Sken 3 kedkele
-
Upload
pratama-aditya-biantoro -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of Sken 3 kedkele
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
1/22
1
Syahirah Shahab
1102010274 / b 12
1. Prosedur standar pemeriksaan dokter keluargaa. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangc. Penegakkan diagnosis dan diagnosis bandingd. Prognosise. Konseling : membantu pasien (dan keluarga) untuk menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan
untuk pasien sendiri.
f. Konsultasi : jika diperlukan, dokter keluarga dapat melakukan konsultasi ke dokter lain (dokterkeluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan) yang dianggap lebih
berpengalaman.
g. Rujukanh. Tindak lanjuti. Pengobatan rasional
j. Pembinaan keluarga : dilakukan bila dinilai bahwa penatalaksanaan pasienakan lebih baik jikaadanya partisipasi keluarga.
2. Manajemen klinik dokter keluargaJenis Klinik DK
Klinik DK Kelas A (Ideal)
24 jam
Kedaruratan dan kejadian luar biasa
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap sehari
Bedah minor
Konseling
Preventif dan promotif
Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien
Pemeriksaan penunjang
Penyediaan obat
Pendidikan, riset, dan pengembangan
Kelas B (Optimum)
24 jam
Kedaruratan dan kejadian luar biasa
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap sehari
Bedah minor
Konseling
Preventif dan promotif
Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
2/22
2
Pemeriksaan penunjang
Penyediaan obat
Pendidikan, riset, dan pengembangan
Kelas C (minimum)
24 jamKedaruratan dan kejadian luar biasa
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan rawat inap sehari
Bedah minor
Konseling
Preventif dan promotif
Kunjungan ke- dan perawatan di rumah pasien
Pemeriksaan penunjang
Penyediaan obat
Pendidikan, riset, dan pengembangan
Standard pelayanan
Syarat SDM dalam klinik dokter keluarga:
Dokter: 2Bidan: 1Asisten analis: 1 (honor)Asisten apoteker: 1Staf administrasi dan keuangan: 1OB: 1
1) Ruang tunggu : Bersih Terang Ventilasi baik Lantai tidak licin
Tidak berbau Tidak bising Suhu nyaman Terpisah dari pasien infeksius2) Kerahasiaan dan privasi Ruang konsultai terpisah dari ruang tunggu Sistem yang menjamin kerahasiaan medik Menjamin kerahasiaan pasien setelah pelayanan
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
3/22
3
3) Bangunan dan interior Merupakan bangunan permanen atau semi permanen yang dirancang sesuai pelayanan
medis strata pertama yang aman dan terjangkau
Memiliki ruang :o
Ruang administrasio Ruang tungguo Ruang pemeriksaano Kamar kecilo Dapat melindungi dari panas dan hujano Relatif mudah diberishkano Mempunyai ventilasi cukup atau ber aco Mempunyai sinar yang cukup
4) Alat komunikasiMemiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitar
5) Papan nama Poisis papan nama mudah dibaca Tidak ada hiasan maupun lampu warna Ukuran minimal 40x60cm maksimal 60x90cm Warna dasar putih dengan huruf balok warna hitam Memuat nama dokter,sip,alamat praktek ,dan jadwal praktek.6) Peralatan klinik Memiliki alat alat pemeriksaan fisik sebagai berikut :
o Alat tes sensasi kulito Auriskopo Lampu senter dan kepalao Palu reflekso Peak flow metero Ophtalmoscopo Penekan lidaho Pengukur tinggi badano Snellen charto Spekulum vaginao Stetoskopo Tensimetero Termometero Timbangan badano Memiliki alat laboratoriumo Alat monitoring gula daraho Alat pengukur kadar hemoglobin
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
4/22
4
o Alat pemulas sediaan gramo Alat pemulas sediaan basaho Gelas obyek dan penutupo Mikroskop
Memiliki alat tidanakan sebagai berikuto Bak instrumen mentalo Benang otot dan sutrao Forsep hemostatiko Gunting perbano Jarum kulito Jarum suntiko Kapas,perban,plestero Minor seto Peralatan resusitasi
Tas dokter untuk perawatan rumaho Alat penekan lidah forsep hemostato Jarum suntiko Kapas dan alkoholo Lampu sentero Obat2ano Pali reflekso Spuito Stetoskopo Tensimetero Termometero Peralatan lukao Kasao Antiseptiko Larutan irigasio Perangkat intravenao
