SIMULASI KARAKTERISTIK YARD OCCUPANCY RATIO PADA …
Transcript of SIMULASI KARAKTERISTIK YARD OCCUPANCY RATIO PADA …
1 Universitas Indonesia
SIMULASI KARAKTERISTIK YARD OCCUPANCY RATIO PADA LAPANGAN
PENUMPUKAN IMPOR DENGAN SOLUSI PEMANFAATAN OVERBRENGEN
PADA TERMINAL PETI KEMAS KOJA DI TANJUNG PRIOK
Louis, 0906557455
Departemen Teknik Mesin, Jurusan Teknik Perkapalan, Universitas Indonesia
_______________________________________________________________________________________________
ABSTRAK
Lapangan penumpukan peti kemas sebagai sebuah bagian dari sistem penanganan peti kemas pada terminal
peti kemas Koja mengalami peningkatan kepadatan setiap tahunnya, ketika suatu lapangan penumpukan peti
kemas yang terlalu padat akan menyebabkan terganggunya aliran peti kemas yang disebabkan salah satunya
oleh Dwell Time yang terlalu tinggi, sebenarnya tindakan Overbrengen telah ditetapkan sebagai pengatur
tingkat kepadatan dari lapangan penumpukan peti kemas di Terminal Peti Kemas Koja, namun nampaknya
terdapat ketidak efisiensian dalam pengurusan dokumen yang dilakukan untuk kegiatan Overbrengen ini dan
berdampak pada nilai dari Yard Occupancy Ratio yang selalu melampaui batas Yard Occupancy Ratio.
Simulasi ini dibuat untuk membantu memberikan karakteristik gambaran Yard Occupancy Ratio yang akan
terjadi dengan mengetahui kegiatan bongkar muat terlebih dahulu dari rapat kapal yang dilakukan oleh pihak
terminal peti kemas Koja. Lapangan penumpukan peti kemas Koja bagian impor dengan spesifikasi 12
Block, 36 Slot/Block, dan 6 Row dan 4 Tier dalam setiap slot akan menjadi objek dan fokus utama dalam
penulisan karya ilmiah skripsi ini dan akan menjadi contoh dari diterapkannya simulasi ini pada sistem
penanganan peti kemas di Terminal Peti Kemas Koja.
Kata kunci:
Koja, Simulasi, Overbrengen, Lapangan Penumpukan Impor, Yard Occupancy Ratio, sistem, peti kemas,
Dwell Time
ABSTRACT
Container Yard or Storage Area as a part of container handling system in Koja Container Terminal, having
the issue of the increasing of the yard density every year. When container yard is to dense, than it will result
in abnormality of the container flow in the container terminal which is caused mostly because of the high
rate of each container dwell time in the container yard. Overbrengen is one of the way out to handle such
situation, but it seems that the occupation of Overbrengen itself is not too efficient in Koja Container
Terminal, and it mostly result in the yard density or Yard Occupancy Ratio that always seem to be in a very
crowded situation. A simulation is made to get the future characteristics of container yard or Yard
Occupancy Ratio with the provided data of the amount of container that will be discharged or deliveried
(TEUs) from the loading and dischargin meeting within the Koja Container Terminal.
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
2 Universitas Indonesia
Keywords:
Container yard, Yard Occupancy Ratio, Overbrengen, Dwell Time, Simulation, Charateristics, Koja,
container
_______________________________________________________________________________________
1. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara yang disebut sebagai
“Negara Surga”, memiliki berbagai jenis
kekayaan alam yang melimpah dan yang jika kita
perhatikan sampai saat ini tidak terkelola dengan
baik. Sumber daya alam yang dimiliki oleh
Indonesia sendiri beragam, mulai dari sumber
daya yang dapat diperbaharui dan sumber daya
yang tidak dapat diperbaharui. Berbagai sumber
daya alam ini pun menarik minat para pengusaha
yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk
berlomba – lomba mengelola berbagai jenis
sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia.
Sumber – sumber daya alam yang dimiliki ole
Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi
sekali untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
hidup dari individu – individu yang dapat
mengelolanya secara baik dan benar. Sumber –
sumber daya yang ada di Indonesia sendiri
tersebar di berbagai pulau – pulau yang ada di
Indonesia, di sinilah peran dari moda – moda
transportasi akan sangat berpengaruh terhadap
berbagai aspek dari pengiriman barang yang akan
didistribusikan oleh individu – individu yang
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam
yang dimaksud.
