SKRIPSI ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN …
Transcript of SKRIPSI ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN …
SKRIPSI
ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN MAINTENANCE ALAT-ALAT PRODUKSI PADA PRODUKSI PERAHU
PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA
ALI IMRAN
10572 04534 13
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
MAKASSAR 2017
ANALISIS IMPLEMENTASI PENGAWASAN MAINTENANCE ALAT-ALAT PRODUKSI PADA PRODUKSI PERAHU
PHINISI DI KECAMATAN BONTOBAHARI KABUPATEN BULUKUMBA
ALI IMRAN 105720453413
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
MAKASSAR 2017
iii
MOTTO
Kegagalan hanya terjadi ketika kita menyerah,
Terus berjuang dan yakin bahwa kita
akan berhasil.
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan
skripsiku ini sebagai bentuk tanggung jawab, bakti, dan ungkapan terima
kasihku kepada Kedua orang tua tercinta, Bapak dan Ibu, terima kasih
atas ketulusan, kasih sayang, dukungan, nasihat, dan doa yang
senantiasa mengiringi setiap langkah keberhasilanku.
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ali Imran
Nim : 105720453413
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Implementasi Pengawasan Maintenance Alat-alat
Produksi pada Produksi Perahu Phinisi di Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan
tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang
lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya
bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Mei 2017
Yang Membuat Pernyataan
Ali Imran
vi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ali Imran
Nim : 105720453413
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi
ini. Saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh
siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan selalu melakukan
konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh
pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Apabila perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3
dilanggar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan
aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Mei 2017 Yang Membuat Perjanjian
Ali Imran
vii
ABSTRAK
Ali Imran (2017). Analisis Implementasi Pengawasan
Maintenance Alat-alat Produksi pada Poduksi Perahu Phinisi di
Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba, di Bimbing oleh
Bapak Asdi sebagai pembimbing 1 dan Bapak M. Hidayat sebagai
pembimbing 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
implementasi pengawasan maintenance alat-alat produksi pada
pembuatan perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang sesuatu gejala dan fakta
terhadap obyek dan pada tempat penelitian sesuai dengan apa adanya
pada saat penelitian berlangsung.
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba dengan memilih 2 orang narasumber yang dianggap
refresentatif mewakili kelompoknya yang yaitu terdiri dari 1 orang pemilik
usaha perahu phinisi dan 1 orang kepala tukang mewakili
pekerja(punggawa) perahu phinisi. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, serta tehnik
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawasan terhadap
kegiatan Maintenance alat-alat produksi pada pembuatan perahu phinisi
di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba telah dilakukan sebagai
implementasi dari kegiatan pemeliharaan serta mencegah kerusakan
(preventive maintenance) dan kegiatan pemeliharaan setelah terjadi
kerusakan (corrective maintenance).
Kata Kunci :Implementasi Pengawasan Maintenance.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Implementasi Maintenance
Alat-alat Produksi pada Produksi Perahu Phinisi di Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba”. Taklupa pula penulis haturkan salam
dan shalawat kepada Nabi junjungan kita, pemberi rahmat bagi alam
semesta yaitu Baginda Rasulullah Muhammad SAW sang revolusioner
sejati yang telah membawa kita keluar dari alam gelap gulita menuju
kealam yang terang benderang seperti saat ini. Skripsi yang penulis buat
ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program
Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univrsitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam proses penulisan sampai dengan terselesaikannya skripsi
ini, tentunya banyak sekali pihak yang berkontribusi didalamnya. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak tersebut,
diantaranya:
ix
1. Bapak Dr. H. Abd.Rahman Rahim, SE., M.M selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh staf
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis beserta seluruh staf Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE., M.M selaku Ketua Jurusan
beserta seluruh dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. Idham Khalid, SE., M.M selaku penasehat akademik
penulis yang senantiasa memberikan nasehat akademik kepada
penulis
5. Bapak Drs. Asdi., M.M selaku pembimbing I serta Bapak M.
Hidayat., SE., M.M selaku pembimbing II yang dengan senang
hati meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis
dalam pemeriksaan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada informan penelitan dan semua yang turut
membantu penulis selama proses pengumpulan data
7. Untuk teman-teman, teman spesial, teman satu atap, sahabat
dan semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi
dalam menyelesaikan pendidikan.
x
8. Untuk kedua orang tua bapak dan Ibu serta saudara kandung
yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil
serta segala dukungan, motivasi dan tak pernah putus dalam
mendoakan sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.
Makassar, Mei 2017
ALI IMRAN
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
MOTTO .................................................................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... v
SURAT PERJANJIAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Operasional ................................................................... 5
iv
1. Pengertian Manajemen operasional ............................................. 5
2. Keputusan Strategis Manajemen Operasioal ............................... 6
B. Pengawasan ..................................................................................... 8
1. Pengertian Pengawasan Dan Tujuan Pengawasan ..................... 9
2. Prinsip-prinsip Pengawasan......................................................... 12
C. Pemeliharaan (Maintenance) ............................................................ 14
1. Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) ..................................... 14
2. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance) ..................................... 15
3. Tujuan Pemeliharaan (Maintenance) ........................................... 18
4. Pentingnya Pemeliharaan (Maintenance) .................................... 20
5. Tugas Dan Kegiatan Pemeliharaan (Maintenance) ...................... 22
D. Alat-alat Produksi .............................................................................. 25
1. Pengertian Dan Kategori Alat-alat Produksi ................................. 25
2. Suku Cadang Alat Produksi ......................................................... 26
E. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28
F. Kerangka Pikir ................................................................................... 30
G. Hipotesis ........................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
B. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 32
C. Jenis dan Sumber data .................................................................... 33
D. Informan Penelitian .......................................................................... 33
v
E. Metode Analisis Data ....................................................................... 34
F. Variabel dan Devinisi Operasional Variabel ...................................... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................. 32
B. Keadaan Geografis .......................................................................... 32
C. Struktur Organisasi .......................................................................... 33
D. Kegiatan Usaha ............................................................................... 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................. 43
B. Pembahasan .................................................................................... 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin ................................. 39
Tabel 2. Letak geografis menurut desa dan kelurahan ......................... 40
Tabel 3. Status pekerjaan ..................................................................... 41
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Kerang kapikir ................................................................. 24
Gambar 2. Keadaan Geografis ......................................................... 32
Gambar 3. Pengelompokan Alat-alat Produksi ................................. 32
Gambar 4. Bentuk Pengawasan ....................................................... 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Kisi-kisi instrument penelitian checklis observasi ............. 60
Lampiran 2. Pedoman dan checklist observasi ................................... 61
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen penelitian wawancara ........................ 62
Lampiran 4. Pedoman wawancara mendalam ..................................... 63
Lampiran 5. Transkip wawancara ........................................................ 64
Lampiran 6. Nama alat-alat produksi ................................................... 70
Lampiran 6. Foto Dokumentasi ............................................................ 71
Lampiran 7. Surat penelitian ............................................................... 73
Lampiran 8. Surat balasan dari tempat penelitian ............................... 74
Lampiran 9.Buku control bimbingan ...................................................... 75
Lampiran 10. Riwayat hidup .................................................................. 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat,
dan semakin maju begitupun cara-cara yang dikembangkan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan
efisien. Oleh karena itulah dikembangkan pemikiran-pemikiran dan
pengkajian-pengkajian untuk mendapatkan cara yang lebih baik guna
menghasilkan keluaran secara optimal, sehingga dapat mencapai
sasaran secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tentu saja
dengan biaya yang lebih efisien.
Untuk mencapai tujuan diatas tentunya peranan manajemen
sangat menentukan. Dengan teknik manjemen produksi yang tepat,
diharapkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dan dapat tetap terjamin kelangsungan hidupnya dan berkembang
melalui keuntungan perusahaan yang diperoleh.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan manajemen produksi,
pemeliharaan fasilitas produksi merupakan suatu fungsi dalam
perusahaan yang sangat penting disamping fungsi-fungsi lainnya
seperti produksi itu sendiri. Hal ini terjadi karena apabila kita
mempergunakan peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu
berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas
tersebut. Demikian halnya dengan perusahaan pabrik, dimana
1
2
pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar
fasilitas atau peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga
kegiatan produksinya dapat berjalan lancar (Assauri, :1998)
Pemeliharaan (maintenance) merupakan kegiatan untuk
menjaga agar alat-alat produksi dapat bekerja secara efektif dengan
mengurangi kemacetan-kemacetan sekecil apapun dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya kerusakan dan umur ekonomis suatu
mesin menjadi lebih panjang. Sedangkan reparasi merupakan kegiatan
perbaikan mesin apabila terjadi kerusakan dengan tujuan untuk
mengembalikan fungsi mesin dengan harapan dapat menghasilkan
output secara optimal. Dengan adanya kegiatan pemeliharaan alat-alat
produksi yang dilakukan oleh perusahaan secara rutin diharapkan alat-
alat produksi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Pemeliharaan yang baik tentu akan menghasilkan kerja mesin
yang baik dan sebaliknya pemeliharaan yang kurang baik tentu juga
akan menghasilkan kerja mesin yang tidak baik pula. Untuk itu
diperlukan pengawasan yang terorganisir dengan baik, Sehingga akan
menghasilkan mesin-mesin yang dapat dipakai dalam jangka waktu
yang relatif lama dan kegiatan proses produksi berjalan tanpa
hambatan karena mesin jarang terjadi kerusakan.
Dengan pemeliharaan yang baik akan menjamin bahwa alat-alat
produksi akan dapat beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari
suatu kombinasi pemeliharaan preventif yang mengantispasi daya
3
pakai mesin-mesin dan perbaikan kerusakan bila terjadi secepat
mungkin sehingga biaya, system mesin tidak produktif dan tenaga
kerja menganggur dapat diminimumkan (Assauri, : 1998)
Dalam sebuah perusahaan kerusakan alat-alat produksi sering
terjadi diakibatkan oleh faktor umur mesin, waktu operasi mesin serta
tempat penyimpanan mesin yang tidak tepat. Oleh karena itu, kegiatan
pemeliharaan alat-alat produksi dalam suatu perusahaan sangat
penting dilakukan. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka
penulis tertarik melakukan penelitian dan menuangkan dalam sebuah
skripsi dengan judul “ Analisis Implementasi Pengawasan
Maintenance Alat-alat Produksi Pada Produksi Perahu Phinisi Di
Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas maka penulis
merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
“Apakah implementasi pengawasan pemeliharaan (maintenance) alat-
alat produksi pada produksi perahu phinisi di Kec. Bontobahari Kab.
Bulukumba berjalan dengan lancar ?”
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini yaitu :
“Untuk mengetahui bagaimana implementasi pengawasan
pemeliharaan (maintenance) alat-alat produksi pada produksi perahu
phinisi di Kec. Bontobahari Kab. Bulukumba.”
