Skenario 1 Mpt
-
Upload
intan-sari -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
description
Transcript of Skenario 1 Mpt
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
1/19
2. M.M SISTEM IMUN
2.1. DEFINISI
Sistem imun adalah sistem pertahanan diri yang melekat terdiri dari sel-sel yang
membantu tubuh membedakan antara diri (self) dan molekul lain (non-self).
2.2. KLASIFIKASI
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
2/19
Sistem Imun dapat dibagi menjadi system imun alamiah atau non-spesifik/ natural/
native/ non-adaptive dan di dapat/ spesifik/ adaptif/ acquired.
Sebenarnya antara kedua system tersebut terjadi kerjasama yang erat.
A. Imunitas alamiah: imunitas yang diperoleh tanpa didahului olehkontak dengan antigen, bersifat nonspesifik.
B. Imunitas adapatif: didapat setelah terjadi paparan terhadap antigen,bersifat spesifik.
Imunitas pasif: diperankan oleh antibody atau limfosit yang telah dibentuksebelumnya didalam tubuh pejamu yang lain,diberikan dalam antiserum
Imunitas aktif: diinduksi setelah kontak
2.3 MEKANISME
A. Sistem imun nonspesifik Tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap
berfungsi sejak lahir.
Mekanismenya tidak menunjukan spesifitas terhadap benda asingdan mampu melindungi tubuh terhadap banyak pathogen
potensial.
Pertahan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikrobadan dapat memberikan respon langsung
Pertahanan fisik/mekanik: kulit, selaput lendir, silia saluran nafas,batuk dan bersin adalah pertahanan terdepan terhadap infeksi.
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
3/19
Pertahanan biokimia: beberapa mikroba bisa masuk melalui, Kelenjar sebaseus dan folikel rambut, pH asam keringat
dan sekresi sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas
kulit mempunya efek denaturasi terhadap protein
membrane sel sehingga dapat mencegah infeksi
Lizosim pada keringat,ludah, air mata dan air susu ibumelindungi tubuh dari kuman Gram (+) dengan
menghancurkan lapisan peptidoglikan
Laktooksidase dan asam neuraminik di air susu ibumempunyai sifat antibacterial terhadap E.coli dan
stafilokokus
Di saliva mengandung laktooksidase yang merusakdinding sel mikroba dan menimbulkan kebocoran
sitoplasma dan mengandung antibody yang komplemen
yang berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba
Asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik,antibody dan empedu dalam usus halus membantu
menciptakan lingkungan yang mencegah infeksi mikroba
Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri tingkat sawarfisik seperti kulit atau permukaan mukosa
Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensalisme yangditemukan hanya menggunakan sedikit nutrient
sehingga kolonisasi pathogen sulit terjadi
Kulit merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhanbakteri dihambat sehingga agen pathogen yang
menempel akan dihambat pH rendah dari asam laktat
yang terkandung didalam sebum yang dilepas kelenjarkulit
Sekret dipermukaan mukosa mengandung enzimdestruktif seperti lizosim
Saluran napas dilindungi oleh gerakan mukosiliarsehingga lapisan mukosa secara terus menerus
digerakkan menuju arah nasofaring
Bakteri ditangkap oleh mucus sehingga dapatdisingkirkan dari saluran napas
Sekresi mukosa saluran napas dan saluran cernamengandung peptide antimicrobial yang dapatmemusnahkan mikroba pathogen
Mikroba pathogen yang berhasil menembus sawar fisikdan masuk ke jaringan dibawahnya dapt dimusnahkan
dengan bantuan komplemen dan dicerna oleh fagosit
Pertahanan humoral: sistem imun nonspesifik menggunakanberbagai molekul, diantaranya adalah peptide antimikroba
seperti defisiensi, katelisidin dan IFN dengan efek antiviral.
