SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat ...
Transcript of SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat ...
PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA
BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD
TEMA 3 SUBTEMA 2
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Kristophorus Divinanto Adi Yudono
NIM: 151134019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua, Johanes Haryo Yudono dan Maria Roseline Endah Lestari
Widi Sumiwi, yang selalu menjadi alasan di balik seluruh proses perjuangan
dan penggalian diri untuk terus menjadi manusia yang baik bagi diri sendiri,
keluarga dan sesama.
2. Ketiga adik, almarhum Maria Lidwina Putri Yudono, Katharina Dwinta
Putri Yudono dan almarhum Marcellus Denta Putra Yudono, yang selalu
menjadi sumber motivasi untuk terus gigih dan pengingat agar tidak mudah
menyerah dalam proses belajar.
3. Sahabat-sahabat jurusan Bahasa SMA Bruderan Purworejo tahun 2013,
yang memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan mulai dari soal
persahabatan, saling menjaga perasaan sampai arti jarak dan merindukan.
4. Rekan-rekan seperjuangan di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
angkatan 2015, terutama dari kelas D, yang selama tiga tahun lebih menjadi
kawan berproses dan menjalani segala kesan perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Ketika kamu mengalami kesulitan untuk melakukan sesuatu,
bukan berarti kamu tidak bisa melakukannya sama sekali.”
(Kristophorus Divinanto Adi Yudono)
“Seberapa indah mimpi jika tetap mimpi?”
(Seno Gumira Ajidarma, dalam Kitab Omong Kosong)
“Jadilah manusia yang cerdas, dengan begitu
kamu tidak akan mudah dibodohi.”
(Johanes Haryo Yudono)
“Guru adalah mereka yang selalu menjadi murid.”
(M. Bayu Tejo Sampurno)
“Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang”
(Chairil Anwar, dalam puisi Aku)
“Karya itu berangkat dari keresahan.”
(Raditya Dika)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Januari 2019
Peneliti
Kristophorus Divinanto Adi Yudono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Kristophorus Divinanto Adi Yudono
Nomor Mahasiswa : 151134019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Januari 2019
Yang menyatakan
Kristophorus Divinanto Adi Yudono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2
Kristophorus Divinanto Universitas Sanata Dharma
2019
Menurut data FAO tahun 2017, Indonesia ada di peringkat kedua penghasil limbah makanan akibat kebiasaan menyisakan dan membuang makanan. Penumpukan limbah makanan merupakan salah satu bentuk pemicu kerusakan lingkungan. Permasalahan tersebut dibahas dalam Ensiklik Laudato Si’ nomor 22 dan ditegaskan Uskup Agung Semarang pada tahun 2018 melalui Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36. Pentingnya menghabiskan makanan sebagai sumber kesehatan tubuh menjadi materi pembelajaran tematik di kelas V tema 3, subtema 2. Berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada 25 peserta didik kelas V, peneliti mendapat data: 76% peserta didik memiliki kebiasaan menyisakan makanan. Dari angket yang diberikan kepada empat guru SD, ada tiga guru yang memerlukan sosiodrama untuk dijadikan metode pembelajaran tematik kelas V materi “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh Manusia”. Data tersebut mendorong peneliti mengembangkan prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” agar peserta didik memiliki kebiasaan menghabiskan makanan. Prosedur pengembangan prototipe menggunakan langkah penelitian menurut Borg & Gall (2003), 1) penggalian potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk. Tujuannya adalah mengetahui kualitas prototipe. Prototipe naskah sosiodrama dinilai oleh empat guru sekolah dasar dan seniman pertunjukan. Skor rata-rata hasil validasi 3.73 (rentang 1-4). Uji coba sosiodrama dilakukan di kelas V-B SDK Sang Timur Yogyakarta yang diikuti oleh 26 peserta didik. Hasil refleksi peserta didik terkait kebiasaan menghabiskan makanan yang menjadi salah satu cara untuk merawat lingkungan memperoleh skor rata-rata 3.84. Kata kunci : sosiodrama, pendidikan lingkungan hidup, pembelajaran tematik kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
DEVELOPING THE PROTOTYPE OF SOSIO-DRAMA SCRIPT BASED ENVIROMENTAL EDUCATION FOR THEMATIC LEARNING
CLASS V THEME 3 SUB THEME 2
Kristophorus Divinanto Sanata Dharma University
2019 According to FAO data the year 2017, Indonesia was the second producer of food waste due to habit leaves and discard food. The buildup of food waste is one form of trigger environmental damage. These problems are discussed in the Encyclical Laudato Si ' number 22 and confirmed the Archbishop of Semarang in the year 2018 through Shepherd's Letter Warning World Food Day To-36. The importance of food as a source of health spent body into thematic learning material in class V theme 3, subtema 2. Based on the results of the question form distributed to 25 students of class V, researchers got data: 76% of learners have a habit of leaving food. From the now given to four primary school teachers, there are three teachers who are requiring a script sosiodrama to be thematic learning method of class V materials "The Importance of Healthy Food for the Human Body". The data encourages researchers develop a prototype script sosiodrama "Menghilangnya Sepiring Nasi" in order that students have a habit of spending food. Procedure for the development of a prototype using the research according to Borg & Gall (2003), 1)extracting potential and problems, 2)data collection, 3) product design, 4)design validation, 5)design revision and 6) testing products. The aim is to know the quality of the prototypes. The sosiodrama prototype was assessed by four primary school teachers and performing artists. An average score of 3.73 validation results (range 1-4). Sosiodrama test is done in class V-B in Sang Timur Catholic Elementary School, followed by 26 students. The results of the reflection the learners spend habits related food becomes one of the ways to take care of the environment obtained an average score of 3.84. Key words: socio-drama, environmental education, thematic learning class V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan ucapan terima kasih peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus,
yang telah memberikan berkat penyertaan serta kekuatan sehingga skripsi berjudul
“PENGEMBANGAN PROTOTIPE NASKAH SOSIODRAMA BERBASIS
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK KELAS V SD TEMA 3 SUBTEMA 2” ini dapat diselesaikan
dengan baik dan maksimal. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh
cinta, peneliti hendak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih peneliti panjatkan kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastusi, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing, memberi motivasi dan dukungan kepada
peneliti dalam proses pengerjaan penelitian dan skripsi ini.
5. Kelima validator yang membantu peneliti menilai kualitas prototipe
sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.
6. Sr. Beatta Maria PIJ, selaku Kepala Sekolah SDK Sang Timur
Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian.
7. Bapak Robertus Indarto, S.Pd., selaku wali kelas V-B SDK Sang
Timur Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
penelitian bersama peserta didik kelas V-B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Peserta didik kelas V-B SDK Sang Timur Yogyakarta tahun ajaran
2018/2019 yang terlibat dalam penelitian.
9. Sekretariat Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
membantu dalam proses perizinan pelaksanaan skripsi.
10. Kedua orangtua, Johanes Haryo Yudono dan Maria Roseline Endah
Lestari Widi Sumiwi, yang selalu memberikan kesempatan,
kepercayaan, pelajaran, cinta, saran, motivasi, teguran, doa dan
semangat, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
11. Ketiga adik kandung, almarhum Maria Lidwina Putri Yudono,
Katharina Dwinta Putri Yudono dan almarhum Marcellus Denta Putra
Yudono, yang selalu menjadi sumber semangat peneliti untuk terus
belajar.
12. Rekan seperjuangan, Daniel Pandu Christian, yang selalu menjadi
teman bertukar pikiran dan diskusi dalam proses pengerjaan skripsi.
13. Margareth Jenny S, B.A., selaku pelukis gambar ilustrasi pada sampul
naskah sosiodrama dan Andreas Sotya Priatmaka Pribadi yang
membantu dokumentasi selama penelitian.
14. Sahabat yang tinggal bersama dalam satu kos selama di Yogyakarta,
Yustinus Edo dan Yohanes Benny, yang selalu memberi dukungan
dengan menciptakan suasana yang kondusif ketika proses belajar di
kos.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Peneliti meminta maaf apabila ditemukan kesalahan baik dalam
sistematika penulisan, isi, penyajian data dan kesalahan lainnya. Akhir kata,
peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfat bagi pembaca.
Yogyakarta, 21 Januari 2019
Peneliti
Kristophorus Divinanto Adi Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. -
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
1.5 Definisi Operasional .......................................................................... 5
1.6 Spesifikasi Produk ............................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 7
2.1.1 Keprihatinan Gereja Tentang Kerusakan Lingkungan Hidup ......... 7
2.1.1.1 Ensiklik Laudato Si’ ................................................................ 7
2.1.1.2 Surat Gembala Peringatan Hari Pangan ................................... 9
2.1.2 Pendidikan Lingkungan Hidup ..................................................... 11
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup ............................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.1.2.2 Etika Lingkungan Hidup ......................................................... 12
2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup .................................... 15
2.1.2.4 Target Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup ................. 16
2.1.2.5 PLH Dalam Pemebelajaran Tematik SD .................................. 18
2.1.3 Pembelajaran Tematik Kelas V ..................................................... 21
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik ........................................... 21
2.1.3.2 Materi Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 2 ...... 22
2.1.4 Sosiodrama ................................................................................... 26
2.1.4.1 Pengertian Sosiodrama & Bibliodrama ..................................... 27
2.1.4.2 Tujuan Sosiodrama .................................................................. 29
2.1.4.3 Unsur-Unsur Sosiodrama ........................................................ 29
2.1.4.4 Jenis Naskah & Dramaturgi ...................................................... 31
2.1.4.5 Langkah Pelaksanaan Sosiodrama ........................................... 33
2.1.4.6 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama .................................... 34
2.1.5 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Kelas V ...................... 37
2.2 Penelitian Yang Relevan .................................................................... 39
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 41
2.4 Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 43
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 43
3.2 Setting Penelitian ............................................................................... 43
3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 43
3.2.2 Subyek Penelitian .................................................................... 44
3.2.3 Obyek Penelitian ...................................................................... 44
3.2.4 Waktu Penelitian ...................................................................... 45
3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ................................................... 45
3.3.1 Penggalian Potensi & Masalah .................................................. 46
3.3.2 Pengumpulan Data ................................................................... 46
3.3.3 Desain Produk ......................................................................... 48
3.3.4 Validasi Desain ........................................................................ 49
3.3.5 Revisi Desain ........................................................................... 49
3.3.6 Uji Coba Produk ...................................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 50
3.4.1 Kuisioner ................................................................................. 50
3.4.2 Wawancara .............................................................................. 51
3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 51
3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................. 51
3.5.1.1 Pedoman Wawancara .......................................................... 52
3.5.1.2 Pedoman Kuisioner ............................................................. 53
3.5.2 Instrumen Validasi Produk ....................................................... 53
3.5.3 Instrumen Penilaian Uji Coba Terbatas .................................... 54
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 54
3.6.1 Analisis Data Kualitatif ................................................................. 55
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ............................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 58
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 58
4.1.1 Prosedur Pengembangan ................................................................ 58
4.1.1.1 Penggalian Potensi dan Masalah ............................................. 58
4.1.1.2 Pengumpulan Data .................................................................. 59
4.1.1.3 Desain Produk ........................................................................ 64
4.1.1.4 Validasi Desain Produk ........................................................... 67
4.1.1.5 Revisi Desain Produk .............................................................. 69
4.1.1.6 Uji Coba Produk ..................................................................... 73
4.1.2 Kualitas Produk ............................................................................. 79
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 80
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk .................................................... 83
4.3.1 Kelebihan Produk .......................................................................... 83
4.3.2 Kelemahan Produk ........................................................................ 84
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 85
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 85
5.2 Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 86
5.3 Saran Penelitian ................................................................................. 86
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 87
LAMPIRAN ............................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 PLH Dalam Pembelajaran Tematik SD ......................................... 18
Tabel 2.2 Tahap Pelaksanaan Sosiodrama .................................................... 33
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama ......................................... 34
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Prototipe Sosiodrama .................................................... 48
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru ........................................................... 52
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuisioner Peserta Didik Kelas V ................................... 53
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Validasi Produk ............................................................. 54
Tabel 3.5 Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas .............................................. 54
Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ........................................ 56
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru ............................................. 60
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Kuisioner ......................................................... 63
Tabel 4.3 Kisi-Kisi Pembuatan Prototipe Sosiodrama .................................. 64
Tabel 4.4 Hasil Validasi Desain Produk ....................................................... 68
Tabel 4.5 Rangkuman Saran Revisi .............................................................. 69
Tabel 4.7 Rekap Hasil Uji Coba Produk ....................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................. 41
Bagan 3.1 Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall ................... 45
Bagan 3.2 Langkah Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti .. 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi isi Ensiklik Laudato Si’ ................................................ 8
Gambar 2.2 Porsi Makanan Seimbang ‘Empat Sempurna’ ........................... 24
Gambar 4.1 Sampul Prototipe Naskah Sosiodrama ........................................ 66
Gambar 4.2 Pelaksanaan Uji Coba-1 Adegan “Warung Nyai Jinawi” ........... 73
Gambar 4.3 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Penyiar Berita” ..................... 74
Gambar 4.4 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi & Bunda” ....................... 75
Gambar 4.5 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Mimpi Adi” .......................... 75
Gambar 4.6 Pelaksaan Uji Coba-2 Adegan “Warung Nyai Jinawi” ............... 75
Gambar 4.7 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Terbangun” .................... 76
Gambar 4.8 Pelaksanaan Uji Coba-2 “Peserta Didik Menulis Refleksi” ........ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 1.1 Rekap Lembar Hasil Wawancara Guru SD .............................. 91
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 1 ...................................... 93
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 2 ...................................... 94
Lampiran 1.4 Rekap Lembar Kuisioner Peserta Didik .................................. 95
Lampiran 2 : Validasi Produk
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.1 ...................... 96
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.2 ...................... 99
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.3 ....................... 102
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.4 ....................... 105
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Validasi Produk Seniman Pertunjukan ............... 108
Lampiran 3 : Uji Coba Produk
Lampiran 3.1 Kriteria Penilaian Jawaban Refleksi Uji Coba ......................... 111
Lampiran 3.2 Rekap Jawaban Hasil Refleksi Peserta Didik ........................... 113
Lampiran 3.3 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 1 ................................. 116
Lampiran 3.4 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 2 ................................. 117
Lampiran 4 Surat Penelitian
Lampiran 4.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian ............................................ 118
Lampiran 4.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................ 119
Lampiran 5 Biodata Penulis ....................................................................... 120
Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan ................................................. 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan lingkungan hidup sangat penting bagi kehidupan manusia.
Salah satunya adalah lingkungan berperan sebagai sumber bahan makanan.
Apabila terjadi kerusakan lingkungan hidup, kehidupan manusia dan mahluk
hidup lainnya dipastikan akan terganggu. Namun dewasa ini permasalahan
lingkungan hidup bukan menjadi sebuah permasalahan yang asing.
Kegelisahan tentang masalah lingkungan hidup disampaikan melalui Ensiklik
Laudato Si’ (LS) yang diterbitkan di tahun 2015 dan ditulis oleh Paus
Fransiskus. Salah satu keprihatinan yang dituliskan oleh Bapa Paus Fransiskus
adalah bahwa bumi telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa (LS,
no. 21). Penggambaran ini dikarenakan banyaknya sampah yang sulit untuk
didaur ulang seperti plastik, alat kosmetik, alat-alat medis dan berbagai bentuk
jenis kebiasaan membuang lainnya, salah satunya adalah kebiasaan membuang
makanan. Kebiasaan membuang makanan yang telah mewarnai kebudayaan
manusia juga menjadi salah satu bentuk polusi lingkungan (LS, no. 22).
Keprihatinan tentang kebiasaan membuang makanan juga diangkat dalam
Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan Agung
Semarang. Di dalam Surat Gembala, Mgr. Rubi selaku uskup Keuskupan
Agung Semarang menegaskan setiap manusia perlu menanamkan sikap
ngopeni atau merawat makanan yang telah menjadi pemberian alam, dengan
cara tidak membuang atau menyisakan makanan yang disediakan
(Rubiyatmoko, 2018: alinea 10). Bahkan Bapa Uskup juga menegaskan
tentang: 1) pentingnya berterima kasih kepada para petani, peternak, nelayan,
dan semua orang yang dengan tekun dan sabar telah mengupayakan
ketersediaan bahan makanan, 2) membangun habitus/kebiasaan yang baik
terkait dengan makanan dengan cara membiasakan diri untuk berdoa sebelum
dan sesudah makan dan mengusahakan pola makan makanan yang sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Amsyari (2012: 10-11) menyatakan jika Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
perlu ditanamkan sejak usia dini atau di bangku sekolah dasar karena
pembiasaan manusia hidup untuk menghormati dan menjaga lingkungan
ditentukan dari pembelajaran yang diterimanya sejak mengenyam pendidikan
awal yaitu di masa sekolah dasar.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, peneliti tertarik mengembangkan
sebuah prototipe naskah sosiodrama yang terkandung isi tentang perlunya
memiliki kebiasan tidak menyisakan dan membuang makanan di dalam
naskah tersebut. Prototipe naskah ditujukan kepada peserta didik kelas V.
Selain berangkat dari kegelisahan tentang kerusakan lingkungan yang ada di
Laudato Si’, ajakan habitus baik di Surat Gembala dan pembelajaran PLH
untuk sekolah dasar, kebiasaan untuk menghabiskan makanan sesuai dengan
pembelajaran tematik kelas V tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2
“Pentingnya Makanan Sehat Bagi Manusia”. Hal ini ditambah dengan
berdasarkan penelitian tentang kebiasaan makan anak yang dilakukan
Judarwanto di tahun 2017, ia menyatakan jumlah anak yang menghabiskan
makanan hanya mencapai jumlah 27.5%. Untuk mengetahui kebenaran
tersebut di tingkat sekolah dasar, peneliti kemudian memberikan angket
kepada 25 peserta didik kelas V-B di SDK Sang Timur Yogyakarta. Dari
angket tersebut, peneliti mendapatkan data bahwa 76% peserta didik di kelas
V-B memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan. Data ini menunjukkan
kebiasaan menyisakan dan membuang makanan masih sering terjadi dan
dilakukan oleh peserta didik. Kebiasaan ini berlawanan dengan isi Laudato Si’
dan ajakan dalam Surat Gembala, sebab membuang makanan akan
menyebabkan penumpukan sampah limbah pangan yang berdampak pada
kerusakan lingkungan dan pencemaran alam.
Berdasarkan informasi tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian dan pengembangan (Research & Development). Peneliti
mengembangkan prototipe sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring
Nasi” yang disusun berdasarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan
Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat” dan pembelajaran Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Lingkungan Hidup (PLH). Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan
pengetahuan, muatan pelajaran dan kompetensi ajar yang mengandung cara –
cara penanganan permasalahan lingkungan yang ditujukan kepada peserta
didik Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Lansh, 2016: 2). Pendidikan
lingkungan hidup mempunyai tiga target ketercapaian pembelajaran yaitu, 1)
sukses kognitif, 2) sukses afektif, dan 3) sukses psikomotor (Suaedi, 2016:
50). Ketiga tujuan ini relevan dengan tujuan pembelajaran pendidikan karakter
yang termuat dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013. PLH juga
memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik memiliki etika lingkungan
hidup. Tujuan dan etika pendidikan lingkungan hidup menjadi acuan peneliti
dalam mengembangkan prototipe sosiodrama dalam penelitian.
Peneliti memberikan instrumen wawancara kepada empat guru kelas V
SD, yang terdiri dari dua guru dari regional Yogyakarta dan dua guru dari
regional Jawa Tengah. Angket wawancara diberikan dengan tujuan
menanyakan pendapat tentang pengemasan pembelajaran tematik tema 3
subtema 2 dalam bentuk sosiodrama. Dari hasil wawancara guru, tiga (3) dari
empat (4) guru mengatakan pembelajaran tematik dapat dikemas dengan
metode sosiodrama karena akan memunculkan ketertarikan pada peserta didik
dan guru juga membutuhkan naskah untuk melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode sosiodrama. Roestiyah (2001: 90) menyatakan,
sosiodrama adalah sebuah proses bermain peran yang mendramatisasikan
tingkah laku, gerak-gerik ataupun ekspresi wajah berkaitan dengan kehidupan
sosial sehari-hari. Selain sebagai metode pembelajaran di dunia pendidikan,
drama juga digunakan gereja sebagai pengenalan dan pendalaman Kitab Suci
yang dikenal dengan Bibliodrama. Bibliodrama adalah sebuah pendalaman
tentang ajaran Kitab Suci yang dikemas secara kreatif dengan mengadaptasi
dari seni pertunjukan. Dalam hal ini, terdapat dua persamaan di dalam lingkup
pendidikan dan gereja yaitu keduanya sama-sama menggunakan drama atau
permainan peran sebagai cara untuk menanamkan kesadaran untuk
menanggapi suatu permasalahan atau peristiwa (Pitzele, 1998: 2). Hal ini
semakin mendorong peneliti untuk mengembangkan prototipe naskah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sosiodrama dalam penelitian dan pengembangan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran tematik SD kelas V dan berisi pesan untuk memiliki kebiasaan
baik yaitu menghabiskan makanan.
Peneliti terinspirasi oleh penelitian sebelumnya yang dilakukann
Mardiyatun (2011), yang berjudul “Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran
IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”. Penelitian Mardiyatun mengembangkan
metode sosiodrama dalam muatan pembelajaran IPS kelas IV. Perbedaannya
dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah, peneliti melakukan
sosiodrama dalam pembelajaran tematik kelas V pada tema 3 subtema 2. Hasil
penelitian Mardiyatun menunjukkan bahwa metode sosiodrama yang
diterapkan dengan langkah-langkah yang benar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, keaktifan peserta didik, keterampilan proses, serta pemahaman
peserta didik terhadap materi yang dipelajari. Dengan adanya prototipe naskah
sosiodrama, guru memiliki pengetahuan memberikan pembelajaran tematik
dengan menggunakan metode sosiodrama dan peserta didik memiliki
pengalaman bermain peran dalam proses pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan sosiodrama berbasis Pendidikan
Lingkungan Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V
Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat
Bagi Tubuh”?
1.2.2 Bagaimana kualitas sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan
Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V Tema 3
“Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi
Tubuh”?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengembangkan sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup
sebagai metode pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan
Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makan Sehat Bagi Tubuh”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.3.2 Mengetahui kualitas sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan
Hidup sebagai metode pembelajaran tematik kelas V Tema 3
“Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makan Sehat Bagi Tubuh”.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan serta pengalaman dalam
mengembangkan metode sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan
Hidup yang ditulis berdasarkan materi tematik kelas V dan digunakan
sebagai metode pembelajaran.
1.4.2 Bagi Guru
Guru memperoleh pengetahuan tentang metode sosiodrama yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan
Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”.
1.4.3 Bagi Peserta Didik
Peserta didik memiliki kebiasaan menghabiskan makanan sebagai salah
satu cara untuk menjaga lingkungan.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Prototipe adalah bentuk awal atau rancangan sebuah produk sebelum
disempurnakan.
1.5.2 Sosiodrama adalah proses belajar kelompok atau individu dengan
memberikan sebuah alur cerita yang berkaitan dengan materi
pembelajaran untuk diperankan.
1.5.3 Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah sebuah pendidikan yang
bertujuan untuk menanamkan kesadaran pentingnya menjaga dan
merawat lingkungan.
1.5.4 Tematik Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan
Sehat Bagi Tubuh” adalah salah satu materi tematik yang terdapat di
kelas V semester ganjil yang mengandung muatan pembelajaran IPS,
PKn, Bahasa Indonesia, IPA dan SBdP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.6 Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan adalah sosiodrama berbasis Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) yang disusun berdasarkan materi tematik kelas V
Tema 3 Subtema 2. Prototipe naskah ini dapat digunakan dalam pembelajaran
di kelas maupun pengembangan diri dalam lomba atau acara khusus bertajuk
kesenian yang diadakan oleh. Adapun spesifikasi produk sebagai berikut.
1.6.1 Sosiodrama dikembangkan berdasarkan materi tematik kelas V Tema 3
“Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”
dan kegelisahan kerusakan lingkungan akibat kebiasaan menyisakan
makanan yang dibahas dalam Laudato Si’ nomor 22 dan ditegaskan
dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 tahun
2018.
1.6.2 Sampul naskah sosiodrama memuat judul “Menghilangnya Sepiring
Nasi” dengan ilustrasi sampul berupa lukisan karya Margareth Jenny S,
B.A yang berjudul “Maaf”. Lukisan diciptakan di tahun 2018 dan
menggambarkan kedekatan seorang ibu dan anak sebagai
penggambaran relasi manusia dengan alam. Halaman sampul dicetak
menggunakan kertas Buffalo.
