SKRIPSI ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN …
Transcript of SKRIPSI ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN …
SKRIPSI
ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN INDUSTRI SEKTOR MAKANAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Kasus PT Mayora Indah Tbk dan
PT Ultrajaya Milk Tahun 2015-2018)
Oleh
NURQALBI
105720562015
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah, Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada:
1. Allah SWT, atas kasih sayang dan pertolongan-Mu skripsi ini
dapat selesai dengan lancar.
2. Bapak saya Syafruddin dan Ibu Saya Hermin Tera selaku
orang tua untuk segala doa, dukungan, perjuangan, dan
segala yang telah diberikan dalam hidup saya. Semoga
karya sederhana ini bisa menjadi awal menuju kesuksesan
setelah lulus nanti.
3. Kakak dan Adik-adik saya tersayang, Furqan, Dayat, Firda,
Sarah, Mus, Hamid, dan Hafiz yang selalu memberikan
motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Terimah kasih yang tak terhingga untuk para dosen
pembimbing.
MOTTO HIDUP
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak
dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan
orang lain. Karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya
kepada Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada
Dia-lah tempat meminta dan memohon.
Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya
yang bisa dipetik kelak ketika sukses.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Komparasi Kinerja
Keuangan Perusahaan Industri Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar
Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI).
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewah dan terutama penulis sampaikan ucapan terimah kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Syafruddin dan ibu Hermin Tera yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus
tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senanntiasa mendukung dan
memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas
segalah pengorbanan, dukungan dan doa restu yang diberikan demi
keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi ibada dan cahaya penerang kehidupan di dunia
dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak aka terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan
yang setinggi- tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hotmat
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M., Ag Rektor unuversitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulung, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, S.E, MM selaku ketua Program Studi
Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Hj.Ruliaty, MM, Selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M. Acc, Selaku pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi dan pembimbing
yang sangat sabar memberikan bimbingan, pengarahan, masukan serta
motivasi kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Orang tua saya yang selalu memberikan dukungan baik materiil maupun
moril dan semangat, perhatian, kasih sayang, doa yang tulus dan selalu
menjadi motivasi selama ini.
8. Kepada kakak saya Muh. FurQan yang selau memberi semangat,
motivasi, doa dan dukungannya.
9. Kepada adik saya Firdayanti dan sarah Anugrah yang selalu membantu,
menyemangati dan selalu mendoakan saya selama proses penulisan
skripsi ini.
10. Kepada Muharni Agus dan Mutmainnah yang selalu ada disaat aku butuh
dan selalu membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
11. Kepada Sahabat- sahabat saya di kampung Atty, Uni, Seri, Jus yang
selalu menyemangati dan mengingatkan menyelesaikan Skripsi ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi san Bisnis Progran Studi
Manajemen Angkatan 2015, teruntuk kelas MAN 10-15 yang selalu
belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam
aktivitas studi penulis.
13. Terimah kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulis Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua
pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar ...............................2020
Penulis
ABSTRAK
NURQALBI, 2020 Analisis Komparasi Kinerja Keuangan Dan Operasi Usaha Pada PT Mayora Indah TBK Perusahaan Industri Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia, Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Hj. Ruliaty, dan Pembimbing II Agusdiwana Suarni,
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pada kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang di gunakan dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 2 perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan: rasio likuiditas yaitu Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR), Rasio Aktivitas yaitu Fixed Assed Turn Over (FATO) dan Total Assets Turn Over (TATO), Rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE), Rasio Solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis rasio likuiditas pada kedua perusahaan terdapat terjadinya pergerakan naik turun disebebkan oleh meningkatnya utang lancar yang di ikuti dengan adanya peningkatan maupun penurunan jumlah aktiva lancar.
Kata Kunci : BEI, Industri Sektor Makanan, Minuman
ABSTRACT
NURQALBI, 2020 Comparative Analysis Of Financial Performance And Business Operation In PT Mayora Indah TBK For Food And Beverage Sector Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange, Thesis Management Study Program Faculty Of Economics And Business Muhammadiyah University Of Makassar. Guided By I. Hj. Ruliaty, Supervisor And II Agusdiwana Suarni
This study aims to analyze differences in the financial performance of companies listed on the Indonesia strock exchangen. The sample used in this study is companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2015-2018 period. The number of samples of this study were 2 companies. Company performance is measured using financial ratios : liquiditas ratio ie Current Ratio (CR) and Quick Ratio (QR), Activity ratio ie Fixed Assed Turn Over (FATO) and Total Assets Turn Over (TATO), Profitabilitas ratio ie Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), and Return On Equity (ROE), Solvency ratio ie Debt to Equity Ratio (DER) and Debt to Assets Ratio (DAR), the results of this study indicate that the analysis of liquidity ratios in both companies the are up and down movements caused by the increase in current debt followed by an increase or decrease in the amount of current assets.
Keywords : IDX, The Food, Beverage Sector Industry
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ..................................................................... ix
ABSTRACK ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7 A. Tinjauan Teori .......................................................................................... 7
1. Analisis Komparasi ............................................................................. 7 2. Kunerja Keuangan .............................................................................. 9 3. Pengertian Laporan Keuangan ......................................................... 13 4. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan ....................................... 24 5. Pengertian Rasio Keuangan ............................................................. 25
B. Tinjauan Empiris .................................................................................... 34 C. Kerangka Konsep ................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 38 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 38 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................................. 38 C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 39 D. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 40 E. Metode Analisis Data F. ............................................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 42 A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 42
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ............................................. 42 2. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ........................................ 47 3. Job Description ................................................................................. 48 4. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ................................................... 56
B. Riwayat Singkat Perusahaan ................................................................. 57 1. PT. Mayora Indah TBK ..................................................................... 57
a. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 57 b. Kegiatan Usaha Dan Jenis Usaha Yang Dihasilkan .................... 58 c. Tinjauan Operasi Dan Proses Industri ........................................ 59
2. PT.Ultrajaya Milk Industry ................................................................. 62 a. Visi Dan Misi Perusahaan ........................................................... 64 b. Kegiatan Usaha Dan Jenis Usaha Yang Dihasilkan .................... 64 c. Tinjauan Operasi Dan Proses Produksi ...................................... 65
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 66 1. Hasil Penelitian ........................................................................... 66 2. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 88
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 93
A. Kesimpulan ...................................................................................... 93 B. Saran ............................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 3.1 Produk - produk PT. Mayora Indah Tbk 58
Tabel 3.2 Produk – produk PT. Ultrajaya Milk Industry 65
Tabel 3.3 Rasio Likuiditas Perusahaan 70
Tabel 3.4 Rasio Aktivitas Perusahaan 74
Tabel 3.5 Rasio Profitabilitas Perusahaan 80
Tabel 3.6 Rasio Solvabilitas Perusahaan 86
Tabel 3.7 Kinerja Keuangan Perusahaan 87
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Gambar 2.1 Kerangka Konsep 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian sekarang ini berkembang sangat besar dan semakin
kompetitif yang mengharuskan perusahaan untuk melaksanakan usaha bisnis
secara efektif dan efisien. Perusahaan harus bisa mengelola manajemennya
agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Faktor
terpenting yang dapat menggambarkan perkembangan suatu perusahaan
terletak pada unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga dapat
mengevaluasi apakah suatu kebijakan yang ditetapkan perusahaan sudah tepat
atau belum. Maka dari itu, di perlukan perencanaan keuangan yang baik agar
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu perusahaan dapat memantau
pemasukan dan pengeluaran dana yang dimiliki. Kinerja keuangan dalam
perusahaan bisa di artikan sebagai prospek masa depan. Pertumbuhan dan
potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan
diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi, yang
mungkin dikendalikan dimasa depan dan untuk memprediksi kepasitas dari
sumber daya yang ada”.
Analisis pada kinerja keuangan sangat perlu dilakukan oleh investor
karena resiko ketika jumlah dana yang akan diinvestasikan jumlahnya cukup
signifikan. sehingga kewajiban analisis bagi para investor sebelum mereka
mengambil keputusan ketika investasi, apa saham mau di beli, di jual atau
dipertahankan. Analisis kinerja keuangan pada perusahaan bisa dikerjakan
dengan memakai informasi dari data laporan keuangan. Oleh karena itu, calon
investor perlu memahami informasi rasio - rasio keuangan. Sehingga seorang
investor akan mengetahui dan memahami laporan keuangan perusahaan dimasa
yang akan datang baik atau tidaknya. Alat analisis yang sering dipakai biasanya
berupa rasio laporan keuangan. Rasio laporan keuangan disini bertujuan untuk
mengukur kinerja perusahaan dari berbagai aspek. Indikator kinerja prtama yang
diukur yaitu rasio likuiditas. Rasio tersebut digunakan untuk mengukur kinerja
perusahaan dengan cara melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jatuh tempo dalam jangka pendek. Indikator yang kedua ialah
profitabilitas yang mengukur keuntungan dengan sumber daya yang dimiliki.
Ketiga solvabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka panjang. Keempat rasio aktivitas yang
mengukur efektifitas dan efesiensi dalam penggunaan aktiva.
Secara umum kepemilikan modal perusahaan pada industri sektor
makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dapat dimiliki
oleh masyarakat luas. Maka dari itu diperlukan sebuah analisis perbedaan
laporan keuangan. Oleh sebeb itu penelitian ini dilakukan pada industri
perusahaan sektor makanan dan minuman, yang berfokus pada perkembangan
kinerja keuangan dan perbedaan setiap rasio keuangan.
Secara umum, kepemilikan modal perusahaan pada indusri sektor
makanan dan miuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dapat dimiliki
oleh masyarakat luas. Maka dari itu diperlukan sebuah analisis perbedaan
laporan keuangan. Analisis perbedaan dilakukan untuk menilai perbedaan yang
berarti antara perusahaan tersebut, sehingga bisa memberikan informasi kepada
masyarakat umum yang ingin melakukan investasi dana atau modal yang dimiliki.
Maka dari itu, penelitian ini di lakukan pada industri perusahaan sektor makanan
dan minuman, yang berfokus pada perkembangan kinerja keuangan dan
perbedaan tiap rasio keuangan.
Secara umum, kepemilikan modal perusahaan pada industri sektor
makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dapat dimiliki
oleh masyarakat luas. Maka dari itu di perlukan sebuah analisis perbedaan
laporan keuangan. Analisis perbedaan dilakukan untuk menilai perbedaan yang
berarti antara perusahaan tersebut, sehingga bisa memberikan informasi kepada
masyarakat umum yang ingin melakukan investasi dana atau modal yang dimiliki.
Maka dari itu, penelitian ini dilakukan pada industri perusahaan sektor makanan
dan minuman, yang berfokus pada perkembangan kinerja keuangan dan
perbedaan tiap rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan adalah salah satu dasar untuk mengukur kinerja
perusahaan dalam hal ini kinerja keuangan. Analisis yang digunakan adalah
analisis profitabilitas. Profitabilitas sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba atau keuantungan, sehingga dengan adanya laba yang
dicapai tersebut maka perusahaan dapat memprediksi struktur model
perusahaan, apakah sudah optimal atau belum, hal ini perlu diketahui oleh
perusahaan karena apabila struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sudah
optimal maka perusahaan dapat menjamin kontinuitas atau kelangsungan hidup
dari usaha yang dikelolanya. Return on Investment (ROI) adalah salah satu rasio
untuk mengukur profitabilitas dalam analisis pengukuran kinerja keuangan yang
dapat menggambarkan seberapa besar keuntungan perusahaan dalam
memaksimalkan penggunaan struktur modalnya.
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang sering
digunakan dalam melakukan penilain terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Rasio keuangan merupakan angka-angka yang diperoleh dengan melakukan
perbandingan pada pos-pos yang ada pada laporan keuangan. Secara umum,
rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas.