4
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi manajemen dalam perumusan
pengambilan kebijakan pemeliharaan alat-alat produksi pada
produksi perahu phinisi di kecamatan bontobahari kabupaten
bulukumba.
2. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk menambah
pengetahuan bagi pekerja perahu phinisi tentang pemeliharaan
alat-alat produksi.
3. Sebagai bahan referensi atau pembanding bagi peneliti berikutnya
yang relevan dengan penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
A. Manajemen Operasional
1. Pengertian Manajemen Operasional
Hampir di seluruh belahan dunia ini, pada setiap harinya
organisasi-organisasi bisnis menghasilkan banyak produk dan jasa
dalam berbagai bentuk, macam dan jenis. Proses menghasilkan
banyak produk dan jasa ini pastinya selalu membutuhkan teknik
dan juga metode tertentu agar setiap proses produksi dapat
berjalan secara efisien dan efektif.
Disiplin ilmu yang mempelajari tentang segala macam dan
bentuk hal mengenai proses produksi ini dikenal dengan
namamanajemen operasional. Berikut terdapat pengertian (teori
dan konsep) dari manajemen operasional menurut para ahli, yakni
sebagai berikut :
Menurut pendapat Heizer dan Render(2011:4) yang
mengatakan bahwa definisi “manajemen Operasi (Operations
Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai
dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi
output”.
Sedangkanmenurut Handoko (1999:3) yang menguraikan
arti manajemen produksi dan operasional adalah usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan :
5
6
a) Sumberdaya-sumberdaya atau yang sering disebut dengan
faktor-faktor produksi
b) Tenaga kerja
c) Mesin-mesin
d) Peralatan
e) Bahan mentah dan sebagainyadalam proses transformasi
bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau
jasa.
Dari penadapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen operasional adalah serangakaian aktivitas sumber
daya, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, dan bahan mentah
dengan mengubah input menjadi output
2. Keputusan Strategis Manajemen Operasional
Ilmu manajemen operasional merupakan bidang ilmu yang
mencakup banyak hal dalam berbagai aspek.
Menurut Heizer dan Render (2011 : 9)yang menyebutkan
bahwa terdapat sepuluh keputusan strategis yang berkaitan dengan
manajemen operasional. Kesepuluh keputusan strategis yang di
tersebut adalah yakni sebagai berikut :
a. Perancangan produk dan jasa
Perancangan barang dan jasa menetapkan sebagian besar
proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya,
7
kualitas dan sumberdaya manusia bergantung pada keputusan
perancangan.
b. Pengelolaan kualitas
Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan,
peraturan dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta
mencapai standar kualitas tersebut.
c. Perancangan proses dan kapasitas
Keputusan proses yang diambil membuat manajemen
mengambil komitmen dalam hal teknologi, kualitas, penggunaan
sumber daya manusia dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen
pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar
suatu perusahaan.
d. Strategi lokasi
Keputusan lokasi organisasi manufaktur dan jasa
menentukan kesuksesan perusahaan.
e. Strategi tata letak
Aliran bahan baku, kapasitas yang dibutuhkan, tingkat
karyawan, keputusan teknologi dan kebutuhan persediaan
mempengaruhi tata letak.
f. Sumberdaya manusia dan rancangan pekerjaan
Manusia merupakan bagian yang integral dan mahal dari
keseluruhan rancang sistem.Karenanya, kualitas lingkungan kerja
8
diberikan, bakat dan keahlian yang dibutuhan, dan upah yang harus
ditentukan dengan jelas.
g. Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management)
Keputusan ini menjelaskan apa yang harus dibuat dan apa
yang harus dibeli.
h. Persediaan, perencanaan, kebutuhan bahan baku, dan JIT (Just in
time)
Keputusan persediaan dapat dioptimalkan hanya jika
kepuasan pelanggan, pemasok, perencanaan produksi dan
sumberdaya manusia dipertimbangkan.
i. Penjadwalan jangka menengah dan jangka pendek
Jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan efisien harus
dikembangkan.
j. Perawatan (Maintenance)
Keputusan harus dibuat pada tingkat kehandalan dan
stabilitas yang diinginkan.
B. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen
suatu organisasi. Dimana penawasan memiliki arti sebagai suatu
proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Pengawasan
dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik
9
bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri maupun bagi para
pekerjanya.
1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan
a. Pengertian pengawasan
Pengawasan mempunyai peranan yang sangat penting
didalam organisasi, karena tidak bisa terlepas darimasalah
ketidaktertiban, penilaian, tujuan dari organisasi tersebut. Dibawah
ini beberapa pengertian tentang pengawasan diantaranya
dikemukakan oleh
Menurut Manulang (1983)menyebutkan bahwa :
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Sedangkan Soekarno (1986) menerangkan: Arti sesungguhnya dari pengendalian atau pengawasan ialah tugas untuk mencocokkan sampai dimanakah program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki".
Adapun menurut Handayaningrat (1988) adalah :
Pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.
Lebih lanjut ditegaskan oleh Handayaningrat (1988) bahwa
pengawasan harus berpedoman terhadap :
10
1) Rencana (planning) yang telah diputuskan,
2) Perintah (order) terhadap pelaksanaan pekerjaan
(performance),
3) Tujuan dan atauKebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari bebrapa defenisi diatas dapat disimpulkan pengawasan
atau pengendalian adalah suatu proses yang menentukan
tentangapa yang harus dikerjakan, agar apa yang diselenggarakan
sejalan dengan rencana, pengawasan hubungannya sangat erat
sekali dengan perencanaan.
b. Tujuan Pengawasan
Fungsi pengawasan dalam setiap organisasi adalah sangat
penting untuk menjamin terselenggaranya tugas serta fungsi
sebagaimana mestinya, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya. Adapun untuk mengkaji lebih lanjut apakah
sebenarnya yang menjadi tujuan dari pengawasan, dapat disimak
beberapa pendapat sebagai berikut, diantaranya
Menurut Soekarno(1986) yang menyatakan bahwa tujuan
pengendalian atau pengawasan adalah:
1) Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan sesuai dengan
rencana yang telah digariskan;
2) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai
dengan instruksi serta asas-asas yang telah ditetapkan;
11
3) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan
serta kekurangan-kekurangan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan pekerjaan;
4) Untuk mengetahui segala sesuatu apakah berjalan secara
efisien;
5) Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpa, kesulitan-
kesulitan, kelemahan-kelemahan atau kegagalan kearah
perbaikan.
Sedangkan Atmosudirdjo (1982)mengatakan bahwa,
Tujuan dan hakekat dari pada controlling itu adalah membuat penyelenggaraan (performace) dan hasilnya (result, finish) sesuai dengan rencana (in accordance with plans).Akan tetapi disamping itu di dalam praktek, terdapat pula pengawasan yang tujuan dan sifatnya adalah problem solving (memecahkan sesuatu masalah), misalnya : meningkatkan keamanan atau security (kalau terlampau banyak pencurian, kerusakan, gangguan, dsb), meningkatkan disiplin, meningkatkan kebersihan, meningkatkan higiene.
Adapun menurut Handayaningrat (1988), bahwa tujuan
pengawasan adalah “agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh
secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa tujuan dari pengawasan pada dasarnya adalah untuk
menjamin bahwa segala aktivitas yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan organisasi diharapkan sejalan dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya.
12
2. Prinsip-prinsip Pengawasan
Untuk memungkinkan adanya suatu system pengawasan yang
efektif dan agar pengawasan itu dapat terarah, maka perlu dipenuhi
beberapa, prinsip pengawasan sebagai berikut :
a. Obyektif dan menghasilkan fakta
Pengawasan harus bersifat obyektif dan harus dapat
menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan dan
berbagai factor yang mempengaruhinya;
b. Sesuai keputusan pimpinan
Untuk mengetahui dan menilai ada tidaknya kesalahan-
kesalahan dan penyimpangan. Pengawasan dijalankan
berdasarkan dari keputusan pimpinan, yang tercermin dalam :
1. Tujuan yang ditetapkan.
2. Rencana kerja yang telah ditentukan.
3. Kebijakan dan pedoman kerja yang telah digariskan.
4. Perintah yang telah diberikan.
5. Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
c. Preventif
Karena pengawasan pada dasarnya adalah untuk menjamin
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, yang harus efisien dan
efektif, maka pengawasan harus bersifat mencegah jangan
sampai terjadi kesalahan kesalahan, berkembangnya dan
terulangnya kesalahan-kesalahan.
13
d. Bukan tujuan tetapi sarana
Pengawasan hendaknya tidak dijadikan tujuan, tetapi sarana
untuk menjamin dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pencapaian tujuan organisasi.
e. Efisiensi
Pengawasan haruslah dilakukan secara efisien, bukan justru
menghambat efisiensi pelaksanaan pekerjaan.
f. Apa yang salah
Dalam pengawasan janganlah mencari siapa yang salah, tetapi
apa yang salah, bagaimana timbulnya sifat kesalahan itu.
g. Membimbing dan Mendidik
Manajemen merupakan pengembangan manusia dan
benda.Sebagai suatu fungsi manajemen, maka pengawasan
harus bersifat membimbing dan mendidik supaya pelaksana
atau pegawai meningkatkan kemampuannya dan dedikasinya
untuk melakukan tugas-tugas yang ditetapkan.
Dengan demikian dapat dikemukakan, bahwa pengawasan
yang baik harus menggunakan yang dapat dijadikan standar, dan
dalam usaha bawahan melaksanakan pekerjaan agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan oleh pimpinan, maka instruksi
yang diberikan harus jelas dan tegas. Dengan instruksi yang tegas,
bawahan akan dapat melaksanakan apa yang dimaksud atasan
dan bawahan tidak mempunyai keraguan dalam melaksanakan
14
tugasnya. Atas dasar inilah pengawasan dilaksanakan.Agar suatu
pengawasan dapat berjalan baik, maka mau tidak mau prinsip-
prinsip pengawasan yang telah dikemukakan itu haruslah
mendapat perhatian sebagaimana mestinya.
C. Pemeliharaan (maintenance)
1. Pengertian Pemeliharaan (maintenance)
Melalui kegiatan pemeliharaan biasanya mengurangi tingkat
kerusakan-kerusakan bagi mesin-mesin yang kan digunakan,
sehingga diharapkan operasional perusahaan dapatberjalan
dengan lancar dan terjamin serta tidak merugikan masyarakat.
Pemeliharaan secara sederhana adalah suatu kegiatan
memelihara, menjaga, mengawasi, penggantian, perbaikan pada
fasilitas (peralatan/mesin) agar operasioanal produk perusahaan
sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan tujuan
perusahaan.Maka dari itu berikut para ahli mengemukakan
pendapat tentang pemeliharaan antara lain:
Menurut Assaury (2004 : 95)
Pengertian pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas dan peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian dan penggantian yang diperlukan supaya terdapat suatu kegiatan operasiproduksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan.