1.6.3 Naskah sosiodrama dilengkapi dengan desain latar tempat yang
diharapkan dalam cerita. Kemudian berisi keterangan jumlah aktor dan
aktris, penjelasan penokohan masing-masing karakter, dan peran kru di
balik panggung.
1.6.4 Naskah sosiodrama berbentuk buku dengan ukuran 21,0 x 29,7 cm
(A4). Jenis font yang digunakan adalah Times New Roman dengan
ukuran font 12.
1.6.5 Naskah sosiodrama dilengkapi dengan satu CD berisikan instrumen dan
suara yang digunakan sebagi pendukung sosiodrama “Menghilangnya
Sepiring Nasi”. CD tersebut dapat digunakan guru sebagai pendukung
pelaksanaan sosiodrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,
dan kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam bab ini menjelaskan beberapa teori yang digunakan sebagai
pendukung dalam penelitian. Adapun beberapa teori tersebut ialah
keprihatinan gereja tentang lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup,
pembelajaran tematik kelas V SD, sosiodrama dan karakteristik peserta didik
kelas V.
2.1.1 Keprihatinan Gereja Tentang Kerusakan Lingkungan Hidup
Uraian dalam subbab ini menjelaskan keprihatinan gereja sebagai wadah
umat Kristiani, dalam menanggapi permasalahan-permasalahan lingkungan
hidup melalui seruan dalam Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis Paus Fransiskus
dan Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 yang ditulis Mgr.
Rubiyatmoko.
2.1.1.1 Ensiklik Laudato Si’
Kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di bumi sudah sangat
mengkhawatirkan. Permasalahan ini telah mengundang perhatian semua
kalangan untuk menemukan solusi dan pencegahan, salah satunya adalah
gereja sebagai wadah umat Kristiani. Chang (2001: 62) menyatakan bahwa
gereja selalu terlibat dalam memberikan perhatian kepada segala jenis
bidang kehidupan seperti moral, perdamaian antar bangsa dan lain-lain.
Gereja pun memiliki perhatian terhadap bidang lain yakni tentang
lingkungan hidup. Salah satu tokoh gereja terdahulu yang sangat
memperhatikan lingkungan hidup adalah Paus Paulus VI. Beliau
merupakan paus pertama yang sungguh-sungguh mengangkat keprihatinan
tentang lingkungan hidup dan ditulis ke dalam teks-teks penting gereja
seperti dalam Ensiklik Populorum Progressio di tahun 1967 dan pesan
pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ke V yang diperingati di
tahun yang sama. Keprihatinan tentang krisis lingkungan hidup terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menerus gereja angkat melalui ensiklik-ensiklik dan dokumen gereja
sampai saat ini. Salah satunya adalah Ensiklik Laudato Si’ di tahun 2015.
Ensiklik Laudato Si’ adalah ensiklik yang ditulis Paus Fransiskus dan
diterbitkan pada 18 Juni 2015. Laudato Si’ mengangkat tentang perawatan
rumah kita bersama sebagai tajuknya. Paus Fransiskus memberikan
gambaran bumi telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa (LS:
no. 21). Seruan dari Paus Fransiskus mengenai kerusakan lingkungan
mengarisbawahi beberapa hal penting seperti polusi, limbah, budaya
buang sampah, masalah air, kualitas hidup manusia, kemerosotan sosial,
ketimpangan global, tanggapan-tanggapan yang lemah, dan keragaman
pendapat. Isi dari Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis oleh Paus Fransiskus
secara garis besar digambarkan dalam gambar ilustrasi berikut.
Gambar 2.1: Ilustrasi isi Ensiklik Laudato Si’
Berdasarkan ilustrasi yang dibuat oleh Divisi Lingkungan Hidup dari
Komisi Keadilan Perdamaian Keuskupan Agung Jakarta, dari sekian
permasalahan yang disoroti oleh LS, salah satu bentuk kerusakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
lingkungan adalah polusi pangan. Di dalam ilustrasi gambar, polusi
pangan terdapat pada bagian dari permasalahan solidaritas pangan. Di
dalam Ensiklik Laudato Si’, Paus Fransiskus menekankan polusi pangan
yang terjadi akibat kebiasaan membuang makanan atau “throw away
culture”. Polusi pangan akibat menumpuknya sisa makanan telah menjadi
masalah yang serius. Hal ini dikatakan oleh Bapa Paus Fransiskus bahwa
sepertiga makanan yang telah diproduksi di seluruh dunia terbuang
percuma (LS: no. 50). Angka ini dikonfirmasi kebenarannya dan
disebutkan pula oleh Badan Pangan PBB (Food and Agriculture
Organization of The United Nations/FAO). Badan Pangan PBB
mengutarakan bahwa makanan terbuang ini terjadi selama proses produksi,
distribusi, dan karena perilaku konsumsi manusia. Meskipun terlihat
sederhana, sampah makanan ini menyumbang 10% dari gas emisi yang
dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri
berakibat pada perubahan iklim yang ekstrem, meningkatnya permukaan
air laut dan meningkatnya suhu bumi yang mengakibatkan pemanasan
global/global warning (FAO & FMH, 2017: 6-8). Mengingat
berbahayanya dampak kebiasaan membuang makanan tersebut, Paus
Fransiskus memberikan seruan sebagai antisipasi atau cara yang
mengurangi dampak dari kerusakan lingkungan akibat polusi pangan
adalah adalah dengan cara tidak menyisakan makanan. Keprihatinan
tentang kebiasaan menyisakan makanan yang menjadi salah satu faktor
penyebab kerusakan lingkungan, bukan hanya diungkapkan dalam
Ensiklik Laudato Si’ saja, melainkan dipertegas kembali dan menjadi
pembahasan yang lebih spesifik dalam Surat Gembala Peringatan Hari
Pangan Sedunia ke-36 Keuskupan Agung Semarang di tahun 2018.
2.1.1.2 Surat Gembala Peringatan Hari Pangan
Maraknya food waste atau terbuangnya makanan juga terjadi di
Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Perwakilan FAO untuk
Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders. Beliau mengungkapkan, di
Indonesia sendiri sebanyak 13 juta metrik ton makanan terbuang di setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tahunnya. Mark Smulders menambahkan jika jumlah tersebut mampu
memberi makan 11% populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk
setiap tahunnya. Angka-angka ini menunjukkan betapa tingginya
kebiasaan manusia dalam menyisakan makanan yang bersumber dari
lingkungan. Keprihatinan pangan yang diungkapkan dalam Laudato Si’
kemudian diangkat oleh Keuskupan Agung Semarang dalam Surat
Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36.
Surat Gembala ini ditulis oleh Mgr. Rubiyatmoko selaku uskup
Keuskupan Agung Semarang. Surat ini dibacakan dalam perayaan ekaristi
di seluruh Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 27 September 2018.
Di dalamnya, Mgr. Rubi mengajak umat sekalian untuk mensyukuri
profesi petani, pelayan, peternak dan melihat profesi itu sebagai profesi
yang sangat bermanfaat karena jasanya dalam penanam, pengolah dan
perantara makanan yang berasal dari lingkungan. Tanpa profesi-profesi itu
manusia tidak akan memenuhi kebutuhan makanan pokok. Kemudian
ajakan selanjutnya adalah ajakan untuk menghargai profesi-profesi
tersebut dengan cara tidak menyisakan dan membuang makanan. Perilaku
ini merupakan ajakan yang diteruskan dari Ensiklik Laudato Si’ tentang
kecenderungan throw-away culture atau “budaya membuang” yang sedang
marak di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki dampak yang besar
dalam kerusakan lingkungan hidup. Ajakan dalam Surat Gembala adalah
membiasakan diri memiliki habitus (kebiasaan) yang baik, diantaranya: 1)
membiasakan diri untuk berdoa sebelum dan sesudah makan sebagai
wujud ucapan syukur atas makanan yang telah diberikan alam dan Tuhan,
2) mengusahakan pola makan yang sehat, 3) mengadakan gerakan
mengkonsumsi makanan lokal, dan 4) membangun kebiasaan untuk tidak
menyisakan dan membuang-buang makanan (Rubiyatmoko: alinea 10).
Ensiklik Laudato Si’ dan Surat Gembala yang membahas tentang
kebiasaan buruk menyisakan makanan sebagai bentuk perilaku tidak
mencintai lingkungan, telah menunjukkan keprihatinan tentang kerusakan
lingkungan hidup bukan lagi hanya sebuah keresahan segelintir orang saja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
melainkan oleh seluruh elemen masyarakat domestik maupun
mancanegara. Diperlukan sebuah usaha untuk melakukan penanggulangan
dan pencegahan mengenai kerusakan lingkungan hidup dari semua lini,
mulai dari cara pandang, cara berpikir, kebijakan, gaya hidup, spiritualitas
dan program pendidikan (LS: no. 111). Pendidikan menjadi salah satu cara
alternatif untuk menumbuhkan kesadaran dan budaya menjaga lingkungan
(LS: no. 209). Berdasarkan hal tersebut, munculah sebuah cabang ilmu
baru yang mengandung ilmu perawatan lingkungan hidup yang dikenal
sebagai Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
2.1.2 Pendidikan Lingkungan Hidup
Uraian dalam subbab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan
dalam penelitian terkait dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
Pembahasan dalam subbab ini terdiri dari pengertian pendidikan
lingkungan hidup, etika lingkungan hidup, tujuan pendidikan lingkungan
hidup, target ketercapaian pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan
lingkungan hidup dalam pembelajaran tematik SD.
2.1.2.1 Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup
Akar kemunculan pendidikan lingkungan hidup berawal dari Konvensi
UNESCO di Tbilisi pada tahun 1977 (Simbolon, 2010: 6) yang
menyebutkan, bahwasanya pendidikan lingkungan hidup merupakan
sebuah proses belajar yang membentuk suatu masyarakat yang peduli
terhadap lingkungan kemudian memiliki kemampuan, keinginan dan
pengetahuan guna mengatasi permasalahan lingkungan dan mencegah
permasalahan lingkungan yang baru.
Pengertian selanjutnya menyatakan bahwa pendidikan lingkungan
hidup adalah upaya perubahan perilaku dan sikap yang dilakukan di
berbagai elemen masyarakat tanpa mengenal elemen usia untuk
menanamkan keterampilan, pengetahuan dan kesadaran tentang nilai-nilai
lingkungan dan isu permasalahan lingkungan, yang nantinya akan
mengarah pada gerakan pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang (Tim PLH Uness,
2014: 4).
Pengertian pendidikan lingkungan hidup dalam lingkup sekolah dasar
berasal dari pernyataan Baharudin (2009: 11), yakni pendidikan yang
menanamkan kesadaran, nilai-nilai, sikap, keterampilan dan tanggung
jawab terhadap masalah lingkungan hidup sebagai keperihatinan bersama,
dalam pembelajaran keseharian baik secara spesifik maupun integratif.
Dari uraian pengertian yang telah disebutkan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan lingkungan hidup adalah sebuah proses pembelajaran
yang menanamkan keprihatinan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup
melalui pengetahuan, perasaan dan keterampilan. Dalam penelitian ini,
proses pembelajaran ditekankan untuk mengajak peserta didik untuk
mencintai lingkungan dan menghargai alam sebagai penyedia bahan
makanan mentah. Selain itu, menanamkan kesadaran kepada peserta didik
tentang pentingnya menghabiskan makanan. Proses pembelajaran dari
pendidikan lingkungan hidup diarahkan agar manusia menyadari dan
kembali memiliki etika lingkungan hidup (Stanford, 2008: 3).
2.1.2.2 Etika Lingkungan Hidup
Etika lingkungan hidup merupakan pedoman-pedoman yang digunakan
sebagai dasar merumuskan tujuan pelaksanaan pendidikan lingkungan
hidup (Stanford, 2008: 4). Etika lingkungan hidup mencakup pembahasan
mengenai perilaku manusia dalam berelasi dengan alam, baik secara
langsung maupun tindakan-tindakan yang berdampak pada alam. Keraf
(2005: 143-159) menjabarkan empat (4) etika lingkungan hidup yang
harus dimiliki setiap manusia sebagai individu yang terlibat secara
langsung dengan alam. Empat etika lingkungan hidup itu antara lain:
1. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)
Lingkungan memiliki hak untuk dihormati. Bukan hanya karena
manusia membutuhkan alam, melainkan karena manusia sendiri
merupakan bagian dari alam itu sendiri. Manusia sebagai makhluk
yang mempunyai kedudukan paling tinggi, mempunyai kewajiban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
menghargai hak semua mahkluk hidup untuk berada, hidup, tumbuh,
dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan penciptanya.
Manusia menghormati lingkungan dengan memelihara, merawat,
menjaga, melindungi, dan melestarikan lingkungan beserta seluruh
isinya. Manusia tidak diperbolehkan merusak, menghancurkan, dan
sejenisnya bagi lingkungan alam sekitar beserta seluruh isinya. Sikap
hormat kepada alam ini pun dapat diwujudkan dalam bentuk karya
seperti lukisan, patung, poster atau karya yang bercerita tentang
lingkungan. Dengan adanya karya-kerya tersebut, manusia akan
merasa dirinya dekat dan memiliki kecintaan pada alam itu sendiri
yang diwujudkan dalam bentuk karya seni. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran, etika ini berkaitan dengan aspek kognitif/pengetahuan
dan afektif/perasaan.
2. Tanggung Jawab kepada Alam (Responsibility for Nature)
Tanggung jawab disini bukan hanya manusia sebagai individu,
melainkan juga dalam sebuah kelompok. Setiap manusia perlu
memiliki sikap bertanggung jawab kepada alam melalui rasa memiliki
yang tinggi. Rasa memiliki pun bukan berarti seluruh alam bebas
untuk dikuasai. Manusia perlu menyadari bahwa alam bukanlah milik
individu atau segelintir orang terdekat, melainkan milik bersama.
Melalui rasa memiliki inilah yang akan muncul dorongan untuk
memelihara, merawat, melestarikan lingkungan yang menjadi rumah
huni manusia bersama. Selain itu, sikap merawat, memelihara dan
melestarikan akan membawa dampak baik kepada alam itu sendiri dan
orang-orang sekitar yang bergantung pada alam sebagai alat
pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh adalah petani. Menghabiskan
makanan yang berasal dari jerih payah petani ketika menanam dan
menjaganya menjadi salah salah satu bentuk sikap tanggung jawab
manusia terhadap alam berdampak baik pada orang di sekitarnya.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, etika ini berkaitan dengan
aspek afektif/perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Kepedulian kepada Alam (Caring for Nature)
Keraf menyatakan peduli terhadap lingkungan menjadi sebuah
prinsip moral yakni memberi apapun untuk pelestarian alam untuk
kepentingan alam itu sendiri, bukan kepentingan pribadi. Ketika
hendak mengambil keputusan yang berkaitan dengan alam, manusia
perlu juga memikirkan dampak yang terjadi pada alam. Bukan hanya
memikirkan kepentingan dan ambisi pribadi dalam pemenuhan
kebutuhan. Manusia perlu menyadari tindakannya sehari-hari akan
berpengaruh kepada alam. Contoh sederhana ialah ketika manusia
memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan, sampah yang
lambat laun menumpuk akan menimbulkan bau tidak sedap dan
mengganggu manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, manusia perlu
memiliki kepedulian terhadap alam dengan berpikir secara matang
sebelum bertindak terkait dengan dampak yang akan terjadi di alam.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran, etika ini berkaitan dengan
aspek pengetahuan/kognitif dan perasaan/afektif.
4. Prinsip Hidup Selaras dengan Lingkungan (Living with Nature)
Prinsip hidup terkait dengan kebiasaan, gaya hidup, kualitas hidup
dan persepsi akan kehidupan itu sendiri. Prinsip hidup akan
berpengaruh pada etika manusia menyikapi alam. Perilaku egois,
budaya konsumtif dan berlebih akan cenderung merugikan alam dan
lingkungan. Pola hidup konsumtif yang berlebihan akan berpengaruh
pada budaya ‘membuang’ yang berlebihan pula. Sebagai contoh
budaya konsumsi makanan berlebihan menyebabkan menumpuknya
timbunan sisa-sisa makanan yang akhirnya terbuang percuma.
Manusia perlu memiliki prinsip hidup yang tidak merugikan alam.
Manusia juga perlu memiliki kesadaran bahwa dirinya merupakan
individu bagian dari alam itu sendiri. Keraf menyatakan, kesadaran
manusia yang hidup selaras dengan alam diwujudkan salah satunya
dalam bentuk dinamisme dalam masyarakat, seperti adanya upacara
melarung sesaji untuk menghormati laut di Cilacap dan tarian Dewi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Sri yang menggambarkan pujian syukur para petani kepada dewi
pelindung tanah pertanian.
Etika lingkungan hidup menjadi acuan pedoman manusia dalam
bertindak melestarikan dan menjaga alam melalui beragam cara, salah
satunya dengan pendidikan. Etika lingkungan hidup pula menjadi dasar
dalam penyusunan tujuan pendidikan lingkungan hidup yang menjadi
salah satu program menjaga dan melestarikan lingkungan di ranah
pendidikan (Keraf, 2005: 160).
2.1.2.3 Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup
Pendidikan lingkungan hidup secara sederhana bertujuan untuk
membentuk manusia yang bertanggung jawab memelihara, merawat dan
melestarikan alam. Sejalan dengan Fien (1997: 7-8), yang menyatakan jika
pendidikan lingkungan hidup memiliki tujuan memperbaiki upaya
peningkatan, pemeliharaan, pelestarian alam dimulai dari dasar yaitu
penanaman pola pikir (filosofis). Khoirunnisa merangkum tujuan
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup sebagai berikut (2016: 16-22) :
1) Meningkatkan Kesadaran (Awareness)
Pendidikan lingkungan hidup akan membentuk sikap dan perilaku
sadar lingkungan. Pembentukan sikap dan perilaku inilah yang akan
memicu kepekaan peserta didik untuk berpikir kritis terhadap setiap isu
lingkungan, baik dalam mengurangi permasalahan lingkungan maupun
melakukan pencegahan. Penelitian dan pengembangan sosiodrama ini
juga bertujuan membantu peserta didik melihat dan memikirkan
tentang salah satu permasalahan lingkungan berkaitan dengan adanya
kebiasaan manusia menyisakan makanan sehingga terjadi pencemaran
lingkungan.
2) Memantapkan Ilmu dan Wawasan (Science & Knowledge)
Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan ilmu lingkungan itu sendiri, meskipun dalam dalam
bentuk yang masih sederhana. Hal ini akan menambah pengalaman
peserta didik untuk mempelajari lingkungan secara utuh dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyeluruh. Salah satu alasan kurangnya kepedulian dan kesadaran
peserta didik tentang lingkungan disebabkan lantaran tidak tersedianya
informasi tentang adanya dampak dari tindakan manusia terhadap
lingkungan. Informasi yang peneliti sampaikan dalam sosiodrama
adalah: a) manfaat makanan bagi kesehatan manusia, b) kebiasaan
menyisakan makanan dapat menjadi limbah yang mencemari
lingkungan
3) Pembentukan Keterampilan (Skill)
Khoirunnisa (2016: 18) berpendapat keterampilan memecahkan
masalah sangat ditekankan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH). Keterampilan memecahkan masalah bertujuan untuk mengatasi
permasalahan serta mengetahui upaya pencegahan agar permasalahan
tersebut tidak muncul kembali. Dalam sosiodrama ini, peneliti hendak
membantu peserta didik memiliki kebiasaan untuk mengambil
makanan secukupnya dan bertanggung jawab menghabiskan makanan
tersebut. Dengan demikian, penumpukan sisa makanan tidak akan
terjadi.
4) Memunculkan Partisipasi dan Kontribusi (Participation and
Contribution)
Pendidikan lingkungan hidup bertujuan untuk membentuk karakter
peduli secara nyata, bukan hanya teoritis belaka. Hal ini diwujudkan
dalam keterlibatan (partisipasi) peserta didik dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan
dan mengatasi masalah lingkungan. Sosiodrama ini menumbuhkan
partisipasi peserta didik untuk menghargai semua profesi yang
berkaitan dengan pangan.
2.1.2.4 Target Ketercapaian Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup
Etika lingkungan hidup telah membawa pendidikan lingkungan hidup
untuk menyusun target ketercapaian pembelajarannya. Tiga target
pencapaian yang menjadi tolak ukur ketercapaian pendidikan lingkungan
hidup adalah sebagai berikut (Suaedi, 2016: 50) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1. Sukses kognitif; yang artinya peserta didik mampu mengetahui dan
memahami berbagai permasalahan lingkungan hidup serta dampak-
dampaknya. Sebagai contoh, peserta didik mampu memahami
kebiasaan menyisakan dan membuang makanan yang menjadi
bentuk pencemaran lingkungan karena penumpukan makananan
menjadi salah satu pemicu kerusakan alam. Selain itu, prototipe
sosiodrama yang dikembangkan oleh peneliti memiliki tujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang kebiasaan menyisakan makanan
sebagai bentuk tindakan yang tidak menghargai makanan, manfaat
memiliki pola makan teratur bagi tubuh dan penyakit akibat
gangguan pencernaan.
2. Sukses afektif, yaitu peserta didik dapat menumbuhkan kebiasaan
dalam dirinya untuk memiliki kesadaran, sikap, dan perilaku, serta
membangkitkan keinginan berpartisipasi aktif di dalam pemecahan
permasalahan lingkungan hidup. Dalam sosiodrama yang
dikembangkan, peserta didik akan memiliki kesadaran untuk
menghargai jasa petani sebagai penanam dan penyedia bahan
makanan mentah yang berasal dari alam dan merefleksikan
kebiasaan tidak menghabiskan makanan melalui jalan cerita
sosiodrama.
3. Sukses psikomotor; artinya peserta didik dapat memiliki
keterampilan dalam upaya menanggapi permasalahan lingkungan
hidup. Dengan memiliki pengetahuan (kognitif), kesadaran sikap
dan perilaku (afektif), peserta didik akan bertindak untuk mengatasi
atau mencegah permaslahan lingkugnan hidup yang ada di
sekitarnya. Dalam prototipe sosiodrama, peserta didik dibentuk
untuk memiliki tindakan yang selaras dengan alam melalui
tindakan, seperti mengambil makanan secukupnya, menghabiskan
makanan dan tidak memiliki kebiasaan menyisakan makanan.
Ketercapaian dari pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup ini sesuai
dengan prinsip pendidikan karakter yang saat ini terkandung dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kurikulum 2013 SD. Setiap unsur kognitif, afektif dan psikomotor
kemudian dikelompokkan ke dalam empat kelompok kompetensi yang
dikenal sebagai KI. Dimulai dari KI-1 spiritual, KI-2 sosial, KI-3
pengetahuan dan KI-4 keterampilan (Sutrisno, 2014: 28). Keseluruhan
aspek ketercapaian pendidikan lingkungan hidup dan aspek pendidikan
karakter dalam kurikulum 2013 saat ini terintegrasi dan diajarkan dalam
pembelajaran tematik sekolah dasar.
2.1.2.5 PLH Dalam Pembelajaran Tematik SD
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat diintegrasikan pada
berbagai muatan pelajaran SD seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes), Seni Budaya
dan Keterampilan (SBdP). Muatan pelajaran yang akan saling berkaitan
satu sama lain dalam pembelajaran tersebut, memiliki ruang lingkup yang
luas dan menguatkan antara materi satu muatan pembelajaran dengan
muatan pembelajaran yang lain (Hamlah, 2013: 24-25).
Barlia (2010: 12-16) menyatakan pendidikan lingkungan hidup telah
terkandung dalam materi pembelajaran tematik SD di setiap jenjang dari
kelas I sampai VI, baik semester ganjil maupun semester genap.
Pendidikan lingkungan hidup terintegrasi bersama dengan muatan-muatan
pelajaran yang lain dan bergabung ke dalam dalam tema-tema yang
memiliki subtema di setiap judul temanya. Berikut adalah tabel rangkuman
materi pembelajaran tematik edisi revisi 2017 yang terkandung muatan
pendidikan lingkungan hidup di dalamnya.
Tabel 2.1: PLH dalam Pembelajaran Tematik SD
Kelas Semester Tema Materi Pembelajaran Tentang
Lingkungan Hidup
I
Ganjil
Tema 2 “Kegemaranku”
Membuat sampul buku dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam seperti ranting pohon dan daun kering.
Tema 3 “Kegiatanku”
Membuat kerajinan dari biji-bijian, daun atau bahan alam yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
Genap
Tema 6 “Lingkungan
Bersih, Sehat dan Asri”
Kegiatan kerja bakti dalam upaya membersihkan lingkungan agar bersih, sehat dan asri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tema 7 “Benda, Hewan dan Tanaman Di Sekitarku”
Mengenali hewan dan tumbuhan sebagai mahluk hidup yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik melalui kegiatan mewarnai, menggambar, berkunjung ke kebun binatang dan lain-lain.
