SKRIPSI -...
Transcript of SKRIPSI -...
-
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA MINIATUR 3
DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI TARBIYATUL
ULUM JEMBRAK PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
REIGIANA DYAH ANTARI
NIM. 115-14-084
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
i
-
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA MINIATUR 3
DIMENSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI TARBIYATUL
ULUM JEMBRAK PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
REIGIANA DYAH ANTARI
NIM. 115-14-084
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
MOTTO
“Man Jadda Wajada”
(barang siapa yang bersungguh-sunggu, maka ia akan mendapatkan)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya tercinta (Ibu Surati dan Bapak Suntoro) yang selalu
mendo‟akan, mendukung, dan memberikan kasih sayangnya yang tak
terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.
2. Adik saya (Galih Fatuh Faleviantoro) tersayang yang selalu memberikan
semangat dan dukungan
3. Seluruh keluarga Besar saya, yang telah mendukung dan selalu
mendo‟akan kelancaran pembuatan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Rasimin, M.Pd. yang sudah memberikan arahan, dukungan,
selama kuliah dan tinggal di Salatiga.
5. Sahabat-sahabatku Erlina, Fatma, Denok, Mbak Icha, Dara, Semua teman
dari kos biru, SKADut, PSSBM, PSTB production, DKC Kota Salatiga,
Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Salatiga, Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandhi IAIN Salatiga, dan teman-teman PGMI 2014 yang selalu
memberikan semangat, mendoakan,membantu, dan memberikan motivasi
ketika penulis mulai lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Muhammad Fitriantono yang selalu mendukung, memotivasi dan
mendoakan kelancaran pembuatan skripsi ini.
7. Kampus tercinta IAIN Salatiga.
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan, rahmat,
taufik, hidayah, dan kekuatan sehingga skripsi dengan judul peningkatan hasil
belajar IPS materi perkembangan teknologi transportasi melalui metode
demonstrasi dengan menggunakan media miniatur 3 dimensi pada siswa kelas IV
MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2018 dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Penulis skripsi ini tidak akan selelesai tanpa dukungan, motivasi, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis
sampaikan terimakasi kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
yang sekaligus menjadi dosen pembimbing skripsi saya. Yang telah
membimbing memberikan motivasi dan meluangkan waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Bapak Ari Setiawan, S.Pd., MM. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberi motivasi dan dukungannya.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Kepala sekolah, guru dan siswa kelas V MI Tarbiyatul Ulum, Jembrak,
Pabelan, Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin dan menjadi
subjek dalam penelitian ini.
7. Kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang sangat saya cintai.
8. Sahabat dan teman-teman PGMI angkatan 2014 yang senantiasa
menginspirasi, saling mendukung dan telah berjuang bersama-sama.
-
viii
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih. Semoga ilmu dan amal yang telah diberikan mendapat balasan
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna,
masih banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang
budiman. Amin.
Salatiga, 21 maret 2019
Penulis
Reigiana Dyah Antari
115-14-084
-
ix
ABSTRAK
Antari, Reigiana Dyah. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Perkembangan Teknologi Transportasi Melalui Metode Demonstrasi
dengan Menggunakan Media Miniatur 3 Dimensi Pada Siswa Kelas IV
MI Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun
2018. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Suwardi, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Demonstrasi, Media Miniatur 3 Dimensi.
Penilitan yang dilakukan di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Pabelan,
Kabupaten Semarang ini merupakan upaya untuk meninkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi kelas IV.
Rumusan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
meningkatkan hasi belajar siswa materi perkembangan teknologi transportasi
kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Pabelan Kabupaten Semarang tahun
2018?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus. Setiap siklusnya
merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan,
3) Observasi, 4) Refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak, Pabelan Kabupaten Semarang pada mata pelajaran IPS
materi perkembangan teknologi transportasi. Jumlah siswa kelas IV ada 31 siswa
meliputi 19 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Data yang diperoleh pada tahap pra siklus dari 31 siswa dengan KKM
yang ditentukan oleh sekolah sebesar 60 diketahui hanya 11 (35,5%) siswa yang
tuntas. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 21 (67,74%) siswa yang
tuntas. Pada siklus II mengalami peningkatan kembali yaitu sebanyak 28 siswa
(90,32%) siswa yang tuntas. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan siswa
pada siklus II telah mencapai Kriteria Ketuntasan Klasikal yang telah ditentukan
yaitu sebesar 85%. Serta adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada
setiap tahapnya, dari tahap pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar
32,24% dan dari tahap siklus I ke siklu II sebesar 22,58%. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan metode demonstrasi dengan media miniatur 3 dimensi dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi perkembangan teknologi transportasi siswa
kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak, Pabelan Kabupaten Semarang Tahun
2018.
-
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBEHAN v
KATA PENGANTAR vi
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakan Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 4
E. Manfaat Penelitian 5
F. Definisi Operasional 7
1. Hasil Belajar 7
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 7
3. Perkembangan Teknologi Transportasi 7
4. Metode demonstrasi dengan Media Miniatur 3 Dimensi 8
-
xi
G. Metode Penelitian 9
1. Rancangan Penelitian 9
2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian 11
3. Instrumen Penelitian 11
4. Teknik Pengumpulan Data 12
5. Analisis Data 13
H. Sistematika Penulisan 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 15
1. Hasil Belajar IPS 15
a. Belajar 15
b. Hasil Belajar 16
c. Pengertian IPS 18
d. SK dan KD Mata Pelajaran IPS 19
2. Metode Demonstrasi dengan media miniatur 3 dimensi 21
a. Pengertian Metode Demonstrasi 21
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi 23
c. Pengertian Media 23
d. Tujuan Media Pembelajaran 25
e. Media miniatur 3Dimensi untuk Materi Perkembangan
Teknologi Transportasi 26
f. Materi perkembangan Teknologi Transportasi 30
g. Metode demonstrasi dengan media miniatur 3 dimensi pada materi
perkembangan teknologi transportasi 33
B. Kajian Pustaka 34
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian 37
1. Letak Geografis dan Sejarah MI 37
2. Identitas Sekolah 37
-
xii
3. Visi dan Misi MI 37
4. Data Pendidik 38
5. Data Siswa 38
6. Subyek Penelitian 39
7. Kolaborator Penelitian 40
8. Waktu Penelitian 40
B. Pelaksanaan Penelitian 40
1. Deskripsi Awal (Pra Siklus) 40
2. Deskripsi Siklus I 42
3. Deskripsi Siklus II 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 64
1. Deskripsi Data Pra Siklus 64
2. Deskripsi Data Siklus I 66
3. Deskripsi Data Siklus II 68
B. Pembahasan 70
1. Pra Siklus 70
2. Siklus I 72
3. Siklus II 73
4. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 79
B. Saran 79
DAFTAR PUSTAKA 81
LAMPIRAN 83
-
xiii
DAFTAR TABEL
1. Table 1.1 SK dan KD IPS Sekolah Dasar Kelas IV KTSP 19
2. Tabel 3.1 Identitas Sekolah 37
3. Table 3.2 Data Pendidik MI Tarbiyatul Ulum 38
4. Tabel 3.3 Data Siswa MI Tarbiyatul Ulum 38
5. Tabel 3.4 Data Siswa Kelas IV di Mi Tarbiyatul Ulum 39
6. Table 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 40
7. Tabel 3.6 Nilai Siswa Pada Pra Siklus 41
8. Table 3.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I 45
9. Tabel 3.8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I 47
10. Tabel 3.9 Aspek yang di Amati Pada Guru Siklus I 50
11. Tabel 3.10 Lembar Pengamatan Guru Siklus II 55
12. Tabel 3.11 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II 58
13. Tabel 3.12 Aspek yang di Amati Pada Guru Siklus II 61
14. Tabel 4.1 Data Pra Siklus (Rata-rata Nilai Ulangan Harian Murni) 64
15. Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I 66
16. Tabel 4.3 Hasil Nilai Siklus II 69
17. Tabel 4.4 Ketuntasan Siswa Pada Tahap Pra Siklus 71
18. Tabel 4.5 Ketuntasan Siswa Pada Tahap Siklus I 72
19. Tabel 4.6 Ketuntrasan Siswa Pada Tahap Siklus II 73
20. Tabel 4.7 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Persiklus 74
21. Tabel 4.8 Sebaran Nilai Siswa 75
22. Tabel 4.9 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Persiklus 76
23. Tabel 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Presentase Ketuntasan Siswa 77
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Tahapan Penelitian 10
Gambar 2.1 Alat Transportasi Masa Lalu 32
Gambar 2.2 Alat Transportasi Masa Kini 33
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Pada Tahap Pra Siklus 71
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa Pada Tahap Pra Siklus 71
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siswa Pada Tahap Siklus I 72
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Siswa Pada Tahap Siklus I 73
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Siswa Pada Tahap Siklus II 74
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Siswa Pada Tahap Siklus II 74
Gambar 4.7 Peningkatan Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siswa 75
Gambar 4.8 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 76
Gambar 4.7 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 77
Gambar 4.7 Peningkatan presentase Ketuntasan per siklus 78
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
lampiran 8. Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 9. Lembar Observasi Siswa Siklus II
lampiran 10. SK Dosen Pembimbing
Lampiran 11. Surat Izin Penelitian
Lampiran 12. Surat Pelaksanaan Penelitian
Lembar 13. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 14. Daftar Nilsi Satuan Keterangan Kegiatan (SKK)
Lampiran 15. Daftar Riwayat Hidup
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak
pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang
melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu.
Diapahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagaian besar
aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar.
(Aunurrahman, 2016 : 33). Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.(Suyono dan
Hariyanto, 2017: 9). Dalam kegiatan belajar tidak pernah lepas dari hasil
belajar, yaitu output yang berupa nilai ataupun tingkahlaku, yang
dibuktikan melalui sebuah tes atau ujian yang diberikan oleh guru.
Keberhasilan hasil belajar setiap siswa berbeda-beda. Di sekolah hasil
belajar ini dapat dilihat dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi
yang diberikan kepada guru. Pada penelitian ini peneliti melakukan
penelitian tindakan kelas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Ilmu Sosial suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan
penyerdehanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan
dari konsep-konsep dan keterampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi,
Antropologi, dan Ekonomi.( Rudy Gunawan, 2013: 48).
Secara praktis disadari atau tidak, ilmu pengetahuan sosial
merupakan sesuatu yang tidak asing bagi setiap orang. dalam
perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlapas
dari kehidupan masyarakat. Proses kehidupan manusia selalu berhubungan
dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini sebabkan
karena manusia pada hakekatnya sebagai makhluk sosial. Sejak kanak-
kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan orang
lain. Dengan demikian dapat dikatakan bagwa ilmu pengetahuan sosial
merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir.
-
2
Hubungan manusia sejak lahir merupakan hubungan sosial itu telah terjadi
sejak dalam keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak.
Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami
perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna.(Rasimin, 2012:
35).
Pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru dalam
menyampaikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah metode
ceramah. Metode ceramah dilakukan dengan penyajian materi melalui
penjelasan lisan guru kepada peserta didiknya. Aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran yang menggunakan metode ini hanya menyimak
sambil sesekali mencatat. (Sobry Sutikno, 2014). Hal ini sering
menyebabkan siswa gampang sekali meras bosan dan pada akhirnya tidak
memperhatikan guru dalam mengajar. Dengan hanya menggunakan
metode ceramah dalam proses pembelajaran ini kurang menarik perhatian
bagi siswa sekolah dasar yang pada akhirnya mengakibatkan siswa
cenderung kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran. Agar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat tercapai
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu memahami dan
menguasai kreativitas yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar.
Selain itu guru juga harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh
siswa, antara lain menguasai materi ajar, mampu memilih metode
pembelajaran yang tepat, menggunakan media yang dapat mendukung
keberhasilan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru
diharapkan menggunakan metode maupun media sesuai dengan materi
yang diajarkan.
Metode demonstrasi merupakan metode yang membelajarkan
dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan
yang sedang disajikan. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan
menggunakan alat-alat bantu pembelajaran seperti benda-benda, miniatur,
-
3
gambar, prangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain (Sobry Sutikno,
2014:44)
Media juga sangat perlu untuk menunjang keberhasilan tujuan
pembelajaran. Karena media yang kreatif dan sesuai akan membantu siswa
mempermudah dalam pemahaman materi dan membuat siswa tidak
gampang bosan dan cenderung akan memperhatikan. Media adalah sebuah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997) dalam
(Hujair, 2013:3). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Hujair,
2013:3).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 21 April
2018 kepada guru IPS kelas IV MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Bapak
Sukron Hakim, S.H.I, mengatakan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai
murni ulangan harian siswa banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini
disebabkan karena siswa banyak yang kurang memperhatikan guru,
sehingga materi yang diterima siswa tidak optimal dan sangat
mempngaruhi terhadapa nilai atau hasil belajar siswa. Kurangnya
perhatian siswa terhadap guru juga dapat disebabkan karena guru kurang
bervariasi menggunakan media maupun metode pembelajaran, padahal
media dan metode yang tepat bisa sangat menunjang keberhasilan dalam
proses belajar mengajar.
Data yang diperoleh dari hasil observasi di MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak nilai rata-rata ulangan harian semester I Ilmu Pengetahuan Sosial
kelas IV masih sangat rendah, KKM yang ditetapkan sekolah adalah 60
dan dari 31siswa hanya 11 siswa yang sudah mencapai KKM dan sisanya
belum mencapai yaitu 20 siswa. Atau dalam bentuk prosentase siswa yang
sudah mencapai KKM adalah 35,5% dan yang belum mencapai adalah
64,5%. Hal ini menandakan bahwa tingkat keberhasilan siswa masih
rendah.
-
4
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas tentang Peningkatan Hasik Belajar
IPS Materi Perkembangan Teknologi Transportasi Melalui Metode
Demonstrasi dengan Media Miniatur 3 Dimensi pada Siswa Kelas IV
Semester II MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah “apakah pengguaan metode demonstrasi dengan
media miniatur tiga dimensi dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
perkembangan teknologi transportasi pada kelas IV di MI Tarbiyatul Ulum
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar IPS materi perkembangan teknologi transportsi menggunakan
metode demonstrasi dengan media miniatur tiga dimensi pada siswa kelas
IV di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Pabelan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementaea terhadap
masalah yang dihadapi, sebagai aletrnatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui PTK. (Mulyasa, 2011: 63).
Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini
adalah penggunaan metode demonstrasi dengan media miniatur tiga
dimensi dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi perkembangan
teknologi transportasi pada siswa kelas IV Semseter II Tarbiyatul
Ulum Jembrak Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
-
5
2. Indikator keberhasilan
Penggunaan metode demonstrasi dengan menggunakan media
miniatur tiga dimensi dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Adapun indikator yang telah dirumuskan penulis
adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mendapatkan nilai lebih atau sama dengan KKM yang
telah ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 60 pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi perkembangan teknologi transportasi.
b. Secara Klasikal
Adanya peningkatan hasil belajar pada tes siswa dari seiklus I ke
siklus II, dan berhenti apabila ≥ 85 % dari total siswa dalam satu
kelas mendapat nilai ≥ 60.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada banyak pihak. Manfaat yang ingin dicapai yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
dijadikan sumber informasi dalam menjawab permasalahan-
permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran terutama proses
pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi
perkembangan teknologi transportasi. Selain itu, penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai bahan referensi dalam merancang pembelajaran
melalui metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan
media miniatur tiga dimensi. Peneliti juga berharap melalui metode
demonstrasi dengan menggunakan media miniatur tiga dimensi dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan semangat dan kreativitas dalam mengikuti
pembelajaran karena pembelajaran ini di sajikan secara menari
-
6
yang menggunakan metode demonstrasi dengan media miniatur
tiga dimensi.
2) Dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang
baik dan tepat diharapakan memberikan pengalaman belajar
yang bermakna dan tidak membuat siswa jenuh. Selain itu
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami
materi khususnya materi-materi yang terdapat pada mata
pelajaran IPS yaitu perkmbangan teknologi transportasi.
b. Bagi Guru
1) Menambah pengetahuan tentang penerapan metode
demonstrasi dengan menggunakan media miniatur tiga
dimensi.
2) Guru akan lebih termotivasi dalam mengembangkan kualitas
pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan salah
satunya menggunkan metode demonstrasi dengan media media
miniatur tiga dimensi.
c. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan inovasi baru yang dapat menjadi acuan dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di MI Tarbiyatul Ulum
Jembrak, Pabelan, Kabupaten Semarang.
d. Manfaat bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
kepada pembaca tentang penerapan metode demonstrasi dengan
menggunakan media miniatur tiga dimensi dalam mata pelajaran
IPS materi perkembangan teknologi transportasi.
e. Bagi Pengambil Kebijakan
Sebagai masukan atau informasi bagi kepala sekolah dalam
rangka mengambil suatu kebijakan untuk mengarahkan guru-guru
agar mencoba menerapkan metode dengan menggunakan media
pembelajaran baru untuk membantu meningkatakan prestasi belajar
siswa.
-
7
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang
berbeda antara pembaca dan peneliti, maka peniliti memberikan definisi
operasional sebgai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perilaku yang relatif menetap (Susanto,2013: 5).
Jadi, hasil belajar adalah output hasil dari sebuah proses
pembelajaran yang berbentuk angka, huruf, ataupun tingkah laku yang
dihasilkan setelah proses pembelajaran.
2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk
pada jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu
yang mengkaji kehidupan manusia dengan lingkungannya, yang
meliputi banyak aspek kehidupan, misalnya, hubungan sosial,
ekonomi, budaya, politik, psikologi, sejarah, dan geografi.
3. Perkembangan Teknologi Transportasi
Perkembangan teknologi transportasi adalah materi mata pelajaran
IPS yang mengkaji tentang berkembangnya teknologi trasnportasi
masa lalu ke masa kini. Yaitu teknologi transportasi darat, laut,
maupun udara. Contohnya dulu masyarakat menggunakan rakit untuk
menyebrang sungai kini sudah ada perahu karet yang suah modern,
dulu menggunakan delman sebagai transportasi darat sekarang
menggunkaan sepeda motor, mobil, dulu untuk transportasi udara
menggunakan balon udara sekarang menggunakan pesawat, helikopter,
jet. Perkembangan teknologi transporasi masalalu dan masa kini sangat
bermanfaat, tapi dibalik perkembangannya terdapat kelelamahan dan
kelebihan dari transprtasi masa lalu dan masa kini. Seperti sekarang
-
8
banyak polusi udara tapi untuk menempuh jarak jauh lebih
membutuhkan waktu yang sangat singkat daripada menggubakan
tranportasi masalalu yang hanya menggunkan tenaga hewan. Allah
berfirman dalam Al-Qur‟an surat Yaasin ayat 41-42:
41. dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka
adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang
penuh muatan.
42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai
seperti bahtera itu.
4. Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Miniatur Tiga
Dimensi
Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif
kearan membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta atau data yang benar. metode demonstrasi
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.(Abdul
Majid, 2013:197). Untuk mendukung diterapkannya metode
demonstrasi penulis menggunkan media pembelajaran miniatur tiga
dimensi. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat – alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.(Azhar Arsyad, 2011: 3). Media miniatur tiga dimensi
merupakan bentuk replika atau membuat tiruan alat-alat transportasi
masa lalau dan masa kini sesuai dengan apa yang peneliti teliti dengan
ukuran lebih kecil dibandingkan benda aslinya.
-
9
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunkaan Penelitian Tindakan Kelas, merupakan
suatu upaya untuk mencermati kegiatan belakar sekelompok peserta
didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja
dimunculkan.(Mulyasa, 2011: 11).
Arikunto, dkk (2014 : 16) mengemukakan empat tahap kegiatan
pelaksanaan PTK yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamtan, (4) refleksi. Langakah-langakah Penelitian Tindakan Kelas
yang akan dialakukan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rancangan tindakan (planning)
Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, dkk, 2014:
17).
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran melalui metode
demonstrasi dengan menggunakan media miniatur tiga
dimensi.
2) Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan berupa
miniatur tiga dimensi.
3) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kondisi
saat proses pembelajaran berlangsung.
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi dengan media miniatur tiga dimensi.
-
10
5) Menyiapkan soal evaluasi terhadap pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi dengan media miniatur tiga
dimensi.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan
yang merupakan implementasi atau penerpan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, dkk, 2014: 18).
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, guru mengadakan
proses pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi
dengan menggunakan media miniatur tiga dimensi, guru juga
menciptakan suasan kelas yang menyenangakan supaya dalam
proses pembelajaran tidak membosankan.
c. Pengamatan (observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan
oleh pengamat. Mulyasa,(2011: 71) Observasi mencakup prosedur
perekaman data tentang proses dan hasil implementasi tindakan
yang dilakukan.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan utuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Mulyasa, (2011: 71) Refleksi
menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan
dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang
dilakukan, serta kriteria dan rencana pada siklus berikutnya.
Adapun gambaran tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
-
11
Gambar 1.1 Bagan Tahapan Penelitian
(Arikunto, dkk, 2014: 137)
2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilkasanakan di
Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang.
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada pertengahan bulan
April hingga akhir bulan April 2018.
c. Subjek penelitian
Subjek penelitian kelas ini adalah siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Tarbiyatul Ulum Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-
laki dan 12 siswa perempuan dengan fokus penelitian pada
peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS.
3. Instrumen Penelitian
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Proses. Perencanaan pemebelajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
-
12
sumber belajar, pernagkat penilaian pembelajarab, dan skenario
pembelajaran. (Wahidmurni, 2017: 87).
Rencana Pelaksanaan pembelajaran atau RPP merupakan
instrumen yang digunakan peneliti dalam merencanakan
pembelajaran di kelas dan digunakan oleh kolaborator atau guru
untuk melakukan pembelajaran dengan penggunaan metode
demonstrasi dengan media miniatur tiga dimensi.
b. Pedoman Pengamatan
Pedoman pengamatan digunakan untuk mengamati segala
aktivitas kegiatan guru dan siswa selama penelitian pembelajaran
berlangsung.
c. Soal tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajara yang menggunakan metode
demonstrasi dengan media miniatur tiga dimensi pada mata
pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang
mewawancarai dengan diwawancarai (Djamarah, 2000: 220).
Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran
awal hasil pembelajaran IPS dan untuk mendapatkan informasi
mengenai media yang biasa digunakan oleh guru sebelum
menerapkan metode demonstrasi dengan media miniatur tiga
dimensi.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dari
sistematika fenomena yang diselidiki. (Sukandarrumidi, 2012; 69)
c. Tes/ Evaluasi
-
13
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban
yang dijadikan penetapan skor angka (Kusumah dan Dwitagama,
2010: 78).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes tertulis.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang peneliti
gunakan untuk mengumpukan foto kegiatan pembelajaran
menggunkan metode demonstrasi dengan media miniatur tiga
dimensi.
5. Analisis Data
Analisi data adalah analisis data yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian
untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data
dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes
formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang
terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar yang dicapai siswa. Hal ini membuktikan hipotesis tindakan
maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk
menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara
klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk
menghitung presentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
P =
x 100% (Daryanto, 2011: 192).
