Skripsi Aris
Transcript of Skripsi Aris
Proposal Skripsi
PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP LABA PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA
(2009-2011)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana
Ekonomi pada program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
Disusun Oleh:
Nama :ARIS PRASETYO
NIM :09440149
Program Studi :Akuntansi S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2013
1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Struktur Modal Terhadap Laba Pada Perusahaan
Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(2009 – 2011)
Nama :Aris Prasetyo
NIM :09440149
Proram Studi :Akuntansi S1
Isi dan format telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk menyusun
skripsi pada Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
Ponorogo,
Pembimbing I Pembimbing II
David Evendi, SE.,M.Si Arif Hartono,SE,M.SA
Mengetahui
Ketua ProgramStudi Manajemen
Dwiati Marsiwi,SE.AK
2
A. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Laba Pada Perusahaan-
Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009 –
2011)
B. Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali perkembangan di dunia telekomunikasi
sehingga manusia di tuntut untuk mengikuti perkembangannya. Tahun ke tahun
pemakaian sarana telekomunikasi semakin meningkat,sehingga perusahaan
telekomunikasi harus pandai-pandai dalam memberikan pelayanan
telekomunikasi yang mengutamakan kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen perusahaan
harus benar-benar mempertimbangkan profitabilitas dari usaha yang dilakukan,
salah satunya di bagian fungsi keuangan. Bagian keuangan sangat penting bagi
perusahaan karena berperan sebagai pengendali cash flow dari dana perusahaan.
Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan keuangan
adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang
digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Untuk pemenuhan
kebutuhan dana ini perusahaan dapat memperoleh dana dari dalam perusahaan
(modal sendiri) atau dari luar perusahaan (modal asing).
Prinsipnya, pilihan pemenuhan kebutuhan dana diatas, perusahaan
cenderung menggunakan modal sendiri (intern) sebagai modal permanen daripada
modal asing (ekstern) yang hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang
dibutuhkan kurang mencukupi. Hal ini sesuai dengan pecking order theory,
(Myers, 1997). Perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari
3
internal daripada eksternal. Urutan pendanaan yang disaranakan adalah pertama
laba ditahan, diikuti utang, dan yang terkahir penerbitan ekuitas baru, sebagai
tambahan modal sendiri.
Masalah modal artinya dimulai dari usaha mendapatkan, menyediakan
maupun menggunakan modal yang dibutuhkan perusahaan dengan cara yang
paling efektif dan efesien. Sehingga perusahaan harus selalu mempertimbangkan
struktur keuangan dan struktur modal. Para manajer keuangan perlu mengetahui
hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan. Unsur yang membentuk
struktur modal adalah struktur kekayaan dan struktur keuangan. Struktur kekayaan
menurut Apriani (2001;h.7). Merupakan perimbangan atau perbandingan antara
aktiva lancar dan aktiva tetap. Sedangkan pemilihan struktur keuangan menurut
Sawir (2005;h.11) bahwa struktur keuangan merupakan masalah yang
menyangkut komposisi pendanaan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk
mendanai aktivanya.
Untuk mendanai kegiatannya, perusahaan harus menggunakan sumber
dana yang permanen (jangka panjang) yang berasal dari utang jangka panjang dan
modal sendiri. Kedua unsur tersebut yang akan membentuk struktur modal.
Menurut Mardiyanto (2009), struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan
proposi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang
ditetapkan perusahaan.
Hal ini terjadi karena kebijakan perusahaan dapat berubah dari waktu ke
waktu. Begitu pula dalam menentukan struktur modal, karena disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan seharusnya mampu menentukan
4
proporsi struktur modal optimal yang dapat meminimumkan biaya dan
memaksimumkan return yang diterima. Hal ini dapat menjadi salah satu poin bagi
kinerja perusahaan yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan
meningkatkan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis berminat melakukan penelitian dengan
mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Laba Pada
Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2009 –
2011)”
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah diantaranya:
1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap laba pada perusahaan
Telekomunikasi di BEI?
2. Bagaimana pengaruh modal asing terhadap laba pada perusahaan
Telekomunikasi di BEI?
3. Bagaimana pengaruh modal sendiri dan modal asing terhadap laba pada
perusahaan Telekomunikasi di BEI?
5
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mengetahui Pengaruh modal sendiri terhadap laba pada Perusahaan
Telekomunikasi di BEI.
b. Untuk mengetahui Pengaruh modal asing terhadap laba pada Perusahaan
Telekomunikasi di BEI.
c. Untuk mengetahui Pengaruh modal sendiri dan modal asing terhadap laba
pada Perusahaan Telekomunikasi di BEI.
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti:
a. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh struktur modal terhadap
laba.
2. Bagi Instansi / Universitas:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pengembang ilmu pengetahuan para akademis khususnya pada bidang
Akuntansi Keuangan didalam pengetahuan mengenai pengaruh struktur
pendanaan dalam suatu perusahaan.
3. Bagi peneliti yang akan datang
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyempurnakan penelitian-
penelitian berikutnya.
b. Sebagai acuan bagi peneliti seterusnya agar penelitiannya lebih baik
lagi.
6
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Struktur Keuangan
Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan
dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka
pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham.(Sawir,2005).
Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri
dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi,
struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur
keuangannya.(Sawir,2005). Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi)
pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang,
ekuitas saham preferen, dan saham biasa.(Riyanto,2001). Pada dasarnya,
keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-
sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan- usulan investasi yang
telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat
disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan.
Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan kebutuhan dananya dari sumber
internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal
financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan memenuhi
kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan
pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana secara
eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt financing) dan
pendanaan modal sendiri (equity financing). Riyanto(2001).
7
2. Laba
2.1. Pengertian Laba
Laba merupakan pos dasar dan penting dari iktisar keuangan yang
memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks, kebanyakan orang
mengaitkannya dengan uang sisa dari pendapatan, setelah dikurangi semua biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Laba biasanya mengacu pada
surplus atau kelebihan pendapatan atas biaya. Berdasarkan uraian tersebut berikut
ini beberapa pengertian laba menurut para ahli.
Pengertian laba menurut Harahap(2001) dalam bukunya “Teori Akuntansi”
adalah sebagai berikut :
Laba adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entity dari transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi
entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi
dari pemilik. ( Kutipan satu paragraf memakai satu spasi, dengan penulisan
menjorok ke kanan )
Sedangkan menurut Baridwan(2000) dalam bukunya “Intermediate
Accounting” pengertian laba adalah sebagai berikut :
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan
atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi
atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali
8
yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. ( Cek cara
pengutupan di buku pedoman )
Sedangkan menurut Soemarso(2002) dalam bukunya “Akuntansi Suatu
Pengantar” pengertian laba adalah sebagai berikut :
Laba Adalah selisih antara laba bruto dengan beban usaha, laba yang diperoleh
semata-mata dari kegiatan utama perusahaan. (Menurut ?)
2.2. Pengklasifikasian Laba
Dalam menyajikan laporan laba rugi akan terlihat pengklasifikasian dalam
penetapan pengukuran laba. Terdapat beberapa jenis laba menurut Fess, Warrant,
Niswonger,(1999) yang disadur oleh Sinaga (Th?)antara lain sebagai berikut :
Jenis laba ada 4 antara lain : laba kotor atas penjualan, laba bersih operasi, laba
bersih sebelum potongan pajak, laba bersih setelah potongan pajak.
Adapun uraian dari klasifikasi tersebut sebagai berikut :
1. Laba kotor atas penjualan, merupakan selisih dari penjualan bersih dan
harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor hasil penjualan
bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode
tertentu.
2. Laba bersih operasi perusahaan, yaitu laba kotor dikurangi dengan
sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
9
3. Laba bersih sebelum potongan pajak, yaitu merupakan pendapatan
perusahaan secara keseluruhan sebelum potongan pajak perseroan, yaitu
perolehan apabila laba operasi dikurangi atau ditambah dengan selisih
pendapatan dan biaya.
4. Laba bersih sesudah potongan pajak, yaitu laba bersih setelah ditambah
atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi
dengan pajak perseroan.
2.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba dan Jenis-jenis Laba
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap laba menurut Soemarso
(2002) dalam bukunya “akuntansi suatu pengantar” (tidak perlu bold) antara
lain sebagai berikut :
1. Biaya, biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau
jasa atau mempengaruhi harga jual produksi yang bersangkutan.
2. Harga jual, Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya
volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.
3. Volume penjualan dan produksi, besarnya volume penjualan berpengaruh
terhadap volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya
produksi.
Sedangkan jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba,
menurut Soemarso(2002) dalam bukunya “Akuntansi Suatu Pengantar” antara
lain sebagai berikut :
10
1. Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan
dengan harga pokok penjualan
2. Laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
3. Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana
untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan nilai-nilai dikurangi
dengan beban lain-lain.
3. Modal
3.1 Pengertian Modal
Modal dalam perusahaan persoalan yang tidak akan berakhir. Defenisi
modal menurut Munawir(2004;h.19) menyatakan bahwa Modal merupakan hak
atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos
modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan, atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh utang-utangnya. Menurut
Bringham and Gapenski (th?) modal merupakan pembelanjaan dari luar
perusahaan dimana, dikelompokkan kedalam dua jenis yaitu hutang (modal asing)
dan ekuitas (modal sendiri).
3.2 Jenis – Jenis Modal
1. Modal Sendiri
Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah
modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari
tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya. Kelebihan modal
sendiri adalah:
11
a) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak
menjadi beban perusahaan.
b) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran
pemilik modal.
c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif
lama.
d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan
pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau
mengalihkan ke pihak lain.
Kekurangan modal sendiri adalah:
a) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat
tergantung dari pemilik dan jumlahnya relative terbatas.
b) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon
pemegang saham baru) sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan
prospek usahanya .
c) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal
sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal
asing.
modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), terdiri dari : (menurut ?)
1. Modal saham
Saham merupakan tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu PT. bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan
12
sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya,
meskipun bagi pemegang saham sendiri bukan merupakan penanaman yang
permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.
2. Laba cadangan
Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu dari
tahunyang berjalan. Tidak semau cadangan termasuk dalam pengertian modal
sendiri, cadangan yang termasuk modal sendiri diantaranya cadangan ekspansi,
cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan untuk menampung
hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga sebelumnya (cadangan umum).
3. Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan
sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. apabila penahanan
keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuk cadangan.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan
keuntungan, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan.
2. Modal Asing
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan modal
pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah
banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-
sungguh.(Riyanto,2001). Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari:
13
a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta maupun pemerintah
atau perbankan asing.
b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura,
asuransi leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya.
c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.
Kelebihan modal pinjaman adalah: (menurut ?)
a) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal
pinjaman ke berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak,
perolehan dana tidak terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan dananya ke
perusahaan yang dinilai memiliki prospek cerah.
b) Motivasi usaha tinggi.
Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal sendiri. Jika
menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini
disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan pinjaman. Selain
itu, perusahaan juga berusaha menjaga image dan kepercayaan perusahaan yang
memberi pinjaman agar tidak tercemar.
Kekurangan modal pinjaman adalah:
a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi.
Pinjaman yang diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai
kewajiban untuk membayar jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi
dan komisi, materai dan asuransi.
b) Harus dikembalikan.
14
Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang telah disepakati.
Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan beban yang
harus ditanggung.
c) Beban moral.
Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang mengakibatkan
kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral
atas utang yang belum atau akan dibayar (Kasmir, 2007).
3.3 Sumber Penawaran Modal
Sumber penawaran modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan dalam
sumber intern dan sumber ekstern .(Riyanto,2001)
3.3.1 Sumber Intern
Modal yang berasal dari sumber intern menurut Riyanto (2001)
menyatakan bahwa sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Metode pembelanjaan dengan
menggunakan dana atau modal yang dibentuk dan dihasilkan sendiri didalam
perusahaan disebut pembelanjaan dari dalam perusahaan.
3.3.2 Sumber Extern
Riyanto (2001) menyatakan bahwa Sumber extern adalah sumber yang
berasal dari perusahaan. Dana yang berasal dari sumber extern adalah dana yang
berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam
perusahaan. modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan utang bagi
perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut
dengan modal asing.
15
3.4 Struktur Modal
3.4.1 Pengertian Struktur Modal
Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan
yang bergantung pada arus dana dimasa datang dan tingkat pendapatan untuk
mengkapitalisasi arus dana, sehingga perusahaan diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan para pemilik perusahaan.(Riyanto,2001) untuk dapat mencapai
tujuan tersebut diperlukan kebijakan financial yang salah satunya adalah
kapitalisasi dan struktur. Irawati (2006) menyatakan bahwa Struktur modal
merupakan susunan dari jenis – jenis modal yang diperoleh perusahaan beserta
jumlah nilai-nilainya (dalam satuan uang) dalam bentuk hutang jangka panjang
dan modal sendiri sebagaimana tergambar dalam neraca sebelah pasiva pada
periode tertentu. Sutrisno (2003) menyatakan bahwa struktur modal merupakan
imbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri (debt to equity
ratio).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang (Debt)
dengan modal sendiri (Equity) yang digunakan perusahaan untuk membiayai
aktivanya. Hutang dan modal sendiri mempunyai konsekuensi financial yang
berbeda. Oleh karena itu, pihak manajemen harus memahami dengan baik
keduanya.
Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal
dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan
yang berasal dari modal sendiri masih memilki kekurangan (defisit) maka perlu
16
dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang
(debt financing).
3.4.2 Pengukuran Struktur Modal
Rasio dalam pengukuran struktur modal digunakan untuk mengukur seberapa
banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan
dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan. Dalam prakteknya, rasio ini
dihitung dengan dua cara. Pertama, dengan memperhatikan data yang ada di
neraca. Kedua, mengukur risiko hutang dari laporan rugi laba, yaitu seberapa
banyak beban tetap hutang bisa ditutup oleh laba operasi. (menurut ?)
Kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi dan umumnya para analis
menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari debt to equity ratio, times interest
earned, dan debt service coverage.( Weston and Copeland dalam Dennis 2009).
a. Debt to Equity Ratio
Merupakan rasio yang menggambarkan hutang dengan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Debt to Equity Ratio
merupakan salah satu rasio leverage yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan
hutang perusahaan.
b. Times Interest Earned
Rasio Times Interest Earned ditentukan dengan membagi laba sebelum bunga
dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur sejauh mana pendapatan
perusahaan dapat boleh turun tanpa mempengaruhi kemampuan perusahaan
17
memenuhi kewajiban bunga atau beban bunga yang harus ditutup pada akhir
tahun. Rasio ini dapat membantu pemeriksa untuk mengetahui kewajaran
pembayaran bunga dan beban bunga, baik bunga afiliasi maupun buka afiliasi.
c. Debt Service Coverage
Adalah kewajiban financial yang timbul karena menggunakan hutang tidak
hanya karena membayar bunga dan sewa guna (Leasing). Ada juga kewajiban
dalam bentuk pembayaran angsuran pokok pinjaman.
1. Gross Profit Margin (Apa hubungannya dengan paragraf diatasnya ?)
Rasio gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk
mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross
profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga
pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu
pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian
harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan
untuk berproduksi secaraefisien.
2. Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini
mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan
3. Return on Equity
18
Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk
mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap
rupia modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang
perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin
besar.
3.5 Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Sumarsono (1999)
Penelitian sumarsono pada tahun 1999 mengenai kasus perusahaan industry
tekstil, garmen, dan produk tekstil lainnya yang sudah go public periode 1993-
1997 menemukan pengaruh positif signifikan antara variabel rentabilitas
ekonomi terhadap modal sendiri, sedangkan variabel rasio hutang dengan
modal sendiri berpengaruh negative signifikan antara variabel rentabilitas
ekonomi terhadap rentabilitas modal sendiri.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rio Bahtian Sakti (2002) dengan judul
“Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Operating Leverage,
Profitabilitas, Likuiditas dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur
Modal pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta”. Data yang
digunakan merupakan data periode tahun 1994-1999. dalam penelitian
tersebut terbagi 2 periode yaitu periode sebelum krisis moneter (1994-1996)
dan periode setelah krisis moneter (1997-1999). Dalam penelitian yang telah
dilakukan oleh Rio ini sebagai variabel independennya adalah tangible assets,
size, operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan growth. Hasil dari
19
penelitian tersebut adalah pada periode sebelum krisis (1994-1996) terbukti
bahwa size mempunyai hubungan positif terhadap struktur modal dan
likuiditas mempunyai hubungan negatif terhadap struktur modal. Sedangkan
pada periode setelah krisis (1997-1999) terbukti bahwa size mempunyai
hubungan positif terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas mempunyai
hubungan negatif terhadap struktur modal. Dan hasil dari keseluruhan
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta pada masa
sebelum krisis moneter (1994-1996) dan sesudah krisis moneter (1997-1999)
adalah berbeda. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang pernah
dilakukan oleh Rio Bahtian Sakti (2002). Dalam penelitian ini, penulis
mencoba meneliti kembali pengaruh variabel bebas yaitu tangible assets, size,
operating leverage, profitabilitas, likuiditas, dan growth terhadap struktur
modal dengan menggunakan periode tahun yang berbeda yaitu antara tahun
2000-2003. Pengembangan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
data dan sample penelitian tidak sama dengan penelitian sebelumnya karena
sample yang digunakan pada penelitian ini adalah sample pada perusahaan-
perusahaan manufaktur, dan periode penelitian antara tahun 2000- 2003.
Alasan dipilihnya sampel perusahaan manufaktur diharapkan hasil penelitian
nantinya mampu menggambarkan keadaan secara menyeluruh perusahaan
yang go public di Indonesia.
20
Kerangka Pemikiran
jlkjg
F. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka dan merupakan uraian
sementara dari permasalahan yang perlu diujikan kembali. Suatu hipotesis
akan diterima jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa
hipotesis tersebut benar, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan kerangka
21
Modal Sendiri (X1)
Modal Asing (X2)
Laba (Y)
Modal Sendiri dan Modal Asing (X3)
pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka dapat diungkapkan beberapa
hipotesis yaitu :
Ha1: Modal sendiri berpegaruh positif terhadap laba pada Perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
Ha2: Modal Asing berpengaruh positif terhadap laba pada perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
Ha3: Modal sendiri dan modal asing berpengaruh positif terhadap laba pada
perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
G. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan tahunan
perusahaan masing-masing perusahaan yang termasuk dalam sampel tahun 2009
sampai 2011. Data mengenai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), sedangkan data
berupa laporan tahunan diperoleh melalui akses internet pada masing-masing
website perusahaan atau pada www.idx.co.id , maupun dari sumber lain yang
mendukung serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kumpulan semua anggota dari obyek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai publikasi Indonesian capital market
directory (ICMD). Jumlah populasi sebanyak 8 perusahaan telekomunikasi.
22
Sedangkan sampel adalah sekumpulan sebagian anggota dari obyek yang diteliti.
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
jenis judgement sampling yaitu sampel dipilih dengan menggunakan
pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah
penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Kriteria-kriteria yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
pengklasifikasian ICMD (Indonesian capital market directory) tahun
2011.
2. Perusahaan telekomunikasi yang menerbitkan laporan keuangan secara
lengkap dari tahun 2009-2011 berturut-turut.
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel dari penelitian ini dapat
dijelaskan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.Proses Pengambilan Sampel
NO Karakteristik Sampel Ket
1 Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dengan pengklasifikasian ICMD (Indonesian capital
market directory) tahun 2011.
8
2 Perusahaan telekomunikasi yang tidak menerbitkan laporan
keuangan secara lengkap dari tahun 2009-2011 berturut-turut. 1
Jumlah Sampel Penelitian(Perusahaan Telekomunikasi)
23
7
Tabel 1.2 Daftar Perusahaan Telekomunikasi
No. Nama Perusahaan Telekomunikasi
1 PT.Bakrie Telecom Tbk.
2 PT.Smartfren Telcom Tbk.
3 PT.Inovisi Infracom Tbk.
4 PT.INDOSAT Tbk.
5 PT.Katarina Utama Tbk.
6 PT.Tower Bersama Infrastructure Tbk.
7 PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.
8 PT.XL Axiata Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari penelitian ini adalah
sebanyak 8 perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan yang menjadi sampel
dari penelitian ini sebanyak 7 perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 1.3
Tabel 1.3 Daftar Sampel Perusahaan Telekomunikasi
No. Nama Perusahaan Telekomunikasi
1 PT.Bakrie Telecom Tbk.
2 PT.Smartfren Telcom Tbk.
3 PT.INDOSAT Tbk.
4 PT.Inovisi Infracom Tbk.
24
5 PT.Tower Bersama Infrastructur Tbk.
6 PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.
7 PT.XL Axiata Tbk.
3. Identifikasi Variabel
Berdasarkan pokok permasalahn dan rumusan hipotesis yang diajukan,
maka variabel-variabel yan di analisis dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel Terikat (Dependen Variabel)
Variabel dependen atau variabel terikat (Y) merupakan variabel yang
dipenaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah Tingkat laba pada perusahaan telekomunikasi yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia Periode 200-2011.
2) Variabel Bebas (Independen Variabel)
Variabel independen atau variabel bebas (X) yaitu variabel yang tidak
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini
antara lain:
X1 =Modal Sendiri
X2 =Modal Asing
X3 =Modal Sendiri Dan modal Asing
4. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang di analisis di definisikan
sebagai berikut:
1. Modal Sendiri
25
Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah
modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari
tabungan, sumbangan, hibah, saudara, dan lain sebagainya. (berikan penjelasan
semua variabel berdasarkan yang ada di data, dan benar benar akan digunakan
dalam penerlitian ini !)
2. Modal Asing
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan modal
pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah
banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman biasanya timbul
motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha dengan sungguh-
sungguh. (Riyanto,2001)
3. Laba
Pengertian laba menurut Baridwan (2004) Kenaikan modal (aktiva bersih) yang
berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan
usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemilik.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.1 Statistik Deskriptif
26
Stastistik deskriftif adalah metode-metode yang bertujuan untuk
pengumpulan, penyajian, dan pengukuran data guna membuat gambaran yang
jelas tentang variasi data, yang pada akhirnya akan mempermudah proses analisis
data dan interpretasi data. Hakim (2001)
5.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis
penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk
mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil
pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-
asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi
klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokorelasi.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,
variable dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode
untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik,
baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara
Normal Probability Plot. Uji Kolmogorov smirnov digunakan untuk uji statistik
27
apakah data terdistribusi normal ataukah tidak terdistribusi normal. Uji
kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut : jika nilai signifikansi
kolmogorov smirnov lebih besar dari nila signifikansi yang telah ditetapkan maka
data terdistribusi secara normal.
Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan
metode analaisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun
dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal P-Plot atau
dengan melihat histogram dari residualnya.Uji normalitas dengan grafik Normal
P-Plot akan membentuk satu garis lurus diagonal, kemudian plotting data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji
normalitas yang pertama dengan melihat grafik secara histogram dan grafik
Normal P-Plot
b. Uji Heterogenitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengamatan satu ke pengamatan
yang lain berbeda. Sedangkan bila terjadi ketidak nyamanan variance dari residual
pengamatan satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu
model regresi linear berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai
28
prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Jika
tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah
yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini digunakan untuk menguji asumsi
klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pengujian ini menggunakan
Durbin Watson (DW-test)
Pengujian Hipotesis
a. Pengujian secara simultan ( Uji F )
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependennya. Tahap – tahap melakukan uji F adalah sebagai
berikut :
1. Merumusakan Hipotesis
Ho = tidak ada pengaruh signifikan antara struktur modal terhadap laba.
Ha = ada pengaruh secara signifikan antara struktur modal terhadap laba.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% (signifikasi 5% atau 0,05 adalah
ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
3. membandingkan hasil F hitung dengan F tabel
29
nilai F hitung > F tabel = Ho ditolak
nilai F hitung < F tabel = Ho diterima
DAFTAR PUSTAKA
Agus P. dan Warsido,2000, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi
Perubahan Laba di Masa Yang akan Datang, Jurnal Akuntansi,
Manajemen, dan Ekonomi,Vol. 2 No. 1, Universitas Jendral Sudirman
Dwi Prastowo dan Rifka J.,2008, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta:UPP
STIM YKPN
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007,Teori Akuntansi, Edisi Tiga,Semarang,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Khendy, 2009, Pengaruh Keuangan Terhadap Investasi Aktiva Tetap Pada
Perusahaan Manufaktur yang Go Public, Skripsi Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara
Kojanah,Sofyan Syafri. 2006,Analisis Pengaruh Modal Asing dan Modal Sendiri
Terhadap Tingkat Profitabilitas Padaa Perusahaan Manufaktur (Food and
Beverage) di Bursa Efek Jakarta,Skripsi,Fakultas Ekonomi,Universitas
Lampung
Munawir, S, 2004, Analisisi Laporan Keuangan, Liberty, Jakarta
30
PT. Bursa Efek Indonesia (BEI). Indonesian Capital Market Directory (ICMD
2011).
Riyanto Bambang, 2001. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan
Gajah Mada
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta.Bandung
Winarto, Surachmad, 1997, Pengantar Penyelidikan Ilmiah Dasar dan
Metodologi Penelitian,Penerbit Erlangga,Jakarta
Link Website :
www.idx.co.id ,. Diakses tanggal 04-25 Maret 2013. 13.10 WIB
31