Self & self esteem

22
DIRI DAN HARGA DIRI (SELF AND SELF ESTEEM) KELOMPOK 11: AHMAD RIFA’I NIM: 46112010093 DEO HOSHI A. NIM: 46112010028 NURUL FEBRYLA NIM: 46112010040 ELSA FADHILAH NIM: 46112010079 FAKULTAS PSIKOLOGI 1

description

 

Transcript of Self & self esteem

Page 1: Self & self esteem

DIRI DAN HARGA DIRI

(SELF AND SELF ESTEEM)

KELOMPOK 11:

AHMAD RIFA’I NIM: 46112010093

DEO HOSHI A. NIM: 46112010028

NURUL FEBRYLA NIM: 46112010040

ELSA FADHILAH NIM: 46112010079

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Tahun 2013

1

Page 2: Self & self esteem

BAB I

PEMBAHASAN TEORI

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk

pada bagaimana seseorang berpikir tentang atau memandang diri

mereka sendiri.

Konsep diri adalah bagaimana seseorang memikirkan dan

mengevaluasi diri sendiri. Untuk menyadari diri adalah dengan memiliki

konsep diri. Cara dimana seseorang mempersepsi dirinya, konsep diri

berasal dari beberapa faktor termasuk: sifat-sifat tertentu kepribadian,

bagaimana seseorang melihatnya, nilai-nilai pribadi dan tujuan hidup,

dan tempat atau peran dalam kehidupan.

 Konsep Diri adalah cara bayi dan anak-anak mulai memahami

dunia sosial dalam kaitannya dengan diri mereka sendiri. Hubungan

dengan kerabat dan teman-teman/ mentor mempengaruhi proses

perkembangan.

Di masa kanak-kanak konsep diri cenderung dikaitkan dengan

hal-hal konkret atau fisik seperti penampilan, item dan tingkat

keahlian. Sebagai anak tumbuh, mereka belajar tentang hal-hal seperti

intrinsik karakteristik (batin) dan perbedaan psikologis karena fakta

bahwa mereka sekarang memiliki jaringan yang lebih besar dari rekan-

rekan dan mentor untuk membandingkan diri dengan. Kemudian dalam

kehidupan (remaja-dewasa) perubahan konsep diri menjadi ide yang

lebih samar-samar yang diselenggarakan oleh apa yang relevan

dengan individu.

Self-Concept merupakan konsep yang selalu berubah tergantung

pada orang karena perasaan, sistem keyakinan pribadi dan sikap dapat

berubah bila diperoleh informasi baru ditampilkan.

Lewis (1990) menunjukkan bahwa pengembangan konsep diri

memiliki dua aspek:

2

Page 3: Self & self esteem

a. Kategoris Diri

Setelah menyadari bahwa ia ada sebagai makhluk, anak

menjadi sadar bahwa dia juga merupakan objek di

dunia. Sama seperti benda-benda lain termasuk orang-orang

memiliki sifat yang dapat dialami (besar, kecil, halus dan

sebagainya) sehingga anak menjadi sadar dia atau dirinya

sebagai obyek yang dapat dialami dan yang memiliki sifat. Diri

juga dapat dimasukkan ke dalam kategori seperti usia, jenis

kelamin, ukuran atau keterampilan. Dua kategori pertama yang

diterapkan adalah umur misalnya, "Saya berusia 3 tahun" dan

jenis kelamin, “Saya adalah perempuan".

Pada anak usia dini. Kategori anak-anak berlaku untuk diri

mereka sendiri sangat konkret (misalnya warna rambut, tinggi

dan hal-hal favorit). Kemudian, deskripsi-diri juga mulai

menyertakan referensi sifat-sifat psikologis internal evaluasi

komparatif dan bagaimana orang lain melihat mereka. Seperti,

anak-anak mampu membendingkan, “Saya Gendut” dan teman

saya berbadan kurus.

b. Eksistensial Diri

Ini adalah bagian paling dasar dari skema-diri atau konsep diri,

rasa menjadi terpisah dan berbeda dari orang lain dan

kesadarannya akan keteguhan diri. Anak menyadari bahwa

mereka ada sebagai entitas yang terpisah dari orang lain.

Banyak keyakinan yang mencerminkan pesan yang diterima dari

orang-orang dari waktu ke waktu. Jika hubungan dekat kuat dan

menerima umpan balik yang bersifat positif, hasilnya adalah akan lebih

mudah untuk melihat diri sendiri sebagai berharga dan memiliki harga

diri yang sehat. 

