Simulasi Audio Animasi Narasi Video - Share...
Transcript of Simulasi Audio Animasi Narasi Video - Share...
1
Audio Simulasi
Animasi Teks
Video Narasi
ii
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI I 1. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan 2 1.3. Dasar Hukum 3 1.4. Manfaat 4 2. RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN 5 2.1. Rencana Pembelajaran 6 2.2. Substansi dan Isi 7 2.3. Metoda pembelajaran 8 2.4. Kerangka dan Sistematika e-Materi 9 2.5. Rancangan e-Materi 11
2.5.1. Pendekatan Sharing dan Reusing 11 2.5.2. Taksonomi Objek Pembelajaran 12 2.5.3. Model Rancangan e-Matapelajaran 12 2.5.4. Anatomi Objek Pembelajaran 13
2.6. Teknologi dan Standar yang Digunakan 15 3. PROSEDUR PENGEMBANGAN E-MATERI 16 3.1. Tahap Analisa 17 3.2. Tahap Perancangan 17 3.3. Tahap Pengembangan 18 3.4. Tahap Penyampaian 18 3.5. Tahap Evaluasi 19 3.6. Tahap Pemeliharaan 19 4. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL 20 5. PENUTUP 21 DAFTAR ISTILAH 23
iv
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan dalam kehidupan manusia. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi ((TIK) semakin dirasakan di berbagai sektor, utamanya di bidang pendidikan. Peran TIK dalam pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan sebagai salah satu pilar pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas dengan kesadaran bahwa keberhasilan suatu bangsa di masa depan sangat tergantung pada kualitas pendidikan. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat serius menempatkan pilar-pilar pendidikan melalui misinya yang dikenal dengan 5 K yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas dan Relevansi, Kesetaraan dan Kepastian. Sumber belajar merupakan salah satu aspek dalam pendidikan yag harus tersedia, terjangkau, berkualitas, relevan dengan kebutuhan dunia kehidupan bermasyarakat, dan dapat diakses oleh semua, dengan tidak membedakan jenis kelamin, usia, agama, ras, serta dijamin kepastian dalam aksesibilitinya. Saat ini ketercapaian cita-cita tersebut dapat dilakukan hanya dengan satu kata yaitu TEKNOLOGI. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian pesatnya, yang berdampak pada mudahnya orang berjejaring sosial, dan mendapat akses informasi, serta beinteraksi langsung tanpa batas ruang dan waktu.
Dalam rangka menjalankan misinya untuk mencapai visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah berupaya membuka akses dengan menggunakan teknologi jaringan, dan teknologi komunikasi. Adanya Buku Sekolah Elektronik, dan Rumah Belajar merupakan sarana yang ampuh bagi siswa dan mahasiswa untuk belajar tanpa mengenal keberadaannya dan waktunya. Pembelajaran ini sangat efisien, karena sumber belajar yang sama dapat digunakan oleh ribuan orang dalam waktu yang bersamaan. Pembelajaran akan menarik terutama bagi siswa, jika informasi yang dihadirkan dalam sarana tersebut mudah dipahami, menyenangkan, membuat peserta belajar semakin penasaran untuk lebih tahu, dan murah. Konten yang lengkap, jelas, menumbuhkan minat belajar, akan semakin digemari sampai tumbuhnya masyarakat yang cerdas, kaya pengetahuan, bahkan sampai berkemampuan
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
2 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
mengembangkan ilmu pengetahuannya melalui percobaan, penelitian, kajian yang akhirnya akan berdaya dengan pengembangan kompetensinya.
Untuk memperkaya konten sumber belajar ini diperlukan campur tangan perguruan tinggi yang memiliki ilmuwan, peneliti, innovator, dan co-kreator dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta berpengetahuan dalam bidangnya. Idealnya, apabila sumber belajar ini mampu diakses oleh banyak pengguna, murah, dan dinamis, seyogyanya dapat diproduksi oleh dosen di perguruan tinggi dalam rangka menumbuh kembangkan technopreneurship perguruan tinggi. Dalam rangka inilah, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti mengajak para dosen yang berkemampuan tinggi dalam pengembangan teknologi digital dan berjiwa entrepreneur untuk berkolaborasi dengan pengembang konten pembelajaran untuk siswa SMA/SMK, SMP, atau SD guna mengembangkan digital asset dalam e-Pembelajaran.
Pada periode ini akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan digital asset untuk materi-materi pembelajaran yang akan diujikan secara nasional di tingkat dasar dan menengah. Ujicoba ini sekaligus menguji pedoman Pengembangan e-Materi guna penyempurnaan lebih lanjut. Rencananya pedoman ini akan digunakan untuk pengembangan e-Materi di tahun 2012 dan seterusnya.
1.2. Tujuan
Pedoman Pengembangan e-Materi ini diharapkan dapat memberikan:
1. Informasi tentang rambu-rambu proses pengembangan Materi e-Pembelajaran yang sistematis dan akuntabel;
2. Acuan pengendalian mutu materi e-Pembelajaran;
3. Acuan pengambilan keputusan tentang hal-hal berkenaan dengan materi e-Pembelajaran.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 3
1.3. Dasar Hukum
Pedoman pengembangan e-Materi ini disusun berdasarkan peraturan dan undang-undang yang berlaku di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;
5. Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional;
6. UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak atas Kekayaan Intelektual;
7. Peraturan Presiden Detiknas tentang Pemanfaatan TIK (KEPRES RI NOMOR 20 TAHUN 2006)
8. Dokumen Rencana Strategis Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;
9. Renstra Strategis Direktorat Pendididkan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
4 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
1.4. Manfaat
Pedoman Pengembangan e-Materi diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Pengembang e-Materi untuk mengembangkan e-Materi secara sistematis dan akuntabel agar mencapai standar mutu.
