SKRIPSI AUDIT KOMUNIKASI PROGRAM KAMPANYE ANTI …
Transcript of SKRIPSI AUDIT KOMUNIKASI PROGRAM KAMPANYE ANTI …
i
SKRIPSI
AUDIT KOMUNIKASI PROGRAM KAMPANYE ANTI NARKOBA
(Studi Kasus Pada Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar)
OLEH :
SRI MILAWATY M
Nomor Induk Mahasiswa : 105651103916
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
SKRIPSI
AUDIT KOMUNIKASI PROGRAM KAMPANYE ANTI NARKOBA
(Studi kasus Pada Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar)
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan satu studi dan memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom)
Di susun dan Diajukan Oleh:
SRI MILAWATY M
Nomor Stambuk : 105651103916
Kepada:
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Sri Milawaty M. NIM. 105651103916. Skripsi. Audit Komunikai Program
Kampanye Anti Narkoba “Studi Kasus Pada Polsek Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar”. Pembimbing I : Syukri, S.Sos.,M.si
dan Pembimbing II : Arni, S.Kom,.M.I.Kom.
Program Kampanye Anti Narkoba merupakan salah satu program yang
menentukan pencapaian tujuan suatu organisasi.Program kampanye ini Bertujuan
agar dapat mengetahui efektifitas program kampanye anti narkoba. Namun
berdasarkan data dari Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar
pada Desember 2018 sampai 2019 tidak ada penurunan pengguna Narkoba dan
sampai Januari 2020 pengguna semakin bertambah. Untuk itu perlu di evaluasi
Audit komunikasi.Audit komunikasi dinilai sangat berpengaruh dalam
prosesnya.Berdasarkan hal tersebut kajian penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan Audit Komunikai Program
Kampanye Anti Narkoba “Studi Kasus Pada Polsek Kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar”.Agar dapart mengetahui pelaksanaan program kampanye anti
Narkoba.Penelitian Ini menggunakan metode Kualitatif .Teknik pengumpulan
data yang dilakukan oleh peneliti wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
Pada Bentuk Audit komunkasi program kampanye anti narkoba yang dilakukan
oleh polsek kecamatan mangarabombang secara garis besar sudah mencapai
ketercapaian segala persiapan yang dilakukan oleh tim Polsek Kecamatan
Mangarabombang sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam melakukan
kampanye. Pada Bentuk audit komunikasi kampanye anti Narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang menunjukkan pelaksanaan program kampanye
belum berjalan secara maksimal karena masih banyak target sasaran yang belum
memahami kegiatan kampanye anti narkoba masih banyak yang belum menyadari
terhadap kegiatan yang dilaksanakannya.Selanjutnya pada Ketercapaian
pelaksanaan program Kampanye Anti Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang ditemukan,menunjukkan bahwa tujuan besar dari program
kampanye anti narkoba belum semuanya tercapai. Masih banyak individu yang
belum bisa berkomitmen dengan cara hidup sehat dengan menjauhi
narkoba.Individu yang menjadi target sasaran program kampanye anti narkoba
Polsek Kecamatan Mangarabombang baru mencapai tahapan edukasi, dimana
masyarakat hanya mengetahui isu yang dikampanyekan tetapi belum menerapkan
kepada dirinya masing-masing.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan yang tak terhingga atas kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya, Sehingga penulis
mampu menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul ”Audit Komunikasi
program Kampanye Anti Narkoba (studi kasus pada Polsek Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar) “. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang senantiasa memberikan
teladan dan tuntunan kepada manusia sehingga tetap berada pada jalan yang
mampu memberikan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Penulis sadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segalah
dukungan, bantuan dan bimbingan dalam proses penelitian serta penyusunan
skripsi ini kepada :
1. Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah, maka skripsi ini dapat
terselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.si. Selaku dekan Fakultas Ilmu soisal dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
4. Bapak Dr. Muh.Tahir, M.si. Selaku ketua prodi Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Dian Muhtadiah Hamna, S.Ip,M.I.Kom.Selaku sekretaris prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Bapak Syukri, S.Sos.,M.si. Selaku pembimbing I dan Ibu Arni, S.Kom,.
M,i.kom. Selaku Pembimbing II Skripsi yang telah dengan sabar membimbing
dan memberikan waktu serta pemikiran selama proses bimbingan hingga
terselesaikannya Skripsi ini.
7. Kedua Orang Tua, Bapak Drs.H. Mappalemba dan Ibu Hj.Syamsiah yang telah
mencurahkan kasih sayang, do’a, motivasi, kekuatan, dan dukungan yang tidak
henti-henti, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Teman seperjuanganku Waode Andi Mimi Rahmi, Ita ira Handayani, santi
nawanti, dwi putri afriana, dan andi irfadillah yang selalu menemani dan
menghibur penulis selama perkuliahan dan proses menyusun skripsi, Good
luck buat kalian semua.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Dengan ketidaksempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.Semoga karya kecil ini menjadi langkah
yang positif dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................ Error! Bookmark not defined.
PENERIMAAN TIM ...................................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .......................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 7
BAB II ............................................................................................................................... 8
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 8
A. Penelitian Terdahulu............................................................................................ 8
B. Kerangka Teori .................................................................................................... 9
1. Komunikasi ........................................................................................................ 9
2. Audit komunikasi ............................................................................................. 16
3. Kampanye ........................................................................................................ 18
4. Konsep dan Defenisi Operasional .................................................................... 22
C. Kerangka Fikir ................................................................................................... 25
..................................................................................................................................... 25
D. Fokus Penelitian ................................................................................................. 26
E. Defenisi Fokus .................................................................................................... 26
BAB III ........................................................................................................................... 27
METODE PENELITIAN .............................................................................................. 27
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................................ 27
B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................................... 27
C. Teknik pengumpulan data ................................................................................. 28
D. Teknik Pengabsahan Data ................................................................................. 29
x
E. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 29
BAB IV ............................................................................................................................ 33
HASIL DAN PEBAHASAN .......................................................................................... 33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 33
1. Profil Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar ............. 33
2. Visi dan Misi Polsek kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar . 34
3. Struktur Organisasi Polsek kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar .................................................................................................................... 37
4. Latar Belakang Program Kampanye Anti Narkoba Polsek kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar ................................................................ 38
5. Tujuan program kampanye anti narkoba Polsek kecamatan
MangarabombangKabupaten Takalar. ................................................................ 38
6. Target program kampanye Polsek kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar ................................................................................................ 39
B. Hasil Penelitian ................................................................................................... 39
1. Ketercapaian bentuk Audit Komunikasi Program Kampanye Anti
Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang. ................................................. 40
1.1. Tujuan dari program kampanye Anti Narkoba oleh Polsek kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar. ..................................................................... 41
1.1.2 Rancangan kegiatan dari program kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang .................................................................................. 42
1.1.3 Pelaksanaan bentuk audit komunikasi program kampanye anti Narkoba
Polsek kecamatan Mangarabombang ....................................................................... 46
2. Ketercapaian pelaksanaan dampak program kampanye Polsek Kecamatan
Mangarabombang .................................................................................................. 56
2.1. Tahapan Impact/Hasil ................................................................................... 56
C. Pembahasan Penelitian ...................................................................................... 61
1. Bentuk Audit Komunikasi program kampanye Anti Narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang. ............................................................................. 61
2. Ketercapaian pelaksanaan program kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang. ............................................................................. 65
BAB V ............................................................................................................................. 71
PENUTUP ...................................................................................................................... 71
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 71
B. Saran ................................................................................................................... 72
1. Saran teoritis .................................................................................................... 72
xi
2. Saran Praktis .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................. 76
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kampanye anti narkoba adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
mencegah lebih banyak manusia atau masyarakat yang akan terjerumus
kedalam pengomsumsian narkoba atau narkotika. Kampanye anti narkoba ini
bisa dilakukan dimana saja dan akan lebih baiknya jika kampanye anti
narkoba ini bisa dilakukan di sekolah-sekolah SMP ataupun SMA mengapa
disana karena kebanyakan pengedar melakukan pengedaran narkoba atau
narkotika itu berada di kalangan remaja jadi ada baiknya jika kampanye anti
narkoba banyak di lakukan disekolah-sekolah minimal menjelaska kepada
siswa atau siswi bahayanya menggunakan atau mengasumsi narkoba. Gerakan
kampanye pada prinsipnya adalah gerakan persuasi. Kampanye Ini
bertujuannya untuk mengajak dan menganjurkan perubahan pada khalayak
yang menjadi sasaran.Upaya yang dilakukan oleh badan Polsek Kecematan
Mangarabombang Kabupaten Takalar untuk mengurangi pengguna narkoba
dikalangan remaja dan khalayak telah dilakukan dengan program kampanye
anti narkoba. Kampanye ini dilakukan sejalan dengan komunikasi yang
dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah
keyakinan, sikap dan nilai mereka yang menimbulkan dampak-dampak jika
menggunakan Narkoba dan pelaku dapat dijerak oleh Undang-undang
penggunaan Narkoba.
2
Menurut Darwanto (2014) komunikasi adalah sebagai peristiwa sosial dan
terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lainnya, menyampaikan
informasi atau pesan kepada khalayak banyak yang dapat terjadi dimana-
mana tanpa mengenal tempat dan waktu atau dengan kata lain komunikasi
dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja. Menurut (Roger storey dalam
( Ruslan.2007) Keterkaitan komunikasi dengan kampanye anti narkoba
hubungannya sangat penting dimana kampanye merupakan kegiatan
komunikasi yang terorganisir yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan pengetahuan khalayak dalam suatu isu yang dikampanyekan untuk
menarik perhatian khalayak serta menumbuhkan persepsi yang positif
terhadap suatu kegiatan melalui penyampaian informasi yang secara intensif
dengan proses komunikasi dengan waktu tertentu yang berkelanjutan.Jadi
komunikasi dengan kampanye sangat jelas keterkaitannya karena manusia
membutuhkan pengetahuan atau infomasi melalui komunikasi dan dengan
kampanye informasi atau pesan yang ingin diketahui itu dapat tersampaikan
kepada khalayak atau masyarakat.Dalam sistem komunikasi telah dilihat
sebagai suatu aspek yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas.
Upaya-upaya dalam meningkatkan produktivitas tidak terlepas dari
meningkatkan kelancaran informasi dan Informasi ini menjadi aspek generik
yang setiap saat harus dikontrol. Tindakan itu tidak terlepas dari usaha
mengaudit informasi. Mengaudit informasi sama dengan audit
komunikasi,yaitu kajian mendalam tentang pelaksanaan sistem komunikasi
3
keorganisasian dan tentu audit komunikasi menjadi aspek yang penting untuk
menyapaikan informasi dengan cepat dan efektif.
Menurut Rosli Muhammad & Burhan Bungin ,( 2015)Audit komunikasi
adalah proses pembuatan analisis, pengujian, evaluasi, terencana, secara
sistematis, dapat menyingkap kemacetan-kemacetan informasi, hambatan-
hambatan terhadap komunikasi efektif yang bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas. Audit komunikasi ini dilakukan agar adanya perbaikan. Dan yang
diutamakan dalam audit komunikasi adalah komunikasi internal dan
eksternal.Dengan istilah audit ini menunjukkan bahwa proses-proses komunikasi
dapat diperiksa, dievaluasi dan diukur secara cermat. Sementara audit komunikasi
yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar
sepertinya kurang efektif karena dilihat dari masih tingginya angka
penyalahgunaan narkoba yang terjadi dikabupaten takalar. Dari data yang
didapatkan oleh peneliti bahwa dari bulan oktober- desember 2018 pengguna yang
diringkus sebanyak 20 kasus dan 34 tersangka, pada januari-desember 2019
jumlah pengguna yang diringkus sebanyak 40 kasus dan 40 tersangka dan pada
januari-juli 2020 jumlah pengguna narkoba yang diringkus sebanyak 37 kasus dan
46 tersangka. . Jumlah total setiap tahunnya itu terus menerus bertambah. Dan
Ketua Badan Narkotika Kabupaten Takalar (BNKT) sebelumnya hanya ikut
melakukan pemusnahan,pembakaran dan menghancurkan barang bukti Narkoba
yang didapatkan serta penandatangan berita acara pemusnahan barang bukti
Narkoba ini juga kurang efektif karena tidak mengurangi jumlah pengguna
Narkoba. Ketidak optimilan audit komunikasi yang dilakukan oleh badan Polsek
4
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar ini mengakibatkan masih
banyaknya dan terus meningkatnya pengguna narkoba sehingga pelaksanaan audit
komunikasi perlu dilakukan secara lebih mendalam, menyeluruh dan lebih efektif
lagi agar dapat membantu program kampanye anti Narkoba serta sosialisasi anti
narkoba yang dijalankan untuk mengatasi penyalahguna narkoba. Oleh karena itu
program-program kampanye pada sebuah organisasi penting untuk di audit agar
kampanye yang dilakukan benar-benar menjadi efektif juga bermanfaat bagi
publik agar kampanye yang dilakukan tidak hanya sekedar kampanye yang di
ingatkan dan dilupakan oleh publik tanpa menghasilkan dampak yang diharapkan
dan hasil dari audit komunikasi dapat memberikan manfaat atau informasi yang
berharga guna mencegah terjadinya kegagalan komunikasi.
Firman Allah Suhanahu Wa Ta’ala,
Artinya: “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (Qs. Al A’raf [7]: 157).
Setiap yang khobaits terlarang dengan ayat ini. Di antara makna khobaits
adalah yang memberikan efek negative, seperti narkoba.
Firman Allah Suhanahu Wa Ta’ala,
Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan” (Qs. Al-Baqarah [2]: 195).
5
Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau
membinasakan diri sendiri. Narkoba sudah pasti merusak badan dan akal
seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu
haram.
Bahayanya penyalagunaan narkoba (Napza) bagi semua umat manusia sudah
menjadi ancaman Global. Masalah terbesarnya yang semakin berkembang
adalah berkembangnya penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja.
Ancaman bahaya penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yang dapat menjadi masalah besar dalam
kelancaran pembangunan sumber daya manusia pasti perlu di tanggulangi, baik
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.dalam hal penyalahgunaan narkoba
atau Napza BNN (Badan Narkotika Nasional) sangat berpengaruh penting
dalam memberantas pelaku yang mengosumsi narkoba.Badan Narkotika
Nasional (BNN) adalah sebuah lembaga pemerintah non kementetian (LPNK)
indonesia yang mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas pemerintah di
bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya.kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol. BNN bertugas menyusun dan melaksanakan kebijakan
nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, dan juga berkoordinasi dengan kepala kepolisian
negara republik indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran narkotika serta memantau, meningkatkan dan
mengarahkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan
6
peredaran narkotika. dan dalam penelitian ini BNN sebagai lembaga
pemerintah yang diberi wewenan dalam upaya penanggulangan dalam
permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, melalui bidang
pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitas dan pemberantasan
berkordinasi dengan polsek kecamatan mangarabombang tetapi hanya sebatas
intruksi saja kepada polsek kecamatan mangarabombang dan polsek kecamatan
mangarambombang inilah yang menjalankan sosialisasinya atau program
kampanye anti narkoba kepada masyarakat.(Https://bnn.go.id)
Berdasarkan pada latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian
Berjudul Audit Komunikasi kampanye anti Narkoba (Study Kasus Pada
Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar), untuk meneliti
bagamaina audit komunikasi program Kampanye Anti Narkoba.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk audit komunikasi kampanye anti narkoba yang dilakukan
oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar?
2. Bagaimana ketercapaian pelaksanaan kampanye yang dilakukan oleh Polsek
Kecematan Mangarabombang Kabupaten Takalar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk audit
komunikasi kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar.
7
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ketercapaian
pelaksanaan kampanye yang dilakukan oleh Polsek Kecematan
Mangarabombang Kabupaten Takalar .
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai masukan atas
sumbangan dalam kajian ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan
dengan audit komunikasi program kampanye anti Narkoba .