Moda – moda transportasi memainkan
peran sebagai penghubung dari distribusi komoditi
kepada penerima barang yang berada di tempat
yang jauh dari tempat komoditi berasal.
Pemilihan moda transportasi yang digunakan akan
menentukan seberapa besar biaya yang akan
dikeluarkan untuk memindahkan komoditi yang
ingin didistribusikan tersebut. Namun
kenyataannya pemilihan moda transportasi
tidaklah semudah itu, berbagai aspek pun perlu
diperhatikan seperti bagaimana pengemasan yang
diberlakukan kepada komoditi ketika
menggunakan suatu jenis moda transportasi
tertentu, berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk komoditi sampai ke tangan penerima barang
yang kita kirimkan, kapasitas dari sekali
pengiriman komoditi, dan sebagainya. Ketika
pilihan dijatuhkan pada suatu moda transportasi
berdasarkan kapasitas sekali perjalanan
pengangkutan komoditi, biaya pengangkutan
massal yang disesuaikan dengan waktu, keamanan
kondisi komoditi di perjalanan, maka moda
transportasi yang tepat untuk memenuhi berbagai
kriteria pengangkutan di atas adalah moda
transportasi laut.
Moda transportasi laut sendiri
membutuhkan sebuah tempat yang
memungkinkan terjadinya perpindahan dan
pergerakan komoditi dari kapal ke daratan, tempat
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
3 Universitas Indonesia
ini disebut sebagai pelabuhan peti kemas. Di
pelabuhan peti kemas inilah semua kontainer yang
berisi komoditi yang ingin didistribusikan akan
berkumpul. Komoditi – komoditi yang ingin
didistribusikan akan dimasukkan ke dalam sebuah
kontainer yang memiliki ukuran standar yang
disebut “TEUS” (Twenty foot Equivalent Unit
Square). Kontainer – kontainer ini kemudian akan
diangkut oleh kapal khusus yang akan
mengangkut hanya muatan yang berbentuk
kontainer baik yang memiliki isi maupun tidak.
Kapal sendiri memiliki trayek perjalanan yang
beragam tergantung dari perusahann atau orang
yang memiliki kapal tersebut.
Kapal – kapal kontainer ini selanjutnya
akan melakukan semua kegiatan bongkar muatnya
di pelabuhan peti kemas yang mendukung
berbagai kegiatan bongkar muat muatan yang
berbentuk box kontainer dalam satuan “Teus”
untuk setiap kontainer yang memiliki ukuran
standar panjang x lebar sebesar 20 ft x 8 ft.
Pelabuhan peti kemas akan dilengkapi dengan
berbagai peralatan yang mendukung untuk
berbagai kegiatan bongkar muat yang
dilangsungkan di area pelabuhan peti kemas
tersebut. Pada pelabuhan peti kemas, efisiensi
penanganan kontainer merupakan hal yang utama
yang harus dijaga dan harus ditingkatkan dengan
seiring berjalannya waktu, dengan
ditingkatkannya efisiensi kinerja yang berlaku di
daerah terminal peti kemas, maka frekuensi untuk
penumpukan permintaan untuk melakukan
kegiatan bongkar muat di terminal pun akan
secara tidak langsung berkurang. Semakin banyak
kapal yang dapat ditangani, maka akan semakin
tinggi pula efisiensi penanganan kontainer di
terminal peti kemas tersebut.
Terminal peti kemas koja sebagai salah
satu terminal peti kemas unggulan di daerah
tanjung priuk merupakan terminal peti kemas
yang sudah menerapkan aturan – aturan dan
standar – standar berbasis internasional untuk
mutu dan kualitas pelayanan kontainer di kawasan
jakarta utara. Oleh karena kualitas dari pelayanan
bongkar muat di terminal peti kemas koja yang
dimiliki oleh PT.Pelindo II yang dirasa memiliki
mutu dan standar yang bertaraf internasional,
maka itulah saya sebagai mahasiswa tingkat akhir
di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Jurusan
Teknik Perkapalan yang sedang menyusun dan
menyelesaikan tugas akhir, merasa pengambilan
judul skripsi dengan topik “Identifikasi Penyebab
Antrian Bongkar Muat yang Terjadi di Terminal
Peti Kemas di Kawasan Tanjung Priuk” di
terminal peti kemas yang dimiliki oleh PT.