Kateter
Persediaan obato Adrenalino Kortokosteroido Antihistamino Analgetiko Anti asmao Anti konvulsano Cairan infuso Parasetamol
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
5/22
5
o Nsaido Obat lukao Anti konvulsano Spasmolitiko
Anestesi lokalo Metode kontrasepsi
Manajemen klinik
Peningkatan Kemampuan & Pengembangan Stafo Bentuk: Kursus, pelatihan, pendidikan formal,dllo Bentuk Lain: Selia Bestari (peer review) di antara sesama staf (medis dan non-
medis) Pengaturan: Bisa dibuat perjanjian tersendiri
o Proses: berdasarkan permintaan karyawan atau kebutuhan KDK
Untuk tenaga mediso PKB (pendidikan kedokteran berkelanjutan) Seminar, Simposium, Lokakarya.o Peer Review: Pembahasan kasus secara EBMo Kursus singkat untuk satu ketrampilan tertentu (ATLS, ACLS, EKG,
Kepemimpinan, dll)
o Pendidikan formal (S2 Aktuaria, S2 Kesehatan Kerja, dll) Untuk paramedis
o Kursus keperawatano Peer Review: Diskusi kelompoko membahas satu masalah (rutin)o Kursus Manajemen pengelolaano keperawatan di klinik (asuhan keperawatan,dll)o Pendidikan formal seperti Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan, dll
Untuk tenaga non-mediso Kursus penggunaan alat tertentuo Kursus Manajemen laboratorium,o Pemeriksaan Kesehatan Berkalao Pendidikan Formal seperti Akademi Penata Rontgen, AKK, Kursus
perpajakan
3. Sistem pembiayaan kesehatan di klinik dokter keluargaTerdapat 3jenis pembiayaan kesehatanberdasarkan ideologi negara di dunia, yaitu :
1. Sosialis (welfare state). Pada negara-negara tersebut, negara mempunyai kewajibanpenuh untuk memenuhi biaya kesehatan. Bisa juga disebut tanggungan negara 100%.
2. Liberalis-kapitalis. Di sini biaya kesehatan diserahkan pada mekanisme pasar ataupemerintah tidak menanggung biaya kesehatan) sehingga pelayanan kesehatan
menjadi berorientasi pada keuntungan semata.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
6/22
6
3. Kombinasi antara sosialis dan kapitalis. Biaya kesehatan pada negara yang mengacusistem pembiayaan kombinasi ditanggung oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Berdasarkan dari jenis pembiayaan kesehatan tersebut, dapat ditentukan Indonesia
mengikuti sistem kombinasi dimana pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat sama-sama
menanggung beban pembiayaan kesehatan.
Macam-macam biaya kesehatan:
Tergantung dari jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kedokteran,
maka biaya kesehatan tersebut. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Biaya pelayanan kedokteranBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan intuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan pelayanan kedokteran. Yakni yang tujuan utamanya untuk
mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakatBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Yakni yang tujuan utamanya
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.
Biaya kesehatan dapat dilihat dari dua sudut:
1. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya
kesehatan dan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi (investment cost) dan
biaya operasional (operational cost). Ini merupakan persoalan utama dari pihakpemerintah atau swasta yakni pihak-pihak yang menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai jasa kesehatan(health consumer)Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa
pelayanan.ini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.
Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan
DanaDana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait,
dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus
mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan.
Sumber dayaSumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi dan
kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya
penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung
terselenggaranya pembangunan kesehatan.
