SERI I - publikasi.mipastkipllg.compublikasi.mipastkipllg.com/admin/prosiding/Prosiding semnas...
Transcript of SERI I - publikasi.mipastkipllg.compublikasi.mipastkipllg.com/admin/prosiding/Prosiding semnas...
SERI IISBN 987-602-73991-0-5ISBN 987-602-73991-1-2
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DAN LOMBA MEDIA
PEMBELAJARANLubuklinggau, 21-22 November 2015
“Pemanfaatan dan Inovasi Sumber Belajar
dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”
Diselenggarkan oleh:
Program Studi Pendidkan Matematika STKIP PGRI LubuklinggauHimpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Lubuklinggau
Diterbitkan oleh:
STKIP PGRI Lubuklinggau
ii
Artikel dalam prosiding ini telah dipresentasikan dalamSeminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran (SN-LMP) 2015
Pemanfaatan dan Inovasi Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Copyright ©2016 STKIP PGRI Lubuklinggau
Hak cipta dilindungi undang-undangAll rights reserved
Editor:1. Dr. Fadli, M.Pd.2. Sri Handayani, M.Pd.
Reviewer:1. Prof. Dr. B.P. Sitepu, M.A. (Universitas Negeri Jakarta)2. Prof. Dr. H. Wahyu Widada, M.Pd. (Universitas Bengkulu)3. Dr. Heris Hendriana, M.Pd. (STKIP Siliwangi Bandung)4. Dr. Fadli, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau)5. Drs. Sukasno, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau)
Desain Sampul: Yufitri Yanto, M.Pd.
SERI IISBN 987-602-73991-0-5ISBN 987-602-73991-1-2
Diterbitkan oleh:STKIP PGRI LubuklinggauJalan Mayor Toha Kelurahan Air Kuti Tel/Fax (0733) 451432 Kota LubuklinggauSumatera Selatan, IndonesiaWebsite: https://www.semnas.stkip-lubuklinggau.ac.id, Email: [email protected]
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah AWT atas segala kebaikan-Nyasehingga Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran (SN-LMP) STKIP PGRILubuklinggau 2015 dan prosiding Seminar Nasional Pendidikan dapat dilaksanakan dandiselesaikan dengan baik. Kegiatan Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran2015 yang diselenggarakan berkat kerja keras dan komitmen dari Program StudiPendidikan Matematika, serta dukungan dari STKIP PGRI Lubuklinggau. SN-LMP 2015ini terdiri dari dua kegiatan utama yaitu Lomba Media Pembelajaran diadakan padatanggal 21 November 2015 dan Seminar Nasional Pendidikan dilaksanakan padatanggal 22 November 2015 yang bertempat di Aula Gedung Semibar STKIP PGRILubuklinggau. Kegiatan seminar dengan tema “Pemanfaatan dan Inovasi SumberBelajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran” ini ditujukan untuk para guru,dosen, mahasiswa, peneliti, dan pemerhati pendidikan di Indonesia agar dapat salingbertukar informasi dan memperluas wawasan kependidikan.
Kami sangat berterima kasih kepada para reviewer dan editor yang telah membantumereview dan mengedit makalah – makalah yang ada di prosiding ini. Reviewer dalamprosiding ini adalah: Prof. Dr. B.P. Sitepu, M.A. (Universitas Negeri Jakarta), Prof. Dr. H.Wahyu Widada, M.Pd. (Universitas Bengkulu), Dr. Heris Hendriana, M.Pd. (STKIPSiliwangi Bandung), Dr. Fadli, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau), dan Drs. Sukasno, M.Pd(STKIP PGRI Lubuklinggau). Sedangkan editor dalam makalah ini adalah Dr. Fadli, M.Pd.(STKIP PGRI Lubuklinggau) danri Handayani, M.Pd. (STKIP PGRI Lubuklinggau).
Penulis artikel berasal dari berbagai instansi dan berbagai daerah se-Indonesia, antaralain dari STKIP PGRI Lubuklinggau, Universitas Sriwijaya, Universitas PGRI Palembang,Universitas Bengkulu, STKIP Siliwangi Bandung, UMN Al Washliyah Medan, IAIN STSJambi, STKIP Sebelas April Sumedang, Universitas Islam Riau, dan SMP IT Rabbi RadhiyaCurup Rejang Lebong.
Prosiding terdiri atas 2 seri, yaitu SERI I dan SERI II. Kami harap Prosiding SERI I inidapat berguna, bukan hanya bagi penulis,tetapi juga dapat memperkaya wawasan danpengetahuan kependidikan di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Lubuklinggau, Januari 2016
Ketua Pelaksana
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Muka i
Editor dan Reviewer ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
Makalah Inti
No Nama Judul Makalah Halaman1 Dr. Fadli, M.Pd Potensi Media Permainan Tradisional Anak-
anak pada Pembelajaran Matematika1-9
2 Dr. HerisHendriana, M.Pd
Kemampuan Metaphorical Thinking Gurudalam Mengembangkan PembelajaranMatematika
10-16
Makalah Paralel
No Nama Judul Makalah Halaman1 Agus Triyono Zello Aplikasi Android Sebagai Media dalam
Meningkatkan Kemampuan Berbicara BahasaInggris
17-26
2 Ardayati Pemanfaatan Media Index Card Match untukPembelajaran Bahasa Inggris di SMP
27-31
3 Asria Hirda Yanti Penerapan Model Pembelajaran Problem BasedLearning (PBL) untuk MeningkatkanPembelajaran Matematika Siswa
32-39
4 Ayu Oktaviani Interaktive Materi Ajar Online Dan OfflineUntuk Pengajaran Bahasa Inggris SD Dan SMP
40-44
5 Clara Ade Utami Model Pembelajaran Matematika Realistiksebagai Upaya untuk Meningkatkan KepedulianSiswa terhadap Lingkungan Alam
45-51
6 Cut LatifahZahari, IrpanApandi Batubara
Mengembangkan Bahan Ajar melalui MediaAutograph dalam Upaya MeningkatkanKemampuan Matematis Siswa
52-59
7 Dewi Syafitri Pemanfaatan e-Learning dalam Pendidikan JarakJauh
60-68
8 Dian RamadanLazuardi
Penilaian Otentik (Authentic Assessment) danPenerapannya dalam Pembelajaran Bahasa
69-77
9 Dian Samitra Pembelajaran Biologi Berbasis Outdoor Learning 78-84
vi
10 Dodik Mulyono Pengembangan Model Pembelajaran BerbasisProduksi untuk Meningkatkan Karakter KerjaIndustri Pada Siswa SMK
85-91
11 Dyah Febriyana,Anna Fauziah,Drajat Friansah
Pengaruh Model Problem Based LearningTerhadap Kemampuan Penalaran MatematikaSiswa Kelas VII SMP Negeri 1 LubuklinggauTahun Pelajaran 2014/2015
92-101
12 Emilda Saputri Penilaian Ranah Afektif dalam PembelajaranIlmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
102-108
13 Episiasi Penerapan Metode Permainan Whisper Racedalam Pengajaran Bahasa Inggris di SMP
109-112
14 Feri Vahleka Mengembangkan Lembar Kegiatan Peserta Didik(LKPD) Berbasis Saintifik Berbantuan GeogebraPada Materi Transformasi Geometri Pada SiswaSma di Kota Bengkulu
113-118
15 Fitria Lestari Portofolio sebagai Alternatif PenilaianPembelajaran
119-124
16 Harmoko Pengembangan Modul Biologi Umum BerbasisPenelitian Analisis Kekerabatan Burung MerpatiHias (Columba Livia) di Universitas NegeriMalang
125-131
17 Hepi Apriyanti Pemanfaatan Media Facebook dalamPembelajaran Matematika
132-137
18 Ira MiyarniSustianingsih
Pemanfaatan Museum sebagai MediaPembelajaran Sejarah
138-145
19 Isbandiyah Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle DalamMeningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif
146-156
20 Jenny Agustina Penilaian Portofolio dalam PembelajaranMatematika
157-166
21 Kartika Zaini Pemanfaatan Perpustakaan sebagai SumberBelajar
167-173
22 Lucy Asri Purwasi Implementasi Model Pembelajaran BerbasisMasalah untuk Meningkatkan Aktivitas dan HasilBelajar Matematika Mahasiswa di FakultasPertanian Universitas Dehasen Bengkulu
174-183
23 Malito Junizon Teori Kognitif Bruner dalam Memahami Konsepdan Prinsip Materi Aljabar
184-191
24 Mareta Widiya Sisa Kayu Sebagai Media PembelajaranGangguan Saraf (Parkinsonisme)
192-198
25 Maria Ramasari Strategi Pembelajaran Bahasa MenggunakanDirect Strategies pada Pelajaran Bahasa Inggrissebagai Bahasa Asing
199-206
26 Merti Triyanti,Usman Nulhakim
Pemanfaatan Multimedia Interaktif untukMeningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar SiswaSMA
207-215
27 Nopa Nopiyanti Penggunaan Metode Pratikum untuk 216-221
vii
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif MahasiswaBiologi
28 NoviantiMandasari
Penerapan Pembelajaran Kontekstual BerbasisQuantum Learning untuk Meningkatkan HasilBelajar Matematika Siswa di Kelas Xi Teknik Las2 SMK N 1 Curup Tahun Ajaran 2015/2016
222-230
29 Nyiayu FahrizaFuadiah
Design Research: Sebuah Upaya dalamMengembangkan Strategi PembelajaranMatematika
231-239
30 Reny Dwi Riastuti Pengembangkan Media Alat Peraga Biologidengan Memanfaatkan Bahan Bekas
240-246
31 Reny Wahyuni Model Student Achievement Division (STAD)dalam Pembelajaran Matematika
247-253
32 Ria Dwi Jayati Media Pembelajaran Anatomi Berbasis EksternalRepresentasi
254-259
33 Sastika Seli Menu Flash Cards sebagai Media PembelajaranBahasa Inggris
260-268
34 Satinem Peran Penilaian dalam Peningkatan KualitasPembelajaran
269-285
35 Siti Ambarwati,Rini Warti, AliMurtadlo
Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadapHasil Belajar Matematika Siswa Kelas IX diSekolah Menengah Pertama Negeri 1 MuaroJambi
286-291
36 Sri Handayani Potensi Penggunaan Lego dalam PembelajaranMatematika
292-301
37 Sukasno, EldaTiara Dewi
Efektivitas Model Problem Based LearningTerhadap Kemampuan Pemecahan MasalahMatematis Siswa Kelas X SMA Negeri TugumulyoTahun Pelajaran 2014/ 2015
302-310
38 Syaprizal Meningkatkan Kemampuan Speaking SiswaMelalui Debat pada Semester KeempatPrograstudi Pendidikan Bahasa Inggris (KajianEksperiment Pada Semester Keempat, STKIP-PGRI Lubuklinggau pada Tahun Ajaran2011/2012)
311-316
39 Tri Astuti Perspektif Pengembangan Bahan Ajar Bagi Gurudalam Proses Pembelajaran
317-324
40 Umi Chotimah,Zahra A
Model Desain Program PeningkatanProfesionalisme Guru Sekolah Menengah diSumatera Selatan
325-335
41 Widya Dwiyanti Pengembangan Kemampuan Berpikir ReflektifMatematis Melalui Strategi MathematicalHabits of Mind dalam Pembelajaran BerbasisMasalah
336-347
42 Yazid Mutaqin Implementasi Guided Discovery dalamMemaksimalkan Kurikulum 2013 padaPembelajaran Matematika
348-354
viii
43 Yufitri Yanto Penerapan Pendekatan PembelajaranMatematika Realistik untuk MeningkatkanKemampuan Pemahaman Konsep MatematikaSiswa
355-362
44 Yulfi Meningkatkan Keterampilan Membaca BahasaInggris dengan Menggunakan Media Komik
363-369
45 Yuni Dwi Astuti Pengembangan Media Pembelajaran Sejarahdengan Memanfaatkan Situs PertambanganMasa Kolonial di Sawah Lunto
370-377
46 Zetriuslita Kemampuan Generalisasi dalam AbstraksiMatematis pada Matematika Perguruan Tinggi(Suatu Kajian Teoritis)
378-386
47 Zico Fakhrur Rozi Pemanfaatan Media Web-Log sebagai SumberBelajar
387-392
SeriI
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
302ISBN 978-602-73991-1-2
EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAPKEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X
SMA NEGERI TUGUMULYO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015
SUKASNO, ELDA TIARA DEWISTKIP-PGRI LUBUKLINGGAUE-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Efektifitas Model Problem Based Learning terhadapKemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri TugumulyoTahun Pelajaran 2014/2015” Permasalahan penelitian ini adalah “apakah rata-ratakemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Negeri TugumulyoTahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan Problem Based Learning minimalberkriteria baik?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahanmatematis siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2014/2015 setelahditerapkan model Problem Based Learning. Metode penelitian yang digunakanberbentuk quasi eksperimen dengan desain one group pretest dan posttest design.Populasinya seluruh siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2014/2015dan sebagai sampel adalah siswa kelas X.4 berjumlah 40 siswa yang diambil secaraacak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisismenggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan = 0,05, dapatdisimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswakelas X SMA Negeri Tugumulyo tahun pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan modelProblem Based Learning secara signifikan termasuk kriteria baik. Rata-ratakemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah mengikuti pembelajarandengan model Problem based Learning sebesar 7,24 dengan persentase jumlah siswayang termasuk dalam kriteria baik sebanyak 33 siswa (82,5%).
Kata Kunci: Problem Based Learning, Pemecahan Masalah Matematis
PENDAHULUAN
Matematika merupakan bidang studi yang sangat penting dalam sistempendidikan di seluruh dunia karena matematika merupakan ilmu yang mendasariperkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplinilmu dan dapat menumbuhkembangkan kemampuan siswa untuk berpikir danbersikap logis, kritis, cermat dan bertanggung jawab. Oleh karena itu matematikadiajarkan pada tiap-tiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hinggapendidikan tinggi.
Selain itu, matematika merupakan media untuk memecahkan masalah. Sebagaimanaterdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22BSNP (2006) yang menyebutkan bahwa tujuan mata pelajaran matematika adalahagar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
SeriI
303 ISBN 978-602-73991-1-2
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep ataualgoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah; (2)menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematikadalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan danpernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuanmemahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model danmenafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengomunikasikan gagasan dengan simbol,tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5)memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memilikikeingintahuan, perhatian danminat dalam mempelajari matematika, serta sikap uletdan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Menurut Abdurrahman (2009:254) pemecahan masalah matematika merupakanaplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanyamelibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baruatau situasi yang berbeda. Kemampuan pemecahan masalah perlu ditingkatkan dalampembelajaran matematika karena dapat meningkatkan pola pikir siswa. Pemecahanmasalah dalam matematika memerlukan kemampuan dasar yang menyeluruh,meliputi pemahaman tentang definisi, pemahaman tentang algoritma danpemahaman tentang teorema yang harus dikuasai siswa. Ketiga pemahamantersebut harus dikuasai siswa secara terstruktur. Dari uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa dalam memahami masalah matematika mengharuskan siswauntuk memahami konsep sebelumnya.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika di Indonesia dapat dilihatdari hasil kompetisi matematika tingkat internasional Programme forInternational Student Assesment (PISA) yang diadakan 3 tahun sekali di bidangmembaca, matematika, dan sains. Hasil tes menunjukkan kemampuan pemecahanmasalah matematis siswa Indonesia berada dibawah rata-rata skor internasional.Berdasarkan hasil PISA 2009 kualitas pembelajaran matematika Indonesia beradapada peringkat 68 dari 74 negara (dalam Setiawan, 2014:241). Demikian pula dalamtes Trends in International Mathematicsand Science Study (TIMSS) yang diadakan4tahun sekali, di bidang matematika dan sains. Hasil tes juga menunjukkankemampuan pemecahan masalah matematis siswa Indonesia berada di bawah rata-rataskor internasional. Berdasarkan Hasil TIMSS 2011 kualitas pembelajaranmatematika Indonesia berada pada peringkat 38 dari 42 negara (dalam Setiawan,2014:241). Berdasarkanhasil studi TIMSS dan PISA di bidang matematika, siswaIndonesia belum mampu menyelesaikan soal yang menuntut kemampuan berpikirtingkat tinggi seperti kemampuan pemecahan masalah.
Selanjutnya, berdasarkan studi pendahuluan di SMA Negeri Tugumulyo, terlihatbahwasiswa mengalami kesulitan ketika diberikan pertanyaan yang tidak rutin. Hal initerbukti bahwa hanya beberapa siswa yang mampu menyelesaikan soal yangdiberikan. Hal itu terjadi karena siswa belum terbiasa menyelesaikan soal yangmembutuhkan pemahaman,perencanaan, penyelesaian dan menemukan hasil.
SeriI
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
304ISBN 978-602-73991-1-2
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasipermasalahan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika adalahModel Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah. Menurut Sani(2014:127), Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannyadilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Model Problem BasedLearning menuntut siswa untuk aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikanpermasalahan dan guru berperan sebagai fasilitator atau pembimbing.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan peneltiannya dapat dirumuskan :“Apakahkemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMA Negeri TugumulyoTahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan Problem Based Learning minimalberkriteria baik?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahanmasalah matematis siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2014/2015setelah penerapan Problem Based Learning. Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan modelpembelajaran matematika melalui Problem Based Learning dan sebagai bekalpeneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam menjalani praktikmengajar dalam institusi formal yang sesungguhnya.
2. Bagi guru matematika, alternatif variasi dalam mengajar dengan menggunakanmodel pembelajaran Problem Based Learning dan memberi masukan dalammelaksanakan proses pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran yang lebihbaik.
3. Bagi siswa, diharapkan dapat melatih kemampuan pemecahan masalah matematismelalui penerapan model pembelajaranProblem Based Learning.
4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalampeningkatan kualitas pengajaran serta menjadi bahan pertimbangan dalammengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.
LANDASAN TEORI
1. KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
Masalah dalam matematika adalah suatu pernyataan matematika yang jawabannyatidak dapat langsung diketahui dan membutuhkan tahapan dalam menyelesaikannya.Hudoyo (dalam Widjajanti, 2009:403) menyatakan soal / pertanyaan disebut masalahtergantung kepada pengetahuan yang dimiliki penjawab. Bagi seseorang, pertanyaanitu dapat dijawab dengan menggunakan prosedur rutin baginya, namun bagi oranglain untuk menjawab pertanyaan tersebut memerlukan pengorganisasianpengetahuan yang telah dimiliki secara tidak rutin.
Pemecahan masalah matematika merupakan proses yang digunakan untukmemecahkan masalah matematika dengan metode pemecahan yang belum diketahuisebelumnya. Siswono (2008:35), menjelaskan bahwa pemecahan masalah adalahsuatu proses atau upaya individu untuk merespons atau mengatasi halangan atau
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
SeriI
305 ISBN 978-602-73991-1-2
kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas. Polya(dalam Upu, 2003:34) menjelaskan empat langkah yang harus dilakukan dalammemecahkan masalah yaitu:
a. Memahami masalahAspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi apa yang diketahuidan apa yang ditanyakan.
b. Merencanakan penyelesaianAspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi urutan langkahpenyelesaian dan mengarahkan pada jawaban yang benar
c. Menyelesaikan rencana penyelesaianAspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi pelaksanaan carayang telah dibuat dan kebenaran langkah yang sesuai dengan cara yang dibuat.
d. Memeriksa kembali.Aspek yang harus dicantumkan siswa pada langkah ini meliputi penyimpulanjawaban yang telah diperoleh dengan benar/memeriksa jawabannya dengan tepat.
Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika, diperlukan rubrik
penilaian kemampuan pemecahan masalah yang diadaptasi dari Schoen dan Ochmke
(dalam Fauziah, 2010:40) yang menggunakan pedoman pada tabel 1.
Tabel 1. Rubrik Penilaian Kemampuan Pemecahan Masalah (Langkah Polya)
Skor MemahamiMasalah
MerencanakanPenyelesaian
MenyelesaikanRencanaPenyelesaian
Memeriksa kembalihasil
0 Salah menginter-prestasikan /salahsama sekali
Tidak ada rencana,membuat rencana yangtidak relevan
Tidak melakukanperhitungan
Tidak adapemeriksaan dantidak adaketerangan lain
1 Salah menginter-prestasikan sebagiansoal,mengabaikan
Membuat rencanapemecahan yang tidakdapat dilaksanakan,sehingga tidak dapatdilaksanakan
Melaksanakanprosedur yangbenar dan mungkinmeng-hasilkanjawaban yang benartapi salahperhitungan
Ada pemeriksaantetapi tidak tuntas
2 Memahamimasalah soalselengkapnya
Membuat rencana yangbenar tetapi salahdalam hasil/tidak adahasil
Melakukan prosesyang benar danmendapatkan hasilyang benar
Pemeriksaandilaksanakan untukmelihat kebenaranproses
3 - Membuat rencana yangbenar tetapi tidaklengkap
- -
4 - Membuat rencana yangsesuai dengan prosedurdan mengarah padasolusi yang benar
- -
Skor maksimal 2 Skor maksimal 4 Skor maksimal 2 Skor maksimal 2
SeriI
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
306ISBN 978-602-73991-1-2
Kriteria kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini dimodifikasi dari
Redhana (2013:79). Skor tertinggi untuk tiap soal pemecahan masalah sesuai dengan
pedoman penskoran pemecahan masalah matematis di atas adalah 10 dan skor
terendah untuk tiap soal adalah 0. Adapun kriteria kemampuan pemecahan masalah
matematika yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel2:
Tabel2: Kriteria Penggolongan Kemampuan Pemecahan Masalah
Rentangan Skor Kriteria0,00–2,00 SangatKurang2,01–4,00 Kurang4,01–6,00 Cukup6,01–8,00 Baik
8,01–10,00 SangatBaikDimodifikasi dari Redhana (2013:79)
2. MODEL PROBLEM BASED LEARNING
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada
masalah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan menuntut
siswauntuk lebih aktif melakukan analisis untuk memecahkan masalah. Menurut Sani
(2014:127) ProblemBased Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu masalah, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Permasalahan yang
dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif
melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan guru berperan
sebagai fasilitator atau pembimbing.
Menurut Sani(2014:133-134) ciri-ciri ProblemBased Learningadalah:(1)belajar dimulai
dengan mengkaji permasalahan; (2) permasalahan berbasis pada situasi dunia nyata
yang kompleks; (3) siswa bekerja berkelompok; (4) beberapa informasi yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan tidak diberikan;(5) siswa
mengidentifikasi, menemukan dan menggunakan sumber yang sesuai; (6) belajar
secara aktif.
Tan (dalam Amir, 2014:22) merangkum karakteristik Problem Based Learning, yaitu:
(1) Masalah yang digunakan sebagai awal pembelajaran; (2) Masalah yang digunakan
merupakan masalah dunia nyata; (3) Masalah membuat siswa tertantang untuk
mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru; (4) Mengutamakan
belajar mandiri; (5) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari
satu sumber saja; dan (6) Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif dan kooperatif.
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
SeriI
307 ISBN 978-602-73991-1-2
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan model Problem Based Learning yang
diterapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa;b. Siswa menganalisis masalah;c. Siswa merumuskan hipotesis;d. Siswa mengumpulkan data yang diperlukan;e. Siswa menguji kebenaran hipotesisnya;f. Guru memilih salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya; dang. Guru mengevaluasi hasil penyelesaian masalah.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu(quasieksperiment) kategori one group pretest dan postest design. Populasinyaseluruh siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak363 siswa dan sebagai sampelnya adalah X-3 yang diambil secara acak dengan jumlahsiswa sebanyak 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tesberupa uraian sebanyak lima soal dengan materi pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga.Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan pemecahan masalahmatematika.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah “Kemampuan pemecahan masalahmatematis siswa kelas X SMA Negeri Tugumulyo Tahun Pelajaran 2014/2015 setelahpenerapan Problem Based Learning minimal berkriteria baik”. Teknik analisis data
yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah uji-t dengan rumus =ݐ:௫̅ିఓబ௦√ൗ
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PENELITIAN
Sebelum pemberian perlakuan pembelajaran, dilakukan tes awal untuk mengetahuikemampuan awal siswa tentang kemampuan pemecahan masalah matematika.Berdasarkan hasil tes awal, diperoleh data bahwa terdapat 37 siswa (97,37 % ) yangmendapat skor kemampuan pemecahan masalah kurang dari atau sama dengan 6,01dan hanya 1 siswa (2,63% ) yang mendapat skor lebih dari 6,01. Skor rata-ratakeseluruhan data tes awaladalah 4,33. Jadi, secara deskriptif dapat dikatakan bahwakemampuan awal siswa tentang pemecahan masalah sebelum diterapkan modelProblem Based Learning termasuk dalam kategori cukup.
Setelah diberikan tes awal, dilanjutkan dengan pemberian perlakuan sebanyak tigakali pertemuan pembelajaran dengan model problem based learning. Pada pertemuankelima, siswa diberi tes akhir untuk mengetahui kemampuan akhir siswa tentangkemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil tes akhir, diperoleh data bahwaterdapat 7 siswa (17,50% ) yang mendapat skor kemampuan pemecahan masalah
SeriI
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
ISBN 978-602-73991-1-2
kurang dari atau sama dengan 6,01 dan sebanyak 33 siswa (82,50% ) yang mendapatskor lebih dari 6,01. Skor rata-rata keseluruhan data tes akhiradalah 7,24. Jadi, secaradeskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa tentang pemecahanmasalah setelah diterapkan pembelajaran dengan modeltermasuk dalam kriteria baik.
Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhirpemecahan masalah mengalamikemampuan pemecahan masalamendapat skor lebih dari atau saskor kurang dari 6,01, dengan pen
Dari hasil perhitungan uji-t data tes akhir pada taraf kepercayaanthitung=5,86dan ttabel=1,6849.
dapat disimpulkan bahwa hipoteDengan kata lain kemampuanNegeri Tugumulyo tahun pelajarandengan model Problem Based Lbaik.
2. PEMBAHASAN
Dilihat dari perhitungan data preHal ini disebabkan siswa belum terbiasa mengerjakan soal yang tidak rutin danpeneliti belum menerapkan modelpemecahan masalah matematis siswa kelas X.4 tpembelajaran dengan menggunakan modelini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Hasil dari masingdijelaskan di bawah ini.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tangga45 menit. Materi yang diajarkan mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang(kubus, balok, prisma). Pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah dibuat.Pada kegiatan awal pembelajaran,menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Sebelum kegiatan intidimulai, peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini menggunakan modelProblem Based Learning dan menjelaskan langkahdilaksanakan.
Pada kegiatan inti, guru mengorientasikan atau memberikan soal (masalah) kepadasiswa mengenai materi luas permukaan dan volume bangun ruang (kubus, balok,prisma) untuk diselesaikan siswa secara individu.Selanjutnya peneliti memberikankesempatan kepada siswa untuk menganalisis masalah yang diberikan denganmemanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya dan sumberKemudian siswa merumuskan hipotesis, mengumpulkan data serta menyimpulkankebenaran hipotesis masalah yang diberikan. Peneliti hanfasilisator siswa.
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran22 November 2015
308
ari atau sama dengan 6,01 dan sebanyak 33 siswa (82,50% ) yang mendapatrata keseluruhan data tes akhiradalah 7,24. Jadi, secara
deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa tentang pemecahanpkan pembelajaran dengan model Problem Based Learning
hasil tes awal dan tes akhir, terlihat bahwa skor rata-rata kemi peningkatan sebesar 2,91. Persentase siswa
ah kriteria baik dari 40 siswa adalah 33 siswa (ama dengan 6,01 dan 7 siswa (17,50%) yang m
an peningkatan sebesar65%.
t data tes akhir pada taraf kepercayaan ∝= 0,05,. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehi
esis dalam penelitian ini dapat diterima kebenan pemecahan masalah matematis siswa kelas X SMAelajaran 2014/2015 setelah diterapkan pembelajaran
Learning secara signifikan minimal termasu
pre-test diperoleh skor tertinggi 6,20 dan terendah 1,60 .siswa belum terbiasa mengerjakan soal yang tidak rutin dan
peneliti belum menerapkan model Problem Based Learning sehingga kemampuanpemecahan masalah matematis siswa kelas X.4 termasuk kategori cukup. Pelaksanaanpembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning pada penelitianini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Hasil dari masing-masing pertemuan
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2015 dengan alokasi waktu 245 menit. Materi yang diajarkan mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang(kubus, balok, prisma). Pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah dibuat.Pada kegiatan awal pembelajaran,menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Sebelum kegiatan intidimulai, peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini menggunakan model
dan menjelaskan langkah-langkahpembelajaran yang akan
da kegiatan inti, guru mengorientasikan atau memberikan soal (masalah) kepadasiswa mengenai materi luas permukaan dan volume bangun ruang (kubus, balok,prisma) untuk diselesaikan siswa secara individu.Selanjutnya peneliti memberikan
wa untuk menganalisis masalah yang diberikan denganmemanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya dan sumber-sumber yang relevan.Kemudian siswa merumuskan hipotesis, mengumpulkan data serta menyimpulkankebenaran hipotesis masalah yang diberikan. Peneliti hanya berperan sebagai
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran
ari atau sama dengan 6,01 dan sebanyak 33 siswa (82,50% ) yang mendapatrata keseluruhan data tes akhiradalah 7,24. Jadi, secara
deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa tentang pemecahanProblem Based Learning
mampuanwa dengan
3 siswa (82,50%)mendapat
, diperoleha, sehingga
ebenarannya.as X SMA
pembelajaranuk kriteria
diperoleh skor tertinggi 6,20 dan terendah 1,60 .siswa belum terbiasa mengerjakan soal yang tidak rutin dan
sehingga kemampuanermasuk kategori cukup. Pelaksanaan
pada penelitianmasing pertemuan
l 16 Mei 2015 dengan alokasi waktu 245 menit. Materi yang diajarkan mengenai luas permukaan dan volume bangun ruang(kubus, balok, prisma). Pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah dibuat.Pada kegiatan awal pembelajaran, penelitimenyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Sebelum kegiatan intidimulai, peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran hari ini menggunakan model
langkahpembelajaran yang akan
da kegiatan inti, guru mengorientasikan atau memberikan soal (masalah) kepadasiswa mengenai materi luas permukaan dan volume bangun ruang (kubus, balok,prisma) untuk diselesaikan siswa secara individu.Selanjutnya peneliti memberikan
wa untuk menganalisis masalah yang diberikan dengansumber yang relevan.
Kemudian siswa merumuskan hipotesis, mengumpulkan data serta menyimpulkanya berperan sebagai
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran
Pada kegiatan akhir, peneliti memilih siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanyakepada siswa lain. Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa lain diberikesempatan untuk bertanya atau menanggapi. Kemudiansiswa mendiskusikan masalah yang disajikan untuk mendapatkan hasil yang benar.Dari kegiatan ini terlihat hanya 12 siswa (30%) saja yang mampu melakukanpemecahan masalah dengan baik. Kesulitan atau hambatan yang muncul adalah siswyang belum terbiasa menyelesaikan masalah yang tidak rutin sehingga mengalamikebingungan dalam memecahkannya, serta keterbatasan waktu dalam kegiatanpembelajaran. Hasilnya pada pertemuan pertama kemampuan pemecahan masalahsiswa masih sangat rendah.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2menit. Materi yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang(limas, kerucut). Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telahmampu memecahkan masalah mengalami peningkatan yakni sebanyak 22 siswa(55%). Hambatan yang muncul pada pertemuan ini adalah terdapat beberapa siswayang mengalami kebingungan mengenai tahapan yandahulu dan keterbatasan waktu.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 dengan alokasi waktu 245 menit. Materi yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang(tabung, bola). Pelaksanaan pembelajarapembelajaran yang telah dibuat seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Padapertemuan ketiga, hampir semua siswa yaitu 33 siswa (82,5%) yang mampumemecahkan masalah dengan baik. Hasil kemampuan pemecahan masalah padpertemuan ketiga ini sudah baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas X.4 SMA Negeri Tugumulyo denganproses pembelajaran menggunakan modelternyata mampu melatih dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalahmatematis siswa. Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya untukmemahami masalah, membuat rencana pemecahan, melakukan perhitungan danmemeriksa kembali masalah yang diberikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlahsiswa yang mampu melakupertemuan. Sebanyak 30% siswa pada pertemuan I, menjadi 55% pertemuan kedua,dan meningkat kembali menjadi 82,5% pada pertemuan III. Selain itu dari hasilanalaisis data tes akhir, menunjukkan bahwa hipotesis yankebenarnnya pada taraf kepercayaankemampuan pemecatahun pelajaran 2014Based Learning secara signifikan
Kesulitan yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan penelitian adalah siswamengalami kebingungan melakukan penyelesaian saat diberikan soal yang tidak rutinatau soal yang berupa masalah. Siswa terbiasa mengerjakan soal tanpamemperhatikan tahapan
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
309 ISBN 978
Pada kegiatan akhir, peneliti memilih siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanyakepada siswa lain. Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa lain diberikesempatan untuk bertanya atau menanggapi. Kemudian peneliti bersama dengansiswa mendiskusikan masalah yang disajikan untuk mendapatkan hasil yang benar.Dari kegiatan ini terlihat hanya 12 siswa (30%) saja yang mampu melakukanpemecahan masalah dengan baik. Kesulitan atau hambatan yang muncul adalah siswyang belum terbiasa menyelesaikan masalah yang tidak rutin sehingga mengalamikebingungan dalam memecahkannya, serta keterbatasan waktu dalam kegiatanpembelajaran. Hasilnya pada pertemuan pertama kemampuan pemecahan masalahsiswa masih sangat rendah.
rtemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2menit. Materi yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang(limas, kerucut). Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah dibuat. Pada pertemuan kedua ini terlihat bahwa siswa yangmampu memecahkan masalah mengalami peningkatan yakni sebanyak 22 siswa(55%). Hambatan yang muncul pada pertemuan ini adalah terdapat beberapa siswayang mengalami kebingungan mengenai tahapan yang harus dikerjakan terlebihdahulu dan keterbatasan waktu.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 dengan alokasi waktu 245 menit. Materi yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang(tabung, bola). Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah dibuat seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Padapertemuan ketiga, hampir semua siswa yaitu 33 siswa (82,5%) yang mampumemecahkan masalah dengan baik. Hasil kemampuan pemecahan masalah padpertemuan ketiga ini sudah baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas X.4 SMA Negeri Tugumulyo denganproses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learningternyata mampu melatih dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
tematis siswa. Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya untukmemahami masalah, membuat rencana pemecahan, melakukan perhitungan danmemeriksa kembali masalah yang diberikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlahsiswa yang mampu melakukan pemecahan masalah matematis pada setiappertemuan. Sebanyak 30% siswa pada pertemuan I, menjadi 55% pertemuan kedua,dan meningkat kembali menjadi 82,5% pada pertemuan III. Selain itu dari hasilanalaisis data tes akhir, menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterimakebenarnnya pada taraf kepercayaan ∝= 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
cahan masalah matematis siswa kelas X SMA4/2015 setelah diterapkan pembelajaran dengan
secara signifikan termasuk kriteria baik.
Kesulitan yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan penelitian adalah siswamengalami kebingungan melakukan penyelesaian saat diberikan soal yang tidak rutinatau soal yang berupa masalah. Siswa terbiasa mengerjakan soal tanpamemperhatikan tahapan-tahapan penyelesaiannya. Kebanyakan siswa lebih
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media Pembelajaran22 November 2015
SeriI
ISBN 978-602-73991-1-2
Pada kegiatan akhir, peneliti memilih siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanyakepada siswa lain. Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, siswa lain diberi
peneliti bersama dengansiswa mendiskusikan masalah yang disajikan untuk mendapatkan hasil yang benar.Dari kegiatan ini terlihat hanya 12 siswa (30%) saja yang mampu melakukanpemecahan masalah dengan baik. Kesulitan atau hambatan yang muncul adalah siswayang belum terbiasa menyelesaikan masalah yang tidak rutin sehingga mengalamikebingungan dalam memecahkannya, serta keterbatasan waktu dalam kegiatanpembelajaran. Hasilnya pada pertemuan pertama kemampuan pemecahan masalah
rtemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015 dengan alokasi waktu 2 45menit. Materi yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang(limas, kerucut). Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada rencana pelaksanaan
dibuat. Pada pertemuan kedua ini terlihat bahwa siswa yangmampu memecahkan masalah mengalami peningkatan yakni sebanyak 22 siswa(55%). Hambatan yang muncul pada pertemuan ini adalah terdapat beberapa siswa
g harus dikerjakan terlebih
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 dengan alokasi waktu 245 menit. Materi yang diajarkan adalah luas permukaan dan volume bangun ruang
n berpedoman pada rencana pelaksanaanpembelajaran yang telah dibuat seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Padapertemuan ketiga, hampir semua siswa yaitu 33 siswa (82,5%) yang mampumemecahkan masalah dengan baik. Hasil kemampuan pemecahan masalah pada
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas X.4 SMA Negeri Tugumulyo denganProblem Based Learning, model ini
ternyata mampu melatih dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalahtematis siswa. Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya untuk
memahami masalah, membuat rencana pemecahan, melakukan perhitungan danmemeriksa kembali masalah yang diberikan. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah
kan pemecahan masalah matematis pada setiappertemuan. Sebanyak 30% siswa pada pertemuan I, menjadi 55% pertemuan kedua,dan meningkat kembali menjadi 82,5% pada pertemuan III. Selain itu dari hasil
g diajukan dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
as X SMA Negeri Tugu mulyopembelajaran dengan model Problem
Kesulitan yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan penelitian adalah siswamengalami kebingungan melakukan penyelesaian saat diberikan soal yang tidak rutinatau soal yang berupa masalah. Siswa terbiasa mengerjakan soal tanpa
apan penyelesaiannya. Kebanyakan siswa lebih
SeriI
Prosiding Seminar Nasional dan Lomba Media PembelajaranLubuklinggau, 21-22 November 2015
310ISBN 978-602-73991-1-2
berpatokan bahwa hasil akhir merupakan penyelesaian, tanpa terlebih dahulumemahami soal, membuat rencana pemecahan, melakukan perhitungan danmemeriksa kembali.
Untuk mengatasi kesulitan yang ditemukan,peneliti membimbing siswa dalammemahami, membuat rencana penyelesaian, melakukan perhitungan dan memeriksakembali. Sehingga siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan serta memanfaatkansumber-sumber yang relevan. Dengan cara inilah siswa akan mampu menyelesaikanmasalah sesuai dengan langkah-langkah yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Amir, Taufik. 2014. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Fauziah,Anna. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan MasalahMatematika Siswa SMP melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing,Applying, Cooperating, Transferring). Tesis. Tidak diterbitkan. Bandung:UPI.
Redhana, I Wayan. 2013. ModelPembelajaranBerbasis Masalah untuk PeningkatanKeterampilan Pemecahan Masalah dan Berfikir Kritis. Jurnal Pendidikan danPengajaran. Jilid 46No.1,Hal 76-86.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk ImplementasiKurikulum2013.Jakarta:BumiAksara.
Siswomo, Tatang Y.E. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajaran danPemecahan Masalah untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif. Surabaya: UNESA
Setiawan,Raden Heri. 2014. Pengaruh Pendekatan Open-Ended dan PendekatanKonterkstual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan SikapSiswaterhadap Matematika.Jurnal Riset Pendidikan Matematika. Volume1, Nomor2.
Upu, Hamzah. 2003. Problem Posing dan Problem Solving Dalam PembelajaranMatematika. Bandung: Pustaka Ramadhan.
Widjajanti, Djamilah Bondan. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah MatematisMahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya.Prosiding tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Pend. Matematika, FMIPA UNY.[online] Tersedia dalam http://eprints.uny.ac.id/7042/1/P25-Djamilah%20Bondan%20Widjajanti.Pdf[4 November 2014]