2. Secara praktis
Serta hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan bagi
para pembaca dari proposal Audit komunikasi program kampanye anti
Narkoba.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian dengan judul “Upaya penanggulangan peredaran dan
penyalahgunaan Narkotika diwilayah pedesaan” oleh Endy Tri Laksono
(2015) peneliti ini membahas tentang upaya penanggulangan peredaran
dan penyalahgunaan narkotika serta langkah-langkah apa yang digunakan
BNN dalam melakukan upaya penanggulangan dan hambatan yang
didapat pihak BNN dalam melakukan upaya penanggulangan. Namun
karya ilmiah ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis berfokus pada Audit
komunikasi program kampanye Anti Narkoba (studi kasus pada Polsek
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar)
2. Penelitian dengan judul “ Kriminologi peredaran narkoba (sabu-sabu)
dikabupaten sidrap (studi kasus tahun 2010-2014) oleh Irfan Syamudra
(2015) , peneliti ini membahas tentang faktor-faktor yang melatar
belakangi maraknya peredaran narkoba dikabupaten sidrap serta upaya apa
saja yang dilakukan polres sidrap dalam mengatasi maraknya tindak
pidana peredaran narkoba dikabupaten sidrap. Namun dalam karya ilmiah
ini berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan, yakni ruang lingkup
penelitiannya lebih sempit karena penelitian ini hanya difokuskan pada
lingkup kerja Polsek Kecamatan Mangarabombang kabupaten Takalar.
9
3. Penelitian dengan judul “ Tindak pidana psikotropika yang dilakukan oleh
Anggota POLRI (studi putusan nomor 92 pid.B/2009/PN.MKS) oleh
Nasrul (2015). Peneliti ini membahas tentang penerapan hukum pidana
materil terhadap tindak pidana psikotropika yang dilakukan oleh POLRI
serta pertimbangan hakim pengadilan negeri Makassar dalam menjalankan
putusan terhadap tindak pidana psikotropika yang dilakukan anggota
POLRI. Pada skripsi ini hal yang dibahas adalah study putusan dan
penerapan hukumnya sementara pada penelitian ini penulis berfokus pada
audit komunikasi program kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang dilingkup kerja Polsek kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar.
B. Kerangka Teori
1. Komunikasi
1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan peristiwa sosial dan terjadi ketika manusia
berinteraksi dengan manusia lainnya, yang dapat terjadi dimana-mana
tanpamengenal tempat dan waktu, atau dengan kata lain, komunikasi dapat
dilaksanakan “kapan saja dan dimana saja”. Dengan demikian komunikasi
merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari, nahkan dapat dikatakan
merupakan manifestasi dari kehidupan itu sendiri. Itu berarti komunikasi
merupakan realita pokok dari kehidupan manusia. Tanpa kita sadari, kita tiap
hari, bahkan tiap saat, mengadakan komunikasi dengan sesama manusia atau
dengan alam sekeliling kita baik melalui ucapan, gerak maupun isyarat
10
lainnya. .pada hakikatnya setiap untuk memindahkan ide atau gagasan dari
satu pihak kepihak lain, baik itu antar manusia, antara manusia dengan alam
sekitarnya, atau sebaliknya, disitu akan terjadi proses komunikasi. (Darwanto
(2015) : 1)
Dalam hal ini Jalaluddin Rakhmatdalam bukunya psikologi komunikasi
menyatakan: “kepribadian terbentuk sepanjang hidup kita. Selama itupula
komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi kita. Melalui
komunikasi kita menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri kita dan
menetapkan hubungan kita dengan dunia disekitar kita” (jalaluddin
rakhmat,1986: 12). Dalam uraian singkat diatas, menjadi jelaslah, bahwa,
komunikasi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, sehingga
manusia melakukan komunikasi dengan orang lain, dengan kelompok, antar
kelompokdengan kelompok, antara pemimpin pemerintah dengan rakyatnya,
antara pemuka masyarakat dengan warganya. Komunikasi adalah proses
penyampaian lambang-lambang yang berarti antar manusia, seseorang
menyampaikan lambang-lambang yang mengandungpengertian tertentu
kepada orang lain. Lambang-lambang yang mengandung pengertian tersebut
disebut “pesan” atau Message. ( Darwanto (2015) : 2-3)
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan
nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua
orang atau lebih. Frase dua orang atau lebih perlu ditekankan karena sebagian
literatur menyebut istilah komunikasi intrapersonal yakni komunikasi dengan
diri sendiri. Akan tetapi saya kurang setuju dengan istilah ini. Menurut
11
Burgoon et al “ tidak diragukan bahwa orang berfikir, berbicara dengan
dirinya sendiri, meskiun dalam diam membaca tulisannya sendiri dan
mendengarkan suaranya sendiri lewat tape, tetapi itu bukan sendirinya
komunikasi, meskipun setiap komunikasi dengan orang lain memang dimulai
dengan komunikasi dengan diri sendiri. (Deddy Mulyana (2015) : 3).
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dikenali oleh
semua orang namun sangat sedikit yang dapat mendefenisikannya secara
memuaskan. Komunikasi memiliki variasi defdenisi yang tidak terhingga
seperti; saling berbicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya
rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi. ( John Fiske (2015) : 1)
1.2. Komunikasi Efektif
Menurut Sulaiman (1995) tanpa komunikasi yang efektif partisipasi akan
menurun, tingkat komitmen yang rendah, ketahanan yang tinggi terhadap
inovasi, peningkatan resiko terhadap ketidakpahaman informasi dan motivasi
menurun. Ini berarti komunikasi melibatkan elemen seperti pengirim penerima
atau tukar informasi, pendapat atau ide dengan tulisan, percakapan atau
gambar visual atau setiap kombinasi tiga unsur tersebut sehingga bahan yang
dikomunikasikan yaitu informasi dipahami dengan jelas oleh siapapun yang
terlibat dalam prosesnya. ( Rosli Mohammed dan Burhan Bungin(2015) :
132).
Samsudin (1982) dalam defenisinya, mendefenisikan komunikasi sebagai
proses interaksi yang memiliki tujuan diantara sumber dan penerima dengan
maksud untuk memahami satu sama lain agar dapat mencapai tujuan
12
perubahan dasn perilaku yang di rencanakan. Defenisi ini mencoba
mencantumkan aspek komunikasi sebagai proses interaksi, persuasif serta
menubah sikap dan perilaku. ( Rosli Mohammed dan Burhan Bungin(2015) :
132).
Menurut Koontz dan wiehrich komunikasi adalah penting karena ia
menggabungkan fungsi-fungsi khususnya komunikasi efektif diperlukan
untuk, 1) mengatur dan menyebarluaskan tujuan.2) menyusun rencana untuk
mencapai tujuan tersebut.3) mengatur sumber daya manusia dan lain dalam
cara yang paling efisien dan efektif.4) memilih, membentuk, dan dan menilai
anggota kerja.5) mempin, mengarah dan mendorong dan menciptakan iklim
yang akan memicu keinginan orang untuk berkonstribusi.6) dan mengontrol
kinerja.. ( Rosli Mohammed dan Burhan Bungin(2015) : 132).
Secara etimologis, efektif sering diartikan sebagai mencapaisasaran yang
diinginkan bersifat actual dan nyata. Dengan demikian komunikasi yang
efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan sesuai
dengan pesan yang dikirim oleh komunikator, kemudian komunikan
memberikan respons yang positif sesuai dengan yang diharapkan.
Dari uraian diatas, komunikasi adalah suatu proses yang manadi dalamnya
terdapat seorang (komunikator) memiliki pesan atauinformasi untuk
disampaikan, lalu disampaikan kepada orang lain yangdisebut dengan
komunikan untuk mengetahui efek dari komunikan tersebut setelah menerima
komunikasi yang efektif diperlukan dalam sebuah organisasi. Jadi, komunikasi
efektif terjadi apabila terdapatsuatu informasi dua arah antara komunikator
13
dan komunikan dan informasi yang di sampaikan sama-sama direspons sesuai
dengan harapan komunikan dan komunikator.
1.3. Pesan Komunikasi
Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal disampaikan
komunikator kepada komunikan. Komunikasi verbal artinya proses
penyampaian pesan dalam bentuk lisan atau tulisan. Sedangkan komunikasi
non verbal merupakan penyampaian pesan melalui bahasa tubuh seperti,
gerak-gerik, isyarat, raut wajah, sentuhan, selain itu warna, gambar,benda,
dan sebagainya. Isi pesan merupakan materi dari pesan. Materi pesan adalah
masalah terkandung dalam pesan tersebut, seperti politik,ekonomi, olahraga,
dan sebagainya, sedangkan dalam bidang pemasaran dikenal materi berupa
produk dan jasa. Jadi dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat
antara komunikator dan kmunikan pesan harus di sampaikan sebaik mungkin
baik itu secara verbal maupun nonverbal.(Ahmad Sihabudin dan Rahmi
Winangsih.(2012) : 48-49) Dalam kajian beberapa ahli, isi pesan dikenal
empat macam, yaitu :
1. Pesan rasional
Pesan yang disusun untuk mempengaruhi akal sehat audien,atau
konsep normatif untuk mengacuh pada kesusuaian keyakinan
sehingga informasi yang disampaikan perlu disertai fakta dan dandata
yang diterima oleh logika.
14
2. Pesan emosional
Pesan emosional adalah emosi atau perasaan yang sulit dikendalikan
karena pikiran kita kerap terganggu ketika kita terlalu emosional dan
Pesan disusun untuk mempengaruhi perasaan audien, sepertirasa
senang, gembira, bangga, Sedih, khawatir, cemas, dansebagainya.
Pesan menimbulkan rasa sedih, khawatir,cemas, dan sebagainya.
Pesan menimbulkan rasa sedih,khawatir,dan ketakutan disebut fear
appeal.
3. Pesan moral
Suatu pesan yang disampaikan untuk menyangkut budipekerti
manusia yang beradap dimana Pesan disusun untuk menyentuh
perasaan moral audien atauperasaan kemanusiaan dari audien.
4. Pesan kombinasi
Pesan kombinasi dimana menggabungkan beberapa objek seperti
Pesan disusun dengan menggabungkan antara rasionalemosional dan
moral untuk meningkatkan efektifitas pesan.
1.4. Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif menurut Larson yaitu adanya kesempatan
yang sama untuk saling memengaruhi, memberitahu audiens tentang
tujuan persuasi dan mempertimbangkan kehadiran audiens. Istilah
persuasi bersumber dari bahasa latin, persuasion yang berarti membujuk
mengajak atau merayu. Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara
emosional. Biasanya menyentuh aspek afeksi yaitu hal yang berkaitan
15
dengan kehidupan emosional, biasanya aspek afeksi yaitu hal yang
berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional
aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.(Herdiyan Maulana&
Gumgum Gumelar .(2013) : 7)
Menurut Olson dan Zanna Persuasi di definisikan sebagai
perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain.25 Kemudian
ada yang mendefinisikan Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha
mempengaruhi sikap,sifat,pendapat dan perilaku seseorang atau orang
banyak, mempengaruhi sikap,sifat, pendapat dan perilaku dapat di
lakukan dengan beberapa cara mulai terror,boikot,pemerasan,penyuapan
dan sebagainya dapat juga memaksa orang lain bersikap atau berprilaku
seperti yang di harapkan. Namun persuasi tidak melakukan cara demikian
untuk mencapai tujuan yang di harapkannya, melainkan menggunakan
cara komunikasi (pernyataan antar manusia) yang berdasar pada
argumentasi dan alasan-alasan Psikologis.(Herdiyan Maulana & Gumgum
Gumelar .(2013) : 9)
Dari beberapa definisi komunikasi yang di kemukakan oleh para
ahli,tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan
untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang baik secara
verbal maupun non verbal.
1.5. Teknik persuasi
` Komunikasi persuasi menimbulkan dampak yang lebih tinggi
kadarnya dibandingkan dengan komunikasi informatif, komunikasi
16
persuasi lebih sulit sebab, jika komunikasi informatif bertujuan hanya
memberi tahu, komunikasi persuasi bertujuan untuk mengubah sikap,
pendapat dan perilaku.(Onong Uchjana Effendi.(2008) :21 )
Agar komunikasi persuasi itu mencapai tujuan dan sasarannya,
maka perlu dilakukan perencanaan yang matang. Perencanaan yang
dilakukan berdasarkan komponen proses komunikasi yaitu,
komunikator, pesan, media dan komunikan. Komunikator tentunya
mempersiapkan pesan yang akan disampaikan kepada target sasarannya.
Komunikator menentukan komunikan yang menjadi target sasaran dari
perencanaan komunikasi persuasi . Apabila komunikan yang akan
dijadikan sasaran sudah jelas, dan media yang diperkirakan memadai
juga telah ditetapkan, maka kini giliran untuk menata pesan. Pesan
yang akan disampaikan oleh komunikator tentunya memerlukan media
untuk menyampaikan isi pesan tersebut. Bagi seorang komunikator
suatu pesan yang akan dikomunikasikan sudah jelas isinya, tetapi yang
perlu dijadikan pemikiran ialah pengelolaan pesan.
2. Audit komunikasi
2.1. Pengertian Audit Komunikasi
Audit komunikasi merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk
menilai efektifitas sistem komunikasi internal dan eksternal organisasi.
Sebagaimana audit keuangan dan audit kualitas pelayanan organisasi yang
telah dijalankan, yang memiliki tujuan untuk menilai efektivitas pembiayaan
serta proses kerja yang efisien. Audit komunikasi juga dilaksanakan dengan
17
tujuan meninjau efektivitas komunikasi serta tingkat kepuasan komunikasi
yang ada diberbagai tingkat kerja dalam organisasi. Fokus utama audit
komunikasi adalah untuk mengevaluasi sistem komunikasi internal yang
menekankan aspek-aspek berikut seperti penilaian kualitas informasi yang
mengalir dalam organisasi, jalinan hubungan diberbagai tingkat anggota kerja,
umpan balik kinerja, lingkungan komunikasi dan keterlibatanbawahan dalam
proses membuat keputusan. ( Rosli Mohammed dan Burhan Bungin(2015) :
2-3).
Audit komunikasi adalah kajian mendalam dan menyeluruh tentang
pelaksanaan sistem komunikasi keorganisasian yang mempunyai tujuan untuk
meningkatkan efektivitas organisasi. ( Ardial.(2015) : 502).
2.2. Tujuan Audit Komunikasi
Dalam organisasi modern, sistem komunikasi telah dilihat sebagai suatu aspek
yang sangat penting untuk meningkatkan produktifitas organisasi. Upaya-upayadi
dalam meningkatkan produktivitas organisasi tidak terlepas dari meningkatnya
kelancara informasi didalam organisasi. Informasi menjadi aspek generik yang
setiap saat harus di kontrol, diperiksa kesehatannya sehingga tidak mengganggu
aspek-aspek lainnya. Tindakan itu tidak terlepas dari usaha mengaudit informasi
didalam sistem komunikasi organisasi. Sehingga organisasi modern melihat audit
komunikasi merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk menilai efektivitas
sistem komunikasi internal dan eksternal organisasi.dan dengan audit komunikasi
juga dilakasanakan dengan tujuan meninjau efektivitas komunikasi serta tingkat
kepuasan komunikasi yang ada diberbagai tingkat kerja dalam organisasi dengan
18
fokus utama audit komunikasi untuk mengevaluasi sistem komunikasi internal
yang menekankan aspek-aspek seperti penilaian kualitas informasi yang mengalir
dalam organisasi, jalinan hubungan diberbagai tingkat anggota kerja, umpan balik
kinerja, lingkungan komunikasi dan keterlibatan bawahan dalam proses
pembuatan keputusan.. ( Rosli Mohammed dan Burhan Bungin(2015) : 2).