Pengelolaan Dana KesehatanProsedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang
disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
7/22
7
kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat
yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana
kesehatan.
Tujuan Pembiayaan KesehatanTersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil
dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:
a) Mengupayakan kecukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa tingkatpusat dan daerah
b) Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatanpembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan
rentan melalui pengembangan jaminan
c) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatanOrganisasi kesehatan dunia (WHO) memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang
memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada
umumnya adalah dalam area sebagai berikut:
a. Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatanb. Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan
kesehatan masyarakat miskinc. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan
sosial (shi)
d. Penggalian dukungan nasional dan internasionale. Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsionalf. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta
ilmiah
g. Pemantauan dan evaluasi.
Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia
1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-guna,adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.
2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat danupaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.
3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yangterorganisir, adil, berhasil-guna dan berdaya-guna melalui jaminan pemeliharaan
kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupun sukarela,
yang dilaksanakan secara bertahap.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
8/22
8
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melaluipenghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) atau
memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosial keagamaan)
untuk kepentingan kesehatan.
5.
Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan didaerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan
pelayanan kesehatan, Pemerintah menyediakan dana perimbangan (maching grant)
bagi daerah yang kurang mampu.
Sumber Biaya Kesehatan:
Pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain(hibah, pinjaman dari luarnegri).
1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintahTergantung dari bentuk pemerintahan yang dianut, ada ditemukan suatu negara yang
menanggung biaya kesehatan sepenuhnya (cuma-cuma), pada negara seperti ini tidak
ditemukan pelayanan kesehatan swasta.
2. Sebagian ditanggung oleh masyarakatMasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapat ditemukan
pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskan membayar
pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.
Asuransi Kesehatan
Suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko
kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, bebanekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih tetapi
mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.
Unsur-unsur asuransi kesehatan:
ada perjanjian ada pembelian perlindungan ada pembayaran premi oleh masyarakat
Jenis-jenis asuransi kesehatan di Indonesia:a) Asuransi kesehatan sosial (social health insurance) asuransi ini memegang teguh
prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan kesehatan
tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial masyarakat sehingga
semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanankesehatan. contoh:
PT.askes, PT.jamsostek
Prinsip kerja:
Keikutsertaannya bersifat wajib Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya Iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Idealnya harus dihitung 5%
dari GDP
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
9/22
9
Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan tenagakerja.
Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan padaresikokelompok (collective risk sharing)
Tidak diperlukan pemeriksaan awal
Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh(universal coverage)
Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransikesehatansosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti
asuransi kesehatan
b) Asuransi kesehatan komersial perorangan (private voluntary healthinsurance) jenis asuransi ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmen
masyarakat kelas menengah keatas.
Prinsip kerja:
Kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis
tanggunganyang dipilih.
Premi berdasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan faktor usia, jeniskelamin, jenis pekerjaan.
Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal Santunan diberikan sesuai kontrak Peranan pemerintah relatif kecil
c) Asuransi kesehatan komersial kelompok (regulated private health insurance) inimerupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersial
Prinsip-prinsip dasar:
Keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut Perhitugan premi bersifat community rating yang berlaku untuk
kelompok masyarakat
Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak Tidak diperlukan pemeriksaan awal
4. System rujukan di klinik dokter keluargaDefinisi
Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan suatu kasuspenyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada dokter lain yang lebih
ahli di bidangnya. Namun kewenangan penanganan masih berada pada dokter
keluarga yang bersangkutan.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
10/22
10
Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganankasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang
sesuai.
Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jarang langsungmelakukan rujukan. Meskipun demikian, ada kalanya keduanya dipergunakan
bersama-sama.
Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yang lebih tinggiilmu, peralatan dan strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau
problem tersebut.
Karakteristik
1. Ruang lingkup kegiatan: konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Rujukan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus
penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga.
2. Kemampuan dokter: konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli atau yanglebih berpengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak.
3. Wewenang dan tanggung jawab : konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetappada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.
