Skripsi Deli Anna
-
Upload
ali-sahbana-siregar -
Category
Documents
-
view
33 -
download
0
Transcript of Skripsi Deli Anna
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa dan sastra Indonesia merupakan suatu bidang studi yang diajarkan
di sekolah yang mempunyai tujuan. Selain itu dalam mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia kita mengenal komunikasi langsung dan tidak langsung,
komunikasi langsung meliputi kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan
komunikasi tidak langsung merupakan kegiatan membaca dan menulis.
Keterampilan menulis adalah salah satu aspek dari kegiatan keterampilan
berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia.
Pengembangan kemampuan menulis perlu mendapat perhatian seperti
sungguh-sugguh sejak tingkat dasar (SD). Melalui pendidikan dasar anak didik
mendapat kemampuan membaca dan menulis. Mengembangkan sikap dan
memberikan pengetahuan serta keterampilan dasar yang diperlukan untuk
mempersiapkan peserta didik kejenjang pendidikan menengah atau jenjang yang
lebih tinggi sebagai aspek kemampuan berbahasa menulis memang dapat
dikuasai oleh siapa saja yang memiliki intelektual yang memadai.
Kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide atau informasi dalam
bentuk tulisan khususnya menulis berita memerlukan pengetahuan dan
kemampuan. Oleh karena itu, agar tercipta hasil yang lebih baik dalam menulis
berita maka di dalam kegiatan pembelajaran guru merupakan salah satu faktor
yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Selain harus menguasai
1
1
materi pelajaran guru juga harus menguasai metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
Metode pembelajaran telah berkembang pesat, tidak hanya metode
ceramah, diskusi, tanya jawab, dan demostrasi tetapi lebih menyuruh kepada
pembelajaran yang digolongkan dalam bentuk kerja sama. Salah satu model
pembelajaran bersama itu telah dibahas dalam model pembelajaran inquiri.
Pembelajaran inquri merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu
pada pendekatan pembelajaran dan mengembangkan cara berpikir ilmiah dan
kekeratifan. Sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator usaha untuk melibatkan
siswa agar termotivasi lebih aktif dalam proses belajar mengajar maka peneliti
mencoba menerapkan model pembelajaran yaitu strategi pembelajaran inquri.
Sedangkan berita merupakan laporan mengenai kejadian atau peristiwa
hangat akan tetapi baiknya apabila didukung oleh beberapa faktor sehinga
mampu menciptakan hasil yang lebih baik dalam menulis berita. Salah satu faktor
yang mempengaruhinya adalah strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran
inquiri.
Dalam proses pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan di sekolah
pembelajaran merupakan kegiatan pokok, artinya berhasil tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan ditentukan oleh bagaimana proses belajar dan pembelajaran
yang dialami oleh siswa di sekolah.
Faktanya hasil belajar siswa khususnya bahasa Indonesia masih jauh dari
harapan. Hal ini dapat juga kita lihat dari hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan dalam DKN bidang studi bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII
2
MTs Napa Barbaran Padang Bolak yang memperoleh nilai rata-rata 55
dikategorikan kurang sedangkan yang diharapkan 651. Dimana nilai tersebut
dikategorikan kriteria cukup.
Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Inquiri Terhadap Kemampuan Menulis Berita
Pada Siswa Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak”.
B. Identifikasi Masalah
Keberhasilan seseorang dalam belajar ditentukan oleh berbagai faktor,
namun secara garis besar ada dua faktor, yaitu faktor yang ada di dalam diri siswa
melakukan belajar (internal) dan faktor yang bersumber dari luar diri siswa
melakukan belajar (eksternal). Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa
dalam menulis berita, seperti 1) kemampuan (IQ), 2) sikap terhadap mata
pelajaran, 3) minat terhadap belajar, 4) motivasi belajar, 5) kesehatan dan lain
sebagainya.
Faktor eksternal adalah segenap faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri,
yaitu 1) kurikulum, 2) sarana belajar, 3) media, 4) lingkungan, 5) suasana belajar,
6) strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran inkuiri, 7) lingkungan
keluarga yang meliputi motivasi orangtua, profesi orangtua, serta kondisi
masyarakat, dan lain-lain.
1 MTs Napa Barbaran Padang Bolak, Daftar Kumpulan Nilai, (MTs Napa Barbaran Padang Bolak Ajaran 2010-2011)
3
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis
berita sebagaimana yang diuraikan dalam identifikasi masalah di atas, tidak
mungkin penulis meneliti secara serentak, hal ini mengingat kemampuan yang
dimiliki penulis baik yang berkaitan dengan faktor tersebut, referensi yang
menjadi buku rujukan, baik dari segi biaya yang digunakan maupun waktu. Oleh
karena itu, penulis hanya mengambil salah satu saja yakni strategi pembelajaran
tersebut yaitu strategi pembelajaran inquiri. Adapun strategi pembelajaran inquiri
yang dimaksud akan membahas tentang langkah-langkah pembelajaran yaitu
1) merumuskan masalah, 2) mengumpulkan data, 3) merumuskan kesimpulan.
Selanjutnya penulis akan membahas masalah kemampuan menulis berita,
dimana yang menjadi kajian bagi penulis, 1) mengumpulkan fakta, 2) 5W + 1H,
3) menarik minat pembaca.
