SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI … · 2019. 12. 27. · BAB V PENUTUP A....
Transcript of SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI … · 2019. 12. 27. · BAB V PENUTUP A....
SKRIPSI
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
KEGIATAN KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH
BRAJA ASRI KECAMATAN WAY JEPARA
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh :
MAULIDA LUTHFI AZIZAH
NPM.1501050083
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/2019 M
ii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Strata Satu (S.Pd)
Oleh:
MAULIDA LUTHFI AZIZAH
NPM. 1501050083
Pembimbing I : Dr. Yudiyanto, M.Si
Pembimbing II : Nuryanto, S.Ag., M.Pd.I
Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441 H/2019
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Oleh:
MAULIDA LUTHFI AZIZAH
Pendidikan karakter merupakan pondasi awal yang dibutuhkan dalam
membangun bangsa. Karakter yang berkualitas dibentuk dan dibina sejak usia dini
karena usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Akan
tetapi, masih terdapat peserta didik yang belum memiliki karakter yang baik, seperti
cara berpakaian dan sikap kurang sopan kepada pendidik, kurangnya kedisiplinan,
kejujuran, dan rasa tanggung jawab sebagai peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif lapangan. Metode pengumpulan
data menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, pendidik, peserta didik,
serta orangtua/ wali. Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kondisi fisik maupun non fisik serta penerapan pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan peserta didik. Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan informasi
dokumen terkait penelitian. Penelitian dilakukan mulai pada tanggal 04 Juli sampai
06 Agustus 2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, proses pelaksanaan kegiatan
keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri dilaksanakan dengan menggunakan
metode pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan terstruktur. Kegiatan
keagamaan yang meliputi 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun), berbaris
membaca janji pelajar dan berjabat tangan, berdoa bersama, sholat dhuha dan dhuhur
berjamah, muraja‟ah hafalan, dan manasik haji. Nilai karakter yang ditanamkan
disekolah adalah nilai religius, disiplin, dan tanggung jawab. Faktor penghambat atau
kendala yang dihadapi dalam mengiplementasikan pendidikan karakter melalui
kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri adalah sarana dan prasarana
yang belum memadai, serta kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya
dampingan terhadap perkembangan anak. Solusi yang dilakukan yaitu penyediaan juz
ammah atau Al-Qur‟an, peningkatan pengawasan oleh para pendidik dan terjalinnya
kerjasama dengan wali peserta didik dengan baik.
vii
viii
MOTTO
“Tunjukkanlah Kami Jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”1
“Bismillah, Yakin BISA”
(Aul)
1 QS. Al-Fatihah (1) : 6-7
ix
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah, setulus hati dan penuh rasa syukur kehadirat Allah
SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya untuk terus mengiringi
langkah peneliti dalam mencapai cita-cita.
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sugianto dan Ibunda Yuliarti, motivator
terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo‟akan dan memberi
semangat untuk keberhasilan penulis.
2. Kakakku tersayang, Choirul Umam Al Fauzi, S.Kep.,Ns.,CWCCA, istri Inka
Novitasari, S.Kep.,Ns.,CWCCA, dan keponakan tercinta yaitu Arsakha Zayn
Rafisqy, dan juga keluarga lainnya yang selalu menjadi motivasi bagi penulis
untuk senantiasa menjadi sosok pribadi yang baik.
3. Terkhusus Fauzyah Fathsharaani, Risqi Fendi Nurcahyo, dan Rahmadi Panca
Wasyoga, partner yang selalu membersamai, dan berusaha untuk selalu ada,
menjadi tempat berbagi dikala suka dan duka.
4. Teruntuk Nanananaku “Nyak (Kurniawati Istiqomah), Nda (Nanda Riskillah),
Yayuk (Rina Avriana), Dede (Seka Qonita)” terimakasih.
5. Untuk sahabat PGMI A semuanya yang saling memotivasi mendukung satu sama
lain.
6. Rekan-rekan Mahasiswa IAIN Metro dan sahabat seperjuangan Mahasiswa
PGMI angkatan 2015 yang saling memotivasi dan banyak membantu penulis
dalam menyesaikan skripsi ini.
7. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul
Halaman Judul ............................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .................................................................................... iii
Halaman Nota Dinas ...................................................................................... iv
Halaman Pengesahan ..................................................................................... v
Halaman Abstrak ........................................................................................... vi
Halaman Orisinalitas Penelitian ................................................................... vii
Halaman Motto .............................................................................................. viii
Halaman Persembahan .................................................................................. ix
Halaman Kata Pengantar .............................................................................. x
Daftar Isi ......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ............................................................................................... xv
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
D. Penelitian Relevan ......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Karakter ...................................................................... 9
1. Pengertian pendidikan karakter ............................................... 9
2. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam ........................... 12
3. Nilai Dasar Pendidikan Karakter .............................................. 13
4. Tujuan Pendidikan Karakter ..................................................... 15
5. Ciri-ciri Pendidikan Karakter ................................................... 17
6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ................................................ 18
7. Konsep Pendidikan Karakter .................................................... 22
8. Proses Pendidikan Karakter ...................................................... 24
B. Kegiatan Keagamaan..................................................................... 28
1. Pengertian Kegiatan Keagamaan .............................................. 28
2. Ruang Lingkut Kegiatan Keagamaan ....................................... 30
3. Tujuan Kegiatan Keagamaan ................................................... 31
C. Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan ..................... 32
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian............................................................... 37
B. Sumber Data .................................................................................. 38
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 39
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ................................................ 41
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 45
1. Temuan Umum Lokasi Penelitian ............................................ 45
a. Sejarah Berdirinya MI Muhammadiyah Braja Asri ............. 45
b. Identitas MI Muhammadiyah Braja Asri ............................. 45
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Muhammadiyah Braja Asri ....... 46
d. Data Pendidik dan Peserta Didik MI Muhammadiyah
Braja Asri ............................................................................. 47
e. Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Braja Asri......... 49
f. Denah Lokasi MI Muhammadiyah Braja Asri .................... 50
2. Temuan Khusus Penelitian ....................................................... 51
a. Macam-macam Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan
di MI Muhammadiyah Braja Asri ........................................ 51
b. Peran Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan
sebagai Implementasi Pendidikan Karakter di MI
Muhammadiyah Braja Asri .................................................. 58
c. Kendala dan Solusi dalam Mengimplementasikan
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI
Muhammadiyah Braja Asri .................................................. 59
B. Pembahasan ................................................................................... 62
1. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri ........................ 62
2. Karakter yang Terbentuk dalam Kegiatan Keagamaan ............ 64
xiii
3. Kendala dan Solusi yang dihadapi Sekolah.............................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 69
B. Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Nilai-nilai Pendidikan Karakter ...................................... 21
4.1. Identitas Sekolah MI Muhammadiyah Braja Asri ......................... 41
4.2. Data Pendidik dan Karyawan MI Muhammadiyah Braja Asri ...... 44
4.3. Data Peserta Didik MI Muhammadiyah Braja Asri ...................... 45
4.4. Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Braja Asri .................. 46
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Denah sekolah MI Muhammadiyah Braja Asri.................... 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Foto-foto Dokumentasi Penelitian ................................................... 69
2. Out Line ........................................................................................... 78
3. Alat Pengumpul Data ....................................................................... 81
4. Petikan Hasil Wawancara ................................................................ 88
5. Petikan Hasil Observasi ................................................................... 103
6. Surat Izin Pra-Survei ........................................................................ 107
7. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi............................................... 108
8. Surat Izin Research .......................................................................... 109
9. Surat Tugas ...................................................................................... 110
10. Surat Balasan Izin Pra-Survei .......................................................... 111
11. Surat Balasan Izin Research............................................................. 112
12. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................... 113
13. Surat Keterangan Bebas Pustaka Perpustakaan IAIN
Metro Lampung ............................................................................... 114
14. Bukti Bebas Pustaka Jurusan PGMI ................................................ 115
15. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi .......................................... 116
16. Riwayat Hidup ................................................................................. 128
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menjadi suatu kebutuhan pokok bagi semua manusia,
baik secara individu, kelompok masyarakat, maupun bangsa yang wajib
terpenuhi. Oleh sebab itu, secara terus menerus pendidikan harus ditumbuh
kembangkan secara sistematis dan terpadu. Di era globalisasi ini, ilmu
pengetahuan semakin berkembang, dan apabila setiap ilmu yang dibangun
tidak dilandasi dengan ilmu agama maka manusia akan semakin sulit
mengenal agama yang dianutnya. Dengan demikian, pendidikan seharusnya
diarahkan kejalan yang benar dan didasari dengan agama, sehingga dapat
membentuk sebuah karakter yang tercermin dari kepribadian sehari-hari.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui proses pembelajaran, berdasarkan Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang berbunyi: Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi didinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.2
2Drs. Anas Salaludin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), (Bandung:Pustaka Setia,2013), 41
2
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan tidak hanya
mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan
pada proses pembinaan kepribadian dan keterampilan peserta didik secara
menyeluruh. Maka dari itu, pendidikan harus ditingkatkan mutunya, karena
dari dasar sinilah yang akan menentukan kearah mana peserta didik akan
dibawa sehingga peserta didik akan menjadi lebih baik dimasa yang akan
datang.
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia dikarenakan
pendidikan dapat menghantarkan seseorang hidup bermartabat, beriman, dan
bertakwa kepada Allah Subhanuwataala, memiliki akhlak yang luhur,
terampil, sosial, cerdas dan mandiri. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan
nasional yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa sesuai dengan ajaran agama Islam.
Dengan demikian, adanya upaya penerapan pendidikan karakter di
lembaga formal sangat dibutuhkan. Karena karakter yang dimiliki suatu
bangsa sangat menentukan keberadaan bangsa tersebut di mata dunia.
Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan bangsa dan
bernegara. Karakter diibaratkan sebagai suatu landasan atau pondasi yang
dibutuhkan dalam membangun bangsa yang kuat. Bangsa yang memiliki jati
diri dan karakter yang kuat mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa besar
yang bermartabat dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Apabila sebuah
3
bangsa kehilangan karakter bangsanya maka bangsa tersebut akan mudah
dikendalikan oleh bangsa lain dan akan susah untuk mandiri.
Karakter yang baik harus ditanamkan dan dibentuk sejak usia dini.
Dimana usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter
seseorang. Banyak ahli yang mengatakan bahwa kegagalan penanaman
karakter sejak usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa
dewasanya kelak. Karena membentuk atau menciptakan karakter yang baik
tidak semudah mengembalikan telapak tangan.
Pendidikan karakter harus dilaksanakan secara integral dan holistik.
Pendidikan karakter harus didukung oleh semua komponen masyarakat dan
dilakukan disemua level dan ruang kehidupan. Karena menciptakan karakter
yang mulia perlu adanya sejumlah usaha untuk mencapainya, setidaknya ada
bimbingan yang terus-menerus yang dimotori oleh pihak sekolah.
Pengembangan nilai-nilai karakter di lembaga pendidikan, seorang
pendidik tidak hanya terfokus pada kegiatan pembelajaran di kelas, tetapi
juga harus mengarahkan kepada peserta didik dalam bentuk implementasi
kegiatan keagamaan. Misalnya peserta didik mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan dalam sekolah tersebut yang kemungkinan besar juga
memberikan sumbangan informasi kepada siswa tentang materi yang telah
dipelajari di dalam kelas.
Saat ini dunia pendidikan Islam mengalami perkembangan yang
cukup baik. Karena dimana sebagian sekolah Islam telah menjadi pilihan
utama bagi masyarakat. Bukan hanya karena mereka yang membutuhkan
4
pendidikan agama untuk anak-anaknya, namun secara kualitas sekolah-
sekolah yang berbasis Islami dirasa cukup menjanjikan.
Tentunya orangtua tertarik untuk menyekolahkan anaknya
menginginkan agar antara aspek intelegensi, emosional maupun spiritual dan
keterampilannya seimbang. Sebab, keseimbangan antar aspek tersebut
merupakan bekal untuk menghadapai era global saat ini, serta berbagai
dampak yang ditimbulkannya.
Mutu dari suatu pendidikan sangatlah diharapkan baik dari pihak
orangtua, masyarakat, sekolah maupun pemerintah. Baik pendidikan
pengetahuan umum maupun pendidikan keagamaan. Meraka sangat berharap
agar lulusan dapat menjadi pemimpin, manajer, inovator, operator, yang
efektif dalam bidang ilmu pengetahuan dan mampu beradaptasi dengan
perubahan ilmu dan teknologi saat ini dengan memiliki karakter yang baik
dan dibentengi oleh iman dan takwa yang kuat.3
Saat ini banyak lembaga pendidikan yang banyak memdalami ilmu
keagamaan agar peserta didiknya bisa menjadi generasi bangsa yang memiliki
akhlak dan karakter yang baik. Semua itu dilakukan untuk menjaga peserta
didik dari kemerosotan moral dan penyimpangan akhlak bangsa.
Dengan demikian, pendidikan karakter merupakan komponen
penting dan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan pembinaan kegiatan
keagamaan. Karena dengan adanya pendidikan karakter dalam pembinaan
keagamaan peserta didik selain untuk memaksimalkan dan memudahkan
3 Pra survey pada tanggal 23 Oktober 2018 dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd selaku
Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Braja Asri
5
proses pembinaan kegiatan keagamaan peserta didik, juga bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidik. Karena itulah, pendidikan karakter dalam Islam
harus dapat diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang nantinya
dapat mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah sesuai dengan visi
dan misi lembaga pendidikan.
Berdasarkan hasil pra survey semakin menguatnya tuntutan
masyarakat terhadap mutu suatu pendidikan, maka lembaga-lembaga
pendidikan yang bernuansa Islami tentunya harus adaptif dan memiliki
standar mutu yang baik, sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat.
Pendidik bukan hanya sekedar mampu mengajar namun benar-benar mampu
mendidik. Peran aktif dan kreativitas pendidik sangat dituntut untuk
menunjang keberlangsungan pembelajaran ilmu agama sebagai media
pembentukan karakter peserta didik. Semua itu dapat dilakukan melalui
keteladanan dan praktek secara nyata di lingkungan peserta didik (sekolah).
Tanggung jawab dalam menyiapkan calon generasi penerus bangsa
yang berwawasan luas dan menjunjung tinggi moral serta memiliki karakter
yang mulia, harus disiapkan dan direncanakan secara matang oleh setiap
pendidik dan orangtua sejak dini. Untuk mewujudkan tujuan tersebu. Banyak
usaha yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan yaitu dengan adanya
kegiatan-kegiatan keagamaan yang diterapkan di sekolah.
Kegiatan keagamaan yang diterapkan disekolah dilakukan setiap
harinya guna membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik. Dimana
masih terdapat peserta didik yang karakternya kurang baik dengan ditandai
6
kurang disiplinnya, tanggung jawab, cara berpakaian, sikap kurang sopan
kepada pendidik, dan tidak melaksanakan sholat berjamaah.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh
mengenai MI Muhammadiyah Braja Asri yang menerapkan kegiatan
keagamaan dalam pembentukan karakter. Dengan judul “ Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah
Braja Asri” sebagai tugas akhir dibangku kuliah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Metro.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian
menghasilkan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter peserta didik melalui
Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah?
2. Apasaja Kendala yang dihadapi dalam menanamkan Pendidikan Karakter
melalui Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah?
3. Bagaimana solusi yang digunakan untuk mengatasi Kendala dalam
menanamkan pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan di MI
Muhammadiyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses implementasi pendidikan karakter melalui
kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah
7
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menanamkan
pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah
3. Untuk mengetahui solusi yang digunakan dalam mengatasi kendala yang
dihadapi dalam penanaman pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan di MI Muhammadiyah
Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan keagamaan sebagai terwujudnya
visi dan misi sekolah yaitu untuk membentuk karakter islam.
2. Bagi Peserta didik, dengan adanya kegiatan keagamaan ini dapat
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menerapkan karakter
Islam tidak hanya di sekolah namun di manapun tempat peserta didik
diharapkan menerapkannya.
