Seminar Pemahaman Konsep

20
PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mengingat pentingnya peranan matematika ini, upaya untuk meningkatkan sistem pengajaran matematika selalu menjadi perhatian, khususnya bagi pemerintah dan ahli pendidikan matematika. Salah satu upaya nyata yang telah dilakukan pemerintah terlihat pada penyempurnaan kurikulum matematika. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Depdiknas (2006), Salah satu tujuan Kurikulum KTSP pelajaran matematika yaitu agar 1 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

description

Pemahaman Konsep

Transcript of Seminar Pemahaman Konsep

Page 1: Seminar Pemahaman Konsep

PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya

pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,

analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi

di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mengingat pentingnya peranan matematika ini, upaya untuk meningkatkan

sistem pengajaran matematika selalu menjadi perhatian, khususnya bagi

pemerintah dan ahli pendidikan matematika. Salah satu upaya nyata yang telah

dilakukan pemerintah terlihat pada penyempurnaan kurikulum matematika.

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2007 tentang Standar Nasional

Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan

termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut

mengamanatkan kepada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah untuk

mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Depdiknas

(2006), Salah satu tujuan Kurikulum KTSP pelajaran matematika yaitu agar peserta

didik memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat, dalam pemecahan masalah.

Menurut Rohana (2011:111) Dalam memahami konsep matematika diperlukan

kemampuan generalisasi serta abstraksi yang cukup tinggi. Sedangkan saat ini

penguasaan peserta didik terhadap materi konsep – konsep matematika masih lemah

bahkan dipahami dengan keliru. Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi (2006:156)

bahwa terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika, tidak mampu

memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang

dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet,

dan sulit. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam

pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi (2003:7) bahwa ”mata

1 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 2: Seminar Pemahaman Konsep

pelajaran matematika menekankan pada konsep”. Artinya dalam mempelajari

matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar

dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di

dunia nyata. Konsep-konsep dalam matematika terorganisasikan secara sistematis, logis,

dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap

konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna.

Untuk mencapai pemahaman konsep peserta didik dalam matematika bukanlah

suatu hal yang mudah karena pemahaman terhadap suatu konsep matematika dilakukan

secara individual. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam

memahami konsep – konsep matematika. Namun demikian peningkatan pemahaman

konsep matematika perlu diupayakan demi keberhasilan peserta didik dalam belajar.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalah tersebut, guru dituntut untuk profesional

dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus

mampu mendesain pembelajaran matematika dengan metode, teori atau pendekatan yang

mampu menjadikan siswa sebagai subjek belajar bukan lagi objek belajar. Berdasakan

latar belakang masalah, makalah ini mengkaji tentang pemahaman konsep dalam

pembelajaran matematika.

PEMBAHASAN

A. Definisi Pemahaman dan Konsep

Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar

mahasiswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya.

Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan

pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedur.

Menurut Purwanto (1994:44) pemahaman adalah tingkat kemampuan yang

mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang

diketahuinya. Sementara Mulyasa (2005 : 78) menyatakan bahwa pemahaman adalah

kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya Ernawati

(2003:8) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemahaman adalah kemampuan

menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang

2 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 3: Seminar Pemahaman Konsep

disajikan dalam bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi dan

mampu mengklasifikasikannya.

Menurut Virlianti (2002:6) mengemukakan bahwa pemahaman adalah konsepsi

yang bisa dicerna atau dipahami oleh peserta didik sehingga mereka mengerti apa yang

dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta

dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.

Berdasarkan pengertian pemahaman diatas, penulis menyimpulkan pemahaman

adalah suatu cara yang sistematis dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu

yang diperolehnya.

Setiap materi pembelajaran matematika berisi sejumlah konsep yang harus

disukai siswa. Pengertian konsep Menurut Ruseffendi (1998:157) adalah suatu ide

abstrak yang memungkinkan kita untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan objek

atau kejadian itu merupakan contoh dan bukan contoh dari ide tersebut.

B. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan

memudahkan siswa dalam mempelajari matematika. Pada setiap pembelajaran

diusahakan lebih ditekankan pada penguasaan konsep agar siswa memiliki bekal dasar

yang baik untuk mencapai kemampuan dasar yang lain seperti penalaran, komunikasi,

koneksi dan pemecahan masalah.

Penguasan konsep merupakan tingkatan hasil belajar siswa sehingga dapat

mendefinisikan atau menjelaskan sebagian atau mendefinisikan bahan pelajaran dengan

menggunakan kalimat sendiri. Dengan kemampuan siswa menjelaskan atau

mendefinisikan, maka siswa tersebut telah memahami konsep atau prinsip dari suatu

pelajaran meskipun penjelasan yang diberikan mempunyai susunan kalimat yang tidak

sama dengan konsep yang diberikan tetapi maksudnya sama.

Menurut Sanjaya (2009) mengatakan apa yang di maksud pemahaman konsep

adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana

siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi

mampu mengungkapan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan

3 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 4: Seminar Pemahaman Konsep

interprestasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur

kognitif yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan definisi pemahaman

konsep adalah Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu

yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang sehingga

orang lain tersebut benar-benar mengerti apa yang disampaikan.

Mengingat pentingnya pemahaman konsep tersebut, Menurut Hiebert dan

Carpenter (dalam Dafril: 2011). Pengajaran yang menekankan kepada pemahaman

mempunyai sedikitnya lima keuntungan, yaitu:

1. Pemahaman memberikan generative artinya bila seorang telah memahami suatu

konsep, maka pengetahuan itu akan mengakibatkan pemahaman yang lain karena

adanya jalinan antar pengetahuan yang dimiliki siswa sehingga setiap

pengetahuan baru melaui keterkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada

sebelumnya.

2. Pemahaman memacu ingatan artinya suatu pengetahuan yang telah dipahami

dengan baik akan diatur dan dihubungkan secara efektif dengan pengetahuan-

pengetahuan yang lain melalui pengorganisasian skema atau pengetahuan secara

lebih efisien di dalam struktur kognitif berfikir sehingga pengetahuan itu lebih

mudah diingat.

3. Pemahaman mengurangi banyaknya hal yang harus diingat artinya jalinan yang

terbentuk antara pengetahuan yang satu dengan yang lain dalam struktur kognitif

siswa yang mempelajarinya dengan penuh pemahaman merupakan jalinan yang

sangat baik.

4. Pemahaman meningkatkan transfer belajar artinya pemahaman suatu konsep

matematika akan diperoleh siswa yang aktif menemukan keserupaan dari

berbagai konsep tersebut. Hal ini akan membantu siswa untuk menganalisis

apakah suatu konsep tertentu dapat diterapkan untuk suatu kondisi tertentu.

5. Pemahaman mempengaruhi keyakinan siswa artinya siswa yang memahami

matematika dengan baik akan mempunyai keyakinan yang positif yang

selanjutnya akan membantu perkembangan pengetahuan matematikanya.

4 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 5: Seminar Pemahaman Konsep

C. Indikator Pemahaman Konsep

Menurut Sanjaya (2009) indikator yang termuat dalam pemahaman konsep

diantaranya :

1. Mampu menerangka secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya

2. Mampu menyajikan situasi matematika kedalam berbagai cara serta mengetahui

perbedaan,

3. Mampu mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya

persyaratan yang membentuk konsep tersebut,

4. Mampu menerapkan hubungan antara konsep dan prosedur,

5. Mampu memberikan contoh dan contoh kontra dari konsep yang dipelajari,

6. Mampu menerapkan konsep secara algoritma,

7. Mampu mengembangkan konsep yang telah dipelajari.

Pendapat diatas sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor

506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2001 tentang rapor pernah diuraikan bahwa

indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu :

1. Menyatakan ulang sebuah konsep,

2. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya,

3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,

6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu,

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.

Mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika maka perlu

diadakan penilaian terhadap pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika.