Setelah kedua faktor tersebut dibahas, penulis akan menguraikan
sejauhmana kaitan atau hubungan antara keduanya yakni pengaruh strategi
pembelajaran inquiri terhadap kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VIII
MTs Napa Barbaran Padang Bolak.
D. Perumusan Masalah
Agar masalah yang diambil mempunyai arah dan tujuan yang jelas, maka
penulis perlu membuat rumusan masalah penelitian, yaitu:
1. Bagaimana gambaran strategi pembelajaran Inquiri pada siswa
Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak?
4
2. Bagaimana gambaran kemampuan menulis berita pada siswa
Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak?
3. Apakah ada pengaruh signifikan antara strategi pembelajaran
inquiri terhadap kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VIII MTs Napa
Barbaran Padang Bolak?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Untuk melihat gambaran penggunaan strategi pembelajaran Inquiri pada
siswa Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.
b. Untuk melihat gambaran kemampuan menulis berita pada siswa Kelas
VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.
c. Untuk melihat pengaruh signifikan antara strategi pembelajaran inquiri
terhadap kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VIII MTs Napa
Barbaran Padang Bolak.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk:
a. Sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran bagi pemerintahan
daerah serta pihak-pihak yang terkait dengan bidang pendidikan bahwa
masalah kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran yang diikuti
disebelah sangat penting mendapat perhatian.
5
b. Sebagai strategi pembelajaran alternatif bagi guru untuk memilih strategi
pembelajaran bahasa Indonesia.
c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi khasanah ilmu pengetahuan dan
sebagai perbandingan penelitian selanjutnya.
d. Memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia.
6
BAB II
LANDASAN TEORITIS DA PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Hakikat Teoritis
1. Hakikat Kemampuan Menulis Berita
Kemampuan adalah hal yang penting untuk dimiliki siswa, penulis
maupun peneliti. Kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam
menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang dikehendaki. Kata kemampuan
berasal dari kata “mampu” yang bersinonim dengan kata “kuasa” dan “bisa”.
Berdasarkan pemahaman di atas, dapat diambil pernyataan bahwa kemampuan
menulis berita merupakan kesanggupan seseorang dalam mengungkapkan ide,
gagasan, secara tertulis karena komunikatif tidaknya suatu tulisan didukung oleh
aspek kebahasaan seperti bentuk kata dan bentuk kalimat.
Menurut Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa: “Berita merupakan
sajian utama sebuah media massa, disamping new opini.”2 Sedangkan menurut
pendapat Dean M.,dkk mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan tentang suatu
kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.”3 Menurut Micthel V. Charnley
mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau
kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta
menyangkut kepentingan mereka.”4
2 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 13 Ibid, hal. 54 Ibid, hal. 5
7
7
Sedangkan menurut George Fox Mott dalam buku Deddy Iskandar Muda
mengatakan bahwa: “Berita dapat didefenisikan sebagai setiap fakta yang akurat
atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.”5
Menurut Mitchel V. Sharnley mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan yang
tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting
atau kedua-duanya bagi masyarakat luas.”6 Sedangkan menurut Curtis Beckmann
dalam buku Masduki mengatakan bahwa: “Berita sebagai laporan atas opini atau
peristiwa yang penting bagi sejumlah besar khalayak.”7
Menurut Dja’far H. Assegaff dalam buku Sedia Willing Barus
mengatakan bahwa: “Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terkini
yang dipilih oleh wartawan untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian
pembaca.”8 Menurut Bambang Darmadi mengatakan bahwa: “Berita adalah
segala sesuatu yang hangat, menarik perhatian sejumlah pembaca.”9
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa berita
merupakan informasi atau laporan tentang kejadian dengan keadaan yang
sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya dan tidak
direkayasa dan laporan yang dapat menarik minat pembaca, pendengar dan
penonton. Dalam berita ada beberapa unsur. Penulis akan membahas unsur berita
yakni: a) Mengumpulkan fakta, b) 5W + 1H, c) menarik minat baca. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
5 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 216 Ibid, hal. 227 Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: LKIS, 2001), hal. 88 Sedia Willing Barus, Jurnalistik, (Jakarta: Erlangga, 2010), hal. 269 Bambang Darmadi, Mahir Berjurnalisti, (Yogyakarta: Amara Books, 2006), hal. 23
8
a. Mengumpulkan Fakta
Sebelum menulis berita yang perlu dilakukan oleh reporter atau wartawan
harus melihat atau mengumpulkan fakta agar lebih mudah menulis berita, karena
dengan mengumpulkan fakta-fakta reporter lebih mudah dalam menulis berita
tersebut.