. Sedangkan Menurut Rietvled (1990: 5)“Pemeliharaan adalah
merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan yang bersifat
15
industri, yaitu Perusahaan yang bersifat menarik barang, mengelola
dan mengawasinya dalam bentuk lain”.
Adapun menurut Hadi (2001 : 4)“pemeliharaan adalah suatu
kombinasi dari setiap tindakanyang dilakukan untuk menjaga suatu
barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisiyang diterima”.
Dari pengertian di atas maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa kegiatan pemeliharaan merupakan suatu hal yang sangat
penting yang dlakukan oleh badan usahaatau perusahaan dalam
memelihara dan menjaga fasilitas dan peralatan mesin-mesin
agartetap berada dalam kondisi yang baik. Jadi kegiatan
pemeliharaan sangat penting dilakukan karena menentukan
berhasil atau tidaknya suatu perusahaan untuk mencapai tujuan
usaha.Kelancaran operasional peralatan tersebut sangat
tergantung pada kemampuan manajemen dalam menjalankan
fungsi pemeliharaan.
2. Jenis-jenis Pemeliharaan (maintenance)
Dalam sebuah perusahaan kegiatan pemeliharaan
(Maintaenance) yang dilakukan terhadap mesin dan peralatan
pabrik di dalam perusahaan memerlukan suatu metode dan
prosedur yang tepat dan sesuai dengan program dan perencanaan
yang efektif, sehingga dapat menjamin pelaksanaan kegiatan
operasional berjalan dengan baik. Kegiatan pemeliharaan
16
(maintenance) yang dilakukan didalam perusahaan atau industri
dapatdibedakan secara umum atas dua macam yaitu :
1. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan
dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas
produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam
proses produksi. Manahan (2004 : 250-251)
Dalam pelaksanaannya Preventive Maintenance dalam
perusahaan dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
a) Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara rutin, contohnya selalu
mengadakan pengecekan oli dan pengisian bahan bakar.
b) Periodic Maintenance, kegiatan ini jauh lebih berat dari
kegiatan pemeliharaan rutin, hanya dapat dilakukan dengan
memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi lain.
Sebagai contoh : pembongkaran mesin dan penggantian
spare part,service (overhaul) besar maupun kecil.
2. Corrective atau Breakdown Maintenance
Corrective atau breakdown maintenance adalah suatu
kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan setelah
terjadi kerusakan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak
dapat berfungsi dengan baik.
17
Perbaikan yang dilakukan karena adanya suatu
kerusakan yang diakibatkan tidak dilakukannya preventive
maintenance dan telah sampai pada waktu tertentu pada
fasilitas peralatan yang ada. Oleh karena itu kebijaksanaan
untuk melakukan corrective maintenance saja tanpa preventive
maintenance, maka akan menimbulkan akibat-akibat yang
menghambat kegiatan produksi yang telah digunakan.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut: menurut Suyadi (2007 : 147)
a) Regular Preventive (pemeriksaan teratur), kegiatan ini
dilakukan dengan cara memeriksa setiap bagian mesin
secara periode dan berurutan sesuai dengan jadwal.
b) Major Overhaul (turun mesin), kegiatan dilakukan dengan
mengadakan pembongkaran menyeluruh dan melakukan
penggantian suku cadang sesuai denganspesifikasinya.
Keuntungan dari melakukan kegiatan pemeliharaan
overhaul adalah sebagai berikut :
1. Mudah dilakukan
2. Tidak perlu mekanik khusus
3. Penyimpangan kerja mesin atau ketidak beresan dapat
segera diketahui
4. Mencegah kerusakan secara mendadak
5. Memperpanjang usia peralatan
18
3. Tujuan Pemeliharaan (maintenance)
Dengan pemeliharaan, fasilitas/peralatan pabrik dapat
dipergunakan untuk memproduksi sesuai dengan rencana dan
tidak mengalami kerusakan.
Adapun menurut sebagai berikut Assauri (2004 : 95) Tujuan
utama dari pemeliharaan adalah:
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencanaproduksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang dapat memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang
tidak terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan
yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan
dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai
dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya maintenance serendah mungkin
dengan melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat menghindari
para pekerja.
6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi
utama lainnya dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk
mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan
19
atau return on investment yang sebaik mungkin dan total biaya
yang serendahnya.
Sebelum pemeliharaan mesin dilakukan maka perlu
diadakan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap mesin maupun
terhadap hasil produk suatumesin. Jelas bahwa produk dan jasa
harus diperiksa untuk menyingkirkan unit-unit yang bermutu
rendah. Para pemeriksa dalam departemen produksi melapor
kepada kepala pemeriksa dan melapor kepada manajer pabrik.
Sedangkan menurut Ahyari (2000 : 349)keuntungan yang
didapat dengan adanya pemeliharaan yang baik dari mesin dan
peralatan tersebut adalah :
a. Mesin dan produksi dapat digunakan jangka panjang.
b. Proses produksi akan berjakan lancar sejauh tidak ada hal-hal
lain diluarmesin dan peralatan produksi yang mengganggu.
c. Menghindari kerusakan-kerusakan berat pada mesin selama
proses produksi berjalan dengan selalu melakukan pengamatan
dan mekanisme kerja mesin.
d. Pengendalian proses dan pengendalian kualitas proses dapat
dilaksanakan dengan baik karena mesin dan peralatan dalam
keadaan baik.
20
4. Pentingnya Pemeliharaan (maintenance)
Secara umum pada sebuah instrumen harus dituntut untuk
memenuhi unjuk kerja sebagai berikut:
a. Memiliki keandalan yang tinggi
b. Memiliki ketepatan hasil pengukuran
c. Memiliki kestabilan hasil pengukuran terjamin kontinuitas
pelayanannya
Unjuk kerja tersebut diatas hanya dapat dicapai melalui program
pemeliharaan yang efektif dan terencana. Maksud dari
pemeliharaan adalah memberikan lingkungan kondusif pada
peralatan agar berfungsi layak, identifikasi bagian-bagian yang
gagal dan membuat sistem kembali berfungsi pada unjuk kerja
operasi optimum dengan memperbaiki keandalan dan manfaat
hidup. Perbaikan keandalan untuk investigasi sebenamya
diyakinkan dengan pengujian secara periodik parameter-parameter
penting dari peralatan dan mengganti bagian yang diperkirakan
rusak sebelum menyebabkan suatu kerusakan yang lebih besar.
Pemeliharaan secara umum dapat dikategorikan dalam tiga
jenis :
a. Pemeliharaan perbaikan yang mengacu pada kegiatan
perbaikan peralatan dilakukan setelah rusak.
b. Pemeliharaan pencegahan yang terdiri dari memperhatikan
harian dan memberikan suatu lingkungan kondusif untuk
21
berfungsinya peralatan. Ini dilakukan dimuka lewat pengujian
berkala dari fungsi sistem, mengatur parameter-parameter
peralatan dan memastikan kondisi kerja yang aman. Ini usaha
mencegah rusaknya peralatan selama kurun waktu operasi
rutin.
c. Pemeliharaan peramalan yang mengacu pada pengamatan
parameter sistem yang kritis (seperti tingkat derau dalam sistem
mekanik) untuk penentukan dimuka.
Syarat-syarat pemeliharaan agar kegiatan pemeliharaan
berjalan secara efisien, menurut Assaury (2004 : 97- 98) ada enam
yang harus dipenuhi dan dilaksanakan agar kegiatan pemeliharaan
tersebut tetap efisien,yaitu :
1. Data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan
antara lain : Nomor, jenis (tipe), umur dan tahun pembelian,
keadaan serta kondisinya. Pembebanan dalam operasi yang
diterapkan perjam atau perhari, bagaimana operator
menjalankan peralatan tersebut dilengkapi dengan keahliannya.
2. Planing dan scheduling yaitu perencanaan untuk menjaga waktu
jangka panjang atau jangka pendek.
3. Surat perintah (work order) yang menyatakan tentang hal-hal
tersebut sebagai berikut:
a) Apa yang harus dikerjakan
b) Siapa yang mengerjakan dan yang bertanggung jawab
22
c) Dimana dikerjakan, bahan atau alat-alat yang dibutuhkan
d) Memerlukan berapa tenaga kerja, bahan atau alat yang
dibutuhkan untukmengerjakan pekerjaan tersebut.
4. Persiapan yang cukup
5. Catatan tentang pemeliharaan yang dilakukan
6. Laporan pengawas dan analisis yaitu laporan kemajuan rentang
yang diperoleh.
Dari uaraian diatas dapatlah dikemukakan bahwa
pemeliharaan mesin itu sangatlah rumit sehingga harus memenuhi
beberapa persyaratan yang harus dilalui oleh pekerja bagian
pemeliharaan mesin, agar mesin itu dapat berjalan dengan baik
dan lancar sehingga menjadi target perusahaan akan tercapai
dengan baik, disamping itu umur dari mesin dapat lebih lama.
5. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan
Tugas dan kegiatan pemeliharaan pada hakikatnya
dilaksanakan untuk mempertahankan kondisi sistem produksi agar
tetap bisa melaksanakan operasinya secara optimal. Dan tugas ini
dapat menjadi prosedur dalam kegiatan maintenance. Dan sebelum
memasuki pada tugas-tugasnya, terlebih dahulu mengartikan
kegiatan maintenance.
23
Kegiatan pemeliharaan (maintenance)yaitu suatu usaha
untuk memelihara rehabilitas system pengoperasian pada tingkat
yang diterima dan tetap memaksimumkan laba dan meminimumkan
biaya.
Menurut Handoko (2002: 165) kegiatan pemeliharaan
(Maintenance) ini mempunyai dua kategori dua kebijakan
pokok yaitu :
1. Kebijakan yang cenderung untuk mengurangi frekuensi
kerusakan, yang dilakukan dalam hal ini antara lain:
a) Pemeliharaan preventive
b) Simplikasi operasi
c) Penggantian awal
d) Intruksi yang tepat pada operator.
2. Kebijakan yang cenderung untuk mengurangi akbat-akibat dari
pada kerusakan. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Percepatan pelaksanaan operasi (meningkatkan jumlah
tenaga kerja reparasi sehinngga menjadi cepat selesai)
b) Mempermudah tugas reparasi
c) Penyediaan alternatif selama waktu operasi.
