Semangat Misioner: menurut Injil Yohanes

1
SEMANGAT MISIONER MENURUT INJIL YOHANES Martin Suhartono, S.J. 1. Model Perutusan Kita: Model perutusan adalah Yesus sendiri: "Seperti Bapa mengutus Aku, begitu pula Aku mengutus kalian!" (Yoh 20:21; 17:18): diberi damai, diutus ke dalam dunia. Yesus menjadi patokan pola tingkah laku (Yoh 15:9 'seperti Bapa mengasihi ...", 15:12: "... seperti Aku mengasihi"; cf. 1 Kor 1; 'peneladan Yesus' 1 Tes 1:6). 2. Sumber Perutusan: Sumber perutusan adalah pilihan/panggilan oleh yang mengutus (Yoh 6:44; 8:48; 15:16); utusan itu hidup dari yang mengutus (Yoh 6:57), datang dari dia karena itu kenal dia (Yoh 7:29). 3. Dasar & Tujuan Perutusan: Dasar dan tujuan perutusan kita adalah Cinta Bapa yang mau menyelamatkan (Yoh 3:16- 17): yang diberikan adalah pribadi Yesus (menyerahkan diri, yoh 12:24), bukan sekedar program, kata-kata, kerja. Kerygma & Katekese: "sabda kehidupan" (Yoh 6:63, 68; Kis 5:20). 4. Syarat Perutusan: Syarat Utama bagi yang diutus adalah kesatuan kehendak dengan yang mengutus (Yoh 4:34; 5:30; 6:38: Yesus bukan melaksanakan kehendak sendiri). Dan Kehendak-Nya: agar tak satu pun hilang binasa (Yoh 6:39). Ajaran berasal dari Dia yang mengutus (Yoh 7:16; 8:26; 12:49; 14:24). 5. Penuh Otoritas Yang Mengutus: Utusan tidak berdiri/bekerja sendiri, tapi didampingi oleh yang mengutus (Yoh 8:16; 8:29); yang mengutus turut memberi kesaksian (Yoh 5:37; 8:18) dengan pekerjaan-Nya (Yoh 5:36). 6. Utusan Bukan Tujuan: Orang bukan dibawa kepada utusan itu sendiri, tapi kepada Dia yang mengutus (Yoh 12:44-45: bukan percaya/melihat Yesus saja, tapi percaya/melihat Bapa). Yang diterima bukan utusan, tapi yang mengutus (Yoh 13:20). Tujuan akhir hidup utusan adalah Dia yang mengutus (Yoh 7:33; 16:5). Seperti Yohanes Pembaptis: agar Yesus semakin besar (Yoh 3:30); seperti Yesus: agar Bapa dipermuliakan (Yoh 13:31; 14:13; 15:8). 7. Semangat Yang Berkobar: Yesus dibakar oleh cinta akan Rumah Allah (Yoh 2:17): antusiasme murid-murid pertama (cf. Lk 24:32 'hati berkobar-kobar'; Kis 4:20 'tak mungkin tak omong'; 1 Kor 9:16 'celakalah aku kalau tak menginjili'; Yer 20:9 'api menyala-nyala'), lahir dari pengalaman kepenuhan cinta, kontak pribadi dengan Yesus. 8. Utusan Memerlukan Roh Kudus: Perutusan diberikan setelah Yesus bangkit (Roh Kudus dimungkinkan, Yoh 7:39), mengutus Roh Pembantu (Yoh 16:7). Utusan dipersenjatai dengan Roh Kudus (Yoh 20:22- 23) untuk mengalahkan kuasa kejahatan (dosa). Melakukan pekerjaan lebih besar daripada Yesus (Yoh 14:12). Cf. Injil adalah "kuasa Allah" (Rom 1:16); Paulus diteguhkan oleh kuasa (2 Kor 12:12); saksi-2 menerima kuasa (Kis 1:8). (Rekoleksi bagi para frater SX, Yogyakarta 10 Oktober 1997)

description

In Indonesian language, "Spirit of Mission", originally points of reflection based on the Gospel of John delivered by Martin Suhartono, S.J. to the Xaverian scholastics (SX), Yogyakarta 10 October 1997.

