skizoprenia heberfrenik

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan diseluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula stressor psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa skizofrenia. Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguanklinis, banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Mula-mula EmilKreaplin (181926) menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah yang menekankan proses kognitif yang berbeda danonset pada masa awal. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh EugenBleuler (1857-1939), untuk menggambarkan munculnya perpecahanantara pikiran, emosi dan perilaku pada pasien yang mengalami gangguan ini.Bleuler mengindentifikasi simptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan 4A antara lain : Asosiasi, Afek, Autisme dan Ambivalensi. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir 1% penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika. Skizofrenia lebih 1

description

b

Transcript of skizoprenia heberfrenik

Page 1: skizoprenia heberfrenik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan

diseluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan

bahwa semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula

stressor psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit

karena tidak mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan

jiwa skizofrenia.

Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguanklinis,

banyak tokoh psikiatri dan neurologi yang berperan. Mula-mula EmilKreaplin

(181926) menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu

istilah yang menekankan proses kognitif yang berbeda danonset pada masa

awal. Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh EugenBleuler (1857-

1939), untuk menggambarkan munculnya perpecahanantara pikiran, emosi dan

perilaku pada pasien yang mengalami gangguan ini.Bleuler mengindentifikasi

simptom dasar dari skizofrenia yang dikenal dengan 4A antara lain : Asosiasi,

Afek, Autisme dan Ambivalensi.

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir 1%

penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di Amerika.

Skizofrenia lebih sering terjadi pada Negara industri terdapat lebih banyak

populasi urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah.

Walaupuninsidennya hanya 1 per 1000 orang di Amerika Serikat, skizofrenia

sering kaliditemukan di gawat darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan

untuk merawat diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang

bertahap.Kedatangan di ruang gawat darurat atau tempat praktek disebabkan

oleh halusinasi yang menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat

mengancam jiwa baik dirinya maupun orang lain, perilaku kacau, inkoherensi,

agitasi dan penelantaran. Diagnosis skizofrenia lebih banyak ditemukan

dikalangan sosialekonomi rendah. Beberapa pola interaksi keluarga dan faktor

genetik didugamerupakan salah satu faktor penyebab terjadinya skizofrenia.

1

Page 2: skizoprenia heberfrenik

Diperkirakan 75% penderita skizofrenia terjadi pada usia 16-25 tahun. Usia

remajadan dewasa muda memang beresiko tinggi karena tahap kehidupan ini

penuhstressor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya

karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.Salah satu pembagian

skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik. Skizofreniahebefrenik disebut juga disorganized

type atau “kacau balau” yang ditandaidengan inkoherensi, affect datar, perilaku dan

tertawa kekanak-kanakan, yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai

sendiri, menujukkan gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan

untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.

Gangguan jiwa skizofrenia gangguan jiwa yang berat dan gawat yangdapat dialami

manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis danlebih gawat ketika muncul

pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan

sosial-budaya. Skizofrenia padalansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok

lanjut usia (lansia).

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya adalah untuk memberikan

gambaran ringkas mengenai Skizofrenia Hebefrenik terutama dalam hal gejala klinis,

diagnosis serta penanganan yang tepat pada pasien dan keluarga pasien.

1.3 Manfaat Penulisan

Refrat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis serta pembaca

mengenai Skizofrenia Hebefrenik. Selain itu, makalah ini juga akan dijadikan untuk

melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik di bagianPsikiatri FKU Malahayati.

2

Page 3: skizoprenia heberfrenik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1.Pengertian

Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai dengan

kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuanuntuk berfungsi dalam

kehidupan sehari-hari (Atkinsondkk, 1992),penyimpangan yang fundamental dan

karakteristik dari pikiran danpersepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau

tumpul (blunted). Gangguan skizoprenia ini terdapat pada semua kebudayaan dan

mengganggu disepanjang sejarah, bahkan pada kebudayaan-kebudayaan yang jauh dari

tekanan modern sekalipun. Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda,

dan memuncak padausia antara 25-35 tahun.

Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba

pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stress (Atkinson dkk,

1992). Salah satu pembagian skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik. Beberapa pendapat

yang menyebutkan tentang pengertian Skizofrenia, antara lain: “Skizofrenia Hebefrenik

adalah suatu bentuk skizofrenia yang ditandai dengan perilaku klien regresi dan primitif,

afek yang tidak sesuai, wajah dungu, tertawa-tertawa aneh, meringis dan menarik diri

secara ekstrim”.

Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofreniadengan perubahan afektif

yang tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham dan halusinasi yang bersifat

mengambang serta terputus-putus(fragmentary), perilaku yang tidak bertanggung jawab

dan tidak dapatdiramalkan, serta umumnya maneurisme.

Skizofrenia hebefrenik disebut juga disorganized type atau“kacau balau” yang

ditandai dengan inkoherensi, affect datar, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan, yang

terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-

gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik diri

secaraekstrim dari hubungan sosial.

3

Page 4: skizoprenia heberfrenik

adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan prilaku yang tidak bertanggung

jawab dan tak dapat diramalkan, ada kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan prilaku

menunjukkan hampa prilaku dan hampa perasaan, senang menyendiri, dan ungkapan kata

yang diulang–ulang, proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu

serta adanya penurunan perawatan diri padaindividu.

2. 2. Etiologi

Etiologi Skizofreni Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi skizofrenia

lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan:

a.Faktor Predisposisi

Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon

neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain :

1. Faktor genetis

Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan melalui kromosom -

kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang keberapa menjadi faktor penentu

gangguan inisampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen

skizofrenia ada dikromosom no 6 dengan kontribusi genetik tambahan no. 4, 8, 15

dan 22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia

sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika dizigot

peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orangtuanya mengalami

skizofrenia, sementara bila kedua orangtuanya skizofreia maka peluangnya menjadi

35%.

2. Faktor neurologis

Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada klien skizofrenia tidak

pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien skizofrenia terjadi

penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal. Neurotransmiter yang

ditemukan tidak normal khususnya dopamine, serotonine, dan glutamat.

3. Studi neurotransmitter

Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan

neurotransmiter dopamine yang berlebihan.

4

Page 5: skizoprenia heberfrenik

4. Metabolisme

Skizofrenia disebbkan oleh gangguan metabolisme karena penderita dengan

skizofrenia tampak pucat dan tidak sehat. Ujung ekstremitas agak sianotik, nafsu

makan berkurang danberat badan menurun.

5. Psikologis

Beberapa kondisi psikologis yang menjadi factor predisposisi skizofrenia antara

lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu melindungi, dingin dan

tidak berperasaan, Sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.

Faktor Presipitasi

Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :

1. Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses

informasi di thalamus dan frontal otak.

2. Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu.

3. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan,lingkungan, sikap dan perilaku.

2. 3. Tanda dan Gejala

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal, fase

aktif dan fase residual.

a. Fase Prodromal

Biasanya timbul gejala-gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu,

bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala

tersebut meliputi : menurunnya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan

waktu luang dan fungsi perawatan diri. Perubahan- perubahan ini mengganggu

individu serta membuat resah keluarga dan teman, merekaakan mengatakan “orang

ini tidak seperti yang dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk

prognosisnya.

b. Fase Aktif

Gejala positif/psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik,

inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu

datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala tersebut

5

Page 6: skizoprenia heberfrenik

dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atauterus bertahan. Fase

aktif akan diikuti oleh fase residual.

c. Fase Residual

Dimana gejala-gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala

positif/psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala-gejala yang terjadi pada

ketiga fase di atas, penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa

gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa,kewaspadaan dan eksekutif

(atensi, konsentrasi, hubungan sosial).Pada Skizofrenia Hebefrenik kita dapat

melihat tanda dan gejala yang khas,antara lain :

a. Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa

maksudnya.

b. Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atauketolol-

tololan.

c. Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa

puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.

d. Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik, tidak terorganisasi sebagai

suatu kesatuan.

e. Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak terorganisasi

sebagai satu kesatuan.

f. Gangguan proses berfikir

g. Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-

gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan

cenderung untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.

Gejala-gejala pencetus respon biologis :

Kesehatan : nutrisi kurang, kurang tidur, kelelahan, infeksi, obat-obatan

sistem saraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk

menjangkaulayanan kesehatan.

