Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
-
Upload
muhammad-fitra-saputra -
Category
Documents
-
view
1.921 -
download
4
description
Transcript of Sistem pencernaan pada manusia dan ruminansia
January 12, 2013
|
Sistem Pencernaan Pada Manusia
A. PengertianSetiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih dahulu sebelum diangkut. Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan dilakukan oleh sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi berukuran lebih kecil dan halus. Kerja saluran pencernaan dibantu dengan adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.
B. Saluran Pencernaan1. Mulut
Merupakan alat (organ) pencernaan pertama, Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik dan kimia di dalamnya terdapat gigi, lidah dan kelenjar ludah. Macam gigi adalah gigi seri, gigi taring dan gigi geraham. Fungsi gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk merobek, gigi geraham untuk mengunyah makanan. Susunan gigi secara umum dari luar ke dalam meliputi lapisan email (sebagai pelindung lapisan gigi).
Keterangan:
I = Insisivus = gigi seri
C = Caninus = gigi taring
P = Premolar = geraham depan
M = Molar= geraham belakang
Lidah di dalam mulut berfungsi untuk mengecap rasa makanan, memindahkan makanan pada saat dikunyah dan membantu menelan makanan. Kuncup pengecap di lidah disebut papilla. Daerah lidah yang peka terhadap rasa manis terletak di bagian ujung lidah, peka asam dan asin di pinggir lidah serta yang peka terhadap rasa pahit terletak di pangkal lidah. Saliva atau air ludah yang dihasilkan oleh kelenjar ludah, berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa.. Saliva mengandung enzim ptialin.
Kelenjar ludah ada 3 bagian, yaitu:
Glandula parotis, menghasilkan ludah yang berbentuk air.
Glandula submaksilaris, menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Glandula sublingualis, menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Makanan dari rongga mulut menuju ke kerongkongan melalui faring. Faring berupa saluran memanjang di belakang rongga mulut. Pada pangkal faring terdapat epiglotis, untuk menutup saluran pernapasan pada saat menelan makanan
2. Kerongkongan (Esopaghus)
Kerongkongan berupa saluran panjang yang terdapat di dalam leher, berfungsi untuk memasukkan makanan dari mulut menuju lambung. Di dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik untuk mendorong makanan menuju lambung.
3. Lambung
Lambung tersusun atas 3 bagian, yaitu:
Kardiak, terdapat otot sfinkter kardiak yang akan membuka jika ada makanan
masuk.
Fundus, merupakan bagian tengah lambung dengan bentuk membulat.
Pilorus, bagian bawah lambung yang berdekatan dengan usus halus,di dekat
pilorus terdapat sfinkter pilorus yang dapat bergerak secara peristaltik sama
dengan gerak pada esofagus.
Di dalam getah lambung terkandung asam klorida (HCl), enzim pepsin,
lipase, dan renin.
Asam klorida (HCl) berfungsi membunuh kuman yang ikut bersama makanan,
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, merangsang membuka dan
menutupnya sfinkter pilorus, dan merangsang sekresi getah usus.
Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.
Lipase berfungsi mencerna lemak.
Renin berfungsi menggumpalkan kasein yang terdapat dalam susu.
4. Usus
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang
disejajarkan.
Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus
tersebut kosong.
Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh
tubuh.
Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini
dapat berperan sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormon insulin
dan sebagai kelenjar eksokrin dengan menghasilkan getah pencernaan berupa
tripsin, amilase, dan
lipase.
Insulin berfungsi
untuk
mempertahankan
kestabilan kadar gula
darah.
Tripsin berfungsi
memecah protein
menjadi pepton.
Amilase berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
5. Usus BesarDi dalam usus besar sisa makanan akan dibusukkan oleh bakteri Escherichia
coli menjadi feses. Agar sisa makanan yang masuk ke dalam kolon tidak kembali ke
intestinum, di perbatasan kedua usus tersebut terdapat klep yang bernama klep
ileosekum.
Di dalam
kolon juga
terjadi
penyerapan
air yang
masih tersisa
pada
makanan
sehingga
feses
menjadi padat. Feses tersebut melalui gerak peristaltik, kolon akan terdorong sedikit
demi sedikit sehingga mendekati poros usus (rektum). Akibatnya, timbul rangsangan
untuk buang air besar (defekasi). Rangsangan itu disebut gastrokolik. Feses akhirnya
dikeluarkan tubuh melalui anus.
Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik
(ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun
(descending colon), dan berakhir pada anus. Usus besar berfungsi mengatur kadar
air pada sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme
yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak
terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang
berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan
melalui anus.