Tema 8 “Peristiwa Alam”
Mempelajari perilaku-perilaku yang berpengaruh pada peristiwa alam seperti membuang sampah mengakibatkan banjir, dan melakukan sikap-sikap yang sesuai dengan keadaan alam seperti tidak membuang-buang air ketika kemarau.
II
Ganjil
Tema 2 “Bermain Di Lingkunganku”
Menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam sebagai media atau properti permainan
Tema 4 “Hidup Bersih dan Sehat”
Menciptakan kondisi lingkungan sekitar yang bersih dan tidak menimbulkan penyakit.
Genap Tema 6 “Merawat
Hewan Dan Tumbuhan”
Langkah-langkah menanam dan memberi pupuk pada tanaman agar tanaman tidak layu dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, mengenal jenis-jenis hewan peliharaan dan cara merawatnya.
III
Ganjil
Tema 1 “Pertumbuhan dan
Perkembangan Mahluk Hidup”
Pertumbuhan tanaman (metamorfosis, anatomi tubuh tumbuhan), jenis-jenis tumbuhan dan daur hidup mahluk hidup.
Tema 2 “Menyayangi
Tumbuhan dan Hewan”
Cara-cara pelestarian tumbuhan melalui stek, mencangkok dan lain-lain, permasalahan perburuan liar yang tidak menunjukkan sikap cinta hewan.
Genap
Tema 7 “Energi dan
Perubahannya”
Bacaan tentang mencairnya es di kutub akibat meningkatnya suhu bumi yang merupakan dampak dari pemanasan global.
Tema 8 “Bumi dan Alam Semesta”
Bumi sebagai planet tempat tinggal manusia dari berbagai daerah, bermacam mahluk hidup dan sumber daya alam yang perlu dijaga bersama.
IV Ganjil
Tema 2 “Berhemat Energi”
Kebiasaan-kebiasaan sederhana menghemat energi, seperti mematikan lampu ketika tidak digunakan, yang berdampak baik bagi pengurangan efek rumah kaca. Mengurangi kebiasaan tergantung pada energi bumi dan mengubahnya menjadi energi alternatif.
Tema 3 “Peduli Mahluk Hidup”
Mengenali sikap-sikap yang mencerminkan ketidakpedulian pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mahluk hidup (hewan dan tumbuhan).
Genap Tema 8“Daerah
Tempat Tinggalku”
Mengeksplorasi keunikan tempat tinggal masing-masing berkaitan dengan rumah adat, kebun, taman bunga atau kenampakan alam lain ya dan upaya-upaya menjaganya agar tetap bersih dan terawat.
V
Ganjil
Tema 2 “Udara Bagi Kesehatan”
Kebakaran hutan di Kalimantan yang menimbulkan penyakit pernafasan sebagai salah satu bentuk polusi udara, gerakan menanam pohon yang menghasilkan oksigen untuk mengimbangi kadar karbondioksida di udara.
Tema 3 “Makanan Sehat”
Kebiasaan makan makanan yang bergizi dan memiliki pola makan teratur.
Tema 5 “Ekosistem”
Mempelajari tentang ragam ekosistem alami dan buatan.
Genap
Tema 7 “Peristiwa dalam Kehidupan”
Mengenali peristiwa alam yang disebabkan perilaku dan kebiasaan manusia seperti menebang hutan yang menyebabkan banjir.
Tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita”
Pemanfaatan lingkungan dalam kehidupan manusia.
VI Ganjil
Tema 1 “Selamatkan
Mahluk Hidup”
Upaya-upaya untuk mencegah kepunahan tumbuhan dan hewan.
Genap Tema 8 “Bumiku” Jenis-jenis kenampakan alam.
Berdasarkan paparan data tentang muatan materi PLH yang ada di
pembelajaran tematik SD dari kelas I sampai kelas VI, dapat diketahui jika
materi ajar tentang PLH yang ada di pembelajaran tematik memiliki
keterkaitan dengan refleksi ekologis ajakan Paus Fransiskus dalam
ensiklik Laudato Si’. Keterkaitan tersebut terletak pada capaian ajar yang
hendak disampaikan kepada peserta didik. Sebagai salah satu contoh, di
kelas atas terdapat pembelajaran tematik kelas IV tema 2 “Berhemat
Energi” yang sesuai dengan ajakan Paus Fransiskus dalam Laudato Si’
untuk memiliki kebiasaan menyalakan lampu seperlunya dan mematikan
lampu ketika tidak perlu untuk dinyalakan. Hal ini menunjukkan secara
tidak langsung bahwa Laudato Si’ yang ditulis Paus Fransiskus, materi
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dan materi pembelajaran tematik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kurikulum 2013 telah memiliki keterkaitan dan memiliki tujuan yang sama
yakni menumbuhkan kesadaran untuk bertanggungjawab merawat dan
menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
Dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2, peserta didik
mempelajari tentang memiliki kebiasaan dan pola makan yang mencegah
penyakit gangguan pencernaan. Pembelajaran ini sesuai dengan etika
lingkungan hidup tentang keselarasan hidup manusia dengan alam. Hasil
angket yang diberikan kepada peserta didik telah mendorong peneliti
untuk memfokuskan pengembangan prototipe sosiodrama berdasarkan
materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya
Makanan Sehat Bagi Tubuh”. Hal ini dikarenakan masih banyaknya
kebiasaan peserta didik yang memiliki kebiasaan membuang makanan dan
tidak memiliki pola makan yang teratur dalam sehari. Selain
memperhatikan unsur pangan, prototipe sosiodrama akan mencakup
tentang muatan pembelajaran yang terintegrasi dalam tematik kelas V
tema 3 subtema 2 ini antara lain IPA, IPS, PKn, SBdP dan Bahasa
Indonesia.
2.1.3 Pembelajaran Tematik Kelas V
Uraian dalam subbab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan
dalam penelitian terkait dengan Pembelajaran Tematik Kelas V.
Pembahasan dalam subbab ini terdiri dari pengertian pembelajaran tematik
dan materi pembelajaran tematik kelas V Tema 3 Subtema 2.
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik
Rusman (2011: 254) berpendapat, pembelajaran tematik merupakan
salah satu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik aktif
menggali dan menemukan konsep-konsep keilmuan yang bermakna.
Kebermaknaan dalam pembelajaran tematik juga disampaikan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).
Pembelajaran nomor 57 menyatakan. tematik merupakan salah satu model
belajar yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
didik (Permendikbud, 2014: 220). Perpaduan dalam pembelajaran tematik
disampaikan dalam pendapat Windiyana tentang pembelajaran tematik itu
sendiri yaitu (2005: 1), pembelajaran tematik adalah sebuah pendekatan
belajar yang memadukan beberapa pokok bahasan, sub-pokok bahasan,
topik antar bidang studi yang dipadukan ke dalam sebuah tema
pembelajaran.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli tentang pembelajaran tematik,
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
dengan memadukan beragam muatan pembelajaran ke dalam sebuah tema
yang membuat pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Tema-
tema tersebut dijabarkan dalam pembelajaran tematik di setiap jenjang,
salah satunya pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2.
2.1.3.2 Materi Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 2
Materi pembelajaran kelas V tema 3 subtema 2 terdiri atas 5 muatan
pembelajaran yang terintegrasi dalam satu judul subtema “Pentingnya
Makanan Sehat Bagi Tubuh”. Kelima muatan pembelajaran tersebut
adalah IPA, IPS, PPKn, Bahasa Indonesia dan SBdP. Muatan
pembelajaran, IPS mempelajari tentang bentuk interaksi manusia terhadap
lingkungan, PPKn mengajarkan tentang keberagaman sosial dalam
masyarakat, IPA mempelajari tentang gangguan organ pencernaan
manusia dan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia,
Bahasa Indonesia yang mempelajari tentang iklan dan SBdP yang
mempelajari tentang tari kreasi. Berikut adalah uraian materi ajar dalam
setiap muatan pembelajaran yang menjadi isi sosiodrama yang
dikembangkan:
1. Keberagaman Sosial dan Bentuk Interaksi Manusia Terhadap
Lingkungan (IPS & PPKN). Materi pembelajaran IPS dan PPKn
dalam subtema 2 menjadi penguat materi pembelajaran terkait
dengan aspek afektif peserta didik. PPKn dan IPS disisipkan dalam
pembelajaran 4 bersama materi iklan Bahasa Indonesia. Tidak ada
materi spesifik seperti muatan pembelajaran lainnya untuk PPKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dan IPS dalam subtema 2. PPKn menekankan mengenai
keberagaman sosial dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan
keberagaman bahasa, pekerjaan dan budaya. Sedangkan IPS
menekankan pada sikap manusia yang berpengaruh dengan
lingkungan dalam kegiatan interaksi sehari-hari. Muatan
pembelajaran IPS ini nantinya akan menjadi jembatan penghubung
dalam prototipe sosiodrama antara pembelajaran tematik dengan
perilaku manusia terhadap makanan yang menjadi unsur pendidikan
lingkungan hidup.
2. Maag Sebagai Salah Satu Penyakit Gangguan Pencernaan Akibat
Pola Makan (IPA). Maag adalah penyakit yang menyerang
lambung dikarenakan kelebihan kadar asam lambung hingga
menyebabkan sakit, mulas dan perih pada perut serta perasaan
terbakar pada ulu hati (Rehan, 2009: 4). Warmbrand menyebutkan
(2000: 8), maag muncul akibat pola makan yang tidak sesuai
dengan yang dianjurkan yaitu makan tiga kali sehari. Warmbrand
menambahkan bahwa pola makan yang dianjurkan adalah dengan
memulai sarapan pagi sebelum beraktifitas, makan siang sebelum
ada rangsangan lapar dan makan malam sebelum tidur.
Selain pola makan yang tidak teratur, maag juga dapat terjadi
akibat kandungan gizi makanan yang dikonsumsi (Khasanah, 2012:
25). Auliana (2012: 30-33) mengungkapkan, anak usia sekolah
membutuhkan makanan sehat yang mengandung gizi yang cukup.
Hal ini dikarenakan anak tersebut sedang berada dalam masa
perkembangan. Rio (2018: 8-9) mengungkapkan, jika gizi cukup
tidak lagi dikenal dengan sebutan ‘empat sehat lima sempurna’,
melainkan hanya ‘empat sehat’ saja. Kandungan makanan seimbang
untuk peserta didik tersebut antara lain mengandung karbohidrat,
protein, vitamin (yang ada di dalam buah dan sayur) dan lemak.
Berikut merupakan ilustrasi dari program gizi makanan seimbang
‘empat sempurna’ yang dikenal dengan program “Isi Piringku”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.2 Porsi makanan seimbang ‘empat sempurna’
Berdasarkan ilustrasi tersebut, susu tidak lagi menjadi pelengkap
dalam menu makanan sehari-hari. Empat sumber nutrisi yang
seimbang dan baik untuk dikonsumsi peserta didik terdiri dari
makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah.
3. Iklan (Bahasa Indonesia). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016:
421) menyatakan, iklan didefinisikan sebagai: 1) berita pesanan
untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan, 2) pemberitahuan kepada
khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, di media massa
seperti koran, majalah, di media elektronik seperti televisi atau di
tempat umum. Kasali (1992: 9) menyatakan bahasa dalam iklan
sebagai penyampaian ide, pesan, dan maksud atau informasi dari
pengiklan dalam rangka menarik dan meraih simpati pembaca
menggunakan ragam bahasa persuasif atau yang bersifat ajakan.
Unsur-unsur iklan dapat dilihat dari 2 segi, dari segi isi iklan dan
segi bahasa iklan (Widyatama, 2007: 4). Berdasarkan segi isi iklan,
iklan perlu memuat kejujuran, mudah dipahami, tidak menyinggung
pihak lain dan menarik perhatian orang banyak. Sedangkan
berdasarkan segi bahasa iklan, iklan perlu menggunakan bahasa
yang sopan dan logis, menggunakan ungkapan yang mengajak dan
menarik, menggambarkan produk atau sesuatu yang ditawarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Iklan yang digunakan dalam prototipe sosiodrama berjudul
“Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah iklan yang ditampilkan
dalam tayangan televisi. Iklan memuat ajakan tentang pola makan
teratur, penyakit maag dan penawaran tentang obat yang
mengandung vitamin pengganti buah. Iklan dalam sosiodrama
menjadi salah satu alternatif dan ajakan agar kebutuhan manusia
terhadap vitamin senantiasa terpenuhi.
4. Tari Kreasi “Bondan Kendi” & “Dewi Sri” (SBdP). Tari kreasi
adalah bentuk garapan/karya tari yang muncul setelah bentuk-
bentuk tari tradisi telah lama berkembang di masyarakat
(Soedarsono, 2012: 78). Jika R.M Soedarsono melihat tari kreasi
melalui sudut perkembangannya, lain halnya dengan Setyowati
yang melihat tari kreasi melalui proses penciptaannya. Setyowati
(2007: 9) menyebutkan tari kreasi adalah tari ciptaan seseorang
berdasarkan pengalaman berkeseniannya sendiri tanpa terikat pada
pembakuan kaidah estetis tertentu tetapi tetap mempertahankan ciri
khas kesenian tradisonal.
Dalam prototipe sosiodrama yang disusun, tarian menjadi unsur
visualisasi awal dan akhir dari mimpi yang dialami oleh Adi.
Terdapat dua pilihan tarian yang ditawarkan yaitu tari Bondan
Kendhi dan tari Dewi Sri. Pemilihan tari kreasi ini berdasarkan dua
hal yaitu: 1) memperhatikan keterkaitan cerita yang terkandung
dalam kedua tarian tersebut dan, 2) kedua tarian ini merupakan tari
kreasi yang diajarkan kepada peserta didik dalam jenjang sekolah
dasar (SD) terutama di sekolah yang terletak di lingkup Jogja dan
Jawa Tengah (Setyowati, 2007: 15). Jika naskah digunakan di luar
region Yogyakarta atau Jawa Tengah bahkan di luar Pulau Jawa,
tarian dapat digantikan dengan tarian asal daerah masing-masing
dengan tema serupa yaitu ungkapan syukur pada panen atau kisah
kehidupan petani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tarian Dewi Sri merupakan tarian yang menceritakan seorang
dewi yang menjadi simbol kelahiran dan kehidupan yang
mengendalikan bahan makanan di bumi terutama padi. Dewi Sri
juga disebut-sebut sebagai dewi kesuburan oleh masyarakat Sunda.
(Sri, 2010: 47). Tarian selanjutnya adalah Tari Bondan Kendhi.
Terdapat tiga jenis tarian Bondan Kendhi, yaitu Bondan Cindogo,
Bondan Mardsiwi dan Bondan Pegunungan. (Sri, 2010: 41).
Bondan Cindogo dan Bondan Mardsiwi memiliki kemiripan cerita
yaitu tentang kasih sayang ibu kepada anaknya. Sedangkan tarian
Bondan Pegunungan menceritakan keseharian seorang petani.
Tarian yang digunakan dalam prototipe sosiodrama fokus pada
tarian Bondan Pegunungan. Hal ini dikarenakan tarian Bondan
Pegunungan yang menceritakan tentang kegiatan gadis desa yang
menggarap ladang dan bertani. Tarian ini didukung dengan
menggendong bayi, memakai caping atau payung, membawa kendi
dan alat pertanian. Persamaan dari ketiga tari Bondan adalah
gerakan menggendong anak. Pemilihan tarian Bondan Pegunungan
dikarenakan tarian Bondan Pegunungan selalu digunakan oleh
masyarakat Sunda terutama, untuk merayakan pembukaan dari
masa panen (Sri, 2010: 50). Pemilihan Bondan Pegunungan
menjadi bentuk dinamisme masyarakat Sunda yang berkaitan
dengan etika lingkungan hidup tentang bentuk penggambaran
keselarasan hidup manusia dengan alam. Makna kasih sayang ibu
terhadap anak menjadi ilustrasi relasi manusia dengan alam di
kehidupan sesungguhnya (Sri, 2010: 52).
2.1.4 Sosiodrama
Uraian dalam subbab ini menguraikan tentang teori yang digunakan dalam
penelitian terkait dengan sosiodrama. Teori-teori tersebut antara lain
pengertian sosiodrama, sosiodrama dan bibiliodrama dalam ragam drama,
tujuan sosiodrama, unsur-unsur sosiodrama, penyusunan naskah sosiodrama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
langkah pelaksanaan metode sosiodrama, kelebihan dan kelemahan
penggunaan metode sosiodrama.
2.1.4.1 Pengertian Sosiodrama & Bibliodrama
Metode sosiodrama pertama kali diperkenalkan oleh George Shaftel,
dengan berasumsi bahwa pembelajaran dengan keterlibatan spontan
melalui bermain peran dapat mendorong peserta didik untuk
mengekspresikan perasaannya serta menumbuhkan empati sosial dan
lingkungan (Uno, 2009: 25). Sosiodrama atau bermain peran merupakan
sebuah metode yang melakukan penakanan pada unsur-unsur
kenyataan/realistis dimana para peserta didik diikutsertakan dalam
permainan peran dalam mendemonstrasikan permasalahan sosial. (Abu,
2005: 65). Pengertian lain datang dari Roestiyah (2001: 90), yang
mengatakan bahwa sosiodrama ialah sebuah proses bermain peran yang
mendramatisasikan tingkah laku, gerak-gerik ataupun ekspresi wajah
berkaitan dengan kehidupan sosial sehari-hari.
Berdasarkan beberapa pengertian dari ketiga ahli di atas, maka
disimpulkan jika sosiodrama merupakan sebuah metode belajar melalui
bermain peran yang melibatkan peserta didik untuk mengekspresikan
permasalahan atau peristiwa sosial melalui gerak-gerik atau ekspresi
wajah, dengan tujuan menumbuhkan empati sosial. Sosiodrama yang
dikembangan oleh peneliti menumbuhkan empati sosial berkaitan dengan
kebiasaan menghabiskan makanan sebagai wujud menghargai dan
mencintai lingkungan.
Wiyanto (2011: 32-33) menyebutkan, sosiodrama dan bermain peran
atau drama merupakan sebuah kesamaan. Keduanya memiliki persamaan
yaitu menggunakan penggambaran melalui permainan peran atau sering
disebut dramatisasi. Dengan begitu, sosiodrama bisa dikatakan sama
dengan metode role playing atau metode bermain peran. Istilah
sosiodrama diciptakan dengan tujuan memberi spesifikasi tentang konten
cerita yang akan dibawakan dalam dramatisasi, yaitu keterkaitan dan
penghayatan tentang sosial. Penceritaan sosiodrama kemudian dikemas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan ragam gaya drama (Efendi, 2005: 56), seperti drama komedi
(drama yang dominan dengan unsur komedi yang mengundang gelak tawa
penonton), opera (drama yang menekankan unsur musik dan biasanya
dialog antar tokoh disampaikan dengan cara dinyanyikan), operet (drama
yang dikemas seperti opera namun memiliki durasi waktu yang lebih
pendek dan tidak semua dialog dinyanyikan), pantomim (drama yang
ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan), wayang (drama yang ditampilkan dengan menggunakan
wayang baik dalam bentuk boneka, wayang kulit maupun wayang orang),
tablo (drama yang seperti pantomim hanya saja terdapat dialog tokoh yang
diucapkan) dan passie (drama yang sangat dominan akan keterkaitannya
dengan unsur religi). Pemilihan pengemasan sosiodrama disesuaikan
dengan kebutuhan cerita dan nilai-nilai pendidikan yang disampaikan
melalui sosiodrama
Selain dunia pendidikan, gereja juga mengadaptasi metode bermain
peran untuk menanamkan ajaran tentang kitab suci. Metode bermain peran
yang dikembangkan gereja dikenal dengan nama Bibliodrama.
Bibliodrama dikenalkan sebagai salah satu bentuk drama passie di tahun
1998 oleh Peter Pitzele, dengan pengertian bibiliodrama adalah sebuah
cara atau metode mengeksplorasi isi dari Kitab Suci, dengan
mengaplikasikan seni teater atau seni drama dan mengkaitkannya dengan
nilai-nilai kehidupan sehari-hari (Peter, 1998: 3). Hal ini membuat
bibliodrama menjadi drama passie karena mengandung nilai-nilai tentang
religiusitas. Krondorfer, (1992: 12) menganggap gereja perlu memiliki
inovasi dalam memperkenalkan ajaran Kitab Suci kepada orang-orang.
Peter menambahkan, bibliodrama dapat disampaikan dengan
menggunakan dua cara yaitu: 1) hanya membaca narasi, dan 2) membaca
narasi dan penggambaran dengan dramatisasi. Drama yang digunakan baik
di pendidikan, di kesenian dan di gereja sebagai pengenalan Kitab Suci
menjadi alasan peneliti untuk mengembangkan sosiodrama dalam
penelitian dan pengembangan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.1.4.2 Tujuan Sosiodrama
Saifullah (2006: 88-82) menyatakan, tujuan-tujuan dari pelaksanaan
metode sosiodrama dalam pembelajaran antara lain: 1) agar peserta didik
dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2) belajar
mengambil keputusan dalam dinamika kelompok secara spontan, 3)
belajar mengembangkan keterampilan-keterampilan reaktif dan interaktif
melalui peran-peran yang diperoleh berdasarkan pembagiannya, 4) belajar
untuk menirukan suatu objek atau seseorang sebagai salah satu proses
mengamati lingkungan sekitar serta proses menempatkan diri sesuai
dengan keadaan yang diharapkan, 5) peserta didik mampu mempelajari
watak dan sikap orang lain melalui cara bergaul, cara mengobrol dan cara
menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah. Roestiyah (2012: 90)
menambahkan tujuan pelaksanaan sosiodrama adalah agar peserta didik
mengerti dan menerima pendapat orang lain.
Dapat ditarik kesimpulan dari kedua ahli tersebut jika sosiodrama
memiliki tujuan untuk mengembangkan bakat, minat dan kreatifitas
peserta didik dengan cara menghayati perasaan orang lain atau peristiwa
tertentu untuk dituangkan dalam sebuah permainan peran atau metode
belajar sosiodrama.
2.1.4.3 Unsur-Unsur Sosiodrama
Sebagai metode belajar yang mengadaptasi dari seni pertunjukan,
sosiodrama pun tidak lepas dari unsur-unsur seni pertunjukan yang
terkandung di dalamnya. Supriyadi (2006: 70-73) menjabarkan unsur-
unsur sosiodrama adalah sebagai berikut.
1. Tema
Tema merupakan sebuah pondasi dalam sebuah cerita. Tema sering
disebut juga dengan ide pokok. Ide pokok inilah yang nantinya akan
dikembangkan menjadi satu cerita utuh dalam bentuk dialog-dialog
antar tokoh dan narasi.Setiap dialog akan mencakup dalam setiap
potongan-potongan adegan yang setiap potongan adegan dikumpulkan
menjadi sebuah babak-babak yang membentuk keutuhan cerita dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
awal sampai akhir. Prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring
Nasi” mengangkat tema tentang pencemaran lingkungan. Secara
spesifik yaitu tentang polusi pangan tentang kebiasaan menyisakan dan
membuang makanan.
2. Alur
Alur merupakan rangkaian kisah dalam sebuah cerita yang dikemas
secara sistematis untuk membangun dan menyelaraskan pola pikir
pemain dan penonton. Alur merupakan lintasan dalam sebuah cerita,
dimana sebuah cerita perlu memiliki alur yang konvensional dimulai
dari pengenalan setiap tokoh dan karakter, asal-muasal masalah,
konfliks klimaks dan penyelesaian masalah. Dalam pembagian umum,
terdapat dua jenis alur; alur maju dan alur mundur. Alur yang
digunakan dalam prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring
Nasi” adalah alur maju, dimana setiap cerita diceritakan secara
berurutan tanpa menceritakan kejadian yang telah terjadi atau peristiwa
lampau.
3. Latar
Latar merupakan unsur pendukung cerita yang berkaitan dengan
artistik pada pelaksanaannya. Latar merupakan keterangan yang
digunakan dalam cerita dengan tujuan agar cerita yang dibangun
menjadi logis dan kontras sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat
tiga jenis latar yang sering digunakan yaitu latar tempat, latar waktu
dan latar suasana.
4. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan orang, binatang, tumbuhan ataupun benda mati
yang akan menjadi pengisi dalam sebuah cerita. Pengisi cerita
tergantung dengan apa yang akan diimajinasikan penulis cerita dan
sesuai dengan kebutuhan cerita. Penokohan adalah sifat, karakteristik,
keberpihakan atau cara berpikir yang akan dimainkan oleh para tokoh
pelaku dalam cerita. Terdapat dua penokohan secara umum yaitu
protagonis dan antagonis. Beberapa tokoh utama dalam sosiodrama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yang sedang dikembangkan adalah Adi, Bunda dan Nyai Jinawi.
