SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN...

92
i SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG INTENSIF CARE UNIT (ICU) RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI “Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan” Oleh : Luciana Windarini NIM S10024 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 su

Transcript of SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN...

Page 1: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

i

SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG INTENSIF CARE

UNIT (ICU) RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Luciana Windarini

NIM S10024

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

su

Page 2: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

ii

Page 3: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

iii

Page 4: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Luciana Windarini

NIM : S10024

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, Juni 2014

Yang membuat pernyataan,

Luciana Windarini

NIM. S10024

Page 5: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

“Sikap Caring Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Di

Ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri ” ini dapat terselesaikan. Penelitian ini disusun sebagai salah satu

persyaratan dalam menempuh mata ajar skripsi di Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.Dalam menyusun penelitian ini,

banyak pihak yang telah membantu peneliti mulai dari awal hingga selesainya

penelitian. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep,.Ns, M.Kep selaku pembimbing utama

dan Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakartaatas segala perhatian, bimbingan, dan semangat yang diberikan

selama penyusunan penelitian ini.

3. Bapak Ari Setyajati, S.Kep,.Ns sebagai pembimbing pendamping, atas

semua perhatian, bimbingan, dan saran yang diberikan selama penyusunan

penelitian ini.

4. Ibu Anita Istiningtyas, S.Kep,.Ns, M.Kep selaku penguji atas bimbinganya

dan saran yang diberikan.

Page 6: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

vi

5. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri yang telah memberi ijin bagi peneliti.

6. Bapak Sriyono, S.Kep,.Ns selaku Kepala Ruang di Intensif Care Unit

(ICU) yang telah memberikan ijin serta bantuan dalam melakukan

penelitian.

7. Partisipan yang telah bersedia berpartisipasi dalam mengikuti penelitian

ini.

8. Bapak (Supadi) dan Ibu (Sumarni) tercinta terima kasih atas kasih sayang,

kesabaran, semangat doa restu serta pengorbanan moril maupun materiil

yang tak terhitung banyaknya.

9. Adikku semata wayang “Yohanes Priananda Kusuma” yang selalu

memberi semangat dan perhatian.

10. Eyangku (alm.Karmorejo, Sutinah,alm.Atmo, alm.Kamiyem ) yang selalu

memberi doa dan dukunganya.

11. My best friend: mbak yuli, mbak lia, indah, chornil, nurma, ratih, marni,

nuning, priska, nuri, kak rita kedang, kak jusni, kak melly, muvie, siti,

yang selalu memberikan semangat dan dukungannya selama ini.

12. Teman-temanku seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2010 atas

kebersamaan dan semangatnya selama ini.

13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material

dalam penyusunan proposal ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

persatu.

Page 7: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

vii

Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak

merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Tuhan membalas

semua budi baiknya. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk

itu semua kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Semoga karya ini dapat bermanfaat, dan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi

yang berkepentingan.

Surakarta, Juni 2014

Peneliti

Page 8: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

ABSTRAK ......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan............................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 5

1.4 Manfaat............................................................................................. 6

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................... 6

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ....................................... 6

1.4.3 Manfaat Bagi Rumah Sakit .................................................. 6

1.4.4 Manfaat Bagi Peneliti Lain .................................................. 6

Page 9: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

ix

1.5 Keaslian Penelitian ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Caring .............................................................................. 8

2.2 Sikap Caring ................................................................................... 12

2.3 Manfaat Caring ............................................................................... 17

2.4 Intensif Care Unit (ICU) ................................................................. 19

2.4.1 Klasifikasi pelayanan ICU ..................................................... 19

2.4.2 Kriteria pasien di ICU ............................................................ 19

2.4.3 Karakteristik Perawat ICU ..................................................... 21

2.4.4 Peran perawat ICU ................................................................. 22

2.5 Kerangka teori ................................................................................. 23

2.6 Fokus Penelitian .............................................................................. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 25

3.2 Populasi Penelitian ......................................................................... 26

3.3 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ....................................... 26

3.3.1 Tempat Penelitian ................................................................. 26

3.3.2 Waktu Penelitian .................................................................. 27

3.4 Definisi Operasional ...................................................................... 27

3.5 Alat dan Cara Pengumpulan Data .................................................. 27

3.4.1 Alat Penelitian ...................................................................... 27

3.4.2 Cara Pengumpulan Data ....................................................... 28

3.4.3 Tahap Pengumpulan Data .................................................... 28

3.6 Analisis Data .................................................................................. 30

3.7 Validitas dan Reliabilitas Data ...................................................... 32

3.7.1 Uji Kredibilitas (Validitas interbal) ..................................... 32

3.7.2 Uji Transferability (Validitas Eksternal) ............................. 32

3.7.3 Uji Depenability (Reliabilitas) ............................................. 32

Page 10: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

x

3.7.4 Uji Konfirmability (Obyektivitas) ....................................... 32

3.8 Etika Penelitian ............................................................................. 33

3.8.1 Informed consent (Lembar persetujuan) .............................. 33

3.8.2 Anonimity (Tanpa nama) ..................................................... 33

3.8.3 Confidentially (Kerahasiaan) ............................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................... 34

4.2.Karakteristik Partisipan ................................................................... 36

4.2.1. Partisipan 1 .......................................................................... 36

4.2.2. Partisipan 2 .......................................................................... 36

4.2.3. Partisipan 3 .......................................................................... 37

4.3.Hasil Penelitian ............................................................................... 37

4.3.1. Pengertian Caring ................................................................ 37

4.3.2. Sikap Dan Perilaku Caring .................................................. 41

4.3.3. Manfaat Caring .................................................................... 46

4.3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Caring ......................... 48

4.4.Pembahasan..................................................................................... 50

4.4.1. Pelayanan Menyeluruh ........................................................ 50

4.4.2. Humanistik ........................................................................... 53

4.4.3 Pemenuhan Kebutuhan Dasar ............................................... 55

4.4.4 Asuhan Langsung ................................................................. 56

4.4.5. Sabar .................................................................................... 58

4.4.6. Jujur ..................................................................................... 59

4.4.7. Tanggap Akan Keluhan Pasien ............................................ 59

4.4.8. Komunikasi .......................................................................... 60

4.4.9. Tidak Berorientasi Pada Teori ............................................. 64

4.4.10. Menstimulasi Kesadaran .................................................... 65

4.4.11. Pasien Rewel Dan Keluarga Yang Susah Diatur ............... 66

4.4.12. Reward Atau Penghargaan ................................................. 68

Page 11: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xi

4.4.13 Sikap Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan

Keperawatan .................................................................................. 70

4.4.14 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 71

BAB IV PENUTUP

5.1.Kesimpulan ..................................................................................... 72

5.2.Saran ............................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian 7

3.1 Definisi Operasional 23

Page 13: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xiii

DAFTAR SKEMA

Nomor skema Judul skema Halaman

2.1 Kerangka Berfikir 24

2.2 Fokus Penelitian 25

Page 14: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ICU = Intensif Care Unit

NGT = Naso Gastric Tube

SOP = Standar Operasional Prosedur

Page 15: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1 F 01 Usulan Topik Penelitian

2 F 02 Pengajuan Persetujuan Judul

3 F 04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

4 Surat Ijin Studi Pendahuluan

5 Surat Study Pendahuluan Kesbangpol Wonogiri

6 Surat Pengantar dari RSUD Wonogiri

7 Surat Ijin Penelitian

8 Surat Kesbangpol Wonogiri

9 Surat Pengantar Penelitian dari RSUD Wonogiri

10 Surat Keterangan Selesai Penelitian

11 Lembar Persetujuan menjadi partisipan

12 Surat Permohonan menjadi partisipan

13 Pedoman Wawancara

14 Transkrip wawancara

15 Hasil Observasi

16 Analisis Tematik

17 Lembar bimbingan Konsul

18 Lembar Oponent sidang proposal skripsi

19 Lembar Audience sidang proposal skripsi

20 Jadwal Penelitian

Page 16: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xvi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

Luciana Windarini

Sikap Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawtan pada Pasien

di Ruang Intensif Care Unit (ICU) RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri

Abstrak

Standar asuhan keperawatan intensif adalah acuan minimal asuhan

keperawatan yang harus diberikan oleh perawat di unit atau instalasi perawatan

intensif sehingga dibutuhkan kemampuan bersikap caring dalam merawat pasien.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap caring perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan di ruang Intensif Care Unit.

Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan

fenomenologis dilakukan terhadap 3 partisipan dengan cara indepth interview

dalam pengumpulan data. Hasil penelitian menyatakan pengertian caring

didapatkan tema pelayanan menyeluruh, humanistik, pemenuhan kebutuhan dasar,

asuhan langsung. Sikap caring didapatklan tema sabar, jujur, tanggap keluhan

pasien, ramah, komunikasi, motivasi, memberi kenyamanan, tidak berorientasi

pada teori. Manfaat caring didapatkan tema memberi ketenangan jiwa,

menstimulasi kesadaran, mennimbulkan kepuasan pasien. Faktor yang

mempengaruhi caring didapatka tema pasien rewel, keluarga susah diatur,

masalah pribadi, reward.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sikap caring perawat

hanya sebagai pemahaman saja tetapi belum dapat diaplikasikan secara maksimal

dalam pelayanan kepada pasien. Perawat hendaknya selalu mengajarkan dan

mensosialisasikan sikap caring dalam praktik keperawatan atau pelayanan

kesehatan di intensif care unit, mengingat caring merupakan konsep inti

keperawatan dan berdampak besar pada pasien bila diaplikasikan.

Kata Kunci : Caring, perawat, asuhan keperawatan, ICU

Daftar Pustaka : 22 (2004-2014)

Page 17: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

xvii

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA 2014

Luciana Windarini

CARING ATTITUDE OF NURSES IN EXTENDING NURSING CARE AT

THE INTENSIF CARE UNIT (ICU) OF DR.SOEDIRAN MANGUN

SUMARSO LOCAL GENERAL HOSPITAL OF WONOGIRI REGENCY

ABSTRACT

The intensive nursing care standard is a minimal reference that shall be

extended by the nurses posted at intensive care unit or installation. Therefore, they

are required to bear a caring attitude to care the clients. The objective of this

research is to investigate the nurses’ caring attitude in extending the nursing care

ar the Intensive Care Unit of dr. Soediran Mangun Sumarso Local General

Hospital of Wonogiri regency.

This research used the qualitative research method with the

phenomenological approach. The subjects of the research were three clients. The

data of the research were gathered through in-depth interview.

The result of the research shows that caring is defined as thorough service,

humanistic intervention, basic need fulfillment, and direct care, and caring attitude

is defined as patience, honesty, responsiveness to complaint, hospitality,

communication, motivation, provision of comfort, and no mere orientation to

theory. In addition, the caring the benefit of caring is defined as provision of

peace of mind, awareness stimulation, and satisfaction of clients. The factors

affecting the caring are fretfulness of clients, family’s difficulty to sleep, personal

problem, and reward.

Based on the result of the research, a conclusion is drawn that the caring

attitude of nurses is merely an understanding and has not been applied maximally

in extending services to clients. Therefore, the nurses shall teach and socialize the

caring attitude in the nursing practices or in health services at the intensive care

unit considering that caring is a core concept of nursing and has large impact on

clients when applied.

Keywords: Caring, nurses, nursing care, and intensive care unit

References: 22 (2004-2014)

Page 18: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asuhan keperawatan intensif merupakan kegiatan praktik keperawatan

intensif yang diberikan pada pasien atau keluarga. Asuhan keperawatan

dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

merupakan metode ilmiah dan panduan dalam memberikan asuhan

keperawatan yang berkualitas guna mengatasi masalah pasien. Standar asuhan

keperawatan intensif adalah acuan minimal asuhan keperawatan yang harus

diberikan oleh perawat di Unit atau instalasi perawatan intensif (Depkes

2006).

Dengan adanya standar asuhan keperawatan intensif ini memicu akan

kompetensi yang sangat dibutuhkan untuk perawatan intensif karena agar

dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kompleksitas pasien di intensif

care unit. Pasien yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif

merupakan pasien dengan kondisi kritis. Perawat berperan penting dalam

merawat pasien kritis dengan penyakit tertentu dan atau tindakan pembedahan

yang menimbulkan kegagalan fungsi pernafasan (Depkes 2006).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang

tentunya sangat berpengaruh pula pada keadaan sosial setiap masyarakat akan

tuntutan pelayanan kesehatan yang komprehensif, masyarakat semakin sadar

akan kualitas sehingga dibutuhkan mutu pelayanan kesehatan yang

Page 19: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

2

komprehensif dan berorientasi pada kepuasan pasien. Kepuasan pasien

merupakan faktor yang sangat penting untuk mengevaluasi mutu pelayanan

kesehatan yang dilakukan perawat di rumah sakit dan konsep caring perawat

adalah salah satu aspek yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan,

karena caring mencakup hubungan antar manusia (Kotler 2003 dalam Abdul

2013).

Kemampuan caring perawat terhadap pasien memiliki nilai-nilai

perawatan yang mengubah keperawatan dari pekerjaan menjadi profesi yang

lebih terhormat. Caring tidak hanya mempraktikan seni perawatan, memberi

kasih sayang untuk meringankan penderitaan pasien dan keluarganya,

meningkatan kesehatan dan martabat tetapi juga memperluas aktualisasi diri

perawat (Fahriani 2011). Seorang perawat harus mempunyai sikap caring

untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu sehingga dalam

pelayanan kesehatan dapat memuaskan bagi klien. Kenyataannya hingga saat

ini perawat masih terus melaksanakan tugas keperawatan yang hanya

berorientasi pada proses penyakit serta tindakan medis.

Pengalaman Penulis saat praktik di ruang Intensif Care Unit salah satu

Rumah Sakit swasta di Surakarta, menunjukan adanya rutinitas seperti

biasanya misal setiap pagi adanya tindakan perawatan infus, menyuntik

setelah itu perawat hanya berfokus pada menulis laporan tanpa menanyakan

bagaimana perasaan pasien, dan keluhan hanya beberapa perawat saja yang

menanyakan perasaan, keluhan yang dirasakan pasien. Kondisi ini sangat

disayangkan, sebagai Rumah Sakit swasta seharusnya lebih mengutamakan

Page 20: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

3

kualitas pelayanan dan kepuasan pasien serta keluarga terhadap tindakan-

tindakan yang diberikan.