6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudahkan pembaca dalam mengkaji atau membaca
isi skripsi hasil penelitian tindakan kelas ini, penulis menguraikan
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bagian awal yang meliputi sampul, lembar logo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, absteak, daftar isi,
-
14
daftar tabel, dafatar gambar, dan daftar lampiran. Sistematika skripsi
ini sebagai berukut:
BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan membahas tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian pustaka, pada bab ini akan menjelaskan tentang
belajar dan hasil belajar IPS, metode demonstrasi dengan media
miniatur tiga dimensi, dan materi perkembangan teknologi
transportasi.
BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini memuat tentang
gambaran umum MI Tarbiyatul Ulum dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil penelitian, bab ini memuat tentang deskripsi hasil
penelitian persiklus beserta pembahasannya.
BAB V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
-
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Belajar
Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning
Activities”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya
sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam buku Educational Psychology, H.C. Whiterington
mengemukakan bahawa belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu
pengertian. Gronbach (dalam Sumadi, 2011: 23) mengatakan
learning is shown by a change in behaviour as a result of
experienece. Jadi menurut Gronbach belajar yang sebaik-baiknya
adakah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar
menggunakan panca inderanya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 17), mendifinisikan kata
“pembelajaran” berasal dari kata “ajar” yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan
“pembelajaran” berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam
Pringgawidagda, 2002: 20), pembelajaran adalah suatu perubahan
perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang
diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar
harus dibelajarkan bukan diajarkan, subjek belajar yang dimaksud
adalah siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari,
-
16
menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah,
dan menyimpulkan suatu masalah.(Thobroni, 2017: 17).
Berbagai definisi belajar menurut para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu usaha untuk
mendapatkan pengetahuan.
Suprijono (2009: 5), tujuan belajar yang eksplisit diusahakan
untuk dicapai dengan tindakan instrujsional yang dinamakan
instructional effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Sedangkan, tujuan belajar sebagai hasil yang
nenyertai tujuan belajar instruksional disebut nurturant effects.
Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap
terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya.
Tujuan ini merupakan konsekuensi logis dan peserta didik
“menghadupi” (live in) suatu sistem lingkungan belajar tertentu.
b. Hasil Belajar
Suprijono (dalam Thobroni 2017: 20), hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, , nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil
belajar berupa hal-hal berikut.
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik losan maupun tertulis,
kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi
simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analatis-sintetis
fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan,
-
17
keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersidat khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternakisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai
standar perilaku.
Menurut Bloom (dalam Thobroni, 2017: 21), hasil belajar
mencakup kemmapuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1) Domain Kognitif mencakup:
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan);
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh);
c) Application (menerapkan);
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencankan,
membentuk bangunan baru);
f) Evaluating (menilai).
2) Domain Afektif mencakup:
a) Receiveng (sikap menerima);
b) Responding (memberikan respons);
c) Valuing (nilai);
d) Organization (organisasi);
e) Characterization (karakterisasi).
-
18
3) Domain Psikomotor mencakup:
a) Initiatory;
b) Pre-routine;
c) Rountinized;
d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual.
Selain itu, menuerut Lindgren (dalam Suprijono, 2009: 7),
hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, penfertian, dan
sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran
yang dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana
disebutkan di atas tidak dilihat scara fragmentaris atau terpisah,
tetapi secara komprehensif.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan perialaku baik, pikiran, maupun tingkah
laku seseorang setelah melakukan proses pembelajaran.
c. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS menurut
(Sapriya, 2014:19), merupakan nama mata pelajaran di tingkat
sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan
tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam
kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara
Barat seprti Australia dan Amerika Serikat. Nama “IPS” yang lebih
dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil
kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia dalam
Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di
Tawangmangu, Solo. IPS sebagai mara pelajaran di persekolahan,
pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.
-
19
Pendidikan IPS menurut (Soemantri, 2001:92), (dalam
Sapriya, 2014:11) adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/ psikologis untuk tujuan pendidikan.
Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah dasar
Pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang diberikan di sekolah
dasar, materi – materinya sama dengan yang disajikan pada tingkat
menengah atau bahkan di tingkat perguruan tinggi, tetapi dalam
tingkat sekolah dasar bahan kajiannya disederhankan, diseleksi,
diadaptasi, dan dimodifikasi untuk mempermudah pencapaian
tujuan pendidikan di ranah sekolah dasar.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar (Rasimin,
2012:59), pada hakekatnya harus memperhatikan kebutuhan
peserta didik yang rayta-rata masih berusia antara 6-12 tahun.
Dalam kelompok usia ini, anak berada dalam tahap perkembangan
kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit
operasional.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS )di Sekolah Dasar Kelas IV dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Tabel 2.1 SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah
Dasar Kelas IV KTSP
Standar Kompetensi Kmpetesnsi Dasar
1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan
keberagaman suku bangsa
dilingkungan kabupaten dan
propinsi.
1. Membaca peta lingkungan setempat (Kabupaten/
Kota dan Propinsi) dengan
menggunakan skala
sederhana
2. Mendiskripsikan kenampakan alam
-
20
dilingkungan kabupaten/
kota dan propinsi serta
hubungannya dengan
keberagaman sosial dan
budaya.
3. Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya
alam serta
pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di
lingkungan setempat.
4. Menghargai berbagai peninggalan sejarah
dilingkungan stempat
(Kabupaten/ Kota dan
Propinsi).
5. Menghargai berbagai peninggalan sejarah
dilingkungan setempat
(Kabupaten/ Kota dan
Propinsi) dan menjaga
kelestariannya.
6. Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-
tokoh dilingkungannya.
2. Menganal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan
kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/ kota
dan propinsi.
1. Mengenal aktifitas ekonomi yang berkaitan
dengan sumber daya alam
dan potensi lain di
daerahnya.
2. Mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3. Mengenal perkembangan teknologi produksi,
komunikasi, dan
transportasi, serta
4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
(Rasimin, 2012:65)
Dengan demikian, sehubungan dengan pengertian belajar,
hasil belajar dan pembelajaran IPS yang telah dijabarkan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS adalah hasil
-
21
optimal siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikimotorik
yang diperoleh siswa setelah mendapatkan pembelajaran IPS
dengan mencari berbagai informasi yang dibutuhkan baik berupa
perubahan tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan
sehingga siswa tersebut mampu mencapai hasil belajar sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2. Metode Demonstrasi dengan Media Miniatur Tiga Dimensi
a. Metode Demonstrasi
Metode adalah cara yang digunkaan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class
Room (1976) menyebutkan bahwa method is a way in achieving
something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya, metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, metode dalam rangakaian sistem pembelajaran
memegang peranan yang sangat penting. (Abdul Majid, 2013:
193).
Metode demonstrasi (Sriyono, dkk, 1992:116)
dimaksudkan sebagai suatu kegiatan memperlibatkan suatu gerak
atau proses kerja sesuatu. Pelaksanaannya bisa jadi guru atau orang
lain yang sengaja diminta memperlihatkan proses kerja sesuatu itu.
Jadi aktivitas siswa/ mahasiswa lebih banyak pada mengamati apa
yang dideomnstrasikan.
Metode Saiful Segala (2005) dalam Abdul Majid, (2014:
197) metode demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya
suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku
yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta
didik secara nyata.
-
22
1) Langkah-langkah menggunkan metode demonstrasi
a) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus
dilakukan:
(1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
setelah proses demonstrasi berakhir;
(2) Menyiapkan garis besar langkah-langkah
demonstrasi yang akan dilakukan;
(3) Melakukan uji coba.
b) Tahap pelaksanaan
(1) Langkah Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, diantaranya:
(a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan
semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa
yang didemonstrasika;
(b) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh
siswa;
(c) Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan
untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan demonstrasi.
(2) Langkah pelaksanaan demonstrasi
(a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan
yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya
melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan demonstrasi.
(b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan.
-
23
Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi.
(3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan
siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya
guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya. ( Abdul Majid, 2014: 198-199).
2) Agar demonstrasi dapat berhasil baik, maka :
Alat demonstrasi harus memadai.
a) Memungkinkan untuk diamati untuk mendemontrasikan.
b) Guru atau orang lain yang ditunjuk mendemonstrasikan
sesuatu harus benar-benar siap dan terampil.
c) Semua siswa harus mendapat kesempatan untuk
mengadakan percobaan.
3) Keuntungan dan kelemahannya
a) Keuntungan dari metode demonstrasi antara lain:
(1) Pengetahuan anak tidak verbalitas dan memberikan
kemungkinan berfikir lebih kritis.
(2) Memberikan pengalaman yang riil.
-
24
(3) Memberikan kemungkinan lebih berhasilnya interaksi
belajar mengajar.
b) Kelemahan-kelemahannya antara lain :
(1) Bila tidak dapat mengamati kelas secara seksama,
maka, metode ini menjadi tidak wajar.
(2) Bila alat pengajaran kurang memadai, maka hasilnya
pun kurang memuaskan.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Bovee (dalam Hujair, 2015: 3) mengatakan bahwa media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesa.
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses komunikasu antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.
Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan
tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk
stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah
hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak,
tulisan dan suara yang direkam.
Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli
tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology (AECT)) di Amerika, membatasi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi. National Education Association
(NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik cetak maupun audio-visual serta perlatannya. Yusuf Hadi Miarso,
mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dpat digunakan
untuk mernagsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri
pembelajar. (Hujair, 2015: 4).
-
25
Dari kumpulan definisi media pembelajaran di atas, dapat
dikatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu
yang digunakan sebagai penunjang keberhasilan atau meningkatakan
ke efektifan dan efisiensi dalam poses pembelajaran.
Tujuan dan manfaat media pembelajaran:
1) Tujuan media pembelajaran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran
untuk:
a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas;
b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran;
c) Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan
belajar;
d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses
pembelajaran.
2) Manfaat media pembelajaran
Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun
khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan
pembelajar. Jadi manfaat media pembelajaran adalah:
a) Pengajaran lebih menarik perhatian pemebelajar sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar,
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga
dapat lebih difahami pembelajar, serta memungkinkan
pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik,
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan
pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak
kehabisan tenaga,
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja,
tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti:
-
26
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
(Hujair, 2015: 5)
Fungsi media pembelajaran, media pembelajaran berfungsi
untuk merangsang pembelajaran dengan:
1) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang
langkah,
2) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,
3) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret,
4) Memberi kesamaan persepsi,
5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
6) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan
7) Meberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak
tertekan, santai, dan menarik, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran.(Hujair, 2015: 7).
c. Pengertian Media Miniatur Tiga Dimensi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2006) definisi
miniatur adalah lukisan (barang tiruan) yang kecil, sedangkan tiga
dimensi adalah ukuran (lebar, panjang, tinggi). Dari pemahaman
tersebut miniatur tiga dimensi adalah barang tiruan yang memiliki
lebar, panjang, dan tinggi yang berukuran kecil atau mini.
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran
adalah model dan boneka. Model adalah benda tiruan tiga
dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu besar, terlalu
jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu ruwet
untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari pembelajar dalam
wujud aslinya. Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan
untuk memperlihatkan suatu permainan.(Hujair, 2013: 127).
-
27
Beberapa benda yang digolongkan ke dalam media tiga
dimensi antara lain: Kelompok pertama, adalah kelompok benda
asli, model atau tiruan sederhana, mock-up, dan barang contoh atau
specimen. Kelompok kedua, adalah diorama dan permanen.
1) Benda Asli
Sebelum menggunakan macam-macam alat audio-visual, benda
asli (Hujair, 2013:128) merupakan alat yang paling efektif untuk
mengikutsertakan sebagai indera dalam belajar. Hal ini disebabkan
benda asli memiliki sifat keasliannya, mempunya ukuran besar dan
kecil, berat, warna, dan adakalanya disertai dengan gerak dan
bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pembelajar.
Pembelajar dapat belajar langsung dan tidak hanya mendengarkan
pengajar menjelaskan dengan menonton gambar yang ditampilkan
pengajar. Kegiatan belajar semacam ini memerlukan biaya yang
cukup besar.
2) Benda Model
Benda model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dibuat
dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya
untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda
sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk
besar seperti aslinya, atau sangat kecil.
Pembelajaran tidak selalu atau harus menggunakan benda-
benda asli. Artinya benda-benda tersebut dapat digantikan dengan
benda-bendatiruan. Penggunaan benda-benda penganti atau benda-
benad tiruan, berfungsi untuk menggantikan benda-benda
sebenarnya. Penggunaan benda-benda tiruan perlu dilakukan
pengajar, dengan pertimbangan:
-
28
a) Mungkin benda tersebut sulit didapatkan,
b) Benda tersebut terlalu jauh tempatnya,
c) Benda tersebut terlalu kecil atau terlalu besar, dan
d) Mungkin benda terebut merupakan benda Cagar Budaya yang
dilindungi.
Media model termasuk benda tiga dimensi yang memiliki
keunggulan bila dibandingkan dengan gambar yang hanya dua
dimensi. Oleh karena itu, model sangat membantu untuk
mewujudkan realitas yang tidak saja dapat dilihat, tetapi juga dapat
diraba. Menggunakan benda model atau benda tiruan dalam kelas,
hendaknya disesuaikan dengan program mengajar, yaitu tujuan,
materi, metode, dan kondisi pembelajar, maka untuk menjadikan
pembelajaran lebih menarik dan efektif, perhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) Bentuk dan besarnya model perlu diperhatikan agar dapat
dilihat oleh pembelajar di kelas.
b) Jangan terlalu banyak memberikan penejelasan sebab
biasanya para pembelajar mengkonsentrasikan perhatiannya
kepada model dan bukan kepada penjelasan.
c) Gunakan model untuk maksud tertentu dalam
pembelajaran, bukan bertujuan untuk mengisi waktu
pengajar atau mengurangi peranan pengajar dalam proses
kelas.
d) Usahakan agar para pembelajar sebanyak mungkin dapat
belajar dari model atau benda tiruan dengan mendoronh
mereka untuk bertanya, berdiskusi atau memberikan kritik.
e) Model hendaknya diintegrasikan dengan alat-alat lainnya
supaya pengajar lebih berhasil.
-
29
f) Di dalam suatu pelajaran hanya menggunakan bermacam-
macam model karena dapat menyebabkan kebingungan
pada pembelajar.
g) Apabila menggunakan beberapa model, hendaknya model
tersebut satu sama lain berhubungang dengan
menghubungkan pelajaran satu dengan pelajaran lainnya.
(Hujair, 2013:130).
3) Alat Tiruan Sederhana/ Mock-up
Alat tiruan sederhana atau mock-up banyak digunakan
dalam pendidikan teknik dan industri untuk menjelaskan
kerjanya bagian-bagian dari sebuah alat atau mesin. Alat tiruan
sederhana atau mock-up yang dimaksud adalah tiruan dari
benda sebenarnya di mana sengaja dipilih bagian-bagian yang
memang penting dan yang diperlukan saja untuk dibuat
sesederhana mungkin supaya mudah dipelajarinya. Selain itu,
umumnya bagian-bagian pada mock-up dpat digerakkan dan
bukan mati.(Hujair, 2013:132).
4) Diorama
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini
yang bertujuan untuk mengambarkan pemandangan
sebenarnya. Diorama, biasanya terdiri atas bentuk-bentuk sosok
atau objek-objek ditempatkan dipentas yang berlatar belakang
lukisan yang disesuaikan dengan penyajinya. Diorama sebagai
media pembelajaran terutama berguna untuk mata pelajaran
ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah, dan bahkan dapat diusahakan
untuk berbagai macam mata pelajaran.(Hujair, 2013: 133).
Dari pengertian pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa
metode demonstrasi dengan media miniatur tiga dimensi
merupakan salah satu cara dalam proses pembelajaran dengan
-
30
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi atau benda tertentu dalam bentuk tiruan dengan ukuran yang
kecil dari segi panjang, tinggi dan lebarnya.
d. Materi Perkembangan Teknologi Transportasi.
Materi yang peniliti pilih sebagai bahan penelitian di MI
Tarbiyatul Ulum, Jembrak, Pabelan, Kab. Semarang, adalah
perkembangan teknologi transportasi yang dianggap peserta didik
termasuk materi yang kurang disukai jika menggunakan metode
ceramah.
Sedangkan berikut ini merupakan materi IPS tentang
Perkembangan Teknologi Transportasi (Hadiah, dkk, 2007:116-
120):
Pada zaman dahulu, transportasi belum seramai sekarang ini.
Orang masih menggunakan cara alami. Mereka menggunakan alat-
alat seadanya sehingga tidak menimbulkan pencemaran udara, air,
dan lingkungan. Terdorong kebutuhan manusia yang semakin
bertambah maka diciptakanlah oleh manusia alat-alat transportasi
modern seperti ini.
1) Transportasi Masa Lalu
Transportasi masa lalu masih sangat sederhana dan bergantung
pada alam, misalnya menggunakan ternaga angin, air, binatang,
dan manusia.
a) Menggunakan Tenaga Angin
Nenek moyang kita berasal dari daratan Asia Tenggara yang
datang menggunakan perahu layar. Perahu yang digunakan tidak
menggunakan tenaga mesin. Mereka berlayar mengandalkan tiupan
angin. Dengan menggunakan tenaga angin maka tidak
menimbulkan pencemaran lingkungan.
-
31
Disamping memiliki kelebihan, tenaga angin, perahu tersebut
memiliki kelemahan. Waktu yang dibutuhkan untuk berlayar
menjadi lebih lama karena hanya tergantung tiupan angin.
b) Menggunakan Tenaga Manusia
Pada masa lalu, orang juga digunakan sebagai alat transportasi.
Barang-barang yang diangkut dengan tenaga manusia dapat
dilakukan dengan cara dipukul di atas pundak, digendong di
punggung, didorong dengan roda kayu, disunggi di atas kepala,
serta digotong bersama-sama.
Dengan menggunakan tenaga manusia, ongkos yang
dikeluarkan lebih murah. Namun kekurangannya adalah tenaga
manusia sangat terbatas dan waktu yang diperlukan akan terlalu
lama.
c) Menggunakan Tenaga Binatang
Pada masa lalu, tenaga binatang digunakan sebagai alat
transportasi. Alat transportasi dengan tenaga binatang di antaranya
gerobak, cikar, dan sado.
Ditinjau dari segi biaya, tenaga binatang lebih murah
ongkosnya. Selain itu, tenaga binatang sedikit menyebabkan polusi
namun masih memerlukan waktu yang lebih lama untuk sampai
tujuan.
d) Menggunakan Aliran Sungai
Pada masa lalu, aliran sungai digunakan sebagai sarana
transportasi. Hal itu dilakukan dengan alat rakit bambu atau perahu
lesung. Ada pula aliran sungai yang digunkan untuk mengangkut
kayu-kayu delondongan karena aliran sungai stabil.
Kelebihannya, jika ditinjau dari segi biaya akan sangat murah
karena haya mengikuti aliran air. Selain itu, sangat sedikit
menyebabkan polusi. Akan tetapi kekurangannya adalah waktu
yang diperlukan terlalu lama dan sangat bergantung pada aliran air.
-
32
Berikut adalah gambar-gambar alat transportasi masa lalu:
Gambar 2.1 alat transportasi masa lalu
2) Transportasi Masa Kini
Alat transportasi masa kini sangat modern. Alat-alat
trasnportasi masa kini telah menggunakan mesin, baik untuk
angkutan darat, laut, ataupun udara. Misalnya mobil, kereta api,
motor, kapal laut, dan kapal udara. Ditinjau dari segi waktu yang
digunkan, alat transportasi masa kini sangat efektif. Artinya, waktu
yang diperlukan sangat sedikit. Untuk menjangkau daerah yang
jauh hanya diperlukan waktu yang sebentar. Namun jika ditinjau
dari segi biaya maka transportasi masa kini lebih mahal.
-
33
Berikut adalah gambar-gambar alat transportasi masa kini:
Gambar 2.2 alat transportasi masa kini
Kelemahan alat transportasi masa kini, antara lain
menyebabkan polusi udara dan polusi suara. Selain itu, transportasi
masa kini hanya mengandalkan mesin sehingga jika mengalami
gangguan mesin maka akan mogok atau tidak bisa jalan.
e. Metode Demonstrasi dengan Media Miniatur 3 Dimensi pada
Materi Perkembangan Teknologi Transportasi
Langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi dengan media
miniatur 3 dimensi pada materi perkembangan teknologi
transportas:
1) Guru sudah menyiapkan media miniatur 3 dimensi.
2) Guru memusatkan perhatian siswa dengan menunjukkan media
minitur 3 dimensi.
3) Guru menjelaskan langkah-langkah pembutan media miniatur 3
dimensi.
4) Guru menejelaskan materi perkembangan teknologi
transportasi dengan menggunakan media miniatur 3 dimensi.
-
34
5) Siswa diminta maju ke depan kelas secara bergantian untuk
melihat media miniatur 3 dimensi dan praktik membuat salah
satu miniatur transportasi.
6) Siswa menjelaskan ulang materi secara bergantian dengan
menggunakan media miniatur 3 dimensi.
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Astri Wahyuningsih (2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Astri Wahyuningsih(2018),
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Aktivitas
Ekonomi di Masyarakat melalui Metode Demonstrasi dan Media
Miniatur pada Siswa Kelas IV SD N 2 Watugede Kecamatan
Kemusu Kabupaten Boyoilali”. dengan rumusan masalah apakah
penerapan metode demonstrasi dan media miniatur dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi aktivitas ekonomi di
masyarakat pada siswa kelas IV SD N 2 Watugede Kemusu
Kabupaten Boyolali? Penerapan metode demonstrasi dan media
miniatur dapat meningkatakn hasil belajar, hal ini bisa dilihat dari
hasil yang diperoleh siswa pada hasil tes formatif yang dilakukan
oleh siswa dari pra siklus, pada pra siklus nilai dari 15 siswa
diketahui hanya 2 (13%) siswa yang tuntas. Kemudian padas siklus
I meningkat menjadi 6 (40%) siswa yang tuntas. Pada siklus II
mengalami peningkatan yaitu sebanyak 14 (93%) siswa tuntas serta
adanya Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 40% dan
siklus II sebesar 93%.
Penelitian yang dilakukan oleh Astri Wahyuningsih (2018) ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu penggunaan metode demonstrasi dan media media miniatur
untuk meningkatkan hsail belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek,materi pelajaran,
tempat, dan waktu pelaksanan penelitian.
-
35
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nishfatul Qomariyah (2015)
Penelitian yang dilakukan oleh Nishfatul Qomariyah (2015),
dengan judul “Penerapan Media Miniature 3D Guna Meningkatkan
Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VIII A MTs
Al Ma‟arif 02 Singosari Malang”. dengan rumusan masalah 1.
Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media
miniatur 3D untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata
pelajaran Fiqih Kelas VIII A MTs Al Ma‟arif 02 Singosari
Malang? 2. Bagaimana tingkat keefektifan, keefesienan, dan
kemenarikan media pembelajaran miniatur 3D dalam
meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Fiqih kelas
VIII A? Penerapan media miniature 3D dapat meningkatkan
pemahaman dan keefektifan, keefesienan dan kemenarikan siswa
pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII A MTs Al Ma‟arif 02
Singosari Malang, hal ini bisa dilihat dari hasil yang diperoleh
siswa pada hasil tes formatif yang dilakukan oleh siswa dari siklus
I ke siklus II dengan prosentase 88,23% yang sebelumnya
prosentase awal 73,52%.