2. Penilai e-Materi untuk memeriksa tingkat pencapaian standar mutu yang berakibat pada pengakuan terhadap e-Materi yang digolongkan sebagai bahan pembelajaran dengan menggunakan TIK.
3. Pengambil kebijakan untuk menetapkan langkah/strategi baru dalam pengembangan pembelajaran yang berbasis TIK.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 5
2. RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN
E-Pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara efektif untuk memperoleh capaian pembelajaran (learning outcomes) sesuai dengan yang telah direncanakan. E-Pembelajaran berkembang karena ada perkembangan perubahan paradigma strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (learner centered). Pemanfaatan e-Learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran, kualitas materi ajar, kualitas kegiatan pembelajaran, dan kemandirian peserta didik, serta interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antar peserta didik, maupun peserta didik dengan berbagai sumber belajar. e-Pembelajaran memiliki fitur luwes yang memungkinkan pemanfaatannya lintas ruang dan waktu untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran.
Komponen utama e-Pembelajaran adalah e-Materi yang dikembangkan secara sistematis dan akuntabel sehingga mampu menumbuhkembangkan minat belajar sekaligus memelihara kualitas pembelajaran. e-Materi yang tersedia mempunyai karakteristik tingkat akses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja secara bersamaan atau secara individual. Sistem e-Pembelajaran memungkinkan untuk pemerataan kualitas materi pembelajaran secara terstandar, sehingga memungkinkan terjadinya pemanfaatan fasilitas bersama (resource sharing) antar institusi pendidikan, dan lembaga lainnya di seluruh Indonesia. Dengan demikian e-Pembelajaran memberikan harapan baru sebagai salah satu alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan pendidikan di Indonesia, yaitu keterbatasan akses, fasilitas, keterbatasan pemahaman terhadap materi tertentu dan akses terhadap sumber daya pendidikan. Sistem e-Pembelajaran terdiri dari berbagai fitur materi yang disebut e-Materi.
Pengertian e-Materi yaitu seperangkat informasi bidang ilmu yang terstruktur untuk pembelajaran yang disajikan dalam bentuk elektronik. Seperangkat informasi bidang ilmu yang terstruktur meliputi capaian pembelajaran (learning outcomes), beragam bentuk informasi (textual, gambar, audio, video, simulasi, multimedia), ruang lingkup informasi (mata
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
6 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
kuliah, topik, pokokbahasan), perangkat asesmen dan evaluasi. E-Materi dapat berupa aset-aset yang terpisah dan disusun secara bermakna sehingga dapat diakses untuk memperkaya penjelasan agar pembelajar lebih memahami bagian yang diterangkan dalam sebuah buku ajar. Kepemilikan aset ini harus secara resmi berada di tangan Kemdikbud, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih murah. Aspek yang paling penting dalam e-Materi ini yaitu sarat dan padat dengan teknologi komunikasi dan perangkat lunak yang digunakan seharusnya berupa perangkat yang sudah umum digunakan oleh orang pada umumnya dan bebas diunduh tanpa biaya.
Pedoman ini berisi rambu-rambu tentang pengertian e-Materi dan tahapan pengembangan e-Materi, standar mutu, serta Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Dengan demikian pedoman Pengembangan Materi e-Pembelajaran diharapkan menjadi acuan bagi pengembang e-Materi untuk mencapai standar mutu, penilai e-Materi, pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam e-Pembelajaran.
Rambu-rambu pengembangan dibagi menjadi enam bagian yaitu: rencana pembelajaran, substansi / isi, metode pembelajaran, kerangka / sistematika penyajian, rancangan e-Materi, dan teknologi serta standar yang digunakan.
2.1. Rencana Pembelajaran
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan e-Materi adalah terkait dengan rencana pembelajaran. Terkait dengan rencana pembelajaran, berikut ini poin-poin yang harus dipenuhi:
1. Menuliskan rumusan capaian pembelajaran dengan jelas.
2. Menyusun urutan kemampuan yang akan dicapai dalam satuan waktu.
3. Menyusun tahapan materi ajar yang akan disajikan.
4. Menetapkan metode pembelajaran yang dipilih untuk mencapai kemampuan yang sudah direncanakan.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 7
5. Menetapkan indikator pencapaiannya dan bobot penilaian dalam sebuah tahapan pembelajaran (apabila e-Pembelajaran merupakan pembelajaran satu semester)
6. Menetapkan bentuk pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik.
2.2. Substansi dan Isi
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal substansi dan isi dari e-Materi:
1. Materi pembelajaran disajikan secara sistematis dan terstruktur mengikuti kerangka dasar dan satuan kurikulum.
2. Materi pembelajaran memuat informasi beban belajar tiap pembelajar.
3. Materi pembelajaran berisi KTSP yang terdiri atas beberapa Kelompok e-Matapelajaran, tiap Kelompok e-Matapelajaran terdiri atas beberapa e-Matapelajaran sesuai dengan Standar Isi tiap Satuan Pendidikan.
4. Materi pembelajaran dapat disampaikan sesuai jadwal yang mengikuti kalender pendidikan.
5. Memuat pemetaan bidang keilmuan yang dibahas yang dapat menunjukan posisi materi ajar yang akan disusun.
6. Memuat uraian tingkat kedalaman dan keluasan materi yang akan disusun menjadi materi e-Pembelajaran.
7. Materi pembelajaran baik pada tahap pembuka maupun pesan utama materi yang disajikan diharapkan menumbuhkan gagasan baru dari peserta didik.
8. Sajian yang ditayangkan terkait dengan capaian pembelajaran yang akan dicapai sebagaimana yang dirancang sebelumnya.
9. Memuat kejelasan sistem asesmen yang menunjukkan indikator keberhasilan pembelajaran peserta didik.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
8 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
10. Menggunakan bahasa yang dapat menjembatani bahasa kelimuan dengan bahasa sehari-hari, mengingat kemampuan peserta didik yang beragam dan pengertian yang dapat dipahami dalam konteks tertentu.