Dari hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 2

perawat di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri pada tanggal 30 November 2013, menurut

Partisipan P didapatkan informasi dalam kesehariannya perawat

melaksanakan tugas hanya sebagai suatu rutinitas dan kewajiban pekerjaan

saja, misal sesuai advice dokter dalam pemberian obat kita memberikan

injeksi setelah itu pemeriksaan tanda-tanda vital setiap 2 jam itupun melalui

monitor, perawat tidak berinteraksi langsung dengan pasien, untuk kebutuhan

dasar seperti makan kalau pasien sadar kita memanggil keluarga untuk

menyuapi, kalau menyibin pasien tugas perawat yang jaga malam, Partisipan

S juga mengatakan hal yang sama dengan Partisipan P. Kemudian didapatkan

bahwa dari wawancara dengan 2 orang perawat (Partisipan P dan Partisipan

S) belum mengetahui tentang konsep caring secara mendetail, mereka

mengetahui bahwa caring itu perawatan yang intensif dimana segala sesuatu

yang dibutuhkan oleh pasien dipenuhi oleh perawat misal kebutuhan dasar

pasien (makan, toileting). Beliau juga mengatakan bahwa manfaat caring

terhadap pasien belum begitu mengetahui apakah caring itu juga dapat

menunjang bagi kesembuhan pasien.

Perawat dengan jenjang S1 Keperawatan (Partisipan P ) mengatakan

bahwa teori yang didapat selama perkuliahan tidak sepenuhnya diaplikasikan

di lapangan, karena kadang kejadian dilapangan tidak dapat diduga dan

Page 21: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

4

kadang dilapangan itu juga tidak sama halnya apa yang ada diteori, bahkan

dilapangan menuntut kita untuk selalu cekatan dalam pemberian asuhan,

selain itu kita dituntut untuk kreatif dalam melakukan tindakan yang harus

segera ditangani. Begitu juga dengan pendapat dari Partisipan S yang

mengatakan bahwa kalau kita bekerja dilapangan selalu menggunakan teori

kita tidak selesai selesai dalam melakukan tindakan padahal kita tidak hanya

mengurus satu pasien saja, tetapi kita juga dalam melakukan tindakan sesuai

standar operasional dan dituntut untuk cekatan sehingga kadang

menyeleweng dari hal tersebut tetapi masih sesuai dengan standar

operasional. Hal ini tentunya sangat menarik untuk dilakukan sebuah

penelitian karena peningkatan dalam jenjang pendidikan keperawatan

diharapkan mampu menghasilkan perawat yang profesional. Begitu juga

dalam fokus utama asuhan keperawatan yang diberikan hanya memenuhi

kebutuhan fisik saja.

Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai sikap caring yang merupakan modal dasar dan utama

dari pelayanan keperawatan di ruang Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit

Umum Daerah dr.Soediran MangunSumarso Kabupaten Wonogiri.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana sikap caring perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan di ruang Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah

dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Page 22: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

5

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sikap Caring Perawat

dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di ruang Intensif Care Unit (ICU)

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten

Wonogiri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengidentifikasi pemahaman perawat tentang konsep

caring dalam pemberian pelayanan keperawatan kepada klien di

ruang Intensif Care Unit (ICU).

b. Untuk mengidentifikasi pemahaman perawat tentang sikap dan

perilaku yang termasuk dalam unsur caring di ruang Intensif Care

Unit (ICU).

c. Untuk mengidentifikasi pemahaman perawat mengenai manfaat

caring dalam perawatan klien di ruang Intensif Care Unit (ICU).

d. Untuk mengeksplorasi sikap caring perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien di ruang Intensif Care Unit (ICU).

e. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang

intensif care unit (ICU).

Page 23: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai proses belajar untuk mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh dari Program Studi Ilmu Keperawatan terkait konsep

caring.

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperkaya pengetahuan dan

bahan ajar tentang konsep caring.

1.4.3 Manfaat bagi Rumah Sakit

Dapat meningkatkan kualitas pelayanan melalui asuhan keperawatan

yang bermutu dengan mengembangkan hubungan perawat-klien berdasar

konsep caring sehingga memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain

Dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian- penelitian

selanjutnya.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode Yang

digunakan

Hasil Penelitian

Niken

Puspitasari

Hubungan

Pengetahuan

Perawat

Tentang

Prinsip Etika

Terhadap

Penelitian

Kuantitatif non

experimental

dengan

rancangan

diskriptif

Menunjukkan bahwa adanya

korelasi positif dan signifikan

antara pengetahuan tentang

prinsip etika dengan persepsi

caring pada pasien intra

operatif

Page 24: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

7

Persepsi

Caring pada

Pasien Intra

Operatif di

Instalasi Bedah

Sentral RSUP

Dr. Kariadi

Semarang

korelatif dan

menggunakan

desain cross

sectional

Abdul,

Ariyanti,

Elly

Hubungan

Perilaku

Caring

Perawat

dengan

Tingkat

Kepuasan

Pasien Rawat

Inap Rumah

Sakit

Penelitian ini

menggunakan

desain analitik,

cross

sectional,Penga

mbilan Sampel

dengan Tehnik

Accidential

Sampling

Menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan

antara perilaku caring

perawat dengan tingkat

kepuasan pasien rawat inap

Rumah Sakit

Margareta Persepsi

Pasien tentang

Perilaku

Caring

Perawat dalam

Pelayanan

Keperawatan

di ruang

Maranatha I

Penelitian ini

bersifat

kualitatif

Hasil Penelitian

menghasilkan dua tema yaitu

: pengetahuan perilaku caring

perawat menurut pasien

adalah perawat memberi

perhatian lebih kepada pasien

dan diangggap keluarga,

perilaku caring perawat yang

dirasakan pasien adalah

perawat aktif bertanya,

berbicara lembut, memberi

dukungan, responsif, terampil

dan menghargai serta

menjelaskan.Peningkatan

pemahaman tentang perilaku

caring pada perawat akan

meningkatkan pelayanan

keperawatan untuk pasien dan

pasien akan merasakan

perilaku caring perawat

dalam pelayanan

keperawatan.

Page 25: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

8

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Caring

Caring dianggap oleh banyak perawat sebagai aspek penting dalam

keperawatan, care merupakan inti sari keperawatan dan karakteristik yang

dominan, khusus, serta tidak terpisahkan dalam keperawatan dan tidak akan

ada cure tanpa caring, tetapi dapat ada caring tanpa curing. Human caring

merupakan sebuah fenomena yang universal, memiliki ekspresi, proses, dan

pola yang berbeda antar-budaya Leininger (dalam Kozier, 2010 ). Praktik

caring sebagai pusat keperawatan, menggambarkan caring sebagai dasar

dalam sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal (kebaikan,

kepedulian, cinta terhadap diri sendiri dan orang lain ) (Watson 2010) .

Caring digambarkan sebagai moral ideal keperawatan hal tersebut

meliputi keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk merawat, dan

tindakan merawat ( caring ). Perawat mempunyai persepsi bahwa bila waktu

mereka lebih banyak digunakan untuk berkomunikasi atau kontak dengan

pasien, maka status mereka menjadi lebih rendah. (Woodward dalam Kozier

2010)

Caring sebagai tindakan disengaja yang membawa rasa aman baik

fisik dan emosi serta keterikatan yang tulus dengan orang lain atau

sekelompok, Caring memperjelas sisi kemanusiaan pemberi asuhan maupun

penerima asuhan. ( Miller dalam Kozier 2010)

Page 26: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

9

Caring adalah elemen yang crusial dalam kesehatan, perkembangan

manusia, dan hubungan antar manusia (human relationship). Sedangkan

hubungan perawat-pasien merupakan salah satu dimensi caring (Leininger

dalam Kozier 2010). Dalam ”Theory of Human Caring” juga mengemukakan

salah satu asumsinya bahwa caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan

dipraktikkan secara interpersonal (Watson 2004).

Caring dapat melibatkan tindakan atau komunikasi verbal, dapat

juga tidak. Kebanyakan tindakan caring dapat berupa nontindakan,

sebagaimana yang diinginkan klien. Komunikasi terapeutik bukan hanya

semata-mata percakapan biasa antara perawat dan pasien. Komunikasi

terapeutik merupakan gabungan antara percakapan dan caring berdasarkan

tujuan tertentu. Komunikasi terapeutik merupakan kunci membangun

hubungan terapeutik yang mempunyai manfaat besar bagi keberhasilan

asuhan keperawatan. Dalam komunikasi terapeutik, perawat menggunakan

dirinya sebagai instrumen terapi dan pasien adalah fokus dari terapi tersebut,

rasa takut, nyeri, stres akut yang dialami pasien dapat meningkatkan

kebutuhan pasien akan sentuhan. Meskipun jenis kelamin, etnis, dan usia

mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sentuhan, namun pasien

menghargai adanya sentuhan yang dilakukan selama fase krisis (Peplau dalam

Kozier 2010).

Hasil akhir caring bervariasi, Caring dapat meningkatkan

aktualisasi diri, mendukung pertumbuhan individu, menjaga martabat dan

nilai manusia, membantu penyembuhan diri, dan mengurangi stress. Dipihak

Page 27: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

10

lain mungkin caring tidak membawa hasil yang nyata, caring mungkin bukan

merupakan sarana untuk mencapai tujuan, melainkan dianggap sebagai tujuan

itu sendiri. Kebaikan caring kerap ditemukan dalam proses caring itu sendiri

yakni keterikatan dan hubungan ( Gadows 2010).

Teori Culture care diversity and universality yang menyatakan bahwa

caring dalam profesionalisme perawat diartikan sebagai pendidikan kognitif

dan formal mengenai pengetahuan care serta keterampilan dan keahlian untuk

mendampingi, mendukung, membimbing, dan memfasilitasi individu secara

langsung dalam rangka meningkatkan kondisi kehidupannya, mengatasi

ketidakmampuan atau kecacatan atau dalam bekerja dengan klien (Leininger

dalam Kozier, 2010 ).

Beberapa ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori., tujuh

asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah

a) Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan secara

interpersonal

b) Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam

membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien

c) Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga

d) Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat

itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang

tersebut nantinya

Page 28: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

11

e) Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung

perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih

tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri

f) Caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan

antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku

manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan

membantu klien yang sakit

g) Caring merupakan inti dari keperawatan (Watson 2004)

Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap harinya,

manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis atau

biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan

akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kelima kebutuhan ini

dijelaskan dalam bentuk hierarki yang sering dikenal dengan hierarki

kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologis atau biologis merupakan kebutuhan

pokok yang utama bagi manusia. Kebutuhan ini meliputi Oksigen, air, cairan

dan elektrolit, serta makan atau minum dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak

terpenuhi, akan terjadi ketidakseimbangan fisiologis.

Kedua, kebutuhan rasa aman ini mutlak diperlukan manusia, tanpa

adanya keamanan, manusia akan merasa selalu terancam dalam menjalani

kehidupan. Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan ,mencintai dan dicintai.

Cinta dan kasih sayang dapat dirasakan oleh setiap manusia, misal seseorang

mendambakan kasih sayang atau cinta kasih dari orang lain, baik dari orang

Page 29: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

12

tua, saudara, teman, maupun kekasih; seseorang ingin dicintai atau mencintai

orang lain; seseorang ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.

Keempat adalah kebutuhan akan harga diri. Seseorang dapat merasa

tidak dihargai apabila harga dirinya terancam. Kelima adalah kebutuhan

aktualisasi diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang berada pada

tingkat paling atas dalam hierarki kebutuhan manusia, misal pasien yang

memiliki keinginan untuk sembuh dari sakitnya. Apabila perawat tidak

memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka pasien akan merasa

diabaikan dan pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan

keperawatan yang diberikan (Maslow dalam Sunaryo 2013 ).

2.2 Sikap Caring

Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat

baik. Bersikap caring untuk klien dan bekerja sama dengan klien dari

berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan

asuhan, perawat dituntut menggunakan keahlian , kata yang lemah lembut,

sentuhan, harapan, comforting dengan pasien, dan dengan menggunakan

spirit caring (Momison 2009).

Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan

berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya

memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik,

tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat

memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada klien.

Page 30: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

13

Sikap caring harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari

nilai-nilai humanistik. Sepuluh faktor tersebut adalah :

a) Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik.

Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu

kepada klien. Perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan

memberikan pendidikan kesehatan pada klien. Dalam keperawatan,

humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan

pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan bukan hanya sebagai

nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. Perawat

yang menggunakan pendekatan humanistik dalam praktiknya

memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi

pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, perilaku dan bahasa

tubuh

b) Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan

meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat

meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan.

c) Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain

Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia

sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang

lain

d) Mengembangkan hubungan saling percaya

Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap

empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien. Sehingga karakter

Page 31: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

14

yang diperlukan dalam faktor ini antara lain adalah kongruen, empati, dan

kehangatan

e) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien

Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan

perasaan klien.

f) Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan

keputusan

Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan

pendekatan asuhan kepada klien.

g) Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan

asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan

kesempatan untuk pertumbuhan personal klien

h) Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang

mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan

eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien

i) Bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi

Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien.

Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke

tingkat selanjutnya.

j) Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar

pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadan-kadang

seseorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman/ pemikiran yang

Page 32: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

15

bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan

pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri

Terdapat 6 (enam) dimensi kualitas pelayanan perawat yang dapat

mewujudkan tingkat kepuasan pasien, yaitu:

a) Perhatian Perawat (caring)

Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi

tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan

memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil

meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Sikap caring

diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik.

b) Reliabilitas Pelayanan

Reliabilitas pelayanan adalah aspek–aspek keandalan sistem pelayanan

yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi kesesuaian

pelaksanaan pelayanan dengan rencana, kepedulian perusahaan kepada

permasalahan yang dialami pasien, kehandalan penyampaian jasa

sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang

diberikan, dan keakuratan penanganan

c) Interaksi atau Komunikasi antara perawat dengan pasien

Komunikasi yaitu sebagai suatu proses tukar menukar perasaan,

keinginan, kebutuhan, dan pendapat. Dari defenisi di atas secara umum

dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses

pengiriman atau pertukaran pesan (stimulus, signal, simbol atau

informasi) baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal dari

Page 33: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

16

pengirim kepada komunikan dengan tujuan adanya perubahan, baik

dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik dan behavioral

d) Kemudahan Pelayanan (accessibility)

Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit dan memberikan

kebebasan kepada pasien terhadap prosedur keperawatan yaitu

penghormatan akan hak pasien dalam keterlibatannya untuk

menentukan keputusan terhadap perawatannya yang meliputi

informed consent (pasien dilibatkan dalam pengambilan keputusan),

dihargai, dan dihormati terhadap pilihan yang dipilih pasien

e) Mengenal Pasien

Aktivitas keperawatan yang mencerminkan kemampuan intelektual

maupun tekhnik dalam memberikan pelayanan terhadap pasien yang

meliputi aspek keahlian, keterampilan, dan keberhasilan pemberi

layanan

f) Ketanggapan perawat (responsiveness)

Kemampuan memberikan pelayanan dengan tanggap dan peduli

terhadap kebutuhan sehari-hari pasien dan kebutuhan dasar pasien.

Sesuai dengan tugas seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan

dasar dan kebutuhan sehari-hari pasien, maka dalam memberikan

pelayanan keperawatan perawat harus memperhatikan kebutuhan

pasien tersebut (Parasuraman dalam Muninjaya 2004)

Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang

membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon (Stevenson

Page 34: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

17

dalam Sunaryo 2013). Motivasi suatu proses gerakan termasuk situasi

yang mendorong dan timbul dalam diri individu, serta tingkah laku

yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari

gerakan atau perbuatan.Manusia memliki sifat yang unik sehingga

untuk memotivasi mereka satu dengan yang lainnya tidak harus sama,

karena ketika kebutuhan paling dasar dipuaskan, individu akan

termotivasi untuk mencapai kebutuhan berikutnya (Sunaryo 2013).

2.3 Manfaat Caring

Perawat yang dapat bersikap caring memberikan manfaat bagi pasien ,

pasien merasa comforting. Comforting merupakan karakteristik unik dalam

keperawatan dan merupakan aspek penting dalam caring. Membuat klien

senyaman mungkin telah menjadi tindakan keperawatan yang sering

dilakukan sejak era florence Nightningale. Perawat selalu memberikan

berbagai tindakan kenyamanan yang membawa kekuatan, kesejukan,

dukungan, dorongan semangat, harapan dan bantuan bagi klien ( Morse

dalam Kozier 2010 ). Tindakan kenyamanan dimulai saat perawat

mengobservasi distress atau ketidaknyamanan klien, atau saat klien

menunjukkan kebutuhan kenyamanannya. Karena kondisi tersebut perawat

bervariasi, perawat perlu bersikap kreatif dan inovatif untuk memberikan

asuhan tersebut. Asuhan kenyamanan dapat berupa tindakan fisik,

komunikasi secara langsung.

Page 35: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

18

Asuhan keperawatan profesional diberikan kepada klien oleh tenaga

keperawatan yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang telah

ditetapkan oleh profesi. Asuhan keperawatan ini seyogyanya berlandaskan

ilmu pengetahuan, prinsip dan teori keperawatan serta keterampilan dan sikap

sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diemban kepada perawat

tersebut. Sedangkan definisi dari praktik keperawatan profesional ialah kiatan

praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional, yaitu perawat

yang berpendidikan tinggi, menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional

keperawatan (profesional attitude), memiliki dan menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi keperawatan (scientific knowledge) dan tepat

guna, memiliki dan menerapkan keterampilan keperawatan profesional

(profesional nursing skills), yang meliputi keterampilan interpersonal

(interpersonal skills), keterampilan teknikal (technical skills), dan

keterampilan intelektual (intelectual skills), menggunakan etika keperawatan

(profesional ethics) sebagai tuntunan dalam melaksanakan praktik

keperawatan ilmiah dan dalam kehidupan profesi keperawatan (Sarwono

dalam Sunaryo 2005).

Jenis motivator secara umum yaitu uang, penghormatan, tantangan,

pujian, kepercayaan atasan kepada bawahan, lingkungan kerja yang menarik,

jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan,

kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus atau hadiah, ucapan terimakasih,

dan keyakinan dalam bekerja (Sunaryo 2013).

Page 36: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

19

2.4 Intensif Care Unit (ICU)

Intensif Care Unit (ICU) adalah unit perawatan khusus yang

dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit

yang mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga, kesehatan terlatih, serta

didukung dengan kelengkapan peralatan khusus (Depkes 2006).

2.4.1 Klasifikasi pelayanan di Intensif Care Unit (ICU) dapat diklasifikasikan

menjadi tiga yaitu

a. Intensif Care Unit (ICU) Primer adalah ruang perawatan intensif

primer yang memberikan pelayanan pada pasien yang memerlukan

perawatan ketat (high care), dan mampu melakukan resusitasi jantung

paru dan memberikan ventilasi bantu 24-48 jam.

b. Intensif Care Unit (ICU) Sekunder adalah pelayanan yang khusus

mampu memberikan ventilasi bantu lebih lama, mampu melakukan

bantuan hidup lain, tetapi tidak terlalu kompleks.

c. Intensif Care Unit (ICU) Tersier adalah pelayanan yang mampu

melaksanakan aspek perawatan intensif, mampu memberikan

pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau bantuan hidup multi

sistem yang kompleks dalam jangka waktu yang tidak terbatas serta

mampu melakukan bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan

kardiovaskuler invasif dalam jangka waktu yang terbatas.

2.4.2 Kriteria tertentu untuk pasien yang masuk dan keluar ruang Intensif

Care Unit (ICU). Adapun prioritas pasien yang masuk ruang

Intensif Care Unit (ICU):

Page 37: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

20

a. Pasien prioritas I

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, serta tidak

stabil dan yang memerlukan perawatan intensif dengan bantuan

alat-alat ventilasi, monitoring dan obat-obatan vasoaktif

kontinyu.

b. Pasien prioritas 2

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih dari

ruang Intensif Care Unit (ICU). Jenis pasien ini berisiko

sehingga memerlukan terapi intensif segera.

c. Pasien prioritas 3

Pasien jenis ini sakit kritis dan tidak stabil dimana status

kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya atau

penyakit akutnya. Indikasi pasien keluar yaitu

d. Pasien prioritas I

Pasien dipindahkan apabila pasien tersebut tidak

membutuhkan lagi perawatan intensif, atau jika terapi

mengalami kegagalan, prognosa jangka pendek buruk, sedikit

kemungkinan bila perawatan intensif diteruskan.

e. Pasien Prioritas II

Pasien dipindahkan apabila hasiln pemantauan intensif

menunjukkan bahwa perawatan intensif tidak dibutuhkan dan

pemantauan intensif selanjutnya tidak diperlukan lagi.

Page 38: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

21

f. Pasien Prioritas III

Pasien dikeluarkan dari Intensif Care Unit (ICU) bila

kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi

mereka mungkin dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan

kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinyu

diketahui kemungkinan untuk pulih kembali sangat kecil, dan

keuntungan dari terapi intensif selanjutnya sangat sedikit.

2.4.3 Karakteristik Perawat di ruang Intensif Care Unit (ICU)

a. Mengelola pasien mengacu pada standar keperawatan intensif

dengan konsisten.

b. Menghormati sesama sejawat dan tim lainnya.

c. Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan ketrampilan khusus

serta diikuti oleh nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan

keperawatan.

d. Berespon secara terus menerus dengan perubahan lingkungan.

e. Menerapkan ketrampilan komunikasi secara efektif.

f. Mendemonstrasikan kemampuan ketrampilan klinis yang

tinggi.

g. Mengintrepetasikan analisa situasi yang komplek.

h. Mengembangkan pendidikan kesehatan bagi pasien dan

keluarga.

i. Berfikir kritis

j. Mampu menghadapi tantangan (Challenging)

Page 39: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

22

k. Mengembangkan pengetahuan dan penelitian.

l. Berfikir kedepan (visionary)

m. Inovatif (Depkes 2006)

2.4.4 Peran Perawat di Ruang Intensif Care Unit (ICU)

a. Mengelola Pelayanan dan asuhan keperawatan komprehensif

meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan

tindakan keperawatan serta evaluasi pada pasien Intensif Care

Unit (ICU)

b. Bertindak sebagai anggota tim Intensif Care Unit (ICU)

c. Melaksanakan semua program perawatan, sesuai rencana

keperawatan yang disepakati oleh tim

d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dengan mengusulkan

program keperawatan selanjutnya bagi pasien (Depkes 2011)

Perawat di ruang Intensif Care Unit (ICU) dituntut untuk

mempunyai keahlian dan intelektual yang lebih. Namun merawat pasien

dengan kondisi kritis juga membutuhkan kemampuan untuk

memberikan dukungan emosional, sosial, dan spiritual selain dukungan

fisik karena pasien di ruang Intensif Care Unit (ICU) kemungkinan

lebih merasa ketakutan, lebih kesepian, lebih bingung, dan cemas. Satu

sikap dan perilaku yang mampu menembus semua tindakan adalah

sentuhan dan caring. Dengan memberikan pelayanan yang penuh kasih,

ikhlas dan kesungguhan, maka perawat dapat menunjukkan perhatian

dan dukungan pada pasien dan keluarga.

Page 40: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

23

2.5 Kerangka Berfikir

Skema 2.1 Kerangka Berfikir

Perawat

Asuhan Keperawatan

Caring

Konsep Caring

Sikap Caring

Manfaat Caring

Faktor yang

mempengaruhi sikap

caring

Page 41: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

24

2.6 Fokus Penelitian

Skema 2.2 Fokus Penelitian

Sikap Caring

Perhatian Perawat

Reliabilitas

Pelayanan

Kemudahan

Pelayanan

Mengenal Pasien

Komunikasi

Perawat

Ketanggapan

Perawat

Faktor yang tidak

mendukung caring

Page 42: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif efektif digunakan untuk

memperoleh informasi yang spesifik mengenali nilai, opini, perilaku dan

konteks sosial menurut keterangan populasi. Sedangkan pendekatan

fenomenologis merupakan pendekatan yang berusaha untuk memahami

makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia didalam situasinya

yang khusus. Fenomenologi menggambarkan riwayat hidup seseorang

dengan cara menguraikan arti dan makna hidup serta pengalaman suatu

peristiwa yang dialaminya (Saryono & Anggraeni 2010).

Penelitian ini dilakukan dalam situasi penelitian yang alami,

sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena

yang diteliti. Dengan demikian cara fenomenologis menekankan pada

berbagai aspek subyektif dari perilaku manusia supaya dapat memahami

tentang bagaimana dan makna apa yang mereka bentuk dari berbagai

peristiwa di dalam kehidupan informan sehari – harinya (Sutopo 2006).

Rancangan fenomenologis ini dialaksanakan dengan berpedoman tentang

pelaksanaan penelitian kualitatif yang harus melakukan beberapa tahapan

yaitu, melakukan studi awal, memantapkan proposal penelitian dan

melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ada beberapa

Page 43: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

35

langkah yang harus dilakukan, diantaranya mempersiapkan pengumpulan

data, melakukan pengumpulan data, melakukan refleksi, mengatur data,

melakukan analisis dan menyusun reduksi data, dan yang terakhir

menyiapkan sajian data menurut (Sutopo 2006).

3.2 Populasi dan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah perawat di ruang

Intensif Care Unit (ICU) RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri, kategori perawat ialah perawat yang bekerja di

ruangan Intensif Care Unit (ICU) yang mempunyai pengalaman selama 8

tahun atau lebih. Untuk jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 3

orang dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan. Cara penetapan

partisipan yaitu dengan cara menggunakan tehnik purposive sample

(tehnik sampel bertujuan) yang didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau sifat populasi

yang sudah diketahui sebelumnya (dengan kriteria tertentu) (Sutopo

2006).

3.3 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Intensif Care Unit (ICU)

RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Page 44: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

36

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 1 Februari hingga

28 Februari 2014

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Istilah Definisi

Caring Tindakan asistif, suportif, dan

fasilitatif yang ditujukan bagi

individu atau kelompok lain yang

memiliki kebutuhan yang nyata

atau telah diantisipasi. Caring

merupakan intisari keperawatan dan

dan karakteristik yang dominan,

khusus, serta tidak terpisahkan

dalam keperawatan

Intensif Care Unit (ICU) Unit perawatan khusus yang

dikelola untuk merawat pasien sakit

berat dan kritis, cedera dengan

penyulit yang mengancam nyawa

dengan melibatkan tenaga,

kesehatan terlatih, serta didukung

dengan kelengkapan peralatan

khusus

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Peneliti sebagai salah satu alat, hal ini dikarenakan peneliti

menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian, sebagai

perencana, pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data,

dan pelapor hasil penelitiannya. Selain itu untuk membantu

Page 45: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

37

kinerja peneliti, maka peneliti memakai alat penunjang seperti

alat perekam suara yang berguna untuk merekam semua

wawancara yang dilakukan dalam penelitian, pedoman

wawancara berguna sebagai pedoman dalam melakukan

wawancara, dalam penelitian ini menggunakan pedoman

wawancara semi terstruktur agar dalam wawancara pertanyaan

dapat berkembang sehingga dalam menggali informasi, serta

pendapat dari partisipan tidak ada batasannya, lembar catatan

lapangan yang berguna untuk mencatat segala peristiwa yang

terjadi di saat penelitian dan kertas serta alat tulis untuk

mencatat hasil wawancara dan observasi.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

bersifat alami (naturalistik), yakni dengan observasi,

wawancara, dan dokumen.

3.5.3 Tahap Pengumpulan Data

a. Tahap Orientasi

Kegiatan dimulai dengan melakukan wawancara awal

dengan calon partisipan. Peneliti datang dan melakukan

observasi / pengamatan di ruang Intensif Care Unit (ICU)

RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri.