Setelah kita mengetahui kebijakan dalam kegiatan
pemeliharaan, selanjutnya kita akan mengetahui tugas-tugas
pemeliharaan menurut Assauri (2004 : 129) yaitu :
24
1. Inspeksi (inspection)
Pada tahap ini kegiatan pemeliharaan meliputi kegiatan atau
pemeriksaan secara berkala sesuai rencana serta membuat
laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan.
2. Kegiatan tekhnik (enginering)
Kegiatan tekhnik ini meliputi percobaan atas alat-alat yang baru
dengan kegiatan ini akan terlihat kemampuan untuk melakukan
percobaan dan perbaikan bagi perusahaan dan kemajuan
peralatan.
3. Kegiatan produksi (production)
Pada tahap ini operasionalnya yaitu pelaksanaan kegiatan yang
disarankan atau disusulkan dalam kegiatan inspeksi dan
kegiatan tekhnik dalam melaksanakan kegiatan service.
4. Kegiatan Administrasi (electrical work)
Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan
mengenai biaya-biaya dalam melakukan pemeliharaan dan
pencatatan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan tersebut.
5. Pemeliharaan bangunan (house keeping)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk
menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin
kebersihannya, dan kegiatan pemeliharaan peralatan yang tidak
25
termasuk dalam kegiatan tekhnik dan produksi dari bagian
pemeliharaan
Meskipun secara tekhnis preventive maintenance penting
dan perlu dilaksanakan untuk menjamin kelancaran bekerjanya
suatu mesin atau peralatan.Namun secara praktek belum tentu
selamanya preventive maintenance yang terbaik dan perlu
diadakan setiap mesin atau peralatan. Sebab dalam
menentukan mana yang terbaik secara ekonomis harus dilihat
faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dan jumlah biaya
yang akan dikeluarkan.
D. Alat-alat Produksi
1. Pengertian dan kategori alat-alat produksi
Dalam bidang ekonomi dan sosiologi, alat-alat produksi
adalah input non-manusia dan fisik yang digunakan untuk produksi
nilai ekonomi, seperti fasilitas, mesin, alat, pendapatan infrastruktur
dan pendapatan alami.
Alat produksi meliputi dua kategori obyek utama:
a) instrumen buruh (alat, pabrik, infrastruktur, dll.)
b) subyek buruh (sumber daya alam dan bahan mentah).
Jika memakai sebuah barang, orang yang beroperasi pada
subyek buruh, menggunakan instrumen buruh, untuk membuat
26
sebuah produk; atau, dalam kata lain, buruh bertindak pada alat
produksi pembuat sebuah barang.
Dalam sebuah masyarakat agraria, alat produksi adalah
tanah dan cangkul. Dalam masyarakat industrial, alat produksi
adalah pertambangan dan pabrik, sedangkan dalam ekonomi
pengetahuan, alat produksi adalah kantor dan komputer.
2. Suku cadang alat-alat produksi
Suku cadang merupakan bagian utama dalam sebuah
pemeliharaan. Setiap kegiatan pemeliharaan pasti akan
membutuhkan suku cadang sebagai komponen pengganti
darikomponen yang ada dianggap rusak. Suku cadang itu sendiri
terbagi atas dua bagian yaitu: Yamit.(2003:194).
1. Fast Moving Part
Yaitu komponen yang sifatnya sangat cepat perputarannya
dalam penggunaan sebagai contoh bola lampu,oli, dan
sebagainya.
2. Non-Fast Moving Part
Yaitu komponen yang sifat perputarannya tergolong lebih
lambat (tingkat kerusakan/kebutuhannya) sebagai contoh pintu,
chasis, bangku dan lain sebagainya.
Kedua kategori diatas sangat berpengaruh akan jumlah
ketersediaanya dilapangan serta berpengaruh terhadap harga
pembelian. Fast Moving Part relative lebih banyak dipasaran
27
dan harganya relative lebih murah.Sehingga komponen ini
sangat mudah ditemukan dan dihadapkan.Sedangkan Non-Fast
Moving Part relative lebih sdikit dipasar dan harganya lebih
mahal. Pentingnya keberadaan suku cadang menjadi salah satu
factor yang menentukan keberhasilan proses pemeliharaan.
Suku cadang sendiri bersifat faktoristandar atau standar pabrik
sehingga sulit untuk diadaptasikan begitu saja tanpa ada
perhitungan ketahanan yang akurat.
Ada beberapa komponen yang sifatnya standar umum
seperti baut, engsel dan lain-lain, namun juga banyak yang
berstandar khusus sesuai dengan spesifikasi alat-alat tersebut
sesuai dengan jenisnya.
Komponen juga merupakan perwakilan dari ketahanan
operasi secara keseluruhan, dimana suatu komponen akan
berakibat pada gerak system operasi secara keseluruhan.
setiap komponen akan menjadi sebuah bagian membentuk
fungsi operasi secara menyeluruh. Dimana kelemahan suatu
komonen akan berakibat pada gerak system operasi secara
keseluruhan.
28
E. Penelitian Terdahulu
1. Fachrurrozi (2002)
Judul Study Manajemen Pemeliharaan Mesin-Mesin Produksi Di
Industri Pengelolahan Kayu PT. Inhutani Administratur Industri
Bekasi, Jawa Berat. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
mengkaji variabel pemeliharaan mesin-mesin produksi.
Perbedaannya, penelitian Fachrurrozi (2002) menganalisis
pemeliharaan mesin-mesin produksi dengan menggunakan analisis
deduktif yang membandingkan kerangka teoritis dan kondisi aktual,
sedangkan penelitian ini menggunakan analisis data Deskriptif
Kualitatif.
2. Tribowo (2010)
Judul Analisis Pemeliharaan (Maintenance) Mesin Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel(PLTD) pada PT. PLN (Persero) Cabang
Dumai Sub. Ranting Di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis.
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji variabel
pemeliharaan (maintenance) mesin-mesin. Perbedaannya,
penelitian Tribowo (2002) memakai analisis data regresi berganda
dengan bantuan SPSS, sedangkan penelitian ini menggunakan
analisis data Deskriptif Kualitatif.
3. Sri Afni Ramadhani (2010)
Judul Analisis Pemeliharaan (Maintenance) Mesin-Mesin
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) pada PT. PLN (Persero)
29
Ranting Pekanbaru. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
meneliti pemeliharaan (maintenance) mesin-mesin. Perbedaannya
penelitian Sri Afni Ramadhani memakai analisis data Deskriptif
Komperatif, sedangkan penelitian ini menggunakan analisis
Deskriptif Kualitatif.
30
F. Kerangka Pikir
Pusat kerajinan perahu phinisi terletak di Kelurahan Tana Beru,
Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi
Selatan. Hingga saat ini Kabupaten Bulukumba masih dikenal sebagai
produsen Perahu Phinisi, dimana para pengrajinnya tetap
mempertahankan tradisi dalam pembuatan perahu tersebut, terutama
di Kelurahan Tana Beru. Phinisi adalah perahu layar tradisional khas
asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di
Sulawesi Selatan. Perahu ini umumnya memiliki dua tiang layar utama
dan tujuh buah layar, yaitu tiga diujung depan, dua di depan, dan dua
di belakang perahu ini umumnya digunakan untuk pengangkutan
barang antar pulau.
Selain bahan baku alat-alat produksi merupakan suatu
penunjang kelancaran proses produksi, jika alat-alat produksi tidak
mengalami kerusakan maka proses proses produksi perahu Phinisi
akan berjalan dengan lancar.
Pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu uasah yang
dilakukan untuk menjaga agar alat-alat produksi tetap bisa digunakan
dalam waktu yang lama. Kegiatan pemeliharaan (maintenance) alat-
alat produksi ini didukung oleh kegiatan pengawasan yg diterapkan
oleh perusahaan.
31
Bagan kerangka pikir dibawah ini akan menguraikan untuk lebih
jelasnya :
Gambar 2.1 : Kerangka Fikir
G. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang ada dan didukung oleh teori
yang dikemukakan maka penulis mencoba mengemukakan hipotesis
penelitian yaitu : “Diduga implementasi pengawasan pemeliharaan
(maintenance) alat-alat produksi pada produksi perahu Phinisi di
Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba berjalan dengan
lancar”.
Manajemen Operasional
Implementasi Pengawasan
Obyektif
Sesuai Keputusan
Pimpinan
Maintenance Alat-alat Produksi
Monitoring
Enginering
Preventif Maintenance
Corrective Maintenance
Rekomendasi
Produksi Perahu Phinisi Di
Kecamatan Bontobahari
Kabupaten Bulukumba
32
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tana Beru, Kecamatan
Bontobahari, Kabupaten Bulukumba.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam kurung waktu 3
bulan, yang mulai berlangsung dari awal bulan Maret sampai
dengan bulan Mei 2017
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Pengamatan (observasi), yaitu melakukan pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian (dalam hal ini, proses
pemeliharaan (maintenance) alat-alat produksi perahu phinisi).
2. Wawancara mendalam (interview), yaitu memberikan sejumlah
pertanyaan terstruktur kepada orang-orang yang bekerja pada
lokasi yang diteliti. Daftar pertanyaan akan terkait mengenai
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu mengenai
kegiatan pengawasan pemeliharaan (maintenance) pada produksi
perahu phinisi.
32
33
3. Dokumentasi, yaitu digunakan untuk mengetahui gambaran umum
tempat penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan
menggunakan metode observasi dan wawancara langsung dengan
yang bersangkutan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi
objekpenelitian, dalam hal ini pada usaha perahu phinisi di
Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
D. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
penelitian. Moleong (2000 : 97) Informan merupakan orang yang
benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini terdapat 2 informan diantaranya:
1. Informan kunci, yaitu orang-orang yang memahami permasalahan
yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam
penelitian ini adalah pemilik usaha pembuatan perahu phinisi
sebanyak 1 orang.
34
2. Informan non kunci yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui
permasalahan yang diteliti yaitu para pekerja produksi perahu
phinisi sebanyak 23 orang.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu analisis yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendekskripsikan variabel penelitian, dalam hal
ini “Pengawasan Maintenance Alat-alat Produksi pada Produksi
Perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba”.
F. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel digunakan agar tidak
menimbulkan penafsiran ganda yaitu dengan memberikan batasan
terhadap variabel yang digunakan, variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pengawasan Maintenance Alat-alat Produksi yang
merupakan kegiatan pemeliharaan (maintenance) yang dilakukan pada
produksi perahu phinisi.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat
Kecamatan Bontobahari merupakan salah satu dari 10
Kecamatan di Kabupaten Bulukumba. Awal mula lahirnya Kecamatan
Bontobahari betepatan padaPeresmian Bulukumba menjadi sebuah
nama Kabupaten dimulai dari terbitnya Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang bentukan Daerah Tingkat II
di Sulawesi, yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978 tentang Lambang Daerah. Akhirnya
setelah dilakukan seminar pada tanggal 28 Maret 1994 dengan
narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya),
maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4
Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994
tentang Hari Jadi Kabupaten Bulukumba dan dilanjutkan pula dengan
pembentukan beberapa Kecamatan yang salah satunya adalah
Kecamatan Bontobahari.