Pelindo II akan dapat membantu meningkatkan
lagi efisiensi penanganan kontainer yang
dilakukan di terminal – terminal peti kemas yang
dimiliki oleh PT.Pelindo II. Selain itu
pengambilan data di terminal – terminal peti
kemas yang dimiliki oleh PT. Pelindo II juga
dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa
seperti saya untuk dapat mengerti lebih jauh
tentang bagaimana cara bekerja dari terminal –
terminal peti kemas yang ada di kawasan Tanjung
Priuk.
2. METODE
Pada penelitian ini, digunakan simlasi dengan
ketentuan sebagai berikut. Pada simulasi yang
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
4 Universitas Indonesia
merupakan tujuan akhir dari tugas akhir ini,
variabel – variabel yang digunakan berasal dari
data – data primer dan sekunder yang sudah
diolah dan ditentukan menjadi sebuah variabel
yang digunakan untuk mengetahui pilihan terbaik
berbagai untuk meningkatkan efisiensi dari aliran
peti kemas. Variabel – variabel yang digunakan
ini dalam satuan TEUs. Berikut adalah variabel –
variabel yang dilibatkan dalam simulasi.
Jumlah Block = jumlah dari Block pada
lapangan penumpukan peti kemas yang
digunakan untuk menumpuk peti kemas
yang berstatus impor. Block sendiri terdiri
dari bagian – bagian detail seperti slot,
row, dan tier.
Jumlah Slot = jumlah dari Slot yang ada
pada satu block di lapangan penumpukan
peti kemas. Slot sendiri merupakan sebuah
barisan melintang dari peti kemas pada
suatu Block. Pada satu Slot terdapat bagian
– bagian detail yang disebut row, dan tier.
Jumlah Row = jumlah dari Row yang ada
pada satu slot di lapangan penumpukan
peti kemas. Row adalah barisan peti kemas
melintang dari Slot. Pada satu Row,
terdapat bagian yang disebut Row.
Jumlah Tier = jumlah dari Tier yang ada
pada lapangan penumpukan peti kemas,
dan merupakan bagian yang paling
mendetail pada tumpukan peti kemas. Tier
sendiri adalah tinggi dari tumpukan peti
kemas yang menumpuk pada lapangan
penumpukan.
Batas YOR = batasan dari YOR yang
ditetapkan sebagai acuan dari jalannya
simulasi untuk menjadi batasan dari nilai
peti kemas yang dapat ditampung oleh
lapangan penumpukan peti kemas.
Jumlah peti kemas (Current Storage) =
jumlah dari peti kemas yang ada pada
lapangan penumpukan pada saat
dimulainya simulasi, jumlah dari peti
kemas ini sendiri dibagi menjadi lima
bagian yaitu, “Model A” untuk peti kemas
dengan dwell time lebih kecil atau sama
dengan (≤) 3 hari, “Model B” untuk peti
kemas dengan dwell time sama dengan 4
hari, “Model C” untuk peti kemas dengan
dwell time sama dengan 5 hari, “Model D”
untuk peti kemas dengan dwell time sama
dengan 6 hari, “Model E” untuk peti
kemas dengan dwell time lebih besar atau
sama dengan (≥) 7 hari.
Discharge = merupakan kegiatan bagian
dari impor yaitu kegiatan di mana peti
kemas di bongkar dari kapal yang
bersandar di terminal peti kemas, untuk
kemudian peti kemas yang dibongkar
tersebut ditempatkan di lapangan
penumpukan peti kemas dari terminal peti
kemas.
Delivery = merupakan kegiatan bagian dari
impor yaitu kegiatan di mana peti kemas
yang tertumpuk di lapangan penumpukan
peti kemas impor dikeluarkan dari
lapangan penumpukan (Storage Area).
Dari berbagai jenis variabel yang harus
dimasukkan ke dalam simulasi untuk dapat
menjalankan simulasi, maka akan dihasilkan
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
5 Universitas Indonesia
beberapa hasil dari hubungan antara data – data
tersebut.
Total Maksimum Peti Kemas = hasil dari
perkalian antara “Jumlah Block”, “Jumlah
Slot”, “Jumlah Row”, “Jumlah Tier”, yang
akan menjadi batas maksimum dari peti
kemas yang dapat ditampung. Jika
dituliskan dalam persamaan maka menjadi.