Penelitian yang dilakukan oleh Nishfatul Qomariyah (2015) ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu penggunaan media miniatur 3D untuk meningkatkan
pemahaman siswa, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek,
materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanan penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Nurul Qoyyimah (2016)
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Nurul Qoyyimah (2016)
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Arah Mata
Angin Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa kelas III Semester
II MI N Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Tahun
Pelajaran 2015/2016” denganrumusan masalah apakah penerapan
metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS materi arah mata angin pada siswa kelas III
-
36
semester II MI N Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak
tahun pelajaran 2015/2016?. Penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar IPS materi arah mata angin pada siswa
kelas III MI N Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak tahun
pelajaran 2015/2016, hal ini bisa dibuktikan dengan peningkatan
hasil belajar pada pra siklus yakni 46,42% meningkat menjadi
64,28% (siklus I) dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 100%.
Penelitian yang dilakukan oleh Maria Nurul Qoyyimah (2016)
ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan
hasil belajar IPS, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek,
materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan penelitian.
-
37
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis dan Sejarah MI Tarbiyatul Ulum
MI Tarbiyatul Ulum terletak di Dusun Tegalsale RT 03/ RW 02
Ds. Jembrak Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Kode Pos
50771. Lokasi ini sangat memadai dan nyaman untuk melakukan
proses belajara mengajar dikarenakan jauh dari keramaian dan mudah
dijangkau.
MI Tarbiyatul Ulum didirikan pada tanggal 1 April 1966.
Berdasarkan surat dari Departemen Agama dengan No:
Lk/3.c/202/Pem.MI/1978, dikeluarkan oleh Menteri Agama pada
tanggal 2 Januari 1978. Madrasah ii diresmikan dan dikelola oleh
Yayasan Al-Ma‟arif dan memiliki luas ±1145 .
2. Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama Sekolah MI Tarbiyatul Ulum
2. NSM 111233220062
3. NPSN 60712814
4. Status Madrasah Swasta
5. Yayasan Pendidikan Ma‟arif
6. NPWP 82.445.300.5.505.000
7. Akreditasi A (Nomor SK 220/BAP-SM/X/2016)
(Sumber: Administrasi Sekolah)
3. Visi & Misi MI Tarbiyatul Ulum
a. Visi
Terwujudnya lulusan yang Beriman, Bertaqwa,
Berakhlakul Karimah, Berpengetahuan dan Terampil.
-
38
b. Misi
1) Memberikan pendidikan keagamaan secara optimal dengan
pendekatan kesadaran.
2) Membudayakan kedisiplinan
3) Menanamkan kesadaran menuntut ilmu sebagai cerminan
generasi Islami.
4) Membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang
berguna di masyarakat.
5) Mendidik siswa kreatif dalam berfikir dan bekerja untuk masa
depan.
6) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan
lingkungan.
4. Data Pendidik MI Tarbiyatul Ulum
Data tenaga pendidik di MI Tarbiyatul Ulum Jembrak Kecamtan
Pabelan Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Pendidik MI Tarbiyatul Ulum
NO Pendidik Jabatan
1. Sriyanto, S.Pd.I Kepala Sekolah
2. Dra. Husnul Dwiyatiningsih Wali Kelas VI
3. Ani Maslihatul M. S.Pd.I Wali Kelas V
4. Tri Wijayanti S.Pd Wali Kelas IV
5. Atik Muzdalifiati S.Pd.I Wali Kelas III
6. Siti Kholidah S.Pd.I Wali Kelas II
7. Sri Wahyuingsih S.Pd.I Wali Kelas I
8. Sukron Hakim, S.H.I Guru Mapel Agama
5. Data Siswa MI Tarbiyatul Ulum
Berikut adalah tabel jumlah keseluruhan dan rincian siswa MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak Kabupaten Semarang tahun pelajaran
2017/2018.
Tabel 3.3 Data Siswa MI Tarbiyatul Ulum
NO Kelas Jenis Kelamin Jumlah Siswa
Laki-Laki Perempuan
1. I 16 11 27
2. II 16 13 29
3. III 12 6 18
-
39
4. IV 19 12 31
5. V 9 12 21
6. VI 13 7 20
Jumlah 146
6. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV di MI Tarbiyatul
Ulum Jembrak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Siswa
yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah 31 ( tiga puluh satu )
siswa, terdiri dari 18 laki-laki dan 13 perempuan.
Tabel 3.4 data siswa kelas IV di MI Tarbiyatul Ulum
No Nama Siswa Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1. AN √
2. ATK √
3. ANH √
4. AEP √
5. AS √
6. AA √
7. CKD √
8. DIR √
9. DAP √
10. FMV √
11. FM √
12. HNR √
13. ISH √
14. IM √
15. IH √
16. KF √
17. LTU √
18. MAR √
19. MRAM √
20. MRNF √
21. NRS √
22. RF √
23. RP √
24. RA √
25. S √
26. SE √
27. SA √
28. SJP √
-
40
29. SAS √
30. WPD √
31. YSD √
Jumlah 19 12
7. Kolabolator Penelitian
Penilitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru mapel yang melakukan kegiatan proses pembelajaran
dan diamati serta dinilai oleh teman sejawat guru. Dalam penelitian ini
peneliti berperan sebagai pengamat pembantu, untuk membantu guru
dalam menyiapkan media pembelajaran dan serta menyiapkan lembar
observasi yang akan di isi oleh teman sejawat guru.
8. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 Siklus) di MI
Tarbiyatul Ulum Jembarak Kecamatan Pabelan. Waktu pelaksanaan
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.5:
Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Peneltian
1. Siklus I Selasa, 24 April 2018
2. Siklus II Rabu, 25 April 2018
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Awal (Pra Siklus)
Pada tahap ini peneliti menggunakan rata-rata nilai ulangan harian
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk memperoleh
gambaran awal kemampuan siswa kelas IV MI Tarbiyatul Ulum.
Berikut ini nilai ulangan harian mata pelajaran IPS sebelum
menggunakan metode demonstrasi dengan media miniatur tiga
dimensi:
-
41
Tabel 3.6 Nilai Siswa pada Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Tuntas Belum
Tuntas
1 Ahmad Nurkholis 0 √
2 Ainun Tri Kusuma 60 √
3 Alif Niswatul H 70 √
4 Alivia Eka Pratiwi 40 √
5 Arga Saputra 20 √
6 Arscal Agustira H 0 √
7 Chandra Kurnia Devy 70 √
8 Diaz Izza R 20 √
9 Dirga Arya Pratama 40 √
10 Fadhilah Meila Viany 40 √
11 Farhana Muhibudin 60 √
12 Hafidz Nur Rohman 70 √
13 Ibda Shadiq H 80 √
14 Ibnu Mas‟ud 40 √
15 Ida Hariyanti 70 √
16 Kanaya F 40 √
17 Latifah Tri Utami 80 √
18 M. Alfa Romadhani 70 √
19 M. Rizky Akbar M. 40 √
20 M. Rizky Nur F 40 √
21 Naura Rahyana S. 80 √
22 Radit Febriansa 70 √
23 Rifki Priambudi 20 √
24 Risky Alfiansyah 40 √
25 Safriko 60 √
26 Salman Efendi 40 √
27 Siska Andriyani 70 √
28 Surya Johan P 60 √
29 Syfana Amelia S. 60 √
30 Wahid Putra Dirta 60 √
31 Yunita Sari Devi 40 √
Jumlah 1530 11 20
Rata – rata 49,4
Prosentase ketuntasan 35,5% 64,5%
-
42
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi
menggunakan metode demonstrasi dengan media miniatur tiga
dimensi,
2) Menyiapkan media pembelajaran yaitu miniatur tiga dimensi,
3) Menyiapkan soal tes evaluasi,
4) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Selasa 24
April 2018 pukul 11.00 sampai 12.10 WIB di ruang kelas IV MI
Tarbiyatul Ulum Jembrak dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa.
Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35
menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah materi
perkembangan teknologi transportasi. Berikut adalah langkah-
langkah pelaksanaan siklus I:
1) Pendahuluan (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam “assalamu‟alaikum warahmatullahi
wa barakatuh”.
b) Guru mengajak peserta didik berdo‟a bersama-sama “ anak-
anak marilah kita berdo‟a belajar terlebih dahulu”.
c) Menanyakan kehadiran peserta didik.
d) Berdialog singkat dengan peserta didik “siapa yang tahu hari
ini kita akan belajar apa?”
e) Guru bertanya kepada peserta didik: “siapa yang sering jalan-
jalan menggunakan becak?
-
43
f) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Mengamati
(1) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru mengenai
materi perkembangan teknologi transportasi darat
beserta perbandingan teknologi masa lalu dan masa
kini.
(2) Peserta didik mengamati dan mendengar penjelasan
guru mengenai jenis-jenis transportasi darat masa lalu
dan masakini dengan media miniatur 3 dimensi (maket).
b) Menanya
(1) Peserta didik bertanya tentang materi perkembangan
teknologi transportasi darat.
(2) Peserta didik bersam guru melakukan tanya jawab
tentang materi perkembangan teknologi transportasi
darat.
(3) Guru menstimulus peserta didik untuk bertanya jika ada
materi yang belum paham .
c) Melakukan
(1) Peserta didik menjelaskan berbagai alat transportasi
darat masa lalu dan masa kini.
d) Asosiasi/menghubungkan
(1) Peserta didik menyebutkan pengertian perkembangan
teknologi transportasi darat.
(2) Peserta didik menyebutkan berbagai alat trasnportasi
darat masa lalu dan masa kini.
(3) Peserta didik menyebutkan perbandingan teknologi
transportasi darat masa lalu dan masa kini.
e) Mengkomunikasikan
(1) Peserta didik menjelasakan perkembangan teknologi
trasnportasi darat.
-
44
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru melaksankan penilaian.
b) Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
c) Guru memberikan pujian terhadap peserta didik yang
mendapatkan nilai bagus.
d) Guru mendorong siswa agar selalu bersyukur atas karunia
Allah.
e) Guru memberi tahu materi pada pertemuan yang akan
datang.
f) Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin
do‟a kafaratul majlis.
g) Guru mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran siklus I, teman sejawat guru
bertindak sebagai observer melakukan pengamatan terhadap guru
dan siswa selama jalannya pembelajaran. Pengamatan dilakukan
dengan memperhatikan sikap siswa dan perilaku siswa dalam
proses pembelajaran. Aspek yang dilihat yaitu keaktifan siswa
dalam bertanya, merespon tugas, menyimak penjelasan guru,
kesiapan mengikuti pembelajaran.
Peneliti secara langsung juga melakukan pengamatan dan
melihat bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Peneliti
menuliskan kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran baik sikap guru dan respon siswa. Berikut ini lembar
pengamatan guru siklus I:
-
45
Tabel 3.7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
LEMBAR PENGMATAN PADA SIKLUS I
No Aspek yang diamati Skala Pengamatan Guru
SB B C K
A. KEGIATAN AWAL
1. Guru mengucapkan
salam. √
2. Guru mengajak peserta
didik berdo‟a bersama-
sama.
√
3. Menanyakan kehadiran
peserta didik, dengan
menyakan nama
panggilan.
√
4. Guru memberi motivasi
siswa supaya lebih
bersemangat dalam
menerima materi.
√
5. Guru menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran.
√
B. KEGIATAN INTI
MENGAMATI
1. Peserta didik
mendengarkan
penjelasan guru
mengenai materi
perkembangan
teknologi transportasi
beserta perbandingan
teknologi masa lalu dan
masa kini.
√
2. Peserta didik
mengamati dan
mendengar penjelasan
guru mengenai jenis –
jenis transportasi darat
masa lalu dan masakini
dengan media miniatur
3 dimensi.
√
MENANYA
1. Peserta didik bertanya
tentang materi √
-
46
perkembangan
teknologi transportasi.
2. Peserta didik bersama
guru melakukan tanya
jawab tentang materi
perkembangan
teknologi transportasi
darat.
√
3. Guru menstimulus
peserta didik untuk
bertanya jika ada materi
yang belum paham
√
MELAKUKAN
1. Peserta didik
menjelaskan berbagai
alat transportasi darat
masa lalu dan masa
kini.
√
ASOSIASI/MENGHUBUNGKAN
1. Peserta didik
menyebutkan
pengertian
perkembangan
teknologi transportasi
√
2. Peserta didik
menyebutkan berbagai
alat trasnportasi darat
masa lalu dan masa
kini.
√
3. Peserta didik
menyebutkan
perbandingan teknologi
transportasi darat masa
lalu dan masa kini.
√
MENGKOMUNIKASIKAN
1. Peserta didik
menjelasakan
perkembangan
teknologi trasnportasi
darat.
√
C. PENUTUP
1. Guru melaksankan
penilaian. √
2. Guru bersama-sama
peserta didik √
-
47
menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
3. Guru memberikan
pujian terhadap peserta
didik yang
mendapatkan nilai
bagus.
√
4. Guru mendorong siswa
agar selalu bersyukur
atas karunia Allah.
√
5. Guru memberi tahu
materi pada pertemuan
yang akan datang.
√
6. Guru meminta salah
satu peserta didik untuk
memimpin do‟a
kafaratul majlis
√
7. Guru mengucapkan
salam √
KETERANGAN
SB = sangat baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Tabel 3.8. lembar pengamatan siswa siklus I
LEMBAR PENGMATAN SISWA PADA SIKLUS I
No Aspek yang diamati Skala Pengamatan Siswa
SB B C K
A. KEGIATAN AWAL
1. Guru mengucapkan
salam. √
2. Guru mengajak peserta
didik berdo‟a bersama-
sama.
√
3. Menanyakan kehadiran
peserta didik, dengan
menyakan nama
√
-
48
panggilan.
4. Guru memberi motivasi
siswa supaya lebih
bersemangat dalam
menerima materi.
√
5. Guru menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran.
√
B. KEGIATAN INTI
MENGAMATI
1. Peserta didik
mendengarkan
penjelasan guru
mengenai materi
perkembangan
teknologi transportasi
beserta perbandingan
teknologi masa lalu dan
masa kini.
√
2. Peserta didik
mengamati dan
mendengar penjelasan
guru mengenai jenis –
jenis transportasi darat
masa lalu dan masakini
dengan media miniatur
3 dimensi.
√
MENANYA
1. Peserta didik bertanya
tentang materi
perkembangan
teknologi transportasi
darat.
√
2. Peserta didik bersama
guru melakukan tanya
jawab tentang materi
perkembangan
teknologi transportasi
darat.
√
3. Guru menstimulus
peserta didik untuk
bertanya jika ada materi
yang belum paham
√
MELAKUKAN
1. Peserta didik √
-
49
menjelaskan berbagai
alat transportasi darat
masa lalu dan masa
kini.
ASOSIASI/MENGHUBUNGKAN
1. Peserta didik
menyebutkan
pengertian
perkembangan
teknologi transportasi
darat.
√
2. Peserta didik
menyebutkan berbagai
alat trasnportasi darat
masa lalu dan masa
kini.
√
3. Peserta didik
menyebutkan
perbandingan teknologi
transportasi darat masa
lalu dan masa kini.
√
MENGKOMUNIKASIKAN
1. Peserta didik
menjelasakan
perkembangan
teknologi trasnportasi
darat.
√
C. PENUTUP
1. Guru melaksankan
penilaian. √
2. Guru bersama-sama
peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini.
√
3. Guru memberikan
pujian terhadap peserta
didik yang
mendapatkan nilai
bagus.
√
4. Guru mendorong siswa
agar selalu bersyukur
atas karunia Allah.
√