Tokoh protagonis dalam naskah ini adalah Ibu dan tokoh antagonisnya
adalah Adi yang memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanannya.
5. Dialog
Layaknya sebuah seni peran dalam seni pertunjukan, dialog ialah
unsur sosiodrama yang bersifat mutlak. Dialog tidak selalu dalam lisan
namun bisa dengan bahasa tubuh, melalui gerak-gerik, isyarat tangan
atau air muka. Dialog merupakan unsur penting untuk menyampaikan
ide dan jalan pikiran dalam cerita. Di dalam sosiodrama yang
dikembangkan, dialog disertai dengan penggambaran eskpresi, mimik
gestur tubuh sebagai penguat pengucapan dialog di setiap tokohnya.
6. Amanat
Amanat adalah nilai-nilai kebaikan, peringatan, kegelisahan, saran
perbuatan yang ingin disampaikan oleh penulis cerita melalui cerita
yang diperagakan. Amanat dalam cerita “Menghilangnya Sepiring
Nasi” adalah menanamkan kebiasaan untuk menghabiskan makanan
dan menghargai makanan sebagai wujud sikap cinta lingkungan.
Metode sosiodrama akan berjalan dengan baik apabila keenam unsur
tersebut diperhatikan dan dipenuhi, untuk kemudian disusun ke dalam
langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama.
2.1.4.4 Penyusunan Naskah Berdasarkan Jenis Naskah dan Dramaturgi
Sebelum tahap penyusunan naskah sebuah karya dimulai, Seno (2000:
12-13) menyatakan terdapat tiga kategori naskah yaitu: naskah substansial,
naskah fungsional dan naskah gagal. Naskah substansial merupakan
naskah yang disusun dengan tujuan untuk kepuasan batin dan estetika
penulis naskah sebagai pencipta karya. Naskah substansial menekankan
naskah sebagai wujud pengekspspresian diri seseorang tentang suatu hal
yang diamatinya. Naskah substansial tidak bertujuan untuk disebarkan
atau ditampilkan kepada orang banyak dan lebih banyak digunakan
sebagai koleksi pribadi sebagai arsip kesenian. Naskah fungsional
merupakan naskah yang disusun dengan tujuan untuk disebarkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dipertontonkan guna memperoleh keuntungan atau sebagai metode
penyampaian informasi. Naskah fungsional biasanya disusun oleh penulis
yang bekerja sebagai penulis naskah sehari-hari. Naskah fungsional akan
digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan dengan tujuan semua orang
akan mengetahui dan menyaksikan naskah tersebut. Kemudian kategori
selanjutnya adalah naskah gagal. Seno mengutarakan naskah gagal
merupakan naskah yang dibuat dan tidak memiliki kedua unsur substansial
maupun fungsional. Dengan begitu, naskah gagal merupakan naskah yang
tidak bisa dipertanggungjawabkan kegunaan dan nilai esensinya.
Dalam penelitian ini, prototipe naskah sosiodrama “Menghilangnya
Sepiring Nasi” merupakan jenis naskah fungsional. Hal ini disebabkan
prototipe naskah diciptakan berdasarkan faktor kegunaannya yaitu sebagai
metode pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2. Selain itu, fungsi
naskah fungsional nampak dengan konten naskah yang berisikan amanat
agar peserta didik memiliki kebiasaan menghabiskan makanan.Selain
memperhatikan tujuan naskah sebagai karya seni, penyusunan prototipe
naskah sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” turut memperhatikan
teori tentang dramaturgi yang digagas oleh Erving Goffman. Goffman
(1955: 6) menyatakan, dramaturgi merupakan teori yang
mempresentasikan kehidupan berdasarkan dua sudut pandang yakni sudut
pandang panggung (front stage) dan sudut pandang di balik panggung
(back stage). Sudut pandang di sini merupakan sudut pandang penulis
sebagai orang yang hendak menuliskan cerita ke dalam sebuah naskah.
Seorang penulis naskah perlu memperhatikan cerita yang ditulisnya
dengan dua sudut pandang yaitu sebagai penonton dan sebagai pelaku
drama (aktor/aktris). Penulis naskah perlu memperhatikan naskah
berdasarkan sudut pandang penonton dengan menempatkan diri sebagai
penonton yang menyaksikan cerita yang sedang ditulisnya. Penghayatan
diri sebagai seorang penonton ini disebut dengan sudut pandang front
stage. Sedangkan penghayatan back stage merupakan penempatan diri
seorang penulis ketika menulis dengan mengandaikan dirinya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pemain yang akan membawakan tokoh sebagai penentu jalannya cerita.
Dengan melihat tulisan melalui dua sudut pandang, seorang penulis naskah
akan mengetahui kualitas naskah dari sisi penonton yang menyaksikan
pertunjukan dan dari sisi pemain yang memainkan pertunjukan.
2.1.4.5 Langkah Pelaksanaan Sosiodrama
Keberhasilan metode sosiodrama sangat ditentukan kepada langkah-
langkah dalam pelaksanaannya. Sanjaya (2006: 194-198), menyebutkan
pelaksanaan sosiodrama dikategorikan dalam tiga tahap. Tahap-tahap
tersebut yaitu, tahap persiapan, tahap pertunjukan dan tahap kesimpulan.
Berikut merupakan penjelasan setiap tahap pelaksanaan sosiodrama yang
digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini.
Tabel 2.2: Langkah Pelaksanaan Sosiodrama
No. Tahap Pelaksanaan
Sosiodrama Deskripsi Kegiatan
1. Tahap Persiapan
1. Memberikan gambaran cerita dan situasi yang akan dibawakan.
2. Membagi peran dan tugas berkaitan dengan cerita. 3. Memberikan arahan setiap peran dan tugas yang
akan dibawakan 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang
masing-masing peran dan tugas sebelum pertunjukan dimulai.
2. Tahap Pertunjukan
5. Memainkan peran sesuai dengan naskah dan melakukan tugas-tugas teknis seperti menata setting atau properti.
6. Peserta didik yang kesulitan dibantu oleh guru atau teman yang lain.
7. Ketika konflik memuncak, guru menghentikan sosiodrama dengan memberikan pertanyaan lisan seputar konflik. Tujuannya untuk mendorong peserta didik berpikir tentang masalah yang terjadi dan menemukan cara untuk mengatasi permasalahan.
8. Pertunjukan dilanjutkan sampai akhir setelah peserta didik menjawab pertanyaan dari guru.
3. Tahap Kesimpulan
9. Guru mengajak peserta didik berkumpul dalam lingkaran untuk diskusi.
10. Diskusi membahas tentang hambatan, kesan-kesan atau kegagalan yang dialami selama jalannya cerita.
11. Merumuskan kesimpulan dari cerita sosiodrama terkait dengan kehidupan peserta didik sehari-hari.
12. Merumuskan kesimpulan dari cerita sosiodrama terkait dengan pembelajaran.
Langkah-langkah tersebut peneliti terapkan dalam pelaksanan
penelitian dan pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Sepiring Nasi”. Dalam tahap persiapan, peserta didik akan diberikan
penjelasan terlebih dahulu tentang cerita yang akan dibawakan dalam
sosiodrama terkait dan keterkaitannya dengan pembelajaran tematik.
Peneliti menjelaskan pula jika sosiodrama akan menceritakan sebuah
perbuatan kurang baik yang bisa berdampak pada kerusakan lingkungan.
Setelah tahap persiapan dirasa cukup dan peserta didik sudah siap untuk
bermain peran, sosiodrama dilanjutkan dengan setiap peserta didik
memerankan dan mengekspresikan tokoh-tokoh yang diberikan di tahap
pertunjukan. Setelah tahap pertunjukan berakhir, terdapat refleksi di tahap
kesimpulan. Dengan bantuan guru, peserta didik merefleksikan tentang
pengalaman, pendapat, kesan dan keterkaitan cerita sosiodrama dengan
pembelajaran tematik dan peristiwa yang relevan dengan kehiduapan
sehari-hari peserta didik. Peneliti tidak melakukan langkah refleksi dalam
posisi melingkar yang dilakukan dalam tahap kesimpulan sosiodrama. Hal
ini dilakukan mengingat keterbatasan ruang kelas yang digunakan untuk
sosiodrama. Dalam praktik pelaksanaannya, sosiodrama sebagai metode
pembelajaran juga memiliki kelebihan dan kelemahannya ketika
digunakan dalam pembelajaran.
2.1.4.6 Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama
Sama halnya dengan metode belajar lainnya, sosiodrama sebagai
metode belajar pun memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini ialah
kelebihan dan kelemahan sosiodrama menurut Syaiful (2010: 89-91), yang
peneliti rangkum dalam bentuk tabel.
Tabel 2.3 : Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama
No. Kelebihan Sosiodrama Kelemahan Sosiodrama
1.
Daya ingat peserta didik tajam dan kuat karena peserta didik sebagai pemain dan pelaku sosiodrama harus menghayati keseluruhan cerita serta bahan materi yang akan didramatisasikan.
Membutuhkan waktu yang lama, baik waktu persiapan untuk memahami naskah dan materi yang akan disampaikan, pembagian tokoh dan pembentukan karakternya, serta waktu pelaksanaan pertunjukan.
2.
Proses sosiodrama membentuk peserta didik menjadi inisiatif dan kreatif karena setiap peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan sarannya berkaitan dengan pementasan.
Memerlukan ruangan luas atau tempat terbuka sebagai pelaksanaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.
Membangun kerjasama dan kedekatan relasi antara satu peserta didik dengan peserta didik yang lain, baik dari satu angkatan ataupun antar angkatan yang berbeda.
4.
Pembiasaan dalam pembagian tugas, mengemban tanggung jawab dan bertukar pikiran dengan sesama pemain.
5.
Bahasa lisan peserta didik dapat dilatih agar mudah dipahami oleh orang lain serta membiasakan diri untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara.
Kelebihan-kelebihan dari sosiodrama sesuai dengan aspek-aspek
pendidikan lingkungan hidup yang akan memunculkan peserta didik
memiliki etika lingkungan hidup. Keterkaitan kelebihan drama yang
mendukung aspek Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah sebagai
berikut:
1. Daya ingat peserta didik yang kuat akan sesuai dengan tujuan PLH
tentang memantapkan pengetahuan tentang lingkungan dan memenuhi
aspek sukses kognitif PLH.
2. Pembentukan karakter peserta didik yang kreatif dalam sosiodrama
akan mendukung munculnya ide kreatif dan inovasi dalam
bertanggung jawab untuk menghargai dan menjaga lingkungan.
3. Kedekatan peserta didik antar kelas atau antar angkatan dalam proses
sosiodrama seperti pembagian peran dan pembagian tugas, akan
mendorong sikap menghargai pendapat satu sama lain dan mendukung
sukses afektif di PLH dan pendidikan karakter dalam pembelajaran
tematik.
4. Pembiasaan berpikir sebelum berbicara menjadi salah satu bentuk
sukses psikomotor dan bermanfaat berkaitan dengan keselarasan hidup
manusia dengan lingkungan
Terdapat alternatif yang peneliti berikan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan dari sosiodrama antara lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kelemahan 1 : Pendeknya Waktu Persiapan
Perlunya banyak waktu dalam persiapan dapat ditanggulangi
dengan melakukan dramatic reading atau membaca naskah dengan
memperhatikan eskpresi waja, intonasi suara dan lontaran emosi setiap
karakternya. Dramatic reading sebenarnya adalah sebuah tahap latihan
pra-pementasan namun saat ini berkembang sebagai salah satu jenis
seni pertunjukan pula dengan membaca naskah di panggung untuk
disaksikan oleh penikmat seni pertunjukan (Sapardi, 1983: 292).
Alternatif yang diberikan ketika persiapan sosiodrama hanya memiliki
waktu yang singkat adalah melakukan dramatic reading. Proses
dramatic reading yaitu setiap peserta didik diberikan teks dan
membaca bergiliran sesuai dengan urutan dialognya dengan sedikit
peragaan yang tidak serumit drama ketika lepas teks.
Kelemahan 2 : Keterbatasan Ruangan
Tidak dapat dipungkiri, metode sosiodrama yang mengadaptasi dari
seni pertunjukan membutuhkan ruangan yang luas dan lapang untuk
pelaksanaannya seperti lapangan atau aula. Namun bukan berarti
sosiodrama tidak bisa dilakukan dalam ruang yang memiliki ukuran
yang tidak seluas aula atau lapangan. Sosiodrama bisa dilakukan di
dalam kelas sekalipun. Sosiodrama dapat dilakukan di kelas dengan
mengkoordinasi peserta didik untuk meletakkan bangku dan kursi ke
pinggir-pinggir kelas sehingga menciptakan ruang kosong di bagian
tengah kelas. Selain itu, bagian kosong di depan kelas juga dapat
digunakan sebagai panggung sehingga latar tempat selama cerita
sosiodrama digunakan secara bergantian sesuai dengan urutan latar
tempat dalam cerita sosiodrama.
Selain memperhatikan tujuan, unsur-unsur, kelebihan, alternatif
menanggulangi kelemahan sosiodrama dan isu tentang lingkungan hidup
berkaitan dengan pangan sebagai dasar penyusunan prototipe sosiodrama,
penyusunan sosiodrama juga memperhatikan karakteristik perkembangan
peserta didik kelas V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.1.5 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Kelas V
Setiap jenjang kehidupan manusia senantiasa mengalami sebuah
perubahan, baik perubahan dalam hal fisik atau perubahan mental dan
psikologis. Perubahan-perubahan itu terjadi karena proses pertumbuhan
dan perkembangan yang terjadi dalam diri manusia. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan sebuah proses yang berbeda pengertiannya
meskipun keduanya memiliki kesamaan dalam tahap perubahan manusia.
Akbar (2002: 32) mengatakan pertumbuhan merupakan proses perubahan
psikologis dari proses kematangan secara perubahan fisik maupun psikis
seperti berat badan dan tinggi badan, sedangkan perkembangan merupakan
proses perubahan yang mengacu pada penyempurnaan fungsi psikologis.
Perubahan-perubahan dalam diri manusia saling terikat dan
berkesinambungan antara perubahan satu ke perubahan lainnya. Santrock
(dalam Akbar, 2002: 36) menyatakan terdapat tiga periode perkembangan,
anak (childhood), remaja (adolescence) dan dewasa (adulthood). Setiap
tahap memiliki perannya sendiri terutama dalam perkembangan intelektual
anak. Piaget (dalam Nurgiyantoro, 2005: 50) mengelompokkan
perkembangan intelektual anak dalam empat tahap. Empat tahap
perkembangan tersebut antara lain.
1. Tahap Sensorimotor
Tahap ini terjadi dalam rentan usia 0-2 tahun. Tahap ini merupakan
langkah awal dalam perkembangan kognitif anak. Tahap sensorimotor
terjadi berdasarkan proses penggalian pengetahuan melalui indera
(sense) dan bodi atau tubuh (motor). Anak menyukai aktivitas atau
permainan bunyi yang mengandung pengulangan ritmis. Permainan
bunyi disini dimaksudkan salah satu contohnya adalah nyanyian
(Nurgiyantoro, 2005: 50).
2. Tahap Praoperasional
Tahap ini terjadi dalam periode usia 2-7 tahun. Karakteristik dari
tahap ini adalah anak mulai belajar dengan bermain, menggambar,
mencorat-coret di kertas. Anak pun mulai berkomunikasi melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
gerakan-gerakan dan akan beranjak ke bahasa dalam pembicaraan.
Selain itu anak masih melihat segala sesuatu berdasarkan sudut
pandangnya tanpa mempertimbangkan atau mencoba menempatkan
diri dalam sudut pandang orang lain. Hal ini dikarenakan jalan pikiran
anak masih bersifat egosentris, yakni anak masih menganggap dirinya
sebagai pusat perhatian. (Nurgiyantoro, 2005: 51).
3. Tahap Operasional Konkret
Tahap ini terjadi pada periode usia 7-11 tahun. Karakteristik dalam
tahap ini ialah anak mulai memahami logika secara stabil yang
memicu anak untuk mampu membuat klarifikasi sederhana seperti
membedakan warna. Anak juga mampu untuk mengurutkan angka dan
abjad. Dalam perkembangan pola pikir, anak mampu mengidentifikasi
sebuah permasalahan atau persoalan berdasarkan sudut pandang lain
dan menggunakan imajinasinya. Anak juga mampu memberikan
argumen dan memecahkan permasalahan sederhana. Namun, dalam
tahap ini anak belum mampu berpikir atau memecahkan sesuatu
berkaitan dengan hal-hal abstrak karena pikirannya masih terbatas
pada hal-hal nyata/konkret (Nurgiyantoro, 2005: 52).
4. Tahap Operasi Formal
Tahap ini terjadi pada periode usia 11-12 tahun ke atas.
Karakteristik dalam tahap ini adalah anak telah mampu berpikir dan
memecahkan masalah berkaitan dengan hal-hal abstrak. Selain itu,
anak telah mampu berpikir secara ilmiah, teoritis, berargumentasi dan
menguji hipotesis yang mengutamakan kemampuan berpikir.
Pemecahan masalah pun dilakukan secara logis dengan melibatkan
berbagai masalah-masalah yang terkait melalui sudut pandang yang
berbeda (Nurgiyantoro, 2005: 53).
Peserta didik kelas V SD berusia sekitar 10-11 tahun yang berdasarkan
tahap perkembangan berada dalam fase transisi dua tahap antara
operasional konkret dan operasi formal. Transisi ini menyebabkan anak
telah mampu membuat klarifikasi, argumen serta berimajinasi. Ditambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
anak mampu berpikir secara abstrak, yaitu mengimajinasikan peristiwa
tentang menghilangnya nasi sebagai kebutuhan pangan manusia sehari-
hari dan memecahkan masalah secara logis, yaitu melakukan kebiasaan
untuk selalu menghabiskan makanan yang disediakan. Hal ini mendukung
pelaksanaan sosiodrama dalam pembelajaran sebagai sebuah pembelajaran
dengan melakukan penghayatan terkait lingkungan dan peristiwa sosial.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian terdahulu yang
relevan dan bersangkutan dengan penelitian tentang penggunaan sosiodrama
dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dalam pembelajaran tematik.
Penelitian-penelitian itu adalah sebagai berikut.
2.2.1 Penelitian tentang Penggunaan Sosiodrama
Penelitian tentang sosiodrama yang peneliti jadikan refrensi penelitian
adalah penelitian yang dilakukan Mardiyatun (2011) yang berjudul “Metode
Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Kelas IV”.
Penelitian ini mengembangkan metode sosiodrama dalam muatan
pembelajaran IPS kelas IV. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, masingmasing siklus
mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa metode sosiodrama yang diterapkan
dengan langkah-langkah yang benar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, keaktifan peserta didik, keterampilan proses, serta pemahaman
peserta didik terhadap materi yang dipelajari, yaitu materi permasalahan
sosial. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengemukakan saran-
saran agar sosiodrama dapat diterapkan dengan baik dan benar, yaitu:
hendaknya guru mempertimbangkan materi dan mata pelajaran apa yang
cocok disampaikan melalui sosiodrama, hendaknya guru memahami secara
tepat langkah-langkah penggunaan metode sosiodrama serta tidak terlalu
sering ataupun terus menerus menggunakan metode sosiodrama karena dapat
memunculkan kebosanan pada diri peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2.2.2 Penelitian tentang Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di SD
Penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah penelitian Kusuma
Wisangnuari, Secundina (2017), yang berjudul “Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran
Membaca Siswa Kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta”. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research &
Development). Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
validasi keseluruhan memperoleh skor rata-rata 4.15 dengan kategori ‘sangat
baik’. Hal ini menunjukkan buku cerita bergambar yang disusun telah
menggambarkan isi cerita yang memberikan pengenalan tentang menjaga
kebersihan lingkungan hidup agar tetap terasa nyaman dan sebagai cara untuk
menjaga kehidupan di masa yang akan datang. Materi Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) yang dikembangkan dalam buku cerita bergambar
Secundina menekankan pada ajakan kepada peserta didik untuk merawat
lingkungan dengan cara menjaga kebersihan.
Berdasarkan literatur penelitian relevan di atas, peneliti belum
menemukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan prototipe
sosiodrama dengan kandungan materi tentang Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH) yang digunakan untuk pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema
2. Peneliti juga belum menemukan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
yang diajarkan kepada peserta didik yakni tentang kesadaran tentang
pentingnya menghabiskan makanan. Penelitian di atas masih terbatas pada
penggunaan PLH untuk menciptakan buku cerita bergambar dan metode
sosiodrama yang digunakan untuk meningkatkan satu muatan pelajaran saja.
Peneliti belum menemukan sebuah produk sosiodrama yang bisa digunakan
untuk mempelajari materi pembelajaran tematik yang mencakup dan
terangkum materi ajar dari satu subtema sekaligus. Oleh karena itu, peneliti
akan mengembangkan prototipe sosiodrama berbasis Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) tentang kesadaran untuk menghabiskan makanan sebagai salah
satu cara untuk menjaga lingkungan yang digunakan dalam pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tematik kelas V tema 3 subtema 2. Inspirasi peneliti melakukan penelitian dan
pengembangan berdasarkan penelitian yang relevan sebelumnya tentang
sosiodrama dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), disajikan dalam bagan
berikut.
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan hal baru karena
sebelumnya belum ada yang melakukan penelitian dan pengembangan
prototipe sosiodrama tentang pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan
tematik kelas V pada Tema 3 Subtema 2. Berdasarkan hasil angket
pernyataan, 76% peserta didik memiliki kebiasaan tidak menghabiskan
makanan ketika makan. Hal ini menunjukkan anak-anak sekolah dasar masih
memiliki kecenderungan tidak mencintai lingkungan karena kebiasaan
Penelitian Mardiyatun (2011)
“Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar Kelas IV”.
Penelitian Secundina (2017)
“Pengembangan Buku Cerita
Bergambar Berbasis
Pendidikan Lingkungan
Hidup Untuk Pembelajaran
Membaca Siswa Kelas III SD
Kanisius Kumendaman
Yogyakarta”.
Peneliti terinspirasi dari penelitian Mardiyatun tentang
pengembangan metode sosiodrama
Peneliti terinspirasi dari penelitian Secundina tentang
pengajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
kepada peserta didik.
Pengembangan Prototipe Sosiodrama Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3
Subtema 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
membuang makanan merupakan salah satu bentuk polusi lingkungan (LS: no.
22).
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di lapangan, peneliti termotivasi
untuk mengembangkan prototipe sosiodrama dengan judul “Menghilangnya
Sepiring Nasi”. Prototipe sosiodrama ini mengandung materi pendidikan
lingkungan hidup dengan ajakan untuk tidak menyisakan makanan dan
pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2 tentang membentuk pola
makan teratur sebagai pencegahan gangguan organ pencernaan. Selain itu,
dalam prototipe naskah juga mengandung muatan pembelajaran lain antara
lain Bahasa Indonesia dan SBdP. Guru dapat menggunakan prototipe
sosiodrama ini dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2 atau
digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler seni pertunjukan di sekolah sebagai
program pengembangan diri peserta didik.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi”?
2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan prototipe sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi” menurut validator?
2.4.3 Apa amanat yang peserta didik peroleh setelah melakukan aktivitas
bermain peran menggunakan prototipe naskah sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi”?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian,
prosedur pengembangan penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan atau dikenal dengan research and development (R&D). Borg
& Gall (2003: 3-5) menjelaskan penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan adalah model pengembangan berbasis industri berupa hasil
penelitian yang kemudian digunakan untuk merancang produk pembelajaran.
Produk pembelajaran dikembangkan kemudian diujicobakan di lapangan,
dievaluasi dan disempurnakan sampai menghasilkan produk yang yang efektif,
efisien dan berkualitas. Borg and Gall dalam Sugiyono (2012: 298)
menyatakan ada sepuluh (10) langkah penelitian dan pengembangan sebagai
berikut: 1) penggalian potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain
produk, 4) validasi desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk,
7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi
masal. Peneliti mengembangkan penelitian dan pengembangan karena peneliti
menghasilkan dan mengembangkan suatu ptoduk berupa prototipe sosiodrama
berbasis pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V SD
(tema 3 subtema 2). Peneliti akan menguji keefektifan produk tersebut di
sekolah dasar.
3.2 Setting Penelitian
Setting penilaian akan menguraikan tentang lokasi penelitian, subyek
penelitian, obyek penelitian dan waktu penelitian yang dilaksanakan dalam
proses mengembangkan prototipe sosiodrama.