Tentang penilaian perkembangan anak didik dicantumkan indikator dari kemampuan

pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika Tim PPPG Matematika 2005:86

(dalam Dafril, 2011) Indikator tersebut adalah :

1) Kemampuan menyatakan ulang sebuah konsep adalah kemampuan siswa untuk

mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya;

5 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 6: Seminar Pemahaman Konsep

Contoh: pada saat siswa belajar maka siswa mampu menyatakan ulang maksud

dari pelajaran itu.

2) Kemampuan mengklafikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsep adalah kemampuan siswa mengelompokkan suatu objek menurut

jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang terdapat dalam materi.

Contoh: siswa belajar suatu materi dimana siswa dapat mengelompokkan suatu

objek dari materi tersebut sesuai sifat-sifat yang ada pada konsep.

3) Kemampuan member contoh dan bukan contoh adalah kemampuan siswa untuk

dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari suatu materi.

Contoh: siswa dapat mengerti contoh yang benar dari suatu materi dan dapat

mengerti yang mana contoh yang tidak benar

4) Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika

adalah kemampuan siswa memaparkan konsep secara berurutan yang bersifat

matematis.

Contoh: pada saat siswa belajar di kelas, siswa mampu

mempresentasikan/memaparkan suatu materi secara berurutan.

5) Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep

adalah kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu dan mana syarat cukup

yang terkait dalam suatu konsep materi.

Contoh: siswa dapat memahami suatu materi dengan melihat syarat-syarat yang

harus diperlukan/mutlak dan yang tidak diperlukan harus dihilangkan.

6) Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu adalah

kemampuan siswa menyelesaikan soal dengan tepat sesuai dengan prosedur.

Contoh: dalam belajar siswa harus mampu menyelesaikan soal dengan tepat

sesuai dengan langkah-langkah yang benar.

7) Kemampuan mengklafikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah

adalah kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Contoh: dalam belajar siswa mampu menggunakan suatu konsep untuk

memecahkan masalah.

6 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 7: Seminar Pemahaman Konsep

D. Pembelajaran Matematika Untuk Kemampuan Pemahaman Konsep

Pelajaran Matematika sering merupakan momok bagi para siswa. Banyak siswa

dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi yang membenci mata pelajaran ini. Kesulitan

yang harus dihadapi dengan berbagai penggunaan logika dan rumus dalam

menyelesaikan soal merupakan kendala dan permasalahan besar. Namun ada teori

belajar matematika yang sebenarnya mudah untuk dilakukan. Menurut Suherman (2001)

Dengan menerapkan teori ini, matematika bukanlah  menjadi mata pelajaran yang harus

dihindari. Teori tesebut yaitu:

a. Memahami konsep dan bukan menghapal rumus, maksudnya teori belajar

matematika pertama yang harus diingat adalah bahwa belajar matematika berarti

memahami konsep untuk setiap soal yang dihadirkan. Walau di dalam matematika

ada rumus yang harus dihapal, namun inti dari pelajaran matematika adalah

pemahaman. Seberapa hebat anda dalam menghafal berbagai rumus matematika,

tidak akan bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami. Pemahaman konsep

menjadi modal utama dalam menguasai pelajaran matematika. Itulah teori belajar

matematika yang paling utama yang harus dikuasai terlebih dahulu.

b. Belajar dari contoh soal, maksudnya memahami konsep bisa dilakukan dengan

cara membaca berbagai uraian pelajaran matematika. Namun teori saja tidak akan

dapat membuat pemahaman secara lengkap. Diperlukan juga praktik yang artinya

Anda harus belajar dari berbagai soal. Teori belajar matematika kedua yang juga

sangat mudah dilakukan adalah belajar dari contoh soal. Uraian teori yang anda

peroleh harus anda terapkan di dalam berbagai contoh soal. Dengan melihat

bagaimana teori dalam menyelesaikan berbagai soal, anda akan lebih mampu lagi

memahami konsep secara menyeluruh. Soal-soal inilah yang merupakan refleksi

dari bahan pelajaran sebenarnya.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa pemahaman konsep matematika

sangatlah penting dikuasai oleh siswa, sehinga siswa tidak lagi hanya menghapal

rumus tetapi dia benar-benar memahami konsep matematika kemudian pemahaman

konsep juga bisa mudah dipahami dengan belajar dari contoh-contoh soal

matematika itu sendiri.

