Skenario wooooooho
-
Upload
arief-yudho-prabowo -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of Skenario wooooooho
Skenario :
“ Apa yang Harus Kulakukan ?”
Nona A, Seorang wanita berusia 2 tahun, menderita batuk berdahak sejak tiga
bulan lalu. Ia kost di daerah perumahan kumuh di Jakarta dan sudah 2 tahun bekerjanya
sebagai kasir di sebuah mall. Ia bekerja dari pagi hingga sore hari dan selama bekerja ia
makan tidak teratur dan sering membeli makanan siap saji. Kemudian batuk – batuk yang
dialaminya semakin parah selama seminggu ini dan kadang – kadang disertai dengan
bercak darah. Namun ia tidak pernah berobat, ia mengganggap sakitnya karena ia seing
bekerja di ruangan ber – AC. Suatu hari, Nona B, teman satu kostnya, mengetahui
penyakitnya, ia kaget temannya menderita batuk darah dan ia menyarankan agar nona A
berobat. Menurutnya batuk darah itu menular. Timbul kekhawatiran dalam diri ona A, ia
menuruti saran temannya dan kemudian memeriksakan dirinya kesebuah klinik swasta.
Menurut dekter ia harus menjalani pengobatan selama 6 dan tidak boleh berhenti minum
obat. Nona A sangat sedih dan khawatir penyakitnya tidak bisa sembuh, ia jga malu
dengan teman – temannya, ia memutuskan berhenti bekerja dan pulang ke rumahnya dan
menjalani pengobatan di sana.
Data Tambahan :
Identitas penderita : belum menikah, tidak bekera saat ini. Gajinya 1 juta per
bulan. Digunakan untuk membayar kost 250 ribu per bulan dan sisanya untuk transport
dan makan. Riwayat pendidikan : tamat SMA.
Rumah tempat tinggalnya saling berdekatan dengan tetangganya, berukuran 200
m2 , lantainya tanah, jendelanya hanya di bagian depan. Rumah tersebut jarang
dibersihkan. Selain batuk, penderita juga sesak, kadang – kadang deamam, dan
mempunyai kebiasaan makan tidak teratur.
Step 1 : Identifikasi dan Klasifikasi Istilah - Istilah Asing
1. Batuk :Gerakan rahang yang tidak sadar pada system
pernapasan.
2. Dahak :Lendir yang dihasilkan oleh paru – paru karena
disebabkan oleh infeksi kuman, berupa cairan lengket
dan padat yang disebabkan karena menghirup udara
yang kotor.
3. Bercak darah :Percikan – percikan kecil darah.
4. Batuk darah :Batuk disertai dengan darah
5. Perilaku Kesehatan :Respon terhadap rangsangan.
6. Pengobatan :Perilaku seseorang untuk menyembuhkan penyakit.
7. Interpretasi : Tafsir, taksiran, perkiraan
8. Penyakit menular :Penyakit yang ditularkan oleh seseorang dengan media
tertentu.
9. Domain perilaku :Ranah atau kawasan perilaku.
10. Promosi kesehatan :Ilmu yang dapat mengubah kesadaran perilaku
seseorang.
11. Modifikasi perilaku :Macam – macam perubahan perilaku.
12. Demam :Panas tinggi, dengan meningkatnya suhu tubuh dari
keadaan normal ( 36,5 – 37 C).
13. Komunikasi medis :Adalah sarana komunikasi untuk menjelaskan kepada
masyarakat mengenai kesehatan.
14. Sesak napas :Gangguan saluran pernafasan, sulit bernafas,
pernafasan terhambat.
15. Terapi :Salah satu cara pengobatan.
16. Sakit :Adalah penilaian seseorang terhadap penyakit
sehubungan dengan pengalaman yang langsung
dialaminya, hal ini merupakan fenomena subjektif
yang ditandai dengan perasaan tidak enak.
17. Penyakit :Permasalahan pada bidang kesehatan.
18. Makanan bergizi :Makanan yang lengkap dan seimbang, makanan 4
sehat 5 sempurna , dan makan sesuai dengan kebutuhan
dan umur.
19. Klinik :Tempat berobat, tempat memeriksakan penyakit,
tempat pengobatan yang lebih kecil dari rumah sakit.