6. Rectum dan muara pelepasan (anus).
Faeces melalui rectum dilepaskan di anus. · Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
· Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan.
a) Kelenjar ludah (parotis)
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentu serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.
b) Kelenjar lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.
c) Kantong empedu
Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh duodenum.
d) Kelenjar pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).
e) Kelenjar di usus halus
Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase), enzim maltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.
C. Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
1. Gangguan pada Mulut
Parotitis atau gondong, yaitu infeksi pada kelenjar parotis.
Xerostomia, yaitu produksi air liur yang amat sedikit.
2. Gangguan pada Lambung
Gastritis: radang akut pada dinding lambung karena makanan yang kotor.
Kolik: salah cerna akibat makanan yang masuk terlalu banyak.
Ulkus /Tukak lambug :luka pd dinding lambung akibat HCL berlebih
3. Gangguan pada Usus
Diare: infeksi kuman pada kolon yang mengakibatkan feses terlalu cepat keluar.
Sembelit: keadaan sulit buang air besar akibat penyerapan air khim pada ileum
berlebihan.
Apendisitis: keadaan apendiks yang meradang.
Hemoroid: keadaan membengkaknya vena pada anus.
Gangguan pada alat pencernaan bisa pula akibat keracunan makanan. Keracunan
ini umumnya disebabkan oleh bakteri, seperti Salmonella yang dapat
menyebabkan penyakit tifus dan Clostridium yang dapat menyebab-kan
kelumpuhan bahkan kematian. Bakteri Clostridium umumnya terdapat pada
makanan kaleng yang kadaluwarsa.
D. Zat Makanan dan Fungsinya
Zat makanan merupakan bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh supaya dapat
tetap hidup. Ada 2 jenis zat makanan, yaitu zat makanan makro (karbohidrat, lemak,
protein, air) dan zat makanan mikro (vitamin, mineral). Banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
manusia. Melalui makanan, manusia dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam
mineral.
1. Fungsi Makanan
Makanan mempunyai berbagai fungsi, antara lain:
a. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
b. Pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang telah rusak atau tua.
c. Pengaturan metabolisme tubuh.
d. Penjaga keseimbangan cairan tubuh.
e. Pertahanan tubuh terhadap penyakit.
f. Penghasil energi.
2. Zat Makanan
a. Karbohidrat
Fungsi Karbohidrat antara lain :
Sebagai sumber energi utama.
Berperan penting dalam metabolisme.
Menjaga keseimbangan asam dan basa.
Pembentukan struktur sel, jaringan, dan organ tubuh.
Membantu proses pencernaan makanan dalam saluran pencernaan,
misalnya selulosa.
Membantu penyerapan kalsium, misalnya laktosa.
Bahan pembentuk senyawa kimia lain, seperti lemak dan protein.
Karbohidrat beratom C lima buah, yaitu ribosa adalah komponen DNA dan
RNA.
b. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani,
misalnya lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan.
Sumber lemak yang bersal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya
adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D, E, dan K.
Lemak disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram lemak dapat
menghasilkan energi sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule. Lemak dibedakan
menjadi 3, yaitu:
Lemak sederhana
Yang termasuk lemak sederhana, yaitu lemak dan minyak. Tersusun
dari trigliserida (satu gliserol dan tiga asam lemak).
Lemak campuran
Yang termasuk lemak campuran, yaitu fosfolipid, fosfatid, dan
lipoprotein. Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding
sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
Fosfatid, dibentuk oleh tubuh sendiri dari asam lemak, gliserin, kolin, dan
fosfat, berfungsi untuk mengatur timbunan lemak di dalam tubuh. Banyak
terdapat dalam kuning telur, otak, dan urat saraf. Lipoprotein merupakan
lemak yang mengandung unsur N, berfungsi untuk mengangkut beberapa
jenis zat makanan dari saluran pencernaan ke seluruh sel atau jaringan
tubuh yang membutuhkan.
Lemak Asli
Yang termasuk lemak asli antara lain asam lemak, sterol,
kolesterol, dan pelarut vitamin D.
Bahan makanan sumber lemak ada 2 jenis, yaitu:
Lemak nabati (asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh)
Lemak nabati umumnya mengandung asam lemak tidak jenuh, kecuali
minyak kelapa. Contoh lemak nabati, yaitu: minyak kelapa sawit, minyak
kelapa, minyak zaitun, minyak jagung, minyak bunga matahari, margarin
dan kacang-kacangan.
Lemak hewani (asam lemak jenuh)
Lemak hewani mengandung asam lemak jenuh, kecuali ikan dan kerang.
