Sistem Hauling

15
PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR KAJIAN TEKNIS SISTEM PENGANGKUTAN BATUBARA DI PT KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Oleh MUHAMMAD KHAIR PANE SITORUS 03983120023 Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan

description

Proposal

Transcript of Sistem Hauling

Page 1: Sistem Hauling

PROPOSAL

PENELITIAN TUGAS AKHIR

KAJIAN TEKNIS SISTEM PENGANGKUTAN BATUBARA DI PT KALTIM PRIMA COAL SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

Oleh

MUHAMMAD KHAIR PANE SITORUS03983120023

Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir MahasiswaJurusan Teknik Pertambangan

UNIVERSITAS SRIWIJAYAFAKULTAS TEKNIK

2003

Page 2: Sistem Hauling
Page 3: Sistem Hauling

A. JUDUL

Kajian Teknis Sistem Pengangkutan Batubara di PT Indominco Mandiri

Kalimantan Timur

B. BIDANG ILMU

Teknik Pertambangan

C. PENDAHULUAN

Tambang batubara di PT Indominco Mandiri merupakan tambang

terbuka (surface mining) yang menggunakan metode open pit sebagai sistem

penambangannya.

Pengangkutan pada tambang batubara memegang penting karena

berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi. Meskipun biaya untuk

pengangkutan ini bukan merupakan bagian terbesar dari biaya produksi,

tetapi dapat dihemat dengan melakukan sistem pengangkutan yang cocok

atau sesuai.

Salah satu keberhasilan pencapaian target produksi sangat dipengaruhi

oleh sistem pengangkutan (hauling system). Bagusnya sistem pengangkutan

batubara akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, sehingga target

produksi yang optimal sesuai dengan yang diharapkan dapat tercapai.

D. PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dibahas adalah mengkaji secara teknis sistem

pengangkutan batubara, sehingga alat angkut dapat bekerja seoptimal

mungkin sesuai dengan target yang diharapkan PT Indominco Mandiri

Kalimantan Timur.

E. TINJAUAN PUSTAKA4) Prodjosoemarto, Partanto, 2000, “Pemindahan Tanah Mekanis”

Pengangkutan material merupakan suatu hal yang sangat

mempengaruhi kelancaran operasi pemindahan tanah mekanis pada

pekerjaan pertambangan. Untung-rugi suatu perusahaan juga tergantung

pada lancar tidaknya pengangkutan yang tersedia.

Untuk pengangkutan jarak dekat (kurang dari 5 km) dapat dipakai truck

dan scraper. Untuk pengangkutan jarak sedang (5 – 20 km) dapat dipakai

truck yang berukuran besar dan belt conveyor. Untuk jarak jauh (lebih dari 20

km) dapat dipergunakan kereta api.

1. Truck

Page 4: Sistem Hauling

Truck banyak dipakai untuk mengangkut ; tanah, endapan bahan galian,

batuan dan lain-lain pada jarak dekat dan sedang. Karena kecepatannya

yang tinggi (kalau jalan baik), maka truck memiliki kapasitas tinggi

sehingga ongkos angkut per ton material rendah. Kecuali itu juga fleksible,

artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang

dengan muatan berubah-ubah dan tidak terlalu tergantung pada jalur

jalan.

Penggolongan berdasarkan cara dumping :

a. End dump (rear dump) ; mengosongkan muatan ke belakang

b. Side dump ; mengosongkan muatan ke samping

c. Bottom dump ; mengosongkan muatan ke bawah

Pemilihan tergantung pada dari keadaan tempat kerja, artinya tergantung

dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site).

Mengenai cara pemilihan ukuran truck memang agak sukar

menentukanya. Akan tetapi sebagai pegangan dapat dikatakan bvahwa

kapasitas minimum truck kira-kira 4 – 5 kali kapasitas alat penggalinya.

a. Produktivitas Truck

Kapasitas produksi truck ditentukan oleh ukuran unit ; waktu muat,

waktu putar, waktu jalan dan hambatan-hambatan dalam operasi.

1) Waktu muat

Apabila ukuran truck sudah cocok dengan ukuran bucket alat gali-

muat, maka waktu muat dihitung :

2) Waktu putar ; penempatan (spot) dan waktu buang

Waktu-waktu ini tergantung pada jenis unit alat angkut dan kondisi

operasi. Tabel I menunjukkan harga rata-rata untuk jenis truck yang

berbeda pada kondisi tertentu.

TABEL I

WAKTU PENEMPATAN RATA-RATA UNIT ALAT ANGKUT

Page 5: Sistem Hauling

Kondisi Operasi

Waktu Penempatan pada Unit Alat Gali-Muat (Menit)

Bottom Dump Tractor-Trailer

Rear Dump Side Dump Tractor-Trailer

FavourableAverage

Unfavourable

0,150,501,00

0,150,300,50

0,150,501,00

3) Waktu jalan

Waktu jalan meliputi waktu angkut isi dari alat gali-muat ke dump

point dan waktu kembali kosong dari dump point ke alat gali-muat.