B. Keadaan Geografis
Secara geografis Kecamatan Bontobahari terletak pada koordinat
antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai
120°28” Bujur Timur. Morfologi bergelombangdengan ketinggian
antara 25 s/d 100 meter dari permukaan laut. Bonto Bahari adalah slah
satu kecamatan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang
35
36
terletak disebelah Utara Kecamatan Bonto Tiro dan Ujung Loe sebelah
Timur Teluk Bone sebelah Selatan Selat Selayar dan sebelah Barat
Laut Folres di pantai Laut Flores. Kecamatan Bontobahari merupakan
kecamatan yang paling ujung selatan dari Pulau Sulawesi dengan
ibukota Tanah Beru, Kecamatan ini memiliki beberapa kelurahan yang
diantaranya sebagai berikut :
1. Desa Ara (Kodepos : 92571)
2. Desa Benjala (Kodepos : 92571)
3. Desa Bira (Kodepos : 92571)
4. Desa Lembanna (Kodepos : 92571)
5. Kelurahan Darubiah (Kodepos : 92571)
6. Kelurahan Sapolohe (Kodepos : 92571)
7. Kelurahan Tanah Beru (Kodepos : 92571)
8. Kelurahan Tanah Lemo (Kodepos : 92571).
Tanah wilayah ini konon terlalu cair untuk mendukung
pertanian.Di sini terdapat sejumlah tambak yang dimiliki penduduk
setempat.Bonto Bahari adalah salah satu dari 10 kecamatan di
Kabupaten Bulukumba. Bonto Bahari berarti "tanah laut". Ada dua ciri
khas sekaligus sebagai tempat wisata yang cukup terkenal di
Kabupaten Bulukumba yaitu obyek wisata Pantai Bira dan obyek
wisata budaya Panrita Lopi yaitu tempat pembuatan perahu phinisi.
Kecamatan ini memiliki beberapa tempat menarik yang layak
37
dikunjungi dikecamatan Bontobahari seperti pantai tanjung Bira, pantai
Mandala, pantai Aparalang dan Pembuatan Perahu Phinisi.
Beberapa tempat menarik diatas memiliki sejarah atau asal usul
seperti halnya dengan awal mula perahu phinisi. Awal mula perahu
pinisi telah digunakan di Indonesia sejak beberapa abad yang lalu,
diperkirakan kapal pinisi sudah ada sebelum tahun 1500-an. Menurut
naskah Lontarak I Babad La Lagaligo pada abad ke 14, Pinisi pertama
sekali dibuat oleh Sawerigading, Putera Mahkota Kerajaan Luwu untuk
berlayar menuju negeri Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok
yang bernama We Cudai. Sawerigading berhasil ke negeri Tiongkok
dan memperisteri Puteri We Cudai. Setelah beberapa lama tinggal di
negeri Tiongkok, Sawerigading kembali kekampung halamannya
dengan menggunakan Pinisinya ke Luwu. Menjelang masuk perairan
Luwu kapal diterjang gelombang besar dan Pinisi terbelah tiga yang
terdampar di desa Ara, Tanah Beru dan Lemo-lemo. Masyarakat ketiga
desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut menjadi
perahu yang kemudian dinamakan Pinisi.
Banyak tempat pembuatan perahu pinisi di wilayah sulawesi
selatan , tetapi yang sangat terkenal berlokasi di Kabupaten
Bulukumba yaitu pada poros perjalan antara kota bulukumba ke pantai
Tanjung Bira. Lamanya Pembuatan sebuah perahu yaitu sekitar 3
sampai dengan 6 bulan kadang-kadang lebih lama , tergantung dari
kesiapan bahan dan musim.
38
Suku Bugis Makassar adalah salah satu pewaris bangsa bahari.
Banyak bukti yang menunjukkan kepiawaian mereka menguasai laut
dengan perahu layar. Perantauan mereka sudah terkenal sejak
beberapa abad lalu. Ditemukannya komunitas orang-orang Bugis
Makassar di beberapa kota di Indonesia merupakan bukti perantauan
mereka sejak dahulu. Mereka tidak hanya menguasai perairan wilayah
nusantara, tetapi sejak beberapa abad lalu juga melanglang buana
jauh melampaui batas-batas negara. Banyak bukti yang menunjukkan
bahwa sejak dulu pelaut Bugis Makassar telah sampai di Semenanjung
Malaka, Singapura, Philipina, Australia Utara, Madagaskar dan
sebagainya dengan menggunakan perahu Pinisi.Perahu Pinisi
termasuk alat transportasi laut tradisional masyarakat Bugis yang
sudah terkenal sejak berabad-abad yang lalu. Menurut cerita di dalam
naskah Lontarak I Babad La Lagaligo, Perahu Pinisi sudah ada sekitar
abad ke-14 M. Menurut naskah tersebut, Perahu Pinisi pertama kali
dibuat oleh Sawerigading, Putra Mahkota Kerajaan Luwu. Bahan
untuk membuat perahu tersebut diambil dari pohon welengreng (pohon
dewata) yang terkenal sangat kokoh dan tidak mudah rapuh. Namun,
sebelum pohon itu ditebang, terlebih dahulu dilaksanakan upacara
khusus agar penunggunya bersedia pindah ke pohon lainnya.
Sawerigading membuat perahu tersebut untuk berlayar menuju negeri
Tiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai.
39
Berawal dari sejarah itulah sehingga sampai saat ini, Kabupaten
Bulukumba masih dikenal sebagai produsen Perahu Pinisi, dimana
para pengrajinnya tetap mempertahankan tradisi dalam pembuatan
perahu tersebut, terutama di Kecamatan Bontobahari.
C. Keadaan Demografis
Pada setiap daerah tentunya memiliki berbagai kegiatan dalam
mengaruhi kehidupan entahkah itu berkaitan dengan kebutuhan primer,
sekunder dan tersier. Dan hal tersebut tentunya berkaitan dengan
status pekerjaan sesorang begitupula dengan warga Kecamatan
Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Kegiatan-kegiatan atau pekerjaan
yang digeluti berbeda-beda, tentunya tiada lain sesuai dengan potensi
yang telah diasa diantaranya sebagai Pegawai Negeri, Petani, Tukang
Perahu (Panrita Lopi) dan lain-lain sebagainya. Beikut adalah tabel
mengenai jumlah penduduk tiap Kelurahan dan Desa di Kecamatan
Bontobahari 2016 :
Tabel 1.
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis KelaminTahun 2016
No. Desa atau Kelurahan
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Desa Bira 1.490 1.968 3.458
2 Kelurahan Darubiah 1.224 1.588 2.812
3 Kelurahan Tanah Lemo
1.982 2.280 4.262
4 Desa Ara 922 1.132 2.054
40
5 Kelurahan Lembanna 1.106 1.151 2.257
6 KelurahanTanah Beru 891 1.078 1.969
7 Kelurahan Sapolohe 2.551 2.909 5.460
8 Desa Benjala 1.105 1.471 2.576
Bontobahari 11.271 13.577 24.848
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2016.
Berdasarkan tabel 1. Diatas terlihat bahwa Jumlah penduduk di
Kecamatan Bontobahari berjumlah 24.818 dengan rincian 11.271
berjenis kelamin laki-laki dan 13.577 berjenis kelamin perempuan.
Kemudian Beikut adalah tabel mengenai Banyaknya kelembagaan
menurut Kelurahan dan Desa di Kecamatan Bontobahari 2016 :
Tabel 2.
Letak geografis dan ketinggian menurut Desa dan Kelurahan di
Kecamatan Bontobahari 2016.
NO Desa dan Kelurahan Letak Georafis Ketinggian (m)
1 Desa Bira Pantai <500
2 Kelurahan Darubiah Pantai <500
3 Kelurahan Tanah Lemo Pantai <500
4 Desa Ara Pantai <500
5 Desa Lembanna Pantai <500
6 Kelurahan Tanah Beru Pantai <500
7 Kelurahan Sapolohe Pantai <500
8 Desa Benjala Bukan Pantai <600
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba Tahun 2016.
41
Berdasarkan tabel 2. diatas maka dapat disimpulkan bahwa letak
geografis dan ketinggian pada tiap Kelurahan dan Desa yaitu Desa Ara
berada pada pesisir pantai dengan ketinggian <500, Kelurahan Darubiah
berada pada pesisir pantai dengan ketinggian <500, kemudian
Kelurahan Tanah Lemo juga berada pada daerah pesisir pantai dengan
ketinggian <500, selanjutnya Desa Ara berada pada pesisir pantai
dengan ketinggian <500, Kelurahan Lembanna juga berada pada daerah
pesisir patai dengan ketinggian <500, kemudian Kelurahan Tanah Beru
juga berada pada daerah pesisir pantai dan memiliki ketingian <500,
begitu juga dengan Kelurahan Sapolohe berada pada daerah pesisir
pantai dan memiliki ketinggian <500dan sedangkan Desa Benjala
berada pada daerah bukan pantai dengan ketinggian <600.
Berikut adalah tabel menjelaskan tentang status pekerjaan
penduduk berdasarkan Kelurahan dan Desa di Kecamatan Bontobahari
tahun 2016.
Tabel 3.
Status pekerjaan penduduk di Kecamatan Bontobahari Tahun 2016.
NO Status Pekerjaan Jumlah
1 Petani 1.584
2 Nelayan 274
3 Calon Pegawai Negeri 98
4 Pegawai Negeri Sipil 49
5 Pengrajin 273
42
6 Wiraswasta 54
7 Buruh 98
8 Pelajar 3.406
9 Mahasiswa 582
Sumber data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba 2016.
Berdasarkan tabel 3. Diatas dapat disimpulkan bahwa
mayoritas penduduk Kecamatan Bontobahari memiliki status
pekerjaan sebagai petani dan minoritas berstatus pekerjaan
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
43
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian
ini yaitu implementasi pengawasan pemeliharaan (maintenance) alat-
alat produksi pada produksi perahu phinisi di Kecamatan Bontobahari
Kabupaten Bulukumba berjalan dengan lancar, dimana penelitian ini
menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.
Pada penelitian deskriptif kualitatif peneliti dituntut dapat
memaparkan, menjelaskan, menggambarkan dan menggali data
berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
sumber data sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan melalui
wawancara mendalam.
1. Karakteristik Informan Penelitian
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 2 orang, yang
terdiri dari H. Abdullah sebagai pemilik usaha sekaligus sebagai
pengawas dari segala aktifitas dalam pembuatan perahu Phinisi, H.