Analisis terhadap laporan keuangan adalah salah satu cara untuk melihat
kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Laporan keuangan memiliki tujuan
tersendiri dalam hal memberikan nerbagai informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap berbagai hal, antara lain tentang kinerja manajemen
dalam satu periode tertentu. Pengungkapan dan penyajian merupakan upaya
fundamental dalam memberikan informasi laporan keuangan bagi para
pemangku kepentingan. Sehingga, hal ini memerlukan suatu standar atau aturan
dalam pelaksanaannya (Murni Ana: 2011).
Alat ukur yang digunakan untuk menganalisa laporan keuangan
diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value
Added/ MVA), Analisis nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/ EVA)
dan Balance Score Card/BSC, Analisis Capital Asset, Management, Equity,
and Liquidity (CAMEL) dan Du Pont System (Warsono, 2003: 24).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan
judul ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
INDUSTRI SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR
DALAM BURSA EFEK INDONESIA.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan diatas, dan
dapat dirumuskan bagaimana analisis komparasi kinerja keuangan pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diketahui tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana analisis komparasi kinerja
keuangan pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia..
D. Manfaat penelitian
a. Bagi perusahaan
Perusahaan dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan
pertimbangan atau sumbangan dalam menentukan
kebijaksanaannya guna kemajuan perusahaan. di samping itu,
guna meningkatkan keterampilan. Memperluas wawasan yang
akan membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki
lapangan kerja.
b. Bagi investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investor pada perusahaan
makanan dan minuman yang dianggap paling penguntungkan.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk
penyusunan penelitian yang selanjutnya pada waktu yang akan
datang khususnya yang membahas topik yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Analisis Komparasi
Analisis komparasi atau uji beda adalah bentuk analisis variabel
(data) untuk mengetahui perbedaaan diantara dua kelompok data
(variabel) atau lebih. Analisis komparatif atau uji perbedaan ini sering
disebut uji signifikansi. Terdapat dua jenis komparatif, yaitu komparatif
antara dua sampel dua komparatif k dampel (komparatif antara lebih dari
dua sampel). Kemudian seriap model komparatif sampel dibagi menjadi
dua jenis, yaitu sampel yang berkolerasi ( terkait ) dan sampel yang tidak
berkolerasi atau independen. (Misbahuddin; 2013).
Sampel dikatakan berkolerasi (terkait) apabila sampel - sampel
tersebut satu sama lain tidak terpisah secara tegas atrinya anggota
sampel yang satu ada yang menjadi anggota sampel lainnya. Sampel -
sampel dikatakan independen (saling lepas) apabila sampel-sampel
tersebut satu sama lain terpisah secara tegas, atrinya anggota sampel
yang satu tidak menjadi anggota sampel lainnya (Hasan;2010).
Dalam kasus satu sampel, uji parametri yang digunakan adalah t-
test untuk membedakan antara rata-rata nilai sampel pengamatan
(observes) dengan nilai rata-rata yang diharapkan. Uji t mengasumsikan
bahwa populasi teristribusi normal atau skore sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal. Interpretasi dari uji t mengasumsikan
bahwa variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terkait.
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan,penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
persamaan atau perbedaan dua atau lebih faktor - faktor dan sifat - sifat
objek yang teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Penelitian
komparatif adalah jenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban
secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor -
faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
(Nazir: 2015: 58).
Penelitian komparatif bersifat “expost facto‟‟, artinya data yang
dikumpulkan setelah peristiwa yang permasalahkan terjadi. Expost facto
merupakan suatu penelitian emperis yang sistematis dimana penelitian
tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan
variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada
dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Penelitian tidak melakukan
perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab - akibat
dari variabelnya. Peneliti hanya mencari satu atau lebih akibat - akibat
yang ditimbulkan dan pengujinya dengan menelusuri kembali masa lalu
untuk mencari sebab - sebab, kemungkinan hubungan, dan
maknanya.penelitian cenderung menggunakan data kuantitatif. Desain
dasar penelitian komparatif adalah sangat sederhana dan walaupun
variabel bebas tidak dimanipulasi,ada prosedur kontrol yang dapat
diterapkan.Studi komparatif juga melibatkan variasi teknik statistik yang
luas.Desain dasar komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang
berbeda pada beberapa variabel bebas dan membandigkan mereka pada
beberapa variabel terikat. Kedua kelompok mungkin berbeda, satu
kelompok memiliki karakteristik yang tidak dimiliki kelompok lain atau satu
kelompok memiliki pengalaman yang tidak dimiliki kelompok lain. Atau
kedua kelompok berbeda dalam tingkat, satu kelompok memiliki lebih dari
satu karakteristik daripada kelompok lain atau kedua kelompok mungkin
memiliki prbedaan jenis pengalaman.
2. Kinerja keuangan
Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapain
keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai
atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa
kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan - aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar. (Fahmi,2012;2).
Menurut prastowo yang dikutip oleh Putri Handayatul Fajar (2016)
menyebutkan unsur dari kinerja keuangan perusahaan adalah unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan yang
disajikan pada laporan laba rugi. Penghasilan bersih seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagian dasar bagi ukuran lainnya.
Menurut Fidhayatin (2012: 205) “perusahaan yang sehat nantinya
akan dapat memberikan laba bagi para pemilik modal, perusahaan yang
sehat juga dapat membayar hutang dengan tepat waktu‟‟. Selain
itu,kinerja keuangan dari suatu perusahaan yang telah dicapai dalam satu
tahun atau satu periode waktu, adalah gambaran sehat atau tidaknya
keadaan suatu perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan, dapat
dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan.
Perusaan dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu
kinerja tertentu yang telah ditetepkan (Hery, 2015).
Kinerja keuangan adalah prospek atau masa depan,
pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan.
Kinerja keuangan diperlukan informasinya untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi yang dikendalikan untuk memprediksi
kapasitas produksi dari sumber daya yang tersedia. (Barlian; 2003)
Kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai
oleh manajemen perusahaan dalam mengelola aset perusahaan efektif
selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh
perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi tinggat keberhasilan
perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan.
(Rudianto, 2013; 189).
Kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh suatu
perusahaan pada periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan
perusahaan tersebut. (Sutrisno, 2009: 53). Kinerja keuangan berkaitan
erat dengan pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan sesuai jenis -
jenis akuntansi keuangan. Pengukuran kinerja (performing measurement)
mencakup kualifikasi. Efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam
pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Penilain juga terkait
efektivitas operasional, organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran,
standar dan kriteria yang telah ditetapkan termasuk unsur - unsur
keuangan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk perbaikan kegiatan
operasional agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Analisis
kinerja keuangan berupa pengkajian secara kritis menghiting, mengukur,
menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan
pada periode tertentu.
Tujuan pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Munawir
(2012;31) yaitu:
1. Mengetahui tingkat likuiditas yang menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada
saat ditagih
2. Mengetahui tingkat solvabilitas yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek
dan jangka panjang jika perusahaan dilikuiditas.
3. Mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
pada periode tertentu.
4. Mengetahui tingkat stabilitas yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan stabil yang
diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang dan beban bunga atas utang tepat pada
waktunya.
Kinerja keuangan bisa dinilai dengan beberapa perangkat
analisis.Berikut ini jenis - jenis analisis keuangan yang umum
dipakai oleh berbagai perusahaan.
1. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah analisis yang
membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
dengan menampilkan perubahan dalam jumlah (absolut) atau
persentase (relatif).
2. Analisis Tren (Tendensi posisi) merupakan teknik analisis
untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan berupa
kenaikan atau penurunan hasil atau jumlah.
3. Analisis Persentasi Komponen (Common Size) merupakan
teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada
setiap aktiva terhadap total aktiva dan utang.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal kerja merupakan
teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan
penggunaan modal kerja dengan membandingkan dua periode
waktu.
5. Analisis Sumber dan Pemakaian Kas merupakan teknik
analisis untuk mengetahui kondisi kas dan sebab terjadinya
perubahan kas pada periode waktu tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan merupakan teknik analisis keuangan
untuk mengetahui hubungan antara pos - pos tertentu dalam
neraca dan laporan laba rugi secara individu dan simultan
7. Analisis Perubahan laba kotor merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan penyebab terjadinya perubahan
laba
8. Analisis Break Even merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
3. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu”
(Kasmir, 2008 ;7). Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk
meringkaskan hasil kegiatan untuk jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau laporan
Laba/Rugi,atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
posisi keuangan atau laporan perubahan modal. Bagi para penganalisis,
laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk meenilai
prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama
seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung
kesuatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat
mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu, media
yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan
inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses
pengambilan keputusan. Laporan keuangan menggambarkan posisi
keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu. (Harahap, 2013: 105)
Menurut Jumingan (2009: 4) laporan keuangan pada dasarnya
merupakan hasil refleksi dari sekian banyak yang terjadi dalam suatu
perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat,
digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat - tepatnya dalam
satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk barbagai tujuan.
Menurut Kasman (2011: 07) laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang
menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi
terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusaan
pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan
laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga
bulan atau empat bulan untuk kepentingan internal perusahaan.
Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun
sekali.Disamping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui
posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut
dianalisis.
a. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Dwi Prastowo D dan Rifka Julianty (2008: 05) laporan
keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalamm mengambil keputusan ekonomi.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tetentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara
mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara
berkala.jenisnya adalah laporan keuangan kepada pihak dalam dan luar
perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. (Kasmir,
2011: 10)
b. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian analisis laporan keuangan
Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan
Laporan keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, kita dapat
menjelaskannya dari arti masing - masing kata. Kata analisis adalah
memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit
terkecil.Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba / rugi, dan arus
kas (dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan
keuangan berarti: „„menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data non - kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. (Harapan,2013:189)
James C. Van Horne dan John M. Wachowich (2005: 193)
mengatakan bahwa analisis laporan keuangan merupakan seni untuk
mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan. Kasmir (2011: 66) mengemukakan bahwa
analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi
keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan,
setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, maka
akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah
direncanakan sebelumnya atau tidak.
Kasmir (2011: 66) Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan
data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan
penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang
sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya
berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas)
dalam neraca yang dimiliki. Kemudian, juga akan diketahui jumlah
pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama
periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil
usaha (laba atau rugi) yang di peroleh selama periode tertentu dari
laporan laba rugi yang di sajikan.
Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami
dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan
keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis
laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah
dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat
apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan
sebelumnya atau tidak.
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi
tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan
mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau
menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki
perusahaan harus dipertahankan atau bahkan tingkatkan. Kekuatan ini
dapat dijadikan modal selanjuttnya ke depan. Dengan adanya kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama
ini. Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan
mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil
keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan kedepannya.
Perencanaan ke depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada,
mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan dan
berupaya untuk meningkatkan lagi kebutuhan yang sudah diperolehnya
selama ini.
Analisis laporan keuangan perlu dilakukan dilakukan secara cermat
dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga
hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam
memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya
hasil yang hendak di capai. Kemudian, hasil perhitungan
tersebut,dianalisis dan interpretasikan sehingga diketahui posisi
keuangan yang sesungguhnya. Kesemuanya ini harus dilakukan secara
teliti, mendalam, dan jujur.
2. Tujuan dan Manfaat Analisis
Kegiatan dan analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan
cara menentukan dan mengukur antara pos - pos yang ada dalam
satu laporan keuangan.Kemudian, analisis laporan keuangan juga
dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki
dalam satu periode. Di samping itu, analisis laporan keuangan dapat
dilakukan pula antara beberapa periode (misalnya tiga tahun).
Analisis laporan keuangan yang dilakukan untuk beberapa periode
adalah menganalisis antara pos - pos yang ada dalam satu laporan.
Atau dapat pula dilakukan antara satu laporan dengan laporan yang
lainnya. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai kemajuan
atau kinerja manajemen dari periode ke periode selanjutnya.
Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan
adanyan analisis laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa
tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu
periode tertentu, baik harga, kewajiban, modal, maupun hasil
usaha yang yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kekuatan - kekuatan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahan.
c. Untuk mengetahui kekuatan - kekuatan yang dimiliki.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah
perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
gagal.
f. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan
perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
3. Bentuk-bentuk dan Teknik Analisis
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan
metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode
dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan
tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.Selain itu, para
pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk
menginterpretasikannya.