3.2.1 Lokasi Penelitian
Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SDK
Sang Timur Yogyakarta, yang terletak di Jalan Batikan No.7 Pandeyan,
Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Peneliti memilih SDK Sang Timur Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sebagai lokasi uji coba terbatas berdasarkan beberapa alasan yaitu, 1) SDK
Sang Timur telah menggunakan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran,
2) SDK Sang Timur merupakan salah satu sekolah Adiwiyata. Sekolah
Adiwiyata yaitu program untuk membentuk sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan melalui kurikulum, kegiatan dan sarana prasarana
(Barlia, 2010: 28-32), 3) SDK Sang Timur memiliki tim Adiwiyata sekolah
yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tentang pendidikan
lingkungan hidup seperti pemilahan sampah organik dan non-organik,
penanaman apotek hidup, pembuatan pupuk organik, pembuatan tanaman
gantung, penanaman tanaman pembersih udara, membuat pot dari bahan
bekas, dan 4) SDK Sang Timur memiliki kegiatan ekstrakurikuler tentang
pengembangan bakat seni pertunjukan dengan nama “Harmoni Budaya”.
Harmoni Budaya diikuti oleh peserta didik kelas 3,4 dan 5 dan dilatih oleh
guru dari SDK Sang Timur. Selain alasan-alasan tersebut, terkait hal teknis,
SDK Sang Timur letaknya mudah dijangkau oleh peneliti.
3.2.2 Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah 1 guru kelas V-B dan 26 peserta didik
kelas V-B SDK Sang Timur Yogyakarta. Guru dipilih karena guru kelas V-B
menjadi bagian dari tim Adiwiyata SDK Sang Timur dan menganggap bahwa
sosiodrama menjadi metode menarik dalam pembelajaran lingkungan hidup
dan dapat diintegrasikan ke dalam tematik kelas V tema 3 subtema 2. Peneliti
memilih guru tersebut berdasarkan rekomendasi kepala sekolah dan guru
bidang kurikulum. Selain itu terdapat 3 guru sekolah dasar lainnya yang
menjadi narasumber tentang ketertarikan dan kebutuhan naskah sosiodrama
dalam metode pembelajaran tematik dalam tahap pengumpulan data.
3.2.3 Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah produk berupa prototipe naskah
sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Sosiodrama tersebut
dikembangkan berdasarkan kegelisahan kebiasaan membuang makanan yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai pembelajaran lingkungan hidup dan
pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Agustus 2018
sampai Januari 2018. Secara keseluruhan, penelitian dan pengembangan
prototipe sosiodrama ini dilakukan selama kurang lebih enam bulan.
3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian
Prosedur yang digunakan peneliti dalam penelitian dan pengembangan
prototipe sosiodrama adalah tahapan menurut Borg & Gall dalam Sugiono
(2012:298), yang mencakup sepuluh (10) langkah yaitu: 1) penggalian potensi
dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain
produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji
coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi masal. Berikut adalah
ilustrasi gambar tahap pelaksanaan penelitan dan pengembangan menurut
Borg & Gall.
Bagan 3.1 : Langkah Penelitian dan Pengembangan Borg & Gall
Penelitian ini hanya akan menggunakan enam langkah yaitu: 1) penggalian
potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi
desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba pemakaian. Langkah-
langkah ini akan peneliti gunakan untuk mengembangkan prototipe
sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Langkah-langkah pelaksanaan
Penggalian
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Produk
Revisi Desain
Produk
Uji Coba
Pemakaian Uji Coba
Produk Revisi Desain
Revisi Produk Produksi
Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti berdasarkan teori Borg &
Gall akan diilustrasikan dalam bagan 3.2. Berikut adalah pembahasan pada
setiap tahap yang dilakukan untuk mengembangkan prototipe sosiodrama
3.3.1 Langkah Pertama: Penggalian Potensi & Masalah
Penelitian ini diawali dengan adanya penggalian atau pencarian potensi
dan masalah terlebih dahulu. Peneliti melakukan studi pustaka dengan
membaca dan mengumpulkan banyak informasi tentang bentuk-bentuk
kerusakan lingkungan. Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi
keperihatinan seluruh elemen masyarakat dan perlu adanya sebuah solusi
pencegahan dan pemecahan. Salah satu sumber yang memuat berbagai macam
kerusakan lingkungan hidup, seperti polusi, krisis pangan, kerusakan alam,
terangkum dalam Ensiklik Laudato Si’ yang ditulis oleh Paus Fransiskus di
tahun 2015. Salah satu bentuk kerusakan lingkungan yang dibahas adalah
kebiasaan menyisakan dan membuang makanan. Limbah sisa makanan telah
menjadi salah satu aspek penyumbang dalam kerusakan lingkungan dan perlu
memperoleh perhatian secara khusus. Oleh sebab itu, pembentukan kesadaran
menjaga lingkungan melalui kebiasaan tidak menyisakan makanan perlu
ditanamkan sejak dini. Hal ini sesuai dengan ajakan Paus Fransiskus dalam isi
Laudato Si’ nomor 209 yang menyatakan pendidikan sebagai salah satu
perantara menanamkan kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan.
Penanaman kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan bukan hanya
terdapat di dalam ensiklik Laudato Si’ saja melainkan terdapat pula dalam
capaian ajar pembelajaran tematik di setiap jenjangnya dan Surat Gembala
Peringatan Hari Pangan Ke-36 yang ditulis oleh Mgr. Rubiyatmoko selaku
Uskup Keuskupan Agung Semarang.
3.3.2 Langkah Kedua: Pengumpulan Data
Peneliti melakukan wawancara kepada empat guru kelas V yang berasal
dari sekolah yang berbeda. Dua guru dari daerah Yogyakarta dan dua guru
dari Jawa Tengah. Peneliti juga membagikan angket kepada 25 peserta didik
kelas V-B dari SDK Sang Timur Yogyakarta. Pengumpulan data bertujuan
untuk mengetahui kebiasaan makan peserta didik dan ketertarikan penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sosiodrama baik di peserta didik itu sendiri dan guru, dalam mengemas
pembelajaran dengan sosiodrama. Dengan demikian sosiodrama bisa sesuai
dan digunakan dalam pembelajaran tematik atau digunakan dalam kegiatan
bertajuk kesenian di sekolah.
Bagan 3.2 : Langkah Penelitian dan Pengembangan yang Dilakukan Peneliti
Pengembangan Prototipe Sosiodrama Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup dan
Pembelajaran Tematik Kelas V Tema 3 Subtema 2
Langkah 1: Penggalian Potensi
dan Masalah
Potensi : manusia memiliki kewajiban untuk menjaga dan menghargai alam. salah satunya adalah menghabiskan makanan.
Masalah : masih banyak peserta didik yang memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan.
Langkah 2: Pengumpulan Data
Wawancara dengan empat guru kelas V. Pembagian angket pernyataan kepada 25 peserta didik
kelas V.
Langkah 3: Desain Produk
Membuat kisi-kisi prototipe naskah sosiodrama yang mengandung muatan pendidikan lingkungan hidup dan pembelajaran tematik kelas V SD tema 3 subtema 2.
Langkah 4: Validasi Desain
Prototipe naskah sosiodrama telah disusun dan divalidasi oleh guru kelas V, ahli teater dan bahasa dan tim Adiwiyata sekolah.
Langkah 5: Revisi Desain
Revisi naskah sosiodrama yang telah disusun berdasarkan kritik, saran dan masukan dari para validator ahli.
Langkah 6: Uji Coba Pemakaian
Uji coba terbatas prototipe sosiodrama sosiodrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.3.3 Langkah Ketiga: Desain Produk
Peneliti menyusun produk berupa prototipe sosiodrama dengan judul
“Menghilangnya Sepiring Nasi” dengan mengkolaborasikan muatan
pendidikan lingkungan hidup (PLH) dan pembelajaran tematik kelas V tema 3
subtema 2. Prototipe sosiodrama mengisahkan tentang seorang anak bernama
Adi yang memiliki kebiasaan menyisakan makanan dan hanya makan
makanan yang menurutnya enak. Suatu ketika Adi dihadapkan dengan
keadaan bahwa beras sangat sulit diperoleh bahkan menghilang dari
peredaran. Peristiwa ini berdampak pada pola makan Adi yang tidak teratur.
Adi hanya berkeingingan untuk makan nasi. Meskipun menghilangnya nasi
dari kehidupan ini adalah mimpi yang dialami Adi ketika tidur siang, dampak
yang ditimbulkan sangatlah bermanfaat. Adi menyesali perbuatannya yang
sering menyisakan makanan dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Di
dalam cerita disisipkan sebuah tari kreasi anak yang mengisahkan tentang
relasi antara manusia dengan alam lingkungannya. Pendidikan lingkungan
hidup (PLH) yang termuat dalam konten ceritanya adalah tentang menghargai
dan mencintai alam melalui kebiasaan tidak menyisakan makanan. Materi
pembelajaran tematik kelas V yang terintegrasi dalam sosiodrama antara lain:
interaksi manusia dengan lingkungan, makanan sehat, penyakit gangguan
organ pencernaan, toleransi perbedaan sosial dan budaya, iklan dan tari kreasi.
Berikut adalah tabel kisi-kisi pembuatan prototipe sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi.”
Tabel 3.1: Kisi-kisi prototipe sosiodrama Bagian
Sosiodrama Keterangan atau konten isi
(dalam bentuk narasi, ilustrasi atau dialog)
Sampul Naskah
- Berisi judul, gambar ilustrasi dan nama penulis naskah. - Ilustrasi naskah menggambarkan tentang adanya keterkaitan antara
manusia dengan alam (LS, nomor.15)
1
- Latar belakang pembuatan sosiodrama : Laudato Si’ nomor 22, Data FAO tahun 2017, Surat Gembala Uskup Semarang tentang Hari Pangan Sedunia Ke-36 tahun 2018, pembelajaran tematik “Makanan Sehat”.
- Sinopsis sosiodrama : memberikan penjelasan pendidikan lingkungan hidup dalam lingkup mengembangkan kesadaran menjaga lingkungan dalam aspek pengetahuan, perasaan dan keterampilan.
- Sukses kognitif PLH dan pendidikan berbasis karakter. - Penjelasan tentang etika lingkungan hidup.
2 - Keterangan tokoh, penokohan dan kru pementasan. - Sukses psikomor PLH dan pendidikan berbasis karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: PKn. - Data FAO tentang banyaknya jumlah limbah makanan di Indonesia.
4
- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: Bahasa Indonesia & IPS
- Etika lingkungan hidup tentang pentingnya memelihara lingkungan dengan tidak membuang makanan.
- Ensiklik Laudarto Si’ nomor 22 : ajakan untuk mencegah budaya membuang makanan.
5 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. - Etika lingkungan hidup tentang hidup selaras dengan lingkungan. - Sukses kognitif PLH dan pendidikan berbasis karakter.
6 Cerita tentang Adi yang memasuki dunia dalam mimpi.
7 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & Bahasa
Indonesia.
8
- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPS & PKn. - Etika lingkungan hidup tentang menghargai, memperhatikan dan
dengan tidak membuang makanan. - Sukses afektif PLH dan pendidikan berbasis karakter: tidak membuang
makanan. - Isi Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan
Agung Semarang : membangun kebiasaan untuk tidak menyisakan dan membuang-buang makanan.
9 - Jenis-jenis makanan sehat yang berasal dari alam/lingkungan sekitar. 10 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. 11 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & IPS.
3.3.4 Langkah Keempat: Validasi Desain
Desain produk prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” yang
telah dibuat akan divalidasi terlebih dahulu oleh lima validator sebelum
diujicobakan. Para validator yang memberikan validasi produk prototipe
sosiodrama dalam penelitian ini terdiri dari dua guru kelas V SD, dua guru SD
pengampu ekstrakurikuler kesenian (gamelan dan drama) dan satu pegiat
drama yang memiliki rekam jejak dalam dunia seni pertunjukan dan sekaligus
menjadi penilai aspek kebahasaan. Validasi desain bertujuan memperoleh
kritik, saran serta penilaian produk yang sedang dikembangkan oleh peneliti.
Penilaian yang diberikan melalui validasi akan bermanfaat untuk mengetahui
aspek yang dirasa masih kurang tepat dan perlu ditambahkan dalam
sosiodrama yang sedang dikembangkan.
3.3.5 Langkah Kelima: Revisi Desain
Revisi desain merupakan perbaikan ulang yang dilakukan untuk
mendapatkan desain produk yang lebih baik dan layak. Revisi dilakukan
berdasarkan kritik dan saran yang disampaikan oleh kelima validator yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menilai prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Dengan proses
revisi atau perbaikan ini, diharapkan prototipe yang sedang dikembangkan
menjadi lebih menarik, bermakna daan mudah dipahami oleh guru dan peserta
didik ketika hendak dipraktikkan dalam pembelajaran atau dalam pementasan
acara kesenian di sekolah.
3.3.6 Langkah Keenam: Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah prototipe sosiodrama “Menghilangnya
Sepiring Nasi” telah melalui proses revisi atau perbaikan. Uji coba produk
bertujuan untuk mengetahui kebermaknaan dan fungsi naskah sebagai metode
pembelajaran tematik serta menciptakan kesadaran untuk menghabiskan
makanan. Uji coba produk membuat produk yang dikembangkan oleh peneliti
benar-benar teruji secara empiris. Teruji secara empiris dimaksudkan teruji
melalui indera manusia sehingga dapat diketahui dan diamati oleh orang lain,
bukan hanya melalui data berupa angka (Sugiyono, 2013: 12). Uji coba
produk dilakukan di SDK Sang Timur Yogyakarta dan diikuti oleh peserta
didik kelas V.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Diandaikan sebuah rumah, pengumpulan data merupakan sebuah pondasi
dari rumah itu sendiri. Sugiyono (2015: 200) mengatakan, pengumpulan data
merupakan hal paling utama dalam sebuah penelitian karena tujuan dalam
sebuah penelitian itu sendiri ialah untuk memperoleh data. Pengumpulan data
dibutuhkan untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah penelitian yang
dilakukan. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti
menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu kuisioner dan wawancara.
3.4.1 Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
(Sugiyono, 2009: 142). Kuisioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui rutinitas peserta didik terkait kebiasaan
menyisakan makanan, makan makanan bergizi, pola makan bergizi dan lain-
lain. Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada 25 peserta didik kelas V-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B di SDK Sang Timur Yogyakarta dan kuisioner validasi untuk menguji
kelayakan produk prototipe sosiodrama diberikan kepada 4 guru SD dan 1
seniman pertunjukan dan ahli dalam bidang bahasa.
3.4.2 Wawancara
Arifin (2011: 233) menyatakan, wawancara adalah sebuah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab dengan cara langsung
atau tidak langsung untuk memperoleh sebuah informasi tertentu. Dalam
sebuah penelitian, wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin merumuskan sebuah permasalahan yang akan diteliti dan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang mendalam melalui jumlah
responden yang sedikit (Sugiyono, 2009: 137).
Peneliti melakukan wawancara kepada empat guru kelas V yang berasal
dari sekolah yang berbeda. Dua guru dari daerah Yogyakarta dan dua guru
dari region Jawa Tengah. Peneliti juga membagikan angket kepada 25 peserta
didik kelas V-B dari SDK Sang Timur Yogyakarta. Pengumpulan data
bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan peserta didik dan ketertarikan
guru dalam mengemas pembelajaran dengan sosiodrama. Dengan demikian
sosiodrama bisa sesuai dan digunakan dalam pembelajaran tematik atau
dipentaskan dalam pentas seni sekolah.
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti dalam mengembangkan
prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”, menggunakan beberapa
instrumen diantaranya instrumen analisis kebutuhan dan instrumen validasi
produk.
3.5.1 Intrumen Analisis Kebutuhan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kisi-kisi kuisioner dan
wawancara dalam analisis kebutuhan. Setiap teknik pengumpulan data
memiliki kisi-kisi untuk menyusun tiap item soal dan pernyataan yang
diberikan kepada peserta didik dan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3.5.1.1 Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada empat guru SD kelas V dalam tahap
penggalian potensi dan masalah. Pedoman wawancara berisikan garis
besar topik yang akan ditanyakan kepada narasumber. Kisi-kisi wawancara
yang dilakukan dengan guru SD kelas V terdapat dalam tabel berikut.
Tabel 3.2: Kisi-kisi wawancara guru
No. Topik Wawancara Pertanyaan Wawancara Nomor Item
1 Ensiklik Laudato Si’
Ensiklik Laodato Si yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015 menegaskan tentang pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) agar peserta didik dapat memiliki kesadaran akan pelestarian lingkungan dan merawat bumi sebagai rumah kita bersama. Menurut pendapat Bapak/Ibu sendiri, apakah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) itu sendiri?
1
2 Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH)
Jelaskan menurut Bapak/Ibu, mengenai keterkaitan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dengan salah satu usaha menjaga dan melestarikan Pendidikan Lingkungan Hidup serta memiliki intisari tentang ketergantungan manusia kepada alam berkaitan dengan kebutuhan pangan !
2
Jelaskan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu guru, tentang proses, cara atau metode dalam mengajarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh” !
3
3 Sosiodrama
Menurut Bapak/Ibu guru, dapatkah pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dikemas dan disajikan dalam bentuk sosiodrama? Mengapa demikian?
4
Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan naskah drama untuk mengajarkan pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh” pada Pembelajaran, ketika mengajarkannya menggunakan metode sosiodrama?
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3.5.1.2 Pedoman Kuisioner
Kuisioner analisis kebutuhan diberikan kepada 25 peserta didik kelas
V-B di SDK Sang Timur Yogyakarta untuk mengetahui rutinitas peserta
didik terkait kebiasaan menyisakan makanan, makan makanan bergizi,
pola makan bergizi dan lain-lain. Kisi-kisi kuisioner terdapat dalam tabel
berikut.
Tabel 3.3: Kisi-kisi kuisioner peserta didik kelas V
No. Kisi-Kisi Kuisioner Nomor Item
1. Kebiasaan menghargai alam dengan menghabiskan makanan yang disediakan.
1
2. Kebiasaan makan makanan sehat (sayur mayur) peserta didik. 2
3. Pengalaman mengalami sakit perut akibat pola makan tidak teratur dan memahami maag sebagai salah satu penyakit akibat gangguan organ pencernaan manusia.
3,4
4. Pengetahuan tentang iklan. 5
5. Pengalaman dan ketertarikan peserta didik dalam melakukan pembelajaran tematik dengan kesenian tari atau drama.
6,7
3.5.2 Intrumen Validasi Produk
Instrumen validasi produk yang disusun peneliti dalam penelitian dan
pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” berupa
kuisioner, dengan pilihan jawaban berskala Linkert. Rentang skala yang
disediakan yaitu 1-4 dengan keterangan setiap skala yaitu: (1) tidak baik, (2)
kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh 2 guru
SD kelas V yang merupakan bagian dari tim Adiwiyata sekolah, 2 guru SD
yang mengampu ekstrakurikuler seni pertunjukan dan 1 pegiat drama
sekaligus ahli kebahasaan. Kuisioner berisi 21 butir pernyataan. Aspek
validasi produk prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” dapat
dilihat dalam tabel 3.4 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.4: Kisi-kisi Validasi Produk
No. Aspek Validasi Prototipe Sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi” Nomor
Soal 1. Halaman Sampul 1,2,3 2. Penggunaan Bahasa 4,5,6 3. Isi Sosiodrama
- Tema - Alur - Latar / Setting - Tokoh dan Penokohan - Dialog - Amanat
7,8,9,10,11,12
4. Kesesuaian isi sosiodrama dengan pembelajaran tematik SD kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” - IPS - PKn - Bahasa Indonesia - IPA - SBdP
13,14,15,16,17
3.5.3 Instrumen Penilaian Uji Coba Terbatas
Penilaian uji coba terbatas dilakukan oleh pengamat untuk mengetahui
prototipe sosiodrama dilaksanakan sesuai langkah-langkah atau tidak.
Kuisioner terdiri dari enam (6) pertanyaan isian tentang cerita sosiodrama
yang berkaitan dengan muatan pembelajaran yang terdapat dalam tematik
tema 3 dan subtema 2. Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian uji coba
terbatas terangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.5: Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas
No. Aspek Penilaian Uji Coba Terbatas
1. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran PKn & Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36 Keuskupan Agung Semarang.
2. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran IPS & Laudato Si’ nomor 22.
3. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran SBdP & IPA.
4. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran IPS.
5. Tematik Kelas V Muatan Pembelajaran Bahasa Indonesia & IPA.
6. Refleksi tentang sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu:
data kualitatif dan data kuantitatif. Sugiyono (2010: 16), menyatakan data
kualitatif adalah data yang tersaji dalam bentuk kata-kata sedangkan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kuantitatif adalah data yang terjadi dalam bentuk angka. Dalam penelitian
pengembangan ini, data kualitatif berasal dari hasil wawancara guru,
komentar, kritik dan saran dari validator. Data kuantitatif berasal dari skor
penilaian yang diberikan ketika melakukan validasi. Berikut adalah
pembahasan dari masing-masing teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian dan pengembangan ini.
3.6.1 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berupa rangkuman jawaban oleh peneliti berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan empat guru kelas V SD untuk mengetahui
keterkaitan antara pendidikan lingkungan hidup dengan pembelajaran tematik
kelas V tema 3 subtema 2. Data kualitatif hasil validasi pun menjadi catatan
bagi peneliti untuk memperbaiki dan menambahkan sesuatu yang masih
kurang dari prototipe sosiodrama guna memperbaiki kualitas serta mengetahui
kelayakan produk ketika diuji coba kepada peserta didik.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari hasil
validasi produk oleh validator dan rangkuman data hasil uji coba terbatas yang
dilakukan oleh pengamat. Analisis data validasi produk menggunakan skala
penilaian Linkert kriteria 1-4. Setiap kriteria terdapat penjelasan agar validator
tidak kesulitan dalam memberikan penilaian. Data validasi yang diperoleh
dianalisis untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan oleh
peneliti. Peneliti menggunakan pedoman penskoran skala 1-4. Penskoran skala
1-5 tidak digunakan dengan pertimbangan menghindari adanya jawaban dari
responden pada angka 3, yaitu jawaban setengah-setengah atau jawaban
mencari aman (Arikunto, 2010: 284). Penjelasan dari setiap skala penilaian
adalah sebagai berikut, (1) tidak baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat
baik. Setelah validator memberikan penilaian, maka rerata skor diperoleh
melalui rumus sebagai berikut.
������ ���� =�����ℎ ���� ���� �������
Jumlah item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Skor yang diperoleh kemudian dikonversi menjadi data kualitatif
berdasarkan tabel konversi skala 4 Likert. Konversi data kuantitatif ke
kualitatif nilai skala 4 Likert yang digunakan dalam penelitian disajikan dalam
tabel berikut ini (Widoyoko, 2014: 144).
Tabel 3.6: Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor Kategori Keterangan Instrumen
3,26 - 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.
2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan.
1,76 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan. 1,00 – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.
Berdasarkan konversi data kuantitatif ke kualitatif di atas, penentuan
rumus kualitatif pada validasi ditetapkan sebagai berikut.
Jumlah skor maksimal yang diperoleh : 84
Skor maksimal ideal : 4
Ditanyakan :
Perhitungan rata-rata skor kategori “sangat baik”
Jawab :
Kategori sangat baik 3,26 – 4,00
= ������ ���� ���� �������
������ ����
= ��
��
= 4 Kategori “sangat baik”
Di tahap uji coba produk, peneliti memperoleh data berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Terdapat lima (6) pertanyaan
yang berkaitan dengan pembelajaran tematik tema 3 subtema 2 yang
terkandung dalam alur cerita sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.
Data dari pengamat kembali dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai
berikut:
������ ���� =�����ℎ ������ ���� �����
Jumlah item soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Perhitungan data-data kuantitatif dihitung berdasarkan rumus-rumus di
atas. Penentuan rumus kualitatif pada uji coba terbatas diterapkan sebagai
berikut.
Diketahui :
Jumlah seluruh peserta didik : 26
Ditanyakan :
Perhitungan skor rata-rata kategori “sangat baik”
Jawab :
Kategori sangat baik 3,26 - 4,00
= ������ ������ ���� �����
������ ���� ����
= �� � �
��
= 4 Kategori “sangat baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian dalam bab ini akan menguraikan mengenai hasil penelitian,
pembahasan serta kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan dalam
penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menguraikan mengenai prosedur pengembangan dan
kualitas produk prototipe sosiodrama.
4.1.1 Prosedur Pengembangan
Terdapat enam (6) prosedur pengembangan yang digunakan peneliti,
penggalian potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi
desain, revisi desain dan uji coba produk. Penjelasan setiap prosedur
dijabarkan berikut ini.