Sesuai dengan pendapat sedia Willing Barus mengatakan bahwa: “Fakta
harus dikumpulkan dan diolah agar menjadi sebuah informasi yang berguna,
penting, dan menarik bagi orang lain.”10
Menurut pendapat Tom E. Rolnida mengatakan bahwa: “Fakta adalah
baru terjadi atau dapat menarik bagi semua orang.”11 Sedangkan menurut
pendapat Deddy Iskandar Muda mengatakan bahwa: “Fakta adalah sebagai bahan
penulisan berita dapat dilihat dari bobot peristiwa yang didasarkan terhadap
eksklusintas, keistimewaan atau scope-nya.”12 Menurut Dessy Anwar
mengatakan bahwa: “Fakta adalah peristiwa, sesuatu yang terjadi atau yang
benar-benar ada atau terjadi.”13
Dari beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa fakta adalah suatu
peristiwa atau kejadian yang baru terjadi, dan dapat menarik minat atau perhatian
orang banyak dan halayak.
b. 5 W + 1 H
Penulis berita yang baik harus memahami tentang unsur 5W + 1H, penulis
berita mampu menggunakan unsur tersebut, agar berita yang ditulis dapat nilai-
10 Willing Barus, op.cit, hal. 2711 Tom E. Rolnicki, Pengantar Jurnalisme, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 412 Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 2313 Dessy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2005), hal. 100
9
nilai dalam berita karena dengan menggunakan unsur ini. Pembaca dapat
mengetahui kapan terjadinya informasi atau dimana tempat terjadinya.
Menurut pendapat Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa: “Unsur-
unsur berita adalah dikenal dengan 5W + 1H singkatan dari:
What = Apa yang terjadiWhere = Dimana hal itu terjadiWhen = Kapan peristiwa itu terjadi Who = Siapa yang terlibat dalam kejadian itu Why = Kenapa hal itu terjadiHow = Bagaimana peristiwa itu terjadi.”14
Menurut Christopherik Passante mengatakan bahwa: “5W + 1H adalah
“Siapa (who), apa (what), kapan (when), dimana (where), mengapa (why),
jawaban lima pertanyaan sederhana ini adalah kunci untuk setiap berita dan itu
sama pentingnya dengan teras (lead) berita.”15
Masduki mengatakan bahwa: “5W + 1H adalah Piramida Terbalik
Lead : Siapa, apa, dimana, kapan teks pembuka atau sisipan
Setting : Mengapa bagaimana Adegan atau atmosfis/background
Teks/sisipan lain, fakta pendukung (boleh ada atau tidak tergantung
waktu siarnya)16
Sedangkan menurut pendapat Sedia Willing Barus mengatakan bahwa:
“5W + 1H adalah formula atau gaya penulisan berita. Berikut ringkasan dari
14 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 1015 Christopherik Passante, Journalisme, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal. 3316 Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: Lkis, 2001), hal. 20
10
formula yang dimaksud: 1) Who yaitu berita harus mengandung unsur-unsur
“siapa”. Ini dapat ditarik ekuivalensinya dengan unsur prominence harus
menyebutkan sumber yang jelas, 2) What yaitu setelah mengetahui sumber berita,
selanjutnya penting mengetahui “apa” yang dikatakan: who to say what, dengan
kata lain “apa” adalah mencari tahu hal yang menjadi topik berita, 3) Where yaitu
berita harus juga menunjukkan pada tempat kejadian “dimana” terjadinya
peristiwa atau fakta itu, 4) When yaitu unsur penting berikutnya yang harus
dikandung sebuah berita adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut, 5) Why
yaitu kelengkapan unsure sebuah berita harus dapat menjelaskan “mengapa”
peristiwa itu sampai terjadi, 6) How yaitu “bagaimana” terjadinya suatu peristiwa
yang sangat dinantikan oleh pembaca.”17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa 5W + 1H atau
unsur-unsur berita adalah suatu metode untuk membuat atau menulis berita yang
baik dan dapat mengetahui, mempermudah pembaca atau pendengar lebih mudah
untuk menyimak dan menyimpulkan berita tersebut.
c. Menarik
Menarik merupakan tehnik yang harus dimiliki seseorang penulis berita,
karena dengan dapat menarik minat baca atau masyarakat luas seakan-akan
sipembaca merasakan kejadian tersebut. Sesuai dengan pendapat Hikmat
Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat mengatakan bahwa: “Menarik
adalah membuat pembaca menjadi terperagah, kaget dan timbul rasa empatinya
17 Sedia Willing Barus, op.cit, hal. 36
11
dan ketika seorang membaca berita seakan-akan mendengarkan orang bercerita
karena berita tersebut sedemikian menarik dan jelas kata-katanya.”18
Sedangkan menurut Sedia Willing Barus mengatakan bahwa: “Menarik
adalah menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau sentuhan
manusiawi, maka semakin tinggi nilai berita sesuatu yang menyentuh sangat
menggugah rasa kemanusiaan seseorang menambah nilai sebuah berita.”19
Menurut Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa: “Menarik adalah
mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis, berita yang biasanya
menarik perhatian orang banyak dan pembaca disamping aktual dan faktual, juga
berita yang bersifat menghibur lucu, aneh, menyentuh emosi, menggugah
perasaan.”20 Menurut Tom E. Rolnicki mengatakan bahwa: “Menarik adalah
kejadian yang pertama kali terjadi atau terakhir kali terjadi biasanya dapat
menarik minat pembaca.”21
Dari beberapa pendapat di atas, menarik dapat disimpulkan sebagai
kejadian yang baru yang dapat menggugah atau menumbuhkan empati pembaca
sehingga sipembaca seolah-olah dapat merasakan sendiri dari berita yang sudah
dibacanya. Jadi, kemampuan menulis berita merupakan kesanggupan atau
kemampuan seseorang dalam mengungkapkan informasi, ide dengan cara tertulis.