Jika seseorang menerima umpan balik kebanyakan negatif dan

sering dikritik, menggoda atau mendevaluasi oleh orang lain, seseorang

akhirnya mungkin untuk berjuang dengan miskin harga diri.

3

Page 4: Self & self esteem

Harga diri mulai terbentuk pada anak usia dini. Hubungan

dengan orang-orang yang dekat dengan orang tua, saudara, teman,

guru dan kontak penting lainnya. Namun, pikiran seseorang memiliki

dampak terbesar pada harga diri. Jika cenderung untuk fokus pada

kelemahan atau kekurangan, seseorang dapat belajar untuk

membingkai ulang pikiran negatif dan berfokus pada kualitas positif.

B. Komponen Konsep Diri

Seperti banyak topik dalam psikologi, sejumlah teori telah

mengusulkan cara-cara berpikir yang berbeda tentang konsep diri.

Komponen Konsep Diri adalah sebagai berikut:

1. Citra Diri, atau bagaimana seseoreang melihat dirinya sendiri.

Penting untuk menyadari bahwa citra diri tidak selalu

bertepatan dengan realitas. Seorang gadis remaja mungkin

percaya bahwa ia kelebihan berat badan, ketika dia benar-

benar sangat langsing. Citra diri masing-masing individu

mungkin merupakan campuran berbagai aspek termasuk

karakteristik fisik, kepribadian, dan peran sosial.

2. Harga Diri, sejumlah faktor dapat mempengaruhi harga diri,

termasuk bagaimana seseorang membandingkan dirinya

dengan orang lain dan bagaimana orang lain merespon

balik. Ketika orang merespon positif terhadap perilakunya, ia

lebih cenderung untuk mengembangkan self esteem positif.

Akan tetapi  ketika membandingkan diri sendiri dengan orang

lain dan menemukan kekurangan pada diri sendiri, dapat

memiliki dampak negatif pada self esteem kita.

3. Ideal Self, atau bagaimana seseorang ingin menjadi

seseorang yang sesuai dengan harapan diri yang ideal. Akan

tetapi, ini sulit diwujudkan bila terlalu tinggi kriteria, apalagi jika

dikaitkan dengan kekurangan secara fisik.

4

Page 5: Self & self esteem

4. Identitas

Konsep diri terdiri juga tersusun atas: identitas pribadi dan

identitas sosial. Identitas pribadi mencakup hal-hal seperti ciri-

ciri kepribadian dan karakteristik lain yang membuat setiap

orang unik. Sedangkan identitas sosial diantaranya adalah

kelompok kita miliki termasuk masyarakat, agama, perguruan

tinggi, dan kelompok-kelompok lainnya.

5. Peran

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memiliki multi

peran, ketika di kampus banyak peran yang dimainkan antara

sebagai mahasiswa, anggota himpunan mahasiswa, begitu

juga ketika dirumah, seorang anak akan menempatkan dirinya

sebagai anak. Menjadi diri sendiri adalah kunci yang sangat

penting untuk dapat mengidentivikasi berbagai peran yang

dimiliki, serta dapat menempatkan dirinya secara tepat.

C. Self/Diri

Self menurun Baron dan Byrne (2003) adalah kumpulan

keyakinan dan persepsi diri mengenai diri sendiri yang terorganisasi.

Dengan kata lain konsep self bekerja sebagai skema dasar. Self

memberikan kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita

mengolah informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi,

keadaan emosional, evaluasi diri, kemampuan, dan banyak hal lainnya

(Klein, dkk dalam Baron dan Byrne, 2003).

Kesadaran diri subjektif adalah kemampuan organisme untuk

membedakan dirinya dari lingkungan fisik dan sosialnya.

Sedangkan kesadaran diri objektif adalah kapasitas organism

untuk menjadi objek perhatiannya sendiri, kesadaran akan keadaan

pikirannya dan mengetahui bahwa ia tahu dan mengingat bahwa ia

ingat.

5

Page 6: Self & self esteem

Kesadaran diri simbolik, adalah kemampuan organisme untuk

membentuk sebuah konsep abstrak dari self melalui bahasa.

Kemampuan ini membuat organism mampu untuk berkomunikasi,

menjalin hubungan, menentukan tujuan, mengevaluasi hasil dan

membangun sikap yang berhubungan dengan self, dan membelanya

dari komunikasi yang mengancam.