Kebanyakan auditor dalam komunikasi telah membuat beberapa auditoran
ysng bertujuan untuk melihat hubungan antara elemen dalam proses komunikasi
dengan tingkat produktivitas, pencapaian tujuan hubungan sposial dan lain-
lain.umumnya bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan berkomunikasi
dengan tingkat kepuasan kerja secara khusus, evaluasi ini bertujuan sebagai
berikut. . ( Rosli Mohammed dan Burhan Bungin(2015) : 137-138).
3. Kampanye
3.1. Pengertian Kampanye
Kampanye adalah suatu tindakan serentak untuk mengadakan aksi yang
bertujuan untuk mencapai dukungan, maupun mempengaruhi khalayak.
Dengan kata lain kampanye dapat disamakan dengan propaganda. Baik
kampanye maupun propaganda sama sama menggunakan berbagai saluran
komunikasi dalam menyampaikan pesan. Memang terdapat beberapa
kesamaan kedua konsep tersebut. Namun sebenarnya kedua konsep tersebut
secara akademis berbeda, dan biasanya kampanye terdengar memiliki citra
positif dimasyarakat sedangkan propaganda lebih dikenal ke arah negatif.
Kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan
orang atau yang disebut dengan kelompok, karena melaksanakan kampanye
19
seorang diri dianggap mustahil dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Kampanye yang dimaksud bukan pada saat seseorang/pembicara melakukan
kegiatan kampanye ditengah masyarakat, itu merupakan pelaksanaan. Namun
yang dimaksud adalah proses atau tahapan-tahapan dari awal perencanaan
sebuah kegiatan kampanye yang ingin dilakukan, selanjutnya
pengorganisasian hingga kegiatan terlaksana dengan baik, setelah itu tentu
adanya dari kegiatan kampanye yang telah dilakukan.
3.2. Jenis kampanye
Kampanye public relation merupakan aktivitas komunikasi yang
terorganisasi, secara langsung, yang ditujukan khalayak tertentu, pada
periode yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa jenis
kegiatan kampanye yang umum dilakukan oleh publik relation, yaitu:
1. Kampanye produk (Product oriented campaigns) merupakan kegiatan
kampanye yang berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru.
Kampanye ini biasanya sekaligus bermuatan kepentingan untuk
membangun citra positif terhadap produk barang yang diperkenalkan
kepada publik/masyarakat.
2. Kampanye pencalonan kandidat (Candidate Oriented Campaigns) adalah
kampanye yang berorientasi politik, seperti
kampanye Pemilu dan Pilkada.
3. Kampanye ideologi atau misi sosial (Ideological or Cause Oriented
Campaigns) adalah kampanye yang bersifat khusus keagamaan,
20
berdimensi sosial, atau perubahan sosial, seperti melaksanakan kampanye
Anti Narkoba, Anti HIV/AID dan Pengentasan Kemiskinan
Berdasarkan uraian diatas Kampanye ideologi atau misi
sosial (Ideological or Cause Oriented Campaigns) cocok dengan
penelitian audit komunikasi program kampanye anti narkoba karena
bersifat khusus keagamaan, berdimensi sosial, atau perubahan sosial,
seperti melaksanakan kampanye Anti Narkoba, Anti HIV/AID dan
Pengentasan Kemiskinan.
3.3. Faktor penghambat Kampanye
Dari analisis yang dilakukan oleh Hyman dan Sheatsley (Kotler,1989)
terhadap kegagalan kampanye tersebut di simpulkan bahwa:
1. Pada kenyataan memang selalu ada sekelompok khalayak yang tidak
akan tau tentang pesan-pesan kampanye yang ditujukan kepada mereka.
Ketidaktahuan mereka bisa disebabkan mulai dari keridak seriusa dalam
memperhatikan pesan hingga ketidak mampuan memahami isi pesan.
2. Kemungkinan individu memberi tanggapan pada pesan kampanye akan
meningkat bila ketertarikan dan keterlibatan mereka terhadap isu yang
diangkat juga meningkat.
3. Orang akan membaca dan mempersepsi informasi yang mereka terima
berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan yang dimiliki. Ini artinya orang
akan memberikan respon yang berbeda terhadap pesan-pesan yang sama.
Bahkan orang-orang akan membaca dan memberikan tekanan yang
berbeda-beda pada pesan-pesan yang disampaikan kepada mereka.
21
Implikasinya agar program kampanye terhindar dari kegagalan maka
karakteristik harus diperhatikan sehinggapesan kampanye dapat
dirancang sesuai dengan segmen khalayak.
4. Kemungkinan individu untuk meberima informasi atau gagasan baru
akan meningkat bila informasi tersebut sejalan dengan sikap yang telah
ada. Dengan kata lain orang cenderung menghindari informasi yang tidak
sesuai dengan apa yang telah diyakini.
Kotler dan roberto (1989) juga memberikan pendapat mereka tentang
faktor-faktor kegagalan sebuah program kampanye.ketidak berhasilan
kampanye disebabkan oleh:
1. Program-program tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya secara
tepat. Hasilnya kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya
secara tepat hasil kampanye tersebut menjadi tidak terfokus dan tidak
efektif karena pesan-pesan tidak dapat di konstruksi sesuai dengan
karakteristik khalayak.
2. Pesan-pesan kampanye yang gagagl umumnya juga tidak cukup mampu
memotivasi khalayak untuk menerima dan menerapkan gagasan yang
diterima.
3. Kegagalan pada sebuah program kampanye yang berorientasi pada
perubahan sosial yang juga dapatterjadi karena pelaku kampanye terlalu
mengandalkan media massa tanpa menindak lanjuti dengan komunikasi
antarpribadi. Karena justru dengan komunikasi antarpribadi efek
perubahan sikap dan perilaku lebih dapat diharapkan muncul.
22
4. Akhirnya dengan ringan Kotler dan Roberto menyatakan bahwa sebuah
kampanye dapat gagal mungkin hanya karena anggaran untuk membiayai
program tersebut tidak memadai sehingga pelaku kampanye tidak bisa
berbuat total.
4. Konsep dan Defenisi Operasional
Konsep Defenisi Operasional
Narkotika
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau lainnya
baik sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Adapun jenis narkotika adalah Morfin, Heroin/Putaw
Heroin, Ganja / Kanabis / Mariyana Ganja, Kokain,
LSD atau Lydergic Acid/Acid/Trips/Tabs ,
Opiat/Opium , dan Kodein.
Penyalahgunaan
narkotika
suatu pola penggunaan yang bersifat patologik, yang
Berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan
menimbulkan disfungsi sosial dan okupasional.
BNN (Badan
Narkotika Nasional)
sebuah lembaga pemerintah non kementrian (LPNK)
indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintah di bidang pencegahan,
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan adiktif
23
lainnya kecuali badan adiktif untuk tembakau dan
alkohol.
Undang-undang
No.35 Tahun 2009
Tentang Narkotika
dibuatnya Undang-Undang nomor 35 tahun 2009
tentang Narkotika termasuk dalam pasal 4 undang-
undang tersebut, dimana Undang-Undang Narkotika
bertujan,yaitu : a). Menjamin ketersediaan Narkotika
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau
pengembangan ilmu engetahuan dan teknologi. b).
Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa
Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika. c).
Memberantas peredaran gelap Narkotikadan
prekursor Narkotika dan. d). Menjamin pengaturan
upaya rehabilitas medis dan rehabilitas sosial bagi
penyalahguna dan pecandu.
Psikotropika zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan pada aktifitas mental dan perilaku
penggunanya, adapun jenis-jenis psikotropika adalah
Ekstasi, Sabu-sabu, Sedatif-Hipnotik, Nipam, Speed
dan Demerol.
merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari
bahan-bahan alamiah baik semi sintetis maupun
24
Zat adiktif
sintetis. Zat ini dipakai sebagai pengganti morfin atau
kokain yang berkerja mengganggu sistem saraf pusat
adapun jenis-jenis zat adiktif adalah Alkohol/Etanol,
Nikotin, Kafein,dan Zat desainer.
Kampanye
adalah suatu tindakan serentak untuk mengadakan
aksi yang bertujuan untuk mencapai dukungan,
maupun mempengaruhi khalayak. kampanye
menggunakan berbagai saluran komunikasi dalam
menyampaikan pesan.
25
C. Kerangka Fikir
Audit Komunikasi Program
Kampanye Anti Narkoba
Polsek Kecamatan
Mangarabombang
Kampanye Anti Narkoba
Bentuk Audit Kampanye Anti
Narkoba :
1. Tujuan program
2. Rancangan kegiatan
3. Pelaksanaan bentu Audit
Komunikasi
Masyarakat Kecamatan
Mangarabombang
Ketercapaian pelaksanaan
kampanye Anti Narkoba:
1. Tahapan impact/hasil
26
D. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini di arahkan untuk menjawab
rumusan masalah yaitu pembaca dapat mengetahui Bentuk audit komunikasi
kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar dan Bagaimana ketercapaian
pelaksanaan kampanye yang dilakukan oleh Polsek Kecematan
Mangarabombang Kabupaten Takalar
E. Defenisi Fokus
Dalam pelaksana tugas dan fungsi yang berhubungan dengan audit
komunikasi program kampanye anti Narkoba dilakukandengan penyuluhan,
pembangkitan, mengkampanyekan, kesadaran masyarakat akan bahayanya
penyalahgunaan narkoba. Melihat masih banyaknya orang yang menggunakan
narkoba. Peneliti berusaha untuk mendeskripsikan lebih jelas lagi tentang
bahayanya penyalahgunaan narkoba melalui audit komunikasi program
kampanye Anti Narkoba dengan menyertakan teori-teori yang relevan untuk
menjawab permasalahan ini yaitu dalam bentuk kampanye untuk membangun
kesadaran masyarakat yang dilakukan oleh Badan Nasional Narkoba (BNN)
Lembaga pemerintah non kementrian yang di terapkan kepada Polsek
Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar oleh karena itu kerangka
pemikiran digunakan sebagai acuan untuk penelitian ini dan berfungsi sebagai
alat untuk mencapai pengetahuan yang sistematis untuk membimbing peneliti.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini akan berlangsung selama kurang lebih dua bulan.
Lokasi penelitian ini dilakukan di kecamatan Mangarabombang kabupaten
Takalar provinsi Sulawasi selatan Dengan di fokuskan dikantor Kepolisian
Sektor Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1) Jenis dan tipe penelitian kualitatif
Jenis dan Tipe penelitian atau pendekatan penelitian yang di gunakan
disini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Karena berusaha menggambarkan
dan menginterpretasikan objek penelitian sesuai dengan informasi secara
akurat dan terpercaya mengenai penelitian yang di kaji.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
karena permasalahan yang dibahas di maksudkan untuk mendeskripsikan ,
menguraikan dan menggambarkan bagaimana audit komunikasi Program
kampanye anti Narkoba.
Peneliti deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik obyek atau subjek
yang di teliti secara tepat. Peneliti ini akan digunakan untuk mendiskripsikan
tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Audit Komunikasi program
kampanye anti Narkoba.
28
C. Teknik pengumpulan data
Adapun tehnik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Teknik wawancara
Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan dari Anggota
Kepolisian sektor (Polsek) Kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar untuk tujuan dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
sipeneliti dengan sipenjawab atau interview dengan menggunakan alat yang
di namakan interview guide (panduan wawancara) teknik ini digunakan
untuk wawancara secara langsung dengan Anggota kepolisan yang
menangani tentang penyalahgunaan narkoba. Wawancara semistruktur
adalah pendekatan umum wawancara yang menggunakan beberapa inti
pokok pertanyaan yang akan diajukan, yaitu interview membuat garis besar
pokok-pokok pembicaraan. Hal ini menjadi garis besar poko wawancara
dalam penelitian Audit Komunikasi Program Kampanye anti Narkoba ole
Polsek kecamatan Mangarabombang.tujuan dari wawancara ini adalah
untuk mengetahui permasalahan, infomasi yang benar dan tepat agar tidak
terjadi simpansiur atau informasi yang tidak benar. Dalam melakukan
wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan.
2. Teknik dokumentasi
Dengan teknik Dokumentasi ini peneliti tidak hanya memperoleh
informasi dari narasumber saja tetapi memperoleh informasi dari macam-
29
macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan.
Dokumen dapat berupa foto, dokumen resmi, artikel koran, surat, buku dan
lain-lainnya. Dari pengumpulan data dengan dokumen tersebut peneliti
membaca dan memahami tentang audit komunikasi program kampanye anti
narkoba. Hasil penelitian juga akan semakain jelas dan kredibel apabila
didukung oleh foto-foto dan dokumen resmi yang telah ada.
D. Teknik Pengabsahan Data
Untuk pengecekan validitas data yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan sumber dan metode. Triangulasi sumber yakni data yang
diperoleh penelitian dari hasil wawancara dengan informan dilakukan
perbandingan untuk membuktikan kebenaran data tersebut dengan
wawancara lagi beberapa orang informan lainnya. Ketika informan sudah
menyetujui dan menganggap pemaparan/uraian data penelitian telah
benar,kemudian penelitian mengambil kesimpulan,tetang hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan apabila dua empiris yang diperoleh
adalah data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan
rangkain angka serta tidak dapat disusun dalam kategori/struktur
30
klasifikasi. Data bisa saja dikumpulkan dalam aneka macam cara (
observasi, wawancara, intisari dokumen dan perekam suara) dan biasanya
di proses terlebih dahulu sebelum siap digunakan ( melalui pencatatan,
pengetikan, penyuntingan, atau alat-tulis) tetapi analisis kualitatif masing
menggunakan kata-kata yang biasanya disusun kedalam teks yang di
perluas dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau statistika
sebagai alat bantu analisis.
Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan den gan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,mensistensikannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
mencangkup transkip hasil wawancara,reduksi data, analisis, interpretasi
data, dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti
adalah:
1. Reduksi data
Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi
data adalah sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan menggolongkan, mengarahkan,
31
membuat yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Triangulasi
Selain menggunakan reduksi data penelitian juga menggunakan teknik
triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam
pengertian triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap obyek penelitian.Triangulasi dapat dilakukan dengan yang
menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi, dan
dokumen. Triangulasi ini selain dilakukan untuk mengecek kebenaran data
yang dilakukan untuk memperkaya data. Triangulasi dengan sumber
artinya membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka
ditempuhlah langkah yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan
umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, memndingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang
dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan berbagai pandangan masyarakat dari berbagai kelas,
membandingkan hasil wawan cara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
32
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting yang kedua dalam
penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi
yang tersusun dan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
3. Menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan sebagai tahapan akhir dari sebuah penelitian.
33
BAB IV
HASIL DAN PEBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar
Kepolisian Sektor (Polsek) Kecamatan Mangarabombang, struktur
komando kepolisian Republik indonesia di tingkat Kecamatan. Polsek bertugas
menyelenggarakan tugas pokok polri dalam pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas polri lain
dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 78
perkap 23/2010. Polsek menyelenggarakan fungsi; pemberian pelayanan
kepolisian kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, penyelenggaraan fungsi intelejen di bidang pengamanan,
penyelenggaraan turjawali pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi
pemerintah, penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, pemberdayaan peran serta
masyarakat melalui polmas dalam rangka pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat.
34
2. Visi dan Misi Polsek kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar
Visi
Terwujudnya pelayanan Kelompok sadar keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Kamtibmas) yang prima, tegaknya hukum dan terjaminnya keamanan dalam
negeri yang mantab serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif
Misi
a. Memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat
sehingga masyarakat dapat terbebas dari gangguan fisik maupun psikis.
b. Memperkuat dan meningkatkan kemampuan intelijen keamanan polsek
kecamatan Mangarabombang guna menjaring informasi untuk pencegahan
gangguan keamanan dan pengungkapan kasus-kasus secara sistematis dan
tuntas.
c. Mengembangkan pelayanan publik disetiap lini berbasis pelayanan prima
yang proporsional, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM dan
responsif dalam rangka mengurangi tingkat keresahan masyarakat di
wilayah hukum Polsek Kecamatan Mangarabombang.
d. Menggelar polisi sebanyak-banyaknya di tengah masyarakat terutama polisi
berseragam dalam rangka meningkatkan pelayanan dan perlindungan
kepada masyarakat.
e. Mengembangkan falsafah dan strategi perpolisian masyarakat (polmas)
secara bertahap dan berlanjut guna membangun polisi dan masyarakat yang
lebih dekat dan interaktif dalam upaya mewujudkan masyarakat patuh
hukum.