11. Menuliskan semua referensi yang digunakan.
2.3. Metoda pembelajaran
Hal yang lain yang harus diperhatikan adalah metode pembelajaran yang diuraikan dalam poin-poin berikut:
1. Menyediakan petunjuk cara mempelajari e-Materi (apakah peserta didik dapat mempelajari secara acak ataukah harus berurutan sesuai dengan urutan subtopic/topic, atau pembelajaran ini bertaut dengan materi tertentu)
2. Penyajian dapat menggugah keinginan peserta didik untuk belajar melalui ilustrasi dalam bentuk multi media
3. Menumbuhkan gagasan baru (bukan jawaban tunggal) dalam bentuk petanyaan kritis, ilustrasi, isyu yang aktual , problematik yang memerlukan pemikiran lanjutan/ solusi kreatif.
4. Menggunakan bahasa yang dapat menjembatani bahasa keilmuan dengan bahasa sehari hari sesuai tingkat intelektual mahasiswa dan konteks pembahasannya.
5. Menyediakan sistem komunikasi bagi peserta didik.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 9
2.4. Kerangka dan Sistematika e-Materi
E-Materi dikembangkan berorientasi objek pembelajaran (OP), untuk lebih jelasnya dibahas pada bagian rancangan e-Materi. Kemudian, untuk menjamin konsistensi struktur lintas e-Matapelajaran, OP e-Matapelajaran secara umum dikelompokkan ke dalam tiga level OP, yaitu:
a. Matapelajaran
b. Pokokbahasan
c. Subpokokbahasan
Spesifikasi struktural untuk level e-Materi yang berbeda dalam e-Matapelajaran diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Spesifikasi Struktural OP pada e-Matapelajaran
Level Struktur
Matapelajaran Pengenalan (k) Pengantar (k) - Deskripsi Singkat (k) - Kegunaan (k) - Capaian pembelajaran (k) - Kerangka Pembahasan (k)
Prasyarat (k) Petunjuk Penggunaan (k) Peta Konsep (k) Daftar Notasi dan Simbol (k) Evaluasi (k)
Pokokbahasan (p) Subpokokbahasan (k) Latihan (p) * Asesmen (p) * Pokokbahasan Pengantar (k) Pengenalan (k)
Capaian Pembelajaran (k) Kerangka Pembahasan (k)
Subpokokbahasan (k) Ringkasan (p) Poin-poin Utama (k) Latihan (p) * Asesmen (p) * Subpokokbahasan (OP Fundamental)
Pengantar (k)
Pengantar (k) Kepentingan (k) Capaian Pembelajaran (k) Prasyarat (k)
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
10 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Skenario (p) Kerangka Pembahasan (k)
Objek Informasi (k) Ringkasan (k) Tinjauan (k)
Tindak Lanjut (p) Sumber Belajar Tambahan (p)
Latihan (p) * Asesmen (p) * OI Konsep Pengenalan (k)
Fakta (p) Definisi (k) Contoh (k) Bukan Contoh (p) Analogi (p) Latihan (p) * Asesmen (p) *
OI Fakta Pengenalan (k) Fakta (k) Latihan (p) * Asesmen (p) *
OI Prosedur Pengenalan (k) Fakta (p) Tabel Prosedur (s) Tabel Keputusan (s) Tabel Kombinasi (s) Demonstrasi (p) Latihan (p) * Asesmen (p) *
OI Proses Pengenalan (k) Fakta (p) Tabel Bertahap (s) Diagram Blok (s) Diagram Siklus (s) Latihan (p)* Asesmen (p)*
OI Prinsip Pengenalan (k) Fakta (p) Pernyataan Prinsip (p) Petunjuk (k) Contoh (k) Bukan Contoh (p) Latihan (p)* Asesmen (p)*
Keterangan: (k) = kebutuhan, (p) = pilihan, (s) = salah satu * Item latihan & asesmen untuk topik tertentu dapat dikelompokkan dalam
aktivitas level subpokokbahasan, pokokbahasan atau matapelajaran.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 11
2.5. Rancangan e-Materi
Untuk mewujudkan budaya berbagi pengetahuan perlu didukung melalui rancangan e-Materi yang memungkinkan mekanisme share dan reuse. Suatu strategi yang memungkinkan mekanisme share dan reuse e-Materi adalah pengembangan berorientasi objek pembelajaran. Strategi objek pembelajaran mengubah materi pembelajaran menjadi sebuah objek yang reusable, sharable dan interoperable. Kumpulan objek pembelajaran yang dikemas mengikuti standard dan spesifikasi e-Pembelajaran menjadikannya dapat dioperasikan pada berbagai platform e-Pembelajaran yang berbeda. Objek pembelajaran dapat dirangkai, dilepas dan dirangkai kembali dan digunakan bersama dalam konteks pembelajaran yang berbeda.
2.5.1. Pendekatan Sharing dan Reusing
Reuse (penggunaan kembali) merupakan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi pengembangan e-Materi dan memberikan keuntungan secara ekonomis. Pengembang konten perlu mempertimbangkan pemakaian kembali e-Materi dan hal tersebut direncanakan secara sistematis. Dalam pendekatan ini, persiapan atau pembuatan e-Matapelajaran baru dilakukan melalui pencarian e-Materi yang sudah ada dari berbagai sumber dan menggunakannya bersama-sama ke dalam e-Matapelajaran baru. Mekanisme ini diilustrasikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Pendekatan Reuse dalam Pembuatan e-Materi
e-Mata-pelajaran
Baru
e-Mata-pelajaran A
e-Mata-pelajaran B
e-Mata-pelajaran C
Konten Baru
Konten Baru
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
12 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
2.5.2. Taksonomi Objek Pembelajaran
Taksonomi OP adalah perbedaan level OP yang digunakan dalam penyusunan e-Materi pada sistem e-Pembelajaran sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Taksonomi Objek Pembelajaran
No Konten Pembelajaran Keterangan
1 Aset Digital Media digital yang berupa teks, grafik, audio, video, animasi dan sebagainya.
2 Objek Informasi
Objek yang menggabungkan media digital (teks, gambar, video) ke dalam unit didaktik tertentu, dapat berupa pengantar, ringkasan, fakta, konsep, prosedur, proses atau prinsip.