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inquiri
18 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 13019 Sedia Willing Barus, op.cit, hal. 3420 Asep Syamsul M. Romli, op.cit, hal. 621 Tom E. Rolnicki, op.cit, hal. 8
12
Pada awalnya strategi pembelajaran inquiri dan khusus dirancang untuk
pembelajaran apresiasi siswa. Namun pada perkembangan kemudian dengan
berbagai modifikasi strategi ini dapat digunakan untuk pembelajaran berbagai
bidang studi. Strategi pembelajaran inquiri dapat dibuat sebagai objek dan
pendekatan pada anak didik dalam mengajar, sesuai dengan pendapat Kunandar
pembelajaran “Inquiri adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa didorong
untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep
dengan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-
prinsip untuk diri mereka sendiri”22.
Sedangkan menurut Gulo yang dikutip dari buku Trianto menyatakan
bahwa: “Strategi inquiri berarti suatu rankaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analisis sehingga mereka dapat merumuskan
sendiri”23. Menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa: “Strategi pembelajaran
inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan”24.
Menurut Yatim Rianto mengatakan bahwa: “Strategi pembelajaran inquiri
adalah belajar mencari dan menemukan sendiri, dalam pembelajaran ini anak
diberi peluang untuk mencari, memecahkan, hingga menemukan cara
22 Kunandar, Guru Propesional, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2010), hal. 3223 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 16624 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 196
13
penyelesaiannya dan jawaban-jawabannya sendiri dengan tehnik pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach)”25.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran inquiri merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu
pada pendekatan serta meingkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
memecahkan suatu masalah, dan guru harus mendorong siswa untuk memiliki
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan
prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Strategi pembelajaran inquiri memiliki beberapa langkah-langkah
pelaksanaannya. Penulis akan membahas langkah-langkah strategi pembelajaran
yaitu: 1) siswa diajak berpikir secara ilmiah dan logis, memecahakan suatu
masalah, 2) siswa didorong menemukan sendiri atau mencari informasi dengan
cara mengumpulkan data, 3) siswa dibarikan kesempatan menyimpulkan dalam
proses pembelajaran. Pada dasarnya untuk menjadi siswa aktif dalam
pembelajaran, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, percaya diri.
Dengan mengacu kepada karakteristik tersebut, strategi pembelajaran inquiri
diasumsikan mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan-
kegiatan sehingga merasa tertantang menyelesaikan singkat satu persatu yaitu
sebagai berikut :
a. Merumuskan Masalah
25 Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 138
14
Merumuskan masalah merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan
atau dilakukan antara guru dengan siswa secara internal seperti mengembangkan
diri, menciptakan masalah. Seperti guru mulai mengajukan pertanyaan atau
menimbulkan permasalahan, menyuruh siswa membaca atau mendengarkan
uraian yang memuat permasalahan. Sejalan dengan pendapat Wina Sanjaya
mengatakan bahwa: “merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu”26.
Selanjutnya menurut pendapat Yatim Riyanto menyatakan bahwa: “Merumuskan
masalah adalah siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan, kemudian memilihnya, permasalahan yang dipilih biasanya yang
paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan”27.
Sedangkan menurut Gulo yang dikutip dalam buku Trianto “Merumuskan
masalah merupakan kegiatan inquiri dimulai ketika pertanyaan atau
permasalahan diajukan untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas
pertanyaan tersebut ditulis dipapan tulis, kemudian siswa diminta untuk
merumuskan masalah”28. Menurut Joice and Well yang dikutip dalam buku Made
Wena mengatakan bahwa: “Merumuskan masalah yaitu dalam tahap ini
pengajaran menyajikan suatu masalah dan menerangkan prosedur inquiri pada
siswa. Bentuk masalah perlu disesuaikan dengan tingkat pengetahuan siswa.
26 Wina Sanjaya, op.cit, hal, 20227 Yatim Riyanto, op. cit, hal. 13828 Trianto, op.cit, hal. 169
15
Dalam hal ini yang penting adalah masalah itu berisi kejadian/problem yang
merangsang aktivitas intelektual siswa”29.
Contoh: masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti
artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang
menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan
mendapatkan jawabannya secara pasti.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis dapat membuat
kesimpulan bahwa merumuskan masalah dengan merumuskan masalah siswa
akan memiliki motivasi belajar, karena sudah dilibatkan pada mereka untuk
merumuskan masalah yang hendak dikaji, disini guru harus memberikan topik
yang akan dipelajari sesuai dengan topik yang dibahas dan memberikannya atau
diserahkan pada siswa.
b. Mengumpulkan data
Dalam strategi pembelajaran inquiri, siswa didorong untuk menemukan
atau mengkontruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui tafsiran yang
dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya adalah mengumpulkan
data. Menurut Gulo yang dikutip dalam buku Trianto “Mengumpulkan data
merupakan hipotesis digunakan untuk menuntut proses pengumpulan data-data
yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik”30.