20. Perumahan Kumuh :Perumahan yang tidak sehat, kotor, sanitasi buruk,
kurang sirkulasi udara, tidak terawatt, tidak layak jadi
tempat tinggal dan menyebabkan penghuninya sakit.
21. Berobat :Usaha menyembuhkan diri, memperbaiki keadaan
tubuh, meningkatkan derajat kesehatan.
22. Menderita :Kondisi tidak menyenangkan karena mengalami
gangguan atau penyakit.
Step 2 : Menetapkan Masalah
1. Mengetahui tentang konsep dasar kesehatan manusia
2. Mengetahui tentang konsep sakit dan factor – factor sakit.
3. Mempengaruhi faktor yang mempengaruhi presepsi penderita sakit
4. Mengetahui tentang perilaku sehat ( konsep, domain, perilaku, model perilaku
dan promosi kesehatan serta strateginya, dan modifikasi perilaku ).
5. Mengetahui aspek emosional paien dan interpretasi gejala – gejala sakit.
6. Mengetahui komunikasi medis dan efeknya sebagai proses terapi.
7. Mengetahui tentang kepatuhan perilaku
8. Mengetahui hubungan kepribadian, perilaku, dan penyakit serta perubahan
perilaku sebagai proses terapi.
Step 3 : Curah Pendapat
1. Kesehatan adalah bisa hidup produktif secara social maupun ekonomi ( LO )
2. LO
3. LO
4. LO
5. LO
6. LO
7. LO
8. Kepribadian adalah suatu totalitas psikologi yang dimiliki oleh seorang individu.
Proses perubahan perilaku sebagai proses terapi ;
a. terapi lingkungan kesehatan
b. pemeliharaan kesehatan
c. perilaku pencegahan penyakit
d. perilaku pengobatan penyakit
Aspek – aspek yang berpengaruh dalam tahap perubana perilaku :
e. faktor interen : dari dalam / berasal dari individu itu sendiri, pengetahuan,
motivasi, dan emosi
f. faktor ekstern : dari luar / lingkungan, social, ekonomi, dan budaya.
(LO)
Step 4 : Merumuskan Penjelasan Hasil Step 3
1. Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan , jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan juga ekonomi.
Definisi sehat, dilihat dari ruang lingkupnya :
a. Fisik : Ditandai dengan keadaan organ tubuh yang baik dan berjalannya
semua fungsi organ tubuh dengan baik dan lancar.
b. Mental : Ditandai dengan keadaan pikian, emosi, dan spiritual yang
bejalan dengan baik dan lancar.
c. Ekonomi
d. Sosial
Sehat artinya dapat berpikir secara jernih
Faktor – faktor sehat ada 4:
a. Genetik
b. Lingkungan
c. Perilaku
d. Pelayanan kesehatan
( LO )
2. LO
3. LO
4. LO
5. LO
6. LO
7. LO
8. LO
Step 5 : Menetapkan Learning Objektif
1. Mengetahui tentang konsep dasar kesehatan manusia
2. Mengetahui tentang konsep sakit dan factor – factor sakit.
3. Mempengaruhi faktor yang mempengaruhi presepsi penderita sakit
4. Mengetahui tentang perilaku sehat ( konsep, domain, perilaku, model perilaku dan
promosi kesehatan serta strateginya, dan modifikasi perilaku ).
5. Mengetahui aspek emosional paien dan interpretasi gejala – gejala sakit.
6. Mengetahui komunikasi medis dan efeknya sebagai proses terapi.
7. Mengetahui tentang kepatuhan perilaku
8. Mengetahui hubungan kepribadian, perilaku, dan penyakit serta perubahan perilaku
sebagai proses terapi.
Step 6 : Mengumpulkan Informasi ( Secara Mandiri )
Step 7 : Berbagi Informasi Mengenai LO
1. Mengetahui tentang konsep dasar kesehatan manusia
Definisi Sehat
Sehat menurut Perkin ( 1938 ) adalah suatu keadaan seimbang yang
dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang
berusaha memepengaruhinya.
Sehat menurut WHO ( 1947 ) dan UU Pokok Kesehatan No 9 Tahun 1960
adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan social yang
tidak hanya terbatas pada bebas pada penyakit atau kelemahan.