4.1.1.1 Penggalian Potensi dan Masalah
Tahap pertama dalam penelitian Research & Development (R&D)
adalah penggalian potensi dan masalah yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan dan produk yang akan dikembangkan. Di awal penelitian, peneliti
melakukan studi literatur tentang bentuk-bentuk kerusakan lingkungan akibat
perilaku manusia. Manusia yang seharusnya menjaga, merawat dan
melestatikan lingkungan tidak lagi memiliki kesadaran seperti itu dengan
perilakunya saat ini. Peneliti mengumpulkan berita, artikel, video tentang
kerusakan lingkungan hidup yang menjadi keresahan masyarakat bersama.
Dari proses studi literatur, peneliti menemukan berbagai macam ajakan
kepada manusia untuk memperhatikan tentang kerusakan lingkungan hidup.
Ajakan-ajakan itu muncul melalui poster, slogan, acara-acara instansi, buku
dan salah satunya berada di dalam Ensiklik Laudato Si’. Ensiklik Laudato Si’
adalah surat yang ditulis Paus Fransiskus di tahun 2015 dan berbicara
mengenai krisis lingkungan hidup, ajakan untuk memiliki kepekaan terhadap
lingkungan, jenis-jenis pencemaran dan polusi. Salah satu yang dibahas
dalam jenis-jenis polusi dalam ensiklik tersebut adalah polusi pangan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
makanan. Polusi makanan muncul dalam bentuk kebiasaan manusia
menyisakan makanan yang telah disediakan.
Keprihatinan tentang kebiasaan membuang makanan ternyata muncul
pula dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36
Keuskupan Agung Semarang, yang ditulis oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko.
Di dalam Surat Gembala tersebut, Mgr. Rubi mengajak manusia untuk
menghargai alam dengan cara tidak menyisakan makanan yang telah alam
sediakan. Dunia pendidikan juga telah merespon dan menyikapi kerusakan
lingkungan hidup dengan melahirkan pembelajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH). Pendidikan Lingkungan Hidup terintegrasi dalam pembelajaran
di sekolah sejak 2006. Setelah membaca keseluruhan materi tematik kelas I-
VI SD, peneliti menemukan materi pembelajaran yang berkaitan dengan
pangan dan lingkungan hidup terdapat dalam pembelajaran tematik kelas V
SD Tema 3 Subtema 2. Pendidikan Lingkungan Hidup itu sendiri merupakan
materi ajar yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang
mencintai alam dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Laudato Si’
artikel nomor 209 yang menyatakan pendidikan merupakan salah satu
alternatif penyampaian pendidikan lingkungan hidup mulai dari usia dasar
melalui pembelajaran-pembelajaran. Salah satu cara dalam proses
pembelajaran adalah sosiodrama. Sosiodrama memiliki manfaat dalam
pembelajaran terutama membangun penghayatan dan memaknai materi
pembelajaran. Peneliti memutuskan untuk menciptakan sosiodrama yang
memuat materi pembelajaran tematik dan pendidikan lingkungan hidup dalam
konten ceritanya. Peneliti membagikan instrumen wawancara kepada guru
kelas V dan kuisioner pernyataan kepada peserta didik kelas V.
4.1.1.2 Pengumpulan Data
Subbab ini akan menampilkan dan membahas data-data yang
diperoleh peneliti sebagai pendukung penelitian dan pengembangan. Data
penelitian diperoleh dari wawancara guru dan kuisioner yang dibagikan
kepada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1. Wawancara
Data yang diperoleh berasal dari melakukan wawancara kepada empat
(4) guru kelas V. Dua (2) guru berada di region Yogyakarta dan dua (2) guru
lainnya berada di region Jawa Tengah. Guru pertama yang menjadi
narasumber peneliti adalah Pak Indarto, beliau adalah guru kelas V-B di SDK
Sang Timur Yogyakarta. Selain guru kelas V-B, Pak Indarto merangkap
sebagai bagian dari tim Adiwiyata SDK Sang Timur Yogyakarta dan guru
pengampu ekstrakurikuler Pengelolaan Tanaman Hidup. Guru kedua yang
menjadi narasumber adalah Pak Ongko, beliau adalah guru kelas V dan VI di
SD Pangen Gudang Purworejo. Guru ketiga bernama Ibu Angel yang
merupakan guru bantu kelas atas (kelas 4,5 dan 6) di SD Maria Immaculata
Cilacap dan guru keempat bernama Ibu Nurul, guru kelas V dan VI di SD
Muhammadiyah Kronggahan. Selain itu, Ibu Nurul sedang menjalani studi
magister di Universitas Sarjana Wiyata.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengetahuan guru SD tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), keterkaitan antara pembelajaran
tematik kelas V tema 3 subtema 2 dengan lingkungan atau alam, cara guru
dalam mengemas pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2, pendapat
guru jika pengemasan pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2
disampaikan dengan sosiodrama dan perlunya naskah yang berisi materi
pembelajaran terkait untuk menerapkan metode sosiodrama. Rangkuman
hasil wawancara akan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 4.1: Rangkuman hasil wawancara guru
Item Soal SDK Sang
Timur Yogyakarta
SD Muhhammadiyah
Kronggahan
SD Maria Immaculata
Cilacap
SD Pangen Gudang
Purworejo Menurut pendapat Bapak/Ibu sendiri, apakah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) itu?
PLH adalah bentuk pembelajaran kepadada anak didik yang memberi bekal agar anak didik mempunyai kepekaan untuk lebih mencintai lingkungan hidupnya
Pembelajaran membentuk anak yang peduli, cinta, menghargai dan menjaga lingkungan.
Sebuah pembelajaran yang menekankan tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan memuat ajakan-ajakan untuk memiliki
Pendidikan tentang lingkngan hidup sekitar berkaitan dengan cara merawat, menanam dan menggunakan dengan bijak serta bertanggungjawab agar tetap seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sehingga mampu bersikap baik dan bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup/
keprihatinan dan kepedulian lebih terhadap alam beserta permasalahannya,
Jelaskan menurut Bapak/Ibu, mengenai keterkaitan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dengan salah satu usaha menjaga dan melestarikan berkaitan dengan kebutuhan pangan !
Kita dapat menyadarkan anak akan pentingnya lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan manusia terutama pangan. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk bersikap dan bertindak lebih memperhatikan lingkungan kita, kalau lingkungan kita rusak maka ketersediaan pangan juga terancam.
Pembelajaran tematik tema 3 dan subtema 2 memiliki keterkaitan soal pangan terutama tentang sumber makanan sehat. Makanan sehat yang masuk ke dalam tubuh akan bisa menjadi nutrisi dan membantu tumbuh kembang anak jika bahan alam pun sehat. Jika alam terkontaminasi seperti penggunaan pupuk kimia berlebihan, maka nutrisi jahat akan masuk dan menjadi penyakit dalam tubuh kita.
Jelas sekali jika makanan yang kita makan tidak lepas dari alam sebagai sumber utamanya. Jadi kita tidak dapat makan makanan yang sehat jika tidak ada alam.
Makanan yang dimakan sehari-hari oleh anak-anak berasal dari alam, ketika alam sebagai penyedia bahan mentah musnah kebutuhan pangan tidak terpenuhi dan mekanan sehat tidak akan dirasakan.
Jelaskan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu guru, tentang proses, cara atau metode dalam mengajarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”!
Sebagai guru, saya belum menemukan pengemasan pembelajaran yang menarik. Saya hanya melakukan berdasarkan Buku Pegangan Guru.
Saya perlihatkan video tentang proses pembuatan makanan dari alam sampai tersedia di meja makan (video tentang membuat lotek).
Meminta siswa membawa makanan 4 sehat 5 sempurna ke kelas dan makan bersama-sama.
Membawa sayur mayur segar ke kelas agar siswa memahami dan mensyukuri sayuran yang masih segar sebelum diolah, membawa makanan 4 sehat 5 sempurna untuk makan bersama-sama.
Menurut Bapak/Ibu
Sangat bagus dan menari.
Pada dasarnya semua materi dapat
Sebenarnya akan menarik
Sangat bisa. Karena drama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
guru, dapatkah pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dikemas dan disajikan dalam bentuk sosiodrama? Mengapa demikian?
Model pembelajaran ini akan membuat anak didik semakin mendalami materi pembelajaran dan tentunya akan lebih menarik serta berkesan.
dipelajari dengan metode drama dengan membuatnya ke dalam narasi dengan dialog-dialog pada setiap tokoh. Bulan lalu saya menerapkan drama dalam pelajaran IPS.
bagi siswa, namun sepertinya pembelajaran drama akan sulit diterapkan di sini karena keterbatasan waktu dan saya harus mengejar materi pembelajaran.
adalah sebuah metode belajar yang menyenangkan dan menggugah siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran..
Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan naskah drama untuk mengajarkan pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, ketika mengajarkannya menggunakan metode sosiodrama?
Terima kasih banyak kalau bersedia memberi naskah drama, dengan tangan terbuka saya menerima.
Sangat membutuhkan, karena jarang sekali saya menemukan naskah drama untuk anak dan untuk pembelajaran, atau bahkan belum pernah ada.
Ketika itu diciptakan sepertinya akan bagus dan menarik karena metode drama jarang sekali digunakan dalam pembelajaran.
Membutuhkan karena selama ini pengembangan model drama masih jarang dditemukan berikut dengan naskah dan propertinya.
Berdasarkan hasil wawancara kepada empat guru tersebut, peneliti
menarik kesimpulan guru kelas V telah mengetahui tentang Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) dan memahami adanya keterkaitan antara materi
pembelajaran tematik SD kelas V Tema 3 subtema 3 dengan PLH. Keempat
guru kelas V yang menjadi narasumber belum pernah menerapkan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sosiodrama dalam pembelajaran tematik. Tiga guru merasa metode
sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik karena dapat
menarik peserta didik untuk terlibat secara aktif, namun Ibu Angel merasa
penerapan sosiodrama tidak bisa berjalan dengan efektif mengingat
keterbatasan waktu dan guru perlu mengejar materi pembelajaran. Keempat
guru narasumber juga menyatakan jika naskah sosiodrama yang memuat
pembelajaran tematik dibutuhkan untuk memperkaya pengemasan
pembelajaran.
2. Kuisioner
Peneliti membuat pernyataan yang ditujukan kepada peserta didik kelas
V, dengan tujuan untuk mengetahui kebiasaan peserta didik dalam
menghabiskan makanan, pola makan, jenis makanan yang dimakan dan
pengetahuan tentang seni pertunjukan. Pernyataan ini berkaitan dengan
muatan pembelajaran pada tematik kelas V tema 3 subtema 2. Kuisioner diisi
oleh 25 peserta didik dan dirangkum dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.2: Rangkuman Hasil Kuisioner
No. Kesimpulan Pernyataan
1. 76% peserta didik memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan.
2. 60% peserta didik tidak rutin makan nasi dengan sayur mayur.
3. 52% peserta didik tidak rutin makan tiga kali sehari.
4. 92% peserta didik pernah mengalami sakit perut karena terlambat makan.
5. 64% peserta didik belum pernah melihat iklan di koran dan televisi tentang obat untuk menyembuhkan penyakit maag atau penyakit lain yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.
6. 96% peserta didik belum pernah belajar dengan menonton atau mempraktikkan pelajaran dengan tarian atau drama dalam pembelajaran tematik bersama guru.
7. 84% peserta didik peserta didik tertarik untuk belajar di kelas dalam pembelajaran tematik sambil melakukan sebuah tarian atau drama.
Berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada peserta didik, dapat
diketahui bahwa masih banyak peserta didik yang memiliki kebiasaan
menyisakan makanan yang disediakan. Hal ini menunjukkan, kebiasaan
menyisakan makanan yang menjadi salah satu bentuk polusi lingkungan
dalam Laudato Si’ dan keprihatinan Surat Gembala Hari Pangan Sedunia Ke-
36 Keuskupan Agung Semarang telah merambah sampai usia sekolah dasar.
Hanya sedikit peserta didik makan nasi dengan sayur mayur yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berseberangan dengan kandungan makanan sehat. Pola makan teratur tiga kali
sehari hanya ditemui tidak lebih dari separuh jumlah peserta didik di dalam
kelas tersebut. Masih banyak dari mereka yang tidak rutin makan tiga kali
sehari dan menyebabkan sakit perut akibat terlambat makan. Di kelas tersebut
pula, jarang melakuka pembelajaran dengan melakukan kesenian pertunjukan,
sedangkan materi kesenian tersebut terdapat dalam tematik kelas V Tema 3
dan Subtema 2.
Dari hasil pengumpulan data inilah yang menjadi acuan peneliti untuk
menciptakan produk dalam penelitian dan pengembangan. Produk yang
dikembangkan berupa prototipe sosiodramadrama berjudul “Menghilangnya
Sepiring Nasi”. Penyusunan sosiodrama berdasarkan data yang diperoleh
guru dan peserta didik, dengan tujuan agar sosiodrama yang diciptakan sesuai
dengan pembelajaran tematik, dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran
atau pengembangan diri peserta didik berkaitan dengan seni peran melalui
kegiatan ekstrakurikuler, serta memberikan kesadaran kepada peserta didik
untuk mencintai lingkungan dengan menghabiskan makanan yang telah
disediakan.
4.1.1.3 Desain Produk
Hasil wawancara guru dan kuisioner peserta didik menjadi catatan-
catatan peneliti dalam mendesain prototipe sosiodrama. Prototipe sosiodrama
mengambil judul “Menghilangnya Sepiring Nasi”. Sebelum penyusunan
prototipe sosiodrama, peneliti menciptakan kisi-kisi yang berisi kandungan
materi yang akan disampaikan dalam narasi dan dialog pada alur cerita,
gambar sampul dan bagian-bagian naskah secara umum.
A. Kisi-Kisi Pembuatan Prototipe Sosiodrama
Tabel 4.3: Kisi-kisi pembuatan prototipe sosiodrama Isi
Sosiodrama Keterangan atau konten isi
(dalam bentuk narasi, ilustrasi atau dialog)
Sampul Naskah
- Berisi judul, gambar ilustrasi dan nama penulis naskah. - Ilustrasi pada sampul naskah sosiodrama menggambarkan tentang
adanya keterkaitan antara manusia dengan alam (LS, nomor.15)
1
- Latar belakang pembuatan sosiodrama : Laudato Si’ nomor 22, Data FAO tahun 2017, Surat Gembala Uskup Semarang tentang Hari Pangan Sedunia Ke-36 tahun 2018, pembelajaran tematik “Makanan Sehat”.
- Sinopsis sosiodrama : memberikan penjelasan pendidikan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
hidup dalam lingkup mengembangkan kesadaran menjaga lingkungan dalam aspek pengetahuan, perasaan dan keterampilan.
- Sukses kognitif PLH dan pendidikan berbasis karakter. - Penjelasan tentang etika lingkungan hidup.
2 - Keterangan tokoh, penokohan dan kru pementasan. - Sukses psikomor PLH dan pendidikan berbasis karakter
3 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: PKn. - Data FAO tentang banyaknya jumlah limbah makanan di Indonesia.
4
- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: Bahasa Indonesia & IPS
- Etika lingkungan hidup tentang pentingnya memelihara lingkungan dengan tidak membuang makanan.
- Ensiklik Laudarto Si’ nomor 22 : ajakan untuk mencegah budaya membuang makanan.
5 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. - Etika lingkungan hidup tentang hidup selaras dengan lingkungan.
6 Cerita tentang Adi yang memasuki dunia dalam mimpi.
7 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & Bahasa
Indonesia.
8
- Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPS & PKn. - Etika lingkungan hidup tentang menghargai, memperhatikan dan
dengan tidak membuang makanan. - Sukses afektif PLH dan pendidikan berbasis karakter: tidak membuang
makanan. - Isi Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan
Agung Semarang : membangun kebiasaan untuk tidak menyisakan dan membuang-buang makanan.
9 - Jenis-jenis makanan sehat yang berasal dari alam/lingkungan sekitar. 10 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: SBdP. 11 - Tematik Kelas V Tema 3 Makanan Sehat Subtema 2: IPA & IPS.
B. Sampul Prototipe Sosiodrama
Sampul prototipe sosiodrama terdiri dari tiga bagian, judul sosiodrama,
gambar sampul dan nama penulis sosiodrama. Judul sosiodrama ditulis
menggunakan huruf kapital pada awal kata, berwarna putih dengan warna
latar hitam untuk memperjelas penulisan judul, menggunakan font huruf
Times New Roman dengan ukuran 40. Gambar sampul adalah lukisan karya
Jenny Satri berjudul “Maaf” yang dibuat di tahun 2018. Lukisan ini
menggambarkan kedekatan seorang ibu dan anak yang merupakan simbol
relasi manusia dengan alam yang memiliki kedekatan dan saling memiliki
keterkaitan. Pada bagian bawah terdapat nama penulis sosiodrama,
Kristophorus Divinanto, dengan font huruf Cedarville berukuran 21. Secara
keseluruhan, sampul naskah didesain oleh Jenny Satri berdasarkan arahan
dari peneliti. Nama desainer sampul tidak dicantumkan dalam naskah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
berdasarkan permintaan dan persetujuan desainer. Berikut adalah gambar
prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.
Gambar 4.1: Sampul prototipe sosiodrama
C. Bagian-Bagian Naskah Sosiodrama Secara Umum
Naskah ini memiliki lima (5) bagian secara umum yaitu, latar belakang
pembuatan naskah, sinopsis naskah, keterangan tokoh dan penokohan, cerita
dan catatan naskah. Penjelasan dari setiap bagian adalah sebagai berikut:
a. Latar Belakang Pembuatan Naskah
Bagian ini berisi penjelasan materi pembelajaran tematik dan
pendidikan lingkungan hidup tentang menghargai makanan yang
terkandung dalam naskah dan sebagai acuan dalam penyusunan
naskah. Pada bagian ini juga terdapat keterangan penggunaan naskah
yang bukan hanya bisa digunakan dalam pembelajaran saja,
melainkan dapat digunakan dalam kegiatan pentas seni sekolah dan
ekstrakurikuler drama.
b. Sinopsis Naskah
Bagian ini masih tergabung dalam satu halaman yang sama dengan
latar belakang pembuatan naskah. Bagian sinopsis naskah
menerangkan tentang garis besar keseluruhan alur cerita dari awal
pengenalan tokoh-tokoh, pengenalan konflik, konflik memuncak dan
tahap penyelesaian cerita. Dapat dikatakan bagian ini menceritakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
keseluruhan naskah dalam bentuk narasi atau cerita pendek tanpa
dialog.
c. Keterangan Tokoh dan Penokohan
Bagian ini berisi penjelasan tokoh yang terlibat dalam sosiodrama
dan penjelasan tentang pembawaan atau penokohan dari setiap tokoh
yang akan diperankan oleh peserta didik. Bagian ini akan
memudahkan sutradara cerita (baik itu guru atau peserta didik),
ketika memberikan pengarahan kepada pemeran tokoh pada tahap
persiapan sosiodrama.
d. Cerita
Keseluruhan alur cerita terdapat dalam naskah ada dalam bagian
ini. Cerita dalam naskah terdiri dari narasi dan dialog. Narasi memuat
keterangan suasana, keterangan tempat dan arahan-arahan pemain
untuk berpindah tempat dan keluar-masuk panggung. Narasi ini
memudahkan guru atau peserta didik yang menjadi sutradara atau
pengarah cerita, dalam memberikan arahan ketika tahap persiapan.
Dialog yang diucapkan para tokoh juga terdapat pada bagian ini,
disertai penjelasan gestur, intonasi dan ekspresinya.
e. Catatan Naskah
Catatan naskah memiliki fungsi sebagai opsional pelaksanaan
sosiodrama. Bagian ini memberikan pilihan dan kemungkinan lain
ketika sosiodrama tidak dapat digunakan seutuhnya dan mengalami
beberapa hambatan, seperti keterbatasan ruang dan kebebasan
improvisasi dialog. Selain itu, pada catatan naskah dijelaskan bahwa
naskah tidak hanya bisa digunakan dalam pembelajaran melainkan
bisa dikembangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.
4.1.1.4 Validasi Desain Produk
Setelah desain produk selesai dibuat, desain produk yang dikembangkan
dalam penelitian ini diberikan kepada validator untuk divalidasi. Proses
validasi bertujuan untuk mengetahui kualitas desain produk yang dibuat.
Validasi yang dilakukan dalam penelitian ini ialah memberikan validator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berupa satu amplop berisikan sosiodrama dan instrumen validasi serta alat
tulis. Terdapat beberapa aspek dalam penilaian validasi desain produk antara
lain halaman sampul, penggunaan bahasa, isi sosiodrama dan kesesuaian
naskah dengan pembelajaran tematik kelas V tema 3.
Dalam penelitian ini, desain produk divalidasi oleh lima (5) orang yang
terdiri dari empat (4) guru SD dan satu (1) orang pegiat seni pertunjukan dan
ahli bahasa. Kelima validator tersebut adalah Agustinus Nugrahanto, S.Pd
(guru kelas V SD Pangudi Utami Temanggung), Robertus Indarto, S.Pd (guru
kelas V SDK Sang Timur Yogyakarta dan anggota tim Adiwiyata sekolah),
Ni Ayu Nevita Monatara, S.S (pegiat seni pertunjukan dan ahli bahasa, yang
saat ini bekerja di Titimangsa Foundation di bawah naungan Happy Salma
dan anggota dari Teater Mandiri sejak tahun 2014 di bawah asuhan Putu
Wijaya), Florentina Pradita Setyaningsih, S.Pd (guru kelas V di SD Krista
Gracia Klaten) dan Yoseph Sumaryanto, S.Pd (guru kelas III dan
pembimbing ekstrakurikuler seni pertunjukan di SDK Sang Timur
Yogyakarta). Hasil validasi dari kelima validator terangkum dalam tabel
sebagai berikut.
Tabel 4.4: Hasil validasi desain produk Guru SD Skor Kategori
Agustinus Nugrahanto, S.Pd. 3,90 “Sangat Baik” Robertus Indarto, S.Pd. 3,80 “Sangat Baik”
Florentina Pradita Setyaningsih, S.Pd. 3,95 “Sangat Baik” Yoseph Sumaryanto, S.Pd. 3,38 “Sangat Baik”
Rata-rata Guru 3.75 “Sangat Baik”
Ahli Bahasa dan Seni Pertunjukan Skor Kategori Ni Ayu Nevita Monatara, S.S. 3.71 “Sangat Baik”
Total nilai rata-rata validator 3.73 “Sangat Baik”
Berdasarkan rangkuman data dalam tabel di atas, skor rata-rata dari
validasi guru adalah 3.75 artinya “Sangat Baik”. Beberapa saran juga
diberikan guru untuk memperbaiki kualitas prototipe sosiodrama. Saran yang
diberikan mengenai keseuaian isi sosiodrama dengan pembelajaran tematik
antara lain 1) pada muatan pembelajaran IPS perlu menambahkan dialog
tentang manfaat nasi dan sayuran yang dihasilkan dari petani, 2) pada muatan
pembelajaran SBdP memberi keterangan nama tari kreasi Bondan Kendhi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dewi Sri yang digunakan dalam visualisasi Adi memasuki dunia mimpi serta
keterangan bahwa Adi sedang bermimpi, 3) pada muatan pembelajaran IPA
menambahkan dialog tentang efek dari maag dan cara mengobatinya.
Selain guru, validasi dari ahli bahasa dan seni pertunjukan juga
memberikan penilaian dengan skor 3.71 dengan kategori “Sangat Baik”.
Saran yang diberikan antara lain, 1) untuk penulisan perlu diteliti kembali
karena masih ditemukan beberapa kesalahan penulisan, 2) dialog disesuaikan
dengan bahasa anak kelas V SD, 3) untuk amanat sosiodrama perlu
memunculkan dialog yang berisi ungkapan syukur manusia kepada Tuhan
atas karunia yang diberikan alam sebagai sumber makanan, 4) perlu
memunculkan ciri khas kerja petani yang menghasilkan beras dan sayuran
sebagai bahan makanan pokok. Nilai rata-rata dari validator ahli bahasa, seni
pertunjukan dan guru SD adalah 3.73 yang artinya prototipe “Sangat Baik”
dan bisa diuji setelah peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran mereka.
4.1.1.5 Revisi Desain Produk
Peneliti melakukan revisi desain produk prototipe sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi” berdasarkan saran yang diberikan empat
guru dan satu ahli bahasa, seni pertunjukan sebagai validator. Beberapa saran
dari kelima validator peneliti rangkum ke dalam tabel berikut.
Tabel 4.5: Rangkuman Saran Revisi No. Saran Validator Guru SD Revisi
1. Perlu menambahkan dialog tentang manfaat nasi dan sayuran yang dihasilkan dari petani.
Menambahkan dialog tentang manfaat nasi dan sayutan yang dihasilkan oleh petani dalam adegan makan siang Bunda bersama Adi.
2.