3. Bagi Peneliti, dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan dan manfaat bagi peneliti dan juga agar peneliti menyadari
bahwa pembiasaan kegiatan keagamaan penting sekali untuk membentuk
karakter peserta didik.
D. Penelitian Relevan
Dalam melakukan penelitian, peneliti banyak memperoleh referensi,
kajian, serta sumber data dari berbagai pihak. Diantaranya dengan melihat
penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan tema dengan peneliti. Berikut
merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai kesamaan dengan
judul peneliti.
8
Skripsi yang disusun oleh Agus Kholidin di dalam penelitian yang
berjudul “Upaya Penerapan Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 4
Metro Utara”.4 Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Konsep pendidikan karakter yang dilakukan yaitu melalui sikap teladan,
kedisiplinan, pembiasaan, dan menciptakan suasana yang kondusif.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Kegiatan Keagamaan Untuk
Meningkatkan Akhlak Terpuji Siswa di Sekolah Menengah Pertama Islam
Durenan Trenggalek”.5 Diteliti oleh Ahmad Anik Fatoni, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan
interviuw. Jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif
deskriptif. Keterkaitan judul penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
sama-sama membahas tentang kegiatan keagamaan, namun penelitian ini
mengarah pada peningkatan akhlak terpuji sedangkan pada penelitian yang
peneliti lakukan mengarah pada kegiatan keagamaan dalam membentuk
karakter peserta didik.
4 Agus Kholidin, Implementasi Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah 4 Metro
Utara. Skripsi Tahun 2014. 5 Ahmad Anik Fatoni, Penerapan Kegiatan Keagamaan Untuk Meningkatkan Akhlak
Terpuji Siswa di Sekolah Menengah Pertama Islam Durenan Trenggalek”. Skripsi tahun 2015.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Secara etimologi, karakter berasal dari bahasa Latin “kharakter”,
“kharax”, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam.6
Secara terminologi, karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan
berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter dapat
dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,sesama manusia. Lingkungan dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat
istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak.7
Ada yang menganggap bahwa karakter sama dengan kepribadian.
Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat
khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga
bawaan seseorang sejak lahir. Karekter dipengaruhi oleh hereditas
(keturunan). Perilaku seorang anak seringkali tidak jauh dari erilaku orang
6 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, cet. Ke-3
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 11 7 Muclas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, cet. Ke-3
(Bandung: PT Remaja Rosda, 2013), h.41
10
tuanya. Karakter juga dipengaruhi oleh lingkungan. Anak yang berada
dalam lingkungan baik, cenderung akan berkarakter baik, demikian juga
sebaliknya. ”Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).8
Dari beberapa pengertian karakter di atas, karakter dapat
dimaknai sebagai nilai dasar yang mempengaruhi pribadi seseorang, baik
karena pengaruh hereditas maupun lingkungan, dan terwujud dalam sikap
dan perilaku sehari-hari yang membedakannya dengan orang lain.
Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang
sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.9
Pendapat lain pendidikan karakter yaitu sebagai upaya yang
sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, kepedulian dan
bertindak dwngan landasan nilai-nilai etis dan luhur.10
Pendidikan karakter mengajarkan anak didik berfikir cerdas,
mengaktivasi otak tengah secara alami. Pendidikan karakter juga dapat
diartikan sebagai pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek
pengetahuan (cognitiv), perasaan ( feeling), dan tindakan ( action). Tanpa
ketiga aspek tersebut, pendidikan karakter tidak efektif. Pendidikan
karakter ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan dan seorang anak
8 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 10 9 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, cet. Ke-3
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 11 10
Muclas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, cet. Ke-3
(Bandung: PT Remaja Rosda, 2013), h.44
11
akan menjadi cerdas emosinya. Karena kecerdasan emosi ini merupakan
bekal penting bagi anak untuk menyongsong masa depan.11
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan
bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang dilakukan untuk
menanamkan nilai-nilai luhur kepada siswa agar terbentuk kepribadian
yang berkarakter baik dan ditunjukkan dalam kesehariannya dalam
berperilaku baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
Pendidikan karakter tidak cukup hanya dengan memberikan pengetahuan
tentang adanya nilai-nilai karakter namun juga melibatkan perasaan
sehingga mampu untuk membedakan baik buruk sebuah nilai yang
menentukan tindakan apa yang akan diambil dan akhirnya diwujudkan
dalam tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai yang
dianutnya setelah melalui proses pengetahuan hingga merasuk ke dalam
perasaan.
Pendidikan karakter dinilai sangat penting untuk ditanamkan pada
anak sedini mungkin karena anak usia dini masih sangat mudah untuk
diarahkan dan dibentuknya. Di lingkungan sekolah seharusnya lebih
banyak memberikan porsi yang diberikan untuk mengembangkan
kepribadian dan lebih banyak pengetahuan-pengetahuan kognitif.
Lingkungan sekolah merupakan sarana yang strategis untuk
melaksanakan pendidikan karakter karena sebagian besar anak
11
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berkepribadian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 36
12
menghabiskan waktunya di sekolah sehingga apa yang diperoleh di
sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya.
2. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam
Secara umum karakter dalam perspektif Islam dibagi menjadi
dua, yaitu karakter mulia dan karakter tercela, karakter mulia harus
diterapkan dalam kehidupan setiap muslim. Implementasi karakter dalam
islam tersimpul dalam pribadi Rasulullah Saw, dalam pribadi Rasul,
bersemai nilai-nilai akhlak yang mulia dan agung.12
Allah berfirman
dalam Al-qur‟an surah Al-Ahzab ayat 21 :
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.13
Karakter tidak diragukan lagi memiliki peran besar dalam
kehidupan manusia. Pembinaan karakter dimulai dari individu.14
Dalam
islam karakter memiliki kedudukan penting dan dianggap memilki fungsi
yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Qu‟an surah An-Nahl : 90
12
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 59 13
QS. Al-Ahzab (33): 21 14
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 59
13
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.15
Berdasarkan penjelaskan ayat Al-Qur‟an di atas, yang mempunyai
peran penting dalam pembentukan karakter bagi peserta didik, yang
nantinya dapat mengubah karakter peserta didik dari perilaku yang
mengarah kepada hal-hal yang sifatnya positif. Disini yang mempunyai
peran terpenting untuk mengubah peserta didik, dibutuhkan keteladanan
pendidik itu sendiri karena kebiasaan pendidik ketika proses mengajar,
baik itu dilingkungan sekolah bahkan diluar sekolah menjadikan sorotan
utama bagi peserta didik
3. Nilai Dasar Pendidikan Islam
Nilai dasar adalah pangkal tolak suatu aktifitas dan merupakan
landasan untuk berdirinya sesuatu. Adapun jenis-jenis nilai dasar
pendidikan Islam, sebagai berikut:
a. Nilai Ilahiyah
1) Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Allah.
2) Islam, sebagai kelanjutan iman, maka sikap pasrah kepada-Nya,
dengan meyakini bahwa apapun yang datang dari Tuhan tentu
mengandung hikmah kebaikan, yang tidak mungkin diketahui
seluruh wujudnya oleh kita yang dhoif.
3) Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah
senantiasa hadir atau berada bersama kita dimanapun kita berada.
15
QS. An-Nahl (16) : 90
14
4) Taqwa, yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu
mengawasi kita.
5) Ikhlash, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan.
6) Tawakkal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan
penuh harapan kepada-Nya.
7) Syukur, yaitu sikap penuh rasa terimakasih dan penghargaan,
dalam hal ini atas segala nikmat dan karunia yang tidak terbilang
banyaknya, yang dianugrahkan Allah kepada kita. Terdapat dalam
Al-Qur‟an Surah Al-Lukman : 12
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada
Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".16
8) Shabar, yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup,
besar dan kecil, lahir dan batin.17
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa nilai-nilai ilahiyah yang
diajarkan dalam islam akan cukup mewakili nilai-nilai keagamaan
yang mendasar yang perlu ditanamkan pada anak, sebagai bagian amat
penting dari pendidikan karakter.
b. Nilai Insaniyah
Keberhasilan pendidikan bagi anak-anak tidak cukup diukur
hanya dari segi seberapa jauh anak itu menguasai hal-hal yang bersifat
kognitif atau pengetahuan tentang suatu masalah semata.
1) Sillat al-rahmi, yaitu pertalian rasa cinta kasih antara se-sama
manusia, khususnya antar saudara, kerabat, tetangga, dan
seterusnya.
2) Al-Ukhuwah, yaitu semangat persaudaraan, lebih-lebih kepada
sesama orang beriman.
16
Q.S. Al-Lukman(31): 12 17
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, cet. Ke-3
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.93-94
15
3) Husnu al-dzan, yaituberbaik sangka kepada sesama manusia,
berdasarkan ajaran agama bahwa manusia itu pada asal dan
hakikatnya aslinya adalah baik.
4) Al-Tawadhu, yaitu sikap rendah hati, sebuah sikap yang tumbuh
karena keinsafan bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah.
5) Al-Wafa, yaitu tepat janji. Salah satu sifat orang yang benar-benar
beriman ialah sikap selalu menepati janji bila membuat
perjanjian.
6) Insyirah, sikap lapang dada, yaitu sikap penuh kesediaan
menghargai orang lain dengan pendapat-pendapat dan pandangan-
pandangannya.
7) Iffah atau ta‟affuf, yaitu sikap penuh harga diri, namun tidak
sombong, jadi tetap rendah hati, dan tidak mudah menunjukkan
sikap memelas.
8) Qawamiyah, yaitu sikap tidak boros atau tidak kikir dalam
menggunakan harta, melainkan sedang antara keduanya.18
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa nilai-nilai insaniyah
yang membentuk ketaqwaan, akhlak mulia akan membantu
mengidentifikasi pendidikan karakter, baik dalam lingkungan rumah
maupun di sekolah.
4. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada dasarnya bertujuan untuk membuat
seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah
Muhammad SAW juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam
mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter
yang baik. Dengan bahasa yang sederhana, tujuan dari pendidikan adalah
mengubah manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap, dan
keterampilah.19
18
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, cet. Ke-3
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.95-96 19
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, cet. Ke-3
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.30
16
Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarahkan
pada pencapaian pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu
dan seimbang.
Pendidikan karakter adalah pendidika akhlak yang menyentuh
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan karakter menjamah
unsur mendalam dari pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Pendidikan
karakter menyatukan tiga unsur tersebut adalah akidah, ibadah dan
muamalah. Bahasa tauhid biasa disebut dengan Iman, Islam, dan Ihsan.
Ketiga unsur itu harus menyatu dan terpadu dalam jiwa siswa, sehingga
akhlak yang tergabung berlandaskan keimanan, keislaman, dan
keikhlasan.
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional pasal 1 Undang-
undang Sikdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi siswa untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian, dan akhlak mulia.
Tujuan pendidikan karakter, sebagai berikut:
a. Membentuk siswa berfikir rasional, dewasa dan bertanggung
jawab.
b. Mengembangkan sikap mental yang terpuji.
c. Membina kepekaan sosial anak didik.
d. Membangun mental optimis dalam menjalani kehidupan yang
penuh dengan tantangan.
e. Membentuk kecerdasan emosional.
f. Membentuk anak didik yang berwatak pengasih, penyayang,
sabar, beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, amanah, jujur,
adil, dan mandiri.20
20
Hamdani Hamid, dan Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 39
17
Pendidikan karakter diarahkan untuk menanamkan karakter
bangsa secara menyeluruh, baik pengetahuan (kognitif), nilai kehidupan
(afektif), maupun tindakan terpuji (psikomotor). Tujuannya adalah
membentuk siswa supaya mereka mampu menjadi insan kamil dan
mementuk karakter dan akhlak mulia para siswa secara utuh dan
seimbang sesuai dengan standar kelulusan yang ditentukan masing-
masing sekolah.
5. Ciri-ciri Pendidikan Karakter
Keluarga dipandang sebagai pendidik karakter yang utama pada
anak, disamping sekolah yang juga dianggap sebagai pusat
pengembangan karakter pada anak. Hal ini disebabkan karena pengaruh
sosialisasi orang tua pada anak terjadi sejak dini sampai anak dewasa.
Adapun ciri-ciri dari karakter adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kepedulian terhadap orang lain dan terbuka terhadap
pengalaman dari luar.
b. Secara konsisten mampu mengolah emosi
c. Memiliki kesadaran terhadap tanggungjawab sosial dan
menerimanya tanpa pamrih
d. Melakukan tindakan yang benar meskipun tidak ada orang lain
yang melihatnya
e. Memiliki kekuatan dari dalam untuk mengupayakan
keharmonisan dengan lingkungan sekitar dan;
f. Mengembangkan standar pribadi yang tepat dan berperilaku
yang konsisten dengan standar tersebut.21
Pendapat lain mengungkapkan ciri karakter individu yang
memiliki karakter yang kuat mampu bersikap rasional dan tidak mudah
21
Hamdani Hamid, dan Bani Ahmad Sasebani, Pendidikan Karakter, h. 95
18
terombang-ambing oleh keyakinan yang salah tentang nilai sesuatu yang
ada di luar dirinya.22
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa ciri-ciri
karakter ialah memiliki rasa peduli terhadap orang lain, mampu menjaga
emosi, memiliki tanggungjawab, rasa tidak ingin dipuji atas tindakan
yang dilakukan, dan mempunyai peribadi perilaku yang konsisten.
6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter yang secara tidak langsung lebih dominan
ditekankan pada lembaga pendidikan, maka penanaman pendidikan
karakter yang sesuai dengan karakter budaya bangsa perlu diperhatikan
dan perlu ditanamkan untuk membentuk karakter peserta didik para
generasi bangsa.
Nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah pada umumnya
berpedoman pada 18 indikator nilai karakter yaitu:23
a. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang diantunya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
22
Ibid, h. 103 23
Drs. Anas Salaludin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), (Bandung:Pustaka Setia,2013), 54-56
19
c. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
d. Disiplin, yaitu, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif, yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari suatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokrasi, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupauya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j. Semangat kebangsaan, yaitu cara berfikir, bertindak dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
diri dan kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air, yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
20
terhadap bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompokknya.
l. Menghargai Prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaanyang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang telah terjadi.
q. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung Jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
21
Demikian kedelapanbelas nilai-nilai karakter yang dicangkan
kemendikmas dalam upaya membangun karakter bangsa melalui
pendidikan di sekolah atau madrasah.
Dasar pendidikan karakter tersebut diterapkan sejak usia kanak-
kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas
(golden age) karena usia dini terbukti sangat menentukan kemampuan
anak dalam mengembangkan potensinya. Dari sinilah sudah sepatutnya
pendidikan karakter dimulai dari dalam pendidikan keluarga, yang
merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.
Akan tetapi, bagi sebagian keluarga, proses pendidikan karakter
yang sistematis di atas sangat sulit, terutama bagi sebagian orangtua yang
terjebak pada rutinitas yang padat. Karena itu, sebaiknya pendidikan
karakter juga perlu diberikan saat anak-anak masuk di lingkungan
sekolah, terutama sejak piaud dan taman kanak-kanak. Disinilah peran
guru, yang dalam filosofi jawa disebut digugu dan ditiru menjadi ujung
tombak di lingkungan sekolah, yang berhadapan langsung dengan peserta
didik.
Beradasarkan paparan di atas, untuk lebih memfokuskan
penelitian ini penulis mengambil 3 nilai-nilai karakter yaitu:
Tabel 2.1
Indikator Karakter
No Nilai Deskripsi Indikator
1. Religius sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang
diantunya, toleran terhadap
Berdoa sebelum dan
sesudan belajar.
Tekun menjalankan
ibadah, membaca Al-
22
pelaksanaan ibadah agama
lain, dan rukun dengan
pemeluk agama lain
qur‟an, hafalan,
muraja‟ah, sholat.
Selalu ingat kepada Allah
2. Disiplin tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan
peraturan
Tidak terlambat datang
ke Sekolah
Tepat waktu dalam
melaksanakan ibadah
Tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas
3. Tanggung
jawab
sikap dan perilaku
seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang
seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya),
negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa
Melakuukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan.
Berfikir sebelum
bertindak dan
memikirkan
konsekuensinya.
