan,
dengan cara Muzakki datang langsung membawa Zakat Fitrahnya ke Masjid.
Jumlah Zakat Fitrah yang telah terhimpun tersebut didistribusikan oleh Amil
seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri, dengan cara Amil Zakat datang langsung
ke rumah masing-masing masyarakat.
109
Data Pengumpulan Zakat Tahun 2018 di Mushola Al – Ikhlas, Kelurahan Banjarsari,
Kecamatan Metro Utara, Kota Metro. 110 Wawancara dengan Andi selaku Amil Zakat di Mushola Baiturohman Kelurahan
Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 111
Wawancara dengan Hendra selaku Amil Zakat di Mushola At - Taqwa Kelurahan
Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro pada hari Sabtu, 29 Juni 2019
62
Zakat Fitrah tersebut dibagikan kepada seluruh masyarakat yang ada di
daerah tersebut baik masyarakat yang kaya maupun yang tidak kaya, dan
selebihnya dibagikan di luar daerah Banjarsari, yaitu kepada masyarakat di daerah
Purwoasri maupun masyarakat yang ada di Kelurahan Karang Rejo.112
C. Pemahaman Masyarakat Terhadap Implementasi Pendistribusian
Zakat Fitrah di Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara Kota Metro
1. Pemahaman Masyarakat Terhadap Muzakki dan Mustahiq
Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang
mampu. Zakat fitrah dilaksanakan pada bulan Ramadhan menjelang hari
Raya Idul Fitri. Muzakki zakat dapat membayarkan zakat fitrahnya
kepada Amil Zakat setempat. Zakat fitrah yang sudah terhimpun tersebut
kemudian diditribusikan kepada Mustahik yang berhak menerimanya.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Giran, Andi dan Hendra
selaku Amil Zakat di Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota
Metro, pemberdayaan distribusi zakat fitrah diaplikasikan secara
konsumtif. Sedangkan pemberdayaan zakat fitrah secara produktif
belum diaplikasikan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai zakat produktif. Penghimpunan, pengelolaan dan
pendistribusian zakat dilakukan oleh Amil Zakat setempat. 113
Zakat yang telah terhimpun kemudian didistribusikan kepada
masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi dengan mendapat
112 Wawancara dengan Hendra selaku Amil Zakat di Mushola At - Taqwa Kelurahan
Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 113
Wawancara dengan para Amil Zakat di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro
Utara, Kota Metro pada hari Sabtu, 29 Juni 2019
63
bagian sebesar terpenuhinya kebutuhan untuk makan. Zakat fitrah yang
telah terkumpul tersebut langsung habis dibagikan pada saat itu juga.
Sedangkan untuk amil mendapat bagian sebatas upah atas kerja kerasnya
mengumpulkan zakat.114
Pemberdayaan zakat secara produktif memang belum pernah
diterapkan, karena tujuan dari pemberian zakat yang ada di Kelurahan
Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro yaitu agar pada Hari
Raya Idul Fitri masyarakat yang kurang mampu bisa merasakan
kebahagiaaan dan tidak meminta - minta. Artinya bahwa tujuan dari
pemberian zakat ini hanya sebatas untuk meringankan kemampuan
ekonomi masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan pemberdayaan
distribusi zakat yang bertujuan untuk mengembangkan usaha para
Mustahiq memang belum pernah diterapkan. 115
Berdasarkan hasil wawancara kepada 3 orang Muzakki (Rovi,
Reza dan Fitri) mengatakan bahwa cara Amil Zakat bekerja sudah baik,
tetapi mereka lebih senang jika pendistribusiannya satu atau dua hari
sebelum Hari Raya bukan dilakukan sejak seminggu sebelum Hari
Raya. Hal ini agar pendistribusian zakat masuk waktu yang afdhal.