Pada muatan pembelajaran SBdP memberi keterangan nama tari kreasi Bondan Kendhi dan Dewi Sri yang digunakan dalam visualisasi Adi memasuki dunia mimpi serta keterangan bahwa Adi sedang bermimpi.
Menambahkan keterangan nama tari kreasi Bondan Kendhi dan Dewi Sri yang digunakan dalam visualisasi Adi memasuki dunia mimpi, serta keterangan Adi sedang bermimpi.
3. Pada muatan pembelajaran IPA menambahkan dialog tentang efek dari maag dan cara mengobatinya.
Menambahkan dialog tentang efek dari maag dan cara mengobatinya dalam adegan berita yang dibacakan di televisi.
No. Saran Validator Ahli Bahasa & Seni
Pertunjukan Revisi
1. Dalam adegan Adi berdialog dengan Dewi, dialog disesuaikan dengan bahasa anak kelas V SD karena dirasa dialog dalam sosiodrama
Memperbaiki dialog agar sesuai dengan bahasa anak usia sekolah dasar sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
masih terlalu kaku dan formal untuk usia anak sekolah dasar.
2.
Dalam dialog perlu dimunculkan ungkapan syukur manusia kepada Tuhan atas karunia yang diberikan alam sebagai sumber makanan.
Menambahkan dialog tentang ungkapan syukur manusia kepada Tuhan atas karunia yang diberikan alam sebagai sumber makanan.
3.
Perlu memunculkan keluhan petani yang telah menghasilkan beras dan sayuran sebagai bahan makanan pokok, namun malah dijadikan bahan olok-olok di media sosial.
Menambahkan dialog tentang keluhan petani akibat dijadikan bahan olok-olok di media sosial, dalam berita yang dibacakan di televisi.
Berdasarkan saran-saran dari para validator, peneliti melakukan proses
revisi desain untuk memperbaiki kualitas ptototipe sosiodrama agar layak
digunakan dalam pembelajaran. Pembetulan atau revisi keseluruhan
sosiodrama peneliti rangkum dalam bentuk tabel dengan menampilkan
ptototipe produk ketika belum melalui proses validasi dan setelah direvisi
oleh peneliti. Berikut adalah tabel rangkuman revisi produk prototipe
sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” berdasarkan saran yang
diberikan validator guru SD dan ahli bahasa, seni pertunjukan. Prototipe yang
telah direvisi berdasarkan dengan saran validator ditandai dengan adanya teks
yang diberi warna merah. Berikut adalah rekap revisi produk berdasarkan
saran dari kelima validator :
1. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 1
o Saran validator : Perlu menambahkan dialog tentang manfaat nasi dan
sayuran yang dihasilkan dari petani.
o Revisi : Menambahkan dialog dialog tentang manfaat nasi dan sayuran
yang dihasilkan dari petani di halaman 5 dan menjadi dialog yang
diucapkan oleh penyiar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2. Revisi Berdasarkan Saran Validator - 2
o Saran validator : Perlu ditambahkan keterangan nama tarian kreasi di
dalam naskah.
o Revisi : Menambahkan keterangan tarian kreasi di dalam keterangan
penata latar di dalam naskah halaman 7
3. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 3
o Saran validator : Perlu memberi tambahan dialog atau keterangan
tentang efek dari maag dan alternatif pengobatannya.
o Revisi : Menambahkan keterangan efek dari maag dan alternatif
pengobatannya pada dialog yang disampaikan oleh penyiar berita di
naskah halaman 9.
4. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 4
o Saran validator : Perlu ditambahkan dialog tentang ungkapan syukur
manusia kepada Tuhan atas karunia yang diberikan alam sebagai
sumber makanan.
o Revisi : Menambahkan dialog ungkapan syukur manusia kepada Tuhan
pada dialog yang diucapkan Dewi di halaman 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
5. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 5
o Saran validator : Dialog antara Adi dan Dewi ketika di kelas perlu
diperbaiki karena dirasa terlalu kaku untuk bahasa komunikasi anak
SD.
o Revisi : Memperbaiki dialog Adi dan Dewi ketika adegan berdialog di
kelas pada naskah halaman 10.
6. Revisi Berdasarkan Saran Validator – 6
o Saran validator : Perlu memunculkan keluhan petani yang telah
menghasilkan beras dan sayuran sebagai bahan makanan pokok,
namun justru dijadikan bahan cemooh di media sosial.
o Revisi : Memunculkan keluhan petani di dalam berita yang dibacakan
oleh penyiar berita di dalam naskah halaman 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
4.1.1.6 Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah peneliti melakukan revisi desain
prototipe sosiodrama sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator.
Peneliti melakukan uji coba produk di SDK Sang Timur Yogyakarta yang
yang terletak di Jalan Batikan No.7 Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Uji coba terbatas diikuti oleh 26 peserta didik dari kelas V-B yang terdiri dari
12 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Uji coba terbatas
dilakukan dua kali di hari yang berbeda. Uji coba dilakukan dalam dua situasi
berbeda yaitu dilakukan ketika kegiatan ekstrakurikuler di luar jam
pembelajaran dan yang kedua dilakukan ketika kegiatan pembelajaran
tematik. Peneliti menerapkan dua peraturan yang berbeda dalam melakukan
uji coba, yaitu ketika uji coba di jam ekstrakurikuler, peserta didik
diperbolehkan untuk berdialog dengan membawa naskah. Sedangkan ketika
di dalam pembelajaran tematik, peserta didik perlu berdialog tanpa
memegang teks. Uji coba pertama dilakukan ketika jam ekstrakurikuler di
hari Kamis, 15 November 2018. Dari uji coba pertama, peneliti melihat
peserta didik kurang menghayati cerita karena sibuk memegang teks.
Dikarenakan fokus penelitian lebih ke penggunaannya di dalam pembelajaran
tematik, maka peneliti tidak melakukan refleksi ketika uji coba pertama.
Berikut merupakan dokumentasi ketika pelaksanaan uji coba pertama yaitu
ketika kegiatan ekstrakurikuler
Gambar 4.2 Pelaksanaan Uji Coba-1 Adegan “Warung Nyai Jinawi”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Uji coba kedua dilakukan pada hari Senin, 19 November 2018. Tujuan
dari uji coba produk adalah mengetahui keefektifan dan kualitas, berkaitan
dengan produk sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik
kelas V tema 3 subtema 2 atau tidak. Pada awal uji coba, peneliti menjelaskan
terlebih dahulu gambaran besar cerita sosiodrama berjudul “Menghilangnya
Sepiring Nasi”. Peneliti menyampaikan garis besar alur berjalannya cerita dan
peran-peran yang akan muncul dalam cerita. Setelah itu, peneliti membagi
peran-peran tersebut kepada peserta didik. Beberapa peserta didik
menawarkan diri untuk memainkan peran yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah peserta didik menerima perannya masing-masing, peneliti dan
beberapa peserta didik mempersiapkan latar tempat dan properti yang
digunakan dalam sosiodrama. Setelah pemain dan latar siap digunakan,
pertunjukan sosiodrama dimulai. Setiap peserta didik memainkan peran
sesuai dengan arahan dalam naskah, dengan menambahkan beberapa dialog
improvisasi tambahan. Proses sosiodrama berjalan dengan lancar dan ceria.
Berikut merupakan beberapa gambar pelaksanaan sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi” bersama peserta didik kelas V-B SDK Sang
Timur Yogykarta.
Gambar 4.3 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Penyiar Berita”
Adegan pembacaan berita oleh reporter, tentang ajakan untuk tetap memiliki pola makan teratur dan makan makanan yang sehat untuk mencegah gangguan organ pencernaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.4 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi dan Bunda”
Adegan Bunda sedang mempersiapkan makan siang untuk Adi yang barusan pulang dari sekolah dan Bunda mengingatkan Adi untuk menghabiskan makanan yang telah disediakan.
Gambar 4.5 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Masuk Dunia Mimpi”
Adegan Adi yang memasuki dunia mimpi dengan visualisasi cuplikan gerakan tari kreasi Dewi Sri. Tarian tidak dilakukan secara utuh mengingat keterbatasan ruang dan waktu.
Gambar 4.6 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Makan di Warung Nyai Jinawi” Adegan Adi menemukan warung yang menjual nasi bernama Warung Nyai Jinawi. Adi
makan di sana dengan lahap dan Nyai Jinawi merasa senang karena Adi makan dengan lahap dan menghabiskan makanannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.7 Pelaksanaan Uji Coba-2 Adegan “Adi Terbangun”
Adegan Adi setelah terbangun dari tidurnya dan bercerita kepada Bunda tentang mimpi yang barusan dialaminya. Adi menyesal dan berjanji kepada Bunda untuk menghargai makanan
dengan tidak memiliki kebiasaan menyisakan makanan yang disediakan.
Setelah kedua kelompok selesai bermain peran, peneliti membagikan
lembar refleksi yang berisi enam (6) buah pertanyaan berkaitan dengan
muatan pembelajaran tematik yang terkandung dalam tema 3 subtema 2.
Lima item soal bernilai 1 poin dan satu item soal bernilai 5 poin karena
menceritakan tentang amanat dan pesan-pesan dalam sosiodrama berkaitan
dengan pembelajaran tematik dan pendidikan lingkungan hidup.
Gambar 4.8 Pelaksanaan Uji Coba-2 “Peserta Didik Menulis Refleksi”
Peserta didik mengisi lembar refleksi secara mandiri berdasarkan kesan, pengalaman dan pemahaman tentang sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”.
Setelah seluruh peserta didik di kelas V-B menuliskan refleksi tentang
proses pelaksanaan sosiodrama yang baru saja dilakukan, peneliti melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
rekap terhadap jawaban yang dituliskan peserta didik. Berikut merupakan
hasil rekap refleksi dari proses uji coba prototipe sosiodrama.
Tabel 4.7: Rekap Hasil Refleksi Uji Coba Prototipe Sosiodrama
No Soal Jawaban
Jumlah peserta didik
dengan jawaban sejenis
Skor
Rerata skor tiap
nomor
1.
Sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” mengingatkanmu untuk menghargai jasa para petani sebab ….
23 peserta didik menjawab sebab petani bekerja sebagai penyedia dan penanam bahan makanan mentah. 3 peserta didik menjawab petani bekerja untuk menanam dan menyediakan makanan mentah.
26 4 4
2.
Tokoh Adi memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan Bundanya. Kebiasaan tersebut tidak baik karena …..
25 peserta didik menjawab Adi tidak menghargai makanan, kebiasaan tersebut adalah kebiasaan menyia-nyiakan makanan dan tidak menghargai Bunda
25 4 3.84
1 peserta didik menjawab kebiasaan Adi tidak dapat ditiru.
1 1 0.03
3.
Adi bermimpi melihat tarian Dewi Sri. Tarian kreasi tersebut menceritakan tentang puji syukur para petani atas hasil bumi yang melimpah dan tentang pentingnya manusia untuk merawat lingkungan sebagai sumber …..
23 peserta didik menjawab lingkungan sebagai sumber makanan mentah yang akan dimakan manusia untuk makanan sehari-hari. 1 peserta didik menjawab lingkungan sebagai sumber makanan. 2 peserta didik menjawab lingkungan sumber penghasil makanan mentah.
26 4 4
4.
Salah satu bentuk merawat lingkungan adalah dengan cara menghabiskan makanan, karena ….
21 peserta didik menjawab makanan yang berasal dari alam bermanfaat menyehatkan tubuh,. 3 peserta didik menjawab makanan dari alam berguna untuk tubuh kita agar tetap sehat.
25 4 3.84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
1 peserta didik menjawab karena membuang makanan adalah perbuatan yang mencemari lingkungan.
1 peserta didik menjawab makanan sulit didapat.
1 1 0.03
5.
Dalam cerita sosiodrama, kebiasaan tidak menghabiskan makanan dan tidak memiliki pola makan teratur dapat mengakibatkan …
10 peserta didik menjawab tidak memiliki pola makan teratur bisa menyebabkan sakit maag. 9 peserta didik menjawab sakit gangguan pencernaan salah satunya adalah maag. 4 peserta didik menjawab memiliki pola makan tidak teratur menyebabkan gangguan organ pencernaan. 2 peserta didik menjawab tidak makan teratur menyebabkan sakit perut.
25 4 3.84
1 peserta didik menjawab kemarahan orang tua.
1 1 0.03
6.
Pesan yang kamu tangkap setelah memainkan/membacakan/menonton sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah ….
26 peserta didik menjawab menghargai makanan, menghabiskan makanan, tidak membuang makanan, menghargai Bunda, memiliki pola makan teratur, menghargai petani, jika kita membuang makanan sama saja dengan merusak lingkungan, tidak menghargai alam yang sudah menyediakan makanan dan tidak menghormati orang tua yang sudah bekerja keras menyediakan makanan. Setiap peserta didik bisa menyebutkan lima sampai enam amanat setelah melakukan dan menyaksikan sosiodrama.
26 4 4
Jumlah 23.6
Rata-rata uji coba = ������ ������ ���� �����
������ ���� ���� 3.93
Refleksi uji coba terbatas terdiri dari enam (6) pertanyaan dengan
masing-masing skor. Berdasarkan hasil rekap refleksi uji coba prototipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sosiodrama yang diikuti oleh 26 peserta didik kelas di V-B di SDK Sang
Timur, diketahui bahwa prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring
Nasi” yang digunakan dalam pembelajaran tematik kelas V tema 3 subtema 2
membantu peserta didik untuk:
1. Memiliki kesadaran untuk menghabiskan makanan sebagai salah satu
bentuk upaya untuk tidak menambah perilaku buruk membuang makanan
seperti yang tercantum dalam Ensiklik Laudato Si’ nomor 22.
2. Menghargai petani sebagai penanam dan penyedia bahan makanan
mentah yang sesuai dengan ajakan Mgr. Rubiyatmoko dalam Surat
Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36.
3. Mensyukuri pekerjaan para petani sebagai penanam bahan makanan
mentah yang berperan penting dalam ketersediaan makanan yang
merupakan wujud dari toleransi tentang keberagaman pekerjaan yang ada
di lingkungan sekitar.
4. Memiliki kesadaran tentang manfaat penting untuk merawat lingkungan
yang merupakan salah satu etika lingkungan hidup sebab semua sumber
makanan berasal dari lingkungan.
5. Memahami materi dalam muatan pembelajaran tematik tema 3 subtema 2
yaitu mengetahui salah satu penyakit gangguan pencernaan akibat tidak
memiliki pola makan yang teratur, mengetahui iklan yang sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari dan memahami tari kreasi Dewi Sri yang
merupakan tarian tentang kisah para petani dan ungkapan syukur para
petani.
4.1.2 Kualitas Produk
Sosiodrama telah divalidasi oleh empat orang guru SD dan satu orang
ahli bahasa serta pegiat seni pertunjukan. Empat guru SD tersebut adalah Pak
Agus, Bu Dita, Pak Yoseph dan Pak Indarto. Validator ahli bahasa dan seni
pertunjukan adalah Nevita. Hasil dari masing-masing validator guru SD
adalah, Pak Agus dengan nilai 3.90, Bu Dita dengan nilai 3.95, Pak Yoseph
dengan nilai 3.38 dan Pak Indarto dengan nilai 3.80. Keseluruhan nilai dari
validator guru berada dalam kategori “Sangat baik” dengan rata-rata validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
guru yaitu 3.75. Angka tersebut menunjukkan validasi guru tentang
sosiodramaberada dalam kategori “Sangat Baik”. Sedangkan Nevita
memberikan nilai 3.71 dengan kategori “Sangat Baik”. Secara keseluruhan,
skor rata-rata dari kelima validator adalah 3.73 dengan kategori “Sangat
Baik”.
Setelah melakukan proses revisi desain produk, prototipe sosiodrama
diujicobakan secara terbatas kepada 26 peserta didik kelas V di SDK Sang
Timur Yogyakarta. Perolehan skor pelaksanaan uji coba prototipe sosiodrama
adalah 3.93 yaitu masuk kategori “sangat baik”, dengan catatan terdapat tiga
peserta didik yang masih belum bisa memahami materi pembelajaran iklan
dan memahami kebiasaan membuang makanan menjadi salah satu bentuk
polusi lingkungan.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil validitas produk yang dilakukan oleh kelima validator,
nilai rata-rata validasi produk prototipe sosiodrama adalah 3.73 dengan
kategori sangat baik sehingga prototipe sosiodrama layak untuk diujicobakan
kepada peserta didik. Uji coba dilakukan di SDK Sang Timur Yogyakarta
pada tanggal 19 November 2018 bersama 26 peserta didik kelas V-B sebagai
peserta pelaksanaan sosiodrama. Setelah melakukan uji coba, prototipe
memperoleh skor 3.93 yang masuk dalam kategori sangat baik yang berarti
peserta didik memahami isi dari sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi”
yang memuat materi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) tentang kesadaran
menghabiskan makanan yang menjadi ajakan Paus Fransiskus dalam Laudato
Si’ dan dipertegas dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36 yang
ditulis oleh Mgr. Rubiyatmoko selaku Uskup Keuskupan Agung Semarang.
Prototipe sosiodrama dinilai baik sehingga dapat digunakan guru sebagai
metode belajar di SD sebab naskah sosiodrama disusun dengan:
a. Disusun sesuai dengan tujuan naskah fungsional dan memperhatikan
toeri dramaturgi
Naskah fungsional menurut Seno merupakan naskah yang disusun
dengan tujuan untuk disebarkan dan dipertontonkan guna memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
keuntungan atau sebagai metode penyampaian informasi. Prototipe
naskah sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” merupakan naskah
fungsional yang disusun untuk mengajarkan kepada peserta didik untuk
memiliki kebiasaan menghabiskan makanan. Selain itu, prototipe
sosiodrama menjadi sebuah metode untuk melakukan pembelajaran
tematik kelas V tema 3 subtema 2.
Selain memperhatikan tujuan penyusunan naskah, prototipe naskah
sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” disusun berdasarkan teori
dramaturgi Goffman yang menekankan penulis naskah perlu menulis
naskahnya dengan melihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang
penonton dan sudut pandang pemain. Di dalam prototipe naskah
“Menghilangnya Sepiring Nasi”, teori dramaturgi diterapkan pada
keterangan tentang penataan latar tempat yang berkaitan dengan titik para
pemain menempatkan diri dan arah pemain bergerak. Hal ini dilakukan
agar penonton dapat memahami jalannya cerita dan memudahkan para
pemain untuk berpindah tempat.
b. Memuat pembelajaran tematik kelas V tema 3 “Makanan Sehat”
subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”
Muatan-muatan pelajaran dalam tematik kelas V tema 3 subtema 2
antara lain adalah IPA, Bahasa Indonesia, SBdP, PKn dan IPS. Muatan
pelajaran IPA mempelajari gangguan organ pencernaan dan makanan
sehat, IPS tentang interaksi manusia dengan lingkungan, PKn
mempelajari keberagaman sosial terkait pekerjaan atau budaya dan
muatan pelajaran Bahasa Indonesia tentang muatan iklan dan SBdP
tentang tari kreasi.
Naskah sosiodrama yang dijadikan metode belajar membantu
untuk memunculkan kesadaran pada setiap peserta didik untuk memiliki
pola makan teratur yang menjadi salah satu cara untuk menghindari
penyakit akibat gangguan organ pencernaan seperti yang diajarkan pada
muatan pembelajaran IPA. Di dalam sosiodrama, adegan ini terlihat pada
teguran Dewi kepada Adi agar tetap makan dengan teratur meskipun tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
ada nasi. Materi pemahaman tentang iklan di muatan pembelajaran
Bahasa Indonesia terdapat dalam adegan penyiar berita yang membacakan
iklan tentang produk pengganti vitamin sehari-hari. Melalui adegan
tersebut, peserta didik akan belajar tentang unsur-unsur yang ada di dalam
sebuah iklan. Peserta didik yang memiliki kesadaran untuk memiliki pola
makan yang teratur dan tidak menyisakan makanannya menjadi sebuah
bentuk ungkapan syukur dan memberi penghargaan kepada profesi petani
yang ada di sekitar mereka. Keberagaman pekerjaan dan sikap
menghargai yang terkandung dalam sosiodrama, merupakan capaian
pembelajaran pada muatan pembelajaran IPS dan PKn dalam
pembelajaran tematik tentang sikap toleransi tentang keberagaman profesi
dan bentuk interaksi manusia kepada lingkungan sekitar. Salah satu
adegan dalam sosiodrama menceritakan tentang masuknya Adi ke dunia
mimpi ditandai dengan tarian Dewi Sri/Bondan Kendhi yang merupakan
contoh dari tari kreasi yang menjadi materi dalam muatan SBdP yang ada
dalam materi tematik yang sedang diajarkan. Muatan pelajaran yang ada
di dalam tema 3 subtema 2 digambarkan dalam sosidorama dan memiliki
perannya sendiri sebagai sebuah metode pembelajaran tematik untuk
kelas V.
c. Memuat pesan ensiklik Laudato Si’ dan ajakan dalam Surat Gembala
Peringatan Hari Pangan Ke-36 Keuskupan Agung Semarang tentang
ajakan untuk mengurangi kebiasaan membuang makanan / throw
away culture
Ensiklik Laudato Si’ adalah ensiklik yang ditulis Paus Fransiskus
dan diterbitkan pada 18 Juni 2015. Di dalam ensiklik Laudato Si’, Paus
Fransiskus menekankan polusi pangan yang terjadi akibat kebiasaan
membuang makanan atau “throw away culture”. Polusi pangan akibat
menumpuknya sisa makanan telah menjadi masalah yang serius. Hal ini
dikatakan oleh Bapa Paus Fransiskus bahwa sepertiga makanan yang telah
diproduksi di seluruh dunia terbuang percuma. Tokoh Adi dalam
sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” merupakan penggambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
sikap manusia saat ini yang memiliki kebiasaan menyisakan dan
membuang makanan yang menjadi cerminan kebiasaan buruk manusia
yang menjadi keprihatinan Paus Fransiskus dalam Laudato Si’. Di dalam
Laudato Si’, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat manusia untuk
melakukan refleksi ekologis tentang beragam krisis lingkungan hidup
salah satunya refleksi tentang polusi pangan. Di dalam krisis polusi
pangan akibat maraknya kebiasaan membuang makanan yang menjadi
salah satu faktor penyebab kerusakan lingkungan, Paus Fransiskus
mengajak untuk setiap manusia memakan makanan yang disediakan
sampai habis tanpa ada sisa.
Ajakan ini kemudian menjadi esensi Mgr. Rubiyatmoko menulis
ajakan serupa dalam Surat Gembala Peringatan Hari Pangan Ke-36. Surat
ini dibacakan dalam perayaan ekaristi di seluruh Keuskupan Agung
Semarang pada tanggal 27 September 2018. Di dalamnya, Mgr. Rubi
mengajak umat sekalian untuk membiasakan diri memiliki habitus
(kebiasaan) yang baik salah satunya adalah membangun kebiasaan untuk
tidak menyisakan dan membuang-buang makanan.Di dalam sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi”, amanat ini ditemukan di dalam dialog
Bunda yang meminta Adi untuk menghabiskan makanannya sebagai salah
satu cara untuk menghargai dan merawat lingkungan.
4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk
Data yang diperoleh peneliti dari validasi produk membantu peneliti untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan produk prototipe sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi” yang disusun oleh peneliti. Kelebihan dan
kekurangan produk akan dijelaskan sebagai berikut.