Lingkungan : lingkungan yang memusuhi, masalah rumah

tangga,kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola

aktivitas sehari-hari, kesukaran berhubungan dengan orang lain, isolasi

sosial,kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, stigmasisasi, kemiskinan,

kurangnya alat transportasi dan ketidak mampuan mendapatkan pekerjaan.

Sikap/perilaku : merasa tidak mampu, putus asa, merasa gagal, kehilangan

kendali diri (demoralisasi), merasa punya kekuatan berlebihan dengan

6

Page 7: skizoprenia heberfrenik

gejala tersebut, merasa malang, bertindak tidak seperti orang lain dari segi

usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku

agresif, perilaku kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan ketidak

adekuatan penanganan gejala. Beberapa tanda dan gejala yang paling

sering ditemukan pada pasien-pasien Skizofrenia Hebefrenik adalah:

1. Waham: yaitu suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan

latar belakang sosial budaya serta pendidikan pasien, namun

dipertahankan oleh pasien dan tidak dapat ditangguhkan.

2. Halusinasi: gangguan persepsi ini membuat pasien skizofrenia

dapat melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak ada

sumbernya. Halusinasi yang sering terdapat pada pasien adalah

halusinasiauditorik (pendengaran). Terkadang juga terdapat

halusinasi penglihatan dan halusinasi perabaan.

3. Siar pikiran: yaitu pasien merasa bahwa pikirannya dapat disiarkan

melalui alat-alat bantu elektronik atau merasa pikirannya dapat

dibaca oleh orang lain. Terkadang pasien dapat mengatakan bahwa

dirinya dapat berbincang-bincang dengan penyiar televisi maupun

radio. Beberapa pasien juga mengatakan pikirannya dimasuki oleh

pikiran atau kekuatan lain atau ditarik/diambil oleh kekuatan lain

2. 4. Jenis-Jenis Skizofrenia

Krapelin membagian skizofrenia menjadi beberapa jenis. Pembagiannya adalah

sebagai berikut:

1. Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid agak berlainan dari jenis-jenis yang lain dalam

jalannya penyakitnya. Skizofrenia hebefrenik dan katatonik sering lama-kelamaan

menunjukkan gejala-gejala skizofrenia simplex, atau gejala-gejala hebefrenik dan

katatonik bercampuran. Tidak demikian halnya dengan skizofrenia paranoid yang

jalannya agak konstan. Gejala-gejala yang mencolok adalah waham primer, disertai

dengan waham-waham sekunder dan halusinasi. Baru dengan pemeriksaan yang

teliti ternyata ada juga gangguan proses berfikir, gangguan afek, emosi dan

kemauan.

7

Page 8: skizoprenia heberfrenik

Jenis skizofenia ini sering mulai sesudah umur 30 tahun.Permulaannya

mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum sakit

sering dapat digolongkan skizoid. Mereka mudah tersinggung, suka menyendiri,

agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.

2. Skizofrenia Hebefrenik

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa

remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan proses

berfikir, gangguan kemauan dan adanyaderpesonalisasi atau double personality

Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-

kanakkan sering terdapatpada skizofrenia hebefrenik. Waham dan halusinasi

banyak sekali.

3. Skizofrenia Katatonik

Timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun, dan biasanya akut serta

sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik

atau Stupor katatonik penderita tidak menunjukkan perhatian sama sekali terhadap

lingkungannya. Emosinya sangat dangkal. Gejala yang penting adalah gejala

psikomotor seperti:

1. mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup

2. muka tanpa mimik, seperti topeng

3. stupor, penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yanglama, beberapa

hari, bahkan kadang-kadang sampai beberapa bulan

4. Bila diganti posisinya penderita menentang, negativism

5. Makan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul didalam mulut dan

meleleh keluar, air seni dan feses ditahan

6. Terdapat grimas dan katalepsi

Secara tiba-tiba atau pelan-pelan penderita keluar dari keadaan stupor ini

dan gaduh gelisah katatonik. Terdapat hiperaktivitas motorik, tetapi tidak

disertai dengan emosi yang semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan

luar

Penderita terus berbicara dan bergerak saja. Ia menunjukkan stereotipi,

manerisme, grimas dan neologisme. Ia tidak dapat tidur, tidak makan dan

minum sehingga mungkin terjadi

8

Page 9: skizoprenia heberfrenik

dehidrasi atau kolaps dan kadang-kadang kematian (karenakehabisan tenaga

dan terlebih bila terdapat juga penyakit badaniah: jantung, paru dan

sebagainya).