Dari Wawancara awal, peneliti memilih beberapa perawat

yang sesuai dengan kategori partisipan. Dalam tahap ini

Page 46: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

38

peneliti memperkenalkan diri dan melakukan pendekatan

informal kepada calon partisipan untuk menciptakan

suasana kekeluargaan, dan membina hubungan saling

percya terhadap partisipan.

Selanjutnya mengenai perijinan penelitian. Setelah

proposal penelitian disetujui dari pihak Program Studi Ilmu

Keperawatan, Peneliti meminta persetujuan dari Kesatuan

Bangsa dan Politik Kabupaten Wonogiri lalu peneliti

menyerahkan surat perijinan kepada direktur RSUD

dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri, dan

setelah ijin penelitian disetujui dari berbagai pihak terkait

maka peneliti melaksanakan penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian diawali dengan pengambilan data

berupa identitas perawat ICU RSUD dr.Soediran Mangun

Sumarso yang hendak dijadikan partisipan. Setelah itu

dilakukan wawancara mendalam (indepth interview) pada

tanggal 1 Februari, 5 Februari, 6 Februari 2014 di ruang

ICU RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Pada

tanggal 1 Februari Partisipan pertama diwawancarai pada

pukul 11.30 WIB – 12.00 WIB, sedangkan Partisipan kedua

pada tanggal 5 februari 2014 pukul 09.30 WIB – 10.00 WIB

serta partisipan ketiga pada tanggal 6 Februari 2014 pukul

Page 47: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

39

09.30 WIB- 10.00 WIB. Selain melakukan wawancara

peneliti juga melakukan observasi terhadap kinerja perawat

di ruang ICU tersebut. Sebelum wawancara dilakukan,

peneliti mempersiapkan peralatan yang berupa alat

perekam, alat tulis serta pedoman wawancara yang akan

digunakan, setelah itu wawancara dilakukan dengan tenang

waktu kurang lebih selama 30 menit sesuai kesepakatan

dengan partisipan. Setelah selesai melakukan wawancara

dengan 3 partisipan dan observasi maka peneliti kembali ke

partisipan untuk melakukan validitas, uji validitas ini

peneliti menyimpulkan dari hasil deskripsi lengkap dan

disampaikan kepada partisipan, selain itu peneliti

melakukan validitas dengan bimbingan dengan

pembimbing.

3.6 Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode

fenomenologis deskriptif dengan metode Colaizzi (Polit & Back 2006),

adapun langkah – langkah analisa data adalah sebagai berikut :

1. Peneliti menggambarkan fenomena dari pengalaman hidup

partisipan yang diteliti

2. Peneliti mengumpulkan gambaran fenomena partisipan

Page 48: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

40

3. Peneliti membaca semua protokol atau transkrip untuk

mendapatkan perasaan yang sesuai dari partisipan. Kemudian

mengidentifikasi pernyataan partisipan yang relevan. Serta

membaca transkrip secara berulang – ulang hingga ditemukan

kata kunci dari pernyataan – pernyataan

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan ke dalam

tema

a. Merujuk kelompok tema kedalam transkrip dan protokol

asli untuk memvalidasi

b. Memperhatikan perbedaan antara satu kelompok dengan

kelompok yang lain dan menghindari perbedaan diantara

kelompok tema tersebut

5. Peneliti mengintegrasikan hasil kedalam deskripsi lengkap dari

fenomena yang diteliti

6. Merumuskan deskripsi lengkap dari fenomena yang diteliti

sebagai pernyataan tegas dan didentifikasi kembali

7. Kembali kepada partisipan untuk langkah validasi akhir /

verifikasi tema – tema segera setelah proses verbatim dilakukan

dan peneliti tidak mendapatkan data tambahan baru selama

verifikasi

Page 49: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

41

3.7 Validitas dan Reliabilitas Data

3.7.1 Uji Kredibilitas (Validitas interbal)

Uji Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member

check.

3.7.2 Uji Transferability (Validitas eksternal)

Uji Transferability merupakan validitas eksternal dalam

penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad

ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian kepopulasi

dimana sampel tersebut diambil.

3.7.3 Uji Depenability (Reliabilitas)

Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan

dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian,

caranya dilakukan pleh auditor yang independen, atau pembimbing

untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan

penelitian.

3.7.4 Uji Konfirmability (Obyektivitas)

Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan

uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara

bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian,

dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian

Page 50: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

42

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka

penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.

3.8 Etika Penelitian

3.8.1 Informed consent (lembar persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

responden dengan memberikan lembar persetujuan

menjadiresponden. Tujuannya agar responden mengetahui

maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang diteliti selama

pengumpulan data. Jika partisipan setuju, maka diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan. Namun peneliti harus tetap

menghormati hak partisipan bila tidak bersedia.

3.8.2 Anonimity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dengan tidak memberikan nama

responden pada alat bantu penelitian, cukup dengan kode yang

hanya dimengerti oleh peneliti.

3.8.3 Confidentially (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan

informasi yang diberikan oleh partisipan. Peneliti hanya

melaporkan kelompok data tertentu saja.

Page 51: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang pengalaman

perawat mengenai sikap caring dalam memberikan asuhan keperawatan di Ruang

ICU RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri kemudian akan

dibahas berdasarkan literatur. Hasil penelitian diuraikan menjadi dua bagian,

bagian yang pertama menjelaskan karakteristik partisipan yang terlibat dalam

penelitian secara singkat, bagian yang kedua menguraikan hasil tematik tentang

pengalaman perawat.

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri merupakan Rumah Sakit pemerintah dan ditetapkan izin

operasionalnya pada tanggal 13 Januari 1956 sebagai Rumah Sakit tipe D, seiring

berjalannya waktu RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri ini

membawa peningkatan menjadi tipe C pada tanggal 11 Juni 1983 dan meningkat

lagi menjadi tipe B pada tanggal 5 Juni 1996 hingga sekarang. RSUD dr.Soediran

Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri yang terletak di jalan Jenderal Ahmad

Yani No 40 ini mempunyai tenaga keperawatan 229 perawat.

Ruang Intensif Care Unit (ICU) yang ada di RSUD dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri dibangun pada tahun 2011. Jumlah perawat yaitu

sebanyak 14 orang perawat meliputi DIII 8 orang, dan S1 6 orang, Perawat yang

bekerja di ruang ICU dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu pendidikan

Page 52: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

44

minimal DIII dan mempunyai sertifikat pelatihan ICU minimal 3 bulan pelatihan.

Sedangkan kriteria pasien yang masuk ke ruang ICU adalah kategori 1, 2, dan 3

yaitu kategori 1 ialah kelompok yang merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil

yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti:, dukungan, bantuan

ventilasi, alat penunjang fungsi organ sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif/

inotropik, obat anti aritmia, serta pengobatan rain-rainnya secara kontinyu dan

tertitrasi.

Kategori 2 ialah Golongan pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan

canggih di lCU, sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif

segera misalnya pemantauan intensif menggunakan purmonary arteriar catheter.

Sebagai contoh antara lain pasien yang menderita penyakit dasar jantung-paru,

gagal ginjal akut dan berat atau, pasien yang terah mengalami pembedahan mayor.

Terapi pada golongan pasien prioritas 2 ini tidak mempunyai batas, karena kondisi

mediknya senantiasa berubah.

Kategori 3 ialah pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak

stabil status kesehatan sebelumnya, yang disebabkan oleh penyakit yang

mendasarinya, atau penyakit akutnya secara sendirian atau kombinasi.

Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat

kecil, Sebagai contoh antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai

penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien

penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.

Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya

Page 53: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

45

saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi

jantung paru.

4.2 Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini yaitu perawat di ruang ICU RSUD

dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. Wawancara dilakukan pada

tanggal 1 februari dan 5 februari 2014. Peneliti mengambil 3 partisipan 2 perawat

laki-laki dan 1 perawat perempuan dan berkisar antara umur 35-45 tahun dan

masing-masing telah mempunyai pengalaman dalam bekerja dan setiap tahunnya

perawat di ICU mengikutikegiatan yang berupa seminar untuk pembaharuan ilmu-

ilmu baru tentang ICU.

4.2.1 Partisipan 1

Tn.E berusia 39 tahun, pendidikan terakhir S 1 Keperawatan. Tn.E bekerja

menjadi Pegawai Negeri Sipil selama 8 tahun di RSUD dr.Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri, setelah itu mengikuti seleksi perawat di ICU serta

diterima sebagai perawat ICU selama kurang lebih 4 tahun ini, dan telah

mengikuti pelatihan ICU. Wawancara kepada partisipan 1 ini dilakukan pada

tanggal 1 februari pada pukul 11.30 – 12.00 WIB.

4.2.2 Partisipan 2

Tn.S berusia 45 tahun, pendidikan terakhir S1 Keperawatan. pengalaman

bekerja selama 19 tahun di ICU di RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri, dan telah mengikuti pelatihan ICU dan setiap tahunnya mengikuti

Page 54: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

46

kegiatan-kegiatan seperti seminar tentang ilmu-ilmu baru di ICU. Wawancara

kepada partisipan 2 ini dilakukan pada tanggal 5 februari 2014 pada pukul 09.30-

10.00 WIB.

4.2.3 Partisipan 3

Ny.N berusia 40 tahun, pendidikan terakhir S1 Keperawatan dan bekerja

selama kurang lebih 12 tahun di ICU RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri. Sebelum Ny.N bekerja sebagai PNS dan perawat di ruang

ICU Ny.N bekerja sebagai perawat di IGD salah satu Rumah Sakit Swasta di

Wonogiri, dan telah mengikuti pelatihan ICU serta aktif mengikuti seminar

tentang ilmu tentang ICU. Wawancara kepada partipan 3 ini dilakukan pada

tanggal 6 februari 2014 pada pukul 09.30 – 10.00 WIB.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Pengertian Caring

Kategori dalam pengertian caring didapatkan tema : 1) Pelayanan menyeluruh

2) Humanistik 3) Pemenuhan Kebutuhan 4) Asuhan langsung.

a. Pelayanan Menyeluruh

Ungkapan pelayanan menyeluruh ini dapat ditemukan dalam partisipan

sebagai berikut :

“..caring pelayanan menyeluruh tho?pelayanan komprehensif, dari

segi fisik hingga psikologisnya.” (P01)

“..merawat dari aspek biologis, spritual, psikologis” (P02)

Page 55: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

47

“..caring perhatian, melayani dari mental hingga fisiknya” (P03)

Hasil wawancara diatas ketiga partisipan mengetahui bahwa kebutuhan

pasien terdiri dari kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Namun

demikian dalam pemenuhannya selama ini menurut partisipan masih

mengarah pada kebutuhan fisik dan biologis saja sedangkan kebutuhan

psikologis tidak pernah tersentuh atau terabaikan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan partisipan sebagai berikut :

“..Tapi dari pengalaman saya selama ini hanya fisik saja yang lebih

dipenuhi.”(P01)

Hal ini dimungkinkan karena ketika sudah memasuki lapangan kerja,

semua teori yang didapat ketika sekolah tidak lagi diaplikasikan, termasuk

sikap caring ini sesuai pernyataan partisipan sebagai berikut :

“Kalau kita sekolah dulu ya semua ilmu dan teori diterapkan tapi kalau

sudah masuk dunia kerja ya lebih berorientasi pada medisnya. Kalau teori

semua diterapkan ya susah. Kalau pasiennya banyak kan ga mungkin

semua teratasi.”(P01)

Pernyataan partisipan 1 jika sudah memasuki dunia kerja semua tindakan

berdasar situasi dan kondisi di lapangan tetapi masih berdasar juga pada teori,

dan pelayanan lebih berorientasi pada medis saja.

b. Humanistik

Tema ini dapat ditemukan dalam pernyataan tentang bagaimana dalam

merawat pasien dan tidak membeda-bedakan baik suku, dan kelasnya. Hal ini

sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini :

Page 56: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

48

“Kalau antar pasien sama saja, tidak dibeda-bedakan kelasnya.Paling

beda dalam hal obat. Tapi kalau dari perawatan sama saja, tidak

dibedakan.”(P01)

“Untuk pasien umum standarnya kelas 1, tapi kalau seperti bpjs

sekarang itu disesuaikan, tetapi untuk perawatannya sama, paling

terapinya itu yang berbeda” (P02)

“Pelayanannya sama mbak, bedanya Cuma program terapi obat”(P03)

Hasil wawancara tersebut ketiga partisipan mengetahui bahwa dalam

pemberian pelayanan kepada pasien tidak membeda-bedakan antar pasien

yang kelasnya umum maupun program sosial, dalam hasil observasipun ketiga

partisipan ini memberikan pelayanan yang sama dikarenakan semua pasien di

ICU pasien yang segala kebutuhannya dipenuhi oleh perawat, kecuali dalam

program terapi obat berbeda dengan kelas yang umum dan program sosial.

Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa partisipan tidak membeda-

bedakan pelayanan maupun tindakan ke pasien yang diberikan, namun saat

partisipan memberikan informed consent kepada keluarga pasien, partisipan

melihat status sosial sehingga dalam memberikan informed consent kepada

keluarga pasien yang kelasnya umum nada bicara serta raut muka partisipan

berbeda.

c. Pemenuhan kebutuhan dasar

Tema ini dapat ditemukan dalam ungkapan ketiga partisipan yang telah

menceritakan bahwa kebutuhan pasien dari yang satu dan lainnya berbeda. Hal

ini ungkapan partisipan sebagai berikut :

Page 57: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

49

“...Paling pagi datang operan, personal higiene, monitor TTV, trus

visite, obat masuk ya sudah setelah itu istirahat. Pokoknya

kebutuhan pasien terpenuhi...” (P01)

“..di ICU kebutuhan semuanya dari pasien, misal personal hygiene,

pokoknya kebutuhan dasar pasien dapat terpenuhi.” (P03)

Pernyataan partisipan 1 dapat diketahui bahwa pelayanan yang diberikan

perawat berupa tindakan atau sesuai prosedur keperawatan jadi dapat

dikatakan bahwa partisipan 1 hanya menjalankan pekerjaan sebagai suatu

rutinitas biasa dalam bekerja, tetapi dari pernyataan diatas partisipan 1 dan 3

berusuha untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien meskipun dalam hasil

observasi menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut

masih melibatkan keluarga pasien misal dalam hal jam makan pasien perawat

memanggil keluarga pasien untuk menyuapi.

d. Asuhan langsung

Tema diatas dapat dikemukakan dalam ungkapan partisipan 1 yaitu

“..Ya sama di bangsal umum. Perawat yang merawat pasien secara

langsung, bedanya ya cuma kalau di ICU lebih intensif.”(P01)

“dari interaksi perawat berinteraksi secara langsung, merawat dengan

perasaan”(P03)

Pernyataan partisipan 1 mengungkapkan bahwa perawat merawat secara

langsung, dan di ICU juga lebih intensif dalam perawatannya, partisipan 3

juga mengungkapkan bahwa dalam memberikan asuhan keperawatan yang

berdasar sikap caring seharusnya merawat dengan perasaan.