Menurut mereka, pendistribusian zakat fitrah di Kelurahan Banjarsari
sudah sesuai dengan ketentuan agama maupun undang – undang namun
114 Wawancara dengan para Amil Zakat di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro
Utara, Kota Metro pada hari Sabtu, 29 Juni 2019 115
Wawancara dengan para Amil Zakat di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro
Utara, Kota Metro pada hari Sabtu, 29 Juni 2019
64
masih perlu dibenahi lagi agarzakat fitrah mampu memberdayakan
ekonomi masyarakat. 116
Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang
Muzakki yang lain (Sucipto, Nyoto dan Wito), mereka kurang setuju
dengan cara Amil Zakat yang memberikan zakatnya kepada seluruh
masyarakat, menurut mereka zakat itu seharusnya diberikan kepada
masyarakat yang kurang mampu, kalau sudah mampu untuk apa masih
diberi zakat. Menurut mereka, pendistribusian zakat fitrah di Kelurhan
Banjarsari belum sesuai dengan aturan agama maupun undang – undang
karena zakat fitrah di sana dari tahun ke tahun masih seperti itu saja dan
belum memberdayakan ekonomi masyarakat.117
Berdasarkan hasil wawancara kepada 3 orang Mustahiq (Bapak
Nyono, Agus dan Marlina) mereka mengetahui bahwa amil zakat adalah
orang yang bertugas untuk mengumpulkan zakat, mereka mengatakan
bahwa pembagian zakat sudah dilaksanakan dengan tepat, cara bekerja
Amil Zakat di daerahnya sudah baik, manfaat dari zakatnya juga sudah
dirasakan. Mereka merasa senang mendapat zakat fitrah baik berupa
uang ataupun beras secara langsung, namun jika tentang meningkatkan
ekonomi dirasa belum karena dari tahun ke tahun ekonominya juga tidak
ada perubahan.118
116 Wawancara dengan para Muzaki di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara,
Kota Metro pada hari Minggu, 30 Juni 2019 117 Wawancara dengan para Muzaki di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara,
Kota Metro pada hari Minggu, 30 Juni 2019 118
Wawancara dengan para Mustahik di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara,
Kota Metro pada hari Minggu, 30 Juni 2019
65
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 orang Mustahiq lainnya
(Jainal, Sutilah dan Seto), mereka mengetahui bahwa amil zakat adalah
orang yang bertugas untuk menghimpun, mengelola dan
mendsirtibusikan zakat. Amil zakat juga berhak mendapat bagian dalam
pendsitribusian zakat atas kerja kerasnya. Terkait pembagian zakat di
sana, mereka mengatakan bahwa pembagian zakat nya tidak
dilaksanakan secara merata, cara amil bekerja sudah baik namun zakat
tersebut masih didistribusikan kepada seluruh masyarakat baik yang
mampu ataupun tidak mampu. Mereka juga sudah merasakan manfaat
zakat fitrah tersebut dan menurut mereka sudah mampu meningkatkan
ekonomi mereka karena mereka sudah merasa tercukupi. 119
Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Tugiman selaku
Lurah di Kelurahan Banjrasari kecamatan Metro Utara Kota Metro
bahwa pendistribusian zakat fitrah sudah baik namun masih harus dikaji
kembali.120
2. Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Muzakki dan
Mustahik
Zakat merupakan rukun Islam yang ke-5 dan zakat mengajarkan
agar manusia mempunyai kepedulian sosial yang tinggi terhadap
119 Wawancara dengan para Mustahik di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara,
Kota Metro pada hari Minggu, 30 Juni 2019 120
Wawancara dengan Tugiman selaku Lurah di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro
Utara, Kota Metro pada hari Minggu, 30 Juni 2019
66
sesama.121
Zakat itu ada dua macam, yaitu zakat maal dan zakat
fitrah.122
Selama ini zakat fitrah hanya dikonsumsi sehingga habis dalam
waktu relatif singkat, dan akhirnya tidak menghasilkan nilai tambah dan
sebagai akibatnya harapan untuk meningkatkan taraf hidup seperti yang
dikehendaki tidak pernah menjadi kenyataan.123
عن ابن عباس قال : ف رض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر ا ئم من الغووالر فث وطعمة للمسا كي . من اداها ق بل طهرة للص
لاة فهى صد قة من لاة فهى زكاة مقب و لة ومن اداها ب عد ا لص الص الصد قا ت
“Dari Ibnu Abbas berkata: „Rasulullah saw telah mewajibkan zakat
fitrah untuk mensucikan diri bagi orang yang berpuasa dari perkataan sia –
sia dan busuk, serta untuk memberi makan kepada orang – orang miskin,
maka barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat („Id), itu
merupakan zakat yang diterima, sedangkan yang menunaikannya setelah
shalat („Id), itu merupakan sedekah biasa.” (HR. Abu Dawud).124
Dalam hadits Ibnu Abbas di atas diperintahkan untuk memberi
makan fakir miskin pada hari raya dan menghilangkan peminta – minta
pada hari bahagia itu. Hal ini tidak berarti bahwa masalah memberi makan
atau makanan untuk mereka hari berikutnya tidak dihiraukan, tetapi justru
untuk hari berikutnya lebih perlu lagi. Jelasnya tentang hari depan mereka
harus lebih diperhatikan di samping untuk sehari raya itu juga mereka
121
Mahmud Abu Saud, Garis – Garis Besar Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Pers,
1996), h.21. 122
Amir Syarifuddin, Garis – Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.37
123 Tim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Fatwa – Fatwa
Tarjih. Tanya Jawab Agama 4 , (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011), Cetakan Keenam, h.
