SEL

75

description

SEL. Kompetensi Dasar. Mahasiswa harus mengerti siklus sel Mahasiswa harus mengerti peran sitoskeleton Mahasiswa harus mengerti tahap-tahap pembelahan sel secara meiosis ( meiosis I dan meiosis II) Mahasiswa harus dapat membedakan pembelahan secara mitosis dan meiosis. SIKLUS. SEL. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of SEL

Page 1: SEL
Page 2: SEL

• Mahasiswa harus mengerti siklus sel

• Mahasiswa harus mengerti peran sitoskeleton

• Mahasiswa harus mengerti tahap-tahap pembelahan sel secara meiosis ( meiosis I dan meiosis II)

• Mahasiswa harus dapat membedakan pembelahan secara mitosis dan meiosis

Page 3: SEL

Kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan berikutnya. Proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang pada setiap generasi sel (siklik) Mencakup dua fase yaitu interfase dan fase mitosis atau fase pembelahan.

Page 4: SEL

Fase-fase Dalam Siklus Sel

• Siklus sel terdiri dari– Interfase– Fase Mitosis

INTERPHASE

G1

S(DNA synthesis)

G2Cytokin

esis

Mitosis

MITOTIC(M) PHASE

Figure 12.5

• Interfase– G0 phase

– G1 phase

– S phase– G2 phase

• Fase Mitosis– mitosis – cytokinesis

Page 5: SEL

Berlangsung kurang lebih 90% dari waktu siklus

Dalam fase ini, sel secara konstan mensistesis RNA, memproduksi protein, dan bertambah besar ukurannya.

Terdiri dari fase G (Gap / pertumbuhan sel) dan fase S ( Sintesis ).

Page 6: SEL

Sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan.

Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.

Page 7: SEL

Periode sel aktif mensintesa ARN dan protein (terjadi aktivitas biosintesa yang tinggi).

Inti dan sitoplasma membesar.

Lamanya 30-40% dari waktu daur (9-10 jam)

Page 8: SEL

Merupakan masa aktif mensintesa ADN (replikasi).

Terbentuk bahan genetic baru yang persis sama susunan AND-nya dengan yang lama, dengan demikian sel anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk.

Terjadi penggandaan kromatin.

Lamanya 30-40% dari waktu satu daur(9-10 jam)

Page 9: SEL

Merupakan masa persiapan sitoplasma untuk membelah dan menyelesaikan bahan yang disintesa pada periode G1. Nucleus masih dibungkus membran inti Dua sentrosom (pusat organisasi mikrotubul) muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi dari sentrosom tunggal (pada sel hewan setiap sentrosom mempunyai ciri terdiri atas sepasang sentriol).Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap dua. Lamanya 10-20% dari waktu daur. Periode ini segera disusul oleh pembelahan (mitosis).

Page 10: SEL

• Tahap terjadinya pembelahan sel• Mitosis terdiri dari 5 Fase :

– Prophase– Prometaphase– Metaphase– Anaphase– Telophase

Page 11: SEL

• Pada periode ini terjadi perubahan pada nucleus dan sitoplasma.

• Serabut-serabut kromatin menjadi lebih menggulung rapat dan melipat sehingga kian pendek dan tebal berubah menjadi kromosom, yang besar dan tampak jelas. Kromosom kemudian berduplikasi menjadi dua kromatid anak yang sama, dan kemudian bergabung pada sentromer.

• Spindle mitosis terbentuk di sitoplasma, tersusun dari mikrotubul dan bergabung dengan protein, tersusun teratur di antara dua sentrosom.

• Sentrosom bergerak berlawanan satu sama lain dan nampaknya bergerak sepanjang permukaan inti melalui pemanjangan berkas mikrotubul diantara dua sentrosom.

Page 12: SEL

• Membrane inti terpotong-potong. • Mikrotubul dari spindle pada fase ini dapat

masuk ke dalam inti dan berhubungan dengan kromosom yang telah menjadi lebih padat.

• Berkas mikrotubul dinamakan serabut spindel, yang meluas dari setiap kutub kearah ekuator sel.

• Setiap kromatid dari kromosom kini memiliki struktur khusus yang dinamakan kinetokor, yang terletak pada daerah sentromer.

• Mikrotubul yang menambat pada kinetokor dinamakan mikrotubul-kinetokor. Struktur ini menyebabkan kromosom bergerak. Mikrotubul yang lain, mikrotubul-nonkinetokor, tersusun radier dari kutub menuju ke ekuator sel tanpa menambat pada kromosom.

Page 13: SEL

• Sentrosom berada pada kedua kutub sel yang berlawanan.

• Kromosom berada pada bidang metaphase, bidang yang mempunyai jarak yang sama antara spindle kedua kutub.