4. Skizofrenia Simplex

Sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utamapada jenis

simplex adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses

berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat.

Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita

mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari

pegaulan.Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan

akhirnya menjadi penganggur.

5. Skizofrenia Residual

Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya

satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah negative

yang lebih menonjol. Gejalanegatif terdiri dari kelambatan psikomotor, penurunan

aktivitas, penumpulan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan pembicaraan,

ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri dan fungsi sosial.

2.5. Psikofisiologi

a. Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.

1. Tahap Comforting timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan

berdosa, klien biasanya mengkompensasikan stresornya dengan koping imajinasi

sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.

2. Tahap Condeming timbul kecemasan moderat, cemas biasanya makin meninggi

selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut apabila orang

lain ikut mendengarkan apa-apa yang ia rasakan sehingga timbul perilaku menarik

diri (withdrawl).

3. Tahap Controling timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang

timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien

susah berhubungan dengan orang lain. Apabila suara tersebut hilang klien merasa

sangat kesepian atau sedih.

9

Page 10: skizoprenia heberfrenik

4. Tahap Conquering klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam

apabila tidak diikuti perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul

perilaku suicide.

b. Waham

Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yang umumnya

menetap dan kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham dapat berupa waham kejaran,

hipokondrik, kebesaran, cemburu, tubuhnya dibentuk secara abnormal, merasa dirinya bau

dan homoseks. Tidak dijumpai gangguan lain, hanya depresi bisa terjadi secara

intermitten. Onset biasanyapada usia pertengahan, tetapi kadang-kadang yang berkaitan

dengan bentuk tubuh yang salah dijumpai pada usia muda. Isi waham dan waktu timbulnya

sering dihubungkan dengan situasi kehidupan individu, misalnya waham kejaran pada

kelompok minoritas. Terlepas dari perbuatan dan sikap berhubungan dengan wahamnya,

afek dan pembicaraan dan perilakuorang tersebut adalah normal. Waham ini minimal telah

menetap selama 3 bulan.

2.6. Diagnosis

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Diagnosis hebefrenia untuk

pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai

15-25 tahun). Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang

menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Untuk

diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama

2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini

memang benar bertahan. Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat

diramalkan, serta mannerism, ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary) dan

perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan. Afek pasien dangkal (shallow)

dan tidak wajar (inappropriate),sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas

diri (self-satisfied),senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati

(loftymanner),tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda

gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated

phrases). Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling)

serta inkoheren. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir

umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol

10

Page 11: skizoprenia heberfrenik

(fleeting and fragmentary delusion sand hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan

yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku

penderita memperlihatkan cirri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa

maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-

buat terhadapagama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersulit orang

memahami jalan pikiran pasien. Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia

tipe terdisorganisasi.

2.7. Pengobatan

Dalam pengobatan dengan obat psikofarmaka, yang penting diketahui adalah

bahwa cara pengobatan tersebut terutama mensupresi gejala-gejala yang manifest yang

disebut positive symptom dari skizofrenia.

Beberapa gejala yang dapat disupresi oleh obat adalah :

a. Kecenderungan untuk berkelahi (combativeness)

b. Aktivitas berlebihan (hyperactivity)

c. Ketegangan yang meninggi (tension)

d. Sikap permusuhan (hostility)

e. Halusinassif

f. Negativismag.

g. Gangguan tidur (Insomnia)

h. Manerisme

Dipihak lain ada sejumlah kondisi pada penderita skizofrenia yang sangat sulit diperbaiki

oleh obat :

a. Kurang pengertian diri

b. Kurang penilaian/pertimbangan wajar

c. Gangguan orientasid.

d. Gangguan daya ingat.

e. Gangguan perencanaan yang realisstik

f. Gangguan afek

g. Dorongan untuk mengulang tanpa sebab/alas anh.

h. Melukai diri

11

Page 12: skizoprenia heberfrenik

Dengan melihat kondisi dan gejala yang ada pada pasien kita dapat memberikan

obat anti-psikotik dengan rasional.

Pada dasarnya pengobatan dengan anti-psikotik terdapat beberapa prinsip :

a. Initial terapi (Terapi permulaan)Pemberian dosis yang cukup tinggi (loading dose)

yang dapat ditolerir oleh pasien. Biasanya pemberian dengan dosis yang tinggi,

dilakukan dirumah sakit.

b. Kontrol terapi (Terapi pengawasan) Setelah fase initial, dimana gejala-gejala yang

overt (terbuka) sepertihipeaktivitas, kecenderungan berkelahi, Insomnia dapat

diatasi maka pemberian obat diturunkan perlahan-lahan sampai dosis yang dapat

menekan gejala-gejala dengan side efek yang paling minimal.

c. Terapi pemeliharaan Setelah kedua fase tersebut dilalui biasanya tidak lebih lama

dari 8 minggu, pasien dapat memberikan dosis pemeliharaan yang biasanya cukup

rendah, tetapi bermanfaat untuk mencegah kambuhnya gejala-gejala akut. Pada

fase ini sebaiknya dilakukan juga “drug holiday” misalnya 1-2 hari tanpa obat

dalam sebulan. 1-2 minggu dalam 6 bulan dan 1-2 bulan dalam setahun. Drug

holiday ini berguna untuk mencegah terjadinya efek samping seperti tardive

dyskinesia.

Obat-obat yang dapat mensupresi gejala skizofrenia adalah antipsikosis :

a. Antipsikosis tipikal golongan fenotiazin seperti klorpromazin, flufenazin,

perfenazin, tioridazin, trifluperazin.

b. Antipsikosis tipikal golongan lain seperti klorprotiksen, droperidol,haloperidol,

loksapin, molindon, tioktiksen.

c. Antipsikosis atipikal seperti klozapin, olanzapin, rrisperidon, quetiapin,sulpirid,

ziprasidon, aripripazol, zotepin, amilsuprid.

2. 8. Prognosis

Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe lainnya,

prognosisnya pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat

kembali pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat prodromal

(sebelum munculnya gangguan tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan

12

Page 13: skizoprenia heberfrenik

perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai

dengan kekambuhan periodik dan ketidak mampuan berfungsi dengan efektif kecuali

untuk waktu yang singkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia :

a. Keluarga

Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya. jangan

membeda-bedakan antara orang yang mengalami Skizofrenia dengan orang yang

normal, karena orang yang mengalami gangguan Skizofrenia mudah tersinggung.

b. Inteligensi

Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang tinggi akan

lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang inteligensinya rendah.

c. Pengobatan

Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian kecil pasien

(kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah fungsi

mental yang cukup normal. Kedua antagonis reseptor dopamine disertai dengan

efek merugikan yang mengganggu dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di

beri obat Risperidone sertaClozapine.

d. Reaksi

Pengobatan Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap

obat lebih bagus perkembangan kesembuhan dari pada orang yang tidak bereaksi

terhadap pemberian obat.

e. Stressor Psikososial

Apabila stressor dari skizofrenia ini berasal dari luar, maka akan mempunyai

dampak yang positif, karena tekanan dari luar diri individu dapat diminimalisir atau

dihilangkan. Begitu pula sebaliknya apabila stressor datangnya dari luar individu

dan bertubi-tubi atau tidak dapat diminimalisir maka prognosisnya adalah negatif

atau akan bertambah parah.

f. Kekambuhan

penderita skizofrenia yang sering kambuh prognosisnya lebih buruk.

g. Gangguan Kepribadian

Prognosis untuk orang yang mempunyai gangguan kepribadian akan sulit

disembuhkan. Besar kecilnya pengalaman akan memiliki peran yangsangat besar

terhadap kesembuhan.

h. Onset

13

Page 14: skizoprenia heberfrenik

Jenis onset yang mengarah ke prognosis yang baik berupa onset yanglambat dan

akut, sedangkan onset yang tidak jelas memiliki prognosisyang lebih baik.

i. Perjalanan penyakit

Pada penderita skizofrenia yang masih dalam fase prodromal prognosisnya lebih

baik dari pada orang yang sudah pada fase aktif danfase residual.

j. Kesadaran

Kesadaran orang yang mengalami gangguan skizofrenia adalah jernih. Hal inilah

yang menunjukkan prognosisnya baik nantinya.