Bertanggung jawab atas
perkataan, perbuatan dan
sikap.
7. Konsep Pendidikan Karakter
Konsep pendidikan karakter dalam perspektif Islam, yaitu segala
sesuatu upaya yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karakter tidak
hanya teraplikasi kepada hubungan sesama manusia, tetapi juga harus
ada hubugan vertikal dengan Allah SWT. Pendidikan karatker ini tidak
hanya terlihat dari sisi luarnya saja, yaitu seperti menggantikan nama
kurikulum yang lama dengan kurikulum yang baru yang berbasis
karakter, namun harus secara jelas tampak perbedaan dengan kurikulum
non karakter.
Pendidikan karakter tidak lagi menjadi sebuah mata pelajaran
khusus yang terpisah dari mata pelajaran lainnya sebagaimana yang
pernah diterapkan pada kurikulum yang sebelumnya yaitu, pendidikan
23
budi pekerti maupun pendidikan moral pancasila. Apabila tetap menjadi
sebuah mata pelajaran yang terpisahkan, maka disinyalir tidak akan ada
perubahan yang terjadi kecuali hanya jadwal belajar yang lebih lama.
Konsep pendidikan karakter yang dapat memberikan dampak
secara jelas, apabila nilai-nilai karakter itu terdapat disetiap mata
pelajaran dengan porsi yang beragam. Sehingga tidak perlu adanya
penambahan jam serta mata pelajaran.
Berikut ini adalah nilai-nilai dalam pendidikan karakter Islam
yang harus dimasukkan pada setiap mata pelajaran.
a. Disiplin
b. Manajemen pribadi
c. Rajin belajar
d. Bersilaturahmi, menyambung komunikasi
e. Berkomunikasi dengan baik dan menebar salam
f. Jujur, tidak curang, menepati janji, serta amanah
g. Berbuat adil, tolong menolong, saling mengasihi, saling
menyayangi
h. Sabar dan optimis
i. Kasih sayang dan hormat kepada orangtua
j. Pemaaf, dermawan
k. Berbuat baik, berakhlak mulia, dst.24
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendidika karakter
ini adalah pendidikan yang harus dapat mengubah perilaku, yaitu bahwa
pendidikan memberikan nilai-nilai yang ideal yang diharapkan mengatur
perilaku peserta didik, yang dapat mendukung perkembangan kepribadian
yang dibutuhkan untuk memainkan peran dari ilmu dan nilai yang
diperolehnya.
8. Proses Pendidikan Karakter
24
Muchlas Sumani, Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter,(Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 79
24
Proses pembentukan karakter tidak mudah dilakukan, oleh karena
itu dibutuhkan suatu lembaga pendidikan atau lembaga sosial yang
menangani secara khusus pembentukan karakter pada anak. Diantara
pendidikan yang mengawali pembentukan karakter tersebut antara lain
dapat dilakukan di sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang memadukan antara
pendidikan umum dan nilai-nilai agama.
Nilai-nilai agama memang tidak selalu memiliki kualifikasi nilai
moral yang mengikat semua orang, namun nilai-nilai agama dapat
menjadi dasar kokoh bagi individu dalam kerangka perkembangan
kehidupan moralnya. Sebab, ada nilai-nilai agama yang selaras dengan
nilai-nilai moral.
Pada lingkungan keluarga, orang tua atau wali mengupayakan
pendidikan karakter melalui kegiatan keseharian di rumah, untuk
memperkuat hasil pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah. Pada
lingkungan masyarakat, tokoh-tokoh atau pemuka masyarakat
mengupayakan pendidikan karakter melalui kegiatan keseharian
ditengah-tengah masyarakat sebagai upaya memperkuat hasil pendidikan
karakter di sekolah dan keluarga.25
Keluarga merupakan wahan pertama dan utama bagi pendidikan
karakter anakk. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter
pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi pihak lain untuk
memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak
25
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dala Lembaga
Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2012), h. 202-203
25
akan berakibat masyarakat yang tidak berkarakter. Pada sisi lain, orang
tua perlu mengawasi pergaulan anak karena akan berpengaruh pada
kepribadian anak.
Karakter itu tidak dapat dikembangkan secara cepat dan segera
(instant), tetapi harus melewati suatu proses yang panjang, cermat, dan
sintesis. Berdasarkan perspektif yang berkembang dalam sejarah
pemikiran manusia, pendidikan karakter harus dilakukan berdasarkan
tahap-tahap perkembangan sejak usia dini sampai dewasa. Setidaknya
berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg (1992) dan ahli pendidikan
dasar Marlene Lockheed (1990), terdapat empat tahap pendidikan
karakter yang perlu dilakukan, yyaitu:
a. Tahap Pembiasaan sebagai perkembangan karakter anak.
b. Tahap Pemahaman dan Penalaran terhadap nilai, sikap, perilaku, dan
karakter siswa.
c. Tahap Penerapan berbagai perilaku dan tindakan siswa dalam
kenyataan sehari-hari.
d. Tahap Pemaknaan, suatu tahap refleksi dari siswa melalui penilaian
terhadap seluruh sikap dan perilaku yang dipahami dan dilakukan
serta bagaimana dampak dan kemanfaatannya dalam kehidupan baik
bagi dirinya maupun orang lain.26
26
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 108
26
Character Education Quality Standards, merekomendasikan 11
prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai
berikut:
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar dan etika sebagai basis karakter.
b. Mengidentifikasikan karakter sekolah yang memiliki kepedulian.
c. Menggunakan pendekatan yang tujuan, proaktif, dan efektif, untuk
membangun karakter.
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku
yang baik.
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang
yang menghargai semua siswa, membangun karakter mereka, dan
membantu mereka sukses.
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para siswa
h. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunikasi moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setiia kepada
nilai dasar yang sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakan sebagai mitra dan
usaha membangun karakter.
27
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi positiff dalam kehidupan siswa.27
Salah satu metode atau cara yang tepat dalam penanaman karakter
peserta didik adalah dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan kepada
siswa. Metode pembiasaan ini bertujuan untuk membiasakan peserta
didik berperilaku terpuji, disiplin dan giat belajar, kerja keras dan iklas,
jujur dan tanggung jawab atas segala tugas yang dilakukan. Hal ini perlu
dilakukan oleh guru dalam rangka pembentukkan karakter untuk
membiasakan peserta didik melakukan perilaku terpuji (akhlak mulia).
Pendidikan dengan kebiasaan menurut Mulyasa dapat dilakukan
secara terprogram dalam pembelajarrann atau dengan tidak terprogram
dalam kegiatan sehari-hari. Kegiatan pembiasaan dalam pembelajara
sevcara terprogram dapat dilaksanakan dengan perencanaan khusus
dalam kurun waktuu tertentu, untuk mengembangkan pribadi peserta
didik yang dilakukan secara individu dan kelompok. Adapun kegiatan
pembiasaan peserta didik yang dilakukan secara tidak terprogram dapat
dilaksanakan dengan cara-cara berikut:
a. Kegiatan Rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan secara terjadwal
seperti sholat berjamaah, sholat dhuha bersama, murojaah, 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun) setiap hari, dan
melaksanakan kegiatan keagamaan yang lain.
27
Ibid., h. 109
28
b. Kegiatan yang dilakukan secara spontan, yaitu pembiasaan yang
dilakukan tidak tejadwal dalam kejadian khusus, misalnya
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, melakukan antre dan sebagainya.
c. Kegiatan dan keteladanan, ppembiasaan yang bentuk perilaku sehari-
hari, seperti berpakaian rapi, berbahasa yang baik dan santun, rajin
membaca, memuji kebaikan atau kebersihan orang lain, datang
kesekolah dengan tepat waktu dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, pembiasaan peserta
didik akan lebih efektif jika ditunjukkandengan keteladanan dari tenaga
pendidik. Oleh karenanya, metode pembiasaan tidak terlepas dari
keteladanan. Dimana ada pembiasaan disana ada keteladanan. Kegiasaan
yang dilakukan secara terus menerus yang dalam teori pendidikan akan
membentuk karakter.
B. Kegiatan Keagamaan
1. Pengertian Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan sangat penting dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, karena dengan kegiatan keagamaan akan dapat menambah
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahuwataala. Selain itu
dengan kegiatan keagamaan, kita akan lebih dengan dengan masyarakat,
bangsa dan negara.
Keagamaan merupakan asal dari kata agama yang artinya yaitu
suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang yang
29
memiliki akal memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendak-Nya
sendiri untuk kebaikan hidup didunia dan kebaikan hidup di akhirat.28
Karena manusia memiliki akal, secara eksplisit jelas bahwa agama
ditunjukkan kepada manusia. Agama menuntun, membimbing manusia ke
arah kesejahteraan, kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pendapat lain mengatakan bahwa keagamaan adalah sifat yang
terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama.29
Kegiatan
keagamaan merupakan segala bentuk kegiatan yang terencana dan
terkendali sebagai usaha untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan yang
dapat dilakukan oleh perorangan atau kelompok.30
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
keagamaan merupakan aktivitas yang dilakukan baik secara individu
maupun kelompok yang berhubungan dengan religius dan spiritual
sebagai ketaatan kepada Tuhan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Allah dalam Al-Qur‟an surat Ar-Rum ayat 30.
فأقم وجهك للديه حنيفا فطرة الله التي فطر الناس عليها لا تبديل لخلق الله ذلك
لمىنالديه القيم ولكه أكثر الناس لا يع
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
Allah (tataplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.31
28
Wahyudin, Dedi Wahyudi, Ahmad Muzakki, Etika Ketuhanan, (Yogyakarta: Idea Press,
2019), 144 29
Rara Fransiska Novearti, Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan pada Siswa di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Kota Bengkulu, Vol. 2, No.2 Agustus 2017: 410
diunduh 20 Februari 2019 30
Ibid,410 31
Qs. Ar-Rum (30) : 30
30
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
keagamaan adalah segala perbuatan, perkataan, lahir batin seseorang atau
individu yang didasarkan pada nilai-nilai atau norma-norma yang
berpangkal pada ajaran-ajaran agama, yang telah menjadi kebiasaan
hidup sehari-hari dalam sekolah.
2. Ruang Lingkup Kegiatan Keagamaan
Ruang lingkup agama secara umum adalah hal-hal yang menjadi
pedoman pokok bagi agama tersebut antara lain:
a. Keyakinan, yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan
supranatural yang diyakini mengatur dan menciptakan alam.
b. Pribadatan, yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan supranarural tersebut sebagai konskuensi atau pengakuan
dan ketundukannya.
c. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia
lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan kayakinan nya
tersebut.
Dalam sebuah agama terdapat beberapa unsur dan itu menjadi
pedoman pokok bagi agama tersebut dalam upaya menjadikan hidup
manusia lebih baik, antara lain adalah:
a. Adanya keyakinan pada yang gaib
b. Adanya kitab suci sebagai pedoman
c. Adanya rasul pembawanya
d. Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
e. Adanya upacara ibadah yang standar
31
Ruang lingkup agama islam terdiri dari tiga unsur pokok yaitu:32
a. Iman artinya percaya. Percaya dengan cara membenarkan sesuatu
dalam hati, kemudian diucapkan oleh lisan, dan dikerjakan
dengan amal perbuatan.
b. Islam artinya ketundukan, kepasrahan, menerima, tidak menolak,
tidak membantah, dan tidak membangkang. Maksudnya, yaitu
penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
c. Ihsan artinya berakhlak dan berbuat saleh sehingga dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan bermuamalahlah dengan
sesama makhluk dilakukannya dengan penuh keiklasan. Seakan-
akan Allah menyaksikannya sepajang waktu.
3. Tujuan Kegiatan Keagamaan
Tujuan kegiatan keagamaan yaitu,
a. Meningkatkan intensitas dakwah islamiyah kepada siswa dalam
rangka membangun siswa sebagai generasi muda yang religius,
sebagai implementasi Islam adalah rahmatalilalamin.
b. Membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan keagamaan akan
memotivasi setiap beragama yang baik dan continue.
c. Membangun pribadi siswa yang terbiasa dalam melaksanakan ibadah.
d. Menciptakan generasi dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang
baik, sehingga akan melahirkan generasi yang menjujung tinggi etika,
moral dan nilai-nilai religius.33
e. Meningkatkan kemampuan siswa, beraspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
f. Pengembangan minat dan bakat siswa dalam upaya pembinaan pribadi
menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif
32
Taufik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008),
hlm.12 33
Sofyan Abdullah dan Ade Nandang,
32
g. Dapat mengetahui, mengenang serta membedakan hubungan satu
pelajaram dengan pelajaran lainnya.34
Ghairah Islamiah diri peserta didik harus ditumbuhkan, untu itu
diperlukan upaya alternatif supaya mereka bersemangat untuk
mengamalkan ajaran agamanya. Kegiatan keagamaan merupakan salah
satu sub dari pelajaran pendidikan agama islam yang diharuskan mampu
memberikan kontribusi terhadap religuisitas seseorang.
C. Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaa
karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap
individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri,sesama manusia. Lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum,
tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Karakter adalah perilaku yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam
bertindak.35
Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai
kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang
sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.36
34
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.192 35
Muclas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, cet. Ke-3
(Bandung: PT Remaja Rosda, 2013), h.41 36
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, cet. Ke-3
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 11
33
Pendidikan karakter mengajarkan anak didik berfikir cerdas,
mengaktivasi otak tengah secara alami. Pendidikan karakter juga dapat
diartikan sebagai pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek
pengetahuan (cognitiv), perasaan ( feeling), dan tindakan ( action). Tanpa
ketiga aspek tersebut, pendidikan karakter tidak efektif. Pendidikan karakter
ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan dan seorang anak akan menjadi
cerdas emosinya. Karena kecerdasan emosi ini merupakan bekal penting bagi
anak untuk menyongsong masa depan.37
Dari beberapa pengertian mengenai pendidikan karakter yang telah
dipaparkan sebelumnya, pendidikan karakter dapat dilakukan melalui
tahapan-tahapan, tahapan tersebut berdasarkan pemikiran psikolog Kohlberg
(1992) dan ahli pendidikan dasar Marlene Lockheed (1990), yaittu:
a. Tahap pembiasaan sebagai perkembangan karakter anak.
b. Tahap pemahaman dan penalaran terhadap nilai, sikap, perilaku, dan
karakter siswa.
c. Tahap penerapan sebagai perilaku dan tindakan siswa dalam keseharian.
d. Tahap pemaknaan, suatu tahap refleksi dari siswa melalui penilaian
terhadap seluruh sikap dan perilaku yang dipahami dan dilakukan serta
sebagaimana dampak dan kemanfaatannya dalam kehidupan baik bagi
dirinya maupun orang lain.38
37
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berkepribadian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 36 38
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), 108
34
Pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan sesuai sasaran
memiliki tiga hal berikut:39
a. Prinsip Keteladanan dari semua pihak, baik orang tua, guru, masyarakat,
maupun ppemimpinnya.
b. Prinsip rutinitas (pembiasaan dalam segala aspek kehidupan).
c. Prinsip kesadaran untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai karakter yang
diajarkan.
Selain itu, terdapat faktor yang mempengaruhi pendidikan karakter,
yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih condong tentang
bawaan peserta didik itu sendiri seperti contoh, sikap, kebiasaan, etitut, dan
lain-lain yang bersifat dalam diri peserta didik. Sedangkan eksternal
dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, masyarakat
maupun pendidikan.
Pendidikan karakter juga dapat dillakukan melakui kegiatan
keagamaan yang terdapat dalam lembaga pendidikan, seperti pelatihan sholat
berjama‟ah, membaca Al-Qur‟an, peringatan hari besar islam, Tadabbur-
tafakkur „alam, pesantren kilat dan masih banyak lainya.
Kegiatan keagamaan sangat penting dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, karena dengan kegiatan keagamaan akan dapat menambah
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahuwataala. Selain itu dengan
kegiatan keagamaan, kita akan lebih dengan dengan masyarakat, bangsa dan
negara.