Transcript of Semangat Misioner: menurut Injil Yohanes

Page 1: Semangat Misioner: menurut Injil Yohanes

SEMANGAT MISIONER MENURUT INJIL YOHANES

Martin Suhartono, S.J.

1. Model Perutusan Kita: Model perutusan adalah Yesus sendiri: "Seperti Bapa mengutus Aku, begitu pula Aku

mengutus kalian!" (Yoh 20:21; 17:18): diberi damai, diutus ke dalam dunia. Yesus menjadi patokan pola tingkah laku (Yoh 15:9 'seperti Bapa mengasihi ...", 15:12: "... seperti Aku mengasihi"; cf. 1 Kor 1; 'peneladan Yesus' 1 Tes 1:6).

2. Sumber Perutusan: Sumber perutusan adalah pilihan/panggilan oleh yang mengutus (Yoh 6:44; 8:48; 15:16);

utusan itu hidup dari yang mengutus (Yoh 6:57), datang dari dia karena itu kenal dia (Yoh 7:29).

3. Dasar & Tujuan Perutusan: Dasar dan tujuan perutusan kita adalah Cinta Bapa yang mau menyelamatkan (Yoh 3:16-

17): yang diberikan adalah pribadi Yesus (menyerahkan diri, yoh 12:24), bukan sekedar program, kata-kata, kerja. Kerygma & Katekese: "sabda kehidupan" (Yoh 6:63, 68; Kis 5:20).

4. Syarat Perutusan: Syarat Utama bagi yang diutus adalah kesatuan kehendak dengan yang mengutus (Yoh

4:34; 5:30; 6:38: Yesus bukan melaksanakan kehendak sendiri). Dan Kehendak-Nya: agar tak satu pun hilang binasa (Yoh 6:39). Ajaran berasal dari Dia yang mengutus (Yoh 7:16; 8:26; 12:49; 14:24).

5. Penuh Otoritas Yang Mengutus: Utusan tidak berdiri/bekerja sendiri, tapi didampingi oleh yang mengutus (Yoh 8:16; 8:29);

yang mengutus turut memberi kesaksian (Yoh 5:37; 8:18) dengan pekerjaan-Nya (Yoh 5:36).

6. Utusan Bukan Tujuan: Orang bukan dibawa kepada utusan itu sendiri, tapi kepada Dia yang mengutus (Yoh

12:44-45: bukan percaya/melihat Yesus saja, tapi percaya/melihat Bapa). Yang diterima bukan utusan, tapi yang mengutus (Yoh 13:20). Tujuan akhir hidup utusan adalah Dia yang mengutus (Yoh 7:33; 16:5). Seperti Yohanes Pembaptis: agar Yesus semakin besar (Yoh 3:30); seperti Yesus: agar Bapa dipermuliakan (Yoh 13:31; 14:13; 15:8).

7. Semangat Yang Berkobar: Yesus dibakar oleh cinta akan Rumah Allah (Yoh 2:17): antusiasme murid-murid pertama

(cf. Lk 24:32 'hati berkobar-kobar'; Kis 4:20 'tak mungkin tak omong'; 1 Kor 9:16 'celakalah aku kalau tak menginjili'; Yer 20:9 'api menyala-nyala'), lahir dari pengalaman kepenuhan cinta, kontak pribadi dengan Yesus.

8. Utusan Memerlukan Roh Kudus: Perutusan diberikan setelah Yesus bangkit (Roh Kudus dimungkinkan, Yoh 7:39),

mengutus Roh Pembantu (Yoh 16:7). Utusan dipersenjatai dengan Roh Kudus (Yoh 20:22-23) untuk mengalahkan kuasa kejahatan (dosa). Melakukan pekerjaan lebih besar daripada Yesus (Yoh 14:12). Cf. Injil adalah "kuasa Allah" (Rom 1:16); Paulus diteguhkan oleh kuasa (2 Kor 12:12); saksi-2 menerima kuasa (Kis 1:8).

(Rekoleksi bagi para frater SX, Yogyakarta 10 Oktober 1997)