Macam-macam Rujukan:
Rujukan medis: Rujukan pasien (transfer of patient) Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) Rujukan bahan (transfer of specimens)
Rujukan kesehatan: Rujukan tenaga Rujukan sarana Rujukan operasional
Manfaat Konsultasi dan Rujukan:
1. Meningkatkanpengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan yang
seharusnya)
2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work)
Masalah Konsultasi dan Rujukan
1. Rasa kurang percayapasien terhadap dokter (bila rujukan/konsultasi inisiatif dokter)
2. Rasa kurang senangpada diri dokter (bila rujukan/ konsultasi atas permintaan pasien)
3. Bila tidak ada jawaban dari konsultasi
4. Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan
5. Bila ada pembatas (sikap/ perilaku,biaya, transportasi)
6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
11/22
11
Tata Laksana Konsultasi dan Rujukan
Dasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama,
dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku.
Konsultasi (McWhinney, 1981):
a.
Penjelasan lengkapkepada pasien alasan untuk konsultasib. Berkomunikasisecara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir khusus,catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telefon)
c. Keterangan lengkap tentang pasiend. Konsultan bersedia memberikan konsultasi
Tata Cara Rujukan
Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi danrujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka,
seperti dokter ahli tertentu.
Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengandokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang
memuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan
yang dilakukan oleh dokter keluarga.
Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkapmungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan
diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat
pengobatan atau yang lainnya.
Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajibmemberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya,harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih seuai.
Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak
Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab
1. I nterval referr al, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita sepenuhnyakepada dokter konsultan untukjangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu
tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.2. Collateral r eferral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita
hanya untuksatu masalah kedokteran khusus saja.
3. Cross referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitasepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.
4. Split referral, menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderitasepenuhnya kepada beberapa dokterkonsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan
wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
12/22
12
5. Peran dokter serta mitra kerjanya dalam pelayanan kedokterankeluarga
Bentuk komunikasi/kerjasama antara dokter dan teman sejawatnya di lakukan dalam berbagai
hal seperti :
Merujuk pasien.Pada pasien rawat jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasan
fasilitas pelayanan, dokter yang merawat harua merujuk pasiennya pada teman sejawat
lainnya.
Bekerjasama dengan sejawat.Dokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membeda-bedakan jenis kelamin,
ras,usia, kecacatan, agama, status sosial atau perbedaan kompetensi yang dapat
merugikanhubungan profesional antar sejawat. Bekerja dalam tim.
Asuhan kesehatan selalu di ingatkan melalui kerjasama dalam tim multidisiplin.
Mengatur dokter pengganti.Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan dokter
pengganti serta mengatur proses mengalihkan yang efektif dan komunikatif dengan
dokter pengganti.
Mematuhi tugas.Seorang dokter yang bekerja pada institusi pelayanan atau pendidikan kedokteran
harus mematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokterpengganti.
Pendelegasian wewenang.Pendelegasian wewenang kepada perawat, peseta prograrm pendidikan spesialis,
mahasiswa kedokteran dalam hal pengobatan atau perawatan atas nama dokter yang
merawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalam melaksanakan prosedur dan terapi
yang sesuai dengan peraturan baru.
Komunikasi dokterProfesi lain :
Kolaborasi dokterperawat
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
13/22
13
Komunikasi dokter-ApotekerKolaborasiPrinsip : Perencanaan
Pengambilan keputusan bersama
Berbagi saran / ideKebersamaan
Tanggung gugat
Pendekatan Praktik HirarkisDokter Registerd nurse Pemberi pelayanan lain Pasien
Menekankan komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan pasien terbatas Dokter merupakan tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, sepert IGD
Pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktik dokter di Indonesia
Model kolaboratif tipe II :
Lebih berpusat pada pasien Semua pemberi pelayanan harus
bekerjasama
Ada kerja sama dengan pasien Tidak ada pemberi pelayanan yang
mendominasi secara terus-menerus
Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK)Pada dasarnya sistem perlayanan dokter keluarga (selanjutnya digunakan SPDK),
haruslah menerapkan ketiga tahapan pelayanan medis sesempurna mungkin.