3 Subpokok-bahasan OP Fundamental yang merupakan kumpulan Objek Informasi sebagai sebuah unit pembe-lajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar.
4 Pokokbahasan Kumpulan OP Fundamental sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai Standar Kompetensi.
5 Matapelajaran Kumpulan OP Pokokbahasan sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai SKL Matapelajaran.
6 Kelompok Matapelajaran
Kumpulan OP Matapelajaran sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai SKL Kelompok Matapelajaran.
7 KTSP Kumpulan Kelompok Matapelajaran sebagai sebuah unit pembelajaran untuk mencapai SKL Satuan Pendidikan.
2.5.3. Model Rancangan e-Matapelajaran
E-Matapelajaran dirancang dengan menerapkan prinsip keberbutiran (granularity), seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Dengan demikian memungkinkan butiran OP dirangkai, dilepas, dan dirangkai kembali dengan cara yang berbeda dalam konteks yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Pengembang konten harus dapat mendekomposisi sebuah matapelajaran hingga terdefinisi OP fundamental yang tersusun dari aset digital dengan memperhatikan prinsip sharability dan reusability.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 13
Gambar 2 Model Desain e-Matapelajaran
2.5.4. Anatomi Objek Pembelajaran
Untuk mendukung proses pembelajaran dalam mencapai objektif tertentu, setiap objek pembelajaran sebaiknya menyediakan modul untuk belajar, latihan, dan asesmen sebagai media melaksanakan satu siklus pembelajaran. Materi untuk belajar diklasifikasikan ke dalam lima tipe objek informasi di luar pengantar & ringkasan. Pengklasifikasian ini penting karena tipe-tipe informasi ini menyediakan metodologi untuk memfasilitasi pembelajarannya. Anatomi OP ini diperlihatkan pada Gambar 3.
OP e-Matapelajaran
OP Pokokbahasan
OP Funda-mental
Objek Informasi
Aset Digital
Aset Digital
OP Fundamental
Objek Informasi
Aset Digital
Aset Digital
Objek Informasi
Aset Digital
Aset Digital
OP Pokokbahasan
OP Fundamental
Objek Informasi
Aset Digital
Aset Digital
Objek Informasi
Aset Digital
Aset Digital
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
14 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Gambar 3 Anatomi Objek Pembelajaran
Anatomi OP menyertakan pengantar dan ringkasan ke dalam objek pembelajaran ibaratnya sebagai pembungkus. Bagian awal atau pengantar mempersiapkan pembelajar untuk memperoleh pengetahuan baru, dan bagian akhir atau ringkasan membantu pembelajar merefleksikan pelajaran yang baru saja mereka selesaikan.
Metadata merupakan deskripsi dari OP yang dituliskan dalam bahasa XML.
Untuk merancang OP pada level Pokokbahasan dapat menggunakan formula berikut ini:
Pokokbahasan = Pengantar + Beberapa Subpokokbahasan + Ringkasan + Latihan + Asesmen
Latihan atau soal seringkali sudah disertakan di dalam Subpokokbahasan yang terkait, sehingga formula tersebut dapat ditulis kembali menjadi:
Pokokbahasan = Pengantar + Beberapa Subpokokbahasan dengan Latihan + Ringkasan + Asesmen
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 15
Demikian juga, kita dapat mengkombinasikan asesmen pada level Pokokbahasan dan menyajikannya di dalam asesmen di akhir Matapelajaran. Sehingga, formula untuk OP pada level Pokokbahasan adalah sebagai berikut:
Pokokbahasan = Pengantar + Subpokokbahasan dengan Latihan + Ringkasan
2.6. Teknologi dan Standar yang Digunakan
E-Materi berbeda dengan materi pembelajaran konvensional. Teknologi adalah yang menjadi pembeda. Untuk itu, dalam pengembangan e-Materi hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menggunakan teknologi digital, teknologi informasi dan komunikasi yang murah dan tersedia saat ini. Apabila teknologi yang digunakan membutuhkan perangkat lunak tertentu untuk menjalankannya, maka perangkat lunak tersebut harus dapat disediakan secara gratis.
2. Menggunakan teknologi yang memungkinkan interaksi langsung di laman tersebut, dan merekam jejak penggunaan e-Materi untuk dapat membandingkan kemajuan pengguna dalam memahami materi yang disampaikan.
3. Menggunakan teknologi yang bersifat device independent, sehingga dapat diakses dengan perangkat PC, notebook, tablet, ataupun smartphone.
4. Menggunakan teknologi multimedia untuk memberikan ilustrasi yang menarik sehingga dapat menggugah peserta didik agar tertarik mempelajari e-Materi.
5. Mendeskripsikan informasi tentang e-Materi dalam bentuk metadata dalam bahasa Extensible Markup Language (XML).
6. Mengemas E-Materi sehingga compliant terhadap ISO/IEC TR 29163 tentang Sharable Content Object Reference Model.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
16 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
3. PROSEDUR PENGEMBANGAN e-MATERI
Pengembangan e-Materi hendaknya mengikuti rambu-rambu yang diberikan di Bab 2. Pengembangan e-Materi terdiri atas 6 (enam) tahapan, yaitu: a) tahap analisa, b) tahap perancangan, c) tahap pengembangan, d) tahap penyampaian, e) tahap evaluasi, dan f) tahap pemeliharaan. Kedalaman masing-masing tahapan ini dapat disesuaikan dengan kepentingan pengembang e-Materi yang disesuaikan dengan tujuan penyajian e-Materi. Keenam tahapan ini memuat karakteristik unik dalam merealisasikan e-Materi berorientasi objek pembelajaran.