35
f. Memberdayakan seluruh kekuatan dan kemampuan organisasi pengemban
fungsi penyelidikan dan penyidikan baik sarana maupun prasarana dalam
upaya mewujudkan polri sebagai penegak hukum terdepan
g. Selalu melaksanakan perubahan-perubahan untuk terus menjadi lebih baik
dalam rangka menjawab tantangan perubahan sosial.
h. Meningkatkan kinerja polsek kecamatan mangarabombang secara
propesional transparan dan akuntabel guna mendukung pelaksanaan tugas
kepolisian dalam memelihara kamtibmas diwilayah hukum Polsek
Kecamatan Mangarabombang.
i. Membangun sistem sinergi polisonal interdepartemen maupun komponen
masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan jejaring kerja
(partnership building/networking).
j. Menekan gangguan kamtibmas yang terjadi melalui kegiatan-kegiatan
preemtif, preventif, dan penegakan hukum yang terukur, proprsional dan
proporsional serta menjunjung tinggi HAM.
k. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai norma dan nilai-
nilai masyarakat yang demokratis.
l. Menegakkan hukum secara cepat, profesional, proporsional dengan
menjunjung tinggi supremasi hukum dan HAM untuk mewujudkan
keamanan dalam negeri.
m. Mengelola sumber daya manusia secara proporsional dalam upaya
mewujudkan keamanan dalam negeri.
36
n. Mengelola sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan operasional
kepolisian menekan gangguan kamtibmas yang terjadi melalui kegiatan-
kegiatan preemtif, preventif dan penegakan hukum yang terukur
profesional, dan proporsional serta menjunjung tinggi HAM.
37
3. Struktur Organisasi Polsek kecamatan Mangarabombang Kabupaten
Takalar
STRUKTUR ORGANISASI
POLSEK MANGARABOMBANG
KAPOLSEK
AKP SUDIRMAN, S.H
WAKA POLSEK
IPTU ABD. KARIM. M,S.E
KANIT PROVOST
AIPDA ABD.RAHMAN.
T, S.H SS
KALSIUM
IPDA ABD.KARIM
KASI HUMAS
AIPDA SYAHRIR
SPKT
BRIPKA
MULTI. S
AIPTU M.
YODFIE
KANIT IK
SYAMSUL
ALAM
KANIT RESKRIM
BRIPKA
MUH.HANJAS
KANIT
BINMAS IPDA H.
KARSONO,
S.Sos
KANIT
SABHARA
BRIPKA
ISWAN
ARIFUDDIN
38
4.Latar Belakang Program Kampanye Anti Narkoba Polsek kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar
Sudah menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan, masyarakat
khususnya diwilayah Polsek Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar
saat ini yang semakin dekat dengan Narkoba.
Penyebaran narkoba sudah hampir tidak bisa dicegah mengingat hampir
seluruh dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab, bandar narkoba mencari mangsa di daerah sekolah,
diskotik, tempat pelacuran, dan tempat perkumpulan kelompok. Dan maka dari
itulah kami sebagai anggota Polri kususnya diwilayah hukum Polsek Kecamatan
Mangarabombang bagaimana cara menanggulangi peredaran narkoba diseluruh
kalangan anak-anak maupun remaja dan seluruh kalangan masyarakat yang
berdomisili wilayah Kecamatan Mangarabombang.
5. Tujuan program kampanye anti narkoba Polsek kecamatan
MangarabombangKabupaten Takalar.
Adapun tujuan program kampanye Anti Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman dan media sebagai untuk meningkatkan masyarakat
terhadap bahaya narkoba.
b. Diseminasi informasi seperti pemasangan sticker stop narkoba pada kantor
instansipemerintah maupun swasta, tempat layanan publik , kendaraan umum
dan dinas merupakan bentuk nyata kampanye yang kita lakukan.
39
c. Melalui kampanye stop anti narkoba dan lahir gerakan massal untuk bersama-
sama memenrangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
6. Target program kampanye Polsek kecamatan Mangarabombang
Kabupaten Takalar
Adapun target utama program kampanye anti narkoba yang ingin dicapai
oleh polsek kecamatan mangarabombang yaitu Pencegahan penyalahgunaan
narkoba sedini mungkin. Sosialisasi bahaya anti narkoba ini untuk memberikan
pembinaan kepada anak-anak pelajar maupun remaja, orang dewasa agar tidak
terjerumus pada penyalahgunaan narkoba. Seperti yang kita pahami bersama
bahwa narkoba kini tengah mengacman generasi mudah. Dampak negatif
terhadap kesehatan, remaja adalah taget utama dalam penyalahgunaan narkoba
untuk melalui pendidikan seperti pendidikan alam terbuka relawan anti narkoba
untuk bekal bagi remaja sehingga tidak terjebak dalam pergaulan yang tidak baik
ditiru atau dicontoh.
B. Hasil Penelitian
Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan hasil penelitian, yaitu mengenai
Audit Komunikasi Program Kampanye Anti Narkoba (Studi kasus pada Polsek
kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar). Adapun hasil penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan
dokumentasi.peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan mengacu pada
identifikasi masalah yang peneliti buat yaitu bentuk audit komunikasi yang
dilakukan oleh Polsek kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar, dan
40
ketercapaian dampak dari program kampanye yang dilakukan oleh Polsek
kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar.
1. Ketercapaian bentuk Audit Komunikasi Program Kampanye Anti
Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang.
Tahap kelompok fokus merupakan tahapan awal persiapan sebuah
program kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh pihak polsek kecamatan
mangarabombang. Menurut Morgan (1996) dalam bukuyang berjudul Audit
Komunikasi: Pendekatan Dan Metode Asesmen sistem Informasi Komunikasi
dalam Organisasi mengatakan bahwa metode kelompok fokus atau diskusi panel
ini adalah merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengumpulkan
infomasi. Karena merupakan metode kualitatif yang sering digunakan untuk
mengumpulkan informasi dalam proses pelaksanaan audit komunikasi.(Rosli &
Bungin. 2015).
Dengan kata lain, tahapan kelompok fokus merupakan langkah awal untuk
memulai atau merancang sebuah kegiatan atau program komunikasi yang
kemudian akan dijadikan sebuah landasan untuk melanjutkan tahap bentuk audit
komunikasi kampanye anti narkoba dan tahap tercapainya dampak dari program
kampanye yang dilakukan.
Berdasarkan penggunaan analisis isi data yang menjadi salah satu teknik
metode kelompok fokus maka evaluasi tahap input ini akan dikelompokkan
berdasarkan bentuk data yang diperoleh yakni data dokumentasi dan wawancara
dengan materi pembahasannya yaitu : 1). Tujuan Program , 2). Rancangan
kegiatan, 3). Pelaksanaan bentuk audit komunikasi.
41
1.1. Tujuan dari program kampanye Anti Narkoba oleh Polsek kecamatan
Mangarabombang Kabupaten Takalar.
Setiap program yang dijalankan atau dilaksanakan oleh sebuah
instansi ataupun organisasi tentunya memiliki tujuan yang diharapkan
melalui program tersebutkecil kemungkinan bahwa setiap program yang
dilaksanakanatau dijalankan tidak memiliki maksud ataupun tujuan yang
ingin dicapainya.
Dalam hal ini instansi Polsek Kecamatan Mangarabombang dalam
program kampanye anti Narkoba juga memiliki tujuan yang ingin dicapai
dalam program tersebut. Dalam hal ini, Peneliti mencoba merumuskan
tujuan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala sentra
pelayanan kepolisian terpadu polsek mangarabombang (Bripka Multi
Sukarmanto, S.H)
dari hasil wawancara dengan informan Kepala sentra pelayanan
kepolisian terpadu polsek mangarabombang yaitu Bripka Multi
Sukarmanto, S.H dan penyidik pembantu yaitu Briptu Kamal Chuandi .
Mengatakan bahwa tujuan dari program kampanye anti narkoba adalah
untuk menekan peredaran gelap narkotika dan meningkatkan pengetahuan
tentang penyalahgunaan narkoba di berbagai kalangan masyarakat.
Bripka Multi Sukarmanto mengatakan bahwa “tujuan dari program
kampanye anti narkoba yang di laksanakan sih yakni menekan
peredaran gelap narkotika baik pada tingkat pendidikan SMP,SMA
maupun kepada kalangan masyarakat”.
42
Briptu Kamal Chuandi mengatakan bahwa “ tujuannya sih untuk
meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba
beserta dampak buruk yang ditimbulkan meningkatkan kesadaran
remaja akan peran pentingnya dalam menentukan masa depan
bangsa”.
1.1.2 Rancangan kegiatan dari program kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang
Suatu program yang telah dibuat tentunya memilikirancangan kegiatan
agar tercapainya suatu tujuan dan juga tentunya suatu program agar bisa berjalan
sesuai dengan rencana. Dan adar dapat merealisasikan program tersebut maka
diperlukannya dibuat sesuatu rancangan kegiatan sebagai acuan apasaja yang
perlu dilakukan saat dijalankannya program. Dengan dibuatnya rancangan
kegiatan, kemungkinan program yang direncanakan itu bisa berjalan sesuai yag
diharapkan.
Program kampanye anti narkoba polsek kecamtan Mangarabombang ini
memiliki tema keseluruhan dari polsek kecamatan Mangarabombang yaitu “
Pemberantasa tindak pidana Narkotika di Wilayah hukum Polsek
Mangarabombang” . dipilihkannya tema tersebut karena untuk menekan
peningkatan pengguna Narkotika dan zat adiktif lainnya mulai dari kalangan
anak-anak, remaja, dewasa sampai kepda seluruh kalangan masyarakat. Tema
tersebut ditentuka berdasarkan hasil dari diskusi anggota polsek kecamatan
Mangarabombang.
Berdasarkan wawancara dari informan tersebut didapat pernyataan bahwa
pemilihan tema sebagai rancangan kegiatan kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang. Berdasarkan tema tersebut maka dihasilkan
43
kegiatan yang dilakukan dalam program kampanye Polsek Mangarabombang
berupa kegiatan mengumpulkan orang-orang, dan memberikan penyuluhan.
Hasil wawancara dengan informan tersebut didapat bentuk kegiatan yang
dilaksanakan berdasarkan tema tersebut:
Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yaitu Bripka Multi
Sukarmanto mengatakan bahwa “kegiatan yang dilaksanakan itu adalah
pengenalan jenis Narkoba, Dampak penggunaan Narkoba dan ciri-ciri
pengguna Narkoba”
Kepala dusun Bontomanai yaitu Bapak Muhammad Tahir mengatakan
bahwa “bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah pengenalan jenis dan
dampak narkoba dengan sosialisasi, juga melakukan gerak jalan sehat
bersama dinas kesehatan”
Penemuan yang peneliti temukan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh tim
Polsek Kecamatan Mangarabombang sudah sesuai antara tujuan yang ingin
dicapai dan rancangan kegiatan yang dilaksanakan. Pada tujuan kampanye anti
narkoba yang dilakukan yaitu untuk menekan peredaran gelap narkotika dan
meningkatkan pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba di berbagai kalangan
masyarakat serta untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya
penyalahgunaan Narkoba beserta dampak buruk yang ditimbulkan,meningkatkan
kesadaran remaja akan peran pentingnya dalam menentukan masa depan bangsa.
Dan pada kegiatan yang dilakukan untuk kampanye anti narkoba yaitu adalah
pengenalan jenis Narkoba, Dampak penggunaan Narkoba dan ciri-ciri pengguna
Narkoba.
Setelah penentuan tema oleh tim Polsek Kecamatan Mangarabombang
berdasarkan pada tujuan kampanye sebagai langkah pertama pada tahapan
kelompok fokus selanjutnya langkah kedua menentukan target sasaran pesan yang
44
akan disampaikan dan juga media yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan hasil temuan peneliti menemukan bahwa yang menjadi target sasaran
program kampanye anti narkoba tersebut adalah seluruh kalangan masyarakat
semua umur seperti yang dijelaska oleh infoman.
“Karena Narkoba saat ini sudah mulai masuk didalam lingkungan sekolah
dan tempat beredarnya Narkoba itu banyak di kalangan masyarakat umum
jadi Mulai dari kalangan remaja, dewasa hingga semua kalangan masyarakat
itu mencakup semuanya”
Target yang telah di tetapkan oleh Polsek kecamatan Mangarabombang
untuk program kampanye anti Narkoba yaitu seluruh kalangan Masyarakat.
Setelah target sasaran yang di tetapkan, pembentukan pesan yang di lakukan oleh
tim kampanye Anti Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang yaitu dengan
melakukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat.
Penyampaian isi pesan tentunya di perlukan untuk penyebarluasan apa
yang dikampanyekan. Berdasarkan temuan peneliti yang dilakukan dengan cara
wawancara dengan informan, informan mengatakan bahwa media yang digunakan
tidak hanya semata-mata media sosial saja akan tetapi dengan aksi secara
langsung seperti pengumpulan orang-orang atau melakukan penyuluhan kepada
masyarakat.
Briptu Kamal Chuandi “ tidak hanya menggunakan media sosial saja tetapi
perlu turun tangan secara langsung kepada masyarakat setelah masyarakat
dikumpulkan dan adapun bisa dilakukan penyuluhan kepada masyarakat”
Berdasarkan pernyataan informan, dalam kegiatan program kampanye anti
narkoba Polsek kecamatan Mangarabombang media sosial yang digunakan dalam
berkampanye yaitu facebook serta internet dan koran dan adapun jenis media lain
45
yang digunakan yaitu spanduk atau baliho. Informan mengatakan bahwa
penggunaan media sosial facebook serta internet dan koran digunakan dari
pertama program kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang.
Briptu Kamal Chuandi “iya dari pertama kali kampanye di sosial media,
dari awal kita memang menggunakan media facebook,internet dan koran ,
setelah itu baru menambah untuk memasangkan spanduk atau baliho
juga”.
Dalam pemilihan media dalam berkampanye peneliti melihat bahwa tim
kampanye Polsek Kecamatan Mangarabombang masih kurang tepat dalam
mempertimbangkan media yang digunakannya meskipun sudah memilih media
sosial facebook tetapi masih melewatkan beberapa sosial media lainnya. Seperti
instagram, twitter dan youtube. Media sosial seperti instagram, twitter dan
youtube tentu memiliki banyak peluang untuk masyarakat melihatnya bisa banyak
lebih tau apa yang telah dikampanyekan Oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang. Karena pengguna media sosial bisa melihat masing-masing
fungsi sosial media dan bisa membaca, melihat foto serta menonton video
kampanye yang dikampanyekan oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang.
Tahap implementasi merupakan tahapan untuk pengukuran hasil dari
perencanaan. Pada Tahapan implementation atau biasa disebut tahapan
pelaksanaan atau pengevaluasian, biasanya menghitung jumlah publikasi yang
akan disebarluaskan. Menurut Cultip, Allen dan Broom (2010) pada tahapan ini
memiliki kriteria dan metode untuk mengevaluasi bagian komunikasi dari
penerapan sebuah program, tahapan tersebut mulai dari melihat dan mencatat
46
jumlah pesan yang disebar luaskan hingga menentsawukan berapa target sdasaran
yang menerima pesan.
Evaluasi tahap implementation ini merupakan fase evaluasi semua hal yang
menyangkut tahap pelaksanaan program. Dalam mengevaluasi sebuah kegiatan
atau program prosesnya harus di jelaskan secara menyeluruh dan saling berkaitan
antara proses evaluasi yang dilakukan. Dalam tahap implementation ini, peneliti
mengevaluasi data-data yang publikasi yang disebar luaskan kepada target sasaran
hingga pelaksanaan program kampanye Polsek kecamatan Mangarabombang.