1) Komplemen Komplemen akan rusak pada pemanasan 56oC
selama 30 menit
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
4/19
Komplemen terdiri atas jumlah besar protein yangbila diaktifkan dapat memberikan efek proteksi
terhadap infeksi dan berperan dalam respon
inflamasi
Komplemen dengan spectrum aktivitas yang luasdiproduksi oleh hepatosit dan monosit sertalangsung dapat diaktifkan oleh mikroba atau
produknya
Komplemen berperan sebagai opsonin yangmeningkatkan fagositosis, sebagai factor
kemotaktik, menimbulkan destruksi/lisis bakteri
dan parasit
antibody diinduksi oleh infeksi subklinisantibody dengan bantuan komplemen akan
menghancurkan membrane lapisan lipopolisakarida
dinding sel bila LPS lemah maka lizosim,
mukopeptida dapat menembus membrane bakteri
dan menghancurkan lapisan mukopeptida
MAC dari sistem komplemen dapat membentuklubang-lubang kecil dalam sel membrane bakteri
sehingga bahan sitoplasma yang mengandung
bahan-bahan vital keluar sel dan menimbulkan
kematian mikroba
2) Protein fase akut (PFA) Selama fase akut infeksi, terjadi perubahan pada
kadar protein dalam serum yang disebut APP Protein yang meningkat atau menurun selama fase
akut disebut juga APRP yang berperan dalam
pertahanan dini. Diinduksi oleh sinyal yang berasal
dari tempat cedera atau infeksi melalui darah. Hati
merupakan tempat sintesis APRP
C-reactive protein (CRP) merupakan salah satuPFA, termasuk golongan protein yang kadarnya
dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai
respon imunitas nonspesifik. Sebagai opsonin, CRP
mengikat berbagai mikroorganisme. Pengukuran
CPR digunakan untuk, menilai aktivitas penyakitinflamasi dan jika tetap tinggi maka menunjukkan
infeksi yang persisten. CRP dapat meningkat
dengan bantuan Ca++.
Lektin/kolektin merupakan molekul larut dalamplasma yang dapat mengikat manan/manosa dalam
polisakarida (karenanya disebut MBL) yang
merupakan permukaan banyak bakteri seperti galur
pneumokokus dan banyak mikroba, tetapi tidak
pada sel vertebrata. Lektin berperan sebagai
opsonin yang mengaktifkan komplemen
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
5/19
Protein fase akut lainnya adalah 1-antitripsin,amilod serum A, haptoglobin, C9, factor B dan
fibrinogen yang juga berperan pada peningkatan
laju endap darah akibat infeksi, namun dibentuk
jauh lebih lambat dari CRP
Mekanisme fosfolipid diperlukan untuk produksiPG dan LTR yang berguna untuk meningkatkan
respons inflamasi melalui peningkatan
permeabilitas vascular dan vasodilatasi
Sitokin IL-1, IL-6, TNF- disebut sitokinproinflamasi, merangsang hati untuk mensintesis
dan melepas sejumlah protein plasma.
Pertahanan selular: fagosit, sel NK, sel mast dan eosinofilberperan dalam sistem imun nonspesifik selular. Sel-sel
tersebut dapat ditemukan di jaringan atau di dalam sirkulasi dan
dapat mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan
untuk hidupnya.
B. Sistem imun spesifik Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap
asing bagi dirinya. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi,
sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali
akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan
Sistem imun spesifik humoral: yang berperan adalah limfosit Bata sel B yang berasal dari sel asal multipoten di sumsum
tulang. Sel B yang dirangsang oleh benda asing akan
berpoliferasi, berdefisiensi dan berkembang menjadi sel plasmayang memproduksi antibody. Antibody yang dilepas ditemukan
didalam serum, berfungsi untuk pertahanan terhadap infeksi
ekstraselular, virus dan bakteri serta menetralkan toksinnya.
Sistem imun spesifik selular: yang berperan adalah limfosit Tatau sel T yang dibentuk dalam sumsum tulang, tetapi
proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus.
Faktor timus disebut timosin yang dapat ditemukan dalam
peredaran darah sebagai hormone asli dan dapat mempengaruhi
diferensiasi sel T diperifer. Fungsi utama sistem imun spesifik
selular adalah pertahanan terhadap bakteri yang hidup
intraselular,virus, jamur, parasit dan keganasan.