• Spindel sentromer dari semua kromosom lurus satu sama lain pada bidang metaphase. Untuk setiap kromosom, kinetokor dari permukaan kromatid anak berlawanan kutub sel, karena itu kromatid yang sama dari setiap kromosom menambat pada mikrotubul-kinetokor yang tersusun radier dari kutub yang berlawanan dari sel induk. (Serat gelendong terbentuk sempurna antara kutub, kromosom menggantung pada serat gelendong tersebut lewat sentromernya, dan semua bergerak ke bidang ekuator hingga kromosom terletak pada satu bidang datar)

Page 14: SEL

• Fase kembalinya kromosom ke kutub bersebrangan.

• Sentromer dari setiap kromosom mengganda, sehingga setiap kromatid memiliki sentromer sendiri-sendiri. Setiap kromatid sekarang dianggap sebagai calon kromosom.

• Spindle mulai menggerakkan kromatid menuju kutub sel yang berlawanan. Hal ini dikarenakan mikrotubul kinetokor menambat pada sentromer. Mikrotubul kinetokor memendek ketika kromosom mendekati kutub sel. Pada saat yang bersamaan kutub dari sel juga bergerak lebih jauh.

• Akhir dari anafase kedua kutub sel sama jaraknya dan merupakan kumpulan dari kromosom.

Page 15: SEL

• Fase akhir, sel induk menjadi dua sel anak.

• Mikrotubulus nonkinetokor selalu memanjang dan anak inti mulai terbentuk pada kedua kutub sel, dan kromosom berada dalam keadaan terhimpun.

• Membran inti terbentuk dari potongan-potongan membrane inti sel induk dan bagian lain dari system endomembran.

Page 16: SEL

G2 OF INTERPHASE PROPHASE PROMETAPHASE

Centrosomes(with centriole pairs) Chromatin

(duplicated)

Early mitoticspindle

Aster

CentromereFragmentsof nuclearenvelope

Kinetochore

Nucleolus Nuclearenvelope

Plasmamembrane

Chromosome, consistingof two sister chromatids

Kinetochore microtubule

Nonkinetochoremicrotubules

Page 17: SEL

Centrosome at one spindle pole

Daughter chromosomes

METAPHASE ANAPHASE TELOPHASE AND CYTOKINESIS

Spindle

Metaphaseplate Nucleolus

forming

Cleavagefurrow

Nuclear envelopeforming

Page 18: SEL

]

Terjadi setelah pembelahan karyokinesis (pembelahan nukleus) selesai. Kemudian disusul sitokinesis (pembelahan sitoplasma).Sitokinesis terdiri atas dua macam, yaitu:

1. DisjunctiveSitokinesis yang disjunctive, menghasilkan sel-sel anak

yang lepas-lepas. Contoh: limfosit dalam reaksi immune, membentuk klon. Sel tidak berhubungan / berlekatan satu sama lain.

2. AstralSitokinesis astral menghasilkan sel-sel anak yang masih

berhubungan / berlekatan. Contoh: pada pembentukan blastula, tiap sel dalam blastula (blastomer) masih berlekatan dan berhubungan. Hubungan antara sel bersebelahan berupa gap junction, yang merupakan tempat keluar masuk / transport berbagai bahan bermolekul kecil, ion, air, dan juga terjadi perimbangan muatan listrik.

Page 19: SEL

Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota.

Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar, yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak: mikrotubuli), dan filamen perantara (intermediate). Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi.

Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi

organel, berenang, serta merayap di permukaan.

Page 20: SEL

•Memberikan dukungan mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya. Ini sangat penting bagi sel hewan yang tidak memiliki dinding sel. •Sebagai pembantu untuk mempertahankan posisi bagian-bagian sel. Sitoskeleton juga sebagai tempat bergantungnya organel-organel dan bahkan molekul enzim sitosol.•Sitoskeleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas(gerak) sel. Mencakup perubahan tempat sel maupun bagian sel tang lebih terbatas.•Memberi bentuk pada sel.

Page 21: SEL

• Mikrotubula

• Mikrofilamen

• Filamen Intermediet

Page 22: SEL

Mikrotubul

• Struktur dan komposisi :– Berbentuk pipa– Terdapatpada hampir semua

sel eukariotik– Terdidi dari molekul tubulin

subunit Alpha dan Beta– Memiliki polaritas : – Protein MAP (microtubule

associated protein), menghubungkan antar rangkaian mirotubul

– Dalam sitoplasma terdapat subunit tubulin bebas dan mikrotubul.

Page 23: SEL

Peranan Mikrotubul

• Mekanis-fisik– Memberi bentuk– Mempertahankan organisasi internal sel

• Pergerakan vesikula dan organel dalam sel• Pergerakan sel – motilitas : silia flagela• Pembelahan sel

Page 24: SEL

Mikrofilamen• Struktur dan komposisi

– Terdiri atas protein aktin > membentuk filamen aktin

– Berinteraksi dengan proteinmotor myosin

• Peranan :– Pergerakan sel

– Perubahan bentuk sel dan sitokinesis

– Dapat merupakan struktur yang kaku dan permanen (ex:mikrovilli), atau struktur yang kontraktil (otot), atau struktur yang temporer dalam sel (mitosis, juluran sel).

Page 25: SEL

FilamenIntermediet

• Struktur dan komposisi– Berbentuk serat mirip tali

• Peranan– Membantu sel dalam

mempertahankan diri dari tekanan mekanis

– Menetapkan posisi organel tertentu

Page 26: SEL

Tabel Perbandingan antara ketiga jenis sitoskeleton

Page 27: SEL

SITOSKELETON

Gb. 1

Page 28: SEL

Gb. 4

Page 29: SEL

STRUKTUR SITOSKELETON

Gb. 2

Page 30: SEL

MIKROTUBULA

Gb. 3

Page 31: SEL
Page 32: SEL

MEIOSISMEIOSIS

Page 33: SEL

-Berlangsung pada organ reproduksi di sel kelamin/gamet (gonad).

-Satu sel induk (diploid-2n) akan menghasilkan 4 sel anak (haploid-n).

-Sel induk tidak sama dg sel anak.

-Individu baru yang dihasilkan tetap akan diploid (2n).

Page 34: SEL

Tujuan:

untuk menghasilkan sel anak yang memiliki setengah set kromosom sel induknya.

Page 35: SEL

Meiosis

1.Hewan

-jantan (spermatogenesis)

-betina (oogenesis)

2.Tumbuhan

-jantan (mikrosporogenesis)

-betina (makrosporogenesis)

Page 36: SEL

Keragaman siklus hidup

1. Hewan

2. Tumbuhan dan beberapa algae

3. Fungi dan beberapa algae

Page 37: SEL

hewan

Page 38: SEL

tumbuhan

Page 39: SEL

fungi

Page 40: SEL

Tahap-tahap meiosis

Page 41: SEL
Page 42: SEL
Page 43: SEL

Meiosis 11. Profase I

a. Leptoten

Kromatin menebal membentuk kromosom.

b. Zygoten

Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke kutub yang berlawanan.

c. Pakiten

Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu sentromer.

d. Diploten

Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi rapat.

e. Diakenesis

Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong diantara dua kutub.

Page 44: SEL
Page 45: SEL

Leptoten

Page 46: SEL

Zigoten

Page 47: SEL

Pakiten

Page 48: SEL

Diploten

Page 49: SEL

Diakinesis

Page 50: SEL

2. Metafase 1

Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti

sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.

Page 51: SEL

3. Anafase I

Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad

(diad) ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.

Page 52: SEL

4. Telofase I

Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak yang bersifat haploid, tetapi setiap

kromosom masih mengandung dua kromatid (siser cromatid) yang terhubung melalui

sentromer.

Page 53: SEL

Meiosis 21. Profase II

a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.

b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.

c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.

d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.

e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

Page 54: SEL

2. Metafase II

Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui

sentromernya.

Page 55: SEL

3. Anafase II

Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang

berlawanan.

Page 56: SEL

4. Telofase II

a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.

b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

Page 57: SEL

Meiosis pada hewan dan manusia

Page 58: SEL

Oogenesis

Page 59: SEL

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang

masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini

disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri

dan secara normal akan mengalami degenerasi.

Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi

pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain

mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut

mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.

Page 60: SEL

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa

menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga

terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan

genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami

degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami

perkembangan embrional.

Page 61: SEL
Page 62: SEL

Spermatogenesis

Page 63: SEL

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

1.Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.

Spermatogonia

Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.

Spermatosit Primer

Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois

Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.

3. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak.

Page 64: SEL
Page 65: SEL
Page 66: SEL

Meiosis pada tumbuhan

Page 67: SEL

Mikrosporogenesis

Page 68: SEL

Makrosporogenesis

Page 69: SEL
Page 70: SEL

Inti Proses Pembelahan Meiosis

-Reduksi jumlah kromososm

-Rekombinasi dengan penukaran segmen2 kromosom (blok-blok DNA) dengan cara

crossing over.

-Penyusunan secara acak terhadap kromosom homolog.

Page 71: SEL

Perbedaan Mitosis dan Meiosis

Page 72: SEL

Meiosis

TujuanHasil Pembelahan

Diploid (2n) Haploid (n)

Aspek yang dibedakan Mitosis

Untuk pertumbuhan Sifat mempertahankan diploid2 sel anak 4 sel anak

Sifat sel anakTempat terjadinya Sel somatis Sel gonad

Page 73: SEL
Page 74: SEL
Page 75: SEL

Sumber

http://www.sith.itb.ac.id/profile/pdf/iriawati/bahan-kuliah/bahan-1/Pendahuluan.pdf

http://www.smaker1-tomohon.org/forum/index.php?topic=760.0

staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/PROSESOOGENESIS.ppt

http://iqbalali.com/2008/02/01/spermatogenesis-vs-oogenesis/

http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/anglc_4.gif

http://genetics.sjtu.edu.cn/genetics/2.02.files/image007.jpg

www.google.com

http://www.biology.iupui.edu/biocourses/n100/images/meiosis2cropped.jpg