Sehingga, dalam pengevaluasian pada tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan
kelompok fokus, dimungkinkan tahap implementation saling berhubungan dengan
tahapan kelompok fokus, tahapan dimana menjadi landasan dibuatnya program
kampanye anti Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang. Maka pada tahap
ini peneliti akan berfokus kepada pesan yang dipublikasikan.
1.1.3 Pelaksanaan bentuk audit komunikasi program kampanye anti Narkoba
Polsek kecamatan Mangarabombang
Program kampanye anti Narkoba merupakan program Polsek
Kecamatan Mangarabombang yang sudah dilaksanakan sejak lama.
Peneliti, meneliti program kampanye Anti Narkoba dimulai dari bentuk
kegiatan secara menyeluruh hingga pelaksanaan program Kampanye Anti
Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang. Dalam hasil wawancara
yang peneliti lakukan, berikut rangkaian kegiatan program Kampanye Anti
Narkoba Polsek Mangarabombang:
47
1. Program kampanye/sosialisai Anti Narkoba yang dilaksanakan oleh
Polsek Kecamatan Mangarabombang yakni melakukan penyuluhan-
penyuluhan di sekolah-sekolah yang ada diwilayah hukum Polsek
Mangarabombang dengan bekerjasama dengan Dinas kesehatan dan
Pemuka agama serta melakukan penyuluhan tentang bahaya dan
dampak dari narkoba kepada masyarakat
2. Setelah Kampanye/sosialisasi anti Narkoba yang dilaksanakan oleh
Polsek Kecamatan Mangarabombang , Polsek Kecamatan
Mangarabombang juga rutin melakukan patroli setiap malam di sekitar
wilayah Polsek Kecamatan Mangarabombang untuk mengawasih dan
melakukan pencegahan.
Tabel.1.Bentuk kegiatan kampanye Anti Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang
No. Polsek Kecamatan
Mangarabombang
Bentuk Kegiatan
1 Program Kampanye Anti
Narkoba
Penyuluhan disekolah-sekolah
Bekerja sama dengan dinas kesehatan
dan pemuka agama
Penyuluhan bahaya dan dampak
Narkoba kepada Masyarakat
Melakukan patroli rutin setiap malam
Melakukan pengawasan dan
pencegahan dengan terjun langsung
kemasyarakat
Sumber : wawancara pribadi Penyidik Pembantu Polsek Kecamatan
Mangarabombang.
48
Dari rangkaian kegiatan yang dilakukan diatas, peneliti melihat bahwa
rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang ini lebih berfokus kepada penyuluhan atau pemahaman
tentang narkoba, dan dampak yang di timbulkan oleh pengguna Narkoba.
Peneliti melihat hanya sedikit kegiatan Kampanye yang dilakukan oleh
Polsek Mangarabombang. Peneliti, melihat hanya sedikit kegiatan
kampanye yang dikampanyekan hal ini sesuai dengan pernyataan dalam
wawancara yang dilakukan dengan informan:
Kepala Sentra Pelayanan kepolisian Terpadu yaitu Bripka Multi
Sukarmanto “ iya program kampanye/sosialisasi yang dilakukan yakni
penyuluhan-penyuluhan di sekolah-sekolah yang ada di wilayah Polsek
Kecamatan Mangarabombang dengan bekerjasama dengan dinas
kesehatan dan pemuka agama”
Alasan tim kampanye melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah karena
yang dominan banyak menggunakan dan terdapat penangkapan pengguna narkoba
itu adalah siswa yang masih bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP) dan
siswa sekolah menengah atas (SMA) sebab itulah dilakukan penyuluhan di
berbagai sekolah-sekolah di wilayah Polsek Kecamatan Mangarabombang. Dalam
hasil wawancara yang peneliti lakukan:
Briptu Kamal Chuandi “ penyuluhan seringkali dilakukan disekolah-sekolah
SMP dan SMA karena pengguna yang tertangkap sringkali siswa remaja
SMP dan SMA”
Namun dari hasil penelitian tersebut, peneliti melihat bahwa penyuluhan
program kampanye anti narkoba yang dilakukan disekolah-sekolah masihlah
kurang sehingga kampanye anti Narkoba yang dilakukan Oleh Polsek Kecamatan
49
Mangarabombang membuat target sasaran yang merupakan seluruh lapisan
masyarakat tidak merata informasinya.
Selama kegiatan program kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh
Polsek Kecamatan Mangarabombang ini menggunakan media sosial sebagai
media berkampanye juga, tentunya dalam hal ini Polsek Kecamatan
Mangarabombang menyebarkan pesan-pesan kampanye anti narkoba untuk
mengajak dan menjaring setiap individu. Dan pada tahap implementation peneliti
mengikuti tiga langkah Cultip dan Broom (2010), langkah pertama melihat dan
mencatat jumlah pesan yang akan disampaikan. Kedua, jumlah pesan yang
ditempatkan di media. Ketiga , menentukan seberapa banyak target sasaran yang
menerima pesan.
Pada tahap kelompok fokus sebelumnya, tim kampanye anti Narkoba
Polsek Kecamatan Mangarabombang menggunakan media sosial berupa facebook
dan internet serta koran sebagai media untuk melakukan kampanye. Sebagai
langkah pertama dan kedua yaitu melihat dan mencatat jumlah pesan yang
disampaikans kemedia peneliti melakukan wawancara dengan informan,
informan menyatakan media publikasi berupa foto-foto yang langsung di unggah
yang menggambarkan seluruh kegiatan bahkan penangkapan.
Briptu Kamal Chuandi “ iya kita menggunakan media sosial berupa
facebook, internet serta koran untuk menyebarkan pesan sebagai aksi
kampanye anti narkoba kita, yang menggambarkan kegiatan serta
penangkapan “
Peneliti menemukan foto-foto kegiatan program kampanye atau sosialisasi
Anti Narkoba Polsek kecamatan Mangarabombang yang telah diunggah ke media
50
sosoal dan internet serta koran pada tanggal 6 juni 2019, foto ini di unggah oleh
surat kabar/koran Tribun-Timur.Com. Sesuai yang dikatakan oleh informan
bahwa tim kampanye anti narkoba Polsek kecamatan mangarabombang
mengunggah atau mengkampanyekan kegiatan yang dilakukan melalui media
percetakan yaitu koran. Sesuai dengan kegiatan kampanye yang dilakukan pada
gambar/foto tersebut Kepala kepolisian kecamatan Mangarabombang (Akp
Sudirman,S.H) mengundang Brigjen Pol Idris Kadir Kepala Badan Narkotika
Nasional (BNN) sebagai pembawa materi pada kegiatan kampanye yang
dilaksanakan oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang.
51
Gambar.1. foto kegiatan Program Kampanye Anti Narkoba Polsek
Kecematan Mangarabombang.
Sumber: Tribun-Timur.Com
Gambar.2. foto kegiatan Program Kampanye Ati Narkoba Polsek
Kecematan Mangarabombang
Sumber: Tribun-Timur.Com
52
Publikasi sosialisasi penyuluhan di sekolah dan dimasyarakat juga serta
gambar atau foto penangkapan yang dilalakukan oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang. Dari pernyataan Informan juga telah di unggah di Sulsel
Info.Com pada tanggal 25 februari 2020 dan Upeks.co.id pada tanggal 5 juni 2020
dan facebook pada tanggal 10 maret 2020. foto-foto tersebut merupakan kegiatan
kampanye yang dilakukan oleh polsek kecamatan Mangarabombang yang telah di
unggah juga kemedia sosial sebagai bentuk aksi pelaksanaan kampanye dimedia
sosial juga.
Gambar.3. foto kegiatan penyuluhan Program Kampanye Ati Narkoba
Polsek Kecematan Mangarabombang terhadap anak sekolah
Sumber : Sulsel Info.Com
53
Gambar.4. foto kegiatan Program Kampanye Ati Narkoba Polsek
Kecematan Mangarabombang kepada Masyarakat.
Sumber : faceboock Polsek Mangarabombang
Gambar.5. foto penangkapan pengguna Narkoba yang di tangani Polsek
Kecematan Mangarabombang.
Sumber : Upeks.Co.Id
Dari keseluruhan bentuk media publikasi yang telah di unggah tersebut,
peneliti melihat bahwa untuk fokus pada media publikasi sudah cukup baik,
54
melihat banyaknya foto yang telah diunggah berupa kegiatan dan aksi yang
dilakukan oleh Polsek kecamatan Mangarabombang. Secara keseluruhan
pemanfaatan media sosial untuk menjaring individu menurut peneliti masih sangat
kurang dimana media sosial seperti facebook, instagram dan lain-lainnya masih
kurang digunakan. dan dalam wawancara peneliti juga menemukan bahwa aksi
yang dilakukan oleh tim kampanye anti narkoba polsek kecamatan
Mangarabombang dalam berkampanye offline sudah cukup membuat target
sasaran juga terkena pesan yang disampaikan dimana tim kampanye polsek
kecamatan mangarabombang langsung turun tangan berkampanye dan melakukan
penyuluhan kepada masyarakat dan anak sekolahan.
Pada langkah ketiga menentukan berapa banyak target sasaran yang
menerima pensan kampanye. Dari hasil wawancara yang ditemukan oleh peneliti
dengan informan, informan menyatakan bahwa tolak ukur untuk melihat target
yang terkena pesan dengan melihat data pengguna narkoba setiap tahunnya yang
mereka berhasil ringkus.
Bripka Multi Sukarmanto “ kita dapat melihat tolak ukur untuk melihat
target sasaran, misalnya patahun 2018 pengguna narkoba yang berhasil di
ringkus itu segini, dan pada tahun 2019 segini dan begitupun tahun
selanjutnya. Kita ukur kita hitung apakah setiap tahunnya pengguna narkoba
bertambah atau berkurang”.
Kepala Dusun Bontomanai, Muhammad Tahir mengatakan bahwa ” iya
penyalahguna narkoba masih ada dan banyak”.
Dengan hal ini apa yang disampaikan oleh informan selaras dengan data
yang peneliti dapatkan. Dalam penelitian ini peneliti menemukan target sasaran
yang terkena pesan melalui salah satu media sosial facebook dan media cetak
(koran) kurang dimana dari data yang didapatkan oleh peneliti bahwa.
55
Tabel.2. Daftar Penyalahgunah Narkoba Tahun 2018-2020
No Tahun Bulan Kasus Tersangka Peningkatan
1 2018 Oktober-Desember 20 34 -
2 2019 Januari- Desember 40 40 6
3 2020 Januari- juli 37 46 6
4 Jumlah 97 120 12
Sumber: buku rekap perbulan penyalahgunah Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang.
Peneliti melilhat bahwa tersangka penyalahguna narkoba lebih banyak
dibandingkan dengan kasus penyalahguna narkoba dikarenakan kasus para
tersangka itu sama.
Peneliti melihat bahwa target sasaran yang merupakan pengguna media
sosial facebook dan media cetak (koran) masih kurang sadar dengan apa yang
dikampanyekan oleh tim kampanye anti narkoba polsek kecamatan
mangarabombang. Pada awal presentase dari bulan oktober-desember 2018 hanya
menghitung 3 bulan dari 12 bulan dan sudah meringkus pengguna sebanyak 20
kasus dan 34 tersangka namun terjadi peningkatan disetiap tahunnya pengguna
narkoba yang berhasil di ringkus. Hal ini menunjuk target sasaran masih kurang
memahami apa yang disampaikan oleh tim Kampanye Anti Narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang. Dengan malihat persentasi yang berubah drastis
setiap tahunnya, dapat terlihat bahwa target tidak tertarik dengan apa yang di
disampaikan oleh tim Kampanye Anti Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang.
56
Dari temuan tersebut terlihat bahwa pesan yang disampaikan melalui
media sosial khususnya facebook dan media cetak (koran) ini kurang di pahami
oleh target sasaran. Secara keseluruhan pengguna media sosial facebook dapat
menuju ketarget sasaran. Namun, masih ada keterbatasan target sasaran. Dengan
beberapa faktor seperti tidak semuanya kalangan masyarakat dan remaja itu aktif
menggunakan media sosial facebook dan tidak semuanya kalangan masyarakat
dan remaja itu juga masih membaca koran dijaman milenial sekarang, sehingga
penyampaian pesan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Ketercapaian pelaksanaan dampak program kampanye Polsek
Kecamatan Mangarabombang
2.1. Tahapan Impact/Hasil
Tahapan impact merupakan tahapan dimana hasil tahapan kelompok fokus
dan implementation mendapatkan hasil dalam proses dan penerapan dalam sebuah
kegiatan seperti yang dikatakan oleh Rosli muhammad dan Burhan Bungin(2015)
, tahapan impact merupakan pengukuran dampak yang mencatat seberapa jauh
hasil dari tujuan program tersebut tercapai. Mengevaluasi tahap impact dari
sebuah program, berarti mengevaluasi tujuan besar dari program itu sendiri
apakah program itu tercapai atau tidak. Khususnya program kampanye anti
narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang.
Untuk mengevaluasi tahap impack atau dampak yang dihasilkan dari
program kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang, sesuai
dengan model audit komunikasi International Communication Association model
57
menawarka beberapa tehnik yang dapat digunakan, salah satunya yaitu tehnik
wawancara, peneliti memilih Kepala Sentra Pelayanan kepolisian Terpadu dan
Penyidik pembantu sebagai Narasumber, untuk dapat mengerti bagaimana
penilaian atas perubahan perilaku dan pengetahuan dari masyarakat setelah
dilaksanakannya program kampanye anti narkoba tersebut yang dijalankan oleh
Polsek Kecamatan Mangarabombang.
Sejalan dengan tujuan program kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang yang memiliki tujuan mengajak dan menekan peredaran gelap
narkotika dan meningkatkan pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba di
berbagai kalangan masyarakat serta menjaring individu untuk berkomitmen
terhadap hidup sehat dengan menjauhi Narkoba, tujuan ini tentunya membutuhkan
jangka waktu yang panjang untuk dapat melihat dampak yang dihasilkan dari
program kampanye anti narkoba tersebut di masyarakat. Tujuan program ini
menyangkut perubahan sikap dan pengetahuan masyarakat kearah yang
diharapkan dari pihak penyelenggara kampanye.
Dalam hal ini peneliti melihat bahwa tujuan kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang untuk mengajak dan menekan peredaran gelap
narkotika dan meningkatkan pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba serta
menjaring masyarakat untuk berkomitmen hidup sehat dengan menjauhi narkoba
dijadikan gaya hidup belum cukup berhasil, karena masih banyak masyarakat
yang belum sadar dan memahami mengenai makna dari program kampanye anti
narkoba yang di selenggarakan oleh polsek Kecamatan Mangarabombang
sehingga masih memerlukan edukasi mengenai larangan menggunakan narkoba.
58
Peneliti melihat antusias masyarakat terhadap kampanye anti narkoba
polsek kecamatan Mangarabombang cukup tinggi. Terlihat dari antusiasnya
masyarakat berdatangan ketika melakukan kampanye anti narkoba tersebut yang
terlihat di potret-potret foto yang beredar di koran. Dari data yang peneliti
temukan saat penelitian masyarakat menghadiri kampanye tersebut tentu setuju
dengan program kampanye anti narkoba yang dilaksanakan oleh polsek
Kecamatan Mangarabombang, dengan pernyataan bahwa kegiatan kampanye
tersebut untuk mengajak masyarakat hidup sehat dengan menjauhi narkoba, akan
tetapi masyarakat blum sepenuhnya memahami maksud dari aksi kampanye yang
dilakukan.
Secara keseluruhan, dilihat dari garis besar tujuan yang ingin dicapai oleh
Polsek Kecamatan Mangarabombang mengajak dan menekan peredaran gelap
narkotika dan meningkatkan pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba serta
menjaring dan mengedukasi masyarakat untuk berkomitmen terhadap aksi
kampanye anti narkoba untuk hidupp sehat dengan menjauhi narkoba sebagai pola
hidup yang sehat belum tercapai. Masyarakat belum semuanya sadar terhadap
bijak hidup sehat.