Gambar 4 Prosedur Pengembangan e-Materi
Analisa
Perancangan
Pengembangan
Penyampaian
Evaluasi
Pemeliharaan
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 17
3.1. Tahap Analisa
Analisis diawali dengan melakukan proses berikut:
1. Menentukan penyebab dari permasalahan berkaitan dengan hasil belajar atau kebutuhan untuk pengalaman belajar.
2. Mencari penyelesaian yang dapat berupa media atau alat belajar, substansi materi, strategi pembelajaran, peningkatan motivasi, dan manajemen pembelajaran.
3. Mendefinisikan kegiatan atau tugas-tugas dan indikator hasil belajar yang hendak dicapai melalui penyelesaian tersebut.
Pengembang konten perlu melakukan analisis granularity (keberbutiran) yang mana satu matapelajaran diurai ke dalam bentuk objek-objek lepasan yang lebih kecil melalui proses berikut.
1. Menganalisis kompetensi matapelajaran atau satu kurikulum dengan mempertimbangkan prinsip reuse dan repurpose sehingga dapat dijabarkan sebagai objek-objek lepasan (OP) yang sharable dan reusable.
2. Menganalisis struktur kompetensi OP dalam satu matapelajaran bahkan dalam satu kurikulum, sehingga OP terhubung dalam struktur prasyarat, prosedural, pengelompokan atau gabungan.
3. Menganalisis alternatif struktur kompetensi dalam satu matapelajaran bergantung pada entry beaviour matapelajaran tersebut.
3.2. Tahap Perancangan
Berdasarkan hasil analisis, tahap desain dilakukan melalui proses berikut.
1. Mendefinisikan OP pada setiap level.
2. Mendefinisikan prasyarat dan kompetensi tiap OP.
3. Mendefinisikan relasi tiap OP.
4. Merancang metadata OP.
5. Merancang strategi pembelajaran OP.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
18 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
6. Merancang media pembelajaran OP.
7. Menyelaraskan kompetensi, latihan, dan asesmen
3.3. Tahap Pengembangan
Fase pengembangan dilaksanakan mengacu pada hasil desain yang mana perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengembangkan e-Materi dengan menerapkan reuse dan repurpose OP pada setiap level, serta menerapkan reuse dan repurpose objek informasi dan aset digital.
2. Mengembangkan e-Materi menggunakan teknologi yang bersifat netral terhadap mode penyampaian (delivery).
3. Mengembangkan e-Materi menggunakan teknologi yang bersifat independen terhadap perangkat yang digunakan untuk mengakses.
4. Mengemas e-Materi mengikuti standar dan spesifikasi e-Pembelajaran.
3.4. Tahap Penyampaian
Pada fase ini, kegiatannya adalah mempersiapkan lingkungan pembelajaran atau sistem e-Pembelajaran yang mampu mendukung implementasi e-Materi untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan proses pembelajaran serta penilaian hasil belajar.
Penyampaian e-Materi dapat diberikan dalam beragam format dokumen, misalkan: buku elektronik, buku cetak, berbasis web, atau dalam bentuk CD. Disamping itu, e-Materi dapat disampaikan dalam beragam bentuk pembelajaran, antara lain:
1. Pembelajaran Mandiri
2. Pembelajaran Jarak-jauh
3. Pembelajaran Blended
4. Pembelajaran Berbasis Guru
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 19
3.5. Tahap Evaluasi
Pada model pengembangan e-Materi berorientasi objek pembelajaran, evaluasi dilakukan pada setiap tahapan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dilakukan:
1. Pada pendekatan OP, umpanbalik dapat berasal dari sesama guru/dosen yang me-reuse/me-repurpose OP.
2. Mengevaluasi pelaksanaan dan hasil dari setiap tahapan.
3. Mengevaluasi OP.
4. Mengevaluasi metadata.
5. Menentukan dampak dari pengalaman belajar kepada pembelajar.
6. Menganalisis kepuasan pembelajar, hasil belajar, kelulusan, dan sebagainya.
3.6. Tahap Pemeliharaan
Pengembangan materi e-Pembelajaran berorientasi objek pembelajaran memungkinkan kontribusi dari semua pemangku kepentingan untuk mengakses repositori, menambahkan, menggunakan kembali dan merangkai objek pembelajaran dengan mudah sehingga pemeliharaan materi e-Pembelajaran menjadi lebih mudah dan lebih efisien.
Meskipun tahap ini tidak nampak pada model pengembangan yang lain, namun sebenarnya tahapan ini sudah umum dilakukan, antara lain:
1. Menjaga e-Materi selalu relevan.
2. Menjaga e-Materi selalu up-to-date.
3. Mengupdate metadata e-Materi.
4. Memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan dan pemeliharaan e-Materi.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
20 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
4. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan dana untuk pengembangan e-Materi. Dengan demikian Hak atas Kekayaan Intelektual dari e-Materi tersebut menjadi milik Kemdikbud yang dapat diakses secara gratis oleh siapa saja.
Penyerahan hak cipta kepada Kemdikbud dibuktikan dengan penandatanganan Pakta Serah Terima Hak Cipta. Sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan atas kontribusi pengembang/penyusun e-Materi, maka nama pengembang/penyusun akan dicantumkan dalam karyanya.
Apabila pengembang/penyusun e-Materi bermaksud untuk mengadaptasi atau mengadopsi karya yang telah ada, maka pengadaptasian dan pengadosian tersebut harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 21
5. PENUTUP
E-Pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan TIK secara efektif untuk memperoleh capaian pembelajaran (learning outcomes) sesuai dengan yang telah direncanakan. E-Pembelajaran memungkinkan untuk pemerataan kualitas e-Materi pembelajaran, dan memungkinkan terjadinya pemanfaatan fasilitas bersama (resource sharing) antar institusi pendidikan, dan lembaga lainnya di seluruh Indonesia.