Efek self-reference adalah efek dari perhatian dan memori yang

terjadi karena pemrosesan kognitif terhadap informasi yang relevan

terhadap self, hal ini lebih efisien daripa pemrosesan terhadap

informasi jenis lain.

Konsep diri sosial adalah suatu identitas kolektif yang meliputi

hubungan interpersonal dan aspek-aspek identitas yang datang dari

keanggotaan pada kelompok-kelompok yang lebih besar dan lebih tidak

personal yang berdasarkan pada ras, etnis serta budaya.

Setiap konsep diri secara keseluruhan pada seseorang terdiri

banyak komponen yang berbeda yang memberikan skema terhadap

aspek spesifik dalam hidupnya. Satu komponen tersebut yaitu interaksi

sosial, dapat ditujukan disini, sedangkan untuk kaum muda dapat dibagi

secara lebih spesifik yakni konsep self dalam hal interaksi sosial

disekolah, teman sekelas atau dengan guru. Sedangkan dalam konsep

self keluarga yakni orang tua versus saudara.

D. Presentasi Diri

Manusia adalah makhluk sosial, yang membutuhkan interaksi

dengan orang lain. Dengan adanya kontak dengan orang lain, kita akan

berusaha melakukan kontrol diri tentang bagaimana oran lain akan

menilai kita. Sehingga secara disadari ataupun tidak disadari, kita akan

melakukan impression managemen, yakni bagaimana mengatur kesan

ketika berhubungan dengan orang lain. Dengan berbagai tujuan untuk

mempresentasikan diri setidaknya kita telah melakukan bagian dari

impression management.

6

Page 7: Self & self esteem

Dalam berinteraksi, setiap orang itu menggunakan banyak cara

untuk memantau diri dengan menggunakan impression management. 

Menurut Jones & Pittman 1982 dalam Sarwono, dkk. 2009,

menjelaskan ada 5 strategi presentasi diri, antara lain (telah

mengalami perubahan penjelasan):

1.  Ingratiation presentasi diri agar disukai, menampilkan diri

agar disukai orang lain dan cenderung berperilaku

berlebihan.

2.  Self Promotion presentasi diri agar dianggap kompeten,

menampilkan diri dengan segala kelebihan diri.

3.  Intimidation presentasi diri agar ditakuti, menampilkan diri

sebagai orang yang berbahaya.

4.  Supplication presentasi diri agar dikasihani, menampilkan diri

dengan menunjukkan kelemahan atau bergantung kepada

orang lain.

5.  Examplification presentasi diri agar dianggap memiliki

integrasi moral tinggi, menampilkan diri sebagai orang yang

rela berkorban untuk orang lain.

Setiap orang akan menggunakan kelima strategi tersebut atau

menggunakan salah satunya untuk mempresentasikan dirinya. Dengan

pola pikir yang berbeda yang membuat setiap orang itu berbeda dalam

mempresentasikan dirinya dalam pemantauan diri.

Selain lima strategi diatas, ada strategi presentasi yang lain

yakni self handicapping yang merujuk pada segala tindakan yang

dilakukan agar dapat mengeksternalisasikan apabila mendapatkan

hasil yang negative, dan menginternalisasikan apabila seseorang

mendapatkan hasil yang positif (Berglas & Jones, dalam Sarwono dkk,

2009).

orang dengan harga diri yang tinggi dipraktekkan kurang hanya

ketika durasi latihan yang dikenal publik , menunjukkan bahwa mereka

menggunakan taktik diri presentasi strategis bukan manusia

menanggapi kepercayaan unggul perbedaan ini mungkin

7

Page 8: Self & self esteem

mencerminkan keinginan untuk memaksimalkan presentasi diri

kemampuan tinggi dengan tampil untuk berhasil meskipun upaya

persiapan minim hasil ini menunjukkan bahwa bentuk self-handicapping

adalah strategi yang digunakan oleh individu yang sangat percaya diri

dalam situasi yang tidak pasti untuk membuat kesan baik pada lain.1

E. Pengetahuan Diri Pribadi

Konsep diri adalah skema diri, yakni pengetahuan diri untuk

mengambil tindakan. Menurut Higgins,1987 (Dalam Sarwono dkk,

2009, telah ditambahkan penjelasan), ada tiga jenis skema diri yakni:

1. Actual Self, yang menggambarkan diri seseorang pada saat

ini. Actual self adalah komponen diri yang sedang

berlangsung dan merupakan kondisi yang nyata sekarang ini.