Abdullah ini menjadi pengrajin perahu sudah sekitar 20 tahun
lamanya, kemudian Informan yang kedua yaitu H. Hamsah sebagai
kepala tukang sekaligus orang yang ditunjuk sebagai pengawas untuk
bagian mesin pembangkit listrik.
43
44
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Data dari hasil penelitian
ini didapatkan melalui wawancara mendalam yang dilakukan
oleh peneliti pada kurun waktu bulan April sampai Juni 2017. Dimana
informan yang melakukan wawancara mendalam adalah pemilik usaha
dan pekerja Perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba.
a. Deskriptif Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakuakan peneliti terhadap
informan pemilik usaha Perahu Phinisi tentang Maintenance alat-alat
produksi, hasil wawancara dengan pemilik usaha Perahu Phinisi
sebagai berikut:
1. Alat-alat Produksi Perahu Phinisi.
Berdsasarkan wawancara yang dilakukan maka diperoleh informasi
tentang alat-alat yang digunakan dalam pembuatan perahu Phinisi,
adapun bentuk wawancara dengan pemilik usaha adalah sebagai
berikut:
Dalam membuat perahu Phinisi alat-alat apa saja yang kita
perlukan pak.?
45
Pemilik usaha pun menjawab:
”Alat yang kita gunakan dalam membuat perahu Phinisi diantaranya ada mesin sekap sebanyak 8 unit, mesin gensate sebanyak 2 unit, mesin bor sebanyak 5 unit, mesin pemotong sebanyak 5 unit, mesin jahit sebanyak 1 unit, mesin las sebanyak 1 unit, mesin brander sebanyak 1 unit, mesin compressor sebanyak 1 unit, mesin profil sebanyak 5 unit, mesin somel sebanyak 1 unit, mesin amplas 5 unit, katrol sebanyak 10 unit, alat ukur sebanyak 8 unit, tang sebanyak 4 unit, kunci pas sebanyak 2 set, pahat sebanyak 4 unit, palu kayu dan besi sebanyak 12 unit, dan kuas sebanyak 6 unit. (wawancara pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
Lebih lanjut peneliti menggali informasi menenai proses yang
dilakukan saat membeli alat-alat produksi baru, berikut kutipan
wawancara yang saya lakukan:
Apakan dilakukan uji coba pada setiap alat-alat produksi yang
baru.?
Lalu kemudian pemilik usaha menjawab:
“Begini saat kita membeli alat-alat produksi yang baru alat-alat itu selalu diuji coba mesinnya waktu ditoko namun untuk uji coba operasionalnya kita biasa dikasi garansi oleh pihak toko.” (wawancara dilakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
2. Maintenance Alat-alat Produksi Perahu Phinisi.
Wawancara kembali dilakukan untuk menggali informasi
mengenai Maintenance alat-alat produksi perahu Phinisi, berikut
46
kutipan wawancara yang saya lakuakan dengan pemilik usaha
perahu Phinisi:
Bagaimana bentuk pemeliharaan mesin yang dilakukan pada
mesin-mesin yang menalami kerusakan.?
Pemilik usaha kembali menjawab:
“Bentuk pemeliharaan yang dilakukan yaitu tiap-tiap mesin yang rusak kita selalu melihat dulu apa kerusakannya kalau misalnya kerusakannya ringan maka kita perbaiki saja tapi kalau misalnya kerusakannya parah maka kita langsung ganti saja keseluruhan”. (wawancara dilakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
Peneliti kembali menggali informasi mengenai upaya untuk
mencegah kerusakan, berikut kutipan wawancara yang peneliti
lakukan:
Apakah ada langka-langka yang dilakukan untuk mencegah kerusakan
pada alat-alat produksi.?
Kemudian pemilik usaha kembali menjawab:
“Yah ada kita selalu menjaga waktu Operasional mesin tapi itu hanya tindakan untuk menjaga agar mesin bisa digunakan lebih lama karna yang namanya mesin pasti ada batas maksimum operasionalnya.” (wawancara dilakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
Lebih lanjut kami menggali informasi tentang kegiatan
maintenance kepada pemilik usaha yaitu:
Apakah kegiatan pemeliharaan itu dilakuakan secara berkala atau
rutin.?
47
Kembali pemilik usaha memberikan jawaban:
“Yah kegiatan pemeliharaan rutin kita lakukan seperti penggantian oli, ketajaman pada mesin ketang, ketajaman pada mesin pemotong bahkan penggantian spare park jika itu diperlukan.” (Wawancara dilakuakan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
3. Pengawasan Maintenance Alat-alat Produksi Perahu Phinisi.
Dalam kegiatan maintenance maka pengawasan perlu dilakukan
untuk mengetahui pengawasan yang dilakukan pada usaha pembuatan
Perahu Phinisi maka peneliti melakukan wawancara kepada pemilik
usaha adapun kutipan dari wawancara tersebut yaitu sebagai berikut:
Apakah dilakukan pengawasan pada alat-alat produksi selama proses
pembuatan perahu Phinisi.?
Pemilik usaha pun menjawab:
“yah pengawasan itu perlu kita lakukan pada setiap alat-alat yang kita punya karna kalau tidak di lakukan pengawasan maka pekerja akan ceroboh terhadap alat-alat yang kita punya kalau seperti itu bisa jadi kita berkali-kali beli alat produksi baru selesai proses pembuatan satu perahu Phinisi.” (wawancara dilakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
Kemudian peneliti kembali melanjutkan wawancara kepada
pemilik usaha untuk mengetahui bentuk pengawasan yang dilakuakn,
berikut kutipan wawancara yang peneliti lakukan:
Bagaimana bentuk pengawasan yang kita lakukan pak.?
Lalu pemilik usaha memberikan jawaban:
48
“Pengawasan yang kita lakuakn ada dua tahap diantaranya kita melakukan pengawas perhari yaitu dengan memastikan para pekerja menyimpan alat-alat yang mereka gunakan sebelum meninggalkan tempat kerjam kemudian yang kedua pengawasan perbulan yaitu setiap bulan kita harus mengetahui keadaan alat-alat yang kita punya, dan memastikan semua masih siap di operasikan, nah kalau misalnya ada yang rusak maka segera berusaha untuk memperbaiki selagi kerusakannya itu ringan.” (wawancara dlakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
Selanjutnya peneliti lanjutkan wawancara untuk menggali informasi
mengenai alat-alat produksi yang memerlukan pengawasan khusus
berikut adalah kutipan wawancara yang saya lakukan:
Aapakah ada alat-alat produksi yang memerlukan pengawasan khusus.?
Pemilik usaha kembali menjawab:
“yah ada yaitu mesin pembangkit listri pengawasnya bernama H. Hamsah dia khusus mengawasi mesin pembangkit listrik karna memang mesin ini memerlukan pengawasan khusus kalau kau mau mengetahui lebih banyak mengenai panawasan pada mesin pembangkit listrik silahkan bertanya langsung sama dia.” (wawancara dilakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
Berdasarkan dari informasi yang dipaparkan oleh pemilik usaha
maka peneliti kembali menggali informasi tentang pengawasan pada
mesin pembangkit listrik, kali ini peneliti melakukan wawancara bersama
H. Hamsah sebagai pengawas mesin tersebut dengan pertanyaan
Bagaimana bentuk pemeliharaan pada kedua mesin ini Pak.?
Kemudian responden menjawab
49
“Bentuk pemeliharaannya beda juga tergantung dari waktu operasionalnya biasanya yang paling sering beroperasi disini adalah mesin yang kecil jadi pemeliharaannya juga sering biasa kita lakukan penggantian oli setiap bulan sekali, nah kalau untuk yang mesin besar ini kita biasa lakukan pemeliharaan berupa pengantian oli dua bulan sekali karna waktu operasinya relatife lebih sedikit.” (wawancara dilakukan pada hari jum’at tanggal 7 April 2017)
B. Pembahasan
Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang
telah dilakukan peneliti dengan memenuhi persyaratan administrasi
penelitian. Penelitian ini menggunakan motede deskriptif kualitatif tentang
Implementasi Pengawasan Maintenance Alat-alat Produksi pada Produksi
Perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba.
1. Alat-alat produksi.
Dalam pembuatan perahu Phinisi ada beberapa alat yang
digunakan diantaranya, mesin sekap sebanyak 8 unit, mesin gensate
sebanyak 2 unit, mesin bor sebanyak 5 unit, mesin pemotong
sebanyak 5 unit, mesin jahit sebanyak 1 unit, mesin las sebanyak 1
unit, mesin brander sebanyak 1 unit, mesin compressor sebanyak 1
unit, mesin profil sebanyak 5 unit, mesin somel sebanyak 1 unit, mesin
amplas 5 unit, katrol sebanyak 10 unit, alat ukur sebanyak 8 unit, tang
sebanyak 4 unit, kunci pas sebanyak 2 set, pahat sebanyak 4 unit,
palu kayu dan besi sebanyak 12 unit, dan kuas sebanyak 6 unit,
jumlah keseluruhan alat yang digunakan pada proses produksi perahu
50
phinisi sebanyak 108 unit dan setiap alat memiliki fungsi masing-
masing.
2. Fungsi masing-masing alat produksi
a. Mesin sekap berfungsi untuk meratakan permukaan setiap kayu
yang diginakan dalam perahu phinisi.
b. Mesin gensate berfungsi sebagai sumber tenaga listrik.
c. Mesin bor berfungsi untuk membuat lubang pada kayu.
d. Mesin gergaji (chain saw) brfungsi untuk memotong kayu.
e. Mesin jahit berfungsi untuk menjahit layar.
f. Mesin las berfungsi untuk mengelas bagian perahu phinisi yang
menggunakan besi.
g. Mesin brander berfungsi untuk memotong besi plat yang akan
dipasang pada perahu phinisi.
h. Mesin compressor digunakan untuk menduco bagian kamar perahu
phinisi.
i. Mesin profil berfungsi untuk mempercantik bagian kayu.
j. Mesin somel berfungsi untuk membelah kayu yang berukuran
besar.
k. Mesin amplas berfungi untuk menghaluskan bagian permukaan
kayu yang digunakan.
l. Katrol berfungsi untuk membantu mengangkat atau menggeser
material perahu phinisi yang berat.
51
m. Alat ukur berfungsi untuk mengukur.
n. Tang berfungsi untuk untuk menjepit, mencabut, atau memutar
baut.
o. Kunci pas berfungsi untuk merekatkan baut yang diunakan pada
perahu phinisi.
p. Kapak berfunggsi untuk memngupas bagian kayu.
q. Pahat berfungsi untuk membentuk lubang sesuai dengan bentuk
yang diinginkan.
r. Palu kayu dan besi berfungsi sebagai alat bantu saat memahat
bagian kayu (memukul).