200
124 HR. Abu Dawud No. 1609.
67
harus dapat makan dan memenuhi kebutuhan pokok, namun kebutuhan
hari depan termasuk prioritas.
Kategori Mustahiq yang bisa diberi zakat secara konsumtif yaitu
ada sekitar 50 orang dari jumlah Mustahiq 196 orang tersebut. Cirinya
yaitu Mustahiq yang sudah tidak bisa diberdayakan lagi, seperti Mustahiq
yang sudah lanjut usia dan tidak bisa bekerja lagi. Sedangkan Mustahiq
yang layak diberi zakat fitrah secara produktif ada sekitar 146 orang yaitu
Mustahiq yang masih bisa diberdayakan seperti Mustahiq
yang masih
bisa bekerja sehingga dapat diarahkan oleh yang ahli atau dalam hal ini
Tokoh Agama setempat agar dapat memberdayakan zakat fitrahnya.125
Memberdayakan zakat fitrah dalam bentuk usaha produktif itu
haruslah seijin fakir miskin tersebut, karena zakat fitrah itu adalah hak
mereka. Si kurang ilmu dan keterampilan sehingga kecil sekali
kemungkinan untuk berhasil jika mereka diserahi untuk memodalkan harta
zakat tersebut menjadi barang yang produktif. Oleh karena itu
pengelolaannya haruslah dilakukan oleh orang – orang yang ahli, alim dan
terpercaya, dan juga dapat melibatkan para mustahiq tersebut, sehingga
dapat mengelola usaha tersebut secara efektif dan efisien. Adapun hasil
dari permodalan atau usaha tersebut adalah untuk kepentingan si fakir
miskin.126
Pendistribusian zakat kepada beberapa Mustahiq Zakat yang sesuai
menurut ketentuan syariat yaitu disalurkan kepada delapan golongan yaitu
125 Wawancara dengan para Mustahik di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara,
Kota Metro pada Hari Minggu, 30 Juni 2019 126 Ibid.,
68
orang fakir, orag miskin, pengurus zakat, mu’allaf, hamba sahaya,
gharimin, ibnu sabil dan sabilillah. Ketentuan ini sesuai dengan Firman
Allah SWT dalam QS. At –Taubah ayat 60.