2. Ideal Self, yakni diri yang didambakan yang selalu menjadi

angan-angan. Biasanya seseorang akan mengandai-andai

misalnya terkait dengan sikap seorang artis yang menjadi

idolanya. Ideal self adalah diri yang susah dicapai.

3. Ought Self, adalah bagaimana kita seharusnya. Dapat

memicu kecemasan, takut, dan terancam. Seseorang akan

menempatkan diri, apabila berhasil ia berarti sukses. Dan

ketika gagal munculah kecemasan.

F. Self Esteem/ Harga Diri

Harga diri adalah semua sikap dalam menilai dirinya sendiri baik

harga diri yang menyangkut hal yang positif maupun negatif.

1Roy F. Baumeister, Dianne M. Tice*, . 28 April 2008. Self-Esteem, Self-Handicapping, and Self-

Presentation: The Strategy of Inadequate Practice. Journal DOI: 10.1111/j.1467-

6494.1990.tb00237.x

8

Page 9: Self & self esteem

Selain Harga diri, kepercayaan diri merupakan salah satu aspek

kepribadian yang panting dalam kehidupan manusia.2 Dilihat dari suku

katanya, Self esteem terdiri dari dua suku kata yaitu Self dan Esteem

Self adalah diri sendiri sedangkan esteem adalah penghargaan.

Jadi kita dapat memaknai sebagai penghargaan seseorang

terhadap dirinya sendiri karena apa yang ada pada diri seseorang itu

adalah kekuatan yang mesti dihargai dan dikembangkan.

G. Gambaran Diri

Ketika pada masa remaja, dimana masa eksplorasi mengenai jati

diri telah tumbuh semakin pesat, sampai suatu ketika menemukan

pertanyaan: Siapakah Saya? Tanggapan dapat dibagi menjadi dua

kelompok besar. Ini dapat menyangkut dua komponen yaitu, peran

sosial yang merupakan aspek eksternal atau tujuan diri sendiri seperti

anak, guru, teman, dan kepribadian merupakan aspek internal atau

afektif diri seperti suka berteman, sabar, pemarah dan sebagainya.

Jawaban pertanyaan siapa saya dapat berupa beberapa

deskripsi seperti:

1. Deskripsi Fisik: aku tinggi, memiliki mata sipit seperti ibuku

yang cina, dengan kulit kuning.

2. Peran Sosial: Kita semua adalah makhluk sosial yang

perilakunya dibentuk sampai batas tertentu oleh peran yang kita

mainkan. Peran seperti pelajar, pekerja kantor, koki, pelantun

lagu setidaknya dibentuk karena adanya peran dalam dunia

sosial.

3. Sifat Pribadi: Ini adalah dimensi ketiga dari deskripsi diri sendiri,

misalnya saya adalah orang yang pemaaf dan suka menolong.

2 Budi Andayani, Tina Afiatin. 1996. Konsep Diri, Harga Diri, dan Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal

Psikologi 1996, XXIII(2)

9

Page 10: Self & self esteem

4. Eksistensial: Ini dapat berkisar dari sesuatu yang abstrak,

misalnya saya adalah makhluk yang memiliki rohani, sehingga

saya memutuskan untuk beragama islam.

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga diri meliputi:

1. Pikiran dan persepsi

2. Reaksi seseorang terhadap pribadi masing-masing

3. Pengalaman

4. Penyakit, cacat atau cedera

5. Budaya

6. Agama

7. Peran dan status dalam masyarakat

I. Struktur Multidimensi Harga Diri

Struktur multidimensi harga diri, menurut Shavelson, Stanton dan

Hubner (1976) memiliki tujuh penjelasan utama yaitu:3

1. Harga diri adalah suatu bentuk yang teroganisir dan

terstruktur. Dalam pengertian individu akan

menggelompokkan pengalaman pengalaman yang dialami,

kemudian akan menggaitkan antara satu dan lainnya.

2. Harga diri merupakan suatu konstruk dengan multifase. Fase-

fase dari harga diri direpresentasikan dari sistem

penggelompokkan pengalaman yang diadaptasi individu atau

sekelompok individu. (Pengalaman individu dan kelompok

merupakan fase-fase pembentuk harga diri, diperoleh melalui

3 Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23342/3/Chapter%20II.pdf diunduh tanggal 15 Nopember 2013

10

Page 11: Self & self esteem

pengalaman hidup seseorang, dari tahap-tahap

perkembangan yang telah dilaluinya).