Demikian rincian fungsi dari setiap alat-alat produksi yang
digunaka pada produksi perahu phinisi.
3. Maintenance alat-alat produksi
Pemeliharaan atau sering disebut maintenance merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kerja dari suatu
peralatan atau sistem agar peralatan atau sistem tersebut dapat
bekerja atau beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Unjuk kerja
suatu peralatan dipengaruhi banyak faktor misalnya: faktor umur,
faktor kondisi lingkungan atau mesin, serta pengawasan. Apabila
dalam suatu peralatan terdapat komponen yang rusak, maka akan
terjadi gangguan dengan gejala-gejala tertentu.
52
Usaha perahu perahu phinisi telah melakukan maintenance
pada setiap alat-alat produksinya, kegiatan maintenance tersebut
dilakukan secara berkala yakni setiap bulan, hal ini dilakukan agar
proses selalu berjalan dengan lancar dan bisa selesai pada waktu
yang telah ditetapkan,
4. Pengelompokan mesin yang diawasi.
Tabel. 1
Dari tabel tersebut diatas dapat kita lihat bahwa dalam
melakukan pengawasan terhadap kegiatan maintenance alat-alat
produksi, usaha perahu phinisi mengelompokkan alat produksi
berdasarkan jenis mesinnya yaitu mesin kecil dan mesin besar. Mesin
Pengelompokan Mesin
Mesin Kecil diantaranya:
1. Mesin Sekap
2. Mesin Bor
3. Mesin Gergaji
4. Mesin Las
5. Mesin Brander
6. Mesin Profil
7. Mesin Amplas
Mesin Besar diantaranya:
1. Mesin Gensate
2. Mesin Somel
53
kecil meliputi mesin sekap, mesin bor, mesin gergaji, mesin las, mesin
brander, mesin profil, dan mesin amplas, kemudian mesin besar
meliputi mesin gensate, dan mesin somel, hal tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk mempermudah proses pengawasan dan
memperlancar proses pengawasan agar supaya pengawasan
maintenance dapat berjalan secara maksimal.
5. Pengawasan Maintenance Alat-alat Produksi
Pengawasan merupakan suatu kegiatan kerja yang mempunyai
peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan atau organisasi
karena pengawasan merupakan suatu hal pokok yang mendasar
(funda mental) dalam menejemen, sebab suatu pekerjaan perusahaan
belumlah berhasil apabila tidak disertakan dengan pengawasan yang
baik.
Usaha perahu phinisi melakukan pengawasan untuk
mengetahui keadaan alat-alat produksi yang digunakan, selain itu
usaha perahu phinisi melakukan pengawasan untuk memastikan tidak
terdapat kerusakan pada alat-alat produksi yang digunakan sehingga
tidak memperhambat proses produksi yang dilakukan dan bisa selesai
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
54
6. Kegiatan Pengawasan Maintenance
Tabel. 2
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa usaha perahu phinisi
melakukan penawasan terhadap kegiatan preventive maintenance
pada alat-alat produksi untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga
pada saat proses produksi berlangsung, hal ini didukung dengan teori
yang dikemukakan oleh Manahan (2004 : 250-251) yang menjelaskan
bahwa preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang
tidak terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Usaha perahu phinisi melakukan pengawasan terhadap
corrective maintenance untuk mengetahui kondisi alat-alat produksi,
untuk mengetahui hal tersebut maka pemilik usaha perahu phinisi
Preventif
Maintenance
Corrective
Maintenance
Kegiatan Menjaga Waktu
Mesin Beroperasi
Pemeriksaan dan penggantian
spare park setiap kali terjadi
kerusakan serta memastikan
kondisi setiap alat produksi
siap di operasikan.
55
melakukan pemeriksaan teratur (regular preventive) pada setiap mesin
secara teratur dan turun mesin (major overhaul), kegiatan ini dilakukan
untuk penggantian spare park jika diperlukan, hal ini didukjung oleh
teori yang dikemukakan oleh Suyadi (2007 : 147) yang menjelaskan
bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan
corrective maintenance adalah sebagai berikut:
a. Regular Preventive (pemeriksaan teratur), kegiatan ini dilakukan
dengan cara memeriksa setiap bagian mesin secara periode dan
berurutan sesuai dengan jadwal.
b. Major Overhaul (turun mesin), kegiatan ini dilakukan dengan
mengadakan pembongkaran menyeluruh dan melakukan
penggantian suku cadang sesuai dengan spesifikasinya.
7. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu
Penelitian yang dilakukan Fachrurrozi (2002) pada Industri
Pengelolahan Kayu di PT. Inhutani memperoleh hasil bahwa PT.
Inhutani Bekasi telah melaksanakan manajemen Preventife
Maintenance meliputi pmeriksaan harian, perawatan mesin-mesin, dan
pengasahan pisau/gergaji dimana kesemuanya telah memiliki sistim
penjadwalan yang disesuaikan dengan manual book mesin-mesin, hal
ini sejalan dengan penelitian yang peneliti lakukan dengan hasil bahwa
usaha Perahu Phinisi menerapkan pengawasan terhadap kegiatan
preventife Maintenance dan Correctife Maintenance.
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Usaha perahu phinisi melakukan maintenance pada setiap alat-alat
produksinya, kegiatan tersebut dilakukan secara berkala untuk
menjaga alat-alat produksi tetap dalam kondisi siap beroperasi agar
produksi tetap berjalan dengan lancar.
2. Usaha perahu phinisi melakukan pengawasan pada setiap alat-alat
produksi yang digunakan dalam proses pembuatan perahu phinisi,
pengawasan tersebut berupa pengawasan terhadap kegiatan
preventife maintenance dan pengawasan terhadap kegiatan
corrective Maintenance kedua hal tersebut selalu dipastikan tetap
berjalan untuk menjaga keadaan setiap alat-alat produksi yang
digunakan dalam membuat perahu phinisi dan memastikan tidak
terdapat kerusakan serta selalu siap untuk dioperasikan.
3. Dengan adanya pengawasan terhadap kegiatan preventive
maintenance, dan corrective Maintenance yang diterapkan pemilik
usaha ternyata mampu membuat proses produksi berjalan dengan
lancar maka penerapan pengawasan tersebut sangat baik dalam
menunjang kelancaran proses produksi perahu phinisi.
56
57
B. Saran
Perahu phinisi merupakan usaha yang menjanjikan untuk
peningkatan taraf hidup masyarakat daerah tersebut, maka dari itu
sebagai peneliti harus mampu memberikan sumbangsi berupa saran
yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan, baik bagi
instansi pemerintah, swasta, lembaga maupun segala jenis usaha
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan mengenai
Implementasi Pengawasan Maintenance Alat-alat Produksi pada
Produksi perahu Phinisi di Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan ketahanan mesin maka hendaknya pihak
pengelola usaha perahu phinisi lebih memperhatikan kegiatan
Maintenance alat-alat produksi.
2. Dari segi pengawasan sebaiknya pihak pengelola usaha perahu
phinisi membentuk tim yang khusus melakukan pengawasan
agar supaya pengawasan bisa berjalan secara maksimal.
3. Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis yaitu Implementasi
Pengawasan Maintenance Alat-alat produksi maka dari itu
sebaiknya untuk peneliti selanjutnya kiranya membahas variabel
perencanaan sistem Maintenance agar pengawasan berjalan
secara sistematis sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat.
58
DAFTAR PUSTAKA
Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Administrasi dan Manajemen Umum. Jakarta. Ghalia Indonesia. Agus, Ahyari, 2000, Manajemen Produksi, Edisi ke-4. BPFE. Yogyakarta.
………, 2003, Manajemen Produksi,Buku 2, Edisi keenam, BPFE, Yogyakarta Assauri,Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi,FE-UI. Jakarta.
Afni Ramadhani, Sri. 2010. Analisis Pemeliharaan (Maintenance) Mesin – Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) pada PT. PLN (Persero) Ranting Pekanbaru. Skripsi (http://repository.uinsuska.ac.id/840/1/2011_201152.pdf) Bontobahari dalam angka tahun 2016 Fachrurrozi. 2002. Studi Manajemen Pemeliharaan Mesin - Mesin Produksi di Industri Pengolahan Kayu PT. Inhutani Administratur Industri Bekasi, Jawa Barat. Skripsi (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20151/E02 ac.pdf?sequence=2&isAllowed=y) Handayaningrat, S., 1988, Pengantar Studi IImu Administrasi dan Manajemen, Cetakan VIII, CV. Haji Masagung, Jakarta Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 7. BPFE: Yogyakarta. …………,2002, Manajemen, Edisi-II, BPFE, Yogyakarta..
Heizer, Jay dan Barry Render. 2011. Operations Management, Buku 1 edisi ke sembilan. Salemba empat: Jakarta. Kusnul Hadi, 2001, Tekhnik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga, Jakarta.
Manullang, M.1983, Dasar-dasar Manjemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983. Moleong, Lexy J, 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
59
Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manajemen Operasi (Operations Managemen) Analisis dan Studi Kasus,Bumi Aksara, Jakarta. Rietveid, J C. 1990, Pengantar Ilmu Ekonomi Perusahaan,Disadur dan Direvisi, S. Hadibrow, Balai Ikhtiar, Jakarta. Soekarno. 1986. Dasar-dasar Manajemen.MiswarJakarta
Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama,. Ghalia Indonesia. Tribowo. 2010. Analisis Pemeliharaan (Maintenance) Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pada PT. PLN (Persero) Cabang Dumai Sub. Ranting di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis. Skrpsi (http://repository.uin-suska.ac.id/822/1/2011_201143.pdf) Yamit Zulian, 2003Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta.
60
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Observasi
NO Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah
Item
No Item
1 Pengawasan
Maintenance
Alat-alat
Produksi
Pengawasan 1. Obyektif
2. Sesuai
keputusan
pimpinan
1
2
Maintenance 1. Monitoring
2. Enginering(uji
coba)
3. Preventif
Maintenance
4. Corrective
Maintenance
2
1 dan 3
Alat-alat
Produksi
Alat produksi
61
Pedoman Observasi Penelitian
Petunjuk : Beri tanda ( √) pada kolom yang telah di sediakan terhadap
hasil pengamatan (observasi) sesuai dengan option jawaban
NO. PERTANYAAN
PENATAAN
BAIK
(√)
KURANG
BAIK
(√)
1 Bagaimanakah pemeliharaan Alat-alat
Produksi yang dilakukan pada produksi
perahu phinisi di kelurahan Tana Beru
Kecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba ?
2 Bagaimanakah Pengawasan dalam
pemeliharaan Alat-alat Produksi pada
produksi perahu phinisi di kelurahanTana
Berukecamatan Bontobahari Kabupaten
Bulukumba ?