Menurut Kunandar “Pengumpulan data yaitu kegiatan mengumpulkan
data atau informasi yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam masalah di
29 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 7730 Trianto, loc.cit, 169
16
atas melalui berbagai sumber yang ada”31. Menurut Yatim Rianto “Data adalah
untuk menjawab benar tidaknya hipotesis itu, siswa diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri,
dan sebagainya”32.
Sedangkan Wina Sanjaya “mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual, proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
menumbuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya”33.
Dan menurut Joice and Well yang dikutip dalam buku Made Wena
“Pengumpulan data yaitu dalam tahap ini siswa didorong untuk mau berusaha
mengumpulkan informasi mengenai kejadian yang mereka lihat atau alami”34.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mengumpulkan data
dalam pembelajaran yang dimaksud untuk mendorong siswa berpikir atau
mencari informasi, karena dalam pembelajaran untuk mencari informasi siswa
sangat sussah untuk mencari informasi, maka guru terus memotivasi siswa untuk
belajar dengan memberikan berbagai pertanyaan-pertanyaan.
c. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan salah satu dasar strategi
pembelajaran inquiri, dimana siswa dituntut untuk membuat suatu kesimpulan
dari berbagai masalah yang dialami mereka. Sesuai dengan pendapat Kunandar
31 Kunandar, lo.cit, 19632 Yatim Rianto, loc.cit, hal. 13833 Wina Sanjaya, op. cit, hal. 20434 Made Wena, lo.cit, hal. 77
17
mengatakan bahwa: “Menyimpulkan yaitu kegiatan menyimpulkan atas apa yang
sudah dibahas dan ditemukan terhadap suatu masalah”35. Menurut Made Wena
mengatakan bahwa: “Kesimpulan yaitu dalam tahap ini siswa mengkoordinasikan
dan menganalisis data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab
masalah yang telah disajikan”36.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya mengatakan bahwa: “Merumuskan
kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran sering terjadi, oleh
karena banyaknya data yang diperoeh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadai masalah yang hendak dipecahkan”37. Menurut
Gulo yang dikutip dalam buku Trianto mengatakan bahwa: “Kesimpulan
merupakan langkah penutup dari pembelajaran inquiri adalah membuat
kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa”38.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan dari merumuskan
kesimpulan merupakan langkah-langkah terakhir dari proses pelaksanaan
pembelajaran inquiri dimana siswa untuk membuat atau kesimpulan dari berbagai
masalah yang telah disajikan guru kepada siswa. Strategi pembelajaran inquiry
dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara ilmiah dan guru
harus mendorong siswa agar menemukan prinsip-prinsip yang baru dan
merangsang cara berpikir siswa.
B. Kerangka Berpikir
35 Kunandar, loc.cit, hal. 37436 Made Wena, loc.cit, hal. 7837 Wina Sanjaya, op.cit, hal. 20538 Trianto, loc.cit, hal. 169
18
Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yaitu
guru menyediakan atau mengadakan seluruh keperluan, sarana dan prasarana
bahkan pelajaran dan kelengkapan belajar siswa sehingga tidak begitu sulit atau
susah untuk meraih apa yang diinginkannya. Di samping itu guru juga harus
dapat menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan yang diajarkan tersebut,
agar siswa tidak canggung dan dapat mengerti akan yang diajarkan tersebut, salah
satu strategi pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran inquiri.
Srategi pembelajaran inquiri adalah strategi pembelajaran yang dilakukan
dengan mengajukan pelajaran yang siswa-siswinya berbuat aktif dalam kegiatan
belajar, sehingga siswa mampu mengembangkan daya kreasinya efektif dalam
suasana belajar.
Cara belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri
merupakan cara untuk meningkatkan hasil belajar, selain itu strategi
pembelajaran inquiri dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran
yang diperoleh karena tidak sekedar hapalan melainkan mengidentifikasikan
konsep yang diperoleh dengan kata lain dapat dikatakan bahwa strategi
pembelajaran inquiri memberikan variasi dan teknik menganalisis stimulus-
stimulus baru pengguaan strategi pembelajaran inquiri yang diterapkan oleh guru
di dalam kelas mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan
demikian dapat diduga ada pengaruh antara strategi pembelajaran inquiri dengan
materi kemampuan menulis berita pada siswa Kelas VII MTs Napa Barbaran
Padang Bolak.
C. Pengajuan Hipotesis
19
Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu mendapat pengajuan
lewat penelitian, sehingga data yang dikumpulkan tidak lari dari permasalahan
yang dikemukakan. Jadi, hipotesis adalah dari diterima apabila fakta
membenarkan dan dapat ditolak apabila fakta tidak dibenarkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suharsimi Arikunto “Hipotesis adalah jawaban yang bersifat
sementara terhadap penelitian dan dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika
telah disertai dengan bukti-bukti”39.
Sedangkan menurut M. Toha Anggoro mengatakan “Hipotesis dapat
diartikan sebagai rumusan jawaban sementara atau dugaan sehingga untuk
membentuk benar tidaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih dahulu”40.
Sejalan dengan itu Sugiono mengatakan “Hipotesis adalah kesimpulan
sementara dan masih dibuktikan kebenaranya serta merupakan titik tolak
pelaksanaan penelitian”41. Kemudian Mahsun mengatakan “Hipotesis adalah
jawaban tentatik terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui penelitian”42.
Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi Arikunto hipotesis dapat
dikatakan baik apabila memenuhi 4 buah criteria:
1. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel.
2. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik dan hasil penemuan terdahulu.
3. Hipotesis harus dapat diuji4. Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat.”43
Berdasarkan pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa
hipotesis adalah dugaan sementara yang memungkinkan salah yang sudah diuji
39 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 4540 M. Toha Anggoro, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), hal. 3941 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung : Alfabeta, 2002), hal. 4042 Mahsun, Metode Penelitian Baru, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 7243 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 5
20
kebenarannya dari suatu penelitian yang dilaksanakan serta memenuhi
persyaratan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat pengajuan hipotesis pada
penelitian ini bahwa “Penerapan Strategi Pembelajaran Inquiri Mempunyai
Pengaruh yang Signifikan terhadap Kemampuan Menulis Berita Pada Siswa
Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Islamiah Napa Barbaran,
Padang Bolak, Jl. Simpang Hajaran Batu Tambun yang dipimpin oleh Abdul
Haris Nasution, dan kepala MTs Mukrim Siregar, S.Ag sedangkan yang
mengajarkan bidang studi Bahasa Indonesia ada dua orang yaitu: Ulva Maria
Nasution, S.Pd guru kelas VIII A dan Bapak Drs. Ambad guru kelas VIII B.
Penulis memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini
belum pernah penelitian yang berhubungan dengan masalah strategi
pembelajaran inquiri terhadap kemampuan menulis berita. Waktu yang
direncanakan penulis kurang lebih 3 bulan, Desember s/d Februari 2012 waktu
yang ditetapkan ini digunakan dalam rangka pengambilan data, mengelola data
dan membuat laporan penelitian.
B. Metode Penelitian
Metode merupakan prosedur/cara mengetahui sesuatu dengan langkah-
langkah sistematis. Jadi metode penelitian adalah cara yang diperlukan penulis
untuk mengumpulkan data-data atau fakta-fakta demi keakuratan suatu objek
penelitian. Sebelum penelitian dilakukan, penulis menetapkan pendekatan atau
metode penelitian sesuai dengan rumusan masalah yakni untuk mencari
gambaran dan pengaruh diantara kedua variabel. Nana Syaodih Sukmadinata
22
22
mengatakan bahwa “Metode penelitian merupakan mengemukakan secara teknis
tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.”44
Ada beberapa metode yang dipergunakan dalam melaksanakan penelitian sebagaimana pendapat Trianto yang mengatakan bahwa ada lima jenis metode dalam penelitian yaitu : 1) “Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan tentang keadaan variabel, gejala secara apa adanya kemudian dianalisis dan selanjutnya mencoba untuk memberikan solusinya, 2) Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan subjek itu sendiri, 3) Studi korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel, 4) Metode eksperimen adalah suatu metode penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat, melalui uji coba dalam kondisi khusus yang sengaja diciptakan, 5) Metode tindakan suatu proses yang dilalui perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut, dan kemudian setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan melaksanakan prosedur tersebut.”45
Syaiful Bahri mengatakan bahwa “Metode penellitian merupakan suatu
hal yang begitu penting dalam sebuah penelitian yang baik harus jelas metode
yang digunakan karena kejelasan metode dapat memberi gambaran yang jelas
kepada pembaca tentang data-data yang akan diambil penulis.”46
Muhammad Nazir mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam penelitian status sekelompok manusia, suatu objek atau kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”47
Sedangkan menurut pendapat Restu Kartika Widi bahwa “Metode deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau keadaan
subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) kemudian
44 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2009), hal. 22545 Trianto, Pengantar Penelitian Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta : Keneana Prenada Media, 2010), hal 197-20846 Syaiful Bahri, Strategi Belajar, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), hal. 2147 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), hal. 59
23
dianalisi dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada
saat ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalah.”48
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menetapkan metode penelitian
yang dipergunakan adalah metode deskriptif yakni untuk memberikan gambaran
tentang kedua variabel. Adapun gambaran kedua variabel tersebut adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
X : Strategi pembelajaran inquiri
Y : Kemampuan menulis berita
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pelaksanaan penelitian harus ada lapangan objek yang akan diteliti
sebagai sumber dan informasi baik berupa benda, manusia, maupun gejala
yang terjadi. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian.”49 Senada dengan ini Sugiono berpendapat
bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”50
48 Restu Kartika Widi, Asas Metodologi Penelitian , (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hal. 8449 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 13050 Sugiono, Ibid, hal. 57
24
X Y
Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka populasi dapat disimpulkan
populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Maka populasi di dalam
penelitian dimaksud adalah seluruh siswa Kelas VIII MTs Barabaran Padang
Bolak Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 53 orang yang terdiri dari 2 kelas
seperti dalam tabel berikut :
Tabel IPopulasi Siswa Kelas VIII MTs Barbaran Padang Bolak
No Kelas Jumlah1 VIII-1 272 VIII-2 26
Jumlah 53
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut
Sugiono bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.”51 Sedangkan menurut pendapat Suharsimi
Arikunto mengatakan bahwa “Sampel adalah apabila objek kurang dari 100
atau lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi selanjutnya jika jumlah objek lebih besar dari 100 maka diambil
diantaranya 10% - 15% atau lebih.”52
Merujuk dari pendapat di atas maka penulis mengambil sampel total