Jenis-jenis respon imun
C. Imunitas alamiah: imunitas yang diperoleh tanpa didahului olehkontak dengan antigen, bersifat nonspesifik.
D. Imunitas adapatif: didapat setelah terjadi paparan terhadap antigen,bersifat spesifik.
Imunitas pasif: diperankan oleh antibody atau limfosit yang telah dibentuksebelumnya didalam tubuh pejamu yang lain,diberikan dalam antiserum
Imunitas aktif: diinduksi setelah kontak\
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
6/19
2.4 FUNGSI
Penangkal benda asing yang masuk dalam tubuh Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen
tubuh yang telah tua
Pendeteksi adanya sel abnormal, termutasi, atau ganas, sertamenghancurkannya(Biologi Esis)
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
7/19
3. M.M. ANTIGEN
3.1 DEFINISI
Secara spesifik imunogen adalah bahan yang dapat merangsang sel B atau sel T atau
keduanya. Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yang
oleh imunogen spesifik seperti antibodi dan atau TCR. Antigen lengkap adalahantigen yang menginduksi baik respons imun maupun bereaksi dengan produknya.
Yang disebut antigen inkomplit atau hapten, tidak dapat dengan sendiri menginduksi
respons imun, tetapi dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi.
3. 1Ciri-ciri antigen
1. KeasinganMolekul harus bersifat nonself
2. Ukuran molecularImunogen yang paling poten adalah imunogen yang berukuran
besar. Hapten dapat menjadi imunogenik jika berikatan dengan
protein pembawa3. Kompleksitas struktural dan kimiawi
Diperlukan tingkat kompleks tertentu. Contoh homopolimer kurang
bersifat imunogenik dibandingkan heteropolimer yang menganduk
2-3 AA yang berbeda.
4. Determinan antigen ( Epitop)Merupan unit terkecil dr suatu antigen kompleks yang mampu
berikatan dengan antibodi.
5. Konstitusi penjamu6. Dosis, rute dan waktu pemberian antigen
3.2 KLASIFIKASI
Antigendiklasifikasikan berdasarkan:
1. Pembagian Antigen menurut Epitopa. Unideterminan,Univalen
hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul.
b. Unideterminan,Multivalen
hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut
ditemukan pada satu molekul.
c. Multideterminan,Univalen
banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap
macamnya (kebanyakan protein).
d. Multideterminan,Multivalen
banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu
molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara
kimiawi)
2. Pembagian Antigen menurut Spesifisitas
a. Heteroantigen : yang dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantigen : yang hanya dimiliki spesies tertentuc. Aloantigen (isoantigen) : yang spesifik untuk individu dalam satu spesies
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
8/19
d. Antigen organ spesifik : yang hanya dimiliki organ tertentu
e. Autoantigen : yang dimiliki alat tubuh sendiri
3. Pembagian Antigen menurut ketergantungan terhadap sel T
a. T dependen : Memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu
untuk dapat menimbulkan respons antibodi.kebanyakan antigen proteintermasuk dalam golongan ini.
b. T independen : Dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk
membentuk antibodi. Kebanyakan antigen ini berupa molekul besar
polimerik yang dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya
lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan flagellin polimerik bakteri.
4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi
a. Hidrat Arang(polisakarida)
Hidrat arang pada umumnuya imunogenik. Glikoprotein yang merupakan
bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respons
imun terutama pebntukan antibodi. Contoh lain adalah respons imun yangditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya
berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.
b. Lipid
Lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat
protein pembawa. Lipid dianggap sebagai hapten, contohnya adalah
sfingolipid.
c. Asam Nukleat
Asam nukleat tidak imunogenik,tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat
protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak
imunogenik. Respon imun terhadap DNA terjadi pada penderita dengan
LES.
d. Protein
Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multi
determinan dan univalen.
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
9/19
4. M.M. ANTIBODI
4.1 DEFINISI
Antibodi tergolong protein yg disebut globulin dan dikenal sebagai
immunoglobulin(Ig). Immunoglobulin dibentuk oleh sel plasma yg berasal dari
proliferasi sel B yg terjadi setelah kontak dengan antigen. Fungsi utamanya adalah
mengikat antigen dan menghantarkannya ke sistem efektor pemusnahan
4.2 KLASIFIKASI
1. Immnunoglobulin G (IgG) :IgG merupakan komponen utama serum, merupakan 75% dari semua
immunoglobulin. igG memiliki sifat opsonin yg efektif karena sel-sel
fagosit, monosit dan makrofag mempunyai reseptor untuk fraksi Fc dari
IgG. IgG jg dapat menembus plasenta masuk ke janin.
2. Immnunoglobulin A (IgA) :Merupakan Ig utama dalam cairan sekresi seromukosa untuk menjaga
permukaan luar tubuh. IgA dapat menetralkan toksin,mengaglutinasikankuman dan bekerja sebagai opsonin. IgA sendiri dapat mengaktifkan
komplemen jalur alternatif.
3. Immnunoglobulin M (IgM) :IgM merupakan Ig terbesar. IgM juga merupakan Ig paling efektif dalam
aktifasi komplemen Jalur klasik. IgM dibentuk paling awal pada respons
imun primer terhadap kebanyakan antigen. IgM juga merupakan Ig yg
predominan diproduksi janin.
4. Immnunoglobulin D (IgD) :IgD ditemukan dalam serum dengan kadar yg sangat rendah.IgD
merupakan komponen permukaan utama sel B dan merupakan tanda dari
differensiasi sel B yg sudah lebih matang. IgD jg tidak mengikatkomplemen dan tidak dilepas sel plasma.
5. Immnunoglobulin E (IgE) :IgE berperan dalam pertahanan terhadap infeksi parasit pengerahan agen
antimikrobial. IgE terutama berperan dalam reaksi alergi dan dapat
menimbulkan syok anafilaksis.
IgG IgA IgM IgD IgE
Sifat Utama Paling banyak
ditemukan
dalam cairan
tubuh terutama
ekstraselular,
untuk
memerangi
mikroorganisme
dan toksiknya
Ig utama
sekresi
seromukosa
untuk
menjaga
permukaan
luar tubuh
Aglutinor
yang sangat
efektif,
diproduksi
dini pada
respon
imun.
Pertahanan
terdepanterhadap
bacteremia
Umumnya
ditemukan
pada
permukaan
limfoit
Pengerahan
agen anti
microbial.
Meningkat
pada gejala
alergi atopi.
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
10/19
Fungsi Opsonisasi,
ADCC, imunitas
neonatal
Ditemukan
dalam
sekresi
(asam
lambung).
Proteksiterhadap
mukosa
disekresi
dalam air
susu.
Mengikat
komplemen,
opsonin
baik
Menimbulk
an alergi,
syok
anafilaksis.
Pertahanan
terhadapparasit
Ikatan sel Mononuclear,
limfosit.
Neutrophil,
trombosit
Limfosit
neutrofil
Limfosit,
reseptor sel
B
Reseptor sel
B
Sel mast,
basophil,
limfosit
Fiksasi
komplemen
klasik
alternative
++
-
+
-
+++
-
-
-
--
Lewat
plasenta
++ - - - -
Sensitisasi
sel mast dan
basophil
- - - - +++
Ikatan
makrofag
danpolimorfisme
+++ + - - -
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
11/19
6. M.M. VAKSINASI DAN IMUNISASI6.1DEFINISI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakitdengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
seseorang.Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atauresisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Umar, 2006.Imunisasi Mengapa Perlu ?.Jakarta : PT. Kompas Media
Nusantara
Imunisasi AktifDalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan
vaksin hidup atau dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang baik
harus mudah diperoleh,murah,stabil dalam cuaca ekstrim dan
nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah di reaktivitasidengan suntikan booster antigen. Baik sel B maupun sel T diaktifkan
oleh imunisasi. Keuntungan dari pemberian vaksin hidup atau
dilemahkan ialah terjadi replikasi mikroba sehingga menimbulkan
pajanan dengan dosis lebih besar dan respons imun di tempat infeksi
alamiah.
Imunisasi Pasif1. Imunisasi pasif alamiah
- Imunisasi maternal melalui plasenta- Imunisasi maternal melalui kolostrum
2. Imunisasi pasif buatanImmune serum globulin (ISG) nonspesifik (Human Normal Immunoglobulin-HNI)
Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin,hanya diberikan dalam keadaan
tertentu kepada pasien yang terpajan dengan bahan yang berbahaya terhadapnya dan
sebagai regimen jangka panjang pada pasien dengan defisiensi antibodi. Imunisasi
pasif dapat berupa tindakan profilaktif atau terapeutik,tetapi sedikit kurang berhasil
berhasil sebagai terapi.
Wahab Samik,2002. System imun, Imunisasi,dan penyakit ilmu. Jakarta: Widya
Medika.
Vaksinberasal dari bahasa latin vacca(sapi) dan vaccinia(cacar sapi).Vaksinadalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan
sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa
organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida,
partikel serupa virus, dsb.).
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
12/19
Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh
untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh
dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada
beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu
menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.
6.2JENIS-JENISVAKSIN
1. Live attenuated vaccineVaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya
virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih
mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat
vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkanrespon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen
Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perludosis berganda
Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasijika waktu pemberiannya tidak tepat.
Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan
mencapai 95%
Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh,meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan
Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid,vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).
2. Inactivated vaccine(Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid)
atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau
bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine,
yaitu :
o Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapatdimasukkan dalam bentuk antigen
o Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanyasedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
o Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehinggadiperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas
protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon
imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
o Tidak dipengaruhi oleh circulating antibodyo Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogeniko Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi
alamiah
Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
13/19
pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan
memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenikyang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut
sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi
antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan
digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan
imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan
kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan
vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b(Hib) dan vaksin Influenza.
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari
antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut
sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen.
Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan
pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen
virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem
ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi
DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA.
Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari
virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam
genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini
menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B)
memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut
melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam
menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon
ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen
yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan
menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel
(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifatimunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan
isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
14/19
sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang
percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon
humoral dan selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat
ini sedang dilakukan.
http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/
Vaksin terdiri dari beragam jenis. Jenis-jenis vaksinasi yang ada antara lain vaksin
terhadap penyakit hepatitis, polio, Rubella, BCG, DPT, Measles-Mumps-Rubella
(MMR) cacar air dan jenis penyakit lainnya seperti influenza.
Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis
(TBC). Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang
dilemahkan. BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan.
Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri,
pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang
tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis
(batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan
batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.
Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan
batuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapatmenimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak.
Sementara Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan
pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau
paha.Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2
bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak
kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III
dan pada usia prasekolah (5-6 tahun).Jika anak mengalami reaksi alergi
terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.
Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun
kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot
pernafasan dan otot untuk menelan, dapat juga menyebabkan kematian.
Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umuur 0-4 bulan sebanyak 4 kali,
(polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi
polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat
masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/ -
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
15/19
Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak
berumur 9 bulan atau lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada
kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulankemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).
Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan
Campak 2 diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada
tingkat yang tertingi. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam
kulit, diare.
Imunisasi Hepatitis B (HBV)
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan
kematian. Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Imunisasi ini diberikan sebanyak 4 kali. Antara suntikan HBV1 dengan HBV2
diberikan dengan selang waktu 1 bulan pada saat anak berumur di bawah 4
bulan. Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis, vaksin HBV
disuntikan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Sedangkan pada bayi yang lahir
dari ibu yang status Hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu
12 jam setelah lahir
HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV 4 diberikan saatanak berusia 10 tahun. Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau
jika ibunya memiliki Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat bayi
berumur 2 bulan. Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya
ditunda sampai anak benar-benar pulih.
Imunisasi MMR
Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak,
gondongan dan campak Jerman. Campak menyebabkan demam, ruam kulit,
batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga
dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius,seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian.
Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah
satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa
menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan
pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan
pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Sedangkan Campak Jerman
(rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar
getah bening leher, pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.
Suntikan diberikan sebanyak 2 kali, suntikan pertama diberikan pada saat anakberumur 12-18 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
16/19
seumur hidup yang adekuat, karenanya suntikan kedua bisa diberikan pada saat
anak berumur 4-6 tahun atau pada saat anak berumur 11-13 tahun.
Imunisasi Hepatitis A
Hepatitis A adalah masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh, terutamamenyerang hati, sehingga bisa menimbulkan gejala-gejala hepatitis. Virus
Hepatitis A sangat mudah menular dan menyebabkan 20% 40% dari semua
infeksi hepatitis. Waktu pemberian dimulai umur 2 tahun. Satu kali suntikan
pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan
perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun.
Imunisasi Varisella (Cacar Air)
Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster merupakan penyakit sangat
menular. Infeksi akibat cacar air ringan dan tidak berakibat fatal, tetapi pada
sejumlah kasus, penyakit bisa sangat serius sehingga penderitanya dirawat dan
diantaranya meninggal.
Imunisasi varisella berfungsi memberikan perlindungan terhadapa cacar air.
Suntikan diberikan pada anak yang berumur 10-12 tahun dan belum pernah
menderita cacar air. Suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya
memerlukan 1 dosis vaksin.
Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah
mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air,
sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.
Vaksinasi Typhoid
Demam Typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonela
thypi. Dari lambung manusia, kuman ini kemudian menyebar ke seluruh organ
tubuh lainnya. Penderita infeksi bakteri typhoid akan mengalami gejala awal
berupa demam, badan mengiggil, sakit kepala, nyerit otot, anoreksia, mual,
muntah diare dan aneka gangguan perut lainnya.
Komplikasi demam typhoid dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian.
Pemberian vaksinasi atau merupakan cara efektif untuk mencegah derita demam
typhoid. Vaksin typhoid dapat diberikan pada anak usia 2 tahun. Satu kalisuntikan menjamin perlindungan terhadap Salmonella paratyphi A dan B, dan
melindungi penyakit ini sekurang-kurangnya 3 tahun.
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
17/19
6.3. CARA PEMBERIAN
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
18/19
7. M.M VAKSINASI MENURUT PANDANGAN ISLAMImunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan
diri dari penyakit sebelum terjadi. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam
bersabda : Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan
terhindar sehari itu dari racun dan sihir(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).
Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyariatkannya mengambilsebab untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga
kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya boleh
sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.
Boleh dalam kondisi darurat dalil firman Allah : Sesungguhnya Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya.(QS. Al- Anam [6]:119)
o Penggunaan Vaksin Polio Khusus (IPV)Setelah sekelumit informasi tantang imunisasi di atas, sekarang kita masuk
kepada permasalahan inti yang menjadi polemik hangat akhir-akhir ini, yaituimunisasi dengan menggunakan vaksin polio khusus (IPV) yang dalam
proses pembuatannya menggunakan enzim yang berasal dari babi.
Bagaimanakah gambaran permasalahan yang sebenarnya ? Dan
bagaimanakah status hukumnya?
1. Dhorurat dalam ObatDhorurat (darurat) adalah suatu keadaan terdesak untuk menerjang
keharaman, yaitu ketika seorang memilki keyakinan bahwa apabila
dirinya tidak menerjang larangan tersebut niscaya akan binasa ataumendapatkan bahaya besar pada badanya, hartanya atau
kehormatannya. Dalam suatu kaidah fiqhiyyah dikatakan:
Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang
Namun kaidah ini harus memenuhi dua persyaratan: tidak ada pengganti
lainya yang boleh (mubah/halal) dan mencukupkan sekadar untuk
kebutuhan saja.
Oleh karena itu, al-Izzu bin Abdus Salam mengatakan : Seandainya
seorang terdesak untuk makan barang najis maka dia harusmemakannya, sebab kerusakan jiwa dan anggota badan lebih besar
daripada kerusakan makan barang najis.20
2. Kemudahan Saat KesempitanSesungguhnya syariat islam ini dibangun di atas kemudahan. Banyak
sekali dalil-dalil yang mendasari hal ini, bahkan Imam asy-
Syathibi mengatakan: Dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat ini
telah mencapai derajat yang pasti.20
Semua syariat itu mudah. Namun, apabila ada kesulitan maka akan
-
5/26/2018 Skenario 1 Mpt
19/19
ada tambahan kemudahan lagi. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-
Syafii tatkala berkata :
Kaidah syariat itu dibangun (di atas dasar) bahwa segala sesuatu
apabila sempit maka menjadi luas.21