Keagamaan merupakan asal dari kata agama yang artinya yaitu suatu
peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang yang memiliki akal
39
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: kencana, 2012), 114
35
memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendak-Nya sendiri untuk kebaikan
hidup didunia dan kebaikan hidup di akhirat.40
Karena manusia memiliki
akal, secara eksplisit jelas bahwa agama ditunjukkan kepada manusia. Agama
menuntun, membimbing manusia ke arah kesejahteraan, kebahagiaan dunia
dan akhirat.
Dari beberapa pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan sangatlah diperlukan
sebagai bekal peserta didik. Tidak hanya sekedar bekal tetapi jauh dapat
menerapkan nilai-nilai agama yang baik untuk ditanam didalam karakter
peserta didik. Karakter menjadi pondasi dalam menjalani kehidupan yang
akan berkesinambungan dengan lingkungan, sosial, dan berbagai ilmu lainya.
Pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah
Braja Asri sudah cukup baik ini tercermin dalam perilaku peserta didik yang
sudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menjuukkan sikap
semangat dan senang dalam beribadah, disiplin, tanggung jawab atas apa
yang telah diperbuat, dan memiliki kepedulian sosial. Sehigga sesuai dengan
visi misi sekolah yaitu cerdas, kreatif, dan mencetak generasi islami yang
berkrakter serta unggul dalam intelektual.
Pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan diharapkan menjadi
perhatian khusus didalam perkembangan zaman yang sangat pesat. Oleh
karena itu perlu dukungan dari berbagai belah pihak diantaranya orang tua,
lingkungan, masyarakat dan pendidik. Semoga penelitian ini dapat
40
Wahyudin, Dedi Wahyudi, Ahmad Muzakki, Etika Ketuhanan, (Yogyakarta: Idea Press,
2019), 144
36
bermanfaat tidak hanya sebagai tugas akhir tetapi menjadi sumbangsih ilmu
yang bermanfaat dalam probematika yang ada di masyarakat.
37
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
lapangan (Field Reasearch) yaitu penelitian yang mengharuskan peneliti
berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan pengamatan tentang suatu
fenomena dalam suatu keadaan alamiah.41
Penelitian kualitatif lapangan
bertujuan untuk meneliti dan mengetahui sejauh mana sekolah dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kegiatan keagamaan di MI
Muhammadiyah Braja Asri. Penelitian ini dilakukan secara observasi
langsung dengan menitik beratkan pada peran seorang pendidik dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kegiatan keagamaan dan
melihat kondidi peserta didik di lapangan.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, “Penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai apa adanya”.42
Penelitian deskriptif pada
umumnya dilakukan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang diteliti secara tepat.
Penelitian ini mengungkapkan bagaimana implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri
dengan cara menjelaskan, memaparkan/menggambarkan dengan kata-kata
41
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. 32 (Bandung:
Rosda Karya, 2014), h.26. 42
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.157
38
secara jelas dan terperinci melalui bahasa yang tidak terwujud nomor/angka.
Dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan
fenomenologi maka dapat diasumsikan bahwa sifat dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif lapangan.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh baik berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sumber
data dalam penelitian ini yaitu mengambil sumber data primer dan data
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang diambil peneliti melalui kata-kata
dan tindakan atau pengamatan.43
Peristiwa yang berkaitan dengan
masalah atau fokus masalah penelitian yang akan diobservasi langsung
ke sekolahan, dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara
langsung terhadap kepada sekolah, guru, siswa yang terkait dengan
proses pembelajaran di MI Muhammadiyah Braja Asri yang berkaitan
dengan implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan keagamaan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data diluar kata-kata dan tindakan yaitu
sumber tertulis.44
Kemudian pendapat yang lain menjelaskan bahwa
“dilihat dari segi sumber tertulis dapat dibagi atas sumber dari buku dan
majalah ilmiah, sumber data dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen
43
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. 32 (Bandung:
Rosda Karya, 2014), h. 157 44
Ibid., h. 159
39
resmi”.45
Sumber data sekunder yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini, terdiri dari dokumen yang meliputi: sejarah berdirinya sekolah,
struktur organisasi, data guru dan siswa, visi dan misi sekolah, kurikulum
sekolah, data sarana prasarana yang terdapat di MI Muhammadiyah Braja
Asri.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menggunakan sumber data
primer dan sumber data sekunder, sehingga data yang diperlukan untuk
penelitian terkumpul sesuai dengan kebutuhan peneliti.
C. Teknik Pengumpuan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.46
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
metode antara lain sebagai berikut:
1. Wawancara/interviw
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.47
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
45
Ibid., h. 159 46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. 21, (Bandung:
Alfabeta, 2015)., h. 308 47
Sugiyono, Metode Penelitian Peendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: ALFABETA, 2015), hlm., 317
40
atas pertanyaan itu.48
Melalui wawancara peneliti mengetahui bagaimana
cara sekolah mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan di sekolah MI Muhammadiyah tersebut.
Macam-macam wawancara yang digunakan:49
a. Wawancara tersetruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.
b. Wawancara tidak berstruktur (unstructured interviw)
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Metode wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan
keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri. Jenis wawancara yang
digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur. Hal ini karena seluruh
kerangka pertanyaan telah peneliti sediakan. Dengan metode wawancara
ini peneliti ingin memperoleh data tentang bagaimana implementasi
pendidikan karakter di MI Muhammadiyah Braja Asri, sedangkan yang
peneliti wawancarai yaitu, Kepala Sekolah, Guru dan Peserta Didik,
sesuai dengan Lampiran 11.
48
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014)., hlm. 186 49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: ALFABETA, 2015), hlm., 319-320
41
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.
Peneliti menggunakan metode observasi untuk mengetahui secara
langsung apa yang terdapat di lapangan tentang implementasi pendidikan
karakter dalam kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri.
Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi langsung pada saat
sebelum jam belajar dimulai, saat pelaksanaan pembelajaran dan aktifitas
dilingkungan sekolah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data sehingga
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik.50
Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dokumen
sekolah seperti data tentang sejarah berdirinya sekolah, struktur
organisasi, data guru dan siswa, visi dan misi sekolah, kurikulum
sekolah, data sarana prasarana yang terdapat di MI Muhammadiyah Braja
Asri.
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Teknik pengecekan keabsahan data merupakan hal yang sangat
menentukan kualitas hasil penelitian. Untuk mencapai apa yang diharapkan
50
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.,145
42
oleh peneliti, maka digunakan teknik-teknik pemeriksaan data yang memuat
tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan data, untuk itu
perlu diteliti kredibilitas (derjat kepercayaan) dengan menggunakan teknik-
teknik yakni sebagai berikut:51
1. Perpanjangan keikut-sertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
Penelitian ini peneliti menggunakan teknik untuk mengetahui
keabsahan data dengan triangulasi yaitu dengan cara triangulasi teknik dan
triangulasi sumber data, triangulasi teknik dilakukan dengan cara
menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan
dengan cara menanyakan hal yang melalui sumber yang yang berbeda.52
Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan triangulasi teknik
pengumpulan data adalah menguji kredibilitas data dilakukan dengan
mengecek data narasumber dengan teknik wawancara kepada guru MI
Muhammadiyah Braja Asri, kemudian dicek dengan observasi langsung ke
MI Muhammadiyah Braja Asri untuk memastikan data yang diperoleh sudah
benar dan valid adanya.
51
Lexy J Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014)., hlm. 327 52
Sugiyono, Metode Penelitian Peendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: ALFABETA, 2015), hlm., 373
43
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan
lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain.53
Aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jernih. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reducation, data display, dan
consultation drawing/verification.54
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicaari tema dan polanya dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
dara selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Data display merupakan salah satu dari teknik teknik analisis
data. Data yang semakin bertumpuk-tumpuk kurang dapat memberikan
gambaran secara menyeluruh. Oleh karena itu diperlukan display data.
Dengan demikian, peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam
dengan setumpuk data.
53
Ibid.,hlm., 334 54
Ibid., hlm., 337-345
44
Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah difahami tersebut.
3. Conclusion Drawing/ verivication
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan terbaru yang sebelumnya belum pernah ada.
Berdasarkan pendapat di atas, teknik analisis data adalah suatu
usaha untuk memproses data yang telah dikumpulkan oleh peneliti baik
dengan alat pengumpulan data melalui interviw, observasi, maupun
dokumentasi. Proses pertama adalah mereduksi data yaitu proses
merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan mencari data yang
dianggap penting yang sesuai dengan fokus penelitian. Proses kedua
yaitu data displey (penyajian data) yaitu dengan bentuk uraian singkat,
bagan, maupun naratif. Proses ketiga yaitu conclusion
drawing/verification yaitu penarikan kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan .
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Temuan Umum Penelitian
a. Sejarah Berdirinya MI Muhammadiyah Braja Asri
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Braja Asri
didirikan pada tahun 1971 oleh organisasi Muhammadiyah setempat.
Terletak di Jalan Raya Way Jepara Km. 107 Desa Braja Asri,
Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, secara
geografis, MIM Braja Asri berjarak 30 km dari pusat kota kabupaten.
Sekolah ini letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau oleh
kendaraan serta dikelilingi oleh pemukiman penduduk dan berdekatan
dengan Sekolah Muhammadiyah lainnya baik itu tingkat satuan
pendidikan di bawah MI (PAUD, TK) maupun satuan pendidikan di
atas MI (SMP, SMA). Kondisi ini membuat MIM Braja Asri menjadi
salah satu tujuan utama masyarakat untuk menyekolahkan anaknya.
b. Identitas MI Muhammadiyah Braja Asri
Tabel 4.1
IDENTITAS SEKOLAH
NAMA SEKOLAH MI MUHAMMADIYAH
BRAJA ASRI
STATUS TERAKREDITASI
NSS 112180211129
NPSN 10806302
ALAMAT
46
PROVINSI LAMPUNG
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
KECAMATAN WAY JEPARA
DESA BRAJA ASRI
JALAN
JL. RAYA WAY JEPARA
KM. 107, WAY JEPARA
LAMPUNG TIMUR
KODE POS 34196
TELP./HP -
E-MAIL [email protected]
WEBSITE -
NO. REKENING GIRO
MIS MUHAMMADIYAH
BRAJA ASRI
BANK MANDIRI, BANDAR
LAMPUNG, 114-00-0549050-
6
BANK BRI, KCP/ UNIT 3394/
WAY JEPARA, 3394-01-
023412-53-1
NAMA KEPALA SEKOLAH AHMAD SAKHOWI, S.Pd.I
Sumber: Dokumentasi MI Muhammadiyah Braja Asri
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Muhammadiyah Braja Asri
Setiap organisasi atau institusi dalam melaksanakan
aktivitasnya selalu bertumpu pada garis-garis besar kebijakan yang
telah ditetapkan. Salah, satu garis besar dijadikan acuan dalam setiap
usaha yang dilakukan adalah visi dan misi yang diemban oleh
organisasi atau istitusi tersebut sebagaimana halnya dengan
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Braja Asri di dalam
47
aktivitasnya juga melakukan landasan visi dan misi yang akan
dicapai. Adapun visi dan misi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Braja Asri adalah sebagai berikut:
1) Visi
“ Cerdas, Kreatif, Islami ”
2) Misi
“ Mendidik dengan hati, Mencetak Generasi Islami ”
3) Tujuan
a) Siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan
berakhlak mulia.
b) Melahirkan insan yang terampil dan siap pakai sesuai dengan
tuntutan masyarakat.
c) Menguasai keterampilan ibadah yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
d) Mampu menghafal surat-surat pendek, do‟a sehari-hari, hadits-
hadits dan ayat pilihan.
d. Data Pendidikan dan Pesrta Didik di MI Muhammadiyah Braja
Asri
1) Data Pendidik dan Karyawan
Adapun pendidik yang terdapat di MI Muhammadiyah
Braja Asri adalah 14 Orang. Untuk guru laki-laki ada 5 orang dan
guru perempuan ada 9 orang.
48
Tabel 4.2
Data Pendidik dan Karyawan Tahun Pelajaran 2019/2020
MI Muhammadiyah Braja Asri
No Nama Jabatan
1 AHMAD SAKHOWI, S.Pd.I KEPALA MADRASAH
2 NURROHIM, S.Ag GURU KELAS V
3 SUPATMI, S.Pd GURU KELAS III
4 SRI AMINI, S.Pd.I GURU KELAS VI
5 PALUPI TRI
SULISTIYANI, S.Pd
GURU KELAS I
6 SITI BAYINAH, S.Pd GURU KELAS II &
BENDAHARA
7 ETIK NURJANAH, S.Pd GURU KELAS IV
8 AMIROTULBIRROH GURU KELAS I
9 ARFI SUKMAWAN, S.Pd GURU B. STUDY
10 DIDI RAHMADI, S.Pd GURU B. STUDY, Ka.TU
& OPERATOR
11 SITI ISTIQOMAH, S.Pd.I GURU B. STUDY
12 SUWONDO GURU B. STUDY
13 QONITA GURU TAHFIDZ
14 NURHAYATI GURU TAHFIDZ Sumber: Dokumentasi MI Muhammadiyah Braja Asri
2) Data Peserta Didik
Jumlah seluruh peserta didik yang ada di MI
Muhammadiyah Braja Asri adalah 183 peserta didik. Terdiri dari
kelas I ada 42 siswa, kelas II ada 22 siswa, kelas III ada 38 siswa,
kelas IV ada 29 siswa, kelas V ada 23 siswa, dan kelas VI ada 29
siswa, secara rinci berikut ini adalah daftar peserta didik di MI
Muhammadiyah Braja Asri.
49
Tabel 4.3
Data Peserta Didik MI Muhammadiyah Braja Asri
Tahun Pelajaran 2019/2020
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. I 19 23 42
2. II 15 7 22
3. III 20 18 38
4. IV 15 14 29
5. V 11 12 23
6. VI 19 10 29
Sumber: Dokumentasi MI Muhammadiyah Braja Asri
e. Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Braja Asri
Sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen yang
ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran.
Penyelenggaraan dan penyajian yang ditunjang dengan sarana dan
prasarana yang memadai dan lengkap, maka proses pembelajaran akan
berjalan dengan lancar.
Hambatan dapat diatasi sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Dan sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi pendidik maupun
peserta didik untuk berada disekolah. Dengan adanya sarana dan
prasarana yang memadai dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik bagi pendidik
sebagai mengajar maupun peserta didik sebagai pelajar.
50
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Braja Asri
Tahun Pelajaran 2019/2020
NO JENIS JUMLAH
1. Kantor 1
2. Ruang Kelas 7
3. Perpustakaan 1
4. Masjid 1
5. Koperasi Madrasah (An-Naba‟) 1
6. Hostpot Area 1
7. Alat Praktikum Sains
8. Tempat Parkir 3
9. Wc. Pendidik 1
10. Wc. Peserta Didik 4
Sumber: Dokumentasi MI Muhammadiyah Braja Asri
f. Denah Sekolah MI Muhammadiyah Braja Asri
Adapun denah ruang kelas seperti pada gambar 1 berikut:
Gambar 4.1
Denah Sekolah MI Muhammadiyah Braja Asri
51
2. Temuan Khusus Penelitian
a. Macam-macam Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan di MI
Muhammadiyah Braja Asri
Berdasarkan hasil temuan melalui wawancara dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa macam-macam kegiatan yang
dilaksanakan di MI Muhammadiyah Braja Asri dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan, sebagai berikut:
1) Pembiasaan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
Kegiatan ini merupakan rangkaian awal dari kegiatan yang
setiap hari dilaksanakan di sekolah. Pembiasan 5S dimulai dari
pendidik yang senantiasa menyambut peserta didik di pintu
gerbang masuk sekolah. Sebagaiman dengan petikan wawancara
(W.01/F.02/7) pada lampiran 13.
“iya mba, jadi untuk awal dari pembelajaran setiap harinya,
di MI Muhammadiyah ini peserta didik dibiasakan untuk 5S
tersebut, jadi begitu masuk gerbang sekolah, begitupun juga
peserta didik menyapa pendidiknya, Assalamualaikum,
pak,,bu, secara bergantian dengan bapak ibu guru yang
bertugas di depan”55
(lampiran 1 foto ke 2 dan 9)
Kegiatan ini bertujuan agar siswa terbiasa bersikap ramah
dan juga berkelakuan baik. Jadi kegiatan ini bukan semata kegiatan
biasa, akan tetapi menerapkan kebiasaan menyapa dan
55
Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9
Juli 2019
52
menghormati orang yang lebih tua. Sebagaiman dengan petikan
wawancara (W.02/F.02/7) pada lampiran 13.