atau yang disebut dengan sampel total. Menurut pendapat Punaji Setyasari
mengatakan bahwa “Total sampling adalah suatu teknik penambilan seluruh
populasi menjadi sampel karena jumlah populasi terbatas atau sedikit.”53
51 Sugiono, ibid, hal. 5252 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 130 53 Punaji Setyosari, Metode Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta : Kencana, 2010), hal. 168
25
Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diambil dengan
teknik tertentu mengingat populasi yang relatif kecil, maka penulis
menetapkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan total sampling, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh jumlah populasi yaitu seluruh siswa Kelas VIII MTs Napa
Barbaran Padang Bolak yang berjumlah 53 siswa.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian di dalam menerapakan metode penelitian harus menggunakan
isntrumen atau alat agar data yang diperoleh hasilnya lebih baik. Suharsimi
Arikunto mengatakan bahwa “Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di
dalam menggunakan metode pengumpulan data.”54 Hal senada juga dikatakan
oleh Riduan bahwa “Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kaitannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya.”55 Sedangkan menurut pendapat Sugiono
mengatakan bahwa “Instrumen adalah semua jenis alat pengumpulan informasi
yang diperlukan sesuai dengan tehnik pengumpulan data yang diterapkan dalam
evaluasi pembelajaran.”56
Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen
pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data kadang-
54 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 10155 Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 6956 Sugiono, op.cit, hal. 139
26
kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen sebaiknya satu jenis
instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu strategi
pembelajaran inquiri sebagai variabel bebas (variabel x) dan kemampuan menulis
berita sebagai variabel terikat (variabel y).
Strategi pembelajaran inquiri merupakan strategi yang dikembangkan
dengan mengacu pada berbagai pendekatan yang diasumskan mampu
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Jadi dalam variabel strategi
pembelajaran inquiri adalah skor total yang diperoleh jawaban responden tentang
pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri sebagi strategi mengajar guru dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia di Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang
Bolak.
Mengukur sejauh mana penggunaan strategi pembelajaran inquiri yang
telah dilakukan guru, maka kepada siswa atau responden dibagikan angket
penelitian yang terdiri atas sepuluh butir soal sebagai berikut: 1) merumuskan
masalah, 2) mengumpulkan data, 3) merumuskan kesimpulan. Adapun kisi-kisi
instrumen dari indikator strategi pembelajaran inquiri (variabel x) diterangkan
pada tabel.
Tabel IIKisi-Kisi Instrumen Strategi Pembelajaran Inquiri Siswa MTs Napa
Barbaran Padang Bolak
No Indikator Jumlah soal Nomor soal1 Merumuskan masalah 4 1, 2, 3, 42 Mengumpulkan data 3 5, 6, 73 Merumuskan kesimpulan 3 8, 9, 10
27
Berdasarkan instrumen yang dibuat, masing-masing butir soal memilih 4
(empat) pilihan jawaban, dimana: a) apabila jawaban “selalu” diberi skor 4, b)
menjawab “sering” diberi skor 3, c) menjawab “kadang-kadang” diberi skor 2, d)
menjawab “tidak pernah” diberi skor 1. Jadi, skor jawaban responden terhadap
penggunaan strategi pembelajaran inquiri berada diantara 1-4 sehingga rentang
skor yang mungkin dicapai antara 10 sampai 40.
Sedangkan kemampuan menulis berita adalah kesanggupan seseorang
dalam mengungkapkan informasi, ide secara tertulis, untuk data tentang
kemampuan menulis berita, kegiatan dibuat soal-soal yang meliputi materi berita
dengan indikator sebagai berikut: 1) mengumpulkan fakta, 2) 5W + 1 H, 3)
menarik minat baca.
Berdasarkan kegiatan indikator tersebut disusun butir-butir pertanyaan
terdiri dari 4 (empat) jawaban yaitu: a, b, c, dan d jadi jumlah pertanyaan
sebanyak 10 butir dalam bentuk tes, penentuan skor setiap jawaban yang benar
adalah diberi skor 10 (sepuluh) dan yang salah dinilai 0 (nol). Adapun kisi-kisi
hasil belajar siswa pada materi kemampan menulis berita adalah sebagai berikut:
Tabel IIIKisi-Kisi Kemampuan Menulis Berita Siswa MTs Napa
Barbaran Padang Bolak
No Indikator Jumlah soal Nomor soal1 Mengumpulkan fakta 4 1, 2, 3, 42 5W + 1 H 3 5, 6, 73 Menarik minat baca. 3 8, 9, 10
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
untuk variabel X dengan teknik angket dan untuk variabel Y dengan tes. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data variabel X yaitu strategi pembelajaran
inquiri. Suharsimi Arikunto mengakatan bahwa, “Angket merupakan daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang
diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
penggunaan.”57
Selanjutnya Bisri Mustofa mengatakan bahwa “Angket adalah
pengumpulan data yang berupa serangkaian daftar pertanyaan untuk dijawab
responden dimana pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.”58
Zaenal Arifin mengatakan bahwa kelebihan angket antara lain : a) “Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai dan waktu relatif lama sehingga objektifitas dapat terjamin, b) Informasi atau data terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen, c) Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan sampel.”59
Untuk mempermudah penulis dalam mengumpulkan data, penulis
menggunakan angket tertutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Husaini Usman
“Angket tertutup adalah jenis angka yang mempunyai bentuk-bentuk pertanyaan
seperti “ya”, “tidak”, pilihan ganda, skala penilaian dan daftar cek.”60
Penggunaan angket tertutup bertujuan agar responden memperoleh
kemudahan dalam memberikan jawabannya dan juga menjaga kerahasiaan dari
indentitas responden. Selain itu, dengan angket tertutup alternatif jawaban yang
57 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 10258 Bisri Mustofa, Metode Menulis Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta : Optimus, 2008), hal. 5559 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 6660 Husaini Usman, Metode Penelitian Baru, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 72
29
disediakan dapat membatasi jawaban yang relevan, dimana pembatasan tersebut
untuk memudahkan tabulasi dan analisis data dalam jumlah besar dalam waktu
yang relatif singkat.