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan
langkah-langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur
ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan.
Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan delam
analisis keuangan adalah:
a. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang
diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode
maupun beberapa periode.
b. Melakukan pengukuran - pengukuran atau perhitungan -
perhitungan dengan rumus - rumus tertentu, sesuai dengan
standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti,
sehingga hasil yang diperoleh benar - benar tepat.
c. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka - angka
yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
d. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan
pengukuran yang telah dibuat.
e. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
f. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan
dengan hasil analisis tersebut.
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis
laporan keuangan yang biasa di pakai, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis verkikal merupakan analisis yang dilakukan
terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis
dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi
yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui
perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa
periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan
perusahaan dari periode yang satu keperiode lain.
Kemudian, di samping metode yang di gunakan untuk
menganalisis laporan keuangan, terdapat beberapa jenis -
jenis teknik analisis laporan keuangan. Adapun jenis - jenis
teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan
merupakan analisis ini dilakukan dengan membandingkan
laporan keuangan lebih dari satu periode. Artinya minimal
dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat
diketahui perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan
yang terjadi dapat perupa kenaikan atau penurunan dari
masing-masing komponen analisis. Dari perubahan ini
terlihat masing - masing kemajuan atau kegagalan dalam
mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara umum dari hasil analisis ini akan terlihat antara
lain:
1) Angka-angka dalam rupiah.
2) Angka-angka dalam persentase.
3) Kenaikan atau penurunan jumlah rupiah.
4) Kenaikan atau penurunan baik dalam rupiah
maupun dalam persentase.
b. Analisis trend
Analisis trend atau tendensi merupakan analisis
laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam
persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke
periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan
mengalami perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, serta
seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam
persentase.
c. Analisis persentase per komponen
Analisis persentase perkomponen merupakan
analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara
komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik
yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui:
1) Persentase investasi terhadap masing-masing
aktiva atau terhadap total aktiva.
2) Struktur permodalan.
3) Komposisi biaya terhadap penjualan.
d. Analisis sumber dan penggunaan dana
Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan
analisis yang dilakukan untuk mengetahui sumber -
sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam
suatu periode. Analisis ini juga untuk mengatahui jumlah
modal kerja dan sebab - sebab berubahanya modal kinerja
perusahaan dalam suatu peride.
e. Analisis sumber dan penggunaan kas
Analisis sumber dan pengangguraan kas nerupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber -
sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam
suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui sebab-
sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode
tertentu.
f. Analisis rasio
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan pop-pos yang ada dalam satu
laporan kauangan atau pos-pos antara laporan keuangan
neraca dan laporan laba rugi.
g. Analisis kredit
Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk
menilai layak tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh
lembaga keuangan seperti bank. Dalam analisis ini
digunakan beberapa cara alat analisis yang digunakan.
h. Analisis laba kotor
Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan
untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu
periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab - sebab
berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
i. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even
point).
Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas
atau break even point. Tujuan analisis adalah untuk
mengetahui pada kondisi berapa penjualan produk
dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian.
Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah
keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
4. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan
dengan dua modal, yaitu: pertama, analisis horisontal atau
analisis dinamis dan kedua, analisis vertikal atau analisis
statis. Dalam analisis horizontal yang dibandingkan adalah
laporan keuangan untuk beberapa periode, sedangkang
analisis vertikal adalah jika kita hanya membandingkan satu
pos dengan pos yang lain dalam satu laporan keuangan dan
hanya meliputi satu periode laporan keuangan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis
horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam
analisis horizontal, kita akan tahu terjadinya perubahan-
perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode
ke periode lain. Seperti misalnya kenaikan atau penurunan
komponen-komponen yang ada di laporan keuangan.
Sementara itu, dalam analisis statis hal tersebut tidak terlihat.
Kemudian, laporan analisis horizontal akan mempermudah kita
untuk mengambil keputusan hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan, sehubungan dengan perubahan yang terjadi.
Perubahan-perubahan terjadi perlu diketahui untuk melihat
perkembangan keadaan keuangan suatu perusahaan.setelah
perubahan ini diketahui, apakah terjadi kenaikan atau
penurunan atau tetap, dapat pula diketahui sebab-sebab
terjadi perubahan tersebut.
Perubahan dalam laporan keuangan neraca untuk suatu
periode dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya:
1. Adanya perolehan aktiva baru.
2. Adanya pengurangan aktiva seperti pelunasan utang
piutang.
3. Berubahannya bentuk aktiva dari tetap ke lancar.
4. Adanya perubahan yang diakibatkan oleh laba rugi
perusahaan yang tergambar dari penghasilan yang
diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan.
5. Adanya penambahan atau pengurangan modal (saham).
5. Pengertian Rasio Keauangan
Kasmir (2011: 104) mengatakan bahwa rasio keuangan merupakan
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka
lainnya.Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada
di antara laporan keuangan.Kemudian angka yang diperbandingkan
dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa
periode.
Menurut Harahap (2013: 297) rasio keuangan adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti). Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total aset,
antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya.
Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis laporan keuangan. Rasio
keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan.
a. Analisis rasio keuangan
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan menbagi
satu angka dengan angka lainnya” (Van Horne, 2005; 202). Rasio
keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja
perusahaan.dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan
perusahaan yang bersangkutan.
b. Bentuk-bentuk rasio keuangan
Menurut Kasman (2011: 128) menyatakan bahwa rasio keuangan
yang sering digunakan sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas (liquidiry ratio) merupakan “rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban (utang) jangka pendek” (Van Horne. 2005; 205). Artinya
apabila perusahaan ditagih oleh kreditur maka perusahaan akan
mampu memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh
tempo.
Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut:
a) Rasio lancar (current ratio)
Rasio lancar atau current ratio merupakan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Menurut
Kasmin (2011; 136) rata-rata industri current ratio adalah 2 kali.
Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membanyar
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Penghitungan rasio
lancar dilakukan dengan membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar.
Rasio lancar =
x 100%
b) Rasio sangat lancar (Quick ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test
ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban utang lancar (utang jangka pendek)
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).
Artinya nilai sedia kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total
aktiva lancar. Rata-rata industri untuk quick ratio adalah 1,5 kali.
Quick ratio =
x 100%
c) Rasio Kas (Cach Rasio)
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Ketersedian uang kas dapat ditunjukkan
dari tersedianya dana kas yang setara dengan kas seperti rekening giro
atau tabungan di bank. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membanyar utang -
utang jangka pendeknya.
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya,
tinggat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.
Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu
memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal.adapun jenis -
jenis rasio aktivitas (Van Horne 2005; 211) yaitu:
a. Perputaran sediaan
Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan
(inventory) ini berputar dalam satu periode.Rasio ini dikenal
dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over).
Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio
yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti
dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian
pula sebaliknya.
Rasio Perputaran sediaan =
b. Total Assets Turn Over
Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang di
peroleh dari tiap rupiah aktiva.
Rasio total assets turn over diperoleh dengan cara
membandingkan penjualan dengan total aktiva. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Total Assets Turn Over =
3. Rasio Profitabilitas
Tujuan utama dari perusahaan adalah laba. Perusahaan selalu
berusaha meningkatkan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan telah
menetapkan standar laba yang ditargetkan untuk satu periode. Standar
laba atau tingkat keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam rasio, yang
dikenal sebagai rasio keuntungan atau rasio profitabilitas, disebut juga
dengan rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investor.
Jenis-jenis rasio profitabilitas (Van Horne, 2005; 222)
a. Profit Margin on Sales
Profit Margin on Sales atau Profit Margin Ratio atau margin laba
atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini
adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Margin Laba Bersih =
x 100%
b. Hasil Pengambilan Investasi (Return on Investmenr/ROI)
Hasil pengambalian investasi atau lebih dikenal dengan nama
Return on Investment (ROI) atau retun on total assets merupakan
rasio yang menumjukkan hasil (Return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI
menunjukkan profitabilitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
ROI =
x 100%
c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Retur on Equity/ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Retur on Equity atau rentabilitas
modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Untuk memperoleh rasio REO kita
membandingkan pendapat perusahaan setelah pajak dengan total
ekuitasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROE =
x 100%
d. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common
Stock)
Rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur
keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para
pemegang saham.keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah
keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak,
dan dikurangi hak - hak pemegang saham prioritas.
Rasio ini diperoleh dengan membandingkan laba saham biasa
dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
EPS =
4. Rasio pasar
a. Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) biasanya menjadi perhatian
pemegang saham pada umumnya atau calom pemegang saham
dan manajemen, EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan
(return) dari segi lembar saham, semakin besar nilai EPS semakin
besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham
suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh deviden
atau capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentuan
pembayaran deviden dan kenaikan harga saham di masa
mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya
tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS
hanya dihitung untuk saham biasa.
EPS =
1. Faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan EPS:
a) Laba bersih meningkat, jumlah saham beredar tetap.
b) Laba bersih meningkat, jumlah saham beredar
turun/berkurang.
c) Laba bersih meningkat, tetapi perusahaan tetap mampu
mencetak kenaikan laba bersih yang naik secara signifikan.
2. Fakror-faktor yang menyebabkan penurunan EPS:
a) Laba bersih turun, jumlah saham beredar tetap.
b) Laba bersih turun, jumlah saham beredar naik / bertambah.
c) Laba bersih meningkat,jumlah saham beredar meningkat
signifikan, sehingga membuat nilai rasio EPS turun.
b. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang selalu
menjadi patokan investor untuk menentukan harga wajar saham
perusahaan. PER menunjukkan berapa banyak investor bersedia
membayar untuk tiap rupiah dari laba yang di laporkan, oleh para
investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang.
Kesedian para investor untuk menerima kenaikan PER sangat
bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan dengan
peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER
yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang rendah cenderung memiliki PER yang renda pula.
PER =
5. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas antara lain:
a. Rasio Utang (Debt Ratio)
Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva.Rata - rata
industri untuk debt ratio adalah 35%.
b. Total Hutang Terhadap Modal (Rotal Debt to Equity Ratio)
Rotal Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas.Dan standar industri untuk rasio ini adalah 80%.
(Kasmir. 2011: 159)
3. Metode Analisis Rasio Keuangan
Ada tiga jenis analisis rasio keuangan (Sjahrial, 2007; 37)
a. Cross Sectional Analysis
adalah metode analisis rasio keuangan dengan cara menbandingkan
rasio keuangan dua atau lebih perusahaan sejenis pada waktu yang
sama.
b. Time Series Analysis
Adalah metode analisis rasio keuangan satu perusahaan dengan cara
deret berkala, atau membandingkan rasio keuangan perusahaan dari
waktu ke waktu selama tahun penelitian yang sudah ditetapkan.
c. Combined Analysis
Adalah metode analisis rasio keuangan gabungan, yakni dengan
melakukan metode (Cross sectional analysis dan Time series
analysis). Dalam hal ini, dianalisis dua atau lebih perusahaan sejenis,
dalam waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah tahun yang telah
ditentukan.
B. Tinjauan Empiris
Miftakhul Jannah (2011) melakukan penelitian dengan judul
„„Eksplorasi Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BIE)” Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui kinerja keuangan perusahaan Food and Beverage
melalui penggunaan analisa laporan keuangan menggunakan rasio
aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar. Teknik yang digunakan
untuk menentukan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode sensus yaitu penelitian dapat meneliti seluruh
elemen populasi dengan mengambil seluruh sampel perusahaan
Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2000-2009.
Siboro (2017), Analisis Kinerja Keuangan pada perusahaan
konstruksi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2011 - 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
konstruksi secara keseluruhan masih belum maksimal. Hal tersebut
terlihat pada rasio profitabilitasnya khususnya pada rasio GPM, NPM,
ROA,dan ROEnya. Serta pada rasio likuiditasnya terutama pada rasio
lancarnya yang masih dibawah standart aman, artinya perusahaan
belum dapat maksimal untuk mengelola aktivanya sehingga berakibat
pada masih kurangnya laba yang dihasilkan. Ditinjau dari rasio
likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitasnya, kinerja keuangan
rata - rata pada perusahaan konstruksi mengalami berfluktuasi.