3. Audit Komunikasi program Kampaye Anti Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang.
3.1. Diperiksa
Audit Komunikasi dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Polsek
Kecamatan Mangarabombang yaitu dalam bentuk pelaksanaan kegiatan
berpatroli rutin setiap malam, yang dikemukakan Kepala Sentra pelayanan
59
kepolisian terpadu Bripka Multi Sukarmanto,S.H, diruang instansi Polsek
Kecamatan Mangarabombang.
“Bentuk pemeriksaan yang dilakukan yaitu melakukan patroli rutin setiap
malam, melakukan pengawasan dan pencegahan dengan terjun langsung ke
masyarakat”.
Dan diperjelas Briptu Kamal Chuandi, bahwa “Bentuk pemeriksaan yang
dilakukan yaitu mengumpulkan orang-orang yang diduga pecandu Narkoba
kemudian memberikan penyuluhan”.
Bentuk pemeriksaan yang dilakukan diatas oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang sebenarnya sudah berhasil disampaikan dan dilaksanakan oleh
pihak Polsek Kecamatan Mangarabombang akan tetapi masyarakat yang
menerima bentuk pemeriksaan tersebut masih ada yang tidak memahaminya
karena bentuk pemeriksaan yang dilakukan itu banyak.
3.2. Dievaluasi
Audit Komunikasi dalam mengevaluasiyang dilakukan Polsek
Kecamatan Mangarabombang yaitu dengan melakukan kampanye atau
sosialisasi, melakukan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat
tentang dampak penyalahgunaan Narkoba yang dikemukakan oleh Kepala
pelayanan kepolisian Terpadu Bripka Multi Sukarmanto,S.H.
“Melaksanakan program Kampanye atau sosialisasi yang dilakukan
yaknipenyuluhan-penyuluhan dimasyarakat yang ada diwilayah hukum
Polsek Kecamatan Mangarabombang dengan bekerjasama dengan dinas
kesehatan dan pemuka agama”.
Evaluasi yang dilakuakan diatas oleh polsek kecamatan Mangarabombang
yakni melakukan kampanye/sosialisasi, penyuluhan-penyuluhan terhadap
masyarakat untuk menekan pengetahuan masyarakat terhadap dampak
penyalahgunaan narkoba namun feedback dari masyarakat masih banyak yang
60
kurang memahaminya karena fokus tema yang dibawakan itu tidak berfokus pada
tema yang dibawakan itu tidak berfokus pada tema dampak penyalahguna narkoba
sesungguhnya melainkan menggunakan tema seperti gerak jalan sehat, akan tetapi
pada saat berkampanye/sosialisasi yang disampaikan kemasyarakat itu dampak
penyalahguna narkoba jadi fokus komunikasinya terhadap masyarakat terbagi-
bagi.
3.3. Diukur
Audit Komunikasi dalam mengukur jumlah penyalahguna Narkoba
Oleh Polsek Kecamtan Mangarabombang bahwa dari data yang
didapatkan oleh peneliti bahwa dari bulan Oktober-Desember 2018
pengguna yang diringkus sebanyak 20 kasus dan 34 tersangka, pada
Januari-Desember 2019 jumlah pengguna yang diringkus sebanyak 40
kasus dan 40 tersangka dan pada Januari-Juli 2020 jumlah pengguna
Narkoba yang ringkus sebanyak 37 Kasus dan 46 tersangka. Jumlah total
setiap tahunnya terus menerus bertambah.
Dan diperjelas Kepala Dusun Bontomanai, Bapak Muhammad Tahir
mengatakan Bahwa “iya, penyalahguna narkoba masih ada dan banyak”.
Audit komunikasi dalam mengukur yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang diatas secara garis besar tidak berhasil karena
kampanye/sosialisasi yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang
tidak sepenuhnya menekan pengetahuan masyarakat tentang dampak
penyalahgunaan.
61
C. Pembahasan Penelitian
Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian mengenai
bagaimana hasil audit komunikasi program kampanye anti Narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang, dengan mengacu pada rumusan masalah dan fokus
penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya.
1. Bentuk Audit Komunikasi program kampanye Anti Narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang.
Program kampanye anti Narkoba merupakan kampanye yang di miliki oleh
salah satu instansi yaitu Polsek Kecamatan Mangarabombang. Hal yang
melatarbelakangi program ini adalah peningkatan jumlah pengguna Narkoba
yang terjadi sebagai permasalahan yang dialami oleh seluruh negara di dunia,
permasalahan tersebut akhirnya membuat tim kampanye Polsek kecamatan
Mangarabombang memiliki aksi turun tangan langsung dengan penyuluhan
berkampanye.
Pada prinsipnya sebuah kampanye merupaka suatu kegiatan komunikasi
yang dilaksanakan oleh individu maupun kelompok yang dilakukan secara
berlembaga yang bertujuan untuk mengajak, membujuk dan mempengaruhi
khalayak untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Pada tahapan
persiapan ini, tim kampanye Polsek kecamatan Mangarabombang memiliki
tujuan yaitu untuk mengajak, menjaring dan mengedukasi, remaja , orang
dewasa bahkan seluruh masyarakat untuk berkomitmen hidup sehat dengan
menjauhi narkoba. Target yang menjadi sasaran dalam program kampanye anti
62
narkoba ini adalah seluruh lapisan masyarakat baik dari anak-anak , remaja
hingga orang dewasa.
Berdasarkan hasil penelitian di instansi Polsek Kecamatan
Mangarabombang diketahui bentuk kampanye anti narkoba yang dilakukan
oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang dalam melaksanakan kegiatan atau
tugas dengan berbagai cara yang dilakukan seperti yang dikemukakan oleh
Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Bripka Multi Sukarmanto,S.H ,
di ruangan Instansi Polsek Kecamatan Mangarabombang :
”Bentuk kampanye yang dilakukan yaitu penyuluhan disekolah-sekolah,
penyuluhan bahaya dan dampak narkoba terhadap masyarakat melakukan
patroli rutin setiap malam dan melakukan pengawasan dan pencegahan
dengan terjun langsung ke masyarakat”
Bentuk kampanye yang dilakukan diatas itu agar masyarakat dapat
memahami dan mengetahui resiko ketika menggunakan atau menyalahgunakan
Narkoba.
Kepala dusun Bontomanai, Muhammad Tahir mengatakan Bahwa “ saya
menerapkannya kediri saya setelah tim polsek melakukan
kampanye/sosialisasi ataupun penyuluhan-penyuluhan untuk hidup sehat
dengan menjauhi Narkoba dan memberitahukan kembali kepada masyarakat
dampak yang akan ditimbulkan jika menyalahgunakan Narkoba”
Kemudian wawancara selanjutnya dengan penyidik pembantu yang
bernama Briptu Kamal Chuandi, bahwa:
“bentuk kampanye anti narkoba yang dilakukan yaitu mengumpulkan
orang-orang yang diduga pecandu Narkoba kemudian memberikan
penyuluhan serta melakukan sosialisasi disekolah-sekolah dan setiap
desa-desa”
Bentuk kampanye anti narkoba yang dilakukan diatas itu untuk
menekan penegetahuan masyarakat terhadap dampak yang bisa disebabkan
oleh bahanyanya menyalahgunakan Narkoba.
63
Bentuk kegiatan kampanye anti narkoba yang dilakukan kepada seluruh
masyarakat agar masyarakat mengetahui dan memahami tentang narkoba,
dampak yang ditimbulkan oleh penyalahguna narkoba, sangat penting dimana
bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan akan mempengaruhi pengetahuan atau
pandangan mereka terhadap narkoba dan lebih bisa terarah untuk hidup sehat
dengan menjauhi Narkoba.
Bentuk audit komunikasi yaitu penempatan langka sesuai dengan tatktik
pelaksanaan. Pada tahapan ini memiliki kriteria dan metode untuk mengevaluasi
bagian komunikasi dari penerapan sebuah program. Cultip, Center dan
Broom(2010). Memiliki langkah-langkah dalam mengevaluasi tahapan
pelaksanaan ini , langkah pertama melihat dan mencatat jumlah pesan yang akan
disampaikan, program kampanye anti narkoba ini memiliki waktu-waktu tertentu
dalam mengunggah foto maupuan artikel selalu ada foto yang di unggah setiap
hasil kegiatan dari tim kampanye anti narkoba polsek kecamatan
Mangarabombang .
Langkah selanjutnya, jumlah pesan yang ditempatkan di media pada program
kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang ini, lebih dominan
mencetak pesan dalam koran untuk menyampaikan isi pesan, tim kampanye
Polsek Kecamatan Mangarabombang telah mengunggah lebih banyak foto ke
media cetak koran, dan kurang memanfaatkan media sosial seperti facebook untuk
mengunggah foto kegiatan kampanye yang dilaksanakan, mengunggah foto
kegiatan hanya beberapa dibandingkan dengan media cetak seperti koran.
Langkah terakhir berapa banyak target yang menerima pesan, target yang
64
menerima pesan dilihat dari data yang peneliti dapatkan sangat kurang dimana
data pengguna narkoba dari bulan oktober 2018 sampai bulan juli 2020 semakin
bertambah, tidak menurun.
Pada bagian bentuk audit komunikasi perencanaan program, Program
kampanye anti Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang memiliki brntuk
audit yang sesuai, apa yang diperlukan dalam menjalankan program tersebut telah
dipersiapkan dengan baik. Namun pada tahap pelaksanaan bentuk audit
komunikasi program, apa yang direncanakan oleh tim kampanye anti narkoba
Polsek Kecamatan Mangarabombang tidak sesuai dengan tahap perencanaan
bentuk audit komunikasi. Banyak organisasi menyusun strategi dengan baik,
daya-daya tim kreatif telah melahirkan strategi organisasi yang sangat baik namun
kenyataannya saat di implementasikan tidak begitu halnya, strategi yang baik itu
menjadi sumber bencana bagi organisasi saat di implementasikan, artinya strategi
tersebut tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Dalam pelaksanaan bentuk audit komunikasi program kampanye anti narkoba
Polsek Kecamatan Mangarabombang ini, program yang mengangkat isu
penyalaggunaan dampak narkoba, namun pada pelaksanaannya banyak sekali
kegiatan yang mengangkat isu selain mengenai penyalahgunaan dampak narkoba.
Hal ini membuat apa yang di rencanakan menjadi tidak sesuai pada saat
pelaksanaan program. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang tidak dapat
dikontrol. Seperti banyaknya isu lingkungan yang terjadi dilapangan dan menjadi
permasalahan yang harus diatasi membuat kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang ini tidak fokus pada perencanaan bentuk audit
65
komunikasi yang telah direncanakan. Lemahnya pendefenisian kegiatan-kegiatan
dan tugas-tugas implementasi yang pokok serta lemahnya memonitoring kegiatan
melalui sistem membuat program kampanye anti Narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang ini berjalan tidak sesuai dengan perencanaan. Dalam
wawancara yang dilakukan dengan informan dikatakan bahwa kampanye anti
narkoba menjadi banyak isinya, maksud dari pernyataan tersebut banyaknya isu
yang berada dalam satu payung dengan kampanye program anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang. Sehingga membuat kegiatan dan tugas pokok
perencanaan bentuk audit komunikasi menjadi bercabang sehingga tidak pokus
pada isu mengenai penggunaan dampak narkoba, serta hal tersebut membuat
monitoring kegiatan menjadi tidak terkontrol karena terlalu banyak kegiatan yang
dijalankan. Menjadi tidak terlihat.
2. Ketercapaian pelaksanaan program kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang.
Tahapan akhir atau yang disebut dengan tahapan hasil, merupakan hasil
atau ketercapaian dari program yang sudah terlaksana. Menurut Cultip, Center
dan Broom (2010) mendefenisikan dampak atau hasil, sejauh mana hasil
pengukuran atau ketercapaian data dijabarkan, dalam tujuan, untuk setiap
kelompok sasaran dan tujuan program secara keseluruhan yang dicapai.
Dampak tersebut merupakan perubahan pengetetahuan atau pemahaman target
sasaran ke arah yang seperti diharapkan oleh instansi atau organisasi.
Kegiatan dari kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang, merupakan kampanye yang ingin menimbulkan dampak
66
perubahan dari target sasaran agar dapat berkomitmen hidup sehat dengan
menjauhi narkoba dan bijak untuk tidak menyalahgunakan narkoba, sehingga
diperlukan teknik komunikasi persuasi dalam berkampanye agar dapat
mengubah sikap, pengetahuan, dan pendapat dari target sasaran. Teknik
persuasi yang dilakukan dalam kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang ini, menggunakan teknik assosiasi yang mana menyajikan
isi pesan kampanye berkaitan dengan suatu peristiwa dan objek yang sedang
ramai tengah dibicarakan dan penataan, sutau upaya dalam menyampaikan
pesan suatu kampanye sedemikian rupa sehingga enak dilihat di dengar dan
dibaca, Ruslan Rosady (2015).
Pada kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang yang
menjadi target sasaran adalah seluruh lapisan masyarakat dan pesan kampanye
yang telah dibuat disalurkan melalui media sosial dan cetak. Dalam
menjalankan teknik persuasi, masih adanya kekurangan pada kampanye anti
narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang sehingga teknik persuasi belum
berjalan maksimal.
Berdasarkan hasil analisa wawancara dijelaskan oleh informan Kepala
Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yang bernama Bripka Multi
Sukarmanto,S.H, bahwa :
“mengatakan mengenai kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan
Mangarabombang ini fokusnya menjadi kemana-mana sehingga kampanye
penyalahgunaan narkoba yang menjadi fokus kampanye Polsek Kecamatan
Mangarabombang, Menjadi tidak fokus”
67
Masyarakat Dusun Bontomanai, ibu Sunniati Mengatakan Bahwa “
penerapan sosialisasi yang dilakukan oleh tim polsek kecamatan
Mangarabombang untuk saya sendiri saya mengerti akan tetapi masih ada
juga masyarakat lain yang belum mengerti itu dikarenakan isu atau tema
yang disampaikan oleh tim polsek kecamatan Mangarabombang dalam
bersosialisasi/kampanye tidak berfokus terhadap penyalahgunaan Narkoba
akan tetapi memiliki banyak isu atau tema lainnya”
Pelaksanaan kampanye yang tidak fokus kepada isu penyalahgunaan
narkoba menyebabkan terjadinya ketidak sesuaian dalam menetapkan target
sasaran. Tim kampanye Polsek Kecamatan Mangarabombang membidik target
sasaran yang berada diseluruh Kecamatan Mangarabombang, sedangkan
kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang ini merupakan
isu yang mengangkat mengenai dampak penyalahguna narkoba yang pada saat
ini pengguna narkoba yang berlebih ada diseluruh dunia . Sehingga ketika
kampanye mengenai dampak penyalahgunaan narkoba ini diterapkan diluar
kecamatan Mangarabombang akan terjadi perbedaan pandangan, karena isu
mengenai dampak penyalahgunaan narkoba lebih tepat dilaksanakan di
kecamatan Mangarabombang. Media yang digunakan dalam menyampaikan
pesan lebih dominan menggunakan media sosial dan media cetak yang mana
media tersebut bisa digunakan tidak hanya pengguna yang berada di kecamata
Mangarabombang saja melainkan jangkauan seluruh dunia.
Secara keseluruhan dampak yang dihasilkan dari kegiatan kampanye anti
narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang ini, belum sepenuhnya
memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan pemahaman
atau pengetahuan masyarakat khususnya di kecamatan Mangarabombang.
Dilihat dari bertambahnya jumlah pengguna narkoba dari tahun-ketahun ini
68
menandakan bahwa selama pelaksanaan kampanye yang dilakukan masyarakat
memang tidak memahami makna dari kampanye tersebut. Dan ketidak samaan
pola pemikiran setiap manusia sehinggah apa yang disampaikan oleh tim
kampanye Polsek kecamatan Mangarabombang belum tentu sama pemikiran
dengan target sasaran.