Pedoman pengembangan e-Materi ini diharapkan menjadi acuan bagi pengembang e-Materi untuk mencapai kualitas produk, penilaian e-Materi, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam e-Pembelajaran.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
22 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 23
DAFTAR ISTILAH
ISTILAH PENGERTIAN
Accessibility kemampuan untuk mencari dan mengakses komponen instruksional dari suatu lokasi remote & mengirimkannya ke banyak lokasi lain.
Adaptability kemampuan untuk menyesuaikan instruksi kepada kebutuhan personal dan organisasi.
Affordability kemampuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas dengan mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman instruksi.
Asesmen
proses yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat pengetahuan atau keahlian pembelajar dibandingkan terhadap pengetahuan atau keahlian yang diharapkan untuk dicapai
Butir Asesmen sebuah pertanyaan atau aktivitas yang dapat diukur yang digunakan untuk menentukan apakah pembelajar telah menguasai sasaran belajar.
Durability kemampuan bertahan dari perkembangan dan perubahan teknologi tanpa banyak mengeluarkan biaya untuk mendesain, mengkonfigurasi serta penyimpanan ulang
e-Matapelajaran matapelajaran berbasis teknologi sambung jaring.
e-Materi materi pembelajaran berbasis teknologi sambung jaring.
e-Pembelajaran pembelajaran berbasis teknologi sambung jaring.
Elemen
grafik individual, blok dari teks, atau inetraksi yang disimpan di dalam database objek pembelajaran yang dikombinasikan dalam cara yang bermakna untuk membentuk konteks dari objek informasi dan objek pembelajaran.
Evaluasi upaya untuk menentukan harga (nilai) terhadap hasil yang dicapai peserta didik setelah menyelesaikan tugas-tugas belajar
Fakta
perwujudan yang unik dari sesuatu; segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya
Granularity keberbutiran, menunjukkan seberapa detail pemecahan e-Materi ke dalam bentuk objek lepasan yang lebih kecil.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
24 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Interoperability
kemampuan untuk mengambil komponen-komponen instruksional yang dikembangkan pada suatu lokasi dengan kelengkapan tool atau platformnya dan menggunakannya di tempat lain dengan tool atau platform yang berbeda.
Kompetensi kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau dapat diartikan sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan.
Konsep
kumpulan objek atau ide yang berbagi fitur-fitur yang penting bersama sementara masing-masing juga memiliki perbedaan; segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.
Konten konten merupakan bahan-bahan yang mengisi situs web. Konten dapat bersifat tekstual, visual atau aural dalam bentuk: teks, gambar, suara, video dan animasi.
KTSP kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan.
Kurikulum
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Latihan aktivitas penguatan yang memberi kesempatan bagi pembelajar untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuannya.
Materi Pembelajaran
bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Metadata
informasi tentang sesuatu, seperti halnya orang, tempat, objek, elemen, grafik dan sebagainya. Metadata terdiri atas dua bagian, item (nama, tanggal, tipe, judul) dan nilainya (Ahmad, 20 oktober 2010, Fakta, “Kimia Atom”).
Monolitik sudah di satukan dalam satu kesatuan, tidak ada bagian-bagian yang lebih kecil atau tidak ada modul-modulnya.
Objek Informasi
objek yang cukup kecil, tanpa struktur logika yang kompleks, yang menggabungkan media digital (teks, gambar, video) ke dalam unit didaktik tertentu, dapat berupa pengantar, fakta, konsep, prinsip, prosedur, proses dan ringkasan.
Objek Pembelajaran
merupakan suatu kumpulan konten dan elemen media, pendekatan pembelajaran (interaktivitas, model pembelajaran, konteks), dan metadata (untuk keperluan penyimpanan dan pencarian).
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 25
Pelatihan
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. (UU 13/2003)
Pembelajaran proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU 20/2003)
Pendidikan
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU 20/2003)
Penilaian proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Prinsip
kumpulan aturan yang harus diikuti dalam menyelesaikan sebuah tugas; berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting , meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Prosedur
serangkaian instruksi langkah demi langkah untuk menyelesaikan sebuah tugas; meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
Proses rangkaian kejadian atau aksi untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau siklus.
Repurpose memodifikasi untuk tujuan yang berbeda sebelum digunakan kembali
Reusability kemudahan menggabungkan komponen-komponen instruksional dalam aplikasi-aplikasi dan konteks-konteks yang bertingkat.
Reuse menggunakan kembali objek pembelajaran.
Sharability kemampuan/kemudahan untuk berbagi objek pembelajaran dalam beberapa konteks pembelajaran atau multi-aplikasi.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
26 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 27
Lampiran 1: PRAKTIK PENGEMBANGAN E-MATERI
Pada bagian ini disampaikan contoh praktik yang direkomendasikan dalam pengembangan e-Materi berorientasi objek pembelajaran. Contoh ini untuk memberikan gambaran apa yang hendaknya dilakukan dalam siklus pengembangan e-Materi yang mencakup tiga tahap yang pertama: analisa, perancangan dan pengembangan. Pada contoh ini disampaikan pengembangan e-Materi untuk topik Reaksi Redoks dan Elektrokimia dalam matapelajaran Kimia kelas XII Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah.
Analisa
Pada tahap ini dianalisis penyebab dari permasalahan berkaitan dengan pembelajaran dan mencari penyelesaian yang dapat berupa media atau alat belajar, substansi materi, strategi pembelajaran, peningkatan motivasi, dan manajemen pembelajaran.