Sehat menurut WHO ( 1957 ) adalah suatu keadaan kualitas organ tubuh
yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan
lingkungan yang dipunyainya.
Sehat menurut White ( 1977 ) adalah suatu keadaan dimana seseorang
pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan atau tidak
terdapat tanda – tanda penyakit atau kelainanadalam tubuhnya.
Sehat menurut UU Kesehatan No 23 ( 1992 ) adalah suatu keadaan
sejahtera badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif baik secara social maupun ekonomi.
Wujud atau Indikator sehat :
Sehat secara fisik : artinya dapat dilihatdan terwujud
apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit.
Semua ogan tubuh normal dan berfungsi secara normal dan tidak ada
gangguan secara fungsi tubuh.
Sehat secara mental : Mencakup 3 komponen yakni
pikiran, emosiona, dan spiritual;
1. Pikiran, yakni sehat yang tercermin dari cara berfikir seseorang.
2. Emosional, yakni sehat yang tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira,
khawatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual, yakni sehat yang tercermin dari seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap
sang pencipta alam dan seisinya. SEcara mudah dapat dilihat dari
praktek keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik
yang sesuai dengan norma – norma masyarakat. baik dan
berinteraksi dengan orange atau kelompok lain.
Sehat seacara ekonomi : artinya terlihat produktivitas seseorang ( dewasa )
dalam arti mempunyai kegiatan yang dapt menghasilkan sesuatu yang
dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finanasial.
Sehat secara sosial : artinya dapat berkomunikasi dengan orang lain
secara baik,atau mampu berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
Faktor – faktor kesehatan yang mempengaruhi status / derajat kesehatan
seseorang, menurut H. L Bloem ( 1974 ) :
1. Lingkungan
2. Biologik / Genetik
3. Pelayanan kesehatan
4. Perilaku
Keempat faktor ini mempunyai hubungan yang saling berkaitan terhadap satatus
kesehatan atau yang lainnya.
Untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat suatu daerah / bangsa dipakai
berbagai indikatornya :
1. angka harapan hidup
2. angka kematian bayi
3. angka kematian ibu
2. Mengetahui tentang konsep sakit dan faktor – faktor yang
mempengaruhinya.
Status KesehatanFaktor
Lingkungan
Faktor Biologik / Genetik
Faktor Pelayanan Kesehatan
Faktor Perilaku
Definisi Sakit
Sakit menurut Perkins ( 1937 ) adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang menimpa seseorang shingga menimbulkan gangguan
aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
Sakit menurut Reverly adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan
dan individu.
Sakit menurut New Webster Dictionary adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan perubahan gangguan secara nyata dari keadaan ynag
normal.
Sakit menurut Salan ( 1988 ) adalah suatu reaksi personal, interpersonal
serta kultural terhadap penyakit atau perasaan kurang nyaman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Sakit adalah suatu keadaan secara subjektif yang dirasakan berdasarkan
pengalaman sosial dan budaya.
Definisi Penyakit
Penyakit menurut Gold Medical Dictionary adalah suatu kegagalan
mekanisme adaptasi suatu organisme untuk berinteraksi secara tepat
terhadap rangsngan atau tekanan sehingga timbulah gangguan pada fungsi
atau struktur dari bagian organ atau system tubuh.
Penyakit menurut Van Dale’s Groot Woordenboek der Nederlandse Tall
adalah suatu keadaan dimana proses ehidupan idak lagi teratur atau
terganggu perjalanannya.
Penyakit menurut Arrest Hof re Amsterdam adalah bukan hanya
merupakan kelainan yang dapat dilihat dari luar, tetapi juga suatu
gangguan keteraturan fungsi – fungsi dalam tubuh.
Penyakit menurut Kleinman adalah gangguan fungsi atau adaptasi dari
proses – proses biologis dan psikologis sesorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa;
penyakit adalah keadaan secara objektif yang merupakan suatu
gangguan fungsi organ tubuh yang disebabkan oleh mikroorganisme dan
lingkungan yang berasal dari lingkungan itu sendiri.