“Jadi pendidik akan merasa lebih dekat denga peserta didik,
saling menyapa antara pendidik dan peserta didik, lalu
berjabat tangan, maka dari situ juga akan terlihat bagaimana
sikap peserta didik yang diajarkan sopan. Terkadan pendidik
menjumpai peserta didik di gerbang sudah lemas atau
murung, nah begitu pendidik menanyai misalnya ada apa?
Kenapa? Senyum dong,, jadi hubungan antar pendidik dan
peserta didik dari awal masuk gerbang pun sudah ada
komunikasinya mba. Terus juga semisal peserta didik datang
lebih awal mereka melakukan aktivitas bermain sembari
menunggu bel masuk kami pun (pendidik) sambil
mengawasinya, terkadang ada anak yang membuang sampah
sembarangan jadi pendidik tanpa ragu lengsung menegur,
memberitahu apa kesalahannya dan dimana seharusnya
sampah itu dibuang. ”56
(Lampiran 1 foto ke 2 dan 9).
Dengan demikian, pelaksanaan 5S yang setiap hari
dilaksanakan disekolah dapat menimbulkan kebiasaan silaturahmi
antar pendidik dan peserta didik atau peserta didik satu dengan
lainnya. Pembiasaan ini juga tidak luput dari salah satu program
agar peserta didik tertanam nilai keagamaan sejak dini, maka dari
itu sekolah merupakan pembiasaan sejak awal.
2) Berbaris, Membaca Janji Pelajar, dan Berjabat Tangan
Berbaris, membaca janji pelajar, dan berjabat tangan
sebelum memasuki ruang kelas adalah salah satu rangkaian
awalnya kegiatan yang ada disekolah. Kegiatan ini dilakukan
semata untuk kedisiplinan peserta didik, dimana peserta didik
berbaris, lalu melafalkan janji pelajar secara bersama, setelah itu
56
Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9
Juli 2019
53
berjabat tangan (perempuan dengan perempuan dan sebaliknya).
Sebagaiman dengan petikan wawancara (W.05/F.01/7) pada
lampiran 12.
“berbaris rapi merupakan salah satu cara untuk membiasakan
sikap disiplin bagi peserta didik. Kami selaku pendidik
mengharapkan anak-anak nantinya akan sadar kedisiplinan
diri maupun kolektif, kebersamaan dan kekompakan,
tanggung jawab, dan kesadaran untuk melaksanakan perintah
dengan cepat dan tepat.57
(Lampiran 1 foto 1 dan 10)
3) Membaca Do’a Bersama
Kegiatan ini wajib dilaksanakan oleh sekolah sebagai
langkah awal dimulainya proses pembelajaran. Kegiatan ini sudah
berlangsung sejak berdirinya MI Muhammadiyah Braja Asri.
Sebagaiman dengan petikan wawancara (W.04/F.01/7) pada
lampiran 12.
“Jadi kegiatan keagamaan ini sudah berlangsung sejak
berdirinya MI Muhammadiyah Braja Asri, masuk sekolah
berjabat tangan dengan pendidik, menyambut siswa di depan
gerbang sekolah, merupakan pembiasaan pertama, kemudian
anak berbaris depan kelas masing-masing setelah bel
berbunyi dan membacakan janji pelajar. Setelah itu masuk
kelas berdoa bersama dan dilanjutkan dengan mengaji
barulah dimulai pembelajaran.”58
(Lampiran 1 foto 1)
Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari dari pembiasaan
yang dilakukan oleh pendidik hingga menjadi terbiasa dilakukan
oleh peserta didik di MI Muhammadiyah Braja Asri. Sebagaiman
dengan petikan wawancara (W.06/F.01/7) pada lampiran 12.
57
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd selaku Kepala Sekolah, pada
tanggal 10 Juli 2019 58
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd selaku Kepala Sekolah, pada
tanggal 10 Juli 2019
54
“Peserta didik dibiasakan untuk melakukan kegiatan rutin
sederhana yang bersifat religi, dan pasti akan berimbas pada
kegiatan sehari-hari nya tanpa disuruh baik di rumah maupun
di sekolah.”59
Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dapat
dikatakan bahwa memang menanamkan kebiasaan baik tidak
semulus semudah membalikan telapak tangan, namun MI
Muhammadiah Braja Asri ini dituntut untuk membentuk peserta
didik yang berakhlak mulia dengan kesabaran pendidik.
4) Melaksanakan Sholat Dhuha dan Dhuhur Berjama’ah
Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan
setelah terbitnya matahari hingga sebelum masuk waktu dzuhur.
Adapun rakaatnya minimal dua rakaat. Terdapat keutamaan dalam
sholat dhuha, salah satunya yaitu dilapangkan rezeki bagi orang
yang melaksanakan.
Pelaksanaan sholat dhuha dilakukan dengan berjama‟ah
guna sebagai pembelajaran. Sholat dhuha dilaksanakan ketika
sebelum KBM berlangsung yaitu jam 07.15 - 07.50. Pelaksanaan
ini dilaksanakan dan dibimbing langsung oleh pendidik.
Pelaksanaan sholat dhuha berjamaah dilaksanaka di masjid secara
bersama dan diawasi oleh pendidik. Pendidik benar-benar
memantau peserta didik dari mulai pengambilan air wudhu hingga
gerakan sholatnya.
59
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd selaku Kepala Sekolah, pada
tanggal 10 Juli 2019
55
Seperti halnya dalam petikan wawancara berikut
(W.03/F.02/7) pada lampiran 13.
“Pada saat bel berbunyi anak-anak langsung keluar
membawa mukena (perempuan) dan juga Al-Qur‟an ataupun
Juz ama dan langsung menaruhnya di dalam masjid. Setelah
itu anak-anak berebut untuk mengambil air wudhu, ya wajar
ya mba namanya juga anak-anak diruruh bergantian namun
tetap saja berebut. Peran guru disini sangat dibutuhkan karna
masih ada anak yang kadang keliru dalam berwudhu jadi
pendidik langsung dapat membenarkan dan anak-anak paham
betul mana gerakan yang betul, mana yang salah. Setelah
sholat berdoa bersama dan menlakukan murojaah sedikit.”60
(Lampiran 6 dan 7 foto 11, 12, 13,14, 15, dan 16)
Sholat Dzuhur adalah sholat yang wajib dikerjakan oleh
setiap muslim, mau tidak mau harus dikerjakan karena jika tidak
dikerjakan akan berdosa.
Pelaksanaan sholat Dhuhur dilaksanakan sesuai dengan
waktu sholat, setelah bel istirahat sholat dhuhur peserta didik keluar
menuju masjid dan langsung mengambil air wudhu. Sebagaiman
dengan petikan wawancara (W.01/F.03/7) pada lampiran 14.
”Saat bel sholat dhuhur berbunyi anak-anak langsung
berlarian keluar membawa alat sholat menuju masjid dan
bergiliran mengambil air wudhu. Dan tugas kami sebagai
pendidik harus benar-benar memperhatikan gerakan wudhu
anak-anak juga karna sholat tidak sah ketika wudhu nya
sallah, jadi kami memperhatikan anak-anak dan ketika ada
yang salah langsung kami benarkan.”61
(Lampiran 6 dan 7
foto 11, 12, 13,14, 15, dan 16)
Sebagaimana keterangan dari bapak dapat disimpulkan
bawha peserta didik dalam melakukan akhlak baik dengan
60
Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9
Juli 2019 61
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Amini selaku wali kelas VI, pada tanggal 24 Juli 2019
56
pantauan pendidik maupun orang tua dirumah. Akan menjadi
terbiasa melakukan kegiatan positif dengan sendirinya karena
pembiasaan dan bimbingan dari bapak ibu di sekolah serta
dukungan orang tua dirumah. Sehingga ter tanam akhlakul karimah
dalam diri peserta didik.
5) Melaksanakan Muroja’ah
Muraja‟ah atau mengulang hafalan baru maupun hafalan
lama adalah hal penting dalam menghafal Al-Qur‟an. Jika tidak
rajin melakukan muraja‟ah, maka lama kelamaan hafalan yang
telah kita hafalkan akan menghilang atau lupa. Maka dari itu setiap
hari dilaksanakan murajaah tersebut. Muraja‟ah pertama
dilaksanakan setelah berdoa bersama sebelum pembelajaran di
mulai dan diakhir pembelajaran setelah berdoa bersama pulang.
Sebagaiman dengan petikan wawancara (W.0/F.03/7) pada
lampiran 14
“muraja‟ah bagi penghafal itu penting ya mba, ya walaupun
disini hanya mentarget anak untuk hafal juz 30 saja,
muraja‟ah dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu setelah sholat
dhuha dan setelah sholat dhuhur. Sedangkan setoran
hafalannya di lakukan satu minggu sekali sesuai jadwal
masing-masing. Jadi murajaah ini sangat penting supaya anak
tetap ingat dengan hafalannya dan tidak lupa.”62
(Lampiran 7
foto 15 dan 16)
Sebagaiman dengan petikan wawancara (W.01/F.04/7)
pada lampiran 15
“Alhamdulillah ya mb, anak di rumah jerit-jeritnya murojaah
apa yang sudah dihafalnya atau yang baru mau dihafalka,
62
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Amini selaku wali kelas VI, pada tanggal 24 Juli 2019
57
Cuma terkadang kalau sudah pulang sekolah langsung main
anak terlalu capek dan lupa murajaah, jadi saya harus
menegurnya.”63
(Lampiran 2 foto 4)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan
bahwa, kegiatan murraja‟ah ini dilaksanakan setiap harinya
sebagaimana untuk mengingat hafalan yang telah dihafal, baik
hafalan baru maupun hafalan lama.
6) Melaksanakan Manasik Haji
Kegiatan manasik haji merupakan salah satu program
tahunan yang dilaksanakan pada bulan dzulhijjah atau setelah
pulangnya jama‟ah haji. Pelaksanaan kegiatan ini sudah
berlangsung sejak tahun 2012 hingga saat ini. Kegiatan manasik
haji tidak hanya diikuti oleh MI Muhammadiyah Braja Asri saja,
namun turut mengundang sekolah yang ada di desa Braja Asri dan
juga mengundang beberapa TK dan PAUD. Sebagaiman dengan
petikan wawancara (W.07/F.01/7) pada lampiran 12
“saat ini manasik haji tidak hanya dilakukan para calon
jamaah haji saja, kami pun ikut melakukan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini bermanfaat bagi peserta didik, sebagai upaya
menanamkan atau menerapkan Rukun Isllam yang mana
telah dipelajari di kelas.”64
Sebagaimana yang telah disampaikan bahwa manasik haji
merupakan kegiatan religius yang dilaksanakan setahun sekali guna
untuk menanamkan kepada peserta didik memiliki keinginan dan
63
Hasil wawancara Ibu Sit selaku orangtua Fahmi kelas V pada tanggal 29 Juli 2019 64
Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd selaku Kepala Sekolah, pada
tanggal 10 Juli 2019
58
niat pada diri untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, karna
sesungguhnya Allah SWT telah memanggil kita untuk menunaikan
ibadah haji dan umrah.
b. Peran Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Sebagai
Implementasi Pendidikan Karakter di MI Muhammadiyah Braja
Asri
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah MI
Muhammadiyah Braja Asri dengan Bapak Sakhowi, peran sekolah
dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan di sekolah sangatlah
didukung karena peran sekolah sangat penting dibutuhkan dalam
proses pelaksanaan. Sekolah sebagai tempat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang sebagaimana hasil dari usaha sekolah
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan yang berbasis pembiasaan. Sebagaimana petikan
wawancara (W.03/F.03/7) pada lampiran 14
”Dalam pelaksanaan pembiasaan kegiatan keagamaan ini
sekolah sangat memberikan dukungan banyak. Bisa kita lihat
bersama mulai dari 5S setiap harinya, sholat berjamaah yang
difasilitasi dengan pengeras suara, selain itu juga pendidik
yang siap siaga sebagai pengawas dalam pelaksanaan sehingga
pendidik dapat mengoreksi secara langsung gerakan yang salah
dari peserta didik. Sekolah sebagai wadah kegiatan anak-anak
jadi kami memberikan tempat dan fasilitas yang diperlukan
sebagai pendukung agar dapat terlaksananya kegiatan dengan
baik.”65
(Lampiran 2 foto 3)
Peran sekolah dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan
disekolah terlihat dari dukungan fasilitas sekolah yang lengkap sesuai
apa yang dibutuhkan
65
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Amini selaku wali kelas VI, pada tanggal 24 Juli 2019
59
c. Kendala dan Solusi Dalam Mengimplementasikan Pendidikan
Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah
Braja Asri
Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui
kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah tentu memiliki kendala
yang dialami, yaitu:
1) Tidak membawa Juz amma atau Al-Qur‟an.
2) Waktu sholat peserta didik jajan.
3) Kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya dampingan
terhadap perkembangan sang anak.
Sebagaimana dengan petikan wawancara (W.04/F.03/7) pada
lampiran 14
“kendalanya ya dari anak-anak nya (peserta didik) yang belum
bisa dikondisikan. Terutama untuk anak yang agak bandel dalam
arti tidak patuh sama guru loh ya mba. Nah biasanya yang susah
itu saat sholat dhuha dan dhuhur, anak-anak menuju masjid
namun masi ada yang mampir ke kantin untuk jajan dan ada
juga yang tidak langsung wudhu tapi malah berlarian di dalam
masjid. Ya namanya juga anak kecil, di sekolah dibiasakan
selalu sholat dhuha dan dhuhur namun jarang di temukan dari
cerita orang tuanya jika anak tersebut sholat dhuha di rumah di
saat sekolah libur. Dan lagi untuk hafalan, anak-anak sering
sekali tidak membawa juz‟amma atau Al-Qur‟an, itu mungkin
yang susah.”66
(Lampiran 2 foto 3)
Pendidik menambahkan dalam wawancara langsung dengan
peneliti, berikut hail petikan wawancara (W.04/F.02/7) pada lampiran
13
“Sebenarnya kalau untuk penghambat itu pasti ada aja ya mba,
terutama dari anak-anak yang tidak terbiasa berjamaah
misalnya. Jadi kami disini membiasakan untuk melakukan, nah
66
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Amini selaku wali kelas VI, pada tanggal 24 Juli 2019
60
ketika di rumah mereka melakukannya sendiri, dan itu jarang
terjadi, mungkin ada namun sedikit.”67
(Lampiran 1 Foto 2)
Wali kelas menambahkan lagi dalam wawancara langsung
dengan peneliti, sebagai mana berikut petikan hasil wawancara
(W.05/F.03/7) pada Lampiran 14
“Kelihatan kalau siswa yang di rumah kurang mendapat
perhatian dari orangtuanya. Ya di sekolah begitu,
perkembangannya tidak terlalu terlihat. Sangat berbeda dengan
yang di rumah betul-betul mnedapat dampingan dari
orangtuanya. Contohnya, ketika di rumah orangtua
memperhatikan waktu sholatnya dan minimal waktu magrib dan
isya berjamaah di masjid atau mushola, jadi anak akan terbiasa
apa yang telah dibiasakan desekolah dijalankan pula di rumah
karna pantauan orangtuanya. Contoh lain, ketika di rumah ayah/
ibu membantu mengulang hafalan anak, insyaallah anak akan
lebih mudah menghafal.”68
(Lampiran 2 Foto 3
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan
bahwa, dampingan orangtua ketika di rumah sangat membantu
perkembangan dan keberhasilan peserta didik, baik dari segi
kecerdasan intelektual maupun emosional. Sebagaimana dengan
petikan wawancara (W.01/F.05/7) pada lampiran 16
“jarang dikasih PR, Cuma sesekali aja. Misalnya kalau ngerjain
di sekolah belum selesai baru di buat PR. Kalau di rumah ya
ngerjain sendiri, kadang minta bantuin ibu kalo susah, kalau
mudah-mudah ya dikerjain sendiri.”69
(Lampiran 3 Foto 6, 7,
dan 8)
Saat mengerjakan PR, peserta didik membantu bimbingan
orangtuanya. Bukan hanya membantu dalam menyelesaikannya saja,
namun komunikasi yang baik, interaksi yang baik atar orang tua dan
67
Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9
Juli 2019 68
Hasil wawancara dengan Ibu Sri Amini selaku wali kelas VI, pada tanggal 24 Juli 2019 69
Hasil wawancara dengan peserta didik kelas V, Pada tanggal 26 Juli 2019
61
peserta didik sangat membantu perkembangan emosionalnya,
sehingga peserta didik tumbuh menjadi anak yang kuat dan matang
secara emosional.
