sfb4.docx

download sfb4.docx

of 8

Transcript of sfb4.docx

Laporan Praktikum Hari/Tanggal: Jumat/ 04-10-2013Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, M.Si Assisten: Aneisti Septiani Dwi Fauziah Syahrul Mustofa

KARBOHIDRAT (Uji Seliwanoff, Osazon, Tauber dan Iod)

Kelompok 6B :

Dezika GeniyaG84110065Gina ParadisaG84110016Resti Wanida PutriG84110040

DEPARTEMEN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2013PENDAHULUANKarbohidrat merupakan senyawa yang mengandung zat karbon (C) yang berikatan dengan hidrogen (H) dan oksigen (O). Karbohidrat tersebar luas pada tumbuhan dan hewan. Tumbuhan menghasilkan karbohidrat melalui proses fotosintesis sehingga menghasilkan glukosa dan oksigen. Jenis karbohidrat terdiri atas zat tepung (starch) dan zat gula. Karbohidrat juga diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida (Asmadi 2008). Uji seliwanoff merupakan uji kualitatif spesifik untuk mendeteksi keberadaan fruktosa dalam sampel. Reagen yang digunakan untuk uji ini adalah campuran resorsinol dan HCl yang kemudian diencerkan. Pengujian ini dilakukan dengan penambahan sampel ke dalam reagen dengan perbandingan sampel dan reagen 1:5 lalu campuran sampel dan reagen dididihkan selama beberapa menit. Hasil positif akan ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah ceri (Sumeru dan Anna 2002). Uji Osazon juga dikenal sebagai uji fenilhidrazin. Gula pereduksi dapat dibedakan dengan uji fenilhidrazin ketika karakteristik kristal osazon terbentuk. Osazon-osazon ini memiliki struktur, waktu pengendapan, dan titik leleh tertentu yang akan memudahkan dalam pengidentifikasian jenis gula pereduksi. Reagen yang digunakan dalam uji ini adalah campuran fenilhidrazin hidroklorida dan natrium asetat anhidrat dengan perbandingan yang sama. Reagen yang digunakan harus disiapkan beberapa saat sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan pencampuran sampel dan reagen, kemudian dididihkan. Pendidihan ini bertujuan memperkuat warna yang terbentuk (Malhotra 2003). Uji Tauber merupakan uji kualitatif spesifik terhadap pentosa. Uji Tauber memiliki reagen berupa asam asetat glasial yang akan bereaksi membentuk warna merah ceri dengan pentosa dan asam glukoronat, sedangkan dengan heksosa akan membentuk warna kuning hingga kecoklatan. Anilin asetat pada kertas penyaring akan berubah menjadi warna merah terang ketika diletakkan pada uap campuran pentosa dan asam hidroklorida, tetapi perubahan warna ini tidak akan terjadi bila terdapat heksosa. Sehingga uji Tauber digunakan untuk mendeteksi pentosa sebagai hasil positif dan heksosa sebagai hasil negatif (Iqbal dan Mido 2005). Uji iod merupakan uji spesifik untuk menentukan keberadaan polisakarida pati dan glikogen. Uji ini dilakukan dengan pengasaman sampel menggunakan asam klorida. Reagen berupa iodium dalam larutan kalium iodida. Adanya pati dalam contoh akan menghasilkan warna biru, sedangkan adanya glikogen dalam contoh akan menghasilkan warna merah (Sumeru dan Anna 2002). Praktikum uji karbohidrat ini bertujuan menunjukkan sifat dan struktur karbohidrat melalui uji kualitatif Seliwanoff, Osazon dan Iod. Selain itu melalui uji tersebut dapat diketahui struktur beberapa karbohidrat melalui reaksi dengan reagen uji.

METODETempat dan Waktu PraktikumPraktikum dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB pada hari Jumat tanggal 20 September 2013 pukul 08.00-11.00 WIB.Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet mohr, pipet tetes, penangas air, rak tabung rekasi dan papan porselen.Bahan-bahan yang digunakan adalah berbagai macam sampel karbohidrat seperti, fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, laktosa, dan pati. Pereaksi seliwanoff, pereaksi osazon, dan pereaksi iod.Prosedur PercobaanUji Seliwanoff, sebanyak 5 mL pereaksi seliwanoff dimasukkan kedalam enam buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan sampel fruktosa, glukosa, maltosa, laktosa, sukrosa, dan pati. Campuran tersebut dipanaskan hingga mendidih selama 60 detik.Uji Osazon, pereaksi osazon dan sampel 6 jenis karbohidrat dimasukkan kedalam tabung reaksi dipanaskan hingga mendidih selama 30 detik. Setelah dipanaskan ambil sampel dan amati dibawah mikroskop.Uji Iod, sedikit sampel pati dan gum arab dimasukkan kedalam papan porselen. Selajutnya kedua sampel tersebut dicampurkan dengan pereaksi iod. Campurkan dengan rata dan perhatikan perubahan warna yang terjadi.HASIL DAN PEMBAHASANTabel 1 Hasil pengamatan uji SeliwanoffLarutanHasil pengamatanKeteranganGambar

Glukosa 1%-Tidak ada perubahan warna

Sukrosa 1%+Timbul warna kemerahan

Laktosa 1%-Tidak ada perubahan warna

Maltosa 1%-Tidak ada perubahan warna

Pati 1%-Tidak ada perubahan warna

Fruktosa 1%+Timbul warna kemerahan

Keterangan : + : terdapat ketosa : tidak terdapat ketosaUji Seliwanoff akan menunjukkan hasil positif untuk fruktosa yang ditandai dengan terbentuknya warna merah. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, sampel seperti glukosa, laktosa, maltosa dan pati menunjukkan hasil yang negatif dengan tidak terjadinya perubahan warna. Sampel sukrosa dan fruktosa menunjukkan hasil yang positif sebab terjadi perubahan warna menjadi kemerahan. Uji Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk sampel yang mengandung gugus ketosa. Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri atas satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Uji Seliwanoff yang dilakukan dapat mendeteksi keberadaan molekul fruktosa pada sukrosa sehingga menghasilkan warna kemerahan sebagai hasil positif (Insel et al 2013). Tabel 2 Hasil pengamatan uji OsazonLarutanGambarGambar Literatur

Glukosa 1%

Sukrosa 1%Tidak terbentuk kristal

Laktosa 1%

Maltosa 1%

Pati 1%---

Fruktosa 1%

Sumber literatur : http://www.didier-pol.net/3osazon.htmUji Osazon dilakukan untuk mendeteksi keberadaan gula pereduksi dalam sampel. Gula pereduksi dapat dibedakan satu sama lain oleh reagen fenilhidrazin saat karakteristik osazonnya terbentuk. Kristal-kristal osazon memiliki struktur kristal, titik leleh, waktu pengendapan dan menghasilkan struktur kristalin yang berbeda bila diamati di bawah mikroskop. Namun sebab adanya persamaan struktur kristal glukosa, fruktosa dan manosa tidak dapat dibedakan oleh uji ini (Joshi dan Saraswat 2004). Berikut ini adalah reaksi pembentukan kristal osazon dari glukosa oleh reagen fenilhidrazin.

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, sukrosa tidak membentuk kristal osazon. Hal ini disebabkan sukrosa bukanlah gula pereduksi, sehingga kristal osazon tidak terbentuk. Ikatan yang menghubungkan glukosa dan fruktosa melibatkan karbon pertama glukosa dan karbon kedua fruktosa, sehingga tidak terdapat gugus gula bebas. Ketika sukrosa dihidrolisis, produk yang dihasilkan mengalami reduksi. Sukrosa itu sendiri bukan gula reduksi namun setelah dihidrolisis menjadi gula pereduksi (Vasudevan et al 2011). Hasil uji Osazon untuk glukosa, fruktosa, dan manosa membentuk seperti jarum. Hasil uji untuk galaktosa membentuk bola kecil seperti kluster (Malhotra 2003). Glukosa, laktosa, maltosa dan fruktosa berdasarkan pengamatan memiliki struktur yang sesuai dengan literatur yang diperoleh. Namun untuk sampel pati tidak ditemukan literatur yang tepat sebab umumnya uji Osazon tidak dilakukan pada polisakarida. Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa dan pati merupakan gula pereduksi. Walaupun uji Osazon untuk pati tidak umum dilakukan, pati merupakan polisakarida sehingga memiliki gugus gula bebas yang banyak dan bersifat sebagai gula pereduksi.Tabel 3 Hasil pengamatan uji iodinLarutanHasil pengamatanGambar

Tepung pati+

Tepung agar-agar-

Tepung gum arab-

Keterangan : - : tidak mengandung amilosa+ : mengandung amilosaUji iod merupakan uji kualitatif spesifik untuk mendeteksi keberadaan amilosa dan dekstrin dalam sampel. Adanya amilosa dalam sampel akan membentuk warna biru tua, sedangkan adanya dekstrin dalam sampel akan membentuk warna merah kecoklatan (Yoanasari 2003). Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh, sampel pati membentuk warna biru tua sebagai hasil positif. Adapun tepung agar-agar membentuk warna merah kecoklatan dan gum arab membentuk warna jingga sebagai hasil negatif. Tepung agar-agar menunjukkan hasil yang negatif untuk keberadaan amilosa, namun tepung agar-agar mengandung dekstrin sebab menghasilkan warna merah kecoklatan. Tepung gum arab yang menghasilkan warna jingga, tidak mengandung amilosa maupun dekstrin.

SIMPULANSetelah melakukan percobaan uji karbohidrat ini, mahasiswa dapat memahami prinsip berbagai uji. Uji Seliwanoff merupakan uji kualitatif untuk gula ketosa yang hasil positifnya membentuk warna merah. Fruktosa dan sukrosa memiliki gugus ketosa sehingga menghasilkan warna kemerahan sebagai hasil positif. Uji Osazon menggunakan reagen fenilhidrazin dan membentuk kristal untuk gula pereduksi. Struktur kristal yang terbentuk berbeda-beda sehingga jenis gula pereduksi dapat diklasifikasi. Uji iod merupakan uji yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan amilosa dan dekstrin dalam sampel. Berdasarkan hasil percobaan, pati mengandung amilosa dan tepung agar-agar mengandung dekstrin.

DAFTAR PUSTAKAAsmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan. Jakarta (ID): Salemba Medika.Insel P et al. 2013. Discovering Nutrition. Barlington (US): Jones & Bartlett LearningIqbal SA, Mido Y. 2005. Food Chemistry. New Delhi (IN): Discovery Publishing House.Joshi RA, Saraswat M. 2004. Guide to Biochemistry. New Delhi (IN): B. Jain PublishersMalhotra VK. 2003. Practical Biochemistry for Students. New Delhi (IN): Jaypee.Sumeru SU, Anna S. 2002. Pakan Udang Windu. Yogyakarta (ID): Kanisius.Vasudevan DM et al. 2011. Textbook of Biochemistry for Dental Students. New Delhi (IN): Jaypee.Yoanasari QT. 2003. Pembuata Bubur Bayi Instan dari Pati Garut. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.