Komponen sistem, yang sekarang biasa disebut sebagai pemegang saham
(stakeholders), paling tidak terdiri atas:
1. DPU/DK (Sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Primer)2. DSp (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Sekunder)
Registerdnurse
Pemberipelayanan
lain
DOKTER
PASIEN
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
14/22
14
3. DSpK (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Tersier)4. Dokter gigi5. Pihak pendana (Asuransi Kesehatan, Pemerintah, dsb.)6. Regulasi (perundangan, Sistem Kesehatan Nasional, dsb.)7. Pasien (dengan keluarga dan masyarakatnya)8. Farmasi (profesional dan pengusaha)9. Staf klinik selain dokter (Bidan, perawat, dsb)10.Karyawan non-medis11.Dsb.
Mereka harus bekerjasama secara mutualistis mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu. Semua pemegang saham mempunyai andil, hak dan
kewajiban yang sama dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Yang
dimaksud dengan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang memuaskan bagi pasien, tidak melanggar aturan atau perundangan maupun etika
profesi, dan menjamin kesejahteraan bagi penyelenggaranya. Jika salah satu
komponen sistem merusak tatanan, menyalahi aturan main agar memperoleh
keuntungan bagi dirinya, maka akibat negatifnya akan dirasakan oleh seluruh
komponen sistem termasuk, pada akhirnya, yang menyalahi aturan itu. Oleh karena
itu diperlukan kerjasama profesional yang mutualistis di antara anggota sistem.
Dengan kata lain, dalam sistem pelayanan dokter keluarga pelayanan
diselenggarakan oleh tim kesehatan yang bahu-membahu mewujudkan pelayanan
yang berumutu. Setiap komponen sistem mempunyai tugas masing-masng dan harus
dikerjakan sungguh-sungguh sesuai dengan tatanan yang berlaku. Bidan dan perawat
membantu dokter di klinik misalnya, memberikan obat kepada pasien d ibawah
tanggung-jawab dokter. Jadi bidan dan perawat tidak memberikan obat tanpa
persetujuan dokter. Sebaliknya dokter harus memberikan perintah tertulis di dalam
rekam medis untuk setiap pemberian obat. Bidan dan perawat dibenarkan
mengingatkan dokter jika perintah pemberian obat itu tidak jelas atau belum
dicantumkan. Demikian pula dokter keluiarga yang sebenarnya dokter praktik umum
dibenarkan mengingatkan dan diharuskan bertanya langsung kepada dokter spesialis
yang dikonsuli atau dirujuki jika ada hal yang kurang jelas atau berbeda pendapat.
Demikianpula komponen system yang lain termasuk masyarakat pasien dibenarkan
dan bahkan diharuskan saling kontrol saling mengingatkan agat tidak terjadi hal-hal
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
15/22
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
16/22
16
respektif mereka.
Elemen-elemen Kolaborasi1. Struktur2. Proses3. Hasil Akhir
Model Kolaboratif Tipe I1. Menekankan Komunikasi Dua Arah2. Masih menempatkan Dokter pada posisi utama3. Masih membatasi Hubungan Dokter dengan Pasien
Model Kolaboratif Tipe II1. Lebih berpusat pada Pasien2. Semua Pemberi Pelayanan harus bekerja sama3. Ada kerja sama dengan Pasien4. Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telahcukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif
yang berbeda dalam memandang pasien, dalam prakteknya menyebabkan
munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi.
Kendala psikologis keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya
menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya
kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat
kepentingan pasien.
Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkatprofesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi
sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam
aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi
dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi
sosial masih medukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik
perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap
pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawatklinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam
lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
17/22
17
sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang
ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat
dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja
saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-
nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi
terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapatdigunakan untuk mencapai tujuan kolaborasi team :
a) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas denganmenggabungkan keahlian unik profesional.
b) Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber dayac) Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitasd) Meningkatnya kohesifitas antar profesionale) Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,f) Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, dan menghargai dan memahami
orang lain
Kesuksesan kolaborasi dalam suatu pelayanan kesehatan dipengaruhi olehfaktor-faktor
a) Faktor interaksi ( interactional determinants), yaitu hubunganinterpersonal diantara anggota tim yang terdiri dari kemauan untuk
berkolaborasi, percaya, saling menghargai dan berkomunikasi .
b) Faktor Organisasi ( organizational determinants) yaitu kondisi di dalamorganisasi tersebut yang terdiri dari:
1. Organizational structure (struktur horisontal dianggap lebih berhasildaripada struktur hierarkis);
2. Organizations philosophy (nilai nilai keterbukaan, kejujuran,kebebasan berekspresi, saling ketergantungan, integritas dan sikap
saling percaya;
3. administrative support ( kepemimpinan);4. team resource (tersedianya waktu untuk bertemu dan berinteraksi,
membagi lingkup praktek dengan profesional lain, bekerja dalam
suatu unit yang kecil) ;
5. coordination mechanism ( pertemuan formal untuk diskusi,
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
18/22
18
standarisasi prosedur dalam bekerja ).
c) Faktor lingkungan organisasi( organizations environment/ systemicdeterminants) yaitu elemen diluar organisasi, seperti sistem sosial,
budaya, pendidikan dan profesional.
2. Pendekatan Praktik Hirarkis Menekankan Komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan Pasien terbatas Dokter merupakan Tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, spt IGD
Sebelum ada model Kolaborasi, hubungan yang ada adalah Model PRAKTIKHIRARKIS.
Praktik Hirarkis merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan sebelumprofesi perawat semakin berkembang.
Selanjutnya dikenal ada 2 (dua) model Kolaborasi yang lain (Model 1 dan Pendekatan Praktik Hirarkis menekankan komunikasi satu arah. kontak dokter dengan pasien terbatas. dokter merupakan tokoh yang dominan. cocok untuk ditetapkan di keadaan tertentu , seperti: IGD pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktek dokter di Indonesia
DOKTER
REGISTERED NURSE
PEMBERI PELAYANAN
LAIN
PASIEN
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
19/22
19
Komunikasi Dokter-ApotekerUntuk dapat berkomunikasi dengan baik, dokter perlu mengetahui apa yang menjadi
tanggung jawab profesi apoteker dalam pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi dapat
dilakukan di berbagai tempat seperti rumah sakit, Puskesmas, Poliklinik, Apotek, dll.
Adanya pemahaman masing-masing pada profesi mitra kerjanya akan memudahkan
terjadinya komunikasi yang baik antar profesi
Empat unsur Pelayanan Farmasi Pelayanan Farmasi yang baik. Pelayanan profesi apoteker dalam penggunaan obat. Praktik dispensing yang baik.Pelayanan profesional apoteker yg proaktif dalam berbagai kegiatan yg bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
20/22
20
6. Adab dan tata cara dokter muslim dalam pemeriksaan danpenanganan pasien sesuai ajaran Islam
Konsep dokter muslim
Seorang dokter muslim adalah seorang muslim itu sendiri, sehingga teladan yang palingutama adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, apapun profesi dan jabatan seorang
muslim. Akhlak seorang dokter muslim ialah akhlak seorang muslim yang menjunjung tinggi
adab Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam tersebut sebagai teladan yang sempurna dan
akhlak Beliau disarikan dari Al-Quran itu sendiri sebagai pedoman hidup seorang muslim.
Sebagai hamba Allah, seorang dokter muslim harus mempunyai tujuan hidup: Hasanah fid-
dunya dan hasanah fil-akhirah. Ia semata-mata mengabdi kepada Allah (QS. Al-Anam:
112) dengan menjauhi segala larangan (QS. Al Imran: 110) dan mematuhi semua perintah
Allah, rasul-Nya dan Ulil Amri. Seorang dokter muslim juga harus mampu mengobati
penyakit jasmani, rohani, sosial serta gangguan pada iman dan Islam pasiennya.