Tes digunakan untuk mengumpulkan data variabel Y yaitu kemampuan
menulis berita. Pentingnya pelaksanaan tes dapat memahami masalah
pengumpulan data dalam penelitian. Tes merupakan alat ukur yang berupa
pertanyaan, tugas yang direncanakan untuk memperoleh sesuatu informasi
tentang jawaban dari pertanyaan yang diberikan terhadap orang yang dites.
Sudarmayanti, dkk mengatakan bahwa “Tes merupakan salah satu metode untuk
mengukur tingkat kinerja individu.”61
Selanjutnya Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan unutk mengukur
keterampilan pengetahuan intelegensi kemampuan atau bakat, yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.”62 Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “Tes
terutama digunakan untuk menilai kemampan siswa yang mencakup pengetahuan
dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.”63
Berdasarkan uraian di atas, maka teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes, dengan bentuk multiple
choice atau pilihan ganda. Angket yang digunakan adalah angket tertutup setiap
butir soal untuk variabel X memiliki 4 pilihan jawaban sebagai berikut :
1. Pilihan jawaban “a” (selalu) diberi nilai 4
61 Sudarmayanti, dkk, Metode Penelitian, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), hal. 3962 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 15063 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hal. 256
30
2. Pilihan jawaban “b” (sering) diberi nilai 3
3. Pilihan jawaban “c” (kadang-kadang) diberi nilai 2
4. Pilihan jawaban “d” (jarang) diberi nilai 1
Adapun setiap butir soal untuk variabel Y memiliki 4 pilihan jawaban
yaitu: a, b, c, dan d. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan
tes inilah yang dipergunakan untuk mengetahui data tentang sejauh mana
pengaruh strategi pembelajaran inquiri terhadap kemampuan menulis berita pada
Kelas VIII MTs Napa Barbaran Padang Bolak.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan analisis dengan dua cara, yakni analisis
deskriptif dan analisis statistik. Analisis deskripsi dilakukan adalah untu
memperoleh gambaran secara umum dari kedua variabel penelitian dan
bagaimana posisi masing-masing variabel tersebut, analisis statistik tersebut
dilakukan untuk menguji hipotesis.
Sebelum dilakukan analisis deskriptif terhadap kedua tersebut, maka perlu
terlebih dahulu ditetapkan frekuensi penilaian dimana kualifikasi ini didasarkan
kepada options berturut-turut nilai 4, 3, 2 dan 1. Sehingga total keseluruhan nilai
yang diperoleh siswa adalah 40. Jadi, rentang skornya adalah antara 10 – 40
sedangkan variabel pada kemampuan menulis berita bobot keseluruhannya
dengan ketentuan apabila menjawab benar diberi skor 10 dan menjawab salah
diberi skor 0.
31
Sedangkan pengetahuan kebenaran masing-masing variabel penelitian,
maka perolehan nilai rata-rata skor tiap-tiap variabel dibandingkan dengan
klasifikasi penilaian yang ditetapkan sebagai berikut :
Tabel IVKlasifikasi Penilaian Strategi Pembelajaran Inquiri”64
No Interval Interpretasi1 30,26 – 40,00 Sangat baik2 20,51 – 30,25 Baik3 10,76 – 20,50 Cukup4 10 – 10,75 Kurang
Tabel VKlasifikasi Penilaian Kemampuan Menulis Berita”65
No Interval Interpretasi1 80 – 100 Sangat baik2 70 – 79 Baik3 60 – 69 Cukup4 50 – 59 Kurang5 0 – 49 Gagal
Pengajuan hipotesis ditegakkan dalam penelitian digunakan dengan
analisis data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisis dengan menggunakan
teknik korelasi product moment oleh pearson dengan rumus:
rxy = 66
Keterangan :
rxy = Angka indeks korelasi ”r” product moment X = Jumlah skor variabel XY = Jumlah skor variabel Y
Y= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
64 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 15
65 Muhibbin Syah, ibid, hal. 1766 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 2000), hal. 209
32
= Jumlah seluruh skor X = Jumlah seluruh skor Y
N = Banyaknya sampel
33