Untuk topik Reaksi Redoks dan Elektrokimia didapatkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) dari Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 (lampiran, halaman 465) sebagai berikut:
Dari SK-KD tersebut di atas dapat disusun berupa Peta Kompetensi sebagai berikut:
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan
elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang
melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi
dan dalam industri
Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
Menerapkan hukum Faraday
untuk elektrolisis larutan elektrolit
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
28 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Berdasar hasil analisis terhadap SK-KD dan Peta Kompetensi yang diperlihatkan di atas, perlu dilakukan rekontruksi SK-KD dan Peta Kompetensi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran Reaksi Redoks dan Elektrokimia.
Hasil Rekonstruksi Peta Kompetensi
1. Menyetarakan reaksi oksidasi-
reduksi
2. Menerapkan konsep oksidasi-
reduksi dalam sistem elektrokimia
yang melibatkan energi listrik
dalam kehidupan sehari-hari.
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan
elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem
elektrokimia yang melibatkan energi listrik & kegunaannya dalam
mencegah korosi & di industri
2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis
3. Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia
dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari
SK
KD
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 29
Kemudian, berdasarkan peta kompetensi di atas dapat disusun organisasi materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Organisasi Materi Jadi, untuk pembahasan topik ini diwujudkan ke dalam 2 (dua) bab berikut:
1. Reaksi Oksidasi-Reduksi 2. Elektrokimia
Reaksi Oksidasi-Reduksi Elektrokimia
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
30 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Perancangan
Berdasarkan hasil analisis pembelajaran, telah diperoleh organisasi materi yang tidak lain merepresentasikan objek pembelajaran pada level SK-KD. Selanjutnya, tiap OP didekomposisi ke dalam bentuk OP pada level yang lebih rendah hingga pada level OP fundamental. Selengkapnya, hasil penjabaran OP ini merepresentasikan sebagai rancangan e-Materi yang ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Rancangan E-Materi
Pada Gambar di atas telah diperlihatkan rancangan e-Materi yang dibangun oleh OP pada berbagai level secara lengkap. Tiap OP dirancang terdiri atas materi untuk belajar, latihan dan asesmen. Materi untuk belajar diklasifikasikan berdasarkan bentuk pengetahuannya: fakta, konsep, prinsip, proses dan prosedur dan direpresentasikan sebagai objek informasi (OI) untuk memudahkan pemilihan bentuk multimedia atau aset digital yang dibutuhkan. Pada tahapan ini kemudian dirancang OI yang membangun tiap OP dan menentukan aset-aset digital yang membangun tiap OI.
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
1. Reaksi Reduksi-Oksidasi
1.1 Definisi Reaksi
Redoks
1.2 Penyetaraan Reaksi Redoks
1.2.1 Metode Bilangan O
ksidasi
1.2.2 Metode Setengah
Reaksi
2. Elektrokimia
2.1 Sel Volta/Galvani
2.1.1 Anode/katode
2.1.2 Potensial Sel
2.1.3 Reaksi Sel
2.1.4 Aplikasi Sel Volta
2.2 Sel Elektrolisis
2.2.1 Hukum Faraday
2.2.2 Aplikasi Sel Elektrolisis
2.3 Korosi
2.3.1 Penyebab Korosi
2.3.2 Pencegahan Korosi
2.3.3 Aplikasi Pencegahan Korosi
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 31
Selengkapnya, hal ini di rancang dalam bentuk tabel seperti diberikan contohnya di bawah ini. Rancangan Objek Pembelajaran
Objek Pembelajaran Objek
Informasi Aset Digital Pokok-bahasan SubPB Sub2PB
Reaksi Oksidasi- Reduksi
Definisi Reaksi Redoks
- Fakta Gambar, Video
Konsep Teks, Reaksi
Prinsip Teks
Penyetara-an Reaksi Redoks
Metode Bilangan Oksidasi
Prinsip Tabel
Prosedur Simulator
Metode Setengah Reaksi
Prinsip Tabel
Prosedur Simulator
Elektrokimia Sel Volta / Galvani
Anode/katode Fakta Ilustrasi
Konsep Teks, Reaksi
Potensial Sel Fakta Ilustrasi
Konsep Teks, Reaksi, Tabel
Reaksi Sel Konsep Teks, Reaksi
Aplikasi Sel Volta Fakta Ilustrasi
Proses Demonstrasi
Sel Elektrolisis
Hukum Faraday Prinsip Pernyataan
Prosedur Diagram, Tabel
Aplikasi Sel Elektrolisis
Fakta Demonstrasi
Korosi Penyebab Korosi Fakta Ilustrasi
Konsep Teks, Reaksi
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
32 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Pencegahan Korosi
Fakta Ilustrasi
Konsep Teks, Reaksi
Aplikasi Pencegahan Korosi
Fakta Demonstrasi Video
Rancangan e-Materi ini kemudian dilengkapi pula dengan rancangan metadata untuk tiap OP, OI, dan aset digital.
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 33
Pengembangan
Pengembangan e-Materi berdasarkan hasil perancangan sebagaimana diuraikan di atas. Tiap bagian dibungkus dengan pengantar dan ringkasan dan direalisasikan dalam bentuk materi untuk belajar, latihan dan asesmen. Untuk selengkapnya mengacu pada Tabel 1 Spesifikasi Struktural OP pada e-Matapelajaran.