Rahmah dan Komariah (2016), Analisis Laporan Keuangan dalam
menilai kinerja keuangan industri semen yang terdapat di BEI (Studi
Kasus PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk). Hasil penelitian rasio-
rasio secara keseluruhan, keadaan perusahaan sudah baik dalam
menghasilkan laba maupun dalam pelunasan hutang-hutangnya,
tetapi dalam mengelola modal dan asetnya,perusahaan belum secara
efisien.
Muhammad Zaki (2017), Pengaruh Profitablitas, Leverage
Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Harga Saham (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2005-2014), jenis data yang digunakan adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang dilaporkan secara tertulis oleh
masing-masing perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Semua
data dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesia Capital Market
Directory 2015.
Mujariyah (2016), Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja
Keuangan (Study pada Bank Milik Bumn Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2014. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh
struktur modal DER terhadap ROA hanya sebesar 1,4 % dan 98,6%
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, pengaruh struktur modal DER
terhadap ROE sebesar 5,3% dan 94,7% sisanya dipengaruhi faktor
lain, dan pengaruh struktur modal DER terhadap LDR sebesar 39,3%
dan 60,7% sisanya dipengaruhi faktor lain. Penelitian ini
menggunakan metode dokumentasi.
Romadhoni dan Sunarya (2017), Judul penelitian adalah
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hasil penelitian variabel Debt Equity Ratio, Debt to
Asset Ratio dan Equity to Asset Ratio secara simultan berpengaruh
posituf dan signifikan terhadap return on equity pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2015-2017. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik
deskriptif.
C. Kerangka Konsep
GAMBAR 2.1
Perusahaan Industri Sektor
Makanan Dan Minuman
Analisis Kinerja Keuangan
Rasio Keauangan
Rasio Likuiditas
-CR
-QR
Rasio
Aktivitas:
-FAFO
-TATO
Rasio
Profitabilitas:
-MLB
-ROA
-ROE
Rasio
Solvabilitas:
-DAR
-DER
Kinerja Keuangan Perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
sesuai dengan judul penelitian ini yaitu „„Analisis komparansi
kinerja keuangan dan operasi usaha pada PT. Mayora”. Penelitian ini
termasuk kedalam jenis dan pendekatan penelitian Eksplanatori
kuantitatif. Dimana menurut Sugiyono (2012:21) penelitian
Eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel - variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan yang lain. Sedangkan karakteristik penelitian ini
bersifat replikasi, sehingga hasil uji hipotesis harus didukung oleh
penelitian - penelitian sebelumnya,yang diulang dengan kondisi lain
yang kurang lebih sama.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini merupakan tempat diperolahnya data-data yang
diperoleh. Untuk lokasi pengembilan data adalah Galeri Investasi
Bursa Efek Indonesia (BEI) Unismuh Makassar Jalan Sultan
Alauddin No. 259, Gunung Sari, Rappocini Makassar. Sedangkan
objek penelitian adalah perusahaan industri sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (BEI).
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama dua bulan dari bulan
Desember 2019 – januari 2020
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015: 117) menyatakan bahwa populasi
adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas: obyek / subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan industri sektor
makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI).
2. Sampel
Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2015: 118) menyatakan
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel dalam penelitian ini adalah PT. Mayora Indah Tbk dan
PT. Ultrajaya Milk Industry tahun 2015 – 2018.
Teknik penentuan sampel ini adalah Purposive Sampling yaitu:
pengambilan data disesuaikan dengan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan.
Kriteria yang dimaksud antara lain:
a. Perusahaan industri sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Memiliki ketersedian laporan keuangan pada tahun 2015-2018
c. Memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam
keperluan penelitian.
D. Metode pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian adalah suatu
kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan efektif untuk memperoleh data
informasi sebagai bahan analisis dalam penyusunan proposal ini.
Menurut Ridwan (2010:51) penelitian dari teknik pengumpulan
data adalah metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Sedangkan menurut Djaman Satori dan Aan Komaria (2011:103)
pengertian teknik pengumpulan data adalah pengumpulan data dalam
penelitian ilmiah adalah prosedur sistematis untuk memperoleh data
yang diperlukan.
Pengertian yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diketahui bahwa
metode pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan
masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah
dan pengaruh penentuan metode pengumpulan data. Proses
pengumpulan data menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:
1. Teknik kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data
yang dilakukan dengan membaca berbagai buku literatur yang
berhubungan dengan pembahasan proposal.
2. Teknik lapangan (fieldresearch), yaitu pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan
ini dilakukan dengan berbagai teknik, diantaranya:
a. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek
penelitian yaitu perusahaan industri makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengamatan
dilakukan pencatatan secara sistematis sesuai dengan data
yang diperlukan.
b. Teknik dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data
yang dengan cara membuka dokumen-dokumen catatan-
catatan yang dianggab perlu. Data dokumen yang di maksud
bukanlah data dokumen kerahasian perusahaan.
Metode pengumpulan data yang dugunakan dalam penelitian ini
adalah motode studi dokumen. Pengumpulan data dilakukan
dengan melihay data sekuder yang telah tersedia berupa laporan
keuangan perusahaan publik yang diperoleh dari situs Bursa Efek
Indonedia (BEI). Data sekunder umumnya berasal dari bukti,
catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumentasi) baik yang dupublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan.
E. Metode Analisis Data
Menurut Bogdan Sugiyono (2013: 244). Metode Analisis Data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan - bahan
lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan di temuanya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Metode analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode rasio keuangan.
AABSA..........
..BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka pada tanggal 14
Desember 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda,
didirikan di Betavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda yang
kita kenal sekarang dengan Jakarta. Bursa Efek Jakarta dulu
disebut Call-Efek. Sistem perdagangannya seperti lelang, dimana
tiap efek berturut-turut diserukan pemimpin “Call”, kemudian para
pialang masing-masing mengajukan permintaan beli atau
penawaran jual sampai ditemukan kecocokan harga, maka
transaksi terjadi. Pada saat itu terdiri dari 13 pedagang efek
(makelar).
Bursa saat ini bersifat demand-following, karena pada
investor dan para perantara pedagang efek merasakan keperluan
akan adanya suatu bursa efek di Jakarta. Bursa lahir karena
permintaan akan jasanya yang sudah mendesak. Orang-orang
Belanda yang bekerja di Indonesia saat itu sudah lebih dari tiga
ratus tahun mengenal akan investor dalam efek, dan penghasilan
serta hubungan mereka memungkinkan mereka menanamkan
uangnya dalam aneka rupa efek. Baik efek dari perusahaan yang
ada di Indonesia maupun efek dari luar negeri. Sekitar 30 sertifikat
(sekarang disebut depositiry receipt) perusahaan Amerika,
perusahaan Kanada, perusahaan Belanda, perusahaan Prancis
dan perusahaan Belgia.
Bursa Efek Jakarta sempat tutup selama periode perang
dunia pertama, kemudian di buka lagi pada tahun 1925. Selain
Bursa Efek Jakarta, pemerintah kolonial juga mengoperasikan
bursa paraller di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa
ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan tentara Jepang di
Batavia.
Aktivitas di bursa ini di hentikan dari tahun 1940 sampai
1940 di sebabkan perang dunia II yang kemudian disusul dengan
perang kemerdekaan. Baru pada tahun 1952 di buka kembali,
dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan-perusahaan Belanda di nasionalisasikan pada
tahun 1958. Meskipun pasar yang terdahulu belum mati karena
sampai tahun 1975 masih ditemukan kurs resmi bursa efek yang
dikelola Bank Indonesia.
Bursa Efek Jakarta kembali dibuka pada tanggal 10
Agustus 1977 dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan.Kegiata perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun
mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar finansial
dan sektor swasta yang puncak perkembangan pada tahun 1990.
Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa
Efek Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di
Asia. Swastanisasi bursa saham ini menjadi PT. Bursa Efek
Jakarta mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal.
Bursa efek terdahulu bersifat demand-following, namun
setelah tahun 1977 bersifat supplay-leading, artinya bursa dibuka
saat pengertian mengenai bursa pada masyarakat sangat minim
sehingga pihak BAPEPAM harus berperan aktif langsung dalam
memperkenalkan bursa.
Pada tahun 1977 hingga 1978 masyarakat umum tidak
atau belum merasakan kebutuhan akan bursa efek. Perusahaan
tidak antusias untuk menjual sahamnya kepada masyarakat. Tidak
satupun perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya pada
perode ini. Baru pada tahun 1979 hingga 1984 dua puluh tiga
perusahaan lain menyusul menawarkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta. Namun sampai tahun 1988 tidak satu pun perusahan
baru menjual sahamnya melalui Bursa Efek Jakarta.
Untuk lebih mengairahkan kegiatan di Bursa Efek Jakarta,
maka pemerintah telah melalukan berbagai paket deregulasi,
antaralain seperti: paket Desember 1987, paket Oktober 1988,
paket Januari 1990, yang prinsipnya merupakan langkah-langkah
penyesuain peraturan-peraturan yang bersifat mendorong
tumbuhnya pasar modal secara umum dan khususnya Bursa Efek
Jakarta.
Setelah dilakukan paket-paket deregulasi tersebut Bursa
Eek Jakarta mengalami kemajuan pesat. Harga saham bergerak
naik cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bersifat
tenang. Perusahaan-perusahaan pun akhirnya melihat bursa
sebagai wahana yang menarik untuk mencari modal, sehingga
dalam waktu relative singkat sampai akhir tahun 1997 terdapat
283 emiten yang tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Jakarta memasuki
babak baru, karena pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Jakarta
meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS). JATS
merupakan suatu sistim perdagangan manual. Sistim ini dapat
memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih
besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan
di banding sistim perdagangan manual.
Pada bulan Juli 2000, Bursa Efek Jakarta merupakan
perdagangan tanpa warkat (ckripess trading) dengan tujuan untuk
meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham
hilang dan pemalsuan saham,serta untuk mempercepat proses
penyelesaian transaksi.
Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan
perdagangan jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya
meningkatkan akses pasar,efesiensi pasar, kecepatan dan
frekuensi perdagangan.
Tahun 2007 menjadi titik penting dalam sejarah
perkembangan Pasar Modal Indonesia. Dengan persetujuan para
pemegang saham kedua bursa, BES digabungkan kedalam BEJ
yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan tujuan
meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian Indonesia.
Pada tahun 2008, Pasar Modal Indonesia terkenal imbas krisis
keuangan dunia menyebabkan tanggal 8-10 Oktober 2008 terjadi
penghentian sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
IHSG, yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada
tanggal 9 Januari 2008, teroperosok jatuh hingga 1.111,39 pada
tanggal 28 Oktober 2008 sebelum ditutup pada level 1.355,41
pada akhir tahun 2008. Kemerosotan tersebut dipulihkan kembali
dengan pertumbuhan 86,98% pada tahun 2009 dan 46,13% pada
tahun 2010.
Pada tanggal 2 Maret 2009 Bursa Efek Indonesia
meluncurkan sistem perdagangan baru yakni Jakarta Automated
Trading System Next Generation (JATS next-G), yang nerupakan
pengganti JATS yang beroperasi sejak Mei 1995. Sistem
semacam JATS Next-G telah diterapkan di beberapa bursa
negara asing, seperti Singapura, Hong Kong, Swiss, Kolombia
dan Inggris. JATS Next-G memiliki empat mesin (engine), yakni:
mesin utama, bank up mesin utama, disaster recovery centre
(DRC), dan back up DRC. JATS Next-G memiliki kapasitas hampir
tiga kali lipat dari JATS generasi lama.