Dasar pembagian zakat fitrah yaitu berdasarkan kesepakatan
Jumhur Ulama (mayoritas ulama) yang terdiri dari ulama Mazhab Hanafi,
Maliki dan Hambali, bahwa zakat tidak harus dibagikan kepada delapan
asnaf secara merata, melainkan boleh hanya dibagikan kepada salah satu
dari delapan asnaf. Sementara itu, menurut ulama Mazhab Syafi‟i, zakat
harus dibagikan kepada delapan asnaf minimal terdiri dari tiga orang. Jika
pada waktu pembagian zakat hanya ada satu asnaf saja, maka zakat boleh
dibagikan hanya kepada beberapa asnaf yang ada tanpa harus menyisihkan
pembagian zakat untuk asnaf yang tidak ada.127
Kenyataan di lapangan, semua mendapatkan zakat fitrah. Namun,
ada pengecualian untuk Amil yang mungkin secara ekonomi berkecukupan
sehingga mereka mengambil zakat hanya sebatas untuk mengganti biaya
transportasi. Besarnya zakat zakat yang diberikan kepada pengurus (amil)
zakat, menurut kesepakatan fuqaha ialah sebesar yang diberikan oleh
imam berdasarkan pertimbangannya atas kerja yang telah dilakukan oleh
panitia zakat, atau sebesar biaya transportasi yang diperlukan olehnya
selama mengurusi zakat. Akan tetapi, mazhab Hanafi memberikan catatan
tambahan atas hal ini, bahwa pemberian yang diberikan kepada panitia
zakat hendaknya tidak melebihi setengah dari bagian zakat yang
127
Az – Zuhaili, Al – Fiqh al – Islam wa Adillatuhu, juz ke 2, h. 867-868.
69
dipungutnya.128
Oleh sebab itu, pemberdayaan distribusi zakat fitrah
sebaiknya mengutamakan untuk merubah Mustahik menjadi Muzakki.
Sehingga pemberdayaan distribusi zakat fitrah menjadi lebih bermanfaat.
128 Wahbah Al – Zuhayly, Zakat Kajian., h. 292.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan fenomena pemberdayaan distribusi zakat fitrah di Kelurahan
Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro bahwa pemberdayaan zakat fitrah
menurut peneliti dinilai belum pernah dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya pemahaman masyarakat mengenai zakat fitrah. Rendahnya pemahaman
masyarakat terhadap zakat, karena faktor pendidikan masyarakat yang tidak
mendukung.
Pemberdayaan zakat fitrah belum mampu memberdayakan ekonomi
masyarakat, karena manfaat zakat hanya dapat dirasakan untuk memenuhi
kebutuhan yang sifatnya jangka pendek. Apabila kebutuhan pokok para Mustahiq
telah terpenuhi maka sebaiknya zakat fitrah diberdayakan secara konsumtif dan
produktif sehingga dapat mengangkat perekonomian masyarakat.
B. Saran
1. Kepada Amil Zakat agar dapat mengoptimalisasikan pemberdayaan zakat
fitrah secara efektif dan efisien sehingga kesejahteraan umat dapat
diwujudkan. Amil Zakat sebaiknya memberdayakan zakat untuk Mustahiq
yang berada di lingkungan sekitar dan diberdayakan secara konsumtif dan
produktif.
2. Kepada masyarakat agar lebih membangun kesadaran untuk menunaikan
zakat fitrah dan juga dapat bekerja sama dengan amil serta tokoh agama
agar dapat memberdayakan zakat fitrah bersama - sama.
71
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari Buku:
A. Warson Munawwir, Kamus al – Munawwir Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997.
Abd. Aziz Muhammad Azzam dan Abd. Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji, Jakarta: Amzah, 2009.
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh
Ibadah, Terj. Kamran As‟ad Irsyady, dkk, Jakarta: PT Kalola Printing,
2015, Cet. IV.
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008, Cet. Ke-1.
Abdurahmat Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
Abu Malik Kamal Ibn Sayyid Salim, Fikih Sunnah Wanita, Terj. Firdaus, Jakarta:
Qisthi Press, Cet.2, 2014.
Amir Syarifuddin, Garis – Garis Besar Fiqh, Jakarta: Prenada Media, 2003.
Arief Mufraiani, Akuntansi dan Manajemen Zakat, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, Cet. II, 2006.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013, Edisi Pertama, Cet. 1.
Cik Hasan Bisri, Penuntun Rencana Penelitian dan Pelaksanaan Skripsi Bidang
Ilmu Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Deasy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Abditama, 2001, Cet.
Ke-1.
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan Zakat,
Jakarta: Kementrian Agama RI, 2011.
Hikmat Kurnia dan Ade Hidayat, Panduan Pintar Zakat, Jakarta: Qultum Media,
2008.
72
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.
Kartini Kartono, Pengantar Metode Riset Sosial, Bandung: CV Mandar Maju,
1996.
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1995.
Lexi J. Moeong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
M.Arif Mufraini, Lc.,M.Si, Akuntansi dan Manajemen Zakat Jakarta:
Prenadamedia Grup, 2018.