Sakit Respon Subjektif
Faktor – Faktor Sakit
1. Penyebab penyakit ( Agent )
Biologic agent :Mikroorganisme contohnya virus, bakteri, fungi,
protozoa, metozoa, dan parasit . ( Cenderung
menular )
Nutrient agent :Protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
Chemical agent : a. Berasal dari dalam tubuh pada penyakit
diabetes ( kekurangan hormon insulin )
b. Berasal dari luar tubuh alergi, metal, debu,
gas, masuk melalui pernafasan, makanan dan
inokulasi.
Physical agent :Panas, dingan, tekanan atau radiasi
Mechanical agent :Gesekan kronis atau kekuatan mekanik
kehancuran, robek, diskolasi atau patah tulang.
2. Tuan Rumah ( Host )
Umur
Sex
Ras ( suku bangsa )
Genetik
Nutrisi
Pekerjaan
Kekebalan tubuh
Adapt – istiadat dan kebiasaan
Kelakuan manusia
3. Lingkungan
a. Secara langsung, ex :kecelakaan dan life style ( merokok, drugs,
dan sex bebas )
b. Secara tak langsung, ex :penyakit diare yang disebabkan oleh
sanitasi lingkungan yang buruk
Faktor lingkungan ini, cenderung tidak menular.
Penyakit Respon objektif
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi presepsi sakit
a. Faktor fisik
Adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penyimpangan berat dari suatu
kesehatan normal dan fiiknya lemah.
b. Faktor mental / psikologis
Menganggap masalah mental ( contohnya adalah : depresi ) sebagai kesakitan
dan lebih mengarah pada gejala somatis tubuh daraipada gejala afektif,
( pengaruh ) menganggap syindrom sebagai penyimpangan fisik daripada
penyimpangan psikologi.
c.Faktor sosial dan budaya
Adanya sudut pandang yang berbeda antara dokter dengan pasien
Sudut pandang pasien mengacu pada respon subjektif si pasien dan
lingkungannya ( keyakinan awam ).
d. Faktor pengalaman pribadi
e.Faktor kebiasaan
4. Mengetahui tentang perilaku sehat ( konsep, domain perilaku, model
perilaku dan promosi kesehatan serta strateginya, dan modifikasi perilaku ).
Konsep Perilaku
a. Definisi Perilaku
Perilaku menurut Skinner ( 1938 ) adalah sebuah respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.
u menurut Snehandu B Kar adalah
Behavior intentions
Social support
Accesibility of information
Personal Autonomy
Action Situation
Perilaku menurut WHO adalah
Thoughts and feeling
Orang penting sebagai referensi
Sumber – sumber daya
Kebudayaan
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku terentuk karena adanya stimulus lalu manusia itu merespon, Skinner
membedakan adanya dua respon :
Respondent respon atau reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan – rangsangan ( stimulus ) tertentu.Stimulus semacam disebut
elicting stimulation karena menimbulkan respon – respon yang relative
tetap. Dan juga mencakup perilaku emosional.
Operant respons atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Dilihat dari rangsangan perilaku dibedakan menjadi dua macam ;
Perilaku tertutup,
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup,
masih terbatas pada perhatian, presepsi, pengetahuan / kesadaran dan sikap
yang belum dapat diamati secara jelas.
Perilaku terbuka,
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati oleh orang lain.
b. Prosedur pembentukan perilaku
Identifikasi
Analisis
Memakai secara urut
Pembentukan perilaku
Perilaku kesehatan menurut Skinner adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan, minuman, dan lingkungan.
c. Determinan Perilaku ( faktor penentu perilaku )
Faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat
bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, dan jenis kelamin.
Faktor eksternal, yakni lingkungan, baik sosial, budaya, ekonomi, politik
dan sebagainya.
Domain Perilaku
Domain perilaku menurut Bloom ada 3 ;
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Dari teori ini dimodifikasikan untuk pengukuran pendidikan kesehatan, yakni :
1. Pengetahuan / knowledge
Sangatlah penting dalam membentuk tindakan seseorang ( event behavior )
Proses adaptasi ;
- Awarness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.
- Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus
- Evaluation, ( menimbang – nimbang baik / tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya ). Berarti responden sudah lebih baik lagi
- Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
- Adaption, subjek berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif ;
- Tahu ( know )
- Memahami ( comprehension )
- Aplikasi ( application )
- Analisis ( analysis )
- Sintesis ( synthesis )
- Evaluasi ( evaluation )
2. Sikap / attitude
Komponen pokok sikap ( Alport 1945 )
- Kepercayaan / keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek
- Kehidupan emosional / evaluasi terhadap suatu objek
- Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave )
Berbagai tingkatan sikap
- Menerima ( receiving ) ….. perhatian
- Merespon ( responding ) … menyelesaikan tugas
- Menghargai ( volving ) ….. diskusikan
- Bertanggun jawab ( responsible )
Praktek atau tindakan ( practice )
- presepsi ( preseption )
- Respon terpimpin ( guaided response )
- Mekanisme ( mechanism )
- Adopsi ( adoption ) / adaptasi
Ketiga domain Bloom diukur dari :
Pengetahuan – knowledge – kognitif
Sikap / anggapan – attitude – affective
Praktek / tindakan – practice – psikomotor – action
Domain Perilaku menurut Ki Hajar Dewantara ;
1. Cipta
2. Rasa
3. Karsa
4. Kognisi
5. Konasi
6. Emosi
Model Perilaku
a. Prefenif : pencegahan
1. Menjaga
2. Melindungi
3. Menghindari
b. Promotif : penyuluhan
c. Kuratif : pengobatan
d. Rehabilitatif : pemulihan
Promosi Kesehatan dan Strateginya
Pendidikan kesehatan menurut Ottawa Charter ( 1986 ) adalah proses untuk
meningkatan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu juga untuk mencapai derajat kesehatan yang baik,
sempurna baik fisik, mental, dan sosial maka masyarakat harus mengenal dan
mewujudkan aspiranya, kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungan
Batasan promosi kesehatan menurut Australian Health Foundation, adalah
program – program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan
perilaku ( perbaikan ) baik dalam masyarakat.organisasi dan lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa
lalu. Promosi kesehatan bukan hanya sebagai proses penyadaran masyarakat
atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
saja, tetapi juga upaya – upaya memfasilitasi perubahan perilaku.
Visi dan Misi Promkes
1. Visi adalah apa yang diiginkan promkes sebagai penunjang program – program
kesehatan yang lain,
Menurut UU No 23 tahun 1992, maupun WHO misi promkes adalah
meningkatkan kemampuan masyarakat utuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan baik secara fisik, mental, dan sosial sehingga manusia tersebut
dapat produktif secara ekonomi maupun sosial.
2. Misi adalah upaya yang harus dilkukan untuk mencapai visi tersebut. Ada 3
misi ;
a. Advokat ( advocate ) : pengambilan keputusan
b. Menjembatani ( mediate )
c. Memampukan ( enable )
Dalam menjalankan visi dan misi ini maka dibutuhkanlah strategi kesehatan, yaitu ;
1. Strategi Global menurut WHO, 1984
a. Advokasi
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu
kebijakan, baik di bidang kesehatan maupun sector luar kesehatan yang
mempunyai pengaruh terhadap public.
b. Dukungan sosial
Kegiatan yang ditujukkan kepada para tokoh masyarakat yang
berpengaruh dalam masyarakat.
c. Pemberdayaan primer
Agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
2. Strategi Promkes berdasarkan Piagam Ottawa ( Ottawa Charter )
a. Kebijakan berwawasan kesehatan yang ditujukan pada pembuat dan
penentu kebijakan
b. Lingkungan yang mendukung
c. Reorientasi pelayanan kesehatan
d. Keterampilan individu
e. Gerakan masyarakat.
Modifikasi Perilaku
Perubahan / modifikasi perilaku merupakan tujuan dari pendidikan dan promosi
kesehatan. Berikut adaah beberapa teori peubahan perilaku :
Teori Stimulus – Organisme – Respon ( S – O – R )
Teori ini menyatakan kualitas dari sumber komunikasi ( source ) /
stimulus menentukan keberhasilan perubahan perilaku, yakni ;
- kredibilitas
- kepemimpinan
- gaya berbicara
Hostland, et al ( 1953 ) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku
sama dengan poses belajar :
- Stimulus yang diberikan kepada organisme dapat diterima / ditolak
- Apabila stimulus telah mendapatkan pehatian dari organisme maka ia
mengerti stimulus tersebut
- Organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi keesdiaan untuk
bertindak.
- Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan terhadap perubahan perilaku.
1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan
Stimulus
Teori Fungsi
Perubahan perilaku tergantung kebutuhan
Menurut Katz ( 1960 ) dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang
bersangkutan bahwa;
- Perilaku berfungsi instrumental dan memberi pelayanan terhadap
kebutuhan
- Perilaku berfungsi sebagai defence mechanism / pertahanan diri
- Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti
spontan dalam waktu singkat.
- Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi
pencerminan hati sanubari.
Maka dari itu perilaku tampak terus – menerus dan berubah secara relatif
Teori Festinger / dissonance theory ( 1957 )
Reaksi Tertutup ( perubahan Sikap )
Reaksi Terbuka ( perubahan Praktek)
Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance. Hal in berarti
bahwa keadaan cognitive dissonance adalah merupakan suatu keadaan
ketidaskseimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang
berusaha mencapai keseimbangan kembali.
Teori disonan ( ketidakseimbangan ) / cognitive dissonance terjadi
karena dalam individu terdapat dua elemen kognisi yang saling
bertentangan yakni pengetahuan, pendapat atau keyakinan.
Sherwood dan Borrou merumuskan dissonance sebagai berikut ;
Pentingnya Stimulus x Jumlah Kognitif Dissonance
Dissonance = -----------------------------------------------------------------
Pentingnya Stimulus x Jumlah Kognitif Consonance
Teori Kurt Lewin ( 1970 )
Perilaku merupakan keadaan seimbang antara kekuatan pendorong
( driving forces ) dengan kekuatan penahan ( resting forces ), ada 3
kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
a. kekuatan pendorong meningkat
b. kekuatan penahan menurun
c. kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun.
Bentuk – bentuk perubahan perilaku menurut WHO ;
a. Perubahan alamiah ( natural change )
b. Perubahan Terencana ( planned change )
c. Kesediaan untuk berubah ( redness to change )
Kesediaan untuk berubah pada setiap orang berbeda – beda walau
kondisinya sama
Strategi perubahan perilaku menurut WHO ;
a. Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
b. Dipaksakan
c. Pemberian informasi
d. Diskusi dan partisipasi
5. Mengetahui aspek emosional paien dan interpretasi gejala – gejala sakit.
Tidak ada hubungan lansung antara gejala dan konsultasi medis,
sebaliknya suatu system pengaturan diri yang sangat kompleks terlibat : proses
terapi, pemberian nama, serta penjelasan tentang gejala yang dipengaruhi tidak
hanya oleh gejala tetapi juga oleh aspek kognitif dan sosial.
Taylor ( 1991 ) menjelaskan bebrapa faktor yang memepengaruhi presepsi
gejala ;
a. Perbedaan – perbedaan individu
perbedaan – perbedaan perhatian
Stress
Suasana hati
Perbedaan Demografis ;
- umur
- jenis kelamin
- status perkawinan
- ststus kediaman
- status pekerjaan
b. Faktor – faktor situasi, ex : focus perhatian
c. Perbedaan budaya
6. Mengetahui komunikasi medis dan efeknya sebagai proses terapi.
Definisi Komunikasi Komunikasi menurut Miller ( 1951 ) adalah suatu proses informasi yang disampaikan dari satu tempat ke tempaat yang lain Komunikasi menurut Clevenger ( 1959 ) adalah suatu proses pertukaran dinamis Komunikasi menurut Anderson ( 1985 ) adalah transfer energi dalam ragka pencapaian tujuan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, Komunikasi adalah suatu proses pengoprasian rangsangan / stimulus dalam bentuk lambing / symbol bahasa atau gerakan ( non verbal ) untuk mempengaruhi orang lain.
Unsur – unsur komunikasi Komunikator ( source ) Komunikan ( receiver ) Pesan ( message ) Saluran ( media ) Umpan balik ( feedback )
Bentuk – bentuk komunikasi Interpersonal communication ( face to face communication )
Merupakan suatu bentuk komunikasi yang paling efektif dan merupakan komunikasi antar – pribadi. Media yang paling penting adalah baik secara bahasa, lisan maupun tulisan. Komunikasi ini lebih efektif karena mmenuhi tiga hal ;
a. Empathy b. Respect c. Jujur
Metode komunikasi antar pribadi yang paling ba ik adalah konseling karena di dalam cara ini antara komunikator dengan komunikan terjadi dialog.
Mass communication ( communication through the mass media ) Komunikasi ini menggunakan saluran ( media ) massa, atau berkomunikasi melalui media massa. Komunikasi ini kurang efektif bila dibandingkan dengan komunikasi interpersonal, meskipun mungkin lebih efisien; Media yang paling banyak digunakan : a. Media cetak : Koran, majalah, jurnal, selebaran, dan sebagainya b. Media elektronik : radio, televisi, internet, dan sebagainya c. Bermacam – macam papan nama ( billboard ) d. Spanduk, umbul, umbulnya.
Komunikasi kesehatan adalah suatu usaha yang sistemais untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa.
Tujuan utama adalah perubahan perilaku masyarakat dan selanjutnya berpengaruh terhadap peningkatan derajat / status kesehatan masyarakat.
Efek sebagai terapi kesehatan adalah ; 1. Agara si pasien dapat lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat
dan segala keluhan – keluhan penyakitnya2. 2. Dan tidak terdapat kesalahan presepsi / perbedaan pendapat.
7. Mengetahui tentang kepatuhan perilaku
Menurut Sarafino ( 1990 ) kepatuhan atau ketaatan adalah tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan perilaku yang didasarkan oleh dokternya atau
orang lain.
Kepatuhan perilaku merupakan respon positif dari perilaku terhadap anjuran
ahli tenaga medis dan tersirat dalam kewajiban orang – orang sakit, yaitu pada
tahap IV adalah menerima dan mematuhi prosedur pengobatan yang menunjang
keberhasilan pengobatan.
Meningkatkan Kesehatan dilakukan dengan beberapa cara :
2. Memperbaiki komunikasi antara pasien denga dokter ( Taylor 1990,
Sarafino 1990, lay 1992 )
3. Mempertinggi dukungan sosial
4. Pendekatan perilaku
Memperhatikan pada anak, Dunbar dan Waszak 1990 menyarankan banyak
interferensi yang mungkin, banyak diantaranya timbul dari kerangka modifikasi
perilaku. Bagaimanapun, tidak semua interverensi ini menjadikan sukses atau
hanya mempuyai efek – efek yang menguntungkan ketika digunakan beberapa
kombinasi dengan metode yang lain, yakni :
1. Pengelolaan diri
2. Pengingat
3. Penguatan
4. Pengawasan
5. Meningkatkan keterlibatan orang tua, intervensi pendidikan, memonitor
diri.
8. Mengetahui hubungan kepribadian, perilaku, dan penyakit serta
perubahan perilaku sebagai proses terapi.
Definisi Kepribadian;
Menurut Roucek dan Warren Kepribadian adalah organisasi faktor – faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang
Teori Snehandu B Kar : a. Niat seseorang b. Pemikiran dan perasaan c. Dukungan sosial d. Informasi e. Situasi
Teori WHO a.Pemikiran dan perasaan b. Sumber – sumber daya c.Way of Life
Teori Lawrence Green a. Behavior Causes b. Non Behavior causes Selanjutnya perilaku itu dibentuk oleh 3 hal ;
Faktor – faktor perdeposisi : Pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai – nilai
Faktor – faktor pendukung Lingkungan, fisik, fasilitas dan sarana kesehatan
Faktor – faktor pendorong : Sikap / perilaku petugas referensi Jadi hubungan antara keribadian, perilaku, dan penyakit serta perubahan perilaku sebagai porses terapi adalah, Kepribadian seseorang akan membentuk jati diri mereka sehingga kepibadian yang baik atau yang buruk akan medorong seseorang bagaimana dia berprilaku, baik responnya terhadap suatu penyakit yang ia derita atau terhadap dia melaksanakan suatu terapi dalam penyembuhan penyakitnya.