Biasanya telah menyediakan performance chart atau gradeability

chart untuk setiap model truck didasarkan pada berat, gear ratio

dan data ban. Dari chart tersebtu kecepatan dan jarak pengereman

dapat ditentukan effective grade atau gradeability.

atau 1 % grade = 20 lb per ton satuan berat.

Pengaruh ketinggian terhadap diesel engine performance ; untuk 4

cycle engine, sampai 1.000 ft tidak terjadi pengurangan

performonce, setelah itu dikurangi 3 % per 1.000 ft dan untuk 2

cycle engine, kehilangan performonce 1 – 1,33 % setiap 1.000 ft

sampai 6.000 ft dikurangi setiap naik per 1.000 ft.

4) Hambatan-hambatan

Hambatan-hambatannya adalah hambatan tetap yaitu ; pergantian

shift, makan siang, isi bahan bakar, dan lain-lain. Dan hambatan

variabel yaitu ; mengganti ban, antrian, menjungkir material,

memindahkan alat gali-muat dan lain-lain.

Hambatan tetap dapat diramalkan waktu kejadian dan lamanya,

sedangkan hambatan variabel waktu kejadian dan lamanya tidak

dapat diramalkan.

b. Kapasitas Produksi per Truck

1) Produktivitas teoritis (Theoritical productivity)

Page 6: Sistem Hauling

2) Produktivitas rata-rata (Average productivity)

dimana :

U = Unit of time (hours)

D = Fixed delays (hours)

E = Job efficiency (adjusts for variable delays)

TR = Truck rating (tons)

C = Cycle time (minutes)

M = Materioal density (tons/bank cubic yard)

SF = Swell factor

3) Produktivitas teoritis (Peak productivity per hours)

c. Kesediaan Mekanis dari Truck (Truck Mechanical Availabity)

Umumnya status dari unit alat angkut pada setiap saat akan :

1) Operating

2) Mechanical/electrical unavailable

3) Spare

Spare time dalam unit-unit angkutan atau sembarang peralatan

sebagai akibat ketidakhadiran dalam jadwal kerja, fluktuasi mechanical

availability atau rencana. Sebagai rumus umum, jumlah spare

mechanical avaiability unit yang diperlukan untuk menjaga agar jumlah

(besar) armada tetap adalah 10 % dari unit alat yang terjadwal

dioperasikan.

Page 7: Sistem Hauling

2. Belt Conveyor

Belt conveyor dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang

berupa unit load atau bulk material secara mendatar maupun miring. Yang

dimaksud dengan unit load adalah material yang biasanya dapat dihitung

jumlahnya satu persatu, misalnya ; kotak, balok dan lain-lain. Sedangkan

bulk material adalah material yang berupa butir-butir, bubuk atau serbuk,

misalnya ; pasir, semen dan lain-lain.

Bagian-bagian terpenting belt conveyor adalah :

a. Belt

Belt fungsinya untuk membawa material yang diangkut. Belt dapat

dibuat dari beberapa macam bahan, salah satu diantaranya adalah

lapis tenunan benang kapas (cotton) yang tebal sehingga membentuk

suatu carcass. Kekuatan belt dinyatakan oleh jumlah (ply rate),

misalnya ; 8 ply.

b. Idler

Idler fungsinya untuk menahan atau menyangga belt. Jaraknya

tergantung dari fungsi idler. Menurtu letak dan fungsinya, maka idler

dibagi menjadi :

1) Idler atas atau idler pengangkut atau idler pembawa (carrying idler)

yaitu yang dipergunakan untuk menahan belt muatan. Ada dua

jenis yaitu :

a) Throughing idler, untuk belt yang melengkung

b) Flat idler, untuk belt yang datar

2) Idler penahan (impact idler), yaitu idler yang ditempatkan di tempat

pemuatan.

3) Idler penengah (impact idler), yaitu yang dipakai untuk menjalangi

agar belt tidak bergeser dari jalur yang seharusnya.

4) Idler bawah atau idler balik (return idler), yaitu yang berguna untuk

menahan belt kosong.

c. Centering device

Centering device gunanya untuk mencegah agar belt tidak meleset dari

roller-nya; untuk itu di kiri kanan belt dipasang idler penengah (training

idler).

d. Unit penggerak (drive units)

Page 8: Sistem Hauling

Pada belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke belt oleh adanya

gesekan antara belt dengan pulley penggerak (drive pulley), karena

belt melekat di sekeliling pulley yang diputar oleh motor.

e. Pemberat (take-up or counter weight)

Pemberat (take-up or counter weight) yaitu komponen untuk mengatur

tegangan belt dan untuk mencegah terjadinya selip antara belt dengan

pulley pengerak, karena bertambah panjang belt. Jenis take-up ada

bermacam-macam, yaitu :

1) Screw take-up

2) Counter wieghrt (gravity) take-up, yang terdiri dari dua macam :

a) Vertical gravity take-up

b) Horizontal (carriage gravity take-up)

f. Bending the belt

Alat yang dipergunakan untuk melengkungkan belt adalah :

1) Pully terakhir ata pertengahan

2) Susunan rollers

3) Beban dan adanya sifat kelenturan belt

g. Pengumpan (feeder/hopper)

Pengumpan (feeder/hopper) adalah alat untuk pemuatan material ke

atas belt dengan kecepatan yang teratur. Dari pengumpanan dapat

langsung ke belt atau melalui dorongan untuk mengurangi benturan

pada waktu material jatuh ke atas belt.