Pesan yang disampaikan oleh tim kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang merupakan tindakan untuk membujuk, mengajak
atau merayu. Persuasi yang dilakukan oleh tim kampanye Polsek kecamatan
Mangarabombang kepada target sasaran belum sampai kepada tahap perubahan
pola pemikiran tau pengetahuan. Pada hasil temuan, target sasaran hanya
sebatas sadar mengenai bisa dalam hidup sehat dengan menjauhi narkoba serta
pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba oleh target sasaran, namun
pada tingkat kesadaran akan dampak yang ditimbulkan target sasaran belum
terdorong atau bahkan sampai berkomitmen untuk menjauhi narkoba. Dalam
kegiatan komunikasi berupa kampanye, komunikasi persuasi diharapkan
seseorang atau sekelompok yang diajak dan dibujuk dapat menimbukan
perubahan, yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara
verbal maupun nonverbal. Secara keseluruhan dampak yang dihasilkan dari
program kampante anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang ini,
belum kepada tahap kesadaran dan baru ketahap peningkatan pengetahuan.
Dalam melakukan kampanye pasti akan ditemukan hambatan-hambatan
didalamnya. Hambatan yang terjadi dalam program kampanye Polsek
Kecamatan Mangarabombang ini, perencanaan yang dibuat tidak sejalan
69
dengan pelaksanaan yang mana pada tahap perencanaan tujuan dari program
ini adalah untuk mengajak, menekan penyalahguna narkoba, menjaring dan
mengedukasi individu dan seluruh masyarakat untuk bijak hidup sehat dengan
menjauhi narkoba, sedangkan dalam pelaksanaan banyak sekali kegiatan yang
mengangkat isu penyalahgunaan narkoba tersebut tidak sesuai dengan
permasalahan yang berada di kecamatan Mangarabombang. Pada program
kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang ini, lebih tepat
membidik taget sasaran seluruh masyarakat yang berada di kecamatan
Mangarabombang. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan kampanye anti
narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang ini, tidak mencapai target sesuai
dengan apa yang diharapkan pada tujuan program. Penyebab dampak tidak
tercapainya tujuan yang diharapkan dikarenakan program kampanye tersebut
tidak menetapkan target sasaran secara tepat sekali. Kampanye ini terlalu luas
dalam membidik target sasran. Hasilnya kampanye tersebut menjadi tidak
terfokus dan tidak efektif karena pesan-pesan tidak dapat di kontruksi sesuai
dengan karakteristik khalayak.
Tujuan dari audit adalah untuk menentukan lokasi dimana kelebihan
muatan informasi ataupun kekuatan muatan informasi. Kekurangan muantan
informasi yang terjadi pada program kampanye initerdapat pada bagian
pelaksanaan kampanye, tim kampanye Polsek Kecamatan Mangarabombang
lebih fokus pada kegiatan-kegiatan diluar isu mengenai dampak
penyalahgunaan narkoba. Sehingga target sasaran pada tahap dampak masih
ada yang belum memahami makna dari kampanye anti narkoba Polsek
70
Kecamatan Mnagrabombang dengan memahami hidup sehat dengan menjauhi
narkoba. Masih banyak yang tidak memahami makna tersebut. Komunikasi
yang dilakukan oleh tim kampanye Polsek Kecamatan Mangarabombang
dalam menyampaikan pesan kampanye belum efektif. Komunikasi efektif
terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan
kedua pelaku komunikasi tersebut (komunikator dan komunikan). Audit
komunikasi dilakukan untuk pemeriksaan diagnosis atau evaluasi yang dapat
memberikan informasi dini untuk mencegah kehancuran kesehatan organisasi.
Tepatnya pada audit komunikasi program kampanye anti narkoba Polsek
kecamatan Mangarabombang.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan pada Polsek Kecamatan
Mangarabombang, maka dapat disimpulan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bentuk kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh polsek kecamatan
mangarabombang secara garis besar sudah mencapai ketercapaian bentuk
segala persiapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh tim Polsek
Kecamatan Mangarabombang sudah dapat memenuhi kebutuhan dalam
melakukan bentuk kampanye. Bentuk audit komunikasi kampanye anti
Narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang menunjukkan pelaksanaan
program kampanye belum berjalan secara maksimal, bentuk audit
komunikasi yang dilakukan masih banyak target sasaran yang belum
memahami kegiatan kampanye anti narkoba masih banyak yang belum
menyadari terhadap kegiatan yang dilaksanakannya. Selain itu juga
banyaknya isu yang diangkat menjadi kegiatan kampanye membuat
kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang tidak fokus
terhadap isu yang melatar belakangi kegiatan kampanye anti Narkoba
Polsek Kecamatan Mangarabombang.
2. Ketercapaian pelaksanaan program Kampanye Anti Narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang, ketercapaian pelaksanaan atau hasil dari
program kampanye anti narkoba Polsek Kecamatan Mangarabombang
72
menunjukkan bahwa tujuan besar dari program kampanye anti narkoba
belum semuanya tercapai. Masih banyak individu yang belum bisa
berkomitmen dengan cara hidup sehat dengan menjauhi narkoba. Individu
yang menjadi target sasaran program kampanye anti narkoba Polsek
Kecamatan Mangarabombang baru mencapai tahapan edukasi, dimana
masyarakat hanya mengetahui isu yang dikampanyekan tetapi belum
menerapkan kepada dirinya masing-masing.
B. Saran
Setelah peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan identifikasi
masalah. Selanjutnya peneliti memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat
dijadika bahan pertimbangan bagi Polsek Kecamatan Mangarabombangdalam
meningkatkan program kampanye anti narkoba berikutnya, antara lain :
1. Saran teoritis
Penelitian mengenai audit komunikasi terhadap suatu kegiatan menjadi hal
terpenting dalam memberikan bahan penilaian terhadap kegiatan. Apakah
kegiatan dari suatu program berhasil atau tidak dan dijadikan sebagai acuan
untuk memperbaiki kinerja sebua instansi atau organisasi serta
memaksimalkan kinerja dalam dalam melaksanakan sebuah program untuk
publiknya. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan atau
referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian mengenai audit
komunikasi selanjutnya. Khususnya penelitian mengenai audit komunikasi
dan program kampanye.
2. Saran Praktis
73
a. Organisasi atau Instansi Polsek Kecamatan Mangarabombang harus
melaksanakan kegiatan audit komunikasi yang mengacu pada teori
audit komunikasi yang ada. Dengan dilakukannya audit komunikasi
organisasi atau instansi dapat mengetahui hambatan-hambatan yang
harus segera diatasi agar hambatan tersebut tidak mempengaruhi dalam
pencapaian tujuan yang diharapkan.
b. Polsek Kecamatan Mangarabombang dalam pelaksanaan program
kampanye anti narkoba polsek kecamatan Mangarabombang sebaiknya
berkampanye di wilayah yang pengguna narkobanya itu berlebihan
sehingga dapat mengurai pengguna dan menyadari serta mengetahui
dengan jelas dampak yang dapat di timbulkan jika menggunakan
narkoba.
c. Dalam pelaksanaan program kampanye, tentunya target sasaran
menjadi daya ukur keberhasilan kampanye. Dalam hal ini Polsek
Kecamatan Mangarabombang baiknya lebih sering memberikan
pemahaman atau pengetahuan terlebih dahulu mengenai dampak yang
akan ditimbulkan jika mengggunakan narkoba kepada individu agar
tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai aksi kampanye yang
dilakukan oleh Polsek Kecamatan Mangarabombang.
74
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winangsih.2012.Komunikasi Antar
manusia.Serang. Pustaka GetakTular
Ardial . 2015 . Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta . PT Bumi
Aksara.
Darwanto. 2011. Televisi sebagai media pendidikan. Yogyakarta. Pustaka pelajar
Deddy Mulyana. 2015. Komunikasi Efektif. Bandung. Pt Remaja Rosdakarya.
Eko Harry Susanto. 2017. Komunikai manusia: esensi dan aplikasi dalam
dinamika sosial ekonomi politik. Mitra Wacana Media
Fiske John. 2015 . pengantar ilmu komunikasi . Jakarta. Rajawali Pers.
Elvinaro Ardianto & Soleh Soemirat. 2015. Dasar-dasar public relations. Bandung. Pt
Remaja Rosdakarya.
Herdiyan Maulana & Gumgum Gumelar(2013).Psikologi Komunikasi dan
Persuasi. Jakarta. Akademia Permata.
Iskandar Anang. 2018. Penegakan Hukum Narkotika. Jakarta . PT Gramedia.
Moleong J. Lexy. 2018. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Morison Wardhani Andi. Hamid Farid. 2017. Teori komunikasi massa. Bogor.
Ghalia Indonesia
Onong Uchjana Effendi.(2008).Dinamika Komunikasi.Bandung.PT.Remaja
Rosdakarya.
Rosli Mohammad & Burhan Bungin. 2015. Audit Komunikasi: Pendekatan Dan
Metode Asesmen sistem Informasi Komunikasi dalam Organisasi. Jakarta .
Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2015. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif,kualitatif
dan R&D. Bandung. Alfabeta
Wresnewiro. 2015. Narkoba Musuh bangsa-bangsa. Jakarta.Yayasan Mitra
Bintibmas.
SKRIPSI :
Aliyyul Qayyum Nugraha.2017. penanggulangan peredaran narkoba dalam
lingkup kerja kepolisian republik indonesia: Study kasus pada kepolisian resort
pinrang. Makassar.
Hady Azhari .2017. Gaya komunikasi dai dalam menanggulangi penyalahgunaan
Narkoba dikalangan remaja muslim kelurahan gading kecamatan datuk bandar
kota Tanjungbalai. Medan, Sumatra utara.
75
Nadra Alfiati.2018.Analisis Implementasi Manajemen Kampanye dalam
Kampanye Anti Narkoba pada Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau (BNNP
Riau) Divisi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Seksi
Pencegahan Tahun 2017. Yoyakarta.
INTERNET:
Yopi Makdori.(2016 ).Tentang Badan Narkotika Nasional. Https://bnn.go.id
.diakses 27 februari 2020. Muhammad Amin Imran.(2007). Peraturan presiden Nomor 83 Tahun
2007.Https://bnn.go.id . diakses 27 februari 2020.
Yandhi Delshatama.( 2018).Undang-Undang nomor.35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika.Https://bnn.go.id. diakses 27 februari 2020.
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
77
78
LAMPIRAN 2
PERNYATAAN KESEDIAAN INFORMAN
79
80
81
LAMPIRAN 3
PEDOMAN WAWANCARA I
Dalam penelitian ini, peneliti telah menyusun beberapa daftar pertanyaan yang
telah dijadikan sebagai acuan dalam melakukan proses wawancara. Lebih terarah
dan jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun pedoman wawancara sebagai
berikut:
Kepala sentra pelayanan kepolisian terpadu : Bripka Multi Sukarmanto, S.H
Penyidik pembantu : Briptu Kamal Chuandi
Penyidik pembantu : Bripda Zulkifli Rusli
PERTANYAN:
1. Apakah polsek kecamatan mangarabombang pernah melakukan
kampanye/sosialisasi anti narkoba?
2. Apakah tujuan dari program kampanye anti narkoba yang telah
diselenggarakan oleh polsek kecamatan mangarabombang?
3. Program kampanye/sosialisasi anti narkoba seperti apa yang telah di
selenggarakan oleh polsek kecamatan mangarabombang
4. Bagaimana cara memilih isu untuk diangkat sebagai suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh polsek kecamatan mangarabombang
5. Apakah tema kampanye/sosialisasi anti narkoba yang pernah
diselenggarakan oleh polsek kecamatan mangarabmbang
6. Apakah makna dari tea kampanye/sosialisasi anti narkoba yang pernah
diselenggarkan oleh polsek kecamatan mangarabombang
7. Apakah tujuan dari dipilihnya tema tersebut
8. Siapa yang menjadi target sasaran dari kampanye/sosialisasi anti narkoba
yang diselenggarakan oleh polsek kecamatan mangarabombang
9. Apa yang menjadi pertimbangan dipilihnya target ssaran tersebut
10. Berapa jumlah target sasaran yang ingin dicapai
11. Bagaimana merancang dan memilih kegiatan kampanye/sosialisasi polsek
kecamatan mangarabombang sesuai dengan target sasaran
82
12. Kegiatan apa saja yang telah dilakukan dalam kampanye/sosialisasi yang
telah diselenggrakan oleh polsek kecamatan mangarabombang
13. Bagaimana membuat sebuah pesan kampanye/sosialisasi yang akan
disampaikan kepada target sasaran
14. Media sosial apa yang digunakan dalam berkampanye/sosialisasi
15. Bagaimana masyarakat memahami aksi kampanye/sosialisasi yang telah
diselenggarakan oleh polsek kecamatan mangarabombang
16. Bagaimana dampak yang terjadi oleh masyarakat setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti narkoba
17. Bagaimana dampak yang terjadi oleh masyarakat setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti narkoba
.
PEDOMAN WAWANCARA II
Dalam penelitian ini, peneliti telah menyusun beberapa daftar pertanyaan yang
telah dijadikan sebagai acuan dalam melakukan proses wawancara. Lebih terarah
dan jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun pedoman wawancara sebagai
berikut:
Kepala Dusun Bontomanai : Muhammad Tahir
Masyarakat Dusun Bontomanai : Hasim Kadir
Masyarakat Desa Lengkese : Sunniati
PERTANYAAN:
1. Apakah sering Polsek Kecamatan Mangarabombang melakukan kampanye anti
narkoba di tempat bapak/ibu?
2. Bagaimana bentuk kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh Polsek
Kecamatan Mangarabombang
3. Apakah masyarakat mengerti tentang kampanye anti narkoba yang dilakukan
oleh Polsek Kecamatan Mngarabombang?
83
4. Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu lakukan setelah mendapat kampanye
anti narkoba dari Polsek Kecamatan Mangarabombang
5. Apakah disekitar bapak/ibu masih banyak terjadi penyalahguna narkoba setelah
adanya kampanye anti narkoba yang dilakukan oleh Polsek Kecamatan
Mangarabombang?
LAMPIRAN 4
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Bripka Multi Sukarmanto
Jabatan : Kepala sentra pelayanan kepolisian terpadu
Lokasi : Kantor Polsek Kecamatan Mangarabombang
Tanggal/hari : 19 agustus 2020
Pukul : 12:44-13:00
No Peneliti Narasumber
1 Apakah polsek kecamatan
mangarabombang pernah
melakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Iya, pernah
2 Apakah tujuan dari program
kampanye anti narkoba
yang telah diselenggarakan
oleh polsek kecamatan
mangarabombang
Tujuan dari program kampanye/sosialisasi
anti narkoba yang teah diselenggarakan
oleh polsek kecamatan mangrabombang
yakni untukmenekan peredara gelap
narkoba baik pada tingkat pendidikan
SMP, SMA maupun kepada masyarakat.
3 Bagaimana cara memilih
isu untuk diangkat sebagai
Program kampanye atau sosialisasi anti
narkoba yang dilaksanakan oleh polsek
84
suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh polsek
kecamatan
mangarabombang
marbo yakni melakukan penyuluhan-
penyuluhan disekolah-sekolah yang ada
diwilayah hukum polsek kecamatan
mangarabombang dengan bekerjasama
dengan dinas kesehatan dan pemuka
agama.
4 Bagaimana cara memilih
isu untuk diangkat sebagai
suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh polsek
kecamatan
mangarabombang
Cara memilih topic yang akan
dikampanyekan yakni melihat tepat yang
akan dijadikan tempat utnuk dijdikan
tempat berkampanye.
5 Apakah tema
kampanye/sosialisasi anti
narkoba yang pernah
diselenggarakan oleh polsek
kecamatan mangarabmbang
Yaitu pemberantasan tindak pidana
narkotika diwilayah hukum polsek
kecamatan mangarabombang.