Page 58: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

50

4.3.2 Sikap dan perilaku caring

Kategori dalam sikap caring ini didapatkan tema : 1) sabar 2) jujur 3 )

tanggap keluhan pasien 4) ramah 5) komunikasi 6) motivasi 7) memberi

kenyamanan 8) tidak berorientasi pada teori.

a. Sabar

Sikap caring yang harus dimiliki perawat salah satunya adalah sabar. Hal

ini ditemukan dalam ungkapan Partisipan sebagai berikut :

”sabar itu tadi kadang kalau keluarga pasien rewel kita sebel juga tapi

tetap ngelus dada.”(P01)

“sabar, kalau pasien mengeluh kita datang tanya apa yang dikeluhkan,

kadang kalau pasien rewel, sering memanggil perawat kita ya jengkel

juga mbak.”(P03)

Pernyataan partisipan 1 dan 3 cukup tahu bahwa sabar merupakan unsur

dari sikap dan perilaku caring kepada pasien, tetapi pada hasil pengamatan

partisipan tersebut belum sepenuhnya menerapkannya, karena tampak saat

pasien pasien terus memanggil, perawat tetap merasa jengkel dan hanya

membiarkan pasien tersebut.

b. Jujur

Selain sabar sikap dan perilaku yang harus dimiliki yaitu jujur. Hal ini

dapat ditemukan dalam ungkapan partisipan sebagai berikut :

“..kita beritahukan ke keluarga pasien tentang kondisi pasien yang

sebenarnya.dan beritahukan ke pasien kalau di ICU hanya pengawasan 1-

2 hari kalau sudah normal bisa dipindah.”(P01)

“...jujur terhadap tindakan yang kita lakukan dan terhadap kondisi yang

sebenarnya”(P02)

“jujur tentang kondisi pasien.”(P03)

Page 59: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

51

Hasil wawancara ketiga partisipan mengungkapkan bahwa jujur dalam

unsur sikap dan perilaku caring ini yaitu jujur dalam memberikan informasi

kekeluarga pasien tentang kondisi pasien. Namun partisipan 2 juga

menyebutkan bahwa jujur terhadap tindakan yang dilakukan, hal ini

diungkapkan sebagai berikut :

“..tindakan misal pemberian obat yang seharusnya kita masukan jam

berapa gitu kita lupa tapi dalam dokumentasi kita catat padahal obat gak

dimasukkan itu kan gak jujur sama tindakan yang kita lakukan”(P02)

Pernyataan partisipan 2 mengungkapkan bahwa program terapi yaitu

dalam memasukkan obat waktu atau jadwal program pemberian obat harus

sesuai dan dalam pendokumentasian harus tepat.

c. Tanggap akan keluhan pasien

Perawat juga harus tanggap akan keluhan pasien, hal ini sesuai dengan

pernyataan partisipan sebagai berikut :

“..kita datangi dan tanya apa yang dikeluhkan mbak, kalau membutuhkan

terapi obat ya kita beri gitu..”(P03)

“.. kita harus peka terhadap pasien apa yang menjadi keluhan pasien

sebisa mungkin segera ditangani...”(P02)

Pernyataan 2 partisipan tanggap dalam sikap caring ini yaitu bila pasien

ada keluhan maka segera didatangi dan ditanyakan keluhannya bila

membutuhkan terapi kalau memungkinkan diberikan terapi obat, namun pada

hasil pengamatan tampak partisipan segera mendatangi pasien bila mengeluh

satu atau dua kali saja, hal ini tidak sama seperti yang partisian katakan saat

wawancara.

Page 60: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

52

d. Ramah

Merawat juga dibutuhkan hati yang ramah, empati dan tanggung jawab,

hal ini sesuai ungkapan Partisipan sebagai berikut :

“..kalau terus memanggil kita jengkel juga, kadang gaya perawat jaman

dulu masih terbawa, kalau mau pelayanan yang bagus justru malah

diswasta.”(P01)

“..nah jadi perawat itu harus empati, ramah dan tidak kalah pentingnya

tanggung jawab mbak, karena menurut saya itu sudah mencakup

segalanya..”(P02)

Partisipan 2 mengungkapkan bahwa menjadi seorang perawat selain ramah

juga sangat pentingya mempunyai sikap seperti empati dan tanggung jawab,

tetapi partisipan 1 sebaliknya terhadap partisipan 2. Partisipan 1

mengungkapkan bahwa jika pasien terus memanggil perawat partisipan 1

merasa jengkel, malah menyarankan jika ingin mendapatkan pelayanan yang

bagus justru malah di Rumah Sakit Swasta, hal ini sangat disayangkan karena

partisipan 1 tidak dapat mengubah gaya perawat yang dulu galak, judes

menjadi perawat yang ramah dan mendapatkan image sebagai perawat yang

selalu ramah kepada pasien maupun keluarga pasien.

e. Komunikasi

Memberikan asuhan keperawatan yang bermutu salah satunya yaitu

komunikasi yang dapat menunjang keberhasilan dalam asuhan keperawatan,

hal ini sesuai yang diungkapkan oleh partisipan sebagai berikut :

“kalau komunikasi, saya jarang ngobrol dengan pasien, saya kan

orangnya lebih banyak diamnya,tapi kalu mau melakukan tindakan kita

menjelaskan dulu misal bu suntik rumiyin nggih”(P01)

“semua tindakan itu kan kita komunikasikan mbak,misal bu suntik”(P03)

Page 61: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

53

Kedua partisipan mengungkapkan bahwa segala tindakan yang dilakukan

harus dikomunikasikan dengan pasien misal dalam pemberian obat. Menurut

partisipan 1 jarang berkomunikasi dengan pasien, Hal ini didukung oleh

pernaytaan sebagai berikut :

”..Kalau pas luang ya milih nonton TV. Biarpun sama-sama sepi.

Makanya pernah ada cerita pasien yang tensinya naik terus mungkin

karena takut. Sebenarnya kalau dipindah ke bangsal umum mungkin

turun. Tapi dari perawat juga tidak mengajak ngobrol. Daripada ngobrol

lebih baik nonton TV. Kalau sudah kerja ya seperti itu, perawat lain juga.

Bahkan kadang ada yang ijin keluar..”(P01)

“..ya tiduran, nonton TV mbak.”(P03)

Pernyataan berikut partisipan 3 juga tidak memahami perasaan pasien dan

segi psikologis pasien bahwa pasien ingin diperhatikan, diajak ngobrol bahkan

sharing sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan pasien dan dapat

mengubah pemikiran pasien bahwa perawat judes dan galak, dari hasil

observasi partisipan 1 dan 3 kurang berkomunikasi dengan pasien dan bila ada

waktu luang hanya digunakan untuk menonton TV, tiduran dan ngobrol.

f. Motivasi

Dukungan atau pemberian motivasi ini juga merupakan sikap dan perilaku

caring, seperti yang diungkapkan partisipan sebagai berikut :

“motivasi ke pasien masuk di ICU motivasi disini keluarga tidak

menemani.pasien sadar diberi tahu mudah-mudahan bisa cepat pindah

ruangan. Kalau pasien merasa takut, paling ya diberi tahu jangan mikir

yang macam-macam, dari perawat bilang ‘sudah tidak apa-apa

kok’.”(P01)

“kalau pasien yang sadar kan kecemasannya lebih aktif, kadang pasien

masuk kita beri motivasi bahwa disini pasien keluarga tidak menemani,

terpasang alat-alat, ini semua demi kesembuhan bapak, selain itu tidak

lupa kita memberikan dukungan moril ke keluarga, pendekatan pada

Page 62: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

54

Tuhan, menuntun istigfar pada pasien yang sedang sambat ataupun

kesakitan.”(P02)

Kedua partisipan mengungkapkan bahwa pemberian motivasi kepada

pasien sadar khusunya yang kecemasannya lebih aktif sangat penting karena

di ICU pasien maupun keluarga mengetahui bahwa pasien tersebut sakit

parah. Partisipan 2 megungkapkan bahwa dukungan moril atau pendekatan

pada Tuhan juga ikut andil dalam meningkatkan kualitas atau kesembuhan

pasien dan memahami bahwa pasien yang sakit juga membutuhkan bantuan

dalam memenuhi kebutuhan spiritual sesuai keyakinannya seperti dzikir dan

berdoa. Sebagai petugas kesehatan, perawat harus menyadari bahwa

keyakinan, kepercayaan, dan agama sangat berpengaruh terhadap kesembuhan

pasien.

g. Memberi kenyamanan

Sikap memberikan tindakan kenyamanan dinyatakan partisipan sebagai

tindakan yang juga harus dilakukan perawat. Hal ini sesuai dengan pernyataan

partisipan sebagai berikut :

”Kalau kenyamanan apa ya..misal pasien post op ya kalau merasa ga

enak diberitahu untuk istirahat saja. Paling kita hanya mengawasi tanda-

tanda vital dan memberi analgetik. Misal pasien yang berbaring lama ya

daerah yang tertekan kita kasih kasur air biar tidak lecet tapi kalau

sarana ga ada ya bisa kita ganti dengan sarung tangan yang diisi air trus

kita taruh di bawahnya biar semua bisa teratasi...”(P01)

Partisipan 1 memberi kenyamanan dalam hal ini yaitu seperti memberikan

terapi bila ada pasien yang kenyamanannya dikarenakan kesakitan dan

diberitahu untuk beristirahat saja.

Page 63: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

55

h. Tidak berorientasi pada teori

Ungkapan partisipan sebagai berikut :

“Kalau kita sekolah dulu ya semua ilmu dan teori tapi kalu sudah masuk

dunia kerja ya lebih berorientasi pada medisnya. Kalau teori semua

diterapkan ya susah, kalau pasiennya banyak kan gak mungkin semua bisa

teratasi ”(P01)

“ya sesuai lapangan itu tadi mbak, artinya tidak kaku terhadap teoritis

tetapi juga tidak serta merta pendapat kita sendiri. Jadi tetap ada

kerangka atau framenya, kalau di lapangan diharuskan teori diterapkan

ya susah, apalagi kalau pasien banyak jadi kan malah gak teratasi.”(P02)

“Kalau sudah dilapangan itu ya sesuai situasi kondisi di lapangan mbak,

tetapi teori juga tidak sepenuhnya dilupakan, yang penting kita sudah

sesuai standar pelayanannya atau SOP.”(P03)

Hasil wawancara partisipan mengungkapkan bahwa tindakan tidak selalu

berorientasi pada teori tetapi sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan,

partisipan 3 mengungkapkan bahwa semua tindakan memang sesuai dengan

situasi dan kondisi di lapangan tetapi juga tidak melupakan teori tersebut yang

terpenting sudah sesuai standar pelayanannya atau SOP.

4.3.3 Manfaat caring

Tema ini didapatkan dari beberapa pendapat ketiga partisipan. Dari hasil

wawancara, dapat diketahui bahwa partisipan cukup memahami akan manfaat

tindakan keperawatan yang dilakukannya.menurut ketiga partisipan dari tindakan

keperawatan yang dilakukan menghasilkan tema antara lain adalah : 1) memberi

ketenangan jiwa 2) menstimulasi kesadaran 3) menimbulkan kepuasan pasien.

Page 64: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

56

a. Memberi ketenangan jiwa

Ungkapan dari partisipan sebagai berikut :

“..membuat pasien nyaman, tenang, dan tidak takut dalam menjalani

perawatan di ruang ICU..”(P01)

“..tentunya pasien merasa tenang, dan berfikir bahwa perawat tidak

judes.Kalau manfaat untuk pasien ya saya tidak tahu, pasien yang

merasakan. Tapi setidaknya memberikan ketenangan jiwa.” (P02)

Kedua partisipan mengungkapakan bahwa manfaat caring dengan

memberi ketenagan jiwa ini dapat membuat lebih nyaman, tenang dalam

menjalani perawatannya, partisipan 2 juga menungkapkan bahwa dapat

membuat pasien berfikir perawat tidak judes.

b. Menstimulasi kesadaran

Selain memberi ketenangan jiwa manfaat bersikap caring juga dapat

menstimulasi kesadaran khususnya pada pasien koma, hal ini dapat ditemukan

dalam ungkapan partisipan sebagai berikut :

“..ya paling itu tadi pasien ditepuk-tepuk, dielus-elus. Tapi kalau

untuk menstimulasi pada pasien koma dengan terapi musik itu disini

belum ada lho mbak.”(P01)

“..Pasien tidak sadar sesuai teori yang pernah saya baca itu masih

bisa mendengar, merasakan, kadang ya diajak ngobrol, ngobrol kalau

kita melakukan tindakan misal ‘suntik dulu nggih bu’ gitu, ngajak

ngobrolnya paling seperti itu gak yang lebay gitu mbak.”(P02)

”.. Menurt teori itu kan pasien koma dapat mendengar, merasakan ya

paling kita tindakan ngomong dan menepuk-nepuk misal ‘suntik

bu’”(P03)

Pernyataan partisipan 1 menstimulus kesadaran dengan cara

berkomunikasi pada pasien koma dengan ditepuk pelan-pelan itu dapat

meningkatkan kesadaran pasien, partisipan 2 dan 3 juga mengungkapkan

Page 65: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

57

seperti partisipan 1, tapi dalam hasil observasi ketiga partisipan tampak tidak

mengaplikasikannya misal saat berinteraksi dengan pasien partisipan langsung

melakukan tindakan seperti memasukkan obat atau memasang infus,

walaupun partisipan mengetahui bahwa pasien yang koma masih bisa

mendengar dan merasakan, tapi partisipan tetap tidak mengaplikasikan saat

melakukan tindakan.

c. Menimbulkan kepuasan bagi pasien

Manfaat dari bersikap caring juga dapat menimbulkan kepuasan bagi

pasien, hal ini seperti diungkapkan pada partisipan sebagai berikut :

“...mungkin percaya dengan perawat juga. Jadi tidak seperti yang

dibilang perawat galak pasien juga lebih berani untuk bertanya. Ya

apa ya, mungkin puas dengan kerja perawat...”(P01)

“..agar puas dengan pelayanan yang kita berikan.”(P03)

Partisipan 1 dan 3 mengungkapkan bahwa kepuasan dalam pelayanan

meliputi percaya dengan perawat, sehingga berpikir bahwa perawat tidak

galak sehingga pasien berani bertanya, tidak hanya itu tetapi pasien berani

untuk sharing tentang apa yang pasien rasakan saat menjalani perawatan.

4.3.4 Faktor yang mempengaruhi sikap caring

Hasil wawancara dalam memberikan sikap caring terdapat faktor yang dapat

mempengaruhi yaitu faktor pasien dan keluarga pasien, dari hasil wawancara

didapatkan tema bahwa : 1) pasien rewel dan keluarga yang susah diatur 2)

masalah pribadi 3) reward atau penghargaan.

Page 66: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

58

a. Pasien rewel dan keluarga yang susah diatur

Ungkapan partisipan yang menunjukan bahwa pasien rewel, dan

keluarga yang susah diatur,sebagai berikut :

“..kadang kalau pasien yang sering memanggil perawat padahal

sudah berkali-kali mengeluh kita sudah datangi tapi tetap manggil gitu

kita jengkel juga, jadi kadang males kalau mau datang kepasien

itu..”(P01)

“..kadang keuarga pasien itu susah diberi tau, diberi informasi gak

mudheng-mudheng kita ya capek selalu mengulang ulang informasi,

kadang juga kalau di ICU kan ada jam jenguk keluarga ada keluarga

yang diberi tau malah ngeyel, gitu jadi males sendiri,,”(P03)

Hasil wawancara tersebut partisipan kedua mengatakan bahwa jika

pasien terus memanggil perawat, perawat menjadi malas karena pasien

tersebut rewel tidak mengikuti apa yang diberikan oleh perawat maka

partisipan ini belum mengaplikasikan sikap caring yang harus sabar,

ramah dalam memberikan pelayanan.

b. Masalah pribadi

Ungkapan partisipan sebagai berikut :

“kalau saya orangnya cenderung untuk diam, paling meminimalisir

interaksi kepasien bila ada masalah mbak..”(P01)

“..Sejauh ini saya belum pernah membawa masalah pribadi dalam

pekerjaan, saya berusaha untuk bersikap profesional mbak.”(P02)

“...kalau saya masalah pribadi ya dirumah, kalau sudah bekerja ya

bekerja mbak..”(P03)

Hasil wawancara bahwa partisipan 2 dan 3 ini mampu bersikap

profesional dalam memberikan pelayanan. Tetapi partisipan 1 belum

mampu dalam memebrikan pelayanan yang dapat menunjang kepuasan

Page 67: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

59

bagi pasien maupun keluarga, karena bila ada maslah partisipan 1

cenderung untuk diam dan meminimalisir untuk berinteraksi dengan

pasien maupun keluarga.

c. Reward atau pengahargaan

Ungkapan partisipan sebagai berikut :

“itu dari Rumah Sakit kalau ruangan sendiri belum pernah

mbak.”(P02)

Hasil wawancara pada partisipan mengatakan bahwa dalam ruangan

belum ada pemberian reward kepada perawat, hal ini menunjukan bahwa

peningkatan kinerja atau motivasi dalam bekerja kurang memberikan

pelayanan yang bermutu, bila dalam suatu tim terdapat sistem reward

kepada perawat dapat meningkatkan kinerja perawat sehingga memberikan

asuhan keperawatan yang bermutu dan komprehensif.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pelayanan menyeluruh

Hasil wawancara partisipan cukup mengetahui bahwa caring merawat dari

segi biologis, spiritual dan psikologis pasien tetapi realitasnya pelayanan hanya

berorientasi pada fisik saja. Pasien yang dirawat tidak hanya mengalami gangguan

fisik, namun juga ada gangguan psikologis akibat perubahan peran selama sakit.

Pasien yang mengalami perawatan dapat mengalami kecemasan, gelisah, bingung,

kesepian dan takut akibat penyakitnya maupun kondisi lingkungan perawatan

yang asing, hal ini terutama dialami pasien yang dirawat di ICU, untuk itulah

Page 68: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

60

seorang perawat di ICU juga harus bisa memberikan perawatan untuk menunjang

psikologis pasien.

Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi

setiap harinya, manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis

atau biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan

akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kelima kebutuhan ini

dijelaskan dalam bentuk hierarki yang sering dikenal dengan hierarki kebutuhan

Maslow. Kebutuhan fisiologis atau biologis merupakan kebutuhan pokok yang

utama bagi manusia. Kebutuhan ini meliputi oksigen, air, cairan dan elektrolit,

serta makan atau minum dan seks. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, akan terjadi

ketidakseimbangan fisiologis.

Kedua, kebutuhan rasa aman ini mutlak diperlukan manusia, tanpa adanya

keamanan, manusia akan merasa selalu terancam dalam menjalani kehidupan.

Pasien memerlukan rasa aman dalam menjalani perawatannya sehingga jika

merasa aman segi psikologis atau mental pasien akan tenang dan dapat fokus

dalam menjalani perawatan selama di ruang ICU, Perawat berperan penting dalam

memberikan pelayanan yang dapat menunjang rasa aman bagi pasien maupun

keluarga pasien. Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan ,mencintai dan dicintai.

Cinta dan kasih sayang dapat dirasakan oleh setiap manusia, misal seseorang

mendambakan kasih sayang atau cinta kasih dari orang lain, baik dari orang tua,

saudara, teman, maupun kekasih; seseorang ingin dicintai atau mencintai orang

lain; seseorang ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada. Begitu juga

seorang pasien dalam menjalani perawatannya juga mengingingkan bahwa orang

Page 69: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

61

yang berada didekatnya mencintai atau menyayanginya dalam hal ini seorang

perawat wajib mempunyai rasa kasih sayang kepada pasien guna untuk

memberikan asuhan keperawatan yang bermutu dengan mampu bersikap caring

sehingga pasien merasa bahwa pasien diterima dengan baik di tempat

perawatannya.

Keempat adalah kebutuhan akan harga diri. Seseorang dapat merasa tidak

dihargai apabila harga dirinya terancam. Perawat seharusnya mampu bersikap

caring salah satunya ialah tanggap atau peka terhadap keluhan pasien dan setia

mendengarkan keluhan-keluhan pasien karena dengan perawat mempunyai sikap

caring berarti mampu mengahargai pasien tersebut. Kelima adalah kebutuhan

aktualisasi diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang berada pada tingkat

paling atas dalam hierarki kebutuhan manusia, misal pasien yang memiliki

keinginan untuk sembuh dari sakitnya. Hal ini perawat berperan untuk selalu

memotivasi pasien agar selalu berfikiran positif selama perawatan dan

menumbuhkan keinginan dalam diri pasien untuk sembuh dan selalu semangat

dalam menjalani perawatannya. Karena walaupun pasien sudah berusaha

maksimal dalam menjalani pengobatannya tetapi kalau aktualisasi dirinya untuk

sembuh dari penyakitnya tidak tumbuh dalam dirinya maka kesembuhan dalam

perawtanya tidak totalitas.

Tidak akan ada cure tanpa caring, tetapi ada caring tanpa curing. Oleh

karena itu dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat tidak dapat

memandang pasien sebagai bagian yang terpisah (Leininger dalam Kozier 2010).

Dalam kenyataan sehari-hari perawat-perawat sekarang lebih cenderung tertarik

Page 70: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

62

pada pekerjaan dokter seperti pengobatan dan tindakan-tindakan medik. Bahkan

dalam praktik keperawatan, beberapa perawat mengatakan bahwa mereka tidak

mempunyai waktu untuk mendengarkan pasien, memberi dukungan, kenyamanan

dan tindakan caring yang lainnya. Hal ini disebabkan karena tanggung jawab

interdependen perawat pada dokter yaitu mengerjakan tugas-tugas dokter. Perawat

mempunyai persepsi bahwa bila waktu mereka lebih banyak digunakan untuk

berkomunikasi atau kontak dengan pasien, maka status mereka menjadi lebih

rendah (Woodward dalam Kozier 2010).

4.4.2 Humanistik

Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan

yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan bukan

hanya sebagai nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu.

Perawat yang menggunakan pendekatan humanistik dalam praktiknya

memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran,

perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, perilaku dan bahasa tubuh (Watson

2004). Sesuai dengan teori tersebut, Partisipan menyatakan bahwa dalam

melakukan pelayanan bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan fisik pasien

namun juga menggunakan perasaan. Ini adalah salah satu contoh perilaku yang

manusiawi.

Perawat tidak akan bisa memperlakukan pasien dengan manusiawi bila

tidak menggunakan perasaan dalam melakukan tindakan keperawatan. Sikap

caring harus tercermin sepuluh faktor karatif yang berasal dari nilai-nilai

Page 71: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

63

humanistik, salah satunya yaitu pembentukan sistem nilai humanistik yang berupa

perawat menumbuhkan rasa puas, karena mampu memberikan sesuatu kepada

klien, merawat dengan segala perasaannya. Selain itu, perawat juga

memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan

kepada klien, begitu juga dapat menjelaskan bahwa partisipan telah memberikan

nilai humanistik kepada pasiennya, dari segi observasi partisipan juga telah

merawat langsung, dan memberikan segala kemampuannya dalam merawat pasien

(Watson 2010).

Agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang bersifat

holistik secara komprehensif, maka perawat harus mengenal kebutuhan biofisikal,

psikofisikal, psikososial, dan interpersonal dirinya dan klien. Hal ini merupakan

salah satu manifestasi caring yang berhubungan dengan carative factor, terutama

pada poin ke sembilan yaitu perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif

diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih

ke tingkat selanjutnya. Bila hal ini tercapai maka kepuasan terhadap kebutuhan

manusia mampu terpenuhi sesuai asumsi dasar caring yang menyatakan bahwa

praktik caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan

mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan

dan membantu klien yang sakit sehingga menjamin adanya kepuasan terhadap

kebutuhan manusia.

Page 72: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

64

4.4.3 Pemenuhan kebutuhan dasar

Pernyataan ketiga partisipan dapat diketahui bahwa pelayanan yang

diberikan perawat dapat berupa pemberian tindakan atau prosedur keperawatan

maupun tindakan yang merupakan pendelegasian dari dokter misalnya dalam

pemberian obat-obatan dan tindakan invasif lainnya. Intervensi keperawatan

adalah keperawatan langsung yang dilakukan perawat atas nama klien termasuk

tindakan atas prakarsa perawat, sebagai hasil dari diagnosa keperawatan,

pengobatan yang diprakarsai dokter sebagai hasil dari diagnosa medis dan

penampilan dari klien yang tidak dapat melakukan fungsi penting sehari-hari.

Intervensi keperawatan merupakan tindakan yang akan langsung mempengaruhi

klien (Kozier 2010).

Intervensi yang dilakukan oleh seorang perawat dapat berupa tindakan

mandiri maupun kolaboratif yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dari

suatu penyakit dengan cara memantau kondisi dan perkembangan klien. Menurut

pernyataan perawat dan dari hasil observasi peneliti terlihat bahwa prosedur

keperawatan yang biasa dilakukan oleh perawat antara lain personal higiene,

menyiapkan tempat tidur, mengganti pakaian pasien, memberikan obat,

mengganti infus, melakukan suction, memberikan motivasi dan pendidikan

kesehatan kepada keluarga.

Pemenuhan kebutuhan dasar merupakan fokus intervensi keperawatan,

oleh karena itu yang menjadi tujuan utama dari perawatan pasien adalah semua

kebutuhan dasar pasien terpenuhi seperti yang diungkapkan oleh kedua

Page 73: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

65

responden. Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang bermutu maka

tindakan keperawatan harus berorientasi kepada pasien. Namun, karena masalah

klien sangat unik dan kebutuhannya sangat individual maka perawat senantiasa

harus meningkatkan diri agar selalu memiliki kemampuan dan pengetahuan yang

diperlukan dalam membantu klien menyelesaikan masalahnya (Momison 2009).

Kemampuan perawat memenuhi kebutuhan klien dapat dipengaruhi

beberapa faktor antara lain: tingkat ketergantungan klien, sistem penugasan,

kelengkapan fasilitas, kewenangan dan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga

keperawatan sebagai pelaksana dan kemampuan manajer keperawatan dalam

mengorganisasikan pekerjaan kepada bawahan. Menurut partisipan tindakan yang

dilakukan pasien didasarkan pada kebutuhan pasien. Pernyataan ini sangat tepat

mengingat kebutuhan pasien yang beraneka ragam dan unik maka tindakan

keperawatan juga harus berdasarkan pada kebutuhan pasien dan kebutuhan pasien

satu dengan yang lainnya tidak sama.

4.4.4 Asuhan Langsung

Asuhan langsung dan interaksi perawat-pasien merupakan salah satu ciri

yang membedakan caring dengan curing. Interaksi perawat-pasien bukan semata-

mata interaksi sesaat namun terjalin cukup panjang, bahkan sampai 24 jam. Hal

itu dipahami oleh Partisipan bahwa interaksi perawat-pasien di ICU lebih intensif

dibandingkan dengan di bangsal umum. Hal ini dikarenakan kondisi pasien di

ICU yang kurang stabil membutuhkan pengawasan yang lebih intensif.

Page 74: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

66

Caring adalah elemen yang crusial dalam kesehatan, perkembangan

manusia, dan hubungan antar manusia (human relationship). Sedangkan

hubungan perawat-pasien merupakan salah satu dimensi caring (Leininger dalam

Kozier 2010). Dalam ”Theory of Human Caring” juga mengemukakan salah satu

asumsinya bahwa caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan

secara interpersonal.(Watson 2004)

Caring merupakan jenis hubungan dan interaksi yang diperlukan antara

pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai

manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa status kesehatan pasien dipengaruhi oleh

hubungannya dengan perawat, keberhasilan hubungan terapeutik perawat-pasien

akan mempengaruhi keberhasilan tindakan keperawatan (Watson 2004).

Pernyataan partisipan, diketahui bahwa aktivitas merawat merupakan

bentuk asuhan langsung yang diberikan perawat kepada pasien guna memenuhi

kebutuhan dasar pasien melalui interaksi perawat-pasien dan proses teaching

learning. Aktivitas merawat bukan hanya membantu pasien memenuhi kebutuhan

fisik namun juga memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengembangkan

diri dalam rangka mencapai kesembuhan. Hal ini juga sesuai konsep Leininger

dalam teori Culture care diversity and universality yang menyatakan bahwa

caring dalam profesionalisme perawat diartikan sebagai pendidikan kognitif dan

formal mengenai pengetahuan care serta keterampilan dan keahlian untuk

mendampingi, mendukung, membimbing, dan memfasilitasi individu secara

Page 75: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

67

langsung dalam rangka meningkatkan kondisi kehidupannya, mengatasi

ketidakmampuan/ kecacatan atau dalam bekerja dengan klien.

4.4.5 Sabar

Sikap caring yang utama adalah mempunyai sikap yang sabar terhadap

pasien karena sebagai pemberi pelayanan kepada klien seharusnya mampu

memberikan totalitas atau pelayanan yang maksimal tetapi dari pernyataan

partisipan menunjukkan bahwa partisipan hanya sekedar mengetahui seperti apa

sikap caring dalam memberikan asuhan keperawatan.

Tujuh asumsi yang mendasari sikap caring pada poin keempat dan kelima

yaitu caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu

saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,

serta lingkungan yang penuh sikap caring yang salah satunya sabar ini sangat

potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dalam memilih tindakan

yang terbaik bagi dirinya (Watson 2004).

Dalam 6 dimensi kualitas pelayanan perawat yang dapat mewujudkan

tingkat kepuasan pasien ini juga menyatakan bahwa dengan cara bersikap caring

salah satunya sabar dapat memberikan asuhan fisik dan dapat memperhatikan

emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan bagi klien. Sehingga bila

pasien merasa aman juga akan dapat menunjang psikologis pasien untuk

menjalani perawatan di ICU (Parasuraman dalam Muninjaya 2004).

Page 76: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

68

4.4.6 Jujur

Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan dan niat baik.

Bersikap caring untuk klien dan bekerja sama dengan klien dari berbagai

lingkungan merupakan esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat

dituntut menggunakan keahlian, kata yang lemah lembut, serta jujur terhadap

situasi dan kondisi yang terjadi pada pasien (Momison 2009). Hal ini partisipan

mengungkapkan bahwa tidak hanya jujur terhadap kondisi yang terjadi pada

pasien tetapi juga terhadap tindakan yang perawat lakukan pada pernyataan

partisipan jujur terhadap tindakan ini misalnya dalam hal ketepatan waktu dan

pendokumentasian pemberian obat. Dari hasil observasi partisipan berusaha

menjelaskan bagaimana kondisi pasien kepada keluarga pasien, tetapi dari segi

tindakan partisipan misal pemberian obat belum tepat waktu dan sesuai dengan

jadwal program pemberiannya.

4.4.7 Tanggap akan keluhan pasien

Enam dimensi kualitas pelayanan perawat yang dapat mewujudkan

kepuasan pada pasien salah satunya ialah ketanggapan perawat merupakan

kemampuan memberikan pelayanan tanggap dan peduli terhadap kebutuhan

sehari-hari pasien dan kebutuhan dasar pasien, sesuia dengan tugas seorang

perawat dalam memnuhi kebutuhan dasar dan kebutuhan sehari-hari pasien, maka

dalam memberikan pelayanan keperawatan harus mempunyai sikap yang peka

terhadap keluhan-keluhan pasien. Hal ini cukup dipahami oleh ketiga partisipan

bahwa bila pasien memanggil perawat atau kesakitan maka perawat langsung

Page 77: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

69

mendatangi dan menanyakan apa yang menjadi keluhannya, tetapi dalam hasil

observasi membuktikan bahwa partisipan belum menerapkan sepenuhnya, hal

inilah yang menjadi image perawat yaitu perawat galak, judes karena dalam hal

kepekaan terhadap keluhan pasien pun kadang masih belum memahami dan

bersikap caring salah satunya tanggap akan keluhan pasien, sehingga pasien tidak

puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat (Parasuraman dalam

muninjaya 2004).

4.4.8 Komunikasi

Pernyataan partisipan, dapat diketahui bahwa partisipan cukup memahami

akan pentingnya komunikasi dalam memberikan intervensi keperawatan. Tujuan

keperawatan berorientasi pada proses interpersonal antara perawat dan klien yang

dicapai melalui tahapan-tahapan dalam komunikasi terapeutik (Peplau dalam

Kozier 2010).

Komunikasi terapeutik bukan hanya semata-mata percakapan biasa antara

perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan gabungan antara

percakapan dan caring berdasarkan tujuan tertentu. Komunikasi terapeutik

merupakan kunci membangun hubungan terapeutik yang mempunyai manfaat

besar bagi keberhasilan asuhan keperawatan. Dalam komunikasi terapeutik,

perawat menggunakan dirinya sebagai instrumen terapi dan pasien adalah fokus

dari terapi tersebut. Komunikasi terapeutik terdiri dari komunikasi verbal dan non

verbal. Dari pernyataan partisipan diketahui bahwa komunikasi verbal yang

dilakukan perawat antara lain perkenalan dan menjelaskan tindakan yang

Page 78: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

70

merupakan tahapan orientasi dalam komunikasi interpersonal (Peplau dalam

Koxier 2010).

Pernyataan partisipan dan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa

perawat cukup memahami tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki

perawat. Perawat mengetahui bahwa sikap dan perilaku tersebut dilaksanakan

bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasien semata namun juga kebutuhan

keluarga. Dari observasi yang dilakukan, tidak semua perawat ICU

mengaplikasikan sikap caring yang didapat. Terutama dalam hal pemenuhan

kebutuhan psikologis seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan

pasien.

Partisipan cukup mengerti tentang sikap dan perilaku caring yang harus

dimiliki oleh seorang perawat yang meliputi sabar, jujur, tanggap akan keluhan

pasien, ramah, empati, tanggung jawab. Selain jujur dan sabar, seorang perawat

harus tanggap terhadap keluhan pasien. Hal ini juga diungkapkan oleh partisipan.

Tanggap terhadap pasien dimaksudkan perawat harus segera berespon terhadap

apa yang menjadi keluhan pasien.

Perawatan merupakan caring for dan caring about orang lain. Caring

for adalah kegiatan-kegiatan dalam memberikan asuhan keperawatan seperti

prosedur keperawatan dan membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien. Caring

about berkaitan dengan kegiatan sharing atau membagi pengalaman-pengalaman

seseorang dan keberadaannya. Perawat perlu menampilkan sikap empati, jujur dan

tulus dalam melakukan caring about. Hal ini cukup dipahami oleh partisipan.

Page 79: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

71

Partisipan menyatakan bahwa pasien dalam kondisi koma sekalipun masih bisa

merasakan sakit ketika perawat melakukan tindakan invasif terhadap dirinya.

Dengan demikian, perawat tetap harus memberikan tindakan secara lemah

lembut kepada pasien koma agar tidak menyakitinya. Partisipan lain juga

mengungkapkan bahwa dalam melakukan perawatan, seorang perawat lebih

banyak menggunakan perasaan. Adanya rasa kasihan inilah yang mendorong

perawat melakukan tindakan ke pasien. Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa dalam caring, emosi, perasaan belas kasih atau empati

terhadap pasien merupakan unsur yang penting. Karena empati inilah yang

mendorong perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara

manusiawi.

Perilaku yang tidak kalah penting yang harus diterapkan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien adalah komunikasi terapeutik.

Komunikasi dalam bidang perawatan merupakan proses untuk menciptakan

hubungan antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya, untuk

mengenal kebutuhan pasien, merencanakan tindakan serta kerja sama dalam

pemenuhan kebutuhan tersebut. Komunikasi merupakan unsur pokok dalam

interaksi perawat-pasien. Komunikasi ini merupakan pencerminan perawatan

sebagai caring about berkaitan dengan kegiatan sharing yang dilakukan melalui

komunikasi.

Pernyataan partisipan diketahui bahwa seorang pasien terutama yang

dirawat di ICU akan mengalami rasa kesepian dan ketakutan akibat lingkungan

Page 80: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

72

perawatan yang asing ataupun akibat cemas terhadap penyakitnya. Dalam kondisi

demikian, pendekatan terhadap pasien melalui komunikasi harus dilakukan

perawat untuk membuat pasien merasa aman dan nyaman sehingga mengurangi

kecemasan.

Partisipan dengan pendidikan yang tinggi seharusnya tinggi pula

kompleksivitas kognitif dan pengetahuannya. Seseorang dengan pendidikan tinggi

seharusnya mempunyai keinginan yang lebih untuk mengembangkan diri.

Sedangkan seseorang dengan pendidikan yang lebih rendah akan

mempertahankan tradisi yang ada. Namun dalam penelitian ini malah sebaliknya,

hal ini bisa dikarenakan beberapa faktor antara lain sifat dan pengalaman. Aliran

nativisme/ pesimisme menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh

sifatnya yang akan mempengaruhi dalam komunikasi. Hal itu sesuai dengan

yang terjadi pada partisipan, dari wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti diketahui bahwa terdapat partisipan mempunyai sifat pendiam sehingga

jarang berkomunikasi dengan pasien dan hanya berkomunikasi seperlunya

dengan pasien maupun keluarga pasien. Berbeda dengan partisipan yang terlihat

lebih akrab dengan pasien dan keluarganya serta lebih banyak berkomunikasi

dengan pasien dan rekan kerjanya.

Partisipan yang mempunyai pengalaman kerja yang lebih sedikit

dibandingkan partisipan yang lain. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam berkomunikasi dan mengaplikasikan teori. Teori mengatakan

bahwa pengalaman hidup seseorang didapat dari orang lain dimana orang tersebut

selalu berinteraksi, semakin banyak pengalaman yang dialami perawat maka

Page 81: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

73

semakin banyak kenyataan yang diterimanya, salah satunya adalah sikap dan

perilaku caring (Peplau dalam Kozier 2010).

4.4.9 Tidak berorientasi pada teori

Asuhan keperawatan profesional diberikan kepada klien oleh tenaga

keperawatan yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang telah ditetapkan

oleh profesi. Asuhan keperawatan ini seyogyanya berlandaskan ilmu pengetahuan,

prinsip dan teori keperawatan serta keterampilan dan sikap sesuai dengan

kompetensi dan kewenangan yang diemban kepada perawat tersebut. Sedangkan

definisi dari praktik keperawatan profesional ialah kiatan praktik keperawatan

yang dilakukan oleh perawat profesional, yaitu perawat yang berpendidikan

tinggi, menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan (profesional

attitude), memiliki dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

(scientific knowledge) dan tepat guna, memiliki dan menerapkan keterampilan

keperawatan profesional (profesional nursing skills), yang meliputi keterampilan

interpersonal (interpersonal skills), keterampilan teknikal (technical skills), dan

keterampilan intelektual (intelectual skills), menggunakan etika keperawatan

(profesional ethics) sebagai tuntunan dalam melaksanakan praktik keperawatan

ilmiah dan dalam kehidupan profesi keperawatan (Sarwono dalam Sunaryo 2005).

Partisipan mengatakan bahwa teori yang didapat diaplikasikan namun juga

disesuaikan dengan keadaan dan situasi lapangan. Hal ini dapat dikatakan sebagai

salah satu aplikasi dari penerapan keterampilan yang tepat guna dalam

penerapannya fleksibel dan disesuaikan kondisi lapangan namun tidak

Page 82: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

74

meninggalkan prinsip dasar dari konsep atau ilmu tersebut. Meskipun demikian

partisipan dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mempunyai

pengetahuan lebih mengatakan hal yang sebaliknya dimana teori dan ilmu yang

diperoleh kadang tidak diaplikasikan di lahan praktik. Perilaku yang didasari

pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan dalam

proses adopsi perilaku. Namun kenyataan yang ada dalam penelitian ini justru

sebaliknya dan hal ini dimungkinkan karena adanya faktor lain. Faktor yang

mempengaruhi disini terutama peran perawat ruangan. Partisipan 2 sebagai kepala

ruang, diman tugasnya sebagai seorang pemimpin dalam ruang maka harus

menjadi contoh atau role model bagi perawat lainnya sehingga selalu berusaha

untuk melaksanakan tugas dan mengaplikasikan ilmunya secara maksimal.

4.4.10 Menstimulasi kesadaran

Caring merupakan jenis hubungan antara perawat-pasien yang bertujuan

untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian

mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.(Watson 2004) Manfaat caring

ini juga disadari oleh partisipan yang menyatakan bahwa kesembuhan pasien bisa

diperoleh karena pengobatan yang tepat dan didukung oleh kondisi psikologis

pasien. Hal ini juga berlaku untuk pasien yang mengalami penurunan kesadaran.

Adanya sentuhan fisik dan psikologis diharapkan mampu memberikan rangsangan

yang dapat meningkatkan kesadaran pasien.

Terkadang penggunaan berbagai alat monitor di ICU menyebabkan

perawat mengabaikan touching atau sentuhan padahal sentuhan sebagai salah satu

Page 83: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

75

bentuk komunikasi dan perilaku caring sangat diperlukan dalam perawatan pasien

terutama pada pasien kritis seperti di ruang ICU. Rasa takut, nyeri, stres akut yang

dialami pasien dapat meningkatkan kebutuhan pasien akan sentuhan. Meskipun

jenis kelamin, etnis, dan usia mempengaruhi persepsi seseorang terhadap

sentuhan, namun pasien menghargai adanya sentuhan yang dilakukan selama fase

krisis (Peplau dalam Kozier 2010).

Menstimulasi kesadaran tidak hanya dengan sentuhan melainkan juga

melalui komunikasi walaupun pasien koma tetapi masih dapat mendengarkan

maka pasien koma perlu untuk selalu diajak berkomunikasi. Dalam hal ini yaitu

komunikasi terapeutik sangat berperan komunikasi ini tidak hanya semata-mata

percakapan biasa antara perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan

gabungan antara percakapan dan caring berdasarkan tujuan tertentu. Komunikasi

terapeutik merupakan kunci membangun hubungan terapeutik yang mempunytai

manfaat besar bagi keberhasilan asuhan keperawatan salah satunya yaitu

meningkatkan kesadaran pada pasien koma. Dalam komunikasi terapeutik ini

perawat menggunakan dirinya sebagai instrumen terapi dan pasien adalah fokus

dari terapi tersebut (Peplau dalam Kozier 2010).

4.4.11 Pasien rewel dan keluarga yang susah diatur

Praktik caring sebagai pusat keperawatan, menggambarkan caring sebagai

dasar dalam sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang universal (kebaikan,

kepedulian, cinta terhadap diri sendiri dan orang lain). Caring digambarkan

Page 84: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

76

sebagai moral idea keperawatan; hal tersebut meliputi keinginan untuk merawat,

kesungguhan untuk merawat, dan tindakan merawat (Watson 2010).

Hasil wawancara mengatakan bahwa keluarga pasien menjadi faktor yang

dapat mengahambat dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu

dengan bersikap caring kepada pasien maupun keluarga pasien. Hal ini tidak

sesuai dalam sepuluh faktor karatif yang salah satunya yaitu menumbuhkan

kesensitifan terhadap orang lain dalam teori ini menekankan bahwa perawat harus

menghargai kesensitifan dan perasaan klien maupun keluarganya sehingga ia

dapat menjadi lebih sensitif, dan bersikap sewajarnya pada orang lain sehingga

dalam memberikan pelayanan kepada pasien maupun keluarga ia dapat bersikap

baik serta dapat mengahragai bahwa keluarga pasien sangat mengalami perasaan

yang sedih karena salah satu angoota keluarga ada yang sakit diruang ICU

dikarenakan orang awam melihat bahwa pasien yang berada di ruang ICU

mempunyai penyakit yang parah sehingga respon keluarga berbeda-beda (Watson

2010).

Pendidikan kesehatan kepada keluarga sangat penting untuk memberikan

informasi dan tindakan-tindakan yang akan dilakukan kepada pasien, misal pasien

yang akan dilakukan pemasangan NGT perawat harus memberikan informed

consent kepada keluarga karena keluarga merupakan orang yang

bertanggungjawab kepada pasien. Karena melalui proses tersebut secara langsung

perawat mengikutsertakan keluarga dalam tindakan yang diberikan kepada pasien,

tidak hanya tindakan medis saja yang harus perawat informasikan kepada

keluarga tetapi segala informasi tentang kondisi pasien pun harus diberikan

Page 85: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

77

melalui pendidikan kesehatan kepada keluarga sehingga keluarga merasa aman,

dan tenang dalam menunggu anggota keluarganya yang sakit. Dari hasil observasi

partisipan kurang memahami akan pentingnya pendidikan kesehatan kepada

keluarga pasien malah partisipan menganggap bahwa bila keluarga pasien rewel

dan susah diatur karena banyak bertanya kepada perawat.

4.4.12 Reward atau pengahargaan

Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti, kurangnya

penghargaan terhadap kinerja perawat dari Rumah Sakit maupun pasien bisa juga

menjadi salah satu penyebab munculnya fenomena di atas. Berbagai alternatif

dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan ini, diantaranya adalah adanya

sistem penghargaan yang diberikan oleh ruangan maupun Rumah Sakit terhadap

kinerja perawat. Namun sayangnya, banyak Rumah Sakit yang belum

membakukan sistem penghargaaan untuk memotivasi kinerja perawat seperti di

RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri ini. Masyarakat

maupun pasien sendiri masih belum bisa menghargai perawat seperti mereka

menghargai dokter meskipun masyarakat juga mengharapkan pelayanan yang

optimal dari perawat. Selain itu, tidak adanya kotak saran atau survey dari Rumah

Sakit terhadap pasien dalam rangka peningkatan mutu Rumah Sakit juga

menjadikan perawat enggan untuk meningkatkan kinerjanya dan cenderung

melakukan aktivitas sesuai rutinitas kesehariannya.

Pemberian penghargaan dari atasan kepada bawahan ini sangat perlu

karena untuk menunjang motivasi dalam diri seseorang untuk memberikan

Page 86: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

78

pelayanan yang terbaik bagi klien. Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau

psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon.

(Stevenson dalam Sunaryo 2013). Motivasi suatu proses gerakan termasuk situasi

yang mendorong dan timbul dalam diri individu, serta tingkah laku yang

ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau

perbuatan.Manusia memliki sifat yang unik sehingga untuk memotivasi mereka

satu dengan yang lainnya tidak harus sama, karena ketika kebutuhan paling dasar

dipuaskan, individu akan termotivasi untuk mencapai kebutuhan berikutnya

(Sunaryo 2013).

Jenis motivator secara umum yaitu uang, penghormatan, tantangan, pujian,

kepercayaan atasan kepada bawahan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja

yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian,

lingkungan yang kreatif, bonus atau hadiah, ucapan terimakasih, dan keyakinan

dalam bekerja (Sunaryo 2013). Hal ini partisipan menyatakan bahwa belum ada

reward dari atasan kepada bawahan sedangkan reward atau penghargaan ini

merupakan salah satu jenis dari motivator maka kualitas kinerja partisipan kurang

maksimal hal ini selaras dengan hasil pengamatan kepada partisipan yang jika ada

waktu yang luang partisipan hanya tiduran, menonton TV, bahkan ada pula yang

ijin keluar pada jam kerja.

Seharusnya Seorang karyawan bekerja dengan baik, bukan karena

ancaman atau bujukan namun karena kesadarannya termotivasi untuk bekerja

dengan baik agar perusahaannya maju dan kesejahteraanya meningkat, dalam hal

ini seorang perawat jika bekerja dengan baik dan atas kesadarannya termotivasi

Page 87: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

79

untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada pasien, sehingga

pasien pun juga puas akan pelayanan yang kita berikan dan dapat juga

meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit, sehingga image pada masyarakat

akan pelayanan yang kurang ramah, perawat yang judes, galak ini dapat berganti

dengan perawat yang ramah, tanggap akan keluhan pasien, dan daapat bersikap

caring tersebut.

4.4.13 Sikap caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

Penelitian ini menyatakan bahwa partisipan tidak mengetahui pasti

pengertian dari caring. Partisipan hanya dapat mengetahui nilai-nilai caring dalam

bentuk pelayanan keperawatan. Partisipan mengatakan bahwa dirinya tidak

mengenal secara tepat arti dari caring namun secara tidak sadar mereka sudah

melaksanakannya dalam sehari-hari, meskipun belum maksimal.

Partisipan mengerti unsur-unsur dalam bersikap caring, namun belum

dapat mengaplikasikan dalam praktik sehari-hari, sehingga dalam pemberian

pelayanan kurang maksimal. Dikarenakan pemahaman perawat dalam bersikap

caring ini hanya sebatas pemahaman saja tetapi belum dapat mengamalkanya

dalam profesinya sebagai perawat. Partisipan juga mengetahui bahwa manfaat

caring dapat memberikan ketenangan, menstimulasi kesadaran pada pasien koma,

dan dapat menimbulkan ketidakpuasan pasien dalam pelayanannya namun hal ini

dalam pengamatan partisipan belum mengaplikasikan sikap caring dalam

pemberian asuhan keperawatan sehingga pasien dapat merasa tidak nyaman dalam

Page 88: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

80

perawatannya khususnya di intensif care unit, selain itu kecemasan pasien yang

keadaannya sadar juga lebih aktif.

4.4.14 Keterbatasan penelitian

Diadakannya penelitian ini untuk mengeksplorasi sikap caring perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, diharapkan mampu menjadi

awal terbentuknya perawat yang mampu selalu bersikap caring pada pasien

khusunya di Intensif Care Unit dan keluarga pasien.

Mengingat penelitian yang dilakukan hanya terbatas untuk mengetahui

sikap caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, maka

hal ini menjadi salah satu keterbatasan penelitian. Peneliti belum mengidentifikasi

atau menggali segi psikologis pasien agar dapat memvalidasi apakah sikap dan

perilaku perawat diruang intensif care unit ini dapat memberikan kepuasan dari

segi perasaan dan mental pasien.

Page 89: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

81

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berbagai pembahasan sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

1. Perawat menilai bahwa caring merupakan pelayanan yang bersifat

menyeluruh atau komprehensif dan merawat secara langsung serta

dikembangkan nilai-nilai humanistik guna memenuhi kebutuhan dasar

pasien yang dilakukan melalui interaksi perawat-pasien.

2. Sikap dan perilaku caring meliputi sabar, jujur, tanggap akan keluhan

pasien, ramah, komunikasi, memberikan motivasi, memberi kenyamanan,

tidak berorientasi pada teori.

3. Caring dalam keperawatan mempunyai banyak manfaat untuk pasien,

seperti memberi ketenangan jiwa, menstimulasi kesadaran, dan

menimbulkan kepuasan bagi pasien.

4. Faktor yang mempengaruhi sikap caring perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan meliputi pasien yang rewel, keluarga pasien yang

susah diatur, masalah pribadi pemberi pelayanan, dan sistem reward atau

pengahargaan.

Page 90: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

82

5.2 Saran

1. Perawat hendaknya selalu mengajarkan dan mensosialisasikan sikap

caring dalam praktik keperawatan atau pelayanan kesehatan di intensif

care unit, mengingat caring merupakan konsep inti keperawatan dan

berdampak besar pada pasien bila diaplikasikan.

2. Reward yang berupa penghargaan dan panisme dari pihak rumah sakit

hendaknya diberikan kepada perawat dalam rangka memotivasi perawat

dalam meningkatkan kualitas kinerjanya yang berupa pelayanan dengan

bersikap caring.

3. Rumah Sakit hendaknya memperhatikan kesejahteraan perawat dan tidak

hanya memberi dukungan dana lebih besar pada tindakan kuratif sehingga

memotivasi perawat untuk mengaplikasikan sikap caring dalam tindakan

keperawatan yang dilakukan.

4. Institusi pendidikan tinggi keperawatan hendaknya menerapkan

metodologi pengajaran dengan memasukkan sikap caring dalam mata

kuliah keperawatan dasar semenjak mahasiswa berada pada tingkat satu.

5. Untuk Penelitian selanjutnya bisa dilakukan terhadap partisipan dengan

jumlah yang lebih banyak dan karakteristik partisipan yang lebih beragam

sehingga data yang diperoleh lebih lengkap. Penelitian selanjutnya

hendaknya juga menggali sisi psikologis dari pasien.

Page 91: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

83

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Saleh,dkk, 2013, Hubungan Perilaku Caring dengan Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap Rumah Sakit, Diakses tanggal 23 November 2013,

http://eprints.undip.ac.id

Carpenito LJ. 1995. Diagnosa keperawatan : aplikasi pada praktik klinis.

Philadelphia : Lippincott Company

Direktorat jenderal pelayanan medik 2006, Standar Pelayanan keperawatan di

ICU, Departemen kesehatan RI

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 2011, Pedoman ICU, Departemen

Kesehatan RI

Fahriani,Rini 2011, Analisis Budaya Organisasi yang Berhubungan dengan

Perilaku Caring perawat pelaksana di Ruang Rawat inap RSUD

PROF.DR.H.aloei Saboe kota Gorontalo, Diakses tanggal 4 Desember 2013,

http://lontar.ui.ac.id

Gadow, S 2010, Touch and technology;Two Paradigmas of patient care, Journal

of Religion and Health

Kotler Philip 2003,Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas, Jakarta, PT.

Prehalindo

Kozier, dkk 2010, Fundamental of nursing: concepts, process, and practice, EGC

:Jakarta

Leininger,M.M 1998, Care:The essence of nursing and health

Thorofare,NJ:Charles B.Slack

Machfoeds, Ircham 2013, Metodologi penelitian(Kuantitatif & Kualitatif ).

Fitramaya : Yogyakarta

Margareta, 2009, Persepsi Pasien tentang Perilaku Caring Perawat dalam

Pelayanan Keperawatan di Ruang Maranata I, Diakses tanggal 28

November 2013, http://eprints.undip.ac.id

Miller, K.L, 1995, Keeping the care in nursing care . Our biggest challenge,

JONA

Morrison, Paul 2009, Caring & Comunicating : Hubungan Interpersonal dalam

Keperawatan, Edisi dua, EGC : Jakarta

Page 92: SIKAP CARING PERAWAT DALAM MEMBERIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-lucianawin... · 13 Pedoman Wawancara 14 ... mensosialisasikan sikap caring dalam praktik

84

Morse,J 1996, The Science of comforting, Reflection

Muninjaya. M 2004, Upaya meningkatkan profesionalisme perawat, Diakses

tanggal 29 Oktober 2013, http://risetdua.ui.ac.id

Polit, DF & Beck, CT 2006, Essentials Of Nursing Research Methods, Appraisal,

and Utilization, 6th edition, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia

Puspitasari, Niken, 2006, Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Prinsip Etika

terhadap Persepsi Caring pada Pasien Intra Operatif di Instalasi Bedah

Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang, Diakses tanggal 27 Oktober 2013,

http://eprints.undip.ac.id

Saryono & Anggraeni, MD 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang

Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta

Sutopo, H.B, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : Universitas

Sebelas Maret

Sunaryo, 2013, Psikologi dalam Keperawatan, Jakarta : EGC

Watt-Wattson, J 2004, The impact of nurses emphatic respons on patient pain

management in acute care, Nursing Research

Wiyono, 2002, Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap kepuasan dan Loyalitas

Pasien Rawat inap kelas III, Diakses tanggal 30 November 2013,

http://repository.ipb.ac.id