Macam-macam pengumpan yang pernah dipakai adalah :

1) Apron feeder

2) Reciprocating feeder

3) Rotary vane feeder

4) Rotary plow feeder

h. Trippers

Trippers adalah alat untuk menumpahkan muatan di suatu tempat

tertentu, karena kadang-kadang muatan harus dicurahkan di beberapa

tempat yang berbeda, dan bukan di ujung belt.

i. Pembersih belt (belt cleaner)

Pembersih belt (belt cleaner) yaitu alat yang dipasang dibagian ujung

bawah belt agar material tidak melekat pada belt balik (return belt),

Page 9: Sistem Hauling

karena belt, pulley dan idler yang bersih akan memperpanjang umur

belt.

j. Skirts

Skirts adalah semacam sekat yang dipasang di kiri kanan belt pada

tempat pemuatan (loading point) yang terbuat dari logam atau kayu,

dan dapat dipadang tegak atau miring, yang gunanya untuk mencegah

terjadinya ceceran (spills).

k. Holdback

Holdback adalah suatu alat untuk mencegah agar belt conveyor yang

membawa muatan ke atas tidak berputar kembali ke bawah jika tenaga

gerak (motor penggerak) tiba-tiba rusak atau dihentikan.

l. Kerangka (frame)

Kerangka (frame) adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh

susunan belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa

sehingga jalannya belt yang berada di atasnya tidak terganggu. Hal ini

sangat tergantung kepada medan operasinya, yaitu apakah mendatar,

miring atau kombinasi keduanya.

m. Motor penggerak

Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive pulley.

Tenaga (HP) dari motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu :

1) Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan antara

idler dengan komponen lain.

2) Menggerakkan muatan secara mendatar (horizontal).

3) Mengangkut muatan secara tegak (vertical).

4) Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.

5) Memberikan percepatan pada belt bermuatan, bila sewaktu-waktu

diperlukan.

Produksi Belt Conveyor

Jumlah material yang dapat diangkut oleh belt conveyor tergantung dari :

a. Lebar belt

b. Kecepatan

c. Sudut roller atau idler terhadap bidang datar

d. Angle of surcharge dari material yang diangkut

e. Kerapatan material

Page 10: Sistem Hauling

f. Sudut kemiringan belt

Produksi belt conveyor dapat juga ditentukan dengan rumus :

P = A S D

dimana :

P = Produksi (ton/jam)

A = Luas penampang meterial yang diangkut (m3)

S = Kecepatan belt (m/jam)

D = Density (ton/m3)

F. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji secara teknis sistem

pengangkutan (hauling system) batubara yang diterapkan di PT Indominco

Mandiri Kalimantan Timur.

G. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah memperoleh informasi secara detail

tentang sistem pengangkutan (hauling system) pada PT Indominco Mandiri

sehingga dapat diketahui sistem pengangkutan yang diterapkan masih aman

dan berjalan dengan baik.

H. METODE PENELITIAN

1. Studi literatur untuk mempelajari teori-teori, rumusan-rumusan dan data-

data yang berhubungan.

2. Pengamatan di lapangan dengan pengambilan data-data berupa :

a. Data primer

Mengamati dan membandingkan kinerja dan produksi alat angkut

secara teoritis dan kenyataannya di lapangan secara direct

computation (perhitungan langsung dengan memperhatikan tiap-tiap

faktor koreksi yang mempengaruhi produksi alat) dan tabular method

(perhitungan dengan menggunakan data-data yang berbentuk tabel).

b. Data sekunder

Data-data lain yang mendukung yang diambil dari literatur-literatur

yang berhubungan dengan penelitian.

Page 11: Sistem Hauling

I. JADWAL PELAKSANAAN

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan,

yaitu pada tanggal 22 September – 22 November 2003, dengan jadwal

pelaksanaan sebagai berikut :

No KegiatanWaktu Pelaksanaan

Minggu Ke -1 2 3 4 5 6 7 8

1. Orientasi Lapangan

2. Pengumpulan Referensi dan Data

3. Pengolahan Data

4. Konsultasi dan Bimbingan

5.Penyusunan dan Pengumpulan Draft Laporan

J. DAFTAR PUSTAKA

1. Cummins, Arthur B., 1973, “SME Mining Engineering Handbook”, Volume 2, Port City Press, Baltimore, Maryland.

2. Hartman, L. Howard, 1987, “Introductory Mining Engineering”, Jhon Eilwy & Sons, New York.

3. Nawawi, Machmud, 1987, “Tambang Terbuka”, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang.

4. Prodjosoemarto, Partanto, 2000, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

5. Sweet K. A., 1984, “Mining I”, Technical Publication Trust Prospect Place, Perth.

Page 12: Sistem Hauling