Mahmud Abu Saud, Garis – Garis Besar Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani
Pers, 1996.
Moh Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif – Kuantitatif, Yogyakarta: UIN –
Maliki Press, 2008.
Muh Atha Zhafran, Pintar Agama Islam, Solo: CV Beringin 55.
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Galian Indonesia, 2003.
Mursyidi, Akuntansi Zakat Kontemporer, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2003.
Rian Hidayat El – Bantany, Kamus Pengetahuan Islam Lengkap, Depok: Mutiara
Allamah Utama, 2014.
Ridwan Mas‟ud dan Muhammad, Zakat dan Kemiskinan, Yogyakarta: UII Press,
2005.
Sedarmayanti, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 2002.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian hukum, Universitas Indonesia Pers,
Jakarta, Cet 3, 1986.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penarbitan Psikologi
UGM, 1985.
Taqiyuddin an – Nabhani, Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam, Penerjemah Hafizh
Abdurrahman, Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Hizbuttahrir Indonesia,
2004, Cet. Ke-4.
73
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, Cet. 3..
Tim Pusat Pembina Muhammadiyah, Tanya Jawab Agama 4, Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2011, Cetakan Keenam.
Ujianto Singgih Prayitno, et all, Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Azz Grafika,
2013.
Wahbah Al – Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995.
Zuhairi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Rajawali Pers, 2016,
Edisi Revisi, Cet. 1.
Sumber dari Al – Qur’an, Hadist, Hasil Penelitian Skripsi dan lain
sebagainya:
Afdloluddin, Analisis Pendistribusian Dana Zakat Bagi Pemberdayaan
Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarag,
2015.
digilib.uinsby.ac.id/2410/4Bab%202.pdf, Di akses pada hari Rabu, 7 November
2018 Pukul 13.00 WIB
Hendra Maulana, “Analisa Distribusi Zakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Mustahiq”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Husnul Hotimah, Pendayagunaan Zakat di Desa Campur Asri, Kec. Baradatu,
Kab. Way Kanan, Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Metro,
2017.
https://lazgis.com/ini-pengertian-muzakki-dan-mustahik-kriteria-dan-macam-
macamnya/
Idah Umdah Safitritazkiya, “Problematika Zakat Fitrah”, Jurnal Keislaman,
Kemasyarakatan & Kebudayaan, vol. 19 No. 1 (Januari-Juni) 2018, h.33.
Nur Addini Rahma, Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Penyaluran Zakat
Produktif, Program Studi Ekonomi Islam di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
ZISWAF, Vol. 2,No.1,Juni 2015.
74
LAMPIRAN
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Vony Putri Wulan, lahir di Metro, 24 November
1995 dan dibesarkan di Kota Metro tepatnya di 15 A Iring
Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Lampung.
Peneliti merupakan anak ke empat dari pasangan Bapak
Slamet dan Ibu Tri Suryati. Peneliti mempunyai tiga
orang kakak perempuan yaitu Eka Elytawati, Dwi Martha Nofyanti, S.Pd dan Tri
Deasy Aryani.
Peneliti telah menyelesaikan pendidikan formalnya di TK PGRI Metro
Lampung pada tahun 2002, SDN 1 Metro Timur pada tahun 2007/2008, SMPN 4
Metro pada tahun 2010/2011, dan SMKN 1 Metro pada tahun 2013/2014. Ketika
lulus dari SMKN 1 Metro, peneliti bekerja sebagai staff Notaris dan PPAT di
Kota Metro. Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro yang saat ini telah beralih status menjadi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, melalui seleksi penerimaan
mahasiswa jalur UM-PTKIN.
Selama peneliti menempuh pendidikan Sekolah Dasar, peneliti aktif dalam
kegiatan Pramuka dan Seni Tari. Selama peneliti menempuh pendidikan Sekolah
Menengah Pertama, peneliti aktif dalam kegiatan Seni Tari dan Rohis. Selama
peneliti menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan, peneliti aktif
dalam kegiatan OSIS dan Rohis. Peneliti juga termasuk mahasiswi peraih
Beasiswa Prestasi IAIN Metro sejak periode 2016 hingga periode 2018.