Total Maksimum Peti Kemas = Block x
Slot x Row x Tier
Storage Area = hasil dari penjumlahan
jumlah peti kemas yang dibagi sebelumnya
menjadi 5 model berdasarkan dwell time
yang berbeda – beda untuk setiap model.
Storage Area = Model A + Model B + Model C
+ Model D + Model E (2.1)
Final YOR = YOR yang akan terjadi ketika
jumlah peti kemas di storage area telah
diperhitungkan dengan aktivitas impor
yang terjadi pada hari itu, yaitu kegiatan
discharge dan delivery, dibandingkan
dengan jumlah maksimum peti kemas
yang dapat ditampung pada lapangan
penumpukan.
Total OB = merupakan jumlah total dari
peti kemas yang harus di overbrengen
untuk menjaga YOR agar berada di bawah
batas dari yang telah ditentukan
Total OB = (Storage area + Discharge –
Delivery) – (Storage area) (2.2)
Recommendation = rekomendasi mendetail
mengenai jumlah rinci yang harus di OB
pada model – model yang telah membagi
jumlah peti kemas yang ada pada lapangan
penumpukan peti kemas.
3. Hasil dan Pembahasan
Variabel yang ditetapkan sebagai variabel bebas
dalam simulasi ini antara lain untuk kegiatan
Discharge dan Delivery. Dimana kedua dari
variabel ini hanya dapat ditentukan dengan
permintaan dari pihak kapal, pelayaran, maupun
pemilik barang dalam penentuan jumlahnya.
Variabel yang merupakan titik acuan dari
mulainya perhitungan simulasi ini ke depannya.
Berikut adalah variabel – variabel yang ditetapkan
sebagai variabel bebas, antara lain :
Jumlah dari peti kemas yang ada pada
lapangan penumpukan saat simulasi ini
dimulai. Jumlah dari peti kemas ini dibagi
menjadi 5 bagian yaitu kemudian disebut
menjadi Model A sampai dengan Model E,
dengan ciri khas dari masing – masing model
adalah nilai dari dwell time dari masing –
masing model yang berbeda – beda. Berikut
contoh jumlah peti kemas yang dimasukkan ke
dalam model – model tersebut
Model A = 5000 TEUs
Model B = 1000 TEUs
Model C = 2000 TEUs
Model D = 1000 TEUs
Model E = 2000 TEUs
Total maksimum peti kemas yang dapat
ditampung oleh lapangan penumpukan peti
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
6 Universitas Indonesia
kemas di terminal peti kemas. Kapasitas ini
tergantung dari pengalokasian jumlah Block
dan Row, jumlah Row dan Tier yang ada pada
satu slot. Namun pada kenyataannya di
lapangan terdapat aturan khusus mengenai
jumlah maksimum peti kemas yang dapat
ditampung pada suatu Slot yang terdiri dari
Row dan Tier, sebagai contoh terdapat 5 Row
dan 4 Tier pada suatu slot, maka pada jumlah
maksimum peti kemas yang terdapat pada slot
tersebut adalah 17 peti kemas yang
didapatkan dari hasil perhitungan ((5x4)-(4-
1)), yaitu jumlah dari hasil kali Row dan Tier
dikurangi dengan tinggi Tier dikurangi
dengan 1. Berikut adalah nilai yang
dimasukkan ke dalam variabel pada simulasi.
o Jumlah Block = 12
o Jumlah Slot = 36
o Jumlah Row = 6
o Jumlah Tier = 4
o Total Maksimum Peti Kemas =
9072 TEUs
Batas YOR, merupakan titik batas dari
tindakan yang akan direkomendasikan dari
hasil perhitungan pada simulasi untuk menjaga
tingkat YOR. Pada simulasi ini, akan
dipaparkan 3 jenis rekomendasi berbeda untuk
jenis muatan yang sama , YOR yang akan
dipergunakan adalah 75%.
3. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan simulasi yang telah dan telah
dilakukan pengujian, maka didapatkan bahwa
pada setiap peningkatan dari peti kemas yang
melampaui dari batas YOR, maka akan
dilakukan tindakan overbrengen untuk dapat
menjaga keberlangsungan dari kegiatan di
terminal peti kemas tersebut. Semakin tinggi
dari jumlah peti kemas yang akan ditangani
oleh terminal peti kemas, maka akan semakin
tinggi pula nilai dari Overbrengen yang harus
dilakukan. Rekomendasi – rekomendasi yang
diberikan pada hasil akhir dari simulasi
merupakan rincian lebih jauh tentang jumlah
dari peti kemas yang harus di overbrengen
pada setiap model, mengingat prioritas yang
dilakukan dalam tindakan overbrengenadalah
mengeluarkan peti kemas yang memiliki nilai
dwell time yang paling tinggi terlabih dahulu.
Dalam simulasi juga terlihat bahwa ddengan
penambahan dari Block yang dialokasikan
pada untuk simulasi dapat menurunkan YOR
secara signifikan jika dilakukan pada jumlah
block lebih dari 1.
Sedangkan untuk memperluas batasan dari
YOR, terlihat bahwa pada terminal peti kemas
akan semakin sering melakukan kegiatan
overbrengen apabila terdapat permintaan
bongkar muat yang lumayan besar, oleh
karena itu dalam simulasi ini, peningkatan dari
YOR dikatakan tidak signifikan dalam
memainkan peran menurunkan tingkat dari
YOR.
Overbrengen sendiri akan mengeluarkan peti
kemas yang memiliki nilai dwell time yang
tinggi, dan secara tidak langsung mean dari
dwell time per peti kemas di lapangan
penumpukan akan menurun, yang berdampak
pada semakin meningkatnya throughput, dan
pada akhirnya akan semakin meningkatkan
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
7 Universitas Indonesia
keuntungan yang didapatkan dari terminal peti
kemas tersebut dalam menyediakan jasa
bongkar muat peti kemas.
4. Kesimpulan
Dengan simulasi yang telah dihasilkan terdapat
beberapa kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu
antara lain :
Simulasi yang dibuat dapat
menggambarkan karakteristik dari YOR
dengan pendekatan dari berbagai aspek,
hasil dari simulasi dapat dijadikan acuan
untuk melakukan tindakan selanjutnya
yang dapat dilakukan.
Untuk semakin meningkatkan
produktivitas dari terminal peti kemas,
maka dwell time dari terminal peti kemas
harus dibuat menjadi serendah mungkin,
sehingga dimungkinkan terjadinya aliran
peti kemas yang lebih baik.
Penambahan alokasi dari block untuk
menampung peti kemas di lapangan peti
kemas dapat menurunkan YOR yang
terjadi dan menjadi cadangan apapbila
terjadi kelebihan kegiatan bongkar muat
yang terjadi di terminal peti kemas
tersebut, namun tentunya hal ini bukan
merupakan rekomendasi untuk
mengalokasikan, namun jika lapangan
penumpukan peti kemas dikembangkan,
maka YOR dapat menjadi lebih terkendali
Batas YOR divariasikan, dengan resiko
bahwa jika batas YOR divariasikan, maka
kepadatan dari lapangan penumpukan akan
semakin padat, dan tentunya dapat
mengganggu kegiatan bongkar muat yang
ada ti di lapangan penumpukan.
Dengan simulasi ini, maka pihak TPK
Koja dapat mengetahui waktu yang tepat
untuk mengurus overbrengen, sehingga
tingkat YOR tetap terjaga yang berdampak
pada aliran peti kemas yang semakin baik
Daftar Acuan
[1] Guler, Nul, 2002,Containerization and
Terminal Area Requirements, Izvorni
Znanstveni Rad, Istanbul.
[2] Esmer, Soner, 2008, Performance
Measurement Of Container Terminal
Operations, Dokuz Eylul Universitesi,Turki.
[3] Badan Pusat Statistik Jakarta, 2013, Berita
Resmi Statistik Juni 2013, BPS Jakarta,
Jakarta.
[4] Yun, W.Y., Choi, Y.S, 1999, A Simulation
Model For Container Terminal Operation
Analysis Using an Object-Oriented Approach,
Elsevier, South Korea.
[5] Merckx, Filip, 2005, The Issue Of Dwell
Time Charges To Optimize Container
Terminal Capacity, IAME Annual
Conference, Cyprus.
[6] Misliah, Samang, Lawaleena, 2004,
Container Yard Stacking Optimum Utilization
Analysis Of Operator and User Orientation,
International Journal Of Civil and
Environmental Engineering, Surabaya.