Demi mendukung strategi dalam melaksanakan peran
sebagai fasilitator dan regulator pasar modal,BEI selalu
mengembangkan diri dan siap berkompetisi dengan bursa-bursa
dunia lainnya, dengan memperhatikan tingkat risiko yang
terkendali, instrument perdagangan yang lengkap, sistem yang
andal dan tingkat likuiditas yang tinggi. Hal ini tercermin dengan
keberhasilan BEI untuk kedua kalinya mendapat penghargaan
sebagai “The Best Stock Exhange of The Year 2010 in Southeast
Asia”
2. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang
menggambarkan hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab
setiap tingkatan yang ada dalam satu organisasi. Untuk
melaksanakan kegiatan yang terarah untuk dapat mencapai tujuan
dari organisasi yang telah ditetapkan, sehingga tercapainya kerja
sama dan koordinasi usaha diantara setiap unit organisasi dalam
mengambil tindakan dan mencapai tujuan struktur organisasi yang
baik dan merupakan suatu yang penting bagi perusahaan, karena
dengan struktur organisasi yang baik dan tepat dapat membantu
kelancaran jalannya usaha yang baik dan teratur.
Adanya mengenai struktur organisasi PT. Bursa Efek
Indonesia adalah sabagai berikut:
a. RUPS (rapat umum pemegang saham)
b. Dewan komisari
c. Direktur utama
1) Divisi hukum
2) Satuan pemeriksa internal
3) Sekretaris perusahaan
d. Direktur penilaian perusahaan
1) Divisi penilaian perusahaan – sektor rill
2) Divisi penilaian perusahaan – sektor jasa
3) Divisi penilaian perusahaan – sektor utang
e. Direktur perdagangan dan pengaturan anggota bursa
1) Divisi perdagangan saham
2) Divisi perdagangan surat utang
3) Divisi keanggotaan
f. Direktur pengawasan transaksi dan kepatuhan
1) Divisi pengawasan transaksi
2) Divisi kepatuhan anggota bursa
g. Direktur pengembangan
1) Divisi riset
2) Divisi pengembangan usaha
3) Divisi pemasaran
h. Direktur teknologi informasi dan manajemen resiko
1) Divisi operasional teknologi informasi
2) Divisi pengembangan solusi bisnis teknologi
informasi
3) Divisi manajemen risiko
i. Direktur keuangan dan SDM
1) Divisi keuangan
2) Divisi sumber daya manusia
3) Divisi umum
3. Job Description
Berdasarkan struktur organisasi maka diperlukan suatu sistem
pembagian tugas/kerja (Job Description) BEI yaitu sebagai
berikut:
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) merupakan organ
yang memiliki kewenangan khusus yang tidak diberikan
kepada Dekom atau Direksi terkait penetapan keputusan-
keputusan penting yang berhungan dengan kebijakan Bursa.
b. Dewan Komisaris, bertanggung jawab atas pengawasan dan
pengarahan direksi dalam mengelola Bursa sehari-hari.
Dekom bertugas mengarahkan pengelolaan tersebut sesuai
dengan visi dan misi Bursa yang telah digariskan, serta
kebijakan dan panduan tata kalola perusahaan yang berlalu,
dalam rangka mengupayakan pertumbuhan nilai jangka
pangjang yang berkesinambungan bagi segenap pemangku
kepentingan.
c. Direktur Utama, bertanggung jawa untuk mengkordinasikan
para Direktur serta kegiatan-kegiatan Satuan Pemeriksa
internal.
1) Divisi hukum
a) Bertanggung jawab untuk memastikan produk hukum
yang akan dikeluarkan oleh perseroan sesuai dengan
kaidah-kaidah hukum yang berlaku dan kepentingan
perseroan terlindungi dalam hubungan kerjasama atau
kontraktual antara perseroan dengan pihak lain.
b) Memastikan pemberian pendapatan hukum sebagai
legal advisor atas permasalahan hukum berkenan
dengan produk hukum yang telah diberlakukan oleh
perseroan
2) Satuan pemeriksa internal
a) Bertanggung jawab sebagai quality assurance
terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran
perusahaan dengan mempertimbangkan aspek
efektifitas dan efesiensi melalui pemeriksaan berkala
maupun insidentil terhadap kegiatan internal
organisasi.
b) Bertanggung jawab atas pemantuan kegiatan tindak
lanjut dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan
hasil pemeriksaan internal yang dilakukan.
3) Sekretaris perusahaan, bertanggung jawab atas
tersedianya rencana kerja perusahaan dan terciptanya
kerjasama serta komunikasi yang harmonis dan efektif
antara direksi dengan stakeholder lainnya dalam rangka
mencapai tujuan serta meningkatkan citra perusahaan.
d. Direktur Penilaian Perusahaan, bertanggung jawab atas
kegiatan operasional yang terkait dengan: penilaian
pendahuluan perusahaan, pencatatan perusahaan, penilaian
eterbukaan perusahaan, penelaahan aksi korporasi
perusahaan dan pembinaan emiten (termasuk edukasi
perusahaan).
1) Divisi penilaian Perusahaan – Sektor Rill
a) Evaluasi pendahuluan calon emiten sampai dengan
pencatatan saham di Bursa;
b) Evaluasi atas rencana pencatatan saham tambahan
samapi dengan pencatatan saham di bursa;
c) Pemantuan kepatuhan perusahaan tercatat terhadap
peraturan yang berlaku;
d) Penyebaran informasi perusahaan tercatat kepada publik;
e) Pembuatan dan penyempurnaan prosedur dan peraturan
pencatatan sesuai dengan perkembangan pasar modal
untuk meningkatkan kualitas dan intergritas sektor rill yang
mencatatkan saham.
2) Divisi Penilaian Perusahaan–Sektor Jasa, bertanggung jawab
untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan:
a) Evaluasi pendahuluan calon emiten sampai dengan
pencatatan saham di Bursa termasuk ETF;
b) Evaluasi atas rencana pencatatan saham tambahan
sampai dengan pencatatan saham di Bursa;
c) Pemantuan kepatuhan perusahaan tercatat terhadap
peraturan yang berlaku;
d) Pengelolaan dan pemutakhiran database emiten termasuk
corporate action;
e) pembuatan dan penyempurnaan prosedur dan peraturan
pencatatan sesuai dengan perkembangan pasar modal
untuk meningkatkan kualitas dan integritas perusahaan
sektor rill yang mencatatkan saham.
3) Divisi Penilaian Perusahaan – Surat Utang, bertanggung
jawab untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan:
a) Proses Evaluasi pendahuluan calon emiten penerbit
surat utang sampai dengan pencatatan di Bursa, baik
efek surat utang, sukuk maupun EBA;
b) Pemantauan kapatuhan perusahan tercatat terhadap
paraturan yang berlaku;
c) Penyebaran informasi perusahaan tercatat kepada
publik;
d) Pembinaan perusahaan tercatat (termasuk pemberian
sanksi);
e) Penyempurnaan prosedur dan peraturan pencatatan
sesuai dengan perkembangan pasar modal untuk
meningkatkan kualitas dan integritas perusahaan
sektor rill dan jasa yang mencatatkan surat utang.
e. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota
Bursa,bertanggung jawab atas kegiatan operasional
perdagangan saham, perdagangan informasi pasar (date
feed), perdagangan surat utang dan derivatif serta pelaporan
transaksi surat utang dan pengelolaan aktivitas - aktivitas yang
terkait dengan anggota bursa dan partisipan.
1) Divisi Perdagangan Saham
a) Bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
perdagangan saham satiap hari bursa dengan
melakukan koordinasi kegiatan pengembangan dan
operasional perdagangan saham.
b) Bertanggung jawab atas kegiatan pengembangan dan
operasional penyebaran data dan informasi.
2) Divisi Perdagangan Surat Utang
a) Bertanggung jawab atas terselanggaranya kegiatan
operasional perdagangan surat utang dan derivatif
penyempurnaan, pengembangan sistem dan sarana
pasar perdagangan surat utang dan derivatif sehingga
tercipta pasar surat utang.
b) Bertanggung jawab untuk memastikan
terselenggaranya kegiatan pelaporan surat utang,
penyempurnaan, pengembangan sistem dan sarana
pelaporan surat utang sehingga tercipta sistem
pelaporan surat utang yang teratur dan efisien.
3) Divisi keanggotaan, bertanggung jawab untuk melakukan
evaluasi calon anggota Bursa dan partisipasi, pemantauan,
pembinaan, pengembangan, penegakan di siplin anggota
bursa serta membantu anggota bursa dan partisipan untuk
membentuk, memiliki dan menjaga kredibilitas serta
integritas di pasar modal.
f. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan, bertanggung
jawab untuk memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan
pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan efek
di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur
dan wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan kredibilitas
bursa efek dan pasar modal.
1) Divisi Pengawasan Transaksi, bertanggung jawab untuk
memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan
pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan
efek di bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang
teratur dan wajar.
2) Devisi Kepatuhan Anggota Bursa, bertanggung jawab
untuk memastikan kepatuhan anggota bursa terhadap
peraturan perundang – undangan yang berlaku di bidang
pasar modal termasuk pengendalian internal melalui
kegiatan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan sewaktu –
waktu guna meminimalisasi risiko yang mungkin timbul
terhadap nasabah, anggota bursa, dan industri pasar
modal.
g. Direktur pengembangan, bertanggung jawab atas kegiatan
operasional yag terkait dengan pengelolaan riset pasar modal
dan ekonomi, pengembangan produk dan usaha, kegiatan
pemasaran, kegiatan edukasi da sosialisasi.
1) Divisi Riset
a) Bertanggung jawab untuk mengelola dan menyajikan
data statistik perdagangan, emiten dan anggota bursa,
melakukan analisis pasar untuk mencapai efisiensi dan
pengembangan bursa serta mengelola data historis
perdagangan dan publikasi rutin lainnya.
b) Bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan
pengelolaan Pusat Referensi Pasar Modal.
2) Divisi Pengembangan Usaha, bertanggung jawab atas
pengembangan produk – produk bursa dan kegiatan
pengembangan pasar untuk meningkatkan likuiditas pasar
dan daya saing.
3) Divisi Pemasaran, bertanggung jawab dalam
merencanakan, mengembangkan dan
mengimplementasikan strategi pemasaran, edukasi dan
sosialisasi kepada masyarakat luas dalam rangka mencari
dan menambah investor dalam emiten.
h. Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Resiko,
tertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan pengembangan solusi bisnis teknologi informasi,
operasional teknologi informasi, manajemen risiko.
1) Divisi Operasional Teknologi Informasi, bertanggung jawab
atas perencanaan, implementasi, operasi, kepatuhan
kebijakan, pengawasan, evaluasi dan pemeliharaan kinerja
infrastruktur berbasis teknologi secara efektif dan efisien
sesuai dengan visi, misi dan strategi BEI.
2) Divisi Pengembangan Solusi Bisnis Teknologi Informasi,
bertanggung jawab untuk memastikan berjalannya
kegiatan perencanaan, evaluasi, pengembangan dan
pemutakhiran sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi
informasi.
3) Divisi Manajemen Risiko
a) Memastikan perencanaan, pengukuran, monitoring
pengelolaan dan pengendalian risiko di dalam
organisasi secara sistematis dan terintegrasi.
b) Bertanggung jawab dalam membangun strategi dan
implementasi penerapan good corporate govemance
(GCG) di dalam organisasi.
i. Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manasia, bertanggung
jawab atas kegiatan operasional yang terkait dengan,
pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia, dan pengelolaan
administrasi dan kegiatan umum lainnya.
4. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
a. Visi
Menjadi bursa yang kompeten dengan kredibilitas tingkat
dunia
b. Misi
Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten,
melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan,
penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good
governance.
B. Riwayat Singkat Perusahaan
1. PT. MAYORA INDAH TBK
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977
dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market
wilayah jakarta dan sekitarnya. Setelah mampu memenuhi pasar
Indomesia, Perseroan melakukan Penawaran Umum Perdana dan
menjadi perusahaan publik pada tahun 1990 dengan target market;
konsumen Asean. Kemudian melebarkan pangsa pasarnya kenegara
negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar di 5 benua di
dunia.