3 Bagaimanakah pengelompokan alat-alat
produksi dalam melakukan pemeliharaan
pada produksi perahu phinisi di kelurahan
62
Tana Beru Kecamatan Bontobahari
Kabupaten Bulukumba ?
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Wawancara
NO Variabel Sub Variabel Indicator Jumlah
Item
No Item
1 Pengawasan
Maintenance
Alat-alat
Produksi
Pengawasan 1. Obyektif
2. Sesuai
keputusan
pimpinan
1
1
2
3
Maintenance 1. Monitoring
2. Enginering(uji
coba)
3. Preventif
Maintenance
4. Corrective
Maintenance
2
2
1
1
4 dan 5
6 dan 7
8
9
Alat-alat
Produksi
Alat produksi 1 1
63
Pedoman Wawancara Mendalam
1. Alat-alat produksi apa yang digunakan dalam pembuatan perahu
phinisi ?
2. Bagian-bagian apa saja yang diawasi pada saat melakukan
pemeliharaan alat-alat produksi ?
3. Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan dalam kegiatan
pemeliharaan ?
4. Apakah pemeliharaan alat-alat produksi dilakukan secara berkala ?
5. Apakah dalam melakukan pemeliharaan alat-alat produksi
dikelompokkan sesuai dengan jenisnya ?
6. Apakah dilakukan uji coba pada setiap alat-alat produksi yang baru
sebelum digunakan ?
7. Bagaimana bentuk uji coba yang dilakukan khusus pada alat produksi
mesin besar ?
8. Bagaimanakahbentukpengawasan maintenence yang bersifat preventif
untuk menghindari kerusakan pada alat-alat produksi ?
9. Apakah dilakukan pengawasan secara berkala terhadap ketajaman
alat-alat produksi ?
64
TranskipWawancara
Wawancara Maintenance
MA Assalamualaikum pak saya dari kampus Unismuh Makassar ingin melakukan penelitian dalam usaha bapak.
NA Waalaikumsalam yah silahkan.
MA Maaf mengganggu waktunya sebentar pak untuk wawancara.
NA Oh iya tidak apa-apa silahkan bertanya apa yang mau ditanyakan
MA Dalam membuat perahu Phinisi alat-alat apasaja yang kitaperlukan pak.?
NA Banyak alat yang kita gunakan dalam membuat perahu Phinisi diantaranya ada mesin bor, mesin sekap, gergaji mesin(chin saw), dan lain-lain sebagainya saya tidak bias sebutkan satu persatu kamu silahkan saja pergi lihat ditempat kerja.
MA Apakan dilakukan uji coba pada setiap alat-alat produksi yang baru.?
NA Begini saat kita membeli alat-alat produksi yang baru alat-alat itu selalu diuji coba mesinnya waktu ditoko namun untuk uji coba operasionalnya kita biasa dikasi garansi oleh pihak toko.
MA Apakah selama proses pengerjaan perahu Phinisi ini sering terjadi kerusakan pada alat-alat Produksi.?
NA Oh iya karna proses pengerjaan setiap kapal memakan waktu yang cukup lama kadang 6 bulan, 1 tahun, atau bahkan 2 tahun tergantung dari ukuran masing-masing kapal artinya semakin besar Perahu yang kita buat maka semakin lama juga waktu pengerjaannya.
MA Biasanya mesin-mesin apa saja yang paling sering terjadi kerusakan pak.?
NA Mesin yang paling sering mengalami kerusakan yaitu mesin sekap karna memang dalam proses pembuatan perahu Phinisi mesin sekap yang paling banyak bekerja dibandingkan dengan
65
mesin-mesin yang lain.
MA Apakah ada langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah kerusakan pada alat-alat produksi.?
NA Yah, ada kita selalu menjaga waktu Operasional mesin tapi itu hanya tindakan untuk menjaga agar mesin bias digunakan lebih lama karna yang namanya mesin pasti ada batas maksimum operasionalnya.
MA Bagaimana bentuk pemeliharaan mesin yang dilakukan pada mesin-mesin yang menalami kerusakan.?
NA Bentuk pemeliharaan yang dilakukan yaitu tiap-tiap mesin yang rusak kita selalu melihat dulu apa kerusakannya kalau misalnya kerusakannya ringan maka kita perbaiki saja tapi kalau misalnya kerusakannya parah maka kita langsung ganti saja keseluruhan.
MA Apakah kegiatan pemeliharaan itu dilakuakan secara berkala atau rutin.?
NA Yah, kegiatan pemeliharaan rutin kita lakukan seperti penggantian oli, ketajaman pada mesin sekap, ketajaman pada mesin pemotong bahkan penggantian spare park jika itu diperlukan.
TRANSKIP WAWANCARA
PENGAWASAN
MA Apakah dilakukan pengawasan pada alat-alat produksi selama proses pembuatan perahu Phinisi.?
NA ya kita awasi setiap alat-alat yang kita punya karna kalau tidak bisa jadi kita beli alat berkali-kali baru selesai proses pembuatan.
MA Bagaimana bentuk pengawasan yang kita lakukan pak.?
NA Pengawasan yang kitalakuakan ada dua tahap diantaranya kita melakukan pengawas perhari yaitu dengan memastikan para pekerja menyimpan alat-alat yang mereka gunakan sebelum meninggalkan tempat kerja kemudian yang kedua pengawasan perbulan yaitu setiap bulan kita harus mengetahui keadaan alat-alat yang kita punya, dan memastikan semua masih siap di
66
operasikan, nah kalau misalnya ada yang rusak maka segera berusaha untuk memperbaiki selagi kerusakannya masih ringan.
MA Alat-alat apa saja yang perlu di awasi pak.?
NA Semua alat-alat produksi saya awasi baik yang tidak menggunakan mesin maupun yang menggunakan mesin.
MA Apakah yang melakukan pengawasan cuma kita sendiri pak.?
NA Disini pengawas ada dua orang termasuk saya.
MA Apakah ada alat-alat produksi yang memerlukan pengawasan khusus.?
NA Yah ada yaitu mesin pembangkit listrik pengawasnya bernama H. Hamsah dia khusus mengawasi mesin pembangkit listrik karna memang mesin ini memerlukan pengawasan khusus kalau kau mau mengetahui lebih banyak mengenai pengawasan pada mesin pembangkit listrik silahkan bertanya langsung sama dia.
MA Oh iyye pak minta izin untuk mewawancarai H. Hamsah pak.
NA Iyah silahkan sekarang dia ada dibelakang ditempat kerja.
MA Terimah kasih banyak atas waktuta hari ini pak.!
NA Iyah sama-sama nak kalau misalnya masih ada yang kau belum tahu bias kembali bertanya sama saya.
MA Iyye pak, kalau begitu saya permisi dulu untuk kebelakang, Assalamu Alaikum.
NA Waalaikum Salam.
67
Wawancara Pengawasan mesin pembangkit listrik.
MA Assalamu Alaikum pak.
NA Waalaikum Salam.
MA Maaf mengganggu waktunya sebentar pak untuk wawancara.
NA Oh iyah tidak apa-apa yang gampang saja pertanyaannya nah hehehe.
MA Heheheh Iyye pak, begini pak katanya bapak H. Abdullah mesin pembangkit listrik ini memerlukan pengawasan khusus.?
NA Oh iyye dek itu benar mesin ini memerlukan pengawasan khusus karna mesin ini beda dengan mesin alat-alat produksi yang lain.
MA Apa saja yang diawasi disini pak.?
NA Disini kita harus memastikan mesin tetap siap beroperasi kapan pun itu dibutuhkan.
MA Kenapa mesin ini di khususkan pengawasannya pak.?
NA Karna pemeliharaan mesin ini dilakukan tersendiri dan pemeliharaan tersebut dilaksanakan sesuai dengan waktu operasinya, disini terdapat dua mesin pembangkit listrik ada yang kecil dan ada yang besar dan waktu operasinya itu berbeda.
MA Apakan saat beroperasi dua mesin ini di gunakan secara bersamaan.?
NA Tidak mesin ini digunakan secara bergantian tergantung dari kegiatan yang akan dilakukan kalau misalnya kita butuh aliran listrik yang besar maka kita gunakan mesin yang besar tapi kalau yang dibutuhkan adalah arus listrik yang kecil saja biasa kita gunakan yang kecil juga.
MA Bagaimana bentuk pemeliharaan pada kedua mesin ini Pak.?
NA Bentuk pemeliharaannya beda juga tergantung dari waktu operasionalnya biasanya yang paling sering beroperasi disini adalah mesin yang kecil jadi pemeliharaannya juga sering biasa kita lakukan penggantian oli setiap bulan sekali, nah kalau untuk
68
yang mesin besar ini kita biasa lakukan pemeliharaan berupa pengantian oli dua bulan sekali karna waktu operasinya relative lebih sedikit.
MA Apa saja yang dilakukan biasanya pak.?
NA Kita harus selalu menjaga oli dari mesin ini adapun kalau ada spare park yang rusak maka kita ganti segera, intinya penggantian oli dilakukan sesuai dengan seringnya beroperasi.
MA Oh seperti itu pak yah, terimah kasih pak atas waktunya.
NA Iyah sama-sama.
MA Assalamu Alaikum pak.
NA Waalaikum Salam.
TABEL ALAT-ALAT PRODUKSI
NO NAMA ALAT-ALAT PRODUKSI JUMLAH
1 Mesin Sekap 8
2 Mesin gensate 2
3 Mesin Bor 5
4 Mesin pemotong 5
5 Mesin Jahit 1
6 Mesin Las 1
7 Mesin Brander 1
8 Mesin Kompressor 1
9 Mesin Profil 5
10 Mesin Somel 1
69
11 Mesin amplas 5
12 Katrol 6
13 Alat ukur (meteran) 8
14 Tang 4
15 Kunci pas 2 (set)
15 Kapak 4
16 Pahat 12
17 Palu kayu dan besi 10
18 Kuas 6
Jumlah 108
(sumber UD H. Adullah)
70
RIWAYAT HIDUP
Ali Imran, lahir di Kota Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan
pada tanggal 02 Februari 1996, dari pasangan Ayah Naim
dan Ibunda Basse. Penulis masuk sekolah dasar pada
tahun 2001 di SDN Inpres Sarrea di Kecamatan Eremerasa
Kabupaten Bantaeng dan penulis tamat Sekolah Dasar
pada tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 3 Bantaeng dan tamat pada tahun 2010. Penulis melanjutkan
pendidikannya di SMA Negeri 2 Bantaeng dan lulus pada tahun 2013.
Setelah tamat SMA penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan
Manajemen
Pengalaman organisasi penulis pada saat pendididkan SMA aktif
pada PMR sebagai anggota, dan pada saat menjadi Mahasiswa, menjadi
anggota BEM FEBIS pada periode 2016-2017.