4.3.1 Kelebihan Produk
Prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” memiliki
beberapa kelebihan antara lain, 1) dikembangkan berdasarkan muatan
pembelajaran tematik SD kelas V tema 3 subtema 2 sehingga dapat
digunakan sebagai metode pembelajaran sebagai variasi kegiatan belajar
mengajar, 2) sesuai dengan aspek dalam etika lingkungan hidup yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mendukung keselarasan hidup manusia dengan lingkungan sekitar, 3)
membahas salah satu kegelisahan tentang permasalahan lingkungan hidup
yang tertulis di Laudato Si’ secara khusus persoalan polusi pangan akibat
kebiasaan manusia menyisakan makanan yang menjadi salah satu
penyebab kerusakan lingkungan, dan 4) mendukung dan menerapkan
ajakan Mgr. Rubiyatmoko selaku Uskup Keuskupan Agung Semarang
agar setiap orang memiliki habitus baik terhadap pangan salah satunya
mengajak untuk tidak menyisakan makanan, dan 5) dikembangkan
berdasarkan teori tujuan penulisan naskah dan teori dramaturgi
4.3.2 Kekurangan Produk
Prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” memiliki
beberapa kekurangan antara lain: 1) prototipe naskah hanya diujicobakan
di satu sekolah saja yaitu hanya di SDK Sang Timur Yogyakarta, 2)
prototipe sosiodrama hanya sesuai untuk digunakan untuk pembelajaran
kelas atas terutama kelas V, dan 3) naskah prototipe sosiodrama
“Menghilangnya Sepiring Nasi” disusun berdasarkan kebudayaan
lingkungan di sekitar peneliti yang kental dengan kultur budaya Jawa. Hal
ini menyebabkan beberapa unsur di dalam naskah merupakan
penggambaran masyarakat Jawa itu sendiri. Beberapa unsur naskah yang
kental dengan budaya Jawa antara lain seperti karakteristik Bunda Adi,
jenis makanan yang dimakan dan tindakan Bunda mengambilkan makanan
untuk Adi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
BAB V
PENUTUP
Uraian dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran penelitian.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang terdapat dalam
keseluruhan penelitian, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.1.1 Prosedur pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya
Sepiring Nasi” menggunakan enam langkah penelitian
pengembangan menurut Borg & Gall yaitu: 1) mempelajari dampak
dari kebiasaan menyisakan makanan yang merupakan wujud dari
tindakan yang merusak lingkungan, 2) memberikan kuisioner kepada
peserta didik berkaitan dengan kebiasaan menghabiskan makanan dan
instrumen wawancara kepada empat guru sekolah dasar untuk
mengetahui minat guru menggunakan sosiodrama sebagai metode
pembelajaran tematik, 3) menyusun prototipe naskah berdasarkan
kisi-kisi yang telah disusun, 4) naskah divalidasi oleh 4 guru SD dan
1 seniman pertunjukan, 5) merevisi prototipe naskah berdasarkan
saran dari validator, dan 6) melakukan uji coba produk bersama
peserta didik kelas V-B di SDK Sang Timur Yogyakarta.
5.1.2 Dari hasil validasi yang dilakukan oleh empat guru sekolah dasar dan
seorang seniman pertunjukan, prototipe sosiodrama mendapatkan
skor rata-rata 3.73 yang artinya “sangat baik” serta para validator
memberikan beberapa catatan revisi untuk menyempurnakan
prototipe. Hasil refleksi yang dilakukan oleh 26 peserta didik kelas V
SDK Sang Timur Yogyakarta, prototipe mendapatkan skor 3.84
ketika melakukan refleksi tentang kesadaran peserta didik untuk
menghabiskan makanan yang disediakan. Dengan perolehan skor
yang diperoleh berdasarkan hasil refleksi setelah pelaksanaan
sosiodrama tersebut, prototipe naskah sosiodrama masuk dalam
kategori “sangat baik”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5.2 Keterbatasan Penelitian
Prototipe sosiodrama yang dikembangkan peneliti dalam penelitian dan
pengembangan ini mempunyai keterbatasan, yakni:
5.2.1 Prototipe yang dikembangkan hanya bisa digunakan untuk peserta
didik SD kelas V.
5.2.2 Prototipe hanya diujicobakan hanya pada satu sekolah saja.
5.2.3 Prototipe naskah sosiodrama dikembangkan dengan latar belakang
peneliti yang ada di tengah kultur budaya Jawa sehingga cerita dalam
prototipe naskah kurang sesuai dengan kebudayaan di luar kebudayan
Jawa.
5.3 Saran Penelitian
Berdasarkan keterbatasan penelitian, saran yang diberikan kepada peneliti
selanjutnya yang akan mengembangkan produk Prototipe Sosiodrama
Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pembelajaran Tematik Kelas V
Tema 3 Subtema 2 antara lain:
5.3.1 Mengembangkan prototipe naskah agar bisa digunakan untuk peserta
didik kelas atas lainnya dan peserta didik kelas bawah.
5.3.2 Melakukan uji coba naskah di lebih dari satu sekolah.
5.3.3 Mengembangkan prototipe naskah sosiodrama dengan latar belakang
yang lebih umum secara latar belakang kultur budaya agar dapat
digunakan dan dipahami oleh peserta didik di luar kebudayaan Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Akbar, R. (2002). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Grasindo.
Amsyari, F. (2012). Dasar-Dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan Hidup Dalam
Pembangunan Nasional. Jakarta: Widya Medika.
Arifin, A. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Auliana, R. (2012). Gizi Seimbang untuk Anak. Yogyakarta: UNY Press.
Baharudin Supardi. (2009). Berbakti untuk Bumi. Bandung: Rosadkarya.
Bahri Djamarah, Saifullah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Barlia, Lily. (2008). Teori Pembelajaran Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar. Subang:
Royyan Press.
Barlia, Lily. (2010). Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar. Bandung:
Royyan Press.
Clark, N. (1990). Nutrition Guide Book: Eating and Full Your Active Lifestyle. USA:
Leesure Press.
Damayanti, D. (2011). Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Djoko Damono, Sapardi. (1983). Sastra Lisan Indonesia. Jakarta: ASEAN Committee on
Culture and Information.
Efendi, Joko Santoso Anwar. (2005). Aku Mampu Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
SMA XI. Surabaya: SIC.
Erving, Goffman. (1995). The Presentation of Self in Everyday Life. New Jersey: Upper
Sadle River.
Fien, John. (1997). Education for the Environment. Victoria: Deakin University.
Fransiskus. (2015). Ensiklik Laudato Si’. Jakarta: Obor.
Gumira Ajidarma, Seno. (2000). Layar Kata. Jakarta: Bentang.
Hamlah, Syukri. (2013). Seklumit Wawasan Pengantar Pendidikan Lingkungan.
Bandung: Refika Aditama.
Hamzah B, Uno. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Jati Kusuma, Rio. (2018). Empat Sehat, Lima Tak Lagi Sempurna. Yogyakarta: UGM
Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Judarwanto, W. (2017). Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta: Puspa Swara.
Kasali, Rhenald. (1992). Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafity.
Keraf, A Sonny. (2005). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Khasanah, Nur. (2012). Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan.
Yogyakarta: Laksana.
Krondorfer, Bjorn. (1992). Body & Bible. Austria: Trinity Press.
Kusuma Wisangnuari, Secundina. (2017). “Pengembangan Buku Cerita Bergambar
Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Pembelajaran Membaca Siswa
Kelas III SD Kanisius Kumendaman Yogyakarta”. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Margareta, Windayana. (2005). Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Balai Pustaka.
Nisa, Mardiyatun. (2013). “Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar Kelas IV”. Kebumen: Universitas Negeri Surakarta.
Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum
2013 Lampiran 3.
Pitzele, Peter. (1998). Scripture Windows: Towards a Practice of Bibliodrama. Los
Angeles: Alef Design Group.
Rehan. (2009). Penyakit Maag. Bandung: Pioneer Jaya.
Rejeki Merdekawaty, Sri. (2010). Tari Kreasi Baru Nusantara. Bogor: Horizon.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rubiyatmoko. Robertus. (2018). Keluarga Sebagai Komunitas Berbagi Pangan. Surat
Gembala: Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 Keuskupan Agung Semarang.
Rusman (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setyowati. (2007). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Simbolon, Bintang Rumondang. (2010). Paket Materi Pembelajaran Inkuiri dalam
Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Meningkatkan Perilaku Berwawasan
Lingkungan Siswa SD di Jakarta. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembangunan
Berkelanjutan. Volume XI Nomor 02.
Soedarsono. (2012). Metode Pengembangan Fisik . Jakarta: Universitas Terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Stanford, Encyclopedia of Psychology. (2008). Environmental Ethics. Standford
Education: Plato.
Suaedi, Tantu. (2016). Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Bogor: IPB Press.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Research & Development (R&D). Bandung:
Alfabeta.
Sutrisno. (2014). Tematik Berbasis PLH, PLH Berbasis Tematik. Sidoarjo: Grafura.
Supriyadi. (2006). Pembelajaran Sastra yang Apresiasif dan Integratif di Sekolah Dasar.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Tim MKU PLH Unnes. (2014). Buku Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Warmbrand. (2000). Public Health. Bandung: Pioneer Jaya.
Widyatama, Rendra. (2007). Pengantar Periklanan. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Widoyoko. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wina, Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wiyanto, Asul. (2011). Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.
Zain, Aswan, Syaiful Bahri Djamarah. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sumber internet:
Divisi Lingkungan Hidup, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). (2016).
http://www.kaj.or.id/read/2016/04/19/9429/mereka-menerapkan-laudato-si.php
diakses pada tanggal 8 Desember 2018 pukul 23:12 WIB.
Food and Agriculture Organization of The United Nations/FAO. (2018).
https://finance.detik.com/wawancara-khusus/d-3317570/13-juta-ton-makanan-
terbuang-percuma-di-ri-setiap-tahun diakses pada tanggal 25 Oktober 2018 pukul
00:08 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Judio, Khal G. (2011). Time To Eat Healthy Food. http://www.gracejudio.com/?p=446
diakses pada tanggal 24 September 2018 pukul 23:16 WIB.
Khoirunnisa, R. (2016). Ilmu Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan.
https://www.academia.edu/19809601/ILMU_LINGKUNGAN_DAN_PENDIDI
KAN_LINGKUN GAN, diakses pada 25 Agustus 2018 pukul 03:12 WIB.
Lansh. (2016). Pendidikan Lingkungan Hidup dan Aplikasinya dalam Pembelajaran bagi
Siswa Sekolah Dasar. uap.unnes.ac.id/pkm-bidikmisi/511536863.doc diakses
pada 24 Agustus 2018 pukul 18:35 WIB.
Tim Penyusun KBBI (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia[Online]
http://kbbi.web.id/pusat diakses pada tanggal 8 Agustus 2018 pukul 00:14 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 1 : Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 1.1 Rekap Lembar Hasil Wawancara Guru SD
Item Soal SDK Sang Timur
Yogyakarta
SD Muhhammadiyah
Kronggahan
SD Maria Immaculata
Cilacap
SD Pangen Gudang Purworejo
Menurut pendapat Bapak/Ibu sendiri, apakah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) itu?
PLH adalah bentuk pembelajaran kepadada anak didik yang memberi bekal agar anak didik mempunyai kepekaan untuk lebih mencintai lingkungan hidupnya sehingga mampu bersikap baik dan bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup/
Pembelajaran membentuk anak yang peduli, cinta, menghargai dan menjaga lingkungan.
Sebuah pembelajaran yang menekankan tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan memuat ajakan-ajakan untuk memiliki keprihatinan dan kepedulian lebih terhadap alam beserta permasalahan-permasalahannya.
Pendidikan tentang lingkngan hidup sekitar berkaitan dengan cara merawat, menanam dan menggunakan dengan bijak serta bertanggungjawab agar tetap seimbang.
Jelaskan menurut Bapak/Ibu, mengenai keterkaitan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dengan salah satu usaha menjaga dan melestarikan berkaitan dengan kebutuhan pangan !
Kita dapat menyadarkan anak akan pentingnya lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan manusia terutama pangan. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk bersikap dan bertindak lebih memperhatikan lingkungan kita, kalau lingkungan kita rusak maka ketersediaan pangan juga terancam.
Pembelajaran tematik tema 3 dan subtema 2 memiliki keterkaitan soal pangan terutama tentang sumber makanan sehat. Makanan sehat yang masuk ke dalam tubuh akan bisa menjadi nutrisi dan membantu tumbuh kembang anak jika bahan alam pun sehat. Jika alam terkontaminasi seperti penggunaan pupuk kimia berlebihan, maka nutrisi jahat akan masuk dan menjadi penyakit dalam tubuh kita.
Jelas sekali jika makanan yang kita makan tidak lepas dari alam sebagai sumber utamanya. Jadi kita tidak dapat makan makanan yang sehat jika tidak ada alam.
Makanan yang dimakan sehari-hari oleh anak-anak berasal dari alam, ketika alam sebagai penyedia bahan mentah musnah kebutuhan pangan tidak terpenuhi dan mekanan sehat tidak akan dirasakan.
Jelaskan berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu guru, tentang proses, cara atau metode dalam mengajarkan materi tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat”
Sebagai guru, saya belum menemukan pengemasan pembelajaran yang menarik. Saya hanya melakukan berdasarkan Buku Pegangan Guru.
Saya perlihatkan video tentang proses pembuatan makanan dari alam sampai tersedia di meja makan (video tentang membuat lotek).
Meminta siswa membawa makanan 4 sehat 5 sempurna ke kelas dan makan bersama-sama.
Membawa sayur mayur segar ke kelas agar siswa memahami dan mensyukuri sayuran yang masih segar sebelum diolah, membawa makanan 4 sehat 5 sempurna untuk makan bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”! Menurut Bapak/Ibu guru, dapatkah pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, dikemas dan disajikan dalam bentuk sosiodrama? Mengapa demikian?
Sangat bagus dan menari. Model pembelajaran ini akan membuat anak didik semakin mendalami materi pembelajaran dan tentunya akan lebih menarik serta berkesan.
Pada dasarnya semua materi dapat dipelajari dengan metode drama dengan membuatnya ke dalam narasi dengan dialog-dialog pada setiap tokoh. Bulan lalu saya menerapkan drama dalam pelajaran IPS.
Sebenarnya akan menarik bagi siswa, namun sepertinya pembelajaran drama akan sulit diterapkan di sini karena keterbatasan waktu dan saya harus mengejar materi pembelajaran.
Sangat bisa. Karena drama adalah sebuah metode belajar yang menyenangkan dan menggugah siswa untuk terlibat penuh dalam pembelajaran..
Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan naskah drama untuk mengajarkan pembelajaran tematik kelas V Tema 3 “Makanan Sehat” Subtema 2 “Pentingnya Makanan Sehat Bagi Tubuh”, ketika mengajarkannya menggunakan metode sosiodrama?
Terima kasih banyak kalau bersedia memberi naskah drama, dengan tangan terbuka saya menerima.
Sangat membutuhkan, karena jarang sekali saya menemukan naskah drama untuk anak dan untuk pembelajaran, atau bahkan belum pernah ada.
Ketika itu diciptakan sepertinya akan bagus dan menarik karena metode drama jarang sekali digunakan dalam pembelajaran.
Membutuhkan karena selama ini pengembangan model drama masih jarang dditemukan berikut dengan naskah dan propertinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Wawancara Guru SD 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 1.4 Rekap Hasil Pengisian Angket Peserta Didik
No. Pernyataan Jawaban Persentase
1.
Setiap kali saya makan, saya menghabiskan makanan yang disediakan tanpa menyisakannya sedikitpun.
Dari 25 peserta didik, 19 peserta didik menjawab tidak pernah menghabiskan makanan yang disediakan.
76%
2. Selalu ada sayur mayur di dalam makanan yang saya makan sehari-hari.
Dari 25 peserta didik, 15 peserta didik menjawab makanan yang mereka makan tidak pernah ada sayur mayur.
60%
3. Saya selalu makan teratur tiga kali dalam satu hari.
Dari 25 peserta didik, 13 peserta didik tidak makan teratur tiga kali dalam satu hari.
52%
4. Saya pernah mengalami sakit perut ketika terlambat makan.
Dari 25 peserta didik, 23 peserta didik pernah mengalami sakit perut ketika terlambat makan.
92%
5.
Saya pernah melihat iklan di koran dan televisi tentang obat untuk menyembuhkan penyakit maag atau penyakit yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.
Dari 25 peserta didik, 16 peserta didik belum pernah melihat iklan di koran dan televisi tentang obat untuk menyembuhkan penyakit maag atau penyakit lain yang berkaitan dengan gangguan pencernaan.
64%
6.
Saya pernah belajar di kelas bersama guru dalam pelajaran tematik sambil menonton video tarian / drama atau saya pernah belajar di kelas bersama guru dalam pembelajaran tematik sambil pertunjukan drama atau tari.
Dari 25 peserta didik, 24 peserta didik belum pernah belajar dengan menonton atau mempraktikkan pelajaran dengan tarian atau drama dalam pembelajaran tematik bersama guru.
96%
7.
Saya tertarik untuk belajar di kelas dalam pembelajaran tematik sambil melakukan sebuah tarian atau drama.
Dari 25 peserta didik, 21 peserta didik tertarik untuk belajar di kelas dalam pembelajaran tematik sambil melakukan sebuah tarian atau drama.
84%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2 : Validasi Produk
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Validasi Produk Guru Kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Validasi Produk Seniman Pertunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3 : Uji Coba Produk
Lampiran 3.1 Kriteria Penilaian Jawaban Refleksi Uji Coba
No. Pertanyaan dan Jawaban Skor
1. Pertanyaan:
Sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” mengingatkanmu
untuk menghargai jasa para petani sebab ….
Jawaban:
Petani bekerja sebagai penyedia dan penanam bahan makanan mentah.
Kriteria Jawaban
Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4
Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3
Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2
Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1
2. Pertanyaan:
Tokoh Adi memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan Bundanya. Kebiasaan tersebut tidak baik karena ….. Jawaban: Tidak menghargai makananan, tidak menghargai Bunda yang sudah menyiapkan makanan.
Kriteria Jawaban
Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4
Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3
Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2
Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1
3. Pertanyaan:
Adi bermimpi melihat tarian Dewi Sri. Tarian kreasi tersebut menceritakan tentang puji syukur para petani atas hasil bumi yang melimpah dan tentang pentingnya manusia untuk merawat lingkungan sebagai sumber ….. Jawaban: Alam/lingkungan sebagai sumber bahan makanan.
Kriteria Jawaban
Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4
Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3
Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2
Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1
4. Pertanyaan:
Salah satu bentuk merawat lingkungan adalah dengan cara menghabiskan makanan, karena …. Jawaban: Makanan menyehatkan tubuh, bermanfaat bagi tubuh, makanan berasal dari alam, membuang makanan berarti mencemari lingkungan, menghabiskan makanan merupakan cara menghargai alam.
Kriteria Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4
Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3
Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2
Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1
5. Pertanyaan:
Dalam cerita sosiodrama, kebiasaan tidak menghabiskan makanan dan tidak memiliki pola makan teratur dapat mengakibatkan … Jawaban: Merusak lingkungan, tidak menghargai petani, tidak memiliki pola makan teratur bisa menyebabkan penyakit gangguan pencernaan seperti maag.
Kriteria Jawaban
Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4
Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3
Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2
Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1
6. Pertanyaan:
Pesan yang kamu tangkap setelah memainkan/membacakan/menonton sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah …. Jawaban: Menghargai makanan, menghabiskan makanan, tidak membuang makanan, menghargai Bunda, memiliki pola makan teratur, menghargai petani, jika kita membuang makanan sama saja dengan merusak lingkungan, tidak menghargai alam yang sudah menyediakan makanan dan tidak menghormati orang tua yang sudah bekerja keras menyediakan makanan.
Kriteria Jawaban
Jawaban dituliskan dengan lengkap dan jelas. 4
Jawaban dituliskan dengan lengkap namun tidak jelas. 3
Jawaban kurang lengkap dan tidak jelas. 2
Jawaban tidak jelas dan tidak lengkap. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 3.2 Rekap Jawaban Hasil Refleksi Peserta Didik
No Soal Jawaban
Jumlah
peserta
didik
dengan
jawaban
sejenis
Skor
Rerata
skor
tiap
nomor
1.
Sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” mengingatkanmu untuk menghargai jasa para petani sebab ….
23 peserta didik
menjawab sebab petani
bekerja sebagai
penyedia dan penanam
bahan makanan mentah.
3 peserta didik
menjawab petani
bekerja untuk menanam
dan menyediakan
makanan mentah.
26 4 4
2.
Tokoh Adi memiliki kebiasaan tidak menghabiskan makanan yang disediakan Bundanya. Kebiasaan tersebut tidak baik karena …..
25 peserta didik
menjawab Adi tidak
menghargai makanan,
kebiasaan tersebut
adalah kebiasaan
menyia-nyiakan
makanan dan tidak
menghargai Bunda
25 4 3.84
1 peserta didik
menjawab kebiasaan
Adi tidak dapat ditiru.
1 1 0.03
3.
Adi bermimpi melihat tarian Dewi Sri. Tarian kreasi tersebut menceritakan tentang puji syukur para petani atas hasil bumi yang melimpah dan tentang pentingnya manusia untuk merawat lingkungan sebagai sumber …..
23 peserta didik
menjawab lingkungan
sebagai sumber
makanan mentah yang
akan dimakan manusia
untuk makanan sehari-
hari.
1 peserta didik
menjawab lingkungan
sebagai sumber
makanan.
2 peserta didik
menjawab lingkungan
sumber penghasil
makanan mentah.
26 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
4.
Salah satu bentuk merawat lingkungan adalah dengan cara menghabiskan makanan, karena ….
21 peserta didik
menjawab makanan
yang berasal dari alam
bermanfaat
menyehatkan tubuh,.
3 peserta didik
menjawab makanan dari
alam berguna untuk
tubuh kita agar tetap
sehat.
1 peserta didik
menjawab membuang
makanan perbuatan
tidak baik karena bisa
merusak lingkungan
sekitar kita.
1 peserta didik
menjawab karena
membuang makanan
adalah perbuatan yang
mencemari lingkungan.
26 4 4
5.
Dalam cerita sosiodrama, kebiasaan tidak menghabiskan makanan dan tidak memiliki pola makan teratur dapat mengakibatkan …
10 peserta didik
menjawab tidak
memiliki pola makan
teratur bisa
menyebabkan sakit
maag.
9 peserta didik
menjawab sakit
gangguan pencernaan
salah satunya adalah
maag.
4 peserta didik
menjawab memiliki pola
makan tidak teratur
menyebabkan gangguan
organ pencernaan.
2 peserta didik
menjawab tidak makan
teratur menyebabkan
sakit perut.
25 4 3.84
1 peserta didik
menjawab kemarahan
orang tua.
1 1 0.03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
6.
Pesan yang kamu tangkap setelah memainkan/membacakan/menonton sosiodrama berjudul “Menghilangnya Sepiring Nasi” adalah ….
26 peserta didik
menjawab menghargai
makanan, menghabiskan
makanan, tidak
membuang makanan,
menghargai Bunda,
memiliki pola makan
teratur, menghargai
petani, jika kita
membuang makanan
sama saja dengan
merusak lingkungan,
tidak menghargai alam
yang sudah
menyediakan makanan
dan tidak menghormati
orang tua yang sudah
bekerja keras
menyediakan makanan.
Setiap peserta didik bisa
menyebutkan lima
sampai enam amanat
setelah melakukan dan
menyaksikan
sosiodrama.
26 4 4
Jumlah 23.7
Rata-rata uji coba = ������ ������ ���� �����
������ ���� ���� 3.93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 3.3 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 3.4 Hasil Refleksi Uji Coba Peserta Didik 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4 Surat Penelitian
Lampiran 4.1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 4.2 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 5 Biodata Penulis
BIODATA PENELITI
Kristophorus Divinanto Adi Yudono lahir di
Cilacap, 18 Maret 1997. Anak pertama dari empat
bersaudara. Pendidikan dasar ditempuh di SD Pius Bakti
Utama Kutoarjo hingga lulus di tahun 2009. Dilanjutkan
dengan pendidikan menengah di SMP Pius Bakti Utama
Kutoarjo dan lulus tahun 2012. Pendidikan menengah
atas diambil di SMA Bruderan Purworejo dengan
mengambil fokus studi jurusan bahasa, sastra dan seni
sampai lulus di tahun 2015.
Di tahun 2015 melanjutkan studi di perguruan tinggi di Universitas Sanata
Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD). Selama menjalani masa studi di perguruan tinggi, peneliti
pernah menjadi pembicara dalam seminar internasional International Music &
Performance Arts Conference yang diadakan pada 13-15 November 2018, di
Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia. Dalam konferensi tersebut, peneliti
berbicara tentang penelitiannya yang berjudul “The Tarra Trees in Toraja-Indonesia
as Eco-Theatre for Children’s Ecology Education”. Peneliti juga terlibat dalam
kepanitiaan di dalam kampus antara lain, Dampok Parade Gamelan Anak 2015,
Divisi Acara Malam Kreatifitas PGSD 2016, Koordinator Acara Inisiasi FKIP
(INFISA) 2016, Ketua Umum Malam Kreatifitas PGSD 2017, Dampok Insisiasi
FKIP (INFISA) 2017, dan Master of Ceremony (MC) English Contest PGSD 2017.
Peneliti juga pernah terlibat dalam kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan di luar
kampus yaitu Festival Kesenian Yogyakarta (FKY), Jogja-Netpac Asian Film
Festival (JAFF), Parade Teater Nusantara, Kampung Buku Jogja (KBJ) dan Artjog.
Beberapa cerita pendek karya peneliti pernah meraih penghargaan dalam
lomba menulis cerita pendek antara lain “Kisah Hujan Di Hari Minggu” (2018) dan
“Tidak Ada Matahari di Sekolah Ini” (2016). Peneliti juga aktif menulis naskah
teater. Di tahun 2018 menjadi penulis naskah dan sutradara pementasan “Pesawat
Kertas” yang diperankan oleh mahasiswa dan mahasiswi PGSD Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan
(Produk lengkap prototipe Naskah Sosiodrama Dicetak Terpisah)
6.1 Halaman sampul prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI