Skripsi Dwi Septia Nengsih
-
Upload
olahdata-spss -
Category
Documents
-
view
54 -
download
3
description
Transcript of Skripsi Dwi Septia Nengsih
GAMBARAN PERILAKU IBU - IBU DALAM MEMBIASAKAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK-ANAK DI
TK ISLAM BAKTI XX KECAMATAN LUBUK ALUNG
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Politeknik Kementerian Kesehatan Padang
Oleh :
Dwi Septia Nengsih
NIM. 121110009
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2015
PADANG HEALTH POLYTECHNIC MINISTRY OF HEALTH
ENVIRONMENTAL HEALTH DEPARTMENT
Scientifie Paper, June 2015
Dwi Septia Nengsih
Description of the behavior of mothers in habituate handwashing to children
in Kindergarten Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman
in 2015
vii + 34 pages + 6 tables + 7 attachments
ABSTRACT
Comunity Lead Total Sanitation (CLTS) set by ministry of health RI
number 852 in 2008 that support the effort of clean living and healthy, prevent the
spread of disease based environment, increas the ability of public then
government commited to increase drinking water access and basic sanitary that
continous with MDGs one of them is behavior in habituate handwashing, the
behavior belongs to knowledge, attitude and action. The purpose is to find out
representation the behavior of mothers in habituate handwashing to children ini
kindergarten Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman at 2015.
Kind of research is description, that want to get the representation the
behavior of mothers in habituate handwashing to children in kindergarten Islam
Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman in 2015. The data obtained
through by directly interview to respondent.
From the results of research obtained that mothers of the students in
kindergarten Islam Bakti XX has a low knowledge as much as 18 people (56,2
%), bad attitude as much as 18 people (56,2 %) and bad action as much as 17
people (53,1 %).
I recommend that mothers more often looking for information about
handwashing and lecture to children then repeat continous until children habitual.
Expected it can increase the knowledge, attitude and action of mothers to
habituate children for handwashing well.
Reading list : 14 (2003-2015).
Keywords : Knowledge, Attitude, Action,CTPS program.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Dwi Septia Nengsih
Gambaran Perilaku Ibu-Ibu Dalam Membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun
Pada Anak-anak di TK Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang
Pariaman Tahun 2015
vii + 34 halaman + 6 tabel + 7 lampiran
ABSTRAK
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang ditetapkan Kepmenkes
RI No. 852 tahun bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup
bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan,
meningkatkan kemampuan masyarakat maka pemerintah berkomitmen untuk
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dengan
MDGs salah satunya yaitu perilaku membiasakan cuci tangan pakai sabun
(CTPS), adapun perilakunya meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan. Tujuan
yaitu mengetahui gambaran perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan
pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab.
Padang Pariaman tahun 2015.
Jenis Penelitian adalah deskriptif, yaitu ingin memperoleh gambaran
perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di
TK Islam Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman tahun 2015. Data
diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden.
Dari hasil penelitian didapatkan ibu-ibu dari murid TK ISLAM BAKTI
XX berpengetahuan rendah 18 orang (56,2%), sikap yang tidak baik 18 orang
(56,2%), dan tindakan tidak baik 17 orang (53,1%).
Sebaiknya ibu-ibu lebih sering menggali informasi mengenai CTPS dan
mengajarkan pada anak-anak serta mengulang terus menerus sampai anak
terbiasa. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan
ibu-ibu terhadap membiasakan anak CTPS yang baik dan benar.
Daftar Bacaan : 14 (2003-2015).
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, CTPS.
RIWAYAT HIDUP
Nama : DWI SEPTIA NENGSIH
Tempat / Tanggal Lahir : Lubuk Alung / 05 September 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : INDRA SYAFRI
Ibu : HERLINA
Alamat : Perumahan Hj. Nurdin, Kp. Ladang,
Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang
Pariaman
RIWAYAT PENDIDIKAN
No Pendidikan Tahun Lulus
1 TK Bhayangkari Pariaman 2000
2 SDN 17 Kp. Jawa II Pariaman tengah
2006
3 SMPN 01 Pariaman
2009
4 SMAN 01 Pariaman
2012
5 D-III Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan do’a dan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, dimana dengan berkat serta Rahmat dan Karunia-Nya, penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun menemui
kesulitan maupun rintangan.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu
rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D.III
Jurusan Kesehatan Lingkungan di Politeknik Kementerian Kesehatan Padang dan
juga persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan D.III Jurusan Kesehatan
Lingkungan pada masa akhir pendidikan.
Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Perilaku Ibu-Ibu Dalam
Membiasakan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak-Anak Di TK Islam
Bakti XX Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman Tahun 2015”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan
keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada belum
sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu
terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Bapak Drs. Suhatris,
M.Si dan Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku pembimbing Teknis
Penulisan Karya Tulis Ilmiah serta berbagai pihak yang penulis terima, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
2. Bapak Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si selaku Ketua jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
3. Bapak Evino Sugriarta SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D.III
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
Tidak ketinggalan pula ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua, abang dan adik-adik yang dengan rela dan ikhlas telah
memberikan semangat, do’a dan pengorbanan kepada penulis selama mengikuti
pendidikan di Program D.III Jurusan Kesehatan Lingkungan di Politeknik
Kementerian Kesehatan Padang hingga selesai.
Akhirnya penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan
dan pahala yang setimpal kepada beliau-beliau yang penulis sebutkan di atas,
semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan menunjang
perkembangan ilmu, kemajuan masyarakat dan kesejahteraan umat. Amin ya
robbalalamin.
Padang, Juni 2015
Penulis
DSN
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... .............. viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 5
1. Tujuan Umum .................................................................................................. 5
2. Tujuan Khusus.................................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teorititis ................................................................................................... 7
1. Promosi Kesehatan ........................................................................................... 7
2. Pengetahuan dan sikap hidup bersih dan sehat (PHBS) ................................... 8
3. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) ..................................................................... 12
4. Perilaku............................................................................................................. 14
5. Perilaku kesehatan ............................................................................................ 15
6. Pengetahuan (Knowledge) ............................................................................... 16
7. Sikap ................................................................................................................. 17
8. Tindakan ........................................................................................................... 19
9. Perilaku anak yang didapatkan dari ibu ........................................................... 20
B. Alur Pikir ................................................................................................................. 22
C. Defenisi Operasional ............................................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 23
C. Populasi Dan Sampel .............................................................................................. 23
1. Populasi penelitian ............................................................................................ 23
2. Sampel ............................................................................................................... 23
D. Cara Pengumpulan Data .......................................................................................... 23
1. Data Primer ..................................................................................................... 23
2. Data Sekunder ................................................................................................. 24
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 24
F. Pengolahan Data...................................................................................................... 24
1. Editing .............................................................................................................. 24
2. Coding .............................................................................................................. 24
3. Entry ................................................................................................................. 24
4. Cleaning ........................................................................................................... 24
5. Processing......................................................................................................... 24
G. Analisis Data ........................................................................................................... 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 26
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 26
2. Analisis Univariat.............................................................................................. 26
a. Karakteristik Responden ............................................................................. 27
b. Pengetahuan Ibu Terhadap CTPS ................................................................ 28
c. Sikap Ibu terhadap Membiasakan Anak CTPS ........................................... 29
d. Tindakan Ibu terhadap Membiasakan Anak CTPS ..................................... 29
B. Pembahasan ............................................................................................................. 30
1. Pengetahuan Ibu terhadap Membiasakan CTPS pada Anak Usia Dini ............ 30
2. Sikap Ibu terhadap Membiasakan CTPS pada Anak Usia Dini ....................... 31
3. Tindakan Ibu terhadap Membiasakan CTPS pada Anak Usia Dini ................. 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 35
B. Saran ........................................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Langkah-Langkah Mencuci Tangan…………………………………14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Kuesioner Gambaran Perilaku Ibu-Ibu dalam Membiasakan Cuci
Tangan Pakai Sabun pada Anak Usia Dini di TK Islam Bakti XX
Kec. Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman
Lampiran B. Surat Izin Penelitian
Lampiran C. Surat Selesai Penelitian
Lampiran D. Dokumentasi Penelitian
Lampiran E. Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran F. Output Hasil Penelitian
Lampiran G. Kartu Kontak Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan menyebutkan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan
dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan
ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.7
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
ditetapkan dengan Kepmenkes RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 bahwa dalam
rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah
penyebaran penyakit berbasih lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat
maka pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi
dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2015.1
Hendrik L. Blum menyatakan bahwa lingkungan mempunyai andil yang
cukup terhadap kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan yang mempunyai andil yang paling kecil
terhadap status kesehatan.2
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat pada program
perilaku hidup bersih dan sehat adalah dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social
support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam
tatanan masing-masing dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.3
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perwujudan riil
paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi
kesehatannya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku kesehatan
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat.4
Pengetahuan tentang kebersihan diri dan hidup sehat sangat dibutuhkan
oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan
kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal. Dari
pengalaman terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sikap yang diharapkan dimiiki
anak bukan hanya tahu menyebutkan bagaimana harus bersikap tetapi tumbuhnya
sikap itu sendiri untuk berperilaku lebih baik.5
Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS). CTPS adalah cara yang mudah dilakukan untuk
mencegah berbagai penyakit khususnya yang berkaitan dengan saluran
pencernaan dan pernapasan. Karena dengan mencuci tangan dengan menggunakan
sabun dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit baik melalui oral
maupun anal. Dengan dilakukannya cuci tangan dengan menggunakan sabun
maka sejumlah penyakit berbasis lingkungan dapat dicegah diantaranya diare,
scabies dan infeksi oleh kuman penyakit lainnya.6
Angka tingkat kematian yang dirilis UNICEF tahun 2012 menunjukkan
bahwa secara global sekitar 2.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap
hari akibat penyakit diare. Dari jumlah tersebut sebagian besar - atau sekitar 1.800
anak per hari - meninggal karena penyakit diare karena kurangnya air bersih,
sanitasi dan kebersihan dasar.
Hasil studi Environmental Health Risk Assessment di 55 kabupaten di 16
provinsi pada tahun 2013 di Indonesia, menunjukkan bahwa baru 18,5 persen
masyarakat yang telah punya kebiasaan cuci tangan pakai sabun. Angka ini
menurut Menteri Kesehatan masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan melalui
promosi kesehatan yang melibatkan berbagai pihak.4
Keluarga merupakan tempat awal dalam meletakan dasar prilaku bagi
anak. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena
pertama kalinya mereka mengenal dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan
dididik oleh orang tua. Sehingga pengalaman masa anak-anak merupakan faktor
yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya, termasuk prilaku kesehatan.8
Pendidikan awal di keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan selanjutnya. Selain pendidikan dalam keluarga, anak juga dapat
memperoleh pendidikan awal yang berasal dari luar keluarga yaitu dari
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman kanak-kanak (TK). PAUD
adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan agar memiliki kesiapan dalam memiliki pendidikan lebih lanjut
dan seluruh aktivitasnya dilakukan melalui pendekatan bermain.
Selain itu ada TK yang jenjang pendidikan formal pertama yang berfungsi
untuk meletakan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan yang
dibutuhkan anak-anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah
satunya yaitu TK Islam Bakti XX yang merupakan salah satu dari 12 TK di
Kecamatan Lubuk Alung tepatnya terletak di Jl. Gang Asoka no. 8 komplek
perumahan Hj.Nurdin yang memiliki ± 32 murid dengan tenaga pengajar
berjumlah 4 guru dimana guru-guru membiasakan murid-muridnya untuk mencuci
tangan pakai sabun sebelum makan.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di TK Islam Bakti XX
Kecamatan Lubuk Alung bahwa sebanyak 5 murid tidak mencuci tangan sebelum
makan walaupun telah diarahkan gurunya untuk mencuci tangan sebelum makan.
Maka penulis ingin mengetahui bagaimana ibu dirumah membiasakan mencuci
tangan pada anak.
Dalam penelitian ini penulis lebih mengutamakan pada ibu-ibu yang
menjaga dan merawat anak-anak baik itu ibu kandung, ibu tiri maupun ibu yang
tinggal dengan anak tersebut. Karena pemberian pengetahuan kepada ibu
mengenai cuci tangan pakai sabun yang mempunyai anak dapat merubah perilaku
anak tersebut dalam cara dan pentingnya mencuci tangan pakai sabun.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis
tertarik melakukan penelitian tentang gambaran perilaku ibu-ibu dalam
membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX
Kecamatan Lubuk Alung pada tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana gambaran perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci
tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk
Alung tahun 2015?”.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku ibu-ibu dalam membiasakan
cuci tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan
Lubuk Alung tahun 2015.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui pengetahuan ibu-ibu tentang membiasakan cuci tangan pakai
sabun pada anak-anak.
b. Diketahui sikap ibu-ibu terhadap membiasakan cuci tangan pakai sabun
pada anak-anak
c. Diketahui tindakan ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun
pada anak-anak
D. Manfaat
1. Sebagai bahan masukan bagi ibu-ibu agar lebih memperhatikan kebiasaan
anak terhadap cuci tangan pakai sabun.
2. Untuk peneliti sendiri bermanfaat dalam menambah wawasan berfikir
mengenai penerapan cuci tangan pakai sabun.
3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut tentang
cuci tangan pakai sabun.
E. Ruang Lingkup
Pada penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai
sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung tahun
2015.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan,
menyebarluaskan, mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan perkataan lain,
promosi kesehatan adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-
pesan kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau
membeli atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut yang akhirnya masyarakat
mau berperilaku hidup sehat.9
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat
pelaksanaan) mencakup beberapa bagian yaitu :10
b. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat. Untuk mencapai perilaku
sehat masyarakat, maka harus dimulai pada tatanan masing-masing kelurga.
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan keluarga ini, sasaran utamanya adalah
orangtua, terutama ibu. Karena ibulah di dalam keluarga itu yang sangat
berperan dalam meletakan dasar perilaku sehat pada anak-anaknya sejak lahir.
c. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga, artinya, sekolah
merupakan tempat lanjutan untuk meletakan dasar perilaku bagi anak,
termasuk perilaku kesehatan.
d. Promosi kesehatan pada tempat kerja
Tempat kerja adalah tempat di mana orang dewasa memperoleh nafkah
untuk kehidupan keluarganya. Selama lebih kurang 8 jam perhari para pekerja
ini menghabiskan waktunya untuk menjalankan aktivitasnya yang berisiko bagi
kesehatannya. Oleh sebab itu, promosi kesehatan di tempat kerja ini dapat
dilakukan oleh pimpinan perusahaan atau tempat kerja dengan mem fasilitasi
tempat kerja yang kondusif bagi prilaku sehat bagi karyawan atau pekerjanya.
e. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
Di tempat-tempat umum juga perlu dilaksanakan promosi kesehatan
dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat
bagi pengunjungnya.
f. Promosi kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
Tempat-tempat pelayanan kesehatan adalah tempat paling strategis
untuk promosi kesehatan. Sebab pada saat seseorang/keluarganya baru sakit,
maka mereka akan lebih peka terhadap informasi-informasi kesehatan terutama
yang berkaitan dengan masalah kesehatannya maupun masalah kesehatan
keluarganya.
2. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi,
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing,
agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan.3
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dapat dikelompokkan
menjadi 5 bagian :11
a. PHBS di rumah tangga
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga merupakan upaya
untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. Ada sepuluh (10) indikator PHBS di
tatanan rumah tangga, yaitu :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Memberi ASI eksklusif
3) Menimbang balita setiap bulan
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
8) Makan buah dan sayur setiap hari
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah
b. PHBS di lingkungan tempat kerja
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan tempat kerja adalah
upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan tempat kerja sehat.
Di tempat kerja, sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang
dapat menciptakan tempat kerja ber-PHBS yang mencakup mencuci tangan
dengan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, dll.
Terdapat beberapa manfaat dengan pelaksanaan PHBS di lingkungan
tempat kerja, antara lain :
a. Meningkatkan kesehatan dan tidak mudah sakit
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan/pegawai yang
berdampak positif terhadap pencapaian target dan tujuan.
c. Terwujudnya tempat dan lingkungan kerja yang bersih dan rapi
serta terhindar dari sumber penyakit
c. PHBS di tempat-tempat umum
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat-tempat umum adalah
upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat.
Penerapan PHBS di tempat-tempat umum merupakan salah satu
upaya strategis terciptanya tempat-tempat umum sehat. Melalui upaya ini,
diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum seperti
pengunjung, pedagang, pengelola, awak angkutan, jamaah akan terhindar dari
penyakit.
PHBS di tempat-tempat umum dapat diwujudkan melalui
tersedianya sumber air bersih, jamban, tempat pembuangan sampah, adanya
larangan untuk tidak merokok, serta anjuran untuk menutup makanan dan
minuman yang terhidang.
d. PHBS di sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah sekumpulan
perilaku yang di praktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga
secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Beberapa indikator sebagai ukuran penilaian PHBS sekolah :
1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah karena lebih terjamin
kebersihannya.
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat serta menjaga kebersihan
jamban
4) Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
5) Membuang sampah pada tempatnya
e. PHBS pada institusi pelayanan kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk
memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau
dan mampu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat dan
mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.
Dalam meningkatkan PHBS di institusi kesehatan, maka
diperlukan peran pemilik / pengelola fasilitas kesehatan, petugas kesehatan,
petugas promosi kesehatan agar ikut berperan serta dalam peningkatan serta
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Kebiasaan atau perilaku higienis dengan cuci tangan pakai sabun
(CTPS), dapat mencegah pola penyebaran penyakit menular di masyarakat,
seperti misal penyakit diare, typhus perut, kecacingan, dan sebagainya.
Perilaku cuci tangan terlebih cuci tangan pakai sabun masih merupakan
sasaran penting dalam promosi kesehatan, khusunya terkait perilaku hidup
bersih dan sehat. Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan
perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya.
Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat
efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan
penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan
peningkatan cuci tangan tersebut.
Beberapa alasan mengenai pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS),
yakni sebagai berikut :
a. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat
menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunnya.
b. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.
c. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-
effective” jika di banding dengan hasil yang diperolehnya.
Lima waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus
diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut :
a. Sebelum makan
b. Sebelum menyiapkan makanan
c. Setelah buang air besar
d. Setelah menceboki bayi / anak
e. Setelah memegang unggas / hewan
Ada beberapa manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukan
cuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain :
a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
b. Mencegah penularan penyakit, seperti disentri, thypus, dan lain-lain
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
Langkah-langkah mencuci tangan menggunakan sabun secara baik dan
benar :
a. Basahi tangan dengan air bersih yang mengalir
b. Gunakan sabun secukupnya
c. Usap-usap kedua telapak tangan
d. Gosok semua sela-sela jari
e. Usap-usap kedua punggung tangan
f. Gosok jari dan kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri, lakukan
sebaliknya.
g. Bersihkan ibu jari
h. Bersihkan pergelangan tangan
i. Bilas kedua tangan dengan air bersih
j. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau lap tangan.
Jangan lupa untuk mematikan kran air setelah mencuci tangan.11
Gambar 1. Langkah-langkah mencuci tangan (Slideshare.net, 2015)
4. Perilaku
Skinner (1938) seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus(rangsangan dari
luar). Robert kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dpaat dipelajari.12
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Adapun faktor-faktor yang memepengaruhi terbentuknya perilaku
dibedakan atas :9
1. Faktor internal mencakup perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi,
fantasi, sugesti, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal adalah merupakan faktor lingkungan, baik lingkungan
fisik, dan nonfisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya.
5. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman
dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah
semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable)
maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini
mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit dan atau
terkena masalah kesehatan.9
Oleh sebab itu, perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokan
menjadi dua, yakni :9
a. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat
Perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behaviour), yang
mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari
penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah
kesehatan dan perilaku dalam mengupayakan dan meningkatnya
kesehatan. Contoh : makan dengan gizi seimbang, cuci tangan pakai sabun
sebelum makan, dan sebagainya.
b. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya
(health seeking behaviour).
Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang atau
anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memeperoleh
kesembuhan.
6. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan,
yakni:9
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau terhadap penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
7. Sikap (Attitude)
Sikap adalah penilaian bisa berupa pendapat seseorang terhadap
stimulus atau objek dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk
penyakit. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
pengetahuan kesehatan
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan.12
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial meyatakan bahwa sikap
adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksaan motif tertentu.
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dialamnya faktor emosi) orang
tersebut terhadap objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku
terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku
terbuka (tindakan).
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat
berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut :12
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memeberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan
orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan
keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila ada orang lain
yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.
8. Tindakan
Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap
belum terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor
lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
Tindakan dapat dibedakan menjasi 3 tingkatan menurut kualitasnya,
yakni :12
a. Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan
sesuatu hal secara otomatis.
c. Adopsi (adoption)
Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang dimana apa yang
dilakukan tidak sekadar rutinitasatau mekanisme saja tetapi telah
dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.
9. Perilaku Anak Yang Didapatkan Dari Ibu
Masa balita adalah masa emas tumbuh-kembang anak. Peran ibu dan
ayah dalam membesarkan anak menjadi bagian penting terhadap pencapaian
tumbuh-kembang anak yang optimal (baik). Salah satunya dengan
mengembangkan perilaku sehat sejak dini pada anak sehingga terbentuklah
pola hidup sehat. Dikembangkan sejak dini karena membentuk pola hidup
sehat jauh lebih mudah daripada mengubah kebiasaan yang tidak sehat.
Perilaku sehat yang diajarkan sejak dini akan membentuk pola hidup
sehat di kemudian hari. Anak akan terbiasa dengan perilaku sehat yang tidak
mudah hilang pada tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila anak telah
memiliki pola hidup sehat, maka mereka akan:
a. Terbebas dari serangan berbagai macam penyakit yang sering terjadi pada
anak, seperti diare, demam, batuk/pilek, campak. TBC, infeksi telinga, dan
penyakit kulit.
b. Terlindungi dari potensi kecelakaan yang selalu ada di lingkungan sekitar
mereka seperti terjatuh, tenggelam, keracunan, tertusuk benda tajam atau
duri.
c. Berbagai kemampuan yang dimiliki anak akan tergali dan dapat
dikembangkan dengan baik, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
optimal.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama bagaimana cara menjaga
kesehatan anaknya.
Anak belajar dari bagaimana orang dewasa memperlakukan mereka.
Jika ibu-ayah membiasakan perilaku sehat sejak dini, maka anak pun akan
terbiasa dengan perilaku sehat tersebut. Misalnya, ibu-ayah membiasakan anak
untuk mencuci tangan sebelum makan, maka kebiasaan tersebut akan menetap
sampai tahap perkembangan selanjutnya.
Anak juga belajar dari apa yang mereka lihat, dengar, dan dari
pengalaman tentang suatu kejadian. Anak belajar melalui pengamatan mereka
terhadap suatu kegiatan yang dilakukan ibu-ayah atau gurunya. Anak belajar
dari apa yang mereka dengar dari orangtua dan orang-orang sekitar mereka
serta lingkungannya. Anak akan meniru kegiatan ibu-ayah sehingga mereka
memperoleh pengalaman tentang suatu kegiatan.
Melihat, mendengar, dan meniru suatu kegiatan yang terjadi berulang
kali akan membentuk pola tertentu pada anak sehingga mereka mahir
melakukan kegiatan tersebut. Ibu-ayah hendaknya dapat memberikan contoh-
contoh perilaku sehat pada anak sehingga mudah ditiru dan diikuti oleh anak.14
B. Alur Pikir
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapat dituliskan alur pikir dibawah
ini :
C. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional
Alat
Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
1 Pengetahuan
ibu-ibu
tentang Cuci
Tangan Pakai
Sabun
Sesuatu yang
diketahui ibu-
ibu tentang Cuci
Tangan Pakai
Sabun
Kuesioner Wawancara Tinggijika skor
> mean
Rendah jika skor
< mean
Ordinal
2 Sikap ibu-ibu
tentang Cuci
Tangan Pakai
Sabun
Tanggapan ibu-
ibu terhadap
membiasakan
anak Cuci
Tangan Pakai
Sabun
Kuesioner Wawancara Baik jika skor >
mean
Tidak baik <
mean
Ordinal
3 Tindakan
ibu-ibu
dalam
membiasakan
Cuci Tangan
Pakai Sabun
Segala tingkah
laku ibu-ibu
dalam
membiasakan
anak cuci tangan
pakai sabun
Kuesioner Wawancara Baik jika skor >
mean
Tidak baik jika
skor < mean
Ordinal
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan
Kebiasaan CTPS
(Cuci Tangan Pakai
Sabun)
pada anak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu ingin memperoleh gambaran
perilaku ibu-ibu dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak- anak di
TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung Tahun 2015.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk
Alung pada bulan November 2014 s/d Mei 2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu dari murid TK Islam Bakti
XX Kecamatan Lubuk Alung sebanyak 32 orang.
1. Sampel
Peneliti menjadikan semua populasi sekaligus sebagai sampel. Dalam
penelitian ini adalah ibu-ibu dari murid TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk
Alung sebanyak 32 orang.
D. Cara Pengumpulan data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari wawancara dengan ibu-ibu dari murid TK
Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung dengan kuesioner untuk
mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap menyangkut CTPS.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen tahunan di TK Islam Bakti XX
Kecamatan Lubuk Alung meliputi jumlah murid-murid dan jumlah kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan ibu-ibu dari murid
TK di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung menggunakan
kuesioner.
2. Setelah dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner lalu diolah
data dengan komputerisasi.
F. Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data dengan
komputerisasi. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
1. Editing, yaitu pada tahap ini diperiksa semua kuesioner untuk memastikan
data yang diambil lengkap, relevan dan dapat dibaca.
2. Coding, yaitu pemberian kode dalam bentuk angka terhadap jawaban
responden.
3. Entry, yaitu dengan memasukan data yang diolah kedalam komputer.
4. Cleaning, pada tahap ini dilakukan pembersihan data dari kesalahan dan
pengecekan kembali data yang telah di entry apakah ada yang salah atau
tidak.
5. Processing, yaitu proses mengolah data dengan menggunakan aplikasi
program SPSS.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara univariat dalam program SPSS dan
disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui
gambaran deskriptif dari data-data yang dikumpulkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
TK Islam Bakti XX adalah salah satu TK yang berada di wilayah
Kecamatan Lubuk Alung yang terletak di Jalan Mesjid Gang Asoka no. 8 di
komplek perumahan Hj. Nurdin. TK Islam Bakti XX yang dipimpin oleh Ibu
Zuleka, S.PdI.
TK Islam Bakti XX berdiri sejak tahun 1996 dibawah naungan yayasan
Yayasan Pendidikan Bakti Wanita Islam Sumatera Barat yang berdiri di atas
tanah seluas 204m2 dengan status tanah hak milik. Fasilitas di TK Islam Bakti
XX memiliki 2 ruangan kelas yang terdiri dari ruangan kelas B1 dan B2. Selain
itu TK ini juga difasilitasi dengan adanya 1 ruang kepala tk, 1 ruang guru, 1
ruang kelas, 1 ruang kesehatan uks, 1 ruang km/wc, alat permainan edukatif,
fasilitas permainan di dalam dan di luar ruangan.
2. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
pengetahuan, sikap serta tindakan ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti
XX dalam membiasakan cuci tangan pakai sabun pada anak-anak.
a. Karakteristik responden
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden menurut umur di TK Islam Bakti
XX tahun 2015
Umur Frekuensi Persentase (%)
28 – 37 21 65,625 %
38 – 47 9 28,125 %
48 – 57 2 6,25 %
Jumlah 32 100 %
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 32 responden, didapatkan 21
(65,625 %) responden memiliki rentang umur 28 – 37 tahun.
Tabel 2
Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan di TK
Islam Bakti XX tahun 2015
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tamat SMA/sederajat 25 78,125 %
Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 7 21,875 %
Jumlah 32 100 %
Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 32 responden, didapatkan 25
(78,125 %) responden memiliki tingkat pendidikan tamat
SMA/sederajat).
Tabel 3
Distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan di TK Islam
Bakti XX tahun 2015
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu rumah tangga (IRT) 22 68,75 %
PNS 3 9,375 %
Wiraswasta 7 21,875 %
Total 32 100 %
Dari tabel 3 diketahui bahwa dari 32 responden, didapatkan 22
(68,75 %) responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
(IRT).
b. Pengetahuan ibu terhadap CTPS
Dari hasil penelitian melakukan wawancara dengan ibu-ibu dari murid
TK Islam Bakti XX, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan terhadap CTPS
di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung tahun 2015
No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Rendah 18 56,2 %
2. Tinggi 14 43,8 %
Total 32 100 %
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 32 responden,
didapatkan 18 (56,2 %) memiliki pengetahuan yang rendah.
c. Sikap ibu terhadap pembiasaan CTPS pada anak
Dari hasil penelitian melakukan wawancara dengan ibu-ibu dari murid
TK Islam Bakti XX, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5
Distribusi frekuensi responden menurut sikap dalam pembiasaan
CTPS pada anak di TK Islam Bakti XX
Kecamatan Lubuk Alung tahun 2015
No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Tidak baik 18 56,2 %
2. Baik 14 43,8 %
Total 32 100 %
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 32 responden,
didapatkan 18 (56,2 %) memiliki sikap yang tidak baik.
d. Tindakan ibu terhadap pembiasaan CTPS pada anak
Dari hasil penelitian melakukan wawancara dengan ibu-ibu dari murid
TK Islam Bakti XX, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 6
Distribusi frekuensi responden menurut tindakan pembiasaan
CTPS pada anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk Alung
tahun 2015
No. Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Tidak baik 17 53,1 %
2. Baik 15 46,9 %
Total 32 100 %
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 32 responden,
didapatkan 17 (53,1 %) memiliki tindakan yang tidak baik.
B. Pembahasan
Dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan pada bulan April sampai
Mei tentang gambaran perilaku ibu-ibu dari murid dalam membiasakan cuci
tangan pakai sabun pada anak-anak di TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk
Alung Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015, dengan uraian sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu terhadap membiasakan CTPS pada anak usia dini
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat di tabel 4 didapatkan
bahwa pengetahuan ibu terhadap membiasakan anak cuci tangan pakai sabun
(CTPS) yang memiliki pengetahuan rendah yaitu terdapat 18 orang dengan
persentase 56,2 % dan yang memiliki pengetahuan tinggi terdapat 14 orang
dengan persentase 43,8 %. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu mengenai cuci tangan pakai sabun (CTPS) mayoritas dengan
pengetahuan rendah yaitu sebanyak 18 responden (56,2%). Masih adanya
responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang cuci tangan pakai sabun
(CTPS) berdasarkan data lapangan melalui kuesioner bahwa 81,2 % tidak tahu
alasan mencuci tangan harus dengan air mengalir dan 25% tidak tahu bahwa
mencuci tangan dengan air saja tidak cukup.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek
dimana mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.9
Faktor yang mempengaruhi seseorang antara lain pendidikan dan
pekerjaan. Diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengalaman belajar dalam
bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan
profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan.13
Faktor yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan ibu-ibu adalah pada
tingkat pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat pada data responden dimana
mayoritas pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 22
orang. Ini karena sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengawasi anak
dirumah dan kurang mendapat informasi mengenai cuci tangan pakai sabun
(CTPS) yang baik dan benar sehingga banyak yang tidak tahu alasan mencuci
tangan harus dengan air mengalir dan informasi bahwa cuci tangan dengan air
saja tidak cukup serta tidak mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh
puskesmas juga menjadi beberapa faktor penyebab rendahnya pengetahuan ibu
tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS).
2. Sikap ibu terhadap membiasakan CTPS pada anak usia dini
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5 didapatkan
bahwa sikap ibu dalam membiasakan anak cuci tangan pakai sabun (CTPS)
yang memiliki sikap tidak baik terdapat 18 orang dengan persentase 56,2 %
dan yang memiliki sikap baik terdapat 14 orang dengan persentase 43,8 %.
Maka dapat disimpulkan bahwa sikap ibu dalam membiasakan anak cuci
tangan pakai sabun (CTPS) mayoritas dengan sikap tidak baik yaitu sebanyak
18 responden (56,2 %). Masih adanya responden memiliki sikap yang tidak
baik dalam membiasakan anak cuci tangan pakai sabun (CTPS) berdasarkan
data lapangan melalui kuesioner bahwa 31,2 % kurang setuju bahwa cuci
tangan pakai air saja tidak cukup dan 31,2 % kurang setuju bahwa selain sabun
dibutuhkan air mengalir agar cuci tangan benar-benar bersih.
Hal ini sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu dari
murid TK Islam Bakti XX setelah dilakukan wawancara. Karena teori
perubahan perilaku dimulai dari tahapan pengetahuan yang nantinya akan
mempengaruhi sikap dan berlanjut pada tindakan sebagai bentuk aplikasi dari
pengetahuan yang dimiliki.
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap
stimulasi atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk
penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulasi atau objek, proses
selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulasi atau objek kesehatan
tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
pengalaman kesehatan seperti :9
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala
atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit dan
cara pencegahan penyakit.
b. Sikap terhadap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara
memelihara dan cara berperilaku hidup sehat. Dengan kata lain pendapat atau
penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, dan istirahat yang cukup.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan. Pendapat atau penilaian terhadap air bersih,
pembuangan limbah dan polusi.
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal
ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman
dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung.
Sebaiknya mencuci tangan harus menggunakan sabun dan air mengalir
dan dilakukan minimal 15-20 detik agar kuman-kuman di tangan berkurang
karena tangan memang merupakan media penularan berbagai penyakit yang
disebabkan kuman. Hanya melalui tangan yang kotor, kuman penyakit dapat
dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang lain. Cuci tangan yang baik
dan benar dapat mengurangi angka kejadian penyakir diare, ISPA dan sakit
perut pada anak-anak.
3. Tindakan ibu terhadap membiasakan CTPS pada anak usia dini
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 6 didapatkan
bahwa tindakan ibu dalam membiasakan anak cuci tangan pakai sabun (CTPS)
yang memiliki memiliki tindakan yang tidak baik terdapat 17 orang dengan
persentase 53,1 % dan tindakan yang baik terdapat 15 orang dengan persentase
46,9 %. Maka dapat disimpulkan bahwa tindakan ibu-ibu dalam membiasakan
anak cuci tangan pakai sabun (CTPS) mayoritas dengan tindakan tidak baik
yaitu sebanyak 17 responden dengan persentase 53,1 %. Masih adanya
responden yang memiliki tindakan yang tidak baik dalam membiasakan anak
cuci tangan pakai sabun (CTPS) berdasarkan data lapangan melalui kuesioner
bahwa 18,8 % tidak pernah mengajarkan pada anak untuk mencuci tangan
dengan air mengalir dan 21,9 % tidak pernah menyediakan air mengalir untuk
cuci tangan.
Tindakan merupakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya akan melaksanakan atau mempraktekan apa yang
diketahui atau disikapinya.5
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu tidak pernah
mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan air mengalir karena memang
tidak disediakan air mengalir untuk melakukan kegiatan cuci tangan pakai
sabun (CTPS).
Sebaiknya ibu menyediakan fasilitas cuci tangan seperti air mengalir
dan lebih mengajarkan anak untuk mencuci tangan dengan air mengalir agar
kuman-kuman yang menempel di tangan berkurang sehingga tidak
menyebabkan berbagai penyakit akibat tidak mencuci tangan pakai sabun
dengan benar pada anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan pada bulan November sampai Mei
2015 terhadap ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX Kecamatan Lubuk
Alung mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap CTPS. Maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX terhadap cuci
tangan pakai sabun (CTPS) rendah dengan jumlah 18 orang dengan persentase
(56,2 %).
2. Sikap ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX dalam membiasakan cuci
tangan pakai sabun (CTPS) tidak baik dengan jumlah 18 orang dengan
persentase (56,2 %).
3. Tindakan ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX dalam membiasakan
cuci tangan pakai sabun (CTPS) tidak baik dengan jumlah 17 orang (53,1 %).
B. Saran
Kepada ibu-ibu dari murid-murid TK Islam Bakti XX
1. Pengetahuan ibu-ibu
Sebaiknya ibu lebih sering menggali informasi-informasi mengenai cuci
tangan pakai sabun (CTPS) yang baik dan benar, serta mengikuti penyuluhan
yang diadakan oleh puskesmas sehingga dapat memahami dan mengajarkannya
kepada anak-anak mereka di kehidupan sehari-hari. Dengan tahunya ibu-ibu
tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar maka anak-
anak generasi penerus bisa terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan
jika tidak mencuci tangan dengan benar.
2. Sikap ibu-ibu
Sebaiknya ibu-ibu mengajarkan pada anak-anak mereka bahwa
mencuci tangan harus menggunakan sabun dan air mengalir yang dilakukan
minimal 15-20 detik agar kuman-kuman di tangan berkurang karena tangan
memang merupakan media penularan berbagai penyakit yang disebabkan
kuman. Dan mencuci tangan yang baik dan benar dapat mengurangi angka
kejadian penyakir diare, ISPA dan sakit perut pada anak-anak.
3. Tindakan ibu-ibu
Sebaiknya ibu-ibu lebih mengajarkan pada anak mengenai cuci tangan
pakai sabun (CTPS) yang baik dan benar serta mengulang terus menerus agar
anak terbiasa mencuci tangannya sendiri. Kemudian menyediakan fasilitas cuci
tangan seperti sabun dan air mengalir. Suatu tindakan dapat menciptakan suatu
perubahan yang diawali dengan adanya tahapan pengetahuan yang
mempengaruhi sikap seseorang dan nantinya akan diaplikasikan dalam suatu
tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
852/Menkes/SK/IX/2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.
2. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta
: Rineka Cipta; 2005; h. 19.
3. Diakses pada tanggal 18 Februari 2015 www.depkes.go.id
4. Diakses pada tanggal 18 Februari 2015 stbm-indonesia.org
5. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta; 2003.
6. Ramdhani, Gilar. 2014. Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.
[diakses 5 Desember 2014]. Tersedia dari :
http://news.liputan6.com/read/2119825/pentingnya-kampanye-cuci-
tangan-pakai-sabun-sedunia
7. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
8. Haryanto, 2010. Keluarga Sebagai Wadah Pendidikan Pertama.
[diakses 9 Desember 2014]. Tersedia dari :
http://belajarpsikologi.com/keluarga-sebagai-wadah-pendidikan-pertama
9. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi
Revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta; 2010; h. 24-362.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan
Edisi Revisi 2012. Jakarta : Rineka Cipta; 2012. h. 4-60.
11. Maryunani, Anik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta :
CV. Trans Info Media. 2013.
12. Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta
: Rineka Cipta; 2011.
13. Kristiyah, 2014. [diakses tanggal 20 Mei 2015]. Tersedia dari :
digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=832
14. Perilaku Sehat pada Anak Usia Dini, 2011.[diakses l5 Desember 2014]. Tersedia dari http://little1academy.com/File/N/Full/2238Perilaku%20Sehat%20Pada%2
0Anak%20Usia%202.pdf
LAMPIRAN A
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN IBU TERHADAP CUCI TANGAN
PAKAI SABUN PADA IBU DARI ANAK-ANAK DI TK ISLAM BAKTI XX
KECAMATAN LUBUK ALUNG TAHUN 2015
A. Identitas Responden
Nama Ibu :
Umur Ibu :
Umur Anak :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
B. Pertanyaan
Beri tanda silang (x) pada pilihan yang dianggap benar pada pertanyaan pilihan
ganda dibawah ini
Pengetahuan
1. Menurut ibu, apa pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS) ?
a. Membunuh kuman dan mencegah penularan penyakit (2)
b. Membersihkan tangan (1)
c. Supaya tangan tidak berminyak (0)
2. Menurut ibu, apa perlunya menggunakan sabun saat CTPS ?
a. Supaya tangan bersih dari kotoran (2)
b. Supaya kelihatan bersih (1)
c. Supaya tangan harum (0)
LANJUTAN 1 LAMPIRAN A
3. Cuci tangan pakai air saja tidak cukup karena . . .
a. Kuman-kuman tetap ada di tangan (2)
b. Tangan kurang keset, masih berminyak (1)
c. Tangan tidak harum (0)
4. Selain sabun, apa yang dibutuhkan agar cuci tangan benar-benar bersih ?
a. Air mengalir/dituang (2)
b. Kain untuk mengeringkan (1)
c. Kobokan (0)
5. Tahukah ibu mengapa mencuci tangan dengan air mengalir ?
a. Agar kuman di tangan berkurang (2)
b. Agar kuman dan air sabun lepas dari tangan (1)
c. Karena air mengalir itu sejuk (0)
6. Kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan ?
a. Sebelum dan sesudah menjamah bahan makanan, memegang bayi,
setelah BAB, setelah memegang hewan (2)
b. Setiap selesai makan, sebelum tidur, dan bangun pagi (1)
c. Sewaktu ingat saja (0)
7. Pada usia berapa yang paling efektif untuk mulai mengajarkan anak cuci
tangan pakai sabun ?
a. 4-6 tahun (2)
b. 2-4 tahun (1)
c. 0-2 tahun (0)
LANJUTAN 2 LAMPIRAN A
8. Menurut ibu apakah manfaat membiasakan anak mencuci tangan ?
a. Agar anak terbiasa sejak kecil menjaga kebersihan tangan (2)
b. Agar tangan anak menjadi bersih (1)
c. Untuk menjaga kondisi steril (0)
9. Tahukah ibu berapa lama waktu mencuci tangan yang baik ?
a. 15-20 detik (2)
b. 10 detik (1)
c. 5 detik (0)
10. Penyakit apakah yang dapat muncul jika tidak CTPS ?
a. Diare, ISPA dan sakit perut (2)
b. Flu dan batuk (1)
c. Mudah lelah (0)
KUESIONER TENTANG SIKAP
Berikut adalah pertanyaan mengenai sikap anda terhadap pembiasaan cuci tangan
pakai sabun pada anak.
SS = Sangat Setuju ( 3 )
S = Setuju ( 2 )
KS = Kurang Setuju ( 1 )
TS = Tidak Setuju ( 0 )
No. Pertanyaan SS S KS TS
1. Apakah ibu setuju Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) itu penting ?
2. Apakah ibu setuju Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) harus
menggunakan sabun ?
3. Apakah ibu setuju cuci tangan pakai
air saja tidak cukup ?
4. Apakah ibu setuju bahwa selain
sabun dibutuhkan air mengalir agar
cuci tangan benar-benar bersih ?
5. Apakah ibu setuju bahwa sebaiknya
mencuci tangan dengan air mengalir
?
6. Apakah ibu setuju bahwa ada 5
waktu yang tepat untuk Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS)?
7. Apakah ibu setuju bahwa usia yang
paling efektif untuk mulai
mengajarkan anak cuci tangan pakai
sabun adalah 4-6 tahun?
8. Apakah ibu setuju manfaat
membiaskan anak mencuci tangan
dengan sabun agar anak terbiasa
menjaga kebersihan tangan sejak
kecil?
9. Apakah ibu setuju bahwa sebaiknya
mencuci tangan dengan sabun
dilakukan selama 15-20 detik?
10. Apakah ibu setuju bahwa penyakit
yang timbul apabila tidak mencuci
tangan adalah diare, ISPA dan sakit
perut ?
KUESIONER TENTANG TINDAKAN
Berikut adalah pertanyaan mengenai tindakan anda tentang
pembiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak.
Selalu ( 3 )
Sering ( 2 )
Kadang – Kadang ( 1 )
Tidak pernah ( 0 )
No. Variabel Selalu Sering Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
1. Ibu menjelaskan
pada anak bahwa
mencuci tangan
dengan
menggunakan sabun
itu penting demi
membunuh kuman
dan mencegah
penularan penyakit
2. Ibu mengajarkan
pada anak untuk
mencuci tangan
pakai sabun
3. Ibu menjelaskan
pada anak bahwa
cuci tangan pakai air
saja tidak cukup
karna tidak
menghilangkan
kuman-kuman di
tangan
4. Ibu mengajarkan
pada anak untuk
mencuci tangan
dengan air mengalir
5. Ibu menyediakan air
mengalir untuk cuci
tangan
6. Ibu mengajarkan
pada anak 5 waktu
yang tepat untuk
Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
7. Ibu membiasakan
anak cuci tangan
pakai sabun pada
usia 4-6 tahun
8. Ibu membiasakan
anak mencuci
tangan dengan
sabun sejak kecil
9. Ibu membiasakan
anak mencuci
tangna selama 15-20
detik
10. Ibu menjelaskan
kepada anak bahwa
apabila tidak
mencuci tangan
dapat menyebabkan
penyakit diare, ispa
dan sakit perut.
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI
LAMPIRAN F
Print Out Hasil Penelitian
Statistics
UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN HASPENG HASIK HATIN
N Valid 32 32 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0 0 0
HASIL PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TINGGI 14 43.8 43.8 43.8
RENDAH 18 56.2 56.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
HASIL SIKAP
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 14 43.8 43.8 43.8
TIDAK BAIK 18 56.2 56.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
HASIL TINDAKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid BAIK 15 46.9 46.9 46.9
TIDAK BAIK 17 53.1 53.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pentingnya CTPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid membersihkan tangan 2 6.2 6.2 6.2
membunuh kuman dan
mencegah penularan
penyakit
30 93.8 93.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Perlunya Pakai Sabun Saat CTPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid supaya kelihatan bersih 1 3.1 3.1 3.1
supaya tangan bersih dari
kotoran 31 96.9 96.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Cuci Tangan Pakai Air Saja Tidak Cukup Karena
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tangan kurang keset msh
berminyak 8 25.0 25.0 25.0
kuman" ttp ada di tangan 24 75.0 75.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
Yang Dibutuhkan Agar CTPS Bersih Selain Sabun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kobokan 1 3.1 3.1 3.1
kain untuk mengeringkan 3 9.4 9.4 12.5
air mengalir/dituang 28 87.5 87.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Mengapa Cuci Tangan dengan Air Mengalir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid agar kuman dan air sabun
lepas dari tangan 26 81.2 81.2 81.2
agar kuman di tangan
berkurang 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Waktu Tepat Utk Cuci Tangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sblm sesudah menjamah
bhn mkanan, memegang
bayi, stlh bab, stlh mmgang
hewan
32 100.0 100.0 100.0
Usia Efektif Mengajarkan Anak CTPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0-2 tahun 5 15.6 15.6 15.6
2-4 tahun 15 46.9 46.9 62.5
4-6 tahun 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Manfaat Membiasakan Anak Cuci Tangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid untuk menjaga kondisi steril 1 3.1 3.1 3.1
agar anak terbiasa sejak
kecil menjaga kebersihan
tangan
31 96.9 96.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Lama Waktu Cuci Tangan Yang Baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 detik 18 56.2 56.2 56.2
15-20 detik 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Penyakit Yang Muncul Jika Tidak CTPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid diare, ispa dan sakit perut 32 100.0 100.0 100.0
Setuju Tidaknya CPTS itu Penting
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 14 43.8 43.8 43.8
sangat setuju 18 56.2 56.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya CTPS Harus Pakai Sabun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 1 3.1 3.1 3.1
kurang setuju 2 6.2 6.2 9.4
Setuju 23 71.9 71.9 81.2
sangat setuju 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Cuci Tangan Pakai Air Saja Tidak Cukup
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang setuju 10 31.2 31.2 31.2
Setuju 18 56.2 56.2 87.5
sangat setuju 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Selain Sabun Butuh Air Mengalir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang setuju 10 31.2 31.2 31.2
Setuju 15 46.9 46.9 78.1
sangat setuju 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Cuci Tangan Sebaiknya Dengan Air Mengalir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang setuju 9 28.1 28.1 28.1
Setuju 16 50.0 50.0 78.1
sangat setuju 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Ada 5 Waktu Tepat CTPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang setuju 3 9.4 9.4 9.4
Setuju 25 78.1 78.1 87.5
sangat setuju 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Usia Efektif Mengajarkan CTPS 4-6th
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 7 21.9 21.9 21.9
kurang setuju 12 37.5 37.5 59.4
Setuju 6 18.8 18.8 78.1
sangat setuju 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Manfaat Membiasakan CTPS Agar Anak Terbiasa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 24 75.0 75.0 75.0
sangat setuju 8 25.0 25.0 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Sebaiknya Cuci Tangan Selama 15-20 dtk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang setuju 8 25.0 25.0 25.0
Setuju 19 59.4 59.4 84.4
sangat setuju 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Setuju Tidaknya Penyakit Akibat Tidak CTPS yaitu Diare, Ispa, Sakit Perut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 17 53.1 53.1 53.1
sangat setuju 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Menjelaskan Pada Anak bahwa CTPS Itu Penting
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kadang-kadang 6 18.8 18.8 18.8
Sering 22 68.8 68.8 87.5
Selalu 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Mengajarkan Anak Ctps
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kadang-kadang 3 9.4 9.4 9.4
Sering 22 68.8 68.8 78.1
Selalu 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Menjelaskan pada Anak Cuci Tangan Pakai Air Saja Tidak Cukup
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak pernah 4 12.5 12.5 12.5
kadang-kadang 20 62.5 62.5 75.0
Sering 7 21.9 21.9 96.9
Selalu 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Mengajarkan Anak Cuci Tangan Dengan Air Mengalir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak pernah 6 18.8 18.8 18.8
kadang-kadang 13 40.6 40.6 59.4
Sering 8 25.0 25.0 84.4
Selalu 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Menyediakan Air Mengalir Untuk Cuci Tangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak pernah 7 21.9 21.9 21.9
kadang-kadang 12 37.5 37.5 59.4
Sering 10 31.2 31.2 90.6
Selalu 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Mengajarkan pada Anak 5 Waktu Tepat Cuci Tangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kadang-kadang 20 62.5 62.5 62.5
Sering 10 31.2 31.2 93.8
Selalu 2 6.2 6.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
Membiasakan Anak Cuci Tangan pada Usia 4-6th
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak pernah 5 15.6 15.6 15.6
kadang-kadang 11 34.4 34.4 50.0
Sering 10 31.2 31.2 81.2
Selalu 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Membiasakan Anak CTPS Sejak Kecil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kadang-kadang 2 6.2 6.2 6.2
Sering 18 56.2 56.2 62.5
Selalu 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Membiasakan Anak Cuci Tangan Selama 15-20dtk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kadang-kadang 11 34.4 34.4 34.4
Sering 19 59.4 59.4 93.8
Selalu 2 6.2 6.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
Menjelaskan Pada Anak Penyakit Jika Tidak CTPS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak pernah 4 12.5 12.5 12.5
kadang-kadang 9 28.1 28.1 40.6
Sering 13 40.6 40.6 81.2
Selalu 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0