Solusi yang diberikan sekolah untuk Peserta didik terkait
kendala yang dialami oleh pendidik di sekolah, sebagaimana dengan
petikan wawancara (W.05/F.02/7) pada Lampiran 13
“Jika untuk solusinya kami memberikan solusi efektif mba, jadi
semisal anak tidak membawa Juz amma atau Al-Qur‟an anak
diberikan sanksi, sanksi nya mendidik ya mba, kami
memberikan sanksi biasanya menambah setor hafalan pas di jam
tahfiz atau murojaah sendirian di halaman, untuk anak yang
jajan dan lari-larian di masjid biasnya kami memberikan sanksi
kepada anak biasnaya menyapu dan membersihkan masjid
setelah sholat selesai.”70
(Lampiran 1 Foto 2)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikataan bahwa,
MI Muhammadiyah Braja Asri memiliki kendala dari peserta didik
yang belum bisa terbiasa menjalankan pembiasaan-pembiasaan yang
diterapkan dan diajarkan sekolah. Maka dari itu sekolah memberikan
solusi yang digunakan sekolah sebagai sarana keberhasilan menjadi
teladan baik bagi peserta didiknya, selalu memberikan motivasi
kepada peserta didik supaya bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
70
Hasil wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi selaku pendidik di MI, pada tanggal 9
Juli 2019
62
B. Pembahasan
1. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di
MI Muhammadiyah Braja Asri
Proses pelaksanaan kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah
Braja Asri ini berbasis pembiasaan, dimana setiap harinya peserta didik
melakukan kegiatan-kegiatan rutin.
Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di sekolah diantaranya
adalah kegiatan rutin yang setiap hari dilaksanakan maupun kegiatan
rutin tahunan. Kegiatan yang setiap harinya dilakukan di sekolah
meliputi 5S (Senyum, sapa, salam, sopan, santun), berbaris di depan
kelas dan berjabat tangan, melaksanakan Doa bersama untuk mengawali
kegiatan pembelajaran, melaksanakan sholat dhuha berjamaah pada jam
istirahat pertama dan dilanjutkan dengan setoran hafalan, setelah itu
sholat dhuhur berjamaah pada dam istirahat ke dua . Sedangkan kegiatan
rutin tahunan yaitu manasik haji.
Tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah sebagai
penanaman karakter pada peserta didik melalui pembiasaan-pembiasaan
yang diterapkan oleh sekolah. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di
sekolah merupakan implementasi dari pendidikan karakter untuk peserta
didik. Melalui pembiasaan, peserta didik diharapkan menjadi terbiasa
untuk melakukan kegiatan religius dimanapun berada, baik sekolah,
maupun di luar sekolah.
Nilai religius merupakan salah satu nilai yang ada pada
pendidikan karakter. Sebagai penerapannya di sekolah. Dengan
diadakannya kegiatan yang bernuansa religi di sekolah maka akan
63
menjadikan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah menjadi
terbiasa melakukan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) terhadap
orang lain, terutama kepada yang lebih tua, kemudian terbiasa melakukan
sholat berjamaah.
Tabel 4.5
Kegiatan pendidikan karakter di MI Muhammadiyah Braja Asri
N
O Nama Kegiatan
Pelaksanaan Keterangan
Rutin Tidak Rutin
1. 5S (Senyum, Sapa,
Salam, Sopan, Santun) Setiap Hari
2.
Berbaris, Membaca Janji
Pelajar dan Berjabat
Tangan Sebelum Masuk
Kelas
Setiap Hari
3. Berdoa bersama Setiap Hari
4. Sholat Dhuha dan
Dhuhur berjamaah Setiap Hari
5. Muraja‟ah Setiap Hari
6. Manasik Haji Satu Tahun
Sekali
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa dari kegiatan-kegiatan yang ada di MI
Muhammadiyah Braja Asri di presentasekan sebagai berikut:
64
Dari diagram diatas menunjukkan bahwa persentase sholat
dhuha dan sholat dhuhur berjamaah lebih besar dibanding kegiatan
lainnya. Mengapa demikian, karena dalam sholat berjamaah peserta didik
diajarkan cara memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Dalam
sholat jama‟ah juga mengandung nilai religius, disiplin, dan tanggung
jawab.
2. Karakter yang Terbentuk dalam Kegiatan Keagamaan
a) 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
Kegiatan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
merupakan kegiatan rutin yang setiap harinya dilaksanakan di sekolah.
Nilai karakter yang ada dalam 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun) yaitu nilai religius, dimana sekolah membiasakan peserta
didik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah melakukan 5 S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) terhadap orang lain,
terutama kepada orang yang lebih tua.
12%
15%
13%
30%
20%
10%
Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri
5S (Senyum, Salam, Sapa,Sopan, dan Santun)
Berbaris, Membaca JanjiPelajar, dan Baerjabat Tangan
Berdoa Bersama
Sholat Dhuha dan SholatDhuhur Berjamaah
Muraja'ah
Manasik Haji
65
b) Berbaris, Membaca Janji Pelajar, dan Berjabat Tangan
Berbaris, Membaca Janji Pelajar, dan Berjabat Tangan
merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari di sekolah sebelum
memasuki ruang kelas. Dalam kegiatan ini mengandung nilai karakter
disiplin, tenggung jawab, dan religius. Dimana berbaris terdapat nilai
kedisiplinan, membaca janji pelajar terdapat nilai tanggung jawab dan
berjabat tangan merupakan nilai religius.
c) Membaca Doa Bersama Sebelum Memulai Belajar
Doa bersama merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap
hari untuk menanamkan nilai religius dan disiplin. Doa bersama
sebelum dimulainya pembelajaran adalah kegiatan untuk menanamkan
nilai religius dengan melakukannya setiap hari peserta didik terbiasa
mengawali harinya untuk berbagai kegiatan apapun dengan
mengharapkan ridho Allah SWT.
Kegiatan berdoa bersama di kelas secara tidak sadar telah
menanamkan sikap kedisiplinan terhadap peserta didik. Peserta didik
dilatih untuk menghargai waktudengan mempergunakannnya pada
hal-hal yang bernilai positif. Waktu adalah kesempatan, ketika tidak
bisa melaksanakan kesempatan dengan baik maka waktu itu akan
hilang begitu saja.
Berdoa bersama dilakukan secara bersama-sama dan di
pimpin oleh ketua kelas. Dengan membaca doa bersama, peserta didik
akan sadar bahwa kebersamaan sangat diperlukan dalam kehidupan,
66
bersama-sama dalam memohon kepada Allah, bersama-sama
mengharap akan Ridho-Nya, dan bersama-sama untuk memulai
menuntut ilmu.
d) Melaksanakan Shalat Dhuha dan Shalat Dhuhur Berjama’ah
Sholat dhuha berjamaah merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan di MI Muhammadiyah Braja Asri. Kegiatan keagamaan
ini menanamkan pendidikan karakter yang mengandung nilai religius,
disiplin, dan tanggung jawab.
Sholat dhuha berjamaah menanamkan nilai religius karena
kegiiatan imenjalankan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Nilai disiplin juga tertanam dalam kegiatan ini karena kegiatan
ini dilakukan ketika sebelum KBM berlangsung. Sholat dhuha
berjamaah juga mengandung nilai tanggung jawab karena peserta
didik bertanggung jawab melaksanakan sholat yang sudah sebagai
kewajiban yang ada di sekolah.
Sholat dhuhur berjamaah dilakukan setiap harinya di MI
Muhammadiyah Braja Asri. Dalam melaksanakan sholat dhuhur
berjamaah tertanam nilai religius, disiplin dan tanggung jawab.
Nilai religius yang ditanamkan dalam kegiatan sholat
dhuhur berjamaah yaitu peserta didik melakukan kewajiban sebagai
umat beragama islam. Nilai disiplin yang ditanamkan dalam sholat
dhuhur berjamaah yaitu peserta didik dibiasakan untuk melaksanakan
67
sholat tepat waktu. Dengan demikian, sangat diharapkan peserta didik
untuk tetap melaksanakan sholat tepat waktu di manapun berada.
Nilai tanggung jawab yaitu peserta didik akan dikenakan
sangsi apabila tidak mengikuti atau melaksanakan sholat dhuhur
berjamaah. Peserta didik harus menanggung apa yang telah
diperbuatnya.
e) Melaksanakan Muraja’ah
Muraja‟ah atau mengulang hafalan baru maupun hafalan
lama adalah hal penting dalam menghafal Al-Qur‟an. Jika tidak rajin
melakukan muraja‟ah, maka lama kelamaan hafalan yang telah kita
hafalkan akan menghilang atau lupa. Maka dari itu setiap hari
dilaksanakan murajaah tersebut. Nilai yang terdapat dalam murajaaah
adalah tanggung jawab, karena mereka menghafalkan dan mereka
bertanggung jawab untuk tidak melupakannya. Bertanggung jawab
dengan apa yang telah dihafalkan dengan cara murajaah setiap
harinya, yang di laksanakan disekolah pada awal akan dimulainya
pembelajaran dan di akhirnya pembelajaran. Selain bertanggung
jawab, Muraja‟ah juga mengandung nilai disiplin. Nilai disiplin yang
terdapat dalam muraja‟ah yaitu peserta didik disiplin melakukannya
setiap hari baik disekolah maupun dirumah.
f) Melaksanakan Manasik Haji
Kegiatan manasik haji merupakan kegiatan religius yang
dilaksanakan setahun sekali guna untuk menanamkan kepada peserta
68
didik memiliki keinginan dan niat pada diri untuk melaksanakan
ibadah haji dan umrah, karna sesungguhnya Allah SWT telah
memanggil kita untuk menunaikan ibadah haji dan umrah
3. Kendala dan Solusi yang dihadapi Sekolah
Dalam proses kegiatan yang terdapat di MI Muhammadiyah
Braja Asri tentu terdapat beberapa kendala, diantaranya:
a. Peserta didik lupa atau tidak membawa Juz amma atau Al-Qur‟an,
meskipun tidak semua peserta didik. Namun ini menjadi kendala
karna hampir setiap hari pasti ada anak yang tidak membawa meski
sudah di berikan sanksi.
b. Peserta didik yang sulit dikondisikan saat sholat berjamaah. Peserta
didik malah pergi ke kantin untuk jajan selain itu ada pula yang
berlari-larian di masjid. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam
melaksanakan sholat berjamaah, meskipun tidak semua peserta didik.
c. Kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya dampingan terhadap
perkembangan sang anak. Peserta didik yang belum istiqomah dalam
menerapkan pembiasaan-pembiasaan yang diajarkan di sekolah. Hal
ini menjadi beberapa kendala bagi sekolah ketika semua pembiasaan
yang diterapkan atau ditanamkan di sekolah setiap hari ada beberapa
peserta didik yang tidak melaksanakan pembiasaan tersebut di luar
sekolah, pembiasaan tersebut diantaranya: tidak melakukan murajaah
dan tidak melaksanakan sholat berjamaah.
Solusi yang diberikan oleh pihak sekolah kepada peserta didik
yang kurang disiplin dalam menjalankan pembiasaan-pembiasaan yang
rutin dilakukan di sekolah adalah dengan memberikan sangksi yang
mendidik. Sangksi yang biasa diberikan yaitu murrajaah dihalaman,
menambahh hafalan, dan menyapu masjid. Pihak sekolah juga
memfasilitasi juz ammah atau al-qur‟an di setiap kelasnya.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa, implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri sudah berjalan dengan baik.
Kegiatan keagamaan yang ada di MI Muhammadiyah Braja Asri
menggunakan metode pembiasaan, sehingga peserta didik terbiasa melakukan
kegiatannya. Kegiatan keagamaan diantaranya yaitu kegiatan 5S (Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun), berbaris, membaca janji pelajar dan berjabat
tangan, berdoa bersama, sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah,
muraja‟ah hafalan, dan manasik haji. Nilai karakter yang ditanamkan melalui
kegiatan keagamaan yaitu nilai religius, disiplin, dan tanggung jawab.
Kendala yang dihadapi dalam implementasi pendidikan karakter
melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri yaitu lalainya
peserta didik membawa juz‟ammah atau Al-Qur‟an, peserta didik yang sulit
dikondisikan, dan kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya
dampingan terhadap perkembangan anak.
Solusi atau cara mengatasi kendala dalam implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri ialah
dengan menyediakan sarana yang dibutuhkan oleh peserta didik,
memaksimalkan kerja sama pendidik dalam mengawasi peserta didik,
terjalinnya hubungan orang tua dan pendidik yang baik.
70
B. Saran
1. Sekolah hendaknya terus berupaya mendukung penanaman karakter
peserta didik melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah
sesuai dengan program yang sudah berjalan.
2. Sekolah mengoptimalkan fasilitas yang ada untuk melakukan kegiatan
keagamaan yang belum ada di sekolah.
3. Orangtua hendaknya juga mengontrol kegiatan anak di rumah, terlebih
pelaksanaan pembiasaan sebagai dukungan dari orangtua dengan adanya
penanaman karakter religius, disiplin dan tanggung jawab dari pihak
sekolah.
71
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani Hamid, dan Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Pustaka Setia, 2013
Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Cet.
Ke-3. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011
Moelong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Novearti, Rara Frensiska, “Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan Pada
Siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Kota Bengkulu”
Vol 2. No 2. (2017)
Salaludin, Anas, dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa). Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Samani, Muclas, dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Cet.
Ke-3. Bandung: PT Remaja Rosda. 2013
Sugiyono, Metode Penelitian Pewndidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: ALFABETA, 2015
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2008.
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Taufik Yusmansyah, Akidah dan Akhlak. Bandung: Grafindo Media Pratama,
2008
Wahyudin, Dedi Wahyudi, dan Ahmad Muzakki, Etika Ketuhanan. Yogyakarta:
Idea Press, 2019.
Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berkepribadian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2012.