7 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 8: Seminar Pemahaman Konsep

Agar lebih memahami penjelasan pemahaman konsep dalam

pembelajaran matematika, dibawah ini akan di contoh soal pemahaman konsep

berdasarkan indikatornya.

1. Menyatakan ulang sebuah konsep

Contoh soalnya adalah siswa mampu mendefinisikan ulang perkalian dua.

2 x 1 = 2

2 x 2 = 2 + 2 = 4

2 x 3 = 2 + 2 + 2 = 6

…….dst

Mendefinisikan perkalian disini maksudnya siswa setelah belajar perkalian ia

mampu menyatakan ulang perkalian dua tersebut.

2. Mengklasifikasi objek sesuai dengan konsepnya.

Maksudnya siswa mampu mengkelompokkan sifat-sifat tertentu suatu objek

menurut jenisnya dan sifat-sifat.

Dalam menyelesaikan Sistem persamaan Linier dimana siswa dapat

mengelompokkan suatu objek dari soal sesuai dengan sifat-sifatnya, sehingga siswa

dapat menyelesaikan sistem persamaan linier tersebut menggunakan berbagai

metode. Seperti metode grafik, eleminasi, substitusi dan gabungan antara eliminasi

& substitusi.

Contoh :

Ibu membeli duah buah potong kain untuk pakaian yang berwarnah hijau dan

kuning. Dari kedua potongan kain tersebut masing-masing berukuran 12 meter yang

berwarna hijau dan 24 meter berwarna kuning. Tentukan :

a. Banyak stel pakaian yang dibuat, jika untuk seorang laki-laki saja

membutuhkan 3 meter kain hijau dan 4 meter kain kuning.

b. Banyak stel pakaian yang dapat dibuat, jika untuk seorang perempuan saja

membutuhkan 4 meter kain hijau dan 6 meter kain kuning.

Untuk menyelesaikan soal seperti ini siswa harus mampu mengelompokkan

menurut jenis dan sifat-sifatnya.

8 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 9: Seminar Pemahaman Konsep

Penyelesaian :

Dik :

Hijau (m) Kuning (m)

Laki –laki (x) 3 4

Perempuan (y) 4 6

Total kain 12 24

Disini telah terjadi pengelompokkan dan akhirnya siswa mampu membentuk model

matematika : 3x + 4y = 12 dan 4x + 6y= 24.

Sehingga siswa dapat menyelesaikan system persamaan linier tersebut

menggunakan salah satu metode yang disebutkan diatas.

3. Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep

maksudnya siswa mampu menganalisa suatu soal mana syarat perlu dan mana syarat

cukup yang terkait dalam suatu konsep materi.

Contoh: siswa dapat memahami suatu materi dengan melihat syarat-syarat yang

harus diperlukan/mutlak dan yang tidak diperlukan harus dihilangkan pada

Persamaan kuadrat yang akar-akar Real, kembar dan imajenir hanya menggunakan

Diskriminan tanpa harus mencari nilai akar-akar Persamaan kuadrat tersebut.

ax2 + bx + c = 0

Dengan Diskriminan (D)

D = b2 – 4ac, Jika :

D > 0 : akar-akar Persamaan Kuadratnya beda dan real.

D = 0 : akar-akar Persamaan Kuadratnya kembar/sama

D < 0 : akar-akarnya imajenir

Biasanya siswa langsung mencari akar-akar persamaan kuadratnya menggunakan

pemfaktoran / melengkapkan kuadrat sempurna / menggunakan rumus.

Contoh :

Tentukan jenis akar Persamaan Kuadrat x2 + x - 6 = 0

Jawab :

D = b2 – 4ac

D = 1 – 4.1.(-6) = 1 + 25 = 26.

9 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 10: Seminar Pemahaman Konsep

Karena D > 0, maka jenis akar real dan berbeda.

Pada saat tertentu biasanya siswa langsung menggunakan pemfaktoran/melengkapi

kuadrat sempurna/rumus untuk menentukan jenis akar persamaan kuadrat.

Kemudian siswa baru menyimpulkan bahwa jenis akar persamaan kuadratnya.

4. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, maksudnya siswa dapat

membedakan mana contoh yang benar dari suatu materi dan contoh yang tidak

benar dari suatu konsep materi yang telah dipelajari.

Pada pokok bahasan logika, siswa mampu membedakan suatu kalimat yang

termasuk pernyataan dan bukan pernyataan

Contoh :

a. Semua mahkluk hidup memerlukan oksigen untuk bernapas.

b. Ular digolongkan sebagai hewan mamalia.

Jawaban: kedua kalimat diatas sebagai pernyataan, karena suatu kalimat

digolongkan suatu pernyataan jika kalimat tersebut bisa kita jawab benar atau salah.

Jika benar maka pernyataan tersebut pernyataan yang benar, dan sebaliknya jika

salah maka pernyataan tersebut pernyataan yang salah. Jadi kalimat a pernyataan

yang bernilai benar dan kalimat b pernyataan yang bernilai salah.

5. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

Maksudnya siswa mampu merepresentasikan soal dalam berbagai bentuk

representasi matematis, seperti dalam grafik, tabel, dan piktogram sehingga orang

lain mampu memahami maksud dari soal tersebut.

Contoh

Dalam suatu kelurahan A diperoleh data pekerjaan warganya, antara lain Pedagang

sebanyak 5 orang, wiraswasta sebanyak 10 orang, Pegawai Negeri Sipil sebanyak

42 orang dan Polri/TNI sebanyak 8 orang.

Dari data tersebut dapat direpresentasikan dalam bentuk diagram/grafik :

a. Diagram batang

b. Diagram Garis

c. Diagram Lingkaran

d. Tabel

10 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 11: Seminar Pemahaman Konsep

e. Piktogram

Data diatas direpresentasikan dalam :

1. Bentuk Tabel :

Tabel Pekerjaan Penduduk di Kelurahan A

No Pekerjaan Frekuensi (orang)

1 Pedagang 5

2 Wiraswasta 10

3 PNS 42

4 TNI/Polri 8

Total Penduduk 65

2. Bentuk diagram batang :

Pedagang Wiraswasta PNS TNI/Polri05

1015202530354045

Pekerjan Penduduk Di Kelurahan A

Jumlah

DAFTAR PUSTAKA

11 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 12: Seminar Pemahaman Konsep

Dasari, D. 2002. Pengembangan Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Proceeding Seminar Nasional 5 Agustus 2002, hal 69-

75.

Depdiknas. 2006a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standar Kompetensi SMP dan

MTs. Jakarta: Depdiknas.

________. 2006b. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang

Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

Ernawati. 2003. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa

SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Skripsi Jurusan Pendidikan

Matematika FPMIPA UPI (tidak dipublikasikan).

Dafril, A. 2011. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme Terhadap Peningkatan Pemahaman

Matematika Siswa. Palembang : Prosiding PGRI. hal 795-796

Herman, Tatang. 2006. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Disertasi Doktor

Program Pascasarjana UPI (tidak dipublikasikan).

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Purwanto, M.N. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Ruseffendi, E.T.. 2006. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.

Bandung: Tarsito.

Rohana. 2011. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman

Konsep Mahasiswa FKIP Universitas PGRI. Palembang : Prosiding PGRI

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, Robert E. Educational Psychology: Theory and Practice (Development During

Childhood and Adolescence). Allyn and Bacon Paramount Publishing,

Massachusetts, 1994.

12 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya

Page 13: Seminar Pemahaman Konsep

Suherman, Herman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung :

JICA. Universitas Pendidikan Indonesia

Virlianti, Y. 2002. Analisis Pemahaman Konsep Siswa dalam Memecahkan Masalah

kontekstual pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Realistik.

Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI (tidak dipublikasikan).

Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika di Indonesia : Beberapa Permasalahan dan

Upaya Penyelesaiannya. Palembang: Unsri.

13 | Seminar Nasional FKIP Universitas Sriwijaya