Etika/adab yang harus dimiliki oleh dokter muslim menurut Zuhair Ahmad al-Sibai dan
Muhmmad Ali al-Bar dalam karyanya Al- Thabib , Adabuhu wa Fiqhuh(Dokter, Etika dan
Fikih Kedokteran), antara lain dikemukakan bahwa dokter muslim harus berkeyakinan atas
kehormatan profesi, menjernihkan nafsu, lebih mendalami ilmu yang dikuasainya,
menggunakan metode ilmiah dalam berfikir, kasih sayang, benar dan jujur, rendah hati,bersahaja, dan mawas diri.
Seorang dokter muslim harus mampu mengadakan pendekatan kepada masyarakat. Pasien
yang sakit adalah mahluk sosial yang merupakan bagian dari suatu komunitas yang sakit.
Oleh karenanya, seorang dokter muslim tidak boleh hanya melihat seseorang penderita secara
mikro (individual), melainkan juga harus melihatnya dalam skala makro (ingat konsep
biopsikososiokultural dan relegius).
Seorang dokter muslim harus menyadari dan menginsyafi bahwa mengobati orang sakit
karena Allah, adalah suatu amal yang amat tinggi nilainya. Dengan demikian, ia telah
melaksanakan dakwah Islam, bahwa Allah-lah yang menurunkan penyakit dan Dia pula yangmenurunkan obatnya. Dokter hanya dapat mengenali jenis penyakit dan menuliskan resep,
namun hanya Allah jualah yang menyembuhkan. Seorang dokter muslim menghilangkan
anggapan bahwa dialah yang men yembuhkan pasiennya.
Dengan demikian, seorang dokter muslim harus menyadari bahwa ia adalah khalifah Allah
dalam pengobatan yang senantiasa berlaku sopan kepada semua pasiennya dan selalu
mendoakan agar Allah memberikan kesembuhan kepada pasien yang ditanganinya.
Meskipun sudah banyak penulis, alim maupun pakar kedokteran muslim menyampaikan
karakteristik atau ciri dokter muslim, namun sampai saat ini belum ada kesepakatan
mengenai rumusan tertulis dokter muslim yang disetujui oleh segenap persatuan dokter
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
21/22
21
muslim baik ditingkat nasional, regional maupun internasional. Menurut Majid Ramadhan
(2004) dalam bukunya Karakteristik Dokter Muslim, ciri dokter yang diharapkan dapat
menanggung amanat juga kekahalifahan adalah :
1. Aqidahnya benar2. Ikhlas dan tekun dalam kerjanya3. Maksimal dalam spesialisasi profesinya4. Jujur dalam perkataan dan perbuatan5. Punya komitment untuk selalu dapat bermanfaat bagi manusia6. Pemalu, jujur dan menjaga rahasia7. Peka dan penyanyang8. Ikut merasakan rasa sakit pasien (empati) dan membangun optimisme pada pasien9. Rendah hati, tidak sombong dan ramah10.Tidak melebih-lebihkan ongkos dan meringankan yang kesulitan11.Berpenampilan indah12.Menasehati pasiennya, dengan menyuruh kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran.
Sifat-sifat atau karakter dokter muslim seperti tersebut di atas juga banyak ditulis oleh ahli
lain, antara lain seperti yang dinyatakan oleh Zuhair Ahmad Assi Bai dalam buku Dokter-
dokter, Bagaimana Ahlakmu(Gema Insani Press) atau juga oleh Sahid Athar dalama buku
Islam dan Etika Kedokteran(PSKI UMY).
Kepentingan Adab dalam Menjalankan Profesi Dokter
Adab amat penting dalam kehidupan manusia. Islam amat menuntut umatnya agar sentiasa
mempunyai adab-adab yang baik. Islam sebagai agama yang lengkap menggariskan berbagai
adab dalam pelbagai kegiatan harian. Dalam perkembangan berkaitan, Dr. Haji Abdullah
Siddik (1980) telah mengaitkan adab sebagai satu dasar Ahkam al-Syariatiyaitu salah satu
garis panduan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut beliau Ahkam al-
Syariati ialah tata tertib yang mesti dilakukan oleh umat manusia selama hidup di dunia,
satu undang-undang Allah untuk umat manusia, yang sempurna, yang praktis, yang dapat
dipakai untuk segala zaman dan yang dapat dilakukan oleh manusia sesuai dengan
kemampuan dan keperluannya dalam masalah hidup.
Pada dasarnya, manusia yang dilahirkan ke dunia ini adalah ibarat kain putih yang belum
dipolakan. Adab-adab yang telah digariskan dengan dengan terperinci oleh Islam akan
menjadi panduan kepada ibu bapa, guru, pemimpin, masyarakat dan individu itu sendiri,termasuk seorang dokter dalam mempolakan warna hidup seseorang insan. Adab memainkan
peranan penting dalam menilai buruk dan baik budi seseorang. Sebagai seorang muslim, kita
dituntut supaya menuruti adab-adab yang mulia yang telah dianjurkan oleh ajaran Islam.
Semua ini adalah bertujuan agar kita menjadi insan yang akan mendapat ganjaran baik di
dunia dan di akhirat.
Adab-adab yang digariskan oleh Islam termasuklah yang meliputi kehidupan harian, seperti
adab berpakaian, adab ke masjid, adab ketika makan, dan sebagainya, maupun adab dalam
menjalankan pekerjaan/profesinya, misal adab dokter terhadap pasien dan lingkungannya.
-
8/13/2019 Sken 3 kedkele
22/22
22
Pendek kata adab-adab yang digariskan adalah lengkap dan meliputi keseluruhan aktivitis
dan kegiatan harian seseorang individu muslim. Dalam hal ini, dari segi konsepnya
termasuklah adab-adab yang bersangkutan dengan kegiatan profesi seorang dokter (dan)
muslim. Dokter muslim yang diinginkan Islam adalah dokter yang mampu memberikan
keteladanan, unik dan berbeda dari yang lain, tercermin di dalamnya moral, akhlak maupun
adab yang Islami. Dokter yang mampu mencapai pada tingkatan tinggi dari ahlak yang muliadan mampu menterjemahkan ke dalam kehidupan riil dalam bentuk adab dokter adalah
merupakan prestasi peradaban yang terbesar.
Daftar Pustaka
1. Ahmad Fauzi bin Mohammed, Ilmu, Adab, Belajar & Mengajar, dalamhttp://www.sach.kedah.edu.my/esei_karya,dowload Maret 2008.
2. Ali Akbar, 1988, Etika Kedokteran dalam Islam, Pustaka Antara, Jakarta.3. Majid Ramadhan, 2004, Karakteristik Dokter Muslim, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.4. Muhammad Agus Syafii, Pengertian Adab, dalam
http://agussyafii.blogspot.com/2009/02/pengertian-adab.html,download 15 Aprill 2009.
5. Muzhoffar Akhwan, 1987, Perawatan Orang Sakit dan Sakharatul Maut dalam PerawatanJenazah menurut Islam/Medis, Badan Pembina dan Pengembangan Keagamaan, UII,
Yogyakarta.
6. Anies. 2006.Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yangBermutu. Semarang.
http://www.sach.kedah.edu.my/esei_karyahttp://www.sach.kedah.edu.my/esei_karyahttp://agussyafii.blogspot.com/2009/02/pengertian-adab.htmlhttp://agussyafii.blogspot.com/2009/02/pengertian-adab.htmlhttp://agussyafii.blogspot.com/2009/02/pengertian-adab.htmlhttp://www.sach.kedah.edu.my/esei_karya