LAMPIRAN
Lampiran 1
73
Photo Dokumentasi Penelitian
1. Photo wawancara dengan Bapak Ahmad Sakhowi, S.Pd
2. Photo wawancara dengan Bapak Didi Rahmadi, S.Pd
Lampiran 2
74
3. Photo wawancara dengan Ibu Sri Amini, S.Pd.I
4. Photo wawancara dengan Orangtua Peserta Didik
5. Photo wawancara dengan Peserta Didik
Lampiran 3
75
6. Photo wawancara dengan Peserta Didik
7. Photo wawancara dengan Peserta Didik
8. Photo wawancara dengan Peserta Didik
Lampiran 4
76
9. Photo kegiatan Penyambutan Peserta Didik
Lampiran 5
77
10. Photo kegiatan Berbaris Di Depan Kelas Sebelum Masuk Kelas lalu
Berjabat Tangan
Lampiran 6
78
11. Photo kegiatan Berbaris Sebelum Menuju Masjid
12. Photo Wudhu Sebelum Sholat
Lampiran 7
79
13. Photo Kegiatan Sholat Berjama‟ah
14. Photo Kegiatan Sholat Berjama‟ah
15. Photo Kegiatan Murojaah Bersama Setelah Sholat
Lampiran 8
80
16. Photo Kegiatan Murojaah Bersama setelah Sholat
17. PhotoSuasana di dalam kelas
Lampiran 9
81
18. Photo Teks Janji Pelajar
Lampiran 10
82
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
KEGIATAN KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH
BRAJA ASRI KECAMATAN WAY JEPARA
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
OUTLINE
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN ABSTRAK
HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Penelitian Relevan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
2. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam
3. Nilai Dasar Pendidikan Islam
4. Tujuan Pendidikan Karakter
5. Ciri-ciri Karakter
6. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
7. Konsep Pendidikan Karakter
8. Proses Pendidikan Karakter
Lampiran 10
83
B. Kegiatan Keagamaan
C. Pengertian Kegiatan Keagamaan
1. Ruang Lingkup Kegiatan Keagamaan
2. Tujuan Kegiatan Keagamaan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Penelitian
B. Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
E. Teknik Analisi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Temuan Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Berdirinya MI Muhammadiyah Braja Asri
b. Identitas MI Muhammadiyah Braja Asri
c. Visi, Misi, dan Tujuan MI Muhammadiyah Braja Asri
d. Data Pendidik dan Peserta Didik MI Muhammadiyah Braja
Asri
e. Sarana dan Prasarana MI Muhammadiyah Braja Asri
f. Denah Lokasi MI Muhammadiyah Braja Asri
2. Temuan Khusus Penelitian
a. Macam-macam Kegiatan Keagamaan yang dilaksanakan di
MI Muhammadiyah Braja Asri
b. Peran Sekolah Dalam Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan
Sebagai Implementasi Pendidikan Karakter di MI
Muhammadiyah Braja Asri
c. Kendala dan Solusi Dalam Mengimplementasikan
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI
Muhammadiyah Braja Asri
B. Pembahasan
Lampiran 10
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Lampiran 11
85
ALAT PENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Informan : Kepala Sekolah
Panduan Wawancara
1. Profil MI Muhammadiyah Braja Asri.
2. Tujuan di terapkannya pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri.
3. Proses pelaksanaan kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja
Asri.
Lampiran 11
86
ALAT PENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Informan : Guru
Panduan Wawancara
1. Apasaja kegiatan yang bersifat pembiasaan yang diajakrkan di
sekolah?
2. Sarana prasarana yang disediakan di MI Muhammadiyah Braja Asri?
3. Faktor penunjang dan penghambat Penerapan dalam pembentukan
karakter tersebut?
4. Bagaimana solusi yang harus dilakukan selaku pendidik?
Lampiran 11
87
ALAT PENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Informan : Guru kelas
Panduan Wawancara
1. Metode yang di gunakan dalam penerapan pendidikan karakter melalui
kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri?
2. Keadaan siswa-siswi saat mengikuti kegiatan keagamaan di MI
Muhammadiyah Braja Asri?
3. Keadaan sarana dan prasarana dalam terlaksananya pendidikan
karakter melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja
Asri?
Lampiran 11
88
ALAT PENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Informan : Orang Tua
Panduan Wawancara
1. Tanggapan orang tua wali terhadap penerapan pendidikan karakter
melalui kegiatan keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri
2. Pembiasaan akhlak yang baik saat berada di rumah.
3. Rutinitas menjalankan ibadah atau kebiasaan beragama seperti yang
diajarkan di sekolah
Lampiran 11
89
ALAT PENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Informan : Peserta Didik
Panduan Wawancara
1. Respon peserta didik dalam mengikuti kegiatan keagamaan di
sekolah.
2. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dikelas.
3. Pembiasaan kegiatan shalat berjamaah dan selalu murojaah hafalan
setelah selesai shalat.
4. Pembiasaan ibadah saat berada dirumah.
5. Pembiaaan akhlakul karimah saat dilingkungan sekolah.
6. Pembiasaan akhlak terhadap orang yang lebih tua.
Lampiran 11
90
ALAT PENGUMPULAN DATA
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN
KEAGAMAAN DI MI MUHAMMADIYAH BRAJA ASRI KECAMATAN
WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
PEDOMAN OBSERVASI
A. Tujuan
Untuk memperoleh informasi maupun data baik mengenai kondisi fisik
maupun non fisik MI Muhammadiyah Braja Asri. Observasi digunakan
peneliti untuk mencari tentang Implementasi Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Keagamaan di MI Muhammadiyah Braja Asri.
B. Aspek yang Diamati
1. Mengamati dan mencatat secara umum sarana dan praasarana yang ada di
MI Muhammadiyah Braja Asri.
2. Mengamati dan mencatat tentang keadaan MI Muhammadiyah Braja Asri.
3. Mencatat dan mengamati tingkah laku atau kegiatan pendidik dan peserta
didik di MI Muhammadiyah Braja Asri
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Pencatatan tentang struktur organisasi MI Muhammadiyah Braja Asri
2. Pengutipan tentang keadaan pendidik dan peserta didik MI
Muhammadiyah Braja Asri
3. Penggambaran tentang denah lokasi MI Muhammadiyah Braja Asri
4. Catatan dan foto kegiatan penelitian di MI Muhammadiyah Braja Asri
Lampiran 11
91
Lampiran 12
92
PETIKAN HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Maulida Luthfi Azizah
Responden : Ahmad Sakhowi, S.Pd.I
Jawaban : Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Jum'at, 12 Juli 2019
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
No Pertanyaan Koding dan Narasi Wawancara
1.
P
J
Bagaimana upaya sekolah dalam
pendidikan karakter bagi peserta
didik?
Upaya kami dalam pendidikan
karakter yaitu laksanakan baik
dalam proses pembelajaran
maupun luar jam pembelajaran
(ekstrakulikuler) mba
W.01/F.01/7
Upaya sekolah dalam menerapkan
pendidikan karakter dilakukan di
jam sekolah dan diluar jam
sekolah (ekstrakulikuler)
2.
P
J
Kegiatan keagamaan apa saja
yang dilaksanakan di Madrasah
ini?
Banyak mba, kegiatan
keagamaan yang biasa dilakukan
setiap harinya ada 5S(Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun),
berbaris sebelum masuk kelas
lalu membaca janji pelajar dan
berjabat tangan, membaca doa
bersama, melaksanakan sholat
dhuha dan sholat dhuhur
berjamaah, murojaah hafalan,
mba, kalau kegiatan tahunan nya
ada manasik haji.
W.02/F.01/7
MI Muhammadiyah memiliki
kegiatan rutin yang biasa
dilakukan setiap harinya guna
untuk membrntuk karakter peserta
didik menjadi lebih baik. Kegiatan
yang ada di MI Muhammadiyah
Braja Asri yaitu, 5S(Senyum,
Salam, Sapa, Sopan, Santun),
berbaris dan membaca janji
pelajar, berdoa bersama sebelum
dimulai pembelajaran, sholat
dhuha dan sholat dhuhur
berjamaah, murojaah hafalan, dan
ada kegiatan rutin tahunan yaitu
manasik haji.
3.
P
J
Apakah dengan kegiatan
keagamaan dapat meningkatkan
pendidikan karakter?
Ya tentu mba, karena kegiatan ini
melatih diri peserta didik
W.03/F.01/7
kegiatan keagamaan yang ada di
MI Muhammadiyah Braja Asri ini
tentu dapat meningkatkan
pendidikan karakter, karena
Lampiran 12
93
memiliki karakter yang baik. kegiatan keagamaan yang
dilakukan di sekolah ini dapat
melatih peserta didik untuk
memiliki karakter yang baik.
4.
P
J
Sejak kapan kegiatan ini
berlangsung?
Sejak berdirinya MI
Muhammadiyah Braja Asri, jadi
kegiatan diawali dari masuk
sekolah berjabat tangan dengan
pendidik, menyambut siswa di
depan gerbang sekolah,
merupakan pembiasaan pertama,
kemudian anak berbaris depan
kelas masing-masing setelah bel
berbunyi dan membacakan janji
pelajar. Setelah itu masuk kelas
berdoa bersama dan dilanjutkan
dengan murojaah barulah dimulai
pembelajaran.
W.04/F.01/7
Penerapan pendidikan karaktter
melalui kegiatan keagamaan di
MI Muhammadiyah sudah
berlangsung sejak awal mula
berdirinya MI Muhammadiyah
Braja Asri. Kegiatan tersebut
dimulai dari peserta didik
memasuki gerbang sekolah hingga
peserta didik pulang sekolah.
5.
P
J
Bagaimana proses pelaksanaan
kegiatan keagamanaan di MI
Muhammadiyah Braja Asri?
Jadi pertama kami awali dengan
berbaris, berbaris rapi merupakan
salah satu cara untuk
membiasakan sikap disiplin bagi
peserta didik. Kami selaku
pendidik mengharapkan anak-
anak nantinya akan sadar
kedisiplinan diri maupun
kolektif, kebersamaan dan
kekompakan, tanggung jawab,
dan kesadaran untuk
melaksanakan perintah dengan
cepat dan tepat.
W.05/F.01/7
Proses pelaksanaan yang dimulai
dari memasuki gerbang sekolah
dengan adanya berjabat tangan
dengan pendidik, dilanjutkan
dengan berbaris didepan kelas
sebelum masuk kelas sampai
diakhir pembelajaran.
Lampiran 12
94
6.
P
J
Metode apa yang digunakan
dalam penerapan pendidikan
karakter yang melaalui kegiatan
keagamaan di MI
Muhammadiyah ini?
Kami disini menggunakan
pembiasaan mba supaya anak
yang awalnya terpaksa karena
dibiasakan akan terbiasa. Peserta
didik dibiasakan untuk
melakukan kegiatan rutin
sederhana yang bersifat religi,
dan pasti akan berimbas pada
kegiatan sehari-hari nya tanpa
disuruh baik di rumah maupun di
sekolah.
W.06/F.01/7
Merode yang digunakan di MI
Muhammadiyah Braja Asri dalam
mengimplementasikan pendidikan
karakter melalui kegiatan
keagamaan ini menggunakan
metode pembiasaan.
7.
P
J
Selain kegiatan harian yang biasa
dilakukan di sekolah apakah ada
kegiatan lain?
Ada mba, salah satunya manasik
haji yang dilakukan dalam jangka
satu tahun sekali. Saat ini
manasik haji tidak hanya
dilakukan para calon jamaah haji
saja, kami pun ikut melakukan
kegiatan tersebut. Kegiatan ini
bermanfaat bagi peserta didik,
sebagai upaya menanamkan atau
menerapkan Rukun Isllam yang
mana telah dipelajari di kelas
W.07/F.01/7
Terdapat kegiatan tahunan yang
merupakan kegiatan keagamaan,
yaitu manasik haji, jadi anak
dapat menerapkan apa yang sudah
iya pelajari sedikit di kelas,
8.
P
J
Bagaimana pelaksanaan kegiatan
keagamaan di sekolah?
Alhamdulilah sejauh ini yang
sudah kami jalani berjalan
dengan lancar mba, ya terdapat
sedikit kendala itu wajar.
W.08/F.01/7
MI Muhammadiyah Braja Asri
dalam melaksanakan kegiatan
sudah berjalan dengan baik
namun masih ada kendala.
Lampiran 12
95
9.
P
J
Apa saja yang menjadi faktor
pendukung dan kendala dalam
pembentukan karakter tersebut?
Faktor pendukungnya yaitu
terutama dari peserta didik dan
pendidiknya, kalo kendala ya
pasti ada ya, ya biasa anak-anak
ada yang kurang baik dalam
berperilaku, namun sudah
ditelusuri anak tersebut faktor
orang tua yang
berpisah/kurangnya perhatian
orang tua terhadap anak
W.06/F.01/7
Untuk faktor pendukung dan
faktor penghambat yang di alami
di MI Muhammadiya
Lampiran 13
96
PETIKAN HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Maulida Luthfi Azizah
Responden : Didi Rahmadi, S. Pd
Jawaban : Guru
Hari/Tanggal : Selasa, 9 Juli 2019
Tempat : Kantor
No Pertanyaan Koding dan Narasi Wawancara
1. P Apakah kegiatan 5S dilakukan
setiap harinya?
W.01/F.02/7
5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
dan Santun) dilakukan setiap
harinyya.
J
iya mba, jadi untuk awal dari
pembelajaran setiap harinya, di
MI Muhammadiyah ini peserta
didik dibiasakan untuk 5S
tersebut, jadi begitu masuk
gerbang sekolah, begitupun juga
peserta didik menyapa
pendidiknya, Assalamualaikum,
pak,,bu, secara bergantian
dengan bapak ibu guru yang
bertugas di depan
2. P
Apakah hubungan antara
pendidik dan peserta didik sangat
dekat?
W.02/F.02/7
Pentingnya tegur sapa antara
pendidik dan peserta didik
mempengaruhi kedekatan
diantaranya.
J
Jadi dengan adanya penerapan
pendidikan karakter yang
berbasis pembiasaan ini pendidik
akan merasa lebih dekat denga
peserta didik, saling menyapa
antara pendidik dan peserta
didik, lalu berjabat tangan, maka
dari situ juga akan terlihat
bagaimana sikap peserta didik
yang diajarkan sopan. Terkadan
Lampiran 13
97
pendidik menjumpai peserta
didik di gerbang sudah lemas
atau murung, nah begitu
pendidik menanyai misalnya ada
apa? Kenapa? Senyum dong,,
jadi hubungan antar pendidik dan
peserta didik dari awal masuk
gerbang pun sudah ada
komunikasinya mba. Terus juga
semisal peserta didik datang
lebih awal mereka melakukan
aktivitas bermain sembari
menunggu bel masuk kami pun
(pendidik) sambil
mengawasinya, terkadang ada
anak yang membuang sampah
sembarangan jadi pendidik tanpa
ragu lengsung menegur,
memberitahu apa kesalahannya
dan dimana seharusnya sampah
itu dibuang.
3. P
Bagaimana peran pendidik dalam
penerapan kegiatan sehari-hari di
sekolah?
W.03/F.02/7
Memperhatikan atau memantau
kegiatan peserta didik merupakan
hal penting yang semestinya
pendidik lakukan, guna untuk
menjauhkan peserta didik dari
hal-hal yang tidak diinginkan,
selain itu juga apabila terdapat
kesalahan langsung dapat
diperbaiki.
J
Pada saat bel berbunyi anak-anak
langsung keluar membawa
mukena (perempuan) dan juga
Al-Qur‟an ataupun Juz ama dan
langsung menaruhnya di dalam
masjid. Setelah itu anak-anak
berebut untuk mengambil air
wudhu, ya wajar ya mba
namanya juga anak-anak diruruh
bergantian namun tetap saja
berebut. Peran guru disini sangat
dibutuhkan karna masih ada anak
yang kadang keliru dalam
berwudhu jadi pendidik langsung
Lampiran 13
98
dapat membenarkan dan anak-
anak paham betul mana gerakan
yang betul, mana yang salah.
Setelah sholat berdoa bersama
dan menlakukan murojaah.
4. P
Adakah kendala yang dihadapi
saat menerapkan pendidikan
karakter melalui kegiatan
keagamaan tersebut?
W.04/F.02/7
Kendala atau hambatan disetiap
proses merupakan suatu rintangan
yang mesti dilalui.
J
Sebenarnya kalau untuk
penghambat itu pasti ada aja ya
mba, terutama dari anak-anak
yang tidak terbiasa berjamaah
misalnya. Jadi kami disini
membiasakan untuk melakukan,
nah ketika di rumah mereka
melakukannya sendiri, dan itu
jarang terjadi, mungkin ada
namun sedikit.
5 P Bagaimana solusi yang harus
dilakukan selaku pendidik?
W.05/F.02/7
Jadi solusi yang dilakukan yaitu
dengan memberikan sanksi
mendidik seperti menambah
setoran hafalan, murajaah sendiri,
membersihkan masjid.
J
Jika untuk solusinya kami
memberikan solusi efektif mba,
jadi semisal anak tidak
membawa Juz amma atau Al-
Qur‟an anak diberikan sanksi,
sanksi nya mendidik ya mba,
kami memberikan sanksi
biasanya menambah setor
hafalan pas di jam tahfiz atau
murojaah sendirian di halaman,
untuk anak yang jajan dan lari-
larian di masjid biasnya kami
memberikan sanksi kepada anak
biasnaya menyapu dan
membersihkan masjid setelah
sholat selesai
Lampiran 14
99
PETIKAN HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Maulida Luthfi Azizah
Responden : Sri Amini, S.Pd
Jawaban : Guru Kelas
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Juli 2019
Tempat : Kantor
No Pertanyaan Koding dan Narasi Wawancara
1. P
Bagaimana peran pendidik dalam
penerapan kegiatan sehari-hari di
sekolah?