Sebagai salah satu Fast Moving Consumer Goods Companies,
PT. Mayora Indah Tbk telah membuktikan dirinya sebagai salah satu
produsen makanan berkualitas tinggi dan telah mendapatkan banyak
penghargaan, diantaranya adalah “Top Five Best Managed Companies in
Indonesia“ dari Asia Money, “Top 100 Exporter Companies in Indonesia”
dari majalah Swa, “Top 100 public listed companies” dari majalah Invertor
Indonesia, “Best Manufacturer of Halal Products” dari Majalah Ulama
Indonesia, Best Listed Company dari Berita Satu, dan banyak lagi
penghargaan lainnya.
1. Visi dan Misi Perusahaan
a. Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan
terpercaya dimata konsumen domestik maupun internasional dan
menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis.
b. Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata industri
dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders
Perseroan.
c. Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan
negara dimana Perseroan berada.
2. Kegiatan Usaha serta jenis produk yang dihasilkan
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan
diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT Mayora Indah
Tbk. Dan entitas anak memproduksi dan secara umum
mengklasifikasikan produk yang dihasilkannya kedalam 2 (dua
kategori) yaitu makanan dan minuman olahan, yang meliputih 6
(enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda
namun terintegrasi meliputih :
Tabel 3.1
Divisi Merek dagang
Biskuit Roma maries susu, Roma kelapa, roma kelapa sandwich, roma malkist, roma malkist abon, ramo malkits coklat, malkist zuperr keju, cream creakers, danisa, royal choice, better, slai o lai, sari gandum, sari gandum sandwist, coffeejoy, roma cookies coklat, roma coolies pineapple, dll
Kembang gula Kopiko, kopiko cappuccino, KIS, KIS chewy, tamarin, dll
Water Beng beng, beng beng maxx, beng beng share it, astor, astor skinny roll, roma water coklat. Roma zuperrr keju, dll
Coklat Choki-choki
Kopi Torabika duo, torabika duo susu full cream, torabika 3 in 1, torabika moka, torabika cappucino, torabika jahe susu, torabika creamy latte, torabika double
up, kopiko brown coffee, toracafe volcano chocomelt, toracafe caramelove, dll
Makanan kesehatan
Energen cereal, energen oatmilk, prima ceral.
3. Tinjauan Operasi dan Proses Produksi
Perseroan memiliki 6 (enam) divisi yaitu:
a. Divisi biskuit
b. Divisi kembang gula
c. Divisi wafer
d. Divisi coklat
e. Divisi kopi
f. Devisi makanan kesehatan
Dalam menjual produk, Perseroan melakukan diversifikasi
pada setiap merek-merek dagangnya baik dari sub-merek dagang
maupun rasanya. Dengan demikian produk yang dihasilkan
perseroan dapat diterima oleh konsumen yang memiliki barbagai
macam selera yang berbeda-beda.
Integrasi dari ke enam divisi yang dimiliki oleh Perseroan
memberikan hasil berupa pertumbuhan Penjualan pada setiap
divisi dengan cukup menggembirakan.
1. Proses Produksi
a. Proses Produksi Biskuit
Bahan baku seperti tepung terigu, gula, mentega dan lain-
lain dicampur dan diaduk dengan mixer hingga menjadi adonan.
Terdapat berbagai jenis biskuit yang memerlukan proses
“sheeting” dan “moulding” yang berbeda sesuai dengan jenisnya.
Adonan yang telah dibentuk kemudian dipanaskan melalui
oven dengan sistem ban berjalan. Setelah melalui conveyor
pendingin, biskuit dikemas dalam kemasan plastik, kemudian
dimasukkan kedalam kotak karton dan siap dikirim kegudang
penyimpanan atau ke distributor.
Jenis biskuit yang dibuat tersebut secara garis besar dpat
digolongkan sebagai “senisweet”, “cracker” dan “cookies”.
b. Proses Produksi Kembang gula
Bahan baku berupa gula, glukosa, minyak nabati, susu dan
lain-lain dicampur dan dimasak melalui “cooker”. Adonan yang
dihasilkan dimasukkan ke dalam masin pembentuk yang
menghasilkan kembang gula dalam berbagai bentuk.
Setelah melalui cooling tunnel dilakukan pembungkusan
secara individu dan kemudian dikemas dalam berbagai bentuk
dan ukuran.
c. Proses Produksi Wafer
Bahan baku berupa tepung terigu, susu, telur , dan lain-lain
dicampur dan diaduk sehingga merupakan adonan “batter”.
Setelah melalui cetakan dan oven, adonan tersebut menjadi
lembaran lembaran wafer, kemudian diberi lapisan cream,
dilakukan berlapis lapis, setelah dipotong dilakukan pengemasan.
Untuk jenis wafer coating chocolate setelah dipotong dilapisi
coklat cair, baru kemudian dikemas.
d. Proses Produksi Coklat
Bahan baku berupa gula, cairan kakao, bubuk coklat, susu dan
lain-lain decampur dan diperhalus pertikel pertikelnya melalui
refiner sehingga berupa bubuk yang halus. Melalui proses
pengadukan yang intensif (counching) bubuk halus tersebut
berubah manjadi cairan coklat yang siap dicetak dan kemudian
dikemas.
e. Proses Produksi Kopi
Bahan baku berupa biji kopi dibersihkan,kemudian di
grading untuk memisahkan biji kopi tersebut sesuai dengan
ukurannya. Biji kopi ini di roasting dengan temperatur tertentu
sesuai dengan jenis dan besarnya ukuran biji sehingga didapat
hasil yang baik aromanya. Kemudian dicampurkan dalam mixer,
baru digiling menjadi berjenis jenis bubuk kopi. Bubuk kopi ini di
campur dengan bahan baku lainnya seperti gula, susu, atau
creamer, dan dibungkus sesuai dengan kemasan yang akan
diproduksi.
f. Proses Produksi Cereal
Berbagai jenis cereal melewati mesin dryer untuk
menjalani proses pengeringan dengan spesifikasi tertentu. Setelah
itu masing masing jenis cereal tersebut melewati proses grinding
agar dihasilkan bubuk yang lebih halus dan siap dicampur dengan
bahan lainnya.
Bahan bahan ceral tersebut dan bahan baku lainnya
seperti susu, creamer, gula, atau coklat bubuk, kacang hijau, jahe,
vanilla dan sejenisnya, menjalani proses mixing sehingga menjadi
homogen, kemudian dibungkus sesuai dengan jenis kemasannya.
2. PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY
Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak tahub 196an oleh
Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), Pt Ultrajaya Milk Industri dan
Tranding Company Tbk (perseroan) dari tahun ke tahun terus
berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang
terkemuka di bidang industri makanan dan minuman di indonesia.
Pada periode awal pendirian, perseroan hanya memproduksi
produk susu yang pengolahannya dilakukan secara sederhana. Pada
pertengahan tanun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan
teknologi pengolahan secara UHT (Ultra High Temperatur) dan
teknologi pengemasan dengan kemasan karton aseptik (Aseptic
Packanging Material).
Pada tahun 1975 perseroan mulai memproduksi secara komersial
produk menuman susu cair UHT dengan merk degang “Ultra Milk”,
tahun 1978 memproduksi minuman sari buah UHT dengan merk
dagang “Buavita”, dan tahun 1981 memproduksi minuman teh UHT
dengan merk dagang “Teh kotak”. Sampai saat ini perseroan telah
memproduksi lebih dari 60 macam jenis produk menuman UHT dan
terus berusaha untuk senantiasa memenuhi kebutuhan dan selera
konsumennya
Pada tahun 1981 perseroan menandatangani perjanjian lisensi
dengan Kraft General Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan
memasarkan produk-produk keju dengan merk dagang “Kraft”. Pada
tahun 1994 kerjasama ini ditinggalkan dengan mendirikan perusahaan
patungan: PT Kraft Ultrajaya Indonesia, yang 30% sahamnya dimiliki
oleh Perseroan. Perseroan juga ditunjuk sebagai exclusive distributor
untuk memasarkan produk yang dihasilkan oleh PT Kraft Ultrajaya
Indonesia. Sejak tahun 2002 untuk bisa berkonsentrasi dalam
memasarkan produk sendiri perseroan tidak lagi bertindak sebagai
distributor dari PT Kraft Utrajaya Indonesia.
Pada bulan juli 1990 perseroan melakukan penawaran perdana
saham-sahamnya kepada masyarakat (Initial Public Offering = IPO).
Pada tahun 1994 perseroan melakukan ekspansi usaha dengan
memasuki bidang industri susu kental manis, dan di tahun 1995 mulai
memproduksi susu bubuk.
Sejak tahun 2000 perseroan melalukan kerjasama produksi (toll
packing) dengan Pt Sanghiang Perkasa yang menerima linsensi dari
Morinaga Milk Industry Co, Ltd, untuk memproduksi dan mengemes
produksi-produksi susu bubuk untuk bayi. pada tahun 2008 perseroan
telah menjual merk dagang “Buavita” dan “Go-Go” kepada Pt Unilever
Indonesia, dan mengadakan perjanjian Produksi (Manufacturing
Agreement) untuk memproduksi dan mengemas minuman UHT
dengan merk dagang Buavita dan Go-Go. Perseroan telah 3 kali
melakukan penawaran umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) atau Right Issue, yaitu pada tahun 1994, tahun
1999, dan tahun 2004. Perseroan juga telah 2 kali melakukan
pemecatan nilai nominal saham (stock split) yaitu pada tahun 2000
dengan rasio 1: 5, dan tahun 2017 dengan rasio 1 : 4.
1. Visi PT Ultrajaya Milk
Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik
dan terbesar di indonesia, dengan senantiasa mengutamakan
kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan para
pemegang saham dan mitra kerja perusahaan.
2. Misi PT Ultrajaya Milk
Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk
senantiasa berorientasi kepada pasar/ konsumen, dan kepekaan
serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan, yang
dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah
sebagai wujud pertanggung- jawaban kepada para pemegang saham.
3. Bidang Usaha
Kegiatan usaha utama Perseroan, berdasarkan Anggaran Dasar
Perseroan yang terakhir, adalah bidang industri makanan dan
minuman, dan bidang perdagangan.
Dikelompok minuman perseroan memproduksi rupa-rupa jenis
minuman seperti susu cair, minuman teh, minuman untuk kesehatan
dan minuman tradisiona. Perseroan memiliki mesin-mesin
pengolahan untuk mesing-masing jenis produk minuman tersebut.
Pengolahan dilakukan dengan menggunakan teknologi UHT (Ultra
High Temperatur), yaitu proses pemanasan dengan suhu 140oC
dalam waktu 3-4 detik. Dengan teknologi pengolahan UHT ini maka
produk-produk minuman itu menjadi steril karena seluruh bakteri-
bakteri yang ada, baik bakteri yang menimbulkan penyakit maupun
bakteri yang merusak minuman, menjadi terbunuh. Di sisi lain, proses
UHT ini tidak akan merusak atau mengurangi secara berlebihan
nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalam minuman.
Selanjutnya produk minuman yang sudah steril ini dikemas dalam
kemasan karton aseptikyang steril (Aseptic Packaging Material),
sehingga produk minuman tersebut bisa tahan lama tanpa harus
menambahkan bahan pengawet. Perseroan memiliki mesin kemasan
dengan volume 125 ml, 200ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml.
Tabel 3.2
Produk – Produk
Yang Dihasilkan Perseroan
Produk Merk Dagang Rasa
Susu Cair
Ultra Milk
Ultra Mimi
Low Fat Hi Cal
Full Cream
Mocca
Full Cream
Vanilla
Coklat
Murni
The
Teh Kotak
Melati
Blackcurrant
Minuman Kesehatan Sari Asam Murni Asam
Minuman lainnya Sari Kacang Ijo
Coco Pandan
Drink
Kacang Hijau
Coco Pandan
Susu Bubuk Morinaga Rupa – rupa
Susu Kental Manis Cap Sapi
Golden Choice
Ultra Milk
Creamer
Creamer
Full Cream
C. Hasil Penelitian
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio (Rasio lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar
(current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current ratio
yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor
jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansial jangka
pendeknya. Akan tetapi current ratioyang tinggi akan berpengaruh
negatif terhadap kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena
akan sebagai modal kerja tidak berputar atau mengalami
pengangguran.
Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan Makanan dan
Minuman Tahun 2015
a) PT Mayorah Indah Tbk
Current ratio
x 100%
x 100% =155,550
b) PT Ultrajaya Milk Industry
Current ratio
x 100%
x 100% = 3.745477
Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
Current ratio
x 100%
=
x 100%= 362421
b) PT Ulrajaya Milk Industry
Current ratio
x 100%
=
x 100% = 4,834632
Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
Current ratio
x 100%
=
x 100% = 297656
b) PT Ulrajaya Milk Industry
Current ratio
x 100%
=
x 100% = 4,19191
Perhitungan Current Ratio (CR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
Current ratio
x 100%
=
x 100% =25,18144
b) PT Ulrajaya Milk Industry
Current ratio
x 100%
=
x 100%= 427142
b. Quick Rasio (Rasio Cepat)
Alat ukur yang lebih akurat untuk mengukur tingkat likuiditas
perusahaan adalah Quick Rasio. Rasio ini merupakan
perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persedian
dengan jumlah hutang lancar. Quick Rasio menfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas,
surat-surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang
lancar atau hutang jangka pendek.
Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan
Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
Quick rasio
=7,504901
b) PT Ultarjaya Milk Industry
Quick rasio
=3,609754
Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan
Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
Quick rasio
= -240741
b) PT Ultarjaya Milk Industry
Quick rasio
=4,716652
Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan
Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
Quick rasio
=246757
b) PT Ultarjaya Milk Industry
Quick rasio
=4,093791
Perhitungan Quick Rasio (QR) Perusahaan Makanan dan
Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
Quick rasio
=17,867799
b) PT Ultarjaya Milk Industry
Quick rasio
=427142
Tabel 3.3
Rasio Likuiditas Perusahaan makanan dan minuman periode 2015-2018
2. Rasio Aktivitas
a. Fixed Assed Turn Over
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu
periode. Atau dengan kata lain, untuk mengukur apakah
Tahun
Current Ratio
Quick Rasio
MYOR
ULTJ
MYOR
ULTJ
2015 1,55 3,75 7,50 3,60
2016 3,62 4,84 -24,07 4,71
2017 29,76 4,19 24,67 4,09
2018 25,18 4,39 17,86 4,27
perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap
sepenuhnya atau belum (kasmir, 3013: 172).
Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
FATO
=
= 8,404290
b) PT Ultrajaya Milk Industry
FATO
=
= 5764349
Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
FATO
=
= 8,640654
b) PT Ultrajaya Milk Industry
FATO
=
= 62,177244
Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
FATO
=
=11,404721
b) PT Ultrajaya Milk Industry
FATO
=
= 0,060739
Perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
FATO
=
= 7,178085
b) PT Ultrajaya Milk Industry
FATO
=
= 0,060739
b. Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)
Total assets turnover (TATO) mengukur perputaran dari aset
yang dimiliki perusahaan. total assets turnover dihutung dari
pembagian antara penjualan dengan toral asetnya.
Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
TATO
=
= 1,306453
b) PT Ultrajaya Milk Industry
TATO
=
= 1,241225
Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
TATO
=
= 1,420009
b) PT Ultrajaya Milk Industry
TATO
=
= 1,105394
Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
TATO
=
= 1,395607
b) PT Ultrajaya Milk Industry
TATO
=
= 0,940739
Perhitungan Total Asset Turn Over (TATO) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
TATO
=
= 1,367735
b) PT Ultrajaya Milk Industry
TATO
=
= 0,985062
Tabel 3.4
Rasio Aktivitas Perusahaan Makanan dan Minuman periode 2015-2018
3. Rasio Profitabilitas
a. Net Profit Margin
Net Profit Margin (marjin laba bersih) merupakam keuntungan
penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak
Tahun
FATO
TATO
MYOR
ULTJ
MYOR
ULTJ
2015 8,40 57,64 1,30 1,24
2016 8,64 62,17 1,42 1,10
2017 11,40 0,06 1,39 0,94
2018 7,17 68,00 1,36 0,98
penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba
bersih setelah pajak dengan penjualan.
Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
NPM
x100%
x100% = 0,084368
b) PT Ultrajaya Milk Industry
NPM
x100%
x100% = 0,119301
Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
NPM
x100%
x100% = 0,075677
b) PT Ultrajaya Milk Industry
NPM
x100%
x100% = 0,149359
Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
NPM
x100%
x100% = 0,078348
b) PT Ultrajaya Milk Industry
NPM
x100%
x100% = 0,142357
Perhitungan Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
NPM
x100%
x100% =0,073166
b) PT Ultrajaya Milk Industry
NPM
x100%
x100% = 0,128331
b. Return On Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan rasio untuk menunjukkan
seberapa jauh aset perusahaan digunakan secara efektif
untuk menghasilkan laba. ROA di dapatkan dari membagi laba
bersih dengan total aset kemudian di kali 100%. Rasio ini
merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan khususnya menyangkut profitabilitas
perusahaan. semakin tinggi ROA menunjukkan perusahaan
semakin efektif menghasilkan laba bersih atas aset yang
dimiliki perusahaan.
Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,110223
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,153164
Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,107462
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,165100
Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,109343
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,133921
Perhitungan Return On Asset (ROA) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,100071
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROA
x 100%
=
x 100% = 0,126414
c. Return On Equity
Return on equity merupakan rasio untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal
sendiri yang dimiliki. ROE didapatkan dari membagi laba
bersih dengan model sendiri kemudian di kali 100%. Rasio ini
merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas
perusahaan. semakin ROE menunjukkan perusahaan memiliki
kemampuan yang baik dalam penghasilkan laba.
Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
ROE
x 100%
x 100% = 0,240686
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROE
x 100%
x 100% = 0,193815
Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
ROE
x 100%
x 100% = 0,221164
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROE
x 100%
x 100% = 0,200587
Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
ROE
x 100%
x 100% = 0,221767
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROE
x 100%
x 100% = 0,165046
Perhitungan Return on Equity (ROE) Perusahaan Makanan
dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
ROE
x 100%
x 100% = 0,206078
b) PT Ultrajaya Milk Industry
ROE
x 100%
x 100% = 0,147089
Tabel 3.5
Rasio Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman 2015-2018
Tahun
NPM ROA ROE
MYOR ULTJ MYOR ULTJ MYOR ULTJ
2015 0,08 0,11 0,11 0,15 0,24 0,19
2016 0,07 0,14 0,10 0,16 0,22 0,20
2017 0,07 0,14 0,10 0,13 0,22 0,16
2018 0,07 0,12 0,10 0,12 0,20 0,14
4. Rasio Solvabilitas
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah hutang
yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri
yang diberikan oleh pemilik perusahaan. debt to equity rasio
sebagai ujuran yang dipakai dalam menganalisis laporan
keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang
tersedia untuk kreditor. Investor tidak hanya berorientasi
terhadap laba, namun memperhitungkan tingkat risiko yang
dimiliki oleh perusahaan, apabila investor memutuskan
menginvestasikan modal yang dimilikinya di perusahaan
tersebut. Tingkat risiko perusahaan dapat tercermin dari debt
to equity ratio yang menunjukkan seberapa besar modal
sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban perusahaan. kewajiban berupa hutang
jangka panjang dan hutang jangka pendek. Semakin tinggi
hutang yang dimiliki perusahaan, maka semakin berisiko
perusahaan tersebut, sebaliknya semakin renda tingkat
pengambilan hutangnya maka risiko perusahaan juga semakin
rendah. Adapun DER dihitung dengan membagi total hutang
dengan total modal.
Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
DER
x 100%
x 100% = 1,183617
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DER
x 100%
x 100% =
Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
DER
x 100%
x 100% = 1,062552
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DER
x 100%
x 100% = 0,214937
Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
DER
x 100%
x 100% = 1,028167
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DER
x 100%
x 100% = 0,232416
Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
DER
x 100%
x 100% = 1,059305
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DER
x 100%
x 100% = 0,163543
b. Debt to Asset Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan
yang dibiayai oleh kreditur. Tingkat pendapatan perusahaan
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan akan
saham dimana hal tersebut juga akan mempengaruhi nilai
perusahaan dan investor tidak hanya berharap laba, namun
memperhitungkan tingkat pendapatan yang akan diterima
perusahaan. tingkat pendapatan perusahaan dapat
mempengaruhi tingkat rendahnya permintaan akan saham
dimana hal tersebut juga akan mempengaruhi nilai
perusahaan. DAR dapat digunakan para calon investor
sebagai dasar untuk menanamkan investasinya ke dalam
perusahaan karena menggambarkan total aset yang dapat
menggambarkan tingkat pengembalian yang akan diterima
perusahaan. sehingga perusahaan perlu dipahami pada titik
mana yang dianggap aman untuk peminjaman. Titik anam
adalah jika penjaman itu maksimal adalah 40% dari jumlah
nilai aset. Semakin kecil DAR maka semakin sedikit pula aset
perusahaan yang di biaya oleh hutang.
Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2015
a) PT Mayora Indah Tbk
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,542044
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,639693
Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2016
a) PT Mayora Indah Tbk
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,515163
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,719687
Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2017
a) PT Mayora Indah Tbk
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,506944
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,731956
Perhitungan Debt to Asset Ratio (DAR) Perusahaan
Makanan dan Minuman Tahun 2018
a) PT Mayora Indah Tbk
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,514399
b) PT Ultrajaya Milk Industry
DAR
x 100%
=
x 100% = 0,537400
Tabel 3.6
Rasio Solvabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman periode 2015-2018
Tahun
DER
DAR
MYOR
ULTJ
MYOR
ULTJ
2015 1,18
0,26
0,54
0,63
2016 1,06
0,21
0,51
0,71
2017 1,02
0,23
0,50
0,73
2018 1,05
0,16
0,51
0,53
Tabel 3.7
Kinerja Keuangan
Maen
Keterangan
Current Ratio
Mayora
15,027
Terdapat Perbedaan Signifikan
Ultrajaya
4,292
Quick Ratio
Mayora
6,49
Tidak Terdapat
Perbedaan Signifikan
Ultrajaya
4,167
FATO
Mayora
8,902
Terdapat Perbedaan
Signifikan
Ultrajaya
46,967
TATO
Mayora
1,367
Tidak Terdapat
Perbedaan Signifikan
Ultrajaya
1,065
NPM
Mayora
0,072
Tidak Terdapat
Perbedaan Signifikan Ultrajaya
0,127
ROA
Mayora
0,102
Tidak Terdapat
Perbedaan Signifikan Ultrajaya
0,142
ROE
Mayora
0,22
Terdapat Perbedaan
Signifikan Ultrajaya
0,172
DER
Mayora 0,077
Tidak Terdapat
Perbedaan Signifikan
Ultrajaya 0,215
DAR
Mayora 0,515
Terdapat Perbedaan
Signifikan Ultrajaya 0,65
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Kinerja keuangan
Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapain
keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah
dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan
bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan - aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar.
Hasil penelitian yang didapatkan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kinerja keuangan
a. Current Ratio
Rata – rata CR seluruh perusahaan makanan dan minuman
sampel dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun
2015 rata-rata CR 2,65, pada tahun 2016 rata-rata CR
mengalami peningkatan sebesar 4,23, pada tahun 2017 CR
kembali mengalami peningkatan sebesar 16,97 kemudian
pada tahun 2018 rata-rata CR kembali mengalami penurunan
sebesar 14,78.