14

Page 15: skizoprenia heberfrenik

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Salah satu pembagian skizofrenia adalah skizofrenia hebefrenik. Beberapa

pendapat yang menyebutkan tentang pengertian Skizofrenia,

antaralain :“Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk Skizofrenia yang ditandai

dengan perilaku klien regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, wajah

dungu,tertawa-tawa aneh, meringis dan menarik diri secara ekstrim”.

Skizofreniahebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif

yang tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham dan halusinasi

yangbersifat mengambang serta terputus-putus (fragmentary), perilaku yangtidak

bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta umumnya maneurisme.

Skizofrenia hebefrenik disebut juga disorganized type atau“kacau balau” yang

ditandai dengan inkoherensi, affect datar, perilaku dantertawa kekanak-kanakan,

yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan

gerakan-gerakan aneh, mengucapberulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik

diri secara ekstrim dari hubungan sosial. Skizofrenia hebefrenik adalah suatu

bentuk skizofreniadengan perubahan prilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak

dapatdiramalkan, ada kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan

prilakumenunjukkan hampa prilaku dan hampa perasaan, senang menyendiri,dan

ungkapan kata yang di ulang–ulang, proses pikir mengalami disorganisasidan

pembicaraan tak menentu serta adanya penurunan perawatan diripada individu.

Dari ketiga pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkanbahwa Skizofrenia

hebefrenik atau Skizofrenia disorganized adalah suatu gangguan yang yang

ditandai dengan regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, serta menarik diri

secara ekstrim dari hubungan sosial. Gangguan jiwa skizofrenia merupakan

gangguan jiwa yang berat dan gawat yangdapat dialami manusia sejak muda dan

dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia

(lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-

budaya. Skizofrenia pada lansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok

lanjut usia (lansia).

15

Page 16: skizoprenia heberfrenik

DAFTAR PUSTAKA

1. www.Scribd. com/mobile/doc/77516087/device_featureS. Diunduh

padatanggal 3 Juli 2012.

2. Kaplan, HI, Sadock BJ, Greb JA, Skizofrenia, dalam : Sinopsis Psikiatri,

ed7, vol 1, Binarupa aksara, 1997.

3. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya. Diunduh dari

http/www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.

4. Departemen Kesehatan R.I. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III cetakan pertama Direktorat Jenderal

Pelayanan Medik DepartemenKesehatan RI : Jakarta

5. Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan

Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK

UnikaAtmajaya, Jakarta, 2001.

6. www.psikomedia.com/article/psikologi-klinis/1006/skizofrenia

7. Maramis. Ilmu Kedokteran Jiwa. Pusat Penerbitan dan Percetakan

AirlanggaUniversitas. Surabaya. 2009.

8. Prof. Dr. R. Kusumanto. Obat-Obat Yang Dipakai Dibidang Kesehatan

Jiwa Edisi II Yayasan Dharma Graha. Jakarta. 1984.9.

9. Setiabudy, rianto. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5 Gaya Baru. Jakarta

2007.

16

Page 17: skizoprenia heberfrenik

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

DISUSUN OLEH:

ASRI MAINI PUTRI

7109080012

PEMBIMBING:

dr.evalina sp.kj

KKS ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSJ PROV. SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UISU AL-MANAR

2013

DAFTAR ISI

17

Page 18: skizoprenia heberfrenik

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3

BAB III PENUTUP..................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

18

ii

Page 19: skizoprenia heberfrenik

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

penulis kenikmatan berupa iman dan islam disetiap nafas dalam menuntut ilmu ini. Tak

luput rasa syukur penulis kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis mampu

menyelesaikan makalah ini dengan judul “SKIZOFRENIA HEBEFRENIK”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam mengikuti KKS

(Kepaniteraan Klinik Senior) SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA di RSJ PROV Sumatera

Utara.Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: dr.evalina

sp.kj

Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Medan, November 2013

Penulis

19