W.01/F.03/7
J
Saat bel sholat dhuhur berbunyi
anak-anak langsung berlarian
keluar membawa alat sholat
menuju masjid dan bergiliran
mengambil air wudhu. Dan tugas
kami sebagai pendidik harus
benar-benar memperhatikan
gerakan wudhu anak-anak juga
karna sholat tidak sah ketika
wudhu nya sallah, jadi kami
memperhatikan anak-anak dan
ketika ada yang salah langsung
kami benarkan
2. P Apakah murajaah dilakukan
setiap harinya?
W.02/F.03/7
J
Jadi iya mba, muraja‟ah bagi
penghafal itu penting ya mba, ya
walaupun disini hanya mentarget
anak untuk hafal juz 30 saja,
muraja‟ah dilakukan 2 kali
dalam sehari, yaitu setelah sholat
Dhuha dan Dzuhur. Sedangkan
setoran hafalan dilakukan satu
minggu sekali sesuai jadwal
masing-masing. Jadi murajaah
ini sangat penting supaya anak
tetap ingat dengan hafalannya
dan tidak lupa.
Lampiran 14
100
3. P
Bagaimana keadaan sarana dan
prasarana dalam terlaksananya
kegiatan di sekolah?
W.03/F.03/7
J
Dalam pelaksanaan pembiasaan
kegiatan keagamaan ini sekolah
sangat memberikan dukungan
banyak. Bisa kita lihat bersama
mulai dari 5S setiap harinya,
sholat berjamaah yang difasilitasi
dengan pengeras suara, selain itu
juga pendidik yang siap siaga
sebagai pengawas dalam
pelaksanaan sehingga pendidik
dapat mengoreksi secara
langsung gerakan yang salah dari
peserta didik. Sekolah sebagai
wadah kegiatan anak-anak jadi
kami memberikan tempat dan
fasilitas yang diperlukan sebagai
pendukung agar dapat
terlaksananya kegiatan dengan
baik.
4. P
Adakah kendala yang dihadapi
saat menerapkan pendidikan
karakter melalui kegiatan
keagamaan tersebut?
W.04/F.03/7
Kendala yang dihadapi ddapat
diatasi dengan adanya sangksi
yang mendidik dan pendekatan
terhadap orangtua.
J
kendalanya ya dari anak-anak
nya (peserta didik) yang belum
bisa dikondisikan. Terutama
untuk anak yang agak bandel
dalam arti tidak patuh sama guru
loh ya mba. Nah biasanya yang
susah itu saat sholat dhuha dan
dhuhur, anak-anak menuju
masjid namun masi ada yang
mampir ke kantin untuk jajan
dan ada juga yang tidak langsung
wudhu tapi malah berlarian di
dalam masjid. Ya namanya juga
anak kecil, di sekolah dibiasakan
selalu sholat dhuha dan dhuhur
namun jarang di temukan dari
cerita orang tuanya jika anak
tersebut sholat dhuha di rumah di
Lampiran 14
101
saat sekolah libur. Dan lagi
untuk hafalan, anak-anak sering
sekali tidak membawa juz‟amma
atau Al-Qur‟an, itu mungkin
yang susah.
5 P
Bagaimana peran orangtua ketika
di rumah terhadap keberhasilan
implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan
keagamaan di Madrasah?
W.05/F.03/7
Dampingan orangtua ketika di
rumah sangat membantu
perkembangan dan keberhasilan
peserta didik, baik dari segi
kecerdasan intelektual maupun
emosional.
J
Kelihatan kalau siswa yang di
rumah kurang mendapat
perhatian dari orangtuanya. Ya di
sekolah begitu,
perkembangannya tidak terlalu
terlihat. Sangat berbeda dengan
yang di rumah betul-betul
mnedapat dampingan dari
orangtuanya. Contohnya, ketika
di rumah orangtua
memperhatikan waktu sholatnya
dan minimal waktu magrib dan
isya berjamaah di masjid atau
mushola, jadi anak akan terbiasa
apa yang telah dibiasakan
desekolah dijalankan pula di
rumah karna pantauan
orangtuanya. Contoh lain, ketika
di rumah ayah/ ibu membantu
mengulang hafalan anak,
insyaallah anak akan lebih
mudah menghafal
Lampiran 15
102
PETIKAN HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Maulida Luthfi Azizah
Jawaban : Orangtua/ Wali
Hari/Tanggal : Senin, 29 Juli 2019
No Pertanyaan Koding dan Narasi Wawancara
1. P
Bagaimana dengan tanggapan
ibu terhadap kegiatan yang ada
di sekolah?
W.01/F.04/7
Orangtua/wali merasa lebih
bersyukur bahwa anaknya
mengalami peningkatan yang baik
dalam beribadah.
J
Alhamdulillah senang saja ya
mb, karena anak di rumah jerit-
jeritnya murojaah apa yang
sudah dihafalnya atau yang baru
mau dihafalka, Cuma terkadang
kalau sudah pulang sekolah
langsung main anak terlalu capek
dan lupa murajaah, jadi saya
harus menegurnya.
2. P
Bagaimana tanggapan anak Ibu
setelah mengikuti KBM yang
menerapkan pendidikan karakter
melalui kegiatan keagamaan di
sekolah?
W.02/F.04/7
Anak melaksanakan sholat tepat
waktu sebagaimana yang telah
dibiasakan di sekolah. Meskipun
masih dengan bimbingan dan
pantauan orangtua.
J
Sebelumnya ya mba waktu
masih TK susah banget diajak
sholat, tapi setelah masuk SD
Alhamdulillah sholatnya sudah
lebih baik dari sebelumnya. Ya
walaupun terkadang juga kami
sekalu orang tua tentu saja masih
selalu mengingatatkan anak.
Tapi alhamdulillah untuk 5
waktunya sudah lebih baik dari
sebelumnya.
3. P Bagaimana pembiasaan yang
dilakukan saat berada di rumah?
W.03/F.04/7
Lampiran 15
103
Pantauan dan nasihat dari
orangtua ketika dirumah sangat
dibutuhkan oleh anak.
J
Tentu tiap anak
perkembangannya berbeda ya
mbba. Terkadang ada yang
benar-benar sudah terbiasa
dengan ibadanya seperti yang
sudah dibiasakan disekolah.
Lampiran 16
104
PETIKAN HASIL WAWANCARA
Pewawancara : Maulida Luthfi Azizah
Jawaban : Peserta Didik
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Juli 2019
No Pertanyaan Koding dan Narasi Wawancara
1.
P
Kegiatan apa saja yang
dilakukan disekolah selain
pembelajaran di kelas?
W.01/F.05/7
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
disekolah selain pembelajaran
disekolah yaitu adanya 5S,
Berbaris dan membaca janji
pelajar, berdoa bersama sebelum
pembelajaran dimulai, sholat
dhuha, sholat dhuhur.
J Ada sholat, ngaji, hafalan, baca
doa, baris.
2. P
Apakah kamu dan semua siswa
mengikuti kegiatan tersebut?
W.02/F.05/7
Kegiatan yang ada disekolah
meruppakan kegiatan wajib bagi
peserta didik, dan apabila tidak
mengikuti kegiatannya ada sangsi
yang mendidik.
J Ya jelas kak, kalo gak dihukum
3.
P hukuman apa yang diberi oleh
guru?
W.03/F.05/7
Sanksi yang diberikan pendidik
terhadap pendidik berupa
hukuman yang mendidik, yaitu
hafalan menambah atau
membersihkan masjid
J Kadang tambah setoran hafalan,
kadang bersihin masjid
4.
P Apakah ada teman yang tidak
mengikuti kegiatan?
W.04/F.05/7
masih terdapat siswa yang belum
mengikuti kegiatan harian.
J Ada kak, tapi aku tidak, hehe
Lampiran 16
105
5. P Ketika pulang sekolah, dikasih
PR tidak?
W.05/F.05/7
PR jarang diberikan oleh
pendidik. Sebab kegiatan
disekolah sudah cukup banyak.
PR diberikan hanya ketika tugas
di sekolah tidak dapat
terselesaikan karena jam pelajaran
habis.
J
jarang dikasih PR, Cuma sesekali
aja. Misalnya kalau ngerjain di
sekolah belum selesai baru di
buat PR. Kalau di rumah ya
ngerjain sendiri, kadang minta
bantuin ibu kalo susah, kalau
mudah-mudah ya dikerjain
sendiri.
6. P
Senang tidak sekolah pulangnya
jam 14.00, tidak seperti teman
yang dilain sekolah?
W.06/F.05/7
Peserta didik merasa senang
berada di sekolah , meskipun
adanya KBM dan kegiatan
lainnnya.
J
Aku lebih senang di sekolah,
karena disekolah banyak
temannya. Tidak capek kok,
malah seru disekolah banyak
teman
7. P Capek tidak setelah pulang
sekolah?
W.07/F.05/7
Meskipun banyak kegiatan di
sekolah, dari pagi sampai siang
tidak membuat peserta didik
merasa bosan atau lelah. Justru
malah membuat mereka merasa
lebih senang berada disekolah.
J
Enak kok, tidak capek. Di
sekolah banyak teman bisa main,
belajar, ramai juga, kalau
dirumah kan sepi.
106
KETERANGAN KODING-KODING
W : Wawancara ( W.01= Wawancara 1, W.02= Wawancara 2,
W.03= Wawancara 3, Dst.)
F : Fokus yang Di Wawancarai (F.01=Kepala Sekolah,
F.02=Pendidik, F.03=Orang Tua/Wali, Dst)
6 - 7 : Bulan
P : Pertanyaan
J : Jawaban
Lampiran 17
107
PETIKAN HASIL OBSERVASI
Observer : Maulida Luthfi Azizah
Waktu Pelaksanaan : Tanggal 8 Juli 2019
Tempat : MI Muhammadiyah Braja Asri
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Braja Asri beralamat di Braja
Asri, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, tepatnya di komplek
Muhammadiyah. Lingkungan sekolah yang nyaman cocok untuk kegiatan
pembelajaran. Akses jalan menuju MI Muhammadiyah Braja Asri juga sudah
sangat baik, sehingga memudahkan peserta didik untuk datang ke sekolah.
Pada tanggal 8 Juli 2019 saya datang ke MI Muhammadiyah Braja Asri
untuk melihat sarana dan prasarana yang ada. Sarana-prasarana di MI
Muhammadiyah Braja Asri sudah memadai, dimana bangunan dan ruang belajar
bagi peserta didik tersebut nyaman digunakan untuk belajar. Fasilitas yang
tersedia pun sudah memadai apa yang dipelukan sebagai alat pendukung proses
pembelajara. Selain itu, sarana prasarana yang tersedia juga mendukung untuk
perkembangan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik, seperti masjid,
tempat wudhu, serta perpustakaan yang memiliki koleksi buku yang bak dan
menunjang pelajaran.
O.01/fd/7
MI Muhammadiyah Braja Asri memilki bangunan yang nyaman untuk
kegiatan belajar mengajar dengan fasilitas yang menunjang. Masjid yang ada
juga menunjang kegiatan belajar yang di susun dalam kegiatan keagamaan
Lampiran 17
108
sehingga sangat menunjang proses ibadah saat peseta didik maupun guru dan
karyawan berada disekolah. Perpustakaan yang tersedia juga menunjang materi-
materi yang diajarkan disekolah, baik agama maupun pelajaran umum, yang
mendukung kecerdasan peserta didik baik emosional maupun spiritualnya.
Pada tanggal 8 Juli 2019, saya datang ke lokasi peneltian untuk melakukan
observasi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan kegiatan keagamaan terkait
dengan pembentukan karakter speserta didik, yaitu sholat dhuha, tadarus Al-
Quran, Tahfidz, Sholat berjamaah di masjid yang ada di sekolah. Setiap pagi,
kegiatan sholat dhuha berjamaah dilakukan mulai pukul 07.15-07.50 WIB,
dilanjutkan dengan murojaah bersama. Selanjutnya, peserta didik masuk ke kelas
masing-masing untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan gurunya
sesuai dengan jadwal kelas masng-masing.
O.02/Fpd/07
Proses pelaksanaan kegiatan keagamaan terkait dengan pembentukan
karakter peserta didik tidak hanya melaui pembelajaran saja, melainkan
didukung dengan program sekolah seperti tadarus Al-Quran, sholat dhuha, sholat
jamaah dan kegiatan menghafal Al-Quran yang rutin dilakukan.
Pada tanggal 4 Agustus saya kembali melakukan observasi di MI
Muhammadiyah Braja Asri megenai metode yang dilakukan oleh pendidik dalam
membentuk karakter peserta didik. Dalam menanamkan pembiasaan akhak untuk
peserta didik yang dilakukan oleh pendidik adalah dengan menanamankan
kegiatan yang membiasakan peserta didik untuk dapat dilakukan setiap hari.
Lampiran 17
109
Selain dengan pembiasan, pendidik juga memberikan tauladan atau contoh
kepada peserta didiknya. Bukan hanya pembiasaan, tauladan dan nasihat, namun
perencanaan pembelajaran yang disusun mengintegrasikan dengan tauhid dan
kegiatan belajar mengajar yang happy merupakan metode yang kerap digunakan
di dalam kegiatan belajar mengajar dalam membentuk akhlak peserta didik.
O.03./5:
Pendidik memiliki peran besar terhadap keberhasilan pembentukan
karakter peserta didik, terutama untuk peseta didik yang baru memasuki masa
pendidikanya di MI. Oleh karena itu, pendidik di MI Muhammadiyah Braja Asri
selain harus mahidam bidangnya, tentu harus dibekali dengan tahid dan akhlak
yang baik. Sehingga, bukan hanya mampu memberikan pelajaran melalui materi
saja, namun guru harus mampu menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta
didiknya.
Observasi kembali saya lakukan, untuk mencari informasi mengnai
kendala yang dihadapi pendidik dalam proses penerapan kegiatan keagamaan.
Kendala yang yang sering ditemukan oleh pendidik adalah, peserta didik yang
mulai bosan dan lelah ketika pelajaran pada siang hari. Selain itu, daya tangkap
peserta didik yang berbeda pada tiap peserta didik juga menjadi kendala.
110
KETERANGAN KODING-KODING
O : Observasi ( O.01= Obsevrasi 1, O.02= Observasi 2, O.03=
Observasi 3, Dst)
Fpd : Faktor Pendukung
Fph : Faktor Penghambat
7-8 : Bulan
Lampiran 18
111
Lampiran 19
112
Lampiran 20
113
Lampiran 21
114
Lampiran 22
115
Lampiran 23
116
Lampiran 24
117
Lampiran 25
118
Lampiran 26
119
Lampiran 27
120
Lampiran 27
121
Lampiran 27
122
Lampiran 27
123
Lampiran 27
124
Lampiran 27
125
Lampiran 27
126
Lampiran 27
127
Lampiran 27
128
Lampiran 27
129
Lampiran 27
130
Lampiran 27
131
Lampiran 28
132
RIWAYAT HIDUP
Maulida Luthfi Azizah adalah nama lengkap penulis.
Penulis lahir di Way Jepara pada tanggal 18 Juli
1997. Maulida merupakan putri ke 2 dari dua
bersaudara pasangan Bapak Sugianto dan Ibu
Yuliarti. Penulis dibesarkan di Desa Braja Asri,
Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.
Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di TK ABA 1 Braja Asri
pada tahun 2002-2003, MI Muhammadiyah Braja Asri pada tahun 2003-2009,
SMP Muhammadiyah Way Jepara 2009-2012, SMA Muhammadiyah Way Jepara
2012-2015, pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Jurusan S1
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di STAIN Jurai Siwo Metro
melalui seleksi UM-PTKIN, yang kini telah berganti nama menjadi Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.