Hal ini memberikan indikasi yang kurang bagus karena
sebagaimana yang peneliti ketahui bahwa sebagian besar
dana yang dikelola oleh perusahaan adalah nada pihak ketiga
secara akuntansi dianggab sebagai liabilitasi (hutang) dan
sebagaimana yang kita ketahui dalam perbankan, semakin
besar modal pihak ketiga yang bank kelola maka kemungkinan
untuk mendapatkan laba semakin tinggi.
b. Quick Rasio
Rata-rata QR seluruh perusahan makanan dan minuman dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar
5,55, pada tahun 2016 rata-rata QR meningkat menjadi 14,39,
pada tahun 2017 rata-rata QR kembali mengalami penurunan
menjadi 14,38, kemudian pada tahun 2018 rata-rata QR
kembali mengalami penurunan menjadi 11,06. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati
dalam mengelola aset yang di biayai oleh utang.
c. Fixed Assets Turn Over
Rata FATO seluruh perusahan makanan dan minuman dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar
33,02, pada tahun 2016 rata-rata FATO meningkat menjadi
35,40, pada tahun 2017 rata-rata FATO kembali mengalami
penurunan menjadi 5,73, kemudian pada tahun 2018 rata-rata
FATO kembali mengalami peningkatan menjadi 37,58. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih berhati-hati
dalam mengelola aset karena dengan ini perusahaan dapat
mengetahui apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja yang
lebih baik atau lebih buruk.
d. Total Assets Turn Over
Rata-rata TATO seluruh perusahan makanan dan minuman
dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015
sebesar 1,24, pada tahun 2016 rata-rata TATO meningkat
menjadi 1,26, pada tahun 2017 rata-rata TATO kembali
mengalami penurunan menjadi 1.16, kemudian pada tahun
2018 rata-rata TATO kembali mengalami peningkatan menjadi
1,17. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih
berhati-hati dalam mengelola aset karena dengan ini
perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dari total aset dengan
membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata.
e. Net Profit Margin
Rata-rata NPM seluruh perusahan makanan dan minuman
dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015
sebesar 0,09, pada tahun 2016 rata-rata NPM meningkat
menjadi 0,10, pada tahun 2017 rata-rata NPM kembali
mengalami peningkatan menjadi 0,10, kemudian pada tahun
2018 rata-rata NPM kembali mengalami penurunan menjadi
0,09. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan harus lebih
berhati-hati dalam mengelola aset karena dengan ini
perusahaan dapat membandingkan total jumlah laba bersih
dengan total jumlah pendapatan perusahaan.
f. Return on Asset
Rata-rata ROA seluruh perusahan makanan dan minuman dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar
0,13, pada tahun 2016 rata-rata ROA tidak mengalami
perubahan yaitu tetap dengan 0,13, pada tahun 2017 rata-rata
ROA kembali mengalami penurunan menjadi 0,11, kemudian
pada tahun 2018 rata-rata ROA kembali tidak mengaami
perubahan yaitu 0,11. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan harus lebih berhati-hati karena dengan rasio ini
perusahaan dapat mengukur seberapa efisien suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan
laba selama suatu periode.
g. Return on Equity
Rata-rata ROE seluruh perusahan makanan dan minuman dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar
0,21, pada tahun 2016 rata-rata ROE tidak mengalami
perubahan yaitu tetap dengan 0,21, pada tahun 2017 rata-rata
ROE kembali mengalami penurunan menjadi 0,19, kemudian
pada tahun 2018 rata-rata ROE kembali mengalami
penurunan yaitu 0,17. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan harus lebih berhati-hati karena dengan rasio ini
perusahaan dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari investor pemegang saham dari
perusahaan tersebut.
h. Debt to Equity Ratio
Rata-rata DER seluruh perusahan makanan dan minuman dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar
0,72, pada tahun 2016 rata-rata DER mengalami penurunan
yaitu 0,63, pada tahun 2017 rata-rata DER kembali mengalami
penurunan menjadi 0,62, kemudian pada tahun 2018 rata-rata
DER kembali mengalami penurunan yaitu 0,61. Hal ini dinilai
baik karena semakin kecil DER maka semakin kecil pula
persentase hutang dalam biaya perusahaan.
i. Debt to Assets Rasio
Rata-rata DAR seluruh perusahan makanan dan minuman dari
tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 sebesar
0,58, pada tahun 2016 rata-rata DAR mengalami peningkatan
yaitu 0,61, pada tahun 2017 rata-rata DAR kembali mengalami
peningkatan menjadi 0,62, kemudian pada tahun 2018 rata-
rata DAR kembali mengalami penurunan yaitu 0,53. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan harus berhati-hati dalam
mengelola asetnya karena samakin besar jumlah aset yang
dibiayai oleh hutang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil kesimpulan sabagai berikut:
1. Berdasarkan Analisis Rasio Likuiditas
Dari hasil analisis rasio likuiditas pada kedua perusahaan terdapat
terjadinya pergerakan naik turun yang disebabkan oleh meningkatnya
utang lancar yang di ikuti dengan adanya peningkatan maupun
penurunan jumlah aktiva lancar, serta perubahan tingkat persedian.
Dengan bagitu dapat diambil kesimpulan bahwa Rasio lancar (CR) PT.
Mayora Indah Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry memiliki data time
series lebih dari 200% dan Quick Ratio (QR) lebih dari 100% artinya
kedua perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang baik. Hal tersebut
didasari karena CR berada diatas data time series sebagai tolak ukurnya.
Sedangkan pada hasil perhitungan Quick Ratio (CR) pada periode 2015 –
2018 juga dikatakan baik karena diatas data time series hal tersebut
sesuai dengan pendapat Munawir (2002:94) yang menyatakan bahwa
rasio lancar yang baik adalah 2:1 atau 200% sedangkan untuk rasio cepat
yang baik adalah 1:1 atau 100%.
2. Berdasarkan Analisis Rasio Aktivitas
Hasil analisis rasio aktivitas pada PT. Mayora Indah Tbk dan PT.
Ultrajaya Milk Industry pada periode 2015-2018 memperlihatkan hasil
perhitungan Fixed Asset Turn Over (FATO) kedua perusahaan
mempunyai perputaran aktiva perusahaan dalam menghasilkan tingkat
penjualan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Sedangkan umur
piutang lebih baik PT. Ultrajaya Milk Industry dari pada PT.Mayora Indah
Tbk, karena umur piutang PT. Ultrajaya Milk Industry lebih cepat.
3. Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas
Hasil analisis rasio profitabilitas pada PT. Mayora Indah Tbk dan
PT.ultrajaya Milk Industry pada tahun 2015-2018 memperlihatkan adanya
kenaikan dan penurunan tiap tahunnya. Pada kedua perusahaan memiliki
hasil perhitungan Net Profit Margin (NPM) lebih dari 5% dan Return On
Asset (ROA) lebih dari 5%, dengan hal ini dapat ambil kesimpulan bahwa
kinerja keuangan dalam perusahaan memiliki tingkat tinggi yang baik.
Namun hasil perhitungan dari rasio Return on Equity (ROE) kedua
perusahaan lebih dari data time series yang ditetapkan yaitu 29%,
sehingga menunjukkan kalau kinerja perusahaan masih kurang baik. Hasl
tersebut di dukung oleh pendapat Hanafi dan Halim (2007:83-84) yang
menyatakan bahwa Net Profit Margin (NPM) dapat dikatakan baik apabila
rasio tersebut lebih dari 5%, Return On Asset (ROA) dapat dikatakan baik
apabila rasio tersebut lebih dari 5%, dan Raturn on Equity (ROE) dapat
dikatakan baik apabila rasio tersebut berkisar antara 20% - 40%.
4. Berdasarkan Analisis Rasio Solvabilitas
Sesuai hasil analisis kedua perusahaan dapat diambil kesimpulan bahwa
pergerakan naik turun nilai rasio solvabilitas disebabkan oleh adanya
kenaikan total aset, total utang, serta total modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. dari hasil perhitungan menggunakan Debt to Total Aseet
kedua perusahaan berada di bawah data time series yang ditetapkan
yaitu 100%, maka perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik.
Sedangkan perhitungan Debt to Equity PT. Mayora Indah Tbk,
perusahaan memiliki nilai melebihi data time series yang di tetapkan yaitu
100%, maka dapat dikatakan kinerja dalam peruahaan masih kurang
baik. Sedangkan PT. Ultrajaya Milk Industry memiliki rasio DER lebih dari
100%, maka perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik. Hal
bersebut sesuai dengan pendapat Hanafi (2008:41) yang menyatakan
bahwa Debt to total asset (DAR) dan Debt to equity (DER) dapat
dikatakan baik apabila rasio tersebut kurang dari 100%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti dapat memberikan
saran bahwa:
1. Sebaiknya kedua perusahaan makanan dan minuman tersebut
memperluas cabang agar bisa dapat [enjualan yang lebih banyak lagi
dan perusahaan makanan dan minuman hendaknya memperhatikan
terus kinerjanya sehingga dapat meningkatkan laba yang dihasilkan.
2. Berdasarkan tujuan perusahaan dalam mensejahterakan masyarakat
maka sangat penting melakukan analisis laporan keuangan, karena
dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang bersangkutan,
sehingga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang berkaitan
dengan kinerja keuangan dapat di evaluasi. Hal itu dimaksudkan agar
perusahaan senantiasa tetap bertahan dan berkembang dalam
menjalankan kegiatan usahanya demi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat umum.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel rasio
keuangan, sehingga dapat menggambarkan aspek-aspek kinerja
keuangan yang penting sacara keseluruhan, atau menggunakan
metode analisis kinerja keuangan yang lain seperti penggunaan EVA
dan MVA, sehingga dapat memberikan alternatif yang berbeda di
dalam membandingkan kinerja keuangan antara PT. Mayora Indah
Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industry.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, N. B. (2017). Kinerja Keuangan sebelum dan sesudah IPO dan
Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan. E-jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udaya.
Anthony, R. N. (2005). Managemen Control System sistem Pengendalian
Manajemen . Jakarta: Salemba empat.
Ariani, D. W. (2009). Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ayunda, R. (2014). Analisis Perbandingan inerja Keuangan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi , Vol. 3 No.11 .
Harapan, S. S. (2008). Analisis Krisis Laporan Keuangan. Jakarta:: Rajawali
...........Pers.
Hasan, I. (2009). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksa.
J. Fred, E. (2004). Dasar dasar Manajemen Keuangan Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga.
Janna, M. (2011). Ekslorasi Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kasmar. (2013). Analisis Laporan Keuangan PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Keown, A. J. (1999). Dasar-Dasar Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: Grafindo.
Kuncoro, M. (2009). Pengantar Manajemen Keuangan . Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Muktiada, N. D. (2008). Analisis Rasio Likuiditas Untuk Mengatur Kemampuan
Perusahaan Membiayai Sktiva Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggading
Vol. 8 No.1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan.
Muktiadji, N. d. (2008). Analisis Rasio Likuiditas untuk Mengukur Kemampuan
Perusahaan Dalam Membiayai Aktivitas.
Prastowo, D. d. (2008). Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarta: UPP. STIM.
YKPN.
Sugiyono. (2013: 96). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono,2015:117.”MetodePenelitian”.http://digilib.unila.ac.id/10355/16/
.BAB%20III.pdf
Sugiyono,2015:118.”MetodePenelitian”.http://digilib.unila.ac.id/10355/16/
BAB%20III.pdf.
Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik NonParametrik. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sawir, A. (2003). Analisis Keuangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Soemarsono, S. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Saleman Empat.
Srimindari, C. (2004). Kinerja Perusahaan. Fokus Ekonomu.
BIOGRAFI PENULIS
NurQalbi panggilan Qalbi lahir di Belajen
pada tanggal 29 Mei 1996, Kecamatan
Alla Kabupaten Enrekang merupakan
anak ke 2 dari 8 bersaudara, dari
pasangan suami istri Bapak Syafruddin
dan Ibu Hermin Tera. Peneliti sekarang
bertempat tinggal di BTN Bumi Somba Opu Macanda, Kabupaten
Gowa Sulawesi Selatan.
Pendidikan yang telah di tempuh oleh peneliti yaitu TK Pertiwi Belajen
lulus tahun 2004, SD Negeri 176 Belajen lulus tahun 2009, SMP
Negeri 1 Alla Belajen lulus tahun 2012, SMA Muhammadiyah Belajen
lulus tahun 2015. Dan mulai tahun 2015 mengikuti Program S1
Manajemen Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai
dengan sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih
terdaftar sebagai mahasiswa Program Manajemen Kampus
Universitas Muhammadiyah Makassar.