3. Harga diri merupakan suatu hirarki. Hirarki ini terstruktur dari

dimensi yang paling spesifik hingga ke dimensi yang paling

umum, dan pada puncaknya menggambarkan harga diri

secara keseluruhan. Harga diri ini terbagi kedalam dua divisi

yaitu akademik dan nonakademik. Kemudian non-akademik

terbagi lagi ke dalam dimensi fisik, emosi dan sosial.

Keempat dimensi dari dua divisi harga diri ini dapat terbagi ke

dalam area-area yang lebih spesifik.

4. Karakteristik dari harga diri secara keseluruhan dapat dilihat

sebagai bentuk yang stabil. Jika terjadi suatu penonjolan

pada salah satu dimensi maka harga diri berubah menjadi

sesuatu yang spesifik dan akhirnya harga diri menjadi kurang

stabil.

5. Konstruk harga diri bersifat berkembang. Harga diri seorang

individu akan berubah sesuai dengan pertambahan umurnya.

6. Harga diri dapat dievaluasi. Maka dari itu struktur

multidimensi ini memiliki kedua aspek yang berupa deskriptif

dan evalutif. Seorang individu tidak hanya menggambarkan

siapa dirinya tetapi juga melakukan penilaian terhadap

dirinya.

7. Dimensi-dimensi harga diri berbeda antar satu dan lainnya.

Seperti kemampuan belajar berkolerasi tinggi dengan

dimensi akademik, bukan berhubungan dengan sosial atau

fisik. Harga diri yang bermodel struktur ini saling berkaitan.

Jika salah satu dari multidimensi ini tidak dilibatkan, maka

gambaran harga diri secara keseluruhan akan sulit untuk

diungkapkan.

Struktur multidimensi harga diri ini digambarkan secara

sederhana melalui bagan berikut ini:

11

Page 12: Self & self esteem

J. Penilaian Diri: Bagian dari Prasangka

Penilaian atau evaluasti terhadap dirinya sendiri, dapat

menyangkut secara kuat dengan pengetahuan mengenai dirinya

sendiri. Seseorang dapat menilai harga dirinya secara positif maupun

negatif.

Harga diri positif karena dipengaruhi oleh, rasa nyaman. Kedua

karena adanya rasa dapat mengatasi masalah kecemasannya.

Sehingga seseorang dapat menilai dirinya secara positif.

Prasangka merupakan sebuah tipe khusus dari sikap yang

cenderung kearah negatif sehingga konsekuensinya berfungsi sebagai

skema (kerangka pikir kognitif untuk mengorganisasi, menginterpretasi

dan mengambil informasi) yang mempengaruhi cara memproses

informasi.Melibatkan keyakinan dan perasaan negatif terhadap orang

yang menjadi anggota kelompok sasaran prasangka.

Meskipun harga diri harfiah mengacu pada sikap intrapsikis,

skala harga diri sering mengukur orientasi penyajian diri. Tinggi nilai

harga diri berhubungan dengan kecenderungan untuk menyajikan diri

dalam diri meningkatkan fashion dan menarik perhatian untuk dirinya

sendiri. Skor rendah harga diri berhubungan dengan kecenderungan

untuk menyajikan diri dengan cara melindungi diri yang ditandai dengan

keengganan untuk menerima risiko. Banyak bukti yang menunjukkan

bahwa kebanyakan orang menilai diri mereka sebagai di atas rata-rata

pada skala harga diri, relatif sedikit orang dengan skor di bawah setiap

12

HARGA DIRI

AKADEMIK: IPA, IPS, BAHASA

FISIK: CANTIK, GENDUT, TAMPAN

EMOSI: EKSPRESI; CINTA, MARAH,

SENANG

SOSIAL: RELASI, TEMAN,

KELOMPOK

Page 13: Self & self esteem

skala harga diri itu titik tengah konseptual. Tinjauan literatur masa lalu

menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

a. skor rendah pada skala harga diri biasanya hasil dari netral

dan menengah daripada respon diri menghina item skala.

b. hubungan perilaku yang terukur diri kadang-kadang

tergantung pada variabel self-presentasional seperti

kehadiran penonton.

c. banyak temuan masa lalu dengan skala harga diri mungkin

ditafsirkan dalam hal penyajian diri4.