[7] Idrus, Misliah, Samang, Lawalena, 2005,
A Study on The Container Yard Utilization Of
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
8 Universitas Indonesia
The Major Port In Indonesia, International
Journal Of Civil and Environmental
Engineering, Surabaya.
[8] Bassan, Yossi, 2012, Assesing Port
Performanc - Port Perfomance Indicator,
UNCTAD, Switzerland.
[9] M, Ana, Soberon, Martin, 2012, The
Capacity in Container Port Terminal,
UNCTAD, Switzerland.
[10] Mwasenga, Hebel, 2012, Port
Performance Indicator A Case If Der Salaam
Port, UNCTAD, Switzerland.
[11] International Standar Organization, 1990,
ISO 1496-1 International Standard – Series 1
Freight Container, ISO, United States Of
America.
Menteri Perhubungan, 2007, Pedoman
Penetapan Tarif Pelayanan Jasa Bongkar Muat
[12] Peti Kemas (Container) di Dermaga
Konvensional di Pelabuhan yang
Diselenggarakan Oleh Badan Usaha
Pelabuhan. Menteri Perhubungan, Jakarta.
[13] Secretariat Of UNCTAD, 1985, Port
Development Handbook, UNCTAD, New
York.
[14] Ashar, Asaf, 1985, Productivity and
Capacity Of Container Terminals Part II,
Louisiana University, Los Angeles.
[15] Maritim, Konsultan. :”Serba Serbi
Shipping Bussiness”.
http://konsultanmaritim.blogspot.com/2011/01
/serba-serbi-shipping-business.html (diakses
pada tanggal 5 Mei 2013)
[16] Internasional, Humairan Agung,
“Overbrengen – Pindah Lokasi Penimbunan
(PLP)”,
http://humairaagunginternasional.co.id/index.p
hp?news&nid=2 (diakses pada tanggal 5 Mei
2013)
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
9 Universitas Indonesia
Lampiran
A. Data Hasil Simulasi
Tabel 1. Hasil Simulasi Keadaan Lapangan Impor (TEUs)
Day Model A Model B Model C Model D Model E
Total OB Total OB Total OB Total OB Total OB
1 5000 0 1000 0 2000 0 1000 0 2000 0
2 600 0 5000 0 1000 996 1004 1000 0 2000
3 1600 0 0 0 5000 0 1000 900 104 0
4 2100 0 0 0 0 196 4804 1000 0 104
5 3500 0 600 0 0 0 0 100 4704 0
6 3500 0 1000 0 600 0 0 0 1804 2900
7 3300 0 500 0 1000 0 600 0 1604 200
8 1900 0 2000 0 500 0 1000 0 2204 0
9 1900 0 1000 0 2000 0 500 0 1804 1400
10 3600 0 300 0 1000 0 2000 296 204 1804
Tabel 2. Tabel Sifat Penumpukan Lapangan Peti Kemas
Day Final Storage (TEUs) YOR
Total
OB
(TEUs)
1 10800 102% 2862
2 8038 76% 100
3 8338 79% 400
4 7938 75% 0
5 8838 84% 900
6 8038 76% 100
7 7538 71% 0
8 8138 77% 200
9 9638 91% 1700
10 8738 83% 800
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013
10 Universitas Indonesia
Tabel 3. Karakteristik YOR dengan Jumlah Block Berbeda - Beda
Day Block = 12 Block = 13 Block = 14 Block = 15 Block = 16
1 119% 110% 102% 95% 89%
2 76% 76% 76% 76% 76%
3 79% 79% 79% 79% 78%
4 75% 75% 75% 75% 75%
5 85% 84% 84% 83% 82%
6 76% 76% 76% 76% 76%
7 71% 71% 71% 71% 72%
8 77% 77% 77% 77% 77%
9 94% 92% 91% 90% 89%
10 84% 83% 83% 82% 82%
Gambar 1. Hubungan dari Dwell Time Dengan Throughput
y = -51943x + 763594 R² = 0,9969
0
100000
200000
300000
400000
500000
3 4 5 6 7 8 9
Dwell Time vs Throughput
Dwell Time vs Throughput
Linear (Dwell Time vsThroughput)
Simulasi karakteristik..., Louis, FT UI, 2013