Struktur e-Matapelajaran e-Matape-lajaran
Pengenalan (k) Pengantar (k) Capaian Pembelajaran (k) Kerangka Pembahasan (k)
Prasyarat (k) Petunjuk Penggunaan (k) Peta Konsep (k) Daftar Notasi & Simbol (k) Evaluasi (k)
Pokokbahasan (p) Pengantar (k)
Pengenalan (k) Tujuan Pembelajaran (k) Kerangkan Pembahasan (k)
Subpokokbahasan (k) Ringkasan (p)
Poin-poin Utama (k)
Latihan (p) * Asesmen (p) *
Subpokok-bahasan (k)
Pengantar (k) Pengantar (k) Kepentingan (k) Tujuan Pembelajaran (k) Prasyarat (k) Skenario (p) Kerangka Pembahasan (k)
Objek Informasi (k) Ringkasan (k) Tinjauan (k)
Tindak Lanjut (p) Sumber Belajar Lain (p)
Latihan (p) * Asesmen (p) *
Latihan (p) * Asesmen (p) *
OI Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi
Pengenalan (k) Topik reaksi oksidasi-reduksi ini telah Anda pelajari di kelas X pada topik bahasan Daya Hantar dan Reaksi Redoks. Pada bahasan di kelas X tersebut, Anda mempelajari konsep reaksi redoks yang diterapkan dalam memberi tatanama suatu senyawa dan dalam contoh untuk masalah lingkungan.
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
34 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Fakta (p)
Definisi (k) Konsep reaksi oksidasi-reduksi atau dikenal dengan reaksi redoks adalah berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Contoh (k) Reaksi yang terjadi ketika logam seng ditambahkan ke dalam asam klorida adalah
Selama reaksi tersebut berlangsung terjadi kenaikan bilangan oksidasi atom Zn dari 0 menjadi +2 dan penurunan bilangan oksidasi atom hidrogen dari +1 menjadi 0.
Bukan Contoh (p) Analogi (p) Latihan (p) * Asesmen (p) *
Zn(s) + 2H+(aq) → Zn2+
(aq) + H2(g)
Zn(s) + 2H+(aq) → Zn2+
(aq) + H2(g)
0 oksidasi +2
+1 reduksi 0
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 35
OI Fakta Korosi Pengenalan (k) Salah satu proses perkaratan yang paling sering terjadi dialam adalah perkaratan besi. Perkaratan besi dapat terjadi secara spontan bila ada oksigen. Perkaratan ini juga membutuhkan air. Reaksi yang terjadi pada proses perkaratan dapat dilihat pada Gambar 30. Perkaratan besi tidak akan terjadi dalam minyak, meskipun minyak itu mengandung oksigen, kecuali bila ada air didalam sistem lingkungan tersebut. Fakta (k) Ilustrasi terjadi korosi pada besi.
Latihan (p) * Asesmen (p) *
OI Prosedur
Penyetaraan Reaksi Oksidasi-Reduksi Pengenalan (k) Seperti halnya reaksi kimia umumnya, untuk menyetarakan reaksi oksidasi-reduksi haruslah memenuhi kesetimbangan massa, yaitu jumlah setiap element/atom harus sama antara kedua sisi. Khusus untuk reaksi oksidasi-reduksi, ketika kita akan menyetarakannya, terdapat suatu aturan tambahan, yaitu jumlah elektron yang terlibat selama reaksi, baik yang dilepas oleh agen pereduksi maupun yang diterima oleh agen pengoksidasi haruslah sama. Fakta (p): tidak ada. Tabel Prosedur (s)
Penyetaraan dengan Metode Setengah Reaksi
Tabel Keputusan (s) - Tabel Kombinasi (s)
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
36 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Demonstrasi (p)
Latihan (p) *
Latihan untuk demonstrasi di atas.
Asesmen (p) *
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 37
OI Proses Produksi Aluminium Pengenalan (k) Aluminum merupakan salah satu unsur yang melimpah di alam. Di bumi ini jumlahnya menduduki peringkat ketiga setelah setelah oksigen dan silikon. Aluminum adalah logam yang sangat aktif. Ditemukan dialam dalam bentuk oksidanya, yaitu Al2O3 yang dikenal bijinya dengan nama bauksit (berasal dari nama penemunya Les Baux, dari Perancis pada tahun 1821). Fakta (p)
Tabel Bertahap (s) Diagram (s)
Diagram Siklus (s) Catatan Penulis (p) Latihan (p)* Asesmen (p)*
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
38 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
OI Prinsip Perkaratan dan Pencegahannya Pengenalan (k) Sebelum kita menutup diskusi kita tentang elektrokimia, marilah kita lihat penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu korosi atau perkaratan logam. Reaksi korosi adalah reaksi oksidasi-reduksi, dimana logam diserang oleh beberapa zat di lingkungannya dan diubah ke bentuk yang tidak diinginkan. Fakta (p)
Pernyataan Prinsip (p) Sel elektrokimia menjelaskan proses perkaratan, sedangkan sel elektrolisis menjelaskan proses pencegahan perkaratan logam. Petunjuk (k) Terdapat di ilustrasi fakta dalam video 18. Contoh (k) Terdapat di ilustrasi fakta dalam video 18. Bukan Contoh (p) Latihan (p)* Asesmen (p)*
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 39
Lampiran 2: TEKNOLOGI PENDUKUNG
Untuk membuat / mengemas e-Materi mengikuti Standar SCORM
Opensource Exe http://exelearning.org/ ScenariChain http://scenari-platform.org/projects/scenari/en/ Xerte http://www.nottingham.ac.uk/xerte/ Freeware Reload http://www.reload.ac.uk/ Content Shaper http://www.c-shaper.com/ CourseLab http://www.courselab.com/ iSpring http://free.ispringsolutions.com/ MyUdutu http://www.udutu.com/ Commercial ActivePresenter http://atomisystems.com/ Articulate http://www.articulate.com/ Camtasia http://www.techsmith.com/products.asp Captivate http://www.adobe.com/products/captivate/ Composica http://www.composica.com/features/ Learning Essentials for MS Office
http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx? FamilyID=e5f4f9c7-1a6a-484b-99fd-c231442deaa4&displaylang=en
Microsoft LCDS http://www.microsoft.com/learning/tools/lcds/
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
40 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI
Pedoman Pengembangan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI 41
Membudayakan Berbagi Pengetahuan
42 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI