Serealia Dan Kacang-kacangan

36
LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN SEREALIA DAN KACANG - KACANGAN Oleh: Nama : Eka Safutri Mulyastuti NRP : 123020215 Kelompok : I No. Meja : 6 (Enam) Assisten : Rully Meilisa Kusuma A Tanggal Percobaan : 20 November 2014

Transcript of Serealia Dan Kacang-kacangan

LAPORAN PRAKTIKUMPENGETAHUAN BAHAN PANGAN

SEREALIA DAN KACANG - KACANGAN

Oleh:Nama: Eka Safutri MulyastutiNRP: 123020215Kelompok: INo. Meja: 6 (Enam)Assisten: Rully Meilisa Kusuma ATanggal Percobaan: 20 November 2014

LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG2014I. PENDAHULUANBab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1 Latar Belakang

Kacang-kacangan dan serealia mempunyai arti penting sebagai sumber karbohidrat, oleh karena itu sering dijadikan sebagai makanan pokok. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya warna, rasa, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein dari famili graminease antara lain padi, jagung, gandum, sorghum, barli, rogge, hever, dan sebagainya. Sumber pangan menyediakan unsure kimia tumbuhan atau zat organic atau disebut jiga nabati, dikenal juga sebagai gizi esensial dan non esensial. Gizi esensial tidak dapat dibentuk didalam tubuh manusia sendiri, sehingga harus disuplai berupa makanan. Berdasarkan kandungan kimia komponen gizi terdiri dari (1) karbohidrat, (2) lemak, (3) protein, (4) vitamin, (5) mineral, dan (6) air. (Nurmala, 1998).Karakteristik serealia dan kacang-kacangan seperti kadar air, daya tumbuh, aktivitas respirasi, densitas kamba sudut curah dan sifat-sifat fisik lainnya sangat erat hubungannya dengan penyimpanan, karena itu diperlukn pengetahuan tentang serealia dan kacang-kacangan seperti sifat fisik dan pengetahuan tentang gluten yang hanya terdapat pada tepung terigu yang merupan hasil dari gandum agar dapat diketahui cara penympanan dan pengolahan yang tepat (Anonim, 2010). Bahan-bahan pangan serealia dan kacang-kacangan, dapat diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan yang dilakukan menghasilkan produk setengah jadi atau produk jadi. Produk setengah jadi seperti tepung terigu, sedangkan produk jadi adalah kecang goreng, nasi, dan lain-lain (Anonim, 2010).Biji-bijian hasil pertanian dapat diartikan bermacam-macam. Pengertian yang umum yaitu sebagai kelompok padi-padian atau serealia. Dalam pengertian ini bebijian dihasilkan oleh famili rerumputan yang kaya karbohidrat sehingga dikonsumsi sebagai makanan pokok. Contoh bebijian serealia yaitu padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), gandum (Triticum sp.), cantel atau sorghum (Sorghum sp.), serta bebijian lain yang jarang dijumpai di Indonesia seperti : Barley (Hordeum vulgare), Rye (Secale cereale), dan padi liar (Zizania aquatic). Selain serealia, kacang-kacangan dari famili Leguminosa juga seringkali dikelompokan sebagai bebijian. Contoh yang umum yaitu : kedelai (Glycine max) dan kacang hijau (Phaszeolus radiatus). Kacang-kacangan tersebut lebih merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna yang sangat luas. Pengertian bebijian yang lain di samping pepadian dan kekacangan, meliputi juga hasil pertanian lain yang dipanen atau diperdagangkan dalam bentuk biji seperti kopi, lada, biji kapuk (randu), dan biji bunga matahari (Anonim, 2010).Kerusakan serealia dan produk dari serealia selama penyimpanan itu diakibatkan oleh bermacam-macam sebab. Walaupun demikian, perubahan-perubahan itu dapat diperlambat melalui pengendalian dua perubahan utama, yaitu kadar air dan suhu meskipun kondisi penyimpanan yang bebas oksigen juga berguna dalam hal ini (Anonim, 2010).

1.2 Tujuan PercobaanTujuan dari beberapa percobaan yang dilakukan dalam praktikum pengamatan struktur dan sifat fisik serealia dan kacang-kacangan adalah mengetahui struktur dan sifat fisik yang berbeda dari komoditi serealia dan kacang-kacangan untuk keperluan manusia dan untuk mengetahui berbagai macam serelia dan kacang-kacangan yang mempunyai sifat fisik yang berbeda sehingga mudah dalam pemanfaatannya.Tujuan dari percobaan daya serap air adalah untuk mengetahui besarnya daya serap air pada tepung terigu sehingga memudahkan dalam penyusunan formula adonan, dan menilai mutu tepung terigu tersebut dimana pembuatan adonan roti disesuaikan dengan daya serap air dan terigunya.Tujuan dari percobaan uji gluten adalah untuk mengetahui berat gluten kering dan berat gluten basah dari tepung terigu dan untuk mengetahui seberapa besar kandungan gluten pada tepung sehingga memudahkan dalam pengolahan roti.Tujuan dari percobaan uji bleaching adalah memperoleh tepung terigu yang berwarna putih.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari beberapa percobaan yang dilakukan dalam praktikum pengamatan struktur dan sifat fisik serealia dan kacang-kacangan adalah berdasarkan pada pengamatan struktur dan sifat fisik serealia dan kacang-kacangan yang berbeda-beda dan berdasarkan pengamatan terhadap warna, bentuk, ukuran, berat, densitas kamba, struktur fisik, daya serap air dan rasio pengembangan.Prinsip dari percobaan daya serap air adalah berdasarkan daya serap air tepung terigu dan jumlah kemampuan tepung terigu menyerap air dan berdasarkan penambahan air pada pembuatan adonan roti disesuaikan dengan penyerapan daya serap air dan terigu.Prinsip dari percobaan uji gluten adalah berdasarkan sifat dari gluten yang elastis dan licin pada bagian permukannya sehingga dapat memudahkan dalam proses pengolahan dan berdasarkan perhitungan berat gluten kering dimana untuk gluten basah ditambahkan dengan larutan NaCl + air.Prinsip dari percobaan uji bleaching adalah berdasarkan pada proses oksidasi karoten yaitu pigmen yang terdapat pada terigu dengan petroleum eter sebagai pereaksi.

II. METODELOGI PERCOBAANBab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan- bahan yang digunakan, (2) Alat- alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

2.1 Bahan- bahan yang digunakanBahan- bahan yang digunakan pada pengamatan serealia dan kacang kacangan adalah tepung segitiga biru, kunci biru, cakra kembar, tepung tapioca, epung beras, tepung ketan dan tepung jagung, air, methylene blue, petroleum eter, dan NaCl.

2.2 Alat- alat yang digunakan Alat- alat yang digunakan pada pengamatan telur adalah gelas ukur, tang krus, plastic sample, jangka sorong, pisau, timbangan, penggaris, kaca, gelas kimia dan oven.

3.3. Prosedur Percobaana. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Serealia dan Kacang-kacangan Pertama siapkan sampel serealia dan kacang-kacangan, lalu amati warna dan bentuk, densitas samba, ukuran, berat, amati struktur fisik sampel tersebut potong sampel dengan irisan melintang dan irisan membujur. Untuk densitas kamba bahan/sampel dimasukkan kedalam gelas kimia atur sampai volume 50 ml, setelah itu keluarkan bahan lalu terakhir timbang dalam satuan gr/ml catat hasilnya.Prosedur dan diagram alir dapat dilihat pada gambar :

Gambar 1. Struktur dan Sifat Fisik Serealia dan Kacang-kacanganb. Densitas KambaSampel dimasukan kedalam gelas kimia hingga volumenya mencapai 50 mL kemudian sampel yang telah dimasukan dikeluarkan untuk ditimbang.

Gambar 2. Metode Densitas Kamba

c. Daya Serap AirTimbang 1 gram sampel, lalu sediakan 10 ml air masukkan kedalam tabung reaksi, setelah itu siapkan penangas air atur suhu sampai 80 oC masukkan tabung reaksi itung waktu sampai 20 menit, amati hasilnyaMetode percobaan pengamatan daya serap air dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Metode Daya Serap Air

d. Pengamatan Rasio PengembanganPertama-tama timbang bahan sebanyak 1 gram, masukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan 1 ml aquadest, masukkan tabung reaksi kedalam penangas air diamkan selama 20 menit, terakhir amati.Metode percobaan pengamatan rasio pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Metode Pengamatan Rasio Pengembangan

e. Daya Serap Air Tepung TeriguMasukkan 25 gram terigu kedalam gelas kimia, sediakan air 10-20 ml didalam gelas ukur lalu teteskan demi tetes kedalam adonan setelah itu aduk adonan secara rata sampai tidak lengket, catat jumlah air yang dibutuhkan.Metode percobaan pengamatan daya serap tepung terigu dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5. Metode Daya Serap Air Tepung Terigu

f. Uji Gluten terigu dengan NaCl Masukkan 10 gram sampel kedalam gelas kimia tambahkan 5 ml NaCl aduk sampai rata, lalu uleni dan bentuk adonan bola, rendam didalam air selama 1menit, setelah itu cuci sampai jernih dengan air kran mengalir, timbang gluten basah selanjutnya masukkan dalam oven dengan suhu 100 oC selama 1 jam, setelah di oven gluten kering ditimbang, catat hasil timbangan.Metode percobaan pengamatan uji gluten terigu dengan NaCl dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Metode Uji Gluten Tepung Terigu dengan NaCl

g. Uji Gluten Terigu dengan AirMasukkan 10 gram sampel kedalam gelas kimia tambahkan 5-6 ml air uleni sampai elastis, lalu simpan selam satu jam, setelah itu cuci sampai jernih dengan air mengalir dari kran, lakukan penimbangan gluten basah, setelah penimbangan masukkan kedalam oven dengan suhu 100 oC, lakukan penimbangan gluten kering terakhir catat hasil penimbangan.Metode percobaan pengamatan uji gluten terigu dengan NaCl dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 7. Metode Uji Gluten dengan Airh. Uji BleachingMasukkan 14 - 17 gram tepung kedalam gelas kimia, lalu tambahkan 50 ml petroleum eter biarkan sampai mengendap, amati perubahan yang terjadi bila warna supernatan kuning menandakan tepung tidak di bleaching, sebaliknya apabila supernatant tidak bewarna menandakan tepung di bleaching.Metode percobaan pengamatan uji bleaching dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 8. Metode Uji Bleaching

III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.

3.3 Hasil PengamatanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka didapat hasil pengamatan sebagai berikut:Table 1. Hasil Pengamatan Struktur dan Sifat FisikSampel Jagung

Warna Orange ke Kuningan

Bentuk Bulat tidak sempurna

Densitas Kamba41,8 gr/ mL

Ukuran

Panjang 0,91 mm

Lebar 0,2 mm

Berat 0,2 gram

Sifat Fisik

Irisan Melintang

Irisan Membujur

(Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)Table 2. Hasil Pengamatan Daya Serap AirSampelBeras Ketan

Berat Utuh

Berat Awal 1 gram

Berat Setelah Dimasak3,2 gram

% Daya Serap Air52,38%

Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)

Table 3. Hasil Pengamatan Rasio Pengembangan Sampel Beras Ketan

Ta16,5 cm

Ta26,7 cm

Tb11,8 cm

Tb22,7 cm

% Rasio Pengembangan85,11%

Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)

Tabel 4. Daya Serap Air Tepung TeriguSampelTepung Jagung

Volume Air18 mL

Berat Terigu25 gr

% Daya Serap Air72%

Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)

Tabel 5. Uji Gluten dengan NaClSampel Tepung Cakra Kembar

Berat Cawan konstan28,0 gram

Berat Gluten Basah4,3 gram

Berat Gluten Kering1,7 gram

Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)Tabel 6. Uji Gluten Dengan AirSampel Tepung Cakra Kembar

Berat cawan konstan32,5 gram

Berat Gluten Basah 4,1 gram

Berat Gluten Kering 1,7 gram

Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)

Tabel 7. Hasil Pengamatan Uji BleachingSampel Tepung Ketan

Hasil Supernatan beningTepung mengalami bleaching

Sumber: Kelompok I, Meja 6 2014)

3.2 PembahasanBerdasarkan percobaan pengamatan sifat fisik dan struktur pada jagung diperoleh data bahwa warna jagung adalah orange kekuningan, bentuk bukat tidak sempurna, densitas kamba 41,8 gram/50 mL, ukuran panjang 0,91 cm, lebar 0,81 cm, dan berat 0,2 gram. Denasitas kamba (Bulk Density) adalah perbandingan bobot bahan dengan volume yang ditempatinya, termasuk ruang kosong diantara butiran makanan.Aplikasi densitas kamba dalam bidang pangan seperti pengeringan dan penyimpanan, rancangan silo dan ruang penyimpanan, mesin kompresi mekanik, pemisahan bahan- bahan asing, penentuan kemurnian benih, separasi dan grading, evaluasi kematangan tekstur dan kematangan buah, estimasi ruang udara didalam jaringan tanaman, evaluasi kualitas produk seperti kacang kapri, jagung manis, dan kentang (densitas meningkat jika matang).Kacang- kacangan ada yang memasukan dalam serealia. Kacang- kacangan termasuk family Leguminosa atau disebut juga polongan (berbunga kupu- kupu). Berbagai kacang- kacangan yang telah banyak dikenal adalah kacang kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogea), kacang hijau (Phaseoulus radiates), kacang gude (Cajanus cajan), dan masih banyak lagi. Kacang- kacangan merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna yang sangat luas. Kacang tanah dan kacang kedelai merupakan sumber utama minyak disamping komoditi lainnya. Serealia yaitu biji- bijian dari family rumput- rumputan (gramine) yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi makanan pokok manusia, pakan ternak dan industry yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji- bijian yang banyak mengandung minyak misalnya jagung, merupakan bhan baku industry minyak nabati. Biji-bijian yang termasuk serealia antara lain padi (Oryza sative), jagung (Zea mays), gandum (Tiriticium sp), cantel (Sorgum sp), dan yang jarang dijumpai di Indonesia adalah barley (Horgeum vulgare), rye (Secale cereal), oats (Avena sative). Satu sama lain mempunyai struktur kimia yang sangat mirip.Percobaan penentuan daya serap air dengan sampel beras ketan diperoleh daya serap air sebesar 52,38% sedangkan untuk daya serap air tepung terigu dengan sampel tepung jagung didapat kadar daya serap air sebanyak 72%. Kegunaan dari percobaan penentuan daya serap ini adalah untuk mengetahui seberapa besar daya serap air terhadap bahan sampel.Daya serap air adalah kemampuan partikel bahan pakan untuk mengikat air. Pada daya serap air semakin rendah bahan yang mampu menyerap air maka semakin rendah pula kualitas dari tepung tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan rasio pengembangan pada beras ketan didapat kadarnya sebesar 85,11%. Rasio pengembangan adalah panjang bahan setelah dimasak dibagi dengan panjang bahan awal. Komponen utama beras ketan adalah amilopektin. Kadar amilosa dalam beras ketan hanya berkisar antara 0,8-1,3% dari kadar pati seluruhnya. Perbandingan kadar amilosa dan amilopektin sangat menentukan sifat dan bentuk hasil pemasakan, misalnya tekstur dan sifat mengkilap (Pomeranz, 1985).Pemasakan akan mengubah sifat beras ketan menjadi sangat lekat, mengkilap dan tidak berubah dalam penyimpanan beberapa jam hingga beberapa hari. Tepung beras ketan merupakan bahan pengental yang sangat baik dan sering digunakan sebagai bahan pengental dalam saus dan juga bumbu serta dalam bahan makanan yang hendak dibekukan (Yvone, 1981).Uji gluten dilakukan dengan menambahkan NaCl 1 % dan dengan menambahkan air yang digunakan sebagai pelarut, jika tepung ditambahkan dengan larutan NaCl 1%, maka akan menghasilkan adonan yang tidak terlalu lunak dan tidak terlalu lengket, karena adanya mineral-mineral dalam garam.Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma (dan juga tepung yang dibuat darinya) beberapa serealia , terutama gandum, gandum hitam , dan jelai. Dari ketiganya, gandumlah yang paling tinggi kandungan glutennya. Kandungan gluten dapat mencapai 80% dari total protein dalam tepung, dan terdiri dari protein gliadin dan glutenin. Gluten membuat adonan kenyal dan dapat mengembang karena bersifat kedap udara (Anonim, 2010). Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa dalam bahan makanan. Larutan dalam air dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu yang ionik maupun yang molekuler. Pada bahan kristal sama seperti halnya dengan garam dapur (NaCl). Atom Na mendonasikan satu elektron pada lapisan luarnya sehingga menghasilkan ion Na+ dan ion Cl-. Molekul-molekul atau ion-ion di dalam bahan disebut bahan terlarut (tepung beras) dan cairan dimana bahan tersebut terlarut disebut pelarut (NaCl dan air). Molekul-molekul berbagai senyawa dalam tepung cakra terikat satu sama lain melalui ikatan hidrogen. Dalam uji gluten yang dilakukan terhadap tepung cakra dengan menggunakan air maupun dengan menggunakan NaCl sebagai pelarutnya, tidak memperlihatkan perbedaan berat yang sangat mencolok diantara keduanya. Gluten merupakan salah satu dari jenis protein globuler, yaitu protein yang berbentuk bola. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu susunan molekulnya berubah yang diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologiknya seperti yang dialami oleh enzim dan hormon (Winarno, 2002).Pada percobaan bleaching tepung ketan direndam dengan menggunakan petroleum eter. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan supernatan dari tepung. Dari supernatan yang dihasilkan, dapat diketahui tepung yang digunakan mengalami proses bleaching atau tidak dengan melihat dari warna supernatan.Penyerapan zat warna yang paling sering dilakukan adalah dengan menggunakan tanah pemucat dan arang. Pemutihan dengan menggunakan bahan kimia yang bersifat mengoksidasi atau hidrogenisasi dapat juga mengurangi warna pada pati. Pengamatan uji bleaching dengan sampel tepung ketan yang ditambahkan dengan petroleum eter disimpan dalam suatu wadah dan dibiarkan megendap sampai terjadi peristiwa bleaching yang ditandai dengan tidak berwarnanya supernatant yang dihasilkan dari pengendapan tersebut. Supernatan adalah subtansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih rendah. Posisi dari substansi ini berada pada lapisan atas dan warnanya lebih jernih. Sementara tepung ketan adalah substansi hasil sentrifugasi yang memiliki bobot jenis lebih tinggi. Posisinya berada pada bagian bawah (berupa endapan) dan warnanya lebih keruh.Petroleum ether atau heksan adalah bahan pelarut lemak nonpolar yang paling banyak digunakan. Sifat dari petroleum ether yaitu dapat larut dalam air dan pelarut lainnya serta memiliki kutub positif dan kutub negatid akibat tidak mearatanya distribusi elektron. Petroleun ether dapat diganti dengan menggunakan alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5. Tepung terigu yang berwarna kekuningan dan bersifat kurang elastik. Bila dijadikan adonan roti tidak dapat mengembang dengan baik. Untuk memperoleh terigu dengan mutu baik, terigu dibiarkan selama lebih kurang enam minggu. Selama masa pemeraman tersebut, bahan-bahan yang menyebabkan sifat lekat dan juga pigmen karotenoid akan teroksidasi sehingga akan diperoleh tepung terigu yang berwarna putih dan daya kembang yang baik (Winarno, 2002).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan membahasa mengenai (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik dan struktur pada jagung adalah orange kekuningan, bentuk bulat tidak sempurna, densitas kamba 41,8 gram/mL, ukuran panjang 0,91 cm, lebar 0,81 cm, dan berat 0,2 gram. Daya serap air pada beras ketan sebesar 52,38 %. Rasio pengembangan pada beras ketan sebesar 8511%. Berdasarkan percobaan penentuan daya serap air tepung terigu dengan sampel tepung jagung diperoleh daya serap air sebesar 72%. Berdasarkan percobaan uji gluten pada tepung cakra kembar dengan menggunakan NaCl gluten basah 4,3 g dan gluten kering 1,7 g sedangkan menggunakan air didapatkan gluten basah 4,1 g dan gluten kering 1,7 g. Berdasarkan percobaan uji bleaching pada tepung ketan diperoleh hasil bahwa tepung tapioca supernatan bening.4.2 SaranSaran sebaiknya pada saat berlangsungnya praktikum,praktikan disarankan agar memahami prosedur percobaan dengan benar dan lebih teliti agar mendapatkan hasil pengamatan dan perhitungan yang benar.

DAFTAR PUSTAKAAnonim, (2010), Kacang-kacangan, melalui http://id.wikipedia.org/wiki/kacang, diakses: 21/10/2010.Anonim, (2010), Mengenal Serealia, melalui http://[email protected], diakses: 21/10/2010.Anonim, (2010), Kacang Hijau, melalui http://id.wikipedia.org/wiki/kacang, diakses: 21/10/2010.Anonim, (2010), Manfaat Kacang Hijau untuk kesehatan, melalui http://id.88.db.com, diakses: 21/10/2010.Budi, (2008), Tepung Terigu-lain Jenis lain gunanya, http://id.wikipedia.org/wiki/Tepung, diakses: 21/10/2010.Khomsan, Ali, (2002), Manfaat Kacang Hijau untuk Kesehatan..!,http://www.kompas.com/kesehatan/news/0211/06/222344.htm, diakses 21/10/210.Muchtadi, R, Tien, (1992), Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, DepDikBud Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi Institut Pertanian Bogor, BogorNurmala, Tati, (1998), Serealia Sumber Karbohidrat Utama, Penerbit PT. Rineka Utama, Jakarta.Tombs, (1991), Biotechnology in The Food Industry, Prentice Hall, New Jersey.Winarno, F.G., (2002), Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Yvone K.L, Ester, (1981), Pembuatan Dodol Sirsak dengan Campuran Tepung Ketan dan Tepung Tapioka Tesis Fakultas Mekanis dan Teknik Hasil Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

LAMPIRANPerhitungan : 1. Daya serap air Beras KetanDiketahui :Berat awal : 1 grBerat setelah dimasak : 3,2 grDitanya : Daya serap air ?Jawab :

Daya serap air = = = 52,38 %

2. Rasio pengembangan beras ketanDiketahui :ta1 = 6,5 cm ta2 = 6,7 cmtb1 = 1,8 cmtb2 = 2,7 cmDitanya : Ratio pengembangan ?Jawab :

RP =

= = 85,11 %

3. Daya serap air tepung terigu (Tepung Jagung)Diketahui :Volume Air = 18 mlBerat Tepung Terigu = 25 grDitanya : Daya serap airJawab :

Daya serap air =

= = 72%