Contoh lemak hewani, yaitu: mentega, susu, keju, daging, ikan, dan kuning
telur.
c. Protein
Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani, misalnya
lemak, daging, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Contohnya adalah kedelai, kacang tanah, dan
kacang hijau.
Protein berfungsi sebagai komponen struktural dan fungsional. Fungsi
structural berhubungan dengan fungsi pembangun tubuh dan pengganti sel-sel
yang rusak. Fungsi fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen
proses-proses biokimia sel seperti hormon dan enzim.
d. Air
Fungsi air dalam tubuh antara lain sebagai pelarut senyawa-senyawa lainnya,
mengangkut zat lain dari sel ke sel atau dari jaringan ke jaringan lainnya,
menjaga stabilitas suhu tubuh, pengaturan air di dalam tubuh dikendalikan oleh
berbagai kelenjar buntu, seperti hipofisis, tiroid, anak ginjal, dan alat
pengeluaran seperti kulit melalui kelenjar keringat.
e. Mineral
Garam mineral dibutuhkan secara sendiri-sendiri maupun kelompok. Masing-
masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh. Sebagai contoh, kalsium,
sumbernya berasal dari susu, keju, daging, sayur-sayuran. Berfungsi
pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan tulang, dan gigi, dan
sebagainya. Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dikelompokkan
menjadi makroelemen dan mikroelemen.
f. Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai kompenen organik enzim yang disebut
sebagai co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan
lemak. Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila
jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di
dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin
yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh,
kelebihan akan dibuang ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin akan
menyebabkan penyakit avitaminosis.
Senyawa organik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan untuk
pertumbuhan yang normal dinamakan vitamin. Menurut kelarutannya vitamin
dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu:
Vitamin yang larut dalam air: vitamin B dan C.
Vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, D, E, dan K
E. Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak (Ruminasia)
Makanan hewan memamah biak berupa rumput atau tumbuhan. Sel tumbuhan tersusun dari bahan selulosa yang sulit dicerna. Oleh karena jenis makanan tersebut, hewan memamah biak mempunyai sistem pencernaan dengan struktur khusus yang berbeda dengan hewan karnivora dan omnivora. Perhatikan Gambar 6.23.
Saluran pencernaan hewan memamah biak
Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut :
1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
a. Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperti rumput.b. Gigi taring (caninus) tidak berkembang.c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar. Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar (berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.
3. Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Bagian - Bagian Lambung Hewan Memamah Biak
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan (perhatikan Gambar 6.24), yaitu:a. rumen (perut besar/perut urat daging),b. retikulum (perut jala),c. omasum (perut buku),d. abomasum (perut kelenjar/perut masam).
Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7–8%, dan abomasum 7–8%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH ± 8,5.
Selanjutnya, dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.
a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi makanan, sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida,
misalnya enzim: hidrolase, amilase, oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim pencerna lemak.
b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus). Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna(dimamah kedua kali), sambil beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan retikulum.
c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Makanan dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.
d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam amino.
Asam klorida (HCl) selain mengaktifkan pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga sebagai desinfektan (zat pembunuh bakteri, karena bakteri akan mati pada pH yang sangat rendah). Namun, bakteri yang mati dapat dicerna menjadi sumber protein bagi hewan memamah biak. Dengan demikian, hewan memamah biak tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. Kemudian, makanan yang telah halus dari ruang abomasum didorong masuk ke usus halus. Di usus halus ini sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya sisa makanan keluar melalui anus.
Apabila sapi meminum air, lipatan dinding antara rumen dan retikulum membentuk saluran yang menghubungkan mulut-esofagus-omasum-abomasum. Keadaan yang demikian mengakibatkan air yang diminum dapat langsung masuk ke abomasum.
Pada anak sapi yang masih menyusu induknya, rumen, retikulum, dan omasum masih kecil serta belum berfungsi. Saluran lipatan tertutup oleh gerakan refleks sehingga air susu yang diisap dari puting susu induknya langsung masuk ke abomasum.
Pada kelinci, marmot, dan kuda, fermentasi selulosa terjadi di dalam sekum. Sekum (usus buntu) adalah kantong (bagian usus besar) yang berada di antara pertemuan usus halus dengan usus besar dan umbai cacing. Di dalam sekum banyak bakteri selulolitik. Selain itu, pada hewan-hewan tersebut hanya terjadi pengunyahan satu kali, sehingga feses yang dikeluarkan lebih kasar dan berserat daripada feses sapi (yang mengalami pengunyahan selulosa dua kali.