K. Skala Rosenberg

Adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat harga

diri seseorang. Rating yang digunakan adalah:

1= sanat tidak sesuai dengan diri saya;

2=tidak sesuai dengan diri saya;

3=agak sesuai dengan diri saya;

4= sesuai dengan diri saya;

5= sangat sesuai dengan diri saya.

Dimana ada 10 item pertanyaan yang digunakan. Berikut ini

adalah sajian mengenai item skala Rosenberg yang telah

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia:

1. Saya merasa sebagai orang yang berguna, paling tidak

sama dengan orang lain.

2. Saya memiliki sejumlah kualitas yang baik.

3. Secara umum, saya merasa sebagai orang yang gagal.

4. Saya mampu melakukan hal-hal sebaik yang kebanyakan

orang lain lakukan.

4 Roy F. Baumeister,  Dianne M. Tice, Debra G. Hutton. 8 Juni 2011. Self-Presentational

Motivations and Personality Differences in Self-Esteem. Journal DOI: 10.1111/j.1467-

6494.1989.tb02384.x

13

Page 14: Self & self esteem

5. Saya merasa tidak memiliki banyak hal untuk

dikembangkan.

6. Saya memiliki sikap positif terhadap diri saya sendiri.

7. Secara umum, saya puas dengan diri saya sendiri.

8. Saya berharap, saya lebih menghargai diri saya sendiri.

9. Saya seringkali merasa tidak berguna.

10.Saya seringkali berpikir saya sama sekali bukan orang yang

baik.

Dahulu harga diri rendah dianggap berkaitan dengan penyakit

social. Tetapi dengan makin kompleksnya masalah social, orang-orang

dengan harga diri rendah mungkin juga dipengaruhi oleh

penyalahgunaan obat, pelecehan, dan kekerasan (termasuk terorisme)

adalah orang-orang yang memiliki harga diri rendah (Baron dan Byrne,

2003).

14

Page 15: Self & self esteem

BAB II

KESIMPULAN

Konsep diri adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk

pada bagaimana seseorang berpikir tentang atau memandang diri

mereka sendiri .Konsep diri tersusun atas citra diri, harga diri dan ideal

self.

Self adalah kumpulan keyakinan dan persepsi diri mengenai

diri sendiri yang terorganisasi. Dengan kata lain konsep self bekerja

sebagai skema dasar. Self memberikan kerangka berpikir yang

menentukan bagaimana kita mengolah informasi tentang diri kita

sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri,

kemampuan, dan banyak hal lainnya.

Harga diri adalah semua sikap dalam menilai dirinya sendiri

baik harga diri yang menyangkut hal yang positif maupun negatif.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga diri meliputi: Pikiran dan

persepsi; Reaksi seseorang terhadap pribadi masing-masing;

Pengalaman; Penyakit, cacat atau cedera; Budaya; Agama; Peran dan

status dalam masyarakat.

Salahsatu skala atau alat ukur yang dapat digunakan untuk

mengukur self esteem seseorang adalah skala Rosenberg, yang terdiri

dari 10 item pertanyaan dengan 5 rating skor penilaian.

15

Page 16: Self & self esteem

DAFTAR PUSTAKA

Budi Andayani, Tina Afiatin. 1996. Konsep Diri, Harga Diri, dan

Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal Psikologi 1996, XXIII(2)

Lewis, M. (1990). Pengetahuan Diri dan Perkembangan Sosial di awal

kehidupan. New York: Guilford.

Baumeister, Roy F., Tice, Dianne M. 2008 (Edisi 28/04). Self-Esteem,

Self-Handicapping, and Self-Presentation: The Strategy of

Inadequate Practice. Journal of Personality DOI: 10.1111/j.1467-

6494.1990.tb00237.x

Baumeister,  Roy F., Tice, Dianne M., Hutton, Debra G. 2011 (Edisi 8/07).

Self-Presentational Motivations and Personality Differences in Self-

Esteem. Journal of Personality DOI: 10.1111/j.1467-

6494.1989.tb02384.x

Sarwono, Meinarno, dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika

http://www.simplypsychology.org/self-concept.html diunduh tanggal 11

Nopember 2013.

http://www.mayoclinic.com/health/self-esteem/MH00128 diunduh tanggal

14 Nopember 2013

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23342/3/Chapter%20II.pdf

diunduh tanggal 15 Nopember 2013

http://psychology.about.com/od/sindex/f/self-concept.htm diunduh tanggal

15 Nopember 2013

16