6 Apakah tujuan dari
dipilihnya tema tersebut
Yaitu untuk menekan peningkatan
pengguna narkotika zat adiktif lainnya
mulai dari kalangan anak-anak, remaja,
dewasa dan sampai kepada menua.
7 Apakah tujuan dari
dipilihnya tema tersebut
Untuk mengajak sesame masyarakat
menekan perkembangan pengguna
narkotika dengan cara memberikan
informasi kepada pihak kepolisian
tentangadanya masyarakat yang
mengomsumsi narkotika.
8 Siapa yang menjadi target
sasaran dari
Anak sekolah dan seluruh masyarakat
umum
85
kampanye/sosialisasi anti
narkoba yang
diselenggarakan oleh polsek
kecamatan
mangarabombang
9 Apa yang menjadi
pertimbangan dipilihnya
target ssaran tersebut
Karena tempat peredaran narkoba berada
dikalangan anak sekolah dan masyarakat
umuum lainnya
10 Berapa jumlah target
sasaran yang ingin dicapai
Target yang ingin dicapai tidak menentu
jika perlu semua yng berada dikalangan
wilayah hukum polsek kecamatan
mangarabombang
11 Bagaimana merancang dan
memilih kegiatan
kampanye/sosialisasi polsek
kecamatan
mangarabombang sesuai
dengan target sasaran
Dengan mengumpulkan orang-orang yang
di duga pernah mengkomsumsi narkotika
ataupun orang yang baru mengenal
narkotika berdasarkan informassi dari
masyarakat.
12 Kegiatan apa saja yang
telah dilakukan dalam
kampanye/sosialisasi yang
telah diselenggrakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Pengenalan jenis narkoba
Dampak penggunaan narkoba
Ciri-ciri pengguna narkoba
13 Bagaimana membuat
sebuah pesan
kampanye/sosialisasi yang
akan disampaikan kepada
target sasaran
Dengan menggunakan paparan melalui
media dalam bentuk power point kemudian
dipaparkan melalui barco kemudian
dijelaskan kepada audiens.
14 Media sosial apa yang Melalui media sosial facebook, internet,
86
digunakan dalam
berkampanye/sosialisasi
cetak serta spanduk ataupun baliho
15 Bagaimana masyarakat
memahami aksi
kampanye/sosialisasi yang
telah diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Masyarakat sangat antusias dengan
diselenggaraakannya sosialisasi narkoba
secara langsung dapat mengenal serta
mengetahui dampak dari menggunakan
narkoba.
16 Bagaimana dampak yang
terjadi oleh masyarakat
setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Dampaknya masyaraakat masih ada yang
bingung dan ketakykan setelah mengetahui
dampak peredaran narkotika sehingga
masyarakat antusias untuk menjaga
peredaran narkoba
17 Bagaimana dampak yang
terjadi oleh masyarakat
setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Tidak da kendala yang di alami.
Narasumber : Briptu Kamal Chuandi
Jabatan : penyidik pembantu
Lokasi : Kantor Polsek Kecamatan Mangarabombang
Tanggal/hari : 19 agustus 2020
Pukul : 13:45-14:00
87
No Peneliti Narasumber
1 Apakah polsek kecamatan
mangarabombang pernah
melakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Ya, pernah
2 Apakah tujuan dari
program kampanye anti
narkoba yang telah
diselenggarakan oleh
polsek kecamatang
mangarabomang
Untuk meningktkan pengetahuan tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba serta
dampak buruk yang ditmbulkan dan juga
untuk mningkatkan kesadaran remaja akan
peran pentingnya dalam menentukan masa
depan bangsa.
3 Bagaimana cara memilih
isu untuk diangkat sebagai
suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Dengan mendatangi sekolah-sekolah yang
ada diwilayah hukum polsek kecamatan
mangarabombang dan melakukan
penyuluhan tentang bahaya dan dampak
dari narkoba
4 Bagaimana cara memilih
isu untuk diangkat sebagai
suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Topic ang dipilih tergantung lokasi yang
didatangi, seperti sekolah topic yang
digunakan adalah bahaya dan dampak
negatifnyaserta untuk tidak bergaul dengan
lingkungan yang bersifat dapat merusak
masa depan remaja
5 Apakah tema
kampanye/sosialisasi anti
narkoba yang pernah
diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
Yakni bahasa dan dampak penyalahgunaan
narkoba
88
mangarabmbang
6 Apakah tujuan dari
dipilihnya tema tersebut
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang
apa itu narkoba serta dampak dan
bahayanya.
7 Apakah tujuan dari
dipilihnya tema tersebut
Untuk meningkatkan kesadaran remaja dan
peran pentingnya dalam menentukan masa
depan bangsa untuk melakukan kegiatan
anti narkoba di kehidupan sehari-hari.
8 Siapa yang menjadi target
sasaran dari
kampanye/sosialisasi anti
narkoba yang
diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Remaja dan seluruh kalangan masyarakat
9 Apa yang menjadi
pertimbangan dipilihnya
target ssaran tersebut
Karena narkoba saat ini sudah mulai masuk
didalam lingkungan sekolah
10 Berapa jumlah target
sasaran yang ingin dicapai
Tidak menentu seberapa banyak, namun
setiap tepat dan sekolah didatangi untuk
melakukan peyuluhan.
11 Bagaimana merancang dan
memilih kegiatan
kampanye/sosialisasi
polsek kecamatan
mangarabombang sesuai
dengan target sasaran
Dengan mengumpulkan orang-orang yang
diduga pecandu narkoba kemudian
memberikan penyuluhan.
12 Kegiatan apa saja yang
telah dilakukan dalam
kampanye/sosialisasi yang
Sosialisasi disekolah-sekolah dan desa-desa
89
telah diselenggrakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
13 Bagaimana membuat
sebuah pesan
kampanye/sosialisasi yang
akan disampaikan kepada
target sasaran
Dengan mengenali karakter lokasi yang
akan dijadikan tempat pnyuluhan
14 Media sosial apa yang
digunakan dalam
berkampanye/sosialisasi
Spanduk, baliho media sosial facebook
serta cetak
15 Bagaimana masyarakat
memahami aksi
kampanye/sosialisasi yang
telah diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Masyarakat sangat senang karena
mengetahui jenis dan damak narkoba.
16 Bagaimana dampak yang
terjadi oleh masyarakat
setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Masyarakat bisa engenali jenisnya serta
ciri-ciri prngguna narkotika.
17 Bagaimana dampak yang
terjadi oleh masyarakat
setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Tidak ada kendala
Narasumber : Bribda Zulkifli Rusli
90
Jabatan : penyidik pembantu
Lokasi : Kantor Polsek Kecamatan Mangarabombang
Tanggal/hari : 19 agustus 2020
Pukul : 14:20-14-45
No Peneliti Narasumber
1 Apakah polsek kecamatan
mangarabombang pernah
melakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Iya, pernah
2 Apakah tujuan dari
program kampanye anti
narkoba yang telah
diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
yakni untukmenekan peredara gelap
narkoba baik pada tingkat pendidikan
SMP, SMA maupun kepada masyarakat
3 Bagaimana cara memilih
isu untuk diangkat sebagai
suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Program kampanye atau sosialisasi anti
narkoba yang dilaksanakan oleh polsek
marbo yakni melakukan penyuluhan-
penyuluhan disekolah-sekolah yang ada
diwilayah hukum polsek kecamatan
mangarabombang
4 Bagaimana cara memilih
isu untuk diangkat sebagai
suatu topic yang akan
dikampanyekan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Topikyang dipilih tergantung lokasi yang
didatangi, seperti sekolah topik yang
digunakan adalah bahaya dan dampak
negatifnyaserta untuk tidak bergaul dengan
lingkungan yang bersifat dapat merusak
masa depan remaja
91
5 Apakah tema
kampanye/sosialisasi anti
narkoba yang pernah
diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabmbang
Yaitu pemberantasan tindak pidana
narkotika diwilayah hukum polsek
kecamatan mangarabombang.
6 Apakah tujuan dari
dipilihnya tema tersebut
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang
apa itu narkoba serta dampak dan
bahayanya.
7 Apakah tujuan dari
dipilihnya tema tersebut
Untuk meningkatkan kesadaran remaja dan
peran pentingnya dalam menentukan masa
depan bangsa untuk melakukan kegiatan
anti narkoba di kehidupan sehari-hari.
8 Siapa yang menjadi target
sasaran dari
kampanye/sosialisasi anti
narkoba yang
diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Anak sekolah dan seluruh masyarakat
umum
9 Apa yang menjadi
pertimbangan dipilihnya
target ssaran tersebut
Karena tempat peredaran narkoba berada
dikalangan anak sekolah dan masyarakat
umuum lainnya
10 Berapa jumlah target
sasaran yang ingin dicapai
Tidak menentu seberapa banyak, namun
setiap tepat dan sekolah didatangi untuk
melakukan peyuluhan.
11 Bagaimana merancang dan
memilih kegiatan
kampanye/sosialisasi
Dengan mengumpulkan orang-orang yang
di duga pernah mengkomsumsi narkotika
ataupun orang yang baru mengenal
92
polsek kecamatan
mangarabombang sesuai
dengan target sasaran
narkotika berdasarkan informassi dari
masyarakat.
12 Kegiatan apa saja yang
telah dilakukan dalam
kampanye/sosialisasi yang
telah diselenggrakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
• Pengenalan jenis narkoba
• Dampak penggunaan narkoba
• Ciri-ciri pengguna narkoba
13 Bagaimana membuat
sebuah pesan
kampanye/sosialisasi yang
akan disampaikan kepada
target sasaran
Dengan mengenali karakter lokasi yang
akan dijadikan tempat pnyuluhan
.
14 Media sosial apa yang
digunakan dalam
berkampanye/sosialisasi
Spanduk, baliho media sosial facebook
serta cetak
15 Bagaimana masyarakat
memahami aksi
kampanye/sosialisasi yang
telah diselenggarakan oleh
polsek kecamatan
mangarabombang
Masyarakat sangat senang karena
mengetahui jenis dan damak narkoba
16 Bagaimana dampak yang
terjadi oleh masyarakat
setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Dampaknya masyaraakat masih ada yang
bingung dan ketakykan setelah mengetahui
dampak peredaran narkotika sehingga
masyarakat antusias untuk menjaga
peredaran narkoba
17 Bagaimana dampak yang Tidak da kendala yang di alami.
93
terjadi oleh masyarakat
setelah dilakukan
kampanye/sosialisasi anti
narkoba
Narasumber : Muhammad Tahir
Jabatn : Kepala Dusun Bontomanai
Lokasi : Rumah Kepala Dusun
Tanggal/hari : 04 november 2020
Pukul : 10:20-11:00
No Peneliti Narasumber
1 Apakah polsek mangarabombang pernah
melakukan kampanye/sosialisasi di
tempat bapak/ibu?
Iya, pernah didesa lengkese
2 Bagaimana bentuk kampanye anti
narkoba yang dilakukan oleh polsek
kecamatan mangarabombang
Dengan melakukan gerak jalan
sehat bersama dinas kesehatan
untuk mencegah penyalahguna
narkoba
3 Apakah masyarakat mengerti Mengerti
94
tentangkampanye anti narkoba yang
dilakukan oleh polsek kecamatan
Mangarabombang
4 Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu
lakukan setelah mendapat kampanye anti
narkoba dari polsek kecamatan
mangarabombang
Untuk diri saya sendiri saya
menerapkannya, akan tetapi
dilihat dari sebagian
masyarakat masih banyak yang
tidak mengerti apa yang
dikampanyekan karena dilihat
dari masih banyaknya
penyalahguna yang di tangkap.
5 Apakah disekitar bapak atau ibu masih
banyak terjadi penyalahgunaan narkoba
setelah adanya kampanye anti narkoba
yang dilakukan oleh polsek kecamatan
mangarabombang
Iya, masih banyak
Narasumber : Sunniati
Jabatan : Masyarakat Desa Lengkese
Lokasi : dirumah
Tanggal/hari : 04 november 2020
Pukul : 11:03-11:30
95
No Peneliti Narasumber
1 Apakah polsek mangarabombang
pernah melakukan kampanye/sosialisasi
di tempat bapak/ibu?
Iya, pernah
2 Bagaimana bentuk kampanye anti
narkoba yang dilakukan oleh polsek
kecamatan mangarabombang
Sosialisasi desa, gerak jalan
sehat dengan tema hidup sehat
dengan menjauhi narkoba
3 Apakah masyarakat mengerti
tentangkampanye anti narkoba yang
dilakukan oleh polsek kecamatan
Mangarabombang
Sebagian mengerti dan
sebagian tidak mengerti karena
isu yang disosialisasikan atau
dikampanyekan biasanya
melenceng dari tema narkoba
yang sebenarnya
4 Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu
lakukan setelah mendapat kampanye
anti narkoba dari polsek kecamatan
mangarabombang
Saya menerapkannya kepada
diri saya dengan hidup sehat
tanpa narkoba dengan tidak
menyalahgunakan narkoba.
5 Apakah disekitar bapak atau ibu masih
banyak terjadi penyalahgunaan narkoba
setelah adanya kampanye anti narkoba
yang dilakukan oleh polsek kecamatan
mangarabombang
Iya, masih ada.
96
Narasumber : Hasim Kadir
Jabatan : Masyarakat Dusun bontomanai
Lokasi : dirumah
Tanggal/hari : 04 november 2020
Pukul :11:50-13:30
No Peneliti Narasumber
1 Apakah polsek mangarabombang pernah
melakukan kampanye/sosialisasi di
tempat bapak/ibu?
Iya, pernah
2 Bagaimana bentuk kampanye anti
narkoba yang dilakukan oleh polsek
kecamatan mangarabombang
Sosialisasi
3 Apakah masyarakat mengerti
tentangkampanye anti narkoba yang
dilakukan oleh polsek kecamatan
Mangarabombang
Untuk saya sendiri saya
memahaminya akan tetapi
dilihat dari penyalahguna yang
ditangkap tentu masih banyak
masyarakat yang tidak
memahaminya
4 Bagaimana tindak lanjut yang bapak/ibu
lakukan setelah mendapat kampanye anti
Saya menerapkan hidup sehat
dengan menjauhi narkoba
97
narkoba dari polsek kecamatan
mangarabombang
5 Apakah disekitar bapak atau ibu masih
banyak terjadi penyalahgunaan narkoba
setelah adanya kampanye anti narkoba
yang dilakukan oleh polsek kecamatan
mangarabombang
Iya, masih ada.
LAMPIRAN 5
FOTO WAWANCARA
Foto ketika wawancara bersama Kepala sentra pelayanan kepolisian terpadu,
Bripk Multi Sukarmanto,S.H. Dikntor polsek kecamatan mangarabombang.
98
Foto wawnacara bersama penyidik pembantu Briptu Kamal Chundi di kantor
Polsek Kecamatan mangarabombang.
Foto wawnacara bersama penyidik pembantu Bripda Zuulkifli Rusli di kantor
Polsek Kecamatan mangarabombang.
99
Foto wawancara bersama kepala dusun bontomanai, Muhammad Tahir di
rumahnya
Foto wawancara bersama masyarakat desa Lengkese Ibu Sunniati di rumahnya
100
Foto wawancara bersama Masyarakat dusun Bontomanai Bapak Hasim Kadir
Dirumahnya.
101
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Sri Milawaty M, Lahir
di takalar pada tanggal 09 Mei 1998 Merupakan anak
kedua dari lima bersaudara. Penulis lahir dari pasangan
Suami Istri Bapak Drs.H.Mappalemba dan Ibu
Hj.Syamsiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN
inpres Bontomanai dan lulus pada tahun 2010, menyelesaikan pendidikan sekolah
menengah pertama di SMP Negeri 1 Mangarabombang dan lulus pada tahun
2013, menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri Model 1
Takalar dan lulus pada tahun 2016, dan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) Alauddin Makassar pada
tahun 2016 Jurusan Ilmu Komunikasi.
Sampai dengan penulisan Skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai
Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.